06-STUDI GERAKAN DAN WAKTU

Download Guna Widya, Jakarta. Wignjosoebroto, S., 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit PT. Guna Widya. D. LANDASA...

2 downloads 659 Views 762KB Size
Praktikum 6.MICROMOTION AND TIME STUDY A. DESKRIPSI Micromotion Study adalah teknik yang digunakan untuk menganalisa gerakan kerja secara detail (Wignjosoebroto, 1989). Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Gilberth dalam teknik studi geraknya (Maynard, 1971). Aktivitas yang termasuk kedalam Micromotion Study adalah merekam video dan mencatat waktu (Barnes, 1980). Tujuan Praktikum 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode Micromotion Study dalam aplikasi pengukuran waktu baku dengan menganalisis elemen-elemen gerakan kerja. 2. Praktikan mampu menghitung waktu baku dengan mempelajari elemenelemen gerakan yang ada dengan bantuan rekaman film. 3. Praktikan dapat mengidentifikasikan elemen-elemen gerakan dan mampu menganalisis elemen-elemen gerakan yang efektif dan tidak efektif pada suatu pekerjaan. 4. Praktikan dapat melakukan perbaikan-perbaikan elemen-elemen gerakan yang tidak diperlukan atau tidak efektif sehingga dapat melakukan pengaturan tata letak fasilitas atau stasiun kerja. B. INPUT DAN OUTPUT Input: a) Layout awalan b) Video rekaman layout awalan c) Layout usulan d) Video rekaman layout usulan

Praktikum Output : a) Tabel MTM b) Waktu siklus c) Waktu baku C. REFERENSI Barnes, R.M., 1980. Motion and Time Study, Design and Measurement of Work. Wiley. Maynard, H.B., 1971. Industrial Engineering Handbook. New York:Mc Graw Hill Niebel, B.W. & Freivalds, Andris., 1999. Methods Standard and Work Design. Mc Graw Hill, New York. Salvendy, G. (Ed.) (2001). Handbook of Industrial Engineering: Technology and Operations Management, third edition, John Wiley & Sons, Hoboken, NJ. Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R. & Tjakraatmadja, J.H., 1979. Teknik Tata Cara Kerja. ITB, Bandung. Wignjosoebroto, S., 1989. Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Edisi Kedua, PT. Guna Widya, Jakarta. Wignjosoebroto, S., 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Edisi pertama. Jakarta: Penerbit PT. Guna Widya. D. LANDASAN TEORI D.1

ANALISIS

GERAKAN

KERJA

DENGAN

REKAMAN

FILM

(MICROMOTION STUDY) D.1.1 Metode Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sritomo (1995), Niebel dan Freivalds (1999) dan Barnes (1997), pengukuran waktu kerja dapat diklasifikasikan sesuai dengan bagan bagan dibawah ini:

Praktikum

Gambar 8.1 Metode Pengukuran Kerja D.1.2 Study Gerakan Study gerakan adalah analisa yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan - gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig (Sutalaksana, 1979) Secara garis besar masing - masing gerakan Therblig dapat didefinisikan sebagai berikut (Wignjosoebroto, 1995): 1. Mencari. Mencari adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu obyek. Gerakan dimulai pada saat mata bergerak mencari obyek dan berakhir jika obyek telah ditemukan. Mencari ini termasuk dalam gerakan Therblig yang tidak efektif. 2. Memilih. Memilih merupakan elemen gerakan Therblig untuk menemukan atau memilih suatu obyek diantara dua atau lebih obyek lainnya yang sama. Memilih ini termasuk dalam elemen gerakan Therblig yang tidak efektif.

Praktikum 3. Memegang (Grasp). Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan obyek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Memegang adalah elemen Therblig yang diklasifikasikan sebagai elemen gerakan efektif yang biasanya tidak bisa dihilangkan tetapi dalam beberapa hal dapat diperbaiki. 4. Menjangkau / Membawa Tanpa Beban (Transport Empty). Menjangkau adalah elemen gerakan Therblig yang menggambarkan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance) baik gerakan yang menuju atau menjauhi obyek. Gerakan ini diklasifikasikan sebagai elemen Therblig yang efektif dan sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari suatu siklus kerja.

5. Membawa Dengan Beban (Transport Loaded). Membawa merupakan elemen perpindahan tangan, hanya saja disini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban (obyek). Elemen gerak membawa termasuk Therblig yang efektif sehingga sulit untuk dihindarkan. 6. Memegang untuk Memakai (Hold). Elemen ini terjadi jika elemen memegang obyek tanpa menggerakan obyek tersebut. Elemen memegang untuk memakai adalah elemen kerja yang efektif yang bisa dihilangkan dengan memakai alat bantu untuk memegang obyek.

Praktikum 7. Melepas (Release Load). Elemen ini terjadi pada saat operator melepaskan kembali terhadap obyek yang dipegang sebelumnya. Elemen gerak melepas termasuk elemen therblig yang efektif yang bisa diperbaiki. 8. Mengarahkan (Position). Mengarahkan

adalah

elemen

gerakan

therblig

yang

terdiri

dari

menempatkan obyek pada lokasi yang dituju secara tepat. Elemen gerak ini termasuk Therblig yang tidak efektif, sehingga untuk itu harus diusahakan untuk dihilangkan. 9. Mengarahkan Awal (Pre-Position). Mengarahkan awal adalah elemen gerakan efektif Therblig yang mengarahkan obyek kesuatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan obyek benar-benar dilakukan maka obyek tersebut dengan mudah dapat dipegang dan dibawa kearah tujuan yang dikehendaki. 10. Memeriksa (Inspect). Elemen ini termasuk dalam langkah kerja untuk menjamin bahwa obyek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Elemen ini termasuk elemen Therblig yang tidak efektif.

11. Merakit (Assembly). Merakit adalah elemen gerakan Therblig untuk menghubungkan dua obyek atau lebih menjadi satu kesatuan. Elemen ini merupakan elemen Therblig yang efektif yang tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi dapat diperbaiki.

Praktikum 12. Mengurai Rakit (Disassembly). Disini dilakukan gerakan memisahkan atau mengurai dua obyek tergabung satu menjadi obyek-obyek yang terpisah. Ini termasuk gerakan therbligh yang efektif. 13. Memakai (Use). Memakai adalah elemen gerakan efektif Therblig dimana salah satu atau kedua tangan digunakan untuk memakai/mengontrol suatu alat untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung. 14. Kelambatan yang Tidak Terhindarkan (Unavoidable Delay). Kondisi ini diakibatkan oleh hal-hal diluar kontrol dari operator dan merupakan interupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung.Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif. 15. Kelambatan yang Dapat Dihindarkan (Avoidable Delay). Kegiatan ini menunjukan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator sehingga perbaikan/penanggulangan yang perlu dilakukan lebih ditujukan kepada operator sendiri tanpa harus merubah proses kerja lainnya.Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif. 16. Merencanakan (Plan). Elemen ini merupakan proses mental dimana operator berhenti sejenak bekerja dan memikir untuk mentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan.Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif.

17.

Praktikum 18. Istirahat untuk Menghilangkan Lelah (Rest to Overcome Fatigue). Elemen ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodik. Ini termasuk gerakan therbligh yang tidak efektif. D.1.3aAnalisa Kerja (Operation Analysis) Dan Prinsip Prinsip Ekonomi Gerakan (Motion Economy). D.1.3.1Analisa Kerja Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995), terdapat dua metode yang termasuk dalam penetapan waktu baku dengan data waktu gerakan (predetermined motion time system) yaitu sistem faktor kerja (work-factor system) dan metode pengukuran waktu (methods-time measurement). a. Work - factor system Sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined time system yang paling awal dan secara luas diaplikasikan Sistem ini memungkinkan untuk

menetapkan

waktu

untuk

pekerjaan-pekerjaan

manual

dengan

menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Langkah-langkah yang diambil di sini pertama kali adalah membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan 4 variabel yang merupakan dasar utama pelaksanaan kerja (anggota tubuh, kerja perpidahan gerakan, manual kontrol dan berat/hambatan yang ada) dan mengunakan data faktor kerja sebagai unit pengukurnya. Langkah berikutnya adalah menentukan waktu baku yang diperoleh dari Tabel data waktu baku gerakan (Wignjosoebroto, 1995). Pada Work-factor system, suatu pekerjan dibagi atas elemen-elemen gerakan standar kerja sebagai berikut : Transport atau reach & move (TRP), Grasp (GR), Pre-Position (PP), Assemble (ASY), Use (manual, process or machine time)(US), Diassemble (DSY), Mental Process (MP), dan Release (RL). Dan simbolsimbol yang digunakan untuk menunjukan anggota tubuh yang dipergunakan dan faktor-faktor kerja juga distandardkan sebagai berikut :

Praktikum

Tabel 8.1 Tabel Work Factor Motion (Wignjosoebroto, 1995) Anggota Tubuh

Simbol

Faktor Kerja (ditulis sesuai urutan)

Simbol

Finger

F

Weight of Resistance

W

Hand

H

Directional Control

S

Arm

A

Steer

S

Forearm

FS

Care (Precaution)

P

Trunk

T

Chenge Direction

U

Foot

FT

Define Stop

D

Leg

L

Head Turn

HT

Simbol-simbol tersebut di atas digunakan untuk mencatat dan mengevaluasi gerakan-gerakan kerja yang ada. Di sini anggota tubuh yang dipergunakan akan diindikasikan pertama kali, kemudian jarak tempuh yang kedua, dan faktorfaktor kerja akan metode Work-Factor untuk menentukan gerakannya : Tabel 8.2 Tabel Work Factor Motion (Wignjosoebroto, 1995) Diskripsi Elemen Kerja - Melempar benda kerja kecil ke samping sejauh 10

Analisa

Waktu

Gerakan

(menit)

A10

0.0042

A20D

0.0080

A30WD

0.0119

inchi (Basic Motion) - Menjangkau sebuah benda kerja yang terletak di tengah subuah meja sejauh 20 inchi (Define stop motion) - Membawa benda kerja seberat 4 lb sejauh 30 inchi dari tumpukanny untuk diletakkan di meja kerja

Praktikum

Diskripsi Elemen Kerja

Analisa

Waktu

Gerakan

(menit)

(Weight, Define Stop Motion)

Contoh soal : Analisa gerakan kerja diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mengambil sebuah pena yang terletak di meja kerja, menuliskan sesuatu pada selembar kertas, mengembalikan lagi pena ke tempatnya dimeja, dan tangan brgerak kembali ke kertas yang telah ditulis. Pemegang pena (pen holder) dalam hal ini terletak di meja sejauh 12 inchi dari pusat area penulisan (Wignjosoebroto, 1995). Dengan analisa Work-Factor persoalan tersebut dapat diselesaikan sebagai berikut: Tabel 8.3 Contoh Studi Kasus (Wignjosobroto, 1995) No. Elemen

Diskripsi Elemen Kerja

Analisa

Waktu

Gerakan

(menit)

1.

Menjangkau pena sejauh 12”

A12D

0.0065

2.

Memegang pena

0.5F1

0.0008

3.

Membawa pena menuju kertas yang akan

A12D

0.0065

F1SD

0.0029

ditulis sejauh 12” 4.

Menempatkan/mengarahkan pena kembali pada kertas yang akan ditulis.

5.

Mengoreskan pena membuat tanda “X”

F1D

0.0023

6.

Menempatkan/mengarahkan pena kembali

F1D

0.0023

F1D

0.0023

A12D

0.0085

0.5FA1

0.0007

pada kertas 7.

Menggoreskan pena sekali lagi untuk membuat tanda “X”

8.

Membawa pena kembali ke pemegang (Pen Holder) sejauh 12”

9.

Mengarahkan pena agar bisa masuk ke

Praktikum No. Elemen

Diskripsi Elemen Kerja

Analisa

Waktu

Gerakan

(menit)

F1P

0.0023

dalam pemegangnya 10.

Memasukkan pena ke dalam pemegangnya

11.

Melepaskan pena

0.5F1

0.008

12.

Menggerakkan tangan kembali ke kertas

A12D

0.0065

sejauh 12” Total waktu (menit)

0.0424

b. Methods-Time Measurement Methods Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem penerapan awal waktu baku (predetermined time standard) yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan-gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Sistem ini didefinisikan sebagai suatu prosedur untuk menganalisa setiap operasi atau metode kerja (manual operation) ke dalam gerakan-gerakan dasar yang diperlukan untuk melaksanakan kerja tersebut, dan kemudian menetapkan standar waktu dari masing-masing gerakan tersebut berdasarkan macam gerakan dan kondisi-kondisi kerja yang ada (Wignjosoebroto, 1995). MTM memiliki beberapa jenis, yaitu MTM-1, MTM-2, MTM-3, MTM-C, MTM-M, MTM-V, MTM-GPD, dan 4M-DATA (Niebel dan Freivalds, 1999; dan Barnes, 1997). Akan tetapi,yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah MTM-1 karena pengamatan yang akan dilakukan merupakan kegiatan perakitan yang memiliki elemen kerja yang lebih kompleks. Perhitungan Waktu Baku Waktu baku adalah waktu yang diperlukan oleh operator yang terampil ratarata, bekerja pada kecepatan normal, untuk melakukan tugas tertentu menggunakan metode yang ditentukan. Didalamnya sudah termasuk ‘allowance’

Praktikum yang tepat untuk memungkinkan orang untuk pulih dari kelelahan dan, bila perlu waktu tambahan untuk menutupi elemen kontingen yang mungkin terjadi (Salvendy, 2001). Sedang waktu siklus merupakan waktu yang diperlukan untuk merakit 1 produk, yang mana data perhitungan waktunya diambil dari data mentah yang didapat dari percobaan. Cara perhitungan tidak langsung berarti melakukan perhitungan waktu baku tanpa berada di tempat pekerjaan itu dilaksanakan. Yaitu dengan membaca Tabel -Tabel yang telah disediakan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah: data waktu baku dan data waktu gerakan. Sehingga jika pengukuran dilakukan terhadap beberapa alternatif sistem kerja, yang terbaik diantaranya dilihat dari segi waktu yang dapat dicari yaitu: sistem yang membutuhkan penyelesaian tersingkat. Penetapan Waktu Baku dengan Data Waktu Gerakan (Predetermined time system) dengan Methods Time Measurement (MTM) Pengukuran waktu ini membagi gerakan-gerakan kerja atas elemen kerja seperti:

menjangkau

(reach),

memegang

(grasp),

membawa

(move),

mengarahkan (position), melepas (release), melepas rakit (disassemble), memutar (turn), dan beberapa gerakan anggota badan lainnya. Setiap elemenelemen gerakan tersebut akan diklasifikasikan lagi berdasarkan kondisi gerakan yang dilakukan. Penjelasan lebih detail dapat dilihat pada Tabel MTM-1. Unit waktu yang digunakan dalam tabel-tabel ini adalah TMU (Time-Measurement Unit). Disini 1 TMU adalah sama dengan 0.00001 jam, 0.0006 menit atau sama dengan 0.036 detik.

Praktikum

Gambar 8.2 Perakitan berdasarkan MTM Berikut ini merupakan Tabel pada Method Time Measurement( MTM)-1: Tabel 8.4 Gerakan Menjangkau (Reach – R) Distance Moved (inches) ¾ or less

Hand in Motion

Time TMU A 2.0

B C or D 2.0 2.0

E 2.0

A 1.6

Case and Description

B 1.6

1

2.5

2.5

3.6

2.4

2.3

2.3

2

4.0

4.0

5.9

3.8

3.5

2.7

A. Reach the object in fixed location, or to object in other hand or on which other hand rest.

Praktikum

Distance Moved (inches) ¾ or less

Hand in Motion

Time TMU A 2.0

B C or D 2.0 2.0

E 2.0

A 1.6

Case and Description

B 1.6

3

5.3

5.3

7.3

5.3

4.5

3.6

4 5 6

6.1 6.5 7.0

6.4 7.8 8.6

8.4 9.4 10.1

6.8 7.4 8.0

4.9 5.3 5.7

4.3 5.0 5.7

7

7.4

9.3

10.8

8.7

6.1

8 9 10 12

7.9 8.3 8.7 9.6

10.1 10.8 11.5 12.9

11.5 12.2 12.9 14.2

9.3 9.9 10.5 11.8

6.5 6.9 7.3 8.1

14

10.5

14.4

15.6

13.0

8.9

16 18 20

11.4 12.3 13.1

15.8 17.2 18.6

17.0 18.4 19.8

14.2 15.5 16.7

9.7 10.5 11.3

B. Reach to single object in location which may very slightly from cycle to cycle.

C. Reach to object jumbled with other objects in a group so that search and select 7.2 occur. 7.9 8.6 10.1 6.5

D. Reach to a very small 11.5 object or where accurate grasp is 12.9 required. 14.4 15.8

Praktikum

Distance Moved (inches) ¾ or less

Hand in Motion

Time TMU A 2.0

B C or D 2.0 2.0

E 2.0

A 1.6

22

14.0

20.1

21.2

18.0

12.1

24 26 28 30

14.9 15.8 16.7 17.5

21.5 22.9 24.4 25.8

22.5 23.9 25.3 26.7

19.2 20.4 21.7 22.9

12.9 13.7 14.5 15.3

Additional

0.4

0.7

0.7

0.6

Case and Description

B 1.6

E. Reach to indefinite 17.3 location to get hand in position for body balance or next motion or out 18.8 of way. 20.2 21.7 23.2 TMU per inch over 30 inches

Tabel 8.5 Gerakan membawa (Move – M) Time TMU Distance Moved (inches)

A

B

C

Wt. Allowance

Hand

Wt. (lb)

Dynamic Static

in

Up to

Factor

Motion

Constant TMU

Case and Description

B ¾ or less

2.0

2.0

2.0

1.7

1

2.5

2.9

3.4

2.3

2

3.6

4.6

5.2

2.9

3

4.9

5.7

6.7

3.6

7.5

1.06

2.2

4

6.1

6.9

8.0

4.3

12.5

1.11

3.9

2.5

1.00

0 A. Move object to other hand or against stop.

Praktikum Time TMU Distance Moved

A

(inches)

B

C

Wt. Allowance

Hand

Wt. (lb)

Dynamic Static

in

Up to

Factor

Motion

Case and

Constant

Description

TMU

B 5

7.3

8.0

9.2

5.0

6

8.1

8.9 10.3

5.7

7

8.9

9.7 11.1

6.5

8

9.7 10.6 11.8

7.2

9

10.5 11.5 12.7

7.9

10

11.3 12.2 13.5

8.6

12

12.9 13.4 15.2

10.0

14

14.4 14.6 16.9

11.4

16

16.0 15.8 18.7

12.8

18

17.6 17.0 20.4

14.2

20

19.2 18.2 22.1

15.6

22

20.8 19.4 23.8

17.0

24

22.4 20.6 25.5

18.4

26

24.0 21.8 27.3

19.8

28

25.5 23.1 29.0

21.2

30

27.1 24.3 30.7

22.7

Additional

0.8

17.5

1.17

5.6 B. Move object to

22.5

1.22

7.4

approximate or indefinite

27.5

1.28

9.1

32.5

1.33

10.8

37.5

1.39

12.5

42.5

1.44

14.3

47.5

1.50

16.0

0.6 0.85

location.

C. Move object to exact location.

TMU per inch over 30 inches

Tabel 8.6 Gerakan Memutar (Turn – T) Weight

Time TMU for Degrees Turned 30º

45º

60º

75º

90º

100º

120º

130º

150º

165º

180º

Small – 0 to 2 pounds

2.8

3.5

4.1

4.8

5.4

6.1

6.8

7.4

8.1

8.7

9.4

Medium – 2.1 to 10 pounds

4.4

5.5

6.5

7.5

8.5

9.6

10.6

11.6

12.7

13.7

14.8

Large – 10.1 to 35 pounds

8.4

10.5

12.3

14.4

16.2

18.3

20.4

22.2

24.3

26.1

28.2

Praktikum Tabel 8.7 Gerakan Menekan (Apply Pressure – AP) Full Cycle

Components

Symbol

TMU

Description

APA

10.6

AF + DM + RLF

APB

16.2

Symbol

TMU

Description

AF

3.4

Apply Force

DM

4.2

Dwell, Minimum

RLF

3.0

Release Force

APA + G2

Tabel 8.8 Gerakan Memegang (Grasp – G) Type of Grasp

Case

Time

1A

2.0

Any size object by itself, easily grasped

1B

3.5

Object very small or lying close against a flat surface

1C1

7.3

Pick-up 1C2 1C3 Regrasp Transfer

Description

TMU

8.7 10.8

Diameter larger than ½ Diameter ¼ to ½ Diameter

Interference with Grasp on bottom and one side of nearly cylindrical object.

less than ¼

2

5.6

Change grasp without relinquishing control

3

5.6

Control transferred from one hand to the other

Praktikum

Type of Grasp

Select

Contact

Time

Case

Description

TMU

4A

7.3

4B

9.1

4C

12.9

5

0

Larger than 1  1  1 ¼  ¼  ⅛ to

Object jumbled with other objects so that search and select occur.

1  1  1 Smaller than ¼  ¼  ⅛

Contact, Sliding, or Hook Grasp

Tabel 8.9 Gerakan Melepas (Release – RL) Case

Time TMU

1

2.0

2

0

Description Normal release performed by opening finger as independent motion Contact release Tabel 8.10 Gerakan Mengarahkan (Position* – P)

Class of Fit 1 – Loose

2 – Close

3 – Exact

No pressure required

Light pressure required

Heavy pressure required

Symmetry Easy to Handle Difficult to Handle S

5.6

11.2

SS

9.1

14.7

NS

10.4

16.0

S

16.2

21.8

SS

19.7

25.3

NS

21.0

26.6

S

43.0

48.6

SS

46.5

52.1

NS

47.8

53.4

Supplementary Rule for Surface Alignment

Praktikum P1SE per alignment: > ¹∕16 ≤ ¼

P2SE per alignment: ≤ ¹∕16

* Distance moved to engage - 1 or less

Tabel 8.11 Melepas Rakit (Disengage – D) Class of Fit

Height of

Easy to

Difficult

Recoil

Handle

to Handle

1 – Loose – Very slight effort, blends with subsequent move

Up to 1

4.0

5.7

2 – Close – Normal effort, slight recoil

Over 1 to 5

7.5

11.8

3 – Tight – Considerable effort, hand recoils markedly

Over 5 to 12

22.9

34.7

Tabel 8.12 Eye Travel and Eye Focus – ET and EF Eye Travel Time = 15.2 x T/D TMU, with a maximum value of 20 TMU Where T = the distance between points from and to which the eye travels D = the perpendicular distance from the eye to the line of travel T Eye Focus Time = 7.3 TMU Supplementary Information -

Area of Normal Vision = Circle 4” in Diameter 16” from Eyes

-

Reading Formula = 5.05 N whre N = The Number of Word Tabel 8.13 Badan dan Pergerakan Kaki (Body, Leg, and Foot Motion) Type

Leg-Foot Motion

Symbol

TMU

Distance

FM

8.5

To 4”

FMP

19.1

To 4”

7.1

To 6”

Hinged at

1.2

Ea. Add 1”

knee or hip in

LM_

Description Hinged at ankle With heavy pressure

Praktikum Type

Symbol

TMU

Distance

Description any direction

*

< 12”

Use Reach or

17.0

12”

Move time when less

SS_C1

12”. 0.6

Ea. Add 1”

Complete when leading

Side Step

contacts floor 34.1

12”

Lagging leg must contact

Horizontal Motion

SS_C2

1.1

Ea. Add 1”

floor before next motion can be made Complete

TBC1

18.6

-

when leading contacts floor Lagging leg

Turn Body

must contact TBC2

37.2

-

floor before next motion can be made

W_FT

5.3

Per Foot

Unobstructed

W_P

15.0

Per Pace

Unobstructed

Walk

When W_PO

17.0

Per Pace

obstructed with weight From

Vertical Motion

SIT

34.7

-

standing position

Praktikum Type

Symbol

TMU

Distance

STD

43.4

-

Description From sitting position Bend, Stoop,

B,S,KOK

29.0

-

Kneel on One Knee Arise from

AB,AS,AKOK

31.9

-

Bend, Stoop, Kneel on One Knee

KBK

69.4

-

Kneel on Both Knee Arise from

AKBK

76.7

-

Kneel on Both Knee

CONTOH SOAL: Seorang siswa mendapat tugas untuk menganalisa gerakan dari seorang operator yang sedang memasang bagian penutup baterai pada boneka dengan MTM-1 (Method Time Measurement-1) melalui kamera video. Dalam rekaman tersebut, tersedia 4 kotak yang berisi bagian-bagian mainan. Kotak A terletak 14 inch dari operator dan berisi boneka. Kotak B terletak 14 inch dari operator dan berisi penutup baterai. Kotak C terletak 12 inch dari operator dan berisi sekrup. Kotak D terletak 10 inch dari operator dan berisi obeng. Dibutuhkan 4 sekrup untuk memasang penutup baterai. Agar sekrup terpasang dengan kencang, operator harus memutar sekrup 7 kali dengan sudut putaran 90⁰. Anda diminta untuk membantu siswa tersebut dalam menganalisa gerakan dengan menggunakan peta tangan kanan-kiri dan menghitung waktu baku yang dibutuhkan operator untuk memasang penutup baterai berdasarkan gerakan-gerakan di bawah ini:

Praktikum

B

C

A 14 ”c

14” c

12” c

D 10” c

O Kotak A : 14” berisi boneka. Kotak B : 14” berisi penutup baterai. Kotak C : 12” berisi sekrup. Kotak D : 10” berisi obeng. O

: Operator

Gerakan-gerakan: 1. Mengambil boneka dengan tangan kiri. 2. Mengambil penutup baterai dengan tangan kanan dan memasangnya pada boneka. 3. Mengambil 4 buah sekrup sekaligus dengan tangan kanan dan memasangnya pada penutup baterai. 4. Mengambil obeng dengan dengan tangan kanan. 5. Mengencangkan sekrup dengan obeng (mengulangi gerakan ini sebanyak 4 kali). 6. Meletakkan obeng di tangan kanan dan boneka di tangan kiri. Jawab Tangan kiri

Jarak Kode (inch)

TMU TMU

Kode

Jarak (inch)

Tangan kanan

Praktikum Menjangkau A

14 R14A

Memegang A

G1A

Membawa A

M14C

10.5 2 16.9 10.5 R14A

14 Menjangkau B

2 G1A

Memegang B

16.9 M14C

Membawa B

9.1 P1SSE

Mengarahkan B

2 RL1

Tangan kiri

Jarak

Kode TMU TMU

Kode

(inch)

Melepas B

Jarak

Tangan kanan

(inch) 9.6 R12A 2 G1A 15.2 M12C 9.1 P1SSE 2 RL1 9.1 P1SSE 2 RL1 9.1 P1SSE

12 Menjangkau C Memegang C Membawa C Mengarahkan C Melepas C Mengarahkan C Melepas C Mengarahkan C

Praktikum 2 RL1

Melepas C

9.1 P1SSE

Mengarahkan C

2 RL1

Melepas C

8.7 R10A

10 Menjangkau D

2 G1A

Memegang D

13.5 M10C

Membawa D

9.1 P1SSE

Mengarahkan D

16.2 TS90⁰’3

Memutar D 3 kali, 90⁰

Tangan kiri

Jarak

Kode TMU TMU

Kode

(inch)

Jarak

Tangan kanan

(inch) 9.1 P1SSE 16.2 TS90⁰’

Mengarahkan D Memutar D

3 3 kali, 90⁰ 9.1 P1SSE 16.2 TS90⁰’

Mengarahkan D Memutar D

3 3 kali, 90⁰

Praktikum 9.1 P1SSE 16.2 TS90⁰’

Mengarahkan D Memutar D

3 3 kali, 90⁰ Melepas

RL1

2

2 RL1

Melepas D

beban Total TMU

268.5

Waktu Baku = 268.5 TMU = 0.1611 menit = 9.67 detik D.1.4 Prinsip Ekonomi Gerakan Menurut Ralph Barnes (1980) terdapat 3 prinsip dalam ekonomi gerakan, yaitu: a. Gerakan yang berhubungan dengan tubuh manusia b. Gerakan yang berhubungan denganperaturan tata letak tempat kerja c. Gerakan yang berhubungan dengan perancangan peralatan Masing-masing prinsip gerakan ekonomi tersebut memiliki spesifikasi gerakan sebagai berikut:  Gerakan yang berhubungan tubuh manusia dan gerakannya : 1. Kedua tangan sebaiknya memulai dan mengakhiri secara bersamaan. 2. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur secara bersamaan kecuali sedang istirahat. 3. Gerakan kedua tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah gerakannya. 4. Gerakan tubuh atau tangan sebaiknya dihemat dan memperhatikan alam atau natural dari gerakan tubuh atau tangan. 5. Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membantu pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.

Praktikum 6. Gerakan yang patah-patah bayak perubahan arah akan memperlambat gerakan tersebut. 7. Gerakan balistik akan lebih cepat, menyenangkan dan teliti dari pada gerakan yang dikendalikan. 8. Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama alamiah bagi si pekerjanya. 9. Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.  Prinsip-prinsip ekonomi gerakan berhubungan dengan pengaturan tata letak tempat kerja: 1. Sebaiknya diusahakan agar peralatan dan bahan baku dapat diambil dari tempat tertentu dan tetap. 2. Bahan dan peralatan diletakan pada tempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai atau dijangkau. 3. Tempat penyimpanan bahan yang dirancang dengan memanfaatkan prinsip gaya berat akan memudahkan kerja karena bahan yang akan diproses selalu siap di tempat yang mudah untuk diambil. Hal ini menghemat tenaga dan biaya. 4. Objek yang sudah selesai penyalurannya dirancang menggunakan mekanisme yang baik. 5. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan–gerakan dilakukan dengan urutan terbaik. 6. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri dan duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan.

 Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan:

Praktikum 1. Tangan sebaiknya dapat dibedakan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan. 2. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian agar mempunyai lebih dari satu kegunaan. 3. Peralatan sebaiknya sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanannya. 4. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari. 5. Roda tangan, palang dan peralatan yang sejenis dengan itu sebaiknya diatur sedemikian sehingga badan dapat melayaninya dengan posisi yang baik dan dengan tenaga yang minimum. E. PERALATAN PRAKTIKUM PENGUKURAN WAKTU KERJA Alat Praktikum Micromotion Study a. 1 buah Kamera Perekam b. 1 buah Stop Watch c. 1 buah obeng (+) d. 1 buah meteran e. 1 buah steker f. 1 Set Komputer F. PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTIKUM Langkah Praktikum Micromotion Study 1.

Identifikasi pekerjaan (Merakit steker, steker 2, terminal T)

2.

Penelitian Pendahuluan (lingkungan kerja, metode kerja, peralatan yang dipakai, dan operator)

3.

Memilih Operator dan Pelatihan Pendahuluan (Mengetahui Waktu normal)

4.

Pelaksanaan pengumpulan data elemen gerakan:

Praktikum Prosedur Praktikum: a. Bagi tugas praktikan sebagai berikut :  1 orang sebagai operator (tugas merakit steker, steker 2, terminal T)  3 orang sebagai pencatat waktu dan pengamat  2 orang sebagai pengontrol alat-alat. b. Asisten memberikan petunjuk metoda kerja pekerjaan merakit steker, dan sekaligus meneliti kondisi lingkungan kerja, peralatan yang digunakan dan memilih operator (Penelitian Pendahuluan) c. Memberikan waktu latihan kepada operator satu-dua kali latihan siklus pekerjaan. (harap diperhatikan pekerjaan merakit sebisa mungkin dikerjakan sewajarnya) d. Jika latihan dirasa sudah cukup, pekerjaan sesungguhnya dapat dimulai. Dan pada saat itu juga kamera dihidupkan pada kondisi RECORD atau merekam (perekaman cukup satu siklus kerja saja) e. Catat Waktu Siklus setiap satu siklus pekerjaan merakit sebanyak 1 kali pengamatan dengan menggunakan Stop Watch. f. Jika langkah kelima sudah selesai, operator berhenti. Kemudian petugas kontrol alat dengan dibantu assisten melihat hasil rekaman pekerjaan. g. Praktikan mulai mengamati dan menganalisis elemen-elemen gerakan pekerjaan merakit dari rekaman film. h. Catat hasil analisis mengenai jumlah elemen gerakan dan jenis elemen gerakan pada lembar pengamatan. i. Lakukan perubahan lay out usulan dengan mengidentifikasi elemen gerakan yang lebih efektif dan catat hasil analisis elemen gerakan usulan.