SUBJEK PENDIDIKAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN Oleh: Ning Mukaromah Dosen STAI Salahuddin Pasuruan ABSTRAK Pendidikan merupakan hal yang tidak terlepas dari kehidupan kita sehari-hari.pendidikan bagi manusia adalah melibatkan semua unsur dalam kehidupannya, baik unsur dari dalam dirinya sendiri yang sudah membawa potensi juga melibatkan unsur lain di luar dirinya yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya.agar manusia itu mengetahui dan mmemiliki pemahaman akan eksistensi dirinya maka manusia itu perlu dididik sehingga berkembang sesuai dengan fitrahnya. Subyek pendidikan atau pendidik merupakan faktor penting dalam kegiatan kependidikan. Di dalam al-qur’an sudah dijelaskan bagaimana menjadi seorang pendidik yang profesional. Diantara ayat alqur’an yang menjelaskan subyek pendidikan adalah surat al-kahfi ayat 66, surat ar-rohman ayat 1-4, surat an-nahl ayat 43-44, dan surat an-najm ayat 5-6. Di dalam ayat-ayat tersebut mengandung makna pendidikan terutama yang berhubungan dengan masalah subyek pendidikan. Kata Kunci: Subyek Pendidikan, Al-qur’an
Selain kita mendapatkan rizqi kita juga akan
A. PENDAHULUAN Kita sebagai umat Islam mempunyai
mendapatkan berkah dan ridhonya dari
pedoman hidup sesuai perintah Allah SWT
Allah SWT. Pada pembahasan selanjutnya
yaitu Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an terdapat
akan dijelaskan lebih detail tentang subjek
aturan yang harus kita laksanakan dan
pendidikan menurut Al-Qur’an.
larangan yang harus kita tinggalkan. Al-
Pendidik
merupakan
unsur
yang
qur’an adalah sumber hukum Islam yang
sangat esensi dalam memberi bimbingan dan
pertama bagi umat Islam. Selain itu Al-
bantuan
Quran sebagai pedoman hidup manusia dan
perkembangan jasmani dan rohani agar
di dalamnya terkandung ayat-ayat yang
mencapai
dapat kita gunakan sebagai pedoman hidup.
melaksanakan tugasnya sebagai makhluk
Diantaranya merupakan ayat-ayat
Allah SWT yaitu kholifah di muka bumi.
yang
menjelaskan tentang subjek pendidikan.
kepada
peserta
kedewasaan,
Dalam
proses
didik
dan
belajar
dalam
mampu
mengajar
Kehidupan kita tidak bisa terlepas dari
pendidik harus dapat memanfaatkan waktu
pendidikan. Pendidikan sangat penting bagi
semaksimal mungkin. Bila tidak maka
umat Islam. Sebagai seorang pendidik,
tujuan dari pendidikan tidak akan tercapai
tentunya kita diharapkan menjadi seorang
karena
pendidik yang profesional. Dalam Al –
pendidikan formal itu terbatas. Misalnya
Qur’an telah dijelaskan bagaimana menjadi
pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
guru yang baik dan profesional. Dengan
pendidikan formal hanya diberi waktu dua
demikian kita akan dapat bersikap dan
sampai tiga jam dalam seminggu. Kalau kita
bertingkah laku sesuai dengan ajaran Islam.
sebagai pendidik tidak dapat menggunakan
waktu
yang
diberikan
dalam
waktu
yang singkat
itu maka tujuan
seorang
pendidik.
Sehingga
sebagai
pendidikan agama Islam itu tidak akan
pendidik harus dapat memberikan tauladan
tercapai.
yang baik bagi peserta didik. Tetapi pada
Untuk mengatasi hal seperti itu, maka
pendidikan masa kini kurang menunjukkan
kita harus mampu memanfaatkan waktu
hal seperti itu. Pendidik bersaing dengan
dengan sebaik-baiknya. Salah satu solusinya
peserta didik dalam berperilaku buruk yang
yaiu
tidak sepantasnya dilakukan oleh seorang
dengan
membuat
RPP
(Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Dengan adanya
pendidik maupun peserta didik.
RPP maka pendidik bisa menggunakan
Karena seorang pendidik merupakan
waktu untuk mencapai tujuan pendidikan
cermin bagi peserta didik, maka harus
Islam.
intropeksi diri segala bentuk sikap agar
Pendidikan
mengalami
kedepannya bisa menjadi tauladan yang baik
kemunduran. Banyak tawuran, narkotika
bagi dirinya dan peserta didiknya. Ketika
dan perzinahan yang terjadi dimana-mana
pendidik mampu memperbaiki kesalahan
dan sudah menjadi hal yang biasa. Karakter
maka perilaku peserta didik akan mengikuti
positif
sudah
apa yang dilakukan oleh pendidik tersebut.
seimbang, baik dari itu dari pihak peserta
Dalam proses belajar mengajar pendidik
didik ataupun pendidik. Sehingga hal ini
menunjukkan
menjadi PR bagi seorang pendidik supaya
muridnya, maka peserta didikpun akan
peserta didik maupun pendidik menerapkan
memunculkan rasa kasih sayang kepada
sifat
sesama, sehingga tidak ada lagi tawuran
dengan
dan
masa
ini
karakter
karakter
negatif
yang
baik
dalam
kehidupan sehari-harinya.
diantara
Untuk membentuk karakter yang baik
kasih
mereka
sayangnya
dan
segala
kepada
bentuk
kekerasan lainnya.
tidak bisa dilakukan hanya dalam waktu
Ada pepatah yang berbunyi “malu
singkat, karena karakter itu muncul dari
bertanya sesat dijalan”. Pepatah ini sedikit
kebiasaan. Artinya, dalam kehidupan sehari-
tidak telah terjadi dalam pendidikan zaman
hari
positif
sekarang. Kebanyakan orang malu ataupun
melalui kegiatan-kegiatan yang positif pula.
enggan untuk bertanya mengenai masalah
Dengan
lahirlah
yang dihadapinya. Lebih memilih bertindak
karakter positif itu baik dari pihak peserta
tanpa dasar dari pada harus bertanya
didik dan pendidik .
mengenai permasalahannya. Efeknya adalah
kita
menerapkan
demikian
maka
karakter
akan
Seorang pendidik merupakan cermin
kesesatan yang terjadi, beribadah tanpa
bagi peserta didik. Karena peserta didik
ilmu, bertindak tanpa tahu sebab dan
akan mengikuti sifat dan karakter dari
akibatnya.
Jika melihat dari efek tersebut, maka
tokoh dan pemimpin umat. Oleh karena itu,
sebagai pendidik harus menata kembali
seorang
guru
dituntut
semangat belajar mengajar kepada peserta
berbagai sifat dan sikap antara lain:2
didik. Ketika peserta didik tidak memahami
1. Seorang guru harus manusia pilihan
apa yang dijelaskan oleh pendidik maka
2. Seorang
guru
seharusnya dia bertanya agar tidak bingung.
mempersiapkan
Begitu pula pendidik, ketika ditanya dan
mungkin.
tidak tahu mengenai jawabannya maka
harus
hendaklah dirinya
memiliki
mampu
sesempurna
3. Seorang guru juga hendaknya tidak
diundurlah untuk menjawabnya agar bisa
pernah
mencari tahu jawaban dari apa yang
melaksanakan tugasnya sehari-hari
ditanyakan
dan
tidak
langsung
asal
4. Seorang
menjawab tanpa ada dasarnya.
profesionalisme
dapat
6. Penampilan seorang guru hendaknya
guru
selalu sopan dan rapi 7. Serorang guru seyogyanya juga mampu
pendidikan adalah manusia yang memiliki
menjadi pemimpin yang shalih
kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan
8. Seruan
dan dapat dikembangkan sesuai dengan itu
hendaknya
terpuji
pembelajaran
sementara
dalam
5. Seorang guru harus memiliki sikap yang
karya Rusman disebutkan bahwa subyek
potensinya;
guru
bathil
dimana dia hidup dengan konsep itu
Menurut Sanusi et al di dalam buku
mengembangkan
dan
menyakini Islam sebagai konsep Ilahi
B. PENGERTIAN SUBJEK PENDIDIKAN
Model-model
tamak
dan
ajaran
seorang
guru
hendaknya tercermin pula dalam sikap
pendidikan
dilandasi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang
keluarganya dan atau para sahabatnya
menghargai martabat manusia1. Sedangkan
9. Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya
di dalam buku Zakiyah Drajat yang berjudul
Kita dapat membedakan pendidik itu
Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
disebutkan bahwa Subyek pendidikan atau
menjadi dua kategori yaitu:3
yang biasa disebut dengan guru adalah
a. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua Orang
seorang pemimpin sejati, pembimbing dan
tua
sebagai
pendidik
menurut kodrat adalah pendidik pertama
pengarah yang bijaksana, pencetak para
dan utama, karena secara kodrat anak 1 Rusman, Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 20 (Lihat Ahmad Sanusi, 1991, Studi Penagembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan, (Bandung: IKIP Bandung), h. 23)
manusia dilahirkan oleh orang tuanya 2
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta; Bumi Aksara, 2001), h. 264 3 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan,(Jakarta : Rineka Cipta, 2000), h. 8
(ibunya) dalam keadaan tidak berdaya
Subjek
sangat
hanya dengan pertolongan dan layanan
berpengaruh sekali kepada keberhasilan
orang tua (terutama ibu) bayi (anak
atau
manusia)
pendidikan
itu
dapat
hidup
dan
gagalnya
pendidikan.
adalah
orang
Subjek ataupun
berkembang semakin dewasa. Hubungan
kelompok yang bertanggung jawab dalam
orang
dalam
memberikan pendidikan, sehingga materi
hubungan edukatif, mengandung dua
yang diajarkan dapat dipahami oleh objek
unsur dasar, yaitu:
pendidikan. Subjek pendidikan yang
1) Unsur kasih sayang pendidik terhadap
dipahami
tua
dengan
anaknya
anak
dari
kebanyakan
para
ahli
pendidikan adalah Orang tua, guru-guru
2) Unsur kesadaran dan tanggung jawab pendidik
untuk
di institusi formal (disekolah) maupun
menuntun
non formal dan lingkungan masyarakat.
perkembangan anak
Sedangkan
b. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru
pendidikan
pertama
(
tarbiyatul awwal) yang kita pahami
Guru adalah pendidik kedua setelah
selama ini adalah rumah tangga (orang
orang tua. Mereka tidak bisa disebut
tua). Sebagai seorang muslim kita harus
secara
menjadi
menyatakan bahwa pendidik pertama
pendidik, karena mereka mendapat tugas
manusia adalah Allah dan yang kedua
dari orang tua, sebagai pengganti orang
adalah Rasulullah.5
wajar
dan
alamiah
tua. Mereka menjadi pendidik karena
Dari penjelasan di atas kita dapat
profesinya menjadi pendidik, guru di
menarik
sekolah misalnya.
pendidikan adalah seseorang atau sesuatu
Dalam Undang-undang Nomor 14
yang
kesimpulan
telah
bahwa
mengajarkan
kita
subjek
ilmu.
tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru
Seseorang ini bukan hanya seorang guru
adalah pendidk profesional dengan tugas
tapi siapapun atau apapun yang dapat
utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengajari kita. Pendidikan yang pertama
mengarahkan,
melatih,
menilai
dan
kali terjadi dalam ruang lingkup yang
mengevaluasi
peserta
didik,
pada
sangat sederhana yaitu keluarga. Subjek
dini,
jalur
pendidikannya adalah orang tua, terutama
pendidikan formanl, pendidikan dasar,
ibu. Kita dapat memperoleh ilmu dari
dan pendidikan menengah.4
mana
pendidikan
anak
usia
5
4
pendidikan
Ibid.,
saja,
seperti
lingkungan,
http://fdjindrakurniawan.blogspot.com/2011/makalah-subyekpendidikan-tafsir-qs-arrahman.html diakses 31 Januari 2014 pukul 10.08
masyarakat, alam, dan semua ciptaan
musa, sekali-kali tidak akan sanggup
Allah SWT.
sabar bersamaku.” Yakni, peristiwa-
C. SUBYEK
peristiwa
PENDIDIKAN
yang
engkau
akan
alami
bersamaku akan membuatmu tidak sabar.
PERSPEKTIF AL-QUR’AN Al-Qur’an memuat segala hal untuk
Dan, yakni padahal, bagaimana engkau
mengatur hidup kita, termasuk masalah
dapat sabar atas sesuatu, yang engkau
pendidikan. Dalam pendidikan tentunya
belum
ada yang namanya subjek pendidikan.
hakikat
Dalam bahasan di bawah ini akan
memiliki pengetahuan batiniah yang
diuraikan beberapa dalil tentang subjek
cukup tentang apa yang engkau lihat dan
pendidikan
dalam
Al-
Qur’an,
jangkau
secara
beritanya?”
menyeluruh
Engkau
tidak
alami bersamaku itu.7
di
Kata ( َ)اتبعكattabi‟uka
antaranya adalah:
asalnya
adalahَ ( َ)اتبعكatba‟uka dari kata ()تبع
1. Q.S. al-Kahfi ayat: 66
َه َ َِم َّما َِ عهًََ َأَن َتعَ ِه َم ََ قَا َ َ ََظًَ َهَمَ َأَتَّبِعك َ ل َنَهَۥ َمى َ٦٦َع ِهمَتَََزشَدَا
tabi‟a yakni mengikuti. Penambahan huruf ( َ )تta‟ pada kata attabi‟uka
a. Terjemahan Ayat
mengandung makna kesungguhan dalam
“Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (Q.S. alKahfi ayat: 66)"6
upaya
mengikuti
itu.
Memang
demikianlah seharusnya seorang pelajar, harus
bertekad
untuk
bersungguh-
sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya, terhadap apa yang akan
b. Tafsiran Ayat
dipelajarinya.8
Dalam pertemuan kedua tokoh itu,
Bahwa ucapan Nabi Musa as. ini
musa berkata kepadanya, yakni kepada
sungguh sangat halus. Beliau tidak
hamba Allah yang memeroleh ilmu
menuntut
khusus itu, “Bolehkah aku mengikutimu secara
bersungguh-sungguh
dari apa, yakni ilmu-ilmu, yang telah
tetapi
pertanyaan,
“Bolehkah
mengikutimu?”.
Selanjutnya
aku beliau
menamai pengajaran yang diharapkannya
diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi
itu
petunjuk bagiku menuju kebenaran?” Dia
sebagai
ikutan
yakni
beliau
menjadikan diri beliau sebagai pengikut
menjawab, “sesungguhnya engkau, hai 7
Departemen Agama RI, Mushaf Al-qur‟an Terjemah, (Jakarta: al-Huda, 2005), h. 302
diajar
permintaannya diajukan dalam bentuk
supaya
engkau mengajarkan kepadaku sebagian
6
untuk
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran, (Jakarta : Lentera Hati, 2011), h. 343 8 Ibid., h. 343
dan
pelajar.
Beliau
juga
setengah, karena jika kita melakukannya
menggarisbawahi kegunaan pengajaran
dengan setengah hati, maka hasil yang
itu untuk dirinya secara pribadi yakni
diperoleh pun tidak maksimal.
untuk menjadi petunjuk baginya. Di sisi
Dalam Buku Tafsir Al Qurthubi
lain, beliau mengisyaratkan keluasan
yang diterbitkan oleh Pustaka Azzam,
ilmu hamba yang saleh itu ssehngga Nabi
ayat ini memuat 2 masalah, yaitu :
Musa as. hanya mengharap kiranya dia
Pertama : Firman Allah SWT, “ََقال
mengajarkan sebagian dari apa yang
َ “نه َمىظً َهم َاتبعكMusa berkata kepada
telah
Dalam
Khidhir, „Bolehkah aku mengikutimu?’.”
konteks itu, Nabi Musa a.s. tidak
Ini adalah pernyataan/ permintaan yang
menyatakan “apa yang engkau ketahui
lembut dan halus namun mengandung
wahai hamba Allah swt” karena beliau
arti yang sangat dalam lagi beretika
sepenuhnya sadr bahwa ilmu pastilah
luhur. Maknanya: Apakah engkau rela
bersumber dari satu sumber, yakni dari
dan tidak keberatan.10
diajarkan
kepadanyai.
Allah Yang Maha Mengetahui. Memang,
Kedua : Ayat ini menunjukkan,
Nabi Musa a.s. dalam ucapannya itu tiak
bahwa murid mengikuti guru walaupun
menyebut nama Allah sebagai sumber
tingkatnya terpaut jauh, dan dalam kasus
pengajaran karena hal tersebut telah
belajarnya Musa kepada Khidhir tidak
merupakan
ada
aksioma
bagi
manusia
hal
yang
menunjukkan
bahwa
beriman. Di sisi lain, di sini kita
Khidhir lebih mulia daripada Musa,
menemukan hamba yang sholeh itu juga
karena adakalanya orang yang lebih
penuh dengan tata krama. Beliau tidak
mulia
langsung
Nabi
diketahui oleh orang yang tidak lebih
Musa, tetapi menyampaikan penilaiannya
mulia, sebab kemuliaan itu adalah bagi
bahwa nabi abung itu tidak akan bersabar
yang dimuliakan Allah.11
menolak
mengikutinya
permintaan
sambil
tidak
mengetahui
hal
yang
menyampaikan
Hal ini menerangkan kepada kita
alasan yang sungguh logis dan tidak
bahwa orang yang berilmu belum tentu
menyinggung perasaan tentang sebab
lebih mulia daripada kita yang ilmunya
ketidak sabaran itu. 9
masih
Berdasarklan penjelasan di atas,
kurang.
diwajibkan
maka kami menyimpulkan bahwa dalam
Tetapi
untuk
kita
tetap
menuntut
ilmu,
walaupun orang itu belum tentu lebih
menuntut ilmu tidak boleh setengah10
9
ibid., h. 344
Syaikh Imam Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2008), h. 46 11 Syaikh Imam Al Qurtubhi, Op.Cit., h. 46
mulia dari kita, karena sebenarnya tidak ada
yang
mengetahui
a. Terjemahan Ayat 1. (tuhan) yang Maha pemurah,
kemuliaan
seseorang selain Allah SWT.
2. Yang telah mengajarkan Al Quran.
Kita dapat menyimpulkan dari 2
3. Dia menciptakan manusia.
sumber di atas bahwa Nabi Musa as.
4. Mengajarnya
adalah orang yang sangat halus dan sopan.
Ia
tidak
memaksakan
b. Tafsiran ayat Kata ( )انسحمهar-Rahman secara
Allah itu, tetapi ia memintanya dengan
panjang lebar penulis telah kemukakan
sopan dan bertanya “Bolehkah aku
antara lain ketika menafsirka surat al-
mengikutimu?”.
Fatihah
c. Nilai Pendidikan
al-Furqan.13
dan
Dalam
konteks ayat ini, dapat ditambahkan
Pada surat al-Kahfi ayat 66 ini, kita
bahwa kaum musyrikin Makkah tidak
dapat mengambil beberapa nilai-nilai
mengenal
pendidikan, yaitu antara lain:
Dimulainya surat ini dengan kata
guru, dosen, teman dan masyarakat.
tersebut bertujuan juga mengundang
Seperti dalam surat al-Kahfi tersebut
rasa
yang telah mencontohkan bagaimana
tahu
akan
mereka
dengan
tergugah
untuk
mengakui nikmat-nikmat dan beriman
2) Saat berbicara atau berlaku terhadap
kepada-Nya. Di sisi lain, penggunaan
haruslah
bersikap
ingin
harapan
Nabi Musa belajar kepada Khidir.
dan
ar-Rahman
direkam oleh QS al-Furqan [25]:60.
tua, tetapi juga dari orang lain, seperti
pendidik
siapa
sebagaimana pengakuan mereka yang
1) Pendidikan bukan hanya dari orang
menghormati
berbicara.
(Q.S. Al-Rahman ayat 1-4 ).12
kehendaknya begitu saja kepada hamba
seorang
pandai
ata
sopan
tersebut
menguraikan
santun kepadanya.
disini,
sambil
nikmat-nikmat-Nya,
merupakan juga bantahan mereka
3) Menganggap bahwa pendidik lebih
terhadap mereka yang mengakui-Nya
tahu dari pada diri kita.
itu.14
4) Belajarlah dengan sungguh-sungguh,
Kata
maka kita akan berhasil.
memerlukan
عهم dua
(mengajarkan) obyek.
Banyak
ulama’ yang menyebutkan objeknya 2. Q.S. Al-Rahman ayat 1-4
َََ َ َ َخهَق٢َ ََ َ َ َعهَّ ََم َٱنَقسَ َءان١َ َنسحَ ََمه َّ ٱ َ َََ٤َََََ َعهَّ َمهََٱنَبَيَان٣َََعه ََ لو َِ ٱ
12
Departemen Agama RI, Op. Cit., h. 532 M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 277 (Lihat Volume I h. 40-41 dan volume 9 h. 133) 14 ibid., h. 277 13
adalah kata ( االوعانmanusia) yang
nabi muhammad saw. Kata ( )انقسأنal-
diisyaratkan oleh ayat berikutnya.
qur’an
Thabathabai menambahkan bahwa jin
keseluruhan ayat-ayatnya yang enam
juga
ribu
termasuk
karena
ditujukan kepada
surah
ini
manusia dan jin.
lebih
dipahami
itu,
dan
sebagai
dapat
juga
digunakan untuk menunjuk walau satu ayat saja atau bagian dari satu ayat.16
Hemat penulis, bisa saja objeknya mencakup selain kedua jenis tersebut.
Allah
al-rahman
yang
Malaikat jibril yang menerima dari
mengajarkan al-qur’an itu dialah yang
Allah wahyu-wahyu al-Qur’an untuk
menciptkan manusia makhluk yang
disampaikan
paling membutuhkan tuntunan-Nya,
pada
Rasul
saw.,
termasuk juga yang diajarkan-Nya,
sekaligus
karena bagaimana mungkin malaikat
memanfaatkan
itu
mengajarkannya
dapat
menyampaikan-bahkan
mengajar-kannya
kepada
Muhammad
–
yang
paling
berpotensi
tuntutan
itu
ekspresi,
dan yakni
Nabi
kemampuan menjelaskan apa yang da
sebagaimana
dalam benaknya, dengan berbagai cara
dinyatakan dalam QS. An-Najm [53]:
utamanya adalah bercakap dengan
5. Bagaimana mungkin malikat jibril
baik dan benar.17
saw.
mampu mengajarkan firman Allah itu
Kata االوعانal-insan pada ayat
kepada nabi muhammad saw. Kalau
ini mencakup semua jenis manusia,
malaikat itu sendiri tidak memperoleh
sejak nabi adam as. Sampai akhir
pengajaran dari Allah swt. Di sisi lain,
zaman.18
tidak disebutkan obyek kedua dari
Kata
انبيان
(al-bayan)
pada
kata tersebut mengisyaratkan bahwa ia
mulanya berati jelas. Kata tersebut
bersifat umum dan mencakup segala
disini dipahami oleh Thabathaba’i
sesuatu yang dapat dijangkau oleh
dalam arti “potensi mengungkap”,
pengajarann-Nya.15
yakni kalam/ucapan yang dengannya
Alqur’an adalah firman-firman
dapat terungkap apa yang terdapat
Allah yang disampaikan oleh malaikat
dalam benak. Lebih lanjut ulama’ ini
jibril kepada Nabi Muhammad saw.
menyatakan
Dengan lafadz dan maknanya yang
sekedar mewujudkan suara, dengan
beribadah siapa yang membacanya
menggunakan rongga dada, tali suara
dan menjadi bukti kebenaran mukjizat 16
Ibid., h. 278 Ibid., 18 Ibid., 17
15
dapat
Ibid., h. 278
bahwa
kalam
bukan
dan
kerongkongan.
Bukan
hanya
mengatakan bahwa surah ini turun
dalam keanekaragaman suara yang
sebagai
bantahan
atas
keluat
Makkah
ketika
mereka
dari
kerongkongan
akibat
berkata,
perbedaan makharij al-huruf (tempat-
“Sesungguhnya yang mengajarinya
tempt keluarnya huruf) dari mulut,
(Muhammad) adalah manusia, yaitu
tetapi juga bahwa Allah menjadikan
orang
manusia
mengihaminya-
Rahman.” Yang mereka maksudkan
mampu memahami makna suara yang
adalah Musailamah Al Kadzdzab (si
keluar itu, yang dengannya ia dapat
pembohong).
menghadirkan sesuatu dari alam nyata
menurunkan firman-Nya, َ َانسحمه َعهم
ini, berapapun besar dan kecilnya, ang
َ َ (انقسأنAllah) yang Maha Pengasih.
wujud
Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an.20
dengan
atau
tidak
wujud,
yang
berkaitan dengan masa lampau atau
Yamamah
Yang
Allah
bernama
SWT
berkata,
Az-Zajjaj
pun
“makna
datang, juga menghadirkan dalam
firman Allah SWT عهمَانقسأنadalah Dia
benaknya hal-hal yang bersifat abstrak
memudahkan Al-Qur’an untuk diingat
yang dapat dijangkau oleh manusia
dan
dengan pikirannya walau tidak dapat
berfirman, ونقد َيعسوا َانقسأن َنهركسdan
dijangkau oleh indranya. Itu semua
sesungguhnyaَ telah kami mudahkan
dihadirkan
oleh
manusia
Al-Qur‟an untuk pelajaran”.21
pendengar
dan
ditampilkan
kepada
dibaca.
Sebagaimana
Dia
Firman Allah SWT, َ َخهق
ke
indranya seakan-akan pendengar itu
“االوعانDia menciptakan manusia”.
melihatnya dengan mata kepala.19
Ibnu Abbas RA,Qatadah dan Hasan
Dalam
tafsir
berkata,”maksudnya adalah Adam”
Al-Qurthubi
dijelaskan Firman Allah SWT انسحمه
Firman
Allah,
َ
َعهمه
(Allah) yang Maha Pengasih, َعهمَانقسأن
“انبيانMengajarnya pandai berbicara”
Yang telah mengajarkan Al-Qur‟an.
maksudnya mengajarkan nama-nama
Maksudnya
segala
yaitu
yang
telah
sesuatu.
Ada
juga
yang
mengajarkan kepada Nabi-Nya hingga
mengatakan bahwa maksudnya adalah
dia
mengajarkan
dapat
menyampaikan
kepada
bahasa
seluruhnya.
seluruh manusia. Surah ini diturunkan
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA
ketika orang-orang bertanya, “ apa َ
juga dan Ibnu Kaisan bahwa maksud َ
انسحمهitu?”.
االوعانdisini adalah Muhammad SAW
Ada
juga
yang 20
19
penduduk
Ibid., h. 278-279
21
Ibid., h. 516-517 Departemen Agama RI, Op. Cit., h . 530
dan maksud َانبيانadalah kejelasan
kepada muridnya tentang pelajaran yang
yang halal dan yang haram dan
telah diberikan, maka murid akan dapat
petunjuk dari kesesatan.
menjawab dan mengerjakannya dengan
Ada
mengatakan
baik dan benar. Sehingga murid tersebut
bahwa maksud َاالوعانadalah seluruh
menjadi pandai dengan ilmu yang telah
manusia. Artinya itu adalah nama bagi
diberikan oleh gurunya.
jenis,
lagi
yang
sementara
maksudَ َانبيان
berdasarkan pendapat ini adalah bicara
3. Q.S. An- Najm ayat 5-6
ََ َذو َ ِم َّسة٥َ َش َِديدَ َٱنَق َىي َ َ َ َعهَّ َمهَۥ َ٦َََفَٱظَت َ َىي
dan paham. Ini termasuk hal yang menjadikan manusia lebih utama dari seluruh makhluk hidup.22
a. Terjemahan ayat: “Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) Menampakkan diri dengan rupa yang asli”. (Q.S. An- Najm ayat 5-6).23
c. Nilai Pendidikan Dari surat Ar-Rahman ayat 1-4 kita dapat
mengetahui
pendidikan
yang
beberapa
nilai
terkandung
di
dalamnya. Yaitu dikatakan bahwa Allah
b. Tafsir Ayat
telah mengajarkan Al-Qur’an kepada manusia,
sehingga
tersebut
kepadanya bukan berarti bahwa wahyu
menjadi pandai, maksudnya ayat-ayat Al-
tersebut bersumber dari malaikat jibril.
Qur’an yang diturunkan oleh Allah
Seorang yang mengajar tidak mutlak
kepada manusia itu bertujuan untuk
mengajarkan sesuatu yang bersumber
memberi pedoman kepada manusia agar
dari
manusia itu dapat memahami isi serta
mengajar anak kita membaca, padahal
maknanya,
dapat
sering kali bacaan yang diajrkan itu
bertingkah laku yang sesuai dengan
bukan karya kita? Menyampaikan atau
pedomannya yaitu Al-Qur’an.
menjelaskan sesuatu sacara baik dan
sehingga
manusia
Kata („ )عهمهallamahu/ diajarkan
manusia
sang
pengajar.
Bukankah
Dalam kegiatan pembelajaran kita
benar dalah salah satu bentuk pengajaran.
dapat mengartikan seorang guru yang
Malaikat menerima wahyu dari Allah
mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya
dengan tugas menyampaikannya secara
agar dapat dipahami apa yang diberikan
baik dan benar kepada Nabi saw., dan
oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang 22
kita
guru
memberikan
evaluasi
Syaikh Imam Al Qurthubi, Op.Cit., h. 516-517
23
Departemen Agama RI, Op. Cit., h . 527
itulah yang dimaksud dengan pengajaran disini.24 kalimat ( )امسزت َانحبمamrartu al-haba berati
melilitkan
tali
guna
menguatkan sesuatu. Kata ( )ذو َمسةdzu mirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang.
Al-biqa’i
memahaminya
dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa untuk melaksanakan tugas yang
materi
yang
akan
diajarkan.
Kata ( )مسةmirrah terambil dari
yang
2) Menguasai
dibebankan
sedikitpun
kepadanya
mengarah
kepada
tanpa tugas
selainnya disertai dengan keikhlasan penuh. Ada juga yang memahaminya dalam arti kekuatan fisik, akal dan nalar.25 Ada lagi ulama’ yang memahami ayat di atas sebagai berbicara tentang nabi muhammad saw., yakni nabi agung
3) Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang. 4. Q.S An-Nahl 43-44
ََىحي َ َّ ِكَإ ََ ظهَىَاَ ِمه َقَبَ ِه ِ ُّالَ ِز َجاالََو َ ََو َماََأَز ََم َٱنرِكَ َِس َإِن َكىتم ََ َٔنىَاَ َأَه ََ َٔإِنَيَ ِهمَ َفَط ُّ ت َ ََوٱ َنصب َِس َِ ََ ََِبٱنَ َب ِيى٤٣َ ََال َتَعَهَمىن ََ َاض َ َما َ ِ َّك َٱنرِكَ ََس َ ِنتبَيِهََ َ ِنهى ََ ََوأَوصَ نَىَاَ َإِنَي َ٤٤َََلَ ِإنَيَ ِهمََ َونَ َعهَّهمََ َيتَفَ َّكسون ََ وَ ِص a. Terjemahan Ayat “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (Q.S An-Nahl 43-44).27
itu adalah seorang tokoh yang kuat kepribadiaannya serta matang pikiran dan
b. Tafsir Ayat Para ulama’ menjadikan kata )(زجال
akalnya lagi sangat tegas dalam membela
rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk
agama Allah.26
menyatakan bahwa semua manusia yang c. Nilai Pendidikan
diangkat Allah sebagai Rosul adalah pria,
Berdasarkan penjelasan di atas kita dapat
menyimpulkan
bahwa
sebagai
subjek pendidikan kita harus: 1) Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak.
dan tidak satupun yang wanita. Memang dari
segi
bahasa,
kata
rijal
yang
merupakan bentuk jama’ dari kata ()زجم rajul seringkali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayatayat al-Qur’an yang mengesankan bahwa
24
M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 174 ibid., h. 175 26 ibid.,
kata tersebut tidak selalu dalam arti jenis
25
27 Departemen Agama RI, Op. Cit., h . 273
kelamin lelaki. Ia digunakan untuk
istilah ini dalam arti sejarahwan, baik
menunujuk
muslim ataupun non muslim.29
manusia
yang
memiliki
keistimewahan atau ketokohan atau ciri
Kata ) (انin/ jika pada ayat diatas,
tertentu yang membedakan mereka dari
yang biasanya digunakan menyanggkut
yang lain. Bacalah misalnya firman-Nya:
sesuatu yang tidak pasti atau diragukan,
َََوط َ َيعىذون َِ ل َِ َوأَوَّهَۥ َ َكانََ َ ِز َجالَ َ ِمهََ َٱ َ َ٦َهَفَصَ ادوهمََ َزهَقَا َِ بِ ِس َجالََ ِمهَََٱنَ ِج
mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh nabi saw dan al-qur’an
Artinya: dan bahwasanya ada beberapa
sudah demikian jelas sebingga diragukan
orang
adanya
laki-laki
di
antara
manusia
dan,
dengan
meminta perlindungan kepada beberapa
demikian, penolakan yang dilakukan
laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu
kaum musyrikin itu bukan lahir dari
menambah
ketidaktahuan, tetapi dari sikap keras
bagi
mereka
dosa
dan
kepala.30
kesalahan.(QS. Al-Jinn: 6) Atau firman-Nya dalam QS. Al-
Walaupun penggalan ayat ini
A’raf ayat 48 yang berbicara tentang
turun dalam konteks tertentu, yakni objek
lelaki yang berada di al-A’raf. Tentu saja
pertanyaan, serta siapa yang ditanya
yang dimaksud disini bukan hanya laki-
tertentu pula, karena redaksinya yang
laki, tetapi juga perempuan.28
bersifat umum, ia dapat dipahami pula
Kata ( )اهم َانركسahl-adz-dzikri pada
sebagai perintah bertanya apa saja yang
ayat ini dipahami oleh banyak Ulama’
tidak
dalam arti para pemuka agama Yahudi
kebenarannya kepada siapapun yang tahu
dan Nasrani. Mereka adalah orang-orang
dan tidak tertuduh objektifitasnya.31
yang dapat memberi informasi tentang
diketahui
Disisi
lain,
atau
diragukan
perintah
untuk
kemanusiaan para Rasul yang diutus
bertanya kepada ahlu kitab-yang dalam
Allah. Mereka wajar ditanyai karena
ayat ini mereka digelari ahl adz-dzikr-
mereka tidak dapat dituduh berpihak
menyangkut apa yang tidak diketahui,
pada informasi al-qur’an sebab mereka
selama mereka dinili berpengetahuan dan
juga
objekyif, menunjukkan betapa Islam
termasuk
memepecayainya. persoalan
yang Kendati
kemanusiaan
tidak demikian,
para
sangat
terbuka
dalam
perolehan
Rasul,
pengetahuan. memang, seperti sabda nabi
mereka akui. Ada juga yang memahami
saw.: "hikmah adalah sesuatu yang 29
ibid., h. 591 ibid., 31 ibid., 30
28
ketidaktahuan
M. Quraish Shihab, Op.Cit., h. 590-591
didambakan seorang mukmin, dimanapun
kitab singkat yang tidak mengandung
dia menemukannya, dia yang lebih wajar
syari’at, tetapi sekedar nasihat-nasihat.34
mengambilnya." Demikian juga dengan
Salah satu nama al-qur’an adalah
ungkapan yang populer dinilai sebagai
( )انركسadz-dzikr yang dari segi bahasa
sabda Nabi saw. Walaupun bukan, yaitu:
adalah antonim kata lupa. Al-qur’an
“tuntutlah ilmu walaupun ke negeri
dinamai demikian karena ayat-ayatnya
Cina”. Itu semua merupakan landasan
berfungsi mengingatkan manusia apa
untuk menyatakan bahwa ilmu dalam
yang dia berpotensi melupakannya dari
pandangan
universal,
kewajiban, tuntutan dan peringatan yang
terbuka, serta manusiawi dalam arti harus
seharusnya dia selalu ingat, laksanakan
dimanfaatkan
dan indahkan. Disisi lain, tuntunan dan
Islam
bersifat
oleh
dan
untuk
kemaslahatan seluruh manusia.32
petunjuk-petunjuknya harus pula selalu diingat dan dicamkan.35
Ayat diatas mengubah redaksinya dari persona ketiga menjadi persona
Penyebutan
anugerah
Allah
kedua yang ditujukan langsung kepada
kepada nabi muhammad saw. Secara
mitra bicara, dalam hal ini adalah nabi
khusus dan bahwa yang dianugerahkan-
muhammad
ini
Nya itu adalah adz-Dzikr mengesankan
mengisyaratkan penghormatan kepada
perbedaan kedudukan beliau dengan para
beliau termasuk dalam kelompok para
nabi dan para rasul sebelumnya. Dalam
Rosul
konteks
yang
saw.
Agaknya,
diutus
hal
Allah,
bahkan
ini,
nabi
muhammad
saw.
kurang-jika
Bersabda: “tidak seorang nabipun kecuali
enggan berkata lebih tinggi dari mereka-
telah dianugerahi Allah apa (bukti-bukti
sebagaiman
inderawi)
kedudukan
beliau
tidak
dikesankan
oleh
ayat
berikutnya.33
yang menjadikan
manusia
percaya padanya. Dan sesungguhnya aku
Ayat ( )انصبسaz-zubur adalah jama’
dianugerahi
wahyu
(al-Qur’an
yang
dari kata ( )شبىزzubur, yakni tulisan.
bersifat immaterial dan kekal sepanjang
Yang dimaksud disini adalah kitab-kitab
masa), maka aku mengharap menjadi
yang ditulis, seperti Taurat, Injil, Zabur,
yang paling banyak pengikutnya di hari
dan shuhuf Ibrohim as. Para ulam’
kemudian” (HR. Bukhari).36
berpendapat bahwa zubur adalah kitab-
Pengulangan kata turun dua kali, yakni ( )اوصنىا َانيكanzalna ilaika/kami 34
32
Ibid., h. 591-592 33 ibid., h. 592
Ibid., h. 292 Ibid., h. 293 36 Ibid., 35
turunkan kepadamu dan ( )ما َوصل َانيهمma
wahyu ini bukan untuk memberiakn
nuzzila ilaihim/apa yang telah diturunkan
kepadamu kuasa mutlak yang ghaib atau
kepada
mengisyaratkan
kehendak ilahiyah yang menjadikannu
perbedaan penurunan yang dimaksud.
mampu melakukan dan menguasai segala
Yang pertama adalah penurunan al-
sesuatu, tetapi wahyu itu kami turunkan
Qur’an kepada nabi muhammad saw.
kepadamu untuk dua hal. Pertama, untuk
Yang bersifat lansung dai Allah swt. Dan
menjelaskan apa yang diturunkan secara
dengan redaksi pilihann-Nya sendiri,
bertahap kepada manusia karena ma’rifah
sedang yang kedua adalah ditujukan
ilahiah tidak dapat diperoleh manusia
kepada manusia seluruhnya. Ini adalah
tanpa pelantara karena itu diutus seorang
penjelsan-penjelasan
dari mereka (manusia) untuk menjelaskan
mereka
nabi
muhammad
dan mengajar.38
saw. Tentang al-Qur’an. Penjelasan yang dimaksud adalah berdasar wewenang yang
diberikan
Allah
kepada
Kedua, adalah harapan kiranya
nabi
mereka berpikir menyangkut dirimu-
muhammad saw., dan wahyu atau ilham-
wahai
Nya yang beliau sampaikan dengan
mengetahui bahwa apa yang engkau
bahasa beliau dan reaksi beliau.37
sampaikan itu adalah kebenaran yang
Thabathaba’i menegaskan bahwa
37
nabi
agung-
agar
merea
bersumber dari Allah swt. Keadaan dan
diturunkannya al-Qur’an kepada umat
situasi
manusia dan turunnya kepada nabi
peristiwa-peristiwa
yang
muhammad saw. Adalah sama, dalam arti
sepanjang
seperti
diturunkannya
ketidakmampuan membaca dan menulis,
kepada
manusia
dan
yang
menyelubungi
hidup,
menimpamu keyatiman,
turunnya kepada nabi muhammad saw.
ketiadaan
Adalah agar mereka semua –nabi dan
kemiskinan,
seluruh
lingkungan orang-orang bodoh
manusia-
mengambil
dan
pendidik
dirimu,
yang
baik,
ketebelengguan
dalam
menerapkannya. Ayat ini menurutnya
tidak
bermaksud menegaskan bahwa tujuan
peradaban, dan lain-lain, semua itu
turunnya al-Qur’an adalah untuk semua
merupakan
manusia dan keadaanmu, wahai nabi
menghalangimu
muhammad saw serta seluruh manusia,
kesempurnaan. Tetapi Allah menurunkan
alam hal ini sama. Kami mengarahkan
kepadamu Adz-Dikr yang menantang
pembicaraan kepadamu dan menurunkan
siapapun yang ragu, dari jenis manusia
Ibid.,
38
disentuh
Ibid., h. 293-294
oleh
yang
keistimewaan
faktor-faktor
yang
mengecup
setetes
dan jin, dan yang mengatasi kitab suci yang lain serta menjadi penjelas bagi segala sesuatu serta petunjuk, rahmat, bukti,
serta
cahaya
Demikianlah
benderang.
“(Dan Kami tidak mengutus sebelum
lebih
engkau (Muhammad), melainkan orang
kurang
Thabathaba’i.39
laki-laki yang Kami beri wahyu kepada
Pendapat ulama’ beraliran Syi’ah itu
yang
menjadikan
yatafakkarun muhammad
ََال َ ِز َجاال َ َّ ِك َإ ََ ظهَىَا َ ِمه َقَبَ ِه َ ََو َماَ َأَز َم ََ َٔنىَاَ َأَه ََ َٔىحيَ َإِنَيَ ِهمَ َفَط ِ ُّو َ ََََ٤٣َََالَتَعَهَمىن َ َ ََٱنرِكَ َِسَ ِإنَكىتم
adalah
objek
kata
yang mempunyai pengetahuan jika kamu
pribadi
nabi
tidak
berbeda
mengetahui”.
Maksud
firman
dengan
tersebut ialah Allah berfirman kepada
yang
Nabi Muhammad SAW, “Kami tidak
menjadikan obyeknya adalah adz-dzikr,
mengutus sebelummu,wahai Muhammad,
yakni
Al-Qur’an.
kepada suatu kaum untuk mengajak
Menjadikan objeknya seperti itu-tulis
mereka mengesakan Kami dan mematuhi
Thabathaba’i-menjadikannya
perintah serta larangan kami, melainkan
mengandung makna yang sama dengan
beberapa orang laki-laki dari anak Adam
kandungan
sebelumnya.
yang kami beri wahyu, bukan malaikat.
Pendapat Thabathaba’i ini sejalan dengan
Tegasnya, Kami tidak mengutus Rasul
pendapat asy-Sya’rawi- ulama’ mesir dan
kepada kaummu melainkan seperti Rasul
al-Azhar
yang
yang Kami utus kepada umat-umat
menegaskan bahwa objek berpikir yang
sebelum mereka, yaitu dari jenis mereka.
dimaksud
nabi
“maka bertanyalah kepada orang yang
muhammad saw. Sebelum diutus oleh
mempunyai pengetahuan”. Disini Allah
Allah yang ketika itu beliau tidak dikenal
berfirman kepada orang-orang musyrik
sebagai
Quraisy, “jika kalian tidak mengetahui
pendapat
saw.,
mereka; maka bertanyalah kepada orang
banyak
berpikir
ulama’
tentang
penggalan
kontemporer
adalah
sastrawan,
itu-
keadaan
penyair,
atau
penulis.40
bahwa orang-orang yang kami utus
Dalam tafsir Tafsir Ath-Thabari
kepada umat-umat sebelum kalian itu
karya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir
adalah laki-laki dari anak Adam, seperti
Ath-Thabari dijelaskan firman Allah
Muhammad, tetapi kalian mengatakan
surat an-Nahl ayat 43:
bahwa mereka adalah malaikat, kalian mengira Allah berbicara kepada mereka melalui para malaikat, maka bertanyalah
39
Ibid., h 294 40 Ibid., 294
kepada
orang
yang
mempunyai
pengetahuan, yaitu yang membaca kitab-
kitab sebelum mereka (taurat dan Injil)
sehingga materi yang diajarkan atau yang
serta kitab-kitab Allah lainnya yang
disampaikan dapat dipahami oleh objek
diturunkan-Nya kepada hamba-hamba-
pendidikan. Pendidik adalah individu
Nya.41
yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk
c. Nilai Pendidikan Berdasarkan penjelasan di atas
mencapai tujuan pendidikan. Kita dapat membedakan pendidik
dalam surah An-Nahl ayat 43-44 ada nilai pendidikan yang terkandung di dalamnya
itu menjadi dua kategori yaitu:
yaitu bahwa dalam dunia pendidikan kita
1. Pendidik menurut kodrat, yaitu orang
dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita dapat
tua 2. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru
memahami hal tersebut. Dalam surah ini
Dalam QS. Al-Kahfi ayat 66 , QS.
menjelaskan bahwa kita diperintahkan
Ar-Rahman ayat 1-4, An-Nahl ayat 53-54
untuk bertanya kepada orang yang lebih
dan An-Najm ayat 5-6 terdapat hubungan
tahu atau lebih pintar dari diri kita,
yang sangat erat dengan pendidikan
dengan
dapat
khususnya tentang subjek pendidikan.
memahami sebuah ilmu tidak hanya
Hal ini ditunjukan dengan pengajaran
dengan pemahaman sepihak dari diri kira
yang diberikan oleh nabi khidir kepada
sendiri,
nabi
demikian
kita
melainkan
akan
penjelasan
atau
Musa,
pengajaran
yang Allah
pemaparan yang kita dapatkan dari orang
berikan kepada Nabi Muhammad melalui
lain. Orang lain tersebut bisa kita jadikan
malaikat Jibril tentang ke-tauhidan dan
sebagai guru, dan guru itulah yang
sebagainya. Dan Allah menyuruh Nabi
berperan
Muhammad
sebagai
subjek pendidikan,
karena gurulah yang akan memberi
untuk
menyampaikan
kepada umatnya.
pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang tidak kita ketahui.
D. KESIMPULAN Subjek pendidikan adalah orang
41
ataupun kelompok yang bertanggung
DAFTAR RUJUKAN
jawab dalam memberikan pendidikan,
Agama RI, Departemen. 2005. Mushaf Alqur‟an Terjemah. Jakarta: al-Huda
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Tafsir Ath-Thabari, (Jakarta:Pustaka Azzam, 2009), h. 116
Al Qurthubi, Imam. 2008. Tafsir Qurthubi. Jakarta : Pustaka Azzam
Al
Drajat, Zakiah. 2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta; Bumi Aksara http://fdjindrakurniawan.blogspot.com/2011/ makalah-subyek-pendidikan-tafsirqs-arrahman.html diakses 31 Desember 2013 pukul 10.08 Ihsan,
Fuad. 2000. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Ja’far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari, Abu Tafsir Ath-Thabari. 2009. Jakarta:Pustaka Azzam Rusman. 2013. Model-model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada Shihab, M. Quraish. 2011. Tafsir AlMishbah: Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Quran. Jakarta : Lentera Hati