UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN

Download dalam keadaan di mana sulit menentukan penyebab kematian, digunakan kategori lain: yaitu kematian seorang wanita ... program peningkatan ju...

0 downloads 333 Views 489KB Size
UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN Maisuri T. Chalid

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin

I . Pendahuluan Definisi kematian ibu adalah kematian seorang wanita saat hamil atau sampai 42 hari pasca persalinan, terlepas dari lama dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan komplikasi kehamilan atau manajemennya, namun bukan oleh karena penyebab kecelakaan atau insidental. Untuk memudahkan identifikasi kematian ibu dalam keadaan di mana sulit menentukan penyebab kematian, digunakan kategori lain: yaitu kematian seorang wanita saat hamil atau dalam 42 hari pasca persalinan, terlepas dari penyebab kematiannya(WHO). Penghitungan angka kematian ibu adalah jumlah kematian selama periode tertentu per 100.000 kelahiran selama periode yang sama.1 Angka kematian ibu merupakan indikator kesejahteraan perempuan, indikator kesejahteraan suatu bangsa sekaligus menggambarkan hasil capaian pembangunan suatu negara. Informasi mengenai angka kematian ibu akan sangat bermanfaat untuk pengembangan programprogram peningkatan kesehatan ibu, terutama pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman, program peningkatan jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, manajemen sistim rujukan dalam penanganan komplikasi

kehamilan, persiapan keluarga hingga suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang pada gilirannya merupakan upaya menurunkan Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat kesehatan reproduksi. Pembahasan mengenai persoalan kematian ibu saat melahirkan sangat penting karena sesuai dengan pasal 12.1 International Covenant on Economic, Social & Cultural Rights(1966), yang m e n ye b u t k a n b a h w a k e s e h a t a n , t e rm a s u k kesehatan reproduksi dan seksualitas, sangat penting dalam pengembangan potensi manusia serta pembangunan dan diakui sebagai hak asasi yang wajib dipenuhi. Oleh karena itu, perhatian terhadap masalah kesehatan ibu berarti menghargai dan melindungi hak asasi manusia dalam hal ini perempuan, sehingga dapat menjadi kekuatan yang berpotensi mendorong kemajuan dalam upaya memenuhi prioritas pembangunan, termasuk penyelesaian permasalahan ketimpangan gender, kesehatan, ketahanan pangan dan ketersediaan air serta anggaran untuk seluruh aspek kesehatan agar dapat mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat. Tulisan ini akan membahas situasi kematian ibu global dan di Indonesia, penyebab kematian ibu, dan upaya penurunan kematian ibu melalui peran petugas kesehatan dalam praktek klinik terutama pada fasilitas layanan primer. UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

1

ditampilkan pada tabel 1, yang menunjukkan rata-

II . Epidemiologi

rata persentase tenaga terampil yang mendampingi

Organisasi Kesehatan Dunia(WHO)memperkira-

persalinan cukup tinggi(83,1%), namun tidak

kan bahwa pada tahun 2005 lebih dari 500.000

diikuti oleh penurunan angka kematian ibu(359

perempuan meninggal karena kehamilan atau

per 100.000 kelahiran)pada tahun 2012.

persalinannya. Sekitar 99% dari seluruh kematian

600

ibu terjadi di negara berkembang. Seorang wanita di negara berkembang mempunyai

390

400

kemungkinan 97 kali lebih besar untuk meninggal

334

359

307

akibat kehamilannya dibandingkan wanita di

228

200

negara maju. Secara global setiap menit; 380 perempuan menjadi hamil, 190 orang di antaranya

0

dengan kehamilan yang tidak diinginkan, 110 ibu mengalami komplikasi kehamilan, 40 orang

1991

1997

2003

2007

2012

Fig.1 Angka Kematian Ibu di Indonesia Sumber: SDKI, MDGs

mengalami aborsi yang tidak aman dan 1 orang ibu meninggal karena komplikasi 400

kehamilannya.2

8-9 years: Malaysia 1951-1961 Sri Lanka 1956-1965 Bolivia late-1990s

III . Situasi Kesehatan Ibu

Angka kematian ibu (AKI)di Indonesia masih tertinggi di antara Negara ASEAN

6-7 years: Sri Lanka 1974-1981 Thailand 1974-1981 Egypt 1993-2000 Chile 1971-1977 Colombia 1970-1975

200

dan tren penurunannya sangat lambat. Survey Demografi dan Kesehatan

100

Indonesia(SDKI)2012 memberikan

4-6 years: Honduras 1975-1981 Thailand 1981-1985 Nicaragua 1973-1979

50

hasil yang mengejutkan, angka kematian ibu(AKI)meningkat 359 kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu, bahkan mundur ke belakang – hampir sama dengan tahun 1991.

3

Dalam hal ini, meningkatnya AKI ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia(Fig 1). Mengapa kematian ibu di Indonesia meningkat? Merujuk Fig. 2 dan 3, penurunan kematian ibu di beberapa

Fig.2 Penurunan angka kematian ibu di beberapa negara Sumber: World Health Report 2015 450 Maternal mortality ratio per 100000 live births

per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata

Maternal mortality ratio per 100 000 live bieths.

400

Thailand

350

Sli ranka Malaysia

300 250 200 150 100 50 0 1960

62

negara, yang berhubungan dengan

68

70

72

74

76

78

80

82

84

18814 new midwife registrations Capacity of community hospitals quadrupled

Pural health services TBAs replaced by skilled attenfants

ditolong oleh tenaga terampil(70tidak terjadi di Indonesia, sebagai mana

66

Increased access to public sector midwives

tingginya jumlah persalinan yang 90%), namun hal tersebut tampaknya

64

7200 new midwife registrations

86

88

90

92

94

Shift to births in hospitals

Shift to births in hospitals Skilled attendance from 70% to 90% Shift to births in hospitals

Quality improvement

Fig.3 Angka kematian ibu sejak tahun 1960 di Malaysia, Sri Lanka dan Thailand yang berhubungan dengan pendampingan persalinan oleh tenaga terampil Sumber: World Health Report 2015

2 UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

tempat persalinan yang masih cukup banyak terjadi

Tabel1 Pencapaian Indonesia untuk indikator 5 MDGs

Acuan Dasar

Indikator

Capaian Target Terakhir*) 2015 (2012)

Angka Kematian Ibu 390 359 102 (AKI)per 100,000 (1991)(SDKI 2012) kelahiran hidup : ertolongan Persalinan 40.70% 83,1% 90% oleh Nakes Terlatih : (1992)(SDKI 2012)

di rumah dan atau fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas.4 Persentase persalinan di fasilitas kesehatan (pemerintah dan swasta)lebih tinggi di daerah

perkotaan(70,3%)dibanding daerah pedesaan

(28,9%). Ibu berpendidikan rendah lebih

cenderung melahiran di rumah(81,4%)daripada berpendidikan tinggi(28,2%). Ibu yang

Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)tahun 2001, penyebab langsung kematian

tidak melakukan asuhan antenatal, cenderung

ibu hampir 90 persen terjadi pada saat persalinan

melahirkan di rumah(86,7%)daripada ibu yang

dan segera setelah persalinan. Sementara itu,

melakukan kunjungan antenatal hingga 4 kali atau

risiko kematian ibu juga makin tinggi akibat

lebih(45,2%). Ibu dengan tingkat sosio-ekonomi

adanya faktor keterlambatan, yang menjadi

rendah lebih banyak bersalin di rumah(84,8%),

penyebab tidak langsung kematian ibu. Ada tiga

daripada ibu dengan tingkat sosio-ekonomi tinggi

risiko keterlambatan, yaitu terlambat mengambil

(15,5%). Hal ini berarti terdapat kesenjangan

keputusan untuk dirujuk(termasuk terlambat

substansial pada pemilihan tempat persalinan antar

mengenali tanda bahaya), terlambat sampai di

provinsi maupun antar desa-kota di Indonesia. 5

fasilitas kesehatan pada saat keadaan darurat dan

Masalah kematian ibu yang tinggi di Indonesia juga

terlambat memperoleh pelayanan yang memadai

sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis negara

oleh tenaga kesehatan.

kepualuan dan medan yang sulit, ketidaksetaraan

Berdasarkan data pada Fig. 4, tempat persalinan

dalam memperoleh informasi dan pendidikan,

terbanyak terjadi di rumah bersalin, klinik dan

sumber daya manusia bidang kesehatan

tempat praktek tenaga kesehatan/bidan(38%),

(menyangkut jumlah, kualitas dan distribusinya).

sementara proporsi persalinan di rumah masih

Sebagai gambaran rasio tenaga dokter : kurang

tinggi(29,1%)dan rumah sakit(21,4%). Hal

dari 2500 penduduk yang masih merata terutama

ini berarti tingginya kematian ibu yang terjadi 90%

di Indonesia Timur. Faktor lain adalah kompleksnya

pada saat proses persalinan dipengaruhi pula oleh

pembiayaan masalah kesehatan, yang telah

21.4 29.6

RS RB/klinik/Praktek Names Puskesmas/Pusts

3.7

Polindes/Poskesdes 7.3

38.0

Rumah/Lainnya

Fig.4 Proporsi kelahiran berdasarkan tempat bersalin di Indonesia. 栄養 2-4 Sumber:Riskesdas 2013, Badan Litbangkes UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

3

beberapa kali mengalami perubahan mulai dari

penyebab kematian ibu baik di dunia maupun di

bentuk kartu miskin, jamkesda, jamkesmas,

Indonesia masih berputar pada 3 masalah utama

jampersal untuk ibu bersalin, hingga JKN(jaminan

(perdarahan, preeklampsia-eklampsia dan infeksi),

kesehatan nasional)oleh BPJS.

sehingga pencegahan dan penanggulangan masalah ini seharusnya difokuskan melalui

IV . Penyebab Kematian Ibu di Indonesia

intervensi pada ketiga masalah tersebut, melalui peran petugas kesehatan.4

Berdasarkan Fig. 5 tampak penyebab kematian secara global(Say L et al, 2014)sekitar 28%

V .Peran Petugas Kesehatan

disebabkan oleh pendarahan hebat, 27 % oleh penyakit yang sudah ada sebelum kehamilan, 11%

Secara profesional dokter dan bidan dalam

oleh infeksi, 14% oleh hipertensi dalam kehamilan,

praktek klinik mempunyai peran menurunkan

9% oleh persalinan macet, serta aborsi yang tidak

angka kematian ibu. Dokter dan bidan adalah

aman(8 %) .

garda terdepan dalam mendeteksi kemungkinan

Penyebab kematian ibu di Indonesia 80%

risiko, mendorong program KB, melakukan asuhan

disebabkan oleh penyebab langsung obstetrik

antenatal terfokus, pencegahan abortus tidak

seperti perdarahan, sepsis, abortus tidak aman,

aman, pertolongan persalinan oleh tenaga terampil,

preeklampsia-eklampsia, dan persalinan macet.

rujukan dini tepat waktu kasus gawat darurat

Sisanya 20 % terjadi oleh karena penyakit yang

obstetri dan pertolongan segera – adekuat kasus

diperberat oleh kehamilan. Situasi kematian ibu

gawat darurat obstetri di rumah sakit rujukan.

di Indonesia tahun 2010-2013(Fig.6), penyebab

Penolong yang terampil pada saat sebelum, selama

perdarahan juga masih tinggi walaupun cenderung

dan sesudah persalinan telah terbukti mempunyai

menurun(35,1% menjadi 30,3%) , sementara

peran dalam menurunkan kematian ibu(Fig. 3) . Berdasarkan trias penyebab kematian ibu (preeklampsia, perdarahan dan infeksi)maka intervensi kunci yang dapat dilakukan oleh peran petugas kesehatan adalah:

28 27

3

25

Abortion complications

15

Obstructed labour and other

10

Severe bleeding

Fig.5 Penyebab kematian ibu di dunia Sumber:Say L, et al. Global causes of maternal death, 2014.

4 UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

32,2 32.2 32,3 32.3 34,5

2012 2013

5 0

1,0 1,1 1,8 0,0

Pregnancy-induced high blood pressure

2011

Perdarahan

Hipertensi

Infeksi

Partus lama

1,6 0,0

20

2010

4.2 4,2 4,7

Blood clots/embolism

Infections

40,8

30

5,8 5,5 5,6 7,3 7.3

Pre-existing conditions

35

21.5 21,5

11

24,7 26.9 26,9 2.1 27,1

40

9

35,1

14

45

31.9 31,9 30,1 30,3

8

Abortus

Fig.6 Penyebab kematian ibu di Indonesia Sumber:Direktorat Kesehaton Ibu, 2010-2013

Lain-lain

Preeklampsia-eklampsia:

.6 (*)

—Pencegahan preeklampsia melalui penguatan

Bila pada pemeriksaan ANC ditemukan penyakit

asuhan antenatal yang terfokus, antara lain

hipertensi, DM, autoimun, penyakit ginjal kronik,

dengan mendeteksi kemungkinan risiko, edukasi

maka harus dirujuk ke Spesialis Obgin di fasilitas

pengenalan dini tanda bahaya kehamilan.

yang lebih lengkap. Bila pada pemeriksaan

—Penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia

didapatkan faktor risiko sebagaimana di atas(*) ,

dengan penatalaksanaan awal dan manajemen

maka dilakukan pemantauan tekanan darah dan

k e g a w a t d a r u r a t a n( d e n g a n p e n g g u n a a n

protein dalam urin setiap 2 minggu. Bila kemudian

magnesium sulfat).

ditemukan hipertensi atau tanda bahaya untuk

Perdarahan pasca persalinan:

preeklampsia, maka segera dirujuk ke fasilitas lebih

—Identifikasi risiko perdarahan pasca persalinan:

lengkap(spesialis obgin) .6

anak besar, kehamilan multipel, polihidramnion,

Tanda bahaya preeklampsia antara lain: sakit

r i w a y a t s e k s i o s e s a r, p a r t u s l a m a , p a r t u s

kepala hebat, nyeri ulu hati, pandangan kabur,

presipitatus, anemia.

hematemesis, hematuria, proteinuria, kejang,

—Pencegahan komplikasi dengan manajemen aktif kala III(uterotonika, masase fundus dan peregangan tali pusat terkendali) .

mual - muntah, sesak, nyeri perut kuadran atas, oligouria, skotoma.6 Bila terjadi preeklampsia berat, maka dilakukan

—Manajemen kegawatdaruratan perdarahan

pemberian magnesium sulfat dan monitoring ketat

persalinan(kompresi bimanual, uterotonika,

ibu dan janinnya. Pertimbangkan untuk melakukan

tamponade balon kateter hingga penatalaksanaan

terminasi kehamilan.

bedah). Infeksi intrapartum: —Pencegahan partus lama melalui penggunaan partograf.

Manajemen kegawatdaruratan pada eklampsia7 adalah ABCCCD: Airway: Bebaskan jalan napas, miringkan 15-30° Breathing: Pasang oksigen 6-8 liter. Hal ini

—Penggunaan antiobiotik secara rasional.

sangat penting untuk mencegah terjadinya

—Manajemen ketuban pecah dini.

koma irreversible. Dahulukan pasang oksigen

—Manajemen pasca persalinan.

lalu meminta pertolongan petugas lain. Bahkan, lebih penting mendahulukan pemberian oksigen

Fokus 1. Kesiapan Menghadapi Preeklampsia-

dibanding magnesium sulfat, oleh karena otak

eklampsia

sedang dalam keadaan hipoksia dan sangat

Preeklampsia adalah komplikasi kehamilan yang

mungkin iskemia, yang akan bertambah

dapat terjadi mulai umur kehamilan > 20 minggu,

berat bila tidak ada suplai oksigen. Dengan

dengan hipertensi dan proteinuria. Bila terjadi

pemberian oksigen, biasanya terjadi resolusi dari

kejang disebut eklampsia.

keadaan kejang, sehingga selanjutnya dapat

Pencegahan preeklampsia melalui penguatan asuhan antenatal yang terfokus. Deteksi kemungkinan risiko preeklampsia dapat

mengoptimalkan kerja magnesium sulfat. Circulation: Ukur tekanan darah, pasang infus larutan kristaloid.

dilakukan pada fasilitas kesehatan layanan

Control convulsion & hypertension: Pemberian

primer, bila ditemukan hal-hal berikut: adanya

magnesium sulfat 40%, sebanyak 4 gram secara

riwayat preeklampsia-eklampsia pada kehamilan

bolus intravena perlahan-lahan, dilanjutkan tetesan

sebelumnya atau pada saudara kandung, kehamilan

(drips)6 gram iv 28 tetes per menit. Bila terjadi

primigravida, kehamilan ke- 3 atau lebih, obesitas

kejang berulang, diberikan bolus 2 gram intravena UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

5

perlahan.

tindakan yang paling pertama dilakukan adalah

Pemberian antihipertensi Nifedipin 10 mg per

nilai uterus(raba fundus uteri) . Dalam sepersekian

8 jam atau Nicardipin drips intravena bila terjadi

detik, penyebab atonia/hipotonia atau bukan,

hipertensi urgensi atau emergensi.

sudah dapat ditegakkan. Bila terjadi atonia/

Continuous Monitoring: Evaluasi tanda vital, balans cairan, pasang kateter, evaluasi lab penunjang Deliver the baby: Terminasi kehamilan baik secara pervaginam ataupun seksio sesar.

hipotonia, segera lakukan masase uterus dan kompresi bimanual, sambil meminta petugas lain untuk memasang infus dan memberikan uterotonika(prostaglandin dan oksitosin) . Penyebab perdarahan pasca persalinan sering

Fokus 2. Kesiapan Menghadapi Perdarahan

disingkat dalam 4 T(tonus, tissue, trauma dan

Pasca Persalinan

thrombin). Terapi untuk tonus adalah masase

Perdarahan pasca persalinan, perdarahan post

fundus, kompressi bimanual, uterotonika dan

partum(PPH)adalah perdarahan sesudah

tamponade kondom kateter. Terapi untuk tissue

persalinan dengan jumlah lebih dari 500 mL pada

(retensi atau sisa plasenta)adalah kuretase. Bila

persalinan pervaginam, atau lebih 1000 mL pada

didapatkan robekan(perineum, vagina atau

persalinan seksio sesar.

serviks)harus segera dijahit, untuk menghentikan

Pencegahan terjadinya perdarahan pasca

perdarahan. Terapi untuk penyebab gangguan

persalinan adalah dengan antenatal yang terfokus

koagulasi adalah dengan penggantian faktor

dan deteksi dini kemungkinan tanda bahaya, kenali

pembekuan, yang biasanya dilakukan pada fasilitas

kemungkinan risiko seperti: anak besar, kehamilan

yang lebih lengkap.8

multipel, polihidramnion, riwayat seksio sesar,

Salah satu tindakan yang cukup efektif

riwayat induksi persalinan, partus lama, partus

dengan teknologi sederhana dan tepat guna

presipitatus, penggunaan alat bantupersalinan

dalam membantu mengatasi perdarahan pasca

, dan ibu dengan (ekstraksi vakum atau forceps)

persalinan adalah penggunaan tamponade

anemia. Bila ditemukan risiko untuk perdarahan,

kondom kateter. 8, 9 Tepat guna dan sederhana,

ibu dirujuk agar bersalin di tempat dengan fasilitas

karena hanya menggunakan bahan-bahan yang

yang lengkap dan ada spesialis Obgin. Pemasangan

sudah ada seperti kondom, kateter urine, benang

infus cairan kristalloid sebaiknya sudah dilakukan

untuk mengikat kondom dan kateter, spekulum,

bila ibu sudah masuk fase persalinan.

tenakulum, tampon tang atau cunam/ fenster, juga

Salah satu langkah yang efektif untuk mencegah

tampon kasa.

komplikasi perdarahan pada saat melahirkan

Pemasangan tamponade in mempunyai prinsip

plasenta adalah manajemen aktif kala III, dengan

kondom yang telah mengembang seperti balon

menyuntikkan oksitosin segera setelah bayi lahir,

karena diisi oleh cairan akan menekan pembuluh

meregangkan tali pusat terkendali dan masase

darah di cavum uteri dari dalam ke arah luar,

fundus uteri setelah plasenta lahir.

mengisi ruangan cavum uteri yang mengalami

Perdarahan pasca persalinan selalu datang tiba-

perlambatan berkontraksi

oleh keadaan

tiba, dramatis dan tak terduga. Manajemen

overdistended, sambil terus mengupayakan

kegawatdaruratan pada perdarahan pa sca

kontraksi uterus dengan uterotonika. Tamponade

persalinan terbagi dalam 4 tahap, yakni penilaian

tidak menyebabkan banyak darah tertinggal dalam

dan penatalaksanaan awal, terapi penyebab, terapi

cavum uteri, seperti tamponade kasa. Bila kontraksi

PPH yang menetap, rujukan atau pembedahan.

uterus sudah membaik, tidak akan menghalangi

Bila terjadi perdarahan pasca persalinan, maka 6 UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

kontraksi karena berbentuk balon dan elastis.

Langkah-langkah pemasangan tamponade 9

manajemen persalinan yang baik dengan

kondom kateter:

penggunaan partograf, penggunaan antibiotik

・Kateter karet steril dimasukkan ke dalam kondom

secara rasional, manajemen ketuban pecah dini dan

secara aseptik dan diikat dengan benang sutra

pasca persalinan dapat mengurangi kemungkinan

atau tali steril di daerah mulut kondom.

terjadinya infeksi intrapartum. Infeksi intrapartum

・H ubungkan selang infus bagian atas dengan botol/kantong cairan NaCl fisiologis ・Pasien posisi litotomi

bila bertambah berat, dapat jatuh ke dalam sepsis yang membahayakan jiwa ibu dan bayi yang dilahirkan.

・Vesica urinaria dipertahankan dalam kondisi kosong dengan pemasangan kateter Foley ・Kondom kateter dimasukkan ke dalam cavum

Fokus 4. Menggiatkan Program Keluarga Berencana

uteri. Ujung luar kateter dihubungkan dengan

Untuk menekan tingginya Angka Kematian Ibu,

selang infus bagian bawah dan segera alirkan

salah satu pilar dari Safe Motherhood adalah

cairan NaCL fisiologis sebanyak sampai maksimal

Keluarga Berencana. Dengan menggunakan

500 mL

kontrasepsi, seorang ibu dapat merencanakan

・Perdarahan diobservasi, bila berkurang banyak,

keluarga lebih baik, karena tercegah dari jarak

maka aliran cairan segera dihentikan, ujung luar

kehamilan yang terlalu dekat, tercegah dari

kateter dilipat dan diikat dengan benang

kehamilan yang berisiko, tercegah dari kehamilan

・K o n t r a k s i u t e r u s d i p e r t a h a n k a n d e n g a n

yang tak diinginkan, tercegah dari aborsi, dan

pemberian oksitosin drip selama kurang lebih 6

dapat mengasuh anak-anak dan keluarganya

jam kemudian

dengan baik. Sehingga, upaya Keluarga Berencana

・P osisi kondom kateter dipertahankan dengan

merupakan investasi paling cost-effective dalam

memasukkan buik gaas atau tampon kasa besar/

pembangunan. Secara global, upaya KB menjadi

tampon bola atau dengan memasukkan kondom

sangat krusial dalam pencapaian MDGs(Millenium

kateter lain ke dalam vagina

Development Goals), karena terbukti dapat

・Kondom kateter dipertahankan dalam 24-48 jam

menurunkan angka kemiskinan dan kelaparan,

dan secara perlahan dikurangi volumenya(10-15

peningkatan pendidikan secara universal,

menit)dan akhirnya dilepas.

kesetaraan gender, kesehatan ibu dan anak,

・Pasien diberi antibiotika Ampicillin, metronidazole dan gentamicin secara i.v. selama 7 hari

pertumbuhan ekonomi, dan keberlangsungan lingkungan.

Tamponade ini merupakan tindakan sementara sebelum melakukan pembedahan, menunggu

Fokus 5. Pemberdayaan Semua Pihak: Inovasi

transfusi darah atau dapat digunakan selama

Praktek-praktek Terbaik di Masyarakat

merujuk ibu dari fasilitas layanan primer ke pusat

Angka kematian ibu adalah resultante dari begitu

rujukan. Selama pemasangan tamponade, pasien

banyak faktor. Masalah pendidikan, keterbatasan

tetap diobservasi ketat jumlah perdarahan, tanda

akses, status ekonomi, sosial budaya masyarakat

vital, dan balans cairan. Bila perdarahan masih terus

menjadi faktor yang berpengaruh tidak langsung

berlangsung, maka tamponade tidak akan bekerja

sehingga masih ada jutaan perempuan Indonesia

dengan baik.

mempunyai risiko mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan akibat ketidaktahuan masyarakat

Fokus 3. Pencegahan Infeksi Intrapartum Persalinan yang bersih dan aman, di samping

terhadap tanda bahaya kehamilan/persalinan. Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sejak UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN

7

tahun 2011 turut berupaya memberikan kontribusi dalam menurunkan kematian ibu melalui program

VI . Referensi

pendampingan satu mahasiswa-satu bayi, yang

1. World Health Organization. Maternal Mortality

pada tahun 2014 diresmikan oleh Ibu Menkes

Available at: URL: www.who.int. Accessed November

RI menjadi Program 1000 hari awal kehidupan:

15, 2015.

Gerakan Kampus Mengawal Generasi. Program ini

2. World Health Organization. Maternal mortality.

merupakan program pendampingan mahasiswa

Available at: URL: http://www.who.int/making_

Fakultas Kedokteran terhadap ibu hamil, hingga

pregnancy_safer/topics/maternal_mortality/en/index.

persalinan dan pemantauan bayinya(total selama

html. Accessed July 28, 2009.

1000 hari). Ibu yang dikawal adalah ibu dari

3. B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n N a s i o n a l

keluarga pra-sejahtera, dengan harapan ibu dan

( B A P P E N A S ) . L a p o r a n P e n c a p a i a n Tu j u a n

keluarga akan mendapatkan pendampingan dalam

Pembangunan Milenium di Indonesia 2010. In. Jakarta:

hal edukasi tentang kehamilan yang sehat, nutrisi,

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;

KB, imunisasi, ASI eksklusif dan Inisiasi Menyusui

2010.

Dini(IMD)dan pertumbuhan-perkembangan bayi.

4. Situasi Kesehatan Ibu. In: Pusat Data dan Informasi,

Sebagai penutup, sebagai petugas kesehatan,

editor. Infodatin. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI;

baik dokter maupun bidan, persiapan yang

2014, 1-6.

baik terhadap kemungkinan komplikasi akan

5. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional

memberi hasil yang baik pula. Direkomendasikan

/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

menggunakan kotak emergensi preeklampsia

( B A P P E N A S ) . L a p o r a n P e n c a p a i a n Tu j u a n

dan kotak PPH untuk mempermudah manajemen

Pembangunan Milenium Indonesia 2010. Jakarta:

alat dan bahan yang diperlukan selama keadaan

BAPPENAS; 2010.

emergensi. Kotak tersebut berisi semua kebutuhan

6. Wibowo N, et al. Panduan Nasional Pelayanan

alat dan bahan selama keadaan emergensi, disertai

Kedokteran: Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia.

catatan isi kotak dan langkah-langkah pertolongan

Jakarta: Kemenkes RI; 2012.

sebaiknya ditempatkan di tempat yang mudah

7. Sibai BM. Management of Eclampsia. In: Sibai BM,

dan sering dibaca. Kesigapan dan kesiapan hati

editor. Management of Acute Obstetrics Emergencies.

yang baik( ikhlas)dalam menghadapi kasus-

1st ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2011, 115-124.

kasus risiko tinggi adalah modal utama petugas

8. Sibai BM. Evaluation and Management of Postpartum

kesehatan, sebab dengan bekerja ikhlas, energi

Hemorrhage. In: Sibai BM, editor. Management of

yang digunakan tidak akan melelahkan dan selalu

Acute Obstetrics Emergencies. 1st ed. Philadelphia:

diberkati oleh Yang Maha Kuasa.

Elsevier Saunders; 2011, 41-70. 9. Akhter S, et al. Use of a Condom to Control Massive Postpartum Hemorrhage. Medscape General Medicine 2003;5(3).

8 UPAYA MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU: PERAN PETUGAS KESEHATAN