95 PERANCANGAN ERGONOMIS TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT

Download Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2013), Vol. 1 No. 2, 95 – 102. 95. PERANCANGAN ERGONOMIS TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT. Iwan A. Soenandi, Meriast...

0 downloads 409 Views 695KB Size
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2013), Vol. 1 No. 2, 95 – 102

PERANCANGAN ERGONOMIS TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT Iwan A. Soenandi, Meriastuti Ginting dan Budi Marpaung Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] ABSTRAK Masyarakat konsumen akhir-akhir ini memiliki kecenderungan untuk memilih produk yang ergonomis. Kecenderungan masyarakat ini patut menjadi perhatian serius bagi produsen saat merancang produk. Penelitian ini mencoba merancang bed-hospital yang ergonomis bagi masyarakat Indonesia. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data anthropometri dari sebanyak 40 orang sampel yang dipilih, dan merancang bed-hospital yang sesuai dengan data tersebut. Hasil penelitian merekomendasikan spesifikasi bed-hospital yang sesuai untuk masyarakat Indonesia. Kata Kunci: Ergonomis, Antropometri, Tempat Tidur Rumah Sakit. ABSTRACT Consumers today have a tendency tochoose the products that are ergonomic. The tendency ofthis society should be concern for the manufacturers when designing products. This research tries to design an ergonomicbed-hospital which fit for the Indonesia’s people. The research was conducted by collecting anthropometric data from 40 people which selected samples, and then to design the bed-hospital’s prototype in accordance withthe data. The results recommended specs-bed hospital that is appropriate forIndonesia’s people. Keywords: Ergonomic, Anthropometric, Bed Hospital.

Penelitian ini mencoba membuat rancangan bed-hospital yang ergonomis dalam bentuk prototype. Adapun rancangan yang dibuat berbasis pada data anthropometri penduduk Indonesia.Dengan rancangan produk bed-hospital berbasis pada data anthropometri penggunanya maka pasien rumah sakit di Indonesia terhindar dari musibah yang sama pada masa mendatang.

PENDAHULUAN Latar Belakang US Food and Drug Administration’s (FDA) melaporkan, selama 21 tahun (19852006),telah terjadi 691 peristiwa musibah pada pasien saat menggunakan tempat tidur rumah sakit (bed-hospital). Dengan demikian terjadi rata-rata sebanyak 33 peristiwa setiap tahun. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa 413 orang meninggal (60%), 120 luka (17%), dan 158 orang selamat dari musibah (23%). Atas kejadian tersebut, FDA merekomendasikan spesifikasibed-hospitalyang aman bagi pasien rumah sakit. Hingga saat ini belum ada laporan tentang musibah pada pasien yang menggunakan bedhospital di Indonesia. Ketidakadaan laporan tersebut tidak berarti bahwa kejadian dimaksud tidak terjadi. Bed-hospital yang digunakan di berbagai rumah sakit di Indonesia mengacu pada rancangan produk berdasarkan pada data antropometri penduduk negeri Paman Sam (Amerika Serikat), sehingga tidak cocok bagi penduduk Indonesia.Untuk mencegah musibah yang sama di Indonesia, maka perlu spesifikasi bed-hospital yang aman bagi pasien rumah sakit di Indonesia.

Rumusan Masalah Penelitian ini memiliki rumusan permasalahan, sebagai berikut: a) Perancangan bed-hospital yang tidak didasarkan pada data anthropometri sangat potensial menimbulkan musibah dan tidak nyaman bagi penggunanya. b) Penelitian ini membuat rancangan bedhospital yang ergonomis, dengan menggunakan data anthropometri penduduk Indonesia. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk membuat rancangan bed-hospital, berdasarkan data anthropometri penduduk Indonesia, sehingga ergonomis untuk digunakan pasien rumah sakit.

95

Perancangan ergonomis tempat tidur rumah sakit Iwan A. Soenandi, Meriastuti Ginting dan Budi Marpaung 

Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, sebagai berikut: a) Menjadi masukan bagi rumah sakit dalam menetapkan spesifikasi bed-hospital yang digunakan. b) Menjadi masukan bagi produsen bedhospital untuk membuat produk yang sesuai kebutuhan. c) Menjadi masukan dalam pengembangan keilmuan bidang design dan ergonomi di Indonesia. d) Menjadi masukan bagi pemerintah dan stakeholder lainnya dalam menetapkan standar produk bed-hospital. TINJAUAN PUSTAKA Anthropometri Kata ‘anthropometri’ berasal dari bahasa Yunani (Greek), yaitu anthropos yang berarti manusia (man, human), dan metrein (to measure) yang berarti ukuran. Anthropometri adalah kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, seperti ukuran, bentuk dan kekuatan, serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain [1]. Dengan memiliki data antropometri yang tepat, maka seorang perancang produk ataupun fasilitas kerja akan mampu menyesuaikan bentuk dan geometris ukuran dari produk rancangannya dengan bentuk maupun ukuran segmen-segmen bagian tubuh yang nantinya akan mengoperasikan produk tersebut. Dengan demikian juga dapat dipastikan kalau sebagian besar (mayoritas) populasi dari konsumen produk tersebut nantinya akan dapat menggunakan/mengoperasikan produk secara efektif, efisien dan nyaman; dan hanya sebagian kecil saja yang diperkecualikan atau tidak terakomodasikan [2]. Untuk manusia dewasa warga Amerika Serikat (95-th percentile), tinggi rata-rata 186,65 cm dengan standar deviasi 6,68 cm (laki-laki) dan 173,73 cm dengan standar deviasi 6,36 cm (wanita). Sedangkan hasil penelitian Marras dan Kim (1993), berat badan sebesar 182,3 lbs (laki-laki) dan 139,2 lbs (wanita). Rancangan produk, fasilitas kerja ataupun stasiun kerja yang menerapkan data

96

antropometri yang diambil dari populasi manusia AS akan tidak sesuai pada saat harus dioperasikan oleh manusia Asia (Indonesia). Untuk itu jelas memerlukan penyesuaianpenyesuaian agar lebih layak untuk dioperasikan dengan ukuran tubuh manusia pemakainya [3]. Ergonomi Istilah ‘ergonomi’ berasal dari bahasa Latin, yaitu Ergon yang berarti kerja, dan nomor yang berarti hukum alam. Dengan demikian maka ergonomic dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya, yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/ perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi [1] Penerapan ergonomi pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain). Hal ini dapat meliputi perangkat keras, seperti perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches),flatform, kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays), jalan/lorong (acces way), pintu (doors),jendela (windows) dan lain-lain. Selain itu, ergonomi juga memberikan peranan penting dalam meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan faktor ergonomi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah untuk desain dan perancangan produk. Produkproduk ini haruslah dapat dengan mudah diterapkan (dimengerti dan digunakan) pada sejumlah populasi masyarakat tertentu, tanpa mengakibatkan risiko penggunaannya [1]. Musibah Pada Bed-Hospital Dalam laporan yang diterbitkan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (USA) dengan judul “Hospital Bed System Dimensional and Assessment Guidance to Reduce Entrapment” (2004) disebutkan terdapat tujuh zona pada bed-hospital yang potensial menimbulkan musibah bagi penggunanya. Adapun tujuh zona dimaksud dimuat pada Gambar 1[4].

Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 95 – 102

Dan sketsa musibah pada bed hospital untuk tujuh zona yang potensial tersebut dimuat pada Gambar 2.

Terdapat beberapa macam rancangan bedhospital yang dapat dikembangkan dalam bentuk prototype. Salah salah diantaranya dapat dilihat pada Gambar 3.

Prototype Bed-Hospital

Gambar 1. Tujuh Zona Potensial Musibah Pada Bed Hospital [4].

Gambar 2. Sketsa Tujuh Zona Potensial Musibah Pada Bed Hospital [4]

Gambar 3. Contoh Adjustable Bed-Hospital [5] 97

Perancangan ergonomis tempat tidur rumah sakit Iwan A. Soenandi, Meriastuti Ginting dan Budi Marpaung 

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Pengukuran anthropometri dilakukan menggunakan peralatan di Lab. Analisis dan Perancangan Kerja (APK) Program Studi Teknik Industri-UKRIDA, seperti bangku anthropometri, timbangan dan alat pengukur tinggi.Subjek penelitian adalah mahasiswa dan karyawan UKRIDA, yang dianggap mewakili populasi Indonesia. Adapun penetapan sampel dilakukan dengan convenience sampling. Pada awalnya ditetapkan sebanyak 40 (empat puluh) orang subjek penelitian, namun bisa bertambah sesuai hasil uji kecukupan data dan hasil uji keseragaman data. Adapun anggota tubuh yang diukur diantaranya tinggi tubuh posisi berdiri, tinggi bahu, tinggi pinggang, tinggi paha, tinggi lutut, lebar bahu, tebal perut dan berat badan. Data antropometri setiap objek penelitian diukur dan dicatat. Untuk memudahkan dapat dicatat dalam bentuk tabel yang berisi rekapitulasi data anhtropometri setiap subjek penelitian. Hasil data diolah untuk diterjemahkan dalam bentuk spesifikasi bedhospital. Pembuatan rancangan bed-hospital diadakan di Laboratorium Proses Produksi Program Studi Teknik Industri-UKRIDA. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan dan pengolahan data penelitian, sebagai berikut. a. Setiap objek penelitian diukur data anthopometri dengan akurat, hasilnya dicatat dalam form yang sudah disediakan. b. Seluruh data yang diperoleh direkapitulasi. c. Uji keseragaman dan uji kecukupan data. d. Apabila data belum cukup dilakukan penambahan objek penelitian, hingga jumlahnya mencukupi. e. Apabila data sudah mencukupi dilanjutkan dengan penetapan nilai parameter untuk setiap ukuran antropometri, menggunakan percentile-95 persen.

Studi Pustaka dan Penyusunan Proposal Penelitian

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Uji Keseragaman Data

T

Data Out of Control ? Y Data Dibuang

Uji Kecukupan Data

Data Cukup ?

T

Y Penetapan Parameter Data Anthropometri

Desain Bed Hospital

Pembuatan Prototype Bed Hospital

Penyusunan Laporan

Gambar 4. Tahapan Proses Penelitian Tahapan Proses Penelitian Adapun tahapan proses diuraikan pada Gambar 4.

98

penelitian,

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data Pengumpulan data anthopometri dilakukan di Laboratorium Analisis dan Perancangan Kerja (APK) Jurusan Teknik

Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 95 – 102

Industri-UKRIDA. Ada sebanyak 8 jenis bagian tubuh yang diukur, yaitu tinggi tubuh posisi berdiri, tinggi bahu, tinggi pinggang, tinggi paha, tinggi lutut, lebar bahu, tebal perut dan berat badan. Ukuran bagian tubuh yang diukur ini dibagi dalam 9 segmen pengukuran, sebagai berikut. Sebanyak 40 subjek penelitian dipilih dengan metode convenience sampling, yaitu peneliti menetapkan nama-nama yang dinilai layak menjadi subjek penelitian. Adapun subjek penelitian ini adalah karyawan dan mahasiswa UKRIDA Kampus I. Pengumpulan data dilakukan semenjak tanggal 10 Oktober hingga 24 Oktober 2012, dengan jumlah subjek penelitian antara 3 hingga 7 orang.

Tabel 1. Rataan dan Simpangan Baku Data Pengukuran Uraian

Rata-rata

A B C D E F G Tinggi Berat Umur

26,98 42,38 25,33 22,35 45,10 39,18 22,88 162,93 63,08 30,20

Tabel 2. Hasil Uji Keseragaman Data Uraian A B C D E F G Tinggi Berat

  

Gambar 5. Segmen Pengukuran Anthropometri Pengolahan Data Hasil data yang dikumpulkan selanjutnya diolah. Hasil pengolahan data pada tahap awal adalah mendapatkan rata-rata dan standar deviasi. Adapun rata-rata dan standar deviasi masing-masing bagian tubuh yang diukur, diuraikan dalam Tabel 1. Selanjutnya dengan menetapkan tingkat keyakinan 95%, maka dilakukan uji keseragaman data untuk masing-masing data segmen tubuh. Diperoleh hasil uji keseragaman data seperti diyatakan dalam Tabel 2. Terlihat bahwa data sudah seragam, sehingga tidak ada data yang perlu dibuang.

Simpangan Baku 2,12 7,76 6,10 6,08 6,16 2,45 2,94 8,05 11,04 10,78

BKA 20,6 19,1 7,0 4,1 26,6 31,8 14,1 138,8 30,0

BKB 33,3 65,7 43,6 40,6 63,6 46,5 31,7 187,1 96,2

Keterangan Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam Data Seragam

Selanjutnya dilakukan uji kecukupan data, untuk memastikan apakah jumlah data yang telah diperoleh sudah dapat mewakili popupasinya. Uji kecukupan data dilakukan dengan menggunakan rumus : 2 ⎡k N ∑ X 2 − (∑ X ) ⎤ ⎥ N'= ⎢ s ⎢ ⎥ X ∑ ⎢⎣ ⎥⎦

2

Dimana: N’ : jumlah data yang seharusnya N : jumlah data aktual k : tingkat keyakinan s : tingkat ketelitian X : nilai data Penelitian ini menetapkan tingkat keyakinan 95 % (k=2), dan tingkat ketelitian (s) = 10%. Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh hasil uji kecukupan data, dalam Tabel 3. Terlihat bahwa data yang terkumpul sudah cukup untuk keseluruhan bagian tubuh yang diukur.

99

Perancangan ergonomis tempat tidur rumah sakit Iwan A. Soenandi, Meriastuti Ginting dan Budi Marpaung 

Tabel 3. Hasil Uji Kecukupan Data Jumlah Data Uraian Minimal Keterangan A 2,40 ~ 3 < 40 Cukup B 13,1 ~ 14 < 40 Cukup C 22,7 ~ 23 < 40 Cukup D 28,9 ~ 29 < 40 Cukup E 7,28 ~ 8 < 40 Cukup F 1,52 ~ 2 < 40 Cukup G 6,43 ~ 7 < 40 Cukup Tinggi 0,95 ~ 1 < 40 Cukup Berat 11,96 ~ 12 < 40 Cukup

Langkah berikutnya adalah menetapkan parameter data anthropometri, yang dijadikan sebagai dasar dalam menetapkan ukuran spesifikasi bed-hospital yang akan dibuat. Penetapan parameter dilakukan dengan menggunakan rumus :

σ

55

Tabel 4. Parameter Data Anthropometri Uraian Parameter A 27,6 cm B 44,8 cm C 27,2 cm D 24,2 cm E 47,0 cm F 39,9 cm G 23,8 cm Tinggi 165,4 cm Berat 66,5 kg Desain Bed-Hospital Dengan menggunakan nilai parameter data anthropometri pada Tabel 4 di atas, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain bed hospital. Ukuran panjang bed hospital disesuaikan dengan standar internasional/

28,3

31,9

52,5

32,3

90

n

Dimana: x : nilai rata-rata σ : standart deviasi α : tingkat ketelitian n : jumlah data Dengan menggunakan rumus tersebut, menggunakan percentile 95%, maka ditetapkan parameter data anthropometri seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.

100

Tabel 5. Penyesuaian Desain Bed Hospital Uraian Parameter Keterangan Segment tubuh A 32,3 cm A Segment tubuh B 52,5 cm B Segment tubuh C 31,9 cm C Segment tubuh D 28,3 cm D Segment tubuh E 55,0 cm E 39,9 cm F Lebartubuh 23,8 cm G Tebaltubuh

Gambar 6. Desain Bed-Hospital Tampak Atas 200

80,62

Parameter = x + Zα / 2

nasional, yaitu 200 cm. Dengan mengacu pada ukuran standar ini maka nilai setiap parameter di atas disesuaikan secara proporsional, dengan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 5. Dengan mempertimbangkan kelonggaran, dimensi bahan yang digunakan dan faktor fungsional lainnya, maka didapat rancangan desain bed hospital, sebagai berikut.

Gambar 7. Desain Bed-Hospital Tampak Depan Pembuatan Prototype Bed-Hospital Dengan menggunakan desain dan dimensi bed hospital di atas dilakukan pembuatan prototype bed hospital. Pekerjaan ini dilakukan di Laboratorium Proses Produksi, Laboratorium Teknik Industri, UKRIDA. Pekerjaan ini membutuhkan waktu pembuatan hampir 3 bulan, yaitu semenjak pertengahan Desember 2012 hingga akhir Februari 2013. Pekerjaan terbagi atas beberapa bagian yaitu desain perancangan mekanik, persiapan rangka besi,

           

Jurnal Ilmiah Teknik Industri 1(2), 2013; 95 – 102

Gambar 7. Prototype Bed Hospital pengelasan, dan pengecatan. Matras yang digunakan dibeli dari luar, yang dibuat berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan. Adapun gambar prototype bed hospital yang dibuat ditunjukkan pada Gambar 7.

dibuatlah sistem mekanis yang dapat mengatur posisi sudut kemiringan dari tempat tidur tersebut. Dengan jumlah bagian yang dapat digerakkan adalah 3 bagian yaitu pungung, paha dan kaki.

KESIMPULAN Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan produk yang ergonomis adalah kesesuaian spesifikasi produk yang dibuat dengan ukuran dimensi tubuh penggunanya. Penelitian ini merekomendasikan ukuran anthropometri yang dapat digunakan sebagai masukan perancangan bed hospital yang ergonomis bagi konsumen penduduk Indonesia, yaitu tinggi tubuh posisi berdiri 170,8 cm, tinggi bahu 143,2 cm, tinggi pinggang 98,4 cm, tinggi paha 71,2 cm, tinggi lutut 47,0 kg, lebar bahu 39,9 cm, tebal perut 23,8 cm, dan berat badan 66,5 kg. Ukuran yang diperoleh melalui pengukuran dan pengolahan data anthropometri dijadikan tolok ukur dalam menetapkan spesifikasi bed-hospital, dengan mempertimbangkan kelonggaran, sifat dan dimensi bahan yang digunakan, dan faktorfaktor lainnya. Penelitian ini merekomendasikan nilai parameter akhir setelah adanya penyesuaian, yaitu tinggi tubuh posisi berdiri 200 cm, tinggi bahu 167,7 cm, tinggi pinggang 115,2 cm, tinggi paha 83,3 cm, tinggi lutut 55,0 cm, lebar bahu 39,9 cm, tebal perut 23,8 cm, dan berat badan 66,5 kg. Untuk pelengkap desain ergonomis pada pemakaian kondisi-kondisi tertentu maka

DAFTAR PUSTAKA [1]. Nurmianto Eko, 1991, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, ITSN. [2]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2005, Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja. Jakarta: PenerbitGunaWidya. [3]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2008, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Jakarta: Penerbit Guna Widya. [4]. Hospital Bed System Dimensional and Assessment Guidance to Reduce Entrapment, 2006, U.S. Department of Health and Human Services Food and Drug Administration Center for Devices and Radiological Health, diunduh dari http://www.fda.gov/MedicalDevices/Safet y/AlertsandNotices/PublicHealthNotificat ions/ucm062884.htm. [5]. Powell-Cope, Gail; Baptiste, Andrea S; Nelson, Audrey, 2005, Modification of Bed Systems and Use of Accessories to Reduce the Risk of Hospital-Bed Entrapment, Rehabilitation Nursing; ProQuest Medical Library [6]. Barnes, Ralph. M. 2004, Motion and Time Study: Design and Measurement of Work. New York: John Wiley&Sons.

101

Perancangan ergonomis tempat tidur rumah sakit Iwan A. Soenandi, Meriastuti Ginting dan Budi Marpaung 

[7]. Sanders, Mark. S. Ernest, J. Mc Cormick, 2000, Human Factor in Engineering and Design, New York: McGraw Hill, Inc. [8]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2007, Pengantar Teknik Industri, Jakarta : Penerbit Guna Widya. [9]. Wikipedia, Struktur Tulang,26 Juni 2008. http://id.wikipedia.org/wiki/tulang.jpg [10]. LaBar, Gregg, 1995, Is ergonomics a safety program? Occupational Hazards; 57, 6; ABI/INFORM Research.

102

[11]. Wiynn, Mike, 2003, Practical strategies for improving ergonomics, USA, Professional Safety; ABI/INFORM Research. [12]. Wignjosoebroto, Sritomo, 2004. Analisis Ergonomi dalam Proses Perancangan Produk : Studi Kasus di Sektor Industri Tradisional. Proceeding Seminar Nasional Ergonomi–Laboratorium Perancangan Sistem Kerja & Ergonomi, Jurusan Teknik Industri - ITB, Bandung.