SUBJEK PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QUR'AN OLEH

Download Subyek pendidikan atau pendidik merupakan faktor penting dalam kegiatan kependidikan. Di dalam ... surat an-nahl ayat 43-44, dan surat an-n...

0 downloads 239 Views 845KB Size
SUBJEK PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN Oleh: Ning Mukaromah Dosen STAI Salahuddin Pasuruan ABSTRAK Pendidikan merupakan hal yang tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari.pendidikan bagi manusia adalah melibatkan semua unsur dalam kehidupannya, baik unsur dari dalam dirinya sendiri yang sudah membawa potensi juga melibatkan unsur lain di luar dirinya yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya.agar manusia itu mengetahui dan mmemiliki pemahaman akan eksistensi dirinya maka manusia itu perlu dididik sehingga berkembang sesuai dengan fitrahnya. Subyek pendidikan atau pendidik merupakan faktor penting dalam kegiatan kependidikan. Di dalam al-qur’an sudah dijelaskan bagaimana menjadi seorang pendidik yang profesional. Diantara ayat alqur’an yang menjelaskan subyek pendidikan adalah surat al-kahfi ayat 66, surat ar-rohman ayat 1-4, surat an-nahl ayat 43-44, dan surat an-najm ayat 5-6. Di dalam ayat-ayat tersebut mengandung makna pendidikan terutama yang berhubungan dengan masalah subyek pendidikan. Kata Kunci: Subyek Pendidikan, Al-qur’an

Selain kita mendapatkan rizqi kita juga akan

A. PENDAHULUAN Kita sebagai umat Islam mempunyai

mendapatkan berkah dan ridhonya dari

pedoman hidup sesuai perintah Allah SWT

Allah SWT. Pada pembahasan selanjutnya

yaitu Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an terdapat

akan dijelaskan lebih detail tentang subjek

aturan yang harus kita laksanakan dan

pendidikan menurut Al-Qur’an.

larangan yang harus kita tinggalkan. Al-

Pendidik

merupakan

unsur

yang

qur’an adalah sumber hukum Islam yang

sangat esensi dalam memberi bimbingan dan

pertama bagi umat Islam. Selain itu Al-

bantuan

Quran sebagai pedoman hidup manusia dan

perkembangan jasmani dan rohani agar

di dalamnya terkandung ayat-ayat yang

mencapai

dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup.

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk

Diantaranya merupakan ayat-ayat

Allah SWT yaitu kholifah di muka bumi.

yang

menjelaskan tentang subjek pendidikan.

kepada

peserta

kedewasaan,

Dalam

proses

didik

dan

belajar

dalam

mampu

mengajar

Kehidupan kita tidak bisa terlepas dari

pendidik harus dapat memanfaatkan waktu

pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi

semaksimal mungkin. Bila tidak maka

umat Islam. Sebagai seorang pendidik,

tujuan dari pendidikan tidak akan tercapai

tentunya kita diharapkan menjadi seorang

karena

pendidik yang profesional. Dalam Al –

pendidikan formal itu terbatas. Misalnya

Qur’an telah dijelaskan bagaimana menjadi

pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam

guru yang baik dan profesional. Dengan

pendidikan formal hanya diberi waktu dua

demikian kita akan dapat bersikap dan

sampai tiga jam dalam seminggu. Kalau kita

bertingkah laku sesuai dengan ajaran Islam.

sebagai pendidik tidak dapat menggunakan

waktu

yang

diberikan

dalam

waktu

yang singkat

itu maka tujuan

seorang

pendidik.

Sehingga

sebagai

pendidikan agama Islam itu tidak akan

pendidik harus dapat memberikan tauladan

tercapai.

yang baik bagi peserta didik. Tetapi pada

Untuk mengatasi hal seperti itu, maka

pendidikan masa kini kurang menunjukkan

kita harus mampu memanfaatkan waktu

hal seperti itu. Pendidik bersaing dengan

dengan sebaik-baiknya. Salah satu solusinya

peserta didik dalam berperilaku buruk yang

yaiu

tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang

dengan

membuat

RPP

(Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran). Dengan adanya

pendidik maupun peserta didik.

RPP maka pendidik bisa menggunakan

Karena seorang pendidik merupakan

waktu untuk mencapai tujuan pendidikan

cermin bagi peserta didik, maka harus

Islam.

intropeksi diri segala bentuk sikap agar

Pendidikan

mengalami

kedepannya bisa menjadi tauladan yang baik

kemunduran. Banyak tawuran, narkotika

bagi dirinya dan peserta didiknya. Ketika

dan perzinahan yang terjadi dimana-mana

pendidik mampu memperbaiki kesalahan

dan sudah menjadi hal yang biasa. Karakter

maka perilaku peserta didik akan mengikuti

positif

sudah

apa yang dilakukan oleh pendidik tersebut.

seimbang, baik dari itu dari pihak peserta

Dalam proses belajar mengajar pendidik

didik ataupun pendidik. Sehingga hal ini

menunjukkan

menjadi PR bagi seorang pendidik supaya

muridnya, maka peserta didikpun akan

peserta didik maupun pendidik menerapkan

memunculkan rasa kasih sayang kepada

sifat

sesama, sehingga tidak ada lagi tawuran

dengan

dan

masa

ini

karakter

karakter

negatif

yang

baik

dalam

kehidupan sehari-harinya.

diantara

Untuk membentuk karakter yang baik

kasih

mereka

sayangnya

dan

segala

kepada

bentuk

kekerasan lainnya.

tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu

Ada pepatah yang berbunyi “malu

singkat, karena karakter itu muncul dari

bertanya sesat dijalan”. Pepatah ini sedikit

kebiasaan. Artinya, dalam kehidupan sehari-

tidak telah terjadi dalam pendidikan zaman

hari

positif

sekarang. Kebanyakan orang malu ataupun

melalui kegiatan-kegiatan yang positif pula.

enggan untuk bertanya mengenai masalah

Dengan

lahirlah

yang dihadapinya. Lebih memilih bertindak

karakter positif itu baik dari pihak peserta

tanpa dasar dari pada harus bertanya

didik dan pendidik .

mengenai permasalahannya. Efeknya adalah

kita

menerapkan

demikian

maka

karakter

akan

Seorang pendidik merupakan cermin

kesesatan yang terjadi, beribadah tanpa

bagi peserta didik. Karena peserta didik

ilmu, bertindak tanpa tahu sebab dan

akan mengikuti sifat dan karakter dari

akibatnya.

Jika melihat dari efek tersebut, maka

tokoh dan pemimpin umat. Oleh karena itu,

sebagai pendidik harus menata kembali

seorang

guru

dituntut

semangat belajar mengajar kepada peserta

berbagai sifat dan sikap antara lain:2

didik. Ketika peserta didik tidak memahami

1. Seorang guru harus manusia pilihan

apa yang dijelaskan oleh pendidik maka

2. Seorang

guru

seharusnya dia bertanya agar tidak bingung.

mempersiapkan

Begitu pula pendidik, ketika ditanya dan

mungkin.

tidak tahu mengenai jawabannya maka

harus

hendaklah dirinya

memiliki

mampu

sesempurna

3. Seorang guru juga hendaknya tidak

diundurlah untuk menjawabnya agar bisa

pernah

mencari tahu jawaban dari apa yang

melaksanakan tugasnya sehari-hari

ditanyakan

dan

tidak

langsung

asal

4. Seorang

menjawab tanpa ada dasarnya.

profesionalisme

dapat

6. Penampilan seorang guru hendaknya

guru

selalu sopan dan rapi 7. Serorang guru seyogyanya juga mampu

pendidikan adalah manusia yang memiliki

menjadi pemimpin yang shalih

kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan

8. Seruan

dan dapat dikembangkan sesuai dengan itu

hendaknya

terpuji

pembelajaran

sementara

dalam

5. Seorang guru harus memiliki sikap yang

karya Rusman disebutkan bahwa subyek

potensinya;

guru

bathil

dimana dia hidup dengan konsep itu

Menurut Sanusi et al di dalam buku

mengembangkan

dan

menyakini Islam sebagai konsep Ilahi

B. PENGERTIAN SUBJEK PENDIDIKAN

Model-model

tamak

dan

ajaran

seorang

guru

hendaknya tercermin pula dalam sikap

pendidikan

dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang

keluarganya dan atau para sahabatnya

menghargai martabat manusia1. Sedangkan

9. Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya

di dalam buku Zakiyah Drajat yang berjudul

Kita dapat membedakan pendidik itu

Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam

disebutkan bahwa Subyek pendidikan atau

menjadi dua kategori yaitu:3

yang biasa disebut dengan guru adalah

a. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua Orang

seorang pemimpin sejati, pembimbing dan

tua

sebagai

pendidik

menurut kodrat adalah pendidik pertama

pengarah yang bijaksana, pencetak para

dan utama, karena secara kodrat anak 1 Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 20 (Lihat Ahmad Sanusi, 1991, Studi Penagembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, (Bandung: IKIP Bandung), h. 23)

manusia dilahirkan oleh orang tuanya 2

Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 2001), h. 264 3 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan,(Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 8

(ibunya) dalam keadaan tidak berdaya

Subjek

sangat

hanya dengan pertolongan dan layanan

berpengaruh sekali kepada keberhasilan

orang tua (terutama ibu) bayi (anak

atau

manusia)

pendidikan

itu

dapat

hidup

dan

gagalnya

pendidikan.

adalah

orang

Subjek ataupun

berkembang semakin dewasa. Hubungan

kelompok yang bertanggung jawab dalam

orang

dalam

memberikan pendidikan, sehingga materi

hubungan edukatif, mengandung dua

yang diajarkan dapat dipahami oleh objek

unsur dasar, yaitu:

pendidikan. Subjek pendidikan yang

1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap

dipahami

tua

dengan

anaknya

anak

dari

kebanyakan

para

ahli

pendidikan adalah Orang tua, guru-guru

2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab pendidik

untuk

di institusi formal (disekolah) maupun

menuntun

non formal dan lingkungan masyarakat.

perkembangan anak

Sedangkan

b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru

pendidikan

pertama

(

tarbiyatul awwal) yang kita pahami

Guru adalah pendidik kedua setelah

selama ini adalah rumah tangga (orang

orang tua. Mereka tidak bisa disebut

tua). Sebagai seorang muslim kita harus

secara

menjadi

menyatakan bahwa pendidik pertama

pendidik, karena mereka mendapat tugas

manusia adalah Allah dan yang kedua

dari orang tua, sebagai pengganti orang

adalah Rasulullah.5

wajar

dan

alamiah

tua. Mereka menjadi pendidik karena

Dari penjelasan di atas kita dapat

profesinya menjadi pendidik, guru di

menarik

sekolah misalnya.

pendidikan adalah seseorang atau sesuatu

Dalam Undang-undang Nomor 14

yang

kesimpulan

telah

bahwa

mengajarkan

kita

subjek

ilmu.

tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru

Seseorang ini bukan hanya seorang guru

adalah pendidk profesional dengan tugas

tapi siapapun atau apapun yang dapat

utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengajari kita. Pendidikan yang pertama

mengarahkan,

melatih,

menilai

dan

kali terjadi dalam ruang lingkup yang

mengevaluasi

peserta

didik,

pada

sangat sederhana yaitu keluarga. Subjek

dini,

jalur

pendidikannya adalah orang tua, terutama

pendidikan formanl, pendidikan dasar,

ibu. Kita dapat memperoleh ilmu dari

dan pendidikan menengah.4

mana

pendidikan

anak

usia

5

4

pendidikan

Ibid.,

saja,

seperti

lingkungan,

http://fdjindrakurniawan.blogspot.com/2011/makalah-subyekpendidikan-tafsir-qs-arrahman.html diakses 31 Januari 2014 pukul 10.08

masyarakat, alam, dan semua ciptaan

musa, sekali-kali tidak akan sanggup

Allah SWT.

sabar bersamaku.” Yakni, peristiwa-

C. SUBYEK

peristiwa

PENDIDIKAN

yang

engkau

akan

alami

bersamaku akan membuatmu tidak sabar.

PERSPEKTIF AL-QUR’AN Al-Qur’an memuat segala hal untuk

Dan, yakni padahal, bagaimana engkau

mengatur hidup kita, termasuk masalah

dapat sabar atas sesuatu, yang engkau

pendidikan. Dalam pendidikan tentunya

belum

ada yang namanya subjek pendidikan.

hakikat

Dalam bahasan di bawah ini akan

memiliki pengetahuan batiniah yang

diuraikan beberapa dalil tentang subjek

cukup tentang apa yang engkau lihat dan

pendidikan

dalam

Al-

Qur’an,

jangkau

secara

beritanya?”

menyeluruh

Engkau

tidak

alami bersamaku itu.7

di

Kata (‫ َ)اتبعك‬attabi‟uka

antaranya adalah:

asalnya

adalahَ (‫ َ)اتبعك‬atba‟uka dari kata (‫)تبع‬

1. Q.S. al-Kahfi ayat: 66

َ‫ه َ َِم َّما‬ َِ ‫عهًََ َأَن َتعَ ِه َم‬ ََ ‫قَا‬ َ َ ََ‫ظًَ َهَمَ َأَتَّبِعك‬ َ ‫ل َنَهَۥ َمى‬ َ٦٦َ‫ع ِهمَتَََزشَدَا‬

tabi‟a yakni mengikuti. Penambahan huruf ( َ ‫ )ت‬ta‟ pada kata attabi‟uka

a. Terjemahan Ayat

mengandung makna kesungguhan dalam

“Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (Q.S. alKahfi ayat: 66)"6

upaya

mengikuti

itu.

Memang

demikianlah seharusnya seorang pelajar, harus

bertekad

untuk

bersungguh-

sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya, terhadap apa yang akan

b. Tafsiran Ayat

dipelajarinya.8

Dalam pertemuan kedua tokoh itu,

Bahwa ucapan Nabi Musa as. ini

musa berkata kepadanya, yakni kepada

sungguh sangat halus. Beliau tidak

hamba Allah yang memeroleh ilmu

menuntut

khusus itu, “Bolehkah aku mengikutimu secara

bersungguh-sungguh

dari apa, yakni ilmu-ilmu, yang telah

tetapi

pertanyaan,

“Bolehkah

mengikutimu?”.

Selanjutnya

aku beliau

menamai pengajaran yang diharapkannya

diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi

itu

petunjuk bagiku menuju kebenaran?” Dia

sebagai

ikutan

yakni

beliau

menjadikan diri beliau sebagai pengikut

menjawab, “sesungguhnya engkau, hai 7

Departemen Agama RI, Mushaf Al-qur‟an Terjemah, (Jakarta: al-Huda, 2005), h. 302

diajar

permintaannya diajukan dalam bentuk

supaya

engkau mengajarkan kepadaku sebagian

6

untuk

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta : Lentera Hati, 2011), h. 343 8 Ibid., h. 343

dan

pelajar.

Beliau

juga

setengah, karena jika kita melakukannya

menggarisbawahi kegunaan pengajaran

dengan setengah hati, maka hasil yang

itu untuk dirinya secara pribadi yakni

diperoleh pun tidak maksimal.

untuk menjadi petunjuk baginya. Di sisi

Dalam Buku Tafsir Al Qurthubi

lain, beliau mengisyaratkan keluasan

yang diterbitkan oleh Pustaka Azzam,

ilmu hamba yang saleh itu ssehngga Nabi

ayat ini memuat 2 masalah, yaitu :

Musa as. hanya mengharap kiranya dia

Pertama : Firman Allah SWT, “َ‫َقال‬

mengajarkan sebagian dari apa yang

َ ‫ “نه َمىظً َهم َاتبعك‬Musa berkata kepada

telah

Dalam

Khidhir, „Bolehkah aku mengikutimu?’.”

konteks itu, Nabi Musa a.s. tidak

Ini adalah pernyataan/ permintaan yang

menyatakan “apa yang engkau ketahui

lembut dan halus namun mengandung

wahai hamba Allah swt” karena beliau

arti yang sangat dalam lagi beretika

sepenuhnya sadr bahwa ilmu pastilah

luhur. Maknanya: Apakah engkau rela

bersumber dari satu sumber, yakni dari

dan tidak keberatan.10

diajarkan

kepadanyai.

Allah Yang Maha Mengetahui. Memang,

Kedua : Ayat ini menunjukkan,

Nabi Musa a.s. dalam ucapannya itu tiak

bahwa murid mengikuti guru walaupun

menyebut nama Allah sebagai sumber

tingkatnya terpaut jauh, dan dalam kasus

pengajaran karena hal tersebut telah

belajarnya Musa kepada Khidhir tidak

merupakan

ada

aksioma

bagi

manusia

hal

yang

menunjukkan

bahwa

beriman. Di sisi lain, di sini kita

Khidhir lebih mulia daripada Musa,

menemukan hamba yang sholeh itu juga

karena adakalanya orang yang lebih

penuh dengan tata krama. Beliau tidak

mulia

langsung

Nabi

diketahui oleh orang yang tidak lebih

Musa, tetapi menyampaikan penilaiannya

mulia, sebab kemuliaan itu adalah bagi

bahwa nabi abung itu tidak akan bersabar

yang dimuliakan Allah.11

menolak

mengikutinya

permintaan

sambil

tidak

mengetahui

hal

yang

menyampaikan

Hal ini menerangkan kepada kita

alasan yang sungguh logis dan tidak

bahwa orang yang berilmu belum tentu

menyinggung perasaan tentang sebab

lebih mulia daripada kita yang ilmunya

ketidak sabaran itu. 9

masih

Berdasarklan penjelasan di atas,

kurang.

diwajibkan

maka kami menyimpulkan bahwa dalam

Tetapi

untuk

kita

tetap

menuntut

ilmu,

walaupun orang itu belum tentu lebih

menuntut ilmu tidak boleh setengah10

9

ibid., h. 344

Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2008), h. 46 11 Syaikh Imam Al Qurtubhi, Op.Cit., h. 46

mulia dari kita, karena sebenarnya tidak ada

yang

mengetahui

a. Terjemahan Ayat 1. (tuhan) yang Maha pemurah,

kemuliaan

seseorang selain Allah SWT.

2. Yang telah mengajarkan Al Quran.

Kita dapat menyimpulkan dari 2

3. Dia menciptakan manusia.

sumber di atas bahwa Nabi Musa as.

4. Mengajarnya

adalah orang yang sangat halus dan sopan.

Ia

tidak

memaksakan

b. Tafsiran ayat Kata (‫ )انسحمه‬ar-Rahman secara

Allah itu, tetapi ia memintanya dengan

panjang lebar penulis telah kemukakan

sopan dan bertanya “Bolehkah aku

antara lain ketika menafsirka surat al-

mengikutimu?”.

Fatihah

c. Nilai Pendidikan

al-Furqan.13

dan

Dalam

konteks ayat ini, dapat ditambahkan

Pada surat al-Kahfi ayat 66 ini, kita

bahwa kaum musyrikin Makkah tidak

dapat mengambil beberapa nilai-nilai

mengenal

pendidikan, yaitu antara lain:

Dimulainya surat ini dengan kata

guru, dosen, teman dan masyarakat.

tersebut bertujuan juga mengundang

Seperti dalam surat al-Kahfi tersebut

rasa

yang telah mencontohkan bagaimana

tahu

akan

mereka

dengan

tergugah

untuk

mengakui nikmat-nikmat dan beriman

2) Saat berbicara atau berlaku terhadap

kepada-Nya. Di sisi lain, penggunaan

haruslah

bersikap

ingin

harapan

Nabi Musa belajar kepada Khidir.

dan

ar-Rahman

direkam oleh QS al-Furqan [25]:60.

tua, tetapi juga dari orang lain, seperti

pendidik

siapa

sebagaimana pengakuan mereka yang

1) Pendidikan bukan hanya dari orang

menghormati

berbicara.

(Q.S. Al-Rahman ayat 1-4 ).12

kehendaknya begitu saja kepada hamba

seorang

pandai

ata

sopan

tersebut

menguraikan

santun kepadanya.

disini,

sambil

nikmat-nikmat-Nya,

merupakan juga bantahan mereka

3) Menganggap bahwa pendidik lebih

terhadap mereka yang mengakui-Nya

tahu dari pada diri kita.

itu.14

4) Belajarlah dengan sungguh-sungguh,

Kata

maka kita akan berhasil.

memerlukan

‫عهم‬ dua

(mengajarkan) obyek.

Banyak

ulama’ yang menyebutkan objeknya 2. Q.S. Al-Rahman ayat 1-4

َََ‫ َ َ َخهَق‬٢َ ََ‫ َ َ َعهَّ ََم َٱنَقسَ َءان‬١َ َ‫نسحَ ََمه‬ َّ ‫ٱ‬ َ َََ٤َََ‫ََ َعهَّ َمهََٱنَبَيَان‬٣َََ‫عه‬ ََ ‫لو‬ َِ ‫ٱ‬

12

Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 532 M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 277 (Lihat Volume I h. 40-41 dan volume 9 h. 133) 14 ibid., h. 277 13

adalah kata ‫( االوعان‬manusia) yang

nabi muhammad saw. Kata (‫ )انقسأن‬al-

diisyaratkan oleh ayat berikutnya.

qur’an

Thabathabai menambahkan bahwa jin

keseluruhan ayat-ayatnya yang enam

juga

ribu

termasuk

karena

ditujukan kepada

surah

ini

manusia dan jin.

lebih

dipahami

itu,

dan

sebagai

dapat

juga

digunakan untuk menunjuk walau satu ayat saja atau bagian dari satu ayat.16

Hemat penulis, bisa saja objeknya mencakup selain kedua jenis tersebut.

Allah

al-rahman

yang

Malaikat jibril yang menerima dari

mengajarkan al-qur’an itu dialah yang

Allah wahyu-wahyu al-Qur’an untuk

menciptkan manusia makhluk yang

disampaikan

paling membutuhkan tuntunan-Nya,

pada

Rasul

saw.,

termasuk juga yang diajarkan-Nya,

sekaligus

karena bagaimana mungkin malaikat

memanfaatkan

itu

mengajarkannya

dapat

menyampaikan-bahkan

mengajar-kannya

kepada

Muhammad



yang

paling

berpotensi

tuntutan

itu

ekspresi,

dan yakni

Nabi

kemampuan menjelaskan apa yang da

sebagaimana

dalam benaknya, dengan berbagai cara

dinyatakan dalam QS. An-Najm [53]:

utamanya adalah bercakap dengan

5. Bagaimana mungkin malikat jibril

baik dan benar.17

saw.

mampu mengajarkan firman Allah itu

Kata ‫ االوعان‬al-insan pada ayat

kepada nabi muhammad saw. Kalau

ini mencakup semua jenis manusia,

malaikat itu sendiri tidak memperoleh

sejak nabi adam as. Sampai akhir

pengajaran dari Allah swt. Di sisi lain,

zaman.18

tidak disebutkan obyek kedua dari

Kata

‫انبيان‬

(al-bayan)

pada

kata tersebut mengisyaratkan bahwa ia

mulanya berati jelas. Kata tersebut

bersifat umum dan mencakup segala

disini dipahami oleh Thabathaba’i

sesuatu yang dapat dijangkau oleh

dalam arti “potensi mengungkap”,

pengajarann-Nya.15

yakni kalam/ucapan yang dengannya

Alqur’an adalah firman-firman

dapat terungkap apa yang terdapat

Allah yang disampaikan oleh malaikat

dalam benak. Lebih lanjut ulama’ ini

jibril kepada Nabi Muhammad saw.

menyatakan

Dengan lafadz dan maknanya yang

sekedar mewujudkan suara, dengan

beribadah siapa yang membacanya

menggunakan rongga dada, tali suara

dan menjadi bukti kebenaran mukjizat 16

Ibid., h. 278 Ibid., 18 Ibid., 17

15

dapat

Ibid., h. 278

bahwa

kalam

bukan

dan

kerongkongan.

Bukan

hanya

mengatakan bahwa surah ini turun

dalam keanekaragaman suara yang

sebagai

bantahan

atas

keluat

Makkah

ketika

mereka

dari

kerongkongan

akibat

berkata,

perbedaan makharij al-huruf (tempat-

“Sesungguhnya yang mengajarinya

tempt keluarnya huruf) dari mulut,

(Muhammad) adalah manusia, yaitu

tetapi juga bahwa Allah menjadikan

orang

manusia

mengihaminya-

Rahman.” Yang mereka maksudkan

mampu memahami makna suara yang

adalah Musailamah Al Kadzdzab (si

keluar itu, yang dengannya ia dapat

pembohong).

menghadirkan sesuatu dari alam nyata

menurunkan firman-Nya, َ ‫َانسحمه َعهم‬

ini, berapapun besar dan kecilnya, ang

َ َ ‫(انقسأن‬Allah) yang Maha Pengasih.

wujud

Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an.20

dengan

atau

tidak

wujud,

yang

berkaitan dengan masa lampau atau

Yamamah

Yang

Allah

bernama

SWT

berkata,

Az-Zajjaj

pun

“makna

datang, juga menghadirkan dalam

firman Allah SWT ‫ عهمَانقسأن‬adalah Dia

benaknya hal-hal yang bersifat abstrak

memudahkan Al-Qur’an untuk diingat

yang dapat dijangkau oleh manusia

dan

dengan pikirannya walau tidak dapat

berfirman, ‫ ونقد َيعسوا َانقسأن َنهركس‬dan

dijangkau oleh indranya. Itu semua

sesungguhnyaَ telah kami mudahkan

dihadirkan

oleh

manusia

Al-Qur‟an untuk pelajaran”.21

pendengar

dan

ditampilkan

kepada

dibaca.

Sebagaimana

Dia

Firman Allah SWT, َ ‫َخهق‬

ke

indranya seakan-akan pendengar itu

‫“االوعان‬Dia menciptakan manusia”.

melihatnya dengan mata kepala.19

Ibnu Abbas RA,Qatadah dan Hasan

Dalam

tafsir

berkata,”maksudnya adalah Adam”

Al-Qurthubi

dijelaskan Firman Allah SWT ‫انسحمه‬

Firman

Allah,

َ

‫َعهمه‬

(Allah) yang Maha Pengasih, ‫َعهمَانقسأن‬

‫“انبيان‬Mengajarnya pandai berbicara”

Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an.

maksudnya mengajarkan nama-nama

Maksudnya

segala

yaitu

yang

telah

sesuatu.

Ada

juga

yang

mengajarkan kepada Nabi-Nya hingga

mengatakan bahwa maksudnya adalah

dia

mengajarkan

dapat

menyampaikan

kepada

bahasa

seluruhnya.

seluruh manusia. Surah ini diturunkan

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA

ketika orang-orang bertanya, “ apa َ

juga dan Ibnu Kaisan bahwa maksud َ

‫انسحمه‬itu?”.

‫االوعان‬disini adalah Muhammad SAW

Ada

juga

yang 20

19

penduduk

Ibid., h. 278-279

21

Ibid., h. 516-517 Departemen Agama RI, Op. Cit., h . 530

dan maksud ‫ َانبيان‬adalah kejelasan

kepada muridnya tentang pelajaran yang

yang halal dan yang haram dan

telah diberikan, maka murid akan dapat

petunjuk dari kesesatan.

menjawab dan mengerjakannya dengan

Ada

mengatakan

baik dan benar. Sehingga murid tersebut

bahwa maksud ‫ َاالوعان‬adalah seluruh

menjadi pandai dengan ilmu yang telah

manusia. Artinya itu adalah nama bagi

diberikan oleh gurunya.

jenis,

lagi

yang

sementara

maksudَ ‫َانبيان‬

berdasarkan pendapat ini adalah bicara

3. Q.S. An- Najm ayat 5-6

ََ‫ َذو َ ِم َّسة‬٥َ َ‫ش َِديدَ َٱنَق َىي‬ َ َ ‫َ َعهَّ َمهَۥ‬ َ٦ََ‫َفَٱظَت َ َىي‬

dan paham. Ini termasuk hal yang menjadikan manusia lebih utama dari seluruh makhluk hidup.22

a. Terjemahan ayat: “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli”. (Q.S. An- Najm ayat 5-6).23

c. Nilai Pendidikan Dari surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita dapat

mengetahui

pendidikan

yang

beberapa

nilai

terkandung

di

dalamnya. Yaitu dikatakan bahwa Allah

b. Tafsir Ayat

telah mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia,

sehingga

tersebut

kepadanya bukan berarti bahwa wahyu

menjadi pandai, maksudnya ayat-ayat Al-

tersebut bersumber dari malaikat jibril.

Qur’an yang diturunkan oleh Allah

Seorang yang mengajar tidak mutlak

kepada manusia itu bertujuan untuk

mengajarkan sesuatu yang bersumber

memberi pedoman kepada manusia agar

dari

manusia itu dapat memahami isi serta

mengajar anak kita membaca, padahal

maknanya,

dapat

sering kali bacaan yang diajrkan itu

bertingkah laku yang sesuai dengan

bukan karya kita? Menyampaikan atau

pedomannya yaitu Al-Qur’an.

menjelaskan sesuatu sacara baik dan

sehingga

manusia

Kata (‫„ )عهمه‬allamahu/ diajarkan

manusia

sang

pengajar.

Bukankah

Dalam kegiatan pembelajaran kita

benar dalah salah satu bentuk pengajaran.

dapat mengartikan seorang guru yang

Malaikat menerima wahyu dari Allah

mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya

dengan tugas menyampaikannya secara

agar dapat dipahami apa yang diberikan

baik dan benar kepada Nabi saw., dan

oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang 22

kita

guru

memberikan

evaluasi

Syaikh Imam Al Qurthubi, Op.Cit., h. 516-517

23

Departemen Agama RI, Op. Cit., h . 527

itulah yang dimaksud dengan pengajaran disini.24 kalimat (‫ )امسزت َانحبم‬amrartu al-haba berati

melilitkan

tali

guna

menguatkan sesuatu. Kata (‫ )ذو َمسة‬dzu mirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang.

Al-biqa’i

memahaminya

dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa untuk melaksanakan tugas yang

materi

yang

akan

diajarkan.

Kata (‫ )مسة‬mirrah terambil dari

yang

2) Menguasai

dibebankan

sedikitpun

kepadanya

mengarah

kepada

tanpa tugas

selainnya disertai dengan keikhlasan penuh. Ada juga yang memahaminya dalam arti kekuatan fisik, akal dan nalar.25 Ada lagi ulama’ yang memahami ayat di atas sebagai berbicara tentang nabi muhammad saw., yakni nabi agung

3) Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang. 4. Q.S An-Nahl 43-44

ََ‫ىحي‬ َ َّ ِ‫كَإ‬ ََ ‫ظهَىَاَ ِمه َقَبَ ِه‬ ِ ُّ‫الَ ِز َجاالََو‬ َ َ‫َو َماََأَز‬ ََ‫م َٱنرِكَ َِس َإِن َكىتم‬ ََ َ‫ٔنىَاَ َأَه‬ ََ َٔ‫إِنَيَ ِهمَ َفَط‬ ُّ ‫ت َ ََوٱ‬ َ‫نصب َِس‬ َِ ََ‫ ََِبٱنَ َب ِيى‬٤٣َ ََ‫ال َتَعَهَمىن‬ ََ َ‫اض َ َما‬ َ ِ َّ‫ك َٱنرِكَ ََس َ ِنتبَيِهََ َ ِنهى‬ ََ َ‫َوأَوصَ نَىَاَ َإِنَي‬ َ٤٤َََ‫لَ ِإنَيَ ِهمََ َونَ َعهَّهمََ َيتَفَ َّكسون‬ ََ ‫وَ ِص‬ a. Terjemahan Ayat “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (Q.S An-Nahl 43-44).27

itu adalah seorang tokoh yang kuat kepribadiaannya serta matang pikiran dan

b. Tafsir Ayat Para ulama’ menjadikan kata )‫(زجال‬

akalnya lagi sangat tegas dalam membela

rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk

agama Allah.26

menyatakan bahwa semua manusia yang c. Nilai Pendidikan

diangkat Allah sebagai Rosul adalah pria,

Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat

menyimpulkan

bahwa

sebagai

subjek pendidikan kita harus: 1) Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak.

dan tidak satupun yang wanita. Memang dari

segi

bahasa,

kata

rijal

yang

merupakan bentuk jama’ dari kata (‫)زجم‬ rajul seringkali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayatayat al-Qur’an yang mengesankan bahwa

24

M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 174 ibid., h. 175 26 ibid.,

kata tersebut tidak selalu dalam arti jenis

25

27 Departemen Agama RI, Op. Cit., h . 273

kelamin lelaki. Ia digunakan untuk

istilah ini dalam arti sejarahwan, baik

menunujuk

muslim ataupun non muslim.29

manusia

yang

memiliki

keistimewahan atau ketokohan atau ciri

Kata )‫ (ان‬in/ jika pada ayat diatas,

tertentu yang membedakan mereka dari

yang biasanya digunakan menyanggkut

yang lain. Bacalah misalnya firman-Nya:

sesuatu yang tidak pasti atau diragukan,

َََ‫وط َ َيعىذون‬ َِ ‫ل‬ َِ ‫َوأَوَّهَۥ َ َكانََ َ ِز َجالَ َ ِمهََ َٱ‬ َ َ٦َ‫هَفَصَ ادوهمََ َزهَقَا‬ َِ ‫بِ ِس َجالََ ِمهَََٱنَ ِج‬

mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh nabi saw dan al-qur’an

Artinya: dan bahwasanya ada beberapa

sudah demikian jelas sebingga diragukan

orang

adanya

laki-laki

di

antara

manusia

dan,

dengan

meminta perlindungan kepada beberapa

demikian, penolakan yang dilakukan

laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu

kaum musyrikin itu bukan lahir dari

menambah

ketidaktahuan, tetapi dari sikap keras

bagi

mereka

dosa

dan

kepala.30

kesalahan.(QS. Al-Jinn: 6) Atau firman-Nya dalam QS. Al-

Walaupun penggalan ayat ini

A’raf ayat 48 yang berbicara tentang

turun dalam konteks tertentu, yakni objek

lelaki yang berada di al-A’raf. Tentu saja

pertanyaan, serta siapa yang ditanya

yang dimaksud disini bukan hanya laki-

tertentu pula, karena redaksinya yang

laki, tetapi juga perempuan.28

bersifat umum, ia dapat dipahami pula

Kata (‫ )اهم َانركس‬ahl-adz-dzikri pada

sebagai perintah bertanya apa saja yang

ayat ini dipahami oleh banyak Ulama’

tidak

dalam arti para pemuka agama Yahudi

kebenarannya kepada siapapun yang tahu

dan Nasrani. Mereka adalah orang-orang

dan tidak tertuduh objektifitasnya.31

yang dapat memberi informasi tentang

diketahui

Disisi

lain,

atau

diragukan

perintah

untuk

kemanusiaan para Rasul yang diutus

bertanya kepada ahlu kitab-yang dalam

Allah. Mereka wajar ditanyai karena

ayat ini mereka digelari ahl adz-dzikr-

mereka tidak dapat dituduh berpihak

menyangkut apa yang tidak diketahui,

pada informasi al-qur’an sebab mereka

selama mereka dinili berpengetahuan dan

juga

objekyif, menunjukkan betapa Islam

termasuk

memepecayainya. persoalan

yang Kendati

kemanusiaan

tidak demikian,

para

sangat

terbuka

dalam

perolehan

Rasul,

pengetahuan. memang, seperti sabda nabi

mereka akui. Ada juga yang memahami

saw.: "hikmah adalah sesuatu yang 29

ibid., h. 591 ibid., 31 ibid., 30

28

ketidaktahuan

M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 590-591

didambakan seorang mukmin, dimanapun

kitab singkat yang tidak mengandung

dia menemukannya, dia yang lebih wajar

syari’at, tetapi sekedar nasihat-nasihat.34

mengambilnya." Demikian juga dengan

Salah satu nama al-qur’an adalah

ungkapan yang populer dinilai sebagai

(‫ )انركس‬adz-dzikr yang dari segi bahasa

sabda Nabi saw. Walaupun bukan, yaitu:

adalah antonim kata lupa. Al-qur’an

“tuntutlah ilmu walaupun ke negeri

dinamai demikian karena ayat-ayatnya

Cina”. Itu semua merupakan landasan

berfungsi mengingatkan manusia apa

untuk menyatakan bahwa ilmu dalam

yang dia berpotensi melupakannya dari

pandangan

universal,

kewajiban, tuntutan dan peringatan yang

terbuka, serta manusiawi dalam arti harus

seharusnya dia selalu ingat, laksanakan

dimanfaatkan

dan indahkan. Disisi lain, tuntunan dan

Islam

bersifat

oleh

dan

untuk

kemaslahatan seluruh manusia.32

petunjuk-petunjuknya harus pula selalu diingat dan dicamkan.35

Ayat diatas mengubah redaksinya dari persona ketiga menjadi persona

Penyebutan

anugerah

Allah

kedua yang ditujukan langsung kepada

kepada nabi muhammad saw. Secara

mitra bicara, dalam hal ini adalah nabi

khusus dan bahwa yang dianugerahkan-

muhammad

ini

Nya itu adalah adz-Dzikr mengesankan

mengisyaratkan penghormatan kepada

perbedaan kedudukan beliau dengan para

beliau termasuk dalam kelompok para

nabi dan para rasul sebelumnya. Dalam

Rosul

konteks

yang

saw.

Agaknya,

diutus

hal

Allah,

bahkan

ini,

nabi

muhammad

saw.

kurang-jika

Bersabda: “tidak seorang nabipun kecuali

enggan berkata lebih tinggi dari mereka-

telah dianugerahi Allah apa (bukti-bukti

sebagaiman

inderawi)

kedudukan

beliau

tidak

dikesankan

oleh

ayat

berikutnya.33

yang menjadikan

manusia

percaya padanya. Dan sesungguhnya aku

Ayat (‫ )انصبس‬az-zubur adalah jama’

dianugerahi

wahyu

(al-Qur’an

yang

dari kata (‫ )شبىز‬zubur, yakni tulisan.

bersifat immaterial dan kekal sepanjang

Yang dimaksud disini adalah kitab-kitab

masa), maka aku mengharap menjadi

yang ditulis, seperti Taurat, Injil, Zabur,

yang paling banyak pengikutnya di hari

dan shuhuf Ibrohim as. Para ulam’

kemudian” (HR. Bukhari).36

berpendapat bahwa zubur adalah kitab-

Pengulangan kata turun dua kali, yakni (‫ )اوصنىا َانيك‬anzalna ilaika/kami 34

32

Ibid., h. 591-592 33 ibid., h. 592

Ibid., h. 292 Ibid., h. 293 36 Ibid., 35

turunkan kepadamu dan (‫ )ما َوصل َانيهم‬ma

wahyu ini bukan untuk memberiakn

nuzzila ilaihim/apa yang telah diturunkan

kepadamu kuasa mutlak yang ghaib atau

kepada

mengisyaratkan

kehendak ilahiyah yang menjadikannu

perbedaan penurunan yang dimaksud.

mampu melakukan dan menguasai segala

Yang pertama adalah penurunan al-

sesuatu, tetapi wahyu itu kami turunkan

Qur’an kepada nabi muhammad saw.

kepadamu untuk dua hal. Pertama, untuk

Yang bersifat lansung dai Allah swt. Dan

menjelaskan apa yang diturunkan secara

dengan redaksi pilihann-Nya sendiri,

bertahap kepada manusia karena ma’rifah

sedang yang kedua adalah ditujukan

ilahiah tidak dapat diperoleh manusia

kepada manusia seluruhnya. Ini adalah

tanpa pelantara karena itu diutus seorang

penjelsan-penjelasan

dari mereka (manusia) untuk menjelaskan

mereka

nabi

muhammad

dan mengajar.38

saw. Tentang al-Qur’an. Penjelasan yang dimaksud adalah berdasar wewenang yang

diberikan

Allah

kepada

Kedua, adalah harapan kiranya

nabi

mereka berpikir menyangkut dirimu-

muhammad saw., dan wahyu atau ilham-

wahai

Nya yang beliau sampaikan dengan

mengetahui bahwa apa yang engkau

bahasa beliau dan reaksi beliau.37

sampaikan itu adalah kebenaran yang

Thabathaba’i menegaskan bahwa

37

nabi

agung-

agar

merea

bersumber dari Allah swt. Keadaan dan

diturunkannya al-Qur’an kepada umat

situasi

manusia dan turunnya kepada nabi

peristiwa-peristiwa

yang

muhammad saw. Adalah sama, dalam arti

sepanjang

seperti

diturunkannya

ketidakmampuan membaca dan menulis,

kepada

manusia

dan

yang

menyelubungi

hidup,

menimpamu keyatiman,

turunnya kepada nabi muhammad saw.

ketiadaan

Adalah agar mereka semua –nabi dan

kemiskinan,

seluruh

lingkungan orang-orang bodoh

manusia-

mengambil

dan

pendidik

dirimu,

yang

baik,

ketebelengguan

dalam

menerapkannya. Ayat ini menurutnya

tidak

bermaksud menegaskan bahwa tujuan

peradaban, dan lain-lain, semua itu

turunnya al-Qur’an adalah untuk semua

merupakan

manusia dan keadaanmu, wahai nabi

menghalangimu

muhammad saw serta seluruh manusia,

kesempurnaan. Tetapi Allah menurunkan

alam hal ini sama. Kami mengarahkan

kepadamu Adz-Dikr yang menantang

pembicaraan kepadamu dan menurunkan

siapapun yang ragu, dari jenis manusia

Ibid.,

38

disentuh

Ibid., h. 293-294

oleh

yang

keistimewaan

faktor-faktor

yang

mengecup

setetes

dan jin, dan yang mengatasi kitab suci yang lain serta menjadi penjelas bagi segala sesuatu serta petunjuk, rahmat, bukti,

serta

cahaya

Demikianlah

benderang.

“(Dan Kami tidak mengutus sebelum

lebih

engkau (Muhammad), melainkan orang

kurang

Thabathaba’i.39

laki-laki yang Kami beri wahyu kepada

Pendapat ulama’ beraliran Syi’ah itu

yang

menjadikan

yatafakkarun muhammad

ََ‫ال َ ِز َجاال‬ َ َّ ِ‫ك َإ‬ ََ ‫ظهَىَا َ ِمه َقَبَ ِه‬ َ َ‫َو َماَ َأَز‬ َ‫م‬ ََ َ‫ٔنىَاَ َأَه‬ ََ َٔ‫ىحيَ َإِنَيَ ِهمَ َفَط‬ ِ ُّ‫و‬ َ ََََ٤٣َََ‫الَتَعَهَمىن‬ َ َ ََ‫ٱنرِكَ َِسَ ِإنَكىتم‬

adalah

objek

kata

yang mempunyai pengetahuan jika kamu

pribadi

nabi

tidak

berbeda

mengetahui”.

Maksud

firman

dengan

tersebut ialah Allah berfirman kepada

yang

Nabi Muhammad SAW, “Kami tidak

menjadikan obyeknya adalah adz-dzikr,

mengutus sebelummu,wahai Muhammad,

yakni

Al-Qur’an.

kepada suatu kaum untuk mengajak

Menjadikan objeknya seperti itu-tulis

mereka mengesakan Kami dan mematuhi

Thabathaba’i-menjadikannya

perintah serta larangan kami, melainkan

mengandung makna yang sama dengan

beberapa orang laki-laki dari anak Adam

kandungan

sebelumnya.

yang kami beri wahyu, bukan malaikat.

Pendapat Thabathaba’i ini sejalan dengan

Tegasnya, Kami tidak mengutus Rasul

pendapat asy-Sya’rawi- ulama’ mesir dan

kepada kaummu melainkan seperti Rasul

al-Azhar

yang

yang Kami utus kepada umat-umat

menegaskan bahwa objek berpikir yang

sebelum mereka, yaitu dari jenis mereka.

dimaksud

nabi

“maka bertanyalah kepada orang yang

muhammad saw. Sebelum diutus oleh

mempunyai pengetahuan”. Disini Allah

Allah yang ketika itu beliau tidak dikenal

berfirman kepada orang-orang musyrik

sebagai

Quraisy, “jika kalian tidak mengetahui

pendapat

saw.,

mereka; maka bertanyalah kepada orang

banyak

berpikir

ulama’

tentang

penggalan

kontemporer

adalah

sastrawan,

itu-

keadaan

penyair,

atau

penulis.40

bahwa orang-orang yang kami utus

Dalam tafsir Tafsir Ath-Thabari

kepada umat-umat sebelum kalian itu

karya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir

adalah laki-laki dari anak Adam, seperti

Ath-Thabari dijelaskan firman Allah

Muhammad, tetapi kalian mengatakan

surat an-Nahl ayat 43:

bahwa mereka adalah malaikat, kalian mengira Allah berbicara kepada mereka melalui para malaikat, maka bertanyalah

39

Ibid., h 294 40 Ibid., 294

kepada

orang

yang

mempunyai

pengetahuan, yaitu yang membaca kitab-

kitab sebelum mereka (taurat dan Injil)

sehingga materi yang diajarkan atau yang

serta kitab-kitab Allah lainnya yang

disampaikan dapat dipahami oleh objek

diturunkan-Nya kepada hamba-hamba-

pendidikan. Pendidik adalah individu

Nya.41

yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk

c. Nilai Pendidikan Berdasarkan penjelasan di atas

mencapai tujuan pendidikan. Kita dapat membedakan pendidik

dalam surah An-Nahl ayat 43-44 ada nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya

itu menjadi dua kategori yaitu:

yaitu bahwa dalam dunia pendidikan kita

1. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang

dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita dapat

tua 2. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru

memahami hal tersebut. Dalam surah ini

Dalam QS. Al-Kahfi ayat 66 , QS.

menjelaskan bahwa kita diperintahkan

Ar-Rahman ayat 1-4, An-Nahl ayat 53-54

untuk bertanya kepada orang yang lebih

dan An-Najm ayat 5-6 terdapat hubungan

tahu atau lebih pintar dari diri kita,

yang sangat erat dengan pendidikan

dengan

dapat

khususnya tentang subjek pendidikan.

memahami sebuah ilmu tidak hanya

Hal ini ditunjukan dengan pengajaran

dengan pemahaman sepihak dari diri kira

yang diberikan oleh nabi khidir kepada

sendiri,

nabi

demikian

kita

melainkan

akan

penjelasan

atau

Musa,

pengajaran

yang Allah

pemaparan yang kita dapatkan dari orang

berikan kepada Nabi Muhammad melalui

lain. Orang lain tersebut bisa kita jadikan

malaikat Jibril tentang ke-tauhidan dan

sebagai guru, dan guru itulah yang

sebagainya. Dan Allah menyuruh Nabi

berperan

Muhammad

sebagai

subjek pendidikan,

karena gurulah yang akan memberi

untuk

menyampaikan

kepada umatnya.

pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang tidak kita ketahui.

D. KESIMPULAN Subjek pendidikan adalah orang

41

ataupun kelompok yang bertanggung

DAFTAR RUJUKAN

jawab dalam memberikan pendidikan,

Agama RI, Departemen. 2005. Mushaf Alqur‟an Terjemah. Jakarta: al-Huda

Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2009), h. 116

Al Qurthubi, Imam. 2008. Tafsir Qurthubi. Jakarta : Pustaka Azzam

Al

Drajat, Zakiah. 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta; Bumi Aksara http://fdjindrakurniawan.blogspot.com/2011/ makalah-subyek-pendidikan-tafsirqs-arrahman.html diakses 31 Desember 2013 pukul 10.08 Ihsan,

Fuad. 2000. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Abu Tafsir Ath-Thabari. 2009. Jakarta:Pustaka Azzam Rusman. 2013. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir AlMishbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran. Jakarta : Lentera Hati