UJI KANDUNGAN Escherichia coli PADA AIR KOLAM RENANG WATERBOOM TIARA PARK KOTA GORONTALO TAHUN 2014 Novillah Restiana Hunta1, Rany Hiola2, Lia Amalia3 1
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
[email protected] 2 Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
[email protected] 3 Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo
[email protected]
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Kualitas air kolam renang harus cukup terpelihara secara teratur dan terus menerus sehingga air dapat bebas dari pencemaran serta harus memenuhi syarat-syarat kualitas air kolam renang. Tujuan penelitian untuk mengetahui kandungan bakteri Escherichia coli pada air kolam renang Waterboom Tiara Park Kota Gorontalo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Berapa jumlah kandungan bakteri Escherichia coli pada air kolam renang Waterboom Tiara Park Kota Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah. Hasil penelitian sumber air yang diambil pada hari senin, rabu, jumat, dan minggu tidak mengandung bakteri Escherichia coli.Air kolam renang yang belum diberi klorin terdapat 2 sampel yang mengandung bakteri Escherichia coli yakni sampel yang diambil pada senin dan minggu, masing-masing 7 bakteri/100 ml dan 6 bakteri/100 ml. Air Kolam Renang yang telah diberi klorin mengandung bakteri Escherichia coli yakni sampel yang diambil pada hari minggu yakni 3 bakteri/100 ml. Air Kolam Renang yang telah digunakan pengunjung semuanya mengandung bakteri Escherichia coli masing-masing hari senin 20 bakteri/100 ml, hari rabu 11 bakteri/100 ml, hari jumat 3 bakteri/100 ml dan hari minggu 7 bakteri/100 ml. Masyarakat diharapkan lebih mengantisipasi dan mencegah terjadinya dampak negatif dari penggunaan kolam renang dengan cara tidak berenang ketika diare, mandi dengan sabun sebelum mulai berenang, cuci tangan setelah menggunakan toilet, tidak memperlakukan kolam renang seperti toilet.
Kata Kunci : Kualitas Air Kolam Renang, Klorin, Bakteri, Escherichia coli.
ABSTRACT Novillah Restiana Hunta, 811410025. Escherichia coli Testing of Swimming Pool Water at Tiara Park Waterboom. Skripsi, Department of Public Health, Faculty of Health and Sport Sciences, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor is Dra. Hj. Rany Hiola, M.Kes, and the co-supervisor is Lia Amalia SKM., M.Kes. The water quality of a swimming pool needs to be maintained continuosly to prevent any contamination and to keep the quality standard. This research aims at investigating the Escherichia coli content in the swimming pool of Tiara Park Waterboom, Gorontalo. The objective of this research is to find out the content of Escherichia coli in the swimmingpool of Tiara Park Waterboom, Gorontalo. Sample is taken by purposive sampling technique-taking ±100 ml for each sample. The research concludes that all the water samples taken on Monday, Wednesday, Friday, and Sunday did not contain Escherichia coli. There were 2 water samples without chlorine contained Esherichia coli taken on Monday and Sunday, each contained 7 bacteria/100ml and 6 bacteria/100ml. The water sample with chlorine taken on Sunday contained 3 bacteria/100 ml. All the swimming pool water was contained Escherichia coli on: 1) Monday, 20 bacteria/100ml, 2) Wednesday, 11 bacteria/100ml, 3) Friday, 3 bacteria/100ml, and 4) Sunday, 7 bacteria/100ml. Therefore, people is expected to anticipate and prevent the negative effect of the swimming pool by not swimming when diarrhea, taking a shower with soap before swimming, washing hand after toilet, and not making swimming pool as a toilet. Keywords : Swimming Pool Water Quality, Chlorine, Bacteria, Escherichia coli. 1.
PENDAHULUAN Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. Air merupakan sumber utama bagi kelangsungan kehidupan di muka bumi ini, air hampir menutupi 71% permukaan bumi. Pembagian jenis-jenis air di kategorikan menjadi dua bagian, diantaranya ialah; Air tanah, dan air permukaan. “Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah.
Sedangkan air permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, kolam, dan lain sebagainya” (Etnize, 2009). “Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : Kep-02/Menklh/I/1988 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya” (Suripin, 2008). “Pencemaran air oleh virus, bakteri pathogen, dan parasit lainnya maupun oleh zat kimia dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan dari pusat pengolahan ke konsumen. Dibeberapa negara yang sedang berkembang termasuk di Indonesia, sungai, danau, kolam, dan kanal sering digunakan untuk berbagai kegunaan misalnya untuk mandi, mencuci pakaian, pembuangan limbah kotoran (tinja), sehingga badan air menjadi tercemar berat oleh virus, bakteri pathogen serta parasit lainnya” (Dwidjoseputro, 2007). Kolam renang merupakan tempat berenang bagi umum oleh karena itu kualitas air kolam renang harus cukup terpelihara secara teratur dan terus menerus sehingga air dapat bebas dari pencemaran serta harus memenuhi syaratsyarat kualitas air kolam renang. “Kualitas air kolam renang harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimiawi, dan mikrobiologi” (Permenkes No. 416/Menkes/IX/1990). Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas air adalah dengan desinfeksi, cara desinfeksi yang paling sering digunakan adalah penggunaan klorin Ca(OCl)2 sehingga pemeriksaan mengenai kondisi kualitas air kolam renang secara bakteriologi perlu dilakukan dalam rangka melindungi masyarakat pemakai kolam renang terhadap bahaya kontaminasi kuman. Berenang di kolam renang adalah kegiatan olah raga atau rekreasi yang banyak digemari oleh masyarakat termasuk anak-anak. Dalam mempertahankan jaminan dan mutu akan tempat-tempat yang menjadi objek wisata,
sanitasi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Sanitasi adalah upaya pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik yang dapat menimbulkan atau mungkin menimbulkan pengaruh yang merugikan perkembangan jasmani, kesehatan dan ketahanan hidup” (WHO, 2008). Kolam renang umum adalah tempat berkumpulnya segala jenis bakteri yang dapat membahayakan kesehatan kita. Oleh sebab itu air kolam biasanya diberi zat klorin yang mampu memerangi sebagian besar mikroba di dalamnya. Namun, untuk kotoran manusia tampaknya sulit dibersihkan oleh zat ini. Pada Tahun 2012 Centers for Disease Control mengumpulkan sampel air dari 161 filter di kolam renang umum, serta taman air di Atlanta. CDC menemukan fakta bahwa lebih dari setengah sampel filter kolam renang terkontaminasi bakteri Escherichia coli. Mereka mengatakan, bakteri tersebut berasal dari kotoran manusia. Menurut para ilmuwan USA “setiap orang membawa sekitar 0,14 gram feces ke dalam kolam, dan ini belum termasuk kasus diare. Pengujian genetik untuk patogen E.coli pada filter air kolam renang umum adalah 70%, sementara dari taman air adalah 66% tercemar bakteri, dan 49% untuk kolam renang swasta telah terkontaminasi” Menurut Permenkes No. 416 Tahun 1990 “Kadar maksimum jumlah bakteri Escherichia coli dalam air kolam renang adalah 200 bakteri/100 ml air. Di salah satu kolam renang yang telah dikloronisasi di Banda Aceh ditemukan telah tercemar bakteri Escherichia coli melebihi ambang batas normal yakni 700 bakteri/100 ml air. Agar dapat diklorinasi dengan baik, kolam harus mengandung 1-4 bagian per juta tingkat klorin dan pH harus berada dalam 7,2-7,8. Anda harus selalu bisa melihat dasar kolam dengan jelas. Jika air
keruh, berarti terjadi sesuatu dengan filternya. Meski air jernih bukan berarti higienis, akan tetapi air keruh adalah tanda positif air tercemar (Thomas Lackokci, 2012). “Dalam satu gram kotoran manusia terdapat sekitar seratus juta bakteri Escherichia coli . Bakteri Escherichia coli merupakan organisme penghuni utama di usus besar, hidupnya komensal dalam kolon manusia dan diduga berperan dalam pembentukan vitamin K yang berperan penting untuk pembekuan darah” (Jawert, etal, 2005). Berdasarkan wawancara dengan pihak pengelola Waterboom Tiara Park, Sumber Air kolam renang berasal dari PDAM. Air kolam Waterboom Tiara Park diganti setiap 2 hari pemakaian, tapi jika terjadi pemadaman listrik air kolam renang tidak diganti. Berdasarkan survei di kolam-kolam renang yang ada di Kota Gorontalo, Waterboom Tiara Park merupakan kolam yang paling banyak diminati oleh masyarakat, Hal ini terkait survei yang dilakukan yakni mencapai ±200 pengunjung/hari. Selain untuk berenang juga dilengkapi dengan splash (bantalan air), spraygrounds (bermain air), korakora, kincir, motor atv, bebek air, kereta dan rekreasi lainnya. Berdasarkan observasi dan wawancara kolam renang Waterboom Tiara Park menggunakan air PDAM, sebelum digunakan pengunjung kolam renang dibersihkan dahulu kemudian diberi klorin untuk menekan jumlah kuman yang ada dalam air kolam renang. Berdasarkan uji penduga yang dilakukan yang dilakukan oleh penulis di Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG ditemukan adanya bakteri Escherichia coli pada sampel air kolam renang Waterboom Tiara Park yang telah diberi klorin.
2.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian ini adalah Waterboom Tiara Park Kota Gorontalo, penulis mengambil sampel pada air kolam renang kemudian akan meneliti sampel air kolam renang tersebut di Laboratorium Kesehatan Masyarakat UNG. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mendeskriptifkan atau memberi gambaran terhadap pengujian air kolam renang melalui pemeriksaan kualitas air secara biologis (Escherichia coli). 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 1. Hasil Pengamatan Bakteri E.coli Pada Sampel Sumber Air Kolam Renang Sampel
Hari/tgl Penelitian
Sumber Air Kolam Renang (PDAM)
Senin 18/08/2014 Rabu 20/08/2014 Jumat 22/08/2014 Minggu 24/08/2014 Sumber : Data Primer 2014
Jam Pengambilan Sampel 07:00 AM
Kandungan Escherichia coli/100 ml 0 0 0 0
Ket Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 1 Sampel sumber air kolam renang yang diambil pada hari senin, rabu, jumat, dan minggu pukul 07.00 tidak mengandung bakteri Escherichia coli. Tabel 2. Hasil Pengamatan Bakteri Escherichia coli Pada Sampel Air Kolam Renang Yang Belum Diberi Klorin Sampel Air Kolam Renang Yang Belum Diberi Klorin
Hari/tgl Penelitian
Senin 18/08/2014 Rabu 20/08/2014 Jumat 22/08/2014 Minggu 24/08/2014 Sumber : Data Primer 2014
Jam Pengambilan Sampel 07:05 AM
Kandungan Escherichia coli/100 ml 7 0 0 6
Ket Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 2 jumlah kandungan Escherichia coli pada air kolam renang yang belum diberi klorin lebih banyak pada hari senin dan minggu, masingmasing yakni 7 bakteri/100 ml dan 6 bakteri/100 ml.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Bakteri Escherichia coli Pada Sampel Air Kolam Renang Yang Telah Diberi Klorin. Sampel
Hari/tgl Penelitian
Air Kolam Renang Yang Telah Diberi Klorin
Senin 18/08/2014 Rabu 20/08/2014 Jumat 22/08/2014 Minggu 24/08/2014 Sumber : Data Primer 2014
Jam Pengambilan Sampel 07:00 AM
Kandungan Escherichia coli/100 ml 0 0 0 3
Ket Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 3 jumlah bakteri Escherichia coli pada air kolam renang yang telah diberi klorin menurun pada hari senin, rabu, dan jumat yakni 0 bakteri/100 ml, sedangkan pada hari minggu masih terdapat bakteri akan tetapi bakteri tetap menurun yang sebelumnya 6 bakteri/100 ml turun menjadi 3 bakteri/100 ml. Tabel 4. Hasil Pengamatan Bakteri Escherichia coli Pada Sampel Air Kolam Renang Yang Telah Digunakan Pengunjung Sampel Air Kolam Renang Yang Telah Digunakan Pengunjung
Hari/tgl Penelitian Senin 18/08/2014 Rabu 20/08/2014 Jumat 22/08/2014 Minggu 24/08/2014
Jam Pengambilan Sampel 07:00 PM
Kandungan Escherichia coli/100 ml 20 11 3 7
Ket Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat
Sumber : Data Primer 2014 Pembahasan Sumber air kolam renang sebelumnya berasal dari sumur suntik, setahun terakhir pihak pengelola mengganti sumber air kolam renang dari sumur suntik menjadi PDAM karena baru sekali dipakai air kolam renang berubah menjadi coklat. Berdasarkan tabel 1, sumber air kolam renang tidak mengandung bakteri Escherichia coli karena pihak PDAM sudah memaksimalkan kebersihan air PDAM seperti dalam standar baku mutu air sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK//VII/2002 Syarat bakteriologis kualitas air bersih adalah jumlah perkiraan terdekat atau Most Probable Number (MPN) bakteri per 100
ml sampel maksimal 50 untuk air non perpipaan dan 10 untuk air perpipaan. Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasetyo (2010) yaitu berdasarkan penelitian sumber air kolam renang di salah satu kolam renang di Jogjakarta sudah terkontaminasi bakteri Escherichia coli, hal ini dikarenakan sumber air kolam renang tersebut berasal dari air tanah yang telah terkontaminasi sebagai akibat dari adanya pencemaran limbah yang masuk ke dalam air tanah. Berdasarkan tabel 2 jumlah kandungan Escherichia coli pada air kolam renang yang belum diberi klorin lebih banyak pada hari senin dan hari minggu, masing-masing 7 bakteri/100 ml dan 6 bakteri/100 ml, bakteri tersebut merupakan sisa bakteri pada kolam renang yang digunakan pengunjung pada hari sebelumnya yakni hari minggu dan hari sabtu hal ini dikarenakan karyawan yang membersihkan kurang maksimal, selain itu juga sumber air kolam renang yakni air PDAM yang dialiri ke kolam renang masih ditampung terlebih dahulu di penampungan, hal ini yang menyebabkan sumber air tersebut terkontaminasi bakteri Escherichia coli pada penampungan air kolam renang karena berdasarkan observasi dan wawancara dengan karyawan bahwa penampungan belum pernah dibuka atau dibersihkan. Pengawasan kualitas air kolam renang secara kimiawi termasuk salah satu upaya sanitasi yang dilakukan. Salah satunya adalah pemberian senyawa kimia berupa senyawa klor berupa klorin Ca(OCl)2 yang berfungsi untuk menjernihkan dan mendesinfeksi kuman. Namun, penggunaan klorin juga harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan batas aman yang ada. Penggunaan klorin dalam konsentrasi yang kurang dapat menyebabkan kuman yang ada di kolam renang tidak terdesinfeksi dengan
baik. Sedangkan penggunaan kaporit dengan konsentrasi yang berlebih dapat meninggalkan sisa klor yang menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan (Dian, 2013). Berdasarkan tabel 3 jumlah bakteri Escherichia coli pada air kolam renang yang telah diberi klorin menurun pada hari senin, rabu, dan jumat yakni 0 bakteri/100 ml, sedangkan pada hari minggu masih terdapat bakteri akan tetapi bakteri tetap menurun yang sebelumnya 6 bakteri/100 ml turun menjadi 3 bakteri/100 ml. Hal ini karena kurangnya pengetahuan karyawan tentang pemberian dosis klorin oleh karyawan karena berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti, dosis yang diberikan oleh karyawan tidak menetap, kadang ukuran sekaleng cat kadang setengah kaleng. Agar terklorinisasi dengan baik, pemberian klorin harusnya sesuai standar yang telah ditentukan yakni 15 gr/1000 liter air kolam renang. Penggunaan klorin harus diperhatikan dengan baik dan harus sesuai dengan batas aman yang ada. Penggunaan klorin dalam konsentrasi yang kurang dapat menyebabkan kuman yang ada di kolam renang tidak terdesinfeksi dengan baik. Sedangkan penggunaan klorin dengan konsentrasi yang berlebih dapat meninggalkan sisa klor yang menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Sebagai desinfektan, sisa klor dalam penyediaan air sengaja dipelihara, tetapi dalam konsentrasi yang berlebih klor ini dapat terikat pada senyawa organik dan membentuk halogen hidrokarbon (Cl-HC) banyak diantaranya dikenal sebagai senyawa karsinogenik (Dian, 2013). Berdasarkan tabel 4 jumlah kandungan Escherichia coli pada air kolam renang yang telah digunakan pengunjung lebih banyak pada hari senin
yakni 20 bakteri/100 ml dikarenakan pada hari senin tersebut terdapat kunjungan rekreasi dari salah satu sekolah yang ada di Kabupaten Boalemo. Semakin banyak pengunjung, semakin banyak bakteri Escherichia coli pada air kolam renang, Hal ini dikarenakan pengeluaran kotoran oleh pengunjung untuk berenang. Pemerintah telah memberikan rekomendasi tentang persyaratan kolam renang yang sehat dan bersih. Syarat air kolam renang diatur sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang kualitas air kolam renang dan keluhan kesehatan pengguna yang memuat syarat kualitas air kolam renang. Salah satu aspek yang harus diawasi dari sanitasi kolam renang adalah kualitas airnya yang harus memenuhi syarat, baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi. Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jalaludin (2012) yaitu :“Berdasarkan hasil penelitian bahwa kolam renang yang diteliti yang sudah digunakan pengunjung sudah tercemar bakteri Escherichia coli atau sudah tidak memenuhi syarat yakni 700 bakteri/ 100 ml, hal ini dikarenakan karena banyaknya jumlah pengunjung yang berpeluang besar mengeluarkan kotoran pada kolam renang” Dalam penelitian ini, bakteri Escherichia coli pada air kolam renang paling banyak ditemukan pada sampel air kolam renang yang telah digunakan pengunjung yakni 20 bakteri/ 100 ml berarti air kolam renang Waterboom Tiara Park berdasarkan persyaratan mikrobiologis masih memenuhi syarat kesehatan yakni atau <200 bakteri/ 100ml oleh karena itu diperlukan pengawasan kolam renang terutama pembatasan jumlah pengunjung. Menurut Permenkes No. 416 Tahun 1990 “Kadar maksimum jumlah bakteri Escherichia coli dalam air kolam
renang adalah 200 bakteri/100 ml air” artinya air kolam renang Waterboom Tiara Park masih memenuhi syarat. 4. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan dari hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap jumlah Escherichia coli pada air kolam renang Waterboom Tiara Park Kota Gorontalo maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Sumber Air Kolam Renang (PDAM) yang diambil pada hari senin, rabu, jumat, dan minggu tidak mengandung bakteri Escherichia coli yakni 0 bakteri/ 100ml. 2. Air Kolam Renang yang belum diberi klorin terdapat 2 sampel yang mengandung bakteri Escherichia coli yakni pada sampel yang diambil pada hari senin 7 bakteri/100ml dan hari minggu 6 bakteri/100 ml, 2 sampel tersebut masih memenuhi syarat atau belum terjadi pencemaran. 3. Air Kolam Renang yang telah diberi klorin terdapat 1 sampel yang mengandung bakteri Escherichia coli yakni sampel yang diambil pada hari minggu yakni 3 bakteri/100 ml dan sampel ini masih memenuhi syarat. 4. Air Kolam Renang yang telah digunakan pengunjung semuanya mengandung bakteri Escherichia coli yakni sampel yang diambil pada hari senin 20 bakteri/100 ml, hari rabu 11 bakteri/100 ml, hari jumat 3 bakteri/100 ml dan hari minggu 7 bakteri/100 ml. Dari 7 Sampel yang mengandung bakteri Escherichia coli semuanya masih memenuhi syarat/tidak tercemar bakteri Escherichia coli.
Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Institusi Diharapkan dapat memberikan penyuluhan tentang pengaruh kualitas air kolam renang dan penyehatan tempattempat umum khusunya objek wisata dan menggunakan poster. 2. Bagi Masyarakat Dengan melihat hasil penelitian maka masyarakat diharapkan lebih mengantisipasi dan mencegah terjadinya dampak negatif dari penggunaan kolam renang dengan cara sebagai berikut : a. Tidak berenang ketika diare. b.Mandi dengan sabun sebelum mulai berenang. c. Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau mengganti popok anak. d. Tidak menelan air kolam renang e. Mengganti popok anak di kamar mandi atau area yang jauh dari kolam agar tidak terkontaminasi. f. Tidak memperlakukan kolam renang seperti toilet. 1. Bagi Mahasiswa Diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kualitas air kolam renang atau pencemaran air kolam renang baik secara fisik, kimiawi, maupun mikrobiologis. DAFTAR PUSTAKA Dian, R. 2013. Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Pengguna Kolam Renang di Sidoarjo . Jurnal.(Online).(http://journal.unai r.ac.id/filerPDF/keslingfac827e6a bfull.pdf. di akses 1 Oktober 2014) Depkes RI, 1990 Nomor : 416 tahun 1990. Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Departemen Kesehatan RI
Dwidjoseputro, 2007. Air Dalam Kehidupan Lingkungan Yang Sehat, Penerbit Angkasa, Bandung. Jalaludin, 2012. Bakteri Escherichia coli Di Kolam Renang. Jurnal (Online). ( http://laboratorium.googlecode.c om/files/ANALISA%20BAKTER I%20Escherichia%20coli%20%20 DI%20KOLAM.pdf. di akses 15 Februari 2014) Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Prasetyo, 2010. Analisis Kelayakan Kolam Renang. Jurnal. (Online).(http://www.slideshare.n et/nand182/analisis-kelayakan kolam-renang-fik-uny berdasarkan standar-kolam-renang-sehat