PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG TELUR SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA MAKANAN
BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN
DIUSULKAN OLEH : Izmi Amalia Zavier NIM: 2013430015 / ANGKATAN: 2013 Rezha Adhitya Fachraji NIM: 2013430032 / ANGKATAN: 2013 Viki Febrianoca NIM: 2013430038 / ANGKATAN: 2013 Fabyola Chuneva Alros NIM: 2014430008 / ANGKATAN: 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA JAKARTA 2015
i
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan ........................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................. ii Daftar Tabel dan Gambar .................................................................................... iii Ringkasan ........................................................................................................... iv BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................ 1 1.4 Kegunaan ....................................................................................... 1 1.5 Luaran ............................................................................................ 1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2 BAB 3. METODA PENELITIAN ..................................................................... 6 BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 9 4.1 Anggaran Biaya ............................................................................. 9 4.2 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10 LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti
ii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Berat Abolut dan Relatif Dari Mineral Penyusun Cangkang Telur ...... Tabel 4.1. Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ................................................. Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan PKM-P ...................................................................
3 9 9
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Cangkang Telur ................................................................................. Gambar 2. Diagram alir pembuatan tepung cangkang telur ...............................
2 8
iii
RINGKASAN
Pengawetan bahan makanan pada saat ini kebanyakan masih menggunakan bahan-bahan sintetis yang kadang tidak aman bagi kesehatan manusia. Bahan pengawet yang beredar dan digunakan bersifat sintetis dan pastinhya akan menimbulkan efek jangka panjang yang tidak baik bagi kesehatan manusia. Beberapa waktu ini juga marak ditemukan kasus makanan yang berpengawet formalin, boraks dan berbagai macam bahan yang sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh manusia. Efek jangka panjang yang ditimbulkan sangatlah mengerikan karena dapat menyebabkan kanker hingga berakibat kepada kematian. Oleh karena itu dibutuhkan suatu terobosan baru dalam hal pengawetan makanan dengan menggunakan bahan yang alami dan tentunya lebih aman bagi tubuh manusia. Salah satu yang bias dimanfaatkan adalah cangkang telur. Cangkang telur seringkali diabaikan oleh masyarakat karena dianggap hanya sebagai limbah saja. Namun dalam cangkang telur juga mengandung beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai zat untuk membuat makanan menjadi lebih tahan lama. Cangkang telur tersebut terlebih dahulu dihaluskan hingga menjadi seperti tepung untuk selanjutnya dapat dicampurkan ke dalam bahan makanan dan menjadikan makanan tersebut lebih awet. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat lebih sadar akan bahayanya pengawet sintetis dan beralih dengan menggunakan bahan alami yang tersedia banyak untuk dapat dijadikan sebagai pengawet makanan yang aman bagi tubuh. Kata Kunci: Cangkang telur, pengawet, pengawet alami
iv
1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur merupakan salah satu bahan makanan yang sudah akrab dengan masyarakat Indonesia. Telur sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain : kandungan asam amino yang lebih lengkap dibanding dengan bahan makanan lain seperti ikan, daging, ayam, tahu, tempe, dsb. Selain itu telur juga merupakan sumber protein yang dibutuhkan untuk tubuh manusia. Telur yang sudah diolah menjadi bahan makanan, sudah tentu cangkangnya tidak dipergunakan lagi. Masyarakat umumnya membuang limbah cangkang telur tersebut tanpa mempergunakannya kembali. Ditambah menurut data dari Direktorat Jenderal Peternakan (2009), produksi telur di Indonesia tahun 2009 mencapai 1.013.543 ton. Hal inilah yang menjadikan dasar penelitian kami, karena selain limbahnya yang berlimpah, ternyata didalam cangkang telur tersebut masih banyak kandungan yang dapat digunakan sebagai pengawet alami untuk makanan. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah cangkang telur dapat menjadi bahan pembuatan pengawet alami? 2. Bagaimana proses pengolahan cangkang telur menjadi pengawet? 3. Berapa lama makanan bisa bertahan dengan penambahan pengawet alami dari cangkang telur? 1.3 Tujuan 1. Membuat pengawet alami dari cangkang telur 2. Mengetahui proses pembuatan pengawet alami dari cangkang telur 3. Mengetahui lama waktu makanan bisa bertahan dengan penambahan pengawet alami dari cangkang telur. 1.4 Kegunaan 1. Membuatan pengawet alami untuk makanan. 2. Sebagai bahan informasi untuk penulis dan masyarakat akan pemanfaatan limbah cangkang telur. 1.5 Luaran 1) Pengawet alami 2) Artikel Ilmiah 3) Paten
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Konsumsi telur di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun sehingga produksi juga meningkat. Beberapa tahun kedepan kemungkinan juga akan meningkat karena pada tahun 2013 produksi telur ayam ras petelur sebanyak 1,223.718 ton. Produksi telur ayam ras petelur yang semakin meningkat ini menimbulkan semakin banyaknya limbah cangkang telur yang dihasilkan. Untuk mengatasi masalah tersebut pada penelitian ini, limbah cangkang telur ini akan diolah sebagai bahan pengawet alami pada makanan. 2.1 Cangkang Telur Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai karakteristik, struktur dan kandungan kimia, dan kegunaan cangkang telur. 2.1.1
Karakteristik Cangkang Telur
Gambar 1. Cangkang Telur Cangkang telur yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari ayam boiler petelur. Spesifikasi yang digunakan yaitu permukaan yang halus, dan dipilih yang berwarna kecokelatan (Leslie, 1961). 2.1.2
Struktur dan Kandungan Kimia Cangkang Telur
Cangkang telur ayam memiliki tiga lapisan yaitu kutikula, lapisan stratum, lapisan membran. Masing-masing lapisan tersebut mempunyai kandungan kimia tertentu. Kutikula mengandung 90% protein dan sejumlah kecil karbohidrat dan lemak. Protein tersebut mengandung glisin, asam glutamat, lisin, sistin, dan tirosin. Sedangkan karbohidratnya melipoti heksosamin, galaktosa, manosa, fuksa, glukosa, dan asam sialat. Lapisan stratum adalah campuran dari matriks protein yang dibuat sebelum dekomposisi kalsium karbonat, terdiri dari lapisan kristal vertikal, palisade, dan lapisa mamilari. Keseluruhan lapisan mengandung 95% kalsium karbonat, 3,3%
3
protein, dan 1,6% air lembab. Lapisan membrane terdiri dari membrane luar dan dalam, terdiri dari 70% senyawa organic, 10% senyawa anorganik, dan 20% air (Davis, 2002). Komposisi cangkang telur secara umum terdiri atas : air (1,6%) dan bahan kering (98,4%). Dari total bahan kering yang ada, dalam cangkang telur terkandung unsur mineral ( 95,1%) dan protein (3,3%) . Berdasarkan komposisi mineral yang ada, maka cangkang telur tersusun atas CaCO3 (98,34%) ; MgCO3 (0,84%) dan Ca3(PO4)2 (0,75%0 (Yuwanta, 2010). Beberapa jenis mineral penting yang menyusun cangkang telur seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Berat absolut dan relatif dari mineral penyusun cangkang telur. Mineral Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Fosfor (P) Karbonat (CO) Mangan (Mn) Sumber : Yuwanta 2010 2.1.3
% dari berat total 37,30 0,38 0,35 58,00 7
g/berat total 2,30 0,02 0,02 3,50 Ppm
Fungsi Cangkang Telur
Serbuk cangkang telur saat ini telah digunakan sebagai sumber kalsium yang lebih baik dari susu. Sediaan yang sudah tersedia di pasar berbentuk tablet, akan tetapi sediaan tersebut memiliki efek samping hiperkalsemia, dan sembelit. Selain itu, karena senyawa penyusun utamanya kalsium karbonat, maka cangkang telur dgunakan sebagai antasida. Serbuk cangkang telur maupun ekstraknya sampai saat ini belum ditemukan sebagai bahan pengawet makanan. (Davis, 2002). 2.2. Pengawet Bahan pengawet adalah bahan adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencagah atau menghambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. 2.2.1 Jenis Pengawet Makanan Pengawet makanan digolongkan menjadi dua, pertama pengawet alami yang bisa diperoleh dari bahan makanan segar seperti bawang putih, gula, garam dan asam. Golongan kedua adalah pengawet sintetis. Pengawet ini merupakan hasil sintesis secara kimia. Bahan pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil, lebih pekat dan penggunaannya lebih sedikit. Kelemahan pengawet sitetis adalah efek samping yang ditimbulkan. Pengawet sintetis dipercaya bisa menimbulkan
4
efek negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet sintetis adalah nastrium benzoat, kalium sulfit dan nitrit. Penambahan pengawet alami jauh lebih baik karena dampak buruknya terhadap kesehatan lebih kecil. Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam jawa dan kluwak. Bahanbahan ini dapat mencegah perkembangbiakan mikroorganisme pembusuk (Dedi, 2013). Bahan pengawet pada makanan dan minuman berfungsi menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan, menghindarkan oksidasi makanan sekaligus menjaga nutrisi makanan sehingga kerusakan dapat dihambat. Pengawet yang diizinkan (Permenkes No.722/1988) adalah : Natrium Benzoat, Asam Benzoat, Asam Propionat. Asam Sorbat, Belerang Dioksida, Etil p-Hidroksi Benzoat, Kalium Benzoat, Kalium Bisulfit, Kalium Meta Bisulfit, Kalkum Nitrat, Kalium Nitril, Kalium Propionat, Kalium Sorbat, Kalium Sulfit, Kalsium Benzoit, Kalsium Propionat, Kalsium Sorbat, Natrium Benzoat, Metil-p-hidroksi Benzoit, dll. Namun, disamping itu ada beberapa zat pengawet makanan yang dilarang penggunaannya, antara lain formalin, pijer (boraks), Natamysin, Kalium Asetat. Penggunaan zat pengawet yang berbahaya akan mengakibatkan timbulnya macam- macam penyakit yang akan membahayakan manusia (Haidha, 2013). 2.2.2 Cara Pengawetan Makanan Pendinginan di lemari pendingin merupakan salah satu cara untuk mengawetkan makanan. Cara pengawetan bahan makanan dapat disesuaikan dengan keadaan bahan makanan, komposisi bahan makanan, dan tujuan dari pengawetan. Secara garis besar ada dua cara dalam mengawetkan makanan, yaitu fisik serta biologi dan kimia. Cara Fisik Pengawetan makanan secara fisik merupakan yang paling bervariasi jenisnya, contohnya adalah: 1. Pemanasan. Teknik ini dilakukan untuk bahan padat, namun tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus fungsional, seperti vitamin dan protein. 2. Pendinginan. Dilakukan dengan memasukkan ke lemari pendingin, dapat diterapkan untuk daging dan susu. 3. Pengasapan. Perpaduan teknik pengasinan dan pengeringan, untuk pengawetan jangka panjang, biasa diterapkan pada daging. 4. Pengalengan. Perpaduan kimia (penambahan bahan pengawet) dan fisika (ruang hampa dalam kaleng). (Ria, 2013). Cara Biologi dan kimia Pengawetan makanan secara biologi dan kimia secara umum ditempuh dengan penambahan senyawa pengawet, seperti:
5
1. 2. 3. 4.
Penambahan enzim, seperti papain dan bromelin Penambahan bahan kimia, misalnya asam sitrat, garam, gula. Pengasinan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk makanan Pemanisan, menaruh dalam larutan dengan kadar gula yang cukup tinggi untuk mencengah kerusakan makanan 5. Pemberian bahan pengawet, biasanya diterapkan pada bahan yang cair atau mengandung minyak. (Ria, 2013). 2.2.3 Prinsip Pengawetan Prinsip pengawetan pangan ada tiga, yaitu: 1. Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan. 2. Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan termasuk serangan hama. Mencegah atau memperlambat kerusakan mikrobial. Bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet juga diharapkan dapat mengganggu kondisi optimal pertumbuhan mikroba. (Ria, 2013).
6
BAB 3. METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium PTK III Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 bulan. 2.2 Bahan dan Alat Penelitian ini menggunakan berbagai macam bahan-bahan kimia yang digunakan baik sebagai bahan uji percobaan maupun bahan untuk analisa hasil percobaan. Berbagai alat proses dan alat ukur juga digunakan untuk menjamin kelancaran penelitian ini. a) Bahan b) Alat Cangkang telur Baskom Telur utuh Mixer Air Kompor Gas Tepung Protein Tinggi Plastik Wrap Tepung Protein Sedang Loyang Roti Gula Oven Garam Mesin Penepung Susu Bubuk Mesin Ayakan Mentega Putih Timbangan Kue Pengambang Beaker Glass Asam Posfat 85% Rak Pendingin Bread Improver Kertas Minyak Vanilla Essence Kuas Ragi Pisau Roti Rolling Pin Sarung Tangan Oven 2.3 Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : Tahap I : Persiapan bahan baku. Tahap II : Perendaman cangkang telur dengan air panas 80ºC selama 15-30 menit, pembersihan dan pengeringan. Tahap III : Pembuatan tepung. Tahap IV : Pencampuran bahan (pembuatan roti). Tahap V : Pengamatan. 1. Cangkang telur yang telah dikumpulkan direndam dengan air panas 80ºC selama 15-30 menit guna membersihkan cangkang telur dari kotoran dan debu.
7
2. Setelah direndam cangkang telur dibersihkan kemudian dijemur hingga kering. 3. Setelah kering, cangkang telur kemudian direndam dengan asam posfat 85% untuk mensterilkan cangkang dari bakteri, kemudian dikeringkan lagi dalam oven hingga benar-benar kering. 4. Masukkan cangkang telur ke dalam mesin penepung untuk digiling. 5. Setelah didapatkan tepung cangkang telur, selanjutnya tepung cangkang dimasukkan kedalam alat screening (mesin pengayak) yang sudah diatur pengukurannya untuk mendapatkan ukuran tepung yang diinginkan yaitu 100 mesh, 125 mesh, 150 mesh, 160 mesh, dan 175 mesh. 6. Untuk pembuatan sampel utama (tanpa cangkang telur) Campurkan tepung terigu, ragi instant dan gula lalu aduk hingga seluruhnya tercampur 7. Masukkan telur dan bread improver lalu aduk kembali hingga rata 8. Campurkan air dan sedikit vanilla essence sebagai aroma, aduk hingga adonan kalis 9. Setelah kalis diamkan adonan hingga mengembang. Setelah mengembang gilas adonan agar udara yang ada diadonan keluar. Kemudian bagi adonan menjadi 5 bagian. Kemudian bakar di dalam oven selama 15-20 menit. 10. Untuk pembuatan sampel penambahan cangkang telur dengan variable mesh, tambahkan tepung cangkang telur 100 mesh, 125 mesh, 150 mesh, 160 mesh, 175 mesh sebanyak 30gr kedalam bahan kering. Kemudian ulangi langkah 7-9 11. Untuk pembuatan sampel penambahan cangkang telur variable berat, tambahnkan tepung cangkang telur 150 mesh sebanyak 15gr, 30gr, 45gr, 60gr, 75gr kedalam campuran bahan kering. Kemudian ulangi langkah 7-9. 12. Setelah roti jadi, amati perubahan yang terjadi antara roti tanpa cangkang telur dengan roti mengandung cangkang telur. 13. Catat perubahan yang terjadi pada masing-masing sampel.
8
Gambar 2. Diagram alir pembuatan tepung cangkang telur Cangkang Telur
Pencucian dengan air hangat 80ºC selama 15-30 menit untuk menghilangkan debu dan kotoran Jemur dibawah sinar matahari Perendaman dengan asam posfat 85% untuk mensterilkan cangkang telur dari bakteri
Pengeringan
Penggilingan Pengayakan (100 mesh, 125 mesh, 150 mesh, 160 mesh, 175 mesh)
Tepung Cangkang Telur
9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
No. 1 2 3 4
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.) Peralatan penunjang Rp. 4.370.100 Bahan habis pakai Rp. 3.121.500 Perjalanan Rp. 3.121.500 Lain-lain Rp. 1.872.900 Jumlah Rp. 12.486.000
4.2 Jadwal Kegiatan Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-P No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 1 Persiapan Peralatan Persiapan Bahan 2 Baku Pembersihan, Pengeringan, 3 Perendaman, Penggilingan 4 Pembuatan Roti 5 Pengamatan 6 Laporan Kemajuan 7 Publikasi
Bulan ke-4
10
DAFTAR PUSTAKA Sugiarto, Bambang. 2010. Kimia untuk Pendidikan Sains. Surabaya: Unesa Unipress Aryulina Diah. 2004. Biologi SMA untuk kelas XII. Jakarta: Esis Fellow FJ. 2000. Food Processing Technology: Principles and Technology 2nd ed. Cambridge: Woodhead Publishing Limited. Gordon Aylward, Tristan Findlay. SI Chemical Data Book (edisi 4). John Wiley & Sons Australia, Ltd Zumdahl, Steven S. (2009). Chemical Principles 6th Ed. Houghton Mifflin Company. P. Paustian T. 2001. Protein Structure. University of Wisconsin-Madison. Peraturan Menkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan perubahannya No. 1168/Menkes/Per/X/1999 Peraturan Menteri Kesehatan No. 1168/Menkes/PER/X/1999 UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan Leni Herliani. “Bahan Tambahan Makanan”. Majalah Cakrawala. 24/2/2005. Yandri A. S. 2006. Zat Aditif. Makalah Seminar Kimia Expo X 2006. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung. Lampung.Hlm 3. Swinkels JJM. 1985. Sources of Starch, its Chemistry and Physics. Di dalam :Starch Conversion Technology. Van Beynum GMA, Roels A, editor. New York : Marcel Dekker
Biodata Dosen Pembimbing A. Identitas Diri 1 Nama Lengkap (dengan gelar) 2 Jenis Kelamin 3 Program Studi 4 NIDN 5 Tempat dan Tanggal Lahir 6 E-mail 7 Nomor Telepon/HP
Irfan Purnawan ST, M.ChemEng L Teknik Kimia 0313067902 Bekasi, 13 Juni 1979
[email protected] 081382331470
B. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus
S1 Universitas Muhammadiyah Jakarta Muhammadiyah Teknik Kimia Jakarta 1998-2002
S2 Curtin University of Technology Chemical Enggineering 2004-2006
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel No. Seminar Ilmiah Pemanfaatan Kitosan Sebagai Deseminasi Penelitian Internal 1 Absorben Gas UMJ Buang Kendaraan Bermotor
2
Enviromental Technology and Management Conference
S3
Coastel Waste Management at Jakarta Bay and Seribu Island
Waktu dan Tempat November, 2013 Jakarta
November, 2011 Bandung
D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Waktu dan No. Seminar Ilmiah Tempat 1 2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian. Jakarta, 6 Oktober 2015 Pembimbing,
Irfan Purnawan ST, M.ChemEng
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan penunjang (35%) Material
Justifikasi Kuantitas Pemakaian Oven Memanggang 1 unit Sampel Mesin Menghaluskan 1 unit Penepung Cangkang Telur Mixer Mencampur 1 unit Bahan Baskom Wadah 5 buah Mencampur Bahan Kering Kompor Gas Untuk 1 unit Memasak Mesin Ayakan Untuk 1 unit Mengayak Bahan Baku Loyang Roti Wadah Untuk 35 buah Memanggang Plastik Wrap Meresting 4 gulung Adonan Timbangan Untuk 1 unit Kue Menimbang Bahan Kering Beaker Glass Untuk 2 buah Mengukur Bahan Cair Rak Tempat 3 buah Pendingin Pendingin Roti Kertas Alas Loyang 1 gulung Minyak Kuas Untuk 3 buah Mengoles Roti Pisau Roti Memotong 3 buah Roti Rolling Pin Menggilas 2 buah Adonan Sarung Pelindung 1 pasang Tangan Oven Tangan SUB TOTAL (Rp)
Harga Satuan (Rp) Rp. 600.000
Keterangan
Rp. 850.000
Beli
Rp. 580.000
Beli
Rp. 15.000
Beli
Rp. 400.000
Sewa
Rp. 500.000
Sewa
Rp. 15.000
Beli
Rp. 25.000
Beli
Rp. 128.000
Beli
Rp. 60.000
Beli
Rp. 70.000
Beli
Rp.17.100
Beli
Rp. 10.000
Beli
Rp. 30.000
Beli
Rp. 60.000
Beli
Rp. 25.000
Beli
Beli
Rp.4.370.100
2. Bahan Habis Pakai (25%) Material
Justifikasi Pemakaian Bahan Baku
Kuantitas
Tepung 10 kg Protein Tinggi Tepung Bahan Baku 5 kg Protein Sedang Ragi Instan Bahan 3 bungkus Pelengkap Gula Pasir Bahan Baku 5 kg Garam Bahan 1 bungkus Pelengkap Telur Bahan Baku 5 kg Mentega Putih Bahan Baku 3 kg Air Bahan Baku 4 liter Asam Posfat Bahan 1 jrigen (35 85% Pelengkap kg) Utama Sarung Untuk 1 box Tangan Latex Memasak Gas Untuk 12 kg Memasak Susu Bubuk Bahan Baku 3 kg Cangkang Bahan Baku 10 kg Telur Utama Bread Bahan 1 kg Improver Pelengkap Vanilla Bahan 1 botol Essence Pelengkap SUB TOTAL (Rp)
Harga Satuan (Rp) Rp. 22.000
Keterangan
Rp. 20.000
Beli
Rp. 18.000
Beli
Rp. 15.500 Rp. 3.500
Beli Beli
Rp. 20.000 Rp. 22.000 Rp. 5.500 Rp. 47.000
Beli Beli Beli Beli
Rp. 70.500
Beli
Rp. 165.000
Beli
Rp. 70.000 Rp. 10.000
Beli Beli
Rp. 130.000
Beli
Rp. 158.000
Beli
Beli
Rp. 3.121.500
3. Perjalanan (25%) Material Transportasi Literatur
Monev Transportasi Belanja
Justifikasi Pemakaian 1. Perpustakaan LIPI 2. Perpustakaan Nasional
Kuantitas Harga Satuan (Rp) 1 paket Rp. 681.500
4 orang Untuk membeli bahan 4 orang baku dan peralatan SUB TOTAL (Rp)
Rp. 350.000 Rp. 260.000
Keterangan -
Rp 3.121.500
4. Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya, maks 10%) Material Laporan Awal Laporan Akhir Poster
ATK Seminar
Justifikasi Kuantitas Harga Pemakaian Satuan (Rp) Cetak dan 2 Rp. 100.000 Penggandaan Cetak dan 2 Rp. 200.000 Penggandaan Cetak digital 3 Rp. 190.000 untuk monev dan pameran Administrasi 1 paket Rp. 202.900 Untuk 1 paket Rp. 500.000 mempresentasikan hasil penelitian di seminar SUB TOTAL (Rp) TOTAL (KESELURUHAN) (Rp.)
Keterangan -
-
Rp. 1.872.900 Rp. 12.486.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No
Nama /NIM
Program Studi
Bidang Ilmu
1.
Izmi Amalia Zavier
T. Kimia
T. Kimia
2.
Rezha Adhitya Fachraji
T. Kimia
T. Kimia
3.
Viki Febrianoca
T. Kimia
T. Kimia
4.
Fabyola Chuneva Alros
T. Kimia
T. Kimia
Alokasi Uraian Tugas Waktu (jam/minggu) 20 1. jam/minggu Mengkoordinasi kegiatan penelitian 2. Menyiapkan bahan baku 3. Variasi Mesh 4. Mengkoordinasi laporan 20 1. Menyiapkan jam/minggu peralatan 2. Variasi berat 3. Membuat adonan variasi berat 20 1. Menyiapkan jam/minggu peralatan 2. Variasi Mesh 3. Membuat adonan variasi mesh 20 1. Menyiapkan jam/minggu bahan baku 2. Variasi berat 3. Menyusun laporan