RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 1
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
MATA KULIAH : BLOK KOMUNITAS KODE MK
: NS 353
Penyusun: Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom Nina Dwi Lestari, M.Kep.,Ns.,Sp. Kep.Kom
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 2
HALAMAN PENGESAHAN Nama Mata Kuliah Nomor Kode/ SKS Bidang Ilmu Status Mata Kuliah
Nama Penanggungjawab (Koordinator) Fakultas/Program Studi Universitas Jumlah Tim Pengajar
: Blok Komunitas : NS 353 / 4,5 SKS (2,5 SKS PBC, 1 SKS PBT, 1 SKS PBS) : Ilmu Keperawatan Komunitas : Wajib
: Nina Dwi Lestari, M.Kep. Ns., Sp.Kep.Kom
: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Ilmu Keperawatan : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta : 5 Orang - Dr. Titih Huriah, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.K - Shanti Wardaningsih, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.J.,Ph.D - Dianita Sugiyo, S.Kep.,Ns.,MHID - Ema Waliyanti, S.Kep.,Ns.,MPH - Dinasti Pudang Binoriang, M.Kep. Ns., Sp.Kep.Kom
Yogyakarta, November 2016 Menyetujui Ka Prodi Ilmu Keperawatan,
Sri Sumaryani, M.Kep.,Sp.Mat.,HNC
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Mengetahui PJ Mata Kuliah,
Nina Dwi Lestari, M. Kep. Ns., Sp. Kep., Kom
Page 3
PENDAHULUAN A. Visi, Misi Dan Tujuan Pendidikan Prodi 1. Visi :
Menjadi Program Studi Pendidikan Ners yang unggul dalam pengembangan
keperawatan klinik berdasarkan nilai-nilai keIslaman untuk kemaslahatan umat di Asia Tenggara pada 2022 2. Misi : a. Menyelenggarakan pendidikan ners yang unggul dan Islami b. Mengembangkan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan praktik keperawatan c. Menerapkan ilmu keperawatan sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat untuk kemaslahatan umat 3. Tujuan : a. Menghasilkan ners yang memiliki kemampuan klinik dan mampu menerapkan nilainilai Islami dalam memberikan asuhan keperawatan b. Menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan ilmu keperawatan
C. Menghasilkan kegiatan pelayanan berbasis hasil penelitian untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 4
B. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome) Capaian Pembelajaran Prodi Ilmu Keperawatan berdasarkan Profil Lulusan sebagai berikut : NO
1
UNSUR SN PT & KKNI SIKAP
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) S1 S2
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika.
S3
Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
S4
Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya. Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar)
S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
S12 S13
S14
S15 Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan S16 Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati manusia sebagai individu yang bermartabat sejak hasil konsepsi sampai meninggal
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 5
NO
UNSUR SN PT & KKNI
2
Penguasaan Pengetahuan
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) PP1 PP2 PP3 PP4
PP5 PP6 PP7
PP8
PP9
PP10 PP11 PP12 PP13
Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan dasar, keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa dan keperawatan komunitas Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier Menguasai prinsip dan prosedur bantuan hidup lanjut (advance life support) dan penanganan trauma (basic trauma cardiac life support/BTCLS) pada kondisi kegawatdaruratan dan bencana Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di berbagai tatanan pelayanan kesehatan Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan keperawatan dan kesehatan Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners Menguasai metode penelitian ilmiah. Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing)
PP14
Menguasi Bahasa Inggris PP15 PP16
Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan Menguasai pengetahuan tentang konsep Al-Maun
PP17
Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah
PP18
Menguasai keragaman budaya baik nasional maupun internasional
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 6
N O
UNSUR SN PT & KKNI
3
Keterampilan Umum
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) KU1
KU2
KU3
KU4
KU5 KU6 KU7
KU8 KU9 KU10 KU11
Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif; Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh masyarakat akademik; Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya; Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus melalui pelatihan dan pengalaman kerja; Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya; Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat; Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya; Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya; Mengembangkan dan memelihara jaringan kerja dengan masyarakat profesi dan kliennya; Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya;
KU12
Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
N O
UNSUR SN PT & KKNI
4
Keterampilan khusus
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) KK1
KK2
KK3
Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia; Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau keperawatan komunitas) sesuai dengan delegasi dari ners spesialis; Mampu melaksanakan prosedur penanganan trauma dasar dan jantung (basic trauma and cardiac life support/BTCLS) pada situasi gawat darurat/bencana sesuai standar dan kewenangannya;
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 7
KK4
KK5
KK6
KK7
KK8 KK9
KK10
KK11 KK12 KK13 KK14 KK15
KK16 KK17 KK18
KK19
Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal, parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang didelegasikan; Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan; Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat; Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan; Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain; Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya; Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya; Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP; Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan; Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit ruang rawat dalam lingkup tanggungjawabnya; Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi; Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif Mampu mempersiapkan pasien yang akan melakukan pemeriksaan penunjang Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membedabedakan status sosial ekonomi dan golongan Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai keIslaman
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 8
INFORMASI MATA KULIAH
A. Nama dan bobot SKS, Kode Matakuliah dan Semester Penawaran Nama Mata Kuliah Bobot SKS Kode Mata kuliah Semester
: Keperawatan Komunitas (NS 353) : 4,5 SKS (2,5 SKS PBC/PBD, 1 SKS PBT, 1 SKS PBS) : NS 353 : V (gasal)
B. Ketercapaian Pembelajaran berdasarkan Sikap, Penguasaan Pengetahuan, Ketrampilan Umum & Ketrampilan Khusus melalui Mata Kuliah yang bersangkutan Capaian Pembelajaran yang dimiliki oleh Mahasiswa setelah mengikuti Mata kuliah blok keperawatan komunitas adalah : Pengetahuan
Hard skill 1. Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories 2. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) 3. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan komunitas 4. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan 5. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik 6. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier 7. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1.
2. 3.
4.
5.
6.
Soft skill Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mampu menunjukkan sikap religius. Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air, memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan bangsa. Taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya. Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta
Page 9
komunitas 8. Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan 7. asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing) 8. 9. Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan 10. Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah 9. 11. Menguasai keragaman budaya baik nasional maupun internasional
mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar). Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan. Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati manusia sebagai individu yang bermartabat sejak hasil konsepsi sampai meninggal. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values)
Keterampilan Umum
1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; 2. Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif; 3. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya; 4. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat; 5. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; 6. Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan pengembangan hasil kerja profesinya
1. Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya 2. Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya 3. Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat 4. Memimpin suatu tim kerja untuk memecahkan masalah pada bidang profesinya 5. Bekerja sama dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya 6. Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri
Keterampilan khusus
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia 2. Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi keperawatan komunitas sesuai dengan delegasi dari ners spesialis 3. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan
1. Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi dan golongan 2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika. 3. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain. 4. Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 10
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat; Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung jawab perawatan Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan keperawatan; Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu wilayah dalam lingkup tanggungjawabnya Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat. Mampu melakukan pengkajian
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
5.
6.
7.
8.
bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila. Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. Mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan. Mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia.
Page 11
secara komprehensif 14. Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai ke-Islaman
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 12
RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER BLOK KEPERAWATAN KOMUNITAS Mg Ke
Pert Ke
1
2
1
1
1
2
Kemampuan akhir yang diharapkan 3 HARDSKILL 1. Mahasiswa mampu membangun hubungan baik dengan dosen dan antar sesama mahasiswa 2. Mahasiswa mengetahui bahan, materi, dan skedul perkuliahan. 3. Mahasiswa mengetahui dan memahami kompetensi yang akan dicapai pada mata kuliah keperawatan komunitas SOFTSKILL Mahasiswa memiliki kemampuan membangun hubungan intra, interpersonal ekstrapersonal HARDSKILL 1. Menguasai pengetahuan Islam murni yang berkemajuan 2. Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul
Bahan Kajian 4 Penjelasan RPKPS dan Kontrak proses pembelajaran
1.
Konsep Islam dalam keperawatan komunitas
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Materi/Pokok Bahasan 5 1. Penjelasan rancangan pembelajaran 2. Kontrak proses pembelajaran
1. Konsep sehat sakit dalam Islam 2. Mengenal Rufaidah 3. Konsep paradigma keperawatan kesehatan komunitas
Strategi /Bentuk Pembelajaran 6 1. Classical Penjelasan di kelas 2. Self Directed Learning . Mahasiswa diminta untuk persiapan materi pertemuan berikutnya
1. Lecture
Kriteria Penilaian (Indikator) 7 1. Interaksi akrab dosen dg mhs, antar mhs 2. Motivasi mahasiswa untuk belajar mandiri. 3. Mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan sesuai jadwal perkuliahan
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. MCQ
Bobot nilai 8
Jumlah jam 9 1x50 menit
0% NDL
2 jam TH
Page 13
karimah
1
3
SOFTSKILL Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam kebaikan dan mengingatkan serta mencegah keburukan (Amar Ma'ruf Nahi Mungkar) HARDSKILL 1. Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories 2. Menguasai konsep teoritis ilmu public health 3. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya
dalam Islam 4. Konsep Islam dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit 5. Konsep pemeliharaan kesehatan lingkungan dalam Islam 1. Sejarah public health dan public health nursing
SOFTSKILL Berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan pancasila
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1. 2. 3.
4.
5.
6.
7.
Konsep komunitas Latar belakang Perbedaan kesehatan masyarakat dengan keperawatan kesehatan komunitas Paradigma keperawatan kesehatan komunitas Riwayat perkembangan keperawatan komunitas : di dunia dan Indonesia Peran, fungsi, dan etika dalam keperawatan komunitas Standar Praktik dalam Keperawatan Komunitas
1. Lecture
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. MCQ
2 jam
DP
Page 14
8.
Perbedaan kompetensi perawat generalis dan spesialis keperawatan komunitas 9. Tatanan praktek PHN 10. Tantangan PHN ke depan
1
4,5
HARDSKILL 1. Menguasai teori keperawatan, khususnya konseptual model dan middle range theories 2. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya
2. Teori dan model keperawatan komunitas
SOFTSKILL Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Definisi teori dan model dalam keperawatan komunitas Aplikasi teori keperawatan dalam asuhan keperawatan berdasarkan teori yang di pakai 1. Teori lingkungan oleh Nightingale (Nightingale’s theory of environment) 2. Self-Care Model oleh Orem 3. Adaptation Model dari Roy, S.C 4. Health Care System Model oleh Betty Neuman 5. Health promotion oleh Nola J Pender 6. Community as Client
1. 2. 3. 4.
Lecturer Diskusi Penugasan Presentasi
1. Penilaian tugas 2. Penilaian presentasi 3. Aktif mengemukak an pendapat 4. MCQ
4 jam
NDL
Page 15
or Partnership Model oleh McFarlane 7. King’s Model 8. Rogers model of the science unitary humen being 9. Transcultural nursing 10. Helvie’s energy theory 11. The Integrative Model for Holistic Community Health Nursing (Laffrey and Kulbock)
HARDSKILL 1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya 2
6
3. Epidemiologi dan kependudukan
SOFTSKILL Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Epidemiologi 1. Konsep dasar epidemiologi 2. Metode epidemiologi 3. Perubahan dan perkembangan pola penyakit 4. Pengukuran epidemiologi 5. Peran perawat dalam epidemiologi
1. 2.
Lecture Problem based learning
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. MCQ 4. Assessment tutorial 5. Aktif mengemuka kan pendapat 6. Menghargai pendapat orang lain
2 jam
TH
WABAH 1. Definisi wabah Perbedaan wabah dan KLB
Page 16
2.
3. 4. 5.
6.
Faktor penyebab atau faktor risiko untuk terjadinya wabah Langkah investigasi wabah Manajemen wabah Kerjasama lintas program dan sektor dalam penanggunglangan wabah Peran perawat dalam penatalaksanaan wabah
Kependudukan 1. Konsep dasar kependudukan 2. Kependudukan dan kaitannya dengan kesehatan 3. Masalah kependudukan yang lazim di Indonesia 4. Strategi pencegahan masalah kesehatan yang disebabkan karena masalah demografi kependudukan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 17
HARDSKILL Menguasai teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan asuhan keperawatan berbasis bukti (evidence based nursing)
2
2
7
8
4. Trend dan issue keperawatan komunitas
SOFTSKILL Mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya
HARDSKILL 1. Mampu melakukan pengkajian secara komprehensif 2. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek
1. Pengkajian asuhan keperawatan komunitas
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1. Issue dan kecenderungan masalah kesehatan kelompok balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa, lansia. 2. Upaya preventif dan promotif untuk penanganan masalah atau issue tesebut (berdasarkan EBN) dan dari pihak terlibat (pemerintah, LSM, dsb) 3. Issue dan tren penelitian keperawatan komunitas sesuai agregat yang diambil 4. Isue dan tren dalam pendidikan keperawatan komunitas
1. Lecture 2. Skill lab (posyandu balita dan lansia, posbindu PTM)
1. Model yang mendasari pengkajian di komunitas 2. Pengkajian agregat : Aplikasi model Community As Partner
1. Lecture 2. Field trip 3. Penugasan
1. 2.
MCQ OSCE
2 jam
DS
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. MCQ 4. Penilaian field trip
4 jam NDL & DP
Page 18
keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan komunitas 3. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
3. Pengkajian khusus populasi : Windshield survey 4. Metode pengumpulan data di komunitas 5. Sumber-sumber data di komunitas
5. Memperlihatk an nilai-nilai Islami saat melakukan asuhan
SOFTSKILL Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi dan golongan
3
9
HARDSKILL 1. Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan keperawatan 2. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas asuhan keperawatan
2.
Perencanaan keperawatan komunitas
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1. Analisis data komunitas 2. Penyusunan diagnosa keperawatan komunitas (NANDAICNP) 3. Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan (skoring) 4. Perencanaan keperawatan komunitas (NOCNIC)
1. 2. 3.
Lecture Penugasan Diskusi
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. Keaktifan saat diskusi 4. MCQ 5. Penilaian penugasan 6. Memperlihatk an nilai-nilai Islami saat melakukan asuhan
2 jam
NDL& DP
Page 19
3.
Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
5. Penyusunan POA
SOFTSKILL Mampu mengelola asuhan keperawatan dengan ikhlas, jujur, amanah, tabligh, dan bertanggungjawab serta tidak membeda-bedakan status sosial ekonomi dan golongan.
3
10
HARDSKILL 1. Menguasai konsep teoretis komunikasi terapeutik 2. Menguasai konsep, prinsip, dan teknik penyuluhan kesehatan sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan penyakit pada level primer, sekunder dan tertier
3. Proses belajar mengajar di komunitas
SOFTSKILL Memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1. Konsep belajar mengajar di komunitas 2. Definisi pendidikan kesehatan 3. Media dan alat pendidikan kesehatan 4. Strategi pendidikan kesehatan 5. Planning for prevention and health promotion (SAP) 6. Intervention for health prevention and promotion 7. Konsep pembelajaran pada setting keluarga, kelompok dan komunitas
1. 2. 3.
Lecture Skills Lab (pembuatan SAP dan media penkes) Skill lab (pendidikan kesehatan)
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. MCQ 4. Penilaian skills lab 5. OSCE 6. Menghargai pendapat orang lain
2 jam
EW
Page 20
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis, verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan lingkup tanggungjawabnya.
3
11
HARDSKILL 1. Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok , pada bidang keilmuan keperawatan komunitas 2. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat; 3. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain
8. Konsep pembelajaran pendidikan kesehatan berfokus pada media
4.
Implementasi dan evaluasi keperawatan komunitas
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1. Strategi Implementasi 2. Fokus implementasi 3. Definisi dan kegiatan evaluasi 4. Tujuan evaluasi 5. Jenis evaluasi 6. Strategi evaluasi 7. Tingkat evaluasi
1. 2. 3.
Mini Lecture Diskusi Penugasan
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. MCQ 4. Keaktifan saat diskusi 5. Penilaian penugasan
2 jam
EW
Page 21
SOFTSKILL Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri dan oleh sejawat
4
12, 13
HARDSKILL 1. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya 2. Menguasai konsep teoritis ilmu public health 3. Mampu melakukan asuhan keperawatan berlandaskan nila-nilai ke-Islaman
1. 1.
2.
Kelompok rentan dan resiko dalam komunitas Askep pada populasi rentan
SOFTSKILL Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
2. 3.
4.
5.
6.
7.
Definisi dari populasi rentan Macam-macam populasi rentan Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan populasi rentan Masalah-masalah kesehatan yang sering terjadi pada setiap agregat Peran perawat komunitas dalam menangani populasi rentan Asuhan keperawatan komunitas pada populasi rentan Level pencegahan
1. Penugasan makalah area khusus 2. Presentasi kelompok 3. Mini lecture 4. Diskusi 5. Skill lab (KMS Balita, ibu hamil, KMS lansia, KMS posbindu PTM) 6. PBL (populasi rentan)
1. Penilaian tugas 2. Keaktifan saat presentasi 3. MCQ 4. Menghargai pendapat orang lain 5. Assessment tutorial 6. OSCE
3 jam
DS & SW
Konsep dan askep komunitas pada Kelompok/agregat:
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 22
1. 2. 3. 4. 5. 6.
pesantren pemulung balita lansia remaja merokok Anak dengan kebutuhan khusus (SLB) atau disabilitas 7. Ibu hamil 8. Dewasa dengan penyakit mental 9. Dewasa dengan penyakit kronik 10. Dewasa dengan penyakit infeksi HARDSKILL Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
3. Konsep keperawatan di sekolah
SOFTSKILL Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
1. Definisi keperawatan kesehatan di sekolah 2. Ruang lingkup keperawatan kesehatan di sekolah 3. Masalah kesehatan pada populasi anak usia sekolah 4. Educational credentials of school nurses 5. Peran dan fungsi perawat sekolah 6. Tingkat pencegahan di sekolah 7. Program UKS di Indonesia
1. PBL
1. 2.
Asssment tutorial Laporan tutorial
2 jam
Page 23
keahliannya secara mandiri HARDSKILL Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat, profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang sehat.
4
14
SOFTSKILL Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri HARDSKILL 1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya. 2. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan
4.
Keperawatan kesehatan kerja
1. Definisi dan ruang lingkup keperawatan kesehatan kerja 2. Peran dan fungsi OHN 3. Agregate pekerja sebagai populasi berisiko 4. Health hazard 5. Level pencegahan yang dapat diterapkan dalam kesehatan kerja 6. Promosi kesehatan pada pekerja
1. PBL
1.
1.
Program-program kesehatan dan kebijakan dalam menanggulangi masalah kesehatan di komunitas
1.
1. Lecture 2. Diskusi
1. Kehadiran saat kuliah 2. Keaktifan saat kuliah 3. Keaktifan saat diskusi 4. MCQ
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
2.
3.
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia sistem pelayanan kesehatan di komunitas program dan kebijakan terkait pemberantasan penyakit menular (TBC, AIDS, ISPA)dan penyehatan
Assessment tutorial
2 jam
TH
Page 24
pelayanan kesehatan komunitas 4. SOFTSKILL Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya
15
HARDSKILL 1. Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya. 2. Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
2.
Program-program kesehatan dan kebijakan dalam menanggulangi masalah kesehatan di komunitas
1.
2.
lingkungan pemukiman Program pembinaan kesehatan komunitas (program gizi masyarakat, pengembangan kota sehat dan desa siaga) Sistem jaminan social nasional (SJSN) SDG’s
Lecture
1. 2. 3. 4.
Kehadiran saat kuliah Keaktifan saat kuliah Keaktifan saat diskusi MCQ
2 jam
TH
SOFTSKILL Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai dengan kode etik profesinya
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 25
HARDSKILL Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan komunitas 5
16
SOFTSKILL 1. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) 2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika HARDSKILL Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
1. 2. 3.
Puksesmas Kebijakan perkesmas di Puskesmas UKM, UKP
MTBS
1. Definisi puskesmas 2. Latar belakang kebijakan puskesmas 3. Tujuan dan sasaran puskesmas 4. Ruang lingkup puskesmas 5. Program pokok puskesmas 6. Program perkesmas 7. Issue dan kecenderungan program perkesmas 8. Peran dan fungsi perawat di puskesmas
1. 2.
1. Definisi MTBS 2. Tata laksana MTBS 3. Pengenalan ICATT
1.
Lecture Diskusi
1. 2.
Kehadiran saat kuliah Keaktifan saat diskusi
2 jam
NDL
Skils Lab
1. 2.
Penilaian skills lab OSCE
2 jam
SOFTSKILL 1. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) 2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 26
HARDSKILL Menguasai konsep dan prinsip manajemen dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di tatanan pelayanan kesehatan komunitas
5
18
KPSP
1. 2. 3. 4. 5.
Definisi Tujuan Aspek yang dinilai Cara pemeriksaan Interpretasi
1. 1.
Penugasan
Penilaian penugasan
1 jam
SOFTSKILL 1. Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values) 2. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 27
REFERENSI : 1. Alqur’an 2. Anderson, Elizabeth T & Mc. Farlane, Judith (2011). Community as a partner: Theory
and practice in nursing. 6th edition. Lippincott: Williams & Wilkins 3. Allender, J.A Rector & Warner (2014). Community health nursing: promoting and
protecting the public health, 8th edition. Philadelphia: Lippincott 4. Anderson, et, & McFarlene, J. (2011). Community As Partner : Theory and practice in nursing, 6th ed. Philadelpia: JB. Lippincott Williams & Wilkins. 5. Edelman, C.L. & Mandle C.L. (1994). Health Promotion through the lifespan, Philadelpia, Mosby. 6. Freeman, and Heirinch, (1981). Community Nursing Practice, Philadelpia, WB Sounders. 7. Kaakinene, J.R., Coehlo, D.P, Duff, V,H & Hanson, S.M, (2010). Family health care nursing : Theory, practice and research. Philadelphia, F.A. Davis Company 8. Kemenkes RI (2012). Modul pelatihan perawat kesehatan kerja (occupational health nurse). Kemenkes RI Direktorat Jenderal bina gizi dan kesehatan ibu dan anak, direktorat bina kesehatab kerja dan olah raga. 9. Maglaya, A.S (2010). Nursing practice in the community, 5th ed, Philadelphia, Argonauto Corporation 10. MC. Murray, A. (1993). Community Health Nursing Primary Health Care in Practice, Melbourne, Churchil, Livingston. 11. Mc. Murray A. (2003). Community health and wellness: asociological approach. Sydney: Mosby. 12. Nies, M.A & Mc.Ewen,M (2015). Community/Public Health nursing 6 th edition: Elsevier 13. Pender,N.J. (1987). Health Promotion in Nursing Practice, Norwalk , Appleton & Lange. 14. Pender, N. J., Murdaugh, CL. dan Parsons, M.A. (2006). Health Promotion in Nursing Practice. (5th.ed). Upper Saddie River, NJ: Prentice Hall 15. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Majelis Tarjih, Yogyakarta 16. Smith, C. M. & Maurer, F. A. (1995). Community health nursing: theory and practice. Philadelphia: WB Saunders Company. 17. Stanhope, M., and Lancester, J (2014). Public health nursing : Population centered health care in the community. St. Louis: Mosby Years Books. 18. Swanson, J. M. & Nies, M. A. (1997). Community health nursing: Promoting health of aggregates (2nd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company. 19. Whalley and Wong. (2010). Infant and children nursing care 20. Hockenberry. (2009). Infant and children nursing care 21. DepKes. (2008). Buku panduan MTBS
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 28
SKILLS LAB 1. Pembuatan SAP (nembuat SAP) dan rancangan media penkes 2. Pendidikan kesehatan 3. KMS balita dan KMS ibu hamil (KIA) 4. KMS Lansia dan KMS posbindu PTM 5. Posyandu: balita, lansia, posbindu PTM 6. MTBS TUTORIAL 1. 2. 3. 4.
Wabah Kelompok rentan (vunerable population) Keperawatan kesehatan di sekolah Keperawatan kesehatan kerja (OHN)
PENUGASAN KELOMPOK: 1. Teori dan model keperawatan komunitas 2. Asuhan keperawatan komunitas dan filed trip sesuai agregat yang diambil 3. Asuhan keperawatan pada populasi rentan
PENUGASAN INDIVIDU 1. KPSP 2. Pembuatan media kesehatan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 29
RANCANGAN TUGAS DAN KRITERIA PENILAIAN 1
Nama Mata Kuliah
:
Blok 15
SKS
:
4,5 SKS
Program Studi
:
Ilmu Keperawatan
Pertemuan ke
:
4 dan 5
Fakultas
:
FKIK
Bobot nilai
:
Nilai penugasan 15 % dari total akumulasi penilaian
Materi
:
Membuat makalah terkait aplikasi model dalam keperawatan komunitas (pengkajian-evaluasi)
1. TUJUAN TUGAS Mahasiswa memahami berbagai macam model dalam keperawatan komunitas (pengkajianevaluasi) : Teori lingkungan, Teori Sistem, Teori Self Care, Teori Adaptasi, Teori Promosi Kesehatan, dan Teori Komunitas sebagai Mitra 2. URAIAN TUGAS a. Obyek Garapan: Text book terkait berbagai macam model dalam keperawatan komunitas (pengkajianevaluasi) : Teori lingkungan, Teori Sistem, Teori Self Care, Teori Adaptasi, Teori Promosi Kesehatan, dan Teori Komunitas sebagai Mitra b. Batasan yang harus dikerjakan: 1) Membagi kelompok 2) Membuat makalah c. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan): 1) Mahasiswa dibagi kedalam 11 kelompok, masing-masing kelompok 10-15 orang 2) Setiap kelompok akan diberikan topik satu model keperawatan 3) Masing-masing kelompok mendiskusikan materi, mencari referensi terkait berbagai macam model 4) Hasil telaah dan diskusi dibuat makalah 5) Masing-masing kelompok melakukan presentasi makalah hasil diskusi 6) Masing-masing kelompok membagi peran dalam diskusi 7) Paper dikumpulkan maksimal 1 hari sebelum presentasi 8) Apabila terdapat kesamaan makalah dan isi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti ujian blok d. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan: Paper kelompok mengenai teori dan model 10 halaman. Dijilid dan diketik dengan komputer dengan font: Arial (11) atau Calibri (12) atau Times New Roman (12), dengan spasi 1.5 e. Bobot dan sistem penilaian Bobot tugas dhitung berdasarkan nilai akumulasi penugasan 15% dari total nilai MCQ
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 30
3. KRITERIA PENILAIAN a. Penilaian Hard Skills DIMENSI
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Batas
Kurang Memuaskan
Di bawah standard
BAHASA PAPER
Bahasa menggugah pembaca untuk mencari tahu konsep lebih dalam
Bahasa menambah informasi pembaca
Bahasa deskriptif , tidak terlalu menamba h pengetah uan
Informasi Tidak ada dan data yang hasil disampaikan tidak menarik dan membingung kan
KERAPIA N PAPER
Paper dibuat dengan sangat menarik dan menggugah semangat membaca
Paper cukup menarik, walau tidak terlalu mengundang
Dijilid biasa
Dijilid namun kurang rapi
Tidak hasil
SKOR
ada
GRADING SCHEME GRADE
SKOR
DESKRIPSI Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi baik Tata tulis (bahasa) baik Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi sedang Tata tulis (bahasa) sedang
A
75 - 100.
B
50 - 74
C
25 - 49
Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi kurang Tata tulis (bahasa) kurang
D/E
1 - 24
Tidak membuat makalah dan tidak presentasi
b. Penilaian Softskills KRITERIA : Ketepatan cara komunikasi GRADE SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar
Cukup
41-60
Informasi yang disampaikan kurang dapat diterima isi dan maknanya
Kurang
≤40
Tidak mampu memberikan informasi pada orang lain
KRITERIA : Berani mengemukakan pendapat
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 31
GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Mengemukakan pendapat dengan baik
Cukup
41-60
Kurang berani mengemukakan pendapat
Kurang
≤40
Tidak berani mengemukakan pendapat
KRITERIA : Menghargai pendapat orang lain GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Mampu menghargai pendapat orang lain
Cukup
41-60
Kurang dapat menghargai pendapat orang lain
Kurang
≤40
Tidak menghargai pendapat orang lain
KRITERIA : Kerjasama GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Kerjasama kelompok baik
Cukup
41-60
Kerjasama kelompok kurang
Kurang
≤40
Tidak ada kerjasama kelompok
4. BAHAN PEMBELAJARAN DAN REFERENSI a. Buku Community and public health nursing b. Power Point c. Modul d. Worksheets (lembar kerja)
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 32
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA)
No
Mata Kuliah
: Blok Keperawatan Komunitas
Materi
: Teori dan Model dalam Keperawatan Komunitas
Kelompok
:
Keterangan
Pembahasan
1
Topik
:
2
Konsep teori dan model
:
3
Teori dan Model Keperawatan …… (Sebutkan teori dan model siapa)
:
4
Penerapan teori dan model (Sebutkan teori dan model siapa) dalam keperawatan komunitas
:
5
Kesimpulan
:
6
Referensi
:
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 33
RANCANGAN TUGAS DAN KRITERIA PENILAIAN 2
Nama Mata Kuliah
:
Blok 15
SKS
:
4,5 SKS
Program Studi
:
Ilmu Keperawatan
Pertemuan ke
:
8,9,11
Fakultas
:
FKIK
Bobot nilai
:
Nilai penugasan 15 % dari total akumulasi penilaian
Materi
:
Membuat laporan dan makalah hasil field trip dan penugasan asuhan kperawatan di komunitas (pengkajian s.d evaluasi)
1. TUJUAN TUGAS Mahasiswa memahami proses asuhan keperawatan komunitas dari mulai pengkajian sampai dengan evaluasi 2. URAIAN TUGAS a. Obyek Garapan: Text book terkait asuhan keperawatan komunitas b. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan): 1) Mahasiswa dibagi menjadi 11 kelompok 2) Menentukan wilayah yang akan dijadikan lahan untuk pengkajian asuhan keperawatan komunitas 3) Melakukan fieldtrip untuk pengkajian winshield survey dan pengkajian 1 inti serta 8 subsistem komunitas 4) Membuat makalah hasil pengkajian, presentasi pengkajian, mendapatkan feedback dari dosen, revisi berdasarkan feedback. 5) Membuat makalah mengenai analisa data, diagnosa dan perencanaan 6) Field trip untuk implementasi, mendokumentasikan kegiatan fieldtrip melalui video dan foto. Kemudian dibuat makalah mengenai implementasi dan hasil evaluasinya. Masingmasing kelompok melakukan presentasi makalah hasil diskusi 7) Masing-masing kelompok membagi peran dalam diskusi 8) Paper dikumpulkan maksimal 1 hari sebelum presentasi 9) Apabila terdapat kesamaan makalah dan isi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti ujian blok c. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan: Paper kelompok mengenai askep komunitas, maksimal 15 halaman. Dijilid dan diketik dengan komputer dengan font: Arial (11) atau Calibri (12) atau Times New Roman (12), dengan spasi 1.5 f. Bobot dan sistem penilaian Bobot tugas akan diakumulasi. 15% dari total nilai blok
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 34
3. KRITERIA PENILAIAN a. Penilaian Hard Skills DIMENSI
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Batas
Kurang Memuaskan
Di bawah standard
BAHASA PAPER
Bahasa menggugah pembaca untuk mencari tahu konsep lebih dalam
Bahasa menambah informasi pembaca
Bahasa deskriptif , tidak terlalu menamba h pengetah uan
Informasi Tidak ada dan data yang hasil disampaikan tidak menarik dan membingung kan
KERAPIA N PAPER
Paper dibuat dengan sangat menarik dan menggugah semangat membaca
Paper cukup menarik, walau tidak terlalu mengundang
Dijilid biasa
Dijilid namun kurang rapi
Tidak hasil
SKOR
ada
GRADING SCHEME GRADE
SKOR
DESKRIPSI Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi baik Tata tulis (bahasa) baik Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi sedang Tata tulis (bahasa) sedang
A
75 - 100.
B
50 – 74
C
25 - 49
Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi kurang Tata tulis (bahasa) kurang
D/E
1 - 24
Tidak membuat makalah dan tidak presentasi
b. Penilaian Softskills KRITERIA : Ketepatan cara komunikasi GRADE SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar
Cukup
41-60
Informasi yang disampaikan kurang dapat diterima isi dan maknanya
Kurang
≤40
Tidak mampu memberikan informasi pada orang lain
KRITERIA : Berani mengemukakan pendapat
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 35
GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Mengemukakan pendapat dengan baik
Cukup
41-60
Kurang berani mengemukakan pendapat
Kurang
≤40
Tidak berani mengemukakan pendapat
KRITERIA : Menghargai pendapat orang lain GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Mampu menghargai pendapat orang lain
Cukup
41-60
Kurang dapat menghargai pendapat orang lain
Kurang
≤40
Tidak menghargai pendapat orang lain
KRITERIA : Kerjasama GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Kerjasama kelompok baik
Cukup
41-60
Kerjasama kelompok kurang
Kurang
≤40
Tidak ada kerjasama kelompok
4. BAHAN PEMBELAJARAN DAN REFERENSI a. Buku Community and public health nursing b. Power Point c. Modul d. Worksheets (lembar kerja)
WORKSHEETS (LEMBAR KERJA) Mata Kuliah
: Blok Keperawatan Komunitas
Materi
: Asuhan Keperawatan Komunitas
Kelompok
:
1. Pengkajian asuhan keperawatan komunitas a. Hasil winshield survey (sesuaikan dengan item pengkajian winshield survey)
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 36
CHECK LIST WINSHIELD SURVEY Lokasi pengamatan
:
Kelompok
:
Detail
Temuan
Tipe perkampungan/pedesaan -
Perumahan
-
Semi usaha
-
Lingkungan usaha/bisnis
Lingkungan tempat tinggal -
Rumah tunggal (terpisah antara rumah satu dengan lainnya)
-
Apartemen
-
Lainnya
Umur area perumahan -
Bangunan baru
-
Bangunan lama tetapi terpelihara bagus
-
Bangunan banyak yang rusak
Karakteristik social-kultural -
Variasi umur penduduk
-
Ras dan etnik grup
-
Pekerja/pengangguran
-
Siswa sekolah/drop-out
-
Tanda adanya kurang punya harapan
Lingkungan 1. Tampakan umum -
Halaman, jalan, pekarangan
-
Tanaman
-
Patung, tanda-tanda seni
2. Bahaya lingkungan -
Polusi udara
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 37
-
Sampah
-
Area bermain yang berbahaya
-
Penerangan jalan
-
Alat pemadam kebakaran
-
Lalu lintas
-
Polisi/anggota pengaman/penyeberangan jalan untuk anak sekolah
3. Stressor lingkungan -
Kegaduhan/ramai/kemacetan
-
Tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal
-
Tanda-tanda adanya penyalahgunaan bahan-bahan terlarang
-
Tanda-tanda adanya kemiskinan
4. Pelayanan Kesehatan 1. Fasilitas Kesehatan (Ada/tidak ada) -
Rumah sakit
-
Klinik, Lainnya
2. Sumber pelayanan kesehatan pertama -
Puskesmas
-
Nursing centre
-
Praktek dokter swasta, Lainnya
b. Hasil pengkajian inti komunitas Pengkajian Inti Komunitas
Temuan
Riwayat : Riwayat wilayah Apakah pernah ada pemekaran wilayah Berapa usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut Demografi : Usia dan jenis kelamin kelompok atau komunitas yang dibina Tingkat pendidikan Status pekerjaan Tingkat penghasilan masyarakat. Statistik Vital : Angka prevalensi masalah kesehatan di
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 38
komunitas Angka kesakitan dan angka kematian dalam 2 tahun terakhir
Nilai dan Kepercayaan : Latar belakang budaya yang mempengaruhi perilaku masyarakat Bangunan tempat ibadah Keyakinan terhadap suatu penyakit Kepercayaan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. c. Pengkajian subsistem komunitas Pengkajian Sub Sistem Lingkungan
Temuan
Inspeksi : Peta RW rawan masalah kesehatan di RW yang dikelola Adanya pasar Tempat rekreasi Data winshield survey Tanda Vital : Kondisi iklim/cuaca Kondisi lingkungan dan rumah System Review : Dukungan sosial dari keluarga, kelompok maupun masyarakat sekitarnya Observasi sistem sosial seperti perumahan, tempat ibadah, tempat bisnis dan lain-lain Pengkajian Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Temuan
Pelayanan yang diberikan Harga Waktu pelayanan Siapa pemberi pelayanan/tenaga kesehatan Karakteristik pengguna pelayanan Angka statistik jumlah pengguna setiap hari, mingguan dan bulanan Keadekuatan, aksesiblitas dan penerimaan fasilitas oleh pengguna pelayanan Kegiatan posyandu (waktu, kegiatan dan penyuluhan yang
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 39
diberikan di posyandu)
Pengkajian Sub Sistem Ekonomi
Temuan
Pekerjaan penduduk, Kategori pekerjaan penduduk Pendapatan keluarga per bulan Pengeluaran keluarga per bulan Kemampuan menyediakan makanan bergizi Tabungan kesehatan Alokasi dana untuk kebutuhan pangan
Pengkajian Sub Sistem Keamanan dan Transportasi
Temuan
Kemanan : Pelayanan polisi Sanitasi Kebakaran Kualitas air Keamanan makanan jajanan Transportasi : Jenis transportasi yang digunakan oleh masyarakat Pelayanan transportasi Jumlah penduduk yang mengalami keterbatasan dalam hal transportasi Kondisi jalan Pengkajian Sub Sistem Politik dan Pemerintahan
Temuan
Kebijakan pemerintahan setempat dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat kemitraan yang dilakukan dalam menanggulangi masalah kesehatan
Pengkajian Sub Sistem Komunikasi
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Temuan
Page 40
Media komunikasi yang dimiliki oleh keluarga (koran, televisi, radio) Alat komunikasi (telepon) Media komunikasi di masyarakat (arisan, pengajian, dll) Konsultasi dengan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah kesehatan.
Pengkajian Sub Sistem Pendidikan
Prosentase keluarga yang buta huruf Fasilitas pendidikan atau informasi yang ada di masyarakat yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga seperti koran dinding, dan perpustakaan
Pengkajian Sub Sistem Rekreasi
Temuan
Temuan
Kebiasaan makan bersama di luar rumah Makanan yang sering dikonsumsi saat makan di luar Kebiasaan rekreasi Sarana rekreasi Jenis rekreasi yang ada di keluarga maupun masyarakat.
2. Perencanaan a. Analisis data dan diagnosis keperawatan No 1
Data Fokus
Diagnosa Keperawatan Komunitas
DO: DS:
2
DO: DS
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 41
b. Prioritas PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
No
Dx Kep Kom
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Total
Prioritas
Keterangan pembobotan : 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Cukup 4. Tinggi 5. Sangat tinggi A: Sesuai dengan peran perawat komunitas B: Risiko terjadi C: Risiko keparahan D: Potensial untuk pendkes E: Minat masyarakat F: Kemungkinan diatasi G: Sesuai dengan program pemerintah H: Tempat I: Waktu J: Dana K: Fasilitas kesehatan L : Sumber daya
c. Penentuan tujuan, kriteria hasil dan intervensi Diagnosa
NOC
NIC
Prevensi primer:
Prevensi primer:
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 42
Prevensi sekunder:
Prevensi sekunder:
Prevensi tersier:
Prevensi tersier:
Prevensi primer:
Prevensi primer:
Prevensi sekunder:
Prevensi sekunder:
Prevensi tersier:
Prevensi tersier:
d. PLAN OF ACTION (POA) PLAN OF ACTION (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA…. Diagnosa
Kegiatan
Tujuan
e. Implementasi dan evaluasi No Diagnosa Kegiatan
Sasaran
Waktu
Waktu dan tempat
Tempat
Alokasi Dana
Evaluasi
PJ
Rencana tindak lanjut
RANCANGAN TUGAS DAN KRITERIA PENILAIAN 3
Nama Mata Kuliah
:
Blok 15
SKS
:
4,5 SKS
Program Studi
:
Ilmu Keperawatan
Pertemuan ke
:
12,13
Fakultas
:
FKIK
Bobot nilai
:
Nilai penugasan 15 % dari total akumulasi penilaian
Materi
:
Membuat makalah terkait asuhan keperawatan pada populasi rentan
1. TUJUAN TUGAS Mahasiswa memahami berbagai asuhan keperawatan pada populasi rentan 2. URAIAN TUGAS a. Obyek Garapan: Text book terkait Konsep dan askep komunitas pada Kelompok/agregat: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
pesantren pemulung balita lansia remaja merokok Anak dengan kebutuhan khusus (SLB) atau disabilitas Ibu hamil
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 43
8. 9. 10. 11.
Dewasa dengan penyakit mental Dewasa dengan penyakit kronik Dewasa dengan penyakit infeksi Remaja dengan napza
b. Batasan yang harus dikerjakan: 1. Membagi kelompok 2. Membuat makalah c. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan): 1. Mahasiswa dibagi kedalam 11 kelompok, masing-masing kelompok 10-15 orang 2. Setiap kelompok akan diberikan satu topik agregat yang akan diambil 3. Masing-masing kelompok mendiskusikan materi, mencari referensi terkait:
Alasan kenapa populasi tersebut dikatakan populasi rentan
Faktor risiko yang menempatkan populasi tersebut menjadi rentan
Masalah kesehatan yang mungkin muncul pada populasi rentan tersebut
Asuhan keperawatan populasi rentan (pengkajian s.d evaluasi)
Upaya yang sudah dilakukan pemerintah atau LSM terkait masalah tersebut
4. Hasil telaah dan diskusi dibuat makalah 5. Masing-masing kelompok melakukan presentasi makalah hasil diskusi 6. Masing-masing kelompok membagi peran dalam diskusi 7. Paper dikumpulkan maksimal 2 hari sebelum presentasi 8. Apabila terdapat kesamaan makalah dan isi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti ujian blok d. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan: Paper kelompok mengenai teori dan model 10 halaman. Dijilid dan diketik dengan komputer dengan font: Arial (11) atau Calibri (12) atau Times New Roman (12), dengan spasi 1.5 e. Bobot dan sistem penilaian Nilai penugasan 15 % dari total akumulasi penilaian 3. KRITERIA PENILAIAN a. Penilaian Hard Skills DIMENSI
Sangat Memuaskan
Memuaskan
BAHASA PAPER
Bahasa menggugah pembaca untuk mencari tahu konsep lebih dalam
Bahasa menambah informasi pembaca
Bahasa deskriptif , tidak terlalu menamba h pengetah uan
Informasi Tidak ada dan data yang hasil disampaikan tidak menarik dan membingung kan
KERAPIA
Paper dibuat
Paper cukup
Dijilid
Dijilid
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Batas
Kurang Memuaskan
Di bawah standard
Tidak
SKOR
ada
Page 44
N PAPER
dengan sangat menarik dan menggugah semangat membaca
menarik, walau tidak terlalu mengundang
biasa
namun kurang rapi
hasil
GRADING SCHEME GRADE
SKOR
A
75 - 100.
B
50 - 74
C
25 - 49
D/E
1 - 24
DESKRIPSI Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi baik Tata tulis (bahasa) baik Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi sedang Tata tulis (bahasa) sedang Format makalah sesuai pedoman Kedalaman substansi kurang Tata tulis (bahasa) kurang Tidak membuat makalah dan tidak presentasi
b. Penilaian Softskills KRITERIA : Ketepatan cara komunikasi GRADE SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar
Cukup
41-60
Informasi yang disampaikan kurang dapat diterima isi dan maknanya
Kurang
≤40
Tidak mampu memberikan informasi pada orang lain
KRITERIA : Berani mengemukakan pendapat GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Mengemukakan pendapat dengan baik
Cukup
41-60
Kurang berani mengemukakan pendapat
Kurang
≤40
Tidak berani mengemukakan pendapat
KRITERIA : Menghargai pendapat orang lain GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Mampu menghargai pendapat orang lain
Cukup
41-60
Kurang dapat menghargai pendapat orang lain
Kurang
≤40
Tidak menghargai pendapat orang lain
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 45
KRITERIA : Kerjasama GRADE
SCORE
DESKRIPSI
Bagus
61-80
Kerjasama kelompok baik
Cukup
41-60
Kerjasama kelompok kurang
Kurang
≤40
Tidak ada kerjasama kelompok
4. BAHAN PEMBELAJARAN DAN REFERENSI Buku Community and public health nursing
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 46
JADWAL MINGGUAN MINGGU KE
JAM
07.30 – 08.30 09.00 – 09.30
SENIN
SELASA
Praktikum Biomedis
Overview blok
RABU
1 (5 Des10 Des)
10.30 – 11.30
Bahasa Inggris
11.30 -12.30 12.30 -14.30 Praktikum Biomedis
15.15 – 17.15
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Tutorial
Skill lab SAP & media (B)
Skills lab :
Skills lab :
Istirahat sholat asar Belajar mandiri Belajar mandiri: (persiapan tugas (persiapan tugas 1) 1)
SABTU
Presentasi teori model dalam keperawatan komunitas (Presentasi tugas 1) (NDL)
Skills lab SAP & media (A)
Istirahat sholat dhuhur Kuliah Sejarah Belajar mandiri PHN (DP) (persiapan tugas 1)
14.30 – 15.15 Praktikum Biomedis
JUMAT
Pancasila
09.30 – 10.30 Praktikum Biomedis
KAMIS
Bahasa Inggris
Kuliah Konsep islam dalam keperawatan komunitas (TH) Mengumpulkan makalah tugas 1
Tutorial
Belajar mandiri pembuatan media penkes
Belajar mandiri Pembuatan media penkes
Page 47
MINGGU KE
JAM
07.30 – 08.30 09.00 – 09.30
09.30 – 10.30
2 (12-17 Des)
SENIN
Praktikum Biomedis
SELASA
Survey wilayah untuk penugasan askep komunitas
Praktikum Biomedis
Bahasa Inggris
10.30 – 11.30 11.30 -12.30 12.30 -14.30 Praktikum Biomedis
Skills lab 2 (A)
14.30 – 15.15 15.15 – 17.15
Praktikum Biomedis
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Skills lab 2 (B)
RABU
KAMIS
JUMAT
Pancasila Skills lab 3 (A)
Skills lab 3 Tutorial (B) (Skenario 1) Istirahat sholat dhuhur Field trip Presentasi teori pengkajian & model pembuatan Keperawatan makalah komunitas sesi 2 pengkajian (penugasan 1) (NDL) Istirahat sholat asar Survey wilayah untuk penugasan askep komunitas
Field trip pengkajian dan pembuatan makalah pengkajian
Epidemiologi dan kependudukan (TH)
Bahasa Inggris
Trend dan isu keperawatan komunitas (DS)
Field trip pengkajian dan pembuatan makalah pengkajian
SABTU
Pengkajian asuhan keperawatan komunitas (kuliah) NDL & presentasi hasil pengkajian Tutorial (Skenario 1) Revisi laporan hasil pengkajian komunitas
Revisi laporan hasil pengkajian komunitas
Page 48
MINGGU KE
JAM
07.30 – 08.30 09.00 – 09.30
09.30 – 10.30
3 (19-24 Des)
SENIN
SELASA
Praktikum Biomedis
Revisi laporan hasil pengkajian komunitas
Praktikum Biomedis
Bahasa Inggris
10.30 – 11.30 11.30 -12.30 12.30 -14.30 Praktikum Biomedis
Skills lab 4 (A)
14.30 – 15.15
RABU
Pancasila
KAMIS
Skills lab 5 (A)
Skills lab 5 Tutorial (B) (Skenario 2) Istirahat sholat dhuhur Belajar mandiri: Perencanaan Pembuatan tugas asuhan perencanaan askep keperawatan komunitas komunitas
JUMAT
SABTU
Proses belajar mengajar di komunitas (EW)
Bahasa Inggris
Implementasi dan Evaluasi
Tutorial (Skenario 2) Field trip implementasi langsung di masyarakat & persiapan penugasan 3 (askep poluasi rentan)
Istirahat sholat asar
15.15 – 17.15 Praktikum Biomedis
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Skills lab 4 (B)
Belajar mandiri: Pembuatan tugas perencanaan ASKEP komunitas
Belajar mandiri: pembuatan tugas perencanaan askep komunitas
Field trip implementasi langsung di masyarakat
Field trip implementasi langsung di masyarakat & persiapan penugasan 3 (askep poluasi rentan)
Page 49
MINGGU KE
JAM
07.30 – 08.30 09.00 – 09.30
09.30 – 10.30
4 (26-31 Des)
SENIN
Praktikum Biomedis
SELASA
KAMIS
JUMAT
SABTU
Presentasi askep populasi rentan sesi 2 (SW)
Program kesehatan dan kebijakan dalam peanggulan masalah kesehatan di komunitas 2 (TH)
Pancasila Pengumpulan penugasan 3 (askep populasi rentan)
Praktikum Biomedis
Bahasa Inggris
10.30 – 11.30 11.30 -12.30 12.30 -14.30 Praktikum Biomedis
Skills lab pendidikan kesehatan (A) membawa penugasan media
Praktikum Biomedis
Skills lab pendidikan kesehatan (B) membawa penugasan media
14.30 – 15.15 15.15 – 17.15
RABU
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Inhal skill lab (A)
Inhal skill lab Tutorial (B) (Skenario 3) Istirahat sholat dhuhur Presentasi askep Belajar mandiri: populasi rentan melanjutkan field sesi 1 (DS) trip implementasi dan pembuatan dokumentasi implementasi dan evaluasi Istirahat sholat asar Belajar mandiri: Belajar mandiri: melanjutkan field melanjutkan field trip implementasi trip implementasi dan pembuatan dan pembuatan dokumentasi dokumentasi implementasi dan implementasi dan evaluasi evaluasi
Bahasa Inggris
Program kesehatan dan kebijakan dalam peanggulan masalah kesehatan di komunitas 1 (TH)
Belajar mandiri: melanjutkan field trip implementasi dan pembuatan dokumentasi implementasi dan evaluasi
Tutorial (Skenario 3) Belajar mandiri: persiapan OSCE
Belajar mandiri: persiapan OSCE
Page 50
MINGGU KE
JAM
SENIN
07.30 – 08.30 09.00 – 09.30
Praktikum Biomedis
09.30 – 10.30
Praktikum Biomedis
SELASA
Belajar mandiri persiapan OSCE
Bahasa Inggris
5 (3-8 Januari)
10.30 – 11.30 11.30 -12.30 12.30 -14.30 Praktikum Biomedis
OSCE A
14.30 – 15.15 15.15 – 17.15
RABU
Pancasila
Tutorial (Skenario 4)
KAMIS
OSCE (A)
OSCE (B)
Istirahat sholat dhuhur Puskesmas dan Belajar mandiri: kebijakan pembuatan perkesmas di penugasan KPSP Puskesmas (NDL)
JUMAT
Belajar mandiri: pembuatan penugasan KPSP
Bahasa Inggris
Belajar mandiri: pembuatan penugasan KPSP
SABTU
Pengumpulan tugas KPSP
Tutorial (Skenario 4)
Belajar mandiri: melanjutkan field trip implementasi dan pembuatan dokumentasi implementasi dan evaluasi
Istirahat sholat asar
Praktikum Biomedis
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
OSCE B
Belajar mandiri: persiapan OSCE
Belajar mandiri: pembuatan penugasan KPSP
Belajar mandiri: pembuatan penugasan KPSP
Pengumpulan tugas Askep komunitas komplit
Page 51
MINGGU KE
JAM
SENIN
07.30 – 08.30 09.00 – 09.30
Praktikum Biomedis
09.30 – 10.30
Praktikum Biomedis
SELASA
Belajar mandiri persiapan MCQ
RABU
Pancasila
10.30 – 11.30 11.30 -12.30 12.30 -14.30
Praktikum Biomedis
Inhal OSCE A
14.30 – 15.15 15.15 – 17.15
JUMAT
MCQ 1
Belajar mandiri: persiapan MCQ
Inhal OSCE
Bahasa Inggris
SABTU
MCQ 2
Belajar mandiri persiapan MCQ Bahasa Inggris
6 (10-14) Januari)
KAMIS
Istirahat sholat dhuhur Belajar mandiri: Belajar mandiri: persiapan MCQ persiapan MCQ
Belajar mandiri: persiapan MCQ
Istirahat sholat asar Praktikum Biomedis
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Inhal OSCE B
Belajar mandiri: persiapan MCQ
Belajar mandiri: persiapan MCQ
Belajar mandiri: persiapan MCQ
Page 52
SUPLEMEN BLOK 15
Suplemen Blok 15 berisi : 1. Petunjuk Tutorial 2. Petunjuk Skills Lab
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 53
PETUNJUK TUTORIAL BLOK 15
WABAH KELOMPOK RENTAN (VULNERABLE POPULATION) KEPERAWATAN KESEHATAN DI SEKOLAH KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA (OCCUPATIONAL HEALTH NURSING/OHN)
Supported by : Department of Community Nursing
Coordinator : Nina Dwi Lestari, Ns.,M.Kep.Sp.Kep.Kom School of Nursing Medical Faculty and Health Science University Muhammadiyah of Yogyakarta 2016
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 54
PETUNJUK TEKNIS TUTORIAL Dalam modul Blok 15 ini terdapat lima empat skenario terdiri dari dua skenario terkait dasar ilmu keperawatan komunitas, dua skenario terkait asuhan keperawatan komunitas. Semua skenario menggunakan bahasa Inggris. Mahasiswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari sekitar 10 orang sampai 13 orang mahasiswa dan dibimbing oleh seorang tutor sebagai fasilitator. Dalam diskusi tutorial perlu ditunjuk satu orang sebagai ketua diskusi dan satu orang sebagai sekretaris, keduanya akan bertugas sebagai pimpinan diskusi. Ketua diskusi dan sekretaris ditunjuk secara bergiliran untuk setiap skenario agar semua mahasiswa mempunyai kesempatan berlatih sebagai pemimpin dalam diskusi. Oleh karena itu perlu difahami dan dilaksanakan peran dan tugas masing-masing dalam tutorial sehingga tercapai tujuan pembelajaran. Sebelum diskusi dimulai tutor akan membuka diskusi dengan perkenalan antara tutor dengan mahasiswa dan antara sesama mahasiswa. Setelah itu tutor menyampaikan aturan main dan tujuan pembelajaran secara singkat. Ketua diskusi dibantu sekretaris memimpin diskusi dengan menggunakan 7 langkah atau seven jumps untuk mendiskusikan masalah yang ada dalam skenario. Seven jumps meliputi : 1.
Mengklarifikasi istilah atau konsep.
2.
Menetapkan permasalahan.
3.
Menganalisis masalah.
4.
Menarik kesimpulan dari langkah 3.
5.
Menetapkan Tujuan Belajar.
6.
Mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri)
7.
Mensintesis / menguji informasi baru.
DEFINISI : 1. Mengklarifikasi Istilah atau Konsep Istilah-istilah dalam skenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya banyak interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan, kamus umum, kamus kedokteran dan tutor. 2. Menetapkan Permasalahan Masalah-masalah yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas. 3. Menganalisis Masalah
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 55
Masalah-masalah yang sudah ditetapkan dianalisa dengan brainstorming. Pada langkah ini setiap anggota kelompok dapat mengemukakan penjelasan tentative, mekanisme, hubungan sebab akibat, dll tentang permasalahan. 4. Menarik Kesimpulan dari Langkah 3 Disimpulkan masalah-masalah yang sudah dianalisa pada langkah 3 5. Menetapkan Tujuan Belajar Pengetahuan atau informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dirumuskan dan disusun secara sistematis sebagai tujuan belajar atau tujuan instruksional khusus (TIK). 6. Mengumpulkan Informasi Tambahan (Belajar Mandiri) Kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk memecahkan masalah dicari dalam bentuk belajar mandiri melalui akses informasi melalui internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan konsultasi pakar. 7. Mensintesis / Menguji Informasi Baru Mensintesis, mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri setiap anggota kelompok. Setiap skenario akan diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan. Langkah 1 s/d 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6 dilakukan di antara pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada pertemuan kedua. Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi dan membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus memberikan penjelasan atau kuliah mini. Dalam diskusi tutorial, tujuan instruksional umum atau TIU dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan tujuan belajar. Ketua diskusi memimpin diskusi dengan memberi kesempatan setiap anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan bila ada anggota kelompok yang mendominasi diskusi serta memancing anggota kelompok yang pasif selama proses diskusi. Ketua dapat mengakhiri brain storming bila dirasa sudah cukup dan memeriksa skretaris apakah semua hal penting sudah ditulis. Ketua diskusi dibantu sekretaris bertugas menulis hasil diskusi dalam komputer. Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning atmosphere disertai iklim keterbukaan dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapat tanpa khawatir apakah pendapatnya dianggap salah, remeh dan tidak bermutu oleh teman lain, karena dalam tutorial yang lebih penting adalah bagaimana mahasiswa berproses memecahkan masalah dan bukan kebenaran pemecahan masalahnya.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 56
Proses tutorial menuntut mahasiswa agar aktif dalam mencari informasi atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah. Belajar mandiri dapat dilakukan dengan akses informasi baik melalui internet (jurnal ilmiah terbaru), perpustakaan (text book & laporan penelitian), kuliah dan konsultasi pakar.
A. SKILL MAHASISWA DALAM PBL Preliminary discussion Langkah 1.
Deskripsi Klarifikasi
Ketua
istilah-istilah asing Istilah-istilah asing dalam teks diklarifikasi
Mengajak anggota kelompok untuk
Sekretaris
Membagi
membaca permasalahan
papan tulis
Mengecek anggota sudah membaca
menjadi tiga
permasalahan
bagian
Mengecek jika terdapat istilah asing dalam
Menuliskan
permasalahan
istilah-istilah
Menyimpulkan dan meneruskan langkah
asing
selanjutnya 2.
Definisi
permasalahan Kelompok tutorial mendefinisikan permasalahan dalam bentuk
Bertanya pada kelompok tentang definisi
Menuliskan
permasalahan yang mungkin terjadi
definisi
Mengakomodir berbagai pendapatanggota
permasalahan
kelompok
Mengecek apakah anggota puas dengan definisi permasalahan
Menyimpulkan dan meneruskan langkah selanjutnya
pertanyaanpertanyaan 3.
Brainstorming Mengaktifkan
Memperkenankan semua anggota
Membuat
kelompok untuk berkontribusi satu persatu
ringkasan
Meringkas kontribusi anggota kelompok
singkat dan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 57
Langkah
Deskripsi dan
menentukan pengetahuan
dasar yang
Sekretaris
Menstimulasi semua anggota kelompok
jelas dari
untuk berkontribusi
kontribusi
Menyimpulkan pada akhir langkah
Membedakan
brainstorm
antara poin-
Memastikan bahwa proses analisis kritis
poin utama
serta membuat
dari seluruh kontribusi ditunda sampai
dan persoalan
hipotesis
langkah selanjutnya
tambahan
telah dimiliki,
4.
Ketua
Analisis
masalah Penjelasan dan hipotesis didiskusikan secara
Membuat ringkasan
Meringkas kontribusi anggota kelompok
singkat dan
Mengajukan pertanyaan untuk
jelas dari
memperdalam diskusi
kontribusi
Memastikan bahwa diskuis kelompok tidak
Mengindikasi
menyimpang dari subyek
hubungan
Menstimulasi anggota kelompok untuk
antara topik
mencari hubungan antar topik
dan membuat
Menstimulasi semua anggota kelompok
skema
secara sistematis dan
brainstorm didiskusikan
mendalam dan dianalisis
Memastikan bahwa semua poin dari
untuk berkontribusi
berhubungan satu sama lain 5.
Membuat
tujuan pembelajaran Menentukan pengetahuan yang kurang dimiliki oleh kelompok dan membuat
Menanyakan tujuan pembelajaran yang
Menulis
mungkin dicapai
tujuan
Mengakomodir berbagai pendapatanggota
pembelajaran
kelompok
Mengecek apakah anggota puas dengan tujuan pembelajaran yang dibuat
Mengecek apakah semua ketidakjelasan dan kontradiksi dari analisis permasalahan telah dikonversi menjadi tujuan pembelajaran
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 58
Langkah
Deskripsi
Ketua
Sekretaris
tujuan pembelajaran berdasarkan topic
Tahap Pelaporan Lang
Deskripsi
Ketua
Sekretaris
Kah 7.
Pelaporan Setelah mencari dari literatur, dilaporkan dan
Mempersiapkan struktur tahap pelaporan
Menginventaris sumber yang telah
ringkasan singkat
digunakan
dan jelas dari
Mengulangi setiap tujuan pembelajaran
kontribusi
dan menanyakan apa yang telah
jawaban tujuan pembelajaran didiskusikan
Membuat
Mengindikasi
ditemukan
hubungan antara
Meringkas kontribusi anggota kelompok
topik dan
Mengajukan pertanyaan untuk
membuat skema
memperdalam diskusi
Membedakan
Menstimulasi anggota kelompok untuk
antara poin-poin
mencari hubungan antar topik
utama dan
Menstimulasi semua anggota kelompok
persoalan
untuk berkontribusi
tambahan
Menyimpulkan diskusi tiap tujuan pembelajaran beserta ringkasan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 59
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 60
B. RUBRIK INSTRUMEN PENILAIAN TUTORIAL Angkatan Topik Pertemuanke Kelompok
: : : :
PetunjukPengisian
:
Blok Semester Tutor
: : :
Berilah nilai terhadap anggota kelompok Anda sesuai dengan petunjuk rubrik penilaian (skor 1-4) Diperbolehkanmemberikannilaidenganpecahandesimal (misal 3,5)
Nama mahasiswa yang dinilai No
Aspek yang diobservasi
1
Dealing with work
2
Dealing with others
3
Dealing with one self
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah skor Nilai akhir RumusNilaiAkhir (NA) : 𝑵𝑨 =
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Σ Skor x 100 𝟏𝟐
Page 61
RUBRIK PENILAIAN TUTORIAL Aspek
Dealing with work
Kriteria - Pada pertemuan pertama mahasiswa memperlihatkan pengetahuan hasil belajar tentang topik terkait. Pada pertemuan kedua, mahasiswa membawa minimal 2 text books dan 2 jurnal sesuai kasus/skenario - Pada saat diskusi, mahasiswa mampu menunjukkan kemampuan sesuai materi yang telah dipelajari - Aktifmengungkapkan ide-ide terkaittopik/kasus (brainstorming) - Berpartisipasi aktif dalam kelompok ( minimal 3 x dalam masing-masing langkah: 3,4, dan 7) - Memberikan tanggapan terhadap pendapat anggota kelompok
Terdapat 3 – 4kriteriapadakelengkapanmateridari5 kriteria yang terpenuhi Terdapat 2kriteriapadakelengkapanmateridari5 kriteria yang terpenuhi Terdapat 1 kriteriapadakelengkapanmateridari5 kriteria yang terpenuhi
Dealing with others
-
Bekerjasama dalam tim Menjadi pendengar yang baik Mampu berperan sebagai ketua/sekretaris/anggota dengan baik Mampu membuat kesimpulan dari hasil diskusi Komunikasi dengan santun
Terdapat 3 kriteria pada kelengkapan materi dari 5 kriteria yang terpenuhi Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi dari 5 kriteria yang terpenuhi Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari 5 kriteria yang terpenuhi
Dealing with one self
- Mampu mempertahankan pendapatnya disertai dengan sumber-sumber yang valid - Mampu memberikan tanggapan atau masukan pada pendapat anggota lain - Mampu merefleksikan hasil diskusi - Mampu meningkatkan kemampuan sesuai masukan dari tutor - Datang tepat waktu - Berpenampilan syar’i
Terdapat 3– 4 kriteria pada kelengkapan materi dari 6 kriteria yang terpenuhi Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi dari 6 kriteria yang terpenuhi Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi dari 6 kriteria yang terpenuhi
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 62
Skor 4
3 2 1 4
3 2 1 4
3 2 1
General Learning Objective : After finished tutorial activity, students know about the concept of epidemic
1st Scenario
Community Health Volunteer in a specific region reported the existence of dengue outbreak. Nurses who work in the public health center then conducted epidemiological surveillance. The surveillance results showed the increases number of dengue fever patients as impact of seasonal exchange. Surveillance results showed an increasing number of new cases in August 2016 as much as 2 times than the average number of monthly data report in 2015 if the data compared. The nurse then prepare a case prevention program involving inter-program and inter-sector based on the triad of epidemiology. Make question as many as possible related to the scenario! Discuss the case above using the steps of seven jumps ! Referensi : 1. Alqur’an 2. Anderson, Elizabeth T & Mc. Farlane, Judith (2011). Community as a partner: Theory and practice in nursing. 6th edition. Lippincott: Williams & Wilkins 3. Allender, J.N.,Rector, C., and Warner, K.D (2014). Community and public health nursing : Promoting and protecting the public’s health, 8th ed, New York : Lippincott Williams & Wilkins 4. Anderson, et, & McFarlene, J. (2011). Community As Partner : Theory and practice in nursing, 6th ed. Philadelpia: JB. Lippincott Williams & Wilkins. 5. Doll, L.S, Bonzo, S.E, Mercy, J.A, & Sleet, D.A (2007). Handbook of Injury and Violence Prevention.Springer science: Bussiness media 6. Edelman, C.L. & Mandle C.L. (1994). Health Promotion through the lifespan, Philadelpia, Mosby. 7. Join Consortium for School Health (2012).Injury prevention, Quick scan of activities and resources in canadian schools. Goverments working across the health and education sectors. 8. Maglaya, A.S (2010). Nursing practice in the community, 5th ed, Philadelphia, Argonauto Corporation 9. MC. Murray, A. (1993). Community Health Nursing Primary Health Care in Practice, Melbourne, Churchil, Livingston. 10. Nies, M.A & Mc.Ewen,M (2015). Community/Public Health nursing 6 th edition: Elsevier 11. Pender, N. J., Murdaugh, CL. dan Parsons, M.A. (2006). Health Promotion in Nursing Practice. (5th.ed). Upper Saddie River, NJ: Prentice Hall 12. Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Himpunan Majelis Tarjih, Yogyakarta 13. Stanhope,M & Lanchaster, J. (2014). Foundation of nursing in the community, community oriented practice. Fourth edition. St Louis Missouri: Elsevier 14. Swanson, J. M. & Nies, M. A. (1997). Community health nursing: Promoting health of aggregates (2nd ed). Philadelphia: W.B. Saunders Company. 15. Whalley and Wong. (2010). Infant and children nursing care 16. Wong, L.D, Wilson, Winkelstein, L.M & Schwartz, P (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi terjemahan (ed.6).Jakarta: EGC
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 63
17. Zolten,K. & Long,N. (2006).Injury prevention for infant, tooddlers & preschoolers. University of Arkansas: departements of pediatrics Minimal Theoritical Question and Alternative Answers :
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 64
General Learning Objective : After finished tutorial activity, students are able to explain nursing care in the vulnerable population
2nd Scenario
A community health nurse will deliver community health nursing care in vulnerable populations of homeless people as specific. The study showed that health problems which often experienced by them are violence and sexual transmitted diseases. The homeless people claimed never consult their health condition to healthcare services because of economic inability. The problem is exacerbated by the lack of social environment condition. The nurse then advocate the problem to the department of social welfare and health related to this issue. Students tasks : Make question as many as possible related to the scenario!
Materi yang berkaitan : Materi kuliah
Materi praktikum
Epidemiologi
Discuss the case above using the steps of seven jumps! Referensi : 1. Allender, J.A Rector & Warner (2014). Community health nursing: promoting and protecting the public health, 8th edition. Philadelphia: Lippincott 2. Edelman, C.L. & Mandle C.L. (1994). Health Promotion through the lifespan, Philadelpia, Mosby. 3. Mc. Murray A. (2003). Community health and wellness: asociological approach. Sydney: Mosby. 4. Nies, M.A & Mc.Ewen,M (2015). Community/Public Health nursing 6 th edition: Elsevier 5. Stanhope,M & Lanchaster, J. (2014). Foundation of nursing in the community, community oriented practice. Fourth edition. St Louis Missouri: Elsevier
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 65
Minimal Theoritical Question and Alternative Answers :
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 66
General Learning Objective : After finished tutorial activity, students know about the cocept of nursing in the school area
3rd Scenario
A community health nurses who work in public health center deliver a school health nursing care at school. The assessment results showed the student health problems by gained a crucial data as 57% of students are obese. According to the data it realize the number of student with certain problems are remain high, then the nurse plan to overcome the high number by creating a program throuh optimizing trias UKS and bridging cooperation with health department. The next step nurses will plan to screen Body Weight and Height on a regular basis as a form of prevention. Prevention is important component to act, as already stated in the Quran and Hadist. Make question as many as possible related to the scenario!
Discuss the case above using the steps of seven jumps! Referensi : 1. Allender, J.A Rector & Warner (2014). Community health nursing: promoting and protecting the public health, 8th edition. Philadelphia: Lippincott 2. Edelman, C.L. & Mandle C.L. (1994). Health Promotion through the lifespan, Philadelpia, Mosby. 3. Mc. Murray A. (2003). Community health and wellness: asociological approach. Sydney: Mosby. 4. Nies, M.A & Mc.Ewen,M (2015). Community/Public Health nursing 6 th edition: Elsevier 5. Stanhope,M & Lanchaster, J. (2014). Foundation of nursing in the community, community oriented practice. Fourth edition. St Louis Missouri: Elsevier
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 67
Minimal Theoritical Question and Alternative Answers :
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 68
General Learning Objective : After finished tutorial activity, students are able to apply the concept of occupational health nursing
4th Scenario
An occupational health nurse work in notable chemical industrial company. The assessment results showed there are risk of occupational disease among worker population. The nurse analyzed it can caused by the exposure of workers to health hazards that exceed the threshold value has been determined. From the assessment data obtained that, 74.8% of workers have over limit working hours from 8-10 hours per shift, and 93% of workers are exposed to various kinds of health hazards in the workplace. As response to these conditions, the nurse then conduct secondary prevention in the workplace.
Discuss the case above using the steps of seven jumps! 1. Allender, J. N., Rector, C. dan Warner, K.D. (2014). Community & public health nursing : promoting and protecting the public’s health. (8th ed). New York : Lippincott Williams & Wilkins 2. Buckle, et.all. (2008). Work related musculoskeletal disorders. 28 Januari 2014. www.proquest.com 3. Kemenkes RI (2012). Modul pelatihan perawat kesehatan kerja (occupational health nurse). Kemenkes RI Direktorat Jenderal bina gizi dan kesehatan ibu dan anak, direktorat bina kesehatab kerja dan olah raga. 4. Nies, M.A & Mc.Ewen,M (2015). Community/Public Health nursing 6 th edition: Elsevier 5. Oakley. (2008). Occupational health nursing (3th ed). England: John Wiley and Son. Ltd 6. Pender, N. J., Murdaugh, CL. dan Parsons, M.A. (2006). Health Promotion in Nursing Practice. (5th.ed). Upper Saddie River, NJ: Prentice Hall 7. WHO. (2012). Workers’ health: global plan of action 2008–2017: Objective to protect and promote health at the workplace. Genewa: International Labour Office.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 69
Minimal Theoritical Question and Alternative Answers :
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 70
PETUNJUK SKILLS LAB BLOK 15 SAP DAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN KMS POSBINDU PTM&KMS LANSIA KMS IBU HAMIL & KMS BALITA POSYANDU & POSBINDU PTM Supported by :
MTBS
Departement of Community Nursing
Coordinator : NINA DWI LESTARI, Ns.M.Kep.,Sp.Kep.Kom
School of Nursing Medical Faculty and Health Sciences University Muhammadiyah of Yogyakarta 2016 RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 71
Bab I
PENDAHULUAN DAN TUJUAN
A. Deskripsi Mata Ajar Praktikum Blok 15 (keperawatan komunitas) diberikan pada tahap akademik. Praktikum Blok 15 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
menekankan pada kemampuan mahasiswa
mengaplikasikan implementasi dan terapi-terapi modalitas dalam rangka memberikan asuhan keperawatan komunitas dengan menggunakan sarana laboratorium keperawatan komunitas maupun wilayah-wilayah/institusi yang dibina oleh PSIK FK UMY. Pembelajaran di laboratorium dan lapangan dalam bentuk team-work dan praktek individu akan sangat ditekankan dalam proses pembelajaran ini.
B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Pada akhir praktikum ini diharapkan mahasiswa mempunyai serangkaian pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan di komunitas dengan menggunakan pendekatan keperawatan komunitas yang menunjang pendidikan profesi komunitas. 2. Tujuan Instruksional Khusus a. Mahasiswa mampu menyyusun SAP dan membuat media yang sesuai b. Mahasiswa mampu mengisi KMS balita dan lansia serta mampu menginterpretasikan hasil pengukuran di KMS c. Mahasiswa mampu mengisi KMS ibu hamil dan KMS anak sekolah serta mampu menginterpretasikan hasil pengukuran di KMS d. Mahasiswa menerapkan konsep 5 meja dalam pelayanan posyandu, baik posyandu balita, posyandu lansia maupun posbindu PTM e. Mahasiswa mampu melakukan MTBS
C. Pelaksanaan Praktikum Sesuai jadwal (terlampir)
D. Metode Evaluasi Pretest
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 72
Post test Sikap dan penampilan saat mengikuti skills lab Laporan Ujian akhir skills lab
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 73
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K
Bab II
TATA TERTIB
A. Tata tertib akademik 1. Mahasiswa tahap akademik yang telah menyelesaikan dan lulus blok-blok sebelumnya 2. Mahasiswa yang sudah mengambil mata kuliah keperawatan komunitas blok 15, diperbolehkan untuk tidak mengikuti praktikum dan tutorial blok 15 dengan syarat nilai praktikum telah lulus
B. Tata Tertib Umum 1. Mahasiwa harus hadir 10 menit sebelum waktu praktikum dimulai, terlambat 5 menit, tidak boleh memasuki ruang praktikum 2. Mahasiswa harus menggunakan baju praktikum, rapi dan sopan pada saat kegiatan praktikum 3. Didalam laboratorium mahasiswa harus selalu bersikap sopan 4. Pada waktu praktikum tidak boleh meninggalkan tempat praktek tanpa seijin pembimbing 5. Tidak diperkenankan mengambil alat laboratorium tanpa seijin petugas 6. Setiap kegiatan praktikum, akan diadakan pre test (10 menit) sebelum pelaksanaan praktikum, mahasiswa yang nilai pre test kurang dari 50, tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada hari itu 7. Kehadiran kurang dari 90%, maka nilai praktikum Blok 15 tidak keluar. 8. Mengganti apabila menghilangkan atau merusak alat laboratorium 9. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai baju ketat memakai perhiasan berlebihan selama skill-lab 10. Mahasiswa membuat pengaturan sendiri transportasi ke dan dari kampus-lapangan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 74
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K Nina Dwi Lestari, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep Kom
Unit I
SAP dan Media
Skenario : Ners Fulanah akan memberikan pendidikan kesehatan tentang senam nifas. Sebelumnya Ners Fulanah menyusun SAP sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
Minimal questions : 1. Apa itu SAP ? 2. Komponen-komponen dalam SAP ? 3. Siapa yang seharusnya membuat SAP ? Tugas individu: Mempersiapkan materi yang akan dibuat SAP saat praktikum: Kelompok
Media penkes
Kelompok
Media Penkes
IA
Obesitas pada remaja
IB
Malnutrisi pada balita
II A
Cacingan pada anak
II B
NAPZA
III A
Kehamilan tidak diinginkan III B
Cedera pada anak usia sekolah
pada remaja IV A
TBC
IV B
Demensia pada lansia
VA
Tumbuh kembang pada balita
VB
Penggunaan Alat pelindung diri pada Pekerja
VI A
Tuberkulosis (TBC)
VI B
Pneumonia pada Balita
VII A
Diet hipertensi
VII B
Diet DM
VIII A
Stroke pada lansia
VIII B
Hipertensi pada lansia
IX A
Reumatoid artritis pada lansia
IX B
Risiko jatuh pada lansia
XA
Asi ekslusif
XB
Stimulasi tumbuh kembang balita
XI A
Aktivitas fisik pada pasien XI B
Merokok pada remaja
DM XII A
PHBS pada anak usia sekolah
XII B
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Diare pada anak
Page 75
A. SAP SAP mengandung komponen-komponen yang hampir sama seperti yang ada dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester). SAP mengandung komponen-komponen diantaranya adalah kegiatan belajar mengajar, media dan alat pengajaran, serta evaluasi.
B. Format Standar SAP Tahap-tahap penyusunan SAP terdiri atas tahap pendahuluan (introduction), tahap penyajian (presentation) dan tahap penutup (test and follow up). 1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal dalam penyajian materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan pada pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut, hubungan materi tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui peserta didik, serta tujuan yang harus dicapai peserta didik pada akhir pertemuan. Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental peserta didik agar memperhatikan dan belajar secara sungguh-sungguh selama tahap penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran.
2. Tahap Penyajian Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama dalam suatu pengajaran. Didalamnya tercakup bagian-bagian sebagai berikut : a. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non verbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya (realita), model, dan/atau demonstrasi gerak b. Contoh yang praktis serta konkrit dari uraian konsep c. Latihan, merupakan praktik bagi peserta didik untuk menerapkan konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan fisik.
3. Tahap Penutup Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran. Tahap ini meliputi tiga kegiatan yaitu : a. Pelaksanaan tes hasil belajar untuk dijawab atau dikerjakan peserta didik b. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes c. Penutup
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 76
Contoh SAP : SATUAN ACARA PENGAJARAN Mata Ajaran
: Praktikum
Pokok Bahasan
: Senam Nifas
Instansi
: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Semester
: VI
Waktu
: 120 menit
Hari/ Tanggal
: Selasa, 19 November 2016
Tempat
: Mini Hospital PSIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
I. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti pembelajaran selama 15 menit, mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat memahami teori pelaksanaan senam nifas dengan baik.
II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti pembelajaran selama 15 menit, mahasiswa semester VI Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dapat : 1. Menyebutkan pengertian senam nifas dengan benar. 2. Menyebutkan tujuan senam nifas. 3. Menyebutkan waktu pelaksanaan senam nifas. 4. Menyebutkan kembali tata cara pelaksanaan senam nifas dengan benar.
III.
Materi Pembelajaran 1. Pengertian senam nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan dengan gerakan yang sederhana sampai sulit dimulai dengan mengulang tiap 5 gerakan setiap hari ditingkatkan 10 kali.
2. Tujuan senam nifas Memperbaiki sirkulasi darah Memperbaiki sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan Memperbaiki tonus otot pelvis
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 77
Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil Memperkuat regangan otot tungkai bawah Memperkuat otot dasar panggul Memperkuat otot sekitar vagina dan perineum. . 3. Waktu pelaksanaan senam nifas Senam nifas dapat dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan sampai hari ke 10 secara teratur setiap hari jika keadaan ibu baik. Pada masa nifas ibu setelah melahirkan normal dan keadaannya baik dianjurkan bergerak karena dengan ambulasi dini dapat membantu rahim untuk kembali ke bentuk semula.
Pada masa nifas ibu postpartum dengan SC pada hari pertama dianjurkan untuk melakukan pernafasan, latihan senam nifas yang normal dapat dilakukan 2-3 hari setelah ibu dapat bangun dari tempat tidur.
4. Tahap-tahap pelaksanaan senam nifas Pelaksanaan senam nifas dilakukan secara bertahap dari hari 1-10 secara teratur. Hari 1 : pernafasan perut 1. tidur telentang dengan lutut ditekuk, kedua tangan diperut 2. tarik nafas dalam dari hidung, usahakan rongga dada tetap dan rongga perut mengembang tahan 3-5 detik. 3. keluarkan udara perlahan-lahan dengan menggunakan otot-otot perut, kemudian istirahat. 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 2 : kombinasi pernafasan perut dan pengerutan panggul 1. tidur telentang dengan lutut ditekuk 2. sambil menarik nafas dalam, kerutkan sekitar anus dengan pinggang mendatar pada tempat tidur tahan 3-5 detik. 3. keluarkan udara perlahan-lahan, dorong dengan kekuatan perut dan bokong, kemudian istirahat. 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 3 : mengangkat pantat 1. berbaring dengan posisi tangan disamping badan tekuk lutut dan angkat pantat 2. berbaring dengan posisi tangan disamping badan tekuk lutut,kepala diangkat sambil mengangkat pantat
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 78
Hari 4 : menggapai lutut 1. tidur telentang dengan lutut ditekuk 2. sambil menarik nafas dalam, tarik dagu kearah dada 3. sambil mengeluarkan udara, angkat kepala dan bahu perlahan-lahan 4. regangkan tangan sampai menyentuh lutut, tubuh boleh diangkat setinggi 15-20 cm 5. perlahan-lahan bahu diturunkan seperti posisi semula 6. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 5 : memutar kedua lutut 1. tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk 2. pertahankan bahu tetap lurus, telapak kaki tetap dan secara perlahan putar kedua lutut hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan sisi kiri secara bergantian 3. kembali ke posisi semula dan istirahat 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 6 : memutar satu lutut 1. tidur telentang dengan kedua lutut ditekuk 2. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan putar lutut kiri hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula 3. ganti posisi kaki secara perlahan putar lutut kanan hingga menyentuh sisi kiri tempat tidur dan kembali ke posisi semula 4. lakukan latihan ini 5-10 kali.
Hari 7 : memutar tungkai 1. tidur telentang dengan posisi lurus 2. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kiri diangkat dalam keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula 3. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kiri diangkat dalam keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kanan tempat tidur dan kembali ke posisi semula 4. pertahankan bahu tetap lurus, secara perlahan tungkai kanan diangkat dalam keadaan lurus dan putar hingga menyentuh sisi kiri tempat tidur dan kembali ke posisi semula 5. lakukan latihan ini 5-10 kali.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 79
Hari 8,9,10 : sit up Kedua lutut ditekuk dan kedua telapak tangan diletakkan di tengkuk kemudian bangun untuk duduk. Istirahat dengan posisi telungkup Caranya : tidur dengan posisi telungkup dengan kaki lurus, posisi ini dapat membantu mengembalikan rahim dalam posisi normal dan dapat mencegah kekakuan pada punggung dan bokong
IV.
Metode a. Ceramah b. demontrasi c. Tanya jawab/diskusi
V.
Kegiatan Pembelajaran
No.
Kegiatan Pengajar
Waktu
Kegiatan Mahasiswa
1.
Mengucapkan salam, mempersilakan berdoa
5’
Menjawab salam, berdoa dan
dan memperkenalkan diri 2.
memperhatikan 10’
Apersepsi tentang senam nifas
Menanggapi
dan
menjawab
pertanyaan 3.
Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
secara
10’
verbal 4.
Berdiskusi
Berdiskusi
penjelasan
pengajar dengan
mahasiswa
dan
10’
menjelaskan tentang pengertian senam nifas 5.
Memperhatikan
dengan
mahasiswa
dan
Menyampaikan pertanyaan dan diskusi
10’
menjelaskan tentang rasional, indikasi dan
Menyampaikan pertanyaan dan diskusi
waktu pelaksanaan senam nifas 6.
Berdiskusi
dengan
mahasiswa
dan
10’
menjelaskan tentang alat dan bahan untuk
Menyampaikan pertanyaan dan diskusi
senam nifas 7.
Mendemonstrasikan
kepada
mahasiswa
30’
prosedur pelaksanaan senam nifas 8.
Mendorong dan memberi kesempatan pada
Memperhatikan
penjelasan
pengajar, bertanya dan diskusi 20’
Redemonstrasi,
Bertanya,
mahasiswa untuk bertanya, redemonstrasi
menanggapi dan atau menjawab
menjawab pertanyaan mahasiswa dan atau
pertanyaan
pengajar bertanya
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 80
9.
Evaluasi secara lisan
10’
Menjawab pertanyaan
10.
Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
5’
Memperhatikan dan menjawab salam
Jumlah waktu
VI.
120’
Media a. Komputer b. Proyektor c. CD senam nifas
VII. Sumber Bahan
a. Ellis, J., R & Bentz, P., M. (2007). Modules For Basic Nursing Skills, 7th edition. Philadelphia : William & Wilkins.
b. Potter, P., A & Perry, A., G. (2006). Clinical Nursing Skills & Techniques, 6th edition. Philadelphia; Elseiver Mosby.
VIII. Evaluasi a. Prosedur b. Jenis c. Bentuk
: Lisan : Formatif : Redemonstrasi
Soal : 1. Sebutkan pengertian senam nifas dengan benar! 2. Jelaskan rasional pelaksanaan senam nifas dengan benar! 3. Sebutkan indikasi senam nifas! 4. Sebutkan waktu pelaksanaan senam nifas!
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 81
MEDIA EDUKASI
Skenario: Ns. Fulan akan memberikan pendidikan kesehatan kepada anak SD tentang PHBS, Ns. Fulan sedang merencanakan alat peraga yang sesuai. Pendidikan kesehatan ini akan diberikan kepada siswa kelas 1 yang sebagian besar belum bisa membaca dan menulis.
Tujuan Praktikum: 1. Mahasiswa memahami peran alat peraga dalam pendidikan 2. Mahasiswa memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat alat peraga 3. Mahasiswa dapat membuat alat peraga
Tugas Individu Masing-masing mahasiswa membuat media: Kelompok
Media penkes
Kelompok
Media Penkes
IA
Obesitas pada remaja
IB
Malnutrisi pada balita
II A
Cacingan pada anak
II B
NAPZA
III A
Kehamilan tidak diinginkan III B
Cedera pada anak usia sekolah
pada remaja IV A
TBC
IV B
Demensia pada lansia
VA
Tumbuh kembang pada balita
VB
Penggunaan Alat pelindung diri pada Pekerja
VI A
Tuberkulosis (TBC)
VI B
Pneumonia pada Balita
VII A
Diet hipertensi
VII B
Diet DM
VIII A
Stroke pada lansia
VIII B
Hipertensi pada lansia
IX A
Reumatoid artritis pada lansia
IX B
Risiko jatuh pada lansia
XA
Asi ekslusif
XB
Stimulasi tumbuh kembang balita
XI A
Aktivitas fisik pada pasien XI B
Merokok pada remaja
DM XII A
PHBS pada anak usia sekolah
XII B
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Diare pada anak
Page 82
A. Pendahuluan Ada banyak media yang dapat dibuat untuk meningkatkan kesuksesan dari suatu program. Media tersebut dapat berupa poster, leaflet, spanduk, slide projector, dan film. Media pengantar ini diperlukan untuk meningkatkan perhatian dari audien. Seperti dikemukakan oleh Jack Dove bahwa pengetahuan itu diserap melalui 5 indra yaitu: penglihatan 75%, pendengaran 13%, sentuhan 6%, penciuman 3%, dan perasa 3%.
B. Alat peraga Alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengiriman pesan ke penerima pesan sehingga dapat menerangkan fikiran, perasaan, perhatian, dan minat sasaran sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian, dan penghayatan dari apa yang diterangkan.
C. Tujuan Alat Peraga 1. Sebagai alat bantu dalam penyuluhan 2. Untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah yang dijelaskan 3. Untuk mengingatkan tentang suatu pesan/informasi 4. Untuk menjelaskan fakta-fakta, prosedur, dan tindakan 5. Membuat penyajian materi ceramah lebih sistematis
D. Kegunaan Alat Peraga 1. Dapat menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran 2. Membantu kelompok sasaran untuk mengerti lebih baik 3. Membantu kelompok sasaran untuk mengingat lebih baik 4. Membantu kelompok sasaran untuk meneruskan apa yang diperoleh kepada orang lain 5. Membantu kelompok sasaran untuk menambah atau membina sikap baru 6. Membantu kelompok sasaran untuk melaksanakan apa yang telah dipelajari 7. Dapat membantu hambatan bahasa 8. Dapat mencapai sasaran yang lebih baik 9. Membantu kelompok sasaran untuk belajar lebih banyak dan lebih cepat
E. Ciri-ciri alat peraga 1. Merupakan suatu alat yang dapat diraba, lihat, didengar, dan dapat diamati melalui pancaindra 2. Tekanan utamanya terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan didengar 3. Digunakan dalam rangka hubungan komunikasi dalam penceramah 4. Merupakan media pendidikan yang dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat 5. Sebagai alat tehnis yang erat kaitannya dengan metode penyuluhan yang diberikan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 83
F. Ciri-ciri Alat Peraga Sederhana 1. Pembuatannya mudah 2. Dibuat dari bahan setempat 3. Mencerminkan kehidupan, kepercayaan, dan kebiasaan setempat 4. Masyarakat melihatnya sebagai penggambaran keadaan lingkungannya sendiri 5. Ditulis dan digambar secara sederhana dan menggunakan bahasa dan gambar yang mudah dimengerti oleh masyarakat setempat 6. Memenuhi kebutuhan petugas kesehatan dan masyarakat setempat 7. Masyarakat melihatnya sebagai milik mereka, tumbuh dari mereka dan dimanfaatkan oleh mereka sendiri
G. Macam-macam Alat Peraga Macam-macam alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah: 1. Papan pengumuman 2. Over Head Projector (OHP) 3. Kertas Plip Chart dan penyangganya 4. Poster 5. Flash card 6. Mode 7. Leaflet 8. Film 9. Slide Projector 10. Video film 11. Bahan-bahan asli: bahan makanan, sayuran, oralit dan sebagainya
Berikut ini akan dijelaskan beberapa alat peraga yang sering digunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat. 1. Papan Pengumuman Definisi : Papan pengumuman yang berukuran besar yang dapat dipasang di Puskesmas, rumah sakt, balai desa atau kantor kecamatan untuk menempelkan informasi kesehatan, biasanya berukuran 90 X 129 CM. Papan pengumuman tersebut dapat menempelkan gambar-gambar yang mengandung informasi kesehatan, tulisan-tulisan tentang prosedur pelayanan kesehatan dan sebagainya. Cara penggunaan : 1. Papan pengumuman ditempelkan didinding yang mudah dilihat oleh pengunjung, cukup penerangan, dan sinar sehingga mudah dibaca
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 84
2. Gambar-gambar dan tulisan-tulisan mengandung informasi kesehatan, perawatan, prosedur pelayanan, pengobatan, dan dipasang dalam jangka waktu periode tertentu 3. Dapat juga memuat foto-foto peristiwa yang dianggap perlu diketahui pengunjung 4. Poster, chart yang memuat selebaran kesehatan dapat ditempelkan dipapan pengumuman Keuntungan : 1. Dapat dibuat sendiri sesuai dengan keinginan 2. Dapat merangsang pengunjung untuk membacanya bila pemasangan tepat 3. Menghemat waktu dan mengarahkan pembaca untuk membaca informasi yang disajikan sesuai dengan urutan 4. Dapat mengajak pembaca untuk mengetahui sesuatu program kesehatan atau informasi yang dianggap perlu seperti prosedur pembuatan larutan gula garam, akses dan sebagainya 5. Sebagai salah satu cara untuk mengingat kembali tentang sesuatu yang telah diinformasikan
2. Poster Fungsi poster Herbers M. Baus menyajikan ilustrasi sebagai berikut” Upaya untuk membangkitkan perhatian (attention arousing) dapat diibaratkan upaya memancarkan cahaya untuk dapat dilihat oleh orang banyak”. Poster diantaranya harus menarik perhatian, sehingga massa akan tertarik kepadanya. Dalam ilmu komunikasi poster merupakan media nirmassa (non-massa media) karena komunikan, dalam menerima pesan dari poster, tidak secara serempak (simultaneous) seperti halnya surat kabar (yang berjumlah jutaan), radio, televisi, dan film. Tujuan pemasangan poster adalah untuk memikat khalayak sebanyak-banyaknya. Untuk pencapaian tujuan tersebut, sudah tentu poster harus dipasang ditempat strategis.
Teknik membuat poster yang komunikatif Yang dimaksud dengan poster komunikatif disini yaitu poster yang memikat perhatian, menarik minat, dan menimbulkan kesan, sehingga menimbulkan efek pada public. Seperti dijelaskan sebelumnya, efek komunikasi mempunyai kadar yang berbeda. Ada efek kognitif yang bersangkutan dengan pemikiran dan penalaran; public akan mempunyai pesan yang merangsangnya melalui poster tersebut. Ada efek afektif, public merasa tersentuh hatinya oleh pesan tersebut: bangga, kagum, penasaran, atau bahkan merasa takut bisa pesan tersebut bersifat fear arousing, misalnya peringatan bagi mereka yang suka mengebut dijalan atau suka merokok. Ada pula efek konatif yakni dampak yang timbul pada publik dalam bentuk perilaku, kegiatan, tindakan atau lainnya yang bersifat jasmaniah, misalnya memeriksakan kehamilan sesuai anjuran, menghentikan kebiasaan minum alcohol, membawa anaknya untuk imunisasi, dan lainnya. Komunikatif tidaknya sebuah poster ditentukan oleh berbagai faktor, yakni:
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 85
-
bentuk
-
Warna
-
Ilustrasi
-
Bahasa
-
Huruf
Faktor bentuk Faktor bentuk mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya berkisar pada bentuk persegi, bundar, lonjong, dan sebagainya, tetapi juga termasuk ukuran dan bahan. Ada banyak bahan yang bisa digunakan dalam pembuatan poster ini, dari bahan yang sangat mahal sampai bahan yang bersifat murah tetapi tetap saja berguna untuk menarik perhatian khalayak. Contoh bahan yaitu dari aluminium, seng, atau juga kayu, karton, dan kertas. Umumnya poster berbentuk persegi panjang; hanya kadang-kadang saja berbentuk trapezium, bundar, atau lonjong. Dari bentuk-bentuk itu dapat dibuat berbagai variasi. Poster ada dua bentuk: bentuk hidup dan diam. Bentuk diam adalah poster yang tidak bergerak dan mungkin hanya berupa tulisan atau gambar yang tidak bisa dianimasi. Sedangkan poster hidup atau bergerak yaitu adanya gerakan berubah-ubah pada poster baik huruf maupun ilustrsinya dan umumnya poster hidup diatur secara elektris. Faktor warna Bagi media poster warna merupakan factor penting, karena menjadi pemikat perhatian khalayak. Tanpa warna sebuah poster akan tampak polos, dalam arti kata tidak mengandung sesuatu yang merangsang. Warna apakah yang dapat menarik perhatian khalayak? Warna poster harus kontras dengan pemandangan yang melatarbelakanginya, misalya jika suatu poster akan dipasang didinding puskesmas dan warna catnya putih, maka poster dengan warna senada akan tampak kurang menarik perhatian dibandingkan dengan poster dengan warna kontras.
Faktor Ilustrasi Sesuatu yang indah, lucu, atau aneh, adalah hal-hal yang dapat memikat perhatian khalayak. Jadi untuk membina daya tarik pada poster, maka unsure-unsur tadi dapat dikombinasikan secara tepat sesuai dengan tujuan pembuatan poster dan dimunculkan dalam poster yang akan diproduksinya. Contoh dari poster yaitu adanya gambar manusia yang berupa organ mana saja yang rusak akibat kebiasaan merokok. Poster tadi ditambah tulisan, “Inilah diri anda….” Faktor bahasa “Asi membuat anak anda cerdas dan kuat”, demikian kalimat singkat pada poster tentang promosi agar ibu menyusui para anaknya dengan air susu ibu. Kalimat yang singkat dan komunikatif itu merupakan pesan yang menimbulkan kesan pada publik. Pada media komunikasi seperti poster, gambar ilustrasi dapat berganti-ganti, tetapi kalimat
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 86
yang sama tetap sehingga publik menjadi terbiasa. Dalam tehnik propragan terdapat apa yang dinamakan frapper, frapper toujours, yang berarti canangkan, dan canangkan selalu. Contohnya “3M” yaitu mengguras, menimbun, dan membersihkan. Meskipun demikian, dalam penerangan tehnik tersebut harus dijaga agar tidak sampai pada titik kulminasi, dalam arti kata public menjadi jenuh dan bosan. Karena itu, seperti dikatakan diatas, pada waktu-waktu tertentu harus diadakan perubahan. Dalam contoh poster ASI eklusif, bisa saja kalimatnya sama akan tetapi gambarnya diubah-ubah. Kalau dulu biasanya digambarkan ibu dengan kebaya, untuk masa sekarang ini mungkin ibu dengan memakai baju yang banyak dikenakan orang sekarang akan lebih terekam, atau ibu dengan baju kantoran, sehingga ibu-ibu yang bekerja diluar rumah pun mempunyai motivasi untuk menyusui anaknya. Untuk poster kalimatnya harus singkat, tepat dan ampuh, sehingga orang yang lari pun dapat membacanya, seperti diucapkan oleh John W. Crawford.
Faktor huruf Telah dijelaskan bahwa poster harus mampu memikat perhatian khalayak dan dapat dibaca dalam sekilas pandang. Kalau mereka yang lalu lalang hanya tertarik oleh ilustrsinya saja, tetapi tidak dapat mencerna makna dari kata-kata yang sebenarnya merupakan factor sentral dari poster maka media tersebut tidak komunikatif. Jelaslah bahwa huruf-huruf yang secara berderet mengungkapkan makna kata-kata yang sebenarnya merupakan suatu pesan, amat penting, lebih penting dari pada ilustrasi betapa pun meriahnya. Seperti dikatakan John W. Crawford, orang yang lari pun harus dapat membaca. Karena itu huruf-huruf yang ditulis harus sederhana tak perlu indah berbunga- berukuran relative besar dengan warna mencolok. Poster harus bagus, sedang pesan hendaknya singkat dan jelas.
Cara Penggunaan : 1. Poster sebaiknya ditempel diruang tunggu puskesmas atau ruang pemeriksaan secara menarik 2. Dapat digunakan untuk alat Bantu dalam memberikan penyuluhan kesehatan 3. Dapat digunakan untuk bahan diskusi kelompok dalam suatu kesempatan tertentu Keuntungan 1. Dapat diproduksi dalam jumlah besar 2. Dapat disebarluaskan ke pelosok-pelosok wilayah yang terpencil 3. Dengan gambar yang menarik dapat menarik orang untuk melihat dan membacanya 4. Dapat ditempelkan ditempat umum dimana orang sering berkumpul
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 87
3. Leaflet Definisi selembar kertas yang berisi tulisan cetak ulang tentang sesuatu masalah khusunya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Penggunaan : 1. Dapat ditempel dipapan pengumuman puskesmas, rumah sakit, atau tempat-tempat lain yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat umum 2. Dapat diberikan kepada sasaran setelah selesai penyuluhan kesehatan Bentuk Leaflet : 1. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak yang seringkali diselingi dengan gambar 2. Harus dapat dibaca sekali pandang 3. Ukuran biasanya 20-30 cm 4. Dapat berupa leaflet tentang DHF, penanggulangan diare, imunisasi, dan sebagainya. Keuntungan : 1. Dapat disimpan lama, bila lupa dibaca lagi 2. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan 3. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain 4. Jika perlu dapat dicetak ulang 5. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan berbeda Kerugian : 1. Bila cetakannya kurang menarik orang segan menyimpannya 2. Kebanyakan ornag enggan membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya kurang menarik 3. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak dapat membaca
4. Flash Card Definisi : Adalah beberapa kertas/kartu dengan kira-kira 25 x 30 cm yang berisi suatu masalah atau program tertentu. Biasanya tulisan terletak dibalik gambar yang ada pada gambar depan. Cara penggunaan : 1. Sejumlah kartu yang telah disimpan secara berurutan dipegang dengan halaman gambar dihadapkan kepada sekelompok sasaran 2. Pada saat gambar diperlihatkan, teks atau kalimat yang ada dibelakangnya dibacakan dan diterangkan atau mempermudah pengertian sasaran 3. Dapat digunakan dalam penyuluhan kesehatan di Puskesmas, rumah sakit, rumah bersalin dan sebagainya
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 88
Keuntungan : 1. Dapat dibawa kemana-mana 2. Dapat digunakan untuk bahan penyuluhan 3. Dapat membantu penyuluh yang kurang mampu bicara karena ada materi/tulisan yang ada di halaman belakang. 4. Jika gambarnya menarik dapat menarik perhatian sasaran untuk memperhatikan dan mendengarkannya secara tekun.
5. Plip Chart Adalah beberapa chart yang telah disusun secara berurutan dan berisi tulisan dengan gambar-gambar yang telah disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada bagian pinggir sisi atas. Biasanya jumlah chart lebih dari 12 gambar, berukuran poster lebih besar atau lebih kecil, dan biasanya memakai kertas tebal
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 89
CHECK LIST MEDIA PERAGA KESEHATAN Kelompok
:...........................................
Instruktur
:.......................................... Raw score
No
Detail
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
Bentuk Bentuk cukup besar sehingga dapat memuat pesan yang akan
0
1
2
2
1
4
0
1
2
2
3
18
0
1
2
2
4
Terdapat ilustrasi yang sesuai dengan pesan yang akan 0
1
2
3
3
18
0
1
2
2
2
8
0
1
2
3
2
18
0
1
2
2
1
4
Warna tulisan mencolok sehingga dapat dilihat dengan jelas 0
1
2
1
2
disampaikannya. Kreatifitas bentuk poster 2
Warna Warna cukup mencolok sehingga menarik perhatian orang
3
3
Ilustrasi
disampaikan Ilustrasi yang disampaikan menarik perhatian 4
Bahasa Bahasa sesuai dengan pesan yang akan disampaikan
5
3
Huruf Pemilihan bentuk tulisan menarik
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 90
diantara ilustrasi disekitarnya
CHEKLIST PEMBUATAN SAP Raw score No
Detail
C
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
2
3
4
5
Actual
Max Score
(RXCX D) 1
2
Pendahuluan: Mendeskripsikan Mata ajar/pokok bahasan yang akan disampaikan
0
1
1
1
1
Mendeskripsikan Sasaran
0
1
1
1
1
Mendeskripsikan Waktu pelaksanaan
0
1
1
1
1
Mendeskripsikan tempat pelaksanaan
0
1
1
1
1
Mendeskripsikan tujuan umum yang akan dicapai dengan jelas 0
1
2
3
2
2
12
1
2
3
2
2
12
Tujuan Umum
(memuat waktu, sasaran dan mata ajar secara umum) 3
Tujuan khusus Mendiskripsikan tujuan khusus yang akan dicapai secara spesifik 0 (waktu, sasaran, mata ajar secara rinci)
4
Materi pembelajaran
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 91
Mendeskripsikan rincian materi pembelajaran dan penjelasannya 0
1
2
1
3
3
2
18
2
3
2
12
dengan lengkap sesuai dengan materi yang akan diajarkan 5
Metode Mendiskripsikan metode pembelajaran yang akan dilakukan sesuai 0 dengan tujuan yang akan dicapai dan materi yang akan disampaikan
6
Kegiatan pembelajaran (KBM): mendeskripsikan tentang kegiatan belajar mengajar pemateri dan audience
7
Mendeskripsikan Kegiatan pemateri
0
1
2
2
2
8
Mendeskripsikan kegiatan audience
0
1
2
2
2
8
Mendeskripsikan waktu
0
1
2
2
1
4
Memilih media yang sesuai dengan tujuan dan materi yang akan 0
1
2
2
1
4
0
1
2
2
1
4
0
1
2
1
2
0
1
2
2
2
8
Menuliskan pertanyaan evaluasi (jika menggunakan evaluasi lisan 0
1
2
1
2
4
Media
disampaikan Memilih media yang sesuai dengan sasaran (audience) 8
Sumber Bahan Menuliskan sumberbahan rujukan yang digunakan
9
Evaluasi Memilih metode evaluasi yang sesuai
atau tertulis)
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 92
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K Nina Dwi Lestari, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
Unit II
PENKES
Scenario:
Seorang ners beserta tim menemukan adanya masalah terkait gizi kurang pada 30% balita di sebuah kelurahan.
Minimal questions 1. Apa peran pendidikan massa dalam promosi dan proteksi kesehatan 2. Apa saja hal-hal yang mempengaruhi pendidikan kesehatan 3. Bagaimanakah tahap-tahap pendidikan kesehatan 4. Bagaimanakah melakukan pendidikan kesehatan massa dengan baik
Tugas individu: Membawa SAP yang sudah dibuat di skill lab sebelumnya dan mengimplementasikan pendidikan kesehatan dalam kelompok
A. Pendahuluan Pendidikan kesehatan merupakan salah satu kompetensi yang dituntut dari tenaga keperawatan, karena merupakan salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan asuhan keperawatan dimana saja ia bertugas, apakah itu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pendidikan kesehatan kepada klien dapat dilakukan di berbagai setting, diantaranya dirumah klien, ditempat dimana masyarakat berkumpul, puskesmas, klinik, dan rumah sakit.
B. Definisi Azwar memberikan definisi bahwa pendidikan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 93
saja sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan Pender (2001) menilai bahwa pendidikan kesehatan adalah suatu usaha mendidik klien agar mampu merawat dirinya sendiri. Untuk itu perawat harus membuat suatu program pengajaran yang mempunyai level pencegahan yang dibutuhkan oleh klien. Tiga level pencegahan tersebut yaitu: primer, sekunder, dan tertier. Idealnya, perawat berfokus pada pengajaran tingkat primer. Jika perawat dapat mencapai banyak orang pada level ini, diharapkan hal tersebut akan menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta menurunkan angka kecacatan. Banyak orang mengalami kecacatan yang sebenarnya dapat dicegah jika tingkah laku pencegahan primer mereka lakukan dan dilaksanakan dalam kehidupannya sehari-hari. Pencegahan tingkat primer tidak dapat dilaksanakan untuk semua kasus, akan tetapi tentu saja pencegahan sekunder dan tertier masih dapat dilaksanakan.
C. Sasaran Penyuluhan Kesehatan Sasaran penyuluhan kesehatan adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga diharapkan kelompok tersebut dapat memahami, menghayati, dan mengaplikasikan cara-cara hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa faktor harus mempengaruhi penyuluhan kesehatan : 1. Tingkat pendidikan 2. Tingkat sosial ekonomi 3. Adat istiadat 4. Kepercayaan masyarakat 5. Ketersediaan waktu dari masyarakat
D. Prinsip Pengajaran Belajar dan mengajar adalah suatu proses. Tanpa belajar, mengajar akan tidak ada artinya. Disini pengajar dan siswa mempunyai kewajiban dalam proses tersebut. Mengajar kesehatan komunitas berarti mempengaruhi dan memotivasi klien. Untuk melakukan ini perawat harus memahami prinsip dasar dan seni mengajar dan menggunakan material ataupun alat peraga yang tepat agar proses belajar dapat berjalan maksimal. Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dan keperawatan dari individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, sehingga materi dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi sebaiknya disampaikan dengan: 1.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat, dalam bahasa keseharian dan tidak menggunakan term yang terlalu sulit untuk dipahami.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 94
2.
Materi disampaikan dengan cara atau strategi agar sasaran mudah paham.
3.
Penggunaan alat peraga perlu diperhatikan untuk mempermudah pemahaman dan menarik perhatiaan sasaran.
4.
Materi atau pesan disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
D. Kesiapan klien Kesiapan klien mempengaruhi keefektifan pengajaran. Dua hal yang harus diperhatikan dalam kesiapan klien; yaitu kesiapan emosional dan background pendidikan klien. Kesiapan emosional yaitu suatu keadaan dari penerima untuk belajar dan kesiapan pengalaman, pengetahuan pelajar dan pemahamannya. Seperti telah disebutkan diatas bahwa latar belakang pendidikan mempengaruhi kesiapan belajar, maka jika mengajarkan sesuatu kepada audien dengan latar belakang pendidikan SD atau SMP, maka material harus dipresentasikan dengan sederhana, lebih aplikatif dan dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mereka.
E. Persepsi klien Persepsi klien mempengaruhi proses belajar. Persepsi individu membantu dalam mengintepretasi dan memahami arti tentang sesuatu. Variabel ini termasuk nilai, pengalaman masa lalu, budaya, agama, dan kepribadian, tingkat perkembangan, pendidikan dan tingkat ekonomi.
F. Partisipasi klien Tingkat partisipasi dalam proses pendidikan secara langsung dipengaruhi oleh jumlah yang dipelajari. Sebagai contoh, seorang perawat yang bekerja dengan sebuah grup klien yang hampir pensiun. Sesudah berbicara dengan klien tentang perubahan setelah pensiun yang akan dihadapi, akan tetapi perawat mendapatkan sedikit respon dari mereka dan wajah audien mulai berubah, perawat kemudian mengubah cara pembelajaran yang digunakan agar partisipasi dalam belajar dapat ditingkatkan.
G. Relevansi topik Pemberian pendidikan kesehatan dengan topik yang relevan dan berhubungan dengan apa yang dibutuhkan klien akan sangat mempengaruhi penyerapan belajar klien. Klien akan lebih menyerap ilmu yang didapat dan mengaplikasikannya karena sesuai dengan tujuan klien.
H. Kepuasan klien Klien harus mempunyai kepuasan dalam proses belajar sehingga dapat mempertahankan motivasi. Hambatan, frustasi, dan kegagalan yang menyertai seseorang dalam belajar. Contohnya banyak orang stroke menyerah untuk melakukan latihan karena tidak ada kemajuan dalam kesehatannya.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 95
I. Aplikasi klien Belajar akan diperkuat dengan aplikasi. Klien membutuhkan banyak kesempatan untuk dapat mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya pada kehidupan sehari-hari. Salah satu kesempatan tersebut muncul ketika proses-belajar, klien akan mencoba pengetahuan barunya dan keterampilannya dibawah pengawasan.
H. Proses Pengajaran Proses pengajaran pada keperawatan komunitas mengikuti proses yang serupa dengan proses keperawatan: 1. Interaksi awal Komunikasi resiprokal harus terjadi antar klien dan perawat. Hal ini penting dalam proses hubungan.
Perawat harus menggunakan tehnik bertanya dan mendengarkan yang baik
sehingga dapat menentukan kebutuhan pembelajaran klien dan tingkat kesiapan klien. 2. Pengkajian Pengidentifikasian kebutuhan pembelajaran klein adalah suatu perjuangan bagi klien. Knowles mendiskripsikan bahwa kebutuhan pendidikan adalah gab antara apa yang orang ketahui dan apa yang mereka butuhkan untuk diketahui agar dapat berfungsi dengan efektif. Untuk mengetahui apa yang ingin diketahui orang dapat dicari dengan beberapa cara, diantaranya yaitu dengan survey, interview, forum terbuka, dan atau menyertakan beberapa perwakilan dalam menentukan kebutuhan belajar. 3. Penentuan tujuan dan objektive Dalam hal ini tujuan pembelajaran ditentukan dengan memperhatikan hasil pengkajian yang didapat dari kegiatan sebelumnya. 4. Perencanaan Dari tujuan yang telah ditegakkan kemudian dibuat rencana kegiatan yang dilakukan agar tujuan dapat tercapai. Perencanaan ini termasuk juga menentukan metode pengajaran yang akan dilakukan, tempat, waktu, serta media pendukung serta alat peraga yang dibutuhkan agar proses belajar dapat memberikan hasil maksimal kepada klien. 5. Pengajaran Pengajaran ini merupakan implementasi dari rencana yang telah dibuat. 6. Evaluasi Evaluasi dibuat untuk melihat efektifitas pengajaran yang dilakukan. Evaluasi ini dapat berupa evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yaitu evaluasi selama kegiatan belajar berlangsung. Sedang evaluasi hasil adalah akhir dari kegiatan.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 96
I.
Material pembelajaran Ada banyak macam material pembelajaran yang dapat digunakan oleh perawat. Dan semuanya digunakan secara kombinasi dan sangat berguna selama proses pembelajaran. Material dalam bentuk visual: gambar, slide, poster, chalkboard, flanner board, videotape, bulletin, flash card, pamphlets, flyer, chart, dan gesture. Beberapa alat seperti tape, compact disk dapat memberikan stimulus pendengaran.
J. Metoda Pengajaran Metoda yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara penyuluh dan klien.
1. Metode didaktik Pada metoda didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta dalam mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan apa pun. Metode ceramah yang bersifat satu arah adalah: 1. Secara langsung a. ceramah 2. Secara tidak langsung a. Poster; b. Media cetak (majalah, buletin, surat kabar); media elektronik (radio, televisi).
2. Metode sokratik Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar-mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang menyampaikan pesan disatu pihak dengan yang menerima pesan dilain pihak (two way method). Yang termasuk dalam metode ini adalah: 1. Langsung a. diskusi; b. Curah pendapat; c. Demonstrasi; d. Simulasi; e. bermain peran; f. Sosiodrama; g. Seminar; h. Simposium; i. Studi kasus; j. Dsb. 2. Tidak langsung Penyuluhan kesehatan melalui telepon; satelit komunikasi
3.
Ceramah Ceramah adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian, atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasarn sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. Ciri : 1. Ada sekelompok sasaran yang telah dipersiapkan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 97
2. Ada ide,pengertian dan pesan tentang kesehatan yang disampaikan 3. Tidak ada kesempatan bertanya bagi sasaran, bila jumlahnya snagat terbatas 4. Mempergunakan alat peraga untuk mempermudah pengertian Keuntungan : 1. Banyak orang yang dapat mendengarkan atau memperoleh pengetahuan dibidang kesehatan 2. Dapat diterima oleh sasaran yang tidak dapat membaca 3. Mudah dilaksanakan 4. Mudah mempersiapkannya 5. Mudah mengorganisasi Kerugian : 1. Tidak memberikan kesempatan kepada sasaran untuk berpartisipasi secara aktif 2. Cepat membosankan bila ceramah kurang menarik 3. Pesan yang disampaikan mudah dilupakan 4. Diberikan hanya satu kali saja 5. Sering timbul pengertian lain bila sasaran kurang memperhatikan
4. Diskusi Kelompok Diskusi kelompok adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta dengan pemimpin diskusi yang telah ditunjuk. Ciri-ciri : 1. Saling mengemukakan pendapat diantara sasaran 2. Dapat membuat topik yang dibicarakan menjadi menarik 3. Membantu peserta untuk mengemukakan pendapat 4. Dapat mengenal dan mengolah masalah yang terkandung dalam topik 5. Menciptakan situasi informal 6. Adanya pendapat dari orang-orang yang tidak suka berbicara Keuntungan : 1. Memberikan kemungkinan untuk mengemukakan pendapat antar peserta 2. Dapat memperluas pandangan antar peserta 3. Dapat menghayati kepemimpinan bersama dan membantu mengembangkan kepemimpinan kelompok Kerugian : 1. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar 2. Peserta dapat informasi yang terbatas 3. Membutuhkan pimpinan diskusi yang terampil 4. Diskusi dapat menyimpang dari topik yang dibicarakan 5. Mungkin dapat dikuasai oleh orang-orang yang pintar berbicara
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 98
5. Curah pendapat Curah pendapat adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh maisng-masing peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian. Ciri-ciri : 1. Dapat membangkitkan fikiran yang kreatif 2. Merangsang partisipasi peserta 3. Dapat membangkitkan pendapat-pendapat baru 4. Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok Keuntungan : 1. Dapat memperoleh pendapat baru 2. Merangsang setiap anggota untuk berperan serta secara aktif 3. Dapat menghasilkan reaksi berantai dalam pendapat 4. Tidak menyita banyak waktu 5. Dapat dipakai dalam kelompok besar atau kecil 6. Tidak memerlukan pimpinan yang terlalu formal Kerugian : 1. Mudah dilepas dari kontrol 2. Harus dilanjutkan dengan evaluasi jika diharapkan efektif 3. Mungkin sulit membuat peserta tahu bahwa segala pendapat dapat diterima 4. Peseta cenderung untuk mengadakan evaluasi segera setelah suatu pendapat diajukan
6. Panel Panel adalah pembicaraan yang telah direncanakan didepan pengunjung atau peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin. Ciri-ciri : 1. Adanya pendapat dari peserta yang berbeda-beda 2. Adanya panelis dan pimpinan diskusi 3. Adanya topik pembicaraan yang telah ditetapkan sebelumnya 4. Moderator mengatur jalannya diskusi Keuntungan : 1. Dapat membangkitkan pikiran peserta 2. Panelis dapat mengemukakan pandangan yang berbeda terhadap topik pembicaraan 3. Dapat memanfaatkan ornag-orang yang memenuhi syarat dan menguasai permasalahan dengan baik 4. Mendorong analisa peserta tentang topik pembicaraan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 99
5. Peserta memperoleh hasil dari berbagai pemikiran dari para panelis tentang topik pembicaraan Kerugian : 1. Mudah diseret diluar topik pembicaraan 2. Kemungkinan panelis berbicara terlalu banyak 3. Tidak mungkin semua peserta dapat mengambil bagian 4. Cenderung untuk menjadi serial pidato pendek 5. Dapat memecahkan peserta ketika mereka cenderung terhadap panelis tertentu 6. Membutuhkan waktu dan persiapan yang cukup lama
7. Demonstrasi Demontrasi adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide, dan prosedur tentang suatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara melakukan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metoda ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. Ciri-ciri : 1. Memperlihatkan kepada kelompok bagaimana prosedur untuk membuat sesuatu 2. Dapat meyakinkan peserta bahwa mereka dapat melakukannya 3. Dapat meningkatkan minat sasaran untuk belajar Keuntungan : 1. Dapat memberikan keterampilan tertentu kepada kelompok sasaran 2. Memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa yang lebih terbatas 3. Membantu sasaran untuk memahami dengan jelas jalannya suatu proses prosedur yang dilakukan Kerugian : 1. Jika alat peraga terlalu kecil dan sedikit akan mempengaruhi proses belajar 2. Jika waktu yang disediakan terbatas akan menyulitkan klien untuk mempraktekan demonstrasi.
8. Seminar Suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya. Ciri-ciri : 1. Memberikan kesempatan diskusi kepada para pesertanya 2. Menstimulasi partisipasi anggota kelompok secara aktif Keuntungan : 1. Hasilnya dapat dimanfaatkan, karena hasilnya dilaporkan tertulis
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 100
2. Dapat mempelajari topik-topik secara mendalam 3. Menyajikan bahan-bahan dan keterangan baru 4. Memungkinkan terjadinya observasi bebas Kerugian : 1. Jika peserta dan pertanyaan banyak, akan sulit bagi pembicara menjawab semua pertanyaan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 101
CHECK LIST PENDIDIKAN KESEHATAN Raw score Tahapan
No
Detail
ORIENTASI
KERJA
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
Prainteraksi
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
1
Baca catatan rencana pendidikan kesehatan (SAP)
0
1
3
1
3
2
Persiapkan diri
0
1
1
1
1
3
Persiapan alat: SAP
0
1
2
1
2
Melakukan pengecekan alat dan media
0
1
2
1
2
Mengatur lingkungan yang kondusif untuk dilakukannya penkes (audience, ruangan)
0
1
2
1
4
1
Pendidik mengucapkan salam dan perkenalkan diri
0
1
1
1
2
2
Melakukan klarifikasi kontrak dengan peserta penyuluhan
0
1
2
1
2
3
Pendidik menjelaskan topic & tujuan pendidikan kesehatan yang akan dilakukan kepada peserta (audience)
0
1
2
1
4
4
Kontrak waktu
0
1
1
1
1
5
Beri kesempatan peserta (audience) untuk bertanya
0
1
1
1
1
6
Minta persetujuan kesempatan peserta (audience)
0
1
2
1
2
1
Membaca basmallah
0
1
2
1
2
2
Pendidik melakukan apersepsi (eksplorasi pengetahuan dan
0
1
2
1
2
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
2
2
Page 102
pengalaman audience terkait topic penkes yang akan dilakukan) 3
Pendidik menyampaikan isi pendidikan kesehatan dengan jelas sesuai dengan materi dan tujuan yang diharapkan (kognitif, afektif, psikomotor)
0
1
4
Pendidik berbicara dengan kontak mata, perhatian pendidik
0
1
0
1
0
2
3
3
3
27
3
1
3
2
2
8
1
3
1
3
2
2
4
tersebar kepada semua audience
5
Pendidik menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
2
peserta 6
Suara pendidik cukup keras sehingga bisa didengar oleh semua klien
7
Bahasa yang digunakan pendidik tidak monoton
0
1
8
Terdapat contoh-contoh nyata yang mudah dipahami oleh
0
1
2
2
2
6
0
1
2
3
2
12
klien 9
Pendidik mampu menggunakan media kesehatan dengan efektif
TERMINASI
10
Pendidik melibatkan peserta selama proses kegiatan
0
1
2
2
2
8
11
Pendidik memberikan umpan balik pada peserta
0
1
2
2
2
8
1
Simpulkan hasil kegiatan
0
1
2
1
2
Evaluasi respon pasien
0
1
2
1
2
Evaluasi pengetahuan klien
0
1
2
2
2
8
Evaluasi psikomotor kemampuan peserta dengan melihat
0
1
2
2
2
8
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 103
kemampuan peserta melakukan redemontrasi (jika ada) Pendidik memberikan kesempatan kepada klien untuk
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
Merencanakan tindak lanjut dari hasil kegiatan yang dilakukan
0
1
1
1
1
Baca Hamdalah setelah selesai kegiatan
0
1
2
1
2
Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
0
1
1
1
1
1
Empati
0
1
2
1
2
2
Mendengarkan secara aktif
0
1
2
1
2
3
Asertif
0
1
2
1
2
4
Menunjukkan perilaku profesional
0
1
2
1
2
5
Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib
0
1
2
1
2
menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya
Berikan reinforcement sesuai dengan partisipasi peserta
Soft Skills
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 104
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K Nina Dwi Lestari, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom
Unit III
KARTU MENUJU SEHAT KMS BALITA
Skenario : Ners Fulanah melakukan kunjungan ke Posyandu Balita Desa Sejahtera. Para kader disana meminta Ners Fulanah untuk mengajarkan tentang cara menggunakan KMS balita dan juga pentingnya KMS kepada kader kesehatan di Desa Sejahtera.
Minimal questions : 1. Apa itu KMS 2. Apa manfaat KMS 3. Apa arti dari tiap kolom, grafik di dalam KMS 4. Bagaimana cara menggunakan KMS
Tujuan : Mahasiswa mampu menggunakan kartu menuju sehat dan intepretasinya
Kartu Menuju Sehat (KMS) Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. Kartu Menuju Sehat digunakan sebagai instrumen utama kegiatan pemantauan pertumbuhan (Kemenkes RI, 2016)
Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan; (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 105
Fungsi KMS Fungsi utama KMS, yaitu: a. Sebagai alat untuk pemantauan pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan anak, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah seorang anak tumbuh normal, atau mengalami gangguan pertumbuhan. b. Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak, terutama BB, pemberian kapsul Vitamin A, pemberian ASI 0-6 bulan dan imunisasi. c. Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak, seperti pemberian makan anak, perawatan anak ketika menderita diare, dan panduan perkembangan anak sesuai usia. Kegunaan KMS a. Bagi orang tua balita Orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan membawa balita ke posyandu atau fasilitas kesehatan untuk ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuhan (berat badan tidak naik) atau kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti memberikan makan lebih banyak atau membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk berobat. b.
Bagi kader
KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak dan menilai hasil penimbangan. Bila berat badan tidak naik 1 kali kader dapat memberikan penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan berada di bawah garis merah kader perlu merujuk ke petugas kesehatan terdekat, agar anak mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. KMS juga digunakan kader untuk memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik serta mengingatkan ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu atau fasilitas kesehatan pada bulan berikutnya. c.
Bagi petugas kesehatan
KMS digunakan sebagai alat edukasi kepada para orangtua balita tentang pertumbuhan anak dan cara pemberian makan, pentingnya ASI eksklusif dan pengasuhan anak. Petugas dapat menekankan perlunya balita ditimbang setiap bulan untuk memantau pertumbuhannya.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 106
KMS - Balita dapat berguna, apabila memperhatikan hal-hal sbb :
Penimbangan dan deteksi tumbuh kembang balita dilakukan setiap bulan Semua kolom isian diiisi dengan benar Semua keadaan kesehatan dan gizi anak dicatat Orang tua selalu memperhatikan catatan dalam KMS-Balita Kader dan petugas kesehatan selalu memperhatikan hasil penimbangan Setiap ada gangguan pertumbuhan anak, dicari penyebabnya dan dilakukan tindakan yang sesuai. Penyuluhan gizi dalam bentuk konseling dilakukan setiap kali anak selesai ditimbang dan hasil penimbangannya dicatat dalam KMS KMS - Balita disimpan oleh ibu balita dan selalu dibawa setiap mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan/dokter.
PENGISIAN KMS-BALITA Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut: 1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin KMS-BALITA dibedakan antara KMS anak laki-laki dengan KMS anak perempuan. KMS untuk anak lakilaki. berwarna dasar biru dan terdapat tulisan untuk Laki-Laki. KMS anak perempuan berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk Perempuan. Pilih KMS sesuai jenis kelamin. 2.
Mengisi nama anak dan nama tempat pelayanan pada halaman KMS Pada penimbangan pertama, sebelum anak ditimbang, kolom-kolom pada KMS yang berkaitan dengan identitas anak dan orang tua diisi lebih dahulu
1. Kolom "Nama anak" diisi nama jelas anak 2. Kolom “Tanggal lahir” diisi bulan dan tahun lahir anak. *) 3. Kolom "Berat Badan Waktu Lahir" diisi angka hasil penimbangan berat badan anak saat dilahirkan, dalam satuan gram. "Berat Badan Lahir" ini kemudian dicantumkan dalam grafik KMS pada bulan "0". 4. Kolom "Panjang Badan Waktu Lahir" diisi angka hasil pengukuran panjang badan anak saat dilahirkan, dalam satuan cm. " 5. Kolom "Nama ayah" diisi nama ayah anak tersebut. 6. Kolom "Nama ibu" diisi nama ibu anak tersebut. 7. Kolom "alamat" diisi alamat anak menetap 8. Kolom "posyandu" diisi nama posyandu tempat dimana anak didaftar 9. Kolom "Tanggal pendaftaran" diisi tanggal, bulan dan tahun anak didaftar pertama kali.
3.
Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak a. Tulis bulan lahir anak pada kolom bulan penimbangan di bawah umur 0 bulan b. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan c. Apabila anak tidak diketahui tanggal kelahirannya, tanyakan perkiraan umur anak tersebut d. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 107
4.
Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak a. Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan. Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). b. Catat hasil penimbangan di bawah kolom bulan penimbangan. c. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak dapat dihubungkan
5.
Mencatat setiap kejadian yang dialami anak Catat setiap kejadian sakit yang dialami anak, catat di atas/di bawah titik berat badan bulan tersebut. contoh: a. Pada penimbangan bulan Maret, anak tidak mau makan. Diberikan keterangan anak tidak mau makan di atas/ bawah titik BB bulan Maret. b. Pada penimbangan bulan Agustus, BB anak menderita diare. Diberikan keterangan diare di atas/ bawah titik BB bulan Agustus.
6.
Menentukan status pertumbuhan anak Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu: a. dengan menilai garis pertumbuhannya, b. dengan menghitung Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM)
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah sebagai berikut:
NAIK (N)
TIDAK NAIK (T)
Grafik BB mengikuti garis pertumbuhan
Grafik BB mendatar atau menurun, memotong garis pertumbuhan di bawahnya
Atau
atau
Kenaikan BB sama dengan Kenaikan BB Minimal (KBM) atau lebih
Kenaikan BB kurang dari KBM
Rujuk ke petugas kesehatan apabila BB anak tidak naik 2 kali berturut-turut atau BGM 7.
Isi kolom pemberian ASI ekslusif Beri tanda (√ ) bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan tanda (-)
8.
Catat pemberian vitamin A Vitamin A yang diberikan kepada balita, untuk anak usia 6-11 bulan 1 kali vitamin A 100.000 IU (warna biru) dan balita usia 12-59 bulan setahun dua kali (Februari & Agustus) vitamin A 200.000 IU. Catat tanggal diberikannya vitamin A untuk anak.
9.
Catat pemberian imunisasi pada anak
Kolom ini diisi langsung oleh petugas imunisasi setiap kali setelah imunisasi diberikan
BAGAIMANA MELAKUKAN TINDAK LANJUT BERDASARKAN CATATAN DALAM KMSBALITA? Berdasarkan catatan hasil penimbangan, perkembangan, serta keadaan kesehatan anak dalam KMS-Balita, kader/petugas kesehatan dapat melakukan konseling atau dialog dengan ibu balita tentang pertumbuhan anaknya serta membantu ibu dalam memecahkan masalah pertumbuhan anaknya. Konseling tersebut dilakukan setelah mencatat hasil penimbangan anak pada KMS-Balita.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 108
Sebelum melakukan konseling, kader/petugas kesehatan dapat menggali secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penimbangan bulan ini, sesuai dengan arah grafik. Beberapa kemungkinan dari hasil pencatatan berat badan balita pada KMS adalah : Grafik pertumbuhan anak naik berkaitan dengan nafsu makan anak yang baik/meningkat berarti ibu telah cukup memberikan makanan dengan gizi seimbang. Grafik pertumbuhan tidak naik bisa dikaitkan dengan nafsu makan anak menurun karena sakit, atau karena ibunya sakit (pola asuh tidak baik), atau sebab lain yang perlu digali dari ibu. Dengan demikian isi atau pesan-pesan yang diberikan disesuaikan dengan grafik pertumbuhan anak tersebut dan disesuaikan dengan penjelasan ibunya tentang keadaan kesehatan anaknya. Tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita adalah sebagai berikut: 1. Berat badan naik (N): Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu atau fasilitas kesehatan. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana. Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya. 2. Berat badan tidak naik 1 kali (T1) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu atau fasilitas kesehatan. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana. Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu. Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan umurnya. Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya. 3. Berat badan tidak naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah (BGM) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu atau fasilitas kesehatan dan anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya. Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana. Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak. Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa menyalahkan ibu. Berikan nasehat kepada ibu tentang anjuran pemberian makan anak sesuai golongan umurnya. Tanyakan ada/tidak kontak, jika ada kontak dengan siapa? Rujuk anak ke tempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 109
ALUR TINDAKAN BERDASARKAN HASIL PENIMBANGAN
ANAK BALITA - TIMBANGAN /KMS - ANTROPOMETRI HASIL PENIMBANGAN
GARIS PERTUMBUHAN NAIK
11 TT Beri pujian kepada anak & ibunya. Dan dianjurkan agar meneruskan cara pemberian makanan kepada anaknya tapi lebih banyak, agar bulan berikutnya berat badan naik lagi.
GARIS PERTUMBUHAN DI BAWAH GARIS MERAH
GARIS PERTUMBUHAN TIDAK NAIK 2T
3T
Rujuk ke Puskesmas/
Tanyakan riwayat makanan dan penyakit (jika ada) Nasehat Makanan Manajemen Terpadu Balita Sakit Tindakan sesuai temuan
Rumah Sakit
+ Nasehat Makanan dan penyembuhan penyakit
Tanda
Tanda
Klinis
Klinis
PMT Penuh
10 Langkah Tata laksana Gizi Buruk Obati penyakit penyerta
Kembali ke keluarga : -
Konseling gizi/kunjungan rumah Tata laksana pemberian makanan lokal/RT pasca rawat inap
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN ANAK YANG ADA DALAM KMS Selain pemantauan pertumbuhan, KMS juga berfungsi dalam memantau perkembangan anak. Terdapat gambargambar tahap perkembangan anak sehat sesuai dengan usia yang harus dicapai semua anak pada umur tersebut. Adanya gangguan dalam perkembangan anak, dapat di catat di bagian segala kejadian yang terjadi pada anak dan ditulis di bawah atau di dekat titik BB sesuai dengan bulan penimbangan.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 110
REFERENSI 1. 2.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buku Petunjuk Teknis Penggunaan Buku KIA. Direktorat Kesehatan Anak. Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI (2016). Kartu Menuju Sehat (KMS). Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 111
CEKLIST PENGISIAN KMS BALITA
Raw score No
Detail
Memilih KMS sesuai jenis kelamin
2
Mengisi identitas :
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
0
1
3
1
3
Nama anak
0
1
2
1
2
Tanggal lahir
0
1
2
1
2
BB waktu lahir
0
1
2
1
2
Panjang Badan waktu lahir (cm)
0
1
2
1
2
Nama Ayah
0
1
2
1
2
Nama Ibu
0
1
2
1
2
Alamat
0
1
2
1
2
Nama Posyandu
0
1
2
1
2
Tanggal pendaftaran
0
1
2
1
2
3
Mengisi bulan lahir anak
0
1
2
1
2
4
Mengisi bulan penimbangan anak secara berurutan
0
1
2
1
2
5
Meletakkan titik berat badan sesuai dengan hasil penimbangan
0
1
3
3
9
0
1
3
2
6
(Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (bulan penimbangan) dan garis datar (berat badan). 7
Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 112
bulan sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus. 8
Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan
0
1
3
2
6
0
2
2
2
8
0
1
3
2
6
0
1
1
1
1
tidak dapat dihubungkan 9
Mencatat setiap kejadian sakit yang dialami anak (vertical di atas titik)
10
Menentukan
status
pertumbuhan
anak (N/T)
11
Mencacatat pemberian ASI ekslusif (E0, E1, E2,E3, E4,E5,E6)
12
Mencatat pemberian vitamin A
0
1
2
1
2
13
Mencatat pemberian imunisasi
0
1
2
1
2
14
Intepretasi status gizi terakhir (ditulis di pojok kanan atas)
0
1
3
2
6
15
Menentukan rencana tindak lanjut (ditulis di bawah
0
1
3
2
6
intepretasi)
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 113
KMS LANSIA
Definisi KMS lansia KMS Lansia merupakan sebuah catatan yang berisi kesehatan pribadi orang-orang lanjut usia baik secara fisik maupun mental. KMS lansia diisi tiap bulan oleh petugas kesehatan yang bekerja sama dengan kader pada kegiatan kelompok Lansia/kunjungan puskesmas. KMS ini disimpan oleh lansia berserta keluarga dan selalu dibawa pada setiap kunjungan ke Puskemas atau Posyandu Lansia. Fungsi KMS Lansia 1. Memantau dan menilai kemajuan kesehatan pada lansia. KMS berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan lansia, apakah lansia semakin sehat atau justru semakin menurun kondisi kesehatannya. Apabila kondisi kesehatannya menurun, petugas kesehatan atau kader dapat mencari tahu apa saja penyebabnya sehingga dapat ditanggulangi secara dini. 2. Sebagai bahan informasi bagi usia lanjut dan keluarganya dalam memlihara dan meningkatkan kesehatannya. Cara Mengisi KMS Lansia 1. Identitas lansia Isi identitas lansia secara lengkap, meliputi; nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, tinggal dengan siapa, No register kartu rawat jalan, dan nama Puskesmas atau Posyandu. 2. Tanggal kunjungan Tanggal berkunjung diisi dengan tanggal dan bulan kunjungan pertama, dan seterusnya setiap bulannya. Apabila lansia berhalangan hadir pada salah satu bulan, kosongkan kolom untuk bulan tersebut dan isi di bulan berikutnya. 3. Kegiatan sehari-hari a. Mandiri (kategori C), keadaan ketika lansia sanggup melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa bantuan dari keluarga sama sekali. Baik dalam pemenuhan kebutuhan secara fisik dan ekonomi (profesi). Kategori ini lansia masih produktif. b. Sebagian dibantu (kategori B), keadaan lansia dimana dalam melakukan aktivitas sehari-hari membutuhkan bantuan sebagian dari orang lain baik secara fisik maupun ekonomi. c. Ketergantungan (kategori A), keadaan ketika lansia sama sekali tidak mampu melakukan kegiatan sehari-hari (fisik) dan ekonomi sehingga membutuhkan bantuan total dari orang lain. Beri tanda cek (V) pada kolom yang sesuai kondisi lansia. Pemeriksaan ini rutin dilakukan setiap bulannya. 4. Status mental. Lakukan pemeriksaan status mental yang berhubungan dengan keadaan mental dan emosional. Tanyakan ada atau tidaknya masalah emosional pada lansia dengan menanyakan beberapa item pertanyaan tetang masalah emosional yang ada di belakang KMS lansia. 5. Status Gizi (Indeks Massa Tubuh/IMT) Indeks massa tubuh dibagi menjadi 3 klasifikasi yaitu Lebih, Normal dan Kurang. IMT diisi dengan membuat titik temu yang menghubungkan antara BB lansia (kg) dan TB lansia (cm). Pada grafik IMT terdapat 3 jenis warna yang memiliki arti khusus. Grafik merah yang berarti IMT berlebih, grafik hijau yang berarti normal dan grafik kuning yang berarti IMT kurang. Tulis nilai IMT pada kolom sesuai dengan klasifikasi status gizi. 6. Berat badan dan tinggi badan Diisi dengan data BB dalam kg dan TB dalam cm pada saat kunjungan. 7. Tekanan darah. Berisi tentang data mengenai tekanan darah lansia. Ada 3 kategori, tekanan darah tinggi, normal atau rendah. Isilah dengan kondisi yang sesuai.TD norma, sistolik: 120-140 mmHg, diastolic<90 mmHg. Beri tanda ceklist (V) pada kolom yang sesuai. Masukkan data nilai systole dan diastole pada kolom
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 114
8. 9.
10.
11. 12. 13.
yang sesuai. Keterangan “dengan obat”, berikan tanda checklist (V) apabila lansia mendapatkan pengobatan hipertensi. Apabila tidak mendapatkan obat hipertensi diberikan tanda (-) Nadi Kolom nadi diisi dengan hasil pemeriksaan nadi dalam 1 menit. Hemoglobin Berisi tentang status hemoglobin lansia. Berikan tanda (V) pada kolom yang sesuai. Nilai rujukan hemoglobin, ada di bagian bawah KMS. Kadar gula darah Berisi tentang hasil pemeriksaan kadar gula darah pada lansia. Nilai rujukan ada di bagian bawah KMS. Nilai Kadar gula darah ditulis dalam kolom. Protein urin Berisi tentang hasil pemeriksaan protein dalam urin. Catatan keluhan dan tindakan Diisi oleh petugas kesehatan, pada saat melakukan pemeriksaan di meja 5. Anjuran untuk hidup sehat Berisi anjuran hidup sehat lansia yang dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk melakukan penyuluhan di meja 4
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 115
CHECK LIST PENGISIAN KMS LANSIA
Raw score No
Detail
4
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
Mengisi identitas : Nama
0
1
2
1
2
Umur
0
1
2
1
2
Agama
0
1
2
1
2
Alamat
0
1
2
1
2
Pendidikan
0
1
2
1
2
Pekerjaan
0
1
2
1
2
Status perkawinan
0
1
2
1
2
Tinggal dengan
0
1
2
1
2
No Register
0
1
2
1
2
Nama Puskesmas/Posyandu
0
1
2
1
2
Mengisi tanggal dan bulan kedatangan ke posyandu secara
0
1
2
1
2
0
1
3
3
9
0
1
3
2
6
berurutan 5
Mengklasifikasikan kemampuan klien dalam melakukan kegiatan sehari-hari
7
Mengisi status mental lansia
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 116
8
Menilai status gizi lansia berdasarkan IMT
0
1
3
2
6
9
Mengisi hasil pengukuran BB dan TB
0
1
2
2
4
10
Mengisi hasil pengukuran Tekanan darah (Klasifikasi,
0
1
3
2
6
mengisi nilai systole dan diastole, dengan obat/tanpa obat) 11
Mencacatat hasil pengukuran nadi
0
1
2
1
2
12
Mencatat status Hb (klasifikasi, kadar Hb)
0
1
2
1
2
13
Mencatat hasil pengukuran kadar gula darah (klasifikasi,
0
1
2
1
2
0
1
2
1
2
dengan/tanpa obat) 14
Mencatat hasil pemeriksaan protein urin
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 117
KMS FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR (KMS FR-PTM) Definisi KMS Faktor Risiko PTM (KMS FR-PTM) KMS Faktor Risiko PTM (FR-PTM) atau bisa disebut dengan buku monitoring faktor risiko penyakit tidak menular (BM FR-PTM). Instrumen ini berfungsi sebagai alat bantu mawas diri bagi petugas posbindu dengan mencatat semua faktor risiko PTM dari setiap peserta posbindu. Instrumen ini bisa juga dijadikan sebagai bahan dasar evaluasi secara berkala. Data-data peserta posbindu, hasil pemeriksaan baik melalui wawancara maupun pemeriksaan faktor risiko PTM, dicatat ke dalam KMS atau buku monitoring faktor risiko PTM. KMS atau buku monitoring ini merupakan buku peserta Posbindu yang dibawa pulang dan dibawa kembali pada saat pemeriksaan berikutnya. Cara pengisian KMS FR-PTM 1. Identitas Pribadi - No Urut Pendafataran Diisi berdasarkan nomor urut pendaftaran pada kunjungan anggota posbindu PTM pertama kali, ditulis 3 digit. Nomor diurut sampai 2 tahun, sehingga seorang klien akan mendapat no urut baru setelah 2 tahun. Setelah nomor urut, dapat dituliskan nama Posbindu PTM. Misal: 003 Posbindu PTM Teratai - Tanggal kunjungan pertama Diisi dengan tanggal anggota Posbindu PTM berkunjung pertama kali. Ditulis dengan hari-bulan-tahun. Misal 8 Januari 2016. - No Kartu Identitas (KTP) Bagi penduduk yang telah berusia 17 tahun maka yang bersangkutan telah memiliki KTP/.SIM, data lebih baik diisi dengan identitas KTP. Untuk penduduk yang berusia kurang dari 17 tahun maka no identitas tidak diisi atau diisi apabila ada no identitas lain seperti No passport, kartu pelajar, dsb. - Nama lengkap Diisi dengan nama lengkap anggota posbindu PTM - Tanggal lahir/umur (tahun) Tanggal lahir diisi sesuai dengan tempat tanggal lahir di KTP/surat tanda lahir/akte kelahiran, ditulis hari-bulan-tahun. Umur ditulis dengan umur ulang tahun yang terakhir. - Jenis kelamin Diisi sesuai dengan jenis kelamin peserta, coret yang tidak perlu. - Alamat Diisi dengan alamat lengkap peserta - Suku Diisi dengan suku asal peserta posbindu PTM - Agama Diisi dengan agama yang dianut peserta posbindu PTM - Pendidikan terakhir Diisi dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan oleh peserta (Tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi) - Pekerjaan Adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh peserta, bukan status (missal PNS berbeda-beda jenis pekerjaannya). Diisi antara lain dengan staff kantor, petani, buruh pabrik, militer/polisi, ibu rumah tangga/tidak bekerja, guru, pedangang. - Status perkawinan Diisi dengan sattaus perkawinan pada saat berkunjung, coret yang tidak perlu. - Golongan darah Diisi dengan golongan darah. 2.
Kunjungan pertama - Riwayat penyakit tidak menular pada keluarga Diisi dengan memilih ya atau tidak adanya riwayat keluarga dengan PTM, yaitu ayah/ibu, paman/bibi, atau kakek/nenek. Dipilih dengan mencoret yang tidak sesuai. - Riwayat penyakit tidak menular pada diri sendiri Diisi dengan memilih ya atau tidak adanya riwayat PTM pada diri sendiri sebelum berkunjung ke posbindu PTM, dipilih dengan mencoret yang tidak sesuai.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 118
3.
Kunjungan berkala - Merokok Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika merokok atau pada kotak dengan tanda (-) jika tidak merokok pada bulan dan tahun dilakukan pemeriksaan. - Makan sayur dan buah <5 porsi sehari Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika tidak mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi dalam sehari. Berikan tanda (-) pada kotak jika mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi atau lebih dalam sehari. Ukuran 1 porsi sayur adalah 1 mangkuk kecil (100 gram) dan buah adalah 70 gram (satu pisang ambon kecil). Buah dan sayur dihitung sama, misal tidak makan buah tapi makan sayur 5 mangkuk sehari berarti disebut mengkonsumsi buah dan sayur 5 porsi. - Kurang aktifitas fisik Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika tidak biasa melakukan aktivitas fisik 10 menit secara terus menerus atau 30 menit dalam sehari ataupun dapat dalam hitungan 150 menit/minggu. Berikan tanda (-) jika terbiasa melakukan aktivitas fisik 30 menit atau lebih dalam sehari. Aktivitas fisik adalah kegiatan yang menggunakan otot dan tulang (membakar kalori) pada setiap kegiatan, seperti berkebun, menyapu, mengepel, berjalan kaki, bersepeda atau olah raga lainnya. - Konsumsi minuman beralkohol Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika dalam sebulan terakhir mengkonsumsi alcohol minimal 1 sloki pada kotak. Berikan tanda (-) pada kotak jika dalam sebulan terakhir tidak mengkonsumsi alcohol sama sekali atau kurang dari 1 sloki. - Kesulitan tidur di malam hari dan kehilangan nafsu makan Diisi dengan memberi tanda V pada kotak jika dalam seminggu terakhir tidak bisa tidur nyenyak dan tidak bisa berkonsentrasi akibat gangguan psikologi/ mental atau mengalami kehilangan nafsu makan. - Indeks Massa Tubuh (IMT) Diisi dengan hasil perhitungan IMT, dengan rumus BB (kg) / TB 2 (m) atau dengan melihat table IMT. Berikan tanda V pada kolom sesuai dengan hasil pengukuran IMT. - Lingkar perut. Diisi dengan menuliskan nilai lingkar perut (cm) pada kotak. Jika lingkar perut laki-laki 90 cm atau lebih dan pada perempuan 80 cm atau lebih, diberikan tanda V pada kotak merah, hal ini menunjukkan obesitas sentral. - Tekanan darah Tulis nilai tekanan darah berdasarkan hasil pengukuran, jika tekanan darah systole 140 mmHg atau lebih dan atau diastole 90 mmHg atau lebih, diberikan tanda V pada kotak warna merah. - Gula darah sewaktu Diisi dengan hasil pengukuran kadar GDS sesuai dengan hasil pengukuran. GDS >200 mg/dl mengindikasikan adanya hiperglikemia. Diberikan tanda V pada kotak warna merah. - Kolesterol total Diisi dengan hasil penguruan kadar kolesterol. Kadar kolesterol >190 mg/dl menunjukkan adanya kelebihan kadar kolesterol dalam darah. - Trigliserida Tulis hasil pengukuran kadar trigliserida. Berikan tanda V pada kotak merah, jika kadar trigliserida >150 mg/dl. - Benjolan tidak normal pada payudara Diisi dengan memberi tanda V pada kotak, jika pada pemeriksaan klinis oleh petugas kesehatan terlatih ditemukan benjolan tidak normal, termasuk kerutan seperti kulit jeruk, adanya keluar cairan dari putting tetapi bukan ASI atau benjolan yang sebelumnya tidak ada. - Arus Pernafasan Ekspirasi (APE) Diisi dengan memberikan tanda (+) pada kotak merah jika pada pemeriksaan arus puncak ekspirasi fungsi paru menggunakan Peak Flow Meter, nilai APEnya sama atau kurang dari nilai prediksi (dalam liter/menit). Jika nilai APE> nilai prediksi maka diberi tanda V pada kotak hijau. - Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Diisi dengan memberikan tanda (+) pada kotak merah jika hasil pemeriksaan IVA oleh petugas kesehatan terlatih dinyatakan positip. Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim. - Kadar alcohol pernafasan Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak merah jika hasil pemeriksaan alcohol pada pernapasan dinyatakan positip. - Tes Amfetamin Urin
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 119
Diisi dengan memberi tanda (+) pada kotak merah jika hasil pemeriksaan amfetamin dalam urin dinyatakan positif. Jika hasil pemeriksaan amfetamin dalam urin dinyatakan negative ditulis dengan tanda (-). 4.
Tindak lanjut Diisi dengan masalah kesehatan yang ditemukan saat pemeriksaan oleh tenaga kesehatan, saran tindak lanjut atau konseling yang diberikan seperti penyuluhan atau konseling berhenti merokok, diet sehat, potensi cedera dan penyuluhan hasil pemeriksaan payudara klinis, IVA serta tindak lanjut pengobatan dari fasilitas kesehatan atau dokter. Di bagian ini juga diisi dengan keterangan apabila pasien dilakukan rujukan dan alasan kenapa dilakukan rujukan.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 120
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 121
CHECKLIST KMS FAKTOR RISIKO PTM (KMS FR-PTM) Raw score No
Detail
2
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
Mengisi identitas : No urut pendaftaran
0
1
2
1
2
Tanggal kunjungan pertama
0
1
2
1
2
No Identitas
0
1
1
1
1
Nama lengkap
0
1
3
1
3
Tanggal lahir/Umur (th)
0
1
3
1
3
Jenis kelamin
0
1
2
1
2
Suku
0
1
1
1
1
Agama
0
1
2
1
2
Pendidikan terakhir
0
1
2
1
2
Pekerjaan
0
1
2
1
2
Status perkawinan
0
1
2
1
2
Golongan darah
0
1
2
1
2
Riwayat PTM pada keluarga
0
1
3
1
3
Riwayat PTM pada diri
0
1
3
1
3
Kunjungan pertama
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 122
3
4
Kunjungan berkala Merokok
0
1
2
1
2
Makan sayur dan buah <5 porsi sehari
0
1
2
1
2
Kurang aktifitas fisik
0
1
2
1
2
Konsumsi minuman beralkohol
0
1
2
1
2
Kesulitan tidur di malam hari dan kehilangan nafsu makan
0
1
2
1
2
IMT
0
1
3
1
3
Lingkar perut
0
1
2
1
2
Tekanan darah
0
1
3
1
3
GDS
0
1
2
1
2
Kolesterol total
0
1
2
1
2
Trigliserida
0
1
2
1
2
Benjolan tidak normal pada payudara
0
1
2
1
2
APE
0
1
1
1
1
IVA test
0
1
1
1
1
Kadar alcohol pernafasan
0
1
1
1
1
Tes amfetamin urin
0
1
1
1
1
Masalah kesehatan yang ditemukan
0
1
3
1
3
Saran dan tindak lanjut
0
1
2
1
2
Rujukan (tanggal & alasan)
0
1
2
1
4
Tindak lanjut
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
2
Page 123
KMS IBU HAMIL
Skenario : Ibu Fulanah lahir di Yogyakarta, tgl 22 Februari 1985, pekerjaan IRT, pendidikan terakhir SMP, datang ke Puskesmas Maju Sehat pada tgl 4 Desember 2016 untuk periksa hamil. Ketika ditanya Perawat Ani, Ibu tersebut menjawab nama suaminya Bp. Fulan, pekerjaan sopir, pendidikan terakhir SMP, agama Islam, tempat tanggal lahir, Yogyakarta, 1 Januari 1984, golongan darah B. Alamat Dusun Sejahtera, Kecamatan Sehat, Kabupaten Sentosa. No JKN: 000343. No Telp yang bs dihubungi 0274383011. Menurut Ibu Fulanah,anak pertama umur 3 tahun, perempuan, lahir spontan, ditolong dukun bayi, lahir cukup bulan Pada waktu anak pertama umur 3 bulan, Ibu Fulanah menggunakan kontrasepsi pil. Ibu Fulanah mengatakan ini adalah kehamilan yang kedua, dan belum pernah mengalami keguguran. Jumlah anak hidup 1 orang. Jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir adalah 28 bulan. Ibu Fulanah tercatat pada register kohort ibu dengan nomor urut 42. Hasil pemeriksaan perawat, menunjukkan TB 151 cm, BB 50Kg, LILA 25 cm, TFU 32 cm. Ibu mengatakan HPHT tanggal 4 April 2016, Golongan darah AB. Hasil pemeriksaan leopold menunjukkan letak janin presentasi kepala, dengan detak jantung janin 126 x/menit. Keluhan Ibu Fulanah, mual, TD 110/80 mmHg, Hb 11,2 gr%, ibu tidak memiliki riwayat penyakit dan alergi, tidak ditemukan edema. Menurut catatan yang ada, Ibu Fulanah sudah mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali, terakhir di bulan Agustus 2016. Perawat memberikan edukasi berupa nutrisi seimbang untuk ibu hamil dan cara mengatasi mual. Perawat menyarankan Ibu Fulanah untuk kembali pada Tanggal 11 Desember 2016.
Minimal questions : a. Isi dengan lengkap Buku KIA bagian Identitas diri dan Catatan Kesehatan Ibu Hamil pada hasil pemeriksaan Ibu Fulanah ? b. Isi secara lengkap catatan kesehatan ibu hamil dengan pelayanan kesehatan yang diberikan perawat! c. Beri tanda ceklist pada buku KIA, nasihat-nasihat yang diberikan oleh perawat sesuai dengan keadaan Ibu Fulanah dan catatan kesehatan ibu hamil!
Tujuan : RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 124
Mahasiswa dapat : a. Menjelaskan manfaat buku KIA b. Menjelaskan sasaran buku KIA c. Menjelaskan cara menggunakan buku KIA d. Mengisi buku KIA dengan benar A. Manfaat buku KIA 1. Manfaat umum Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur 5 tahun. 2. Manfaat khusus a. Mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak b. Alatu masalah komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi yang penting bagi ibu dan anak c. Alat utuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu dan anak d. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya B. Sasaran buku KIA 1. Sasaran langsung adalah ibu dan anak, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Setiap ibu hamil dapat buku KIA, ibu menggunakan buku ini hingga mas nifas. Bayi menggunakan buku buku ini sejak lahir sampai berumur 5 tahun. b. Jika bayi lahir kembar, ibu akan mendapatkan tambahan buku sesuai dengan jumlah bayi c. Ibu yang hamil lagi akan mendapatkan buku baru d. Jika buku KIA hilang, sebaiknya ibu menggunakan buku yang baru 2. Sasaran tidak langsung yaitu : a. Suami dan anggota keluarga yang lain b. Kader posyandu c. Petugas kesehatan terutama ketika memberikan pelayanan kepada ibu dan anak d. Supervisor dan pengelola program KIA
C. Cara menggunakan buku KIA 1. Penggunaan Buku KIA oleh ibu dan keluarga
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 125
a. Buku KIA untuk dibaca oleh ibu dan keluarga. Anjurkan membaca buku secara bertahap, sesuai dengan kondisi Ibu. Anjurkan untukmemberi tanda ceklist pada bagian yang telah dibaca. b. Buku KIA digunakan ibu untuk bertanya c. Ibu dan keluarga dianjurkan untuk melaksanakan pesan-pesan yang ada di buku KIA d. Ibu dan anak menggunakan buku KIA selama 5 tahun 9 bulan e. Buku KIA merupakan catatan kesehatan ibu dan anak 2.
Penggunaan buku KIA oleh kader a. Buku KIA digunakan oleh kader sebagai alat penyuluhan b. Kader harus memahami isi buku KIA c. Kader selalu diingatkan untuk melihat dan megisi buku KMS pada saat posyandu maupun kunjungan rumah.
3. Penggunaan buku KIA oleh petugas kesehatan a. Mencatat pelayanan yang telah diberikan b. Memahami buku KIA c. Menjawab dan memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
CARA MENGISI KMS IBU HAMIL PADA BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA)
A. IDENTITAS KELUARGA (Hal viii) Pengisian Identitas Keluarga pada pertama kali ibu mendapat buku KIA harus sesuai dengan pengisian Keterangan Lahir setelah persalinan berlangsung. Usahakan jangan ada kesalahan saat pengisian, dengan memastikan kebenarannya pada ibu atau suami. Bisa juga ibu, suami, keluarga diminta mengisi sendiri mengenai identitasnya. 1. No Registrasi : Nomor Register Ibu, dapat diisi nomor rekam medik di setiap fasilitas kesehatan 2. Nomor urut : Nomor urut sesuai register kohort ibu dan no urut pasien 3. Tanggal : Tanggal menerima buku KIA 4. Nama & no. telp. nakes : Nama dan nomor telepon tenaga kesehatan/ tempat pelayanan kesehatan yang memberi Buku KIA. (untuk kemudahan dihubungi jika ditemukan masalah atau diharapkan dapat memberi informasi yang dibutuhkan) RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 126
5. Nama Ibu : Catat dengan jelas dan lengkap 6. Tempat/Tgl lahir: Alamat tempat lahir/hari-bulan-tahun 7. Agama:diisi agama yang dianut 8. Pendidikan: diisi dengan pendidikan terakhir ibu. Lingkari yang sesuai 9. Golongan darah: diisi dengan golongan darah ibu (A, B,O, AB) 10. Pekerjaan: Tulis pekerjaan dengan singkat dan jelas 11. No JKN: Nomor JKN perlu dicantumkan jika telah menjadi peserta JKN. Golongan darah ditulis agar diketahui jenis golongan darah ibu jika sewaktu-waktu diperlukan. 12. Identitas suami (cara pengisisan sama dengan identitas ibu) 13. Alamat rumah: catat alamat rumah dengan lengkap dan jelas 14. Nomor telepon: Nomor telepon yang dicantumkan adalah nomor telepon suami/nomor rumah atau keluarga terdekat sewaktu-waktu dibutuhkan oleh tenaga kesehatan 15. Identitas anak diisi ketika anak sudah lahir yang terdiri dari nama anak, tempat tanggal lahir, Urutan dan jumlah anak, No Akte kelahiran.
B. CATATAN KESEHATAN IBU HAMIL (HAL 20-23) Semua tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan harus didokumentasikan dalam buku KIA. 1. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT): ditulis tanggal, bulan dan tahun hari pertama haid terakhir. Bila lupa isi bulan dan tahun 2. Hari Taksiran Persalinan (HTP): ditulis tanggal, bulan dan tahun perkiraan persalinan. Beritahu ibu dan keluarga serta jelaskan bahwa HTP hanya perkiraan persalinan. Contoh HPHT, 4 April 2016 Tanggal = 4 + 7 hari = 11 Bulan = 4 – 3 bulan = 1 (januari) Tahun = 2016 + 1 tahun = 2017 Jadi HTP = 11 Januari 2017 3. Lingkar Lengan Atas: Ukuran LiLA lengan kiri atau lengan kanan bila ibu kidal dalam cm. Bila LiLA < 23,5 cm: di beri tanda rumput (√) pada KEK, sebaliknya bila LiLA ≥ 23,5 cm maka diberi tanda rumput (√) pada Non KEK 4. Tinggi badan: Tinggi badan dalam cm 5. Golongan darah: ditulis sesuai hasil pemeriksaan atau berdasarkan informasi dari ibu kalau pernah dilakukan pemeriksaan 6. Penggunaan kontrasepsi sebelum kehamilan ini : Isi metode kontrasepsi yang digunakan sebelum kehamilan ini 7. Riwayat penyakit yang diderita ibu: Penyakit yang pernah diderita ibu 8. Riwayat alergi: riwayat alergi yang pernah dialami ibu dan sebutkan jenisnya RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 127
9. Hamil ke: Jumlah kehamilan termasuk yang sekarang 10. Jumlah persalinan: Jumlah persalinan baik yang bayinya lahir hidup maupun lahir mati (umur kehamilan ≥ 28 minggu) 11. Jumlah keguguran: Jumlah keguguran yang dialami (umur kehamilan < 28 minggu) Disimpulkan dengan ditulis: G (Gestasi) ke berapa, P (Partus) berapa dan A (Abortus) berapa. Misal: Kehamilan ke 2, melahirkan 1 dan abortus 0 maka ditulis: G2,P1,A0 12. Jumlah anak hidup: Jumlah anak yang dilahirkan dan masih hidup sampai saat ini 13. Jumlah lahir mati: Jumlah anak yang lahir tidak memperlihatkan tanda-tanda kehidupan pada umur kehamilan ≥ 28 minggu 14. Jumlah anak lahir kurang bulan: Jumlah anak yang lahir hidup dengan umur kehamilan < 37 minggu. 15. Jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir: Waktu antara persalinan terakhir dengan kehamilan sekarang (HPHT), termasuk lahir mati dan keguguran. 16. Status Imunisasi TT terakhir: dilingkari sesuai status T ibu, (T1,T2,T3,T4,T5), waktu suntik TT terakhir: ditulis tanggal, bulan dan tahun saat disuntik. 17. Penolong persalinan terakhir: Ditulis penolong persalinan terakhir, apakah dukun bayi, bidan, dokter atau dokter spesialis. 18. Cara persalinan terakhir: diberi tanda rumput (√) pada yang dipilih. Apabila diberi tanda rumput (√) pada tindakan maka ditulis jenis tindakan, misalnya SC, vakum dan lain-lain. 19. Tanggal ditulis tanggal, bulan, dan tahun saat pemeriksaan 20. Keluhan sekarang: Keluhan ibu saat diperiksa 21. Tekanan darah: Tekanan darah dalam millimeter Hg (dilakukan setiap kunjungan) 22. Berat Badan: Berat Badan dalam Kilogram (dilakukan setiap kunjungan) 23. Umur Kehamilan: Umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri yang dicocokkan dengan HPHT (dalam minggu) 24. Tinggi Fundus: Ditulis berdasarkan hasil pengukuran dalam cm (TMc Donald) atau TFU menurut Leopold. 25. Letak Janin: dituliskan simbol sesuai presentasi (ditulis simbol sesuai dengan presentasi):
Kep : Presentasi kepala
Su : Presentasi Sungsang
Li : Presentasi Lintang
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 128
26. Denyut Jantung Janin: Hasil perhitungan denyut jantung janin dalam 1 menit 27. Kaki bengkak: dilingkari sesuai hasil pemeriksaan Jika bengkak : dilingkari tanda (+), Jika tidak bengkak : dilingkari tanda (-) 28. Hasil Pemeriksaan laboratorium: ditulis jenis dan hasil pemeriksaan
Hb diisi dalam gr %
Protein urin
RDT malaria
BTA
HbSAg : ditulis (+) atau (-)
RDT HIV: ditulis reaktif atau non reaktif
29. Tindakan:
Terapi : Tindakan atau obat-obatan yang diberikan
TT : Imunisasi TT1,TT2,TT3,TT4,TT5 yang diberikan. Kalau tidak diberikan tidak perlu ditulis.
Fe : Jumlah dan dosis tablet tambah darah yang diberikan
Rujukan : Tulis rujuk dan nama tempat rujukan yang dituju
Umpan balik : Tulis umpan balik yang disampaikan dari hasil rujukan
30. Nasihat yang disampaikan: Tulis halaman nasihat yang disampaikan berdasarkan nasihat yang ada di buku KIA, beri tanda rumput (√) pada nasihat yang diberikan (Kalau ada tambahan tetapi tidak ada di buku KIA, dapat dituliskan nasihatnya. 31. Keterangan : Isi tempat pelayanan, nama pemeriksa dan paraf pemeriksa 32. Kapan harus kembali: tulis tanggal, bulan dan tahun harus dilakukan pemeriksaan kembali.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 129
CHECK LIST PENGISIAN KMS IBU HAMIL Raw score No
Detail
2
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
Mengisi identitas umum : No registrasi
0
1
2
1
2
No Urut
0
1
1
1
1
Tanggal
0
1
2
1
2
Nama dan no telp nakes
0
1
2
1
2
Mengisi alamat rumah lengkap
0
1
2
1
2
Mengisi no telp yang bisa dihubungi
0
1
1
1
1
Nama
0
1
2
1
2
Tempat dan Tanggal lahir
0
1
2
1
2
Kehamilan ke berapa dan umur anak terakhir
0
1
2
1
2
Agama
0
1
2
1
2
Pendidikan
0
1
2
1
2
Golongan darah
0
1
2
1
2
Pekerjaan
0
1
2
1
2
No JKN
0
1
2
1
2
Mengisi Identitas ibu:
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 130
3
4
Mengisi identitas suami: Nama
0
1
2
1
2
Tempat dan Tanggal lahir
0
1
2
1
2
Agama
0
1
2
1
2
Pendidikan
0
1
2
1
2
Golongan darah
0
1
2
1
2
Pekerjaan
0
1
2
1
2
Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT):
0
1
2
1
2
Hari Taksiran Persalinan (HTP)
0
1
2
1
2
Lingkar Lengan Atas (LILA)
0
1
2
1
2
KEK atau no KEK
0
1
2
1
2
Tinggi badan
0
1
2
1
2
Golongan darah
0
1
2
1
2
Penggunaan kontrasepsi sebelum kehamilan ini
0
1
2
1
2
Riwayat penyakit yang diderita ibu dan Riwayat alergi
0
1
2
1
2
G…P….A….
0
1
2
1
2
Jumlah anak hidup dan Jumlah lahir mati
0
1
2
1
2
Jumlah anak lahir kurang bulan
0
1
2
1
2
Jarak kehamilan ini dengan persalinan terakhir
0
1
2
1
2
Status Imunisasi TT terakhir
0
1
2
1
2
Mengisi catatan Kesehatan Ibu Hamil
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 131
Penolong persalinan terakhir, Cara persalinan terakhir
0
1
2
1
2
Tanggal ditulis tanggal, bulan, dan tahun saat pemeriksaan
0
1
2
1
2
Keluhan sekarang
0
1
2
1
2
Tekanan darah
0
1
2
1
2
Berat Badan (kg)
0
1
2
1
2
Umur Kehamilan
0
1
2
1
2
TFU
0
1
2
1
2
Letak Janin
0
1
2
1
2
Denyut Jantung Janin
0
1
2
1
2
Kaki bengkak
0
1
2
1
2
Hasil Pemeriksaan laboratorium
0
1
2
1
2
Catatan pemberian tindakan (terapi, TT, Fe, Rujukan, umpan
0
1
2
1
2
Nasihat yang disampaikan
0
1
2
1
2
Keterangan (tempat pelayanan, nama pemeriksa, paraf)
0
1
2
1
2
Kapan harus kembali
0
1
2
1
2
balik)
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 132
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K Nina Dwi Lestari, M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom
Unit V
POSYANDU POSYANDU BALITA
Skenario : Ners Qanita sedang melakukan penilaian kegiatan posyandu di beberapa desa dengan tujuan menentukan peringkat posyandu. Ners Qanita melihat banyak sekali posyandu yang dalam aktivitasnya “asal jalan”. Menurut kader yang penting ada penimbangan dan pencatatan. Minimal questions : a. Apa itu Posyandu ? b. Apakah Posyandu hanya untuk balita ? c. Apa kegunaan Posyandu ? d. Siapa penanggung jawab Posyandu ? e. Siapa yang dimaksud dengan kader kesehatan posyandu? Tujuan : Mahasiswa dapat : a. Menjelaskan definisi Posyandu b. Menjelaskan manfaat Posyandu c. Menjelaskan Mekanisme pelaksanaan Posyandu d. Mampu melaksanakan kegiatan Posyandu
Tujuan penyelenggaraan Posyandu Menurut Depkes tujuan diselenggarakan Posyandu adalah untuk : 1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran. 2. Mempercepat penerimaan NKKBS. 3. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan kesehatan dan lainnya yang menunjang, sesuai dengan kebutuhan. Penyelenggaraan Posyandu Posyandu dapat dikembangkan dari pos penimbangan, pos imunisasi, pos KB desa, pos kesehatan ataupun pembentukan yang baru. Satu posyandu sebaiknya melayani seratus (100) balita/700 penduduk atau disesuaikan dengan kemampuan petugas dan keadaan setempat, geografis, jarak antara rumah, jumlah kepala keluarga dalam kelompok dan sebagainya. Posyandu sebaiknya berada pada tempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan sendiri. Dengan demikian kegiatan posyandu dapat dilaksanakan dipos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT/RW atau ditempat khusus dibangun masyarakat.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 133
Penyelenggaraan dilakukan dengan “pola lima meja” sebagaimana diuraikan antara lain : Meja 1: Pendaftaran Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita Meja 3: Pengisian KMS (kartu menuju sehat) Meja 4: Peyuluhan perorangan - Mengenai balita berdasarkan penimbangan, berat badan yang naik/tidak naik, diikuti dengan pemberian makanan tambahan, oralit dan vitamin A dosis tinggi. - Terhadap ibu hamil yang resiko tinggi, diikuti dengan pemberian zat gizi. - Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari, diikuti dengan pemberian kondom, pil ulangan atau tablet busa. Meja 5: Pelayanan tenaga profesional meliputi pelayanan KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Meningkatkan jangkauan pelayanan melalui kegiatan pelayanan pada hari buka Posyandu dan kunjungan rumah. 1. Pelayanan pada hari buka. Pelayanan Posyandu pada hari buka dilaksanakan dengan menggunakan 5 tahapan layanan yang biasa disebut system 5 meja. Tanpa mengurangi arti kelompok sasaran yang selama ini dilayani, yakni 3 (tiga) kelompok rawan yaitu Baduta, Balita, Ibu hamil dan Ibu menyusui, namun dengan mempertimbangkan terhadap urgensi adanya gangguan gizi yang cukup bermakna yang pada umumnya melanda anak-anak Bawah Dua Tahun (Baduta) yang bila tidak diatasi dapat menimbulkan gangguan yang tetap, maka diberikan perhatian khusus bagi Baduta agar dapat tercakup dalam pemantauan pertumbuhan dan pelayanan Posyandu. a) Jenis pelayanan yang minimal perlu diberikan kepada anak (balita dan baduta), adalah : 1) Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus diberikan secara khusus terhadap anak yang selama 3 kali penimbangan pertumbuhannya tidak cukup naik sesuai umurnya (lebih rendah dari 200 gram/bulan) dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS. 2) Pemberian Makanan Pendamping ASI dan Vit.A dua kali setahun. 3) Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/bulan) dan anak yang berat badanya berada dibawah garis merah KMS. 4) Memantau atau melakukan pelayanan Imunisasi dan tanda-tanda lumpuh layuh. 5) Memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila diperlukan.
b) Paket Pelayanan Pengembangan atau pilihan, adalah paket layanan yang dapat ditambahkan atau dikembangkan bagi Posyandu yang telah mapan. Paket kegiatan pilihan ini merupakan perluasan kegiatan Posyandu yang disesuaikan dengan kebutuhan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 134
masyarakat/kelompok sasaran di daerah, yang meliputi tambahan berbagai program, antara lain : 1) Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegrasikan Dengan Program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya. 2) Program Dana Sehat/atau JPKM dan sejenisnya, seperti TABULIN, TABUMAS dan sebagainya. 3) Program Penyuluhan Penanggulangan penyakit endemis setempat seperti malaria, demam berdarah dengue (DBD), gondok endemic dan lain-lain. 4) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLB). 5) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD). 6) Program Diversifikasi Pertanian Tanaman Pangan. 7) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan pemukiman. 8) Pemanfaatan pekarangan. 9) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain. 10) Dan kegiatan lainnya seperti : TPA, Pengajian, Taman Bermain, Arisan, Peragaan Teknologi Tepat Guna dan sejenisnya. c) Pelayanan Ibu Hamil dan Ibu menyusui Bagi ibu hamil dan menyusui, pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan baik oleh Bidan Desa maupun tenaga Kesehatan dari Puskesmas di Meja V saat Posyandu buka, berupa : 1) Ibu hamil (a) Pemeriksaan kehamilan. (b) Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami KEK. (c) Pemberian tablet tambah darah . (d) Penyuluhan gizi dan kesehatan reproduksi. 2) Ibu menyusui (a) Pemberian Vit. A. (b) Pemberian Makanan Tambahan. (c) Pelayanan nifas dan pemberian tablet tambah darah. (d) Penyuluhan tentang pemenuhan gizi selama menyusui, pemberian ASI eksklusif, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir. (e) Pelayanan KB Pelayanan dengan Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dilakukan oleh kader dan bila perlu didampingi oleh pendamping dari tenaga kesehatan atau tokoh masyarakat maupun unsur LSM sebelum dan sesudah hari buka Posyandu.Kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan rumah meliputi : a) Menyampaikan undangan kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari buka. b) Mengadakan pemutahiran data bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pemetaan keluarga miskin. c) Intensifikasi penyuluhan gizi dan kesehatan dasar. d) Melakukan tindak lanjut temuan pada hari buka Posyandu dengan pemberian PMT. e) Pemantauan status imunisasi dan lumpuh layuh.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 135
f) Dengan dukungan tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat melakukan kampanye pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan dari Puskesmas dan dapat membentuk kegiatan Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak. KADER KESEHATAN Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa kegiatan di Posyandu, dimana anggotanya berasal dari masyarakat, dipilih oleh masyarakata itu sendiri dan bekerjasama secara sukarela. Secara umum istilah kader kesehatan yaitu kaderkader yang dipilih oleh masyarakat tadi menjadi penyelenggara Posyandu. Banyak para ahli mengemukakan mengenai pengertian tentang kader kesehatan antara lain: L. A. Gunawan memberikan batasan tentang kader kesehatan: “kader kesehatan dinamakan juga promotor kesehatan desa (prokes) adalah tenaga sukarela yang dipilih oleh dari masyarakat dan bertugas mengembangkan masyarakat”. Direktorat bina peran serta masyarakat Depkes RI memberikan batasan kader: “Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau oleh masyarakat dan dapat bekerja secara sukarela”. Tujuan pembentukan kader Dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional, khusus dibidang kesehatan, bentuk pelayanan kesehatan diarahkan pada prinsip bahwa masyarakat bukanlah sebagai objek akan tetapi merupakan subjek dari pembangunan itu sendiri. Pada hakekatnya kesehatan dipolakan mengikut sertakan masyarakat secara aktip dan bertanggung jawab. Keikutsertaan masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan adalah atas dasar terbatasnya daya dan adaya dalam operasional pelayanan kesehatan masyarakat akan memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat seoptimal mungkin. Pola pikir yang semacam ini merupakan penjabaran dari karsa pertama yang berbunyi, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya dalam bidang kesehatan. Menurut Santoso Karo-Karo, kader yang dinamis dengan pendidikan rata-rata tingkat desa teryata mampu melaksanakan beberapa hal yang sederhana, akan tetapi berguna bagi masyarakat sekelompoknya meliputi : a. Pengobatan/ringan sederhana, pemberian obat cacing pengobatan terhadap diare dan pemberian larutan gula garam, obat-obatan sederhan dan lain-lain. b. Penimbangan dan penyuluhan gizi. c. Pemberantasan penyakit menular, pencarian kasus, pelaporan vaksinasi, pemberian distribusi obat/alat kontrasepsi KB penyuluhan dalam upaya menanamkan NKKBS. d. Penyediaan dan distribusi obat/alat kontasepsi KB penyuluhan dalam upaya menamakan NKKBS. e. Penyuluhan kesehatan dan bimbingan upaya keberhasilan lingkungan, pembuatan jamban keluarga da sarana air sederhana. f. Penyelenggaraan dana sehat dan pos kesehatan desa dan lain-lain. Dengan terbentuknya kader kesehatan, pelayanan kesehatan yang selama ini dikerjakan oleh petugas kesehatan saja dapat dibantu oleh masyarakat. Dengan demikian masyarakat bukan hanya merupakan objek pembangunan, tetapai juga merupakan mitra pembangunan itu sendiri. Selanjutnya dengan adanay kader, maka pesan-pesan yang disampaikan dapat diterima dengan sempurna berkat adanya kader, jelaslah bahwa pembentukan kader adalah perwujudan pembangunan dalam bidang kesehatan. Tugas kegiatan kader Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Adapun
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 136
kegiatan pokok yang perlu diketahui oleh dokter kader dan semua pihak dalam rangka melaksanakan kegiatan-kegiatan baik yang menyangkut didalam maupun diluar Posyandu antara lain: Kegiatan yang dapat dilakukan kader di Posyandu adalah : - Melaksanan pendaftaran. - Melaksanakan penimbangan bayi dan balita. - Melaksanakan pencatatan hasil penimbangan. - Memberikan penyuluhan. - Memberi dan membantu pelayanan. - Merujuk Kegiatan yang dapat dilakukan kader diluar Posyandu KB-kesehatan adalah : - Bersifat yang menunjang pelayanan KB, KIA, Imunisasi, Gizi dan penanggulan diare. - Mengajak ibu-ibu untuk datang para hari kegiatan Posyandu. - Kegiatan yang menunjang upanya kesehatan lainnya yang sesuai dengan permasalahan yang ada: Pemberantasan penyakit menular. Penyehatan rumah. Pembersihan sarang nyamuk. Pembuangan sampah. Penyediaan sarana air bersih. Menyediakan sarana jamban keluarga. Pembuatan sarana pembuangan air limbah. Pemberian pertolongan pertama pada penyakit. P3K Dana sehat. -
Kegiatan pengembangan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.
Peranan Kader diluar Posyandu KB-kesehatan : - Merencanakan kegiatan, antara lain: menyiapkan dan melaksanakan survei mawas diri, membahas hasil survei, menyajikan dalam MMD, menentukan masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat desa, menentukan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan bersama masyarakat, membahas pembagian tugas menurut jadwal kerja. - Melakukan komunikasi, informasi dan motivasi wawan muka (kunjungan), alat peraga dan percontohan. - Menggerakkan masyarakat: mendorong masyarakat untuk gotong royong, memberikan informasi dan mengadakan kesepakatan kegiatan apa yang akan dilaksanakan dan lain-lain. - Memberikan pelayanan yaitu : Membagi obat Membantu mengumpulkan bahan pemeriksaan Mengawasi pendatang didesanya dan melapor Memberikan pertolongan pemantauan penyakit Memberikan pertolongan pada kecelakaan dan lainnya - Melakukan pencatatan, yaitu: KB atau jumlah Pus, jumlah peserta aktif dsb KIA : jumlah ibu hamil, vitamin A yang dibagikan dan sebagainya Imunisasi : jumlah imunisasi TT bagi ibu hamil dan jumlah bayi dan balita yang diimunisasikan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 137
Gizi: jumlah bayi yang ada, mempunyai KMS, balita yang ditimbang dan yang naik timbangan Diare: jumlah oralit yang dibagikan,penderita yang ditemukan dan dirujuk - Melakukan pembinaan mengenai laima program keterpaduan KB-kesehatan dan upanya kesehatan lainnya. - Keluarga pembinaan yang untuk masing-masing untuk berjumlah 10-20KK atau diserahkan dengan kader setempat hal ini dilakukan dengan memberikan informasi tentang upaya kesehatan dilaksanakan. - Melakukan kunjungan rumah kepada masyarakat terutama keluarga binaan. - Melakukan pertemuan kelompok. Persyaratan menjadi kader Bahwa pembangunan dibidang kesehatan dapat dipengaruhi dari keaktifan masyarakat dan pemuka-pemukanya termasuk kader, maka pemilihan calon kader yang akan dilatih perlu mendapat perhatian. Secara disadari bahwa memilih kader yang merupakan pilihan masyarakat dan mendapat dukungan dari kepala desa setempat kadang-kadang tidak mudah. Namun bagaimanapun proses pemilihan kader ini hendaknya melalui musyawarah dengan masyarakat, sudah barang tentu para pamong desa harus juga mendukung. Dibawah ini salah satu persyaratan umum yang dapat dipertimbangkan untuk pemilihan calon kader. - Dapat membaca, tulis dengan bahasa Indonesia - Secara fisik dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai kader - Mempunyai penghasilan sendiri dan tinggal tetap di desa yang bersangkutan. - Aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial maupun pembangunan desanya - Dikenal masyarakat dan dapat bekerjasama dengan masyarakat calon kader lainnya dan berwibawa - Sanggup membina paling sedik 10 KK untuk meningkatkan keadaan kesehatan lingkungan - Diutamakan telah mengikuti KPD atau mempunyai keterampilan Dr. Ida Bagus, mempunyai pendapat lain mengenai persyaratan bagi seorang kader antara lain : - Berasal dari masyarakat setempat. - Tinggal di desa tersebut. - Tidak sering meninggalkan tempat untuk waktu yang lama. - Diterima oleh masyarakat setempat. - Masih cukup waktu bekerja untuk masyarakat disamping mencari nafkah lain. - Sebaiknya yang bisa baca tulis. Dari persyaratan-persyaratan yang diutamakan oleh beberapa ahli diatas dapatlah disimpulkan bahwa kriteria pemilihan kader kesehatan antara lain, sanggup bekerja secara sukarela, mendapat kepercayaan dari masyarakat serta mempunyai krebilitas yang baik dimana perilakunya menjadi panutan masyarakat, memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, mempunyai penghasilan tetap, pandai baca tulis, sanggup membina masyarakat sekitarnya. Kader kesehatan mempunyai peran yang besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Selain itu peran kader ikut membina masyarakat dalam bidang kesehatan dengan melalui kegiatan yang dilakukan baik di Posyandu.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 138
POSYANDU LANSIA Definisi Posyandu lansia Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang sudah berusia lanjut. Tujuan Posyandu lansia Secara umum, Posyandu Lansia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut sebagai bagian proses deteksi dini dan peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakitlansia agar mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan. Tujuan khusus pembentukan posyandu lansia adalah: 1) Meningkatkan kesadaran pada usia lanjut untuk membina kesehatan diri sendiri. 2) Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam menyadari dan menghayati kesehatan usia lanjut secara optimal. 3) Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut. 4) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut. Tugas-Tugas Kader Posyandu Lansia Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut : 1. Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik. 2. Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja. 3. Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu. Tugas-tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapan hari Posyandu, meliputi 1. Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain. 2. Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu 3. Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka Posyandu. 4. Melaksanakan pembagian tugas: menentukan pembagian tugas di antara kader Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan. Tugas-tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan tugas pelayanan 5 meja, meliputi: Meja 1: Pendaftaran Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya. Meja 2: Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 139
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan darah, berat badan, tinggi badan. Meja 4: Penyuluhan Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan. Meja 5: Pelayanan medis Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan. Tahap setelah hari buka posyandu (H+ Posyandu) 1. Memindahkan catatan-catatan pada KMS lansia ke dalam buku register atau buku bantu kader. 2. Melakukan evaluasi hasil kegiatan dan merencanakan kegiatan hari posyandu lansia pada bulan berikutnya 3. Melakukan diskusi kelompok (Penyuluhan Kelompok) bersama lansia (Paguyuban Lansia). 4. Melakukan kunjungan rumah untuk Penyuluhan Perorangan/sekaligus tindak lanjut untuk mengajak lansia untuk datang ke Posyandu lansia pada kegiatan bulan berikutnya.
POSBINDU PTM Pengertian Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus (DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan. Tujuan Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran Kegiatan Sasaran utama adalah kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas. Wadah Kegiatan Posbindu PTM dapat dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada, di tempat kerja atau di klinik perusahaan, di lembaga pendidikan, tempat lain di mana masyarakat dalam jumlah tertentu berkumpul/beraktivitas secara rutin, misalnya di masjid, gereja, klub olah raga, pertemuan organisasi politik maupun kemasyarakatan. Pengintegrasian yang dimaksud adalah memadukan pelaksanaan Posbindu PTM dengan kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kesesuaian waktu dan tempat, serta memanfaatkan sarana dan tenaga yang ada. Pelaku Kegiatan
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 140
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM. Bentuk Kegiatan Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu: 1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali. 2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan atas. 3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia 13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih. 4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya). 5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di lingkungan kelompok masyarakat tersebut. 6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5 tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter terlatih di Puskesmas. 7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya). 8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya 9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu. 10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 141
Proses kegiatan posbindu PTM Meja 1: Registrasi Meja 2: Wawancara oleh kader Meja 3: Pengukuran TB, BB, IMT, Lingkar perut Meja 4: Pemeriksaan tekanan darah, Gula darah, Kolesterol total, trigliserida, APE, IVA Meja 5: Identifikasi faktor risiko PTM, Konseling/Edukasi, serta tindak lanjut lainnya Tugas yang dilakukan oleh Kader A. Pada H-1, Tahap Persiapan: 1. Mengadakan pertemuan kelompok untuk menentukan jadwal kegiatan. 2. Menyiapkan tempat dan peralatan yang diperlukan. 3. Membuat dan menyebarkan pengumuman mengenai waktu pelaksanaan. B. Pada hari H, Tahap Pelaksanaan 1. Melakukan pelayanan dengan sistem 5 meja atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan bersama. 2. Aktifitas bersama seperti berolahraga bersama, demo masak, penyuluhan, konseling, sarasehan atau peningkatan keterampilan bagi para anggotanya termasuk rujukan ke Puskesmas/klinik swasta/RS. C. Pada H+1, Tahap evaluasi 1. Menilai kehadiran (para anggotanya, kader dan undangan lainnya). 2. Mengisi catatan pelaksanaan kegiatan. 3. Mengindentifikasi masalah yang dihadapi. 4. Mencatat hasil penyelesaian masalah. 5. Melakukan tindak lanjut berupa kunjungan rumah bila diperlukan. 6. Melakukan konsultasi teknis dengan pembina Posbindu PTM Tindak Lanjut Hasil Posbindu PTM Tujuan dari penyelenggaran Posbindu PTM yaitu agar faktor risiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan lebih dini. Faktor risiko PTM yang telah terpantau secara rutin dapat selalu terjaga pada kondisi normal atau tidak masuk dalam kategori buruk, namun jika sudah berada dalam kondisi buruk, faktor risiko tersebut harus dikembalikan pada kondisi normal. Tidak semua cara pengendalian faktor risiko PTM, harus dilakukan dengan obat-obatan. Pada tahap dini, kondisi faktor risiko PTM dapat dicegah dan dikendalikan melalui diet yang sehat, aktifitas fisik yang cukup dan gaya hidup yang sehat seperti berhenti merokok, pengelolaan stres dan lain-lain. Melalui konseling dan/atau edukasi dengan kader konselor/edukator, pengetahuan dan keterampilan masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko PTM dapat ditingkatkan. Dengan proses pembelajaran di atas secara bertahap, maka setiap individu yang mempunyai faktor risiko akan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat secara mandiri
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 142
DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Pendekatan Kemasyarakatan, Depkes (Tahun 1997). 2. Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya Pada Kehamilan, Persalinan Dan Nifas (Tahun 1999). 3. Buku Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat (Manajemen ARREF), Depkes (Tahun 1999). 4. Buku Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat Dibidang Kesehatan Ibu dan Anak (Tahun 2000). 5. Buku Paket KIE Untuk Pemberdayaan Masyarakat Di Bidang Kesehatan Ibu dan Anak (Tahun 2000). 6. Buku Pedoman Umum Mobilisasi dan Pengelolaan Sumber Daya Masyarakat Untuk Ibu dan Anak (Tahun 2000). 7. Buku Panduan Penggunaan KMS Balita (Tahun 2016). 8. Petunjuk Teknis kegiatan posbindu PTM (2012) 9. Buku Panduan MP-ASI (Tahun 2000).
CHECK LIST KEGIATAN POSYANDU
Penilaian No
Aktivitas 0
1.
2.
1
2
Evaluasi Proses : - Mempersiapkan kegiatan posyandu dengan baik (persiapan tempat, orang, pembagian tugas,dll) - Berkontribusi dalam melaksanakan tugas dan peran kelompok - Berkomunikasi secara efektif dengan semua anggota kelompok - Berkomunikasi secara efektif dengan target komunitas Evaluasi Hasil : - Turut berperan serta secara menyeluruh - Melakukan tugas yang sudah disepakati dalam kelompok - Menunjukkan kerja yang berkualitas - Menunjukkan proses belajar dalam kelompok - Mencapai tujuan kegiatan Jumlah
Nilai =
Nilai 100 18
Nama Mahasiswa Nim Nilai Instruktur
:................................ :................................ :................................ :..............................
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 143
Dr. Titih Huriah, M.Kep, Ns.,Sp.Kep.K Nina Dwi Lestari, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Kom
Unit VI
MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
Definisi MTBS adalah suatu strategi untuk mengurangi mortaalitas dan morbiditas dikaitkan dengan penyakit pada balita. MTBS merupakan pendekatan terpadu untuk kesehatan anak yang berfokus pada kesejahteraan anak secara menyeluruh. MTBs bertujuan untuk mengurangi kematian, kesakitan dan kecacatan serta mempromosikan tumbuh kembang balita, MTBS meliputi elemen preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh keluarga, masyarakat dan fasilitas kesehatan.
Strategi MTBS Strategi MTBS berfokus pada: 1. Peningkatan keterampilan dari pemberi layanan kesehatan dalam manajemen (tatalaksana) kasus 2. Peningkatan sistem kesehatan secara menyeluruh 3. Peningkatan praktik kesehatan oleh keluarga dan masyarakat Strategi MTBS mempromosikan identifikasi penyakit balita dengan tepat, menjamin pengobatan terpadu dari semua penyakit utama secara tepat, memperkuat konseling bagi ibu/pengasuh anak dan mengidentifikasi kebutuhan rujukan dan peningkatan kecepatan rujukan dari balita yang sakit berat. Dalam tatanan rumah, MTBS mempromosikan perilaku mencari pelayanan yang tepat, perbaikan gizi dan pelayanan pencegahan serta penerapan yang benar dari anjuran perawatan. Landasan dari strategi MTBS adalah satu perangkat pedoman klinis berbasis bukti. Pedoman ini telah dirancang untuk membekali petugas kesehatan tingkat pertama dengan alat/instrument yang sederhana dan efektif untuk melawan penyebab mortalitas dan morbiditas pada anak.
Manajemen terpadu kasus sebagai intervensi inti MTBS Intervensi inti dari MTBS adalah manajemen kasus secara terpadu dari penyebab terpenting kematian dan kesakitan anak, seperti infeksi pernapasan akut, diare, campak, malaria, kurang gizi, infeksi neonatal dan lainnya. Intervensi pengobatan di dalam pedoman MTBS untuk petugas kesehatan tingkat pertama meliputi: infeksi pernapasan akut termasuk pneumonia, anemia, diare (dehidrasi, diare persisten, disentri), infeksi telinga, infeksi bakteri local, meningitis, sepsis, malaria, campak, kurang gizi dan icterus neonatal. Intervensi pencegahannya meliputi: dukungan terhadap pemberian ASI, imunisasi, konseling gizi, suplemen vitamin A dan suplemen Zinc.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 144
Prinsip dari pedoman MTBS 1. Semua balita sakit sampai umur 5 tahun diperiksa untuk tanda bahaya umum dan semua bayi muda diperiksa untuk tanda-tanda penyakit sangat berat. Tanda-tanda ini menunjukkan perlunya rujukan segera atau dirawat di RS 2. Anak dan bayi kemudian dinilai untuk gejala utama. Untuk anak yang lebih tua, gejala utama termasuk batuk atau kesulitan bernafas, diare, demam dan infeksi telinga. Untuk bayi muda, gejala utama adalah meliputi infeksi bakteri local, diare, dan icterus. Sebagai tambahan, semua anak secara rutin dinilai status gizi dan imunisasinya serta masalah potensial lainnya. 3. Hanya menggunakan tanda-tanda klinis dalam jumlah terbatas, dipilih berdasarkan sensitivitasnya dan spesivitasnya untuk mendeteksi penyakit 4. Suatu kombinasi dari tanda-tanda individual mengarah pada satu klasifikasi anak dalam satu atau lebih kelompok gejala, dan bukan satu diagnosa. Klasifikasi penyakit didasarkan pada sistem triase dengan kode warna. Merah muda menunjukkan perlunya rujukan segera, warna kuning menunjukkan diperlukannya pengobatan spesifik pada pasien rawat jalan, dan hijau menunjukkan perawatan di rumah. 5. Prosedur tatalaksana MTBS menggunakan obat-obatan esensial dengan jumlah yang terbatas dan mendorong partisipasi aktif dari pengasuh anak dalam menangani anak. 6. Suatu komponen esensial dari MTBS adalah konseling bagi ibu/pengasuh anak berkaitan dengan perawatan di rumah, pemberian makan dan cairan yang tepat, dan kapan harus kembali ke klinik dengan segera atau untuk tindak lanjut. Langkah-langkah dalam Manajemen terpadu kasus 1. Penilaian Jika seorang anak atau bayi muda dibawa ke klinik, petugas kesehatan menggunakan keterampilan komunikasi yang baik untuk menanyakan kepada ibu tentang masalah anaknya dan membuat penilaian terhadap kondisi anak. Pertama kali, petugas kesehatan memeriksa adakah tanda bahaya umum yang menunjukkan kondisi yang mengancam jiwa. Pada bayi muda, petugas kesehatan memeriksa apakah ada tanda penyakit sangat berat dan infeksi bakteri local. Petugas kesehatan kemudian mengajukan pertanyaan spesifik tentang kondisi paling umum yang mempengaruhi kesehatan anak. Jika jawabannya positif, petugas perlu memeriksa anak dengan tepat. Satu bagian esensial dalam penilaian adalah memeriksa status gizi anak dan status imunisasinya. Penilaian juga mencakup pemeriksaan masalah kesehatan lain. 2. Membuat klasifikasi Berdasarkan hasil penilaian, petugas kesehatan membuat klasifikasi penyakit menggunakan suatu sistem triase dengan kode warna yang dikembangkan secara khusus yaitu merah, kuning dan hijau. 3. Menentukan tindakan Setelah mengklasifikasikan semua kondisi yang ada, petugas kesehatan menentukan tindakan yang spesifik untuk balita dan bayi muda sakit.
Jika seseorang anak membutuhkan rujukan segera atau klasifikasi merah muda, perlu diidentifikasi penanganan esensial yang diberikan sebelum rujukan
Jika seorang anak membutuhkan pengobatan spesifik atau klasifikasi kuning, dibuat rencana tindakan dan ditentukan obat yang harus diberikan di klinik. Ditentukan isi nasihat yang akan diberikan kepada ibu
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 145
Jika tidak ditemukan kondisi serius atau klasifikasi hijau, ibu harus dinasehati dengan benar tentang tindakan tepat yang harus diambil dalam merawat anaknya di rumah. 4. Memberikan pengobatan Setelah menentukan tindakan yang tepat, petugas kesehatan melaksanakan prosedur yang diperlukan sesuai dengan kondisi anak. Petugas kesehatan:
Memberikan tindakan prarujukan untuk anak sakit yang dirujuk
Memberi dosis pertama dari obatyang sesuai kepada anak yangmembutuhkan pengobatan khusus dan mengajari ibu cara meminumkan obat, cara pemberian makan dan cairan selama anak sakit, dan cara menangani infeksi local di rumah.
Memberi nasihat tentang penatalaksanaan anak sakit di rumah
Jika perlu, mintalah ibu atau pengasuh anak yang lain agar kembali berkunjung bersama anaknya untuk upaya tindak lanjut, pada waktu yang telah ditentukan.
5. Konseling Jika ditentukan perlu perawatan tindak lanjut, petugas kesehatan memberitahu ibu kapan harus kembali ke klinik dan juga mengajari ibu mengenali tanda-tanda yang menunjukkan kapan anak harus segera dibawa ke klinik. Bila diperlukan, petugas kesehatan menilai pemberian makan termasuk praktik pemberian ASI dan memberikan konseling untuk mengatasi masalah yang ditemukan dalam pemberian makan. Konseling juga meliputi kesehatan ibu sendiri. 6. Tindak lanjut Beberapa anak perlu dilihat lebih dari satu kali untuk satu episode sakit saat ini. Proses penatalaksanaan kasus dari MTBS membantu mengidentifikasi anak yang memerlukan kunjungan ulang. Jika anaktersebut dibawa kembali ke klinik, petugas kesehatan memberikan pelayanan tindak lanjut seperti yang disebutkan dalam pedoman MTBS dan bila perlu nilai kembali anak jika ada masalah baru.
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 146
CHECKLIST MTBS Raw score No
Detail
Mengisi identitas bayi atau balita
2
Melingkari tanda bahaya umum sesuai atau tanda infeksi berat sesuai kasus
3
Melakukan penilaian tanda dan gejala penyakit dengan melingkari tanda dan gejala yang ditemukan pada kasus
4
Membuat klasifikasi penyakit
5
Menentukan tindakan yang sesuai
6
Menentukan pengobatan (jika perlu pengobatan)
7
Menentukan rencana tindak lanjut
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
D
1,2,3
1,2,3
Score
(0,1,2,3,4,5) 0
1
C
1
2
3
4
5
Actual
Max
(RXCXD)
Score
Page 147
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 148
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 149
RPS Keperawatan Komunitas PSIK FKIK UMY
Page 150