WARTA TUMBUHAN OBAT INDONESIA APRIL 1992 DAN

Download (L.) Urban atau Hydro- tumbuhan herba tanpa batang dengan rnizoma pendek dan geragih-geragih jalar panjang, daun berupa ginjal, pinggiran b...

0 downloads 401 Views 200KB Size
Warta Tumbuhan Obat Indonesia dan penyembuh luka. 3. Informasi penting dari penelitian yang dilakukan di luar negeri ialah, bahwa tanaman ini sudah digunakan untuk pengobatan lepra (sudah dilakukan uji klinik), juga dapat menurunkan fertilitas pada mencit betina dan pada dosis berlebihan menvebabkan hipoglikemia. 4. Kandungan kimia cIan formt11akimia Itanaman ini masih bervariasi, umum~ iya meng;andung a:jiatikosida. DAFTA,R RUJUKAN

:ria MedikiI Indonesia Jilid I. De]partemen K "I., 977. 2. Burkill, I. H., M.A. A Dictionary of The Econom ic Products of the Malay Peninsula. Malaysia, 196tI. 3. Perry, L. M. Medicinal Plants of East r~ n dSouth ELst Asia. MIT Press, USA, 1980. 4. Talalaj, S.& Czechowics, A. S. Herbal Remedies Harmful and Beneficial Effects. Melbourne, 1989. 5. John Mitchell Watt. The Poisonous Plants of Southern and Eastern Africa. E. & S. Livingstone Ltd. Edinburgh and London, 1962. 6. Jumister Sihombing. Alkaloids Daun Centella asiatica Urban Sebagai Pengenal secara Pendekatan Balik. Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1981. 7 . Kosasih Padmawinata. Peranan KLT Densitometri dan Kromatografi Cair Kine rja Tinggi pada Pengembangan Mutu Obat Berasal dari Tumbuhan. Simposium dan Seminar Fitofarmaka dan Kosmetika Tradisional. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Oktober 1991. 8. Walter, E. H. Lewis. Medical Botany, Plants Affecting Man's Health, John Wiley & Sons, New York, 1977. 9. Dzulkamain, B. et al. Beberapa Data Farmakologik dan Toksikologik Beberapa Tanaman Obat Tradisional. Seminar Obat dan Pembanynan Masyarakat Sehat, Kuat dan Cerdas. Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1975. 10. Ety Nurhayati. Uji Efek Diuretik Akar Imperata Cylindrics dan Centella asiatica (L.) Urban pada Tikus Putih Jantan. Skripsi Jurusan Farmasi, FMIPA Institut Teknologi Bandung, 1980. 11. Malawati Salim dkk. Pengaruh Rebusan Daun Pegagan (Centella asiati'ca Urban) terhadap Pengeluaran Air Kemih Anjing. Skripsi, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Hasanuddin 1981. 12. Nurendah P. Subanu. Laporan Penelitian Sifat Ekbolik Komponen Jamu yang Digunakan terhadap Kehamilan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan N., 1982. Fransisca E. K Pengaruh Herba Pegagan terhadap Pertumbuhan Ayam Pedaging. Skripsi Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, 1984. 14. Kawira, J. A. Senyawa Kimia dalam Tumbuhan Obat Wasir (Suatu Sulvai dan Pemeriksaan Pendahuluan). Prosiding Kongres Ilmiah IV ISFI, Jakarta, 1983. 15. Johni B. Napitupulu. Uji Efek Antitukak dan Relaksasi Otot Polos Anorektum Tikus Putih Galur Wistar dari Ekstrak Daun Graptophyllum pictum (L.) Griff, Daun Coleus atropurpureus Benth. dan Tanaman Centella asiatica (L.) Urban. Skripsi Jurusan Farmasi. FMIPA ITB, 1986.

April 1992

CARA RUDIDAYA PEGAGAN (Centella asiatica L.) UWATI,

M.* dan HE

AMMAD*

r:

a asiatica (L.) Urban atau Hydroriatica mlerupakan tumbuhan herba tanpa , batang dengan rnizoma pendek dan geragih-geragih jalar panjang, daun berupa ginjal, pinggiran berombak bergerigi. Bunga berbentuk payung berwarna kemerahan, buah kuning-coklat.' Di Indonesia dikenal sebagai obat untuk menyembuhkan luka, sariawan, obat batuk dan demam. Kandungan tanamannya antara lain: hidrokotilina (alkoholoik), asiatikosida (glikosida), oksiasiatikosida (saponin), asam lemak dan minyak atsiri2 Dalam r;ingka - - per-.nbangunan kesehatan masyarakat di pedesaan telah dilakukan gerakan TOGA sebagai usaha perbaikan dan peningkatan kesehatan dengan menyediakan obat tradisional bagi masyarakat desa. Pegagan atau antanan lebih dikenal sebagai gulma, karena tumbuhan ini sering tumbuh sendiri di antara tanaman yang diusahakan. Namun dengan adanya gerakan TOGA tersebut tumbuhan ini kemudian diupayakan untuk dibudidayakan.

.

PENYEBARAN DAN SYARAT TUMBUH

Tumbuhan ini tersebar di daerah beri~limrropis, mulai dataran rendah sampai di daerah dengan ketinggian 2500 m d.p.1. Menurut Widjojo? beberapa gulma yang telah dimanfaatkan sebagai bahan baku bermacam-macam jamu oleh berbagai perusahaanfindustri jamu di Jawa Tengah antaraI lain, st:bagai berikut (Daftar 1). Daftar 1. Gul ma yang bi Jawa Te ngah.

lakan dalar

---J

ama Daerat

No. Nama Latin

I . Centella asiatica (L.) 2. Elephantopus scaber L 3. Euphorbia hirta L. 4. Hydrocotyle javanica 'I humb. 5. Imperata cy';-"*;~r,n.."a,L" 6. Plantago rnajor L. 7 . Phyllantus Iniruri L ,-m.z,c 8. Sonchus an^..,.^

amu di

Tanaman :gagan, anta Ti~ p a kliman N anangkaan AIntanan kecil AIlang-alang I Urat eniran

rimpang daunlakar

*"'I"J""6

Heraasar Keterangan penauauK aan penelusuran lebih lanjut yang dilakukan oleh Soekartadiredja dan Ramlan (1975), terdapat 31 jenis gulma yang telah dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat (Lampiran 1). *Balai Penelitian Tanarnan Rempah dan Obat (Balittro), Bogor

Warta nmbuhan Obat Indonesia

Vol. 1No. 2 Naungan

Tanaman ini akan dapat tumbuh baik di tempat dengan naungan yang cukup. Pada tempat seperti ini, tanaman akan tumbuh dengan helaian daun lebih besar dan tebal dibanding apabila tanaman tumbuh di tempat terbuka. Sedang pada tempat yang terlalu kurang cahaya, helaian daun akan menipis, warna memucat. Karenanya untuk membudidayakan tanaman ini sebagai TOGA haruslali ditanam1 pada telmpat yang agak kenaungan ataii di bi%wahtegalkan pohc~ n . Kelembaban dan kesuburan ta 1Untuk mc:mperolelh daun y;ang lebar, maka diperlukan kelembaban daIn kesubu - Iran tanah yang cukup, karb8.a +-,"-,. tallaman ini tidak tahan terhadap tempat yang terlalu kering, dimana alang-alang masih dapat hidup. Pada penanaman (TOGA) hendaknya dilakukan penyiraman pada musim kemarau, agar tanaman tidak mengalami kekurangan air yang-dapat menyebabkan mengeringnya daun, tangkai, batang dan akarnya. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan pupuk organik atau komuos. .

a

a " . ,

Agar aiperolen [anaman aengan pertumbuhan yang baik, maka dapat dilakukan beberi 1, antara lain meliputi: Perbanyakan Tanaman Tumbuhan ini mudah diperbanyak uengan tunas akar: walaupun selain perbanyakan secara vegetatif dengan tunas akar, tumbuhan ini dapat pula diperbanyak dengan biji (secara generatif). Namun demikian, hingga saat ini perbanyakan tanaman dengan menggunakan setek tunas akar lebih dianjurkan karena cara ini seperti disebutkan di atas, dianggap paling mudah dilakukan. Sedang perbanyakan dengan biji atau benih jarang atau bahkan belum pernah dilakukan, karena selain ukuran bijinya yang terlalu kecil, juga sangat sulit untuk mendapatkan biii tersebut. Penyemaian dan pembibitan . Untuk melakukan perban:yakan tariaman dengan . . . menggunakan setek akar, setelan setek dipotong dapat langsung ditanam atau melalui penyemaian dan pembibitan dahulu. Pada cara pertama memerlukan pemeliharaan intensif terutama dalam pemberian naungan dan penyiraman agar setek tidak mati. Sedang pada cara kedua, dengan dibuat setek potongan batang, yang dalam ha1 ini dapat menggunakan satu atau beberapa ruas tunas akar. Setek tunas akar tersebut disemaikan pada tempat yang ternaungi atau dapat pula dibuat petak-petak kecil dengan ukuran 50 x 100 cm dan di atasnya diberi naungan dari anyaman daun kelapa sehingga tunas akar tidak kering dan mati karena terlalu kuat terkena sinar matahari. Jarak tanam di dalam baris berkisar 5-10 cm dan jarak antar baris 10-20 cm. Lama penyemaian ini antara 3-4 minggu. Setelah tumbuh, tanaman dapat dipindah ke lapangan atau tempat yang telah dipersiapkan. -

J

43

Pengolahan tanah Untuk memindahkan tanaman di lapangan, terutama dalam rangka pemanfaatan tanah pekarangan untuk pengembangan TOGA, perlu dilakukan penggemburan terlebih dahulu, serta pencabutan rumput yang dapat mengganggu perakaran pegagan. Pada tanah yang agak luas, maka untuk memudahkan dalam pemungutan hasil (panen) serta penyiraman tanaman, ada baiknya dibuat bedengan dengan ukuran yang dapat terjangkau untuk pernungutan hasil, misalnya: 1 x 2 meter atau 1,5 x 2,5 meter. Setelah tanah digemburkan, kemudian dicampurkan pupuk kandang secukupnya dalam ~embuatanbedengan (ukuran bedengan dapal: disesuaikan juga lahan yang tersedia). Ian Penanan-..Tiga sampai empat minggu setelah bibit disemaikan, kemudian dipindahkan ke lapangan atau ke tempat yang telah dipersiapkan dengan jarak tanam (dalam baris) 40-50 cm serta jarak antar baris 50-60 cm. Sebelum penanaman dilakukan, bedengan disiram dengan air secukupnya serta dibuat naungan di atasnya yang dapat menggunakan anyaman (dengan anyaman yang tidak terlalu rapat) dari daun kelapa atau dari bambu. Namun demikian, apabila bedengan yang dibuat terletak di bawah tegakan pohon atau telah ternaungi oleh pohon, maka pemberian naungan tidak diperlukan lagi, hanya perlu diatur agar sinar matahari tidak terlalu kuat (tanaman akan lebih subur di tempat dengan naungan sedang). Pemupukan Untuk menjaga agar daun yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik (mempunyai helaian yang lebar serta tebal), maka kebutuhan bahan organik untuk pertumbuhan tanaman ini dapat dipenuhi dengan memberikan pupuk kandang. Selain pupuk kandang, penambahan pupuk urea sesudah panen atau pemangkasan dapat memperbaiki pertumbuhan (daun) berikutnya. Dilihat dari fisik tanaman, maka pegagan tidak memerlukan pemupukan yang berat. Pemungutan hasil (panen) Berdasarkan penelitian pendahul uan yang telah dilakukan tiga sampai empat bulan 1jetelah tamam, tanaman sudah dapat dipungut hasilnya (dipanen) dengan cara memangkas daun (batang) tanaman. Untuk panen selanjutnya dapat dilakukan setiap bulan. Melihat cepatnya pertumbuhan tanaman ini, maka pada pertanaman yang telah berumur satu tahun perlu dilakukan penjarangan, agar kualitas daun yang dihasilkan dapat tetap terjaga. Selain itu penjarangan juga dapat be ntuk perbanyakan tanaman. DAFTAR PUSTAKA

1. Utilizat~onot Medicinal Plants. Ministry or n e a ~ r nKepuDllc of Indonesia, 1981. 2. TOGA (Taman Obat Keluarga). Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1983. 3. Dharma, A.P. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Balai Pustaka, 1985.