STUDI KOMPARASI KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH

Download Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dengan anak dalam berinteraksi, serta berkomunikasi selama meng...

0 downloads 524 Views 587KB Size
STUDI KOMPARASI KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH BERDASARKAN POLA ASUH PERMISIF, OTORITER DAN DEMOKRATIS DI DUSUN TURI SIDOREJO PONJONG GUNUNG KIDUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh : DWI LESTARI 201310201149

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

1

2

STUDI KOMPARASI KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH BERDASARKAN POLA ASUH PERMISIF, OTORITER DAN DEMOKRATIS DI DUSUN TURI SIDOREJO PONJONG GUNUNG KIDUL 1 Dwi Lestari 2, Ery Khusnal 3 INTISARI LatarBelakang: Dampak anak yang tidak mandiri cenderung tidak percaya diri bertindak semena-mena dan anak kurang disiplin tanpa pengawasan orang tua. Faktor yang mempengaruhi tingkat kemandirian anak adalah pola asuh orang tua. Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dengan anak dalam berinteraksi, serta berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pola asuh yang tepat akan mempengaruhi tingkat kemandirian anak. TujuanPenelitian: Mengetahui perbedaan kemandirian personal hygiene anak prasekolah berdasarkan pola asuh permisif, otoriter dan demokratis di Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul. MetodePenelitian: Jenis penelitian ini menggunakan desain comparative study dengan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 75 responden yang memiliki anak 3-6 tahun diambil total sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah kurskall wallis. HasilPenelitian: Menunjukan sebagian besar orang tua atau 34 ibu (45,3%) menggunakan pola asuh demokratis dan sebanyak 32 anak (42,6%) telah mandiri dalam personal hygiene. Tidak ada perbedaan yang bermakna kemandirian personal hygiene anak prasekolah berdasarkan pola asuh orang tua dengan nilai p-value = 0,686 < 0,005. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kemandirian personal hygieneanak prasekolah berdasarkan pola asuh permisif, otoriter dan demokratis di Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul. Saran: Diharapkan orang tua lebih meningkatkan sikap positif dalam mendidik dan menerapkan pola asuh yang tepat kepada anaknya dan juga memberikan semangat serta dorongan kepada putra-putrinya agar menggali potensi dan kemampuan diri dengan memberikan banyak kegiatan yang positif agar anak dapat belajar mandiri khususnya dalam hal personal hygiene. Kata Kunci Kepustakaan JumlahHalaman

: Kemandirian personal hygiene, pola asuh :43 buku (1998-2015), 2 jurnal penelitian, 1 website : 76 Halaman

1

Judul Skripsi

2

Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.

3

Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas „AisyiyahYogyakarta

3

THE COMPARATIVE STUDY ON PRESCHOOLERS’ PERSONAL HYGIENE INDEPENDENCE BASED ON PERMISSIVE, AUTHORITARIAN AND DEMOCRATIC PARENTING STYLE IN TURI SIDOREJO PONJONG GUNUNG KIDUL 1 Dwi Lestari 2, Ery Khusnal 3 ABSTRACT Background: The impact of dependent children are they tend not confident, act arbitrarily and poorly disciplind without their parents‟ control. Factors affecting the childern‟s independence are the parenting style. Parenting is an overview of the attitudes and behavior of the parents and children interaction, and communication during the care. A proper parenting style affects the level of the childern‟s independence. Objective: the study aimed to investigate the difference of preschoolers‟ personal hygiene independence based of permissive, authoritarian and democratic parenting in Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul. Methods: The study used comparative study design with cross sectional approach. The respondents in this study were 75 respondents of children aged 3-6 years who were taken using total sampling. The statistical analysis used kruskall wallis. Results: The result showed that most of yhe parents or 34 mothers (45,3%) used democratic parenting style and as many as 32 childern (42,6%) had been independent in personal hygiene. There was no significant differences of the preschoolers‟ personal hygiene independence based on the parenting style with p-value = 0,686 < 0,005. Conclusions: There was no significant difference of preschoolers‟ personal hygiene independence based on permissive, authoritarian and democratic parenting in Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul. Suggestion: It is expected that parents improve their positive attitude in educating and implementing appropriate parenting style to their children. Moreover, they are expected to provide encouragement and support to their children in order to explore the potential and abilities. It can be done by providing many positive activities so that children can learn independently, especially related to personal hygiene. Keywords: Personal hygiene independence, parenting Bibliography: 43 books (1998-2015), 2 journals, 1 websites Number of Pages: 76 pages 1

Title of the Thesis Student of school of Nursing, Faculty of Health Sciences, University 'Aisyiyah Yogyakarta. 3 Lecturer of School of Nursing, Faculty of Health Sciences, University 'AisyiyahYogyakarta. 2

4

Pemenuhan personal hygiene dipengaruhi

PENDAHULUAN

berbagai faktor seperti budaya, nilai sosial

Anak usia prasekolah adalah anak

pada individu atau keluarga, pengetahuan

yang berada pada tahap pertumbuhan dan

terhadap personal hygiene serta persepsi

perkembangan yang berada dalam rentang

terhadap perawatan diri (Alimu, 2006).

3-6 tahun. Anak-anak usia prasekolah

Dukungan keluarga terhadap anak

harus banyak belajar pada tahap ini,

sangat baik, maka pertumbuhan dan

khususnya dalam hal kemandirian. Tugas

perkembangan anak akan stabil. Dukungan

perkembangan yang harus diselesaikan pada

masa

ini

adalah

kepada anak akan tercermin salah satunya

kemandirian

melalui pola asuh keluarga

sekaligus dapat memperkecil perasaan

2005).

malu dan ragu-ragu (Friedman, 2001,

Data

Yusuf, 2005, Aziz, 2009). Kemandirian dalam

kehidupan

kemandirian

anak

sangatlah

penting

anak.

Melatih

sejak

dini

sebanyak 34.290 (Disdikpora, 2013). Upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan kemandirian anak yaitu peran aktif orang tua dalam menciptakan

konsep kemandirian dan anak cenderung

lingkungan rumah sebagai lingkungan

bersifat individual (Kannisius, 2006).

sosial yang pertama dialami oleh anak,

merupakan

dimana anak secara bertahap mampu

perawatan diri sendiri yang dilakukan

melepaskan diri dari ketergantungan serta

untuk mempertahankan kesehatan baik maupun

dari

jumlah anak prasekolah pada tahun 2013

pemahaman yang tidak tepat tentang

fisik

peroleh

356.917 sedangkan di Gunung Kidul

akan

dimiliki sejak dini hanya akan membuat

secara

di

Yogyakarta pada tahun 2008 adalah

anak. Belajar menjadi mandiri yang tidak

hygiene

yang

Kemdiknas jumlah anak usia prasekolah di

menumbuhkan rasa percaya diri pada

Personal

(Hidayat,

psikologis. 5

perlindungan mutlak dari orang tuanya

Variabel

dikendalikan untuk memilih responden

METODE PENELITIAN

penelitian

penelitian comparative

pendekatan

waktu

yang

merupakan study

Adapun

kuesioner

inklusi

yang

Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunug

ini

Kidul, pendidikan orang tua minimal SD,

mengenai

kemandirian personal hygiene

kriteria

yang memiliki anak berusia 3 – 6 tahun Di

metode sampling kuota. Instrumen yang

menggunakan

sosial

diambil sebagai sampel adalah orangtua

menggunakan

penelitian

lingkungan

Sidorejo Ponjong Gunung Kidul.

Gunung Kidul yang berjumlah 75 orang.

dalam

pendidikan

yang bertempat tinggal di Dusun Turi

orang tua di Dusun Turi Sidorejo Ponjong

digunakan

SD,

tingkat

dikendalikan dengan memilih responden

cross-sectional.

sampel

mempunyai

minimal

dengan

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

Pengambilan

dalam

penelitian ini adalah pendidikan orangtua

(Kannisius, 2006).

Jenis

pengganggu

bersedia untuk menjadi responden serta

anak

mengisi kuesioner dengan bukti sebuah

prasekolah dan pola asuh orang tua.

informed consent, dapat membaca dan

Kuesioner yang digunakan telah valid dan

menulis, sehat jasmani dan rohani, dan

reliabel melalui uji korelasi Pearson

mempunyai anak yang telah siap fisik,

Product Moment. Hasil uji reliabilitas

mental dan psikologis. Sedangkan kriteria

untuk kuesioner kemandirian personal

eksklusi yang digunakan adalah orang tua

hygiene didapatkan nilai r hitung sebesar

dan anak tidak dalam keadaan cacat,

0,929 dan untuk kuesioner pola asuh orang

kelemahan mental dan fisik, orang tua

tua didapatkan nilai r hitung sebesar 0,932

tidak mengasuh anaknya secara langsung

sehingga kuesioner dinyatakan reliabel dan

dan tidak bisa menulis dan membaca.

layak digunakan sebagai alat pengumpul data. 6

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.2

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan umur ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, umur anak, jenis kelamin anak dan jumlah anak Di Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul No.

Karakteristik responden Persentase 1. Umur ibu <20 tahun 20-30 tahun >30 tahun Total 2. Pendidikan ibu SD SMP SMA PT Total 3. Pekerjaan ibu PNS IRT Buruh Total 4. Umur anak 3 tahun 4 tahun 5 tahun 6 tahun Total 5. Jenis kelamin anak Laki-laki Perempuan

6.

Distribusi Pola Asuh Orang Tua Di Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul

Jumlah (orang)

Pola asuh orang tua Demokratis Permisif Otoriter

Frekuensi 34 20 21

Persentase (%) 45,3% 26,7% 28,0%

Total

75

100%

4 39 32 75

5,3% 52% 42,7% 100%

19 34 17 5

25,3% 45,3% 22,7% 6,75

Berdasarkan

75

100%

distribusi pola asuh orang tua di Dusun

5 45 25

6,7% 60% 33,3%

Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul

75

100%

sebagian besar ibu memberikan pola asuh

27 17 20 11 75

36% 22,7% 26,7% 14,7% 100%

demokratis kepada anaknya sebanyak 34

44 31

58,7% 41,3%

responden

Total Anak Ke -1 Ke – 2

75

100%

permisif sebanyak 20 orang (26,7%).

67 8

89,3% 10,7%

Total

75

100%

orang

7

tabel

(45,3%)

4.2

dan

menyatakan

menunjukan

sebagian pola

kecil

asuhnya

Tabel 4.3 Pertanyaan hygiene

mandiri sebanyak 23 orang (30,7%). Dari kemandirian

personal data tersebut diketahui responden paling

No. 1.

Pertanyaan Anak mampu mandi tanpa bantuan ortu 2. Anak mau mandi sendiri tanpa harus di suruh ortu 3. Anak dapat membersihkan rambut (keramas sendiri) 4. Anak mampu merapikan (menyisir) rambutnya sendiri 5. Kuku tangan dan kaki anak bersih dan pendek 6. Anak mencuci tangan menggunakan sabun 7. Anak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan 8. Anak mau menggosok gigi tanpa disuruh ortu 9. Anak BAK dan BAB tanpa bantuan 10. Anak BAK dan BAB dikamar mandi 11. Anak dapat membuka dan memakai pakaian sendiri

S 32

K 14

TP 27

Total 75

9

50

16

75

23

24

28

75

32

34

9

75

bahwa anak mandiri dalam kemandirian

68

7

0

75

personal hygiene di Dusun Turi Sidorejo

25

47

3

75

28

44

3

75

17

42

16

75

26

25

24

75

41

33

1

75

28

20

27

75

banyak kemandirian anak pada kategori mandiri,

sehingga

dapat

disimpulkan

Ponjong Gunung Kidul pada kategori mandiri.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Statistik

Tabel 4.4 Distribusi Kemandirian Personal Hygiene Anak Prasekolah Di Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul Kemandirian anak Kurang mandiri Cukup mandiri Mandiri

Frekuensi 23 20 32

Persentas e (%) 30,7% 26,7% 42,6%

Total

75

100%

Hub. Antar variable

H hitung ChiSquare

Sig. (p)

Y.X

0,754

0,686

Tabel 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar ibu di Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul menerapkan pola asuh demokratis kepada anak-anaknya, pola

Berdasarkan

tabel

4.4

menunjukkan

asuh demokratis ini menghasilkan anak

distribusi kemandirian personal hygiene

yang mandiri sebanyak 32 anak (42,7%).

anak usia prasekolah di Dusun Turi

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa

Sidorejo Ponjong Gunung Kidul, sebagian

nilai p value> α (0,686 >0,05) sehingga

besar anak sudah mandiri sebanyak 32

dapat disimpulkan tidak ada perbedaan

anak (42,6%), cukup mandiri 20 anak

yang bermakna secara statistik antara

(26,7%), namun masih ada yang kurang

kemandirian personal hygiene berdasarkan 8

pola asuh permisif,otoriter dan demokratis

Pembahasan

anak prasekolah Di Dusun Turi Sidorejo

1. Pola asuh orang tua

Ponjong Gunung Kidul. Sesuai yang diungkapkan oleh Wong 1) Test Post Hoc (Post Hoc Test) (2001) dalam Putra (2012), bahwa usia Pengujian Test Post Hoc (Post Hoc merupakan

salah

satu

faktor

yang

Test) di gunakan untuk mengetahui lebih mempengaruhi orang tua untuk dapat lanjut

perbedaan

yang

terjadi

antar menjalankan peran pengasuhan, karena

kelompok dengan nilai signifikansi 0,000. usia yang terlalu muda atau terlalu tua Dijelaskan

bahwa

perbandingan akan menyebabkan peran pengasuhan

kemandirian

personal

hygiene

anak yang diberikan orang tua menjadi kurang

prasekolah dengan pola asuh orang tua optimal, hal ini disebabkan karena untuk diuji dengan uji Mann-Whitney diperoleh dapat

menjalankan

peran

pengasuhan

hasil sebagai berikut: secara optimal diperlukan kekuatan fisik a. Kelompok

demokratis

dengan dan psikososial untuk melakukannya.

permisif, p = 0,886 Selain itu, pendidikan orang tua juga b. Kelompok

demokratis

dengan berpengaruh

terhadap

pola

asuh

otoriter, p = 0,388 yangditerapkan pada anaknya. Hasil yang c. Kelompok otoriter dengan permisif, didapatkan menunjukkan bahwa orang p = 0,555 tuadi Dusun Turi Sidorejo memiliki latar Dengan demikian bahwa perbandingan belakang tingkat pendidikan yang berada dari tiga antar kelompok tersebut

tidak pada jenjang SMP sebanyak 34 orang

terdapat perbedaan kemandirian personal (45,3%). Hal ini berarti ibu-ibu di Dusun hygiene anak berdasarkan pola asuh Turi Sidorejo telah menyelesaikan wajib demokratis,otoriter dan permisif. belajar 9 tahun.

9

Hal tersebut nampak dari distribusi

prasekolah

di

Dusun

Turi

Sidorejo

frekuensi pola asuh orang tuasebagian

Ponjong Gunung Kidul mandiri dalam hal

besar

(45,3%)

perawatan diri yaitu sebanyak 32 anak

demokratis,

(42,6%), cukup mandiri 20 anak (26,7%),

yaitu

mempunyai

34

responden

pola

asuh

selanjutnya dalam pola asuh permisif

dan kurang mandiri 23 anak (30,7%).

sebanyak 20 responden (26,7%) dan dalam

Hasil pengisian kuesioner didapatkan

pola asuh otoriter sebanyak 21 responden

data

(28%). Proporsi tersebut menunjukkan

prasekolah yang belum bisa BAB dan

bahwa pola asuh dari anak prasekolah di

BAK sendiri, masih belum mandiri dalam

Dusun Turi Sidorejo Ponjong Gunung

mencebok, tidak bisa mengenakan dan

Kidul sebagian besar adalah menerapkan

membuka pakaian, tidak bisa menyisir

pola asuh demokratis.

rambut, tidak mencuci tangan dengan

2. Kemandirian Personal Hygiene Anak

bahwa

masih

ada

anak

usia

sabun, serta tidak mau menggosok gigi

Prasekolah

jika tidak diperintah oleh orang tuanya.

Anak usia prasekolah yang berada

Hal tersebut diatas kurang sesuai dengan

dalam tahapan usia perkembangan antara

pernyataan yang dikemukaan oleh Wening

3-6 tahun. Salah satu tugas kemandirian

(2012) yang mengatakan bahwa, anak usia

anak usia prasekolah menurut (Nugroho,

3-6 tahun seharusnya sudah bisa mandiri

2009)yaitu mampu mamakai baju dan

dalam hal personal hygiene seperti mandi

sepatu sendiri, mampu menggunakan toilet

sendiri pada waktunya, buang air kecil di

tanpa bantuan, seperti buang air kecil dan

kamar mandi, mencuci tangan tanpa

buang air besar. Kemampuan anak dalam

bantuan sebelum dan sesudah beraktifitas,

melakukan toileting: BAB dan BAK pada

memiliki kebiasaan yang teratur seperti

anak usia prasekolah harus bisa mencapai

makan, mandi, dan tidur, membuka dan

kemandirian. Sebagian besar anak usia

memakai

10

baju

berkancing

depan,

membuka dan menutup celana beresleting,

Berdasarkan hasil penelitian tidak ada

mengikat tali sepatu, mandi sendiri tanpa

perbedaan kemandirian personal hygiene

arahan, cebok setelah buang air kecil atau

anak prasekolah berdasarkan pola asuh

besar, menyisir rambut, mampu makan

permisif, otoriter dan demokratis di Dusun

sendiri, mampu berpisah dengan ibu tanpa

Turi Sidorejo Ponjong Gunung Kidul. Hal

menangis, mampu BAB dan BAK sendiri,

ini kemungkinan disebabkan ada beberapa

dan mampu berpakaian sendiri tanpa

faktor dominan lain yang juga berpengaruh

bantuan,

membuang

terhadap kemandirian personal hygiene

tepatnya,

merapikan

sampah mainan

pada setelah

anak selain dari pola asuh orang tua.

digunakan, menaati peraturan yang berlaku

Yaitu faktor lingkungan orang-orang di

dan pergi ke sekolah tepat waktu.

lingkungan sekitar, termasuk orang tua,

Penyebab masih adanya anak usia 3-6

kakek nenek, kurang mengakomodasi atau

tahun yang tidak mandiri bisa disebabkan

memberi kesempatan pada anak untuk

oleh masih banyak orang tua yang terlalu

berlatih agar mandiri. Kalau anak tidak

terlibat dalam kegiatan anak, tidak melatih

atau hanya sedikit diberi kesempatan,

anak untuk bisa melakukan tugas sesuai

jangan harap anak paham akan sesuatu

dengan kemampuan yang dimilikinya,

yang harus anak lakukan untuk dirinya.

kurangnya arahan yang diberikan oleh

Jadi, apabila di usia dini anak tidak

orang tua serta pemanjaan berlebihan

mendapat

dengan cara melayani anak melewati batas

maka di usia selanjutnya anak pun tidak

usia (Arif, 2013).

atau kurang mandiri.

3. Perbedaan

kemandirian

kesempatan

untuk

mandiri,

personal

Sedangkan lingkungan sosial meliputi

hygiene anak prasekolah berdasarkan

seluruh manusia yang secara potensial

pola asuh orang tua

mempengaruhi

dan

dipengaruhi

perkembangan individu.

11

oleh

ini

tanpa disadari orang tua “memandulkan”

menyangkut lingkungan keluarga, sekolah,

kemandirian anak. Hal ini bisa dilihat dari

kelompok

hasil

Lingkungan

perkembangan

sebaya

dan

masyarakat.

pengisian

kuesioner

bahwa

Lingkungan dari responden penelitian,

kurangnya bimbingan dalam merawat

baik lingkungan fisik maupun lingkungan

anaknya serta masih tidak bisa melepas

sosial sangat mendukung perkembangan

anak untuk melakukan tugasnya sendiri,

kemandirian anak sehingga walaupun pola

kurangnya petunjuk yang diberikan oleh

asuh yang dimiliki orang tua terhadap tiap

ibu, serta kurangnya dukungan yang

anak berbeda, namun responden penelitian

diberikan oleh orang tua untuk membuat

(anak

anaknya berhasil mencapai kemampuan

usia

3–6

perkembangan

tahun)

memiliki

kemandirian

(otonomi)

yang dimiliki anak.

dalam kategori mandiri.

Anak usia prasekolah adalah anak yang

Faktor lain dari ketidakmandirian yang

berada dalam tahapan usia perkembangan

dialami oleh anak bisa disebabkan oleh

antara

beberapa faktor diantaranya pola asuh

kemandirian anak usia prasekolah menurut

orang tua dalam merawat anaknya. Orang

Nugroho (2009), Rumini dan Sundari

tua

proses

(2004) adalah mampu mamakai baju dan

berlangsung.

sepatu sendiri, mampu menggunakan toilet

Sebenarnya anak sudah bisa pakai baju

tanpa bantuan, seperti buang air kecil dan

sendiri, makan sendiri, pakai sepatu

buang air besar. Kemampuan anak dalam

sendiri, tapi melakukannya lama. Sehingga

melakukan toileting: BAB dan BAK pada

supaya cepat, akhirnya orang tua yang

anak usia prasekolah harus bisa mencapai

memakaikannya baju, yang menyuapinya

kemandirian.

sering

kemandirian

tidak

sabar

yang

akan

makan biar cepat selesai, dan seterusnya.

3-6

tahun.

Soetjiningsih

Jadi, dengan alasan “biar cepat” justru

Salah

(1998)

satu

tugas

menyebutkan

bahwa perkembangan perilaku pribadi dan

12

sosial anak usia 3-6 tahun adalah: Umur 3

3. Tidak

ada

perbedaan

dalam

tahun: memasang sepatu, melepas kancing,

kemandirian personal hygiene anak

makan sendiri dengan baik , mengerti

usia prasekolah berdasarkan pola

gilirannya. Umur 4 tahun: mencuci dan

asuh

mengeringkan wajahnya, menggosok gigi,

demokratis di Dusun Turi Sidorejo

bermain asosiatif atau bersama (bermain

Ponjong Gunung Kidul dengan nilai

dengan anak lain). Umur 5-6 tahun:

p value = 0,686

permisif,

otoriter

dan

berpakaian atau melepas pakaian sendiri, SARAN menulis dan membaca beberapa huruf, Saran

yang

diberikan

terkait

bermain permainan (latihan kompetitif). dengan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SIMPULAN Setelah

dilakukan

pembahasan

1. Bagi Peneliti

terkait dengan hasil penelitian, maka

Penelitian juga dapat dilakukan

kesimpulan yang dapat diambil pada

dengan

penelitian ini adalah:

(wawancara) pengaruh

1. Pola asuh orang tua pada anak usia

Gunung

Kidul

kualitatif

untuk

melihat

pengasuhan

secara

objektif.

prasekolah di Dusun Turi Sidorejo Ponjong

metode

2. Bagi Institusi Pendidikan

dalam

Disekolah guru adalah pengganti

kategori demokratis (45,3%)

orang tua yang ikut terlibat dalam

2. Sebagian besar anak usia prasekolah

pengasuhan anak, sehingga peneliti

di dusun Turi Sidorejo Ponjong

merekomendasikan

Gunung Kidul mandiri dalam hal

kepada

guru

untuk mampu memberikan contoh

personal hygiene (42,6%)

perilaku mandiri kepada anak agar bisa diterapkan oleh anak, baik di 13

lingkungan

rumah

maupun

di

terjaga

dengan

baik,

dengan

sekolah seperti dapat memelihara

demikian anak dapat tumbuh dan

barang

milik

berkembang secara optimal.

sepatu

sendiri,

sendiri,

memakai

mencuci

tangan

sendiri dengan sabun dan lainnya. 3. Bagi

Instansi

Kesehatan

dan

DAFTAR PUSTAKA

Pelayanan Keperawatan

Aziz,

Salah satu peran perawat adalah

Perkembangan

sebagai

Salemba Selekta.

pendidik

perawat

perlu

sehingga

A.

(2009).

Psikologi

Anak

I.

Jakarta:

(2011).

Prototypical

memaksimalkan Baumrind,

D.

perannya sebagai pendidik dengan Descriptions Of 3 Parenting Style. memberikan pendidikan kepada Tersedia para orang tua tentang pentingnya http://www.devpsy.org/teaching/parent/ penerapan pola asuh yang tepat baumrind parenting styles. untuk membangun kemandirian anak khusunya dalam hal personal

Dahlan, S. M. (2011). Statistik Untuk

hygiene.

Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

4. Bagi Masyarakat dan Orang Tua

Salemba Selekta.

Diharapkan agar lebih dalam Friedman, M.M. (2010). Keperawatan mendidik dan menerapkan pola keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: asuh yang tepat kepada anaknya EGC. agar

dapat

belajar

mandiri

khususnya dalam hal personal

Friedman, M,M. Bowden, V & Junes,

hygiene sehingga kebersihan anak

E.G. (2003). Family Nursing : research,

terjaga, kesehatan anak juga bisa

theory and pratice 5td Ed. International

14

Journal NewJersey Peason Education. Inc

Hidayat, A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Kannisius. (2006). Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Yogyakarta: Pustaka Medika.

Rumini

&

Perkembangan

Sundari. Anak

dan

(2004). Remaja.

Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjiningsih. Tumbuh

(2004).

Kembang

Permasalahannya.

Buku

Ajar

Remaja

dan

Jakarta:

Sagung

Seto.

15