UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE

Download 13 Apr 2017 ... Melalui Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas. IV SDN Kertajaya 02 ... Peningkatan Hasil Belajar IP...

0 downloads 944 Views 8MB Size
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATERI GAYA (Penelitian Tindakan Kelas di SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh MASUMAH NIM. 1812018300180

PROGRAM STUDI DUAL MODE SISTEM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor disusun oleh Masumah, NIM 1812018300180, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, 31 Maret 2017 Yang Mengesahkan, Pembimbing

Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 19650115 198703 1 002

i

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor” disusun oleh Masumah, NIM : 1812018300180, diajukan ke Falkutas Ilmu Tarbiyah dan Kegururan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 13 April 2017 di depan dewan penguji. Karena itu,

penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang bertandatangan di bawah ini: Nama

: Masumah

NIM

: 1812018300180

Jurusan

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Alamat

: Kp. Bojong Jaya RT 001/003 Desa Kertajaya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor 16350

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Demonstrasi pada Materi Gaya Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor adalah benar karya tulis sendiri dibawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing

: Dr. Ahmad Sofyan. M.Pd

NIP

: 19650115 198703 1 002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil sendiri.

iii

ABSTRAK

MASUMAH, NIM 1812018300180. Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya Melalui Metode Demonstrasi Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gaya melalui metode Demonstrasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016 di kelas IV SDN Kertajaya 02 pada semester genap tahun pelajaran 2016/2017. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang terjadi di kelas. Metode ini dilakukan dalam empat tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan ( observasi ) serta refleksi tindakan. Keempat tahapan tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan mencatat hal- hal yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA khususnya materi gaya pada siklus I terdapat 19 orang siswa atau 67,86% telah mengalami peningkatan hasil belajar ( mencapai KKM ). Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 78,57% atau 22 dari 28 siswa telah mencapai KKM. Hasil belajar siswa pada postes siklus I memperoleh nilai rata-rata 71,07, sedangkan postes siklus II terjadi peningkatan hasil belajar rata-rata menjadi 78,21. Dari hasil itu sebagian besar siswa telah mencapai KKM sekolah yang telah ditentukan. Dengan demikian dari hasil analisa peneliti, bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA tentang gaya, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Hasil Belajar, IPA, Metode Demonstrasi

iv

ABSTRACT

MASUMAH, NIM 1812018300180. Improving Learning Outcomes IPA About Style Through Action Research Methods Demonstration Class IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Thesis Program Government Elementary School Teacher Education Faculty and Science Teaching Tarbiyah State Islamic University (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, in 2016. This study aims to improve student learning outcomes in style materials through methods Demonstration. This research was conducted from January to March 2016 in the fourth grade SDN Kertajaya 02 in the second semester of the school year 2016/2017. The method used in this research is classroom action research (Classroom Action Research). This study was conducted as an attempt to address the learning happens in the classroom. This method is carried out in four phases including planning, implementation, and observation (observation) and reflection action. The fourth stage is the present cycle repeatedly and carried out with the same measures and focusing on learning the method demonstration. Based on the research that has been done during the process of learning takes place by recording the things that happen, it can be concluded that the science subjects especially the material force in the first cycle there are 19 students or 67.86% have improved learning outcomes (achieving KKM). In the second cycle increased to 78.57% or 22 out of 28 students have reached KKM. The results of students in the first cycle postes obtain the average value of 71.07, while the second cycle occurs postes learning outcome average being 78.21. From the results that most students have reached KKM schools that have been determined. Thus the results of the analysis researchers, that learning by using the method of demonstration in science subjects about style, can improve student learning outcomes. Keywords: Learning Outcomes, IPA, Methods Demonstration

v

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas karunia rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyususn skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang Gaya Melalui Metode Demonstrasi Penelitian Tindakan Kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor”. Shalawat dan salam smoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasulallah Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan semua selaku ummatnya yang selalu berusaha untuk menjalankan semua sunah-sunahnya hingga akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan trimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi, M.Ag Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Sarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dindin Ridwanuddin, M.Pd., Ketua Pengelola Dual Mode System (DMS) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr, Ahmad Sofyan, M.Pd. Dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini memberikan ilmu dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Kepala Sekolah SDN Kertajaya 02, Bapak Sukarna, S.Pd. yang telah memberikan izin dan kesempatan dalam penelitian.

vi

7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak H. Arsen dan Ibu Hj. Baenah yang telah memberikan dukungan materil dan moril kepada penulis. 8. Kakakku Musadad, S.Pd.I, Nurpiyah A.Ma. Pd, Paridah, Azis Muslim, Deden Suprihatin, S.Sos dan Nengsih A. Ma. Pd. dan adikku Nurijah, S.Pd yang telah memberikan dukungan moril dan memberikan semangat kepada penulis. 9. Rekan-rekan mahasiswa kelas C dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini. 10. Guru-guru SDN Kertajaya 02 yang telah memberikan dukungan dalam proses penelitian yang dilakukan di sekolah tersebut.

Semoga dukungan, bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis membuahkan karya yang bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya.

Jakarta, 21 April 2017 Penulis

Masumah

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING................................................ i LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................. ii LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii ABSTRAK..................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. vi DAFTAR ISI ................................................................................................. viii BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Identifikasi Masalah Penelitian ............................................. 3 C. Pembatasan Masalah Penelitian ............................................ 3 D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................. 3 E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian.......................... 4

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................. 6 1.

Belajar ............................................................................ 6

2.

Hasil Belajar ................................................................... 8

3.

Metode Demonstrasi ....................................................... 10

4.

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ..................................... 12

B. Kajian Penelitian yang Relevan.............................................. 17 C. Kerangka Berpikir ................................................................. 19 D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 23 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ............... 23 1.

Metode Penelitian ........................................................... 23

2.

Desain Penelitian ............................................................ 25

C. Subjek Penelitian ................................................................... 27 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................. 27

viii

E. Tahapan Intervensi Tindakan ................................................ 27 F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................... 31 G. Data dan Sumber Data ........................................................... 31 H. Instrumen Pengumpulan Data. ............................................... 31 I.

Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 38

J.

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................... 39

K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................ 39 L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................... 40 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Latar Belakang Sekolah ......................................................... 41 1.

Sejarah singkat Berdirinya Sekolah SDN Kertajaya 02 ... 41 a.

Profil Sekolah .......................................................... 41

b. Visi, Misi, dan Tujuan .............................................. 41 c.

Tujuan ..................................................................... 42

d. Struktur Organisasi................................................... 42 e.

Kurikulum ................................................................ 42

f.

Keadan Guru dan Siswa ........................................... 43

g. Keadaan Siswa ........................................................ 44 B. Deskripsi Data Hasil Penelitian.............................................. 46 1.

Penelitian Pendahuluan ................................................... 64

2.

Siklus I ........................................................................... 47

3.

Siklus II .......................................................................... 55

C. Pembahasan ........................................................................... 62 BAB V PENUTUP A. Simpulan ............................................................................... 65 B. Saran .................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67 LAMPIRAN

ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam bidang akademis. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif. IPA merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam sekitarnya. Adapun arti dari pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” 1 Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh berbagai hal, antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat pada kurikulum. Siswa sebagai objek pengajaran, memiliki kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, ada pula yang kurang. Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi kepada siswa karena keragaman yang ada pada siswa. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor pada pembelajaran IPA di bawah KKM 70. Dari 28 siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor, 19 siswa mendapat nilai di bawah KKM, sedangkan hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Data diperoleh dari daftar nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru pada awal semester ganjil tahun 1

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 326.

1

2

pelajaran 2016/2017. Berdasarkan observasi, hal ini disebabkan karena keterlibatan siswa secara langsung dalam pembelajaran sangat minim sehingga siswa tidak memahami materi yang diajarkan. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tertarik pada materi karena guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar. Pembelajaran dengan metode konvensional tak lebih dari transfer ilmu guru kepada murid di dalam kelas melalui komunikasi satu arah. Murid hanya menjadi obyek pasif yang mempunyai kewajiban untuk menghafal catatan yang telah diberikan guru supaya bisa menjawab soal-soal yang nantinya akan diujikan. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. 2 Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung oleh referensi studi dan penelitian, maka peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV menerapkan metode pengajaran demonstrasi dalam sebuah penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengantisipasi masalah tersebut, yang sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sering digunakan dalam belajar mengajar IPA. Besar harapan penulis dalam pembelajaran tentang hantaran panas pada benda menggunakan metode demonstrasi dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar IPA tentang hantaran panas pada benda dapat meningkat. Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya”.

2

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cetakan keempat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 90.

3

B. Identifikasi Masalah Penelitian Identifikasi area dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran IPA di kelas IV. Untuk fokus penelitiannya adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM 70. 2. Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa tidak memahami materi yang diajarkan. 3. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran. 4. Guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.

C. Pembatasan Masalah Penelitian Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi penelitian yaitu: 1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar ipa pada konsep gaya 2. Sekolah yang digunakan pada penelitian ini adalah SDN Kertajaya 02 kelas IV, yang beralamat di Kecamatan rumpin kab. Bogor. 3. Hasil belajar kognitif jenjang C1-C2-C3

D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut: “Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya kelas IV di SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor?”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa melalui penggunaan metode demonstrasi.

4

F. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah: 1.

Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA.

2.

Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan penelitian

lebih

lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru kelas. Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang berarti Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini: 1. Bagi Siswa a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPA. c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA tentang Gaya. d. Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan. e. Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah. 2.

Bagi guru a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan dan memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan perhatian siswa. b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. c. Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang gaya.

3. Bagi Kepala Sekolah a. Sebagai

masukan

dalam

rangka

memotivasi

para

guru

untuk

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. b. Sebagai

bahan

pertimbangan

dan

pengambilan

keputusan untuk

meningkatkan mutu sekolah c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM. 4. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan manfaat dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan dalam penelitiannya.

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Belajar a.

Pengertian Belajar Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam bertindak.1Menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”2 Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu.Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Dalam belajar yang terpenting adalah proses bukan hasil yang di perolehnya. Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri, adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat berhasil dengan baik.3

Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi “belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang di lakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotor”.4 Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang di maksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi: 1) Hilgard dan Bower, mengemukakan: “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan

1

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h.4 2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), h.2 3 Pupuh Fathurrahman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h.6. 4 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam 2009), h. 3

5

6

tingkah laku itu tidak dapat di jelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.” 2) Gagne, menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” 3) Morgan, mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.” 4) Witherington, mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.”5 Dari definisi-definisi tersebut di atas, ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : Belajar merupakan suatu perubahan dalam

tingkah

laku,

perubahan

dalam

pengertian,

pemecahan

suatu

masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan.6 Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah : 11 yang berbunyi :

Artinya: “….niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orangorang beriman dan berilmu”. Dari definisi-definisi yang telah diungkapkan di atas peneliti berpendapat belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan memiliki tujuan.

b. Ciri Khas perilaku belajar yaitu : Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan perilaku yang spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah : 1) Perubahan Intensional 2) Perubahan Positif dan Aktif 5

M.Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.84. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h.62.

6

7

3) Perubahan Efektif dan Fungsional7 c. Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar dapat di susun oleh calon guru atau pembimbing dengan prinsip yang dapat di laksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Susunan prinsip-prinsip belajar tersebut adalah : 1. Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar, 2. Sesuai hakekat belajar dan yang ke-3 sesuai dengan materi/bahan yang harus dipelajari. 1) Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar a) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan partisipasi aktif, meningkatkan dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional; c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif; d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. 2) Sesuai hakekat belajar a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya; b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; c) Belajar adalah proses kontinguitas, (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang di harapkan. Stimulasi yang di berikan menimbulkan respon yang di harapkan. 3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari 1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya; 2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. 4) Syarat keberhasilan belajar 1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; 2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.8 2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dapat di lihat dari

7

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 116 8 Slameto, op.cit. h.27-28

8

terjadinya perubahan yang di harapkan sesuai dengan tujuan yang telah di rumuskan. Tujuan yang di maksud tersebut berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang di maksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang di kehendaki dapat di ketahui melalui evaluasi. b. Macam-macam Hasil Belajar 1) Pemahaman konsep Pemahaman menurut bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. 2) Keterampilan Proses Usman dan setiawan mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. 3) Sikap Menurut lange dalam azwar sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik,.9 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Keberhasilan belajar sangat di pengaruh oleh beberapa faktor.FaktorFaktor tersebut dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). 1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta kebiasaan siswa. 2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira, meyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan

9

Ahmad Susanto, op.cit, h.5-11.

9

keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.10

3. Metode Demonstrasi a. Pengertian Metode Demonstrasi Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik oleh guru maupun orang luar yang diundang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan diambil dari obyek yang sebenarnya.11 Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang dilakukan.12Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses, peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik. Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang sekedar memberikan pengetahuan yang sudah di terima begitu saja oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah. Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa. Metode yang di maksud dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi. 10

Ibid, h. 12 Zakiah Daradjat, metodik khusus pengajaran agama islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

11

h.296. 12

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h.162.

10

Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi mengatasi kekurangankekurangan guru, metode demonstrasi mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami siswa.Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan prestasi belajar siswa akan meningkat. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses,situasi atau benda tertentu,baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.13 Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah cara-cara guru dalam mengajar dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam media yang relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan siswa agar kreatif dalam memahami materi. Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk: 1) Memberikan ketrampilan tertentu 2) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas 3) Menghindari verbalisme, menbantu peserta didik dalam memahami dengan jelas, jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik. Metode

demonstrasi

bertujuan

untuk

memberikan

gambaran

atau

memperlihatkan suatu proses terjadinya suatu peristiwa sesuai dengan materi ajar agar peserta didik dengan mudah untuk memahaminya. b. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi 1) Kelebihan Metode Demonstrasi a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memerhatikan bahan 13

Wina Sanjaya, Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta, Kencana, 2010), h.152.

11

pelajaran yang dijelaskan. b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan anatara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. 2) Kelemahan Metode Demonstrasi a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah. c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.14 4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah Dasar. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini di anggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan

cara yang lain. IPA

berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pada prinsipnya mempelajari IPA

sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau

melakukan dan membantu siswa untuk memahami siswa untuk memahami alam 14

Ibid, h. 152-153

12

sekitar secara mendalam.15 Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya di arahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak siswa di paksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang di peroleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini juga menimpa pada pembelajaran IPA, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains disekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan di jelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam Bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap.16 Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan sebagai produk, yaitu kumpulin hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain : fakta-fakta, prinsip,hukum,dan teori-teori IPA. Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dan menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap. Sikap ilmiah harus dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan sikap yang harus di miliki oleh seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya.17 b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa :

15

Budi Setyawan, http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/hakekat-pembelajaran-ipa-disd.html diunduh 24/2/2016 16 Ahmad Susanto, Op.Cit, h. 165. 17 Ibid., h.165-169.

13

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap saint, teknologi, dan masyarakat. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep saint yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya saint dalam kehidupan sehari-hari. 4) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman di bidang pengajaran lain. 5) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari. c.

Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD/MI Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. 2) Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak,getaran dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya

d. Gaya 1) PengertianGaya Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita memberikan gaya pada benda tersebut. Untuk melakukan suatu gaya, diperlukan tenaga. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada yang lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalm Newton (N). Gaya dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda. 2) Macam – macam Gaya a) Gaya otot

14

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot. Misalnya, tangan mengangkat buku, orang mendorong meja, dan kuda menarik delman, b) Gaya Magnet Adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Benda magnet akan menarik benda logam. Magnet berasal dari kata Magnesia yaitu tempat orang Yunani menemukan sifat magnet yang terdapat dalam batu-batuan yang dapat menarik logam, misalnya magnet yang terdapat pada pintu kulkas, alat pengumpul sampah besi, dan penutup tempat pensil. c) Gaya Gesek Adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Gaya gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar permukaan gaya gesek semakin besar Misalnya, karet rem yang bergesekan dengan pelek seperti kayuh, amplas dengan kayu, dn ban mobil dengan permukaan jalan. d) Gaya Pegas Adalah gaya yang dihasilkan oleh benda elastis atau lentur. Misalnya, tali ketapel, tali busur panah, dan pegas. e) Gaya Gravitasi Adalah gaya tarik dari pusat bumi. Gaya Gravitasi adalah gaya yang menarik semua benda baik benda hidup maupun benda tidak hidup ke arah pusat bumi.Gaya gravitasi bumi menyebabkan semua benda di Bumi mempunyai berat. Gaya gravitasi bumi disebut juga gaya berat, yaitu gaya yang dimiliki suatu benda terhadap pusat bumi. 18 Contoh: daun berguguran dari pohon, buah yang telah masak jatuh ke tanah, dan penerjun payung. Benda-benda yang mengalami tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak jatuh ke tanah. Gerak jatuh akan semakin cepat bila benda semakin dekat dengan tanah. Setelah benda mencapai tanah, gaya gravitasi tetap bekerja sehingga benda tetap berada pada tempatnya.Akibat tidak adanya gaya gravitasi semua makhluk hidup dan makhluk tak hidup akan melayang-layang di angkasa. 3) Pengaruh Gaya terhadap Gerak dan Bentuk Benda 18

Jumali, dkk, Kreatif Ilmu Pengatahuan Alam Kelas 4 untuk Sekolah Dasar, (Jakarta: Duta, 2013), h.94-95.

15

Gaya dapat menyebabkan benda bergerak, gaya dapat menambah kecepatan benda, dan gaya dapat mengurangi kecepatan benda. Gaya dapatmenyebabkan kedudukan benda berubah atau gaya dapat menyebabkan benda yang tadinya diam menjadi bergerak. a. Gaya Menggerakkan Benda Diam Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola akan melambung ke udara jika tendang. Lemari akan bergeser jika kita dorong. Sepeda akan berjalan jika kita kayuh. Batu akan bergerak jika kita lempar. b. Gaya Membuat Benda Bergerak Menjadi Diam Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh, sepeda motor yang sedang bergerak, kelereng yang menggelinding dan sebagainya. Benda yang bergerak tersebut dapat berhenti jika diberi gaya. Sepeda yang bergerak akan berhenti jika direm. Sepeda motor yang sedang bergerak akan berhenti jika direm. Kelereng yang menggelinding akan berhenti jika kita tahan dengan tangan atau kaki. Mengerem sepeda dan sepeda motor termasuk bentuk gaya. Begitu pula dengan menahan kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya, dengan demikian, gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam. c. Gaya Mengubah Kecepatan Benda Perhatikan mobil yang sedang bergerak! Jika kamu amati, kecepatan mobil tersebut tidak akan sama. Kamu bisa melihatnya pada spidometer. Gerak mobil terkadang cepat dan terkadang lambat. Apakah yang menyebabkan kecepatan mobil tersebut berubah-ubah? Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak gasnya, akibatnya, mobil akan melaju kencang. Namun, ketika ada mobil yang lain didepannya, pengemudi akan menginjak rem. Akibatnya, laju mobil akan melambat. Injakan gas dan injakan rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena itu, gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda. d. Gaya Mengubah Arah Gerak Benda Sepeda tidak hanya dapat berjalan lurus, sepeda dapat kita belokkan ke arah yang dibutuhkan. Jika ingin mengubah arah sepeda, kita cukup membelokkan setangnya. Hasilnya, arah sepeda akan berubah. Begitu juga dengan orang yang bermain bola. Bola tidak hanya bergerak ke satu arah. Namun, arah gerak bola tidak dapat berubah dengan sendirinya. Arah gerak bola harus diubah oleh

16

pemain bola. Caranya dengan menyundul atau menendang bola. Membelokkan arah sepeda dan bola termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, gaya dapat mengubah arah gerak benda. e. Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda Gaya dapat mengubah bentuk suatu benda yang terjadi pada karet gelang yang semula berbentuk lingkaran berubah bentuk ketika ditarik. Kayu yang semula berbentuk gelondong bisa diubah menjadi berbagai bentuk. Ada yang menjadi meja, kursi, mobil-mobilan, patung, dan sebagainya. Tarikan pada karet gelang dan pahatan pada kayu termasuk bentuk gaya. Dengan demikian, terbukti bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda. f. Gaya Dapat Mempengaruhi Keadaan Benda di dalam Air Di dalam air terdapat suatu gaya yng disebut gaya tekan ke atas. Gaya ini menyebabkan benda bisa mengapung di permukaan. Benda yang masuk ke dalam air akan dikenai gaya tekan ke atas, sehingga benda muncul kembali ke permukaan. Itulah sebabnya, ketika berenang kita tidak akan ke dasar kolam, melainkan berada di permukaan air. Namun gaya tekan ke atas dipengaruhi oleh luas permukaan benda. Benda yang permukaannya lebar mendapat banyak gaya tekan ke atas. Akibatnya benda itu akan tenggelam. Inilah penyebab batu tenggelam ketika dilempar ke dalam air. Hal ini karena batu memiliki luas permukaan yang kecil. Keadaan benda di dalam air di pengaruhi oleh gaya tekan ke atas dan berat benda. a. Jika gaya tekan ke atas lebih besar dari berat benda, maka benda akan terapung. b. Jika gaya tekan ke atas sama dengan berat benda, maka benda akan melayang. c. Jika gaya tekan ke atas lebih kecil dari berat benda, maka benda akan tenggelam. B. Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh ST Rusiah dengan skripsi berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang dan Hubungan Antar Bangun Datar”19 Penelitian Tindakan 19

ST Rusiah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang Dan Hubungan Antar Bangun Datar” PenelitianTindakan Kelas di Kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2012, h.77.

17

Kelas di kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah Tahun Pelajaran 2011/2012, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar dari sebelum siklus ke siklus I meningkat sebesar 10,69%. Hasil belajar dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 4,40%. Secara keseluruhan terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 15,09%. Hasil belajar dari awal sampai dengan akhir siklus II, dengan tingkat ketuntasan (pencapaian KKM) pada tes sebelum sikus sebesar 50% (18 orang), pada siklus I yang sudah mencapai nilai KKM 88,88% (32 orang), dan pada siklus II meningkat menjadi 100% telah mencapai nilai yang ditetapkan yaitu 70. Penelitian yang dilakukan Agus Andriyanto dengan judul skripsi “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”

20

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian

menunjukan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada pembelajaran siklus I diperoleh data dari 34 orang siswa. Siswa yang belum tuntas ada 13 orang siswa atau 38.23% dan yang tuntas ada 21 orang siswa atau 61.77%. sedangkan pada siklus II meningkat dimana siswa yang belum tuntas ada 3 orang siswa atau 8.82% dan yang sudah tuntas menjadi 31 orang siswa atau 91.18%. dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka penulis menyampaikan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi hasil belajar siswa di kelas V SDN 5 Telaga Kab Gorontalo tentang sifat-sifat cahaya mengalami peningkatan. Penelitian yang dilakukan oleh Wahdania dengan judul skripsi “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi”

21

, dapat ditarik kesimpulan:

Pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan tersebut dapat dilihat pada siklus Isiswa yang tuntas sebanyak 10 orang, persentase tuntas klasikal mencapai 58,82 %dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu siswa yang tuntas sebanyak 16 orangatau presentase ketuntasan klasikal mencapai 94,11%. Bila dilihat dari aspek 20

Agus Andriyanto, Djotin dan Meylan, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (kim.ung.Ac.id/index.php /KIMPIF/…4324, 2013), h.13. 21 Wahdania, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi”Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article), h.12.

18

aktivitassiswa maupun aktivitas guru keduanya mengalami peningkatan dari kategori baikpada siklus I menjadi kategori sangat baik pada siklus II. Dengan demikianpenggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVSDN Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA.

C. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA kelas IVSDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor lebih banyak berpusat kepada guru, guru lebih banyak berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan belajar IPA. Dengan kondisi awal seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA. Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan mencapai kondisi akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor dapat meningkat. Melalui metode demonstrasi, diharapkan siswa lebih senang dan tertarik untuk belajar IPA, sehingga hasil belajarnya diduga akan meningkat.

19

GURU Menggunakan metode ceramah

KONDISI AWAL

Menerapkan metode demonstrasi

TINDAKAN

SISWA Hasil belajar siswa masih rendah

SIKLUS I Menggunakan metode demonstrasi dengan kelompok

SIKLUS II Menggunakan metode demonstrasi secara kelompok dengan bimbingan guru. Diharapkan melaluimetode demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan, kreatifitas, kerjasama dan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA tentang gaya.

KONDISI AKHIR

Gambar.2.1 Skema Kerangka Berpikir D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: jika pembelajaran dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran IPA, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN Kertajaya 02 yang beralamat di Kp. Bababakan Ds. Kertajaya Kec. Rumpin Kab. Bogor. Alasan penulis mengadakan penelitian di lembaga tersebut adalah : sebagai tempat penulis menjalankan aktivitas sebagai guru mata pelajaran sehingga penulis mengetahui kondisi sekolah tersebut, kurangnya minat siswa untuk belajar IPA. Berdasarkan pengamatan kondisi sekolah tersebut, maka penulis tertarik untuk memeberikan kontribusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi siswa di SDN Kertajaya 02.Adapaun Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2016.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1.

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Wibawa dan arikunta mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Menurut Wiriaatmadja penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran

mereka,

dan

belajar

dari

pengalaman

mereka

sendiri.1Metode ini dipilih didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti adalah seorang guru. Sebagai seorang guru peneliti sangat berkeinginan memperbaiki kualitas hasil belajar IPA peserta didik khususnya di SDN 1

Tukiran Taniredja, Irma Pujiati dan Nyata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Alfabeta, 2011) h. 15-16

20

21

Kertajaya 02 Rumpin Bogor, sekolah dimana peneliti melaksanakan tugas sehari-hari. Penelitian yang dilakukan terdiri dari empat tahapan, yaitu: a. Perencanaan (Planning). Tahapan ini berupa penyusunan rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada tahap perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. Rincian tahap perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: 1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa rumusan hipotesa tindakan 2) Menjabarkan

indikator-indikator

keberhasilan

serta

instrument

pengumpulan data yang dipakai untuk menganalisa indikator keberhasilan 3) Menyiapkan instrument pengumpulan data 4) Membuat rancangan tindakan secara rinci yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Tindakan (Action). Pada tahap ini, peneliti melaksanakan rencana atau strategi pembelajaran yang sudah di skenariokan. Pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Demonstrasi pada proses pembelajaran dengan materi gaya.Rincian tindakan tersebut menjelaskan tentang: 1) Menerapkan

strategi

pembelajaran

dengan

demonstrasi dalam materi gaya. 2) Mengamati pembelajaran yang dilakukan siswa

menggunakan

metode

22

c. Pengamatan (Observasi) Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelakanaan pembelajaran. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, dengan demikian keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Pada tahap ini, peneliti dibantu observer melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.Pengumpulan data berupa lembar observasi dan tes hasil belajar.Panduan observasi yang digunakan terdiri dari dua, yaitu guru dan siswa. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara cermat terhadap penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA pada materi gayayang dilaksanakan pada siklus penelitian. d. Refleksi Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang telah diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan/target yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya. 2.

Desain Penelitian Uraian tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: a. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus satu (1) adalah segala upaya mulai dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang diarahkan untuk mengkaji masalah penggunaan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi gaya. Sub pokok materi pambahasan dalam tindakan pembelajaran siklus I adalah materi tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda yang dilaksanakan selama dua kali pertemuan dalam proses pembelajaran. Siklus I diakhiri dengan evaluasi terhadap pencapaian indikator hasil belajar siswa dan analisis hasil observasi terhadap penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran.

23

Untuk mencapai hasil yang maksimal, setelah melakukan refleksi pada siklus I, peneliti akan melanjutkan kegiatan penelitian pada siklus II melalui tahapan yang sama seperti pada siklus I dengan sub materi pengaruh gaya terhadap bentuk benda. Proses pembelajaran ini pun dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dalam proses pembelajaran dan satu kali tes evaluasi hasil belajar siklus II. b. Penelitian ini berakhir apabila peneliti telah memperoleh data bahwa hasil belajar IPA siswa pada materi gaya telah mencapai rata-rata hasil belajar 70% dan analisa hasil pengamatan menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada materi gaya mencapai target serendah-rendahnya, kategori baik. c. Desain penelitian tindakan kelas ini selanjutnya secara sistematis disajikan dalam alur diagram sebagaimana terlihat dibawah ini.

Hasil belajar IPA siswa pada materi gaya

Perencanaan proses pembelajaran gaya melalui metode demontrasi

Hasil belajar siswa belum dapat ditingkatkan sesuai dengan target yang ditetapkan

Pelaksanaan pembelajaran pengaruh gaya terhadap gerak benda

Pengamatan dan pengumpulan Data saat tindakan

Tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demontrasi pada materi gaya

Perencanaan proses pembelajaran gaya melalui metode demontrasi

Refleksi dari pelaksanaa n materi gaya

S I K L

Pengamatan dan pengumpulan Data saat tindakan

U S I S

Refleksi dari pelaksanaan pembelajaran dengan metode demontrasi pada materi pengaruh gaya terhadap gerak benda

Jika hasil belajar IPA siswa belum sesuai target yang diharapkan Tindakan dihentikan

24

I K L U S II

Jika hasil belajar IPA siswa ≥ KKM 70 dan ketuntasan klasikal ≥70%

Gambar.3.1 Skema Desain Penelitian C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 dengan jumlah siswa 28 orang yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 14 siswa

25

perempuan. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut didasarkan pada temuan masalah bahwa kemampuan IPA siswa kelas tersebut masih rendah.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru sekaligus pelaku penelitian.Peneliti membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya.Peneliti dibantu oleh guru kelas III yang berperan sebagai Observer. Observer bertugas mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa tentang pendemonstrasian materi pelajaran serta mengamati proses pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan Perencanaan tindakan ini diawali dengan identifikasi persoalan di kelas dan direncanakan alternatif penyelesaiannya.Alternatif penyelesaian dilaksanakan dalam sikus penelitian yang terdiri dari perencanaa tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi serta analisis dan refleksi. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I, maka peneliti akan melanjutkan pada perencanaan dan tindakan siklus II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan dan begitu selanjutnya, sampai hasil analisis akhir tindakan menunjukkan bahwa kriteria target atau tujuan penelitian yang telah ditetapkan tercapai. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

26

Tabel.3.1 Tahap Perencanaan Siklus 1 Tahap Perencanaan 1 2 3 4 5 6 7 8

1 2 3 4 5 6

7 8 9

Menyiapkan kelas tempat penelitian Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan dengan metode demonstrasi beserta media pembelajaran Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, penggunaan metode demonstrasi, catatan lapangan Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan Menyiapkan soal akhir siklus I Menyiapkan alat dokumentasi Tahap Pelaksanaan Guru menyampaikan kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang diharapkan Guru melakukan apersepsi dan motivasi Guru membagi siswa di kelas menjadi 5 kelompok Guru mendemonstrasikan tentang hantaran panas pada benda, konduktor dan isolator panas dengan bantuan media pembelajaran Siswa ditugaskan untuk mendemontrasikan tentang materi gaya secara berkelompok Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang berkaitan dengan demonstrasi yang telah dilakukan dan menyampaikan hasil pengamatan untuk setiap kelompok Siswa mengerjakan soal tes akhir siklus I Guru menutup pelajaran Mendokumentasikan semua data yang diperoleh setiap pembelajaran selama siklus I

27

Tahap Observasi 1

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh Observer. Tahap ini berlangsung

bersamaan

dengan

pelaksanaan

tindakan

(pembelajaran) yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, dan mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran.

Tahap Refleksi 1

Melakukan analisa terhadap semua data yang telah terkumpul dari hasil observasi dan menentukan keberhasilan dan kelemahan pada siklus I yang akan dijadikan dasar perbaikan pada pelaksanaan siklus berikutnya

Tabel. 3.2 Tahap Perencanaan siklus 2 Tahap Perencanaan 1

Memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus1

2

Menyiapkan kelas tempat penelitian

3

Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4

Mendiskusikan RPP dengan dosen pembimbing

5

Menyiapkan materi ajar tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda untuk setiap pertemuan untuk metode demonstrasi

6

Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya

7

Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap pertemuan

8

Menyiapkan soal akhir siklus 2

9

Menyiapkan alat dokumentasi

28

Tahap Pelaksanaan 1

Memberikan sekilas ulasan tentang materi yang telah dipelajari dan melakukan penguatan khususnya kepada siswa yang pada siklus I belum mampu mencapai hasil sesuai kriteria yang ditetapkan

2

Menjelaskan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi dan motivasi

3

Menjelaskan materi pengaruh gaya terhadap gerak benda serta mendemonstrasikan bagaimana pengaruh gaya terhadap gerak benda itu dapat digunakan

4

Siswa ditugaskan secara berkelompok untuk mendemonstrasikan tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda dengan menggunakan alat peraga

5

Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang berkaitan dengan demonstrasi yang telah dilakukan dan menyampaikan hasil pengamatan untuk setiap kelompok

6

Siswa mengerjakan soal test akhir siklus II

7

Mendokumentasikan

semua

data

yang

diperoleh

setiap

pembelajaran selama siklus II Tahap Observasi 1

Tahap ini pada dasarnya sama dengan observasi pada tahap I, hanya ada beberapa tambahan pengamatan sebagai upaya perbaikan tindakan Tahap Refleksi

1

Menganalisa data yang telah terkumpul selama tindakan pada siklus I dan menentukan hasil tindakan siklus II yang akan dijadikan dasar tindakan selanjutnya, apakah akan melanjutkan tindakan pada siklus II jika target belum tercapai atau tindakan dihentikan jika target telah tercapai

29

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Diharapkan hasil dari tindakan yang dilaksanakan adalah tercapainya indikator-indikator keberhasilan, yaitu siswa dapat memahami apa itu gaya dan pengaaruh gaya terhadap gerak benda. Untuk mencapai target di akhir siklus 70% siswa atau lebih memperoleh nilai sesuai nilai KKM yang telah ditetapkan atau melampauinya. Nilai KKM yang telah ditetapkan sekolah untuk pelajaran IPA adalah 70. Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil apabila ≥ 70% dari jumlah siswa yang mengikuti proses pembelajaran mencapai nilai ≥ 70 di akhir siklus.

G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat atau pernyataan bukan berupa angka. Dalam penelitian ini data kualitatif yang digunakan berupa hasil observasi aktivitas guru dan siswa, aktivitas belajar IPA melalui metode demontrasi, catatan lapangan, dan hasil dokumentasi selama proses pembelajaran. 2. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode demonstrasi.Sumber data: sumber data dalam penelitian ini adalah siswa,guru,dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu: 1. Test Untuk mengukur tingkat hasil belajar siswa digunakan test akhir siklus I berupa post tes dalam bentuk pihan ganda, isian dan essai. Test ini bertujuan

30

untuk menganalisa peningkatan hasil belajar siswa pada materi gaya yang telah disampaikan pada proses pembelajaran selama siklus.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Pada Siklus I Standar Kompetensi Materi Indikator No Kompetensi Dasar Standar Gaya siswa dapat 1 Kompetensi : menyebutkan pengertian gaya. memahami siswa dapat 2 gaya dapat menyebutkan alat mengubah ukur gaya gerak dan atau Siswa dapat menyebutkan 3 bentuk suatu satuan ukur untuk benda gaya Kompetensi Siswa dapat Dasar : Menentukan 4 menyimpulkan bentuk gaya yang digunakan pada hasil suatu kejadian percobaan Siswa dapat bahwa gaya ( Mengklasifikasikan 5 dorongan dan gaya yang terjadi pada suatu kejadian tarikan ) dapat ( gaya otot ) mengubah Siswa dapat

Nomor Soal Instrumen Soal

6

Jumlah 1

Menyebutkan alat ukur untuk gaya.

2

1

Menyebutkan satuan ukur untuk gaya

3

1

Menentukan bentuk gaya yang digunakan pada suatu kejadian Mengklasifikasikan gaya yang terjadi pada suatu kejadian ( gaya otot ) Mengklasifikasikan

pada suatu kejadian

pada suatu kejadian ( gaya gesek ) ( gaya gesek )

C3

1

Mengklasifikasikan gaya yang terjadi gaya yang terjadi

C2

Menyebutkan pengertian gaya

gerak suatu benda

C1

4

5

1

1

6

1

31

N o

7

Standar Kompete nsi Kompete nsi Dasar

Mate ri

Indikator

Instrumen Soal

Gay

Siswa dapat

Memperkiraka

Memperkiraka

n

n

kecilnya gaya

gaya dapat

besar kecilnya

yang

terjadi

mengubah

gaya yang

pada

suaatu

gerak dan

terjadi pada

tempat.

atau bentuk

suaatu tempat.

Standar Kompeten si : memahami

8

suatu

a

C1

C2

C 3

7

besar

Mengklasifika

8,

Kompeten

Mengklasifika

sikan

gaya

1

si Dasar :

sikan gaya

yang

terjadi

3

menyimpul

yang terjadi

pada

suatu

kan hasil

pada suatu

kejadian ( gaya

bahwa

gravitasi )

dorongan

Siswa dapat

Mengklasifika

dan tarikan

Mengklasifika

sikan

gaya 4,

) dapat

sikan gaya

yang

terjadi 15

yang terjadi

pada

pada suatu

kejadian ( gaya

gerak suatu benda

2

kejadian ( gaya gravitasi )

gaya (

mengubah

Juml ah 1

Siswa dapat

benda

percobaan

9

Nomor Soal

9,1

`2

suatu

kejadian ( gaya listrik ) listrik ) 1

Siswa dapat

Menunjukkan

1

0

Menunjukkan

sifat benda

0

sifat benda

elastis

1

elastis 1

Siswa dapat

memperkiraka

1

memperkiraka

n

besar

11,1 2

2

32

n besar

kecilnya gaya

kecilnya gaya

yang

terjadi

yang terjadi

pada

suatu

pada suatu

tempat

tempat Jumlah

6

4

5

15

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Isian Pada Siklus I Standar Kompetensi Materi Indikator No Kompetensi Dasar Standar Gaya Siswa dapat 1 Kompetensi : menuliskan benda elastis memahami Siswa dapat gaya dapat menentukan mengubah pengaruh/akibat dari suatu gaya gerak dan atau yang dikenakan bentuk suatu terhadap benda benda (benda diam Kompetensi menjadi bergerak) Dasar : 2

Nomor Soal Instrumen Soal menuliskan benda elastis

C1 C2

C3

16

menentukan pengaruh/akibat dari suatu gaya yang dikenakan terhadap benda (benda diam menjadi bergerak)

Jumlah 1

17,18,19,20

4

4

5

menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya ( dorongan dan tarikan ) dapat mengubah gerak suatu benda

Jumlah

1

33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Essay Pada Siklus I Standar Kompetensi Materi Indikator No Kompetensi Dasar Standar Gaya Siswa dapat mencontohkan 1 Kompetensi : gaya yang terjadi memahami dikehidupan siswa gaya dapat Siswa dapat mengubah Mengklasifikasikan 2 gerak dan atau gaya yang terjadi pada suatu kejadian bentuk suatu ( gaya gravitasi ) benda Siswa dapat 3 Kompetensi Mencontohkan Dasar : gaya listrik Siswa dapat menyimpulkan menentukan hasil pengaruh/akibat percobaan dari suatu gaya 4 bahwa gaya ( yang dikenakan terhadap benda dorongan dan (benda diam tarikan ) dapat menjadi bergerak) mengubah Siswa dapat menuliskan 5 gerak suatu benda Pengaruh gaya terhadap suatu benda Jumlah

Nomor Soal Instrumen Soal

C1

mencontohkan gaya yang terjadi dikehidupan siswa

C2

C3

1

Mengklasifikasikan gaya yang terjadi pada suatu kejadian ( gaya gravitasi )

Jumlah 1

1

1

Mencontohkan gaya listrik

1

1

menentukan pengaruh/akibat dari suatu gaya yang dikenakan terhadap benda (benda diam menjadi bergerak)

1

1

Menuliskan Pengaruh terhadap benda

1

1

gaya suatu

1

3

1

5

34

2. Non Test Instrument non test yang digunakan dalam penelitian ini berupa : a. Lembar

observasi

tentang

aktivitas

siswa

pada

saat

proses

pembelajaran, baik yang mengenai keaktifan, motivasi, minat, sikap, dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Pada Siklus I dan II

No

Aspek yang dinilai

Penilaian

Penilaian

Pertemuan

Pertemuan

siklusI

siklusII

1 2 3 4 5 1

1 2 3 4

Mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan pembelajaran

2

Menyimak apa yang disampaikan guru

3

Memperoleh pengetahuan awal melalui kegiatan tanya jawab

4

Menyimak penjelasan guru tentang metode demonstrasi

5

Siswa merespon dan menjawab pertanyaan guru dengan baik

6

Siswa mendemonstrasikan benda yang mempengaruhi gerak benda

7

Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran

8

Bersama guru menyimpulkan apa yang dipelajari

9

Siswa mengikuti pelajaran sampai akhir dengan tertib

Jumlah Persentase pertemuan Kategori

Sangat baik

kriteria:

Katagori Jumlah Skor

5

35

5 = Sangat baik

80-100% = Sangat baik

4 = baik

70-79%

= baik

3 = Cukup

60-69%

= cukup

2 = kurang

50-59%

= kurang

1 = kurang sekali

0-40%

= kurang sekali

b. Lembar observasi tentang keterampilan guru dalam menggunakan Metode Demontrasi dalam menyampaikan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa, membangkitnya motivasi siswa, mengelola kelas dan berbagai kompetensi lain yang harus dimiliki seorang guru. Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Pada Siklus I dan II

No

Aspek yang dinilai

Penilaian

Penilaian

Pertemuan

Pertemuan

siklusI

siklusII

1 2 3 4 1

Guru membuat RPP

2

Guru membuka pelajaran dengan baik

3

Guru menanyakan kembali pelajaran siswa

5

1 2 3 4 5

sebelumnya (appersepsi) 4

Guru menguasai materi

5

Guru mengolah kelas dengan baik

6

Guru memberikan tugas

7

Guru menggunakan metode demonstrasi

8

Guru bersifat luwes, terbuka dan membantu

9

Guru memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugas siswa

10

Guru menutup pelajaran dengan baik

Jumlah Persentase pertemuan Kategori

Sangat baik

kriteria:

Katagori Jumlah Skor

36

5 = Sangat baik

80-100% = Sangat baik

4 = baik

70-79%

= baik

3 = Cukup

60-69%

= cukup

2 = kurang

50-59%

= kurang

1 = kurang sekali

0-40%

= kurang sekali

c. Lembar observasi keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Catatan lapangan selama proses pembelajaran berlangsung. e. Dokumentasi, berupa foto, dan dokumen-dokumen lain sebagai bukti otentik penelitian.

I.

Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian yang

berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan.Hal ini dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Rincian teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa dalam materi gaya diperoleh dari test hasil belajar setiap akhir siklus. 2. Keterampilan dan kemampuan guru menggunakan Metode Demontrasi diperoleh dari lembar pengamatan yang dilakukan oleh observer. 3. Instrument penelitian dicatat dengan menggunakan lembar catatan lapangan, baik yang dilakukan peneliti maupun observer.

J.

Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Dalam penelitian ini, validitas instrument dilakukan melalui judgement

(penilaian) oleh dosen pembimbing.Instrument tes hasil belajar di validasi secara konstruk baik aspek bahasa/redaksinya maupun kesesuaian item soal dengan indikator pembelajaran.

37

K. Analisis Data dan Interpretasi Data Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu pada pelaksanaan kegiatan penelitian. Data yang sudah terkumpul berupa hasil kerja LKS, hasil observasi, catatan lapangan dan hasil belajar siswa.Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Adapun peneliti menggunakan indikator keberhasilan penelitian untuk menentukan apakah siklus akan dilanjutkan atau dihentikan. Indikator keberhasilan tersebut adalah: 1. Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah:2 P= Keterangan: P = Angka persentase F = Frekuensi yang akan dicari persentasenya N = Number of Cases (Jumlah frekuensi) 2. Adapun teknik analisis data yang peneliti gunakan dalam memperoleh data hasil belajar siswa adalah tes tertulis, dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes formatif yang kemudian dibuat persentasenya, yang dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Penelitian ini diakhiri setelah hasil analisis data menunjukkan bahwa target peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor pada Materi Gaya telah tercapai. Jika belum tercapai akan dilanjutkan tindakan pada siklus berikutnya.

2

h.43.

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Sekolah 1.

Sejarah singkat Berdirinya Sekolah SDN Kertajaya 02 Penelitian perbaikan pembelajaran telah dilaksanakan di SDN Kertajaya

02 yang terletak di Kp. Babakan RT. 002 RW. 006, Desa Kertajaya Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor. Adapun fasilitas gedung yang dimiliki Sdn Kertajaya 02 diantaranya : Ruang kelas yang memadai, Ruang kantor guru, Ruang kantor Kepala Sekolah, Ruang Perpustakaan dan toilet

serta lapangan yang cukup

memadai untuk memenuhi sarana dan prasarana sekolah. a. Profil Sekolah Profil sekolah adalah identitas sekolah SDN Kertajaya 02. Peneliti menjabarkan dalam tabel berikut ini : Tabel 4.1 Profil sekolah SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT. 002 RW. 006 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10

Nama Sekolah Alamat Desa Kecamatan Provinsi Kode Pos Status Sekolah Tahun Berdiri KBM Bangunan Sekolah

Identitas Sekolah SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT.002 RW. 006 Kertajaya Rumpin Jawa Barat 16350 Negeri 1975 Pagi/siang Negeri

b. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ini menetapkan visi, misi, dan tujuan untuk menyeleraskan gerak organisasi dengan kinerja warga sekolah sebagai berikut : Visi : “Mewujudkan sekolah berkualitas, relevan, kompeten dan dinamis sesuai dengan perkembangan masa depan” 38

39

Misi : Melalui pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, efisien, inovatif dan menyenangkan untuk dapat : 1. Meningkatkan Iman dan Taqwa sebagai landasan utama dalam melaksanakan aktivitas sehari–hari. 2. Meningkatkan penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi, memberikan keterampilan dasar hidup dalam bidang Iptek maupun seni budaya. 3. Memberikan bimbingan dalam rangka meningkatkan : kecerdasan Spiritual (SQ) Kecerdasan Emosional (EQ) Kecerdasan Intelegensi (IQ) agar siswa mampu mengorganisasi dirinya sehingga memiliki kepribadian yang luhur. c. Tujuan Tujuan dasar pendidikan dasar SDN Kertajaya 02, adalah sebagai berikut : 1) Siswa memiliki Iman dan Taqwa yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. 2) Siswa mampu melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi sesuai dengan pilihannya dan mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat. 3) Siswa memiliki kepribadian dan budi pekerti (Akhlaqulkharimah) siap menghadapi tantangan masa depan. d. Struktur Organisasi Struktur

organisasi

merupakan

suatu

kerangka

atau

susunan

yang

menunjukkan hubungan antar komponen yang satu dengan yang lain, sehingga jelas tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing dalam suatu kebulatan yang teratur. Adapun bagan struktur organisasi SDN Kertajaya 02 dimulai dari kepala sekolah Bapak Sukarna, S.Pd.SD, kurikulum ibu Kurniasih, S.Pd.SD, Kesiswaanibu Siti Sumirah, S.Pd.SD, Tata Usaha Batria Efendri dan Bendahara Ubang Ubaidillah. e. Kurikulum Struktur kurikulum SDN Kertajaya 02 disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Kurikulum SDN Kertajaya 02 memuat 10 Mata Pelajaran yaitu: a) Pendidikan Agama Islam

40

b) Pendidikan Kewarganegaraan c) Bahasa Indonesia d) Matematika e) Ilmu Pengetahuan Alam f) Ilmu Pengeatahuan Sosial g) Seni Budaya dan Keterampilan h) Pendidikan Jasmani dan Olahraga dan Kesehatan 2) Muatan Lokal a) Budaya Sunda b) Bahasa Inggris c) PLH 3) Pengembangan Diri, meliputi : a) Pramuka b) Olahraga 1) Permainan 2) Atletik c) Keterampilan 4) Pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran. 5) Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit. 6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester ) adalah 36 minggu. f. Keadan Guru dan Siswa Tabel 4.2 Data Kependidikan SDN Kertajaya 02 Kp. Babakan RT. 002 RW. 006 No

Nama

L/P

Jabatan

Jenjang

1.

SUKARNA, S.Pd.SD

L

Kepala Sekolah

S1

2.

KURNIASIH, S.Pd.SD

P

Guru kelas I A

S1

3.

SITI ROFIQOH, A.Ma.Pd

P

Guru kelas V B

D2

4.

NENGSIH, A.Ma.Pd

P

Guru kelas VI B

D2

41

5.

BATRIA EFENDRI, A.Ma.Pd

L

Guru kelas II A

D2

6.

DAROJATUL, S.Pd.SD

P

Guru kelas III B

S1

7

ENENG S MULYANI

P

Guru kelas I B

MA

8

MASUMAH

P

Guru kelas IV

SMA

9

SITI SUMIRAH,S.Pd.SD

P

Guru kelas VI A

S1

10

ACENG SAPRUDIN

L

Guru kelas V A

SMA

11

UBANG UBAEDILLAH

L

Operator Sekolah

SMA

12

CITA NURANI

P

Guru kelas II B

SMA

13

LISNA SETIAWATI

P

Guru kelas III A

SMA

Tabel 4.3 Tabel Latar Belakang Pendidikan Guru No

Jenjang Pendidikan

Jumlah

1.

S1

5

2.

D2

3

3.

SMA/Sederajat

6 Jumlah

13

g. Keadaan Siswa Siswa adalah objek pendidikan sekaligus subjek, dengan hak-hak yang dimilikinya,

maka bakat,

minat

dan kemampuannya sedapat

mungkin

dioptimalkan. Hasil yang didapatkan berupa prestasi atau minimal pengamalan siswa di masyarakat akan turut mengharumkan nama sekolah. Berikut ini adalah jumlah siswa yang bersekolah di SDN Kertajaya 02 di desa Kertajaya kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor.

42

Tabel 4.4 Data Jumlah Siswa SDN Kertajaya 02 RT. 002 RW. 006 Kelas I II A II B III A III B IV A IV B VA VB VI A VI B Jumlah

L 18 14 13 22 20 19 18 17 12 22 14 190

P 25 10 10 11 11 9 14 12 15 12 16 145

Jumlah 43 24 23 33 31 28 32 29 27 34 30 335

Tabel 4.5 Daftar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Bogor.1 NO

No Induk

Nama Siswa

L/ Tempat Tanggal Lahir

Alamat

P 1

11.12.01.008

BAGAS SAPUTRA

L

Bogor, 19-03-2005

Kp. Karehkel

2

12.13.01.022

JAENAL

L

Bogor, 19-05-2006

Kp. Karehkel

3

12.13.01.023

MALIKIL HARIS

L

Bogor, 18-05-2006

Kp. Karehkel

4

13.14.01.001

ABDUL AZIS

L

Bogor, 10-02-2007

Kp. Karehkel

5

13.14.01.005

ANISA

P

Bogor, 28-06-2006

Kp. Karehkel

6

13.14.01.008

BASIT ALBAHRI

L

Bogor, 21-12-2006

Kp. Karehkel

7

13.14.01.018

HOTIMAH

P

Bogor, 01-01-2007

Kp. Karehkel

8

13.14.01.020

IBNU SURUR

L

Bogor, 25-06-2007

Kp. Karehkel

9

13.14.01.021

INDRIYANI

P

Bogor, 01-09-2007

Kp. Babakan

10

13.14.01.023

MUHAMAD BALYA

L

Bogor, 13-07-2007

Kp. Karehkel

MUHAMAD ANDRI

L

Bogor, 19-07-2006

Kp. Babakan

P

Bogor, 26-02-2007

Kp. Babakan

11

12

13.14.01.028 13.14.01.033 1

YANSAH PENTI

Profil SDN Kertajaya 02

43

13

13.14.01.034

RAJIP

L

Bogor, 12-08-2006

Kp. Karehkel

14

13.14.01.035

SITI MURSILAH

P

Bogor, 30-12-2007

Kp. Babakan

15

13.14.01.036

RIFKI

L

Bogor, 05-11-2006

Kp. Babakan

16

13.14.01.037

RIPALDI

L

Bogor, 09-02-2007

Kp. Pabuaran

17

13.14.01.038

RIJKI MAULANA

L

Bogor, 18-04-2007

Kp. Karehkel

18

13.14.01.039

ROHMAT

L

Bogor, 13-10-2006

Kp. Babakan

19

13.14.01.041

SIROJUDDIN

L

Bogor, 21-04-2001

Kp. Babakan

SITI ANITA

P

Bogor, 18-06-2007

Kp. Karehkel

20

13.14.01.042

KONAATUL, H.

21

13.14.01.040

SARIPUDIN

L

Bogor, 15-04-2006

Kp. Kebon cau

22

13.14.01.044

MALASARI

P

Bogor, 06-07-2007

Kp. Babakan

23

13.14.01.045

SITI MARIYAM

P

Bogor, 27-08-2007

Kp. Babakan

24

13.14.01,048

SULTON HIDAYAT

L

Bogor, 05-07-2007

Kp. Pabuaran

25

13.14.01.050

TUTI MUTI SINTIYANI

P

Bogor, 04-01-2007

Kp. Karehkel

NO

No Induk

Nama Siswa

26

13.14.01.054

YUDISTIRA

L

Bogor, 07-03-2007

Kp. Babakan

27

13.14.01.055

ANITA RUBIAH

P

Bogor, 13-07-2007

Kp. Pabuaran

14.15.02.050

RISLAN SUHENDAR

L

Bogor, 19-08-2006

Kp. Cibunar

28

L/ P

Tempat Tanggal Lahir

Alamat

Muara

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1.

Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan sebagai langkah awal penelitian tindakan

kelas. Dimulai dengan observasi terhadap pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor. Observasi dilakukan oleh peneliti sendiri yang juga sebagai guru kelas dibantu oleh seorang observer. Berdasarkan hasil observasi diperoleh gambaran umum bahwa pembelajaran bersifat klasikal dan berpusat pada guru (teacher centered). Media pembelajaran yang digunakan guru adalah White Board. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah metode ceramah.

44

Hasil analisis terhadap pembelajaran di atas, bahwa pembelajaran terdapat beberapa kelemahan, yaitu kegiatan belajar mengajar lebih didominasi oleh guru. Materi Gaya yang dijelaskan dengan metode ceramah kurang efektif dan tidak membuat siswa lebih terampil dan lebih kreatif. Berdasarkan hasil observasi diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran belum berjalan secara maksimal dan hasil belajar IPA siswa masih tergolong rendah berdasarkan data hasil ulangan harian IPA siswa.2 Adapun rekapitulasi nilai hasil ulangan harian Ilmu Pengetahuan Alam materi Gaya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan No 1 2 3 4

Nilai Frekuensi Persentase 50 7 25% 60 12 42,86% 70 5 17,86% 80 4 14,28% Jumlah 28 100% Rata-rata Nilai = 62,14 Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa siswa hanya memperoleh rata-rata 62,14 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM hanya 9 orang atau (32,14%) dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya masih perlu untuk diperbaiki.

2. Siklus I a.

Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus I sesuai dengan yang telah

di paparkan pada bab III. Peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode 2

demonstrasi

Lampiran

serta

menyiapkan

media

pembelajaran.

Dalam

45

menyiapkan media pembelajaran ini, peneliti sedikit mengalami kendala karena media yang akan digunakan harus sesuai dan menunjang dalam pelaksanaan metode demonstrasi dan harus dapat membantu siswa memahami materi pelajaran yang disajikan, tetapi setelah melihat ketertarikan siswa akan benda-benda konkrit akhirnya peneliti memilih media berupa benda konkrit yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar baik di rumah maupun disekolah. Masing-masing kelompok ditugaskan untuk membawa media tersebut. Kendala lain adalah dalam pembentukan kelompok. Peneliti harus mampu meyakinkan siswa untuk tetap bergabung dalam kelompok yang telah ditentukan peneliti karena biasanya ada saja siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya tapi lebih memilih kelompok lain. Hal ini di lakukan oleh peneliti dengan maksud agar siswa terbiasa berinteraksi dan bekerjasama dengan siswa lain. b. Pelaksanaan (Acting) Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan ditambah 1 kali pertemuan untuk tes. Pertemuan Pertama (Rabu, 6 Januari 2016) Pada pertemuan pertama siklus I ini peneliti dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai observer. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti mengacu pada RPP yang telah dibuat. Peneliti memberikan stimulus dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi, dan siswa merespon dengan berbagai jawaban, namun hanya sedikit siswa yang menjawab pertanyaan guru. Peneliti melakukan demonstrasi serta menjelaskan materi. Kemudian peneliti meminta siswa membentuk kelompok menjadi lima berdasarkan yang telah ditentukan oleh peneliti. Selanjutnya peneliti memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk menyelesaikan LKS tersebut masing-masing kelompok melakukan demonstrasi. Selama proses berlangsung peneliti dan observer berkeliling kepada setiap kelompok untuk memberikan bimbingan, dorongan dan kemampuan berpikir dan berdiskusi. Peneliti memberikan batas waktu

46

untuk menyelesaikan LKS tersebut. Setelah batas waktu yang ditentukan habis, maka setiap kelompok harus mengumpulkan LKS hasil diskusi. Kemudian peneliti meminta perwakilan setiap kelompok untuk maju mempresentasikan hasilnya. Dan siswa yang lain memperhatikan. Peneliti memberikan respon atau tanggapan mengenai hasil kerja siswa, dan meminta siswa lain untuk ikut menanggapi hasil kerja temannya. Peneliti dan siswa menyimpulkan

bersama-sama. Pembelajaran di tutup dengan mengucap

hamdallah dan diiringi dengan salam penutup. Berdasarkan catatan lapangan, pada saat pembentukan kelompok siswa terlihat gaduh dan tak beraturan. pada saat berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa terlihat pasif, hal ini disebabkan karena mereka tidak ingin berada dalam kelompok tersebut, sehingga interaksi dan komunikasi pun tidak berjalan dengan baik. Sebab lain adalah tingkat kognitif siswa yang memang kurang. Sementara pada saat pengerjaan LKS masih ada beberapa siswa yang bercanda dan ngobrol. Dalam kelengkapan media pembelajaran ada dua kelompok yang tidak membawa media dengan lengkap sehingga kesulitan menyelesaikan LKS dan akhirnya mencontek pada kelompok lain. Hal lain masih ada yang mengumpulkan hasil diskusi melebihi batas waktu. Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, mereka masih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas untuk presentasi.

Pertemuan Kedua (Rabu, 3 Februari 2016) Pertemuan

kedua

siklus

I

ini

pada

dasarnya

langkah-langkah

pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda. Dan berdasarkan catatan lapangan ada beberapa perubahan dalam proses pembelajaran. Siswa yang pasif mulai berkurang, karena mungkin sudah mulai terbiasa berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya. Namun demikian siswa yang bercanda dan ngobrol masih terlihat. Dalam hal kelengkapan media hanya ada satu kelompok yang tidak lengkap membawa media pembelajaran. Masih ada yang mengumpulkan hasil diskusi melebihi batas waktu. Dalam presentasi siswa masih terlihat malu-malu dan tidak percaya diri.

47

Pertemuan Ketiga (Rabu, 16 Maret 2016) Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar (post test) pada akhir siklus I. sebelum dilaksanakan tes, peneliti menanyakan kepada siswa apakah masih ada kesulitan-kesulitan pada materi yang telah diajarkan, kemudian peneliti mereview semua materi yang telah diajarkan selama 25 menit. Tes dilaksanakan setelah review selama 45 menit. Selama pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas menjadi hening dan sepi namun masih ada beberapa siswa yang menyontek dengan teman sebangkunya dan peneliti segera menegurnya. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes.

c.

Observasi (Observing) 1)

Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP

Berdasarkan data terkait keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh observer, peneliti melakukan setiap langkah yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara terurut dengan persentase 100%.3 2)

Lembar Observasi Aktivitas Guru Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas guru selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas guru: Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Jumlah Persentase

Penilaian Aspek yang Diamati Baik Cukup Kurang 8 16 4 28,57% 57,15% 14,28%

Berdasarkan data hasil observasi pada aktivitas guru terdapat penilaian dengan kategori kurang sebesar 14,28% yaitu pada aspek memotivasi siswa dan kemampuan guru dalam mengoptimalkan pelaksanaan metode demonstrasi.4

3 4

Lampiran Lampiran

48

3) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Observer juga mencatat hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa: Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Jumlah Persentase

Penilaian Keaktifan Siswa Baik Cukup Kurang 8 16 4 28,57% 57,15% 14,28%

Berdasarkan data hasil observasi keaktifan siswa, lebih dari 50% siswa termasuk dalam kategori cukup aktif, sementara yang termasuk dalam kategori baik lebih sedikit. Siswa yang kurang aktif pun masih beberapa. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran belum optimal. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa adalah: siswa memperhatikan dan merespon saat guru menjelaskan materi dan melakukan demonstrasi, siswa merespon dan menjawab dengan baik pertanyaan guru, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik,

siswa

saling

berdiskusi

dan

bekerjasama

dengan

teman

sekelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran, siswa mengikuti pelajaran sampai akhir.5

Gambar 4.1 siswa sedang Berdiskusi

5

Lampiran

49

Gambar 4.2 siswa sedang Berdiskusi

Gambar 4.3 Siswa mempersentasi hasil diskusi di depan kelas

4) Tes Hasil Belajar Untuk mengukur hasil belajar siswa, pada setiap akhir siklus dilakukan post tes dengan Instrument soal berupa pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal, dan essay 5 soal. Adapun rekapitulasi data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

50

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I No 1 2 3 4 5

Nilai 50 60 70 80 90 Jumlah Rata-rata Nilai = 71,07

Frekuensi 3 6 8 7 4 28

Persentase 10,71% 21,43% 28,57% 25% 14,29% 100%

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa siswa memperoleh rata-rata nilai 71,07 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 19 orang atau 67,86% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya pada siklus I meningkat jika dibandingkan dengan tes hasil belajar sebelum tindakan yang hanya mendapatkan nilai rata-rata sebesar 62,14 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sebanyak 9 orang atau 32,14%.6

5) Catatan Lapangan Selama proses pembelajaran siklus I berlangsung, observer mencatat halhal penting yang terjadi.7 d. Refleksi Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu observer setelah melakukan analisis pada siklus I. Proses pembelajaran dengan metode demonstrasi yang di terapkan pada mata pelajaran IPA Materi Gaya di kelas VI membuat pembelajaran tidak monoton dan membosankan. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru (teacher centered), tapi keterlibatan siswa lebih banyak. Namun demikian proses pembelajaran belum terlaksana secara optimal, masih banyak terdapat kekurangan. Peneliti harus lebih baik lagi dalam hal perencanaan terutama dalam mempersiapkan pembentukan kelompok serta kelengkapan 6 7

Lampiran Lampiran .

51

media pembelajaran agar mempermudah siswa dalam melakukan demonstrasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di LKS. Berdasarkan hasil observasi diharapkan peneliti harus lebih bisa memotivasi siswa agar siswa lebih bersemangat, aktif dan bersungguh-sungguh dalam proses pembelajaran, termasuk diantaranya memberikan pengertian dan pengalaman pada siswa yang tidak mau bergabung dengan kelompoknya. Menurut observer, hal yang dilakukan oleh peneliti tetap menempatkan siswa yang menolak bergabung pada kelompok yang ditunjuk sudah bagus karena mengajarkan siswa untuk terbiasa berinteraksi dan bekerjasama dengan teman yang lain. Peneliti juga harus lebih mengoptimalkan pelaksanaan metode demonstrasi,

karena

menurut

observer

peneliti

terlalu

cepat

dalam

mendemonstrasikan materi pelajaran. Peneliti harus lebih membimbing dan mengarahkan siswa dalam melaksanakan demonstrasi agar proses demonstrasi berjalan lebih baik dan kerjasama antar anggota dalam kelompok lebih terjalin. Selain itu sangat diperlukan ketegasan peneliti pada siswa yang tidak serius masih bercanda dan mengobrol pada saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data hasil belajar IPA siklus I diperoleh rata-rata nilai sebesar 71,07 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 19 orang atau 67,86% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Ini menunjukkan bahwa ketuntasan dalam pembelajaran belum tercapai. Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi yang digunakan sebagai perbaikan. Hal-hal yang menghambat siklus I akan diperbaiki pada siklus II agar hasil yang diperoleh lebih baik. Secara rinci, kekurangan-kekurangan pada siklus I dan rencana perbaikan pada siklus II di sajikan dalam tabel berikut ini:

52

Tabel 4.5 Kekurangan dan Rencana Perbaikan Siklus I No 1

2

3

4

5

6

Kekurangan Guru kurang memotivasi siswa

Rencana Perbaikan Memotivasi dan menarik perhatian siswa dengan melakukan ice breaking baik dengan nyanyian, tepuk semangat atau permainan. dalam Lebih rinci dalam menjelaskan materi materi dan melakukan demonstrasi

Guru terlalu cepat mendemonstrasikan pelajaran Saat akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing siswa terlihat gaduh dan tak beraturan Pada saat berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa terlihat pasif, interaksi dan komunikasi pun tidak berjalan dengan baik.

Pengaturan posisi duduk siswa sebelumnya sudah diatur oleh guru dan siswa tinggal menempati tempat duduk sesuai kelompoknya Memotivasi dan membimbing siswa agar ikut aktif dalam diskusi dan kerjasama dalam kelompok dan meminta siswa yang pintar agar mau berbagi pengetahuannya kepada teman sekelompoknya sehingga kerjasama dalam kelompok berjalan baik Pada saat pengerjaan LKS masih Guru akan bersikap tegas bila perlu ada beberapa siswa yang memberikan sanksi bercanda dan ngobrol Dalam kelengkapan media Guru akan menugaskan siswa untuk pembelajaran ada kelompok mempersiapkan media jauh sebelum yang tidak membawa media pembelajaran dan bila ada media yang dengan lengkap sukar untuk dibawa guru yang akan menyediakan

7

Ada kelompok yang mengumpulkan hasil diskusi tidak tepat waktu 8 Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, mereka masih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas untuk presentasi 3. Siklus II

Memberikan reward bagi kelompok yang selesai tepat waktu sehingga dapat membuat siswa lebih termotivasi Memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa guru lebih menghargai siswa yang berani maju ke depan dan akan memberikan nilai lebih

1. Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari proses pembelajaran yang belum optimal dilakukan pada pembelajaran siklus I.

53

Setelah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi, peneliti juga mempersiapkan

media

pembelajaran.

Peneliti

menugaskan

siswa

untuk

mempersiapkan media jauh sebelumnya, namun ternyata ada beberapa media yang siswa agak sulit untuk membawanya, maka penelitilah yang menyediakan. Kemudian peneliti mempersiapkan ruang belajar yang di tata dengan tempat duduk secara berkelompok agar siswa tinggal menempatinya sesuai kelompoknya masing-masing, sehingga pada saat siswa akan berkumpul dengan kelompoknya siswa tidak gaduh dan lebih teratur. 2. Pelaksanaan (Acting) Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan, dan ditambah 1 kali pertemuan untuk tes.

Pertemuan Pertama (Rabu, 6 januari 2016) Pada pertemuan pertama siklus II ini peneliti melaksanakan prosedur tindakan yang telah disusun dengan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada siklus I, sehingga kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pada saat pembentukan kelompok siswa lebih tertib duduk sesuai kelompoknya karena peneliti telah mengatur terlebih dahulu tempat duduk siswa berdasarkan kelompoknya masing-masing. Sebelum memberikan apersepsi peneliti mencoba untuk melakukan ice breaking, hal ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran. Respon positif cukup baik diberikan oleh para siswa. Siswa terlihat lebih bersemangat dan ceria. Peneliti memberikan stimulus dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya dan memberikan penguatan, siswa merespon dengan berbagai jawaban. Kali ini siswa yang menjawab pertanyaan guru terlihat lebih banyak bahkan ada beberapa siswa yang bertanya. Peneliti melakukan demonstrasi serta menjelaskan materi dengan lebih rinci, sehingga siswa benar-benar paham. Pada siklus II ini respon positif cukup baik yang diberikan oleh para siswa, hal ini terlihat siswa lebih fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam

54

melakukan demonstrasi dan mengerjakan LKS siswa terlihat lebih aktif bekerjasama dalam kelompoknya karena peneliti telah memberikan motivasi lebih pada para siswa agar kerjasama berjalan dengan baik. Siswa yang mengobrol dan membuat kegaduhan pun berkurang, karena peneliti telah bersikap tegas pada siswa. Siswa tidak ada yang mencontek pada kelompok lain saat mengerjakan LKS, mereka berusaha mengerjakan sendiri karena masing-masing kelompok sudah memiliki kelengkapan media dan untuk media yang sulit dibawa seperti kompor, penelitilah yang menyediakan. Karena peneliti hanya bisa menyediakan tiga kompor yaitu dua kompor gas portable tabung kecil dan satu kompor listrik maka untuk demonstrasi yang menggunakan kompor ada kelompok yang digabung. Hampir semua kelompok mengumpulkan LKS tepat waktu, hal ini karena peneliti memberikan reward berupa hadiah yang di bungkus sampul coklat untuk kelompok yang mengumpulkan tepat waktu atau bahkan kurang dari waktu yang di tentukan. Namun dalam memberikan reward ini peneliti memberikan syarat bahwa LKS dikerjakan dengan sungguh-sungguh tidak asal-asalan. Siswa telihat antusias ingin mendapatkan reward tersebut. Pada saat perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, rata-rata kelompok sudah tidak malu-malu lagi. Berdasarkan hasil catatan lapangan, siswa terlihat sudah terbiasa dengan metode demonstrasi dan dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompoknya. Pertemuan Kedua (Rabu, 3 Februari 2016) Pertemuan

kedua

siklus

II

ini

pada

dasarnya

langkah-langkah

pembelajarannya sama, hanya materi dan media nya yang berbeda. Peneliti kembali memberikan ice braking agar siswa lebih fresh dan tetap semangat dalam mengikuti pelajaran. Suasana kelas pada saat pembelajaran dalam menjelaskan materi lebih relax sehingga materi tersampaikan dengan optimal. Pada saat pembentukan kelompok siswa jauh lebih tertib dibandingkan pertemuan sebelumnya. Siswa pun terlihat lebih aktif saat mengerjakan LKS bersama kelompoknya,

bahkan

setiap

kelompok

berlomba-lomba

untuk

cepat

menyelesaikan LKS sebelum waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan catatan lapangan siswa dapat bekerjasama lebih baik dengan kelompoknya sendiri.

55

Kepercayaan diri mereka meningkat dan tidak malu-malu lagi dalam berdiskusi dan mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Pertemuan Ketiga ( Rabu, 16 Maret 2016 ) Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan tes hasil belajar (post test) pada akhir siklus II. Tes ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dibandingkan hasil belajar siklus I. Sebelum dilaksanakan tes, peneliti menanyakan kepada siswa apakah masih ada kesulitan-kesulitan pada materi yang telah diajarkan, kemudian peneliti mereview semua materi yang telah diajarkan selama 25 menit. Tes dilaksanakan setelah review selama 45 menit. Selama pengerjaan post-test berlangsung, suasana kelas menjadi hening dan sepi, tidak ada siswa yang mencontek. Setelah waktu habis siswa segera mengumpulkan lembar jawaban tes.

3. Observasi (Observing) a. Lembar Observasi Keterlaksanaan RPP Berdasarkan data terkait keterlaksanaan RPP yang dilakukan oleh observer, peneliti melakukan setiap langkah yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran secara terurut dengan persentase 100%.8 b. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pengamatan dilakukan oleh observer yang mencatat seluruh aktivitas guru selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas guru:

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Jumlah Persentase

8

Lampiran

Penilaian Aspek yang Diamati Baik Cukup Kurang 15 0 0 100% 0 0

56

Berdasarkan data hasil observasi pada aktivitas guru semua aspek yang diamati berkategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa peneliti sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan optimal.9 c. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Observer juga mencatat hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Berikut rekapitulasi data hasil observasi aktivitas siswa: Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II

Jumlah Persentase

Penilaian Keaktifan Siswa Baik Cukup Kurang 23 3 2 82,14% 10,72% 7,14%

Selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II, terlihat aktivitas siswa sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Keaktifan siswa jauh meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel rekapitulasi keaktifan siswa yang menunjukkan penilaian terbesar berkategori baik, hanya dua orang siswa yang kurang aktif. Adapun aspek yang diamati dalam aktivitas siswa adalah: siswa memperhatikan dan merespon saat guru menjelaskan materi dan melakukan demonstrasi, siswa merespon dan menjawab dengan baik pertanyaan guru, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik, siswa saling berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sekelompoknya, siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, siswa tampak antusias selama mengikuti pelajaran, siswa mengikuti pelajaran sampai akhir.10

9

Lampiran Lampiran 21, h.117.

10

57

Gambar 4.4 Guru sedang menjelaskan materi pelajaran

Gambar 4.4 siswa sedang mendemonstrasikan gaya dorong

Gamabr 4.4 siswa sedang mendemonstrasikan gaya gravitasi

58

d. Tes Hasil Belajar Untuk mengukur hasil belajar siswa, pada setiap akhir siklus dilakukan post tes dengan Instrument soal berupa pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal, dan essay 5 soal. Adapun rekapitulasi data hasil tes siklus II dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II No 1 2 3 4 5

Nilai 50 60 70 80 90 Jumlah Rata-rata Nilai = 78,21

Frekuensi 2 4 13 9 28

Persentase 7,14% 14,27% 46,43% 32,14% 100%

Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa siswa memperoleh rata-rata nilai 78,21 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 22 orang atau 78,57% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa tentang Materi Gaya pada siklus II meningkat jika dibandingkan dengan tes hasil belajar siklus I yang hanya mendapatkan rata-rata nilai sebesar 71,07 dan siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM sebanyak 19 orang atau 67,86%.11 e. Catatan Lapangan Selama proses pembelajaran siklus II berlangsung, observer mencatat halhal penting yang terjadi.12 f. Refleksi Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran IPA Materi Gaya membuat siswa lebih mudah mengerti dan lebih menarik dengan menggunakan media benda konkrit dapat memberikan 11 12

Lampiran 22, h.118. Lampiran 23, h.119.

59

pengalaman langsung pada siswa untuk lebih aktif dalam berpikir dan bertindak serta bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti dibantu dengan observer, proses pembelajaran pada siklus II ini secara keseluruhan mengalami peningkatan baik pada aktivitas guru maupun keaktifan siswa. Hasil belajar siswa pun meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan siklus II mampu memperbaiki kekurangan pada siklus I. Peneliti yang sekaligus merangkap sebagai guru IPA telah berusaha dengan optimal melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Berdasarkan data hasil belajar IPA siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar 78,21 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang hasil belajarnya mencapai KKM 22 orang atau 78,57% dari nilai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Sementara ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Oleh karena itu, penelitian dianggap cukup sampai siklus II.

C. Pembahasan Pada pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dalam dua siklus mulai dari tanggal 6 Januari 2016 sampai tanggal 16 maret 2016. Dari kedua siklus yang telah dilaksanakan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode demonstrasi. Hal tersebut diperkuat juga dengan peningkatan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus, begitupun dengan aktivitas guru. Tes hasil belajar berupa post tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus terdiri dari 20 soal dalam bentuk pilihan ganda 15 soal, isian 5 soal dan essai 5 soal. Pada siklus I telah terjadi perubahan dalam proses pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum siklus, namun hasil belajar belum meningkat secara signifikan dalam artian belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah perencanan yang dilakukan peneliti belum optimal, masih adanya penyesuaian guru dan siswa, guru belum optimal dalam melaksanakan metode demonstrasi,

60

siswa belum terbiasa bekerjasama dalam kelompok, siswa belum fokus dalam proses pembelajaran, masih ada siswa yang asik dengan aktivitasnya sendiri seperti bercanda, mengobrol bahkan ada yang mengantuk serta siswa kurang termotivasi karena masih terbiasa dengan pembelajaran konvensional dimana guru mempunyai peran utama dalam pembelajaran serta kurangnya ketegasan guru dalam menghadapi siswa yang sering membuat gaduh. Dengan adanya evaluasi pada siklus I kemudian diperbaiki pada siklus II ternyata ada peningkatan hasil belajar siswa yang terlihat pada hasil tes akhir siklus I dan siklus II yang rata-rata nilainya meningkat dari 71,07 menjadi 78,21. Sementara siswa yang memenuhi ketuntasan belajar meningkat dari 19 siswa (67,86%) menjadi 22 siswa (78,57%), ini berarti telah melebihi ketuntasan belajar klasikal yang ingin dicapai sebesar 70%, maka penelitian dianggap berhasil. Adapun rekapitulasi hasil tes belajar siswa baik sebelum siklus maupun sesudah adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Frekuensi No

Uraian

1 Memperoleh nilai 50 2 Memperoleh nilai 60 3 Memperoleh nilai 70 4 Memperoleh nilai 80 5 Memperoleh nilai 90 Nilai rata-rata Siswa tuntas Persentase siswa tuntas Siswa tidak tuntas Persentase siswa tidak tuntas

Sebelum Tindakan (Siswa) 7 12 5 4 62,14 9 32,14% 19 67,86%

Siklus I (Siswa)

Siklus II (Siswa)

3 6 8 7 4 71,07 19 67,86% 10 32,14%

2 4 13 9 78,21 22 78,57% 6 21,43%

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan di atas, maka target yang telah ditetapkan dalam penelitian ini tercapai, yaitu ≥70% siswa telah mencapai ketuntasan hasil belajar dan rata-rata keaktifan siswa dalam pelajaran IPA termasuk kategori baik serta rata-rata kegiatan guru dalam menggunakan metode demonstrasi termasuk kategori baik. Atas dasar hasil tersebut maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa: “jika

61

pembelajaran dengan metode demonstrasi diterapkan dalam mata pelajaran IPA, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kab. Bogor”, telah terbukti secara ilmiah atau hipotesis diterima. Oleh sebab itu peneliti mengambil keputusan bahwa kegiatan penelitian dihentikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratu Agustin Umul Hazaain 2015, dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI Ianatussibyan Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA13.

13

Ratu Agustin Umul Hazaain, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI Ianatussibyan Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2015,

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa di Kelas IV SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor pada siklus I sebesar 71,07 dan pada siklus II sebesar 78,21, sehingga dapat diketahui terdapat kenaikan/peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. 2. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I menunjukkan angka sebesar 67,86% atau sebanyak 19 orang dari 28 siswa dan pada siklus II meningkat menjadi 78,57% atau sebanyak 22 orang dari 28 siswa. Dengan demikian terdapat peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada materi gaya di kelas IV SDN Kertajaya 02 Kec. Rumpin Kab. Bogor.

B. Saran Bertitik tolak dari simpulan hasil penelitian ini, maka saran yang dapat diajukan peneliti, agar peneliti selanjutnya dapat lebih baik antara lain: 1. Bagi guru, diharapkan dapat lebih variatif dalam menerapkan metode pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Metode demonstrasi dapat juga digunakan oleh guru untuk pembelajaran mata pelajaran lain selain mata pelajaran IPA. 2. Bagi siswa, diharapkan lebih terbiasa dengan metode atau strategistrategi pembelajaran yang lainnya dan hendaknya lebih tekun dalam belajar, sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.

62

63

3. Bagi peneliti, jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam penelitian ini bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengembangkan lebih lanjut metode demonstrasi agar bisa memperbaikinya dimasa depan dan diharapkan dapat mengembangkan model atau metode yang bervariasi dalam pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa. 4. Bagi sekolah, diharapkan menyediakan sarana dan prasarana yaitu berupa media pembelajaran serta buku pelajaran yang lebih bervariatif untuk siswa agar proses pembelajaran di kelas lebih optimal dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Ratu Umul Hazaain, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Hantaran Panas Pada Benda di Kelas VI MI Ianatussibyan Lebaksari Kota Bogor Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2015, Andriyanto, Agus, Djotin dan Meylan, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo” Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (kim.ung.ac.id/index.php/KIMPIF/…4324, 2013.diakses pada hari selasa 15 maret 2016. Arikunto, Suharsimi, Suhardjono dan Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008. Daradjat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , Jakarta : Bumi Aksara, 1995. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008. Djamarah, Bahri Syaiful dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cetakan keempat, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Fathurrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar, Bandung : PT Refika Aditama, 2007 Hardini, Isriani dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu, cetakan pertama, Yogyakarta: Familia, 2012. Jumali, dkk, Kreatif Ilmu Pengatahuan Alam kelas 4 untuk Sekolah Dasar, Jakarta, Duta, 2013. Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009. Ngalim, M. Purwanto, Psikologi Pendidikan, cetakan keduapuluhlima, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Rusiah, ST, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang Dan Hubungan Antar Bangun Datar” PenelitianTindakan Kelas di Kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah, Skripsi S1 UIN Jakarta, 2012

Sanjaya,Wina, Strategi Pembeljaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta, Kencana, 2010. Setyawan, Budi, http://cumanulisaja.blogspot.com/2012/10/hakekat pembelajaran-ipa-di-sd.html diunduh 24/2/2016 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 2010 Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Susanto, Ahmad, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta : Kencana, 2013. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005. Wahdania, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9 Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi” Jurnal Penelitian Tindakan Kelas (jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ESE/article.diakses pada hari senin 14 november 2016.

Lampiran 1 Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama Siswa BAGAS SAPUTRA JAENAL MALIKIL HARIS ABDUL AZIS ANISA BASIT ALBAHRI HOTIMAH IBNU SURUR INDRIYANI MUHAMAD BALYA MUHAMAD ANDRI YANSAH PENTI RAJIP SITI MURSILAH RIFKI RIPALDI RIJKI MAULANA ROHMAT SIROJUDDIN SITI ANITA KONAATUL, H. SARIPUDIN MALASARI SITI MARIYAM SULTON HIDAYAT TUTI MUTI SINTIYANI YUDISTIRA ANITA RUBIAH RISLAN SUHENDAR

Rata-Rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas Jumlah Siswa yang Belum Tuntas Persentase Ketuntasan

Nilai 70 70 60 50 60 80 50 50 60 50 60 70 60 60 80 50 60 60 60 80 70 60 50 50 60 60 80 70 62,14 50 80 9 19 32,14%

Keterangan Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas

Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP SIKLUS I Kegiatan Kegiatan Awal  Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum pembelajaran dimulai  Guru memeriksa kehadiran siswa  Guru memotivasi siswa  Guru menyampaikan kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang diharapkan Kegiatan Inti  Guru memancing rasa ingin tahu siswa dengan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pembelajaran  Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari (......)  Guru memperlihatkan media pembelajaran berupa benda- benda yang berkaitan dengan hantaran panas pada benda serta memberikan penjelasan terkait  Guru mendemonstrasikan tentang hantaran panas pada benda melalui media pembelajaran dengan

Pertemuan I Dilaksanakan Tidak

Pertemuan II Dilaksanakan Tidak

menggunakan metode demonstrasi  Guru membentuk kelompok, dan membagikan media pembelajaran serta LKS yang berisi petunjuk dan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran  Guru meminta masingmasing kelompok untuk melakukan demonstrasi dengan media yang ada dengan petunjuk dari

Bogor, 6 Januari 2016 Observer Siti Sumirah, S. Pd.SD

Lampiran 3 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

No.

Aspek yang Diamati Baik

Penilaian Cukup

Kurang

1

Pendahuluan a. Memotivasi siswa b. Apersepsi 2 Kegiatan Inti a. Bahan pembelajaran yang disajikan sesuai dengan yang direncanakan b. Kesesuaian pelaksanaan metode demonstrasi dengan materi c. Kemampuan mengoptimalkan pelaksanaan metode demonstrasi d. Antusias dalam menanggapi pertanyaan siswa e. Membantu meningkatkan proses pembelajaran f. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan latihan soal g. Mengamati proses belajar siswa 3 Penutup a. Penilaian b. Refleksi 4 Pengelolaan Waktu 5 Penggunaan Media Pembelajaran 6 Suasana Kelas a. Semangat guru b. Semangat siswa Jumlah Persentase Bogor, 6 Januari 2016 Observer

Siti Sumirah, S. Pd.SD

Lampiran 4 Data Keaktifan Siswa Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama Siswa

Perhatian Siswa Baik Cukup Kurang

BAGAS SAPUTRA JAENAL MALIKIL HARIS ABDUL AZIS ANISA BASIT ALBAHRI HOTIMAH IBNU SURUR INDRIYANI MUHAMAD BALYA MUHAMAD ANDRI YANSAH PENTI RAJIP SITI MURSILAH RIFKI RIPALDI RIJKI MAULANA ROHMAT SIROJUDDIN SITI ANITA KONAATUL, H. SARIPUDIN MALASARI SITI MARIYAM SULTON HIDAYAT TUTI MUTI SINTIYANI YUDISTIRA ANITA RUBIAH RISLAN SUHENDAR

Jumlah Persentase Bogor, 6 Januari 2016 Observer Siti Sumirah, S. Pd.SD

Lampiran 5 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama Siswa BAGAS SAPUTRA JAENAL MALIKIL HARIS ABDUL AZIS ANISA BASIT ALBAHRI HOTIMAH IBNU SURUR INDRIYANI MUHAMAD BALYA MUHAMAD ANDRI YANSAH PENTI RAJIP SITI MURSILAH RIFKI RIPALDI RIJKI MAULANA ROHMAT SIROJUDDIN SITI ANITA KONAATUL, H. SARIPUDIN MALASARI SITI MARIYAM SULTON HIDAYAT TUTI MUTI SINTIYANI YUDISTIRA ANITA RUBIAH RISLAN SUHENDAR

Rata-Rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas Jumlah Siswa yang Belum Tuntas Persentase Ketuntasan

Nilai 80 70 70 90 70 80 60 80 70 70 80 80 60 60 90 70 90 70 70 90 80 60 50 50 60 60 80 50 71,07 50 90 19 9 67,86%

Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas

Lampiran 6 Catatan Lapangan Pada Proses Pembelajaran Siklus I

No

Catatan Lapangan

1

Guru melaksanakan metode demonstrasi dalam pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran sesuai RPP

2

Saat akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing siswa terlihat gaduh dan tak beraturan

3

Pada saat berkumpul dengan kelompoknya beberapa siswa terlihat pasif, interaksi dan komunikasi pun tidak berjalan dengan baik.

4

Pada saat pengerjaan LKS masih ada beberapa siswa yang bercanda dan ngobrol.

5

Dalam kelengkapan media pembelajaran ada membawa media dengan lengkap.

6

Ada kelompok yang mengumpulkan hasil diskusi tidak tepat waktu.

7

Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, mereka masih terlihat malu-malu dan saling melempar tugas untuk presentasi. Pada pertemuan kedua Siswa yang pasif dan yang kuang lengkap membawa media pembelajaran mulai berkurang.

8

kelompok yang tidak

Lampiran 7 LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN RPP SIKLUS II Kegiatan Kegiatan Awal  Guru mengajak siswa untuk berdo’a sebelum pembelajaran dimulai  Guru memeriksa kehadiran siswa  Guru memotivasi siswa  Guru menyampaikan kompetensi, indikator dan tujuan pembelajaran yang diharapkan Kegiatan Inti  Guru Memberikan sekilas ulasan tentang materi yang telah dipelajari dan melakukan penguatan khususnya kepada siswa yang pada siklus I belum mampu mencapai hasil sesuai kriteria yang ditetapkan  Guru melakukan interaksi dengan siswa dengan tanya jawab seputar hal yang bekaitan dengan materi pembelajaran  Guru memperlihatkan media pembelajaran serta memberikan penjelasan terkait  Guru berdemonstrasi dengan menggunakan

Pertemuan I Dilaksanakan Tidak

Pertemuan II Dilaksanakan Tidak

alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran  Guru memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan demonstrasi secara berkelompok, sesuai dengan petunjuk pada LKS dengan menggunakan alat peraga yang tersedia Guru membimbing siswa untuk mengumpulkan informasi dan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah yang ada di LKS  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami  Guru memantapkan materi pelajaran dan mengaktifkan siswa melalui pertanyaanpertanyaan untuk lebih memantapkan konsep agar tidak terjadi miskonsepsi  Guru memberikan soalsoal postes siklus 1 Kegiatan Akhir  Guru memberikan penugasan berupa pekerjaan rumah  Guru mengingatkan

materi yang akan dibahas untuk pertemuan selanjutnya dan siswa diminta mencari informasi sebanyakbanyaknya mengenai materi yang akan dibahas Mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam Persentase

Bogor, 3 Februari 2016 Observer

Siti Sumirah, S. Pd.SD

Lampiran 8

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II No.

Aspek yang Diamati

1

Pendahuluan a. Memotivasi siswa b. Apersepsi Kegiatan Inti a. Bahan pembelajaran yang disajikan sesuai dengan yang direncanakan b. Kesesuaian pelaksanaan metode pembelajaran demokrasi dengan materi c. Kemampuan mengoptimalkan pelaksanaan metode pembelajaran demokrasi d. Antusias dalam menanggapi pertanyaan siswa e. Membantu meningkatkan proses pembelajaran f. Mengarahkan siswa untuk mengerjakan latihan soal g. Mengamati proses belajar siswa Penutup a. Penilaian b. Refleksi Pengelolaan Waktu Penggunaan Media Pembelajaran Suasana Kelas a. Semangat guru b. Semangat siswa Jumlah Persentase

Baik

2

3

4 5 6

Penilaian Cukup

Kurang

Bogor, 16 Maret 2016 Observer

Siti Sumirah, S. Pd.SD

Lampiran 9 Data Keaktifan Siswa Siklus II No.

Nama Siswa Baik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Perhatian Siswa Cukup Kurang

BAGAS SAPUTRA JAENAL MALIKIL HARIS ABDUL AZIS ANISA BASIT ALBAHRI HOTIMAH IBNU SURUR INDRIYANI MUHAMAD BALYA MUHAMAD ANDRI YANSAH PENTI RAJIP SITI MURSILAH RIFKI RIPALDI RIJKI MAULANA ROHMAT SIROJUDDIN SITI ANITA KONAATUL, H. SARIPUDIN MALASARI SITI MARIYAM SULTON HIDAYAT TUTI MUTI SINTIYANI YUDISTIRA ANITA RUBIAH RISLAN SUHENDAR

Jumlah Persentase Bogor, 16 Maret 2016 Observer

Siti Sumirah, S. Pd.SD

Lampiran 10

Data Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Nama Siswa BAGAS SAPUTRA JAENAL MALIKIL HARIS ABDUL AZIS ANISA BASIT ALBAHRI HOTIMAH IBNU SURUR INDRIYANI MUHAMAD BALYA MUHAMAD ANDRI YANSAH PENTI RAJIP SITI MURSILAH RIFKI RIPALDI RIJKI MAULANA ROHMAT SIROJUDDIN SITI ANITA KONAATUL, H. SARIPUDIN MALASARI SITI MARIYAM SULTON HIDAYAT TUTI MUTI SINTIYANI YUDISTIRA ANITA RUBIAH RISLAN SUHENDAR

Rata-Rata Nilai Terendah Nilai Tertinggi Jumlah Siswa yang Sudah Tuntas Jumlah Siswa yang Belum Tuntas Persentase Ketuntasan

Nilai 80 80 90 90 80 80 60 80 80 90 90 90 60 60 80 80 80 80 90 80 80 90 50 60 90 80 90 50 78,21 50 90 22 6 78,57%

Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Belum Tuntas

Lampiran 11 Catatan Lapangan Pada Proses Pembelajaran Siklus II

No 1

Catatan Lapangan Guru melaksanakan metode demonstrasi dalam pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran sesuai RPP

2

Saat akan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing siswa sudah terlihat tertib dan teratur

3

Kerjasama antar siswa dalam kelompok sudah berjalan dengan baik

4

Pada saat pengerjaan LKS tidak ada siswa yang bercanda dan ngobrol.

5

Dalam kelengkapan media pembelajaran sudah baik

6

Beberapa kelompok mengumpulkan hasil diskusi berlomba tepat waktu.

7

Pada saat masing-masing perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sudah terlihat percaya diri

8

Guru sudah optimal dalam melaksanakan metode demonstrasi

Lampiran 12 EVALUASI SIKLUS I

I.

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu huruf a, b, c atau d yang kamu anggap benar!

1. Dalam Sains, dorongan dan tarikan yang dapat mempengaruhi kedudukan meja dikenal dengan sebutan..... a. gaya b. kerja c. usaha d. gerak 2. Sepeda dapat bergerak karena adanya.... a. gesekan b. gravitasi c. gaya d. pantulan 3. Alat yang digunakan untuk mengukur gaya adalah.... a. pegas b. neraca c. batre d. dinamometer 4. Satuan gaya dinyatakan dengan a. meter b. newton c. watt d. liter 5. Contoh kegiatan yang menggunakan gaya tarik adalah.... a. melempar batu b. mengayuh sepeda c. mendorong gerobak d. mengambil air dengan timba 6. Ketika kita mendorong mobil yang mogok, bentuk gaya yang bekerja berupa......... a. gaya pegas b. gaya gravitasi c. gaya tarik d. gaya dorong 7. Gaya yang bekerja pada sebuah benda selain mempengaruhi gerak benda juga mengubah.... a. bentuk benda b. jarak benda c. isi benda d. warna benda

8. Gaya yang diperlukan untuk olahraga angkat besi adalah..... a. gaya otot b. gaya gesek c. gaya magnet d. gaya gravitasi 9. Gaya yang terjadi karena bersentuhannya bola dengan permukaan lantai disebut gaya.... a. otot b. gesek c. tarik d. magnet 10. Berikut ini merupakan contoh kejadian yang menggunakan prinsip gaya gesek, kecuali... a. kelereng yang menggelinding b. sepeda yang direm akan berenti c. bola akan menggelinding lambat dilapangan yang berbatu d. buah kelapa yang jatuh dari pohon ke bumi 11. Pada lantai yang bersih dan licin, maka gaya geseknya.... a. kecil b. bertambah c. besar d. tetap 12. Semakin kasar ban mobil yang saling bersentuhan dengan jalan, gaya gesekan akan semakin.... a. kecil b. berkurang c. besar d. cepat 13. Buah jambu dapat jatuh dari pohon disebabkan oleh gaya... a. dorong b. tarik c. gravitasi d. gesek 14. Bergeraknya mobil dan motor karena adanya sumber listrik berupa aki merupakan contoh gaya.... a. magnet b. gesekan c. dorong d. listrik 15. Penggaris plastik yang digosokan pada rambut kering memiliki gaya.... a. gravitasi b. listrik c. pegas

d. gesekan II. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar! 16. Gaya pegas terdapat pada benda yang mempunyai sifat...... 17. Sepeda yang diam akan bergerk dengan cepat jika dikayuh, hal ini menunjukkan bahwa gaya dapat.... 18. Mobil mogok akan bergerak maju jika didorong, dalam hal ini gaya mempengaruhi.... 19. Sepeda yang bergerak bisa menjadi berhenti karena adanya..... 20. Tanah liat atau plastisin ditekan bentuknya akan.....

Lampiran 13 EVALUASI SIKLUS II

II.

Isilah pertanyaan berikut dengan jawaban yang tepat ! 1. Berikan 2 contoh gaya dalam IPA yang terdapat dilingkungan sekitarmu! 2. Ketika sebuah pensil yang terdorong kemudian jatuh dari atas meja ke lantai, faktor apa yang mempengaruhi gaya tersebut! 3. Sebutkan dua sifat gaya yang dapat mempengaruhi gerak suatu benda! 4. Sebutkan 2 contoh kejadian yang menunjukkan bahwa gaya dapat membuat benda diam menjadi bergerak! 5. Berikan 2 contoh benda yang bekerja karena diberikan gaya listrik!

Lampiran 14

Kunci jawaban soal PG Siklus I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

A C D B D D A A B D A C C D B

Kunci Jawaban isian Siklus I 16. 17. 18. 19. 20.

Elastis Membuat benda diam menjadi bergerak Membuat benda diam menjadi bergerak Gaya Berubah

Kunci jawaban essay Siklus II 1. a. Seekor anak melempar bola b. Seekor kuda menarik pedati 2. a. Gaya dorogan b. gaya gravitasi 3. a. Gaya membuat benda bergerak menjadi diam b. gaya mengubah arah bergerak benda 4. a. Sebuah kelereng yang diam kemudian disentil b. sebuah meja yang diam kemudian didorong 5. a. Kipas angin b. lampu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok waktu

: : : : :

SDN Kertajaya 02 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) IV/II Gaya 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi bentuk suati benda

: 7. Memahami Gaya dapat mengubah gerak dan/atau

B. Kompetensi Dasar : 7.1 menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda C. Indikator

: 1. Mampu memberi contoh dalam kehidupan seharihari cara gaya mengubah bentuk benda 2. Mampu membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.

D. Tujuan Pembelajaran

: Melalui kegiatan percobaan, diskusi kelompok, kerja kelompok,latihan, dan penugasan, tentang gaya mengubah bentuk benda, siswa dapat : 1. Menyebutkan 2 contoh dalam kehidupan sehari-hari cara gaya mengubah bentuk benda. 2. Membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.

C. Materi Pembelajaran D. Metode Pembelajaran

NO 1.

: Pengaruh gaya terhadap gerak benda : 1. percobaan 2. kerja kelompok 3. penugasan 4. latihan 5. diskusi kelompok G. Langkah-langkah Pembelajaran : Kegiatan Langkah-langkah kegiatan Waktu Pendahuluan a. Guru meyiapkan kondisi 10 Menit siswa untuk belajar b. Guru membuka kegiatan pembelajaran c. Guru menyampaikan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator-indikator yang disampaikan. d. Guru memberikan pretest dan mengajukan pertanyaan

tentang terjadinya gol ketika dilakukan tendangan pojok, meja bergerak. e. Guru menambahkan informasi mengenai gaya. 2.

Kegiatan inti

3.

Penutup

a. Guru membagi kelas menjadi 50 menit lima kelompok tiap kelompok terdiri dari lima orang. b. Guru menyampaikan penjelasan tentang petunjuk kegiatan yang akan dilaksanakan pada pembelajaran tersebut. c. Guru memberikan LKS dan siswa mengecek kembali alatalat percobaan yang telah dibawa. d. Siswa melakukan percobaan secara kelompok, mengerjakan tugas LKS, dan dengan bimbingan dari guru, untuk membuktikan bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda. e. Guru dan observer melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dalam kerja kelompok. f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok/LKS di depan kelas sedangkan kelompok lain menanggapinya. g. Siswa dan guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang sedang dibahas. 10 menit a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan atau membuat rangkuman materi yang sudah dipelajari b. Guru melakukan penilaian atau

refleksi

terhadap

kegiatan siswa yang sudah dilaksanakan

yaitu

dengan

memberikan tes tertulis yang berbentuk PG sebanyak 15

soal

dan isian , sebanyak

lima soal c. Guru

memberikan

umpan

balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. Guru memberikan tindak lanjut berupa penugasan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah e. Guru menyampaikan topik pembelajaran

yang

akan

dismpaikan pada pertemuan berikutnya f. Guru menutup pelajaran dan mengajak

siswa

mengucapkan hamdalah

H. ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN 1. Alat/media pembelajaran a. Lembar evaluasi tes terakhir 2. Sumber belajar a. Buku BSE IPA kelas IV karangan Budi Wahyono, dkk. Penerbit PT. Bengawan Ilmu b. Buku penunjang lain I.

PENILAIAN a. Teknik Penilaian b. Bentuk instrument c. Instrument / soal

: Tugas Individu : essay : terlampir

Mengetahui

Kertajaya, 6 Januari 2016

Kepala Sekolah

Guru Kelas IV. B

SUKARNA, S.Pd.SD NIP :196005101983051001

MASUMAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok waktu

: : : : :

SDN Kertajaya 02 Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) IV/II Gaya 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi bentuk suati benda

: 7. Memahami Gaya dapat mengubah gerak dan/atau

B. Kompetensi Dasar : 7.1 menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda C. Indikator

: 1. membuat daftar berbagai gerak benda 2. menjelaskan faktor yang

mempengaruhi gerak

benda 3. mendemonstrasikan cara menggerakkan benda D. Tujuan Pembelajaran

: 1. Siswa dapat mendefinisikan gaya 2. Siswa dapat memberikan contoh tiga macam gerak benda dan tiga macam gaya yang mempengaruhi gerak benda. 3. Siswa dapat melakukan percobaan tentang gaya yang dapat mengubah gerak benda

E. Materi Pembelajaran F. Metode Pembelajaran

NO 1.

: Pengaruh gaya terhadap gerak benda : 1. Tanya jawab 2. demonstrasi 3. ceramah 4. tugas G. Langkah-langkah Pembelajaran : Kegiatan Langkah-langkah kegiatan Waktu Pendahuluan Fase 1 : menyampaikan tujuan dan 10 Menit mempersiapkan siswa a. Guru meyiapkan kondisi siswa untuk belajar b. Guru membuka kegiatan pembelajaran c. Guru menyampaikan tema, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator-indikator yang disampaikan. d. Guru memberikan pretest dan

mengajukan pertanyaan tentang terjadinya gol ketika dilakukan tendangan pojok, meja bergerak. e. Guru menambahkan informasi mengenai gaya. 2.

Kegiatan inti

3.

Penutup

Fase 2 : mendemonstrasikan 50 menit pengetahuan dan keterampilan a. Mengamati percobaan tentang gaya yang menimbulkan gerak. b. Memberi contoh dorongan dan tarikan. Fase 3 : membimbing pelatihan a. Guru menyuruh masingmasing siswa untuk melakukan demonstrasi di depan kelas yang sudah disediakan. b. Siswa secara individu melakukan demonstrasi dan menjelaskan jika ada yang bertanya. Fase 4 : memberikan pemahaman dan memberikan umpan balik a. Mendiskusikan gaya yang terjadi b. Melakukan percobaan dengan menggunakan lembar kerja tentang pengaruh gaya terhadap perubahan gerak. c. Menyusun laporan dan menanggapinya. 10 Menit a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan atau membuat rangkuman materi yang sudah dipelajari b. Guru melakukan penilaian atau

refleksi

terhadap

kegiatan siswa yang sudah dilaksanakan

yaitu

dengan

memberikan tes tertulis yang berbentuk essay, sebanyak lima soal

c. Guru

memberikan

umpan

balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. d. Guru memberikan tindak lanjut berupa penugasan yang harus dikerjakan diluar jam sekolah e. Guru menyampaikan topik pembelajaran

yang

akan

dismpaikan pada pertemuan berikutnya f. Guru menutup pelajaran dan mengajak

siswa

mengucapkan hamdalah

H. SUMBER ALAT DAN MEDIA PEMBELAJAR I. a. b. c.

Buku Paket IPA Kelas 4 MI/SD Bola kasti Meja Buku Absen Papan Tulis Spidol Penilaian Teknik Penilaian : Tugas Individu Bentuk instrument : essay Instrument / soal : terlampir

Mengetahui Kepala Sekolah

Kertajaya, 16 Maret 2016 Guru Kelas IV. B

SUKARNA, S.Pd.SD NIP :196005101983051001

MASUMAH

BIODATA PENULIS MASUMAH, lahir dikota Bogor pada tanggal 30 Juli 1988, putri ke 6 dari pasangan H. Arsen dan Hj. Baenah. Tinggal di Kp. Bojong Jaya, RT 01/03 Desa Kertajaya, Rumpin-Bogor ia memulai pendidikannya di SDN Kertajaya 05 Rumpin, Bogor selama 6 tahun dan lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Parung Panjang, Bogor selama tiga tahun dan lulus pada tahun 2004. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA Nur El falah Kubang Petir Serang jurusan IPA, selama tiga tahun dan lulus pada tahun 2007