10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASURANSI KERUGIAN KEBERADAAN

Download kerugian finansial. Pengertian asuransi kerugian menurut Molengraaff seperti yang ..... catatan penjualan melalui jurnal entri dalam catata...

0 downloads 503 Views 495KB Size
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asuransi Kerugian Keberadaan asuransi bukanlah menghilangkan atau membatalkan suatu risiko, melainkan akan memberikan bantuan keuangan (financial) kepada mereka yang mengalami kerugian akibat risiko tersebut. Jika demikian halnya, maka apabila seseorang memiliki sebuah gedung dengan nilai sebesar Rp 10 milyar misalnya, dapat meminta penutupan asuransi kepada perusahaan asuransi atas gedung tersebut. Seandainya gedung itu mengalami kerusakan akibat kebakaran, maka ia akan mendapat atau menerima penggantian keuangan (financial compensation) dari pihak perusahaan asuransi. Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa asuransi mampu memberikan jaminan keuangan (financial security) kepada pihak tertanggung atas kerugian yang dialami akibat terjadinya risiko sehingga nilai kerugian tersebut dapat diminimalkan.

1. Pengertian Asuransi Kerugian Dalam Pasal 246 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD) definisi asuransi adalah suatu transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, yaitu tertanggung dan penanggung. Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak selaku penanggung terhadap kemungkinan risiko kerugian yang dialami tertanggung. Mekanismenya adalah dengan

10

Universitas Sumatera Utara

penanggung menerima sejumlah premi (uang) menjamin pihak tertanggung bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin dideritanya sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat terjadinya. Berdasarkan defenisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung empat unsur, yaitu : 1.

Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar premi kepada pihak penanggung sekaligus atau secara berangsur – angsur.

2.

Pihak penanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (penggantian) kepada pihak tertanggung sekaligus atau secara berangsur – angsur. Apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tidak tertentu.

3.

Suatu peristiwa (accident) yang tidak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).

4.

Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak tertentu. Menurut William dan Heins yang dikutip oleh Djojosoedarso

(2003 : 74) mendefinisikan suransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu : 1. 2.

Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.

Pengertian asuransi kerugian menurut Molengraaff seperti yang dikutip oleh Djojosoedarso (2000 : 74) :

11

Universitas Sumatera Utara

Asuransi kerugian adalah persetujuan dengan mana satu pihak penanggung mengikatkan diri terhadap yang lain – tertanggung – untuk mengganti kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu secara kebetulan, dengan mana pula tertanggung berjanji untuk membayar premi. Menurut Salim (2001 : 1) “Asuransi kerugian ialah suatu kemana untuk menetapkan kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai kerugian (substitusi) kerugian – kerugian besar yang belum pasti”. Dari defenisi tersebut diatas dapat diketahui bahwa orang bersedia membayar kerugian yang sedikit untuk masa sekarang agar bisa menghadapi kerugian – kerugian besar yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

2. Fungsi dan Manfaat Asuransi Kerugian Asuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin kerugian atau kerusakan pada harta benda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh suatu peristiwa yang tidak diketahui sebelumnya. Ada tiga fungsi asuransi, yaitu : a. Fungsi utama Fungsi utama asuransi terdiri dari : 1. Pengalihan risiko (risk transfer) Asuransi merupakan mekanisme pengalihan risiko, dimana seseorang atau perusahaan dapat mengalihkan risikonya kepada perusahaan asuransi dengan membayar premi asuransi dalam jumlah yang jauh lebih kecil dari pada kerugian yang mungkin

12

Universitas Sumatera Utara

terjadi. Tanpa asuransi seseorang atau perusahaan akan menghadapi banyak ketidakpastian, baik mengenai kerugian itu sendiri maupun besarnya kerugian apabila kerugian itu benar– benar terjadi. 2. Wadah dana bersama (the common pool) Premi–premi

yang

diterima

oleh

perusahaan

asuransi

(penanggung) dari para tertanggungnya akan dikumpulkan oleh penanggung ke dalam suatu wadah dana bersama (pool) untuk setiap jenis risiko yang sama, kemudian setiap ganti rugi yang dibayar diambil dari pool tersebut. Dengan demikian secara singkat fungsi utama asuransi adalah memberikan mekanisme pengalihan risiko melalui penggunaan wadah

dana bersama, dimana setiap pemegang polis

membayar premi dalam jumlah yang seimbang sesuai dengan tingkat risiko kerugian yang ditimbulkannya. b. Fungsi tambahan Adapun fungsi tambahan dari asuransi, yaitu : 1. Rangsangan bagi pengembangan usaha Rangsangan terpenting dari pengembangan usaha adalah suntikan

tambahan dana dari bidang usaha yang produktif.

Namun demikian, dana (likuid)

jika

terjadi

tersebut harus dapat segera dicairkan keadaaan

darurat

yang

dapat

membahayakan usaha utama mereka. Investasi kepada pihak

13

Universitas Sumatera Utara

lain (eksternal) biasanya memberikan keuntungan yang lebih kecil dibanding dengan investasi di perusahaan itu sendiri. Namun investasi internal biasanya tidak mudah dicairkan. Dengan menggunakan asuransi, yang

hanya

menyisihkan

sebagian kecil dana untuk pembayaran premi asuransi, suatu perusahaan dapat menggunakan dana cadangan itu untuk investasi internal, misalnya perluasan pabrik. 2. Pencegahan kerugian (loss prevention) Perusahaan asuransi umumnya mempekerjakan para ahli untuk memeriksa pabrik, kapal, dan proses produksi yang dijalankan oleh tertanggung. Mereka akan memberikan rekomendasi mengenai

langkah–langkah

mencegah

terjadinya

yang

kerugian.

harus

diambil

Rekomendasi

itu

untuk dapat

diberikan pada saat perencanaan atau pada saat usaha telah berjalan. 3. Pengendalian kerugian (loss control) Para ahli asuransi sadar bahwa betapapun usaha yang diberikan untuk mencegah terjadinya kecelakan, karena keterbatasan manusia, maka kerugian akan tetap saja mungkin terjadi. Karena itu, mereka juga berusaha

menemukan

cara–cara

untuk memperkecil tingkat kerugian jika kerugian itu tetap terjadi.

14

Universitas Sumatera Utara

4. Manfaat sosial (social benefit) Asuransi dapat menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat. 5. Tabungan (saving) Manfaat lain dari asuransi adalah sebagai salah satu bentuk tabungan, misalnya asuransi pensiun, asuransi pendidikan anak, dan lain – lain. Polis asuransi itu umumnya berjangka panjang dan jika tertanggung membatalkannya, maka uang akan dikembalikan dengan dipotong dengan penalti. c. Fungsi lainnya Fungsi lain dari asuransi adalah fungsi tambahan yang muncul secara tidak langsung akibat terjadinya proses pengalihan. Fungsi lain (tidak langsung) asuransi, yaitu : 1. Penanaman modal (investment of fund) Dana yang terkumpul dari premi yang diterima oleh perusahaan asuransi kemungkinan hanya akan berumur pendek, sebab klaim dapat terjadi setiap saat. Oleh sebab itu, dana harus diinvestasikan secermat mungkin sehingga dapat memberikan keuntungan (return) yang cukup untuk mengantisipasi inflasi dan laba perusahaan. Dana selain disimpan di bank, ada juga dalam bentuk investasi lain yang tingkat keuntungannya lebih besar. Beberapa jenis investasi yang biasa dilakukan adalah :

15

Universitas Sumatera Utara



Pinjaman jangka pendek dan menengah bagi pemerintah



Berbagai pinjaman bagi dunia usaha/industri



Pembelian saham – saham perusahaan



Bidang property



Reksadana

2. Pemasukan devisa (invisible earning) Perusahaan asuransi juga membuka polis untuk tertanggung yang berada di luar negeri. Premi yang diterima untuk jenis asuransi ini merupakan sumber pemasukan devisa bagi negara. Adapun manfaat asuransi adalah sebagai berikut : a. Memberikan rasa aman. Bahwa setiap orang selain ingin memenuhi kebutuhan

pokoknya

juga

berusaha

untuk

berlindung dari segala ancaman bahaya terhadap diri, harta benda, maupun kepentingannya. b. Melengkapi persyaratan kredit. Contoh pada pembiayaan untuk membeli kendaraan, maka perusahaan pembiayaan akan mensyaratkan

untuk membeli perlindungan asuransi atas

objek tersebut. c. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Dana-dana yang berhasil

dikumpulkan oleh perusahaan asuransi biasanya

ditanamkan diberbagai instrumen investasi. Dana ini disalurkan

16

Universitas Sumatera Utara

oleh institusi keuangan seperti perbankan kepada sektor riil untuk pembangunan. d. Mengurangi biaya modal. Dengan pengalihan risiko ke pihak perusahaan asuransi, maka cadangan modal untuk menutupi risiko dapat dikurangi. e. Menjamin stabilitas usaha. Dengan penjaminan dari asuransi di saat musibah melanda, maka kerugian usaha dapat dengan segera dipulihkan. f. Memastikan

biaya

untuk

risiko

usaha.

Setiap

usaha

membutuhkan kepastian untuk memperoleh laba. Pembayaran uang premi telah memastikan biaya untuk menjalankan usaha dari risiko-risiko murni, seperti kebakaran.

3. Asuransi Kendaraan Bermotor Asuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor. Pada prinsipnya, jaminannya adalah terhadap kerusakan kendaraan bermotor itu sendiri dan tanggungjawab hukum terhadap pihak lain yang dirugikan pada saat menggunakan kendaraan tersebut. Kendaraan bermotor menurut Undang – Undang Lalu Lintas Angkutan Jalan No. 14/192, pasal 1 ayat 7 adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu. Wording polis asuransi kendaraan bermotor yang digunakan di Indonesia merupakan ketentuan

17

Universitas Sumatera Utara

jaminan standar yang disusun oleh Dewan Asuransi Indonesia dan digunakan oleh semua perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia. Kendaraan bermotor telah dibuat dan dipasarkan sekitar tahun 1980an. Namun asuransi belum dibutuhkan saat itu karena karakter kendaraan pada saat itu belum mambahayakan seperti saat ini. Namun sempat dicatat juga behwa transaksi asuransi telah dibuat pada periode ini dengan jumlah transaksi yang minim. Pada awal tahun 1900, mobil sudah mulai populer dengan diproduksinya mobil Ford tipe T dan kendaraan produksi Daimler Benz. Pada perang dunia pertama 1914, kendaraan sangat dibutuhkan untuk keperluan perang. Sejak saat itu mobil sudah menjadi pemandangan umum didataran Eropa barat. Catatan perkembangan asuransi di Inggris dapat dijadikan pioner perkenbangan selanjutnya. Pada tahun 1930, pemerintah Inggris mengeluarkan Undang – Undang yang disebut Road Traffic Act yang mengharuskan pengemudi kendaraan untuk membayar ganti rugi kepada pihak – pihak lain yang dirugikan. Maka sejak saat itu, asuransi merupakan pilihan paling efisien untuk mengatasi potensi risiko yang mungkin terjadi. Pada Road Traffic Act yang telah direvisi, asuransi tanggung gugat merupakan syarat harus dimiliki untuk dapat mengemudi di dataran Inggris Raya. Di Indonesia, Undang Undang Lalu Lintas yang berlaku juga memuat menentukan bahwa setiap pengemudi harus bertanggungjawab terhadap kerugian pihak lain yang tidak bersalah. Ironisnya, masyarakat umum yang

18

Universitas Sumatera Utara

membeli asuransi bukan bertujuan untuk memproteksi dari tuntutan pihak lain tersebut, namun lebih mementingkan kebutuhan untuk merawat kendaraan agar tetap mulus. Kondisi seperti ini terjadikarena para pihak yang mengalami musibah tidak begitu mempermasalahkan tuntutan atas kerugian yang dialami. Umumnya masyarakat Indonesia memandang kerugian yang dialami adalah musibah, baik untuk kerugian kecil hingga kerugian fatal seperti meninggal dunia. Kondisi pertanggungan dasar yang dapat dijamin oleh perusahaan asuransi terdiri dari : 1. Kerusakan kendaraan 2. Tanggung gugat, yang terdiri atas : a. Tanggungjawab hukum pihak ketiga b. Tanggungjawab hukum penumpang Pertanggungan (coverage) yang diberikan pihak asuransi untuk asuransi kendaraan bermotor dapat dibedakan menjadi : 1. Comprehensive (gabungan) Banyak orang menyebut pertanggungan ini dengan nama All risk, namun sebutan itu tidak begitu adanya, karena terdapat juga risiko – risiko yang dikecualikan. Disebut Comprehensive atau gabungan karena jenis ini ditawarkan dengan jaminan tangggung gugat terhadap pihak lain(disebut juga pihak ketiga).kerusakan atau kerugian yang dapat diganti oleh asuransi mulai dari kerugian akibat tergores, penyok, kehilangan bagian kendaraan hingga

19

Universitas Sumatera Utara

kerugian total. Setiap klaim akan dikenakan biaya risiko sendiri (own risk) yang merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh pemegang polis (tertanggung) setiap kali kejadian pada saat mengajukan klaim. 2. Total Loss Only (TLO) Jaminan dengan pertanggungan ini tetap menggunakan ketentuan risiko seperti pada pertanggungan comprehensive, namun kerugian yang dapat diganti jika terjadi kerugian total, dengan kata lain jumlah kerugian telah melebihi 75% dari harga pasar kendaraan tersebut. Karena penggantian baru bisa diperoleh setelah ada kerusakan yang besar atau kehilangan, tentunya pertanggungan jenis ini lebih murah dibandingkan jenis comprehensive. Biasanya, jumlah premi mencapai 50% bahkan lebih rendah dibandingkan dengan premi jenis comprehensive. Untuk asuransi kendaraan bermotor, ada ketentuan mengenai risiko yang dijamin atas kendaraan yang menjadi objek pertanggungan. Rincian dari risiko yang dijamin tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kerugian/kerusakan kendaraan, yang disebabkan oleh : a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan b. Perbuatan jahat orang lain c. Pencurian kendaraan atau peralatannya d. Kerugian karena kebakaran e. Sambaran perit

20

Universitas Sumatera Utara

f. Kerusakan pada saat pengangkutan 2. Tanggung jawab hukum pihak ketiga Selain risiko – risiko yang dijamin seperti yang dijelaskan diatas, ada pula pengecualian atau risiko yang tidak dijamin, yaitu : a. Hilang keuntungan/upah/berkurangnya nilai keuangan lainnya b. Pencurian perlengkapan non standar c. Kerusakan atau kerugian akibat penggelapan d. Kerugian

akibat

perbuatan

jahat

suami/istri,

keluarga

tertanggung, suruhan tertanggung, atau orang yang bekerja pada tertanggung e. Menarik atau mendorong kendaraan lain, untuk perlombaan kecepatan f. Belajar mengemudi, manarik trailer g. Kelebihan muatan h. Dijalankan dalam keadaan rusak i. Dikemudikan oleh seseorang yang tidak memiliki SIM j. Masuk/melewati jalan tertutup atau terlarang k. Atas barang – barang yang diangkut l. Radiasi nuklir, pencemaran radio aktif, reaksi inti atom m. Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, perang saudara, pemberontakan,

pergolakan

sipil/militer,

pengacauan,

terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, pengambilalihan kekuasaan

21

Universitas Sumatera Utara

n. Kerusuhan pemogokan atau gangguan ketertiban umum o. Keausan p. Harta benda yang dimuat atau dibongkar q. Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, banjir, genangan air atau geologi atau meteorologi lainnya Setiap pemegang polis dapat mengajukan perluasan jaminan pada pihak asuransi atas kendaraan yang dipertanggungkan. Perluasan jaminan ini berbeda-beda untuk setiap perusahaan asuransi. Untuk mendapatkan perluasan jaminan pertanggungan tersebut, tertanggung harus membayar premi tambahan sebesar rate tertentu yang telah ditetapkan. Adapun perluasan jaminan yang umum dijumpai adalah : 1. Medical expense, yaitu biaya pengobatan untuk pengemudi dan penumpang dalam jumlah tertentu. 2. Personal Accident 3. Perluasan jaminan huru hara, terorisme, sabotase 4. Perluasan jaminan banjir Dalam asuransi kendaraan bermotor, premi harus dibayar lunas terlebih dahulu dalam waktu 14 hari sejak terbit polis. Bila tidak, maka berlakunya pertanggungan ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dipertanggungkan,

dan jika terjadi kerugian kendaraan bermotor yang tertanggung

tidak

dapat

mengajukan

klaim

dan

memperoleh ganti rugi. Penundaan akan berakhir 24 jam sesudah premi diterima oleh penanggung. Apabila sampai dengan 90 hari kalender sejak

22

Universitas Sumatera Utara

terbitnya polis premi tidak juga dibayar oleh tertanggung, maka polis akan dibatalkan secara otomatis. Dalam

hal

pengajuan

tuntutan

klaim,

tertanggung

wajib

memberitahukan secara tertulis maupun lisan yang diikuti laporan tertulis bila terjadi kerugian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan selambatlambatnya 3 hari sejak kejadian.

B. Pengertian Pendapatan dan Beban 1. Pengetian Pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva kedalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dilakukan perusahaan. Pada perusahaan industri, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang jadi. Dalam perusahaan dagang, pendapatan timbul terutama dari penjualan barang dagang. Sedangkan untuk perusahaan jasa, pendapatan diperoleh dari penyerahan jasa kepada pihak lain. Menurtu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 23.2) “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. Defenisi yang diberikan oleh IAI diatas menyatakan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto dan manfaat ekonomi yang diterima dan

23

Universitas Sumatera Utara

bukan berasal dari pinjaman atau pertambahan ekuitas. Pendapatan yang diperoleh akan mengakibatkan bertambah atau hutang berkurang yang pada akhirnya akan mengakibatkan kenaikan ekuitas pemilik. Pengertian pendapatan menurut Smith (2004 : 123) diartikan sebagai : ”Arus masuk aktiva atau penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban–kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau aktivita– aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”. Pendapatan menyatakan adanya arus kas masuk atau ekuivalen dengan kas secara nyata atau diharapkan ataupun penyelesaian kewajiban yang berasal dari aktivitas yang merupakan suatu kegiatan operasi utama yang terus berkelanjutan dari suatu entitas. Pertambahan aktiva yang berasal adari pendapatan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, misalnya berbentuk kas, klaim pada pelanggan (piutang), penerimaan atau jasa lainnya, atau peningkatan nilai dari suatu produk yang dihasilkan dari suatu produksi. Selain itu, pendapatan sering juga diartikan sebagai penghasilan. Tetapi bila ditinjau dari sudut pandang akuntansi, pendapatan (revenue) dan penghasilan (income) merupakan dua istilah yang berbeda. IAI dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (2007 : 23,14) mendefinisikan penghasilan sebagai “kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau

24

Universitas Sumatera Utara

penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal”. Penghasilan

meliputi

pendapatan

maupun

keuntungan

(gain).

Sedangkan pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa, bunga, deviden, royalti, dan sewa sesuai dengan sifat operasi dan cara mengakui pendapatan tersebut. Meka dengan demikian pendapatan merupakan bagian dari penghasilan. Konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua sudut pandang terdiri dari : 1. Pendapatan menurut ilmu ekonomi Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periodeseperti keadaaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada pola kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Secara garis besar, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama suatu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Defenisi pendapatan menurut ilmu ekonomi ini menutup kemungkinan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode.

25

Universitas Sumatera Utara

2. Pendapatan menurut akuntansi Pendapatan sebagai salah satu faktor penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Banyak konsep pendapatan yang didefenisikan dari berbagai literatur dan teori akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang, yaitu : a. Pandangan yang menekankan pada pertambahan atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan (inflow concept). b. Pandangan yang menekankan pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa kepada konsumen atau produsen lainnya (outflow concept). Dari dua sudut pandang konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi tersebut, dapat dismpulkan bhawa pendapatan merupakan keseluruhan peningkatan jumlah aktiva atau pengurangan suatu kewajiban yang berasal dari penjualan barang dagangan atau aktia usaha lainnya dalam suatu periode kecuali peningkatan aktiva dari pembelian aktiva, investasi oleh pemilik dari koreksi laba rugi tahun yang lalu. 2. Pengertian Beban Beban (expense) dapat diartikan sebagai pemakaian barang dan jasa dalam proses memperoleh pendapatan. Dalam hal ini tersirat dua pengertian yaitu adanya pemakaian atau aktivitas menghabiskan barang atau jasa, dan

26

Universitas Sumatera Utara

nilai – nilai barang dan jasa ini menjadi habis pada saat produk perusahaan ditransfer kepada pembeli. Menurut Smith (2004 : 123) : “Beban adalah arus keluar atau pemakaian lain aktiva atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi keduanya) yang bersala dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau pelaksanaan aktivitas – aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi inti yang berkelanjutan dari suatu entitas”. Menurut Committee on Terminology seperti yang dikutip oleh Wolk, et.al (2001 : 396) “Expense is the broadest sense includes all

expired

costs

wich are deductible from revenues...”. Dari defenisi diatas beban adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan dari pendapatan. Definisi ini mewakili orientasi revenue – expense yang tradisional. Menurut FASB seperti yang dikutip oleh Walk, et.al (2001 : 396) : “Expense gross decreases in assets or gross increases in liabilities recognized and measured in conformity with generally accepted accounting principles that result from those types of profit-derected activities of an enterprise...”. Defenisi ini menjelaskan suatu hubungan yang ditetapkan antara expense dan net asset. Menurut FASB seperti yang dikutip oleh Wolk, et.al (2001 : 396) : “Expense are outfolw or other using up of assets or incurrences of liabilities (or a combination of both) during a period from delivering or producing

27

Universitas Sumatera Utara

goods, rendering, services, carrying out other activities that constitute the entity’s major or central operation”. Defenisi ini mewakili pendekatan assets-liability yang kuat. Sekali lagi, FASB mungkin memandang kedepan dalam mempergunakan defenisi ini. Dalam prektiknya, meskipun pengakuan beban terus dipedomani oleh sifat ortodoks revenue-expense yang kuat dimana beban ditandingkan (matched) untuk mengakui pendapatan Beban menyatakan adanya arus kas keluar atau berkurangnya aktiva seperti kas atau setara kas, persediaan, dan aktiva tetap yang terjadi sebagai akibat dari operasi yang berkesinambungan dari perusahaan. Aktiva yang keluar dan timbulnya hutang terjadi disebabkan berbagai sebab, misalnya penyerahan unit produksi, penggunaan jasa tenaga kerja, pemakaian listrik, dan sebagainya. Pada intinya beban merupakan arus keluar sumber daya yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan yang umumnya diakibatkan penyelesaian pertukaran ekonomi. Pengeluaran beban mengakibatkan ekuitas pemilik menurun. Dari sisi persamaan akuntansi, dengan asumsi bahwa kewajiban tidak mengalami peningkatan, maka ekuitas pemilik akan menurun untuk mengimbangi penurunan aktiva. Beban dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu : 1. Biaya yang berhubungan dengan penghasilan pada periode itu. 2. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan pendapatan.

28

Universitas Sumatera Utara

3. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode manapun. Beban seringakali disamakan dengan biaya (cost). Namun sebenarnya terdapat perbedaaan diantara keduanya. Biaya adalah pengeluaran yang belum habis masa manfaatnya, jadi masih harus dibebankan pada periode berikutnya. Sedangkan beban adalah pengeluaran yang sudah habis masa manfaatnya dan sudah seluruhnya dibebankan pada periode berjalan. Menurut Adolph Matz dan Milton F. Usry (1991 ; 19) “Biaya adalah suatu nilai tukar prasyarat atau pengorbanan yang dilakukan guna memperoleh manfaat”. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan aktiva pada saat ini atau pada masa yang akan datang. Adolph Matz dan Milton F. Usry (1991 : 20) mendefinisikan beban sebagai berikut : Beban adalah pengurangan aktiva netto akibat digunakannya jasa – jasa ekonomis untuk menciptakan pendapatan atau karena pengenaan pajak oleh badan – badan pemerintah. Beban dihitung menurut jumlah penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan produksi, pengiriman barang, serta pemberian jasa. Dalam arti terluas, beban mencakup semua biaya yang telah habis dipakai (expired) yang dapat dikurangkan dari pendapatan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia ( 2007 : 14.78 ) : Defenisi beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa meliputi, misalnya, beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Beban tersebut biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan, dan aset tetap.

29

Universitas Sumatera Utara

C. Jenis Pendapatan dan Beban 1. Jenis Pendapatan Pendapatan umumnya merupakan sesuatu yang diterima oleh perusahaan yang menambah harta perusahaan tersebut, tetapi penambahan itu terjadi bukan karena adanya pembelian investasi dalam perusahaan. Pada dasarnya pendapatan itu timbul dari penjualan barang atau penyerahan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tersebut. Pendapatan dapat timbul dari penjualan, proses produksi, pemberian jasa, termasuk pengangkutan dan proses penyimpanan. Adapaun jenis – jenis pendapatan dari suatu kegiatan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut : a. Pendapatan Operasional Pendapatan ini timbul dari hasil kegiatan usaha dan operasional perusahaan baik dari hasil penjualan barang dagang maupun penjualan jasa dan kegiatan utama perusahaan lainnya. Pendapatan operasional merupakan sumber utama pendapatan perusahaan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan serta terjadinya berulang – ulang selam perusahaan melangsungkan kegiatannya. Pendapatan operasi ini untuk tiap – tiap perusahaan berbeda – beda tergantung jenis usaha yang dijalankan perusahaan tersebut. Pada dasarnya jenis pendapatan operasional timbul dari berbagai cara, yaitu :

30

Universitas Sumatera Utara

1. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan tersebut tanpa penyerahan jasa yang telah diproduksi. 2. Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha dengan adanya hubungan yang telah disetujui, misalnya penjualan konsinyasi. 3. Pendapatan dari kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan para investor. b. Pendapatan non operasional Pendapatan non operasional adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber lain diluar kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang diterima tersebut tidak ada hubungannya dengan aktivitas normal perusahaan dan biasanya disebut sebagai pendapatan lain – lain. Pendapatan ini tidak secara rutin diterima perusahaan namun menunjang pendapatan operasional perusahaan. Jenis pendapatan non operasional terdiri dari : 1. Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan aktiva atau sumber ekonomi

perusahaan

lainnya

oleh

pihak

lain.

Contohnya

pendapatan bunga, sewa, dan lain- lain. 2. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva diluar barang dagangan atau hasil produksi. Contohnya penjualan surat – surat berharga, penjualan aktiva tetap. 3. Pendapatan bunga dan royalti, keuntungan penjualan aktiva tetap, investasi

jangka

panjang

dan

deviden

adalah

merupakan

31

Universitas Sumatera Utara

pendapatan di luar operasi bagi perusahaan dagang dan manufaktur. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan aktiva tetap dan investasi jangka panjang hanya sebesar jumlah harga jual diatas nilai buku aktiva tetap yang bersangkutan sebagai keuntungan. 2. Jenis – Jenis Beban Beban merupakan arus keluar atau berkurangnya harta perusahaan, tetapi penurunan itu bukan disebabkan oleh pembagian kepada pemilik modal. Beban umumnya muncul dari penjualan, proses produksi, penyerahan jasa ataupun kegiatan lainnya yang merupakan operasi normal perusahaan dalam periode tertentu. Secara umum beban dapat digolongkan atas dua jenis, yaitu : 1. Beban langsung, yaitu beban yang secara langsung dikaitkan dengan pendapatan dalam periode diakuinya pendapatan. Contohnya : biaya bahan baku dan tenaga kerja pabrikan, beban komisi penjualan, beban garansi atas produk – produk yang dijual. 2. Beban tidak langsung, yaitu beban yang tidak berhubungan secara langsung dengan penjualan produk dan jasa yang merupakan beban periode

dan beban alokasi. Contohnya : beban iklan, beban

penyusutan, beban amortisasi, beban administrasi dan umum.

32

Universitas Sumatera Utara

D. Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 28 Industri asuransi, khusunya asuransi kerugian berkembang selaras dengan perkembangan dunia usaha dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat. Kemajuan dalam dunia usaha dan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat dwasa ini membawa dampak positif terhadap perkembangan perusahaan asuransi kerugian. Kondisi ini menuntut perusahaan asuransi kerugian untuk melakukan berbagai upaya peningkatan, baik dalam kapasitas maupun operasional dan kondisi keuangan. Sehubungan

dengan

perkembangan

tersebut

dan

dalam

rengka

menghadapi globalisasi, disadari bahwa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 tentang Akuntansi Asuransi Kerugian sudah tidak memadai lagi untuk memenuhi tuntutan perkembangan usaha asuransi kerugian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyempurnaan selaras dengan perkembangan usaha asuransi kerugian tersebut. Menyadari kebutuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia bekerjasama dengan Dewan Asuransi Indonesia dan Direktorat Asuransi – Departemen Keuangan RI menyusun penyempurnaan Standar Akuntansi Asuransi Kerugian. Usaha asuransi kerugian memiliki karakteristik khusus yang membuat akuntansi dan transaksi asuransi ini menjadi lebih rumit. Ikatan Akuntan Indonesia menyusun suatu standar yang khusus membahas tentang asuransi kerugian, yang tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 28 (Revisi 1996). Biasanya pihak tertanggung (pembeli asuransi) membayar premi asuransi terlebih dahulu kepada perusahaan asuransi sebelum peristiwa yang

33

Universitas Sumatera Utara

menimbulkan kerugian yang diperjanjikan terjadi. Pada saat kontrak asuransi disetujui, perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar klaim asuransi, berapa jumlah yang akan dibayar, dan kapan terjadinya. Kontraka asuransi kerugian biasanya bersifat jangka pendek. Kontrak asuransi kerugian berifat jangka pendek merupakan kontrak yang memberikan proteksi untuk suatu periode yang pasti dan memungkinkan perusahaan asuransi untuk membatalkan kontrak atau menyesuaikan persyaratan kontrak pada akhir setiap periode kontrak, seperti penyesuaian premi atau penutupan (coverage) yang diberikan. 1. Pengakuan Pendapatan Menurut Skouse, Albrecht, Stice dan Stice (2000 : 297) berpendapat bahwa : Pengakuan pendapatan adalah saat dimana akuntan menggunakan catatan penjualan melalui jurnal entri dalam catatan akuntansi formal. Pendapatan selalu diakui pada saat dua kriteria penting berikut dapat dipenuhi : 1. Pekerjaan sudah diselesaikan (perusahaan sudah melakukan sesuatu). 2. Kas atau keabsahan janji untuk pembayaran dimasa datang sudah diterima (perusahaan sudah menerima sesuatu sebagai pengembalian). Pendapatan yang biasanya diperoleh oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu tergantung kepada jenis usaha yang dikelola. Dalam PSAK No. 28 mengenai akuntansi asuransi kerugian disebutkan ada tiga jenis perdapatan yang diterima oleh perusahaan asuransi, yaitu : 1. Pendapatan premi, yang terdiri dari : premi bruto, premi reasuransi, kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan.

34

Universitas Sumatera Utara

2. Pendapatan investasi 3. Pendapatan lain – lain Pengakuan pendapatan yang diperoleh perusahaan asuransi kerugian menurut PSAK No. 28 bergantung pada komponen atau elemen yang membentuk masing – masing pendapatan pendapatan tersebut. Pendapatan premi diakui saat pencatatannya yaitu pada saat polis diterbitkan. Ini sesuai dengan pengakuan pendapatan yang berdasarkan akrual (accrual basis). Jenis pendapatan yang diterima oleh perusahaan asuransi kerugian adalah pendapatan premi. Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.15) menyatakan bahwa “Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan premi selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah proteksi yang diberikan”. Dengan kata lain, premi diakui dan dicatat sebagai pendapatan pada saat polis diterbitkan (accrual basis) . Kemudian IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.16) juga menyatakan bahwa : Apabila jumlah premi masih dapat disesuaikan, misalnya premi ditentukan pada akhir kontrak atau premi disesuaikan pada akhir kontrak berdasarkan nilai pertanggungan, maka pendapatan premi diakui sebagai berikut : a. Apabila jumlah premi dapat diestimasi secara layak, maka pendapatan premi diakui selama periode kontrak dan estimasi jumlah premi tersebut disesuaikan setiap periode untuk mencerminkan jumlah premi yang sebenarnya. b. Apabila jumlah premi tidak dapat diestimasi secara layak, maka premi diperlakukan dengan menggunakan metode uang muka (deposit method) sampai jumlah premi dapat diestimasi secara layak.

35

Universitas Sumatera Utara

Dalam hal penyajiannya dalam laporan keuangan, IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.11) menjelaskan “Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa, sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, premi reasuransi, dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto”. o

Premi bruto adalah premi yang diperoleh dari penutupan langsung (direct premium written) dan penutupan tidak langsung (indirect premium written). Premi penutupan langsung termasuk premi yang diperoleh dari dari penutupan polis bersama.

o

Premi yang belum merupakan pendapatanadalah bagian dari premi yang

belum

diakuis

ebagai

pendapatan

karena

masa

pertanggungannya masih berjalan pada akhir periode akuntansi. o

Premi reasuransi adalah adalah bagian premi bruto yang menjadi hak reasuradur berdasarkan perjanjian reasuransi.

o

Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi diikurangi dengan beban investasi terkait langsung.

o

Pendapatan lain yang diterima perusahaan adalah pendapatan yang dihasilkan diluar dari kegiatan premi dan investasi. Komisi reasuransi diakui sebagai pendapatan lain.

2. Pengakuan Beban Beban yang ada pada suatu perusahaan asuransi kerugian dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

36

Universitas Sumatera Utara

a. Beban Klaim yang terdiri dari : Klaim bruto, klaim reasuransi, estimasi kenaikan (penurunan) estimasi klaim retensi sendiri. b. Beban komisi c. Beban usaha (manajemen) d. Beban lain-lain e. Klaim bruto adalah klaim yang jumlahnya telah disepakati, termasuk biaya penyelesaian klaim. f. Klaim reasuransi adalah bagian klaim bruto yang tanggungan reasuradur. g. Estimasi klaim retensi sendiri adalah jumlah kewajiban yang menjadi sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. h. Beban komisi adalah pengeluaran untuk membayar komisi perantara baik itu agen ataupun broker asuransi. i. Beban usaha adalah pengeluaran perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. j. Beban lain-lain adalah keseluruhan beban yang digunakan untuk mengelola usaha diluar beban klaim, beban komisi, dan beban usaha. Pengakuan beban klaim menganut dasar akrual (accrual basis) seperti halnya pengakuan pendapatan. IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007 : 28.24) menyatakan : Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiwa kerugian terhadap objek asuransi yang dipertanggungkan, meliputi klaim yang disetujui

37

Universitas Sumatera Utara

(settled claims), klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims), klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan beban penyelesaian klaim (claim settlement expenses), diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Artinya adalah bahwa ketika tertanggung mengajukan tuntutan ganti rugi sehubungan dengan objek asuransi yang dipertanggungkan, maka perusahaan wajib untuk mengakui adanya beban klaim. Pengakuan dilakukan berdasarkan tuntutan ganti rugi dan hasil survei dari perusahaan mengenai berapa sebenarnya jumlah beban klaim yang terjadi. Hal inilah yang menimbulkan klaim dalam proses penyelesaian yang termasuk dalam bagian beban klaim perusahaan. Survei yang dilakukan perusahaan ini menimbulkan beban penyelesaian klaim karena perusahaan menggunakan jasa adjuster dalam melakukan survei selain pengeluaran – pengeluaran lainnya yang terjadi. Khusus untuk klaim dalam prose penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, jumlahnya ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut. Apabila terjadi perubahan estimasi kewajiban klaim dengan klaim yang dibayarkan diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan. Estimasi kewajiban klaim mencakup estimasi klaim retensi sendiri dan estimasi klaim yang menjadi tanggungan reasuradur.

38

Universitas Sumatera Utara

Estimasi bagian reasuradur atas klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, dan bagian reasuradur atas klaim yang telah disetuji dan atau dibayar, disajikan sebagai pengurang beban klaim. Demikian juga halnya klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. Apabila perusahaan memperoleh komisi dari transaksi reasuransi, maka komisi ini tidak diakui sebagai pendapatan tetapi sebagai pengurang beban klaim. Tetapi dalam hal jumlah komisi yang diperoleh tersebut lebih besar dari beban komisi yang terjadi, maka selisih tersebut harus diakui sebagai pendapatan.

39

Universitas Sumatera Utara