PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB HORMONAL DI PUSKESMAS RONGA-RONGA KECAMATAN GAJAH PUTIH KABUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2014
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Universitas U’Budiyah Indoensia Banda Aceh
Oleh : AGUSTINA RIZKI NIM : 131010210151
UNIVERSITAS U’BUDIYAH INDONESIA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2014
LEMBARAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Kebidanan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diajukan dalam naskah ini dan disebutkan pula dalam daftar pustaka. v
Takengon,
Agustus 2014
Peneliti
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah Peneliti Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan KB Hormonal Di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014” Skripsi ini merupakan salah satu tuntunan guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan skripsi pada pendidikan program D-IV Kebidanan Universitas U’Budiyah Banda Aceh. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Peneliti dalam menyelesaikan Skripsi ini. ucapan terima kasih Peneliti kepada Bapak / Ibu : 1. Bapak Mawardi, SKM, M.Kes, Selaku pembimbing I sekaligus penguji III yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran dalam penyusunan Skripsi. 2. Bapak Zefrizal, ST, Selaku Ketua Yayasan Pendidikan U’Budiyah Indonesia. 3. Ibu Marniati, M.Kes, selaku Ketua Universitas U’Budiyah Banda Aceh. 4. Ibu Raudhatun Nuzul, ZA, SST, Selaku Ketua Prodi D-IV Kebidanan Universitas U’Budiyah Banda Aceh. 5. Seluruh Staf Pengajar Sekolah Tinggi U’Budiyah Indonesia Program D-IV Kebidanan Banda Aceh. 6. Ayahanda dan Ibunda dan keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik moril maupun materil. 7. Teman-teman di Program D-IV Kebidanan Universitas U’Budiyah Banda Aceh yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan kepada Peneliti.
Peneliti menyadari bahwa Penelitian Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini Peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan mudahmudahan tulisan ini dapat berguna bagi Peneliti sendiri dan para pembaca khususnya. Amin ya rabbal alamin
Banda Aceh,
Agustus 2014
(Peneliti)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SIDANG .................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .................................................................. iv LEMBAR PERNYATAAN .....................................................................................v KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi ABSTRAK .............................................................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar .......................................................................................7 2.1.1 Keluarga Berencana ....................................................................7 2.1.2 Akseptor Keluarga Berencana (KB) ...........................................9 2.1.3 Pengertian Kontrasepsi Hormonal .............................................10 2.1.4 Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi Hormonal ....................................13 2.1.5 Pengertian Berat Badan ............................................................23 2.1.6 Faktor-Faktor Lain Yang Terdiri Dari Pengaruh Berat Badan ..28 2.2 Kerangka Teori ...................................................................................31 2.3 Kerangka Konsep ..............................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................33
3.2 Populasi dan Sampel ..........................................................................33 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................35 3.4 Defenisi Operasional .........................................................................35 3.5 Hipotesis .............................................................................................36 3.6 Pengumpulan Data ..............................................................................36 3.7 Pengolahan dan Analisa Data ............................................................37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ..............................................41 4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................41 4.3 Pembahasan ........................................................................................44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .........................................................................................46 5.2 Saran ..................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Defenisi Operasional ................................................................................35 Tabel 4.1 Perbedaan Berat Badan Rata-Rata Akseptor KB Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 ..............42 Tabel 4.2 Perbedaan Berat Badan Akseptor KB Sebelum dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 ..............43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Teori .....................................................................................31 Gambar 3.1 Kerangka Konsep .................................................................................32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
:
Lembaran Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2
:
Lembaran Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3
:
Format Cheklist
Lampiran 4
:
Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 5
:
Surat Selesai Pengambilan Studi Pendahuluan
Lampiran 6
:
Surat Izin Penelitian
Lampiran 7
:
Surat Selesai Penelitian
Lampiran 8
:
Master Tabel
Lampiran 9
:
Hasil Pengolahan Data SPSS
Lampiran 10
:
Jadwal Kegiatan Skripsi
Lampiran 11
:
Lembaran Konsultasi Skripsi
Lampiran 12
:
Biodata
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola pada masyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program keluarga berencana (K%) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Linasi Keluarga Berencana Nasional). Gerakan Keluarga Berencana Nasional untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2004). Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
1
Adanya program KB diharapkan ada keikutsertaan dari seluruh pihak dalam mewujudkan keberhasilan KB di Indonesia. Program KB yang didasarkan pada Undang-undang. Nomor 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan perkembangan keluarga kecil sejahtera yang serasi dan selaras dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kebijakan operasional dikembangkan berdasarkan empat misi gerakan KB Nasional yaitu pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga, yang selanjutnya secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi pelayanan kesehatan keluarga gerakan KB Nasional (Depkes RI. 2002). Kontrasepsi hormonal seperti suntik memiliki daya kerja yang lama, tidak membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya tinggi, artinya kembali kesuburan setelah pemakaian berlangsung cepat. Namun setiap metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping tersendiri metode hormonal seperti suntik ini umumnya mempunyai efek samping yang berupa gangguan haid, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala dan kenaikan tekanan darah. Perubahan kenaikan berat badan merupakan kelainan metabolisme yang paling sering dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam KB Hormonal yaitu hormon estrogen dan progesterott. (Hartanto, 2003). Visi Keluarga Berencana Nasional adalah “Keluarga Berkualitas”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan dan berpikir kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. (Sarwono, 2006). Permasalahan kesehatan reproduksi masih banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi: IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. (BKKBN, 2004). Salah satu kontrasepsi yang populer di Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat(NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem.Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun 2006 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.778.608 yang terdiri atas peserta AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) sebanyak 498.366 (10.4%), peserta MOP (Medis Operasi Pria) sebanyak 68.473 (1.4%), peserta MOW (Medis Operasi Wanita) sebanyak 291.035 (6.1%), peserta implant sebanyak 442.778 (9.3%), peserta suntikan 2.560.039 (53.6%), peserta pil 862.307 (18%), peserta kondom sebanyak 55.610 (1.2%). Pencapaian tertinggi pada suntikan (53.6%) dan pencapaian terendah pada kondom (1.2%). (BKKBN Jawa Tengah, 2010). Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorhea menoragiadan muncul bercak (spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat badan (Saifuddin, 2006).
Di Indonesia menurut penelitan The National And Economic Survey (19971998). Akseptor kb suntik mencapai 21,1% dari total jumlah akseptor kb yang popular dipakai adalah depo provera 150 mg. Sedangkan tahun 2002-2003, kontrsepsi suntik dengan prevalensi 27,8% yang kemudian disusul pil 13,22% sedangkan peserta pria masih relatif rendah yaitu mencapai 2%. Kontrasepsi hormonal seperti suntik memiliki daya kerja yang lama, tidak membutuhkan pemakaian setiap hari tetapi tetap efektif dan tingkat reversibilitasnya tinggi, artinya kembali kesuburan setelah pamakain berlangsung cepat (fk unpad:1996). Namun setiap metode kontrasepsi tentu mempunyai efek samping tersendiri metode hormonal seperti suntik ini umumnya menpunyai efek samping yang berupa gangguan haid, perubahan berat badan, pusing atau sakit kepala dan kenaikan tekanan darah (Hartanto, 2003). Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan berat badan. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Hipotesa para ahli DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di hypothalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih daripada biasanya. Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang kejadian peningkatan berat badan yang dialami kontrasepsi suntik maka perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kontrasepsi suntik dengan peningkatan berat badan (Hartanto, 2004). Perubahan kenaikan berat badan merupakan kelainan metabolisme yang paling sering dialami oleh manusia. Perubahan kenaikan berat badan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti faktor hormonal yang terkandung dalam kontrasepsi suntik yaitu hormon estrogen dan progesteron.
Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas ronga-ronga kecamatan gajah putih kabupaten Bener Meriah tahun 2014 didapat jumlah akseptor KB sebanyak 219 orang degan jenis alat kontrasepsi pil,suntik,Akdr,implant,kondom,dan yang menggunakan KB hormonal sebanyak 149 orang. Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Perbedaan Berat Badan Sebelum dan Sesudah menggunakan KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui berapa besar pengaruh pengunaan KB hormonal terhadap peningkatan berat badan di puskesmas ronga-ronga kecamatan Gajah putih Kabupaten Bener Meriah. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa perbedaan berat badan ibu menggunakan KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Tahun 2014
1.3.2
Tujuan Khusus 1. Untuk
menganalisis bagaimana
menggunakan alat Kb hormonal.
berat
badan
ibu
sebelum
2. Untuk
menganalisis
bagaimana
berat
badan
ibu
setelah
menggunakan alat KB Hormonal. 1.4 Manfaat Penulisan Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Penulis Menambah pengetahuan penulis tentang analisis perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan alat KB Hormonal. 1.4.2 Bagi Lahan Penelitian (Petugas Kesehatan) Menjadi bahan masukan dan sumber informasi mengenai perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB Hormonal. 1.4.3 Bagi peneliti lain Untuk dijadikan data dasar dalam melakukan penelitian selanjutnya. 1.4.4 Bagi akseptor KB Hormonal Peneliti mengharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan khususnya bagi akseptor KB Hormonal sebagai sumber pengetahuan tentang perbedaan berat badan sebelum dan sesudah menggunakan KB Hormonal.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar 2.1.1 Keluarga Berencana 1. Pengertian KB a. Pengertian Keluarga Berencana (KB) Menurut WHO (Expert Committe), KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga Berencana adalah metode medis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran (Manuaba, 1998). KB merupakan bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2003) Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga. Menurut Entjang (Ritonga, 2003)
7
Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2004). Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum, 2008). Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2008). Jadi, KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
2. Tujuan KB a. Tujuan Umum 1) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 2) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. b. Tujuan Khusus 1) Penurunan angka kelahiran yang bermakna. 2) Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat bermacam-macam metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh masing-masing akseptor. Tetapi metode kontrasepsi yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah metode KB hormonal dan non hormonal (Hartanto, 2003).
2.1.2 Akseptor Keluarga Berencana (KB) Akseptor keluarga berencana adalah pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi (BKKBN, 1995). Macam-macam akseptor KB yaitu:
1. Akseptor KB baru Akseptor KB baru adalah: pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan alat
kontrasepsi
setelah mengalami
persalinan atau
keguguran. 2. Akseptor KB Aktif Akseptor KB aktif adalah: peserta KB yang terus menggunakan alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan. 3. Akseptor KB ganti cara Akseptor KB ganti cara adalah: peserta KB yang berganti pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lainnya tanpa diselingi kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini menggunakan cara komunikasi,informasi dan edukasi (KIE). Berdasarkan pendapat di atas,dapat disimpulkan bahwa pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang masih menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi.
2.1.3 Pengertian Kontrasepsi Hormonal 1. Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma.
Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB. Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100% Kontrasepsi hormonal adalah upaya untuk mengontrol kehamilan menggunakan hormon. Beberapa metode kontrasepsi hormonal yang umum dilakukan di antaranya melalui pil KB, pil mini, implan, dan suntikan. Hormon yang dilibatkan dalam jenis kontrasepsi ini adalah estrogen, progesteron, serta gabungan keduanya (estrogen + progesteron = progestin). (Hanafi, 2004). Kontrasepsi non hormonal adalah metode KB yang dipergunakan tanpa bantuan obat-obatan atau bantuan orang lain yang termasuk dalam metode ini
adalah kondom.
(Manuaba.1999).
AKDR,
tubektomi, dan vasektomi.
Mekanisme kerja KB hormonal: a. Mekaniseme kinerja kontrasepsi hormonal 1) Primer Mencegah
opulasi
dengan
cara
kerja
kadar
folikel
setimulating hormon dan Luteninzing hormon respons kelenjar hypophyse terhadap gonadotrofin realizing hormon tidak berubah, sehingga memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar hipopise. Penggunaan KB hormonal tidak menyebabkan hiposestrogenik (Hartanto, 2003). 2) Sekunder Sekunder mengentalkan lendir servic sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa membuat endormetrium menjadi kurang baik untuk implantasi dan ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi transpor ovum didalam tuba falopi (Hartanto, 2003). 3) Komponen Progestron a) Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan menghambat ovulasi. b) Progesteron mengubang endometrium sehingga kapasitas spermatozoa tidak berlangsung. c) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus sperema. d) Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi. e) Menghindari endometrium.
implantasi
melalui
perubahan
struktur
2.1.4 Jenis-jenis Alat Kontrasepsi Hormonal Suntik, Pil, Implant
1. KB Suntik Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
yang praktis,
harganya
relatif murah dan
aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun. a. Jenis KB suntik Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain: 1) Suntikan / bulan ; contoh : cyclofem 2) Suntikan /2 bulan : Noristerat 3) Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).
b. Cara kerja KB suntik 1) Menghalangi ovulasi (masa subur) 2) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental 3) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim 4) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma 5) Mengubah kecepatan transportasi sel telur. c. Efek Samping 1) Siklus haid kacau 2) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama. 3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak. 4) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan. 5) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit kepala, nyeri pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan berkurangnya libido seksual. d. Keuntungan KB Suntik Kerugian KB Suntik 1) Cocok untuk mencegah kehamilan atau menjarangkan kehamilan dalam jangka panjang dan kesuburan dapat pulih kembali 2) Tidak terpengaruh "faktor lupa" dari pemakai (tidak seperti memakai PIL KB) 3) Tidak mengganggu hubungan suami istri 4) Dapat dipakai segala umur pada masa reproduktif
5) Tidak mengganggu laktasi (menyusui), baik dari segi kuantitas maupun kualitas 6) Dapat dipakai segera setelah masa nifas 7) Meningkatkan kenyamanan hubungan suami-istri karena rasa aman terhadap risiko kehamilan 8) Dapat dipakai segera setelah keguguran 9) Membantu mencegah terjadinya kehamilan di luar kandungan e. Kerugian 1) Perubahan pola haid biasanya pada tahun pertama pemakaian 2) Perdarahan bercak, dapat lama 3) Jarang terjadi perdarahan yang banyak 4) Tidak dapat haid (sering setelah pemakaian berulang) 5) Menaikkan Berat Badan 6) Dapat menyebabkan (tidak pada semua akseptor) sakit kepala, nyeri payudara, "moodiness" (perubahan mood/perasaan), jerawat, kurangnya libido seksual, rambut rontok. Contoh obat injeksi beserta dosisnya 1) Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu) 2) Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu ) 3) Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
2. Pil KB Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain. Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanitawanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan
hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang. a. Jenis-jenis Pil 1) Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur. 2) Pil berturutan Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen
maka
dosis
estrogen
harus
lebih
besar
dengan
kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efekefek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen. 3) Pil khusus – Progestin (pil mini) Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium
(lapisan
dalam
rahim)
sehingga
menghambat perletakan telur yang telah dibuahi. Kontra indikasi Pemakaian Pil Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan,
hipertensi,
gangguan
jantung,
varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim, dan migraine
(sakit
kepala
yang
berat
pada
sebelah
kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan. 4) Pil gabungan atau kombinasi
3.
Implant a. Pengertian Implant Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit
lebih pendek dan pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006). Jenis Implant Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut : 1) Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. 2) Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg 3 ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. 3) Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun. Mekanisme Kerja Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya menurut Manuaba (1998) adalah : 1) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi. 2) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa. 3) Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.
Efektifitas Implant Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah : 1) Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier. 2) Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil. 3) Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya. Indikasi Pemasangan
implant
menurut
Saifuddin
(2006)
dapat
dilakukan pada : 1) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum. 2) Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun). 3) Perempuan
yang menghendaki
kontrasepsi
yang memiliki
efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang. 4) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi. 5) Perempuan pasca persalinan.
6) Perempuan pasca keguguran. 7) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi. 8) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen. 9) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil. Kontraindikasi Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut : 1) Perempuan hamil atau diduga hamil. 2) Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya. 3) Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi. 4) Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara. 5) Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara. Keuntungan Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah : 1) Keuntungan kontrasepsi yaitu a) Daya guna tinggi b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan. d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam. e) Bebas dari pengaruh estrogen. f) Tidak mengganggu kegiatan senggama. g) Tidak mengganggu ASI. h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan. i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan. 2) Keuntungan non kontrasepsi yaitu : a) Mengurangi nyeri haid. b) Mengurangi jumlah darah haid c) Mengurangi/memperbaiki anemia. d) Melindungi terjadinya kanker endometrium. e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara. f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul. g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
Kerugian Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah: a) Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b) Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant. c) Lebih mahal. d) Sering timbul perubahan pola haid. e) Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri. f) Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya. g) Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
2.1.5 Pengertian Berat Badan 1. Pengertian Berat Badan a. Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting yang digunakan sebagai ukuran laju pertumbuhan fisik, disamping itu berat badan digunakan sebagai ukuran perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. b. Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan (Supariasa,2003) yaitu parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
2. Perubahan Berat Badan a. Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan dibagi menjadi: 1) Berat badan meningkat atau naik jika hasil penimbangan berat badan lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya. 2) Berat badan menurun jika hasil penimbangan berat badan lebih rendah dibandingkan berat badan sebelumnya. 3) Pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi suntik bulanan maupun tribulanan mempunyai efek samping utama yaitu perubahan berat badan. Faktor yang mempengaruhi perubahan berat badan akseptor KB suntik adalah adanya hormon progesteron yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu makan yang ada di hipotalamus. Dengan adanya nafsu makan yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi. Kelebihan zat-zat gizi oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi lemak (Mansjoer, 2003).
3. Efek Samping Metode Keluarga Berencana Suntik Terhadap Perubahan Berat Badan a. Menurut Hartanto (2003:150) salah satu efek samping dari metode suntikan
adalah
adanya
penambahan
berat
badan.
Umumnya
pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari satu kilogram sampai lima kilogram dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para ahli: DMPA (Depot medroxy progesterone acetate) merangsang pusat pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari pada biasanya. b. Wanita yang menggunakan kontrasepsi Depot medroxy progesterone acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik tiga bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan sebanyak 11 pon atau 5,5 kilogram, dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak 3,4% dalam waktu tiga tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Texas Medical Branch (UTMB) (Mansjoer,2003). Sedangkan pada kontrasepsi suntik bulanan efek samping terhadap berat badan sangatlah ringan, umumnya pertambahan berat badan sedikit (Hartanto, 2003). c. Efek samping utama pemakaian DMPA adalah kenaikan berat badan. Sebuah penelitian melaporkan peningkatan berat badan lebih dari 2,3
kilogram pada tahun pertama dan selanjutnya meningkat secara bertahap hingga mencapai 7,5 kilogram selama enam tahun. Sedangkan pemakaian cyclofem berat badan meningkat rata-rata dua hingga tiga kilogram tahu pertama pemakaian, dan terus bertambah selama tahun kedua (Varney, 2007). d. Pada dasarnya perubahan berat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum faktor tersebut dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Bindiknakes, 2001): 1) Faktor intern a) Adalah faktor yang dapat mempengaruhi berat badan seseorang dan bersumber dari atau pada tubuh itu sendiri. Dalam hal ini terbagi menjadi 4 bagian yaitu: (1) Usia. Analoginya perkembangan berat badan akan sangat baik pada umur tertentu dan akan sangat berkurang sejalan dengan bertambahnya grafik umur kita. (2) Kejiwaan. Secara tidak langsung aspek kejiwaan (psikologis) juga dominan dalam mempengaruhi kerja metabolisme di dalam tubuh.
(3) Hereditas. Kadang-kadang dapat terjadi di dalam suatu keluarga timbulnya sifat dominasi dalam hal menurunkan bentuk fisik keturunannya. 2) Faktor ekstern a) Maksudnya adalah semua faktor yang dapat berpengaruh terhadap perubahan berat badan secara langsung dan bersumber dari luar tubuh. (1) Makanan. Aneka jenis makanan yang kita konsumsi sehari-hari sangat berguna dalam proses pertumbuhan berat badan kita. (2) Lingkungan fisik. Gangguan lainnya secara langsung mempengaruhi berat badan seseorang misalnya luka yang menyebabkan perdarahan berat, kecelakaan yang menyebabkan rusak atau terpotongnya salah satu anggota tubuh kita.
4. Efek samping utama bagi beberapa akseptor pemakai kontrasepsi suntik adalah kenaikan berat badan. Bukti menunjukkan kenaikan berat badan selama penggunaan DMPA, hal ini karena dalam kontrasepsi suntik mengandung hormon
progesteron dan estrogen. Hormon estrogen merangsang pusat nafsu makan yang ada di hipotalamus. Dengan bertambahnya nafsu makan, karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan oleh hormon progesteron dirubah menjadi lemak, sehingga terjadi penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah
2.1.6 Faktor-faktor lain yang terdiri dari: 1. Bakat gemukfaktor keturunan dapat mempengaruhi terjadinya kegemukan. pengaruhnyasendiri sebenarnya belum jelas, tetapi memang ada bukti yang mendukungfakta bahwa keturunan merupakan faktor penguat terjadinya kegemukan. 2. Enzim seseorang mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun lemaktubuh lebih banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat metabolisme inimenunjukkan adanya gen bawaan pada kode untuk enzim seperti AdiposeTissue Lipoprotein Lipase yang lebih aktif. Enzim ini memiliki suatu perananpenting dalam proses mempercepat penambahan berat badan karena enzimini bertugas untuk mengontrol kecepatan trigliserida dalam darah yangdipecah-pecah menjadi asam-asam lemak dan disalurkan ke sel-sel tubuhuntuk disimpan 3. Hormon Pada wanita yang sedang mengalami masa menopouse, dapat terjadipenurunan fungsi hormon tiroid. Kemampuan untuk menggunakan energiakan berkurang dengan menurunnya fungsi hormon ini. Hal tersebut
terlihatdengan menurunnya metabolisme tubuh sehingga mengakibatkan kenaikanberat badan. Seseorang yang tidak peka terhadap hormon insulin ataumengalami peningkatan hormon insulinlah yang mengakibatkan penimbunanlemak meningkat 4. Metabolisme Kecepatan metabolisme basal masing-masing orang tidak sama. Ada orangyang memiliki metabolisme basal tinggi, namun ada pula yang rendah. Orangyang mempunyai kecepatan metabolisme rendah cenderung lebih mudahgemuk dibandingkan orang yang mempunyai metabolisme cepat karenapada metabolisme yang rendah, energi yang dikonsumsi lebih lambat untukdipecah menjadi glikogen sehingga akan lebih banyak lemak yang disimpandalam tubuh. 5. Pengaruh Obat-obatan Ada beberapa obat yang merangsang “pusat lapar” sehingga pasien akan meningkat nafsu makannya. Dalam keadaan penyembuhan yang cukuplama, penggunaan obat ini akan menyebabkan timbulnya obesitas. Selain itu,pil kontrasepsi dapat juga menyebabkan kenaikan
berat
badan
secaraperlahan-lahan
pada
wanita
yang
menggunakannya.(Wirakusumah, 1994) Peningkatan
Berat
Badan
pada
Pemakai
Kontrasepsi
SuntikProgesteron dengan Kombinasi (Progesteron dan estrogen) Pertambahan berat badan merupakan keluhan yang mengganggu bagiwanita pemakai kontrasepsi hormonal, walaupun peningkatan tersebut tidaklah merata.
Sebagian penambahan berat badan disebabkan oleh retensI cairan,tetapi umumnya karena meningkatnya asupan makanan, (Cuningham, 2006) Kontrasepsi
suntik
mempunyai
banyak
efek
samping,
salah
satudiantaranya yaitu berat badan yang bertambah. Umumnya pertambahan berat badan tidak terlalu besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas, tampaknya terjadi karena bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairantubuh. Hipotesa para ahli: DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripadabiasanya, (Hartanto, 2003). Efek estrogen terhadap peningkatan berat badan yaitu estrogen menyebabkan peningkatan pengendapan lemak pada kelenjar mammae dan jaringan subkutis, estrogen khususnya menyebabkan pengendapan lemak nyata pada pantat dan paha, menyebabkan pelebaran panggul. Sedangkan progesteron mempunyai efek merangsang pusat lapar di Ventromedial hipothalamus
(VMH)
sehinga
menyebabkan
nafsu
makan
meningkat
dancenderung makan banyak/ melebihi kebutuhan tubuh dan beresiko gemuk.(Guyton, 1995) Menurut Hartanto 2003, dikatakan bahwa dari beberapa percobaan laboratorium
ditemukan
bahwa
DMPA
mempengaruhi
metabolisme
karbohidrat.Pada sistem kardio-vaskuler efek DMPA sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL kolestrol.
2.2 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan uraian atas definisi-definisi terkait dengan Biasa lahan yang akan dijadikan sebagai tujuan dalam melakukan penelitian (Notoatmodjo, 2002), Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.2 Bagan Kerangka Teori Perubahan berat badan
Efek Samping KB Hormonal
Ganguan haid Sakit kepala Rasa mual
Sumber: (Hartanto, 2003)
2.3 Kerangka Konsep Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Sebelum Menggunakan KB Hormonal Berat Badan Sesudah Menggunakan KB Hormonal
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah komparasi, dua mean dependen (paired sample) yaitu untuk menguji perbedaan mean antara 2 kelompok data. Rancangan penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti. (Hidayat, 2011)
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah semua akseptor KB Hormonal yang ada di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah yaitu semua akseptor KB hormonal sejumlah 149 orang.
3.2.2 Sampel Sampel Pada penelitian ini yang itu akseptor KB hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Purposive, yaitu sampel yang didapatkan secara kebetulan ada atau tersedia selama peneltian berlangsung dengan rumus :
33
n:
N 1 N(d) 2
Keterangan : n
: Sampel
N
: Jumlah Populasi
d
: Perkiraan tingkat kesalahan (Siregar, 2010)
Dik : n:
N 1 N(d) 2
n:
149 1 149(0.1) 2
n:
149 1 149(0.01)
n:
149 1 1.49
n:
149 2.49
n : 59.8 n : 60 jadi sampel yang diteliti adalah sebanyak 60 orang dari akseptor KB harmonal
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah. 3.3.2 Waktu Penelitian Waktu yang digunakan pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Agustus 2014, pengumpulan data 11 s/d 16 Agustus 2014.
3.4 Defenisi Operasional Definisi operasional adalah suatu penentuan mengenai wujud variabel yang akan dikaji dalam suatu penelitian. Untuk mengkaji hipotesis, peneliti perlu menentukan atau memastikan variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitian ini. Definisi operasional bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta mengembangkan instrumen alat ukur. Berdasarkan uraian di atas, maka definisi operasional dalam penelitian ini adalah :
Variabel 1. Berat badan
Definisi Berat badan ibu
Alat Ukur Cara Kartu KIA Lembar
sebelum
pada waktu
checklist
menggunakan
ditimbang sebelum
KB Hormonal
menggunakan KB
Hasil Ukur Skala Skala ukur Ratio berat badan
Hormonal 2. Berat badan
Berat badan ibu
Kartu KIA
seudah
pada waktu
menggunakan
ditimbang sesudah
KB Hormonal
menggunakan KB
Lembar
Skala ukur
checklist
berat
Ratio
badan
Hormonal Tabel 3.2 Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Alat Kontrasepsi Hormonal. 3.5 Hipotesis Ho : Tidak
ada
perbedaan
berat
badan
ibu
sebelum
dan
sesudah
menggunakan KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah. Ha : Ada perbedaan berat badan ibu sebelum dan sesudah menggunakan KB Hormonal di Puskesmas Ronga-ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah.
3.6 Pengumpulan Data Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung terhadap responden dengan cara menimbang
berat badan sebelum menggunakan KB Hormonal dan sesudah menggunakan KB Hormonal. Menurut (Notoatmodjo 2002) instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan dalam pengumpulan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan lembar kuesioner sebagai instrumen penelitian yang meliputi pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.
3.7 Pengolahan dan Analisa Data 3.7.1 Pengolahan Data Setelah data dikumpulkan, data kemudian diolah dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Editing Tahap ini merupakan kegiatan penyuntingan data yang telah terkumpul yaitu dengan memeriksa kelengkapan, kesalahan pengisian setiap jawaban dari daftar pertanyaan sebagai persiapan untuk entry data ke dalam tabulasi. 2. Coding Setelah data diedit langkah berikutnya adalah mengkoding data, yaitu memberi kode terhadap setiap jawaban yang diberikan. Tujuannya untuk memudahkan klasifikasi data, menghindari terjadinya pencampuran data yang bukan jenis dan kategorinya. Juga untuk memudahkan pada saat analisis data dan dan proses entry dengan bantuan perangkat lunak komputer.
3. Transferring Yaitu data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sehingga responden terakhir untuk dimasukkan ke dalam label. 4. Tabulating Adalah teknik menghitung data atau mencatat data yang telah terkumpul, selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode distribusi frekuensi.
3.7.2 Jenis Data Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data skunder, yaitu data yang diperoleh melihat kartu KIA.
3.7.3 Analisa Data 3.7.3.1 Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam penelitian ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2002), Analisa yang digunakan adalah analisa uraian yaitu dimaksudkan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari variabel yang diamati, sehingga dapat mengetahui karakteristik atau gambaran dari variabel yang diteliti. Dalam analisa univariat ini digunakan rata-rata (mean) untuk menganalisa hasil rata-rata hitung dari semua hasil pengamatan yang telah dilakukan, analisa ini digunakan karena kemungkinan ditemukan adanya kesamaan pada hasil pengukuran/pengamatan,
sedangkan standar deviasi digunakan untuk memperoleh gambaran adanya hasil nilai tengah secara berbeda. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Menurut Budiarto, 2002 : 37 untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel penelitian. Menggunakan Rumus:
P
F x100% n
Dimana
P = Prosentase F = Ferkuensi n = Jumlah responden
3.7.3.2 Analisa Bivariat Setelah didapatkan data dengan univariat,selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan analisa komparatif berkolerasi, dimana penelitian ini dilakukan pada 2 variabel yang diduga berbeda serta pengujiannya menggunakan uji-t, dimana teknik ini digunakan untuk membuktikan perbedaan antara 2 variabel karena sekala pengukuran 2 variabel tersebut adalah uji dua sampel independen (Sugiyono, 2005). Adapun rumus uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut: T =
d S_d/ n
D
= Nilai devisiasi ( selisih angka sebelum dan sesudah )
Sd.d
= Nilai standar deviasi
n
= Jumlah data
Dengan df = n-1 = 0,05 nilai P pada tabel distribusi t, keputusan uji statistik: - Ho ditolak (p value> - Ho ditolak) - Ho gagal ditolak (p value < = Ho gagal ditolak ), (Notoatmodjo,2002).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Lokasi penelitian di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014. Luas Wilayah Kerja Puskesmas -Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah 5642 KM, jumlah penduduk 6457 jiwa. Wilayah Kerja Puskesmas -Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah terdiri dari 23 desa. Adapun batas dari lokasi penelitian yaitu : 1. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Timang Gajah 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Gajah Putih 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Gajah Putih 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Pintu Rime Gayo B. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11-16 Agustus 2014 terhadap 60 akseptor KB hormonal yang datang ke Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
1. Analisa Univariat a. Perbedaan berat badan rata-rata akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal Tabel 4.1 Perbedaan Berat Badan Rata-Rata Akseptor KB Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 Standar Standar Eror Berat Badan Mean N Deviasi Mean Sebelum menggunakan kontasepsi hormonal Sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal
54,77
8,422
1,087
57,08
9,245
1,194
60 60
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa berat badan responden kontasepsi rata-rata (mean) sebelum menggunakan kontrasepsi hormonal adalah 54,77 Kg dan berat badan rata-rata (mean) sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal adalah 57,08 Kg yang berarti rentang antara sebelum dan sesudah menggunakan KB hormonal adalah 2,32.
2. Analisa bivariat a. Perbedaan berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal Tabel 4.2 Perbedaan Berat Badan Akseptor KB Sebelum dan Sesudah Menggunakan Kontrasepsi Hormonal di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah Tahun 2014 Std. p Variabel Mean df t N Dev value Berat badan sebelum menggunakan kontrasespsi hormonal Berat badan sesudah
2,32
3,50
0,45
-5,126
0,000
60
menggunakan kontrasespsi hormonal
Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa rata-rata berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal adalah 2,32 dengan Standar Deviasi 3,50. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t di dapatkan nilai p value 0,000. Disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal.
C. Pembahasan Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui bahwa rata-rata berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal adalah 2,32 dengan Standar Deviasi 3,50. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji t di dapatkan nilai p value 0,000. Disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mardianingsih (2010) dengan judul “Analisis Perbedaan Berat Badan Sebelum dan Selama Menggunakan KB Suntik 3 Bulan di Bps Ny. Ismiati Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang”. Hasil penelitian menunjukkan analisis data menggunakan Paired t Test didapatkan p value = 0,000<0,05, berarti ada perbedaan berat badan sebelum dan selama menggunakan KB suntik 3 bulan. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Universiti of Texas Medical Branch (UMBT), wanita yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5,5 kg dalam waktu 3 tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang dilakukan melibabtkan 703 wanita PUS. Peneliti membandingkan penggunaan DMPA memiliki resiko 2 kali lipat dibandingkan pengguna kontrasepsi lainnya untuk mengalami obesitas selama 3 tahun pemakaian.
Hal ini sesuai dengan teori Hartanto (2008) yang menyatakan kandungan hormonal yang terdapat dalam kontrasepsi hormonal terutama hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak dibawah kulit bertambah dan menurunkan aktifitas fisik, akibatnya pemakaian kontrasepsi hormonal terutama yang mengandung hormon progesteron dapat menyebabkan berat badan bertambah. Menurut asumsi peneliti penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan perubahan berat badan terhadap peningkatan berat badan hal ini disebabkan karena efek samping dari kontrasepsi tersebut terutama kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progesteron mempunyai efek samping yang dapat merangsang pusat pengendaliaan nafsu makan sehingga meningkat asupan lemak dan berat badan jadi meningkat. Dalam hal ini perlu adanya penyuluhan yang lebih mendalam dari petugas kesehatan guna untuk meningkatkan pengetahuan akseptor KB tentang efek samping dari kontrasepsi hormonal tersebut termasuk penanganan peningkatan berat badan serta selalu memberikan KIE kepada akseptor KB tentang macam-macam KB serta efek sampingnya sehingga akseptor dapat memakai alat kontrasepsi secara efektif. Peningkatan berat badan pada pada akseptor merupakan masalah bagi akseptor KB hal ini dapat ditangani dengan olah raga secara teratur dan diet.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan ada perbedaan berat badan akseptor KB sebelum dan sesudah menggunakan kontrasepsi hormonal dimana nilai p value < nilai (0,000 < 0,05). B. Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Diharapkan kepada petugas kesehatan di Puskesmas Ronga-Ronga Kecamatan Gajah Putih Kabupaten Bener Meriah terus meningkatkan pelayanan kontrasepsi khususnya petugas KB dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat berupa penyuluhan kesehatan tentang pentingnya menggunakan alat kontrasepsi sebagai pencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan menjarangkan kehamilan. Selain itu diupayakan untuk terus memberikan informasi secara langsung kepada PUS maupun WUS tentang pentingnya menggunakan KB dengan membagikan leaflet ataupun memasang poster-poster mengenai KB. 2. Bagi Aseptor KB Diharapkan kepada akseptor KB untuk dapat memanfaatkan fasilitas serta sarana dan prasarana yang diberikan oleh petugas kesehatan dalam menurunkan angka fertilitas dan menjarangkan kelahiran bayi salah satunya
adalah dengan menggunakan kontrasepsi hormonal tanpa harus khawatir secara berlebihan terhadap efek samping yang dapat ditimbulkan dari alat kontrasepsi hormonal tersebut. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mahasiswi akbid tentang kontrasepsi dan menambah referensi perpustakaan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya dan dapat meneliti lebih jauh tentang faktorfaktor lain yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi hormonal seperti gangguan haid, sakit kepala, perubahan sistem kardiovaskuler yang diduga berpengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal. Sehingga hasil penelitian dapat sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Hubungan Karakteristik Ibu dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Menggala Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Malahayati.................... 2007. Alwi, Hasan, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)rEdisi Ketiga. Pusat Bahasa-Departemen Pendidikan Nasional. Balai Pustaka. Jakarta. 2005. Aminar, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Akseptor Ganti Cora dari Suntik ke Pil di EPS Endang IP ........ ........... tahun 2007. Karya Tulis Ilmiah Amatiria, G & Nurchairina. 2008. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Di Lingkungan Akademi Kebidanan. Departemen Kesehatan PJ......... Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. PT. Rineka Cipta. Arikonto, 2005 prosedur penelitian dengan pendekatan praktek,Jakarta rineka Cipta. Binadiknakes, 2001,elektromedik dan pengembangan edisi No 17 BKKBN _____, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek; edisi revisi Jakarta. PT. Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik, Statistik Kesejahteraan Rakyat ^Welfare Statitistics', Jakarta. BPS. 2002. BKKBN, Panduan Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Hormonal. Jakarta. BKKBN. 1993. ______, Informasi Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. BKKBN. 1995. ____, Soal KB. Pria TidakBoleh Ketinggalan ....'.' http://pikas.bkkbn.go.id, 2007. diperoleh tanggal 23 Januari 2007. Eiska Pebri, Hubungan Lama Pemakaian KB pada Akseptor KB Suntik dengan Siklus Menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Unit Swadana Kotabumi II Lampung Utara Tahun 2007. Skripsi. Fakultas Kesehatan MasyarakatUniversitas Malahayati.................... 2007.
Hartanto, 2002 ilmu kebidanan,penyakit kandungan & keluarga berencana , Jakarta EGC. Mansjoer, Arif, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta. Media Notoatmodjo, Soekidjo, Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. 2005. ___ , Emu Kesehatan Masyarakat Prinsip-primip Dasar. Rineka Cipta. Jakarta. 2003. Mansjoer 2003, kapita selekta kedokteran jilid 2 edisi 3 ,Jakarta Fakultas kedokteran Universitas indonesia. Saifuddin, Abdul Bahri, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 2003. Soedigdo 2002, Dasar-dasar metodelogi Riset keperawatan ,Jakarta infomedika. Varney. 2007 ,buku ajar asuhan kebidanan edisi 4 .Jakarta : EGC Wiknjosatro, Hanifa, Emu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. Jakarta. 1992.
KUESIONER PERBEDAAN BERAT BADAN DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB HORMONAL DI PUSKESMAS RONGARONGA KECAMATAN GAJAH PUTIH KBUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2014
I.
II.
IDENTITAS Hari/Tanggal Pengumpulan Data No. Responden Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat
: : : : :
Petunjuk Pengisian A. Isilah Kotak Dibawah ini denga ukuran yang sesuai dengan berat badan anda. 1. BERAT BADAN IBU SEBELUM MENGGUNAKAN KB HORMONAL DAN NON HORMONAL Jeni KB Lama Berat No Pertanyaan yang Mengguakan Badan digunakan KB a.
b.
Berat badan sebelum menggunakan KB Hormonal dan non hormonal. Berapakah berat badan ibu sebelum menggunakan KB non hormonal
2. BERAT BADAN IBU SESUDAH MENGGUNAKAN KB HORMONAL DAN NON HORMONAL Jeni KB Lama Berat No Pertanyaan yang Mengguakan Badan digunakan KB a.
Berapakah berat badan ibu sesudah menggunakan KB hormonal
b.
Berapakah berat badan ibu sesudah menggunakan KB non hormonal
KUESIONER PERBEDAAN BERAT BADAN SEBELUM DAN SESUDAH MENGGUNAKAN KB HORMONAL DI PUSKESMAS RONGARONGA KECAMATAN GAJAH PUTIH KBUPATEN BENER MERIAH TAHUN 2014 III.
IV.
IDENTITAS Hari/Tanggal Pengumpulan Data No. Responden Pendidikan Terakhir Pekerjaan Alamat
: : : : :
Petunjuk Pengisian B. Isilah Kotak Dibawah ini denga ukuran yang sesuai dengan berat badan anda. 1. BERAT BADAN IBU SEBELUM MENGGUNAKAN KB HORMONAL DAN NON HORMONAL Jeni KB Lama Berat No Pertanyaan yang Mengguakan Badan digunakan KB c.
d.
Berat badan sebelum menggunakan KB Hormonal dan non hormonal. Berapakah berat badan ibu sebelum menggunakan KB non hormonal
1. BERAT BADAN IBU SESUDAH HORMONAL DAN NON HORMONAL Jeni KB No Pertanyaan yang digunakan c.
d.
Berapakah berat badan ibu sesudah menggunakan KB hormonal Berapakah berat badan ibu sesudah menggunakan KB non hormonal
MENGGUNAKAN Lama Mengguakan KB
Berat Badan
KB