16 Sukarmin et al.: Teknik penyambungan mangga Arumanis 143 dengan batang bawah mangga madu dan saigon Buletin Teknik Pertanian Vol. 15, No. 1, 2010: 16-18
TEKNIK PENYAMBUNGAN MANGGA ARUMANIS 143 DENGAN BATANG BAWAH MANGGA MADU DAN SAIGON Sukarminl, Eni Angriani2, dan Endriyanto3 Teknisi Pelaksana Lanjutan dan 2Teknisi Nonkelas pada Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika Jalan Raya Solok-Aripan km 8, Kotak Pos 5, Solok 27301, Telp. (0755) 20137, Faks. (0755) 20592, E-mail:
[email protected] 3 Teknisi Pelaksana Lanjutan pada Kebun Percobaan Cukurgondang, Kotak Pos I, Grati, Pasuruan 67184 1
M
angga merupakan salah satu komoditas ekspor potensial Indonesia. Mangga juga berperan penting bagi kehidupan petani karena usaha tani mangga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Produksi dan luas panen mangga di Indonesia meningkat sampai tahun 2006 dengan luas panen 195.503 ha, produksi 1.621.997 ton, dan produktivitas 0,83 t/ha (Departemen Pertanian 2008). Pengembangan tanaman mangga dalam skala usaha besar memerlukan dukungan kuat dari sektor perbibitan. Kurangnya pengetahuan dalam penggunaan benih akan mengakibatkan kerugian yang besar, yang baru akan dirasakan setelah tanaman berbuah. Benih yang benar adalah benih yang diperbanyak dari pohon induk yang sehat, produktif, dan penangkarannya melalui perbanyakan vegetatif. Pada prinsipnya perbanyakan vegetatif, terutama okulasi dan sambung adalah menyatukan batang bawah dengan batang atas. Perbanyakan tanaman mangga yang populer di kalangan penangkar benih tanaman buah-buahan di Indonesia adalah okulasi dan sambung pucuk (grafting) karena caranya mudah dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Untuk mempercepat proses pembuahan tanaman mangga arumanis 143 dilakukan penyambungan dengan batang bawah. Kelebihan mangga arumanis 143 adalah rasanya manis, tekstur daging buah lembut dan pulen, serta bijinya tipis. Kelemahan jenis mangga tersebut adalah umumnya pertumbuhannya tinggi sehingga sulit dalam pemeliharaannya. Untuk memudahkan pemeliharaan, perlu penggunaan batang bawah untuk mendapatkan pertumbuhan yang mengarah ke cebol (dwarf). Mangga madu sangat baik untuk dijadikan batang bawah karena memiliki beberapa keunggulan, antara lain sistem perakarannya kuat dan dalam, pertumbuhannya vigor dan mempunyai daya kompatibilitas (kesesuaian) antara batang bawah dan batang atas yang serasi. Kompatibilitas adalah kemampuan dua jenis tanaman yang disambungkan
untuk tumbuh menjadi satu tanaman baru dengan kriteria tumbuh sempurna (Hartmann dan Kester 1978). Jenis mangga lain yang dapat dijadikan batang bawah adalah Saigon dengan ciri daun lancip, tepi daun bergelombang, bentuk daun ramping, dan batang berwarna hijau. Mangga jenis ini mempunyai perakaran yang kuat dan batang kokoh, tetapi pada fase pembibitan mangga Saigon memiliki karakter cebol (Purnomo et al. 1996). Ke depan, mangga Saigon diharapkan dapat menjadi alternatif sebagai batang bawah selain mangga madu yang telah banyak digunakan penangkar selama ini. Tanaman mangga yang cocok digunakan sebagai batang bawah memiliki ciri rasa buah yang manis keasaman, daging berserat, biji cukup besar, dan bentuknya lonjong gemuk serta tidak pipih (Soegito et al. 2006). Percobaan ini bertujuan mengetahui tingkat pertumbuhan dan manfaat menggunakan batang bawah mangga yang baik.
BAHAN DAN METODE Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari-Desember 2007, di Kebun Percobaan Aripan, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika (Balitbu Tropika), Solok, Sumatera Barat pada ketinggian tempat 435 m dari permukaan laut. Bahan tanaman yang digunakan sebagai batang atas (entres) adalah mangga arumanis 143 dan sebagai batang bawah adalah mangga madu dan saigon. Batang bawah berumur 8-11 bulan yang sebelumnya telah ditanam dalam kantong plastik/polibeg (Gambar 1). Setiap perlakuan terdiri atas 10 tanaman dan diulang lima kali. Masing-masing batang bawah mangga berjumlah 25 batang sehingga jumlah seluruh batang bawah (madu dan saigon) sebanyak 50 batang. Bahan dan alat yang digunakan adalah pisau okulasi, gunting pangkas, tempat duduk, spidol permanen, penggaris, pena, papan pengamatan, pisau cutter, tali plastik, sungkup plastik (plastik es), pupuk NPK, pupuk kandang, dan pestisida.
Sukarmin et al.: Teknik penyambungan mangga arumanis 143 dengan batang bawah mangga madu dan saigon
17
entres terjaga kelembapannya. Kriteria entres yang baik adalah tidak terlalu tua/muda, kondisi entres tidak flushing (pupus), bentuk bulat tidak pipih, dorman, dan sehat.
Teknik Penyambungan
Gambar 1. Batang bawah mangga saigon (a) dan madu (b), Kebun Percobaan Balitbu Tropika, Solok, 2007
Persiapan Batang Bawah Tahap pertama adalah menyiapkan batang bawah mangga madu dan saigon yang didatangkan dari Kebun Percobaan Cukurgondang, Pasuruan, Jawa Timur. Biji mangga diambil dari buah yang telah masak secara fisiologis di pohon. Buah yang telah masak dikupas dan dibersihkan dari daging buahnya kemudian dikeringanginkan selama 1-3 hari. Cangkang (pelok) dikupas atau dibuka dengan gunting pangkas untuk mengeluarkan biji atau embrio. Kulit ari atau membran biji dibuang agar tidak mengganggu pertumbuhan biji di persemaian. Biji disemai pada media pasir sedalam ± 1 cm. Setelah berumur 2 minggu, semaian dipindahkan ke polibeg ukuran 18 cm x 25 cm yang berisi media campuran tanah dan pupuk kandang (2:1). Kriteria batang bawah yang siap untuk disambung antara lain adalah ukuran lingkar batang minimal 0,8-1,0 cm, batang berwarna hijau tua, umur 6-8 bulan, dan sehat. Agar pertumbuhan tanaman optimal perlu dilakukan pemeliharaan seperti penyiraman tiap 2-3 hari sekali sesuai dengan curah hujan, penyiangan gulma, dan bila ada gejala serangan hama disemprot dengan insektisida 2 cc/liter air dengan interval 2-3 minggu sekali.
Persiapan Batang Atas/Entres Sebagai batang atas digunakan mangga arumanis 143 yang berasal dari Kebun Percobaan Cukurgondang Pasuruan, Jawa Timur. Entres dikemas dengan cara dibungkus kertas koran yang dilembapkan lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik putih bening dan diikat dengan tali lalu dimasukkan ke dalam kardus. Cara pengemasan ini dimasukkan agar
Alat dan bahan yang digunakan adalah pisau okulasi, gunting pangkas, tali plastik, sungkup plastik (plastik es), batang atas, batang bawah dan lainnya. Teknik penyambungan yang digunakan yaitu sambung celah. Batang bawah dipotong 20-25 cm dari permukaan tanah dengan gunting pangkas lalu dibelah menjadi dua bagian yang sama sedalam 1-2 cm. Selanjutnya kedua sisi pangkal entres disayat dengan pisau okulasi hingga membentuk huruf “V”. Sayatan entres dimasukkan ke dalam belahan batang bawah lalu diikat dengan tali plastik mulai dari bawah ke atas seperti susunan genteng. Untuk mengurangi penguapan, dilakukan penyungkupan dengan plastik es. Setelah berumur dua minggu, sambungan mulai bertunas dan sungkup plastik dibuka. Tali sambungan dibuka setelah pertautan antara batang bawah dan batang atas menyatu secara sempurna (umur 2-3 bulan).
Pemeliharaan Pascasambungan Setelah tanaman mangga disambung, dilakukan pemeliharaan agar sambungan tumbuh optimal. Pemeliharaan meliputi penyiraman tiap 2-3 hari sekali bila tidak ada hujan, penyiangan gulma, pemangkasan cabang batang bawah yang tumbuh liar dengan gunting pangkas, serta pemberantasan hama dan penyakit dengan pestisida dosis 2 g/liter air (Sukarmin et al. 2009).
Pengamatan Pengamatan pertumbuhan tanaman dilakukan pada umur dua minggu setelah penyambungan dengan interval satu minggu sekali. Parameter yang diamati dan diukur adalah: 1. Persentase sambungan jadi, diamati dengan menghitung jumlah sambungan hidup dan mati dengan rumus: sambungan jadi Persentase sambungan jadi = ———————— x 100% jumlah sambungan 2. Tinggi tanaman, diukur menggunakan penggaris dari bidang sambungan sampai titik tumbuh. 3. Jumlah daun, dihitung jumlah daun yang telah membuka sempurna.
18
Sukarmin et al.: Teknik penyambungan mangga Arumanis 143 dengan batang bawah mangga madu dan saigon
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keberhasilan sambung pucuk mangga arumanis 143 dengan batang bawah madu dan saigon berturut-turut adalah 42,85% dan 46,34% (Tabel 1). Rendahnya persentase sambungan jadi disebabkan oleh kondisi entres yang kurang segar, bahkan tampak layu saat akan disambungkan. Lokasi sumber entres yang jauh (KP Cukurgondang) menyebabkan kesegaran entres menurun. Untuk meningkatkan persentase sambungan jadi, pohon induk sebagai sumber entres harus berdekatan dengan tempat pembibitan sehingga entres selalu dalam kondisi segar. Entres yang kurang segar atau layu dikarenakan kadar air berkurang akibat penguapan selama penyimpanan. Entres yang kurang segar sangat mempengaruhi proses pertautan antara batang bawah dan batang atas, sehingga mempengaruhi persentase keberhasilan sambungan jadi. Entres yang didatangkan dari jarak jauh sebaiknya dikemas dengan kertas koran yang dilembapkan lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik putih transparan dan diikat rapat. Pada umur enam bulan setelah penyambungan, mangga arumanis 143 yang disambungkan dengan batang bawah madu atau saigon mempunyai kecepatan pertumbuhan tinggi tanaman yang hampir sama, yaitu batang bawah madu 22,83 cm dan batang bawah saigon 23,70 cm. Hal ini diduga iklim di sekitar tempat penyambungan, terutama suhu dan kelembapan dapat memacu pertumbuhan tinggi tanaman Tabel 1. Persentase sambungan jadi, tinggi tanaman, dan jumlah daun mangga Arumanis 143 dengan batang bawah Madu dan Saigon, Kebun Percobaan Balitbu Tropika, Solok, 2007 Batang atas Arumanis 143
Batang bawah
Sambungan jadi (%)
Tinggi tanaman (cm)
Jumlah daun (helai)
Madu Saigon
42,85 46,34
22,83 23,70
16 18
sambungan mangga. Pertambahan jumlah daun sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan tinggi tanaman, makin tinggi tanaman maka jumlah daun makin banyak. Jumlah daun pada tanaman mangga secara umum mengikuti pertambahan tinggi tanaman. KESIMPULAN DAN SARAN Tingkat keberhasilan sambung pucuk antara mangga arumanis 143 dengan batang bawah madu dan saigon relatif rendah, berkisar antara 42,85-46,34% akibat entres yang digunakan kurang segar. Mangga madu dan saigon dapat digunakan sebagai batang bawah karena keduanya mempunyai kecepatan pertumbuhan tanaman yang hampir sama pada fase bibit. Untuk penyambungan tanaman mangga, sebaiknya sumber entres dan lokasi pembibitan berdekatan. Kondisi entres yang segar dapat meningkatkan persentase sambungan jadi.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian. 2008. Statistik Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta. 280 hlm. Hartmann, H.T. and D.E. Kester. 1978. Plant Propagation Principles and Practices. Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi. 661 pp. Purnomo, S., S. Hosni, dan S. Handayani. 1996. Seleksi kultivar mangga cebol berdasarkan nisbah phloem/xylem dan aktivitas malat dehidrogenase. Jurnal Hortikultura 6(4): 12-17. Soegito, S. Julianti, dan Sukarmin. 2006. Teknik perbanyakan benih mangga. Makalah disajikan pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Petugas Perbenihan Balai Benih Tanaman Pangan, Pekanbaru. 8 hlm. Sukarmin, F. Ihsan, dan Endriyanto. 2009. Teknik perbanyakan FI mangga dengan menggunakan batang bawah dewasa melalui sambung pucuk. Buletin Teknik Pertanian 14(2): 58-61.