AKURASI ULTRASONOGRAFI TRANSABDOMINAL DALAM MENILAI MALIGNITAS TUMOR OVARIUM
THE ACCURACY OF TRANSABDOMINAL ULTRASOUND IN ASSESSING OVARIAN TUMOR MALIGNITY
Andi Pabengngari1, Bachtiar Murtala1, Frans Liyadi1, Mirna Muis1, Syahrul Rauf2, Burhanuddin Bahar3
1
2
Bagian Ilmu Radiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Koresponden: Andi Pabengngari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 HP: 085241230708 Email:
[email protected] 1
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akurasi ultrasonografi transabdominal dalam menilai malignitas tumor ovarium pra bedah. Penelitian ini dilakukan di bagian Radiologi RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Metode penelitian uji diagnostik bersifat cross sectional, dilakukan selama empat bulan dari Oktober 2013 sampai Januari 2014. Total sampel 46 perempuan dengan tumor ovarium yang dioperasi dan didapatkan hasil histopatologi, berumur antara 14 – 79 tahun. Pemeriksaan USG transabdominal untuk menilai karakteristik gambaran USG tumor ovarium, kemudian dengan sistem skoring dapat ditentukan sifat ganas dan jinak dari tumor ovarium. Hasil diagnosis USG transabdominal dibandingkan dengan hasil histopatologi. Sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif dan akurasi serta nilai diagnostik USG transabdominal dapat ditentukan dengan hasil histopatologi sebagai standar baku. Analisis statistik yang dilakukan berdasarkan skala pengukuran yaitu uji chi-square,analisis regresi logistik, kurva ROC dan uji akurasi. Hasil penelitian ini menunjukkan USG transabdominal memiliki ketepatan diagnostik yang cukup tinggi dalam menilai malignitas tumor ovarium dengan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. Kata kunci : USG transabdominal, tumor ovarium
Abstract This study aims to determine the accuracy of transabdominal ultrasound in assessing ovarian tumor malignity before surgery. The research was conducted at the Radiology Department of dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital in Makassar for four months, October 2013 until January 2014. It used the cross sectional diagnostic test study method . The samples were 46 women with ovarian tumor. They aged between 14-79 years old, already had the surgery, and gained hystopathoogical diagnosis. Ttransabdominal ultrosound examination was conducted to assess the ovarian tumor characteristic. Furthermore, the scoring system was used to determine the malignity and benignity of ovarian tumor. The result of transabdominal ultrosound diagnosis wase compared with histopathological result. Sensitivity, spesifisity, positive predictive value, negative predictive value, accuracy and diagnostic value of transabdominal ultrasound were determined based on the histopathological result as a standard. The statistical analysis was conducted by using chi-square test, logistic regression analysis, ROC curve and accuracy test. The results reveal that the accuracy level of transabdominal ultrasound is high enough in assessing ovarian tumor malignity with sensitivity of 96%, specificity of 81%, positive prediction of value 85,7%, negative prediction value of 94,4% and accuracy of 89,1%. Keywords: Transabdominal ultrasound, ovarian tumor.
2
PENDAHULUAN Salah satu dari kanker ginekologik adalah kanker ovarium yang merupakan keganasan organ viseral dan paling mematikan serta dianggap sebagai silent killer wanita saat ini. Pengenalan dini kanker ovarium stadium awal berdasarkan pemeriksaan fisik saja tidak cukup sehingga perlu dilengkapi pemeriksaan lain seperti USG, CT-scan, MRI dan petanda tumor. (Kim, 2004; Berek, 2006) Di Indonesia kanker ovarium menempati urutan ke-6 (7%) atau urutan ke-3 (9,4%) dari semua keganasan yang ditemukan pada wanita. Keganasan ini paling sering terjadi pada usia 65-74 tahun atau sekitar 25,3%. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ditemukan 1.726 kasus keganasan ginekologik dengan 13,6% diantaranya adalah kanker ovarium. Di Makassar, berdasarkan data Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun 1993-1995 menunjukkan insiden kanker ovarium adalah 8,61% dari semua tumor ginekologik. Kanker ovarium yang paling banyak ditemukan adalah jenis epitelial, yaitu sekitar 80%-90% dari semua jenis kanker ovarium. Meskipun dapat juga berasal dari sel lain yang terdapat di ovarium. (Busmar, 2006; Cunat 2004; Masadah, 2001; Moka dkk., 2007) Ultrasonografi (USG) tanpa diragukan lagi adalah teknik pencitraan diagnostik yang paling sering digunakan dalam diagnosis banding tumor adneksa. USG adalah teknik non invasif dengan biaya relatif rendah dan ditoleransi dengan baik oleh kebanyakan pasien. Pada dasarnya, gambaran morfologi tumor ovarium berdasarkan USG berkorelasi dengan gambaran makroskopik berdasarkan hasil patologi. Korelasi ini telah dibuktikan dengan baik. Namun, pada kebanyakan kasus, akibat variasi ekstrim karakteristik makroskopik tumor ovarium membuat sulit menegakkan diagnosis histologis yang tepat dari gambaran USG. Selain itu, teknik USG sangat tergantung operator, sehingga pengalaman pemeriksa sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh dalam hal sensitifitas dan spesifisitas. Untuk mengatasi keterbatasan ini, dianjurkan penggunaan sistem skor berdasarkan gambaran USG. Sistem penilaian ini didasarkan pada penggunaan beberapa parameter sonografi, masing-masing dengan
nilai sesuai dengan fitur yang ditentukan dan dengan nilai cutoff untuk
mengkategorikan tumor sebagai jinak atau ganas. (Sadek, 2006). Granberg tahun 1990 melakukan penelitian sederhana menggunakan USG menilai malignitas tumor ovarium berdasarkan ada tidaknya penonjolan papiler padat dan menyimpulkan bahwa risiko keganasan pada tumor yang terdapat penonjolan papiler padat lebih dari 50%.
Sassone tahun 1991 mengembangkan sistem skor menggunakan USG
transvaginal dalam menilai malignitas tumor ovarium. Sistem skor itu mengevaluasi struktur dinding dalam, ketebalan dinding, septa dan ekogenitas tumor. Pada penelitian ini dilaporkan 3
spesifisitas 83%, sensitifitas 100%, nilai prediksi positif 37% dan nilai prediksi negatif 100%. (Sadek, 2006). Lerner pada tahun 1994 melanjutkan penelitian dari Sassone dengan menambahkan variabel shadowing. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa ketebalan dinding dan shadowing tidak signifikan. Sensitifitas 96%, spesifisitas 77%, nilai prediksi positif 29,4% dan nilai prediksi negatif 99,6%. (Sadek, 2006). Penggunaan USG Color Doppler dimungkinkan untuk menilai vaskularisasi tumor. Meskipun kegunaannya masih kontroversial, tapi laporan meta-analisis menunjukkan bahwa penggunaan tambahan USG Color Doppler dapat menurunkan tingkat positif palsu dari hasil evaluasi morfologi tumor. Alcazar tahun 2003 dengan sistem skor mengkombinasikan parameter gambaran USG (tanpa menilai ascites) dan Color Doppler (dengan menambahkan color flow) dalam penelitiannya. (Valentin dkk., 2005; Sadek, 2006) Hasil histopatologi digunakan sebagai baku emas (gold standard), dengan menggunakan teknik standar yaitu pemotongan parafin/potong beku (frozen section) yang telah lama digunakan dan telah diterima kesesuaiannya
(accuracy) untuk digunakan dalam klinis
termasuk kelainan ginekologik. (Busmar, 2006; Moka dkk., 2007). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui akurasi USG transabdominal sebagai prediktor malignitas tumor ovarium pra bedah.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan di bagian Radiologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar mulai bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014. Penelitian ini merupakan uji diagnostik menggunakan metode cross sectional. Populasi dan Sampel Didapatkan sampel sebanyak 46 penderita dengan tumor ovarium yang datang ke bagian Radiologi untuk dilakukan USG selanjutnya dilakukan operasi dan pemeriksaan histopatologi. Penderita tumor ovarium berumur 14-79 tahun yang memenuhi kriteria sampel penelitian. Sampel penelitian diperoleh dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan Sampel Penderita dengan kecurigaan tumor ovarium yang dikirim dari poliklinik kandungan dengan tujuan dilakukan USG. Terlebih dahulu pasien diberi penjelasan/infirmed consent tentang penelitian yang akan dilakukan. Terhadap pasien kemudian dilakukan USG transabdominal, hasil USG dinilai dan ditentukan masuk dalam kriteria inklusi atau eksklusi. 4
Bila masuk dalam kriteria inklusi maka menunggu hasil histopatologi setelah pembedahan dilakukan. Setelah hasil histopatologi didapatkan dilakukan analisis data. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Kriteria inklusi pada pasien ini adalah Semua penderita yang didiagnosis dengan tumor ovarium berdasarkan USG transabdominal yang direncanakan operasi dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan histopatologi dan bersedia mengikuti penelitian. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah Penderita tumor ovarium berdasarkan USG transabdominal dengan ukuran tumor < 5 cm dan penderita yang tidak didapatkan hasil histopatologi atau hasil yang tidak representatif. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif Pasien tumor ovarium adalah orang yang memiliki tumor ovarium berdasarkan USG transabdominal.
Struktur inner wall adalah struktur dinding dalam dari tumor yang
ditentukan dengan USG transabdominal. Kriteria objektif: Smooth/ ireguler jika tebalnya < 3 mm dan papiler jika tebalnya
≥ 3 mm. Shadowing adalah bayangan hipoekoik/hitam
dibelakang massa tumor akibat adanya kalsifikasi ditentukan dengan USG transabdominal. Septa adalah helai jaringan tipis yang melintasi kavitas kista dari permukaan satu ke sisi kontralateral, ditentukan dengan USG transabdominal. Kriteria objektif : tipis bila ukuran ≤ 3 mm dan tebal jika > 3 mm. Ekogenitas adalah derajat kehitaman gambar yang didapatkan sesuai kepadatan jaringan, ditentukan dengan USG transabdominal. Ascites adalah cairan dalam cavum peritonium yang ditentukan berdasarkan USG transabdominal. Permukaan adalah dinding luar dari tumor yang ditentukan berdasarkan USG transabdominal. Hubungan dengan jaringan sekitar adalah dampak dari tumor terhadap struktur sekitar yang ditentukan berdasarkan USG.Gambaran pembuluh darah adalah gambaran vaskuler intra tumoral yang ditentukan berdasarkan USG transabdominal Color Doppler. PSV (peak sistole velocity) adalah kecepatan aliran puncak sistol diukur dengan USG transabdominal Color Doppler. Kriteria objektif : PSV rendah jika < 10 cm/s dan PSV tinggi jika ≥ 10 cm/s. RI (resistive index) adalah indeks tahanan vaskuler intratumor, diukur dengan USG transabdominal Color Doppler. Kroteria objektif : RI rendah jika ≤ 0,45 dan RI tinggi jika > 0,45. Histopatologi adalah pemeriksaan imunohistokimia dengan pembuatan blok parafin oleh ahli patologi. Kategori hasil yang didapatkan sebagai jinak dan ganas.
5
Analisis Data Data yang diperoleh pada penelitian ini dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian dianalisis menggunakan uji statistik chi-square, analisis regresi logistik, kurva ROC dan uji akurasi. Hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk tabel dan narasi. HASIL PENELITIAN Karakteristik umum subjek penelitian yaitu penderita tumor ovarium, berusia 14-79 tahun. Pada tabel 1 memperlihatkan sebaran karakteristik sampel penelitian. Hasilnya menunjukkan bahwa usia rata-rata 42 tahun, usia termuda 14 tahun dan usia tertua 79 tahun. Berdasarkan status pernikahan menunjukkan 12 (26,1%) orang berstatus belum/tidak menikah dan 24 (73,9%) orang sudah menikah, dimana 16 (24,8%) orang dengan paritas 0, 11 (23,9%) orang dengan paritas 1, dan 9 (19%) dengan paritas 2. Status menopause dari 46 penderita didapatkan 30 (63,2%) orang belum menopause dengan rentang usia 14 – 49 tahun dan 16 (34,8%) orang sudah menopause dengan rentang usia 45 – 79 tahun. Hasil histopatologi didapatkan jinak sebanyak 21 (45,7%) orang dengan rata-rata usia 39 tahun sedangkan ganas sebanyak 25 (54,3%) orang dengan rata-rata usia 44 tahun. Tabel 2 menunjukkan gambaran hasil USG transabdominal berupa jumlah penderita tumor ovarium dengan struktur dinding tumor yang smooth sebanyak 52%, sedangkan yang papiler 48%. Tidak ada Shadowing sebanyak 80%, tidak ada septa/septa tipis 54%, mix/hiperekoik 78%, tidak ada ascites 61%, permukaan tumor ireguler 60%, hubungan dengan struktur sekitar normal 56%, gambaran vaskuler simple 84% dan PSV>10/RI≤0,45 sebanyak 45%. Tabel 3 menunjukkan uji bivariat antara gambaran USG transabdominal dengan hasil histopatologi. Dengan uji chi-square memperlihatkan 4 karakteristik yang paling bermakna secara signifikan (P = 0,00) dengan nilai koefisien kontingensi yang paling tinggi yaitu PSV/RI (P=0,00, KK=0,66), Permukaan (P=0,00, KK=0,61), Ascites (P=0,00, KK=0,54) dan dinding dalam (P=0,00, KK=0,52). Tabel 4 menunjukkan nilai AUC (diagnostik) berbagai parameter diagnostik. Dengan uji regresi logistik dan kurva ROC memperlihatkan parameter diagnostik dinding dalam + ascites memberikan nilai diagnostik yang paling kecil (91,1%). sedangkan parameter diagnostik dinding dalam+ascites+PSV/RI memberikan nilai diagnostik paling besar (99,4%) dibandingkan parameter diagnostik yang lain
6
Tabel 5 menunjukkan hasil skor berdasarkan USG transabdominal dan histopatologi. Dari uji akurasi menemukan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa akurasi ultrasonografi dalam menilai malignitas tumor ovarium pra bedah cukup tinggi dengan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sassone dkk pada tahun 1991 menggunakan USG transvaginal yang mendapatkan sensitivitas 100% dan spesifisitas 83%. (Sadek, 2006) Yang cukup berbeda dari penelitian oleh Sassone dkk adalah nilai prediksi positif yaitu 37% sedangkan pada penelitian ini didapatkan 85,7% dengan nilai prediksi negatif yaitu 94,4%. Artinya bahwa apabila USG transabdominal mendeteksi tumor ovarium ganas maka 85,7% kemungkinan penderita tersebut memiliki tumor ovarium ganas dan apabila USG transabdominal mendeteksi tumor ovarium jinak maka kemungkinan 94,4% penderita tersebut memiliki tumor ovarium jinak. Perbedaan nilai prediksi positif pada penelitian oleh Sassone dkk dengan penelitian ini mungkin disebabkan penambahan pemeriksaan Color Doppler berupa variabel gambaran vaskuler dan PSV/RI pada penelitian ini. Hal ini bersesuaian dengan penelitian Kinkel dkk. (2007) yang mendapatkan bahwa penggunaan tambahan USG Color Doppler menurunkan tingkat positif palsu dari hasil evaluasi morfologi tumor. Indikator Pulsatily Index dan Resistive Index (RI) biasanya menurun pada neovaskularisasi malignan (Webb, 2007). Nilai akurasi atau ketepatan diagnostik pada penelitian ini juga cukup tinggi yakni sebesar 89,1% tidak berbeda jauh dengan penelitian yg dilakukan oleh Alcazar tahun 2003 yang juga memasukkan variabel PSV dan RI dalam penelitiannya. (Sadek, 2006) Berdasarkan hasil uji regresi logistik dan kurva ROC memperlihatkan berbagai nilai diagnostik (Nilai AUC) dari 11 parameter diagnostik yang diuji. Parameter diagnostik dinding dalam+Ascites dengan nilai diagnostik terendah (91,1%), sedangkan parameter diagnostik berupa dinding dalam+Ascites+PSV/RI memberikan nilai diagnostik tertinggi yaitu 99,4%. Dari semua nilai diagnostik, parameter diagnostik yang menambahkan pemeriksaan Color Doppler (PSV/RI) terjadi peningkatan nilai diagnostik antara 5-9% dibandingkan jika hanya menggunakan gambaran Grey Scale USG. Temuan tentang tingginya nilai diagnostik Color Doppler di beberapa penelitian sebelumnya pernah dilaporkan antara lain oleh Zagreb dan Fleischer dengan sensitifitas 100% (Tekay dkk., 2002). 7
Selain itu, hasil penelitian terkait paritas menunjukkan kejadian tumor ovarium terbanyak pada penderita dengan paritas 0 (34,8%), kemudian paritas 1 (23,9%), dan paritas 2 (19,6%). Sedangkan penderita dengan paritas lebih dari 4 kejadian tumor ovarium kurang dari 5%. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan tingginya kasus tumor ovarium pada paritas 0 dan rendahnya kasus pada paritas banyak. (Barlett, 2006) Manfaat dari penelitian ini menjelaskan tentang pentingnya peranan USG transabdominal sebagai modalitas radiologi non invasif untuk memprediksi malignitas tumor ovarium pra bedah. Kesulitan pada penelitian ini yaitu memerlukan pengalaman, ketelitian dan kemampuan operator dalam mengevaluasi morfologi tumor serta kesulitan dalam pengukuran PSV dan RI tumor karena vaskularisasi tumor merupakan struktur yang kecil sehingga memerlukan ketelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN USG transabdominal memiliki akurasi yang cukup tinggi dalam menilai malignitas tumor ovarium dengan sensitifitas 96%, spesifisitas 81%, nilai prediksi positif 85,7%, nilai prediksi negatif 94,4% dan akurasi 89,1%. Beberapa parameter diagnostik USG transabdominal seperti dinding dalam, ascites, permukaan dan PSV/RI dapat dijadikan acuan dalam menentukan malignitas tumor ovarium dengan nilai diagnostik yang cukup tinggi. Penambahan USG Color Doppler meningkatkan nilai diagnostik USG transabdominal 5-9% dalam menilai malignitas tumor ovarium. Penelitian selanjutnya mengenai akurasi ultrasonografi transabdominal perlu dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar atau dengan modalitas radiologi yang lain untuk menilai malignitas tumor ovarium.
DAFTAR PUSTAKA Barlett J.M.S. (2006). Ovarian Cancer Methods and protocols. Totowa-New Jersey: Humana Press Inc. Berek J.S. (2006). Ovarian Cancer. Dalam: Hacker & Moore editor. Novak's Gynecology. 13th ed. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins. Busmar B. (2006). Kanker Ovarium. Dalam: Aziz M. F., Andrijono & Saifuddin A. B. editor. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Ed 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo. Cunat S. (2004). Estrogens and Epithelial Ovarian Cancer. Gynecol Oncol. 62: 43-45 Kim K.A. (2004). Benign Ovarian Tumors with Solid and Cystic Components That Mimic Malignancy. American Journal Radiology. 1259-1265. Kinkel K.( 2007). Ovarian masses : Characterization of benign Ovarian Lesion. Berlin. P. 197-232. 8
Masadah R. (2001). Registrasi kanker di bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tahun1997-2001. Makassar. Moka S.C. (2007). Etiology and Pathogenesis of Epithelial Ovarian Cancer Disease Markers. Gynecol Oncol. 23: 367-376. Sadek S.M. (2006). Evaluation of a new scoring system to differentiate benign from malignant adnexal mass in comparison with other scoring systems. Zagazig University Faculty of Medicine Tekai A. & Jouppila P. (2002). Validity of pulsatily and resistance indices in classification of adnexal tumors with transvaginal color Doppler ultrasound. Ultrasound Obstet. Gynecol 2. 338-344 Valentin L., Timmerman D., Bourne T.H., Collins W.P., & Vergote I. (2005). Term, Definition and Measurements to Describe the Sonographic Features of Adnexal Tumors: a Consensus Opinion from the International Ovarian Tumor Analysis (IOTA) group. Ultrasound Obstet Gynecol.16: 500-505 Webb J.A. (2007). Ultrasound in Ovarian Carcinoma. Dalam: Reznek R. editor. Cancer of the Ovary. Cambridge University: London. P. 94-108.
9
Lampiran Tabel 1.
Distribusi karakteristik demografi dan hasil histopatologi penderita tumor ovarium berdasarkan usia, status pernikahan, paritas, status menopause Jumlah
Karakteristik
Umur
N
%
Min
Maks
(Thn)
(Thn)
Rata-
Std.
rata
Deviasi
(Thn)
(Thn)
46
100
14
79
42
16,0
Belum menikah
12
26,1
14
59
29
15,2
Sudah menikah
34
73,9
25
79
46
13,7
0
16
34,8
-
-
-
-
1
11
23,9
-
-
-
-
2
9
19,6
-
-
-
-
3
5
10,9
-
-
-
-
4
1
2,2
-
-
-
-
5
2
4,3
-
-
-
-
7
1
2,2
-
-
-
-
12
1
2,2
-
-
-
-
Belum menopause
30
65,2
14
49
33
10,8
Sudah menopause
16
34,8
45
79
58
9,6
Jinak
21
45,7
16
79
39
19,0
Ganas
25
54,3
14
63
44
13,1
Status Pernikahan
Paritas (anak)
Status Menopause
Histopatologi
Sumber: Data primer
10
Tabel 2. Distribusi karakteristik gambaran USG transabdominal Hasil USG Struktur
Gambaran
Dinding tumor
Shadowing
Septasi
Ekogenitas
Ascites
Permukaan Tu.
Hub. Sekitar
Gamb vaskuler
PSV/RI
Distribusi Jumlah (n)
Persentase (%)
Smooth
24
52
Papiler
22
48
Tidak ada
37
80
Ada
9
20
Tidak ada/tipis
25
54
Tebal > 3mm
21
46
An/hipoekoik
10
22
Mix/hiperekoik
36
78
Tidak ada
28
61
Ada
18
39
Reguler
18
39
Irreguler
28
61
Normal
27
59
Abnormal
19
41
Simple
40
87
Kompleks
6
13
PSV<10/RI > 0,45
24
52
PSV>10/RI≤ 0,45
22
48
Sumber: Data primer.
11
Tabel 3.
Uji Bivariat antara gambaran USG transabdominal dengan Hasil Histopatologi
No
Variabel
P
Koefisien Kontingensi
1
Dinding dalam
0,00
0,52
2
Shadowing
0,04
0,39
3
Septasi
0,06
0,37
4
Ekogenitas
0,00
0,49
5
Ascites
0,00
0,54
6
Permukaan
0,00
0,61
7
Hubungan dengan sekitar
0,31
0,14
8
Gambaran pembuluh darah
0,16
0,34
9
PSV/RI
0,00
0,66
Sumber: Data primer (Analisis Chi-square)
12
Tabel 4. Nilai AUC (diagnostik) berbagai parameter diagnostik Parameter Diagnostik
Nilai AUC
CI 95% P
Minimal
Maksimal
Dinding+Ascites
91,1
0,00
81,7
100
Dinding+Permukaan
92,3
0,00
83,3
100
Dinding+PSV/RI
99,1
0,00
97,5
100
Ascites+Permukaan
92,7
0,00
84,4
100
Ascites+PSV/RI
97,7
0,00
93,0
100
Permukaan+PSVRI
96,9
0,00
91,6
100
Dinding+Ascites+Permukaan
94,6
0,00
87,1
100
Dinding+Ascites+PSV/RI
99,4
0,00
98,1
100
Ascites+Permukaan+PSV/RI
97,4
0,00
92,4
100
Dinding+Permukaan+PSVRI
98,8
0,00
96,5
100
Dinding+Ascites+Permukaan+PSV/RI
99,0
0,00
96,9
100
Sumber: Data primer (Uji regresi logistik dan kurva ROC)
13
Tabel 5.
Hasil USG dan Histopatologi untuk menentukan nilai sensitifitas, spesifisitas, nilai prediksi serta akurasi.
Hasil USG
Hasil Histopatologi
Kategori
Ganas (n)
Jinak (n)
Total
Ganas (n)
24
4
28
Jinak (n)
1
17
18
Total
25
21
46
Sumber: Data primer
14