TEORI BELAJAR & MOTIVASI

Download 30 Jan 2017 ... 1. PESERTA PELATIHAN AKAN DAPAT. MENJELASKAN PERBEDAAN DAN. PERSAMAAN TEORI-TEORI BELAJAR TINGKAH. LAKU, KOGNITIF, HUMANI...

0 downloads 545 Views 2MB Size
KOPWIL 6

TEORI BELAJAR & MOTIVASI PEKERTI DOSEN UNIMUS SEMARANG, 30 JAN 2017

CAPAIAN PEMBELAJARAN 1. PESERTA PELATIHAN AKAN DAPAT MENJELASKAN PERBEDAAN DAN PERSAMAAN TEORI-TEORI BELAJAR TINGKAH LAKU, KOGNITIF, HUMANISTIK DAN SIBERNESTIK. 2. PESERTA PELATIHAN AKAN DAPAT MEMBERIKAN CONTOH KONGKRIT PENERAPAN DARI SETIAP TEORI BELAJAR DI KELAS

BELAJAR ADALAH: Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon Perubahan perilaku seseorang yang dapat diamati, diukur, dan dapat dinilai secara konkret

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

4

CIRI-CIRI BELAJAR ADA PERUBAHAN

PROSES TIDAK TAHU MENJADI TAHU

TIDAK BISA MENJADI BISA MELAKUKAN SESUATU

CIRI-CIRI BELAJAR 1. Aktifitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri seseorang baik secara actual dan potensial 2. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan yang baru dan ditempuh dalam jangka waktu yang lama 3. Perubahan terjadi karena ada usaha dari dalam diri setiap individu

HAKIKAT BELAJAR Gagne (1977) BELAJAR ADALAH PROSES PERUBAHAN TINGKAH LAKU (SIKAP, MINAT) DAN KEMAMPUAN (KINERJA)

SUNARYO (1989) BELAJAR ADALAH PROSES PERUBAHAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETRAMPILAN

CIRI-CIRI PERUBAHAN PERILAKU (SURYA, 2004) 1. PERUBAHAN YANG DISADARI & DISENGAJA (INTENSIONAL) 2. PERUBAHAN YANG BERKESINAMBUNGA (KONTINYU) 3. PERUBAHAN FUNGSIONAL 4. PERUBAAHAN YANG BERSIFAT POSITIF

5. PERUBAHAN YANG BERSIFAT AKTIF 6. PERUBAHAN YANG BERSIFAT PERMANEN 7. PERUBAHAN YANG BERTUJUAN DAN TERARAH 8. PERUBAHAN PERILAKU SECARA KESELURUHAN

PEMBELAJARAN •RPS •CKPP •BAHAN AJAR •MEDIA •KP •DLL

•PROSES PEMBELAJARAN

PERENCAN

PELAKSANA AN

AAN

P

ENGEND

ALIAN &

PENINGKA •BUAT STANDAR PEMBELAJARAN

TAN

EVALUASI •EVALUASI METODE •EVALUASI BAHAN AJAR

KEGIATAN BELAJAR MEMBACA MENDENGAR MENGAMATI MENIRU ATM AMATI TIRU MODIFIKASI

KEMAMPUAN HARUS DIMILIKI DOSEN DALAM PEMBELAJARAN 1. 2. 3. 4.

menumbuhkan keaktifan dalam belajar, menarik minat dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, terampil dalam menggunakan media pembelajaran, 5. memanfaatkan sumber-sumber belajar secara maksimal dan 6. melakukan penilaian yang sesungguhnya (authentic assesment).

TEORI ALIRAN BELAJAR CLARK HULL

EDWIN GUTHRIE

WATSON

THORNDIKE

1. Ahli-ahli Behavioristik

SKINNER

THORNDIKE

Stimulus apa saja yang dapat merangsang proses belajar seperti pikiran, perasaan atau hal lain yang dapat ditangkap oleh alat indra

Belajar (Perubahan tingkah laku)

Respon reaksi yang dimunculkan peserta didik saat belajar yang dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan

KONGKRIT

NON KONGKRIT

Thorndike menggambarkan proses belajar sebagai proses pemecahan masalah Eksperimen yang dilakukan adalah dengan kucing yang dimasukkan pada sangkar tertutup yang apabila pintunya dapat dibuka secara otomatis bila knop di dalam sangkar disentuh. PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

13

WATSON

• Belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon • stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable) • perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar tidak diperhitungkan, karena tidak dapat diamati

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

14

Clark Hull Kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi central dalam seluruh kegiatan manusia teori-teori demikian tidak banyak digunakan terutama setelah Skinner memperkenalkan teorinya

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

15

Edwin Guthrie Guthrie percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Individu yang sedang belajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

16

stimulus dan respon

Berinteraksi dengan lingkungannya

Perubahan tingkah laku

Skinner menganggap reward dan reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar Pada teori ini dosen memberi penghargaan hadiah atau nilai tinggi sehingga anak akan lebih rajin PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

17

CLARK HULL EDWIN GUTHRIE

WATSON

THORNDIKE

Ahli-ahli Behavioristik

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

SKINNER

18

Individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan , sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya

Ivan Pavlov

Percobaan: Anjing, yang air liurnya akan keluar apabila diberikan stimulus yang sesuai ( tulang ) PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

19

Pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain

Albert Bandura PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

20

Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran 1. Dosen menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap , materi disampaikan secara utuh oleh Dosen 2. Dosen tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh 3. Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada yang kompleks 4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati 5. Kesalahan harus segera diperbaiki 6. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan 7. Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

21

APLIKASI BEHAVIORISME DALAM PROSES BM MELIPUTI LANGKAH-LANGKAH : • Menentukan tujuan instruksional/standar kompetensi dn kompetensi dasar • Menganalisis lingkungan kelas, termasuk “entry behavior” mahasiswa • Menentukan materi pelajaran • Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil • Menyajikan materi pelajaran • Memberikan stimulus berupa : pertanyaan, tes, latihan, tugas-tugas • Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan • Memberikan penguatan (positif maupun negatif) • Memberikan stimulus baru • Mengevaluasi hasil belajar • Memberikan penguatan, dan seterusnya

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

22

Pandangan teori ini bahwa KESIMPULAN TEORI belajar merupakan proses BEHAVIORISTIK pembentukan atau shaping, yaitu membawa Teori peserta didik menuju atau behavioristik mencapai target tertentu, cenderung sehingga menjadikan mengarahkan peserta didik tidak bebas peserta didik berkreasi dan untuk berfikir berimajinasi. Padahal linier, banyak faktor yang konvergen, memengaruhi proses tidak kreatif dan belajar tidak produktif. 23

TEORI BELAJAR BEHAVIORISME (TINGKAH LAKU) • •

Belajar adalah perubahan tingkah laku Proses belajar mengajar : Penguatan (+) Stimulus

Proses

Respons Penguatan (-)



Faktor lain ialah penguatan (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respons. Reinforcement bisa positive bisa negative • Yang terpenting adalah masukan berupa stimulus dan keluaran berupa respons (karena dapat diamati) • Kritik : 1. tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks 2. tidak semua hasil belajar dapat diamati dan diukur

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

24

Teori Pembelajaran Kognitif

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

25

Pengertian Teori Belajar Kognitif

Pembelajaran yang lebih menekankan pada pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki peserta didik.

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

26

Teori Pembelajaran kognitif

Piaget

Menurut Piaget individu berkembang menuju kedewasaan maka ia akan mengalami adaptasi dengan lingkungannya yang akan menyebabkan adanya perubahan kualitatif dalam struktur kognitifnya. Proses belajar berlangsung dalam tiga tahapan yaitu: 1. Asimilasi 2. Akomodasi 3. Equilibrasi PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

27

APLIKASI TEORI PERKEMBANGAN PIAGET 1) 2) 3) 4) 5) 6)

Menentukan tujuan instruksional Memilih materi pelajaran Menentukan topik yang dapat dipelajari secara aktif oleh mahasiswa (bimbingan minimum oleh dosen) Merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang akan dipelajari mahasiswa Mempersiapkan berbagai pertanyaan yang memacu krativitas mahasiswa untuk berdiskusi atau bertanya Mengevaluasi proses dan hasil belajar

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

28

Tahapan – tahapan perkembangan kognitif menurut Piaget :

1. Tahapan Sensori Motor (0-2th) 2. Tahapan Pra – Operasional (2-7th) 3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th) 4. Tahapan Operasi Formal (11-15th)

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

29

1. Tahapan Sensori Motor (0-2th)

Usia 2th pertama anak dapat sedikit memahami lingkungannya dengan cara melihat, meraba atau memegang, mengecap, mencium dan menggerakan. Anak tersebut mengetahui bahwa perilaku yang tertentu menimbulkan akibat tertentu pula bagi dirinya.

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

30

2. Tahapan Pra – operasinal (2-7th)

Pada tahap ini telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupn masih sangat sederhana.

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

31

3. Tahapan Operasi Konkrit (7-11th) Dalam tahap ini anak sudah mengembangkan pikiran logis. Dalam upaya memahami lingkungan sekitarnya anak tidak terlalu menggantungkan diri pada informasi yang datangnya dari pancaindra.

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

32

4. Tahapan Operasional Formal (11-15th)

Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak yaitu berpikir mengenai gagasan. Anak dengan operasi formal ini sudah dapat memikirkan beberapa alternatif pemecahan suatu masalah.

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

33

Bruner Teori Belajar Kognitif

Teori Bruner di kenal free discovery learning, yang menyatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik jika pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didiknya, untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau penambahan melalui contoh – contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara Dosen mengatur materi pelajaran PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

34

3 tahapan cara melihat lingkungan

Tahapan Enaktif :aktivitas mahasiwa untuk memahami lingkungan melalui observasi langsung realitas

Tahapan Ikonik: mahasiswa mengobservasi realitas tidak secara langsung, tetapi melalui sumber sekunder , misalnya melalui gambar-gambar atau tulisan

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

Tahapan Simbolik: mahasiswa membuat abstraksi berupa teori, penafsiran, analisis terhadap realitas yang telah diamati dan alami

35

APLIKASI TEORI KOGNITIF BRUNER • Menentukan tujuan-tujuan instruksional • Memilih materi pelajaran • Menentukan topik yang bisa dipelajari secara induktif oleh mahasiswa • Mencari contoh, tugas, ilustrasi, dsb.nya • Mengatur topik-topik mulai dari yang paling konkret ke abstrak, dari yang sederhana ke kompleks, dari tahap enaktif, ikonik ke simbolik, dsb.nya • Mengevaluasi proses dan hasil belajar

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

36

Ausubel Teori Belajar Kognitif

Dalam teori ini, teori belajar dimaknai sebagai belajar bermakna.

Pembelajaran bermakna yaitu suatu proses mengkaitkan informasi baru pada konsep – konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

37

TEORI BERMAKNA AUSUBEL • Proses Belajar terjadi bila mahasiswa mampu mengasimilasikan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru • Proses Belajar terjadi melalui tahap-tahap:  memperhatikan stimulus yang diberikan  memahami makna stimulus  menyimpan dan menggunakan informasi yang sudah dipahami • Konsep penting : “Advance Organizer”, yang merupakan gambaran singkat isi pelajaran baru, yang berfungsi sebagai (1) kerangka konseptual sebagai titik tolak proses belajar, (2) penghubung antara ilmu yang baru dengan apa yang sudah dimiliki mahasiswa, (3) fasilitator yang mempermudah mahasiswa belajar

PENI-TIM PEKERTI38KOPWIL VI JATENG

Implementasi dalam dunia Pendidikan Implementasi terhadap pendidikan yaitu bahwa keaktifan dalam belajar itu sangat penting. Peserta didik yang belajar secara aktif dan bisa optimal proses asimilasi dan akomodasi antara pengetahuan dan pengalaman akan terjadi dengan baik

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

39

APLIKASI TEORI BERMAKNA AUSUBEL • • • • • • • •

Menentukan tujuan instruksional Mengukur kesiapan mahasiswa Memilih materi pelajaran Mengidentifikasi prinsip - prinsip yang harus dikuasai mahasiswa Menyajikan pandangan menyeluruh tentang apa yang harus dipelajari Menggunakan “advance organizer” dengan cara membuat rangkuman Mengajar mahasiswa memahami konsep dan prinsip dengan fokus pada hubungan antara konsep yang ada Mengevaluasi proses dan hasil belajar PENI-TIM PEKERTI40KOPWIL VI JATENG

Kelebihan dan Kekurangan Teori Pembelajaran Kognitif KELEBIHAN

KELEMAHAN

1. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah. 2. Dapat meningkatkan motivasi. 3. Membantu peserta didik untuk memahami bahan belajar dengan lebih mudah

1. Keberhasilan pembelajaran didasarkan pada kemampuan peserta didik. 2. Pendidik dituntut mengikuti keaktifan peserta didiknya. 3. Fasilitas harus mendukung.

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

41

TEORI BELAJAR HUMANISTIK

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

42

TEORI BELAJAR HUMANISTIK • Belajar adalah untuk “memanusiakan” manusia • Cenderung bersifat eklektik, dalam arti memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajar tercapai • Contoh: Ausubel (meaningful learning), lihat juga kognitivisme • Krathwohl & Bloom, ada 3 kawasan tujuan belajar : Kognitif, Afektif dan Psikomotor • Kolb, ada 4 tahap dalam proses belajar, yaitu : pengalaman konkrit, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif • Honey & Mumford, berdasarkan teori Kolb membagi mahasiswa menjadi 4 macam: Aktifis, Reflektor, Teoris, dan Pragmatis • Habermas, ada 3 tipe belajar : belajar teknis, belajar praktis dan belajar emansipatoris • Kritik : sukar digunakan dalam konteks yang lebih praktis,dan lebih dekat dengan dunia filsafat daripada dunia pendidikan PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

43

APLIKASI TEORI BELAJAR HUMANISTIK DALAM PROSES BM • Dalam prakteknya cenderung mendorong mahasiswa untuk berpikir induktif (dari contoh ke konsep, dari konkrit ke abstrak, dari khusus ke umum, dsb.nya ) • Teori ini mementingkan faktor pengalaman (keterlibatan aktif mahasiswa di dalam proses BM) • Aplikasinya melalui tahap-tahap : 1. menentukan tujuan instruksional 2. menentukan materi pelajaran 3. mengidentifikasi “ entry behavior” mahasiswa 4. mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa mempelajarinya secara aktif dan seterusnya…………. PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

44

TEORI BELAJAR

SIBERNETIK

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

45

TEORI BELAJAR SIBERNETIK • •

Belajar adalah pengolahan informasi Yang terpenting adalah “sistem informasi”, yang akan menentukan terjadinya proses belajar. Jadi tidak ada satu pun jenis cara belajar yang ideal untuk segala situasi • Contoh : Landa (pendekatan algoritmik dan heuristik), Pask & Scott (tipe mahasiswa “wholist” dan “serialist”) • Pendekatan belajar “algoritmik” menuntut mahasiswa berpikir sistematis, tahap demi tahap, linier menuju ke suatu target tertentu (memahami rumus matematika) • Pendekatan “heuristik” menuntut mah. berpikir divergen, menyebar ke beberapa target sekaligus. Memahami suatu konsep yang penuh arti ganda dan penafsiran, biasanya menuntut cara berpikir demikian • Mah.tipe “wholist” cenderung mempelajari sesuatu dari tahap yang paling umum ke tahap yang lebih khusus • Mah.tipe “serialist; cenderung berpikir secara “algoritmik” • Kritik : Lebih menekankan pada sistem informasi, kurang memperhatikan bagaimana proses belajar berlangsung (Sulit dipraktekkan)

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

46

APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM PROSES BM • Menentukan tujuan instruksional • Menentukan materi pelajaran • Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut • Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi itu (apakah algoritmik atau heuristik) • Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya • Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan pelajaran

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

47

APLIKASI TEORI BELAJAR SIBERNETIK DALAM PROSES BM • Menentukan tujuan instruksional • Menentukan materi pelajaran • Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi tersebut • Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi itu (apakah algoritmik atau heuristik) • Menyusun materi dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya • Menyajikan materi dan membimbing mahasiswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan pelajaran

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

48

2. TEORI MOTIVASI

TEORI MOTIVASI DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN ARCS MODEL

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

50

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

51

17

Twitter mahasiswa yang sedang mengikuti ceramah dosen

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

52

ANALISIS HASIL KERJA YANG RENDAH

1 Jarang berlatih menggunakan ketrampilan

4

Belum menguasai pengetahuan/ ketrampilan

Prestasi belajar rendah

3

Konsekuensi negatif pelaksanaan tugas

2

Sifat atau struktur tugas yang sulit atau tidak menyenangka n

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

53

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES BELAJAR MENGAJAR

INTERNAL : • Kemampuan • Motivasi • Perhatian • Ingatan • Lupa • Retensi • Transfer

EKSTERNAL • Kondisi Belajar • Tujuan Belajar • Pemberian Umpan Balik

PENI-TIM PEKERTI54KOPWIL VI JATENG

MOTIVASI • Pengertian : “Movere” = menggerakkan • Kondisi yang : - menimbulkan perilaku - mengarahkan perilaku - mempertahankan intensitas perilaku

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

55

TEORI MOTIVASI • Proses MOTIVASI  diarahkan untuk mencapai TUJUAN • TUJUAN yang ingin direalisasikan dipandang sebagai POWER yang menarik individu. • Terdapat beberapa TEORI MOTIVASI dan hasil penelitian yang berusaha mendeskripsikan hubungan antara PRILAKU dan HASILNYA. PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

56

KATEGORI TEORI

TEORI KEPUA SAN

CAKUPAN INTI TEORI YANG TEORI MENGEMBANGKAN TEORI

.

TEORI HIERARKI KEBUTU HAN

Abraham H Kebutuhan manusia dibagi Maslow dalam hierarki : •Fisiologi •Keselamatan •Sosialisasi •Penghargaan •Aktualisasi

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

57

KATEGORI TEORI

CAKUPAN INTI TEORI YANG TEORI MENGEMBANGKAN TEORI

.

TEORI DUA DUA faktor Frederick FAKTOR motivasi yaitu : Herzberg • TIDAK PUAS • PUAS

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

58

KATEGORI TEORI

CAKUPAN INTI TEORI YANG TEORI MENGEMBANGKAN TEORI

.

TEORI KEBUTU HAN

Berhubungan David C Mc dengan konsep Clelland belajar. 3 kebutuhan diperoleh dari Kebudayaan : •PRESTASI •AFILIASI •POWER

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

59

KATEGORI TEORI

TEORI PROSES

CAKUPAN INTI TEORI YANG TEORI MENGEMBANGKAN TEORI

.

TEORI HARAPAN

Setiap individu Victor H. Vroom mempunyai harapan

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

60

KATEGORI TEORI

CAKUPAN INTI TEORI YANG TEORI MENGEMBANGKAN TEORI

.

TEORI Bawahan KEADILAN selalu membandingkan antara usaha dan imbalan yang mereka terima dengan usaha serta imbalan yang diterima orang lain PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

Victor H. Vroom

61

KATEGORI TEORI

CAKUPAN INTI TEORI YANG TEORI MENGEMBANGKAN TEORI

.

TEORI PENGUATAN

Penguatan merupakan prinsip belajar yang sangat penting dan memotivasi individu

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

Victor H. Vroom

62

MOTIVASI BELAJAR A. Fungsi Motivasi Dalam Belajar 1. Motivasi adalah sesuatu yang paling mendasar yang harus ada dalam proses belajar karena hasil belajar akan optimal bila ada motivasi. 2. Motivasi selalu bertalian dengan suatu tujuan.

Fungsi Motivasi 1. 2. 3. 4.

Sbg. Pendorong untuk berbuat sesuatu dr. setiap aktifitas yang dilakukan Penentu arah perbuatan yakni kearah tujuan yang ingin dicapai. Menyeleksi perbuatan Pendorong usaha untuk mencapai prestasi

B. Bentuk Motivasi Di Kampus Motivasi mhs berbeda2, motivasi tidak timbul tiba2, tapi motivasi harus ditumbuhkan oleh dosen. PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

63

CARA MENUMBUHKAN MOTIVASI MAHASISWA ANGKA

PUJIAN

HADIAH DOSEN MEMBERI:

MENUMBUHKAN KESADARAN

KOMPETISI

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

64

STRATEGI UNTUK MERANGSANG MINAT DAN PERHATIAN MAHASISWA

• Gunakan metode instruksional yang bervariasi • Gunakan variasi media (transparansi, videotape, dsb.nya) untuk melengkapi perkuliahan • Bila tepat, gunakan humor dalam presentasi • Gunakan peristiwa nyata sebagai contoh untuk memperjelas konsep • Gunakan teknik bertanya untuk melibatkan mahasiswa

PENI-TIM PEKERTI65KOPWIL VI JATENG

ARCS MODEL Attention

SATISFACTION

ARCS

RELEVANCE

CONFIDENCE

ARCS MODEL DAPAT DIGUNAKAN DOSEN UNTUK MERANCANG PEMBELAJARAN YANG MENARIK, BERMAKNA, PENUH TANTANGAN, SEHINGGA MAMPU MEMOTIVASI MAHASISWA UNTUK MEMCAPAI TUJUAN PEMBELAJARAN / CP PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG 66

attention PERHATIAN

PERHATIAN DITIMBULKAN OLEH SESUATU YANG: BARU

ANEH KONTRA DIKTIF KOMP LEK

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

67

STRATEGI MERANGSANG MINAT & PERHATIAN MAHASISWA SCL DG METODE VARIATIF

MEDIA MENARIK

HUMOR

CONTOH NYATA

TEKNIK BERTANYA PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

68

(RELEVANSI) Hubungan antara materi kuliah dengan kebutuhan dan kondisi mahasiswa • Motif pribadi (McClelland)  Kebutuhan untuk berprestasi (needs for achievement)  Kebutuhan untuk memiliki kuasa (needs for power)  Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation) • Motif instrumental , bahwa keberhasilan dalam suatu tugas adalah langkah untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut • Nilai kultural, apabila tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan nilai yang dianut oleh mahasiswa dan kelompok PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

69

STRATEGI UNTUK MENUNJUKKAN RELEVANSI PERKULIAHAN • Sampaikan apa kemampuan mahasiswa setelah mempelajari kuliah tersebut, berarti perlu menjelaskan capaian pembelajaran • Menjelaskan manfaat pengetahuan/ keterampilan yang akan dipelajari yang bekaitan dengan pekerjaan lulusan nanti • Berikan contoh, latihan atau tes yang langsung berhubungan dengan profesi tertentu PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

70

KEPERCAYAAN DIRI

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

71

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI (CONFIDENCE) • Memperbanyak pengalaman belajarmahasiswa (urutan materi dari mudah ke sukar) • Perkuliahan disusun dalam bagian yang lebih kecil • Meningkatkan harapan untuk berhasil dengan menyatakan persyaratannya ( CP dan kriteria tes pada awal kuliah) • Memungkinkan kontrol keberhasilan di tangan mahasiswa (adanya Kontrak Perkuliahan) • Tumbuh kembangkan kepercayaan diri mahasiswa • Berikan umpan balik yang konstruktif

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

72

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

73

STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN

• Gunakan pujian secara verbal dan umpan balik yang informatif, bukan ancaman atau sejenisnya • Berikan kesempatan mahasiswa segera mempraktekkan pengetahuan yang dipelajarinya • Minta mahasiswa membantu teman yang belum berhasil menguasai suatu keterampilan atau pengetahuan • Bandingkan prestasi mahasiswa dengan prestasinya sendiri di masa lalu atau standar lain, bukan dengan mahasiswa lain

PENI-TIM PEKERTI74KOPWIL VI JATENG

INIKAH SUASANA KELAS DOSEN PROFESIONAL???

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

75

APAKAH DAYA SAING LULUSAN KITA ADA KAITANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR?

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

76

Sejauh mana kita sebagai dosen telah memotivasi mahasiswa? SILAKAN MENGISI KUESIONER PADA HALAMAN TERAKHIR BUKU 1.03

PENI-TIM PEKERTI KOPWIL VI JATENG

77