UJI POTENSI PUPUK ORGANIK DARI BAHAN CANGKANG TELUR UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.)
JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun Oleh : NURLITA HARNAFI MASHFUFAH A420100029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
UJI POTENSI PUPUK ORGANIK DARI BAHAN CANGKANG TELUR UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.) Nurlita Harnafi Mashfufah, A420100029, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
ABSTRAK
Penggunaan pupuk kimia dalam dosis tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman namun cenderung kurang mempedulikan lingkungan.Kulit telur bagi masyarakat umum hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga.Padahal dalam cangkang telur mengandung kalsium karbonat.Kandungan kalsium yang cukup besar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tanaman.Tujuan penelitian ini adalah 1) Mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik dari bahan cangkang telur dengan konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.) 2) Mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.) diantara perlakuan tersebut.Perameter yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan biomassa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu konsentrasi pupuk organik dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan, yaitu dengan perlakuan P0 (Tanaman seledri tanpa perlakuan), P1 ( konsentrasi pupuk 2,5%) dan P2 (konsentrasi pupuk 7,5%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari masingmasing perlakuan menunjukkan hasil pertumbuhan yang berbeda. Pada perlakuan P0 (kontrol) menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik, sedangkan perlakuan P2 (konsentrasi pupuk 7,5%) menunjukkan hasil pertumbuhan yang lebih baik dibanding dengan perlakuan P1 (konsentrasi pupuk 2,5%). Hal ini karena pada konsentrasi pupuk 7,5% kandungan kalsium lebih banyak sehingga pertumbuhan tanaman seledri khususnya tinggi batang, jumlah daun dan biomassa tumbuh dengan baik. Kata kunci: pupuk organik dari cangkang telur, tanaman seledri
PENDAHULUAN Lahan kritis adalah lahan yang tidak mampu secara efektif digunakan untuk lahan pertanian sebagai media pengatur tata air maupun sebagai pelindung alam sekitar. Menurut sumber dari Direktorat Jendral Bina Pengelolaan Daerah
AliranSungai dan Perhutanan Sosial, luas penyebaran lahan kritis di Indonesia dari tahun 2006 hingga 2011 mengalami peningkatan. Tahun 2006 hingga 2009 luas lahan kritis di Indonesia sebesar 77,8 juta hektar, mengalami peningkatan pada tahun 2010 menjadi 82,17 juta hektar. Pada tahun 2011 luas lahan kritis meningkat lagi menjadi 104,2 juta hektar. Masuknya zat kimia (pupuk anorganik) ke dalam tanah yang terus menerus dapat menyebabkan lahan menjadi kritis dan dapat menurunkan produksi. Penggunaan pupuk kimia dalam dosis tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas tanaman namun cenderung kurang mempedulikan lingkungan.Penggunaan pupuk anorganik/kimia yang terlalu banyak secara terus menerus membuat unsur hara tanah semakin menurun. Kerasnya tanah disebabkan oleh pemupukan sisa atau residu pupuk kimia, yang berakibat tanah sulit terurai atau hancur dibandingkan dengan bahan organik (Notohadiprawiro, 2006) Chang (2005), menyatakan bahwa komposisi utama dari cangkang telur adalah kalsit, yaitu bentuk kristalin dari kalsium karbonat (CaCO3).Bobot rata-rata sebuah cangkang telur sekitar 5g dan 40 persennya adalah kalsium.Kalsium dipasok oleh masa-masa tulang yang terdapat dalam tulang ayam, yang mengumpulkan cadangan kalsium dalam jumlah besar untuk pembentukkan cangkang. Komponen kalsium anorganik dari tulang ini ialah kalsium fosfat, Ca3(PO4)2, satu senyawa yang juga tak larut. Jika ayam diberi pakan rendah kalsium cangkang telurnya menjadi semakin tipis, ayam dapat menggunakan 10% dari jumlah seluruh kalsium dalam tulangnya hanya untuk membentuk sebutir telur. Bila pasokan pakannya terus menerus rendah kalsium, produksi telur pada akhirnya akan berhenti. Nurjayanti (2012), menyatakan bahwa pemberian tepung cangkang telur dapat dijadikan penggati kapur, karena menaikkan pH tanah aluvial. Pemberian tepung cangkang telur dan kompos keladi dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah yang sama. Perlakuan kompos kealdi dengan dosis 358 g/polibag yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai merah.
Hasil penelitian Alridiwirsah (2010), menyatakan bahwa penggunaan mulsa cangkang telur memberi pengaruh sangat nyata terhadap panjang tanaman dan umur mulai berbunga, namun memberi pengaruh tidak nyata terhadap umur panen, produksi buah per tanaman serta diameter buah. Interaksi pemberian pupuk kandang dengan penggunaan mulsa cangkang telur memberi pengaruh yang tidak nyata terhadap seluruh parameter yang diamati dalam penelitian. Seledri (Apium graveolus L) adalah tanaman sayuran bumbu berbentuk rumput yang berasal dari benua Amerika yang digunakan sebagai bumbu penyedap makanan dan bersifat obat yang mujarab menurunkan tekanan darah tinggi, mengobati kerontokan rambut, mengatasi sukar tidur, meperlancar buang air seni dan menguatkan urat syarat (Soewito,1991). Dengan permasalahan diatas perlu dilakukan penelitian yang berjudul “Uji Potensi Pupuk Organik Dari Bahan Cangkang Telur Untuk Pertumbuhan Tanaman Seledri (Apium Graveolens L.)”. METODE PENELITIAN Metode peneitian yang digunakan adalah metode eksperimen untuk memperoleh data dengan melakukan percobaan secara langsung, menanam tanaman seledri dengan pemberian pupuk organik cangkang telur berbagai konsentrasi.Parameter dalam penelitian ini adalah tinggi batang, jumlah daun dan biomassa tanaman seledri. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Way Anova, menggunakan rancangan acak lengkap dengan 1 faktor dan menggunakan 3 jenis perlakuan, 4 kali ulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Batang
tinggi batang (cm)
Grafik 1 Rerata Tinggi Batang
2.5 2 1.5 1 0.5 0
P0 (kontrol) P1 (konsentrasi 2,5%) t0 t2 t4 t6 t8 t10 t12
P2 (konsentrasi 7,5%)
waktu pengamatan
Berdasarkan grafik 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi batang seledri dari minggu ke-0 hingga minggu ke-12 pada konsentrasi pupuk cangkang telur 7,5% (P2) adalah yang paling tinggi. Sedangkan perlakuan kontrol (P0) menunjukkan pertumbuhan tinggi batang yang paling rendah. Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, pertumbuhan tinggi batang tanaman seledri dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik cangkang telur memiliki nilai probabilitas (sig) > 0,05, yaitu pada perlakuan P0 dengan signifikansi 0,976>0,05 , pada perlakuan P1 dengan signifikansi 0,240>0,05 , dan pada perlakuan P2 dengan signifikansi 0,850>0,05. Uji homogenitas pertumbuhan tinggi batang tanaman seledri dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik cangkang telur memiliki nilai prbabilitas (sig) > 0,05, yaitu 0,092>0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas dan uji homogenitas adalah data berdidtribusi normal dan varian data sama (homogen), sehingga dapat dilakukan iji hipotesis menggunakan uji Analisis varian satu jalur atau One way anava.
Tabel 1 Hasil Uji Anova satu jalur tinggi batang tanaman seledri Sumber Ragam Perlakuan Galat Total
Db
JK
KT
F hitung
2 9 11
1,55 0,52 2,07
0,776 0,058
13,3
F tabel 5% 4,25
Keputusan Hi diterima
Keterangan: Db
: Derajat bebas
JK
: Jumlah Kuadrat
KT
: Kuadrat Tengah Hasil analisis statistik sederhana dan uji anova dihasilkan F hitung sebesar
13,3 dan F tabel sebesar 4,25, sehingga didapatkan Fhitung> Ftabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 13,3>4,25, dapat disimpulkan bahwa Hi diterima yang artinya pemberian pupuk organik dari cangkang telur dengan konsentrasi yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.). 2. Jumlah Daun Grafik 2 Rerata Jumlah Daun
jumlah daun
10 8 6 P0 (kontrol)
4
P1 (konsentrasi 2,5%)
2
P2 (konsentrasi 7,5%)
0 t0
t2
t4
t6
t8 t10 t12
waktu pengamatan
Berdasarkan grafik 2 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah daun tanaman seledri dari minggu ke-0 hingga minggu ke-12 pada konsentrasi pupuk cangkang telur 7,5% (P2) adalah yang paling banyak. Sedangkan perlakuan kontrol (P0) menunjukkan pertumbuhan tinggi batang yang paling sedikit.
Uji normalitas menggunakan uji Shapiro-Wilk, pertambahan jumlah daun tanaman seledri dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik dari cangkang telur memiliki nilai probabilitas (sig) > 0,05, yaitu pada perlakuan P0 dengan signifikansi 0,683>0,05 , pada perlakuan P1 dengan signifikansi 0,240>0,05 , dan pada perlakuan P2 dengan signifikansi 0,683>0,05. Uji homogenitas pertambahan jumlah daun tanaman seledri dengan perlakuan konsentrasi pupuk organik dari cangkang telur memiliki nilai prbabilitas (sig) > 0,05, yaitu 1>0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji normalitas dan uji homogenitas adalah data berdistribusi normal dan varian data sama (homogen), sehingga dapat dilakukan iji hipotesis menggunakan uji Analisis varian satu jalur atau One way anava. Tabel 2 Hasil Uji Anova satu jalur jumlah daun tanaman seledri Sumber Ragam Perlakuan Galat Total
Db 2 9 11
JK 32,66 5 37,66
F hitung 29,4
KT 16,33 0,55
F tabel 5% 4,25
Keputusan Hi diterima
Keterangan: Db
: Derajat bebas
JK
: Jumlah Kuadrat
KT
: Kuadrat Tengah Hasil analisis statistik sederhana dan uji anova dihasilkan F hitung sebesar
29,4 dan F tabel sebesar 4,25, sehingga didapatkan Fhitung> Ftabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 29,4>4,25, dapat disimpulkan bahwa Hi diterima yang artinya pemberian pupuk organik dari cangkang telur dengan konsentrasi yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.).
3. Biomasssa Tanaman n Grafik 3 Rerata Biom massa Tanam man
Biomassa (gram)
0.3
P0 (kontro ol)
0 0.23
0.19 0.2
P1 (konsentrasi 2,5%)
0.11 0.1
P2 (konsentrasi 7,5%)
0 P0
P1 P2 2 Perlakuan n
Berdasark kan Grafik 3 dapat dilihaat bahwa parrameter biom massa pada perlaakuan konssentrasi puppuk organikk dari canngkang teluur dengan konssentrasi 7,5% % (P2) mem miliki rerata biomassa paling p besar yaitu 0,23 gram m. Pada perrlakuan konnsentrasi pup puk organikk dari cang gkang telur deng gan konsentrrasi 2,5% ((P1) memiliiki rerata biomassa b seb besar 0,19 gram m, sedangkann P0 (kontrool) memiliki rerata biom massa paling kecil yaitu 0,11 gram. Uji normaalitas mengggunakan uji Shapiro-Wiilk, biomasssa tanaman p konsentrasi pupuk p organnik dari canggkang telur seleddri dengan perlakuan mem miliki nilai probabilitas p (sig) > 0,05 5, yaitu padaa perlakuan P0 dengan sign nifikansi 0,5 557>0,05 , pada perrlakuan P1 dengan signifikansi s 0,7998>0,05 , dan n pada perlakkuan P2 denngan signifikkansi 0,850> >0,05. Uji homo ogenitas bioomassa tannaman seleddri dengan perlakuan konssentrasi pupuk organik dari cangkaang telur meemiliki nilai prbabilitas (sig)) > 0,05, yaiitu 0,306>0,005. Hal ini dapat d disimppulkan bahwa hasil dari uji normalitas n d uji homoogenitas adaalah data beerdistribusi normal dan n dan variaan data sam ma (homoggen), sehingga dapat ddilakukan ijii hipotesis men nggunakan ujji Analisis varian v satu jaalur atau Onee way anavaa. Tabeel 4.11 Hasill Uji Anova satu jalur biiomassa tanaaman seledrii Su umber Ragam R Perrlakuan
Db 2
JK 0,0029
KT 0,0114
F hitung 5,6
F tabel 5% 4,25
Keeputusan Hi diterima
Galat Total
9 11
0,024 0,053
0,002
Keterangan: Db
: Derajat bebas
JK
: Jumlah Kuadrat
KT
: Kuadrat Tengah
Hasil analisis statistik sederhana dan uji anova dihasilkan F hitung sebesar 5,6 dan F tabel sebesar 4,25, sehingga didapatkan Fhitung> Ftabel pada taraf signifikansi 5% yaitu 5,6>4,25, dapat disimpulkan bahwa Hi diterima yang artinya pemberian pupuk organik dari cangkang telur dengan konsentrasi yang berbeda dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman seledri (Apium graveolens L.). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian pupuk organik dari cangkang telur dengan konsentrasi yang berbeda
dapat
mempengaruhi
pertumbuhan
tanaman
seledri
(Apium graveolens L.) 2. Pemberian pupuk organik dari cangkang telur dengan konsentrasi 7,5% (P2) memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi 2,5% pada pertumbuhan tanaman seledri. Saran 1. Aplikasi pupuk perlu dilakukan pada tanaman lain 2. Variasi konsentrasi penggunaan pupuk perlu dikembangkan dengan penambahan perlakuan konsentrasi hingga didapat konsentrasi pupuk yang paling optimal.
DAFTAR PUSTAKA Chang, Raymond. 2005. “Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2”. Erlangga: Jakarta Notohadiprawiro, Soeprapto, dan E. Susilowati. 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta: Ilmu Tanah UGM. Nurjayanti, dkk.2012. Pemanfaatan Tepung Cangkang Telur sebagai Substitusi Kapur dan Kompos Keladi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah
pada
Tanah
Aluvial.Jurnal
Sains
Mahasiswa
Vol1.No1.Desember 2012 hal 16-21. Soewito. 1991. Bercocok Tanam Seledri. Titik Terang: Jakarta.
Pertanian