1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PAKAN MERUPAKAN

Download ampas tahu sebagai pakan ternak yaitu kadar airnya yang cukup tinggi, sehingga harus ... Adapun teknologi penyimpanan pakan melalui proses ...

0 downloads 501 Views 99KB Size
PENDAHULUAN

Latar Belakang Pakan merupakan salah satu faktor terpenting dalam usaha peternakan karena keberhasilan usaha peternakan sangat ditentukan oleh kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

produktivitas

ternak

dipengaruhi

oleh

faktor

genetik

dan

lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ternak memiliki genetik yang unggul apabila jenis pakan yang diberikan berkualitas rendah maka pertumbuhannya pun kurang optimal. Kebutuhan pakan ternak ruminansia dipenuhi dari hijauan sebagai pakan utama dan konsentrat sebagai pakan tambahan. Kelangkaan hijauan pakan untuk ternak ruminansia saat ini telah menjadi pokok permasalahan utama dalam pengembangan usaha peternakan di Indonesia. Kelangkaan tersebut menyebabkan keterbatasan peternak dalam penggunaan hijauan sehingga penggunaan hijauan menjadi asal-asalan tanpa memikirkan bahwa kualitas hijauan tersebut rendah. Secara umum peternak kurang memperhatikan kandungan nutrien pakan untuk ternaknya, namun lebih mengutamakan untuk membuat ternaknya kenyang sehingga ternaknya tenang dan tidak berisik minta makan. Terkait dengan hal itu maka diperlukan suatu alternatif sumber pakan konsentrat untuk melengkapi kualitas hijauan makanan ternak yang biasa digunakan oleh para peternak. Pemanfaatan sumber daya lokal 1

secara optimal merupakan langkah strategis dalam upaya mencapai efisiensi usaha produksi ternak ruminansia baik ruminansia kecil maupun besar. Hal ini akan semakin nyata apabila sumber daya tersebut bukan merupakan kebutuhan langsung untuk kompetitor, seperti manusia atau jenis ternak lain. Salah satu alternatif sumber pakan yang bisa digunakan adalah ampas tahu. Ampas tahu sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pakan ternak. Ampas tahu masih mengandung zat gizi yang cukup bagus untuk dapat digunakan sebagai pakan ternak. Menurut Wahyuni (2003), ampas tahu mengandung protein kasar sebesar 18,87% BK. Kelemahan ampas tahu sebagai pakan ternak yaitu kadar airnya yang cukup tinggi, sehingga harus segera diberikan ke ternak. Jika terlalu lama disimpan, ampas tahu akan cepat membusuk. Maka dari itu, diperlukan cara untuk mengawetkan ampas tahu agar tidak cepat membusuk, sehingga mampu untuk disimpan sebagai cadangan pakan untuk ternak, terutama ternak ruminansia. Adapun teknologi penyimpanan pakan melalui proses fermentasi merupakan teknologi yang dianggap tepat dikembangkan untuk dapat mengatasi masalah dalam pemanfaatan ampas tahu tersebut. Fermentasi merupakan metode pengawetan pakan dengan bantuan mikrobia bakteri asam laktat (BAL). BAL merupakan mikrobia yang menghasilkan asam laktat

sebagai

produk

utamanya.

Asam

laktat

berperan

dalam

menurunakan pH sehingga menghambat bahkan membunuh bakteri

2

pembusuk dan mengurangi kerusakan komposisi kimia media akibat proses respirasi. Asam laktat dihasilkan dari pemanfaatan karbohidrat terlarut (water soluble carbohydrate, WSC) sebagai sumber substrat untuk BAL. Lactobacillus merupakan jenis bakteri yang memiliki banyak strain penghasil asam laktat, diantaranya adalah L. plantarum, L. bulgaricus, dan L. casei. Keunggulan dari ketiga strain bakteri tersebut adalah mudah didapatkan dan dikembangbiakkan karena kerap digunakan dalam skala industri sehingga aplikatif jika diterapkan dalam masyarakat. Ketiga bakteri tersebut telah banyak digunakan untuk mengawetkan pakan dengan menghasilkan asam laktat yang mampu menurunkan pH sehingga menjaga komposisi kimia pakan dan mencegah bahkan membunuh bakteri pembusuk ataupun patogen. Bakteri patogen diantaranya adalah Clostridium botulinum, Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, Escherichia coli ataupun Brucella (Adams dan Moss, 2000). Kadar air berkaitan erat dengan pertumbuhan bakteri, jamur dan mikrobia lainnya. Semakin tinggi kadar air, pada umumnya semakin banyak bakteri pembusuk yang dapat tumbuh. Konsentrat

yang

difermentasi

BAL

dengan

pakan

tunggal

mempunyai kekurangan, oleh karenanya penelitian yang dikembangkan adalah teknologi pengawetan fermentasi dengan memanfaatkan sumber pakan lebih dari satu, yaitu ampas tahu, dedak kasar, dan pollard. Hal ini selain untuk memenuhi kebutuhan ternak diharapkan juga terdapat faktor

3

saling melengkapi yang terkandung pada masing-masing by products tersebut, maka pemberian secara bersama akan memberikan pengaruh lebih baik dibandingkan dengan pemberian sendiri-sendiri. Pemberian pakan konsentrat yang difermentasi dengan BAL akan mempercepat

pertumbuhan

ternak,

sehingga

berat

badan

yang

diharapkan dapat tercapai dalam waktu yang singkat. Namun, pemberian pakan konsentrat fermentasi dalam jumlah yang besar mungkin kurang baik karena dapat menyebabkan asidosis. Asidosis terjadi bila ternak mengkonsumsi pakan fermentasi atau konsentrat dengan karbohidrat terlarut yang tinggi. Fermentasi karbohidrat berlangsung sangat cepat di dalam rumen dan menghasilkan asam asetat dalam jumlah yang besar dimana terjadi perubahan keasaman di dalam rumen secara mendadak sehingga rumen beresiko mengalami asidosis. Pakan yang memiliki energi tinggi mengandung NDF yang rendah. Akibatnya, jenis pakan ini sangat mudah difermentasi di dalam rumen namun proses memamah biak dan aliran saliva buffer ke rumen kurang maksimal karena serat kasar yang dibutuhkan rendah. Hasilnya pH dalam rumen menurun dan meningkatkan risiko asidosis (Beauchemin, 2007). Penurunan pH tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikrobia dalam rumen, yang berperan dalam proses pencernaan pakan dan selanjutnya akan mengakibatkan kecernaan pakan serta produktivitas ternak menurun sehingga pemberian konsentrat yang difermentasi

4

dengan

BAL

diberi

penambahan

NaHCO3

sebagai

buffer

yang

harapannya dapat menstabilkan pH dalam rumen.

Tujuan Penelitian Tujuan

dari

penelitian

ini

adalah

mengetahui

pengaruh

penambahan NaHCO3 sebagai buffer pada pakan konsentrat fermentasi BAL berbasis ampas tahu terhadap pola fermentasi mikrobia rumen secara in vitro.

Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai level optimal penggunaan dan pengaruh buffer NaHCO3

dalam

pakan

konsentrat

peningkatan produktivitas ternak.

5

fermentasi

BAL

dalam

upaya