ACARA
1.
MORFOLOGI,
ANATOMI,
DAN
BIOLOGI
HAMA
Pengantar
Istilah
hama
tanaman
merujuk
pada
semua
binatang
(yang
bersifat
herbivora
ataupun
omnivora)
yang
menimbulkan
kerusakan
dan/atau
kerugian
pada
tanaman
(tumbuhan
yang
diusahakan
oleh
manusia).
Pada
tingkat
populasi
yang
tinggi,
binatang‐binatang
tersebut
(mungkin)
akan
menimbulkan
kerugian
(secara
ekonomis)
pada
tanaman,
dan
pada
saat
itulah
mereka
"dianggap"
sebagai
hama.
Jadi,
istilah
hama
bersifat
relatif
dan
antroposentris
(berdasarkan
kepentingan
manusia).
Artinya,
jika
keberadaan
binatang‐binatang
tersebut
merugikan
kepentingan
manusia,
maka
mereka
dianggap
sebagai
hama,
dan
sebaliknya.
Saat
ini,
binatang
hama
digolongkan
ke
dalam
tiga
filum,
yaitu
Filum
Arthropoda
(serangga,
tungau,
dan
sebangsanya),
Filum
Chordata
(binatang
berkerangka,
misalnya
tikus,
tupai,
burung,
dan
sebangsanya),
dan
Filum
Molusca
(binatang
lunak
semacam
siput
dan
bekicot).
Filum
Nemathelminthes
sebelumnya
dikelompokkan
sebagai
binatang
hama,
namun
klasifikasi
terkini
mengelompokkan
mereka
ke
dalam
penyakit,
jadi
tidak
dibahas
di
dalam
praktikum
ini.
Selanjutnya,
manusia
kemudian
mengembangkan
upaya‐upaya
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan
dampak
merugikan
dari
binatang
(hama)
tersebut.
Muncullah
istilah
pengendalian
dan
sekaligus
pengelolaan
populasi
(hama)
untuk
merujuk
pada
upaya‐upaya
yang
dikembangkan
manusia
tersebut.
Namun,
beberapa
hal
harus
diperhatikan
untuk
mensukseskan
upaya
pengendalian/
pengelolaan
hama.
Hal
pertama
dan
utama
yang
harus
dipahami
adalah
tentang
Biekologi
Hama
yang
menyangkut
pengetahuan
tentang
perikehidupan
hama
dan
interaksinya
dengan
lingkungan,
termasuk
morfologi
dan
anatomi
hama
bersangkutan
(fungsi
pengenalan
taksonomi
dan
sistematika).
Morfologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
bentuk
dan
susunan
satu
benda,
termasuk
hewan.
Ilmu
ini
menjadi
penting
di
dalam
ilmu
hama
karena
memberikan
dasar‐dasar
pemahaman
terhadap
cara
identifikasi
jenis
hama
yang
merusak
pada
tanaman
tertentu.
Beberapa
ciri
morfologis
sering
digunakan
pada
pengenalan
hama,
misalnya
tipe
alat
mulut
yang
erat
kaitannya
dengan
tanda
serangan
pada
tanaman
(lihat
Acara
2).
Anatomi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
susunan
(alat)
tubuh.
Jadi,
misalnya,
jika
seseorang
sudah
memahami
jenis‐jenis
alat
mulut,
maka
lebih
lanjut,
mereka
akan
mempelajari
juga
sistem
pencernaan
dari
organisme
yang
mempunyai
jenis
alat
mulut
tertentu.
Misalnya,
serangga
yang
mempunyai
alat
mulut
bertipe
penggigit‐pengunyah
semacam
belalang
mempunyai
susunan
sistem
pencernaan
yang
khas
dan
berbeda
dengan
misalnya
wereng
batang
coklat
yang
notabene
adalah
serangga
pencucuk‐pengisap.
1
Biologi
adalah
ilmu
yang
mempelajari
tentang
hidup
dan
kehidupan.
Setelah
mengenal
ciri‐ciri
organisme
melalui
morfologi
dan
anatomi,
kita
biasanya
memperoleh
kesempatan
untuk
mempelajari
perikehidupan
hewan
hama
bersangkutan
menyangkut
perilaku,
sifat
fisiologis,
dan
terutama
tanggapan
terhadap
perubahan
lingkungan.
Jika
kita
sudah
memahami
kaitan
antara
hewan
hama
dengan
lingkungannya,
maka
tugas
kita
untuk
mengelola
dan
mengendalikan
populasinya
menjadi
lebih
mudah.
Tujuan
praktikum
1. Mengenal
dan
memahami
ciri
morfologi
dan
anatomi
binatang
hama,
dan
2. Mengenal
beberapa
perikehidupan
binatang
hama
yang
erat
kaitannya
dengan
ciri
morfologi
dan
anatominya.
Tata
laksana
praktikum
Mengenal
hewan
hama
Di
depan
Anda
terdapat
beberapa
spesimen
awetan,
yaitu
tikus
dan
landak
(mewakili
Filum
Chordata),
beberapa
spesimen
serangga
dan
tungau
(mewakili
Filum
Arthropoda),
dan
bekicot
(mewakili
Filum
Molusca).
Tindakan
Anda?
Silakan
diamati
morfologi
dari
masing‐masing
hewan
tersebut:
(a) Alat
mulut.
Anda
dapat
mengamati
gigi
pada
rodensia
(landak
atau
tikus),
atau
tipe
alat
mulut
belalang
(penggigit‐pengunyah),
atau
pada
bekicot
(pemarut).
Anda
akan
menemui
kesulitan
untuk
melihat
“gigi”
atau
alat
mulut
bekicot,
maka
Anda
disarankan
menuju
ke
laman
yang
sudah
direkomendasikan
di
bawah
ini.
(b) Bentuk
tubuh,
kaki,
dan
bagian
tubuh
yang
lain.
Anda
dapat
mengamati
jejari
berkuku
(cakar)
pada
landak
dan
tikus,
dan
Anda
dapat
menduga,
bagaimana
mereka
menggunakannya
untuk
menggali
tanah.
Berikutnya,
deskripsikan
perikehidupan
masing‐masing
hewan
spesimen
yang
disajikan.
Anda
dapat
menggunakan
laman
di
bawah
ini.
Bantuan:
Silakan
membuka
laman
berikut.
2
a.
Pengenalan
Filum
Artropoda
‐
http://ucmp.berkeley.edu/arthropoda/arthropoda.html
‐
http://www.globio.org/glossopedia/article.aspx?art_id=15,
b.
Pengenalan
Filum
Molusca
‐
http://www.manandmollusc.net/
‐
http://www.arkive.org/giant‐african‐snail/achatina‐fulica/
‐
http://www.petsnails.co.uk/species/achatina‐fulica.html
c.
Pengenalan
Filum
Chordata
‐
http://www.ucmp.berkeley.edu/chordata/chordata.html
‐
http://www.ucmp.berkeley.edu/mammal/rodentia/rodentia.html
‐
http://www.nsrl.ttu.edu/tmot1/ordroden.htm
Membuat
laporan
a. Laporan
bersifat
individual,
dan
dikumpulkan
pada
saat
menjelang
responsi.
b. Susun
laporan
ke
dalam
format
Pendahuluan,
Tatalaksana,
Hasil
pengamatan,
Pembahasan.
c. Buat
pembahasan
yang
meliputi
hubungan
antara
morfologi
(alat
mulut,
bentuk
khas
bagian
tubuh
misalnya
cakar)
dan
kerusakan
yang
mungkin
mereka
hasilkan
pada
tanaman.
Bahas
juga
tentang
hubungan
antara
perilaku,
cara
berkembang
biak,
dan
pakan
mereka
dengan
potensi
mereka
sebagai
hama.
d. Laporan
dikirimkan
via
E‐mail
dalam
format
MS‐Word
(.doc)
ke
alamat
[email protected].
e. Jangan
lupa
Anda
mencantumkan
Acara
praktikum
ke‐,
Judul
praktikum
per
acara,
Nama
dan
NIM
Anda
di
dalam
sampul
laporan.
Selamat
bekerja
dan
menikmati
praktikum
Anda!
Catatan:
Silakan
membuka
weblog
http://ilmuserangga.wordpress.com,
di
sana
Anda
dapat
mengunduh
bahan‐bahan
praktikum
dan
kuliah.
3