TOTAL FENOL FRAKSI ETIL ASETAT DARI BUAH ASAM KANDIS

Download ABSTRAK. Buah asam kandis merupakan salah satu tumbuhan genus Garcinia. Genus ini banyak ..... (Garcinia bancana Miq), Jurnal Penelitian. S...

2 downloads 585 Views 241KB Size
JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 45-48

ISSN 2303-1077

TOTAL FENOL FRAKSI ETIL ASETAT DARI BUAH ASAM KANDIS (Garcinia dioica Blume) 1

Tursiman1*, Puji Ardiningsih1, Risa Nofiani1

Program Studi Kimia Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124 *Email: [email protected]

ABSTRAK Buah asam kandis merupakan salah satu tumbuhan genus Garcinia. Genus ini banyak mengandung senyawa golongan fenolik jenis flavon yang diketahui memiliki sifat antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dari buah asam kandis (Garcinia dioica Blume) dengan penentuan kandungan total fenol. Fraksi etil asetat diperoleh melalui tahap maserasi dan partisi menggunakan pelarut metanol, n-heksana dan etil asetat. Fraksi metanol memiliki nilai rendemen terbesar yaitu 68,67% kemudian diikuti oleh fraksi etil asetat 25,52% dan fraksi n-heksana 3,67%. Total fenol ditentukan dengan metode follin-ciocateu. Total fenol fraksi etil asetat dari buah asam kandis (Garcinia dioica Blume) sebesar 28,83 ± 12,83 ppm. Kata kunci : Asam kandis (Garcinia dioica Blume), antioksidan, fenol, follin-ciocateu. PENDAHULUAN Antioksidan adalah zat yang dapat menangkal atau mencegah reaksi oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Antioksidan mampu menghambat radikal bebas dan mengubahnya menjadi senyawa non radikal. Antioksidan pada dasarnya telah terdapat di dalam tubuh manusia, namun saat pasokan radikal bebas terlalu banyak di dalam tubuh maka antioksidan dari luar sangat dibutuhkan (Romansyah, 2011). Berdasarkan sumber perolehannya terdapat dua jenis antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami lebih banyak diminati dibandingkan antioksidan sintetik, karena antioksidan sintetik diketahui dapat menyebabkan karsinogenesis (Rohman dan Riyanto, 2005). Antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai jenis tumbuhan karena mengandung senyawa kimia yang memiliki gugus hidroksi yang terikat pada cincin benzena sehingga berpotensi sebagai antioksidan. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki berbagai jenis tumbuhan buah yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan tubuh. Genus Garcinia merupakan tumbuhan tropis yang temasuk dalam famili Clusiaceae dan mempunyai sekitar 180 spesies, tumbuhan ini umumnya dikenal sebagai tumbuhan manggismanggisan (Ilyas et al., 1994). Tumbuhan genus Garcinia kaya akan senyawa santon, selain itu ditemukan juga senyawa fenolik seperti jenis flavonoid, benzofenon dan antrakuinon (Chen et al., 2010). Tiga senyawa fenol dari kulit batang manggis hutan (Garcinia bancana miq) telah berhasil diisolasi yaitu mengandung senyawa 1,5-dihidroksi-3,6- dimetoksi-2,7-di-(3-metilbut-2-

45

enil) santon, isosantosimol, dan epikatekin. Ketiga senyawa tersebut termasuk aktif sitotoksik dengan IC50 masing -masing 10,1; 6,6 dan 3,6 μg/mL (Muharni et al., 2011). Studi senyawa fenol dari kulit batang manggis hutan (Garcinia Bancana miq) telah berhasil diisolasi satu senyawa fenol tipe flavon yaitu epikatekin. Aktivitas antioksidannya juga telah diuji dengan metode DPPH dan kemampuan menghambat aktivitas enzim santin oksidase menunjukkan aktivitas antioksidan yang tinggi dengan IC50 berturut-turut 8,1 dan 8,6 g/mL (Muharni et al., 2009). Kolaviron adalah jenis biflavonoid yang diperoleh dari Garcinia kola (Soauza et al., 2002). Biflavon jenis morelloflafon diisolasi dari kulit batang Garcinia atroviridis (Permana et al., 2003). Senyawa tersebut diketahui memiliki aktivitas biologis dan farmakologis seperti antibakteri dan antioksidan Muharni et al., 2009). Uji pendahulan pada fraksi etil asetat buah asam kandis menujukkan fraksi tersebut dapat menghambat pembusukan pada ikan nila (Oreochromis niloticus). Fraksi etil asetat sebanyak 1600 µm/ml dengan kombinasi garam 15 % mampu mempertahankan kesegaran ikan nila selama 18 jam pada suhu 25-28oC (Rudiansah, 2012). Peran suatu senyawa dalam proses pengawetan makanan berhubungan dengan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan reaksi oksidasi. Umumnya senyawa yang berperan sebagai antibakteri juga memiliki aktivitas antioksidan, namun aktivitas antioksidan pada buah asam kandis belum diketahui. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dari buah asam kandis (Garcinia dioica

JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 45-48

ISSN 2303-1077

diukur pada λmaks 745 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kurva standar asam tanat ditetapkan dengan menggunakan persamaan regresi linier, yang menyatakan hubungan antara konsentrasi asam tanat yang dinyatakan sebagai sumbu X dengan besarnya absorbansi hasil reaksi asam tanat dengan pereaksi Folin-Ciocalteu yang dinyatakan sebagai sumbu Y. Kandungan total fenol dinyatakan sebagai mg/g ekuivalen asam tanat yang diperoleh dari persamaan kurva standar yaitu:

Blume) dengan penentuan kandungan total fenol. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat yang umum digunakan di Laboratorium Kimia seperti neraca analitik, pipet kapiler, pipet ukur, seperangkat alat gelas, seperangkat alat ekstraksi seperangkat alat evaporasi dan spektrofotometer. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel buah asam kandis, akuades (H2O), Asam tanat (C76H52O46), etil asetat (CH3COOCH3), metanol (CH3OH), n-heksana (C6H14), natrium karbonat (Na2CO3), reagen Folin-Ciocalteu.

Y= ax + c Keterangan : Y=Absorbansi sampel a=Gradien X=Konsentrasi ekivalen asam tanat C=Intersef

Preparasi Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah asam kandis (G. dioica Blume) yang berasal dari daerah Mengkiang, Kecamatan Sanggau Kapuas, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat. Sampel buah asam kandis dibersihkan, daging buah dipotong tipis-tipis dan dikering anginkan. Sampel kering dihaluskan sampai menjadi serbuk di Workshop Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan partisi Ekstraksi buah asam kandis dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol tanpa pemanasan dengan tujuan agar senyawa-senyawa dapat terekstrak dengan baik dan tidak mengalami dekomposisi. Metanol dapat merusak dinding sel pada sampel sehingga senyawa yang bersifat polar ataupun non polar dapat terlarut dalam metanol. Selama proses maserasi ini terjadi proses difusi. Proses ini berlangsung sampai terjadi keseimbangan antara larutan yang ada di dalam sel dan di luar sel. Ketika keseimbangan tercapai maka proses difusi tidak lagi berlangsung (Khopkar, 2008).

Ekstraksi dan Partisi Serbuk kering daging buah asam kandis 1,5 kg dilakukan maserasi dengan pelarut metanol pada suhu ruang. Proses maserasi dilakukan selama 3 x 24 jam. Ekstrak kemudian disaring untuk mendapatkan filtrat dan residu. Maserat yang dihasilkan disaring, dikumpulkan dan diuapkan dengan rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak metanol. Ekstrak metanol dengan berat sekitar 100 g kemudian dilakukan partisi menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Pertama menggunakan pelarut n-heksana, fraksi metanol kemudian dilakukan partisi kembali dengan pelarut etil asetat dan diperoleh fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh, selanjutnya dipekatkan menggunakan rotary evaporator dan digunakan untuk tahap uji aktivitas antioksidan.

Hasil maserasi sampel degan pelarut metanol diperoleh rendemen sekitar 26,66%. Ekstrak berbentuk cairan kental dan berwarna coklat kehijauan. Kecilnya nilai rendemen yang dihasilkan dapat dimungkinkan oleh beberapa faktor, yaitu metode ekstraksi yang digunakan, ukuran partikel sampel, kondisi dan waktu penyimpanan, lama waktu ekstraksi, perbandingan jumlah sampel terhadap jumlah pelarut yang digunakan dan jenis pelarut yang digunakan (Salamah et al., 2008). Partisi pada buah asam kandis bertujuan untuk memisahkan senyawa berdasarkan kelarutannya terhadap pelarut dengan tingkat kepolaran yang berbeda. Partisi dilakukan dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Senyawa non polar yang berada pada ekstrak metanol akan terdistribusi ke dalam pelarut nheksana dan senyawa yang bersifat semi polar akan terekstrak pada pelarut etil asetat. Hasil partisi ekstrak metanol buah asam kandis diperoleh tiga fraksi yaitu fraksi terlarut n-

Penentuan kandungan total fenol Uji kandungan total fenol ditentukan menggunakan metode Folin-Ciocalteu mengacu pada metode Bhaskar et al ( 2011). Sebanyak 0,5 mL fraksi etil asetat 0,1% ditambahkan 0,75 mL reagen Folin-Ciocalteu 10% dan 2 mL Na2CO3 (2% w/v). Campuran dihomogenkan dengan vorteks selama 15 detik dan dipanaskan pada suhu 45oC selama 15 menit. Absorbansi 46

JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 45-48

ISSN 2303-1077

OH

heksana, fraksi terlarut etil asetat dan fraksi terlarut metanol (Tabel 1.). H3PO4(Mo3)12 +

Tabel 1. Rendemen fraksi n-heksana, etil asetat dan metanol buah asam kandis Jenis Pelarut % Rendemen Warna Fraksi n-heksana Etil asetat* Metanol

3,67 25,52 68,67

Reagen follin-Ciocalteu

Coklat Coklat kemerahan Coklat kehitaman

O

+

+ H6(PMo12O40)

OH2

Senyawa fenol

O

Komplek molybdenum biru

Kuinon

Gambar 1. Reaksi reagen Follin-Cioucalteu dengan senyawa fenol

Keterangan : * Fraksi yang digunakan tahap uji kandungan total fenol

Kandungan total fenol yang terdapat pada fraksi etil asetat sebesar 28,83 ± 12,83 ppm asam tanat. Kandungan total fenol diperoleh dari persamaan y=0,0067x+0,0006 (Gambar 2). Aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan total fenol, semakin tinggi kandungan fenol dalam suatu bahan semakin tinggi pula aktivitasnya sebagai antioksidan (Huang et all., 2005). Hal ini juga didukung oleh penelitian Hadriyanto (2011) tehadap kulit manggis (Garcinia mangostana L) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berbanding lurus antara kandungan total fenol dan aktivitas antioksidan.

Perbedaan jenis pelarut mempengaruhi jumlah ekstrak yang dihasilkan, pelarut metanol memiliki rendemen paling tinggi, diikuti rendemen ekstrak etil asetat dan rendemen ekstrak n-heksana secara berturut-turut. Tingginya rendemen yang terdapat pada pelarut metanol menunjukkan pelarut tersebut mampu mengekstrak lebih banyak komponen bioaktif yang memiliki sifat kepolaran yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena metanol memiliki gugus polar yang lebih kuat daripada gugus nonpolar, hal ini dapat terlihat dari struktur kimia metanol yang mengandung gugus hidroksil (polar) dan gugus karbon (nonpolar) (Ukhty, 2011). Rendemen pada pelarut etil asetat lebih kecil dibandingkan dengan pelarut metanol namun lebih besar dari pelarut n-heksana, hal ini dimungkinkan adanya gugus etoksi yang terdapat pada struktur kima etil aseat. Adanya gugus etoksi tersebut yang menyebabkan etil asetat dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa yang terdapat pada sampel. Ikatan hidrogen yang terbentuk pada pelarut etil aseat lebih lemah dibandingkan dengan ikatan hidrogen yang terbentuk pada pelarut metanol sehingga rendemen pada fraksi etil aseat lebih sedikit. Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yaitu pada ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L) fraksi metanol memiliki nilai rendemen yang terbesar yaitu 22,27% kemudian diikuti oleh fraksi etil asetat 11,54 % (Mardawati et all., 2008 ). Nilai rendemen terkecil terdapat pada fraksi terlarut n-heksana, hal ini menunjukkan bahwa senyawa bioaktif yang bersifat non polar pada sampel buah asam kandis jumlahnya sedikit.

1 Absorbansi

0,8

y = 0,0067x + 0,0006 R² = 0,9625

0,6 0,4 0,2 0 0

50 100 Konsntrasi asam tanat (ppm)

150

Gambar 2. Grafik hubungan antara konsentrasi asam tanat terhadap absorbansi

Pada umumnya senyawa yang memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan adalah senyawa golongan fenol yang memiliki gugus hidroksi yang tersubstitusi pada cincin benzena dengan posisi orto dan para terhadap gugus –OH dan – OR. Senyawa fenol menghambat radikal bebas dengan cara mendonorkan protonnya dan membentuk radikal yang stabil. Terbentuknya radikal stabil ini dikarenakan elektron bebas yang terdapat pada radikal distabilkan oleh delokalisasi elektron dengan adanya resonansi pada cincin aromatik. Selain itu berdasarkan uji fitokimia diketahui bahwa fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, alkaloid dan saponin (Rudiansah, 2012). Adanya kandungan senyawa-senyawa tersebut yang menyebabkan fraksi etil asetat dari buah asam kandis memiliki peran sebagai antioksidan. Hal ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya, fraksi tersebut mampu mencegah terjadinya pembusukan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) (Rudiansah, 2012).

Penentuan kandungan total fenol Uji kandungan total fenol bertujuan untuk mengetahui jumlah fenol yang terdapat pada sampel. Uji kandungan total fenol dilakukan dengan metode Follin-Ciocalteu. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi-oksidasi. Senyawa fenolik mereduksi fosfomolibdat fosfotungstat dalam Folin-Cioucalteu membentuk molibdenum yang berwarna biru. Adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut : 47

JKK, tahun 2012, volume 1 (1), halaman 45-48

ISSN 2303-1077

Adanya kemampuan dalam menghambat pembusukan pada ikan nila (Oreochromis niloticus) menjelaskan fraksi tersebut mampu mencegah terjadinya reaksi oksidasi. Oleh karena itu buah asam kandis dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan alami yang dapat diaplikasikan pada bidang pangan dan kesehatan.

Muharni, Dachriyanus, Husein H., Bahti, and Supriyatna., 2011, Evaluasi Aktivitas Sitoksik Senyawa Fenol Dari Kulit Batang Manggis Hutan (Garcinia Bancana Miq.), Mulawarman Scientifie, 10(1), FMIPA Universitas Mulawarman. Permana, D., Lajis, N.H., Kitajima M., Takayama, H And Aimi, N., 2003, Morelloflavon, A Biflavonoid from The trukn Bark of Garcinia atroviridis, J. Bull.Soc.Nat.Produc Chem. 3:67-70. Rohman, A dan Riyanto,S., 2005, Daya antioksidan ekstrak etanol Daun Kemu-ning (Murraya paniculata (L) Jack) secara in vitro, Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3): 136-140. Romansyah, Y., 2011., Kandungan Senyawa Bioaktif Antioksidan Karang Lunak Sarcophyton Sp. Alami Dan Transplantasi Di Perairan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Sekripsi, Departemen Ilmu Dan Teknologi Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.(Skripsi). Rudiansah, 2012, Aktivitas Pengawetan Fraksi Etil asetat Buah Asam kandis (G. Dioica Blum) Terhadap Tingkat Kesegaran Ikan Nila (Oreochromis niloticus). (Skripsi). Salamah E., Ayuningrat E., Purwaningsih S., 2008, Penapisan awal komponen bioaktif dari kijing Taiwan (Anadonta woodiana Lea.) sebagai senyawa antioksidan, Buletin Teknologi Hasil Perikanan 11(2):119-132. Souza, A.E.,Silva, T.M.S.,Alves, C.C.F.,Carvalho, M.G.,Filho,R.B., Echevarria, 2002, Cytotoxic Activities Against Ehrlich Carcinoma and Hiuman K 5562 Leukamia of alkaloids and Flavonoid from to Solanum species, Chem. J. Braz Soc, 13(6):838-842. Ukhty Nabila, 2011, Kandungan Senyawa Fitokimia, Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Lamun (Syringodium Isoetifolium), Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Skripsi.

SIMPULAN Fraksi metanol memiliki nilai rendemen terbesar yaitu 68,67% kemudian diikuti oleh fraksi etil asetat 25,52% dan fraksi n-heksana 3,67%. Kandungan total fenol fraksi etil asetat buah asam kandis (Garcinia dioica Blume) sebesar 28,83 ± 12,83 ppm ekivalen asam tanat. Peningkatan kandungan total fenol akan meningkatkan aktivitas antioksidan. DAFTAR PUSTAKA Bhaskar, A., Nithya, V., Vidhya, V.G., 2011, Phytochemical Screening and In vitro Antioxidant Activities of the Ethanolic Extract of Hibiscus rosa sinensis L. Annals of Biological Research, 2(5): 653-661. Chen Yu, Guang-zhong Yang, Fang-fang Zhong, and Hong-wu He, 2010, Two New Prenylated Xanthones from the Bark of (Garcinia xanthochymus), Bull. Korean Chem. Soc. 31(11): 3419. Huang D., Ou B., Prior RL., 2005, The chemistry behind antioxidant capacity assays. J. of Agricultural and Food Chemistry 53:18411856. Hadriyono, Kukuh, R.P., 2011, Karakter Kulit Manggis, Kadar Polifenol Dan Potensi Antioksidan Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Pada Berbagai Umur Buah Dan Setelah Buah Dipanen. Skripsi. Ilyas , M., Parveen, M., Sohrab Khan and M. Kamil, 1994,Isoflavones from Garcinia nervos, Phytochemistry, 36 (3): 807-809. Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar kimia Analitik, UI Press, Jakarta. Mardawati F., Fitry F, Herlina M, 2008, Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis Di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasik malaya, Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pangan, Fakultas Teknologi IndustriPertanian Universitas Padjadjaran. Laporan Penelitian. Muharni, Supriyatna, Husein H.Bahti, dan Dachariyanus., 2009, Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenol dari Manggis Hutan (Garcinia bancana Miq), Jurnal Penelitian Sains. 12, (3): 12307-123073. 48