UPAYA PENANAMAN RASA CINTA TANAH AIR PADA

Download Abstrak: Cinta tanah air wajib dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Penanaman ... bahwa, upaya yang dilakukan untuk menanamkan rasa cinta tan...

0 downloads 414 Views 273KB Size
UPAYA PENANAMAN RASA CINTA TANAH AIR PADA PARA SANTRI DI PESANTREN MAJMA’AL BAHRAIN SHIDDIQIYYAH KABUPATEN JOMBANG EFFORTS TO PROMOTE STUDENTS PATRIOTISM AT TRADITIONAL MOESLIM SCHOOL OF MAJMA’AL BAHRAIN SHIDDIQIYYAH JOMBANG REGENCY Lina Yuliatin Universitas Negeri Malang E-mail: linayuliatin@[email protected] Abstract: Patriotism must be had by every students. Promoting the patriotism could be done by several way and institution, one of them is in the traditional moeslim school. The aim of the research is describe the efforts to promote patriotism to the students by traditional moeslim of Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Jombang Regency which is popular with its tagline “hubbul wahton minal iman”. Technique of collecting data has been done by observation, interview, and also documentation study. The conclution was gotten that the efforts has been done to promote the patriotism by education, attitude modeling, and also built patriotism monument. Keyword: promote, patriotism, students Abstrak: Cinta tanah air wajib dimiliki oleh seluruh anak bangsa. Penanaman rasa cinta tanah air dapat dilakukan melalui berbagai cara dan lembaga, salah satunya yaitu di pesantren. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan tentang upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri yang dilakukan oleh Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang yang dikenal sebagai pesantren cinta tanah air dengan slogan hubbul wathon minal iman. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Diperoleh kesimpulan bahwa, upaya yang dilakukan untuk menanamkan rasa cinta tanah air yaitu melalui pendidikan, pemberian contoh perilaku, membangun monumen cinta tanah air. Kata Kunci: penanaman, cinta tanah air, santri Kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terlepas dari perjuangan para pahlawan yang rela berkorban mempertaruhkan jiwa dan raga demi memperjuangkan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia wajib menghargai perjuangan para pahlawan dan meneruskan cita-cita bangsa. Bentuk penghargan dan pelestarian nilai semangat perjuangan para pahlawan dapat diwujudkan dengan sikap cinta terhadap tanah air dan bangsa 1

Indonesia. Seluruh warga negara Indonesia berhak dan wajib mencintai tanah air Indonesia. Santoso (2011) mengemukakan bahwa “cinta tanah air adalah perasaan bangga menjadi warga negara Indonesia dengan khasanah budaya yang ada dan menerima segala konsekuennya, yakni menjadi warga negara yang baik, patuh terhadap peraturan berupa norma maupun hukum yang tertulis serta ikut serta dalam usaha pembelaan terhadap negaranya”. Sedangkan menurut pendapat Mahbubi (2012: 48), “Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, kultur, ekonomi dan politik bangsanya”. Rasa cinta tanah air harus ditanamkan sejak dini agar masyarakat Indonesia khusunya generasi muda dapat memiliki rasa bangga terhadap bangsa dan negara Indonesia. Perwujudan cinta tanah air dapat dilakukan melalui berbagai cara, tempat dan sarana yang ada. Perwujudan cinta tanah air dapat dilakukan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Basri (1997: 13-14) menyatakan bahwa, “perasaan cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai hal, yaitu (1) menjaga nama baik bangsa dan tanah air Indonesia; (2) berjiwa dan berkepribadian Indonesia; (3) bangga bertanah air Indonesia dengan penduduk dan adat istiadat yang berbhineka; (4) tidak akan melalukan perbuatan dan tindakan yang merugikan tanah air dan bangsa; (5) setia dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dewasa ini akibat pengaruh globalisasi, banyak pengaruh global yang tidak bisa direspon secara baik dan seimbang oleh masyarakat Indonesia, bahkan tidak jarang masyarakat Indonesia lebih bangga terhadap kebudayaan yang dimilki oleh bangsa lain. Oleh karena itu, penanaman rasa cinta tanah air perlu dilakukan agar masyarakat Indonesia khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa tidak kehilangan identitas bangsa Indonesia yang selama ini telah menjadi ciri khas dan kepribadian bangsa. Penanaman rasa cinta tanah air dapat dilakukan melalui berbagai cara dan lembaga, salah satunya dapat dilakukan di pesantren. Menurut Dhofier (1994: 18) “perkataan pesantren berasal dari kata santri yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri”. Sedangkan Madjid dalam (Moesa, 2007: 94) menyatakan bahwa, “pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan yang ikut mempengaruhi dan

2

menentukan proses pendidikan nasional”. Hal ini berarti bahwa pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama saja, tapi juga memberikan pengatahuan tentang berbagai hal yang berguna untuk merespon tantangan dan tuntutan hidup dalam konteks ruang dan waktu baik dalam ranah nasional maupun internasional. Berdasarkan uraian di atas, jika suatu pesantren melakukan upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri, maka para santri akan tumbuh rasa cinta tanah airnya, sehingga para santri yang merupakan generasi muda sebagai generasi penerus bangsa bisa menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang untuk meraih kemerdekaan. Selain itu agar para generasi muda tidak kehilangan identitas bangsa Indonesia yang selama ini telah menjadi ciri khas dan kepribadian bangsa.

METODE Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan ini bertujuan untuk membuat deskripsi mengenai pesantren yang melakukan upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian yang dilakukan secara wajar dan natural sesuai dengan kondisi objektif di lapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kualitatif. (Arifin, 2012: 140). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus dilakukan dengan maksud untuk melakukan telaah secara mendalam terhadap upaya yang dilakukan oleh pesantren dalam menanamkan rasa cinta tanah air pada para santri. Dalam penelitian ini kehadiran peneliti adalah sebagai perancang penelitian, pelaksana di lapangan dan pelapor hasil penelitian. Penelitian ini mengambil lokasi di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang yang berlangsung selama satu bulan. Sumber data dari penelitian ini diperoleh dari data lapangan dan kepustakaan. Data lapangan berupa hasil observasi atau pengamatan langsung dan wawancara kepada para informan, informannya meliputi ketua umum pesantren, sekretaris umum pesantren dan para santri. Sedangkan data kepustakaan berasal dari pihak yang terkait dengan penelitian ini.

3

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara, yaitu observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi lingkungan pesantren dan kegiatan-kegiatan yang menggambarkan upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi mengenai profil pesantren, ajaran cinta tanah air yang ada di pesantren, bentuk perilaku cinta tanah air para santri, upaya penanaman rasa cinta tanah air, faktor pendukung upaya penanaman rasa cinta tanah air, kendala yang dihadapi dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air dan upaya mengatasi kendala yang dihadapi dalam penanaman rasa cinta tanah air. Studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi data hasil observasi dan wawancara. Analisi data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi data). Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2011: 280), “mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu”. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan tiga cara yaitu perpanjangan keikutsertaan, ketekunan/keajegan pengamatan dan triangulasi (triangulasi sumber dan teknik).

HASIL Profil Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah didirikan oleh Kyai Moch. Muchtar Mu’thi pada tanggal 3 Januari 1974 di Desa Losari Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Jawa Timur. Kyai Moch. Muhtar Mu’thi lahir pada tanggal 14 Oktober 1928. Kyai Moch. Muchtar Mu’thi merupakan putra keenam dari pasangan H. Abdul Mu’thi dan Nyai Nasechah. Pesantren itu diberi nama Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah karena mengandung arti pertemuan dua lautan, yaitu lautan syariat dan lautan hakikat. Lautan syariat mengatur kedhohiran (lahir) manusia, lautan hakikat itu mengatur bathin manusia. Tujuan didirikannya pesantren ini yaitu untuk mendidik manusia khususya masyarakat sekitar agar menjadi santri. Santri sendiri berasal dari kata san dan tri, san dari kata al insan yang berarti manusia, dan tri yang berarti tiga. San pertama

4

berarti manusia wajib mempunyai hubungan baik dengan Tuhan YME, san kedua berarti manusia wajib mempunyai hubungan baik dengan sesama manusia, dan san ketiga berarti manusia harus mempunyai hubungan baik dengan alam. Di pesantren ini santri dididik untuk cinta tanah air. Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah termasuk jenis pesantren modern (khalaf) dengan metode pengajaran klasikal, hafalan dan halaqah ( musyawarah). Program-program yang ada di pesantren terdiri dari pendidikan formal mulai dari tingkat PAUD sampai dengan Diploma, pendidikan non formal, pendidikan ketrampilan, usaha dan bangunan, serta organisasi. Kegiatan rutin yang dilaksanakan di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah yaitu kegiatan pendidikan formal yang dimulai dari pagi hari sampai dengan sore hari, kegiatan pendidikan non formal yang dilaksanakan di asrama masing-masing atau di tempat yang telah ditentukan, pembangunan rumah layak huni yang rutin dilaksanakan setiap tahun dalam rangka menyambut peringatan proklamasi kemerdekaan dan peringatan hari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober, pemberian santunan bagi yang terkena bencana alam, pengajianpengajian rutin yang telah ditentukan jadwal pelaksanaannya. Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah menganut ajaran thoriqoh Shiddiqiyyah yaitu ajaran yang menuju kebenaran, yang bertujuan untuk mendidik manusia agar cinta terhadap tanah air. Karena cinta tanah air wajib ain dilakukan oleh manusia sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan YME atas segala nikmat-Nya. Ajaran cinta tanah air yang ada di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah proses penanaman cinta tanah air pada para santri/murid wajib ain dilakukan sejak dini, dan seluruh warga pesantren memiliki tanggung jawab dalam hal ini. Ajaran cinta tanah air yang sesuai dengan ajaran Thoriqoh Shiddiqiyyah di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah yaitu : (1) menghormati pinisepuh-pinisepuh perjungan, bentuk penghormatan ini dilakukan dengan cara memberikan bantuan rohani yaitu dengan mendoakan para pejuang kemerdekaan yang dilaksanakan dalam setiap event pengajian atau acara-acara tertentu; (2) menghormati dan menghargai

5

sesama manusia, salah satunya yaitu dengan memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat yang belum merdeka (fakir miskin); (3) menjadi pejabat dan pedangang yang jujur, dalam hal ini santri dididik untuk menjadi manusia yang selalu jujur dan tidak korupsi; (4) mensyukuri nikmat kemerdekaan bangsa setiap tanggal 17 Agustus dengan melakukan doa bersama selama 3 malam berturutturut kemudia pagi harinya ditutup dengan memberikan santunan nasioanal kepada masyarakat yang tidak mampu; (5) menjaga dan mencintai lingkungan sekitar dengan melakukan kegiatan kebersihan yang rutin dilaksanakan setiap hari; (6) menuntut ilmu setingi mungkin karena menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh orang yang beriman. Ajaran cinta tanah air di pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah dikemas dalam dua bentuk yaitu teori dan praktik. Dalam bentuk teori antara lain (1) setiap murid yang masuk ke Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah wajib memiliki 8 buku kesanggupan khususnya buku yang keenam yaitu sanggup bakti kepada tanah air Indonesia; (2) memasukkan mata pelajaran pendidikan cinta tanah air dalam kurikulum yang diterapkan, kitab yang digunakan adalah kitab cinta tanah air yang merupakan hasil karya Kyai Moch. Mutar Mu’thi. Kitab cinta tanah air itu terdiri dari 8 jilid, 3 jilid untuk tingkatan dasar, 5 jilid untuk tingkatan lanjutan, di dalam kitab itu berisi bab-bab yang menggambarkan tentang Indonesia yang dikemas dalam bentuk lagu, syair, dan penjelasan-penjelasan; (3) menerbitkan buku-buku yang menyangkut cinta tanah air, contohnya buku Makrifatullah, buku Pancasila yang di dalamnya membahas tentang cinta tanah air; (4) Dibangunnya monumen-monumen cinta tanah air di lingkungan pesantren. Monumen-monumen itu antara lain monumen hubbul wathon minal iman, monumen Pancasila, monumen pembukaan UUD 1945, monumen sumpah pemuda, monumen lagu kebangsaan Indonesia Raya, monumen burung garuda, monumen proklamasi, monumen pembukaan UUD 1945 alenia 3, dan sebaginya. Ajaran cinta tanah air yang dikemas dalam bentuk praktik antara lain: (1) membuat tulisan-tulisan atau stiker tentang cinta tanah air, stiker itu berupa slogan cinta tanah air itu bagian dari iman; (2) Mendirikan organisasi persaudaraan cinta tanah air (OPCTAI) yang memilki kantor pusat di Trowulan Mojokerto. Tujuan didirikan organisasi ini adalah untuk mengajak tokoh-tokoh lintas agama (Kristen,

6

Katolik, Budha, Hindhu, Konguju) agar menumbuhkan rasa cinta tanah air pada pengikut atau umatnya; (3) membangunkan rumah layak huni bagi masyarakat yang belum merdeka (masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi). Pembangunan rumah layak huni rutin dilaksanakan setiap tahun yaitu ketika menyambut peringatan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan hari Sumpah Pemuda; (4) mengadakan seminar-seminar dan kuliah umum yang membahas tentang cinta tanah air; (5) memberikan informasi dan komunikasi tentang berbagai hal yang terkait dengan cinta tanah air kepada seluruh warga pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah; (6) memberikan santunan nasional kepada masyarakat yang tidak mampu Bentuk perilaku cinta tanah air para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Bentuk perilaku cinta tanah air para santri berbeda-beda diantaranta yaitu mengikuti peringatan dan perayaan proklamasi kemerdekaan RI, mengikuti peringatan hari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober, mengikuti upacara bendera yang diadakan oleh Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah, mengunakan bahasa Indonesia dengan baik, menyukai produk dalam negeri, mengikuti lomba-lomba dalam meraih prestasi, dan ikut menjaga lingkungan dengan membersihkan lingkungan dan mentatati tata tertib yang ada.

Upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah mengambil peran melakukan upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri karena hal ini wajib dilakukan sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya, dan sebagai wujud ungkapan terima kasih kepada para leluhur pendiri bangsa yang telah berjuang meraih kemerdekaan. Upaya yang dilakukan itu antara lain: (1) melalui pendidikan ditumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pemahaman para santri akan pentingnya cinta tanah air. Di dalam kurikulum yang digunakan di pesantren, salah satu mata pelajarannya adalah pendidikan cinta tanah air; (2) memberikan contoh konkrit perilaku cinta tanah air contohnya pembangunan

7

rumah layak huni bagi masyarakat yang belum merdeka (masyarakat yang tidak mampu); (3) mendirikan organisasi persaudaraan cinta tanah air (OPCTAI) yang memiliki kantor pusat di Trowulan Mojokerto; (4) dibangun monumen-monumen cinta tanah air yang bertujuan agar para murid/santri memiliki rasa cinta tanah air kepada Indonesia. Monumen-monumen itu antara lain: monumen Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air itu bagian dari iman), monumen proklamasi, monumen burung garuda pancasila, monumen pembukaan UUD 1945 alenia 3, monumen Pancasila dan pembukaan UUD 1945, monumen sumpah pemuda, monumen lagu kebangsaan Indonesia Raya, matahari terbit, dan 7 wasiat terakhir WR. Soepratman, monumen sumpah pemuda dan monumen peta Indonesia; (5) membuat syair dan lagu cinta tanah air, syair-syair itu antara lain berjudul: cinta tanah air, manusia, nama tanah air kita, letak Indonesia, syair sumber kemerdekaan dan Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia, dan sebagainya. Sedangkan lagu-lagu tersebut dengan judul antara lain: pendidikan cinta tanah air, aku cinta Indonesia, kami cinta Indonesia, Alloh menciptakan manusia, syukur manusia, manusia inti alam, dan sebagainya; (6) menerbitkan majalah Al Kautsar yang terbit satu kali dalam waktu sebulan. Di dalam majalah itu tidak jarang mengupas topik tentang wujud cinta tanah air, diantaranya yaitu dengan judul: NKRI harga mati, NKRI begitu menakjubkan, sampai qiyamat NKRI harga mati, landasan kewajiban cinta tanah air sah dan kuat, bangunlah jiwanya bangunlah badannya, kemerdekaan hakiki dan cara merainya.

Faktor pendukung upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Faktor pendukung akan mempermudah dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Faktor pendukung upaya penanaman rasa cinta tanah air tersebut adalah dari segi SDM (Sumber Daya Manusia) baik dari guru atau murid/santri. Ciri murid Shiddiqiyyah itu ada 3 yang disingkat dengan S3 yaitu silaturrahmi, santun dan shodaqoh. Jadi para santri dididik dan dibiasakan agar memiliki 3 sikap itu, dengan bersikap santun dan gemar bersodaqoh dengan lingukungan sekitarnya maka akan memudahkan dalam penanaman rasa cinta tanah air. Apresiasi dari pemerintah juga mampu mendukung upaya penanaman rasa cinta

8

tanah air. Kunci keberhasilan yang dimiliki pesantren yaitu dalam mendidik atau menanamkan rasa cinta tanah air pada para santri yang dididik adalah hati dan jiwa para santri.

Kendala yang dihadapi dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shidddiqiyyah Kabupaten Jombang Kendala yang dihadapi dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri berasal dari dua faktor, yaitu dari diri sendiri dan pengaruh dari lingkungan sekitar. Dari diri sendiri karena terbatasnya tenaga yang ada, dan pengaruh dari luar adalah adanya perkembangan zaman yang semakin modern. Selain itu terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah juga bisa menjadi penghambat dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri.

Upaya mengatasi kendala yang dihadapai dalam penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam penanaman rasa cinta tanah air pada para santri menjadi tanggung jawab semua warga pesantren Majm’al Bahrain Shiddiqiyyah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara dua cara yaitu mempersiapkan dan memperbanyak julmlah atau kuantitas guru yang ada di daerah, mengadakan diklat-diklat guru di daerah dan di pusat dan menciptakan sumber dana dengan melakukan usaha-usaha mandiri seperti mendirikan minimarket baik mimimarket sendiri atau kerja sama dengan luar misalnya kerjasama dengan alfamart, mendirikan warung makan yusro, memproduksi air kemasan maqoo, dan sebagainya.

PEMBAHASAN Ajaran cinta tanah air yang ada di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang

9

Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah dikenal sebagai pesantren cinta tanah air dengan slogan “Hubbul Wathon Minal Iman” yang artinya cinta tanah air itu bagian dari iman. Cinta tanah air adalah perasaan bangga dan setia menjadi bangsa Indonesia serta mempunyai sikap rela berkorban demi bangsa dan negara Indonesia dari segala ancaman yang ada. Hal ini selaras dengan pernyataan Mahbubi (2012: 48) yang menyatakan bahwa cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, kultur, ekonomi dan politik bangsanya. Ajaran cinta tanah air yang ada di pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah antara lain: menghormati pinisepuh-pinisepuh perjuangan, menghormati dan menghargai sesama manusia, menjadi pejabat dan pedagang yang jujur, mensyukuri nikmat kemerdekaan Republik Indoensia, menjaga dan mencintai lingkungan sekitar, menuntut ilmu setinggi mungkin. Ajaran cinta tanah air tersebut dikemas dalam dua bentuk yaitu teori dan praktik. Dalam bentuk teori antara lain: (1) setiap murid yang masuk ke pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah wajib memenui 8 buku kesanggupan, dalam hal ini khususnya kesanggupan yang keenam yaitu sanggup bakti kepada cinta tanah air Indonesia; (2) di dalam kurikulum yang digunakan di pesantren, salah satu mata pelajarannya adalah pendidikan cinta tanah air: (3) ada buku-buku yang diterbitkan yang menyangkut tentang cinta tanah air; (4) dibangun monumenmonumen cinta tanah air, antara lain monumen Hubbul Wathon Minal Iman (cinta tanah air itu bagian dari iman), monumen proklamasi, monumen burung garuda pancasila, monumen pembukaan UUD 1945 alenia 3, monumen Pancasila dan pembukaan UUD 1945, monumen sumpah pemuda, monumen lagu kebangsaan Indonesia Raya, matahari terbit, dan 7 wasiat terakhir WR. Soepratman, monumen sumpah pemuda dan monumen peta Indonesia. Ajaran cinta tana h air dalam bentuk praktik antara lain : (1) membuat tulisan-tulisan atau stiker tentang cinta tanah air, stiker itu berupa slogan cinta tanah air itu bagian dari iman; (2) mendirikan organisasi persaudaraan cinta tana air (OPCTAI ) yang memiliki kantor pusat di Trowulan; (3) membangunkan rumah layak huni bagi masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi dalam

10

rangka peringatan proklamasi proklamasi kemerdekaan 17 Agustus sampai dengan peringatan hari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober; (4) mengadakan seminar-seminar dan kuliah umum tentang cinta tanah air; (5) memberikan informasi dan komunikasi tentang berbagai hal yang terkait dengan cinta tanah air kepada seluruh warga Shiddiqiyyah; (6) memberikan santunan nasional kepada fakir miskin. Bentuk perilaku cinta tanah air para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Bentuk perilaku cinta tanah air para santri berbeda-beda diantaranta yaitu mengikuti peringatan dan perayaan proklamasi kemerdekaan RI, mengikuti peringatan hari sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober, mengikuti upacara bendera yang diadakan oleh Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah, mengunakan bahasa Indonesia dengan baik, menyukai produk dalam negeri, mengikuti lomba-lomba dalam meraih prestasi, dan ikut menjaga lingkungan dengan membersihkan lingkungan dan mentatati tata tertib yang ada. Berbagai bentuk perilaku cinta tanah air para santri yang ada di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah selaras dengan pernyataan Basri (1997: 13-14) yang menyatakan bahwa perasaan cinta tanah air dapat diwujudkan dalam berbagai hal, yaitu (1) menjaga nama baik bangsa dan tanah air Indonesia; (2) berjiwa dan berkepribadian Indonesia; (3) bangga bertanah air Indonesia dengan penduduk dan adat istiadat yang berbhineka; (4) tidak akan melalukan perbuatan dan tindakan yang merugikan tanah air dan bangsa; (5) setia dan taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Penanaman rasa cinta tanah air pada masyarakat Indonesia harus dilakukan sejak dini, khusunya pada generasi muda dengan tujuan agar generasi muda dan bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas yang menjadi ciri khas dan kepribadian bangsa Indonesia. Penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah dapat dilakukan melalui berbagai

11

upaya, antara lain sebagai berikut (1) melalui pendidikan ditumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pemahaman para santri akan pentingnya cinta tanah air. Hal ini dilakukan dengan memasukkan mata pelajaran pendidikan cinta tanah air dalam kurikulum yang diterapkan. Hal ini selaras dengan pernyataan Tirtaraharja dkk (2005: 263) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang; (2) memberikan contoh konkrit perilaku cinta tanah air, contohnya pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat yang belum merdeka (masyarakat yang tidak mampu); (3) mendirikan organisasi persaudaraan cinta tanah air (OPCTAI) yang memiliki kantor pusat di Trowulan Mojokerto; (4) dibangun monumen-monumen cinta tanah air, antara lain monumen Hubul Waton Minal Iman (cinta tanah air itu bagian dari iman), monumen proklamasi, monumen burung garuda pancasila, monumen pembukaan UUD 1945 alenia 3, monumen Pancasila dan pembukaan UUD 1945, monumen sumpah pemuda, monumen lagu kebangsaan Indonesia Raya, matahari terbit, dan 7 wasiat terakhir WR. Soepratman, monumen sumpah pemuda dan monumen peta Indonesia; (5) membuat syair dan lagu cinta tanah air, syair-syair itu antara lain berjudul: cinta tanah air, manusia, nama tanah air kita, letak Indonesia, syair sumber kemerdekaan dan Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia, dan sebagainya. Sedangkan lagu-lagu tersebut dengan judul antara lain: pendidikan cinta tanah air, aku cinta Indonesia, kami cinta Indonesia, Alloh menciptakan manusia, syukur manusia, manusia inti alam, dan sebagainya; (6) menerbitkan majalah Al Kautsar yang tidak jarang mengupas topik tentang wujud cinta tanah air, diantaranya yaitu dengan judul: NKRI harga mati, NKRI begitu menakjubkan, sampai qiyamat NKRI harga mati, landasan kewajiban cinta tanah air sah dan kuat, bangunlah jiwanya bangunlah badannya, kemerdekaan hakiki dan cara meraihnya.

Faktor pendukung upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Faktor pendukung upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah yaitu dari segi SDM (Sumber Daya Manusia) baik dari guru atau murid/santri. Selain itu apresiasi dari pemerintah,

12

baik pemerintah pusat atau daerah juga mampu mendukung dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air. Kunci keberasilan yang dimiliki pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyahh adalah dalam mendidik atau menanamkan rasa cinta tanah air pada para santri sasarannya adalah hati dan jiwa santri. Jika hati dan jiwa santri sudah luluh maka akan mudah dalam menanamkan kesadaran cinta tanah air pada para santri. Upaya penanaman rasa cinta tana air pada para santri akan terus dilaksanakan melalui generasi-generasi penerus yang ada di pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyahh.

Kendala yang dihadapi dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shidddiqiyyah Kabupaten Jombang Kendala yang dihadapi dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri berasal dari dua faktor, yaitu dari diri sendiri dan pengaruh dari lingkungan sekitar. Dari diri sendiri karena terbatasnya tenaga yang ada, pengaruh dari luar adalah adanya perkembangan zaman yang semakin modern. Terbatasnya sarana dan prasarana yang ada di pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah juga bisa menjadi penghambat dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri.

Upaya mengatasi kendala yang dihadapai dalam penanaman rasa cinta tanah air pada para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang Upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi dalam penanaman rasa cinta tanah air pada para santri menjadi tanggung jawab semua warga pesantren Majm’al Bahrain Shiddiqiyyah. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara dua cara yaitu mempersiapkan dan memperbanyak julmlah atau kuantitas guru yang ada di daerah, mengadakan diklat-diklat guru di daerah dan di pusat dan menciptakan sumber dana dengan melakukan usaha-usaha mandiri seperti mendirikan minimarket baik mimimarket sendiri atau kerja sama dengan luar misalnya kerjasama dengan alfamart, mendirikan warung makan yusro, memproduksi air kemasan maqoo, dan sebagainya.

13

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disusun kesimpulan sebagai berikut: (1) ajaran cinta tanah air yang ada di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang dikemas dalam dua bentuk yaitu teori dan praktik; (2) bentuk perilaku cinta tanah air para santri di Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang diantaranya yaitu ikut memperingati proklamasi kemerdekaan RI dan hari sumpah pemuda, menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, memakai produk dalam negeri, mencintai lingkungan; (3) upaya yang dilakukan dalam penanaman rasa cinta tanah air pada para santri antara lain melalui pendidikan, memberikan contoh konkrit perilaku cinta tanah air, mendirikan organisasi persaudaraan cinta tanah air, membangun monumen-monumen cinta tanah air di lingkungan pesantren, membuat syair dan lagu cinta tanah air, menerbitkan majalah al Kautsar; (4) faktor pendukung upaya penanaman rasa cinta tanah air adalah dari sumber daya manusia baik guru atau siswa, apresiasi dari pemerintah; (5) kendala dalam upaya penanaman rasa cinta tanah air berasal dari dalam individu dan lingkungan sekitar; (5) upaya mengatasi kendala antara lain memperbanyak jumlah guru, mengadakan diklat-diklat yang membahas tentang cinta tanah air, menciptakan usaha mandiri.

Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan kepada (1) Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah yang dikenal sebagai pesantren cinta tanah air harus lebih meningkatkan upaya penanaman rasa cinta tanah air pada para santri agar para santri benar-benar tumbuh rasa cinta tanah airnya; (2) penelitian ini diharapkan bisa memberi tambahan pengetahuan, informasi, dan referensi kepada seluruh warga jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, khususnya mahasiswa Hukum dan Kewarganegaraan; (3) penelitian ini diharapkan bisa memberi inspirasi kepada para calon peneliti lain untuk mengadakan penelitian di bidang moral; (4) Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang, seyogyanya mendapat apresiasi dari masyarakat karena usahanya yang telah

14

melalukan upaya penanaman rasa cinta tanah air; (5) Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Kabupaten Jombang, seyogyanya mendapat apresiasi dari pemerintah karena keunikan yang telah dimiliki oleh pesantren yaitu pesantren cinta tanah air.

DAFTAR RUJUKAN Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Basri, Yusmar, dkk. 1997. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama untuk Siswa Kelas 1. Jakarta: Balai Pustaka. Dhofier, Zamaksyari. 1994. Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta: LP3ES. Mahbubi, 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta. Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Santoso, Eko Budi. Cinta Tanah Air (tugas essay), (Online), (http://www.raseko.com/2012/05/cinta-tanah-air-tugas-essay.html), diakses 10 Oktober 2013. Tirtaraharja, U. & Sulo, S. L.La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

15