UJI EFEK EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA)

Download Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirsak (Annona ... ekstrak daun sirsak dan faktor kedua adalah waktu pemberian ...

0 downloads 560 Views 331KB Size
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Uji Efek Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Terhadap Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus) Martina Restuati Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak daun sirsak (Annona muricata) terhadap leukosit tikus putih (Rattus norvegicus). Dalam penelitian ini digunakan 24 ekor tikus putih. Metode yang dilaksanakan adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah dosis ekstrak daun sirsak dan faktor kedua adalah waktu pemberian yaitu 25 hari dan 50 hari. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata jumlah leukosit pada perlakuan 50 hari lebih meningkat pada dosis 0,2 g/kg BB sebanyak 9,1x103 ± 5,38 dibandingkan pada perlakuan 25 hari yaitu 7,8x103 ± 5,76. Dalam hal ini, lama pemberian (faktor kedua) memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah leukosit tikus putih. Selain itu persen neutrofil menunjukkan peningkatan (perlakuan 25 hari yaitu 53 ± 1,93 sedangkan perlakuan 50 hari yaitu 58 ± 2,31) sementara persen limfosit mengalami penurunan (perlakuan 25 hari yaitu 46 ± 2,16 sedangkan perlakuan 50 hari yaitu 40 ± 1,58) pada dosis 0,4 gr/kg BB tikus setelah diberi ekstrak daun sirsak. Sedangkan persen monosit berpengaruh tidak nyata setelah diberi ekstrak daun sirsak. Kata Kunci: Daun sirsak, leukosit, neutrofil, limfosit, monosit.

PENDAHULUAN Pemanfaatan senyawa bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan saat ini mulai sering digalakkan. Hal ini seiring dengan permasalahan angka kematian akibat kanker semakin meningkat. Selain itu, pengobatan melalui kemoterapi ternyata memiliki efek samping. Sehingga perlu pengobatan yang aman, mudah diperoleh dan tidak menimbulkan efek samping. Banyak jenis tumbuhan yang dapat dieksplorasi sebagai bahan obat tradisional. Salah satu tumbuhan yang dapat dibuat sebagai obat tradisional adalah daun sirsak. Daun sirsak memiliki bau tajam menyengat dengan tangkai daun pendek sekitar 3-10 mm (Radi, 2001). Adewole dan Martin (2006) menemukan bahwa daun Anonna muricata memiliki efek yang bermanfaat dalam meningkatkan aktifitas enzim antioksidan dan hormone insulin pada jaringan pankreas serta melindungi dan menjaga sel-sel pankreas β. Daun sirsak juga berpotensi sebagai antihipertensi, antispasmodik, obat pereda nyeri,

hipoglikemik, antikanker, emetic (menyebabkan muntah), vermifuge (pembasmi cacing) (Holdsworth,1990). Pada daun sirsak ditemukan senyawa acetogenin yang bermanfaat mengobati berbagai penyakit. Acetogenins memiliki sitotoksitas terhadap sel kanker. Acetogenins berperan serta dalam melindungi sistim kekebalan tubuh serta mencegah dari infeksi yang mematikan (Erlinger, 2004). Acetogenins sering disebut sebagai inhibitor I atau penghambat pertumbuhan sel kanker paling kuat (Zuhud, 2011). Chang (1998) menyatakan bahwa pada tumbuhan Annonacea terdapat senyawa metabolit sekunder berupa acetogenin yang dapat mengobati penyakit kanker yaitu pada Hep 2,2,15 (human hepatoma cell transfected HBV), Hep. G2 (human hepatoma cell), KB (human nasophryngeal carcinoma) and CCM2 (human colon tumor cell). Acetogenins merupakan senyawa aktif yang bersifat toksik sebagai zat yang dapat menghambat dan menghentikan pertumbuhan sel kanker. Dalam Semirata 2013 FMIPA Unila |93

Martina Restuati: Uji Efek Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Terhadap Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus)

pertumbuhannya, sel kanker membutuhkan banyak energi (ATP). Dalam Chang (1998) dijelaskan bahwa senyawa acetogenins berperan sebagai inhibitor sumber energi untuk pertumbuhan sel kanker melalui penghambatan NADH di mitokondria saat transpor elektron dan menghambat NADH oxidase pada membran plasma sel tumor. Mitokondria merupakan organ tempat dihasilkannya energi dalam bentuk ATP. Sel kanker membutuhkan energi yang banyak untuk berkembang, sedangkan sumber energi dalam sel akan menjadi berkurang bahkan berhenti akibat aktivitas acetogenin, maka sel kanker pun berhenti membelah dan selanjutnya sel kanker akan mati. Acetogenins secara selektif menyerang sel yang tumbuh abnormal dengan energi yang besar. Sel-sel normal yang butuh energi relatif rendah dalam pertumbuhannya tidak menjadi target senyawa acetogenins (Yuan, 2003). Hal ini yang membuat senyawa dalam daun sirsak dianggap selektif dan hanya memilih sel kanker untuk diserang. Peningkatan jumlah leukosit total menunjukkan respon leukosit dalam mengatasi adanya zat asing (sel kanker). Masuknya antigen ke dalam tubuh direspon secara langsung oleh sel darah putih (leukosit) (Erlinger, 2004). Dalam hal ini, acetogenin berperan untuk meningkatkan jumlah sel darah putih dalam mengatasi kanker serta mencegah dari infeksi yang mematikan. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih jauh tentang manfaat daun sirsak dan bagaimana pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L) terhadap hitung jenis leukosit pada tikus putih (Rattus norvegicus). METODE PENELITIAN Bahan Penelitian Dalam penelitian ini, bahan yang digunakan adalah daun sirsak dan tikus putih. Daun sirsak yang digunakan adalah daun sirsak yang hijau mengkilap, dan

94|Semirata 2013 FMIPA Unila

berada di baris ke-4 hingga ke-6 dari pucuk. Daun dipetik, dicuci dan diangin-anginkan selama satu malam, kemudian ditimbang dan didapat beratnya sebanyak 2 kg, kemudian diiris tipis-tipis dan dikeringkan sampai dapat diremas dan hancur, setelah itu diblender hingga halus lalu disaring dengan menggunakan saringan yang kerapatannya besar untuk memisahkan ekstrak halus dengan ekstrak kasarnya. Tikus putih yang digunakan sebanyak 24 ekor berumur 2 bulan dengan berat badan rata-rata 125-150 gr. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor, faktor pertama adalah dosis ekstrak daun sirsak yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0 g/kg BB, 0,2 g/kg BB, 0,4 g/kg BB. Faktor kedua adalah waktu pemberian yaitu 25 hari dan 50 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Varians (ANAVA) pada taraf signifikan α = 0,01 dan 0,05. Kombinasi perlakuan adalah 3 x 2 = 6 kombinasi, dengan kombinasi sebagai berikut : Tabel 1. Kombinasi perlakuan

Faktor Perlakuan dosis (A) A0 (0 g/kg bb) A1 (0,2 g/kg bb) A2 (0,4 g/kg bb)

Lama Pemberian (B) B1 B2 (25 hr) (50 hr) A0B1 A0B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

Keterangan : A = Perlakuan, B = Lama Pemberian

HASIL DAN PEMBAHASAN Total Leukosit Telihat pada perlakuan 50 hari, leukosit lebih meningkat pada dosis 0,2 g/kg BB sebanyak 9,1x103 ± 5,38. Setelah

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

dilakukan analisis, ternyata lama pemberian (faktor B) memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah leukosit tikus putih. Sementara pada dosis sirsak (faktor A) dan interaksi antara dosis dan lamanya pemberian (AB) menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap leukosit. Peningkatan jumlah leukosit seiring dengan fungsi murisolin (senyawa dalam acetogenin) melindungi dan memulihkan sistim kekebalan tubuh. Tabel 2 Rata-rata Jumlah Leukosit

N o

1.

2.

Waktu Perlak uan (hari) 25

Perlakua n Daun Sirsak (gr/kg BB tikus) 0

Jumlah Leukosit (Sel/mm3 ± SD) 8,6x103± 3,16

50

0,2 0,4 0

7,8x103 ± 5,76 7,9x103 ± 5,91 8,6x103 ± 3,87

0,2 0,4

9,1x103 ± 5,38 8,7x103 ± 5,91

Pada perlakuan 25 hari pemberian ekstrak daun sirsak, terlihat bahwa neutrofil lebih meningkatkan pada dosis 0,2 g/kg BB. Kemudian pada 50 hari, neutrofil lebih meningkat pada dosis 0,4 g/kg BB, setelah dilakukan analisis diperoleh bahwa pemberian dosis yang berbeda (faktor A) memberikan pengaruh sangat nyata terhadap persen neutrofil tikus putih, sementara pada lama pemberian (faktor B) dan interaksi antara dosis dan lamanya pemberian (AB) menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap neutrofil, setelah dilakukan uji BNT. 2. LIMFOSIT Dari tabel dapat dilihat bahwa dosis pemberian (faktor A), lama pemberian (faktor B) serta interaksi AB memberikan pengaruh nyata terhadap persen limfosit tikus putih. Hal ini menunjukkan bahwa limfosit mengalami penurunan. Dalam hal ini ekstrak daun sirsak bekerja sebagai imunosupresor (menurunkan derajat imunitas) dengan membunuh sel limfosit yang diaktifkan.

1. NEUTROFIL

Tabel 3 Rata-rata Jumlah Limfosit

Tabel 2 Rata-rata Jumlah Neutrofil

No.

No.

1.

2.

Waktu Perlakuan Perlakuan Daun (hari) Sirsak (gr/kg BB tikus) 25 0

50

Jumlah Neutrofil (% ± SD) 1.

Waktu Perlakuan Perlakuan Daun (hari) Sirsak (gr/kg BB tikus) 25 0

51 ± 1,13

0,2 0,4 0

57 ± 2,91 53 ± 1,93 53 ± 1,93

0,2 0,4

56 ± 2,73 58 ± 2,31

2.

50

Jumlah Limfosit (% ± SD)

46 ± 0,83

0,2 0,4 0

42 ± 3,49 46 ± 2,16 45 ± 2,16

0,2 0,4

42 ± 1,41 40 ± 1,58

Semirata 2013 FMIPA Unila |95

Martina Restuati: Uji Efek Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata) Terhadap Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus)

3. MONOSIT 4. Pada perlakuan 25 hari monosit mengalami penurunan dibandingkan dengan kontrol. Sementara pada 50 hari, monosit mengalami kenaikan seperti terlihat pada dosis 0,2 g/kg BB. Pemberian dosis sirsak (faktor A ), lama pemberian (faktor B) dan interaksi antara dosis dan lamanya pemberian (AB) memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap jumlah monosit tikus putih. Setelah dilakukan uji lanjut dengan uji BNT dapat dilihat bahwa kelompok kelompok perlakuan memberikan pengaruh beda tidak nyata. KESIMPULAN Ekstrak daun sirsak memiliki pengaruh terhadap leukosit yang terdiri dari netrofil, limfosit dan monosit pada tikus putih. Jumlah total leukosit meningkat setelah diberi ekstrak daun sirsak. Persen neutrofil meningkat sementara persen limfosit mengalami penurunan setelah diberi ekstrak daun sirsak. Sedangkan persen monosit berpengaruh tidak nyata setelah diberi ekstrak daun sirsak. SARAN Perlu adanya penelitian lanjut tentang pengaruh pmberian ekstrak daun sirsak yang efektif terhadap antibodi.

96|Semirata 2013 FMIPA Unila

DAFTAR PUSTAKA Adewole, S.O. 2006. Morphological Changes and Hypoglycemic Effects of Annona Muricata Linn. (Annonaceae) Leaf Aqueous Extract on Pancreatic ΒCells of Streptozotocin-Treated Diabetic Rats. African Journal of Biomedical Research, Vol. 9 (173 – 187). Chang, F.R,dkk (1998). Acetogenins From Seeds of Annona Reticulata. Phytochemistry. Vol. 47, No. 6. pp. 1057-1061. Erlinger Thomas P. 2004. WBC Count and the Risk of Cancer Mortality in a National Sample of U.S. Adults: Results from the Second National Health and Nutrition Examination Survey Mortality Study. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention 13: 1052. Holdsworth D. K. (1990): ―Traditional Medicinal Plants of Rarotonga, Cook Islands.‖ Part I. Int. J. Crude Drug Res. 28(3), 209-218. Yuan S. S., et al. (2003): Annonacin, a monotetrahydrofuran acetogenin, arrest cancer cells at the G1 phase and causes cytotoxicity in a Bax and caspase-3related pathway. Life Sci. 72(25), 28532861. Radi.J.2001.Sirsak-Budidaya dan Pemanfaatannya. Kanisisus : Yogyakarta Zuhud, E. A. 2011. Bukti Kedahsyatan Sirsak Menumpas Kanker. Agromedia Pustaka: Jakarta