1 DAMPAK KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP

Download Perkembangan teknologi ini berpengaruh terhadap perilaku bisnis dan pengambilan keputusan dalam suatu ... Sistem yang dibangun tidak member...

0 downloads 462 Views 389KB Size
DAMPAK KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS SISTEM INFORMASI Estuningsih [email protected] Akhmad Riduwan Sapari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT This research is a study at a private company in Surabaya and Sidoarjo which has applied information technology in carrying out their business operational. The primary purpose of this research is to analyze the influence of information technology performance to the quality of information system. This research gives managerial implication of steps which should be taken by a company which applies information technology in order to improve information technology performance so it will generate a better quality of information system. The population in this research is companies which apply information technology in carrying out their business operational which are located in Surabaya and Sidoarjo. 4 (four) companies are used as samples in this research. As much as 150 people who come from these 4 companies are taken as samples, with the criteria as the users of information technology i.e. the business employees which the information system is built for them. Only as much as 140 samples can be processed as the data, it means that only 93% of the total samples areappropriate to be used as data. The suitability of these respondents’ answering data are analyzed by using research models which are developed from theoretical mind frame by using SEM confirmatory analysis. It can be seen from the result of data analysis that hypothesis is accepted, it indicates that the performance of information technology has positive influence to the information system quality which is generated by the information technology. Plan and Organize, Acquire and Implement, Delivery and Support, and Monitor and Evaluate variables are the performance of information technology indicator which is capable to form a good model. Keywords :

Information Technology Performance, Information System Quality, Plan and Organize, Acquire and Implement, Delivery and Support, and Monitor and Evaluate. ABSTRAK

Penelitian ini merupakan studi pada perusahaan swasta di Surabaya dan Sidoarjo yang telah menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja teknologi informasi terhadap kualitas sistem informasi. Penelitian ini memberikan implikasi manajerial mengenai langkah yang seharusnya diambil perusahaan yang menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja teknologi informasi agar menghasilkan kualitas sistem informasi yang lebih baik. 1   

2    Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya, yang berada di Surabaya dan Sidoarjo. Sampel yang digunakan adalah 4 (empat) perusahaan. Dari empat perusahaan tersebut diambil 150 (seratus lima puluh) orang, dengan kriteria sebagai pengguna (user) dari teknologi informasi yaitu karyawan-karyawan bisnis dimana sistem informasi dibangun untuk mereka. Data yang dapat diolah hanya 140 (seratus empat puluh) sampel, artinya data yang layak digunakan hanya 93% dari rencana jumlah sampel. Data jawaban responden tersebut dianalisis kesesuaiannya dengan model penelitian yang dikembangkan dari kerangka pikir teoritis menggunakan analisis konfirmatori SEM. Dari hasil analisis data terlihat bahwa hipotesis diterima, menunjukkan bahwa kinerja teknologi informasi memiliki pengaruh positif terhadap kualitas sistem informasi yang dihasil oleh teknologi informasi. Variabel Plan and Organize, Acquire and Implement, Delivery dan Support, dan Monitor and Evaluate merupakan indikator kinerja teknologi informasi mampu membentuk model yang baik. Kata Kunci : Kinerja Teknologi Informasi, Kualitas Sistem Informasi, Plan and Organize, Acquire and Implement, Delivery dan Support, dan Monitor and Evaluate.

PENDAHULUAN Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi berkembang dengan pesat. Perkembangan teknologi informasi banyak membantu pekerjaan dipelbagai bidang, yang bertujuan untuk memudahkan dalam pemrosesan data, sehingga manajemen dapat pula dengan mudah mengambil keputusan karena tersedianya data dengan cepat, tepat dan akurat. Perkembangan teknologi ini berpengaruh terhadap perilaku bisnis dan pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan. Teknologi informasi yang berhubungan dengan pengambilan keputusan, berkembang dengan adanya kebutuhan perusahaan yang semakin kompleks, yang tidak hanya membutuhkan informasi untuk pelaporan, tetapi juga berkembang dengan adanya kebutuhan untuk menganalisa data. Dalam lingkungan bisnis yang begitu kompetitif dan cepat berubah, perusahaan kian menyadari manfaat potensial yang dapat dihasilkan oleh teknologi informasi. Hal tersebut mendorong pihak manajemen perusahaan untuk mempertinggi ekspektasi terhadap outcome dan manfaat teknologi informasi, antara lain: pengurangan waktu dalam menyampaikan layanan, peningkatan kualitas, fungsional dan kemudahan penggunaan serta perbaikan secara terus menerus yang dilakukan dengan biaya seminimal mungkin. Perusahaan yang sukses terbukti mampu mengerti dan mengelola risiko yang mungkin timbul saat mengimplementasikan teknologi yang baru. Pengelolaan yang kurang tepat akan mengakibatkan dukungan terhadap proses bisnis yang kritikal menjadi kurang maksimal. Saat ini pengelolaan teknologi informasi yang berbasis risiko menjadi bagian penting dari tata kelola perusahaan (Corporate Governance). Keberadaan tata kelola teknologi informasi (Information Technology Governance) menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mendukung kesuksesan tata kelola perusahaan tersebut dengan menjamin perbaikan yang terukur secara efektif dan efisien dari proses bisnis yang terkait dengan teknologi informasi. Tata kelola teknologi informasi didefinisikan sebagai struktur hubungan dan proses untuk mengarahkan dan mengontrol perusahaan agar tujuan bisnis dapat tercapai melalui penambahan nilai (adding value) sekaligus melalui penyeimbangan risiko terkait dengan pengelolaan proses teknologi informasi. Tidak hanya pengelolaan proses, namun juga memastikan bahwa proses tersebut telah dipenuhi oleh

3    sumber daya teknologi informasi yang memberikan dukungan secara optimal terhadap pemenuhan tujuan bisnis. Untuk mengetahui seberapa jauh dukungan telah diberikan, pihak manajemen seharusnya memastikan bahwa kontrol internal dalam bentuk kerangka kerja telah ditempatkan sesuai fungsinya. Kontrol internal tersebut membantu pihak manajemen untuk menghadapi lingkungan yang kompetitif dan perubahan kondisi ekonomi yang cepat hingga restrukturisasi pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Dalam kaitannya dengan pengelolaan teknologi informasi, kontrol internal dikembangkan untuk menyediakan jaminan bahwa tujuan bisnis akan dicapai dan kejadian risiko yang tidak diinginkan akan dapat dicegah, dideteksi, dan dikoreksi berdasarkan kepatutan terhadap standar yang sekaligus dilakukan sebagai pemenuhan akan tata kelola teknologi informasi. Kontrol internal dalam bentuk kebijakan, prosedur berikut fungsional yang bertanggung jawab dalam memenuhi dan melaksanakan aktivitas yang didefinisikan dalam prosedur tersebut kemudian ditentukan, dikomunikasikan dan dilaksanakan oleh pihak yang berkepentingan sehingga kedepannya risiko yang berdampak terhadap bisnis dapat dikurangi secara maksimal. (Sarno, 2009 : 1-2) Fungsionalitas pendukung keputusan sangat penting untuk suatu perusahaan karena membantu perusahaan merencanakan strategi kedepan dan mengefisienkan waktu dalam pengambilan keputusan. Banyaknya institusi yang mengandalkan teknologi informasi untuk mendukung operasional sehari-hari, maka kesadaran akan perlunya dilakukan review atas pengembangan suatu sistem informasi semakin menjadi suatu kebutuhan. Risiko-risiko yang mungkin terjadi sebagai akibat dari gagalnya pengembangan sistem informasi, antara lain: 1. Biaya pengembangan sistem melampaui besaran anggaran yang ditetapkan. 2. Sistem tidak dapat diimplementasikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 3. Sistem yang telah dibangun tidak memenuhi kebutuhan pengguna (user). 4. Sistem yang dibangun tidak memberikan dampak efisiensi dan nilai ekonomis terhadap jalannya operasi institusi, baik pada masa sekarang maupun masa datang. 5. Sistem yang berjalan tidak sesuai dengan perjanjian dengan pihak ketiga atau memenuhi aturan yang berlaku. Untuk mengantisipasi hal tersebut diatas maka, perusahaan menginginkan adanya jaminan dari pihak yang berkompeten dan independen mengenai kondisi sistem informasi yang akan atau sedang mereka gunakan (Kusrini, 2012). Secara umum, penilaian kepatutan terhadap kontrol internal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko terhadap bisnis yang terkait dengan proses yang berlangsung diperusahaan dan dilakukan dengan mengacu pada best practice (contoh yang baik) yang menggunakan kerangka kerja pengelolaan proses teknologi informasi tertentu. Dengan mengacu pada best practice tersebut akan membantu perusahaan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan pengelolaan teknologi informasi. Agar teknologi informasi dapat sukses memenuhi kebutuhan bisnis, pihak manajemen seharusnya meletakkan sistem kontrol internal dalam bentuk kerangka kerja yang mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut. Control Objective for Information and related Technology (CobIT) menyediakan standar dalam kerangka kerja domain yang terdiri dari sekumpulan proses teknologi informasi yang merepresentasikan aktivitas yang dapat dikendalikan dan terstruktur. Kerangka kerja tersebut menyediakan model proses yang umumnya ditentukan dalam aktivitas teknologi informasi dalam empat domain proses yang saling terkait, yaitu: Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI), Delivery and Support (DS), serta Monitor and Evaluate (ME). (Sarno, 2009:16-17)

4    Informasi bagi sebuah perusahan merupakan bagian yang sangat penting dalam memecahkan masalah untuk mencapai tujuan, meraih peluang dan tindakan pengambilan keputusan yang tepat dan mendasar. Informasi didapatkan dari sistem informasi (information system) yaitu sebuah sistem di dalam organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian dalam mendukung kegiatan operasional baik yang bersifat manajerial maupun berupa kegiatan strategi yang mampu menyediakan laporan– laporan berupa informasi kegiatan kepada pihak yang berkepentingan. Adapun sistem informasi yang mampu melakukan fungsi–fungsi untuk menyediakan kebutuhan informasi dalam mendukung pengelolaan kegiatan manajerial maupun operasional, baik dalam tingkatan (level) manajemen maupun area fungsional didalam sebuah perusahaan. Sistem Informasi dapat berupa sotfware, tetapi software belum tentu merupakan sistem informasi. Kualitas sistem informasi tidak hanya dilihat dari hal-hal yang bersifat teknis. Pengukuran kualitas sebuah sistem informasi dapat digolongkan menjadi goal-centered view dan system-resource view. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh kinerja teknologi informasi terhadap kualitas sistem informasi. TINJAUAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teknologi Informasi Teknologi Informasi, terdiri dari dua kata yaitu teknologi dan informasi, kata teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya dan kata informasi adalah hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian/ penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Secara implisit dan eksplisit teknologi informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer, tetapi juga mencakup teknologi komunikasi. Dengan kata lain, yang disebut Teknologi Informasi adalah gabungan antara Teknologi Komputer dan Teknologi Telekomunikasi. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi informasi sejak lama dianggap sebagai pendorong dan pendukung strategi perusahaan, saat ini dianggap bagian terintegrasi dari strategi bisnis. Para pemimpin perusahaan sepakat bahwa keselarasan antara tujuan bisnis dan teknologi informasi merupakan faktor sukses kritis (Critical Success Factor) di perusahaan. Keberadaan teknologi informasi yang kritis, maka pengelolaan teknologi informasi seharusnya mendapatkan perhatian yang saling berkesinambungan antara pemangku kepentingan (stakeholder) dengan operasional yang terlibat langsung dalam eksekusi proses teknologi informasi di lapangan (Sarno, 2009 : 1112). Kinerja Teknologi Informasi Selaras dengan perkembangan teknologi yang semakin maju maka investasi teknologi informasi selalu meningkat. Pemimpin perusahaan mulai khawatir mengenai manfaat dari investasi tersebut mungkin tidak sesuai dengan yang diharapkan. Fenomena ini sering disebut sebagai “Information Technology Investment Paradox” atau “Information Technology Black Hole”. Biaya besar diinvestasikan untuk teknologi informasi, namun dihadapkan dengan lubang hitam yang besar tanpa memberikan banyak kontribusi (Brynjolfsson, 1993).

5    Agar kontribusi yang diberikan teknologi informasi dapat terarah dan selaras dengan strategi yang ditetapkan pihak manajemen, diperlukan analisis kinerja dari penggunaan teknologi informasi yang menggambarkan penilaian kemampuan kerja sehingga dapat diketahui pemenuhan terhadap capaian yang diharapkan. Bila dikaitkan dengan sasaran dan tujuan perusahaan, maka pegukuran kinerja teknologi informasi dapat dijadikan sebagai dasar untuk penilaian keberhasilan atau kegagalan aktivitas yang berhubungan dengan teknologi informasi dalam memenuhi tujuan teknologi informasi dan lebih jauh lagi tujuan bisnis perusahaan. Pemahaman akan ukuran-ukuran kinerja dalam teknologi informasi diperlukan agar pihak manajemen mengetahui ukuran proses-proses yang baik sehingga dapat dijadikan panduan dalam menentukan hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan proses dalam tujuan pengelolaan teknologi informasi. Pengukuran kinerja teknologi informasi sendiri akan mencakup pengukuran pada tujuan teknologi informasi, tujuan proses dan tujuan aktivitas (Sarno, 2009 : 94). Sistem Informasi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi (Hartono, 2001:11). Leitch dan Davis (1983:6) menyatakan bahwa Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sistem Informasi adalah sistem yang mendukung atau membentuk posisi kompetitif dan strategis bagi suatu perusahaan sehingga dapat bertahan dan sukses dalam jangka panjang jika ia mampu mengembangkan strategi dalam menghadapi berbagai macam kekuatan kompetitif yang membentuk struktur kompetisi di dalam industrinya. Keunggulan kompetitif suatu perusahaan dapat diwujudkan jika senantiasa berupaya mengatasi pesaing yang ada maupun pesaing baru, ancaman barang atau produk pengganti, kekuatan tawar pelanggan dan pemasok. Melalui model rantai nilai, aktivitas nilai utama dan pendukung perusahaan diarahkan agar dapat menggunakan dan menghasilkan informasi untuk dimanfaatkan para eksekutif perusahaan. Kualitas Sistem Informasi Sistem informasi yang baik perlu dipersiapkan secara baik dan terencana. Manajer yang membawahi unit fungsional sistem informasi, disebut chief of information officer (CIO) bertanggung jawab untuk mengelola unit dan sumber daya informasi secara baik dan memberikan jasa informasi kepada para user-nya dalam tingkat layanan (service level) yang disepakati. Sebagai service department, CIO harus memberikan staf teknis (information systems expert) yang terbaik untuk dapat memberikan dukungan layanan sistem informasi kepada para pengguna jasa informasi dalam tingkat kepuasan (user satisfaction) yang tinggi. Produk sistem informasi untuk dukungan dan pemenuhan kebutuhan user harus andal, dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan (Gondodiyoto, 2007:159). 1. Faktor Penentu Keberhasilan Implementasi Husein dan Wibowo (2000 : 5) menyatakan bahwa tidak ada satupun penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang secara signifikan dapat mendorong atau menjadi penyebab kesuksesan/ kegagalan suatu implementasi sistem. Zwass (1998 : 49) menyatakan bahwa faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan suatu implementasi sistem informasi ialah : a. Organisasi yang sesuai b. Dukungan manajemen dan komitmen

6    c. Proses manajemen perubahan d. Peran pengguna dalam proses implementasi e. Pengguna mendapatkan motivasi dan pelatihan f. Manajemen dan proses implementasi pengembangan proyek g. Kualitas sistem 2. Ukuran Kesuksesan Sistem Informasi Faktor yang menjadi ukuran keberhasilan implementasi sistem informasi bersifat relatif, kombinasi ukuran keberhasilan implementasi diungkapkan berbeda-beda. Zwass (1998 : 495-496) menyatakan bahwa suatu implementasi sistem informasi itu dikatakan sukses apabila memenuhi: a. Tingginya tingkat penggunaan sistem – sebagian besar pengguna diharapkan benar-benar menggunakan sistem b. Sistem digunakan secara maksimal c. Kepuasan pengguna sistem (tingkat kepuasan dapat diukur dengan memberikan kuesioner yang divalidasi) d. Tingkat pencapaian tujuan sistem e. Sistem dilembagakan. Ini berarti diikuti dengan; generasi baru dari pengguna muncul, didukung oleh pelatihan yang berkelanjutan, proses bisnis dan struktur organisasi di seluruh sistem berkembang terus menerus 3. Pengendalian Faktor Risiko Kegagalan implementasi sistem informasi bisa disebabkan karena proyek sistem informasi tersebut mempunyai faktor risiko yang tinggi. Laudon (1998 : 407) menyatakan bahwa tiap-tiap sistem bisa berbeda tingkat risikonya tergantung dari ukuran, cakupan, tingkat kompleksitas, dan komponen teknis serta organisasional dari sistem. Makin besar ukuran proyek, maka makin besar pula tingkat risikonya. Ukuran besarnya proyek bisa diindikasikan dengan nilai uang yang dikeluarkan, banyaknya pihak (unit/ staf/ teknisi) yang terlibat dalam implementasi, waktu yang digunakan untuk implementasi, dan jumlah unit organisasi yang terpengaruh oleh kegiatan proyek. Karena sulitnya pengelolaan proyek pembangunan sistem informasi (information system development project), maka kemampuan teknis manajemen proyek pada saat ini sudah merupakan suatu kecakapan profesional yang banyak dibutuhkan. Perusahaan berbasis Teknologi Informasi Peran teknologi informasi dalam kehidupan sehari-hari sangat penting. Karena perkembangan teknologi sudah semakin pesat sehingga kebutuhan manusia akan teknologi juga semakin banyak. Salah satu yang memanfaatkan teknologi informasi adalah perusahaan. Penggunaan teknologi informasi dalam sebuah organisasi sangatlah penting, untuk menerapkan teknologi informasi haruslah dilihat karakteristik organisasi tersebut. Apakah dengan teknologi informasi mampu meningkatkan efisiensi sebuah perusahaan, sehingga dalam penerapan teknologi informasi dibutuhkan orang yang andal yang dapat berjalan dengan baik. Peran teknologi informasi bagi sebuah perusahaan dapat kita lihat dengan adanya lima peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan, yaitu: 1. Fungsi Operasional akan membuat struktur organisasi menjadi lebih ramping sebab telah diambil alih fungsinya oleh teknologi informasi. Karena sifat penggunaannya yang menyebar di seluruh fungsi organisasi, unit terkait dengan manajemen teknologi informasi akan menjalankan fungsinya sebagai supporting agency dimana teknologi informasi dianggap sebagai sebuah firm infrastructure.

7    2. Fungsi Monitoring and Control mengandung arti bahwa keberadaan teknologi informasi akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas di level manajerial embedded di dalam setiap fungsi manajer, sehingga struktur organisasi unit terkait dengannya harus dapat memiliki span of control atau peer relationship yang memungkinkan terjadinya interaksi efektif dengan para manajer di perusahaan terkait. 3. Fungsi Planning and Decision mengangkat teknologi informasi ke tataran peran yang lebih strategis lagi karena keberadaannya sebagai enabler dari rencana bisnis perusahaan dan merupakan sebuah knowledge generator bagi para pimpinan perusahaan yang dihadapkan pada realitas untuk mengambil sejumlah keputusan penting sehari-harinya. Tidak jarang perusahaan yang pada akhirnya memilih menempatkan unit teknologi informasi sebagai bagian dari fungsi perencanaan dan/ atau pengembangan korporat karena fungsi strategis tersebut di atas. 4. Fungsi Communication secara prinsip termasuk ke dalam firm infrastructure dalam era organisasi modern dimana teknologi informasi ditempatkan posisinya sebagai sarana atau media individu perusahaan dalam berkomunikasi, berkolaborasi, berkooperasi, dan berinteraksi. 5. Fungsi Interorganisational merupakan sebuah peranan yang cukup unik karena dipicu oleh semangat globalisasi yang memaksa perusahaan untuk melakukan kolaborasi atau menjalin kemitraan dengan sejumlah perusahaan lain. Konsep kemitraan strategis atau partnerships berbasis teknologi informasi seperti pada implementasi Supply Chain Management atau Enterprise Resource Planning membuat perusahaan melakukan sejumlah terobosan penting dalam mendesain struktur organisasi unit teknologi informasinya. Bahkan tidak jarang ditemui perusahaan yang cenderung melakukan kegiatan pengalihdayaan atau outsourcing sejumlah proses bisnis terkait dengan manajemen teknologi informasinya ke pihak lain demi kelancaran bisnisnya. Tipe dan fungsi peranan teknologi informasi ini secara langsung akan berpengaruh terhadap rancangan atau desain struktur organisasi perusahaan; dan struktur organisasi departemen, divisi, atau unit terkait dengan sistem informasi, teknologi informasi, dan manajemen informasi. Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa peranan teknologi informasi dalam suatu perusahaan besar, sedang maupun kecil, baik itu swasta, BUMN maupun pemerintahan, semuanya membutuhkan sistem teknologi informasi yang dapat mengintegrasikan informasi sehingga dapat mendukung infrastruktur perusahaannya. Bagi organisasi yang ingin maju dan berkembang, tidak ada alasan untuk tidak menggunakan teknologi sepanjang hal itu dapat mempermudah perusahaan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Teknologi akan terus berkembang. Teknologi informasi yang kuat akan menjadi competitive edge bagi perusahaan dan sekaligus menjadi entry barrier. Kerangka Kerja untuk mengukur Kinerja Teknologi Informasi Kerangka kerja yang terdiri dari sekumpulan proses teknologi informasi yang merepresentasikan aktivitas yang dapat dikendalikan dan terstruktur. Kerangka kerja tersebut menyediakan model proses yang umumnya ditentukan dalam aktivitas teknologi informasi dalam empat domain proses yang saling terkait, yaitu: Plan and Organize (PO), Acquire and Implement (AI), Delivery and Support (DS), serta Monitor and Evaluate (ME). 1. Perencanaan and Organisasi (Plan and Organize) Plan and Organize yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi teknologi informasi yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya identifikasi dan visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur pelaksanaannya (dari berbagai perspektif).

8    2. Pengadaan and Implementasi (Acquire and Implement) Aquire and Implement yaitu untuk merealisasi strategi teknologi informasi, perlu diatur kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan. 3. Pengantaran and Dukungan (Delivery and Support) Delivery and Support, domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan teknologi informasi terhadap kegiatan operasional bisnis (tingkat jasa layanan teknologi informasi aktual atau service level) dan aspek urutan (prioritas impelementasi dan untuk pelatihannya). 4. Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate) Monitor and Evaluate yaitu semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi informasi tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol internal yang baik. Kerangka Pikir Penelitian Kerangka pikir dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian (research question), dan merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta hubungan diantara konsepkonsep tersebut. Berdasarkan telaah pustaka diatas mengenai kinerja teknologi informasi, Plan and Organize, Acquire and Implement, Delivery and Support, Monitor and Evaluate dan kualitas sistem informasi, dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut : Plan and Organize (PO)

Acquire and Implement (AI)

Kinerja Teknologi Informasi

Kualitas Sistem Informasi

Delivery and Support (DS)

Monitor and Evaluate (ME)

Gambar 1 Kerangka Pikir Teoritis

Hipotesis Berdasarkan telaah pustaka dan kerangka pikir penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H1 : Kinerja Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem Informasi. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya, yang berada di Surabaya dan Sidoarjo. Sampel pada penelitian ini adalah 4 (empat) perusahaan swasta dengan berbagai bidang usaha yang berbeda-beda di Surabaya dan Sidoarjo yang telah menggunakan teknologi informasi dalam menjalankan operasional bisnisnya. Bidang usahan dari keempat perusahaan tersebut adalah perusahaan industri tabung, perusahaan auto body repair,

9    perusahaan industri perhiasan, dan perusahaan lembaga pembiayaan. Dari 4 perusahaan tersebut diambil 150 (seratus lima puluh) orang, dengan kriteria sebagai pengguna (user) dari teknologi informasi yaitu karyawan-karyawan bisnis dimana sistem informasi dibangun untuk mereka. Teknik Pengumpulan Data Tanggapan responden diukur dengan menggunakan skala Likert yang termasuk dalam skala non perbandingan. Setiap item akan diberikan 4 pilihan jawaban untuk setiap pertanyaan yaitu Sangat setuju diberi bobot 4, Setuju diberi bobot 3, Tidak setuju diberi bobot 2, Sangat tidak setuju diberi bobot 1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Proses penentuan ukuran suatu variabel disebut dengan operasionalisasi variabel. Ukuran dari variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Variabel Plan and Organize

Acquire and Implement

Delivery and Support

Monitor and Evaluate

Definisi Operasional Variabel

Skala Pengukuran

Merupakan pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi teknologi informasi yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Indikatornya adalah Menetapkan rencana strategis teknologi informasi, Menetapkan arsitektur sistem informasi, Menetapkan arah teknologi, Menetapkan proses teknologi informasi, organisasi dan hubungannya, Mengatur investasi teknologi informasi, Mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen, Mengelola sumberdaya manusia, Mengatur kualitas, Menilai dan mengatur risiko teknologi informasi, Mengatur proyek (Gondodiyoto, 2007). Merupakan realisasi strategi teknologi informasi, perlu diatur kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses binis perusahaan. Indikatornya adalah Identifikasi solusi-solusi otomatis, Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi, Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi, Menjalankan operasi dan menggunakannya, Pengadaan sumber daya teknologi informasi, Mengelola perubahan, Instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan (Gondodiyoto, 2007). Merupakan ukuran tentang aspek dukungan teknologi informasi terhadap kegiatan operasional bisnis dan aspek urutan prioritas implementasi dan pelatihannya. Indikatornya adalah Menetapkan dan mengatur tingkat layanan, Pengaturan layanan dengan pihak ketiga, Mengatur kinerja dan kapasitas, Memastikan ketersediaan layanan, Memastikan keamanan sistem, Identifikasi dan biaya tambahan, Mendidik dan melatih user, Mengelola bantuan layanan dan insiden, Mengatur konfigurasi, Mengelola masalah, Mengelola data, Mengelola fasilitas, Mengelola operasi (Gondodiyoto, 2007). Merupakan semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi informasi tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol internal yang baik. Indikatornya adalah Monitor dan Evaluasi kinerja teknologi informasi, Monitor dan Evaluasi pengendalian internal,

10 item pernyataan, masing-masing 4 skala untuk mengukur Plan and Organize.

7 item pernyataan, masing-masing 4 skala untuk mengukur Acquire and Implement.

13 item pernyataan, masing-masing 4 skala untuk mengukur Delivery and Support.

4 item pernyataan, masing-masing 4 skala untuk mengukur Monitor and Evaluate.

10    Mendapatkan jaminan independen, Penyediaan untuk tatakelola teknologi informasi (Gondodiyoto, 2007). Kualitas Sistem Merupakan sistem informasi yang dipersiapkan dengan baik Informasi dan terencana, sehingga menjadi sistem informasi yang andal yang mempunyai kualitas yang tinggi. Indikatornya adalah Faktor Penentu Keberhasilan Implementasi, Ukuran Kesuksesan Sistem Implementasi, Pengendalian Faktor Risiko (Gondodiyoto, 2007). Sumber : Gondodiyoto (2007).

6 item pernyataan, masing-masing 4 skala untuk mengukur Kualitas Sistem Informasi.

Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, digunakan Structural Equation Modelling (SEM) yang dioperasikan dengan komputer menggunakan AMOS 19. Alasan digunakannya SEM dalam penelitian ini karena dapat menguji banyak variabel pada waktu bersamaan (simultan). Model SEM berisi dua jenis model yaitu measurement model dan structural model, maka alat analisis yang digunakan juga terkait dengan tujuan analisis kedua jenis model tersebut. Pada penelitian ini digunakan dua teknik analisis data, yaitu : 1. Confirmatory Factor Analysis (CFA) Teknik analisis yang digunakan untuk mengkonfirmasikan faktor-faktor yang paling dominan dalam kelompok variabel. 2. Multiple Regression Analysis Teknik analisis yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabel. Untuk menentukan model struktural sesuai (fit) atau tidak, dapat menggunakan indikator justifikasi statistik yang ada pada Tabel 2. Tabel 2 Indikator Justifikasi Statistik dalam AMOS Goodness of Fit Index Significance Probability RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI Sumber : Ghozali (2011)

Cut-off Value ≥ 0,05 ≤ 0,08 ≥ 0,90 ≥ 0,90 ≤ 2,00 ≥ 0,90 ≥ 0,90

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Responden dari penelitian ini adalah karyawan perusahaan swasta yang berada di Surabaya dan Sidoarjo, dimana sistem informasi dibangun untuk mendukung perusahaan dalam menjalankan operasional bisnisnya. Responden yang diambil 150 (seratus lima puluh) orang, dengan kriteria sebagai pengguna (user) dari teknologi informasi. Data yang diolah dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dikirimkan kepada responden secara langsung maupun tidak langsung. Kuesioner yang berhasil dikumpulkan berjumlah 142 dan jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 kuesioner. Data tidak terisi lengkap sebanyak 2 kuesioner, artinya jumlah kuesioner yang kembali dan dapat diolah sebanyak 140 kuesioner atau sebesar 93%. Seluruh kuesioner yang kembali dan telah diisi dengan lengkap dapat diolah dan dianalisis lebih lanjut.

11    Analisis Konfirmatori Full Model Analisis konfirmatori faktor adalah analisis terhadap keseluruhan model penelitian yang berbentuk SEM. Dalam penelitian ini terdapat 1 (satu) faktor eksogen yang merupakan latent variable/ unobserved variable dan 5 (lima) faktor endogen yang merupakan latent variable/ unobserved variable dengan 37 (tiga puluh tujuh) observed variable sebagai dimensi pembentuknya. Tujuan analisis konfirmatori ini untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi-dimensi pembentuk seluruh faktor (latent variable/ unobserved variable). Adapun hasil pengolahan data untuk analisis faktor konfirmatori variabel ditampilkan pada Gambar 2, Tabel 3, dan Tabel 4 di bawah ini.

Gambar 2 Model Specification : First Order CFA

Kriteria CMIN/DF Probability RMSEA GFI AGFI TLI CFI

Tabel 3 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Hasil Nilai Kritis 1,086 ≤ 2,00 0,987 ≥ 0,05 0,014 ≤ 0,08 1,816 ≥ 0,90 1,452 ≥ 0,90 1,539 ≥ 0,95 1,759 ≥ 0,94

Evaluasi Model baik baik baik baik baik baik baik

12    Tabel 4 Regression Weights

Kinerja teknologi Informasi Kinerja teknologi Informasi Kinerja teknologi Informasi Kinerja teknologi Informasi Kualitas Sistem Informasi x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 x28 x29 x30 x31 x32 x33 x34 x35 x36 x37

<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<-<--

Plan & Organize Acquire & Implement Delivery & Support Monitor & Evaluate Kinerja Teknologi Informasi Kualitas Sistem Informasi Kualitas Sistem Informasi Kualitas Sistem Informasi Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Plan & Organize Acquire & Implement Acquire & Implement Acquire & Implement Acquire & Implement Acquire & Implement Acquire & Implement Acquire & Implement Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Delivery & Support Monitor & Evaluate Monitor & Evaluate Monitor & Evaluate Monitor & Evaluate

Std Estimate 0.925 0.904 0.955 0.962 0.909 0.721 0.747 0.724 0.703 0.770 0.745 0.890 0.753 0.853 0.746 0.786 0.774 0.752 0.714 0.775 0.764 0.794 0.865 0.695 0.785 0.842 0.763 0.784 0.704 0.694 0.794 0.844 0.751 0.737 0.875 0.850 0.884 0.730 0.845 0.738 0.735 0.756

Ustd Estimate 0.856 0.817 0.912 0.925 0.826 0.520 0.558 0.524 0.494 0.593 0.555 0.792 0.567 0.728 0.556 0.619 0.599 0.566 0.510 0.601 0.583 0.631 0.747 0.482 0.617 0.709 0.583 0.615 0.496 0.482 0.630 0.712 0.564 0.542 0.765 0.723 0.781 0.533 0.714 0.545 0.540 0.571

Prob. 0.028 0.034 0.023 0.001 0.036 0.032 0.020 0.045 0.047 0.014 0.036 0.017 0.043 0.016 0.027 0.033 0.018 0.022 0.012 0.029 0.042 0.031 0.035 0.008 0.011 0.021 0.042 0.046 0.032 0.043 0.013 0.033 0.023 0.041 0.021 0.034 0.020 0.042 0.032 0.058 0.047 0.030

Terdapat dua uji dasar dalam confirmatory factor analysis, yaitu uji kesesuaian model (goodness of fit model) dan uji signifikansi bobot faktor. 1) Uji kesesuaian model (goodness of fit model) Dari Gambar 2 dan Tabel 3 diketahui bahwa konstruk endogen telah memenuhi criteria goodness of fit. Nilai probabilitas yang 0,987 diatas batas signifikansi, yaitu 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan antara matriks korelasi sampel dengan matriks korelasi populasi yang diestimasi, dapat diterima. Indeks kesesuaian lain yaitu GFI = 1,816, AGFI = 1,452, TLI = 1,539, CFI = 1,759, CMIN/DF = 1,086, dan RMSEA = 0,014 memberikan konfirmasi yang cukup untuk dapat diterimanya hipotesis unidimensionalitas bahwa ketigapuluhtujuh observed variable sebagai dimensi dapat mencerminkan kelima latent variable yang dianalisis.

13    2) Uji signifikansi bobot faktor Uji signifikansi bobot faktor dilakukan dengan dua tahap, yaitu mengamati lamda (factor loading) dan bobot faktor (regression weights). a) Nilai lamda (factor loading) Nilai lamda yang disyaratkan harus ≥ 0,5. Jika nilai lamda lebih rendah dari yang disyaratkan, artinya indikator tidak berdimensi sama dengan indikator lain untuk menjelaskan satu latent variable. Dari Gambar 2 diketahui bahwa nilai lamda untuk ketiga indikator yang menjelaskan variabel Kualitas Sistem Informasi, yaitu X1=0,654, X2=0,825, dan X3=0,741 menunjukkan lebih tinggi dari yang disyaratkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketiga indikator tersebut secara bersama menyajikan unidimensionalitas untuk latent variable Kualitas Sistem Informasi. Nilai lamda untuk kesepuluh indikator yang menjelaskan variabel Plan and Organize, yaitu X4=0,653, X5=0,677, X6=0,658, X7=0,637, X8=0,645, X9=0,641, X10=0,630, X11=0,621, X12=0,628, dan X13=0,636 menunjukkan lebih tinggi dari yang disyaratkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesepuluh indikator tersebut secara bersama menyajikan unidimensionalitas untuk latent variable Plan and Organize. Nilai lamda untuk ketujuh indikator yang menjelaskan variabel Acquire and Implement, yaitu X14=0,665, X15=0,618, X16=0,630, X17=0,647, X18=0,640, X19=0,641, dan X20=0,606 menunjukkan lebih tinggi dari yang disyaratkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketujuh indikator tersebut secara bersama menyajikan unidimensionalitas untuk latent variable Acquire and Implement. Nilai lamda untuk ketigabelas indikator yang menjelaskan variabel Delivery and Support, yaitu X21=0,785, X22=0,793, X23=0,781, X24=0,770, X25=0,780, X26=0,778, X27=0,787, X28=0,780, X29=0,785, X30=0,780, X31=0,785, X32=0,778, dan X33=0,776 menunjukkan lebih tinggi dari yang disyaratkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketigabelas indikator tersebut secara bersama menyajikan unidimensionalitas untuk latent variable Delivery and Support. Nilai lamda untuk keempat indikator yang menjelaskan variabel Monitor and Evaluate, yaitu X34=0,652, X35=0,694, X36=0,654, dan X37=0,689 menunjukkan lebih tinggi dari yang disyaratkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa keempat indikator tersebut secara bersama menyajikan unidimensionalitas untuk latent variable Monitor and Evaluate. b) Bobot faktor (regression weights) Dari Tabel 4 diketahui bahwa tiap indikator pembentuk latent variable menunjukkan nilai probabilitas dibawah 0,05 atau 5%. Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa indikator-indikator secara signifikan merupakan pembentuk latent variable. Dengan demikian faktor-faktor endogen yang digunakan dalam penelitian ini dapat diterima. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Sebelum dilakukan evaluasi tingkat kesesuaian model (goodness of fit) penelitian perlu evaluasi data yang digunakan agar memenuhi kriteria yang disyaratkan SEM. Evaluasi data tersebut dijabarkan dibawah ini. a. Evaluasi Data Outlier Multivariate Deteksi terhadap Multivariate Outlier dilakukan dengan memperhatikan nilai Mahalanobis distance. Kriteria yang digunakan adalah berdasarkan nilai Chi-squares dengan derajat kebebasan (degree of freedom) 37 yaitu jumlah indikator pada tingkat signifikan p < 0,001. Nilai Mahalanobis distance χ2 (140.0,001) = 197,451. Hal ini berarti semua kasus yang mempunyai mahalanobis distance yang lebih besar dari 197,451 adalah Multivariate outlier.Dari hasilpengolahan data diketahui nilai Mahalanobis distance (MD)

14    maksimum adalah 86,66 lebih kecil dari 197,451, maka dapat disimpulkan tidak ada outlier pada data. b. Uji Normalitas Data Pengujian ini bertujuan melihat tingkat normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini dilakukan dengan mengamati nilai kurtosis data yang digunakan. Jika nilai Critical Rasio (CR) pada kurtosis > ±1,96 pada tingkat signifikansi 5% (P ≤ 0,05), data tidak terdistribusi normal. Adapun hasil pengujian normalitas data didapat hasil bahwa tidak terdapat nilai CR untuk kurtosis yang > ±1,96. Dengan demikian data penelitian yang digunakan telah memenuhi persyaratan normalitas data pada tingkat signifikansi 5%. Artinya data penelitian telah terdistribusi normal. c. Evaluasi Data atas Multikolinieritas dan Singularitas Pengujian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dan singularitas dalam sebuah kombinasi variabel. Indikasi adanya multikolinieritas dapat dilihat melalui nilai Determinant matrix covarians. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS nilai Determinant of Sample Covariance Matrix adalah 967,42. Nilai tersebut jauh dari nol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data penelitian yang digunakan tidak terdapat mutikolinieritas dan singularitas. Oleh karena itu, data dapat digunakan untuk analisis SEM. d. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Pengujian validitas untuk mengukur tingkat akurasi dari indikator dan reliabilitas untuk mengukur konsistensi dari indikator, seperti dijabarkan dibawah ini. 1) Uji Validitas Data Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah indikator-indikator yang ada merupakan indikator yang valid sebagai pengukur suatu konstruk laten. Artinya pengukuran kontsruk menyangkut tingkat akurasi atau ketepatan yang dicapai oleh indikator-indikator dalam menilai sesuatu pengukuran atas apa yang seharusnya diukur. Alat ukur validitas yang tinggi berarti mempunyai varian kesalahan yang kecil, sehingga memberikan keyakinan bahwa data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Karena indikator multidimensi yaitu ada beberapa item indikator dalam setiap konstruk, maka validitas dari setiap latent variable/ construct akan diuji dengan melihat factor loading dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil pengolahan dari perhitungan bahwa nilai factor loading dari seluruh konstruk berada diatas 0,5, sehingga tingkat validitas dapat diterima.

2) Uji Reliabilitas Data Penilaian unidimensionalitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu indikator memiliki derajat kesesuaian yang baik dalam sebuah model satu dimensi. Unidimensionalitas sendiri merupakan asumsi yang digunakan dalam menghitung reliabilitas. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran konsistensi dari indikator dalam mengidentifikasikan sebuah konstruk. Reliabilitas adalah ukuran konsistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah variabel bentukan yang umum. Untuk mengetahui reliabilitas dapat dilihat dari nilai Koefisien Cronbach’s Alpha. Hasil pengujian reliabilitas dengan Consistency Internal dalam penelitian ini menunjukkan

15    bahwa nilai koefisien-koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh seluruhnya memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu > 0,70. Artinya model yang terbentuk sesuai dengan data. Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal, seperti dijabarkan dibawah ini. a) Construct Reliability Cut-off value dari construct reliability adalah minimal 0,70 (Ghozali, 2011:233). Adapun hasil pengujian construct reliability dalam penelitian ini menunjukkan semua instrumen adalah reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Artinya seluruh instrumen yang digunakan pada penelitian ini telah reliabel dan dapat diterima. b) Variance Extracted Variance extracted memperlihatkan jumlah varians dari indikator yang diekstraksi oleh variabel bentukan yang dikembangkan. Nilai variance extracted yang tinggi menunjukkan bahwa indikator-indikator itu telah mewakili secara baik variabel bentukan yang dikembangkan. Cut-off value dari variance extracted adalah minimal 0,50 (Ghozali, 2011:234,235). Adapun hasil pengujian variance extraced dalam penelitian ini bahwa nilai variance extracted dari seluruh konstruk berada diatas 0,5, sehingga tingkat reliabilitasnya dapat diterima. e. Goodness of Fit Model Pengujian kesesuaian model penelitian dilakukan dengan membandingkan goodness of fit index hasil pengolahan data penelitian dengan cut-off value. Penilaian ini menggunakan beberapa kriteria yang disyaratkan oleh SEM berupa cut-off value. Adapun uji kesesuaian model penelitian ini disajikan pada Tabel 3. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa dari tujuh kriteria yang disyaratkan, semua berada pada kondisi baik. Dengan hasil ini, dapat dikatakan bahwa model penelitian ini memiliki tingkat goodness of fit yang baik. Dari table nilai residual tidak ada yang melebihi rentang ±2,58. Artinya, model penelitian ini sesuai dan tidak perlu dimodifikasi. Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan melalui analisis SEM diatas, model dalam penelitian ini dapat diterima karena hasil perhitungan AMOS 19 telah memenuhi kriteria (cut-off value) goodness of fit seperti telah ditunjukkan pada Tabel 3. Kemudian hipotesis yang merupakan hubungan antara dua variabel diuji kekuatan hubungan antara kedua variabel tersebut menggunakan nilai probabilitas. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa diperlukan nilai probabilitas pada tingkat signifikansi 5%. Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini.

Faktor Kualitas Sistem Informasi Batas Signifikansi

<--

Tabel 5 Regression Weights Hipotesis Std Faktor Estimate Kinerja Teknologi 0.909 Informasi

Ustd Estimate 0.792

Prob. 0.036 ≤ 0,05

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa Hipotesis 1 (H1) menyatakan Kinerja Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap Kualitas Sistem Informasi. Dari hasil pengolahan

16    data menggunakan AMOS 19 diperoleh nilai probabilitas 0,036. Terlihat bahwa nilai probabilitas kurang dari 0,05. Dengan demikian Hipotesis 1 (H1) dapat diterima.

SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka simpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Plan and Organize Hasil Confirmatory Factor Analysis dari Plan and Organize dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,028 < 0,05, artinya Plan & Organize mempunyai hubungan terhadap Kinerja Teknologi Informasi. Pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi teknologi informasi dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis termasuk yang terkait dengan 10 indikatornya yaitu menetapkan rencana strategis teknologi informasi, menetapkan arsitektur sistem informasi, menetapkan arah teknologi, menetapkan proses teknologi informasi, organisasi dan hubungannya, mengatur investasi teknologi informasi, mengkomunikasikan tujuan dan arahan manajemen, mengelola sumberdaya manusia, mengatur kualitas, menilai dan mengatur risiko teknologi informasi, mengatur proyek. 2. Acquire and Implement Hasil Confirmatory Factor Analysis dari Acquire and Implement dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,034 < 0,05. Artinya Acquire and Implement mempunyai hubungan terhadap Kinerja Teknologi Informasi. Realisasi strategi teknologi informasi, perlu diatur kebutuhan teknologi informasi, diidentifikasi, dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis perusahaan termasuk dengan 7 indikatornya yaitu identifikasi solusi-solusi otomatis, mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi, mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi, menjalankan operasi dan menggunakannya, pengadaan sumber daya teknologi informasi, mengelola perubahan, instalasi dan akreditasi solusi serta perubahan. 3. Delivery and Support Hasil Confirmatory Factor Analysis dari Delivery and Support dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,023 < 0,05. Artinya Delivery & Support mempunyai hubungan terhadap Kinerja Teknologi Informasi. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran tentang aspek dukungan teknologi informasi terhadap kegiatan operasional bisnis dan aspek urutan prioritas implementasi dan pelatihannya termasuk dengan 13 indikatornya yaitu menetapkan dan mengatur tingkat layanan, pengaturan layanan dengan pihak ketiga, mengatur kinerja dan kapasitas, memastikan ketersediaan layanan, memastikan keamanan sistem, identifikasi dan biaya tambahan, mendidik dan melatih user, mengelola bantuan layanan dan insiden, mengatur konfigurasi, mengelola masalah, mengelola data, mengelola fasilitas, mengelola operasi. 4. Monitor and Evaluate Hasil Confirmatory Factor Analysis dari Monitor and Evaluate dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,001 < 0,05. Artinya Monitor and Evaluate mempunyai hubungan terhadap Kinerja Teknologi Informasi. Semua proses teknologi informasi yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan dukungan teknologi informasi tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol internal yang baik termasuk yang terkait dengan 4 indikatornya yaitu monitor dan evaluasi kinerja teknologi informasi, monitor dan evaluasi pengendalian internal, mendapatkan jaminan independen, penyediaan untuk tatakelola teknologi informasi.

17    5. Hipotesis 1 (H1) Hasil uji hipotesis diterima, memperlihatkan bahwa Confirmatory Factor Analysis didapat hasil Kinerja Teknologi Informasi dengan nilai signifikansi probabilitas sebesar 0,036 < 0,05, artinya Kinerja Teknologi Informasi mempunyai pengaruh positif terhadap Kualitas Sistem Informasi. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat melemahkan hasil pengujiannya. Adapun keterbatasan dan kelemahan dari hasil penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui penyebaran kuesioner dalam memperoleh data yang dijadikan dasar analisis. Kelemahan model ini adalah responden mungkin tidak serius dalam memberikan jawaban atau tanggapan yang diberikan tidak jujur. Hal ini dapat menimbulkan bias terhadap hasil penelitian. 2. Penelitian ini belum mempertimbangkan seluruh variabel yang mungkin mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya meneliti kemungkinan pengaruh variabel-variabel lain yang kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap Kualitas Sistem Informasi. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan adalah: 1. Penelitian ini belum mempertimbangkan seluruh variabel yang mungkin mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi dan Kinerja Teknologi Informasi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya meneliti kemungkinan pengaruh variabel-variabel lain yang kemungkinan mempunyai pengaruh terhadap Kualitas Sistem Informasi. 2. Indikator tentang Kualitas Sistem Informasi menggunakan kuesioner berskala non metrik (skala likert), sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti penilaian Kualitas Sistem Informasi keseluruhan secara kuantitatif, seperti apakah ada komplain karyawan, hasil ketidaksesuaian laporan, kesalahan terhadap sistem, dan kesalahan terhadap komputer. Untuk itu disarakan dalam penelitian selanjutnya menyertakan pengukuran secara kuantitatif berskala metrik.

DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. N. 2009. Pengaruh Kematangan Teknologi Informasi dan Kinerja Sistem Informasi terhadap Kemanfaatan Sistem Informasi bagi Kelurahan-kelurahan di Kodia Semarang. Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume XIV, No.2, Juli 2009 : 146-151 ISSN : 0854-9524. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek: Edisi Revisi VI. Penerbit PT. Rineka Cipta. Yogyakarta. Brynjolfsson, E. 1993. The productivity paradox of information technology. Communication of the ACM, pp. 67-77. Cooper, D. R. dan C. W. Emory. 1998. Metode Penelitian Bisnis. Erlangga. Jakarta. Ghozali, I. 2011. Model Persaman Struktural: Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 19.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gondodiyoto, S. 2007. Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT. Edisi Revisi. Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta. Hartono, J. 2001. Analisis dan desain sistem informasi : pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

18    Husein, M. F. dan A. Wibowo. 2000. Sistem Informasi Manajemen. UPP AMP. YKPN. Yogyakarta. Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Kristyadi, R. 2012. Evaluasi Kinerja IT Governance Perusahaan Dengan Metoda Analisa Faktor Studi Kasus IT Directorate Bina Nusantara http://library.binus.ac.id/Thesis/RelatedSubject/TSA-2012-0138. Diambil tanggal 3 Desember 2012. Kusrini. 2012. Tinjauan Umum Mengenai Audit Sistem Informasi, Makalah STMIK AMIKOM Yogyakarta. Diambil tanggal 7 Sepetember 2012. Laudon, K. C. dan J. P. Laudon. 1998. Management Information System : Organization and Technology in the Networked Enterprise. 6th Edition. The Interactive Edition. Prentice Hall. . Englewood Cliffs, NJ. Leitch, R. A. dan K. R. Davis. 1983. Accounting Information System. Prentice-Hall. Englewood Cliffs. New Jersey. Masruroh. 2009. Pengaruh Teknologi Informasi, Saling Ketergantungan Dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial Pada PDAM “Delta Tirta” Kabupaten Sidoarjo. Tesis. Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN”. Jawa Timur. Diambil tanggal 20 Pebruari 2013. Mulyadi. 2013. Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Akuntansi. Jurnal STIE ”AUB” Surakarta. Diambil 20 Pebruari 2013. Santoso, S. 2012. Analisis SEM Menggunakan AMOS. Penerbit PT Elek Media Komputindo. Jakarta. Sarno, R. 2009a. Audit Sistem & Teknologi Informasi. ITS Press. Surabaya. . 2009b. Strategi Sukses Bisnis dengan Teknologi Informasi. ITS Press. Surabaya. Sasongko, N. 2009. Pengukuran Kinerja Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT Versi. 4.1, Ping Test, Dan CAAT pada PT. Bank X Tbk. Di Bandung. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) Yogyakarta. 20 Juni 2009 : ISSN : 1907 – 5022. Diambil 3 Desember 2012. Setiawan, A. 2008. Evaluasi Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta dengan Menggunakan COBIT Framework. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Cetakan Keempat. Penerbit Alfabeta. Bandung. ________. 2011. Statistik untuk Penelitian. Cetakan ke-18. Penerbit Alfabeta. Bandung. Soeratno dan L. Arsyad. 1995. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. BPFE. Yogyakarta. Yuwono, B., R. N. Triputra, dan M. Nasri. 2009. Information Technology Plan As An IT Governance Maturity Driver. Journal of Information Systems, Volume 5, Issues 1, April 2009. Zwass, V. 1998. Foundations of Information Systems : Management information systems series. Irwin/McGraw-Hill. University of Virginia.