UPAYA MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN IBU PADA

Download karena kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan pada pusat rujukan. Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidan...

0 downloads 344 Views 369KB Size
UPAYA MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN IBU PADA PENDERITA PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan pada Fakultas Kedokteran, Diucapkan di Hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara

Gelanggang Mahasiswa, Kampus USU, 29 April 2006

Oleh: R. HARYONO ROESHADI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2006 R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

1

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

Bismillahirrahmanirrahim, Yang terhormat, Bapak Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara, Bapak Ketua dan Bapak/Ibu Anggota Senat Akademik Universitas Sumatera Utara, Bapak Ketua dan Anggota Dewan Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak/Ibu Pembantu Rektor Universitas Sumatera Utara, Para Dekan, Ketua Lembaga dan Unit Kerja, Dosen, dan Karyawan di lingkungan Universitas Sumatera Utara, Bapak dan Ibu para undangan, keluarga, teman sejawat, mahasiswa, dan hadirin yang saya muliakan.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas taufik, hidayah, serta ridho-Nya atas nikmat yang telah dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada hari yang berbahagia ini kita dapat berkumpul bersama, khususnya pada saya sekeluarga di mana pada hari ini saya dapat dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Obstetri dan Ginekologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kepada pemerintah Republik Indonesia dan Menteri Pendidikan Nasional saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan kepada saya untuk mendapat jabatan guru besar. Semoga Allah SWT melimpahkan kepada saya kekuatan lahir dan batin, serta memberikan petunjuk dan menuntun dalam melaksanakan tugas mulia ini. Untuk itu saya mohon doa restu para hadirin sekalian. Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati. Pada kesempatan ini izinkanlah saya menyampaikan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap dalam bidang Obstetri dan Ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan judul: “UPAYA MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN IBU PADA PENDERITA PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA” R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

1

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN Sampai saat ini angka kematian ibu (AKI) melahirkan tidak dapat turun seperti yang diharapkan. Menurut laporan BKKBN pada AKI

masih

berkisar

307

per

100.000

kelahiran

bulan Juli 2005,

hidup.

Pemerintah

sebenarnya telah bertekad untuk menurunkan AKI dari 390 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 1994) menjadi 225 per 100.000 pada tahun 1999, dan menurunkannya lagi menjadi 125 per 100.000 pada tahun 2010. Berbagai usaha untuk menurunkan AKI telah dilakukan, di antaranya: 1. Dengan Program Safe Motherhood pada tahun 1988. 2. Dengan Gerakan Sayang Ibu pada tahun 1996. 3. Dengan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Saver (PMS). 4. Atas

kerjasama

POGI,

IDAI,

IDI,

Ikatan

Bidan

Indonesia,

dan

Departemen Kesehatan pada tahun 2002, oleh Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

telah

diterbitkan

buku

Panduan

Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh setiap insan kesehatan (bidan, dokter, dokter spesialis obstetrik dan ginekologi) di seluruh pelosok tanah air. Tetapi pada kenyataannya AKI hanya berhasil diturunkan menjadi 334 per 100.000 pada tahun 1997 dan menjadi 307 per 100.000 pada tahun 2003 menurut survei demografi kesehatan Indonesia. Berbagai faktor penyebab seringkali dijumpai secara bersamaan dan tumpang tindih turut menyebabkan angka kematian ibu yang terjadi (Siregar M., 1998), di antaranya: -

Status gizi, higiene, sanitari, kesadaran hidup sehat, dan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan.

-

Status ekonomi, pendidikan, ketidaktahuan, tradisi sosial budaya, dan geografis.

-

Status reproduksi seperti kehamilan risiko tinggi yang tidak disadari masalahnya oleh ibu hamil.

Di samping itu pada penanganan kasus sering ditemukan Trias Tiga Terlambat yang akan memperbesar angka kematian ibu, di antaranya: R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

1. Terlambat memutuskan untuk mencari pertolongan bagi kasus kegawatdaruratan obstetri. 2. Terlambat mencari tempat rujukan yang disebabkan oleh keadaan geografis dan masalah transportasi. 3. Terlambat memperoleh penanganan yang adekuat di tempat rujukan karena kurangnya sumber daya dan fasilitas kesehatan pada pusat rujukan. Telah diketahui bahwa tiga penyebab utama kematian ibu dalam bidang obstetri adalah: pendarahan 45%, infeksi 15%, dan hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia) 13%. Sisanya terbagi atas penyebab partus macet, abortus yang tidak aman, dan penyebab tidak langsung lainnya (SKRT, 1995). Dalam perjalanannya, berkat kemajuan dalam bidang anestesia, teknik operasi, pemberian cairan infus dan transfusi, dan peranan antibiotik yang semakin meningkat, maka penyebab kematian ibu karena pendarahan dan infeksi

dapat

preeklampsia,

diturunkan karena

dengan

nyata.

ketidaktahuan

dan

Sebaliknya sering

pada

terlambat

penderita mencari

pertolongan setelah gejala klinis berkembang menjadi preeklampsia berat dengan segala komplikasinya, angka kematian ibu bersalin belum dapat diturunkan. Malahan menurut laporan di beberapa rumah sakit di Indonesia, angka ini telah menggeser pendarahan dan infeksi sebagai penyebab utama kematian maternal (Sofoewan S., 2003). Dalam proses perkembangannya kehamilan dapat disertai hipertensi. Hipertensi yang terjadi dalam kehamilan bisa tanpa gejala-gejala klinis lainnya atau dengan gejala klinis yang dapat mengancam nyawa ibu hamil. Menurut Report on The National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (AJOG Vol 183, 5. July 2000). Hipertensi dalam kehamilan diklasifikasi sebagai berikut: 1. Hipertensi Gestasional Pada kehamilan dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, tanpa disertai proteinuria dan biasanya tekanan darah akan kembali normal sebelum 12 minggu pasca-persalinan. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

3

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

2. Preeklampsia Apabila dijumpai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau pemeriksaan dengan dipstick ≥ 1 +. 3. Eklampsia Ditemukan kejang-kejang pada penderita preeklampsia, dapat disertai koma. 4. Hipertensi Kronik Dari sebelum hamil, atau sebelum kehamilan 20 minggu, ditemukan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan tidak menghilang setelah 12 minggu pascapersalinan. 5. Hipertensi Kronis dengan Super Imposed Preeklampsia Pada wanita hamil dengan hipertensi kronis, muncul proteinuria ≥ 300 mg/24 jam setelah kehamilan 20 minggu, dapat disertai gejala dan tanda preeklampsia lainnya.

PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA Angka kejadian preeklampsia dan eklampsia adalah 6%-8% di antara seluruh wanita hamil (Norwitz E. R. dkk., 1999) di beberapa rumah sakit di Indonesia angka ini sangat bervariasi seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Angka Kejadian Preeklampsia dan Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia (Girsang E., 2004) Tahun

Rumah Sakit

Persent (%)

Penulis

1993 – 1997

RSPM

5,75

Simanjuntak J.

1996 – 1997

12 Rumah Sakit

0,8 – 14

Tribawono A.

1995 – 1998

RSHS

13,0

Maizia

2000 – 2002

RSHAM-RSPM

7,0

Girsang E.

2002

RSCM

9,17

Priyatini

Sampai sekarang penyebab preeklampsia dan eklampsia masih tanda tanya, penyakit ini masih disebut disease of theory (Chesley, 1978), beberapa faktor risiko pada penyakit ini antara lain adalah: -

Nullipara, terutama usia ≤ 20 tahun, dan kehamilan yang langsung terjadi setelah perkawinan (Robillard P. Y., 1994).

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

-

Sejarah pernah menderita preeklampsia dan eklampsia pada kehamilan terdahulu.

-

Sejarah penderita preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga.

-

Kehamilan ganda, diabetes mellitus, hydrops foetalis, mola hidatidosa, dan anti phospolipid antibodies, infeksi saluran kemih.

-

Riwayat penderita hipertensi dan penyakit ginjal.

-

Multipara dengan umur lebih dari 35 tahun.

PATOGENESIS PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA Pada saat ini ada 4 hipotesa yang mendasari patogenesa dari preeklampsia (Dekker G. A., Sibai B. M., 1998) sebagai berikut: 1. Iskemia Plasenta Peningkatan

deportasi

sel

tropoblast

yang

akan

menyebabkan

kegagalan invasi ke arteri sperialis dan akan menyebabkan iskemia pada plasenta. 2. Mal Adaptasi Imun Terjadinya mal adaptasi imun dapat menyebabkan dangkalnya invasi sel tropoblast pada arteri spiralis. Dan terjadinya disfungsi endothel dipicu oleh pembentukan sitokin, enzim proteolitik, dan radikal bebas. 3. Genetic Inprenting Terjadinya preeklampsia dan eklampsia mungkin didasarkan pada gen resesif tunggal atau gen dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna. Penetrasi mungkin tergantung pada genotip janin. 4. Perbandingan Very Low Density Lipoprotein (VLDL) dan Toxicity Preventing Activity (TxPA) Sebagai kompensasi untuk peningkatan energi selama kehamilan, asam lemak non-esterifikasi akan dimobilisasi. Pada wanita hamil dengan kadar albumin yang rendah, pengangkatan kelebihan asam lemak non-esterifikasi dari jaringan lemak ke dalam hepar akan menurunkan aktivitas antitoksik albumin sampai pada titik di mana VLDL terekspresikan. Jika

kadar VLDL melebihi TxPA maka efek

toksik dari VLDL akan muncul. Dalam perjalanannya keempat faktor di atas tidak berdiri sendiri, tetapi kadang saling berkaitan dengan titik temunya pada invasi tropoblast dan terjadinya iskemia plasenta. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

5

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Gambar 1. Skema Patogenesis Preeklampsia (Robson S. C.,1999)

Menurut Jaffe dkk. (1995) pada preeklampsia ada dua tahap perubahan yang mendasari patogenesanya. Tahap pertama adalah: hipoksia plasenta yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dalam arteri spiralis. Hal ini terjadi karena kegagalan invasi sel tropoblast pada dinding arteri spiralis pada awal kehamilan dan awal trimester kedua kehamilan sehingga arteri spiralis tidak dapat melebar dengan sempurna dengan akibat penurunan aliran darah dalam ruangan intervilus diplasenta sehingga terjadilah hipoksia plasenta.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

Hipoksia plasenta yang berkelanjutan ini akan membebaskan zat-zat toksis seperti sitokin, radikal bebas dalam bentuk lipid peroksidase dalam sirkulasi darah ibu, dan akan menyebabkan terjadinya oxidatif stress yaitu suatu keadaan di mana radikal bebas jumlahnya lebih dominan dibandingkan antioksidan (Robert J. M., 2004). Oxidatif stress pada tahap berikutnya bersama dengan zat toksis yang beredar dapat merangsang terjadinya kerusakan pada sel endothel pembuluh darah yang disebut disfungsi endothel yang dapat terjadi pada seluruh permukaan endothel pembuluh darah pada organ-organ penderita preeklampsia. Pada disfungsi endothel terjadi ketidakseimbangan produksi zat-zat yang bertindak sebagai vasodilator seperti prostasiklin dan nitrat oksida, dibandingkan dengan vasokonstriktor seperti endothelium I, tromboxan, dan angiotensin II sehingga akan terjadi vasokonstriksi yang luas dan terjadilah hipertensi. Peningkatan kadar lipid peroksidase juga akan mengaktifkan sistem koagulasi, sehingga terjadi agregasi trombosit dan pembentukan thrombus. Secara keseluruhan setelah terjadi disfungsi endothel di dalam tubuh penderita preeklampsia jika prosesnya berlanjut dapat terjadi disfungsi dan kegagalan organ seperti: - Pada ginjal: hiperuricemia, proteinuria, dan gagal ginjal. - Penyempitan pembuluh darah sistemik ditandai dengan hipertensi. - Perubahan permeabilitas pembuluh darah ditandai dengan oedema paru dan oedema menyeluruh. - Pada darah dapat terjadi trombositopenia dan coagulopathi. - Pada hepar dapat terjadi pendarahan dan gangguan fungsi hati. - Pada susunan syaraf pusat dan mata dapat menyebabkan kejang, kebutaan, pelepasan retina, dan pendarahan. - Pada plasenta dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, hipoksia janin, dan solusio plasenta.

PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA Oleh kelompok kerja penyusunan pedoman pengelolaan hipertensi dalam kehamilan di Indonesia dari himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI pada bulan Juli 2005 pada PIT XV di Batam, telah diterbitkan buku Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia. Diharapkan buku R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

7

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

tersebut dapat digunakan sebagai pedoman pengelolaan preeklampsia di Indonesia. Dalam pengelolaan klinis, preeklampsia dibagi sebagai berikut: 1. Disebut preeklampsia ringan jika ditemukan: - Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, tetapi kurang dari 160/110 mmHg - Proteinuria ≥ 300 mg/24 jam, atau pemeriksaan dipstick ≥ 1 + c 2. Ditegakkan diagnosa preeklampsia berat jika ditemukan tanda dan gejala sebagai berikut (Sibai B. M., 2003): - Tekanan darah pasien dalam keadaan istirahat: sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 110 mmHg - Proteinuria ≥ 5 gr/24 jam atau dipstick ≥ 2 + - Oligourie < 500 ml/24 jam - Serum kreatinin meningkat - Oedema paru atau cyanosis 3. Dan disebut impending eklampsia apabila pada penderita ditemukan keluhan seperti (Lipstein, 2003): - Nyeri epigastrium - Nyeri kepala frontal, scotoma, dan pandangan kabur (gangguan susunan syaraf pusat) - Gangguan fungsi hepar dengan meningkatnya alanine atau aspartate amino transferase - Tanda-tanda hemolisis dan micro angiopatik - Trombositopenia < 100.000/mm3 - Munculnya komplikasi sindroma HELLP 4. Dan disebut eklampsia jika pada penderita preeklampsia berat dijumpai kejang klonik dan tonik dapat disertai adanya koma. Pada dasarnya penanganan penderita preeklampsia dan eklampsia yang difinitif adalah segera melahirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi, tetapi dalam penatalaksanaannya kita harus mempertimbangkan keadaan ibu dan janinnya, antara lain umur kehamilan, proses perjalanan penyakit, dan seberapa jauh keterlibatan organ (Sibai B. M., 2005). Tujuan penatalaksanaan preeklampsia dan eklampsia adalah: - Melahirkan bayi yang cukup bulan dan dapat hidup di luar, di samping itu mencegah komplikasi yang dapat terjadi pada ibu. - Mencegah terjadinya kejang/eklampsia yang akan memperburuk keadaan ibu hamil.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

Morbiditas dan mortalitas penderita preeklampsia sangat ditentukan umur kehamilan saat ditemukan, beratnya penyakit, kualitas penanganan, dan adanya penyakit penyerta lainnya (Sibai B. M., 2003). Preeklampsia ringan yang ditemukan pada kehamilan > 36 minggu biasanya tidak bermasalah dan prognosenya baik, sebaliknya preeklampsia berat yang ditemukan pada kehamilan < 34 minggu akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu, apalagi jika dijumpai penyakit penyerta lainnya. Gambaran klinis penderita preeklampsia sangat bervariasi, dari penderita tanpa gejala klinik sampai penderita dengan gajala klinik yang sangat progresif, berkembang dengan cepat dan membahayakan nyawa penderita. Pada preeklampsia umumnya perubahan patogenik telah lebih dahulu terjadi mendahului manifestasi klinik. Pada dasarnya pada pengelolaan preeklampsia berat, kita sedapat mungkin harus berusaha mempertahankan kehamilan sampai aterm. Pada kehamilan aterm persalinan pervaginam adalah yang terbaik bila dibandingkan dengan seksio sesarea. Jika perjalanan penyakitnya memburuk dan dijumpai tandatanda impending eklampsia, kehamilan harus segera diakhiri tanpa memandang umur kehamilan. Di samping itu pemeriksaan terhadap kesejahteraan janin harus dilakukan secara ketat. Biometri janin, biophisical profile janin harus dievaluasi 2 x seminggu, bila keadaan janin memburuk terminasi kehamilan harus segera dilakukan, tergantung dari keadaan janinnya apakah persalinan dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal. Pada kehamilan preterm ≤ 34 minggu yang akan dilakukan terminasi pemberian kortiko steroid seperti dexamethasone atau betamethasone untuk pematangan paru harus dilakukan. Pada penderita preeklampsia berat obat-obat yang dapat diberi untuk memperbaiki keadaan ibu dan janinnya adalah: 1. Magnesium sulfat 2. Anti hipertensi 3. Kortiko steroid: dexamethasone atau betamethasone untuk pematangan paru. Tujuan utama pemberian magnesium sulfat adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kejang. Di samping itu juga untuk mengurangi komplikasi yang terjadi pada ibu dan janin (Sibai B. M., 2004). Cara kerja magnesium sulfat sampai saat ini tidak seluruhnya diketahui, diduga ia bekerja sebagai N-methyl D Aspartate (NDMA) reseptor inhibitor, untuk menghambat masuknya kalsium ke dalam neuron pada sambungan neuro R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

9

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

muskuler (neuro musculer junction) ataupun pada susunan syaraf pusat. Dengan menurunnya kalsium yang masuk maka penghantaran impuls akan menurun dan kontraksi otot yang berupa kejang dapat dicegah. Magnesium sulfat dapat diberikan menurut Regim Prichart. Awalnya diberikan 4 gram secara intravena selama 4-5 menit dan 10 gram secara intra-muskuler. Selanjutnya diberikan 5 gram setiap 4 jam secara intramuskuler. Sedangkan menurut Regim Zuspan, magnesium sulfat seluruhnya diberikan secara intra-vena dengan dosis sebagai berikut: Awalnya diberikan 6 gram secara intra-vena selama 5–10 menit, kemudian dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1-2 gram/jam melalui infus. Pada pemberian magnesium sulfat kita harus berhati-hati terhadap gejala keracunan yang dapat ditandai dengan munculnya: - Reflex patella yang menurun ataupun hilang - Pernafasan < 16 x per menit - Rasa panas di muka, bicara sulit, kesadaran menurun, dan - Cardiac arrest Antidotum pada keracunan magnesium sulfat adalah kalsium gluconat 10% dalam 10 cc diberikan secara intravena.

ANTI HIPERTENSI Pada preeklampsia berat anti hipertensi diberikan jika tekanan darah 180/110 mmHg. Tujuan pemberian anti hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya cardiovaskuler atau cerebrovaskuler accident (Zhang J., 2003). Sebenarnya banyak pilihan anti hipertensi yang dapat diberikan, tetapi pilihan yang pertama adalah hydralazine. Mekanisme kerja hydralazine adalah dengan merelaksasi otot pada arteriol sehingga terjadi penurunan tahanan perifer. Hydralazine dapat diberikan peroral atau parentral. Kerjanya cepat, bila diberikan intravena sudah dapat dilihat efeknya dalam 5–15 menit. Efek samping hydralazine adalah sakit kepala, tachycardia, dan perasaan gelisah. Obat anti hipertensi yang juga banyak digunakan adalah labetalol, obat ini termasuk beta-bloker, dapat diberikan peroral atau intravena. Kalau diberi intravena efeknya sudah terlihat dalam 2-5 menit dan mencapai puncaknya setelah 15 menit. Kerja obat ini dapat berlangsung 4 jam. Bekerja R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

menurunkan tahanan perifer dan tidak menurunkan aliran darah ke otak, jantung, dan ginjal. Obat anti hipertensi yang juga banyak digunakan adalah nifedipine (Brown, 2002). Nifedipine adalah satu-satunya pilihan obat untuk hipertensi dalam kehamilan yang terdapat di Indonesia. Obat ini mudah didapat, harganya murah, dan mudah penggunaannya. Nifedipine termasuk calcium channel antagonist, hanya diberikan peroral dengan dosis 10-20 mg, dapat diulang setiap 30 menit sesuai kebutuhan. Efek samping obat ini adalah sakit kepala, rasa panas, sesak nafas, dan sakit di dada. Tidak mengganggu aliran darah utero plasenta. Kalau diberi peroral, efek kerjanya sudah terlihat dalam 5-10 menit dan mencapai puncaknya setelah 60 menit dan dapat bekerja sampai 6 jam. Mekanisme kerja nifedipine adalah dengan vasodilatasi arteriol.

KORTIKO STEROID Pada preeklampsia berat kortiko steroid hanya diberikan pada kehamilan preterm < 34 minggu dengan tujuan untuk mematangkan paru janin (Magan E. F., dkk., 1993). Semua kehamilan ≤ 34 minggu yang akan diakhiri diberikan kortiko steroid dalam bentuk dexamethasone atau betamethasone. National Institute of Health (NIH, 2000) menganjurkan pemberian kortiko steroid pada semua wanita dengan usia kehamilan 24-34 minggu yang berisiko melahirkan preterm, termasuk penderita preeklampsia berat. Pemberian betamethasone 12 mg intra-muskuler dua dosis dengan interval 24 jam, atau pemberian dexamethasone 6 mg intra-vena empat dosis dengan interval 12 jam.

PENGELOLAAN EKLAMPSIA Penderita preeklampsia berat yang tidak mendapat penanganan yang memadai atau terlambat mendapat pertolongan bisa mendapat serangan kejang-kejang yang disebut eklampsia. Eklampsia sering terjadi pada kehamilan nullipara, kehamilan kembar, kehamilan mola, dan hipertensi dengan penyakit ginjal (Ramin K. D., 1999). Lebih kurang 75% penderita eklampsia terjadi antepartum dan 25% sisanya terjadi pasca-melahirkan. Eklampsia biasanya terjadi akibat oedema otak yang luas, yang terjadi akibat peningkatan tekanan darah yang mendadak dan tinggi yang akan R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

11

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

menyebabkan kegagalan autoregulasi aliran darah. Sebelum serangan kejang pada eklampsia biasanya didahului oleh kumpulan gejala impending eklampsia yang dapat berupa: nyeri kepala, mata kabur, mual, muntah, dan nyeri epigastrium. Diperhitungkan eklampsia menyebabkan 50.000 kematian maternal di seluruh dunia (Ramin K. D., 1999) dalam satu tahun, di samping itu kematian janin dalam kandungan dan kematian neonatal mencapai angka 34/1000. Pada penanganan penderita eklampsia kita harus bertindak lebih aktif. Stabilisasi keadaan ibu, pembebasan jalan nafas, sirkulasi udara, dan stabilisasi sirkulasi darah harus segera dilakukan, terutama bila dijumpai hipoksemia dan acidemia. Kehamilan harus segera diakhiri tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin setelah stabilisasi keadaan ibu tercapai. Gambaran klinik penderita eklampsia biasanya lebih berat dan dapat disertai berbagai komplikasi seperti: koma, oedema paru, gagal ginjal, solusio plasenta, gangguan pertumbuhan janin, dan kematian janin. Oleh karena itu penanganan penderita eklampsia harus komprehensif dan melibatkan berbagai disiplin ilmu.

PENGELOLAAN SINDROMA HELLP Diperkenalkan oleh Luis Weinstein tahun 1982, merupakan satu kumpulan gejala multisistem pada penderita preeklampsia berat yang ditandai dengan adanya: hemolisis, peningkatan kadar enzim hati dan penurunan jumlah trombosit. Sindroma HELLP dapat terjadi antara 2–12% pada penderita preeklampsia berat. Bisa terjadi antepartum pada 69% kasus dan sisanya pada 31% kasus terjadi pasca-persalinan. Kriteria diagnosis sindroma HELLP ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Disebut sindroma HELLP komplit bila dijumpai SGOT > 70 iu/l, LDH > 600 iu/l, bilirubin > 1,2 mg/dl, trombosit < 100.000/mm3, dan disebut sindroma HELLP parsial jika hanya ditemukan perubahan pada salah satu atau lebih, tetapi tidak semua dari parameter di atas (Audibert, dkk., 1996). Sedangkan Martin (1991), hanya mengelompokkan sindroma HELLP berdasarkan jumlah trombosit, disebut kelas I jika jumlah trombosit ≤ 50.000/mm3, kelas II jika jumlah trombosit > 50.000/mm3 R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

≤ 100.000/mm3 dan kelas III jika jumlah trombosit > 100.000/mm3 ≤ 150.000/mm3. Pada umumnya penanganan penderita sindroma HELLP lebih sulit bila dibandingkan dengan penanganan penderita preeklampsia berat, karena pada penderita sindroma HELLP umumnya telah terjadi multiorgan disfungsi. Prioritas utama penanganannya adalah stabilisasi kondisi ibu terutama terhadap tekanan darah, keseimbangan cairan, dan gangguan pembekuan darah. Kontrol terhadap tekanan darah yang tinggi perlu segera dilakukan terutama bila dijumpai tanda-tanda iritabilitas syaraf pusat dan kegagalan ginjal. Seperti penanganan preeklampsia, pemberian magnesium sulfat masih merupakan pilihan utama. Transfusi darah dan pemberian trombosit harus diperhitungkan untuk memberantas anemia, atau jika ditemui kadar trombosit ≤ 50.000/mm3. Pemberian kortiko steroid dapat dipertimbangkan terutama untuk pematangan paru, meningkatkan kadar trombosit dan memperbaiki fungsi hepar. Terminasi kehamilan harus segera dilakukan, tanpa memandang usia kehamilan terutama setelah stabilitas keadaan ibu tercapai. Pemberian kortiko steroid pasca-persalinan dapat diulangi dengan tujuan untuk mempercepat perbaikan laboratorium dan keadaan penderita (Martin J. N., dkk., 1997).

UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK MENURUNKAN ANGKA KESAKITAN DAN ANGKA KEMATIAN IBU PENDERITA PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA SELEKSI KASUS Seperti disebutkan sebelumnya preeklampsia dan eklampsia dapat terjadi pada 6%-8% wanita hamil, di antaranya 3%-7% pada nullipara dan 0,8–5% pada multipara. Beberapa peneliti lain menemukan preeklampsia dan eklampsia terjadi pada 75%-80% nullipara (Norwitz E. R., dkk., 1999). Adi Putra (2005) menemukan pada 44% nullipara dan Sukatendal K. (2004) pada 39% nullipara. Di samping itu faktor risiko lainnya seperti sejarah pernah menderita preeklampsia dan eklampsia, riwayat keluarga penderita preeklampsia dan eklampsia, kehamilan ganda, diabetes mellitus, hydrops foetalis, mola hydatidosa, anti phospolipid antibodies, riwayat hipertensi kronis, penyakit R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

13

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

ginjal, infeksi saluran kencing, multipara dengan usia ≥ 35 tahun ikut berperan dalam mencetuskan penyakit ini. Oleh karena itu dalam pengawasan antenatal seleksi kasus sejak dini sudah harus dimulai dengan lebih meningkatkan peran petugas kesehatan di Puskesmas dan Poliklinik ibu hamil untuk mengenali semua faktor risiko antara lain dengan: - Menyaring semua kehamilan primigravida, terutama ibu hamil dengan usia ≤ 20 tahun, ibu kawin langsung hamil dan semua ibu hamil dengan risiko tinggi terhadap preeklampsia dan eklampsia. - Harus diberi pelayanan khusus dan diminta untuk datang melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur sejak awal trimester I kehamilan.

PENCEGAHAN Usaha pencegahan preeklampsia dan eklampsia sudah lama dilakukan, telah banyak penelitian dilakukan untuk menilai manfaat berbagai kelompok bahan-bahan non-farmakologi dan bahan farmakologi seperti: diet rendah garam, vitamin C, toxopheral (vit E), beta caroten, minyak ikan (eicosapen tanoic acid), zink, magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalsium untuk mencegah terjadinya preeklampsia dan eklampsia. Sayangnya berbagai cara di atas belum menggembirakan (Nortwitz E. R., dkk., 1999).

mewujudkan

hasil

yang

Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan anti-oxidant seperti N. Acetyl cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya (Rumiris D., dkk., 2005) yang nampaknya dapat menurunkan angka kejadian preeklampsia pada kasus risiko tinggi. Pada pasien dengan risiko tinggi terjadinya preeklampsia, pemeriksaan antenatal trimester II harus dilakukan secara teratur untuk menilai keadaan ibu dan kesejahteraan janin. Pemeriksaan klinis pada ibu hamil yang mempunyai keluhan seperti gangguan visus, nyeri kepala, rasa panas di muka, nyeri epigastrium, mual, muntah, ataupun kejang harus dilakukan. Di samping itu pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan proteinuria, menentukan tinggi fundus uteri untuk menilai pertumbuhan janin harus dilakukan secara teratur. Di R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

samping itu juga harus dilakukan pemeriksaan biometri janin, kesejahteraan janin dengan NST (Non Stress Test) dan bioprofile janin. Pemeriksaan doppler arteri uterina pada kehamilan 18–24 minggu pada pasien dengan risiko tinggi, juga dapat digunakan sebagai seleksi untuk terjadinya preeklampsia dan eklampsia jika dijumpai peningkatan RI > 0,5 8 atau dijumpai takik diastolic (Coleman Mag, dkk., 2000). Masalah yang sering dihadapi pada penderita preeklampsia dan eklampsia adalah: penderita tidak melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur dan sering datang terlambat ke rumah sakit: 40% serangan kejang pada penderita eklampsia biasanya terjadi sebelum penderita masuk ke rumah sakit. Sukatendel K. pada penelitiannya di Rumah Sakit Pirngadi dan Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan dari 1 Oktober 2002 s.d. 31 September 2004 menemukan 104 penderita preeklampsia berat, di antaranya: - 33 kasus sindroma HELLP (31,73%) yang terdiri dari 7 kasus (6,73%) sindroma HELLP murni dan 26 kasus (25%) sindroma HELLP parsial. - 1 kasus sindroma HELLP murni masuk rumah sakit dengan pendarahan antepartum berat dan meninggal sebelum diberi penanganan. - 2 kasus sindroma HELLP parsial meninggal sebelum mendapat pertolongan. - 2 penderita preeklampsia berat meninggal pasca-seksio sesaria. - 7 kasus sindroma HELLP datang dengan kematian janin dalam kandungan. - 16 kasus dengan eklampsia, 9 di antaranya adalah penderita sindroma HELLP. Dari penelitian di atas tampak jelas bahwa penderita datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan terlambat. Tabel 2. Angka Kematian Maternal di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia (Girsang E., 2004) Tahun 1989 – 1993 1999 1999 2002 2002

Rumah Sakit RSPM RSPM RS Hasan S RSHAM RSPM RSCM

Persen (%) 2,1 5,1 20,31 1,21 12,57 4,32

Peneliti Tobing S. Simanjuntak J. Maizia Girsang E. Girsang E. Priyatini

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

15

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN 1. Gejala klinis penderita preeklampsia bisa sangat bervariasi dari preeklampsia ringan, preeklampsia berat, eklampsia, sindroma HELLP, dan berbagai komplikasi lainnya. 2. Dalam penanganan kasus, faktor risiko harus dikenali sedini mungkin, hal ini dijadikan dasar pengawasan antenatal yang teratur dan seleksi kasus. 3. Pencegahan preeklampsia tampaknya belum memberikan hasil yang menggembirakan, meskipun sudah banyak dilakukan penelitian untuk itu. 4. Pemberian vitamin C, toxopheral (vit E), beta caroten, minyak ikan (Eicosapentanoic acid), zink, magnesium yang diberikan bersama anti oksidan N acetyl cystein tampaknya dapat menurunkan angka kejadian preeklampsia dan eklampsia pada kasus risiko tinggi. 5. Dalam penanganan penderita preeklampsia dan eklampsia, faktor ketidaktahuan, kemiskinan, dan terlambat datang ke rumah sakit sangat mempengaruhi prognosa dan morbiditas-mortalitas penderita.

SARAN 1. Penjaringan kasus dengan risiko tinggi dan pengawasan antenatal yang teratur dan baik, sangat menentukan morbiditas dan mortalitas penderita preeklampsia dan eklampsia, untuk ini diharapkan: - dapat dilakukan penyuluhan pada wanita hamil dengan risiko tinggi akan bahaya preeklampsia dan eklampsia, - meningkatkan mutu pelayanan antenatal di Puskesmas dan Poliklinik ibu hamil, untuk itu perlu dilakukan pelatihan untuk menambah pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam mengenal kasus preeklampsia dan eklampsia. 2. Segera merujuk penderita preeklampsia dan eklampsia ke pusat rujukan yang lebih tinggi. 3. Penanganan kasus preeklampsia dan eklampsia dengan tanda-tanda multiorgan disfungsi, harus dilakukan secara terpadu dan komprehensif.

UCAPAN PENGHARGAAN DAN TERIMA KASIH Hadirin yang saya muliakan,

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

Sebelum mengakhiri pidato pengukuhan ini, pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih dan penghormatan yang sedalam-dalamnya kepada pemerintah Republik Indonesia c.q. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang telah memberikan kepercayaan pada saya untuk menduduki jabatan guru besar. Kepada Bapak Prof. Dr. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A.(K) selaku Rektor dan Ketua Senat Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendukung, membimbing, dan membantu saya dalam menjalankan tugas serta menyetujui pengesahan untuk jabatan guru besar ini, saya sampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada beliau untuk memimpin Universitas Sumatera Utara yang kita banggakan. Terima kasih juga saya sampaikan pada Bapak dan Ibu para Anggota Senat Universitas Sumatera Utara, Tim Penilai Kenaikan Pangkat Universitas Sumatera Utara yang telah menyetujui pengesahan saya untuk jabatan guru besar. Kepada Prof. Dr. T. Bahri Anwar Johan, Sp.J.P.(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara beserta seluruh Anggota Senat Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan dan menyetujui pengesahan jabatan guru besar ini, saya ucapkan terima kasih, semoga Allah SWT selalu melindungi dan membalas kebaikannya. Kepada alm. Prof. Dr. E. Kosin dan alm. Dr. Kosman yang telah menerima saya bekerja dan memulai karier sebagai staf pengajar di bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran USU saya ucapkan terima kasih. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.O.G.(K) dan alm. Prof. Dr. E. Kosin yang telah memberi kesempatan pada saya untuk mengikuti Program Pendidikan DTM&H di Mahidol University, Bangkok, Thailand. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.O.G.(K), Dr. Erjan Albar, Sp.O.G.(K), dan Prof. Dr. Herbert Hutabarat, Sp.O.G., yang telah menerima dan mendidik saya di bagian obstetri dan ginekologi. Demikian pula kepada alm. Prof. Dr. Pandapotan Simanjuntak, M.P.H., Sp.O.G., Dr. Agustinus Wilaras, Sp.O.G., alm. Prof. Dr. Rustam Mochtar, M.P.H., Sp.O.G., dan Prof. Dr. Djafar Siddik, Sp.O.G.(K) atas dorongan dan bimbingannya. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

17

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Kepada Dr. Agustinus Wilaras, Sp.O.G. yang telah memberikan perhatian khusus dan bimbingan selama saya menjalani pendidikan PPDS, sekali lagi saya ucapkan terima kasih. Atas kerjasama yang baik dan dorongan dari Staf Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara di antaranya: Prof. Dr. T. M. A. Chalik, Sp.O.G.(K), Prof. Dr. Hamonangan Hutapea, Sp.O.G.(K), Prof. DR. Dr. M. Thamrin Tanjung, Sp.O.G.(K), Dr. Hesti RPO Sitompul, Sp.O.G., Dr. Maciste LB Raja, Sp.O.G., Dr. Raja Malem Kaban, Sp.O.G., Dr. Jose Iskandar, Sp.O.G., Dr. Stefen Sutejo D., Sp.O.G., Dr. Zulkarnaini Tala, Sp.O.G., Dr. Amiruddin Siregar, Sp.O.G.(K), Dr. Aboe Bakar Umar, Sp.O.G., alm. Dr. Baren Ratur Sembiring, Sp.O.G., Dr. Daulat H. Sibuea, Sp.O.G.(K), Dr. T. M. Hanafiah, Sp.O.G.(K), Dr. Sutrisno Hadi, Sp.O.G., Dr. Zaman Kaban, Sp.O.G., Dr. Budi R. Hadibroto, Sp.O.G.(K), Dr. M. Fauzie Sahil, Sp.O.G.(K), serta seluruh tenaga paramedis dan tenaga administrasi saya ucapkan terima kasih. Kepada Prof. Jusuf Hanafiah, Sp.O.G.(K) sebagai Kepala Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 1978, sekali lagi saya ucapkan terima kasih yang telah memberi kesempatan pada saya untuk mengikuti M. Med Course in Obstetric and Ginecology di Kandang Kerbau Hospital University of Singapore di bawah bimbingan alm. Prof. Dr. SS. Ratnam dan Prof. Wong Hock Boan Director of Post Graduate Medical Study. Sembah sujud dan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya saya sampaikan kepada kedua almarhum orang tua saya alm. R. Roeshadi dan almh. Zenab yang dengan bersusah payah telah membesarkan dan mendidik 16 orang anak-anaknya. Meskipun bukan dari keluarga mampu dan berpendidikan, tetapi kedua orang tua saya telah berjuang sekuat tenaga untuk mendorong anakanaknya mencapai jenjang pendidikan tinggi. Kepada kedua mertua saya, alm. dr. M. Arifin, Internist beserta almh. Nuritja saya ucapkan terima kasih yang tidak terhingga, atas dorongan beliau yang tidak henti-hentinya kepada saya untuk mencapai jabatan guru besar seperti sekarang ini. Semoga Allah SWT mengampuni dan memberikan tempat yang sebaik-baiknya kepada alm. kedua orang tua dan mertua saya. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

Kepada alm. abang, kakak, dan adik saya yang berjumlah 15 orang serta kakak dan adik ipar, saya ucapkan terima kasih banyak atas rasa persaudaraan dan saling membantu, di antaranya pada kakanda alm. Prof. R. A. Soekemi, Apt. R. Santoso Roeshadi dan Rr. Sri Kusbandini yang telah mendorong, membantu, dan kadang bertindak sebagai ganti orang tua dalam menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan saya. Akhirnya kepada istri saya tercinta dr. Yuritna Haryono Sp.T.H.T.(K) yang telah mendampingi saya selama 33 tahun menghadapi berbagai suka duka dalam kehidupan dan tidak henti-hentinya dengan sabar mendorong saya untuk mencapai jabatan guru besar, saya mohon maaf dan terima kasih yang tidak terhingga atas pengertian dan kesetiaan mendampingi sampai saat ini. Kepada anak saya dr. Hayu Lestari Haryono, yang sekarang sedang meniti karier di bidang obstetri dan ginekologi saya ucapkan selamat, teruslah berusaha mencapai jenjang yang lebih tinggi. Terima kasih papa ucapkan atas dorongan dari Ririn beserta mama yang tidak henti-hentinya mendukung dalam mencapai jabatan guru besar. Pada kesempatan ini saya juga ingin mengenang guru-guru saya yang telah mendidik dan membimbing saya untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mereka adalah guru-guru saya dari SR Percobaan Negeri Medan, SMP Negeri II Medan dan SMA Katolik Medan. Kepada mereka saya ucapkan terima kasih. Kepada semua pihak dan seluruh anggota panitia yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan acara ini, saya mengucapkan terima kasih banyak, semoga Allah SWT membalas budi baik saudara sekalian dengan berlipat ganda. Saya menyadari, masih banyak lagi ucapan terima kasih yang seharusnya dan selayaknya saya sampaikan ke berbagai pihak yang tidak mungkin saya sebutkan satu per satu dalam kesempatan ini, untuk ini saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Bapak Rektor dan hadirin sekalian yang saya muliakan. Pada akhirnya dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan kesabaran dalam mengikuti acara pengukuhan hari ini. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

19

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

Wabillahi taufik wal hidayah Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

DAFTAR PUSTAKA 1. Masroel Siregar, Kebijaksanaan dan Strategi Penurunan AKI di SUMUT, Kumpulan Makalah Seminar Bantuan Penuh Kasus Emergensi Obstetri Medan, Oktober 1998. 2. Sofoewan S., Preeklampsia – Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia, Patogenesis, dan Kemungkinan Pencegahannya. MOGI 2003, 27; 141 – 151. 3. “Report of the National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy”, National High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy, Am. J. Ob. Gynecology; 183, S1, 2000. 4. Norwitz E. R., Robinson J. N., Rifke J.T. Prevention of Preeclampsia: Is it Possible? Clin Obstet Ginecology 1999, 42 (3) 436 – 54. 5. Girsang E. Analisa Tekanan Darah dan Proteinuria sebagai Faktor Prognosa. Kematian Maternal dan Perinatal pada Preeklampsia Berat dan Eklampsia. Tesis Bagian Obgin FK. USU RSUP. H. Adam Malik/RSUD Dr. Pirngadi Medan, 2004. 6. Jaffe R, Dorgan, A. Abramowitz J. S. 1995. Color Doppler Imaging of the Utero Placental Circulation in the First Trimester: Value in Inpredicting Pregnancy Failure or Complication. Am. J. Obst. Gynecol 130 (2 PT 1): 102 – 5. 7. Dekker G. A., Sibai B. M. Ethiology and Pathogenesis of Preeclampsia: Current Concept. Am. J. Obstet Gynecol 1998; 179: 1359 – 75. 8. Dekker G. A. “Risk Factor for Preeklampsia” in Clinical Obstetrics and Gynecology, Vol 42:422, 1999. 9. Robillard P. Y., Holsey T. C., Perianin J., Janky E., Miri E. H., Papiernik E Association of Pregnancy – induced Hypertension With Duration of Sexual Cohabitation Before Conception Lancet 1994; 344: 973 – 975. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

10. Robert J. M., Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG 2004: 190: 117 – 8. 11. Robson S. C., Hypertention and Renal Desease in Pregnancy In: Keith DE, Eds Dewhurt’s Textbook of Obstetrics and Gynecology for Post Graduate 6th ed. Blackwell Science Inc USA 1999: 165 – 85. 12. Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, Kelompok Kerja Penyusunan Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI Edisi Kedua, 2005. 13. Sibai B. M. Diagnosis and Management of Gestational Hypertention and Preeclampsia Obstet Gynecol 2003. 102: 181 – 92. 14. Lipstein H., et al. Current Consept of Eclampsia. American Journal of Emergency Medicine 203; 21 (3): 233 – 7. 15. Sibai B. M., Gus Dekker G. A., Michael Kupferminc Preeclampsia Lancet 2005, 365: 785 – 99. 16. Sibai B. M. “Diagnosis, Prevention, and Management of Eclampsia”, Obstetrics & Gynecology, vol 105, number 2, February 2005, page 405 – 410. 17. Baker P. N., Kingdom J., “Preeclampsia”, New Current Perspectives on Management. The Parthenon Publishing Group York, USA, 2004 page 133 – 143. 18. Brown M. A., Diagnosis and Classification of Preeclampsia and Hypertensive Disorders of Pregnancy in Belfort M. A., Thornton S, Saade GR. “Hypertension in Pregnancy”, Marcel Dekker, Inc. New York, 2003, page 1 – 14. 19. Cronic Hypertension in Pregnancy; ACOG Practice Buletin; number 29, July 2001. 20. Churchil D., Beevers D. G. Definitions and Classification Systems of the Hypertensive Disorders in Pregnancy in Churchil D, Beevers DG. “Hypertension in Pregnancy”. BMJ Books, London, 1999. 21. Sibai B. M. Magnesium Sulfat Prophylaxis in Preeclampsia Lessons Learned from recent Trials Am. J. Obstet Gynecol 2004, 190: 1520 – 26.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

21

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

22. Zhang J., Meikle S., Trumble A. Severe Maternal Morbidity Associated With Hypertensive Disorders in Pregnancy in the United States Hypertens Pregnancy 2003; 22: 203 – 12. 23. Brown M. A., et al. Efficacy and Safety of Nifedipine Tablets for Acute Treatment of Severe Hypertension Pregnancy AJOG 2002; 187: 1046– 50. 24. Magan E. F., Martin R. W., Jsaacs J. D., et al. Corticosteroids for the Enhancement of Fetal Lung Maturity: Impact on the Gravida with Preeclampsia and the HELLP Syndrome. Aust MJ J Obstet Gynecol 1993; 33: 127 – 30. 25. Ramin K. D. The Prevention and Management of Eclampsia. Obstet Gynecol Clin N. Am. 1999, 26; 489 – 503. 26. Pedoman Penanganan Penderita Preeklampsia Berat dan HELLP Syndrome, Satgas Penanganan Penderita Preeklampsia Berat dan HELLP Syndrome Bagian/UPF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan FK–USU RSUD. Dr. Pirngadi Medan 2002. 27. Audibert F., et al. Clinical Utility of Strict Diagnostic Creteria for the HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low Platelets) Syndorome AJOG 1996; 175: 460 – 4. 28. Martin J. N., Perry K. G. et al. Better Maternal Outcomes are Achieved with Dexamthasone Therapy for Post Partum HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low Thrombosit Counts) Syndrome. Am. J. Obstet Gynecol 1997; 177: 1011 – 7. 29. M. A. G. Chorman, L. M. E. McCowen and R. A. North Mid Trimester Uterine Artery Doppler Screening as a Predictor of Adverse Pregnancy Outcomes in High Risk Women. Ultrasound Obstet Gynecol 2000; 15: 7– 12. 30. Khairani S. Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita Sindroma HELLP yang diberi Deksametason dan N-Acetyl Cysteine, Tesis Bagian Obgyn FK USU 2004. 31. Rushadi R. H. “Hypertension in Pregnancy”. Disampaikan pada Pertemuan The Third New Trend in Cardiovascular Management Medan. Juni 2005.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

32. Magann E. F., et al. Antepartum Corticosteroids: Disease Stabilization in Patients with the Syndrome of Hemolysis, Elevated Liver Enzymes, and Low Plateletes (HELLP) AJOG 1994; 174 (4): 1148 – 53.

RIWAYAT HIDUP Nama : NIP : Tempat/tanggal lahir : Agama : Jenis kelamin : Nama orang tua Ayah : Ibu : Nama Istri : Nama Anak : Alamat :

dr. R. Haryono Roeshadi, Sp.O.G.(K) 130318025 Medan, 10 November 1942 Islam Laki-Laki Raden Roeshadi Zenab dr. Yuritna Haryono Sp.T.H.T.(K) dr. Hayu Lestari Haryono Jl. SMTK No. 4 Medan 20131

Riwayat Pendidikan: Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

1965 1959 1962 1971 1971-1975 1973

Tahun 1975-1979 Tahun 1978 Tahun 1979 Tahun 2002

Tamat SR Negeri Percobaan Medan Tamat SMP Negeri II Medan Tamat SMA-B Katolik Medan Lulus Dokter Umum FK-USU Asisten Bag. Parasitologi FK-USU Pendidikan Diploma Trop Med. & Hygene Mahidol University Bangkok Asisten Bagian Obgin FK-USU M. Med Course In Obstetric & Gynecology University of Singapore Lulus Pendidikan Dokter Spesialis Obgin FK-USU Konsultan Sub-bagian FM Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU

Medan Medan Medan Medan Medan Thailand Medan Singapore Medan Medan

Riwayat Jabatan dan Golongan: R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

23

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

1. Asisten Ahli/Gol E/II 2. Asisten Ahli/Gol F/II 3. Penata Muda/Gol. IIIa 4. Penata Muda Tk. I/Gol IIIb 5. Penata/Gol IIIc 6. Penata Tk. I/Gol IIId 7. Pembina/Gol IVa 8. Pembina Tk. I/Gol IVb 9. Pembina Utama Muda/Gol IVc Riwayat Pekerjaan:

1 1 1 1 1 1 1 1 1

Januari 1967 Desember 1967 Januari 1968 April 1974 Januari 1977 Januari 1981 Oktober 1985 Oktober 1997 Oktober 2004

1. Asisten Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran USU Medan, 1967-1975. 2. Asisten Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU Medan, 1975-1979. 3. Staf Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU Medan, 1979–sekarang. 4. Koordinator Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran USU Medan, 1979-1981. 5. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran USU Medan, 1999-2000. 6. Sekretaris Program Studi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU Medan, 1997-2002. 7. Ketua Program Studi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU Medan, 2002-2005. 8. Ketua Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU Medan, 2005-sekarang.

Riwayat Organisasi 1. Anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) sejak tahun 1971. 2. Anggota POGI (Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi) sejak tahun 1975. 3. Anggota PERINESIA (Perkumpulan Perinatologi Indonesia) sejak tahun 1981. 4. Anggota PUSKI (Perkumpulan Ultrasonografi Indonesia) sejak tahun 2000.

PUBLIKASI Penulisan Karya Ilmiah Author: R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

1. Haryono Roeshadi, Shock pada Malaria, Simposium Shock di FK-USU, Agustus 1974. 2. Haryono Roeshadi, Kosman. Evaluasi Tiga Cara Sederhana Untuk Pemeriksaan Cacing Usus, KPPIK FK-USU, November 1975. 3. Haryono Roeshadi, Hepatitis pada Kehamilan, Majalah FK-USU September 1978, vol. 8 no.3. 4. Haryono Roeshadi, Seminar Hasil-Hasil Penataran Tenaga Pengajar Fakultas Kedokteran USU di dalam dan di luar negeri 1977-1979, FK-USU 12 Februari 1980. 5. Haryono Roeshadi, Penyakit-Penyakit Infeksi dalam Obstetri, Kursus Penyegar Ikatan Bidan Indonesia, Medan Mei 1980. 6. Haryono Roeshadi, M. J. Hanafiah, TM A. Chalik, Amnioskopi Berulang pada Kasus Postdatisme dan Preeklamsi KOGI-V, Bandung 1982. 7. Haryono Roeshadi, Pengolahan Data dan Analisa Data, Penataran Penelitian Bagian Obstetri dan Ginekologi Medan, Maret 1983. 8. Haryono Roeshadi, Perdarahan Ante Partum, Program Retraining Perawat Bidan-Bidan di SPK Medan, Februari 1984. 9. Haryono Roeshadi, Penanganan Pendarahan dalam Persalinan, KPPIK ke VI FK-USU, Agustus 1984. 10. Haryono Roeshadi, Herbert Hutabarat, Penggunaan Ultrasonografi dalam Pelayanan Obstetri dan Ginekologi, KOGI-VI, Ujung Pandang, Juli 1985. 11. Haryono Roeshadi, Gawat Darurat dalam Obstetri, Penataran Pelayanan Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit, Medan Desember 1985. 12. Haryono Roeshadi, Pemeliharaan Kesehatan Ibu dan Anak Menuju Keluarga Bahagia dan Sejahtera, Diskusi Panel PHBI FK-USU, November 1986. 13. Haryono Roeshadi, Kehamilan dan Kesehatan Gigi, Kursus Penyegaran dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat, Medan, Maret 1988. 14. Haryono Roeshadi, Standar Usulan Penelitian dan Penulisan Tesis di Bagian Obstetri dan Ginekologi, Kumpulan Makalah Penelitian Bagian Obstetri dan Ginekolgogi FK-USU tahun 1998. 15. Haryono Roeshadi, Kehamilan Risiko Tinggi, Ceramah Ilmiah di RSU Bangko, Jambi 9 April 1999. 16. Haryono Roeshadi, Pengalaman Pelaksanaan Program B (Pendidikan Spesialis) di FK-USU Medan, Rapat Koligium Terbatas, 12-13 Desember 1999 di Jakarta. 17. Haryono Roeshadi, Syok dan Penanggulangannya: Lokakarya Maternal and Neonatal Health Update, Tingkat Provinsi Sumatera Utara, Medan 22-25 Oktober 2002.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

25

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

18. Haryono Roeshadi, Management of HELLP Syndrome in Medan Center, Fourth Scientific Meeting on Feto Maternal Medicine and Ultrasound Workshop, Medan 26-29 Maret 2003. 19. Haryono Roeshadi, Hipertensi dalam Kehamilan, Ceramah Ilmiah di RS Pertamina Dumai, 17 Mei 2004. 20. Haryono Roeshadi, Mencegah Cacat Lahir dengan Folat, Seminar Kehamilan Bersama Anmum, Medan 26 Feruari 2005. 21. Haryono Roeshadi, Pelayanan Farmakologi Kebidanan Berdasarkan Evidence Based pada Praktik Bidan. Seminar Menuju Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Evidence Based dalam Menjawab Tantangan di Era Globalisasi, Paltekkes 8 Maret 2005. 22. Haryono Roeshadi, Biophisical Profile Janin Workshop USG, Bagian Obstetri Ginekologi, 20-21 Maret 2005. 23. Haryono Roeshadi, Evaluasi Manfaat Sulbactan/Ampisillin sebagai Antibiotika Dosis Tunggal dan Multipel Dosis pada Seksio Sesarea Elektif di RSIA Rosiva Medan, Journal of Medical School, Fakultas Kedokteran USU Medan, Maret 2005. 24. Haryono Roeshadi, Sindroma HELLP, Journal of Medical School, Fakultas Kedokteran USU Medan, Maret 2005. 25. Haryono Roeshadi, Hypertension In Pregnancy, Symposium The 3rd New Trend in Cardiovascular Management Medan, 6-8 Juni 2005.

Co Author: 1. Efek Samping Kontrasepsi Suntikan (Dep Provera). M. Thamrin Tanjung, R. Haryono Roeshadi, Rustam Mocktar KOGI-V Bandung, Juni 1982. 2. Ciri-Ciri Endometrium pada Perdarahan Uterus Disfungsi di RS. Dr. Pirngadi Medan. Zulkarnaini Tala, R. Haryono Roeshadi, M. Thamrin Tanjung. KOGI-V Bandung, Juni 1982. 3. Beberapa Aspek Kehamilan dan Persalinan Primitua di RS. Dr. Pirngadi Medan Asriel Dahlan, R. Haryono Roeshadi, Rustam Mocktar PIT-II, Malang 1983. 4. Partogram Persalinan Normal di RS. Dr. Pirngadi Medan Hasnah Siregar, R. Haryono Roeshadi, H. Hutapea, Hasdiana Hasan. PIT-III, Medan 1984. 5. Asimptomatik Bakteriuria pada Wanita Hamil di RS. Dr. Pirngadi Medan. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

TM. Hanafiah, R. Haryono Roeshadi, P. Simanjuntak, Yushar, R. Rasyid Lubis, Nurmansyah Tahir. PIT-III, Medan 1984. 6. Penelitian Banding Dua Jenis AKDR Alza T dan Multilood Cu-250 di RS. Dr. Pirngadi Medan. Erdjan Albar, R. Haryono Roeshadi, Hamonangan Hutapea. KOGI-IV, Ujung Pandang, Juli 1985. 7. Pato Fisiologi dan Faktor Penyebab Infertilitas. Asrul Nor, R. Haryono Roeshadi, M. J. Hanafiah. KOGI-VI, Ujung Pandang, Juli 1985. 8. Beberapa Aspek Penanganan Letak Lintang di RS. Dr. Pirngadi Medan. Fakhrul I.N., R. Haryono Roeshadi, Rustam Mocktar. PIT-IV Padang, Juli 1986. 9. Tinjauan Kasus Tali Pusat Menumbung di RS. Dr. Pirngadi Medan, 19811985. Saat Sahlul Nasution, R. Haryono Roeshadi, T. M. Hanafiah. PTP-V, Bali 1988. 10.Beberapa Aspek Persalinan Berat Badan Lahir Rendah di RS. Dr. Pirngadi Medan November 1984. Kiper Simarmata, R. Haryono Roeshadi, Hamonangan Hutapea. PTP-V, Bali 1988. 11.Tinjauan Persalinan Rujukan di RS. Umum Kabanjahe Marwahal Sinaga, R. Haryono Roeshadi, R. M. Kaban, Ngaraf Dat Tarigan. KOGI-VIII, Palembang Juli 1990. 12.Pengaruh Anestesi Blok Pudendal dan Infiltrasi Lokal pada Efisiotomi. Kandaser Sumbayak, R. Haryono Roeshadi, Erdjan Albar. PTP-VII, Surakarta 1991. 13.Kemungkinan Hubungan Defisiensi Kalsium Darah dengan Terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan. Natigor Sipahutar, R. Haryono Roeshadi, Erdjan Albar. PTP-VIII, Bandung Juli 1992. 14.Deteksi Gawat Janin Intra-Partum dengan Bunyi Jantung Janin, Gerak Janin dan Warna Air Ketuban. Indra Anwar, R. Haryono Roeshadi, Budi R. Hadibroto. PTP-VIII, Bandung 1 Maret 1992. 15.Nilai Diagnostik Pewarnaan Mekanium pada Air Ketuban dalam Deteksi Gawat Janin. Indra Anwar, R. Haryono Roeshadi, Mulyadi A. PTP-VIII, Bandung, 1 Maret 1992. 16.Tinjauan Kasus Preeklampsia Berat di RS. Dr. Pirngadi Medan tahun 1989-1993. Tobing S., R. Haryono Roeshadi, Albar E. PTP-IX, Surabaya.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

27

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

17.Penilaian Persalinan Oksitosika dengan Menggunakan Partograf Model WHO di RS. Dr. Pirngadi Medan. Piliang S., R. Haryono Roeshadi, Sibuea DH, KOGI-IX, Jakarta November 1993. 18.Tinjauan Kasus Neoplasma Ovarium Ganas yang di Rawat di RS. Dr. Pirngadi Medan. Fadlan, R. Haryono Roeshadi, M. Fauzie S. KOGI-IX, Jakarta 1993. 19.Karakteristik dan Kelangsungan Hidup Penderita Karsinoma Korpus Uteri di RS. Dr. Pirngadi Medan. Noviardi, R. Haryono Roeshadi, Tarihoran S. PIT-IX, Surabaya 1995. 20.Kematian Perinatal pada Seksio Sesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 1994. Edhy Pramono Wibowo, R. Haryono Roeshadi, Sanusi Piliang, Daulat H.S. Pit-X, Ujung Pandang Juli 1997. 21.Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Bayi Berat Badan Lahir Rendah di RS. Dr. Pirngadi Medan. Ramulia, R. Haryono Roeshadi, T.M. Hanafiah. PIT-X, Ujung Pandang, Juli 1997. 22.Kelainan Bawaan Uterus yang Dijumpai Sewaktu Seksio Sesarea D. C. Bimantara, R. Haryono Roeshadi, M. J. Hanafiah. PIT XI, Semarang, 11-14 Juli 1999. 23.Luaran Bayi pada Kehamilan Lewat Taksiran Tanggal Persalinan. M. Rhiza Z. Tala, Irvan Adenin, Sanusi Piliang, R. Haryono Roeshadi PIT XI, Semarang, 11-14 Juli 1999. 24.Perbandingan Efektivitas dan Keamanan Ritodrin dan Isoksuprin dalam Menunda Persalinan Prematur. Manuel Hutapea, Johnson Hutapea, Risman F. Kaban, T. M. Hanafiah, R. Haryono Roeshadi. PIT XII, Palembang, 1-4 Juli 2001. 25.Uji Coba Sistem Scoring Persalinan Bekas Seksio Sesarea. Sugianto, M. Rhiza Z. Tala, R. Haryono Roeshadi, Daulat Sibuea. PIT XIII, Malang, 30 Juni – 3 Juli 2002. 26.Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita Preeklampsia Berat dan Eklampsia dengan atau Tanpa Sindroma HELLP. Erwynson S. Simanjuntak, Sarah Dina, R. Haryono Roeshadi, Hasdiana Hasan. PIT XIII, Malang, 30 Juni – 3 Juli 2002. 27.Efektivitas dan Keamanan ekstraksi Vakum Menggunakan Mangkok Karet dan Metal di RSUD Dr. Pirngadi/RSUP. H. Adam Malik Medan. Sinaga P., Pasaribu T. P., R. Haryono Roeshadi. KOGI Ke XIII, Yogyakarta, 4,9 Juli 2003. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

28.Pengaruh Deksametason dan NAC terhadap Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita Sindroma HELLP. Khairani S., R. Haryono Roeshadi. KOGI Ke XIII, Yogyakarta, 4,9 Juli 2003. 29.Pengaruh Deksamethasone dan NAC terhadap Luaran Ibu dan Bayi pada Penderita Sindroma HELLP. Cut Adeya Adella, Khairani S., R. Haryono Roeshadi. PIT XIV, Bandung, 11-15 Juli 2004.

Mengikuti Kursus dan Lokakarya 1. Pendidikan Diploma Tropical Medicene and Hygene (DTM&H), Mahidol University Bangkok Thailand 1973. 2. Workshop on Educational Measurement, Medan FK-USU tahun 1972. 3. M. Course in Obstetric & Gynecology, University of Singapore, 1978. 4. Kordinator Kepaniteraan Klinik Mahasiswa Fakultas Kedokteran USU 1979 – 1981. 5. Peserta Kursus: IDRC Basic Course in Data Handling, Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU 30 Juni-12 Juli 1980. 6. Peserta Lokakarya Terbatas Program Keluarga Berencana Rumah Sakit (PKBRS) Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan 10 – 12 November 1980. 7. Peserta Lokakarya Dokter/Bidan Praktek Swasta BKKBN Provinsi Sumatera Utara Medan 19 – 20 Januari 1981. 8. Penceramah pada Kursus Reproduksi Manusia untuk Paramedis PKBRS Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan 11 – 13 Mei 1981. 9. Pembicara pada Forum Konsultasi Medis dalam Rangka Hari Ulang Tahun Fakultas Kedokteran USU ke-24 di Tebing Tinggi 22 Agustus 1981. 10. Penataran Dasar-Dasar Ultrasonografi Obstetri dan Ginekologi, POGIJaya, Jakarta 1981. 11. Penataran Tenaga Penelitian Tingkat Pendahuluan, Lembaga Riset, dan Kegiatan Ilmiah FK-USU, April 1981. 12. Penataran Madya Metodologi Penelitian dalam Kesehatan Reproduksi CMS-WHO, Jakarta 1981. 13. Penataran Madya Pengelolaan Pendidikan, Badan Pengembangan Pendidikan (BPP) FK-USU, Oktober 1981. 14. Program Akta Mengajar V, Direktorat Jendral Perguruan Tinggi 1982. 15. Peserta IDRC Basic Biostatistic Course and Basic Course I on Computer Data Handling, Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-USU, April 1983. 16. Lokakarya Pengalaman Belajar Lapangan, FK-USU Medan, April 1984. 17. Penataran Metodologi Penelitian Kelompok Biomedis dan Reproduksi Manusia di Indonesia, Medan November 1984. 18. Penceramah pada Penataran Penelitian Bagian Obstetri dan Ginekologi ke II Medan, April 1985. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

29

Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap Universitas Sumatera Utara

19. Penceramah pada Penataran Pelayanan Unit Gawat Darurat RS. Pirngadi Medan, Desember 1985. 20. Anggota Satgas Kurikulum USU, tahun 1986. 21. Sebagai Panitia Pertemuan Ilmiah tentang Hukum Kedokteran di Medan tanggal 19 April 1986. 22. Peserta Lokakarya Kurikulum (Workshop on Curriculum) FK-USU Medan, Januari 1987. 23. Peserta Kursus Dasar Ultrasonografi Fakultas Kedokteran USU Medan tanggal 5 – 7 Februari 1987 24. Penceramah pada Latihan Insersi AKDR KB Perkotaan Untuk Bidan Praktik Swasta Se-kotamadya Medan BKKBN-POGI-IBI Kotamadya Medan, Februari 1987. 25. Peserta Asian & Oceamic Congress of Obstetric and Gynecology ke XI, Hongkong 1987. 26. Peserta The Workshop on Risk Approach in Maternal and Child Health Care, POGI-WHO-IFGO, Medan Juli 1987. 27. Peserta Diskusi Ilmiah Surfactant Paru pada Penyakit Saluran Pernafasan; Fakultas Kedokteran USU, 24 Februari 1988. 28. Peserta Seminar Pendekatan Multidisiplin dalam Penanganan Mutakhir Infertilitas, POGI Cabang Sumatera Utara – Aceh 26 Maret 1988. 29. Peserta Pentaloka Peran Masyarakat dalam Upaya Penyelamatan Ibu (Safe Motherhood) Tingkat Provinsi Sumatera Utara di Medan, tanggal 11 – 12 April 1988. 30. Peserta Kongres of The Asian Federation of Societies For Ultrasound in Medicine and Biology (AFSUMB-II) Bali, Juli 1989. 31. Peserta Kursus Kelainan Congenital (Congenital Desorders) Fakultas Kedokteran UI, Jakarta 13 – 15 November 1989. 32. Anggota Unit Pengembangan Pendidikan (UPP) Fakultas Kedokteran USU 1992. 33. Pembicara pada Penataran Penelitian Bagian Obstetri dan Ginekologi ke III, Bagian Obgin FK-USU Medan November 1993. 34. Peserta Eight International Post Graduate Course: the Fetus as a Patient, Bali 12-14 Oktober 1994. 35. Peserta XV Asian and Oceanis Congres of Obstetric and Gynecology, Bali 15-20 Oktober 1995. 36. Sekretaris Satgas Penyusunan Buku Panduan PPDS Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU/RSHAM-RSPM Medan 11 Juli 1996. 37. Anggota Pertemuan Pemantauan Upaya Akselerasi Penurunan Angka Kematian Ibu, Cipayung 24 Januari – 1 Februari 1996. 38. Lokakarya Pendidikan DSOG Program B, Bandung 4-9 Juni 1997. 39. Anggota Badan Penguji Nasional Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia, tahun 1996-1999. R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita Preeklampsia dan Eklampsia

40. Pelatihan dan Pengajaran Pemasangan dan Pencabutan IUD dan Implant DTC Binjai pada tanggal 17 – 19 November 1997. 41. Anggota Delegasi IMT-GT USU Kepertemuan di Prince Songkla University Thailand, 1-5 Februari 2000. 42. Penguji Ujian Nasional Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia, tanggal 29 Juni-1 Juli 2001, Palembang. 43. Anggota pada International Meeting SARC XI, Bali 28 Februari 2001. 44. Peserta 2nd Scientific Meeting on Feto Maternal Medicine and AOFOG Acredited Ultrasound Workshop, 3-7 April 2001 Bandung. 45. Penguji Ujian Nasional Kolegium Obstetri dan Ginekologi Indonesia, tanggal 29-30 Juni 2002 di Malang. 46. Peserta Kursus ALARM, Berastagi – Medan November 2004. 47. Penguji Ujian Nasional Kolegium Obstetri Ginekologi Indonesia, Surabaya 4-6 Desember 2004, Surabaya. 48. Penguji Ujian Nasional Kolegium Obstetri – Ginekologi Indonesia, Batam 04-10 Juli 2005.

R. Haryono Roeshadi : Upaya Menurunkan Angka Kesakitan dan Angka Kematian Ibu pada Penderita…, 2006

USU Repository © 2006

31