Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
UANG DALAM PANDANGAN ISLAM Juliana Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Universitas Pendidikan Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan bergulirnya konsep Gresham dan Fungsi turunan uang yang menyebabkan uang telah mengalami pergeseran dari fungsi aslinya. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan sekaligus merekonstruksi fungsi uang dalam pandangan Islam. Metode yang digunakan dalam penilitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan literur review yang di ambil dari beberapa buku dan sumber bacaan yang relevan. Adapun hasil penelitian ini menyatakan bahwa dengan adanya teori Grasham, menyebabkan uang “baik” hilang dan tergantikan oleh uang yang “jelek”. Hal ini berkorelasi dengan adanya fungsi turunan uang yang berdampak uang “baik” lebih banyak di timbun dan tidak beredar di masyarakat. Adapun perspektif Islam, aktivitas menimbun uang tidak dibenarkan dan bertentangan dengan dalil syara. Adapun fungsi uang hanya dua yaitu, satuan hitung dan sebagai alat tukar aktivitas. Keyword: Teori Gresham, Fungsi Uang, Menimbun Emas, Uang Emas dan Perak ABSTRACT This research is motivated by the rolling of the Gresham concept and the derivative function of money that causes the money to have shifted from its original function. This paper aims to describe as well as reconstruct the function of money in the view of Islam. The method used in this research is qualitative by using a review literature taken from several books and relevant reading sources. The results of this study states that with the theory of Grasham, cause money "good" lost and replaced by money "bad". This is correlated with the existence of a money derivative function that affects "good" money more in heap and does not circulate in the community. As for the Islamic perspective, the accumulation of money is not justified and contrary to the argument of syara. The function of money only two that is, unit count and as a tool of activity exchange. Keyword: Gresham Theory, Money Function, Stockpiling of gold, Gold and Silver Money
perekonomian,
I. PENDAHULUAN
maka
posisi
uang
Dalam sistem ekonomi, keberadaan
dipandang sangat strategis fungsinya di
uang merupakan hasil inovasi besar dalam
dalam sebuah bingkai sistem ekonomi dan
evolusi perekonomian dunia. Sebagai salah
sulit untuk diganti dengan variabel lain.
satu
Oleh karena itu, uang merupakan bagian
bagian
variabel
penting
dalam
217 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
suatu fungsi yang terintegrasi dalam suatu
Dalam Al-Quran sendiri dijelaskan
perekonomian. Uang merupakan bagian
“Dan
yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
timbangan dengan adil” (Al-An' Am :
sistem ekonomi modern (Arif Pujiono,
152). Uang sebagai penyimpan nilai
2004: 144).
diharapkan juga mampu berbuat adil
sempurnakanlah
takaran
dan
Begitupun dalam sistem ekonomi
dalam pembayaran tunda, kerena usaha
modern saat ini, uang merupakan media
yang dilakukan saat ini tidak ada kepastian
tukar yang dapat memperlancar proses
di masa depan, „Dan tiada seorangpun
berputarnya roda pembangunan ekonomi.
yang dapat mengetahui secara pasti apa
Uang memungkinkan perdagangan dan
yang akan diusahakannya' (QS. Luqman:
transaksi ekonomi dapat dilaksanakan
34). Meski demikian, risk return profile
secara efisien, sehingga dapat mencapai
tetap dilakukan dengan analisa rasional
tingkat
dengan
ekonomi, bukan sebagaimana mekanisme
disertai peningkatan produktifitas. Dalam
yang telah ditetapkan melalui tingkat
proses
penggunaan
bunga tetap (fixed rate). Adanya fluktuasi
uang kertas merupakan evolusi yang
dan ketidakstabilan uang kertas dengan
sangat fondamental dalam perekonomian.
sistem bunga inilah yang membedakannya
Tulisan ini bertujuan untuk memberikan
dengan
kajian kritis terhadap teori Grasham serta
moneter.
spesialisasi
optimum
perkembangannya,
telaah pustaka tentang dinar sebagai sistem
uang
Dalam
emas
sejarah
sebagai
komoditi
standar
uang
standar tunggal emas ditinjau menurut
sebagai standar, terdapat dua standar yang
sistem moneter Islam.
umum digunakan yaitu standar emas (gold
Menurut Arif dalam tulisannya yang
currency standards) dan standar perak
berjudul Sistem Standar Tunggal Emas
(silver
bagi Negara Mayoritas Muslim dalam
demikian secara umum dapat didefinisikan
Sistem
menyatakan
sebagai satuan moneter dari emas dengan
bahwa Uang adalah timbangan atas nilai
ukuran tertentu terhadap satu satuan mata
suatu barang, yang identik dengan fungsi
uang (termasuk perak) dan mendapat ijin
uang sebagai alat pengukur nilai. Lebih
penuh dalam mengkonversi antara emas
lanjut dia mengatakan bahwa sebagai
dengan uang dan antara uang dengan
pengukur nilai, uang seharusnya memiliki
emas. Hubungan mekanis emas dan satuan
standar ukur yang benar (Arif Pujiono,
moneter jelas akan mendorong keyakinan
2004: 144).
akan nilai unit moneter. Hal inilah yang
Ekonomi
Global
currency
standards).
Meski
218 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
menjamin
stabilitas
terhadap
sistem
moneter.
disampaikan Robert Mundell, penerima nobel ekonomi memperkirakan bahwa
Berbicara terkait uang emas atau
emas akan kembali menjadi bagian system
dalam hal ini penulis sebut dengan Dinar,
keuangan internasional pada abad ke-21
maka menimbulkan polemik pro dan
(Luthfi Hamidi, 2007: 135).
kontra dikalangan masyarakat khususnya
Tidak beda jauh, Peter Bernstein
para akademisi. Hal ini sangat wajar
seorang pakar keuangan terkemuka dunia
terjadi
diantara
mengatakan secara terbuka bahwa: “Gold
masyarakat ada yang menggunakan sudut
is the ultimate certainly and escape from
pandang
risk”. Ketika semua mata uang kertas
karena
disebabkan
ekonomi
yang
cenderung
berbeda, namun disatu sisi tidak sedikit
berjatuhan,
dari masyarakat khususnya para intelektual
kesaktiannya. Ketika fiat money satu
muslim menggunakan sudut pandangan
persatu
ekonomi Islam. Bahkan yang menarik lagi
menunjukkan
adalah bagi intelektual dan pakar ekonomi
cenderung menguat terhadap mata uang
barat sendiri yang objektif melihat bahwa
kertas. Ungkapan senada juga dilontarkan
terkait penggunaan emas adalah sistem
oleh Jerome F Smith “As fewer and fewer
moneter paling baik yang lebih stabil dan
people have confidence in paper as store
tahan terhadap inflasi.
of value, the price of gold will continue to
Hal ini sesuai pernyataan Alan
emas
akan
berjatuhan, nilai
menunjukkan
emas yang
(Dinar)
stabil
dan
rise”.
Greenspan (mantan Chairman The Fed),
Luthfi Hamidi menjelaskan bahwa
“Emas masih menjadi bentuk utama
sejarah membuktikan emas bisa menjelma
pembayaran di dunia. Dalam kondisi
manjadi mata uang yang sangat stabil
ekstrem, tidak ada yang mau menerima
dibanding banding mata uang kertas (fiat
uang fiat. Tapi emas selalu diterima”.
money) manapun, termasuk dolar. Pada
Begitupun menurut Cristopher Wood,
tahun 1800 harga emas persatu troy ons
seorang analis Emerging Market CLSA,
setara dengan 19,39 dolar AS, sementara
mengatakan “Emas adalah satu-satunya
tahun 2004, satu troy ons emas senilai
jaminan
ekses-ekses
455,757. Dengan kata lain selama dua
keuangan massif yang masih dirasakan
abad berlalu, emas mengalami apresiasi
dunia Barat. Wood juga mengatakan
yang luar biasa sebesar 2.250 persen
ketika nilai tukar dolar anjlok, harga emas
terhadap dolar” (Luthfi Hamidi, 2007:
akan
135).
nyata
terus
terhadap
naik”.
Hal
yang
sama
219 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
Dari pemaparan diatas terlihat bahwa emas
merupakan
fundamental
jauh, berpangkal dari pergeseran fungsi
terhadap sistem moneter international.
uang itu sendiri. Uang sudah sedemikian
Namun semua paparan diatas nyaris
jauh meninggalkan fungsinya aslinya dan
terbantahkan akibat dari konsep atau teori
menemukan
Gresham yang menyatakan “bad money
sebenarnya tidak berakar dari watak
out
aslinya. Motif ekonomi untuk meraih
drive
menjelaskan
good
solusi
Kenyataan di atas, jika dirunut lebih
money”.
bahwa
uang
Teori baik
ini akan
fungsi-fungsi
keuntungan
tanpa
baru
batas
yang
dengan
tergantikan oleh uang yang jelak. Menurut
meminimalisir resiko serendah mungkin
sudut pandang penulis uang emas dan
telah menjebak para pelaku ekonomi untuk
perak atau dinar dan dirham dapat
memposisikan uang pada tempat yang
digolongkan
baik.
salah. Dampak yang nyata dari hal tersebut
money)
sudah jelas, semakin mudah timbulnya
menurut menulis merupakan uang yang
gejolak ekonomi yang melanda negara-
jelak. Maka berdasarkan teori Gresham
negara dengan basis ekonomi dan politik
tersebut uang emas dan perak pasti
yang lemah, tidak terkecuali Indonesia.
sebaliknya
terhadap uang kertas
uang (fiat
tergantikan oleh uang kertas. Asumsi ini terjadi ketika, mata uang
II. PEMBAHASAN
fiat money dan uang emas beredar secara
A. Konsep Uang
bersamaan. Maka yang terjadi adalah uang
Banyak
ekonom
yang
telah
uang,
salah
satu
emas akan terkalahkan oleh fiat money,
mendefinisikan
karena uang baik (emas) akan banyak
diantaranya menurut A.C.Pigau, dalam
ditimbun dan pada akhirnya yang akan
bukunya: “The Veil of Money”, dia
beredar di masyarakat adalah uang jelek
menejelaskan “Money are those things that
atau uang kertas. Hal inilah yang menjadi
are widely used as a media for exchange”.
salah satu penghambat penerapan sistem
Dengan kata lain, uang menurutnya adalah
mata uang emas. Mereka menempatkan
segala sesuatu yang umum dipergunakan
emas lebih banyak untuk di simpan dan
sebagai alat penukar (Manulang, 1993:
sebagai penimbun kekayaan. Ini akibat
13). Adapun Robertson dalam bukunya:
dari fungsi turunan uang menempatkan
“Money”, menjelaskan bahwa“Money is
fungsi emas sebagai fungsi “Store of
something wich is widely accepted in
Value” atau penyimpan kekayaan.
payments for goods”, yaitu segala sesuatu
220 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
yang umum diterima dalam pembayaran
pertukaran dengan cara barter dapat diatasi
barang-barang (Suparmoko, 1990: 2),
dengan pertukaran uang.
Berdasarkan definisi-definisi di atas,
Uang juga berfungsi sebagai satuan
dapat disimpulkan bahwa uang adalah
hitung (unit of account) karena uang dapat
segala
digunakan
sesuatu
yang umum
diterima
untuk
nilai
barang/jasa
yang
sebagai alat penukar dan sebagai alat
berbagai
pengukur nilai, yang pada waktu yang
diperjualbelikan, menunjukkan besarnya
bersamaan
kekayaan, dan menghitung besar kecilnya
bertindak
sebagai
alat
macam
menunjukan
penimbun kekayaan” (Manulang, 1993:
pinjaman.
13).
menentukan
Dengan
adanya
uang,
mampu
Uang
juga
harga
dipakai
untuk
barang/jasa
(alat
menyediakan alternatif transaksi yang lebih
penunjuk harga). Sebagai alat satuan
mudah daripada barter dan cocok digunakan
hitung, uang berperan untuk memperlancar
dalam sistem ekonomi modern. Selain itu,
pertukaran.
keberadaan
uang
mampu
menciptakan
Efisiensi, karena uang pada akhirnya akan mendorong tenaga
perdagangan
kerja
yang
dan
pembagian
kemudian
akan
meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.
Menurut Keynesian uang bukan hanya sebagai alat transaksi, tetapi juga sebagai
penyimpan
penyimpan
nilai
nilai.
Fungsi
inilah
yang
memungkinkan uang di gunakan sebagai alat memperoleh keuntungan, melalui
B. Fungsi Uang Secara umum, uang memiliki fungsi
fungsi turunan lainya seperti spekulasi,
sebagai perantara untuk pertukaran barang
penimbun kekayaan. pemindah kekayaan
dengan barang, juga untuk menghindarkan
(modal), alat untuk meningkatkan status
perdagangan dengan cara barter. Secara
sosial dan berjaga-jaga. Karena itu uang
lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi
tidak bersifat netral.
dua: fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang ada dua, yaitu sebagai alat tukar
C. Konsep dan Teori Gresham Menurut kamus Bank Indonesia teori
dan sebagai satuan hitung.Uang berfungsi sebagai exchange
alat
tukar
yang
atau
dapat
medium
of
mempermudah
Gresham
mengatakan
cenderung
menggunakan
bahwa
orang
uang
lusuh
pertukaran. Orang yang akan melakukan
(jelek) sehingga akan mengakibatkan uang
pertukaran tidak perlu menukarkan dengan
yang masih baik keluar dari peredaran;
barang, tetapi cukup menggunakan uang
misalnya, apabila terdapat dua macam
sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan
mata
uang
yang
nominalnya
sama, 221
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
seseorang akan terdorong untuk menahan uang yang baik dan menggunakan yang lusuh (gresham law).
D. Uang
Emas
dalam
Pandangan
Ekonomi Islam Fungsi turunan uang mengakibatkan
Uang "bagus" adalah uang yang
uang menjadi
objek komoditas dan
menunjukkan sedikit perbedaan antara
penimbun kekayaan yang bisa di jual
nilai nominal (nilai nominal koin) serta
belikan serta dapat di timbun. Sebagai
nilai komoditas (nilai dari logam yang
salah satu efek dari fungsi turunan
dibuat, seperti logam mulia, nikel, atau
tersebut yaitu adanya penimbunan emas.
tembaga) Di sisi lain, uang "buruk" adalah
Padahal penimbunan uang adalah salah
uang yang memiliki nilai komoditas yang
satu bentuk keharaman bagi seorang
jauh lebih rendah dari nilai nominalnya
muslim. Hal ini sesuai dengan salah satu
dan beredar bersama dengan uang yang
firman Allah dalam Al Quran surat At
baik, dimana kedua bentuknya diperlukan
Taubah ayat 34. Maksud dari ayat tersebut
untuk dapat diterima pada nilai yang sama
adalah adanya ancaman berupa siksaan
sebagai legal tender.
yang pedih atas orang yang menimbun
Ketika menginginkan
tidak
seorangpun
penurunan
nilai
yang
emas dan perak merupakan qarinah
uang
(indikasi)
yang
larangan
murah dibandingkan dengan mata uang
Dengan demikian, menimbun emas dan
logam yang telah beredar, setiap orang
perak hukumnya haram. Keharaman itu
berupaya untuk menukarkan uang “buruk”
bersifat pasti dan umum.
dan
dalam
menyimpan
waktu
uang
yang
“bagus”.
sama Dengan
bersifat
tegas
bahwa
logam, yang terbuat dari logam lebih
ini
itu
menunjukkan
(jazim).
Untuk itu,dalam tulisan secara tidak langsung
mengajak
kembali
kepada
demikian, koin-koin yang lebih baik
fungsi uang yang sebenarnya yang telah
mutunya, tidak lagi beredar dan koin-koin
dijalankan dalam konsep Islam, yakni
yang
yang
sebagai alat pertukaran dan satuan nilai,
dipakai sebagai alat untuk nilai pertukaran
bukan sebagai penimbun kekayaan. Harus
komersial inilah yang melatar belakangi
disadari bahwa sesungguhnya uang itu
lahirnya “Gresham Law” pada tahun 1858
hanyalah
di Inggris.
menjadikan suatu barang kepada barang
lebih
rendah
kualitasnya
sebagai
perantara
untuk
yang lain. An Nabhani menyatakan Islam telah memberikan kebebasan kepada manusia 222 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
untuk
melakukan
pertukaran
dengan
zakat tersebut dengan nishab emas dan
mempergunakan apa saja yang dia sukai.
perak.
Hanya saja, pertukaran barang dengan
5. Ketika
Islam
menetapkan
satuan uang tertentu itu telah ditunjukkan
pertukaran
oleh Islam satu sistem moneter. Dan Islam
menetapkan uang dalam bentuk emas
telah menetapkan bagi kaum muslimin
dan perak. Sharf adalah menukarkan
kepada jenis tertentu yaitu emas dan
atau membeli uang dengan uang, baik
perak.
dalam
Kesimpulan
ini
berdasarkan
uang
jenis
(sharf),
hukum
yang
sama
Islam
seperti
beberapa alasan berikut (Taqiyuddin An-
membeli emas dengan emas atau
Nabani, 1990: 263):
perak dengan perak, maupun antar
1. Islam mengharamkan menimbun (al
jenis yang berbeda seperti membeli
kanz) emas dan perak larangan pada
emas dengan perak.
Al Quran surat At-Taubah ayat 34 di tertuju pada penimbunan emas dan
E. Fungsi
perak, sebagai emas dan perak, dan
Ulama
sebagai mata uang dan alat tukar.
Uang
dalam
pandangan
Konsep Gresham, jauh sebelumnya
2. Islam telah mengaitkan emas dan
sudah disinggung oleh seorang ulama yang
perak dengan hukum-hukum yang
bernama Ibnu Taimiyah. Ibnu Taimiyah
baku, seperti diyat dalam pembunuhan
menyatakan bahwa uang yang buruk akan
sebesar 1000 dinar dan batasan bagi
menyingkirkan uang yang berkualitas baik
potong tangan atas pencurian atas
dari
harta yang mencapai ¼ dinar.
Taimiyah menyatakan apabila penguasa
3. Rasulullah SAW telah menetapkan
peredaran,
membatalkan
leboh
jelasnya
penggunaan
mata
Ibnu
uang
emas dan perak sebagai mata uang,
tertentu dan mencetak jenis mata uang
dan menjadikan hanya emas dan perak
yang lain bagi masyarakat, hal ini akan
sajalah sebagai standar uang. Dimana
merugikan
standar
akan
memiliki uang karena jatuhnya nilai uang
dikembalikan kepada standar tersebut.
lama menjadi hanya sebuah barang. Ia
4. Ketika Allah SWT mewajibkan zakat
berarti telah melakukan kedzaliman karena
uang, maka Allah telah mewajibkan
menghilangkan nilai tinggi yang semula
zakat tersebut untuk emas dan perak,
mereka miliki. Lebih daripada itu, apabila
kemudian Allah menentukan nishab
nilai intrinsik mata uang tersebut berbeda,
barang
dan
jasa
orang-orang
kaya
yang
hal ini akan menjadi sebuat sumber 223 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
keuntungan bagi para penjahat untuk
dengan
mengumpulkan mata uang yang buruk dan
(maqodir al-amwal) dapat diketahui; dan
menukarnya dengan mata uang yang baik
uang tidak pernah dimaksudkan untuk diri
dan
mereka sendiri.
kemudian
membawwanya
ke
mereka daerah
akan lain
dan
jumlah
Berdasarkan
nilai
barang-barang
pandangannya
Ibnu
menukarkannya dengan mata uang yang
Taimiyah menentang keras segala bentuk
buruk di daerah tersebut untuk dibawa
perdagangan
kembali ke daerahnya. Dengan demikian,
mengalihkan fungsi uang dari tujuan yang
nilai
sebenarnya. Apabila dua orang saling
barang
masyarakat
akanmenjadi
hancur (Euis Amalia, 2010: 181). Pada
pernyataan
uang,
karena
hal
ini
mempertukarkan uang dengan kondisi satu Ibnu
pihak membayar tunai sementara pihak
Taimiya menyebutkan akibat yang akan
lainnya berjanji membayar dikemudian
terjadi atas masuknya nilai mata uang yang
hari, kemudian pihak yang pertama tidak
buruk
akan
bagi
diatas,
masyarakat
yang
sudah
bisa
menggunakan
uang
yang
terlanjur memilikinya. Jika mata uang
dijanjikan untuk bertransaksi sampai uang
tersebut
tidak
tersebut dibayar, hal ini berarti pihak
berlaku lagi sebagai mata uang, berarti
pertama telah kehilangan kesempatannya
hanya akan diperlakukan sebagai barang
(Euis Amalia, 2010: 178).
kemudian
dinyatakan
biasa yang tidak memiliki nilai yang sama
Adapun
menurut
AL
Ghazali
dibandingkan dengan ketika berfungsi
memiliki pandang yang khas mengenai
sebagai mata uang. Disisi lain, seiring
uang, hal itu di tulisnya pada bab as-
dengan kehadiran mata uang yang baru,
Syukru, dalam kitab Ihya „Ulumuddin. Al-
masyarakat akan memperoleh harga yang
Ghazali membicarakan masalah uang yang
lebih rendah untuk barang-barang mereka
digunakan manusia sebagai nikmat dari
(Euis Amalia, 2010: 178).
Allah SWT, dengan sistem transaksi
Lebih
jauh
Ibnu
Taimiyah
Barter.43
Lebih
jauh
Al
Ghazali
menyebutkan dua fungsi utama uang yaitu
menjelaskan uang sebagai sesuatu yang
sebagai
penting
pengukur
nilai
dan
media
dalam
peraturan
bisnis,
pertukaran bagi sejumlah barang yang
menurutnya, karena uang merupakan salah
berbeda. Ia menyatakan “atsman” (harga
satu nikmat Allah yang harus ditempatkan
atau yang dibayarkan sebagai harga, yaitu
sesuai dengan aturan-aturan-Nya (Abu
uang) dimaksudkan sebagai pengukur nilai
Hamid Al-Ghazali, tt: 88).
barang-barang (mi‟yar al-amwal) yang 224 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
Lebih jelasnya lagi kata al-Ghazali,
Dalam konsep ekonomi Islam, uang
uang (baca: dinar dan dirham) adalah
adalah uang, bukan capital, sementara
Khadimani wa la khadimun la huma wa
dalam konsep ekonomi konvensional,
muradani wa la yuradani, (alat untuk
konsep uang tidak begitu jelas, misalnya
mencapai suatu maksud, yakni sebagai
dalam buku “Money, Interest and Capital”
suatu alat perantara saja dan tidak untuk
karya Colin Rogers, uang diartikan sebagai
yang lain).
uang
Dengan
definisi yang
demikian, maka
dan
capital
secara
bergantian,
dikemukakan al-Ghazali
sedangkan dalam konsep ekonomi Islam
semakna dengan definisi-definisi lainnya.
uang adalah sesuatu yang bersifat flow
Akan tetapi diakui bahwa signifikansi
concept dan merupakan public goods,
argumentasi
yang
sedangkan capital bersifat stock concept
dikemukakan al-Ghazali adalah bahwa
dan merupakan private goods. Uang yang
uang ternyata hanya sebagai alat tukar
mengalir adalah public goods, sedangkan
(Unit
yang
of
dalam
definisi
Exchange)
(Interdemiary)
saja
dan yang
penengah selanjutnya
dalam perekonomian modern uang sangat penting dalam regional
peraturan bisnis baik
maupun
internasional
(Abu
Hamid Al-Ghazali, tt: 88).
mengendap
merupakan
milik
seseorang dan menjadi milik pribadi (private good). Islam telah lebih dahulu mengenal konsep public goods, sedangkan dalam ekonomi konvensional konsep tersebut
Menurut al-Ghazali, ada dua fungsi
baru dikenal pada tahun 1980-an seiring
uang yang membuat orang dapat mudah
dengan berkembangnya ilmu ekonomi
memanfaatkannya. Pertama, Allah SWT.
lingkungan yang banyak membicarakan
Menjadikan
masalah externalities, public goods dan
(mata
uang)
dinar
dan
dirham, sebagai hakim dan dua penengah
sebagainya.
Konsep
public
goods
(Double justice and coincident), diantara
tercermin dalam sabda Rasulullah SAW,
harta benda-benda lain-lainnya. Sehingga
yakni “Tidaklah kalian berserikat dalam
dapat dipastikan harta benda itu dengan
tiga hal, kecuali air, api, dan rumput.”
dinar dan dirham. Kedua, keduanya (dinar
Persamaan fungsi uang dalam sistem
dan dirham) itu menjadi perantara kepada
ekonomi Islam dan konvensional adalah
barang-barang yang lainnya (medium of
uang sebagai alat pertukaran (medium of
exchange for goods and service) (Andi
exchange) dan satuan nilai (unit of
Mardina, 2004: 100).
account),
sedangkan
perbedaannya
ekonomi konvensional menambah satu 225 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
fungsi lagi sebagai penyimpan nilai (store
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
of value) yang kemudian berkembang “motif
menjadi
money
demand
for
Sesungguhnya
sebahagian besar
dari
speculation” yang merubah fungsi uang
orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib
sebagai salah satu komoditi perdagangan.
Nasrani
Padahal
al-
orang dengan jalan batil dan mereka
Ghazali telah memperingatkan bahwa
menghalang-halangi (manusia) dari jalan
“Memperdagangkan
Allah. dan orang-orang yang menyimpan
jauh sebelumnya,
Imam
uang
ibarat
benar-benar
emas
uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal
menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa
uang.”
mereka
akan
perak
dan
harta
memenjarakan fungsi uang, jika banyak
Dengan demikian, dalam konsep
dan
memakan
mendapat)
tidak
siksa
yang
pedih.(QS At Taubah: 34”)
Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi
Menurut Yahya Abdurrahman selaku
utilitas karena manfaat yang kita dapatkan
ahli tafsir mengatakan bahwa maksud dari
bukan dari uang itu secara langsung,
ayat tersebut adalah adanya ancaman
melainkan
sebagai
berupa siksaan yang pedih atas orang yang
perantara untuk mengubah suatu barang
menimbun emas dan perak merupakan
menjadi
qarinah
dari
fungsinya
barang
yang
lain.
Dampak
(indikasi)
yang
menunjukkan
berubahnya fungsi uang dari sebagai alat
bahwa larangan itu bersifat tegas (jazim).
tukar dan satuan nilai mejadi komoditi
Dengan demikian, menimbun emas dan
dapat kita rasakan sekarang, yang dikenal
perak hukumnya haram. Keharaman itu
dengan teori “Bubble Gum Economic”.
bersifat pasti dan umum, alasannya: Pertama: ayat ini bersifat umum
F. Menimbun Emas dalam Pandangan
berlaku untuk semua penimbunan emas dan perak. Keharaman menimbun emas
Ekonomi Islam
dan perak dalam ayat ini ditunjukkan dengan penunjukan yang pasti. Penerapan
larangan menimbun dalam ayat ini hanya untuk
emas
dan
perak
yang
tidak
dikeluarkan zakatnya, atau dengan kata
lain membolehkan penimbunan emas dan perak
setelah
dikeluarkan
zakatnya, 226
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
memerlukan
adanya
nash
yang
larangan menimbun emas dan perak di
memalingkan larangan dalam ayat ini atau
atas. Sabda Rasul itu juga mengisyaratkan
yang
tidak
bahwa keduanya telah menimbun emas.
terdapat nash yang memalingkannya atau
Hal itu karena keduanya adalah Ahlush
me-nasakh-nya. Adapun riwayat yang
Shuffah yang kehidupannya telah dipenuhi
menyatakan bahwa emas dan perak yang
dari harta sedekah (zakat). Itu menandakan
dikumpulkan baik yang dipendam atau
bahwa
tidak, jika dikeluarkan zakatnya tidak
tersebut bukan dalam rangka menabung
termasuk
dilarang,
karena kehidupannya telah dijamin dari
semuanya bukanlah hadis yang sahih.
shadaqah. Jumlah satu dan dua dinar jelas
Sebabnya,
belum
me-nasakh-nya.
penimbunan
lain
Padahal
yang
riwayat-riwayat
itu
adalah
keduanya
memenuhi
menyimpan
nishab
emas
zakat.
Ini
riwayat mawqaf, yakni sanad-nya berhenti
menunjukkan bahwa penimbunan emas
pada Sahabat dan tidak sampai kepada
dan perak yang terkena ancaman ayat di
Nabi saw.
atas bukan hanya dalam jumlah yang
Kedua: ath-Thabari meriwayatkan
sudah
mencapai
nishab
dan
tidak
berturut-turut dari: al-Hasan, Abd ar-
dikeluarkan zakatnya. Setiap penimbunan
Razaq, Mamar dari Qatadah, Syahr bin
emas
Hawsyab dari Abu Umamah bahwa ia
ancaman ayat di atas dan hukumnya
berkata: Seorang laki-laki dari kalangan
haram, meski hanya satu atau dua dinar.
Ahlush Shuffah meninggal dunia. Di sakunya
terdapat
uang
satu
dan
perak
berapapun
terkena
Ketiga: ancaman ayat di atas terkait
dinar.
dengan dua macam aktivitas: aktivitas
Rasulullah saw. bersabda, Kayyah (satu
menimbun emas dan perak; dan aktivitas
stempel dari api). Kemudian seorang
tidak membelan-jakannya di jalan Allah.
Ahlush Shuffah yang lain meninggal dunia
Artinya, ada orang yang tidak menimbun
dan di sakunya terdapat dua dinar.
emas
Rasulullah saw bersabda, Kayyatn (Dua
membelanjakannya di jalan Allah; orang
stempel dari api).
yang menimbun emas dan perak dan tidak
dan
perak
tetapi
tidak
Imam Ahmad meriwayatkannya dari
membelanjakannya di jalan Allah; dan
Ali bin Abi Thalib dan Ibn Mas‟ud. Hal itu
orang yang menimbun emas dan perak saja
karena keduanya adalah orang yang hidup
meski
dari
hartanya di jalan Allah. Semuanya terkena
sedekah,
sementara
keduanya
ia
membelanjakan
ayat
di
atas.
sebagian
memiliki emas. Sabda Rasul saw, kayyah
ancaman
Al-Qurthubi
dan kayyatan, itu mengisyaratkan pada
mengatakan di dalam tafsirnya, Siapa yang 227
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
tidak menimbun, sementara ia menahan
Kelima: Kanzu adz-dzahab wa al-
pembelanjaanya di jalan Allah, ia mesti
fidhah
demikian juga (terkena ancaman ayat
mengumpulkan
tersebut).
Frasa
di
(fi
perak dan menyimpannya baik di dalam
sabilillah)
di
dalam
jika
tanah maupun di atas tanah. Lafal al-Quran
dikaitkan dengan infak, maksudnya adalah
dimaknai dengan makna bahasanya saja,
jihad fi sabilillah, bukan yang lain.
kecuali terdapat makna syariah yang
Keempat: meriwayatkan
jalan
Allah
al-Quran,
Imam dari
Zaid
bin
secara
bahasa
maknanya
/menimbun emas
dan
Bukhari
dinyatakan oleh nash; dalam kondisi
Wahab
tersebut makna syariah dikedepankan atas
tentang perbedaan pendapat Muawiyah bin
makna
Abi Sufyan dengan Abu Dzar tentang ayat
terdapat makna syariahnya. Karena itu,
di atas. Muawiyah berkata, Ayat ini bukan
lafal ini dalam ayat di atas harus dimaknai
untuk kita, melainkan ayat ini hanya untuk
menurut makna bahasanya saja.
Ahlul Kitab. Abu Dzar membantah dengan
bahasa.
Dengan
Lafal
al-kanzu
demikian,
kanzu
tidak
adz-
mengatakan, Sungguh, ayat ini untuk kita
dzahab wa al-fidhah (menimbun emas dan
dan mereka. Muawiyah lalu melaporkan
perak)
Abu Dazar kepada Khalifah Utsman. Lalu
mengumpulkannya
Khalifah
baik di dalam tanah maupun di atas tanah.
memanggil
Abu
Dazar
ke
atau
itu
menimbun dan
dilakukan
uang
adalah
menyimpannya
Madinah, dan berlangsunglah peristiwa
Hal
seperti yang diceritakan dalam riwayat
mengumpulkan dan menyimpannya saja,
tersebut. Perbedaan pendapat yang terjadi
bukan untuk menabung dalam rangka
antara Muawiyah dan Abu Dzar adalah
membiayai
untuk siapa ayat tersebut diturunkan.
direncanakan. Semua bentuk penimbunan
Seandainya saat itu sudah masyhur riwayat
emas dan perak atau penimbunan uang itu
dari Nabi saw. bahwa emas dan perak
hukumnya haram dan pelakunya diancam
yang telah dikeluarkan zakatnya tidak
dengan siksaan yang amat pedih di akhriat
termasuk al-kanzu, tentu Muawiyah akan
kelak.
suatu
semata
keperluan
untuk
yang
ber-hujjah dengannya dan Abu Dzar pun akan diam karenanya. Namun, sampai ketika Abu Dzar menghadap Khalifah
III. SIMPULAN Konsep
Gresham
berdampak
disampaikan
signifikan terhadap “hilangnya” uang baik.
riwayat itu meski banyak dari Sahabat
Selain itu adanya fungsi turunan uang
yang masih tinggal di Madinah.
mengakibatkan
Utsman
sekalipun,
tidak
uang
menjadi
objek 228
EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Amwaluna, Vol. 1 No.2 (Juli, 2017), Hal 217-230
komoditas
dan
penimbun
kekayaan.
Al-Maliki, A., As-Siyasah Al-Iqtishadiyah
Sebagai salah satu efek dari fungsi turunan
Al-Mutsla,
tersebut yaitu adanya penimbunan emas.
Tahrir. Bairut. 1953.
Padahal aktivitas menimbun emas dan
Penerbit
Islam,
dalam Islam karena hal ini akan merugikan
Publisihing, 2010
Quran yaitu surat At-Taubah ayat 34 secara jelas menegaskan bahwa bagi yang menimbun emas maka balasannya siksa
At-
Amalia, Euis, Sejarah Pemikiran Ekonomi
perak merupakan aktivitas yang dilarang
banyak pihak. Salah satu ayat dalam Al
Hizb
Depok:
Gramata
Suparmoko, Pengantar Ekonomi Makro, BPFE,Yogyakarta, 1990. Chapra, Umar, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Pres.
yang sangat pedih. Dengan demikian,
Dudik, Analisis Pengunaan Emas Sebagai
menimbun emas dan perak hukumnya
Mata Uang Dinar Studi Kasus di
haram. Fungsi uang yang sebenarnya yang
Indonesia, Jurnal IFSIED, 2002.
telah dijalankan dalam konsep Islam,
Faiz Abbu (penerjeah), Menyongsong
yakni sebagai alat pertukaran dan satuan
Sistem
nilai,
Pustaka Thaikul Izzah. Bogor,
bukan
sebagai
komoditi
dan
spekulatif. Uang sesungguhnya sebagai perantara untuk menjadikan suatu barang kepada barang yang lain.
Ekonomi
Anti
Krisis.
2009. Hamidi,
Lutfhfi,
Gold Dinar Sistem
Moneter Global yang Stabil dan Berkeadilan,
Jakarta:
Senayan
Publising.. 2007.
DAFTAR PUSTAKA Al-Quran dan Al hadist
Manullang, Ekonomi Moneter, Jakarta,
Abdurahman Yahya. Hukum Menimbun
Ghalia Indonesia, Cetakan 13, 1993
Emas dalam Islam. Jurnal Ekonomi
Mardiana, Andi, “Uang Dalam Ekonomi Islam”, Jurnal Al-Buhuts, Volume.
Ideologis Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya „Ulum alDin (Beirut : Dar al-Nadwah, t.t.), Jilid 4, hlm. 88.
Karim, 1999, Sistem, Prinsip dan Ekonomi
(Terjemahan),
Merza, Gamal, Perspektif Uang Islami. www.ekonomisyariah.net
Al-„Assal, A.M dan Fathi Ahmad Abdul
Tujuan
10 Nomor 1, Juni 2014.
Penerbit
Nopirin, Ekonomi Moneter, Yogyakarta: BPFE, 1992
Islam
Pujiyono, Arif, Dinar dan Sistem Standar
CV.
Tunggal Emas Ditinjau Menurut
Pustaka Setia. 229 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399
Juliana, Uang Dalam Pandangan Islam
Sistem
Moneter
Islam,
Jurnal,
2004. An-Nabhani,
Yusanto,
Ismail,
Pengantar
Sistem
Ekonomi Islam, Bogor: Al Azhar Taqiyuddin,
Nidzamul
Iqtishadi fil Islam, Daarul Ummah, 1990. Cetakan ke-4,
Pres, 2009, Zallum,
Abdul
Qadim,
al-Amwal
fi
Daulatil Khilafah. Dar al ilmi lilmalayin. Beirut, 2004.
230 EISSN: 2540-8402 ǀ ISSN: 2540-8399