ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL PADA PT HADINATA

Download Semakin berkembangnya industri di Indonesia, salah satunya adalah industri manufaktur. Salah satu perusahaan manufaktur besar yang terdapat...

0 downloads 426 Views 2MB Size
ANALISIS ANGGAR RAN OPE ERASIONAL PADA A PT HADINAT H TA BROT THERS (L LIGNA FU URNITUR RE)

Oleh DEVITA ANA DAR ROFIT H H24097027 7

PRO OGRAM SARJANA A ALIH JENIS J MA ANAJEME EN EPARTEM MEN MAN NAJEMEN N DE FAKULT TAS EKON NOMI DA AN MANA AJEMEN INS STITUT PERTANIA AN BOGO OR BOGOR 2011

RINGKASAN DEVITANA DAROFIT. H24097027. Analisis Anggaran Operasional Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. Semakin berkembangnya industri di Indonesia, salah satunya adalah industri manufaktur. Salah satu perusahaan manufaktur besar yang terdapat di kota Bogor juga merupakan salah satu perusahaan furniture besar di Indonesia adalah PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Anggaran operasional bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi yang terdiri dari pendapatan, beban, dan laba (rugi). Pada prakteknya anggaran operasional tersebut hanya disusun berdasarkan realisasi anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO). Sehingga menyebabkan varians dalam jumlah yang signifikan serta belum adanya evaluasi untuk masalah tersebut. Evaluasi dapat dilakukan terhadap proses penyusunan anggaran dan penyebab selisih. Evaluasi juga dapat dilakukan untuk mengetahui selisih tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen perusahaan atau tidak. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture), (2) menganalisis penyebab selisih pada anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture), dan (3) mengevaluasi pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) untuk selisih pada anggaran operasional. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manajer keuangan dan staf keuangan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Data sekunder diperoleh dari pengumpulan data dokumen resmi yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terkait dengan data keuangan berupa anggaran operasional dan realisasinya tahun 2008-2010 serta bahan-bahan teoritis seperti literatur, buku teks, referensi, dan informasi yang relevan dengan anggaran operasional yang akan digunakan sebagai dasar pedoman dan landasan berfikir penelitian ini. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis varians, dan uji t berpasangan (paired t test). Pengolahan data untuk analisis varians menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. Pengolahan data untuk uji t berpasangan (paired t test) menggunakan bantuan software SPSS 15 for windows. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diperoleh bahwa metode yang digunakan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam proses penyusunan anggaran adalah metode bottom up dan top down. Faktor utama yang dipertimbangkan untuk menyusun anggaran adalah realisasi anggaran tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase Order (PO) tahun lalu. Faktor-faktor yang mempengaruhi selisih anggaran operasional adalah dari kualitas produk, pelanggan, pesaing baik dalam negeri maupun luar negeri, kebijakan pemerintah, realisasi anggaran operasional tahun sebelumnya, karyawan, pembelian dan pemeliharaan aktiva, R&D, lingkungan sekitar, promosi, pinjaman bank dan leasing. Berdasarkan hasil analisis varians diperoleh bahwa terdapat rata-rata varians yang favorable dan unfavorable. Berdasarkan hasil uji t berpasangan (paired t test) diperoleh bahwa selisih pada anggaran operasional masih dalam batas pengendalian manajemen.

ABSTRACT DEVITANA DAROFIT. H24097027. Analysis of Operational Budget at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Under guidance FARIDA RATNA DEWI. Industries in Indonesia is more develop, especially manufacture industries. One of big manufacture company in Bogor and also one of big furniture company in Indonesia are PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Operational budget head for arrange income statement budget that consist of income, expense, and profit or loss. In reality in that company, operational budget just arranged by budget realization last year and Purcahe Order (PO). That cause significant of total variant and not yet have the evaluation of that problem. Evaluation can be done about process arranging and cause of the difference. And also the evaluation for find out that the difference is still at the limit control of company management or not. The purpose of this research are (1) identify budget process arranging at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture), (2) analyze cause of the difference from operational budget at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture), (3) evaluate the control of PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) management for the difference from operational budget. Kind of data that use in this research are primary data and secondary data. Primary data are get from the result of interview with finance manager and finance staff at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Secondary data are get from collecting of data official document that have by PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) which related with finance data like operational budget and the realization year 2008-2010 and also theory object like literature, text book, reference, and informations that relevant with operational budget are will be use as basis and base of thought for this research. Data analysis that use are descriptive analysis, variant analysis, and paired t test. Data processing for variant analysis are help by use software Microsoft Excel 2007. Data processing for paired t test are help by use software SPSS 15 for windows. Besed on the result of descriptive analysis are the method budget process arranging at PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) are bottom up and top down. Main factor of budget process arranging are budget realization last year and Purcahe Order (PO). The factor that cause of the difference from operational budget are quality product, consumer, competitor local and global, government policy, budget realization last year, worker, purchasing and maintenance assets, R&D, around area, promotion, and loan from bank and leasing. Besed on the result of variant analysis are be found the average of favorable and unfavorable variant. Besed on the result of paired t test are the difference of operational budget is still at the limit control of company management.

ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL PADA PT HADINATA BROTHERS (LIGNA FURNITURE)

SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh DEVITANA DAROFIT H24097027

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Judul Skripsi :

Analisis Anggaran Operasional Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Nama

:

Devitana Darofit

NIM

:

H24097027

Menyetujui, Dosen Pembimbing

(Farida Ratna Dewi, SE.MM.) NIP : 19710307 200501 2 001

Mengetahui : Ketua Departemen

(Dr. Ir. Jono M Munandar, M.Sc.) NIP : 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus :

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Depok pada tanggal 22 Oktober 1987. Penulis merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Darno dan Ibu Zulfiati. Penulis memulai pendidikan di SDN Mekarjaya XIV Depok pada tahun 1994 dan lulus pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 4 Depok dan lulus pada tahun 2003. Lalu penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 3 Depok dan lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke Diploma 3 Administrasi Keuangan dan Perbankan FISIP Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan mahasiswa baru penyelenggaraan khusus pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2009 penulis pernah melaksanakan magang di beberapa bank. Pertama adalah di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Margonda pada bagian Unit Administrasi Umum (Sundries). Kedua adalah di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Depok pada bagian Pemasaran. Ketiga adalah di Bank Indonesia pada bagian Biro Stabilitas Sistem Keuangan, Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan.

iii

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Anggaran Operasional Pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Anggaran dibutuhkan setiap perusahaan sebagai alat perencanaan dan pengendalian untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu jenis anggaran adalah anggaran operasional yang bertujuan menyusun anggaran laba rugi sangat diperlukan sebagai tolak ukur kegiatan perusahaan sehari-hari. Namun pada kenyataannya terdapat selisih antara anggaran dan realisasi. Seperti dalam penelitian ini dimana PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menyusun anggarannya berdasarkan realisasi anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO) sehingga dapat menimbulkan selisih yang signifikan. Selisih tersebut dapat dievaluasi agar dapat dilakukan tindak koreksi dengan segera. Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang penulis miliki, mengakibatkan skripsi ini jauh dari kata sempurna atau yang diharapkan. Meskipun demikian penulis tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu penulis juga mengharapkan saran dan kritik pembaca dalam upaya penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.

Bogor,

Agustus 2011

Penulis

iv

UCAPAN TERIMA KASIH Dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Farida Ratna Dewi, SE.MM., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi masukan yang sangat berarti selama proses penyusunan skripsi ini. 2. Seluruh staf dan karyawan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture), khususnya Bpk Swastomo selaku personalia dan Bpk Drs. Swandy H selaku manajer keuangan yang telah membimbing selama kegiatan penelitian berlangsung dan juga telah memberikan segala informasi yang menunjang untuk menyusun skripsi ini. 3. Kedua orang tua saya tercinta yaitu Bapak Darno dan Ibu Zulfiati yang telah senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun mareril serta doanya. 4. Kakak dan adik saya yaitu Mas Wikon, Mas Santoro, dan Ragono yang telah memberikan motivasi dan dorongan serta doanya. 5. Seluruh staf pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen, FEM IPB. 6. Rekan-rekan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Angkatan 7, khususnya teman-teman GC (Dendry, Diny, Fika, dan Corry) atas dukungan dan doanya. 7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membatu selama penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan, bimbingan, dan nasehat selama penyusunan skripsi ini. Tidak lupa penulis juga memohon maaf sebesar-besarnya atas segala kesalahan baik yang disengaja maupun tidak yang penulis perbuat selama penyusunan skripsi ini.

v

DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................

iv

UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................... v DAFTAR ISI ............................................................................................. vi DAFTAR TABEL .................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ...............................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 1.3. Tujuan Masalah ............................................................................ 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 1.5. Batasan Penelitian ........................................................................ II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2.1. Furniture ...................................................................................... 2.2. Anggaran ..................................................................................... 2.2.1 Definisi Anggaran ............................................................ 2.2.2 Ciri-Ciri Anggaran ........................................................... 2.2.3 Data dan Informasi Anggaran ......................................... 2.2.4 Cakupan Waktu Anggaran .............................................. 2.2.5 Metode Pembuatan Anggaran ......................................... 2.2.6 Tujuan Penyusunan Anggaran ......................................... 2.2.7 Faktor yang Berpengaruh ................................................ 2.2.8 Tantangan dalam Penyusunan Anggaran ........................ 2.2.9 Jenis-Jenis Anggaran ....................................................... 2.2.10 Fungsi Anggaran ............................................................. 2.2.11 Keunggulan Anggaran .................................................... 2.2.12 Kelemahan Anggaran ..................................................... 2.2.13 Fitur Anggaran ............................................................... 2.3. Penganggaran ............................................................................. 2.3.1 Pengertian Penganggaran ................................................ 2.3.2 Faktor Penganggaran ...................................................... 2.3.3 Pengelolaan Penganggaran ............................................. 2.3.4 Siklus Penganggaran dan Anggaran Induk .................... 2.4. Anggaran Operasional ............................................................... 2.4.1 Pengertian Anggaran Operasional .................................. 2.4.2 Cakupan Anggaran Operasional .....................................

vi

1 3 4 4 5 6 6 6 6 8 9 10 10 11 11 13 13 15 16 18 18 19 19 20 21 21 22 22 23

2.4.3 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Operasional....... 2.4.4 Langkah-langkah dalam Mengembangkan Anggaran Operasional ...................................................................... 2.5. Perusahaan Manufaktur .............................................................. 2.5.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur ................................. 2.5.2 Prosedur Anggaran Perusahaan Manufaktur ................... 2.5.3 Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan Manufaktur ...................................................................... 2.6. Hubungan Perencanaan Dan Pengendalian ................................ 2.7. Analisis Varians .......................................................................... 2.8. Batas Pengendalian ..................................................................... 2.9. Penelitian Terdahulu ...................................................................

24 25 26 26 27 28 29 30 32 32

III. METODE PENELITIAN ................................................................

34

3.1. Kerangka Pemikiran .................................................................... 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 3.3. Metode Penelitian ........................................................................ 3.3.1 Pengumpulan Data ............................................................ 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 3.3.2.1 Analisis Deskriptif ................................................ 3.3.2.2 Analisis Varians .................................................... 3.3.2.3 Uji T Berpasangan (Paired T Test) .......................

34 36 36 36 37 37 38 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 40 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................... 4.1.1 Sejarah PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) ............ 4.1.2 Tujuan Perusahaan ........................................................... 4.1.3 Visi dan Misi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) ......................................................................... 4.1.4 Struktur Organisasi .......................................................... 4.2. Proses Penyusunan Anggaran PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) .......................................................... 4.3. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2008-2010 ........ 4.3.1 Analisis Varians Anggaran Penjualan Tahun 2008-2010 ......................................................................... 4.3.2 Analisis Varians Anggaran Produksi Tahun 2008-2010 ......................................................................... 4.3.3 Analisis Varians Anggaran Bahan Baku Langsung Tahun 2008-2010 .............................................................. 4.3.4 Analisis Varians Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008-2010 ............................................. 4.3.5 Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead Tahun 2008-2010 .............................................................. 4.3.6 Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur Tahun 2008-2010 .............................................................. 4.3.7 Analisis Varians Anggaran Laba Rugi Tahun 2008-2010 .........................................................................

vii

40 40 43 43 45 45 49 50 51 52 53 53 55 58

4.4. Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Operasional Tahun 2008-2010 ......................................................................... 59 4.5. Pengendalian Manajemen ............................................................ 65 4.6. Implikasi Manajerial .................................................................... 66 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 68 1. Kesimpulan ............................................................................................. 68 2. Saran ....................................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69 LAMPIRAN .............................................................................................. 71

viii

DAFTAR TABEL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Halaman Jumlah perusahaan menurut subsektor industri furniture di Jawa Barat, 2008-2010 ............................................................... Analisis varians anggaran penjualan tahun 2008-2010 .................. Analisis varians anggaran produksi (unit) tahun 2008-2010 ....................................................................................... Analisis varians anggaran biaya produksi tahun 2008-2010 ....................................................................................... Analisis varians anggaran bahan baku langsung tahun 2008-2010 ....................................................................................... Analisis varians anggaran tenaga kerja langsung tahun 2008-2010 ....................................................................................... Analisis varians anggaran biaya overhead tahun 2008-2010 ....................................................................................... Rekap biaya overhead..................................................................... Analisis varians anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2008-2010 ....................................................................................... Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya administrasi ....... Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya penjualan ........... Analisis varians anggaran laba rugi tahun 2008-2010 ................... Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran penjualan tahun 2008-2010 ............................................................................. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran produksi (unit) tahun 2008-2010 ................................................................... Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya produksi tahun 2008-2010 .............................................................. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran bahan baku langsung tahun 2008-2010 ..................................................... Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran tenaga kerja langsung tahun 2008-2010 ..................................................... Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya overhead tahun 2008-2010 .............................................................. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2008-2010 ..................................................... Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran laba rugi tahun 2008-2010 ..............................................................................

ix

2 50 51 51 52 53 54 54 56 56 57 59 60 60 61 62 62 63 64 65

DAFTAR GAMBAR No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Halaman Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan tahun 2001-2010 ............................................... Strategi, perencanaan, dan anggaran .......................................... Bagan anggaran induk ................................................................ Hubungan perencanaan dan pengendalian ................................. Bagan kerangka pemikiran ......................................................... Proses penyusunan anggaran ......................................................

x

1 24 25 29 35 48

DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Halaman Struktur organisasi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)........ Daftar pertanyaan wawancara ....................................................... Hasil analisis varians anggaran penjualan .................................... Hasil analisis varians anggaran produksi ..................................... Hasil analisis varians anggaran bahan baku langsung ................. Hasil analisis varians anggaran tenaga kerja langsung ................ Hasil analisis varians anggaran biaya overhead .......................... Hasil analisis varians anggaran biaya nonmanufaktur ................ Hasil analisis varians anggaran laba rugi .................................... Perhitungan HPP ......................................................................... Hasil uji t berpasangan (paired t test) ..........................................

xi

71 72 74 75 76 77 78 80 83 84 85

I . PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya industri di Indonesia, salah satunya adalah industri manufaktur. Indonesia memulai secara besar-besaran industrialisasi khususnya pada bidang manufaktur. Industri manufaktur yang ditandai dengan konsep dasar substitusi impor, padat karya, dan upaya penyusunan struktur pohon industri yang lengkap, yang tujuan akhirnya Indonesia menjadi sebuah negara industri yang kuat dan mapan. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan pada tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,41 persen dari tahun 2009. Produksi industri tahun 2009 naik sebesar 1,34 persen dari tahun 2008 dan produksi industri tahun 2008 naik sebesar 3,01 persen dari tahun 2007. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan pada setiap tahun dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010 berfluktuasi dengan pertumbuhan minus hanya terjadi pada tahun 2006. Sedangkan pada tahuntahun lainnya terjadi pertumbuhan positif, seperti terlihat pada Gambar 1 (Badan Pusat Statistik, 2011).

Gambar 1. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang tahunan tahun 2001-2010 (Badan Pusat Statistik, 2011) Salah satu industri manufaktur adalah industri furniture. Industri furniture berbeda dengan industri manufaktur lainnya karena memerlukan teknik kerajinan tangan yang tinggi. Hal ini didukung dengan kerajinan

2

tangan Indonesia masih cukup menonjol. Berikut ini adalah perkembangan jumlah perusahaan menurut subsektor industri furniture di Jawa Barat dari tahun 2008-2010. Tabel 1. Jumlah perusahaan menurut subsektor industri furniture di Jawa Barat, 2008-2010 Tahun 2008 2009 2010 Jumlah Perusahaan

346

573

575

Sumber : Website Resmi Pemerintahan Jawa Barat (2010) Salah satu kota di Jawa Barat yang berkembang industri furniturnya adalah Kota Bogor. Industri furniture di Kota Bogor berjumlah 54 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sebanyak 747 orang, kapasitas produksi 37.000 unit dengan nilai investasi sebesar Rp.10.649.000,00 yang tersebar di wilayah Kota Bogor. Produk yang dihasilkan dari Industri ini banyak dibutuhkan masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya juga mempunyai peluang pasar di Luar Negeri khususnya Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Eropa (Website Resmi Pemerintahan Kota Bogor). Salah satu perusahaan manufaktur besar yang terdapat di kota Bogor dan juga merupakan salah satu perusahaan wooden furniture (mebel kayu) mebel besar di Indonesia yaitu adalah PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Bersaing dengan Olympic yang menjadi primadona untuk mebel knock down (bongkar pasang) (Charlie, 2006). Berdasarkan riset oleh SWA tahun 2009 Ligna merupakan salah satu Top 250 Indonesia Original Brands untuk kategori furnitur. Ligna ada sejak 1975. Setelah 34 tahun, Ligna berkembang menjadi merek furnitur yang disegani. Produk-produknya didistribusikan merata di Indonesia dan diekspor ke AS sebagian Eropa dan Jepang. AS dan Inggris bahkan mengakui Ligna sebagai merek internasional. Ligna membentuk semacam kantor pusat kecil dan situs web sendiri untuk pasar AS. Menurut Suyanto (2007), Ligna termasuk merek Top Indonesia dengan Top Brand Index (TIB) sebesar 11,47% untuk kategori furnitur knock down. Merek top indonesia adalah merek yang dirumuskan oleh Frontier Consulting Group berdasarkan mind share (benak konsumen), market share (kekuatan pasar), dan commitment share (loyalitas konsumen). Untuk mendapatkan merek Top Indonesia,

3

digunakan dua kriteria, yaitu merek-merek yang memperoleh indeks minimum merek top dan merek-merek yang berada dalam tiga besar pada masing-masing kategori. Menjalankan kegiatan operasional perusahaan memerlukan suatu pedoman kerja agar tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai. Salah satu pedoman kerja untuk pencapaian tujuan tersebut adalah anggaran operasional, dengan anggaran tersebut maka perusahaan mempunyai tolak ukur tentang pengeluaran biaya yang akan digunakan untuk melaksanakan aktivitas seharihari perusahaan. Menjalankan aktivitas perusahaannya PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) memiliki anggaran operasional. Namun dalam prakteknya anggaran operasional tersebut hanya disusun berdasarkan realisasi anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO), sehingga menyebabkan varians dalam jumlah yang signifikan serta belum adanya evaluasi untuk masalah tersebut. Selisih antara anggaran dan realisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja atau kinerja serta umpan balik untuk perbaikan di masa depan. Evaluasi dapat dilakukan terhadap proses penyusunan anggaran dan penyebab selisih. Evaluasi juga dapat dilakukan untuk mengetahui selisih tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen perusahaan atau tidak. Agar dapat diambil tindakan korektif atau perbaikan yang tepat untuk menyeimbangkan anggaran dan realisasi. 1.2. Perumusan Masalah Suatu aktivitas tidak akan terlepas dari masalah yang merupakan kendala atau faktor penghalang yang perlu dipecahkan atau setidaknya dibuat suatu alternatif lain sehingga aktivitas tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Berdasarkan latar belakang di atas, diketahui bahwa anggaran operasional memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan perusahaan, karena sebagai tolak ukur laba yang ingin dicapai oleh perusahaan. Khususnya dalam kaitannya dengan selisih antara anggaran operasional dan realisasi dapat digunakan untuk mengevaluasi atau menilai prestasi kerja atau kinerja serta umpan balik untuk perbaikan di masa depan.

4

Anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) hanya disusun berdasarkan realisasi anggaran tahun lalu dan Purchase Order (PO). Berdasarkan latar belakang tersebut yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 2. Apakah penyebab selisih pada anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 3. Apakah selisih pada anggaran operasional masih berada dalam batas pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 1.3. Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). 2. Menganalisis penyebab selisih pada anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). 3. Mengevaluasi pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) untuk selisih pada anggaran operasional. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis : Untuk menambah pengetahuan dan mengaplikasikan ilmu yang dipelajari serta mengetahui praktik di lapangan. 2. Perusahaan : Sebagai bahan masukan serta acuan dalam meningkatkan kinerja dan fungsi-fungsi manajemennya. Khususnya manajemen operasional perusahaan yang bersangkutan dalam merencanakan dan melakukan pengawasan terhadap anggaran operasional secara lebih efektif dan efisien. Juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dan menentukan perencanaan dan kebijakan di masa yang akan datang.

5

3. Pembaca : Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan dalam merencanakan dan mengawasi anggaran operasional. Dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding untuk penulisan di masa yang akan datang. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian

yang

dilakukan

berfokus

untuk

mengidentifikasi

dan

menganalisis anggaran dan realisasi dana operasional PT Hadinata Brothers

(Ligna Furniture) untuk periode tahun 2008-2010. Anggaran operasional bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi. Oleh karena itu, untuk realisasi anggaran operasional penelitian ini lebih mengambil data sekunder yang berasal dari laporan laba rugi.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Furniture Furniture adalah perabotan yang meliputi meja kursi dan pada umumnya terbuat dari bahan kayu (Wiwoho, 2008). Pada masa kini, banyak ditemukan macam-macam furniture yang terbuat dari bahan metal ataupun fibre glass. Kata furniture (dalam bahasa Inggris) diterjemahkan menjadi mebel (Marizar, 2005). Istilah mebel diguanakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural. Kata mebel berasal dari bahasa Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel. Arti mebel secara umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain, dan sebagainya yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi para pemakainya. Pada umumnya, desain mebel modern merupakan desain yang bersifat sangat praktis dan efisien dalam kegunaannya. Contoh adalah sistem knocked down, dimana mebel bisa diubah-ubah kegunaannya. 2.2. Anggaran 2.2.1 Definisi Anggaran Tanpa anggaran manajer dan karyawan akan sulit mengetahui apakah mereka akan mencapai target pertumbuhan maupun pengeluaran. Berikut ini adalah definisi menurut beberapa penulis buku, yang antara lain adalah : 1. Menurut Prawironegoro dan Purwanto (2008), anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pada umumnya setiap perusahaan

menyusun

anggaran

sebagai

pedoman

untuk

melaksanakan kegiatan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran antara lain adalah : a. Anggaran dapat berupa anggaran fisik dan anggaran keuangan. Anggaran disebut rencana kerja yang dituangkan secara tertulis

7

dalam bentuk angka-angka keuangan, dan sering disebut anggaran formal. b. Anggaran disebut perencanaan dan pengendalian laba, yang berarti proses yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengendalian secara efektif. c. Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. d. Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi yang biasanya secara tertulis. e. Anggaran dianggap sebagai sistem yang memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai subsistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem lain yang ada dalam suatu organisasi atau perusahaan. f. Anggaran sebagai sistem yang otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan yang berbeda dengan sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada dalam perusahaan, yang disebut juga subsistem. g. Anggaran merupakan sistem yang terdiri dari tiga lapisan yaitu : -

Inti sistem : sasaran laba.

-

Subsistem penunjang : berbagai aktivitas yang membantu kelancaran kerja inti sistem. Misal struktur organisasi, administrasi, analisis data, angka-angka standar, dan lainlain.

8

-

Subsistem lingkungan : lingkungan ekternal organisasi misal ekonomi, sosial, politik, budaya, dan sebagainya yang mempengaruhi kerja suatu sistem organisasi.

h. Anggaran (budget) sama dengan profit planning. Perencanaan laba meliputi: -

Perencanaan penjualan

-

Perencanaan produksi

-

Perencanaan penggunaan bahan baku

-

Perencanaan tenaga kerja langsung

-

Perencanaan biaya overhead

-

Perencanaan biaya pemasaran

-

Perencanaan biaya umum dan administrasi, dan lain-lain.

Model tersebut disebut anggaran berkala yang lengkap (master budget). 2. Menurut Rudianto (2009), anggaran adalah rencana kerja organisasi di masa mendatang yang diwujudkan dalam bentuk kuantitatif, formal, sistematis. 3. Menurut Horngren et al. (2008), anggaran adalah : 1. Pernyataan kuantitatif dari suatu rencana kegiatan yang dibuat manajemen untuk periode tertentu 2. Alat membantu mengkoordinasikan hal yang perlu dilakukan guna mengimplementasikan rencana tersebut. Anggaran mencakup : a. Aspek keuangan mengukur ekspektasi manajemen yang berkaitan dengan pendapatan, arus kas, dan posisi keuangan. b. Anggaran konkeuangan seperti unit-unit yang diproduksi atau dijual, jumlah karyawan, dan jumlah produk yang diluncurkan ke pasar. 2.2.2 Ciri-Ciri Anggaran Menurut Rudianto (2009), ciri-ciri anggaran adalah : 1. Dinyatakan dalam satuan moneter yang dapat juga didukung oleh satuan

kuantitatif

lain,

seperti

unit.

Dengan

tujuan

untuk

9

mempermudah membaca dan usaha untuk memahami rencana tersebut serta lebih ringkas. 2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun, tetapi dapat juga disusun untuk kurun waktu yang lebih pendek maupun lebih panjang. Batasan waktu dalam penyusunan anggaran berfungsi untuk memberikan batasan rencana kerja. 3. Mengandung komitmen manajemen, disertai dengan upaya pihak manajemen dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan anggaran, perusahaan harus mempertimbangkan dengan teliti sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk menjamin bahwa anggaran yang disusun adalah realistis. 4. Anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran. Anggaran tidak dapat disusun sendiri-sendiri oleh setiap bagian organisasi tanpa persetujuan dari atasan pihak penyusun. 5. Setelah disetujui, anggaran akan diubah hanya jika ada keadaan khusus. Anggaran dapat diubah jika situasi internal dan eksternal organisasi memaksa

untuk

mengubah anggaran, karena jika

dipertahankan anggaran akan menjadi tidak relevan dengan situasi yang ada. 6. Jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaannya, harus dianalisis penyebabnya. Agar tidak terulang lagi di masa yang akan datang dan agar penyusunan anggaran menjadi lebih relevan dengan situasi yang ada. 2.2.3 Data dan Informasi Anggaran Data dan informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menyusun anggarannya dapat diperoleh dari kegiatan dan kejadian yang terjadi di perusahaan di masa lalu, masa sekarang, dan harapan-harapan yang ingin dicapai di masa yang akan datang.

10

Menurut Sasongko dan Parulian (2010), dari sumber perolehan informasi untuk menyusun anggaran, perusahaan dapat memperoleh data dan informasi dari sumber berikut ini : 1. Sumber-sumber internal perusahaan (misal : laporan keuangan perusahaan dan laporan tahunan). 2. Sumber eksternal perusahaan (seperti laporan penjualan industri, pertumbuhan ekonomi negara, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, dan lain-lain). 2.2.4 Cakupan Waktu Anggaran Anggaran biasanya memiliki periode waktu yang telah ditetapkan, seperti satu bulan, satu kuartal, satu tahun, dan lain-lain. Periode-periode tersebut bisa dipecah lagi ke dalam subperiode, misal anggaran kas 12 bulanan bisa dipecah lagi ke dalam periode-periode bulanan sebanyak 12 bulan sehingga arus kas masuk dan arus kas keluar dapat dikoordinasikan secara lebih baik. Anggaran berjalan (rolling budget), yang juga disebut anggaran kontinu, merupakan anggaran yang selalu tersedia untuk periode tertentu dimasa depan. Anggaran tersebut dibuat dengan terus menambahkan sebuah periode bulan, kuartal, atau tahun begitu periode terakhir telah berlalu. (Horngren et al., 2008) 2.2.5 Metode Pembuatan Anggaran Berdasarkan Ismail dan Prawironegoro (2009) penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : 1. Top down : manajemen senior yang menetapkan anggaran bagi tingkat yang lebih rendah. Manajer pada tingkat yang lebih rendah tidak dilibatkan dalam penyusunan anggaran, hanya melaksanakan. 2. Bottom up : manajer pada tingkat yang lebih rendah ikut berpartisipasi dalam menentukan besarnya anggaran. Semua unit kerja diberikan kesempatan untuk mengajukan usulan pembuatan anggaran. 3. Campuran (top down dan bottom up) : campuran antara top down dan bottom up. Pembuat anggaran mempersiapkan draft pertama anggaran untuk bidang tanggung jawab dengan pendekatan bottom up. Tetapi

11

mereka melakukan hal tersebut berdasarkan pedoman yang ditetapkan di tingkat yang lebih tinggi dengan pendekatan top down. 2.2.6 Tujuan Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran berurusan dengan masa depan. Tujuan penyusunan anggaran bagi perusahaan adalah memprediksi tingkat aktivitas operasional dan keuangan perusahaan di masa mendatang. Tujuan utama penyusunan anggaran adalah menyediakan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuan lain yang terkait dengan penyusunan anggaran (Sasongko dan Parulian, 2010). 1. Perencanaan : anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan. 2. Koordinasi : anggaran dapat mempermudah koordinasi antar bagianbagian di dalam perusahaan. 3. Motivasi : anggaran membuat manajemen dapat menetapkan targettarget tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan. 4. Pengendalian : keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitasaktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan. 2.2.7 Faktor yang Berpengaruh Dalam proses penyusunan anggaran terdapat berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan. Faktor eksternal dan internal yang terkait harus dipertimbangkan atau diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran. Beberapa pertimbangan yang menyangkut motivasi berkaitan dengan penyusunan anggaran, adalah (Rudianto, 2009) : 1. Tingkat kesulitan : anggaran yang terlalu sulit maupun yang terlalu mudah dicapai, mungkin dapat pelaksana anggaran tidak bersemangat dan termotivasi untuk berprestasi. Oleh karena itu anggaran harus dibuat seoptimal dan serealistis mungkin. Realistis artinya anggaran disusun dengan standar yang mampu dicapai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

12

2. Partisipasi

manajemen

puncak

:

manajemen

puncak

harus

berpartisipasi dalam meninjau dan mengesahkan anggaran. Jika tidak maka para pelaksana anggaran tergoda untuk menyerahkan anggaran yang mudah dicapai. 3. Keadilan : tingkat kesulitan di antara para pelaksana anggaran harus sejajar, agar tidak menimbulkan kecemburuan antara satu bagian dengan bagian lain untuk pelaksana anggaran. 4. Kesulitan departemen anggaran : departemen anggaran harus menganalisis anggaran secara rinci, dan harus memastikan anggaran telah disiapkan secara mestinya serta yakin bahwa informasi yang terkandung didalamnya akurat. 5. Struktur organisasi : pelaksanaan anggaran dalam organisasi yang terstruktur cenderung merasa memiliki pengaruh lebih besar, lebih banyak partisipasi dalam perencanaan anggaran, serta lebih puas dalam melaksanakan anggaran. 6. Sumber daya perusahaan : manajemen harus memperhatikan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk merealisasikan rencana kerja perusahaan tersebut. Sedangkan

menurut

Nafarin

(2007),

faktor

yang

perlu

dipertimbangkan adalah: a. Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan. b. Data masa lalu. c. Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi. d. Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing. e. Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah. f. Penelitian untuk pengembangan perusahaan. Kegagalan dalam pembuatan anggaran sering disebabkan : -

Pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan, dan tidak memiliki wawasan yang luas.

-

Wewenang dalam membuat anggaran tidak tegas.

-

Tidak didukung oleh masyarakat.

-

Dana tidak cukup.

13

2.2.8 Tantangan dalam Penyusunan Anggaran Penganggaran menghabiskan banyak waktu yang melibatkan semua tingkatan manajemen. Manajer puncak menginginkan manajer pada tingkat yang lebih rendah untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran karena mereka lebih memahami kegiatan operasional sehari-hari. Partisipasi juga menciptakan komitmen dan tanggung jawab yang lebih besar menyangkut anggaran di antara manajer tingkat di tingkat yang lebih rendah. Hal ini merupakan aspek bottom up dalam proses penganggaran. Manajemen pada semua tingkat harus memahami dan mendukung anggaran serta semua aspek sistem pengendalian manajemen agar mendapat partisipasi aktif dari semua pihak dan demi suksesnya penyusunan anggaran. Anggaran tidak boleh disusun secara kaku. Biasanya perubahan kondisi dapat menyebabkan perubahan rencana (Horngren et al., 2008). 2.2.9 Jenis-Jenis Anggaran Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca. Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya. Anggaran induk terdiri dari (Sasongko dan Parulian, 2010) : 1. Anggaran penjualan : menyajikan jumlah unit barang atau jasa sekaligus harganya yang diharapkan dapat dijual oleh perusahaan di masa yang akan datang. 2. Anggaran produksi : memperlihatkan jumlah barang jadi yang harus diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Barang jadi yang akan diproduksi untuk periode anggaran harus memperhatikan

14

tingkat penjualan dalam unit, serta jumlah persediaan akhir dan awal barang jadi. 3. Anggaran pemakaian dan pembelian, menyajikan dua informasi berikut : a. Jumlah kebutuhan pemakaian bahan baku : jumlah bahan baku yang diperlukan dalam satu periode anggaran ditentukan oleh jumlah barang jadi yang akan diproduksi dan standar kebutuhan bahan baku untuk setiap 1 unit barang jadi. b. Nilai pembelian bahan baku dalam rupiah : jumlah bahan baku yang akan dibeli dalam satu periode anggaran diperoleh dengan persediaan akhir bahan baku dan dikurangi dengan persediaan awal bahan baku yang ada di perusahaan. Kemudian nilai pembelian

bahan

baku

dalam

rupiah

diperoleh

dengan

mengalikan jumlah bahan baku yang akan dibeli dengan perkiraan harga beli bahan baku per unitnya. 4. Anggaran biaya tenaga kerja langsung : memperlihatkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan untuk memproduksi barang jadi yang ditetapkan dalam anggaran produksi. Selain itu, juga memperlihatkan perkiraan tingkat upah yang akan diberikan oleh perusahaan kepada tenaga kerja langsungnya. 5. Anggaran biaya overhead produksi : memperlihatkan perkiraan biaya overhead produksi yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan sebelumnya. 6. Anggaran biaya produksi : memperlihatkan seluruh biaya produksi yang

akan

dikeluarkan

pada

suatu

tahun

anggaran.

Hanya

mengumpulkan informasi-informasi yang terdapat pada anggaran pemakaian bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran overhead. 7. Anggaran beban operasi : memperlihatkan perkiraan beban operasi yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu periode anggaran. Secara umum, dibagi dalam 2 kelompok, yaitu beban penjualan (selling expenses) dan beban administrasi (administrasi expenses).

15

8. Anggaran laba rugi : memberikan informasi kepada manajemen tentang jumlah laba atau rugi bersih yang akan diperoleh perusahaan dalam suatu periode anggaran. 9. Anggaran kas : disusun perusahaan agar pihak manajemen memperoleh informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada suatu periode anggaran. 10. Anggaran neraca : menyajikan informasi kepada manajemen tentang hasil akhir dari seluruh anggaran yang telah disusun sebelumnya (anggaran penjualan sampai anggaran kas). Juga memperlihatkan kepada manajemen tentang pengaruh kebijakan yang diambil manajemen terhadap aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan dalam suatu periode anggaran. 2.2.10 Fungsi Anggaran Menurut Rudianto (2009), anggaran mempunyai fungsi yaitu : 1. Alat perencanaan : Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning), anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk fungsi perencanaan, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu : -

Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada seluruh anggota organisasi.

-

Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan umum, yaitu pencapaian laba usaha.

-

Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

-

Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

16

-

Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh anggota organisasi.

2. Alat pengendalian : Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling), anggaran berguna sebagai alat penilai aktivitas setiap bagian organisasi sesuai dengan rencana atau tidak. Anggaran berfungsi sebagai suatu standar atau tolak ukur manajemen. Sebagai standar,

anggaran

digunakan

untuk

menilai

aktivitas

yang

dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai standar atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manajemen lebih baik dari anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan. Untuk fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait, yaitu : -

Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi keputusan organisasi.

-

Menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap aspek organisasi.

-

Mendorong pihak manajemen secara dini menelaah masalah yang dihadapi.

2.2.11 Keunggulan Anggaran Anggaran perusahaan adalah kombinasi dari tiga unsur utama (Prawironegoro dan Purwanto, 2008) : 1. Pengalaman : praktek mengelola perusahaan. 2. Pengetahuan tentang teori perusahaan yang hakikatnya adalah mencari laba dan memaksimumkan kekayaan pemilik perusahaan. 3. Analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang dikemas dalam bentuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan kendala yang dihadapi perusahaan. Anggaran memiliki keunggulan yang antara lain adalah : 1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan yaitu analisis data historis perusahaan yang menjelaskan kekuatan dan kelemahannya kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja mendatang.

17

2. Hasil analisis lingkungan eksternal yang menjelaskan peluang bisnis dan kendala yang dihadapinya, kemudian dijadikan bahan baku untuk membuat program kerja mendatang. 3. Sebagai alat pedoman kerja dan pengendalian kegiatan operasional dan keuangan. 4. Sebagai sarana koordinasi antar seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan. 5. Sebagai sumber rasa tanggung jawab dan partisipasi aktif semua kepala seksi, bagian, divisi dalam suatu perusahaan. 6. Sebagai dasar untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab semua level manajer. Menurut Horngren et al. (2008), anggaran merupakan bagian integral dari sistem pengendalian manajemen. Jika dikelola dengan baik, anggaran akan : -

Meningkatkan koordinasi dan komunikasi di antara sub unit dalam perusahaan. Koordinasi adalah menghubungkan dan menyeimbangkan semua aspek produksi atau jasa serta semua departemen dalam perusahaan

dengan

cara

terbaik

guna

mencapai

tujuannya.

Komunikasi adalah mengupayakan agar tujuan-tujuan tersebut bisa dipahami dan diterima oleh semua karyawan. Koordinasi akan memaksa eksekutif untuk memikirkan hubungan antara masingmasing departemen dan perusahaan secara keseluruhan, serta antar perusahaan. -

Menyediakan kerangka kerja untuk menilai kinerja. Rencana memungkinkan manajer perusahaan mengukur kinerja aktual terhadap anggaran. Anggaran dapat mengatasi dua keterbatasan dari penggunaan kinerja masa lalu sebagai dasar untuk menilai kinerja aktual. Salah satu keterbatasan itu adalah bahwa hasil masa lalu sering kali memasukkan kesalahan masa lalu dan kinerja sub standar. Keterbatasan lain dari penggunaan kinerja masa lalu sebagai dasar penilaian kinerja adalah bahwa keadaan masa depan bisa jadi berbeda dari masa lalu.

18

-

Memotivasi para manajer dan karyawan lainnya. Banyak eksekutif perusahaan yang lebih suka menetapkan target yang bersifat menantang bagi karyawannya tetapi tetap bisa dicapai. Ketidakmampuan mencapai target merupakan suatu kegagalan. Kebanyakkan karyawan termotivasi untuk bekerja lebih baik guna menghindari kegagalan.

2.2.12 Kelemahan Anggaran Anggaran juga memiliki kelemahan yang antara lain adalah (Prawironegoro dan Purwanto, 2008) : 1. Prediksi kegiatan bisnis mendatang belum tentu tepat atau belum tentu mendekati kenyataan. 2. Perubahan kondisi politik, sosial, ekonomi, bisnis di mendatang sulit diprediksi sehingga sering tidak terjangkau dalam pemikiran pembuat anggaran. 3. Sering terjadi konflik kepentingan dalam penyusunan anggaran maupun dalam pelaksanaannya. 4. Pembuat anggaran (kepala seksi, bagian, divisi) sering berpikir subyektif, mementingkan seksinya, bagiannya, atau divisinya saja. 5. Anggaran pada umumnya sangat idealistik sehingga sulit dicapai dan dapat mengakibatkan para pelaksana frustasi. 2.2.13 Fitur Anggaran Penelitian dan praktik telah mengidentifikasi beberapa fitur penting yang akan mendorong perilaku positif pada tingkat yang wajar, yang antara lain adalah (Hansen and Mowen, 2006) : 1. Umpan balik berkala atas kinerja : manajer perlu mengetahui bagaimana kinerja karyawan sejalan dengan berlalunya tahun dengan menyediakan laporan kinerja secara berkala dan tepat waktu. 2. Intensif uang dan bukan uang : intensif uang menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Intensif bukan uang termasuk memperkaya pekerjaan (job enrichment), meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non uang, dan

19

lain-lain

yang

dapat

digunakan

untuk

meningkatkan

sistem

pengendalian anggaran. 3. Anggaran partisipatif : memungkinkan manajer tingkat bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran. 4. Standar yang realistis : anggaran seharusnya mencerminkan realita operasional seperti tingkat aktivitas aktual, perubahan musiman, efisiensi, dan trend ekonomi umum. 5. Kemampuan mengendalikan biaya : biaya yang dapat dipengaruhi tingkatnya oleh manajer. 6. Beberapa pengukuran kinerja : ukuran anggaran yang berdiri sendiri tidaklah cukup. Penggunaan sistem beberapa ukuran terintegrasi, disebut sebagai balance scorecard. 2.3. Penganggaran 2.3.1 Pengertian Penganggaran Berikut ini beberapa pengertian penganggaran berdasarkan beberapa literatur, yang antara lain adalah : 1. Menurut Horngren et al. (2008), penganggaran adalah alat akuntansi yang umum digunakan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi. Merancang dan mengendalikan hal-hal yang harus dilakukan untuk memuaskan pelanggan dan meraih sukses di pasar. Memberikan ukuran atas hasil-hasil keuangan yang diharapkan perusahaan dari aktivitas

yang

direncanakannya.

Membuat

manajer

belajar

mengantisipasi masalah potensial dan cara menghindarinya. 2. Menurut Rudianto (2009), proses penyiapan anggaran disebut penganggaran. 3. Menurut Prawironegoro dan Purwanto (2008), penganggaran adalah proses penyusunan anggaran, yang dimulai pembuatan panitia, pengumpulan dan pengklasifikasian data, pengajuan rencana kerja fisik dan keuangan tiap-tiap seksi, bagian, divisi, penyusunan secara menyeluruh, merevisi, dan mengajukan kepada pimpinan puncak untuk disetujui dan dilaksanakan.

20

4. Menurut Nafarin (2007), penganggaran (budgeting) adalah proses menyusun anggaran sehingga anggaran (budget) ialah hasil (bagian) dari

penganggaran.

Penganggaran

perusahaan

adalah

proses

menyusun anggaran perusahaan sehingga anggaran perusahaan merupakan hasil dari penganggaran perusahaan. Dengan demikian, penganggaran perusahaan berarti menjelaskan, menghitung, dan menyusun anggaran perusahaan, sedangkan anggaran perusahaan hanya menampilkan bentuk dari anggaran perusahaan, seperti laporan laporan laba rugi tanpa disertai penjelasan, penghitungan, maupun penyusunannya. 2.3.2 Faktor Penganggaran Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penganggaran adalah Nafarin (2007) : -

Siklus hidup produk : pengembangan (developing), pertumbuhan (growing), kedewasaan (maturing), dan penurunan (declining). Selain itu, ide-ide untuk membuat produk baru harus turut dipertimbangkan.

-

Konsumen dan perubahan selera.

-

Tingkat persaingan.

-

Tenaga kerja dan pembinaan karyawan (employee relations).

-

Kecenderungan teknologi.

-

Tingkat risiko bisnis dan keuangan.

-

Persyaratan produksi dan sumber daya produksi.

-

Tingkat persediaan dan perputarannya.

-

Ketersediaan dan biaya bahan baku.

-

Kondisi pemasaran dan periklanan, termasuk pangsa pasar.

-

Penetapan harga produk atau jasa.

-

Keusangan produk atau jasa.

-

Kebutuhan pembiayaan dan ketersediaan dana.

-

Stabilitas korporasi dan industri, termasuk permintaan produk, pembinaan karyawan, dan peraturan pemerintah.

-

Aspek siklus dan musiman.

-

Faktor-faktor ekonomi dan politik.

21

2.3.3 Pengelolaan Penganggaran Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level manajer yang diorganisir dalam Komite Anggaran yang memiliki tugas antara lain adalah (Prawironegoro dan Purwanto, 2008) : -

Menyusun pedoman penyusunan anggaran.

-

Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh seksi, bagian, atau divisi.

-

Memberi rekomendasi penyempurnaan.

-

Menyetujui anggaran. Selain komite anggaran, perusahaan pada umumnya memiliki

Departemen Anggaran yang mempunyai fungsi antara lain : -

Menyusun sistem dan prosedur penganggaran (budget manual).

-

Memberi pendidikan dan pelatihan kepada tenaga pembuat anggaran.

-

Mengumpulkan dan menganalisis data.

-

Mengevaluasi kinerja berdasarkan anggaran. Budget manual bermaksud menyatakan sasaran, tujuan, struktur

organisasi, prosedur, wewenang, dan tanggung jawab dalam pembuatan anggaran. Setiap orang yang ditunjuk oleh seksinya, bagiannya, divisinya, harus mengikuti budget manual. Hakikatnya budget manual memuat system operating procedure (SOP) yang memuat instruksi, informasi, referensi, untuk penyusunan anggaran, SOP menjelaskan tentang anggaran apa yang harus dibuat, bagaimana membuatnya, kapan pembuatan anggaran itu dibuat, dan siapa yang melakukannya. 2.3.4 Siklus Penganggaran dan Anggaran Induk Perusahaan yang dikelola dengan baik biasanya mengikuti langkahlangkah penganggaran yang menyerupai siklus berikut ini selama tahun fiskal (Horngren et al., 2008) : 1. Manajer dan akuntan manajemen bekerja sama dalam merencanakan kinerja perusahaan secara keseluruhan serta kinerja sub unitnya (seperti departemen atau divisi). Dengan memperhitungkan kinerja masa lalu dan mengantisipasi perubahan yang akan datang, manajemen pada semua tingkat setuju atas apa yang diharapkan.

22

2. Manajer senior memberikan kerangka referensi kepada manajer bawahannya, berupa ekspektasi keuangan dan nonkeuangan khusus yang dapat dibandingkan dengan hasil aktual. 3. Akuntan manajemen membantu manajer menginvestigasi penyebab perbedaan dari rencana, seperti penurunan penjualan yang tidak diharapkan. Jika perlu, diikuti dengan tindakan korektif, seperti pengurangan harga untuk mendongkrak penjualan atau memotong biaya untuk mempertahankan profitabilitas. 4. Manajer dan akuntan manajemen memperhitungkan umpan balik pasar, perubahan kondisi, dan menggunakan pengalamannya untuk memulai membuat rencana untuk periode selanjutnya. Sebagai contoh, penurunan penjualan mungkin menyebabkan manajer berpikir tentang peluncuran produk baru pada periode selanjutnya. Keempat langkah tersebut menggambarkan proses anggaran secara terus menerus. Dokumen kerja pada inti proses anggaran ini disebut sebagai anggaran induk. Anggaran induk (master budget) menyatakan rencana operasi dan keuangan yang dibuat manajemen untuk periode tertentu (biasanya tahun fiskal), dan mencakup sejumlah laporan keuangan yang dianggarkan. Anggaran induk merupakan rencana awal yang ingin dicapai perusahaan dalam periode anggaran. Anggaran induk disusun berdasarkan keputusan menyangkut operasi dan keuangan yang dibuat oleh manajer. -

Keputusan yang menyangkut operasi berkaitan dengan penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien.

-

Keputusan menyangkut keuangan berkaitan dengan cara mendapatkan dana untuk membeli sumber daya tersebut.

2.4. Anggaran Operasional 2.4.1 Pengertian Anggaran Operasional Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu (Rudianto, 2009). Anggaran operasional (operational budget) merupakan anggaran yang bertujuan

23

untuk menyusun anggaran laba rugi (Nafarin, 2007). Dimana anggaran laba rugi itu sendiri adalah anggaran berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan, beban, serta laba (rugi) yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu. 2.4.2 Cakupan Anggaran Operasional Anggaran opersional mencakup (Rudianto, 2009) : a. Anggaran pendapatan : rencana yang dibuat perusahaan untuk memperoleh pendapatan pada kurun waktu tertentu dan disusun berdasarkan jenis produk, wilayah pemasaran, kelompok konsumen, atau kelompok wiraniaga. b. Anggaran biaya : rencana biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang direncanakan dan berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan. Yang dibedakan menjadi anggaran biaya terukur dan anggaran biaya diskresioner. Anggaran biaya terukur dirancang untuk mengukur efisiensi dan manajer operasional memikul tanggung jawab penuh atas tercapainya sasaran yang dianggarankan. Sedangkan anggaran biaya diskresioner tidak dirancang untuk mengukur efisiensi dan penyusun anggaran bertanggung jawab untuk membelanjakan jumlah yang telah ditetapkan. Kelompok anggaran biaya ini dapat dipilah menjadi : -

Anggaran biaya bahan baku : rencana besarnya biaya bahan baku yang akan dikeluarkan perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.

-

Anggaran biaya tenaga kerja langsung : rencana besarnya biaya yang akan dikeluarkan perusahan untuk membayar biaya tenaga kerja yang terlibat secara langsung di dalam proses produksi dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang.

-

Anggaran biaya overhead : rencana besarnya biaya produksi diluar biaya bahan baku

dan biaya tenaga kerja langsung.

Anggaran biaya ini mencakup anggaran biaya bahan penolong, anggaran biaya tenaga kerja penolong, anggaran biaya pabrikase, dan lain-lain.

24

-

Anggaran biaya pemasaran : rencana tentang besarnya biaya distribusi

yang

akan

dikeluarkan

perusahaan

untuk

mendistribusikan produknya. Yang mencakup anggaran biaya iklan, biaya angkut penjualan, gaji dan komisi wiraniaga, dan lain-lain. -

Anggaran

biaya

administrasi

dan

umum

:

biaya

yang

direncanakan untuk operasi kantor administrasi di dalam suatu periode tertentu dimasa yang akan datang. Mencakup anggaran biaya listrik, air, telepon, gaji pegawai, biaya bunga, dan lain-lain. c. Anggaran laba : besarnya laba yang diinginkan oleh perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa yang akan datang. Anggaran laba sebenarnya gabungan dan rangkuman dari anggaran pendapatan dan anggaran biaya. Sehingga dapat digunakan untuk : -

Mengalokasikan sumber daya.

-

Merencanakan dan mengkoordinasikan aktivitas organisasi.

-

Alat pengecek akhir tentang efisiensi biaya yang dianggarkan.

-

Membagi tanggung jawab kepada semua manajer atas kinerja keuangan perusahaan atau divisi.

2.4.3 Perencanaan Strategis dan Perencanaan Operasional Penganggaran akan sangat bermanfaat bila menjadi bagian integral dari analisis strategi perusahaan. Strategi menentukan cara organisasi menyesuaikan kemampuan yang dimilikinya dengan peluang di pasar guna mencapai tujuannya. Strategi

Perencanaan

Perencanaan

Jangka Panjang

Jangka Pendek

(Rencana Strategis)

(Rencana Operasi)

Anggaran

Anggaran

Jangka Panjang

Jangka Pendek

Gambar 2. Strategi, perencanaan, dan anggaran (Horngren et al., 2008)

25

2.4.4 Langkah-Langkah dalam Mengembangkan Anggaran Operasional Anggaran Pendapatan Anggaran

Anggaran

Persediaan Akhir

Produksi

Anggaran Biaya

Anggaran Biaya

Anggaran Biaya

Bahan Langsung

Tenaga Kerja

Overhead

Manufaktur Langsung

Manufaktur

Anggaran Harga Pokok Penjualan Anggaran Operasional

Anggaran Biaya Riset Dan Pengembangan/Perancangan Anggaran Biaya Pemasaran Anggaran Biaya Distribusi Anggaran Biaya Layanan Pelanggan Anggaran Biaya Administrasi Laporan Laba Rugi Yang Dianggarkan

Anggaran

Anggaran

Keuangan

Pengeluaran Modal

Anggaran

Neraca Yang

Kas

Dianggarkan

Laporan Arus Kas Yang Dianggarkan

Gambar 3. Bagan anggaran induk (Horngren et al., 2008)

26

Laporan

laba

rugi

yang

dianggarkan

dan

skedul

anggaran

pendukungnya semua disebut anggaran operasional. Anggaran pendapatan merupakan titik awal bagi penyusunan anggaran operasional. Skedul pendukung mengkuantifikasi anggaran untuk berbagai fungsi bisnis pada rantai nilai, mulai dari biaya riset dan pengembangan hingga biaya administrasi. Skedul-skedul tersebut membentuk laporan laba rugi yang dianggarkan sebagai laporan ikhtisar utama dalam anggaran operasional. Anggaran keuangan yang merupakan bagian dari anggaran induk yang terdiri dari anggaran pengeluaran modal, anggaran kas, neraca yang dianggarkan, dan laporan arus kas yang dianggarkan. Anggaran keuangan berfokus pada pengaruh operasional dan pengeluaran modal yang direncanakan terhadap kas. Anggaran kas dan laporan laba rugi yang dianggarkan kemudian dapat digunakan untuk menyiapkan dua ringkaran laporan keuangan lainnya yaitu neraca yang dianggarkan dan laporan arus kas yang dianggarkan. Anggaran induk diselasaikan setelah beberapa kali diskusi antara manajeman puncak dan manajer yang bertanggung jawab atas berbagai fungsi bisnis tersebut dalam rantai nilai. 2.5. Perusahaan Manufaktur 2.5.1 Pengertian Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolahnya hingga menjadi produk jadi yang siap pakai (Rudianto, 2009). Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan industri dalam arti sempit, yang maksudnya adalah perusahaan yang mengolah suatu benda (bahan baku) menjadi produk yang hanya berupa barang saja untuk dijual (Nafarin, 2007). Organisasi manufaktur adalah jenis organisasi dari kelompok perusahaan yang menghasilkan barang. Dua kategori dasar bagi perusahaan manufaktur, yaitu (Herjanto, 2007) : 1. Continuous process industries : industri yang memproduksi barang dengan proses kontinyu. 2. Intemittent process industries : industri dengan proses terputus-putus atau sering disebut discrete parts manufacturing yaitu industri yang memproduksi barang secara proses individu atau unit per unit. Yang

27

dibagi lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan sistem volume produksinya, yaitu : a. Sistem volume rendah (jobbing shop production) : memproduksi berbagai jenis barang yang berbeda dengan volume produksi yang rendah (beberapa unit saja) untuk masing-masing jenis barang. b. Sistem volume menengah (batch production) : memproduksi barang dalam batch atau lot yang kecil dengan berbagai tahap pekerjaan, setiap tahap pengerjaan dilakukan untuk seluruh batch sebelum menuju tahap pengerjaan berikutnya. c. Sistem volume tinggi (mass production) : jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar (massal). 2.5.2 Prosedur Anggaran Perusahaan Manufaktur Prosedur (procedure) merupakan urutan seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam. Prosedur biasanya terdiri dari bagan alur (flowchart), formulir, dan uraian tugas. Prosedur penyusunan anggaran perusahaan manufaktur dapat dijelaskan dalam empat tahap (Nafarin, 2007). 1. Penentuan pedoman anggaran : anggaran dibuat untuk tahun mendatang sebaiknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Sebelum penyusunan anggaran, manajemen puncak (direktur/komisaris) melakukan dua hal sebagai berikut : -

Menetapkan rencana besar perusahan, seperti tujuan, kebijakan, dan asumsi sebagai dasar penyusunan anggaran

-

Membentuk panitia penyusunan anggaran yang terdiri dari Direktur sebagai ketua, Manajer Keuangan sebagai sekretaris, dan manajer lainnya sebagai anggota.

2. Persiapan anggaran : sebelum menyusun anggaran (budget) lebih dahulu dilakukan penyusunan ramalan (forecast).

28

Kemudian melakukan hal berikut ini : -

Manajer pemasaran bekerja sama dengan manajer keuangan dan manajer umum untuk menyusun anggaran jualan, anggaran beban jualan, dan anggaran piutang usaha.

-

Manajer produksi bekerja sama dengan manajer keuangan dan manajer umum untuk menyusun anggaran produk, anggaran biaya pabrik, anggaran sediaan, dan anggaran utang usaha. Yang berdasarkan

anggaran

jualan

yang

dibuat

oleh

manajer

pemasaran. -

Manajer keuangan bekerja sama dengan manajer umum untuk menyusun anggaran beban administrasi dan umum.

-

Manajer keuangan bekerja sama dengan para manajer lain untuk menyusun anggaran laporan laba rugi, anggaran neraca, anggaran kas, dan anggaran lainnya.

3. Penentuan anggaran : diadakan rapat dengan semua manajer beserta direksi (direktur) yang terdiri dari kegiatan : -

Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran.

-

Mengoordinasikan dan menelaah komponen anggaran.

-

Pengesahan dan pendistribusian anggaran.

4. Pelaksanaan anggaran : untuk pengawasan, setiap manajer wajib membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dianalisis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan kepada direksi. 2.5.3 Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan Manufaktur Langkah-langkah dasar berikut ini biasanya dilakukan dalam menyusun anggaran operasional untuk perusahaan manufaktur. Dimulai dengan anggaran pendapatan, masing-masing anggaran lainnya mengikuti langkah-langkah yang sama (Horngren et al., 2008). 1. Membuat anggaran pendapatan. 2. Membuat anggaran produksi (dalam unit). 3. Membuat anggaran penggunaan bahan langsung dan anggaran pembelian bahan langsung.

29

4. Membuat anggaran biaya tenaga kerja manufaktur langsung. 5. Membuat anggaran biaya overhead manufaktur. 6. Membuat anggaran persediaan akhir. 7. Membuat anggaran harga pokok penjualan. 8. Membuat anggaran biaya non manufaktur. 9. Membuat laporan laba rugi yang dianggarkan. 2.6. Hubungan Perencanaan dan Pengendalian Perencanaan (Strategis)

Pengendalian

Tujuan Jangka Panjang Tujuan Jangka Pendek Rencana Kerja Jangka Pendek Anggaran Induk (Master Budget) Pelaksanaan Kerja

Transaksi Bisnis Klasifikasi Laporan Hasil Kerja (Laporan Keuangan) -

Neraca

-

Laba Rugi

-

Arus Kas

Evaluasi Kinerja : Hasil Kerja Versus Anggaran

Varians (Analisis Varians)

Umpan Balik

Tindakan Koreksi

Gambar 4. Hubungan perencanaan dan pengendalian (Prawironegoro dan Purwanto,2008)

30

Perencanaan melihat ke depan, dengan menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi. Sedangkan pengendalian melihat ke belakang, dengan menilai hasil kerja dan membandingkannya dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil perbandingan ini menghasilkan varians. Varians harus dianalisis dan dicari sebabnya kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan, anggaran, dan pelaksanaan (pengendalian). Pengukuran

kinerja

dengan

menggunakan

varians.

Manajer

menggunakan analisis varians untuk mengevaluasi kinerja bawahan, dua hal yang dievaluasi, yaitu (Horngren et al., 2008) : a. efektivitas : tingkat pencapaian tujuan atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. b. efisiensi : jumlah relatif input yang digunakan untuk mencapai tingkat output tertentu. 2.7. Analisis Varians Varians atau selisih adalah perbedaan antara suatu rencana atau target dan suatu hasil (Witjaksono, 2006). Varians memberikan indikasi atau suatu peringatan bahwa operasi tidak berjalan sebagaimana yang direncanakan. Dalam realitas hasil aktual kerap berbeda dengan yang telah direncanakan, bahkan dalam proses atau perjalanan pun senantiasa ditemui penyimpangan baik bersifat minor atau bahkan mayor bila tidak ditindaklanjuti dengan seksama dapat menggagalkan keseluruhan rencana. Selisih tersebut dapat disebabkan oleh volume (unit) yang tidak sesuai dengan anggaran, tetapi dapat juga karena harga atau tarif per unit yang tidak sama dengan anggaran (Nafarin, 2007). Untuk itu manajer memerlukan analisis yang tajam dengan menggunakan analisis varians (selisih). Analisis varians adalah melakukan dekomposisi atas perbedaanperbedaan antara biaya aktual dan rencana menjadi jumlah-jumlah yang terkait pada suatu realitas dan rencana (Witjaksono, 2006). Jika biaya standar lebih besar daripada biaya aktual, maka melahirkan varians yang menguntungkan (favorable variance), dan sebaliknya jika

31

biaya standar lebih kecil daripada biaya aktual, maka melahirkan varians yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) (Prawironegoro dan Purwanto, 2008). Varians yang menguntungkan (favorable variance) ditunjukkan dengan huruf F, yang memiliki pengaruh meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang dianggarkan. Untuk pos pendapatan, F berarti pendapatan aktual melebihi pendapatan yang dianggarkan. Untuk pos biaya, F berarti biaya aktual lebih kecil dari biaya yang dianggarkan. Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable variance) ditunjukkan dengan huruf U, yang memiliki pengaruh menurunkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang dianggarkan. Akuntan internal dapat mengadakan perhitungan varians dan menganalisisnya, kemudian disajikan kepada manajemen untuk meneliti sebab terjadi varians. Jika nilai varians besar perlu diadakan penelitian, tetapi jika nilai kecil kurang perlu diadakan penelitian. Keputusan untuk meneliti varians tergantung manfaat yang diperolehnya dan pengorbanan yang dilakukan (benefit cost ratio analysis). Analisis varians dapat dilakukan dengan menggunakan dua model dengan teknik perhitungan sebagai berikut (Horngren et al., 2008) : 1. Varians harga atau varians tarif (price variance or rate variance) (Harga standar – Harga aktual) x Kapasitas aktual 2. Varians efisiensi (efficiency variances) (Kapasitas standar – Kapasitas aktual) x Harga standar Menurut Shim and Siegel (2000), kegunaan analisis varians adalah : -

Membantu penetapan biaya persediaan.

-

Membantu penetapan keputusan.

-

Menjual formulasi harga berdasarkan biaya yang seharusnya.

-

Membantu koordinasi dengan membuat semua departemen berfokus pada sasaran yang sama.

-

Menetapkan dan mengevaluasi tujuan divisional.

-

Memungkinkan pengendalian biaya dan evaluasi kinerja dengan membandingkan angka-angka aktual dengan yang dianggarkan.

32

Tujuan pengendalian biaya yang serendah mungkin berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan. -

Mengidentifikasi bidang-bidang masalah melalui prinsip manajemen by exception.

-

Menunjukkan adanya kinerja yang kurang baik sehingga langkah perbaikan dapat dilakukan.

-

Membantu memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

-

Memudahkan komunikasi dalam organisasi, seperti antara manajemen puncak dan penyelia.

-

Membantu perencanaan dengan meramalkan kebutuhan.

-

Menetapkan penawaran harga kontrak. Namun, penetapan biaya standar juga memiliki beberapa kekurangan,

seperti adanya kemungkinan bias dalam menetapkan standar dan pengaruh disfungsional dalam menetapkan norma dan standar yang kurang tepat. Jika suatu varians memiliki beberapa sebab, maka masing-masing harus disebutkan. 2.8. Batas Pengendalian Batas pengendalian adalah rentang varians yang diperbolehkan. Operasi yang masih dalam batas pengendalian berarti bahwa varians yang dilaporkan adalah peristiwa acak, yaitu perusahaan tidak menanggung biaya sama sekali jika memutuskan untuk tidak melakukan investigasi. Operasi yang sudah diluar kendali menunjukkan bahwa varians yang dilaporkan adalah akibat satu atau beberapa penyebab sistematis (Blocher et al.,2007). 2.9. Penelitian Terdahulu Wulandari (2004) dengan judul “Kajian Biaya Operasional Dana Pensiun Pemberi Kerja”, memperoleh hasil bahwa BODP bergantung pada faktor hasil usaha dan jenis program pensiun yang terbukti dari hasil persamaan regresi. Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program

33

Pensiun Iuran Pasti (PPIP) tidak menunjukkan perbedaan efisiensi biaya operasional dari Dana Pensiun Pemberi Kerja. Lastowo (2010) dengan judul “Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia”, memperoleh hasil bahwa faktor yang dipertimbangkan adalah jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, standar biaya umum, realisasi dan anggaran sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana Pusdiklat ANRI. Metode penyusunan anggaran dengan campuran top down dan bottom up. Laberta (2010) dengan judul “Analisis Anggaran Dana Tanggung Jawab Sosial PT Pertamina (Persero) Studi Kasus : PT Pertamina (Persero) Kantor Pusat, Jakarta), memperoleh hasil bahwa dalam penyusunan anggaran faktor internalnya adalah kebijakan dewan direksi, kebijakan manajemen, sumber dana, kekuatan sumber daya manusia, integrasi dengan anak perusahaan, dan rencana jangka panjang perusahaan. Sedangkan faktor eksternalnya adalah kebijakan pemerintah, keadaan penduduk sekitar perusahaan, lingkungan sosial (pendidikan, kesehatan, dan bencana). Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan adalah faktor individu organisasi, faktor organisasi, faktor lingkungan, faktor pihak ke tiga, dan faktor prioritas kebutuhan. Monalisa (2010) dengan judul “ Analisis Anggaran Opersional Pada Hotel ASBH Bandung”, dan memperoleh hasil bahwa metode penyusunan anggaran adalah campuran antara top down dan bottom up, yang memiliki kelemahan seperti sumber daya tidak dipertimbangkan, anggaran bersifat statis, tidak memiliki departemen anggaran, varians tidak ditindak-lanjuti. Kelemahan tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya selisih (varians).

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Anggaran mempuyai fungsi manajemen yaitu sebagai alat perencanaan dan pengendalian. Fungsi manajemen tersebut dapat digunakan untuk mengelola keuangan suatu perusahaan. Perusahaan dapat manfaatkannya untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Salah satu tujuan banyak perusahaan adalah untuk mencapai laba atau kinerja yang semaksimum mungkin dengan biaya seefisien mungkin. Mewujudkan tujuan tersebut, maka keuangan perusahaan harus dilaksanakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab. Anggaran sebagai perencanaan keuangan perusahaan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang. Anggaran sebagai pengendalian sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dapat dimanfaatkan dengan efektif dan efisien yang terlihat dari perbandingan hasil kerja antara rencana dengan realisasinya. Anggaran dapat memaksimalkan fungsi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah salah satu perusahaan manufaktur subsektor wooden furniture (mebel kayu) yang mempunyai tujuan memaksimumkan laba dan kinerjanya. Tujuan tersebut didukung oleh visi dan misi tertentu. Memerlukan anggaran agar dapat mencapai tujuan. Salah satu anggaran yang disusun adalah anggaran operasional yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan. Anggaran operasional dapat mengendalikan semua sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) untuk memaksimalkan keuntungan dan kinerja yang diinginkan. Anggaran operasional tersebut melalui tahap proses penyusunan anggaran, yaitu tahap penentuan pedoman anggaran, persiapan anggaran, penentuan anggaran, dan pelaksanaan anggaran. Pada saat pelaksanaannya, anggaran operasional terdapat selisih antara anggaran dengan realisasinya, sehingga perlu dilakukannya evaluasi. Evaluasi yang dilakukan antara lain dengan analisis varians yaitu dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi agar dapat mengklasifikasikan selisih tersebut menguntungkan atau tidak. Evaluasi selanjutnya adalah

35

dengan analisis uji t berpasangan (paired t-test) untuk mengidentifikasi selisih antara anggaran dan realisasi tersebut masih dalam batas pengendalian manajemen atau tidak. Hasil evaluasi dapat dijadikan umpan balik untuk melakukan tindak korektif terhadap proses penyusunan anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Gambar 5 berikut menjelaskan kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Visi dan Misi

Proses Penyusunan Anggaran Operasional

Anggaran Operasional

Realisasi Anggaran Operasional

Selisih

Evaluasi Anggaran Operasional

Analisis Varians

Uji T Berpasangan (Paired T Test)

Hasil Evaluasi Anggaran Operasional Gambar 5. Kerangka pemikiran

36

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) yang berlokasi di Jalan Tapos Km.1, P.O BOX 23 Cibinong 16901, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, mulai bulan April 2011 sampai bulan Juni 2011. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research), dimana penelitian dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan suatu unit sosial (individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat). Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku referensi lannya yang sesuai dengan topik penelitian ini. Kedua metode tersebut digunakan untuk memperoleh data sebagai berikut : 1. Data Primer Data yang diperoleh langsung dari pihak atau sumber pertama, misalnya individu atau perorangan. Semua data ini merupakan data mentah yang nantinya akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu. Dalam penelitian ini, data primer tersebut diperoleh dari hasil wawancara. Wawancara adalah prosedur yang dirancang untuk memperoleh informasi dari seseorang melalui respons lisan terhadap pertanyaan lisan (Dessler, 2006). Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan secara tatap muka langsung dengan pihak yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi. Wawancara dilakukan dengan pihak yang berperan dalam penyusunan anggaran operasional di PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) yaitu manajer keuangan dan staf keuangan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Wawancara ini dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Dalam penelitian ini yaitu

37

wawancara dengan pihak yang paling mengerti atau expert judgement (pendapat ahli) permasalah mengenai anggaran. 2. Data Sekunder Data primer yang telah diolah dan disajikan lebih lanjut oleh pihak pengumpul data primer menjadi dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar dan lainnya sehingga lebih informatif oleh pihak lain. Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari pengumpulan data dokumen resmi yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terkait dengan data keuangan berupa anggaran operasional dan realisasinya tahun 2008-2010. Serta bahan-bahan teoritis seperti literatur, buku teks, referensi, dan informasi yang relevan dengan anggaran operasional yang akan digunakan sebagai dasar pedoman dan landasan berfikir penelitian ini. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data 3.3.2.1 Analisis Deskriptif Adalah untuk memuat penggambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek penelitian serta memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Atau penelitian yang bermaksud untuk memuat deskripsi mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dengan tujuan sebagai berikut : -

Untuk

mencari

informasi

faktual

yang

mendetail

yang

menggambarkan gejala yang ada. -

Untuk mengidentifikasi masalah-masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung.

-

Untuk membuat komparasi dan evaluasi.

-

Untuk mengetahui apa yang dikerjakan oleh orang lain dalam menangani masalah atau situasi yang sama, agar dapat belajar dari mereka untuk kepentingan pembuatan rencana dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Menurut Istijanto (2005), analisis deskriptif berusaha mengubah

kumpulan data mentah menjadi bentuk atau gambaran yang mudah dipahami dalam informasi yang lebih ringkas.

38

Analisis

deskriptif

dalam

penelitian

ini

digunakan

untuk

menggambarkan proses penyusunan anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture), untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaksesuaian atau selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya dengan cara membandingkan keduanya, dan hasil analisis penelitian. 3.3.2.2 Analisis Varians Analisis varians dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah

selisih

(varians)

menguntungkan

(favorable)

atau

tidak

menguntungkan (unfavorable). Tetapi terdapat perbedaaan antara pendapatan dan biaya dalam menentukan hal tersebut. Untuk pendapatan jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut dikatakan menguntungkan (favorable) dan jika sebaliknya maka dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable). Sedangkan untuk biaya jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut merugikan (unfavorable) dan jika sebaliknya maka dikatakan menguntungkan (favorable). Pengolahan data untuk analisis varians pada anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2007. 3.3.2.3 Uji T Berpasangan (Paired T Test) Uji t berpasangan (paired t test) digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang dimaksud disini adalah sampel yang sama namun mengalami proses pengukuran maupun perlakuan yang berbeda (Nugroho, 2006). Dengan rumus sebagai berikut : t hitung =

d

.............................................................(1)

Sd/√ d = x1-x2

.............................................................(2)

d = ∑ d/n

.............................................................(3)

Sd =

∑d



1

.............................................................(4)

39

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak diuji kebenarannya. Uji t berpasangan (paired t test) digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu mengetahui apakah selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya pada anggaran operasional masih dalam batas pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). Tujuan

dari

uji

t

berpasangan

(paired

t

test)

adalah

untuk

membandingkan antara anggaran dengan realisasi menunjukkan nilai yang sama atau berbeda. Langkah-langkah yang dilakukan untuk uji t berpasangan (paired t test) adalah sebagai berikut : 1. Membuat H0 dan H1 dalam uraian kalimat H0 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. H1 : Penyimpangan yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya tidak dalam batas pengendalian manajemen. 2. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian cari t tabel dengan tentukan df = n-1. Taraf signifikan (α) yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05. 3. Menentukan kriteria pengujian Jika thitung < ttabel maka terima H0 dan tolak H1. Jika thitung > ttabel maka tolak H0 dan terima H1. 4. Membandingkan thitung dan ttabel. 5. Membuat kesimpulan. Dalam penelitian ini, pengolahan data untuk uji t berpasangan (paired t test) menggunakan bantuan software SPSS 15 for windows.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah perusahaan swasta nasional yang didirikan pada tanggal 4 Februari 1975 oleh tiga bersaudara yaitu Rudy Bambang Hadinata, Yulius Hadinata, dan Irwan David Hadinata. Pendirian PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dilakukan dihadapan Notaris Suzuna Zakaria di Bandung dengan akta pendirian No. 7/1975 dan telah masuk Berita Negara. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) berlokasi di Jalan Tapos Km.1, P.O BOX 23 Cibinong 16901, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Tahun 1975 sampai dengan tahun 1976 PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) membuka sektor usaha dibidang building material dan pabrik ubin estetika,

yang

berkembang

sejalan

dengan

PELITA

pemerintah

yaitu

mengutamakan bidang pembangunan perumahan. Namun pada masa tersebut pembangunan dan teknologi di sektor building material dan perubinan belum terserap dengan baik dan masih sangat rendah. Sehingga kedua bidang usaha tersebut ditutup pada tahun 1977. Perusahaan berganti menjadi usaha yang bergerak di bidang permebelan (furniture). PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) mulai keberadaannya

sebagai

industri

manufaktur

yang

memperkenalkan

berkembang

dibidang

permebelan dengan memperkenalkan “knock down system” pertama di Indonesia dengan merek “Ligna Furniture”. Ligna Furniture pada saat ini merupakan pemimpin dalam pasar mebel rumah tangga seperti mebel untuk ruang tidur, mebel untuk ruang tamu, dan mebel untuk ruang makan bagi kalangan konsumen menengah ke atas. Selain itu juga PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) memproduksi produk-produk mebel yang harganya dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah ke bawah yaitu dengan merek “ Siro Furniture”. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) juga mempunyai merek “Ligna Rotan” yang dipakai untuk produk-produk mebel yang terbuat dari rotan, di mana produksinya dimulai pada 1987 dan sampai saat ini produk-produknya sudah diekspor ke Amerika Serikat dan Jepang.

41

Pangsa pasar dari PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) selain untuk produk lokal juga telah dikembangkan untuk ekspor ke beberapa negara seperti : Amerika Serikat, Belanda, Denmark, Jepang, Jerman, Australia, Italia, dan Spanyol. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) selalu berupaya untuk mengembangkan pasarnya ke negara-negara lainnya. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) memiliki fasilitas dan aset sebagai berikut : 1. Permesinan yang berjumlah 400 unit. Mulai dari Hand Machine sampai Modern Wood Working Machine yang menjamin kualitas produk-produk PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture). 2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki sekitar 100 orang sarjana dari berbagai bidang displin ilmu dan didukung oleh sekitar 1300 SDM yang terampil, sehingga menjamin kualitas produk-produk yang dihasilkan. Pembinaan SDM melalui program pendidikan dan pelatihan serta pengembangan karier terbuka bagi setiap karyawan yang ingin berprestasi dalam bekerja. 3. Lokasi pabrik yang strategis dengan luas area 150.000 m2 (14 hektar). 4. Jaringan pemasaran yang telah menjangkau pangsa pasar luar negeri (Amerika Serikat dan Inggris Raya) dan kota-kota besar di Indonesia seperti: Banda Aceh, Balikpapan, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Cilegon, Denpasar, Jakarta, Jambi, Kendari, Medan, Padang, Palembang, Palu, Pekanbaru, Pinrang (Sulawesi Selatan), Purwokerto, Semarang, Solo, Surabaya, Ujung Pandang, dan Yogyakarta. 5. Research yang senantiasa memperhatikan kepuasan konsumen. Sejak didirikan, PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menghasilkan furniture yang lebih baik dan nyaman serta secara terus menerus melakukan penyempurnaan kualitas dan desain untuk kepuasan konsumen. Style dan ergonomi serta bahan material pilihan menjadikan produk dari PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menarik dan memikat untuk menghiasi ruangan. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) mengembangkan usahanya dengan mendirikan pabrik furniture dengan bahan baku rotan dan pabrik panel axima dimana bahan bakunya terbuat dari partikel board. Pabrik rotan sendiri

42

mulai beroperasi pada tahun 1980 dan pabrik panel axima mulai beroperasi pada tahun 1993. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) sekarang terdiri dari tiga divisi produksi atau pabrik, yaitu : 1. Divisi kayu : divisi ini memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya kayu. Produksi pertama dari divisi kayu ini terealisasi pada tahun 1975 dan sampai dengan sekarang masih tetap berproduksi. 2. Divisi rotan : divisi ini memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya adalah rotan. Produksi pertama dari divisi rotan ini terealisasi pada tahun 1980 dan sampai dengan sekarang masih tetap berproduksi. 3. Divisi panel : divisi panel axima memproduksi furniture dengan bahan baku utamanya particle board (panel). Divisi ini pertama kali memproduksi pada tahun 1993 dan masih tetap berproduksi sampai sekarang. Sasaran pengembangan bidang permebelan dicapai dengan ekosistem yang baik melalui upaya-upaya efisiensi bahan, meningkatkan nilai tambah bahan, produk praktis, dan ekonomis. Sasaran tersebut terus dikembangkan melalui penciptaan design baru yang terus mengalami perubahan dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen. PT

Hadinata

Brothers

(Ligna

Furniture)

merupakan

perusahaan

manufaktur yang bergerak di bidang permebelan, dimana kegiatan usahanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi dan menghasilkan produk-produk mebel untuk ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, ruang kantor, dan ruang keluarga. Aktivitas produksinya, perusahaan ini memproduksi 150 jenis produk standar yang terdiri atas produk ekspor dan produk lokal. Produk yang dibuat dengan sistem knock down, yaitu komponen-komponen dari mebel tersebut dapat dibongkar pasang sehingga lebih praktis jika mebel tersebut dipindahkan. Bagi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) sistem knock down ini mempermudah proses pengepakan dan dapat pula menghemat biaya pengepakan karena karton yang digunakan untuk pengepakan akan lebih sedikit dibandingkan dengan pengepakan mebel yang tidak dapat dibongkar pasang atau yang sering dikenal dengan sistem pantek.

43

4.1.2 Tujuan Perusahaan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam menjalankan aktivitas usahanya bertujuan mencari keuntungan yang optimal dari penjualan barang hasil produksi perusahaannya. Yang didasari oleh penjualan yang seimbang antara harga dan mutu produk, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan dari pihak pembeli. Pihak pembeli disini adalah orang yang sudah membeli produk perusahaan maupun orang yang ingin membeli setelah mengetahui harga dan mutu serta melihat produk tersebut dari yang sudah membeli. Selain mencari keuntungan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) juga bertujuan membantu pemerintah. Berikut ini peran dan sumbangan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) bagi pemerintah yang antara lain adalah : 1. Lapangan kerja dan taraf hidup masyarakat : dengan menyerap banyak tenaga kerja dan mengurangi masalah pengangguran yang diikuti dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat. 2. Perpajakan : sumbangan kepada pemerintah dalam bentuk pajak, bea, dan retribusi seperti : pajak penjualan, pajak pendapatan, pajak perseroan, bea masuk, dan bea materai. 3. Bidang perindustrian : dapat menarik atau merangsang para investor untuk mendirikan pabrik. Tujuan akhir yang ingin dicapai PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah memproduksi furniture yang tahan lama dan berkualitas tinggi sehingga dapat memuaskan para pelanggan. 4.1.3 Visi dan Misi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Visi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah menjadi produsen mebel terbaik dan dengan harga terjangkau. Yang diuraikan sebagai berikut : 1. Produsen mebel Mebel untuk perlengkapan kamar tidur, dapur, ruang tamu, maupun outdoor dengan berbagai design dan ukuran dengan bahan baku kayu, rotan, besi, atau kombinasinya. 2. Terbaik Sesuai pengalaman harus menjadi yang terbaik dalam kualitas, delivery, dan kepuasan pelanggan.

44

3. Terjangkau Menjual mebel untuk segmen pasar tertentu dengan kualitas dan harga terjangkau. Serta memiliki kebijakan mutu untuk mewujudkan visi, sebagai berikut: 1. Kepuasan pelanggan adalah segalanya. 2. Mengutamakan kualitas pada setiap proses (awal sampai dengan akhir). 3. Inovasi dan perbaikan berkesinambungan. Karyawannya memiliki motto : tingkatkan disiplin dan kerjasama, kejar target mutu prima. Misi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan kerja dalam rangka memproduksi mebel untuk kepuasan konsumen yang merindukan kualitas. Dengan uraian misi sebagai berikut : 1. Bermanfaat bagi masyarakat sekitar Kehadiran perusahaan bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan kerja, atau mitra usaha yang saling menguntungkan. 2. Kepuasan konsumen Eksistensi perusahaan hanya untuk kepuasan konsumen dengan produk bermutu, harga terjangkau dengan delivery time yang tepat. Perusahaan memproduksi mebel dengan model praktis, knock down dianugerahkan kepada konsumen yang benar-benar menghargai kualitas. Nilai-nilai atau value yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dan menjadi pedoman dalam bekerja untuk merealisasikan misi sesuai visi adalah : 1. Disiplin. Disiplin dalam segala hal utamanya budget, waktu pemakaian peralatan, bahan kerja, penerapan atau aplikasi 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) sesuai peraturan atau KKB dan SOP yang ada. 2. Integritas Secara tulus dan jujur dalam memberikan pelayanan terbaik kepada sesama karyawan dan kepada konsumen. Menjadi panutan dalam ketulusan dan kejujuran.

45

3. Profesionalisme Kompeten dalam melakukan pekerjaan, proaktif dalam melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam pelayanan yang lebih baik. 4. Sadar kualitas Bekerja dengan sadar kualitas dari awal sampai akhir proses, handling dan delivery ke tangan konsumen. 5. Team work Mencapai nilai tambah melalui sinergi, terbuka, saling percaya, dan saling menghargai. 4.1.4. Struktur Organisasi Struktur organisasi menunjukkan susunan dari tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian atau fungsi yang ada dalam perusahaan. Bentuk dan struktur organisasi perusahaan disesuaikan dengan kegiatan perusahaan

sehingga

perkembangan

perusahaan

diikuti

pula

dengan

penyempurnaan struktur organisasinya sesuai dengan kebutuhan perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah struktur organisasi lini dan staf, yaitu adanya hubungan antara tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dengan bagian yang lain. Struktur ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan berbagai produk. Perusahaan ini dipimpin oleh direktur yang merupakan pimpinan tertinggi, sedangkan dewan komisaris bertindak dalam pengambilan keputusan untuk memutuskan garis kebijakan perusahaan. Bagan struktur organisasi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terlihat pada Lampiran 1. 4.2. Proses Penyusunan Anggaran PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Proses penyusunan anggaran PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dilakukan pada akhir tahun yaitu awal bulan Desember setiap tahunnya membuat planning tahun yang akan datang. Metode yang digunakan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam proses penyusunan anggaran adalah metode campuran antara bottom up dan top down, dengan rincian sebagai berikut : -

Bottom up : dimana anggaran disusun dan disiapkan oleh pihak yang akan melaksanakan program tersebut, dengan pertimbangan bahwa bagian tersebut

46

lebih mengetahui apa yang diperlukan oleh bagiannya, dalam hal ini manajer tingkat bawah dapat ikut serta dalam penyusunan anggaran yaitu dengan cara setiap manajer masing-masing bagian dapat mengajukan anggaran yang dapat mereka capai. -

Top down : dalam penyusunan anggaran harus ditentukan dan dievaluasi oleh pimpinan atau direksi dengan melakukan konsultasi yang menyertakan bawahan serta disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan tujuan perusahaan, setelah itu baru disetujui dan dilaksanakan. Dengan demikian penyusunan anggaran dapat disesuaikan dengan kondisi,

fasilitas, dan kemampuan masing-masing bagian. Juga terdapatnya partisipasi dan komunikasi aktif antar manajer tingkat bawah dengan direksi. Anggaran dibuat dengan tujuan untuk menggunakan semua sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) secara efektif dan efisien, sehingga dapat memaksimalkan profit atau keuntungan. Faktor utama yang paling banyak dipertimbangkan untuk menyusun anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah realisasi anggaran tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase Order (PO) tahun lalu. Selain faktor

utama

tersebut

PT

Hadinata

Brothers

(Ligna

Furniture)

juga

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dikelompokkan ke dalam dua kategori sebagai berikut : 1. Faktor internal adalah segala faktor yang muncul dan disebabkan dari dalam perusahaan. Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) faktor internal yang dipertimbangkan adalah : -

Harga bahan baku naik atau tidak dan kenaikan upah karyawan.

-

Kebijakan dewan direksi.

-

Sumber dana.

-

Sumber daya manusia (SDM).

-

Jenis produk.

-

Kebutuhan produk.

-

Jumlah produk.

47

2. Faktor eksternal adalah segala faktor yang muncul dan disebabkan dari luar perusahaan. Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) faktor eksternal yang dipertimbangkan adalah : -

Kebijakan pemerintah seperti : kenaikan harga BBM dan tarif dasar listrik.

-

Harga pasar atau keadaan pasar saat ini.

-

Tingkat suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah.

-

Transportasi atau pengiriman barang.

-

Situasi politik, ekonomi, dan sosial.

Proses penyusunan anggaran PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah sebagai berikut : 1. Penyusunan anggaran dilakukan untuk satu tahun. 2. Bagian keuangan ditunjuk sebagai komite dan direktur keuangan sebagai koordinator oleh direksi. 3. Direksi memerintahkan untuk membuat anggaran laba rugi, dimana setiap manajer mengajukan anggaran yang dikumpulkan kepada koordinator, yang kemudian oleh koordinator diserahkan dalam bentuk laporan anggaran kepada direksi. Proses anggaran untuk cabang adalah setiap cabang ditetapkan harus melaporkan seluruh pendapatan yang diperoleh dan biaya yang digunakan ke kantor pusat. 4. Direksi akan mengevaluasinya jika tidak sesuai atau anggaran terlalu tinggi biaya dan terlalu rendah target pendapatannya, maka anggaran tersebut bisa dikurangi dan ditambah yang disesuaikan dengan target tujuan secara keseluruhan perusahaan. 5. Hasil evaluasi akan dirapatkan kembali dalam rapat koordinasi yang dihadiri komite anggaran yang akan menghasilkan anggaran sementara. 6. Anggaran sementara akan diajukan kepada direksi untuk diperiksa dan disetujui. 7. Setelah disetujui anggaran sementara diberikan kepada direktur utama untuk disahkan. 8. Setelah disahkan anggaran tersebut akan menjadi patokan yang disebarkan keseluruh manajer masing-masing bagian untuk dijalankan.

48

Anggaran untuk 1 tahun Bagian keuangan sbg komite & Direktur keuangan sbg koordinator Direksi memerintahkan membuat anggaran laba rugi Setiap manajer mengajukan anggaran kepada koordinator Laporan anggaran diserahkan kepada direksi Direksi mengevaluasinya Rapat koordinasi menghasilkan anggaran sementara Anggaran sementara diperiksa dan disetujui direksi Disahkan direktur utama Anggaran menjadi patokan disebarkan & dijalankan Gambar 6. Proses penyusunan anggaran Kelebihan proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah : -

Semua kegiatan dalam perusahaan dapat termonitor dengan baik serta penggunaan semua sumber daya yang dimiliki perusahaan lebih efisien.

-

Proses penganggaran tidak berbelit.

-

Menciptakan komunikasi yang aktif antara manajemen atas dengan manajemen bawah. Kelemahan proses penyusunan anggaran pada PT Hadinata Brothers

(Ligna Furniture) adalah : -

Banyaknya hal-hal yang tidak dapat diduga atau diprediksi seperti : pengobatan untuk pegawai yang sakit dengan mahalnya harga obat menyebabkan anggaran menjadi over atau melebihi rencana, Purchase

49

Order (PO) yang bisa dibatalkan sedangkan bahan-bahan material yang sudah terlanjur dibeli menyebabkan realisasi tidak sesuai anggaran. Dibatalkan karena barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang diminta atau yang dibutuhkan dan terjadinya penundaaan karena pihak yang memesan masih memiliki cukup stock. -

Faktor utama yang dilihat PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah realisasi anggaran tahun lalu sehingga akan berpotensi mengakibatkan varians yang besar khususnya untuk anggaran penjualan banyak yang bersifat tidak menguntungkan (unfavorable).

-

Evaluasi mengenai faktor-faktor penyebab dari selisih antara anggaran dengan realisasi tidak tergambar dengan jelas. Dimana yang diketahui penyebabnya

hanya

selisih

yang

bersifat

tidak

menguntungkan

(unfavorable). 4.3. Analisis Varians Anggaran Operasional Tahun 2008-2010 Anggaran operasional yang disusun oleh PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) pada realisasi pelaksanaannya mengalami selisih yang signifikan. Hal ini disebabkan karena faktor utama yang dipertimbangkan adalah realisasi tahun lalu dan purchase order. Dapat dilakukan evaluasi terhadap selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasi. Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan analisis varians yang diikuti dengan analisis deskriptif yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya ketidaksesuaian atau selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya dengan cara membandingkan keduanya, yaitu untuk pendapatan jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut dikatakan menguntungkan (favorable) dan jika sebaliknya maka dikatakan tidak menguntungkan (unfavorable), sedangkan untuk biaya jika anggaran lebih kecil dari realisasinya maka hal tersebut merugikan (unfavorable) dan jika sebaliknya maka dikatakan menguntungkan (favorable). Dimana anggaran operasional untuk perusahaan manufaktur yang juga dilaksanakan oleh PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) mencakup anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran bahan baku langsung, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead, anggaran biaya nonmanufaktur, dan

50

anggaran laba rugi. Seluruh anggaran tesebut akan dibahas pada penelitian ini dengan menggunakan data anggaran operasional dan realisasi anggaran operasional selama tiga tahun terakhir dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. 4.3.1 Analisis Varians Anggaran Penjualan Tahun 2008-2010 Anggaran penjualan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari penjualan produk sofa, meja makan, kursi makan, bed, lemari pakaian, meja tulis, dan kursi kantor. Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing penjualan terdapat pada Lampiran 3. Tabel 2 adalah hasil analisis varians untuk total anggaran penjualan selama 3 tahun terakhir. Tabel 2. Analisis varians anggaran penjualan tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran

Realisasi

Varians

1

2008

110.000.000.000

87.805.421.128

(22.194.578.872)

2

2009

100.000.000.000

79.849.044.574

(20.150.955.426)

3

2010

87.000.000.000

53.465.553.130

(33.534.446.870)

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tiga tahun terakhir dalam anggaran penjualan tidak semua penjualan produk dikategorikan unfavorable, ada salah satu penjualan produk yang dikategorikan favorable yaitu penjualan produk sofa. Hal ini disebabkan karena : -

Produk sofa merupakan produk yang paling laris di pasaran.

-

Spesifikasi kualitas yang baik, tahan lama, kuat.

-

Desain luar lebih bagus dibanding pesaing.

-

Banyak perumahan baru yang membutuhkan sofa. Selain penjualan produk sofa, yaitu penjualan produk meja makan, kursi

makan, bed, lemari pakaian, meja tulis, dan kursi kantor dikategorikan unfavorable. Hal ini disebabkan karena : -

Banyaknya pesaing untuk produk-produk tersebut dengan harga yang jauh lebih murah.

-

Untuk ekspor disebabkan karena terdapatnya persaingan pasar global dari produk-produk Cina.

-

Terdapatnya klaim karena barang yang rusak sehingga harus diperbaiki atau diganti.

51

Tiga tahun terakhir penjualan terus mengalami penurunan. Di lihat dari sisi konsumen, hal tersebut terjadi karena kualitas produk yang tidak tahan lama disebabkan penggunaan bahan baku dari serbuk kayu yang dipadatkan, juga karena desain yang kurang menarik sehingga diperlukan inovasi produk. 4.3.2 Analisis Varians Anggaran Produksi Tahun 2008-2010 Anggaran produksi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari produksi produk sofa, meja makan, kursi makan, bed, lemari pakaian, meja tulis, dan kursi kantor. Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing produksi terdapat pada Lampiran 4. Tabel 3 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran produksi (unit) selama 3 tahun terakhir. Tabel 3. Analisis varians anggaran produksi (unit) tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran (Unit)

Realisasi (Unit)

Varians (Unit)

1

2008

129.052

100.762

28.289

2

2009

103.919

79.635

24.284

3

2010

84.646 52.042 32.603 Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tiga tahun terakhir dalam anggaran produksi (unit) semua produksi produk dikategorikan favorable, hal ini disebabkan karena tren tahun-tahun yang sebelumnya omzet penjualan menurun, sedangkan harga bahan baku dan upah tenaga kerja yang selalu meningkat sehingga perusahaan perlu mengambil kebijakan dengan menurunkan jumlah unit yang diproduksi. Tiga tahun terakhir produksi dalam unit terus menurun. Hal ini disebabkan karena penjualan yang juga menurun setiap tahunnya dan masih adanya stock yang tersimpan. Tabel 4 menunjukkan hasil analisis varians biaya produksi. Biaya produksi merupakan seluruh penjumlahan dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead. Tabel 4. Analisis varians anggaran biaya produksi tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran (Rp)

Realisasi (Rp)

Varians (Rp)

1

2008

75.000.000.000

60.613.327.194

14.386.672.806

2

2009

68.300.000.000

54.571.556.044

13.728.443.956

3

2010

58.000.000.000

38.898.333.348

19.101.666.652

52

Tiga tahun terakhir dalam anggaran biaya produksi semua produksi produk dikategorikan favorable, hal ini disebabkan karena produksi mengalami efisiensi biaya yang digunakan seperti : listrik, pemakaian bahan baku, dan tenaga kerja. Efisiensi tersebut dilakukan karena tren tahun-tahun yang sebelumnya omzet penjualan menurun, sedangkan harga bahan baku dan upah tenaga kerja yang selalu meningkat. Tiga tahun terakhir biaya produksi berkurang. Hal ini dipengaruhi produksi dalam unit yang turun sehingga segala biaya yang diperlukan untuk produksi dikurangi. Biaya-biaya tersebut seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. 4.3.3 Analisis Varians Anggaran Bahan Baku Langsung Tahun 2008-2010 Anggaran bahan baku langsung PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari bahan baku berupa kayu (m2), particle/triplek (lembar), veneer/lapisan kayu tipis (m2), kain jok (m), busa (lembar), cat (liter), lem (tube), karton box (lembar), skrup (piece), paku (kg), dan amplas (lembar). Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing bahan baku langsung terdapat pada Lampiran 5. Tabel 5 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran bahan baku langsung selama 3 tahun terakhir. Tabel 5. Analisis varians anggaran bahan baku langsung tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran

Realisasi

Varians

1

2008

40.600.000.000

33.382.793.954

7.217.206.046

2

2009

41.100.000.000

32.959.691.005

8.140.308.995

3

2010

36.500.000.000

24.604.202.230

11.895.797.770

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tiga tahun terakhir dalam anggaran bahan baku langsung semua pembelian bahan baku dikategorikan favorable. Hal ini disebabkan karena seluruh bahan baku tersebut mengalami kebijakan efisiensi karena tren produksi tahuntahun sebelumnya yang turun setiap tahunnya tetapi diikuti kenaikan bahan baku setiap tahunnya. Efisiensi yang dilakukan adalah dengan mengganti bahan baku dengan merk lain tanpa mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan atas dasar memenuhi kepuasan pelanggan.

53

Tiga tahun terakhir biaya bahan baku turun. Hal ini dipengaruhi biaya produksi yang dikurangi, sehingga biaya yang digunakan untuk membeli bahanbahan terbatas. 4.3.4 Analisis Varians Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008-2010 Anggaran tenaga kerja langsung PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari tenaga kerja pabrik kayu, pabrik axima, pabrik pembahanan & saw mill, sistem & logistic, teknik, dan QA/QC. Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing tenaga kerja langsung terdapat pada Lampiran 6. Tabel 6 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran tenaga kerja langsung selama 3 tahun terakhir. Tabel 6. Analisis varians anggaran tenaga kerja langsung tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran

Realisasi

Varians

1

2008

25.035.000.000

20.585.763.896

4.449.236.104

2

2009

20.560.000.000

16.487.371.024

4.072.628.976

3

2010

15.800.000.000

10.679.088.244

5.120.911.756

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tiga tahun terakhir dalam anggaran tenaga kerja langsung semua penggajian tenaga kerja dikategorikan favorable. Hal ini disebabkan karena seluruh tenaga kerja tersebut mengalami pengurangan setiap tahunnya dikarenakan berkurangnya proses order serta produksi. Serta favorable karena efisiensi biaya dengan menggunakan tenaga kerja yang lebih murah yaitu tenaga kerja kontrak dan out sourcing atau mempekerjakan karyawan harian yang tidak mengikat secara jangka panjang. Tiga tahun terakhir biaya tenaga kerja turun. Hal ini dipengaruhi biaya produksi yang dikurangi, sehingga biaya yang digunakan untuk upah tenaga kerja dipotong. 4.3.5 Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead Tahun 2008-2010 Anggaran biaya overhead PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari biaya overhead manufaktur variabel dan biaya overhead manufaktur tetap. Lebih jelasnya hasil analisis varians untuk masing-masing biaya overhead terdapat pada Lampiran 7. Tabel 7 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran biaya overhead selama 3 tahun terakhir.

54

Tabel 7. Analisis varians anggaran biaya overhead tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran

Realisasi

Varians

1

2008

9.365.000.000

6.644.769.344

2.720.230.656

2

2009

6.640.000.000

5.124.494.015

1.515.505.985

3

2010

5.700.000.000 3.615.042.874 2.084.957.126 Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tabel 8. Rekap biaya overhead No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

Biaya Overhead Overhead Tetap : Asuransi Tenaga Kerja Asuransi Iuran Penyusutan Gedung Penyusutan Mesin & Genset Penyusutan Kendaraan Penyusutan Inventaris Penyusutan Instalasi Overhead Variabel : Listrik Pengobatan Tunjangan Hari Tua Perjalanan Dinas Onderdil-Onderdil Mesin Minyak Pelumas Pemeliharaan Bangunan Percetakan dan Alat Kantor Kesejahteraan Karyawan Pemeliharaan Inventaris Telepon dan Telex Pemeliharaan Kendaraan Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan Biaya R&D Pemeliharaan Mesin dan Genset Parkir dan Retribusi Sumbangan Bahan Bakar Solar Kirim Surat/Paket Biaya Makan&Transport Perijinan Training Perjamuan Sampel Lain-Lain

2008

Kategori Selisih 2009

2010

Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable

Favorable Favorable

Favorable Favorable

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable -

Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable -

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah)

55

Faktor penyebab selisih antara anggaran dan realisasi pada biaya overhead PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) : -

Kebijakan pemerintah : listrik dan BBM.

-

Karyawan : gaji, kesehatan, konsumsi, dan perjalanan dinas.

-

Mesin : pemeliharaan, training penggunaannya, dan pembelian.

-

Penelitian : untuk mencari bahan baku pengganti yang lebih murah.

-

Bangunan : pemeliharaan.

-

Lingkungan sekitar : iuran dan sumbangan. Pembahasan mengenai biaya overhead yang diterapkan oleh PT Hadinata

Brothers (Ligna Furniture) ada beberapa biaya yang seharusnya tidak masuk dalam biaya overhead yaitu percetakan dan alat kantor, kirim surat/paket, perijinan, dan perjamuan. Karena yang termasuk ke dalam biaya overhead menurut Horngren et al. (2005) adalah perlengkapan, tenaga kerja manufaktur tak langsung, listrik, pemeliharaan, penyusutan, pajak properti, asuransi properti, supervisi pabrik. PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) memasukannya karena : -

Biaya percetakan dan alat kantor diperlukan karena departemen produksi memiliki administrasi sendiri yang menerima serah terima bond, monitoring stock, dan surat menyurat.

-

Biaya kirim surat/paket diperlukan untuk administrasi produksi karena menerima laporan bahwa sampel yang dikirim kurang sehingga harus menambah kiriman sampel. Juga mengurusi masalah klaim karena barang rusak sehingga harus segera diperbaiki. Kirim surat yang dilakukan administrasi produksi adalah masalah lembar surat garansi mesin.

-

Biaya perijinan diperlukan untuk ijin lokasi pabrik yang digunakan untuk proses produksi.

-

Biaya perjamuan diperlukan karena kepala pabrik sering kedatangan tamu dari luar seperti pemerintah (departemen perindustrian) dan swasta (rekanan atau relasi).

4.3.6 Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur Tahun 2008-2010 Anggaran biaya nonmanufaktur PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan administrasi. Dimana hasil analisis varians untuk masing-masing biaya nonmanufaktur terdapat pada

56

Lampiran 8. Tabel 9 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran biaya nonmanufaktur selama 3 tahun terakhir. Tabel 9. Analisis varians anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran

Realisasi

Varians

1

2008

32.500.000.000

29.810.445.519

2.689.554.481

2

2009

30.500.000.000

28.508.917.431

1.991.082.569

3

2010

29.500.000.000

17.549.704.666

11.950.295.334

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tabel 10. Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya administrasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Biaya Nonmanufaktur : Biaya Administrasi Biaya Tetap : Penyusutan Aktiva Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor Konsultan Iuran Biaya Variabel : Gaji Bulanan Bunga Bank Administrasi Bank Pengobatan Grativikasi Uang Lembur Uang Pesangon Pemeliharaan Aktiva Perjalanan Dinas Uang Jasa Karyawan Royalti Astek THT Pajak Lain-Lain Perijinan Listrik dan Air Percetakan dan Alat Kantor Upah Harian Telepon dan Telex Kesejahteraan Karyawan Notaris Sumbangan Biaya Astek Parkir dan Retribusi Bahan Bakar Kendaraan Kirim Surat/Paket Minyak Pelumas dan Oli Bunga Leasing Majalah dan Surat Kabar Training Alat Listrik dan Perlengkapan Perjamuan

2008

Kategori Selisih 2009

2010

Favorable

Favorable

Favorable

Favorable Unfavorable Unfavorable

Favorable Unfavorable Favorable

Unfavorable Favorable Favorable

Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable

Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

57

36 37

Bahan Bakar Solar Lain-Lain

Favorable Favorable

Favorable Favorable

Favorable Unfavorable

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tabel 11. Rekap biaya nonmufaktur yang tergolong biaya penjualan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39

Biaya Non Manufaktur : Biaya Penjualan Biaya Tetap : Penyusutan Asuransi Iuran Biaya Variabel : Pengiriman Barang Gaji Bulanan Promosi Perjalanan Dinas Telepon dan Telex Sewa Makan Dinas dan Transport Grativikasi Pemeliharaan Aktiva Bahan Bakar Kendaraan Pengobatan Listrik dan Air Administrasi Ekspor Kirim Surat/Paket Astek (Tunjangan Hari Tua) Upah Harian Alat-Alat Kantor dan Cetakan Uang Pesangon Beban Parkir Uang Lembur Pajak Lain-Lain Sumbangan Kesejahteraan Karyawan Asuransi Tenaga Kerja Biaya R&D Perjamuan Beban Administrasi Bank Uang Perangsang Sample Alat Listrik dan Perlengkapan Majalah dan Surat Kabar Perijinan Minyak Pelumas dan Oli Komisi Klaim Ekspor Lain-Lain

2008

Kategori Selisih 2009

2010

Favorable Favorable Unfavorable

Favorable Unfavorable Unfavorable

Unfavorable Favorable Favorable

Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable

Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Faktor penyebab selisih antara anggaran dan realisasi pada biaya overhead PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) : - Penjualan : perijinan dan pengiriman barang

58

- Karyawan : frekuensi dinas luar, gaji, kesehatan, lembur, pemberian insentif memotivasi karyawan, dan training. - Promisi : pemasangan iklan majalah dan surat kabar, perjamuan untuk tamu dan buyer, sales, penempatan pada toko dengan diskon dan sewa gedung show room. - Kebijakan pemerintah : BBM, listrik, air, PBB, upah minimum, dan tarif tol. - Lingkungan sekitar : iuran, sumbangan. - Aktiva, peralatan dan perlengkapan : pemeliharaan, pembelian - Penelitian : penggunaan produk desain luar perusahaan - Pinjaman : bank, leasing (kredit mobil dan pinjaman barang) - Konsultan : penggunaan jasa pajak, hukum, dan pengacara, eksternal audit, notaris (perijinan). - Barang rusak : dikembalikan dan harus diganti dan diperbaiki. Pada tahun 2009 banyak terjadi selisih yang bersifat tidak menguntungkan (unfavorable). Hal itu disebabkan, jika menurut Blocher et al.(2007) adalah karena kesalahan prediksi yang dapat diatasi dengan memodifikasi proses penetapan standar, merevisi model atau proses permodelan, kesalahan permodelan yang dapat diatasi dengan merevisi model atau proses, kesalahan pengukuran yang dapat diatasi dengan menyesuaikan prosedur akuntansi, dan kesalahan penerapan yang dapat diatasi dengan mengambil tindakan tepat untuk memperbaiki penyebabnya. Pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) hal tersebut terjadi karena pemborosan biaya seperti biaya promosi dan telepon yang diatasi dengan dievaluasi setiap tahun dengan mengawasi operasi jika tetap terdapat pemborosan maka kepala bagian yang menyimpang tersebut yang bertanggung jawab dan diberi SP (surat peringatan) karena tidak dapat mengelola anggaran yang telah diberikan dan tidak dapat mengelola bawahannya dengan baik. 4.3.7 Analisis Varians Anggaran Laba Rugi Tahun 2008-2010 Anggaran laba rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terdiri dari laba kotor, laba usaha dan laba bersih. Dimana hasil analisis varians untuk masing-masing laba rugi terdapat pada Lampiran 9. Tabel 12 berikut ini adalah hasil analisis varians untuk total anggaran laba rugi selama 3 tahun terakhir.

59

Tabel 12. Analisis varians anggaran laba rugi tahun 2008-2010 No.

Tahun

Anggaran

Realisasi

Varians

1

2008

7.500.000.000

1.155.279.893

(6.344.720.107)

2

2009

3.500.000.000

122.936.284

(3.377.063.716)

3

2010

1.500.000.000

28.358.336

(1.471.641.664)

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Tiga tahun terakhir dalam anggaran laba rugi semuanya dikategorikan unfavorable. Hal ini disebabkan karena anggaran yang dibuat pasti menginginkan keuntungan tetapi pada kenyataannya hal tersebut tidak dapat diprediksi. Dalam hal ini dikarenakan penjualan banyak yang tidak mencapai target disetiap tahunnya. Dengan penjualan yang berkurang maka untuk efisiensi menjadikan karyawan dikurangi dan biaya dikurangi, namun yang tidak dapat diefisiensi adalah harga bahan baku dan gaji yang semakin naik. Tiga tahun terakhir kerugian yang diperoleh. Hal ini dipengaruhi oleh seluruh pendapatan dan biaya perusahaan. Walaupun biaya dapat berhasil diefisienkan namun pendapatan yang tidak mencapai target menyebabkan kerugian yang diperoleh. 4.4. Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Operasional Tahun 20082010 Hipotesis penelitian merupakan hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori yang relevan dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta atau dukungan nyata di lapangan. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) atau tidak. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran operasional PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah sebagai berikut : A. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Penjualan Tahun 2008-2010 Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran penjualan tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -3,400 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6 . Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.

60

Tabel 13. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran penjualan tahun 2008-2010 No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T 1

2008

6

-3.400

2.447

H0 Diterima

2

2009

6

-2.045

2.447

H0 Diterima

3

2010

6

-2.562

2.447

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran penjualan tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -2,045 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6 . Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran penjualan tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -2,562 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6 . Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. B. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Produksi Tahun 20082010 Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran produksi (unit) tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -3,456 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Tabel 14. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran produksi (unit) tahun 2008-2010 No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T 1

2008

6

-3.456

2.447

H0 Diterima

2

2009

6

-2.655

2.447

H0 Diterima

3

2010

6

-2.358

2.447

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran produksi (unit) tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -2,655 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,

61

yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran produksi (unit) tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -2,358 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Tabel 15. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya produksi tahun 2008-2010 No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T 1

2008

6

-10.224

2.447

H0 Diterima

2

2009

6

-5.212

2.447

H0 Diterima

3

2010

6

-5.436

2.447

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya produksi tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -10,224 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya produksi tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -5,212 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya produksi tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -5,436 dan ttabel sebesar 2.447 dengan derajat kebebasan (df) 6. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. C. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Bahan Baku Langsung Tahun 2008-2010 Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran bahan baku langsung tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -5,215 dan ttabel sebesar 2.228 dengan

62

derajat kebebasan (df) 10. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Tabel 16. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran bahan baku langsung tahun 2008-2010 thitung ttabel Hasil Uji T No. Tahun df 1

2008

10

-5.215

2.228

H0 Diterima

2

2009

10

-10.268

2.228

H0 Diterima

3

2010

10

-6.635

2.228

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran bahan baku langsung tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -10,268 dan ttabel sebesar 2.228 dengan derajat kebebasan (df) 10. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran bahan baku langsung tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -6,635 dan ttabel sebesar 2.228 dengan derajat kebebasan (df) 10. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. D. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Tenaga Kerja Langsung Tahun 2008-2010 Tabel 17. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran tenaga kerja langsung tahun 2008-2010 thitung ttabel Hasil Uji T No. Tahun df 1

2008

5

-5.007

2.571

H0 Diterima

2

2009

5

-5.029

2.571

H0 Diterima

3

2010

5

-4.087

2.571

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran tenaga kerja langsung tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -5,007 dan ttabel sebesar 2.571 dengan derajat kebebasan (df) 5. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.

63

Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran tenaga kerja langsung tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -5,029 dan ttabel sebesar 2.571 dengan derajat kebebasan (df) 5. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran tenaga kerja langsung tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -4,087 dan ttabel sebesar 2.571 dengan derajat kebebasan (df) 5. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. E. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Biaya Overhead Tahun 2008-2010 Tabel 18. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya overhead tahun 2008-2010 thitung ttabel Hasil Uji T No. Tahun df 1

2008

33

-1.632

2.035

H0 Diterima

2

2009

27

-3.970

2.052

H0 Diterima

3

2010

29

-3.965

H0 Diterima 2.045 Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya overhead tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -1,632 dan ttabel sebesar 2.035 dengan derajat kebebasan (df) 33. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya overhead tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -3,970 dan ttabel sebesar 2.052 dengan derajat kebebasan (df) 27. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya overhead tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -3,965 dan ttabel sebesar 2.045 dengan derajat kebebasan (df) 29. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima,

64

yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. F. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Biaya Nonmanufaktur Tahun 2008-2010 Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -1,488 dan ttabel 1.992 sebesar dengan derajat kebebasan (df) 76. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Tabel 19. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2008-2010 No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T 1

2008

76

-1.488

1.992

H0 Diterima

2

2009

81

-1.288

1.990

H0 Diterima

3

2010

82

-2.838

1.989

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -1,288 dan ttabel 1.990 sebesar dengan derajat kebebasan (df) 81. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran biaya nonmanufaktur tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -2,838 dan ttabel 1.989 sebesar dengan derajat kebebasan (df) 82. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. G. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) Anggaran Laba Rugi Tahun 2008-2010 Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran laba rugi tahun 2008 diperoleh thitung sebesar -7,440 dan ttabel sebesar 4.303 dengan derajat kebebasan (df) 2. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen.

65

Tabel 20. Hasil uji t berpasangan (paired t test) anggaran laba rugi tahun 2008-2010 No. Tahun df thitung ttabel Hasil Uji T 1

2008

2

-7.440

4.303

H0 Diterima

2

2009

2

-4.839

4.303

H0 Diterima

3

2010

2

-1.551

4.303

H0 Diterima

Sumber : Laporan Laba-Rugi PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) (diolah) Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran laba rugi tahun 2009 diperoleh thitung sebesar -4,839 dan ttabel sebesar 4.303 dengan derajat kebebasan (df) 2. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. Hasil uji t berpasangan (paired t test) pada selisih anggaran laba rugi tahun 2010 diperoleh thitung sebesar -1,551 dan ttabel sebesar 4.303 dengan derajat kebebasan (df) 2. Karena thitung lebih kecil dari ttabel maka hipotesis H0 diterima, yang artinya selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasinya masih dalam batas pengendalian manajemen. 4.5. Pengendalian Manajemen Anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dievaluasi oleh manajer keuangan tiap bulan apakah dapat dicapai atau tidak anggaran yang telah direncanakan sebelumnya. Proses pengendalian dilakukan dengan cara masingmasing manajer bagian membuat laporan kinerja setelah satu bulan berjalan. Pengendalian yang dilakukan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) jika anggaran tidak dapat dicapai tanpa alasan yang dapat diterima maka akan diberi sanksi berupa SP (Surat Peringatan) dan manajemen melakukan pengendalian dengan cara menekan biaya agar dapat disesuaikan dengan anggaran. Dengan cara sebagai berikut : a. Efisiensi listrik dengan menghemat penggunaannya yaitu pabrik beroperasi pada jam-jam yang tarif listriknya murah yaitu dari jam 8 sampai jam 4 sore dan dilanjutkan lagi pada jam 11 malam sampai jam 7 pagi.

66

b. Efisiensi pemakaian bahan baku dengan mengganti bahan baku dengan merk lain tanpa mempengaruhi kualitas produk yang akan dihasilkan atas dasar memenuhi kepuasan pelanggan. c. Efisiensi gaji karyawan dengan penggurangan tenaga kerja dan dengan menggunakan tenaga kerja yang lebih murah yaitu tenaga kerja kontrak dan out sourcing atau mempekerjakan karyawan harian yang tidak mengikat secara jangka panjang. d. Efisiensi penghematan biaya kerja dengan mengurangi biaya-biaya yang dapat ditekan seperti penggunaan kertas, telepon, lembur karyawan, ekspedisi (pengiriman barang), dan lain-lain. Jika terjadi over budget biaya atau melebihi anggaran yang telah direncanakan maka untuk menutupi biaya tersebut adalah dari cash flow pendapatan. 4.6. Implikasi Manajerial Hasil penelitian mengenai analisis anggaran operasional pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) menunjukkan bahwa terjadi selisih antara anggaran dengan realisasinya. Dimana berdasarkan analisis varians, sebagian besar anggaran mengalami selisih yang cukup signifikan. Selisih tersebut perlu diperbaiki dengan meminimalkannya dan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat anggaran dapat terealisasi dengan baik. Yang berkaitan pula dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan berdasarkan uji t berpasangan (paired t test) diperoleh bahwa selisih yang terjadi pada anggaran operasional pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) masih dalam batas pengendalian manajemen walaupun dalam analisis varians terdapat selisih yang bernilai negatif. Sehingga diperlukan peran manajemen untuk memperbaiki kinerja karyawan dalam mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Dengan implikasi manajemen sebagai berikut : 1. Membuat anggaran yang mungkin dapat dicapai masing-masing bagian dan disesuaikan dengan sumber daya yang dimiliki agar anggaran yang dibuat tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Khususnya dalam penelitian ini

67

dimana menetapkan anggaran penjualan yang terlalu tinggi namun hal tersebut sulit dicapai sehingga menjadi tidak efisien. 2. Mengkomunikasikan anggaran yang hendak dicapai dengan jelas pada setiap bagian agar tidak terjadi kesalahpahaman dan bias (gangguan). Komunikasi dapat membuat seluruh bagian mengerti dan dapat menerima kebijakan yang telah dibuat sehingga dapat memaksimalkan kinerjanya. 3. Memantau secara berkala kinerja pencapaian anggaran yang telah dilakukan oleh karyawan. Dilakukan agar jika terdapat penyimpangan segera dapat diperbaiki dan dievaluasi. Serta agar penyimpangan yang terjadi pada anggaran tidak terjadi lagi.

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Metode yang digunakan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam proses penyusunan anggaran adalah metode campuran antara bottom up dan top down. Faktor utama yang paling banyak dipertimbangkan untuk menyusun anggaran pada PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) adalah realisasi anggaran tahun lalu atau tahun sebelumnya dan Purchase Order (PO) tahun lalu. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi selisih anggaran operasional adalah dari kualitas produk, pelanggan, pesaing baik dalam negeri maupun luar negeri, kebijakan pemerintah, realisasi anggaran operasional tahun sebelumnya, karyawan, pembelian dan pemeliharaan aktiva, penelitian, lingkungan sekitar, promosi, pinjaman bank dan leasing. c. Proses pengendalian dilakukan dengan cara masing-masing manajer bagian membuat laporan kinerja setelah satu bulan berjalan. Pengendalian yang dilakukan PT Hadinata Brothers (Ligna Furniture) melalui efisiensi listrik, pemakaian bahan baku, karyawan, penghematan biaya kerja. 2. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat dijadikan bahan pertimbangan adalah sebagai berikut : a. Segera melakukan tindakan koreksi berdasarkan hasil evaluasi agar dapat meminimalisir kerugian yang dapat terjadi dimasa yang akan datang. Misalnya agar penjualan dapat dinaikan, maka tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan harga dan memotong biaya untuk mempertahankan keuntungan. b. Dalam hal efisiensi bahan baku untuk beralih kepada pemasok (supplier) lain yang lebih murah harga bahan bakunya.

69

DAFTAR PUSTAKA Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik No. 10/02/Th. XIV 1 Februari 2011. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar Dan Sedang Triwulan IV Tahun 2010. http://www.bps.go.id. [27 Maret 2011] Blocher, E.J., K.H. Chen, G. Cokins, T.W. Lin. 2007. Manajemen Biaya Penekanan Strategis. Edisi 3 Buku 2. Salemba Empat, Jakarta. Charlie, L. 2006. Kilas Kilau Bisnis Cetakan Pertama. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Dessler, G. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia Jilid 1 Edisi Kesepuluh. PT.Indeks, Jakarta. Hansen, D.R., M.M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen, Terjemahan Dewi Fitriasari Dan Deny Arnos Kawary. Buku Satu. Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta. Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. PT Gramedia. Widiasarana Indonesia, Jakarta. Horngren, C.T., S.M. Datar, G. Foster. 2008. Akuntansi Biaya Dengan Penekanan Manajerial. Alih Bahasa P.A. Lestari. Erlangga, Jakarta. Ismail, H., D. Prawironegoro. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep Dan Aplikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta. Istijanto, M.M.,M.Com. 2005. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. PT. Gramedia, Jakarta. Laberta, C. 2010. Analisis Anggaran Dana Tanggung Jawab Sosial PT Pertamina (Persero) (Studi Kasus : PT Pertamina (Persero) Kantor Pusat, Jakarta). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lastowo, H. 2010. Evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Marizar, E.S. 2005. Designing Furniture. Cetakan Pertama. Media Pressindo, Yogyakarta. Monalisa, I. 2010. Analisis Anggaran Opersional Pada Hotel ASBH Bandung. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

70

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi Ketiga. Salemba Empat, Jakarta. Nugroho, B.A. 2006. Cara Praktis Statistik Dengan SPSS. Penerbit Andi, Yogyakarta. Prawironegoro, D., A. Purwanto. 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media, Jakarta. Rudianto. 2009. Penganggaran. Edisi Pertama. Erlangga Jakarta. Sasongko, C., S.R. Parulian. 2010. Anggaran. Salemba Empat, Jakarta. Shim, J.K., J.G Siegel. 2001. Budgeting: Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran. Terjemahan Julius Mulyadi Dan Neneng Natalia. Penerbit Erlangga, Jakarta. Suyanto, M. 2007. Marketing Strategi Top Brand Indonesia. Andi, Yogyakarta. SWA. Top 250 Indonesia Original Brands. http://swamediainc.com. [7 Agustus 2011] Witjaksono, A. 2006. Akuntansi Biaya. Cetakan Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta. Website Resmi Pemerintahan Jawa Barat. Jawa Barat Dalam Angka/Jawa Barat in Figures 2010. http://www.jabarprov.go.id. [7 Agustus 2011] Website Resmi Pemerintahan Kota Bogor. Industri. http://kotabogor.go.id. [7 Agustus 2011] Wiwoho, A. 2008. Pengetahuan Tata Hidang. Erlangga, Jakarta. Wulandari, R. 2004. Kajian Biaya Operasional Dana Pensiun Pemberi Kerja. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Komisaris Presiden Direktur Direktur

Sekretaris

Wakil Direktur Manajer Marketing

Manajer HRD

Manajer Accounting

Promotion

Personalia

Accounting

Sales

Kendaraan

Tax Accounting

Distribution

Umum

Manajer Finansial

Manajer Purchasing

Manajer Produksi

Logistic

Pembahanan Maintenance

Kasir

PPIC (Product Planning Inventory Control)

KLH

Cost Accounting MIS (Management Information System)

R&D

Lampiran n 2. Daftar Pertanyaan P W Wawancara

INSTITU UT PERTANIAN B BOGOR FAK KULTAS E EKONOM MI DAN MANAJEM M MEN DEPAR RTEMEN MANAJE EMEN

ALISIS ANG GGARAN OPERASION O NAL PADA A PT. HADIINATA BRO OTHERS ANA (LIGNA F FURNITUR RE) Bapak/Ibbu yang terho ormat, Saya mohon bantuannyaa agar berkeenan untuk meluangkan m waktu untuuk melakukaan wawancaara sesuai deengan pengaalaman yangg dirasakan terkait t dengaan pertanyaaan-pertanyaaan berikut. Wawancaraa ini disusunn sebagai bbagian dari riset yang dilakukan dalam d rangkka menyelessaikan tugas akhir, yangg merupakann program yaang diselengggarakan Insttitut Pertaniaan Bogor. d 2 sisi, yaaitu : Penelitiann ini memiliiki manfaat dari 1. M Manfaat peneelitian ini baagi dunia peendidikan ad dalah sebagaai salah satu proses untuuk m mengembang gkan ilmu peengetahuan kkhususnya dii bidang Keuuangan. 2. Bagi B perusah haan adalah untuk lebihh memaham mi pentingnyya penyusun nan anggaraan seehingga dap pat meningkkatkan efekttifitas dan efisiensi e sum mber daya yang y dimilikki perusahaan. a unsur komersial di dalam peneelitian ini daan Perlu saya saampaikan baahwa tidak ada unakan untuuk saya berjjanji bahwaa seluruh infformasi yanng disampaikkan hanya aakan dipergu kepentinggan penelitiaan ini saja. Saya sangat mengharapk m kan Bapak/Ibbu berkenan n untuk menjjawab semu ua pertanyaann, karena kelengkapan jawaban yan ng diberikann akan sangaat membantuu proses penngolahan data dan analiisis selanjutnnya. Terima kasih k atas ban ntuan dan keerjasamanyaa. Salam, Devitanaa Darofit H240970027 Email : devitana.daro d [email protected]

Aspek Internal Perusahaan : 1. Apakah tujuan, visi, dan misi dari PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 2. Bagaimanakah struktur organisasi PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? Konsep Anggaran : 1. Kapankah PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) melakukan proses penyusunan anggaran? 2. Metode apakah yang digunakan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) dalam menyusun anggaran? 3. Tujuan apakah yang ingin dicapai melalui penyusunan anggaran pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penyusunan anggaran pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 5. Siapa saja pihak yang berkepentingan atau ikut dalam proses penyusunan anggaran pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 6. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)? 7. Kapan dan bagaimana proses pengendalian atau pengawasan yang dilakukan PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) terhadap anggaran? 8. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan selisih yang terjadi antara anggaran operasional dengan realisasinya pada PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)?

Lampiran 3. Hasil Analisis Varians Anggaran Penjualan

Produk Sofa Meja Makan Kursi Makan Bed Lemari Pakaian Meja Tulis Kursi Kantor Total

Produk Sofa Meja Makan Kursi Makan Bed Lemari Pakaian Meja Tulis Kursi Kantor Total

Produk Sofa Meja Makan Kursi Makan Bed Lemari Pakaian Meja Tulis Kursi Kantor Total

Harga Jual (Rp) 2,314,026 503,861 224,888 1,486,485 2,494,874 407,745 271,013

Harga Jual (Rp) 2,571,140 559,845 249,875 1,651,650 2,772,082 453,050 301,125

Harga Jual (Rp) 2,699,697 587,837 262,369 1,734,233 2,910,686 475,703 316,181

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Penjualan Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Unit Terjual Total Pendapatan (Rp) Selisih (%) F/U Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 16206 16983 777 37,500,000,000 39,299,103,558 1,799,103,558 4.80 Favorable 21831 15153 (6678) 11,000,000,000 7,635,005,733 (3,364,994,267) -30.59 Unfavorable 111166 90918 (20248) 25,000,000,000 20,446,367,184 (4,553,632,816) -18.21 Unfavorable 9418 5223 (4195) 14,000,000,000 7,763,911,155 (6,236,088,845) -44.54 Unfavorable 5211 3855 (1356) 13,000,000,000 9,617,739,270 (3,382,260,730) -26.02 Unfavorable 12263 3204 (9059) 5,000,000,000 1,306,414,980 (3,693,585,020) -73.87 Unfavorable 16604 6409 (10195) 4,500,000,000 1,736,879,248 (2,763,120,752) -61.40 Unfavorable 192699 141745 (50954) 110,000,000,000 87,805,421,128 (22,194,578,872) -20.18 Unfavorable PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Penjualan Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Unit Terjual Total Pendapatan (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 13107 14890 1783 33,700,000,000 38,284,274,600 4,584,274,600 13.60 17862 12052 (5810) 10,000,000,000 6,747,251,940 (3,252,748,060) -32.53 98049 72312 (25737) 24,500,000,000 18,068,961,000 (6,431,039,000) -26.25 7871 4075 (3796) 13,000,000,000 6,730,473,750 (6,269,526,250) -48.23 4329 2792 (1537) 12,000,000,000 7,739,652,944 (4,260,347,056) -35.50 8388 2159 (6229) 3,800,000,000 978,134,950 (2,821,865,050) -74.26 9963 4318 (5645) 3,000,000,000 1,300,295,390 (1,699,704,610) -56.66 159568 112598 (46970) 100,000,000,000 79,849,044,574 (20,150,955,426) -20.15 PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Penjualan Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Unit Terjual Total Pendapatan (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 8149 10002 1853 22,000,000,000 25,716,542,280 3,716,542,280 16.89 16671 9006 (7665) 9,800,000,000 5,041,964,070 (4,758,035,930) -48.55 92237 54036 (38201) 24,200,000,000 13,502,245,500 (10,697,754,500) -44.21 7438 2039 (5399) 12,900,000,000 3,367,714,350 (9,532,285,650) -73.89 4054 1649 (2405) 11,800,000,000 4,571,163,218 (7,228,836,782) -61.26 7778 1199 (6579) 3,700,000,000 543,206,950 (3,156,793,050) -85.32 8223 2400 (5823) 2,600,000,000 722,716,762 (1,877,283,238) -72.20 144550 80331 (64219) 87,000,000,000 53,465,553,130 (33,534,446,870) -38.55

F/U Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable

F/U Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable

Lampiran 4. Hasil Analisis Varians Anggaran Produksi

Produk Sofa Meja Makan Kursi Makan Bed Lemari Pakaian Meja Tulis Kursi Kantor Total

Produk Sofa Meja Makan Kursi Makan Bed Lemari Pakaian Meja Tulis Kursi Kantor Total

Produk Sofa Meja Makan Kursi Makan Bed Lemari Pakaian Meja Tulis Kursi Kantor Total

Biaya Produksi Per Unit (Rp) 2,152,044 468,591 209,146 1,397,296 2,345,182 387,358 257,462

Biaya Produksi Per Unit (Rp) 2,391,160 520,656 232,384 1,536,035 2,578,036 421,337 280,046

Biaya Produksi Per Unit (Rp) 2,510,718 546,689 244,003 1,612,837 2,706,938 442,404 294,048

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Produksi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Unit yang Diproduksi Total Produksi (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 11710 10367 (1343) 25,200,000,000 22,310,018,320 (2,889,981,680) -11.47 21554 16976 (4578) 10,100,000,000 7,954,810,792 (2,145,189,208) -21.24 59289 50558 (8731) 12,400,000,000 10,573,926,016 (1,826,073,984) -14.73 7443 5583 (1860) 10,400,000,000 7,801,617,620 (2,598,382,380) -24.98 3966 3284 (681) 9,300,000,000 7,702,728,356 (1,597,271,644) -17.17 8777 5138 (3640) 3,400,000,000 1,990,201,850 (1,409,798,150) -41.46 16313 8856 (7457) 4,200,000,000 2,280,024,240 (1,919,975,760) -45.71 129052 100762 (28289) 75,000,000,000 60,613,327,194 (14,386,672,806) -19.18 PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Produksi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Unit yang Diproduksi Total Produksi (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 10413 9020 (1394) 24,900,000,000 21,567,558,860 (3,332,441,140) -13.38 17862 13785 (4077) 9,300,000,000 7,177,237,205 (2,122,762,795) -22.83 51208 42303 (8905) 11,900,000,000 9,830,583,250 (2,069,416,750) -17.39 6185 4523 (1661) 9,500,000,000 6,947,893,450 (2,552,106,550) -26.86 3142 2574 (568) 8,100,000,000 6,636,364,308 (1,463,635,692) -18.07 2611 2345 (266) 1,100,000,000 988,060,989 (111,939,011) -10.18 12498 5084 (7414) 3,500,000,000 1,423,857,982 (2,076,142,018) -59.32 103919 79635 (24284) 68,300,000,000 54,571,556,044 (13,728,443,956) -20.10 PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Produksi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Unit yang Diproduksi Total Produksi (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 9081 7341 (1740) 22,800,000,000 18,431,114,980 (4,368,885,020) -19.16 13536 9153 (4383) 7,400,000,000 5,004,000,180 (2,395,999,820) -32.38 41803 26897 (14905) 10,200,000,000 6,563,016,118 (3,636,983,882) -35.66 4526 2537 (1990) 7,300,000,000 4,091,243,450 (3,208,756,550) -43.96 2217 1132 (1085) 6,000,000,000 3,064,282,308 (2,935,717,692) -48.93 2260 1885 (375) 1,000,000,000 834,145,950 (165,854,050) -16.59 11223 3097 (8126) 3,300,000,000 910,530,362 (2,389,469,638) -72.41 84646 52042 (32603) 58,000,000,000 38,898,333,348 (19,101,666,652) -32.93

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Lampiran 5. Hasil Analisis Varians Anggaran Bahan Baku Langsung

Bahan Baku Langsung Kayu (m2) Particle/Triplek (lembar) Veneer/Lapisan Kayu Tipis (m2) Kain Jok (m) Busa (lembar) Cat (liter) Lem (tube) Karton Box (lembar) Skrup (piece) Paku (kg) Amplas (lembar) Total

Bahan Baku Langsung Kayu (m2) Particle/Triplek (lembar) Veneer/Lapisan Kayu Tipis (m2) Kain Jok (m) Busa (lembar) Cat (liter) Lem (tube) Karton Box (lembar) Skrup (piece) Paku (kg) Amplas (lembar) Total

Bahan Baku Langsung Kayu (m2) Particle/Triplek (lembar) Veneer/Lapisan Kayu Tipis (m2) Kain Jok (m) Busa (lembar) Cat (liter) Lem (tube) Karton Box (lembar) Skrup (piece) Paku (kg) Amplas (lembar) Total

Harga Beli Satuan (Rp) 1,620,000 52,200 11,700 23,660 13,650 27,482 19,320 79,050 54,520 11,750 2,565

Harga Beli Satuan (Rp) 1,800,000 58,000 13,000 26,000 15,000 30,200 21,000 85,000 58,000 12,500 2,700

Harga Beli Satuan (Rp) 1,890,000 60,900 13,650 27,300 15,750 31,710 22,050 89,250 60,900 13,125 2,835

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Bahan Baku Langsung Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Jumlah yang Digunakan dalam Satuan Total Bahan Baku Langsung (Rp) Selisih (%) F/U Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 4568 3946 (622) 7,400,000,000 6,392,520,000 (1,007,480,000) -13.61 Favorable 124521 108864 (15657) 6,500,000,000 5,682,700,800 (817,299,200) -12.57 Favorable 470085 424960 (45125) 5,500,000,000 4,972,032,000 (527,968,000) -9.60 Favorable 228233 180130 (48103) 5,400,000,000 4,261,875,800 (1,138,124,200) -21.08 Favorable 329670 260183 (69487) 4,500,000,000 3,551,497,950 (948,502,050) -21.08 Favorable 127356 104810 (22546) 3,500,000,000 2,880,388,420 (619,611,580) -17.70 Favorable 155280 110301 (44979) 3,000,000,000 2,131,015,320 (868,984,680) -28.97 Favorable 31626 17970 (13656) 2,500,000,000 1,420,528,500 (1,079,471,500) -43.18 Favorable 13756 12028 (1728) 750,000,000 655,766,560 (94,233,440) -12.56 Favorable 63830 59450 (4380) 750,000,000 698,537,500 (51,462,500) -6.86 Favorable 311891 286913 (24978) 800,000,000 735,931,104 (64,068,896) -8.01 Favorable 1860816 1569555 (291262) 40,600,000,000 33,382,793,954 (7,217,206,046) -17.78 Favorable PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Bahan Baku Langsung Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Jumlah yang Digunakan dalam Satuan Total Bahan Baku Langsung (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 4111 3530 (581) 7,400,000,000 6,354,000,000 (1,046,000,000) -14.14 108621 90407 (18214) 6,300,000,000 5,243,606,000 (1,056,394,000) -16.77 476923 406000 (70923) 6,200,000,000 5,278,000,000 (922,000,000) -14.87 192308 161200 (31108) 5,000,000,000 4,191,200,000 (808,800,000) -16.18 300000 241193 (58807) 4,500,000,000 3,617,895,000 (882,105,000) -19.60 109272 93820 (15452) 3,300,000,000 2,833,364,000 (466,636,000) -14.14 119048 90311 (28737) 2,500,000,000 1,896,531,000 (603,469,000) -24.14 24706 16090 (8616) 2,100,000,000 1,367,650,000 (732,350,000) -34.87 25862 11999 (13863) 1,500,000,000 695,942,000 (804,058,000) -53.60 88000 58491 (29509) 1,100,000,000 731,137,500 (368,862,500) -33.53 444444 277913 (166531) 1,200,000,000 750,365,505 (449,634,495) -37.47 1893294 1450954 (442340) 41,100,000,000 32,959,691,005 (8,140,308,995) -19.81

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Bahan Baku Langsung Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Jumlah yang Digunakan dalam Satuan Total Bahan Baku Langsung (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 3704 2589 (1115) 7,000,000,000 4,892,400,000 (2,107,600,000) -30.11 85386 64207 (21179) 5,200,000,000 3,910,186,000 (1,289,814,000) -24.80 351648 253352 (98296) 4,800,000,000 3,458,260,000 (1,341,740,000) -27.95 172161 123050 (49112) 4,700,000,000 3,359,252,000 (1,340,748,000) -28.53 279365 191613 (87752) 4,400,000,000 3,017,910,000 (1,382,090,000) -31.41 110375 67448 (42928) 3,500,000,000 2,138,764,000 (1,361,236,000) -38.89 126984 72677 (54307) 2,800,000,000 1,602,531,000 (1,197,469,000) -42.77 15686 10562 (5124) 1,400,000,000 942,650,000 (457,350,000) -32.67 16420 7523 (8898) 1,000,000,000 458,142,000 (541,858,000) -54.19 67048 33801 (33247) 880,000,000 443,637,500 (436,362,500) -49.59 289242 134204 (155037) 820,000,000 380,469,730 (439,530,270) -53.60 1518019 961025 (556994) 36,500,000,000 24,604,202,230 (11,895,797,770) -32.59

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

F/U

F/U

Lampiran 6. Hasil Analisis Varians Anggaran Tenaga Kerja Langsung

Tenaga Kerja Langsung Pabrik Kayu Pabrik Axima Pabrik Pembahanan & Saw Mill Sistem & Logistic Teknik QA / QC Total

Tenaga Kerja Langsung Pabrik Kayu Pabrik Axima Pabrik Pembahanan & Saw Mill Sistem & Logistic Teknik QA / QC Total

Tenaga Kerja Langsung Pabrik Kayu Pabrik Axima Pabrik Pembahanan & Saw Mill Sistem & Logistic Teknik QA / QC Total

Jumlah (Orang) 268 191 38 64 32 28 621

Jumlah (Orang) 256 183 36 61 31 27 594

Jumlah (Orang) 243 174 34 58 29 25 563

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Tenaga Kerja Langsung Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Rata-Rata Gaji Per Bulan Total Tenaga Kerja Langsung (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 2,891,791 2,597,124 (294,667) 9,300,000,000 8,352,350,085 (947,649,915) -10.19 4,013,962 3,600,480 (413,482) 9,200,000,000 8,252,300,231 (947,699,769) -10.30 4,495,614 2,301,097 (2,194,517) 2,050,000,000 1,049,300,134 (1,000,699,866) -48.81 2,617,188 1,309,505 (1,307,682) 2,010,000,000 1,005,700,076 (1,004,299,924) -49.97 3,190,104 2,514,974 (675,130) 1,225,000,000 965,750,089 (259,249,911) -21.16 3,720,238 2,858,224 (862,014) 1,250,000,000 960,363,281 (289,636,719) -23.17 25,035,000,000 20,585,763,896 (4,449,236,104) -17.77 PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Tenaga Kerja Langsung Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Rata-Rata Gaji Per Bulan Total Tenaga Kerja Langsung (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 2,636,719 2,295,719 (340,999) 8,100,000,000 7,052,450,085 (1,047,549,915) -12.93 3,278,689 2,756,060 (522,629) 7,200,000,000 6,052,307,231 (1,147,692,769) -15.94 3,472,222 2,197,917 (1,274,305) 1,500,000,000 949,500,134 (550,499,866) -36.70 1,912,568 1,225,137 (687,432) 1,400,000,000 896,800,076 (503,199,924) -35.94 3,225,806 2,061,156 (1,164,650) 1,200,000,000 766,750,089 (433,249,911) -36.10 3,580,247 2,375,196 (1,205,051) 1,160,000,000 769,563,409 (390,436,591) -33.66 20,560,000,000 16,487,371,024 (4,072,628,976) -19.81 PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Tenaga Kerja Langsung Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Rata-Rata Gaji Per Bulan Total Tenaga Kerja Langsung (Rp) Selisih (%) Anggaran Realisasi Selisih Anggaran Realisasi Selisih 2,057,613 1,492,781 (564,832) 6,000,000,000 4,352,950,085 (1,647,049,915) -27.45 2,394,636 1,940,808 (453,828) 5,000,000,000 4,052,407,231 (947,592,769) -18.95 3,676,471 1,714,503 (1,961,968) 1,500,000,000 699,517,134 (800,482,866) -53.37 2,442,529 871,839 (1,570,690) 1,700,000,000 606,800,076 (1,093,199,924) -64.31 2,701,149 1,427,443 (1,273,706) 940,000,000 496,750,289 (443,249,711) -47.15 2,200,000 1,568,878 (631,122) 660,000,000 470,663,429 (189,336,571) -28.69 15,800,000,000 10,679,088,244 (5,120,911,756) -32.41

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Lampiran 7. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead

Keterangan Overhead Tetap : Asuransi Tenaga Kerja Asuransi Iuran Penyusutan Gedung Penyusutan Mesin & Genset Penyusutan Kendaraan Penyusutan Inventaris Penyusutan Instalasi Jumlah Overhead Tetap Overhead Variabel : Listrik Pengobatan Tunjangan Hari Tua Perjalanan Dinas Onderdil-Onderdil Mesin Minyak Pelumas Pemeliharaan Bangunan Percetakan dan Alat Kantor Kesejahteraan Karyawan Pemeliharaan Inventaris Telepon dan Telex Pemeliharaan Kendaraan Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan Biaya R&D Pemeliharaan Mesin dan Genset Parkir dan Retribusi Sumbangan Bahan Bakar Solar Kirim Surat/Paket Biaya Makan&Transport Perijinan Training Perjamuan Sampel Lain-Lain Jumlah Overhead Variabel Total

Keterangan Overhead Tetap : Asuransi Tenaga Kerja Asuransi Iuran Penyusutan Gedung Penyusutan Mesin & Genset Penyusutan Kendaraan Penyusutan Inventaris Penyusutan Instalasi Jumlah Overhead Tetap Overhead Variabel : Listrik Pengobatan Tunjangan Hari Tua Perjalanan Dinas Onderdil-Onderdil Mesin Minyak Pelumas Pemeliharaan Bangunan Percetakan dan Alat Kantor Kesejahteraan Karyawan Pemeliharaan Inventaris Telepon dan Telex Pemeliharaan Kendaraan Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan Biaya R&D Pemeliharaan Mesin dan Genset Parkir dan Retribusi Sumbangan Bahan Bakar Solar Kirim Surat/Paket Lain-Lain Jumlah Overhead Variabel Total

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Overhead Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

160,000,000 4,500,000 1,500,000 700,000,000 800,000,000 270,000,000 360,000,000 235,000,000 2,531,000,000

171,190,237 8,363,310 1,570,141 253,934,480 460,473,992 65,596,987 105,730,952 52,518,916 1,119,379,015

11,190,237 3,863,310 70,141 (446,065,520) (339,526,008) (204,403,013) (254,269,048) (182,481,084) (1,411,620,985)

6.99 85.85 4.68 -63.72 -42.44 -75.70 -70.63 -77.65 -55.77

Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

3,320,000,000 1,038,000,000 290,800,000 316,000,000 520,000,000 109,250,000 75,000,000 150,000,000 130,000,000 130,000,000 34,000,000 100,000,000 112,000,000 25,000,000 180,000,000 7,000,000 4,000,000 200,000,000 750,000 50,000,000 2,500,000 2,000,000 700,000 20,000,000 17,000,000 6,834,000,000 9,365,000,000

2,999,640,966 798,275,449 353,044,971 131,722,700 369,756,085 117,129,318 77,875,500 127,288,916 71,878,176 120,038,929 29,535,491 45,417,309 50,961,911 9,891,552 101,162,450 5,540,700 1,950,000 106,550,400 710,506 29,000 6,990,000 5,525,390,329 6,644,769,344

(320,359,034) (239,724,551) 62,244,971 (184,277,300) (150,243,915) 7,879,318 2,875,500 (22,711,084) (58,121,824) (9,961,071) (4,464,509) (54,582,691) (61,038,089) (15,108,448) (78,837,550) (1,459,300) (2,050,000) (93,449,600) (39,494) (50,000,000) (2,500,000) (2,000,000) (700,000) (19,971,000) (10,010,000) (1,308,609,671) (2,720,230,656)

-9.65 -23.09 21.40 -58.32 -28.89 7.21 3.83 -15.14 -44.71 -7.66 -13.13 -54.58 -54.50 -60.43 -43.80 -20.85 -51.25 -46.72 -5.27 -100.00 -100.00 -100.00 -100.00 -99.86 -58.88 -19.15 -29.05

Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Overhead Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

172,000,000 9,000,000 2,000,000 300,000,000 400,000,000 150,000,000 185,000,000 105,000,000 1,323,000,000

53,959,196 10,195,769 1,104,620 192,934,480 356,473,992 55,409,922 93,730,952 42,518,916 806,327,847

(118,040,804) 1,195,769 (895,380) (107,065,520) (43,526,008) (94,590,078) (91,269,048) (62,481,084) (516,672,153)

-68.63 13.29 -44.77 -35.69 -10.88 -63.06 -49.33 -59.51 -39.05

Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

2,827,000,000 774,150,000 350,000,000 132,000,000 360,000,000 120,000,000 78,000,000 128,000,000 72,000,000 121,000,000 30,000,000 46,000,000 51,000,000 10,000,000 102,000,000 6,000,000 2,000,000 100,000,000 850,000 7,000,000 5,317,000,000 6,640,000,000

2,613,909,701 582,792,125 398,159,965 148,971,322 118,697,823 102,688,875 95,731,579 88,508,804 48,977,035 35,349,759 27,554,311 25,588,000 16,020,000 7,730,069 4,274,800 2,022,000 750,000 440,000 4,318,166,168 5,124,494,015

(213,090,299) (191,357,875) 48,159,965 16,971,322 (241,302,177) (17,311,125) 17,731,579 (39,491,196) (23,022,965) (85,650,241) (2,445,689) (20,412,000) (34,980,000) (2,269,931) (97,725,200) (3,978,000) (1,250,000) (99,560,000) (850,000) (7,000,000) (998,833,832) (1,515,505,985)

-7.54 -24.72 13.76 12.86 -67.03 -14.43 22.73 -30.85 -31.98 -70.79 -8.15 -44.37 -68.59 -22.70 -95.81 -66.30 -62.50 -99.56 -100.00 -100.00 -18.79 -22.82

Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Lampiran 7. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Overhead

Keterangan Overhead Tetap : Asuransi Tenaga Kerja Asuransi Iuran Penyusutan Gedung Penyusutan Mesin & Genset Penyusutan Kendaraan Penyusutan Inventaris Penyusutan Instalasi Jumlah Overhead Tetap Overhead Variabel : Listrik Pengobatan Tunjangan Hari Tua Perjalanan Dinas Onderdil-Onderdil Mesin Minyak Pelumas Pemeliharaan Bangunan Percetakan dan Alat Kantor Kesejahteraan Karyawan Klaim Pemeliharaan Inventaris Telepon dan Telex Pemeliharaan Kendaraan Alat-Alat Listrik dan Perlengkapan Biaya R&D Pemeliharaan Mesin dan Genset Parkir dan Retribusi Administrasi Bank Sumbangan Bahan Bakar Solar Bunga Kredit Investasi Kirim Surat/Paket Jumlah Overhead Variabel Total

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Overhead Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

103,000,000 9,000,000 900,000 295,000,000 388,000,000 149,000,000 184,000,000 104,000,000 1,232,900,000

50,065,752 6,822,032 388,500 141,934,410 285,473,988 44,683,326 82,730,840 31,518,326 643,617,174

(52,934,248) (2,177,968) (511,500) (153,065,590) (102,526,012) (104,316,674) (101,269,160) (72,481,674) (589,282,826)

-51.39 -24.20 -56.83 -51.89 -26.42 -70.01 -55.04 -69.69 -47.80

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

2,500,000,000 600,000,000 380,000,000 131,200,000 210,000,000 111,000,000 94,500,000 112,000,000 68,000,000 54,000,000 27,000,000 25,000,000 15,400,000 7,000,000 80,000,000 1,500,000 500,000 50,000,000 4,467,100,000 5,700,000,000

2,158,601,059 311,946,912 67,411,810 120,568,250 42,260,950 14,913,900 52,029,750 51,807,249 12,944,800 7,823,301 5,519,000 230,400 22,720,750 2,470,210 3,194,225 41,731,266 1,584,000 360,000 600,000 26,467,562 22,855,000 3,385,306 2,971,425,700 3,615,042,874

(341,398,941) (288,053,088) (312,588,190) (10,631,750) (167,739,050) (96,086,100) (42,470,250) (60,192,751) (55,055,200) 7,823,301 (48,481,000) (26,769,600) (2,279,250) (12,929,790) (3,805,775) (38,268,734) 84,000 360,000 100,000 (23,532,438) 22,855,000 3,385,306 (1,495,674,300) (2,084,957,126)

-13.66 -48.01 -82.26 -8.10 -79.88 -86.56 -44.94 -53.74 -80.96

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

-89.78 -99.15 -9.12 -83.96 -54.37 -47.84 5.60

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable

20.00 Unfavorable -47.06 Favorable

-33.48 Favorable -36.58 Favorable

Lampiran 8. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur

Keterangan Biaya Tetap : Penyusutan Aktiva Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor Konsultan Iuran Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel : Gaji Bulanan Bunga Bank Administrasi Bank Pengobatan Grativikasi Uang Lembur Uang Pesangon Pemeliharaan Aktiva Perjalanan Dinas Uang Jasa Karyawan Royalti Astek THT Pajak Lain-Lain Perijinan Listrik dan Air Percetakan dan Alat Kantor Upah Harian Telepon dan Telex Kesejahteraan Karyawan Notaris Sumbangan Biaya Astek Parkir dan Retribusi Bahan Bakar Kendaraan Kirim Surat/Paket Minyak Pelumas dan Oli Bunga Leasing Majalah dan Surat Kabar Training Alat Listrik dan Perlengkapan Perjamuan Bahan Bakar Solar Lain-Lain Jumlah Biaya Variabel Total

Keterangan Biaya Tetap : Penyusutan Aktiva Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor Konsultan Iuran Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel : Gaji Bulanan Bunga Bank Administrasi Bank Pengobatan Grativikasi Uang Lembur Uang Pesangon Pemeliharaan Aktiva Perjalanan Dinas Uang Jasa Karyawan Royalti Astek THT Pajak Lain-Lain Perijinan Listrik dan Air Percetakan dan Alat Kantor Upah Harian Telepon dan Telex Kesejahteraan Karyawan Notaris Sumbangan Biaya Astek Parkir dan Retribusi Bahan Bakar Kendaraan Upah Borongan Produksi External Audit Kirim Surat/Paket Minyak Pelumas dan Oli Bunga Leasing Sample Majalah dan Surat Kabar Training Alat Listrik dan Perlengkapan Perjamuan Bahan Bakar Solar Lain-Lain Jumlah Biaya Variabel Total

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Administrasi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

464,000,000 203,000,000 25,000,000 40,000,000 732,000,000

387,389,229 183,129,065 26,875,000 48,358,860 645,752,154

(76,610,771) (19,870,935) 1,875,000 8,358,860 (86,247,846)

-16.51 -9.79 7.50 20.90 -11.78

Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable

8,505,000,000 6,402,000,000 903,000,000 561,000,000 720,500,000 461,000,000 230,000,000 186,000,000 1,000,000,000 125,500,000 292,000,000 135,000,000 133,000,000 68,000,000 411,000,000 95,000,000 185,000,000 477,000,000 95,000,000 51,000,000 280,000,000 80,000,000 47,000,000 52,000,000 130,000,000 15,000,000 8,000,000 4,000,000 11,000,000 14,000,000 50,000,000 21,000,000 20,000,000 21,768,000,000 22,500,000,000

8,078,550,500 7,078,461,944 678,147,906 398,191,432 573,321,800 344,489,200 225,549,700 178,790,735 255,728,135 148,923,343 232,480,960 160,773,431 153,400,727 111,537,019 142,856,781 146,989,112 143,920,800 154,670,811 91,689,691 86,275,000 99,332,485 52,369,927 50,030,000 53,971,910 78,783,035 12,321,381 6,556,396 2,686,000 1,000,000 2,731,945 86,585,247 10,050,000 15,934,960 19,857,102,313 20,502,854,467

(426,449,500) 676,461,944 (224,852,094) (162,808,568) (147,178,200) (116,510,800) (4,450,300) (7,209,265) (744,271,865) 23,423,343 (59,519,040) 25,773,431 20,400,727 43,537,019 (268,143,219) 51,989,112 (41,079,200) (322,329,189) (3,310,309) 35,275,000 (180,667,515) (27,630,073) 3,030,000 1,971,910 (51,216,965) (2,678,619) (1,443,604) (1,314,000) (10,000,000) (11,268,055) 36,585,247 (10,950,000) (4,065,040) (1,910,897,687) (1,997,145,533)

-5.01 10.57 -24.90 -29.02 -20.43 -25.27 -1.93 -3.88 -74.43 18.66 -20.38 19.09 15.34 64.03 -65.24 54.73 -22.20 -67.57 -3.48 69.17 -64.52 -34.54 6.45 3.79 -39.40 -17.86 -18.05 -32.85 -90.91 -80.49 73.17 -52.14 -20.33 -8.78 -8.88

Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Administrasi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

440,000,000 185,000,000 27,000,000 49,000,000 701,000,000

370,845,252 115,106,846 49,731,609 48,056,604 583,740,311

(69,154,748) (69,893,154) 22,731,609 (943,396) (117,259,689)

-15.72 -37.78 84.19 -1.93 -16.73

Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable

8,100,000,000 7,100,000,000 750,000,000 450,000,000 650,000,000 400,000,000 320,000,000 180,000,000 270,000,000 150,000,000 241,000,000 162,000,000 154,000,000 122,000,000 143,000,000 148,000,000 145,000,000 156,000,000 92,000,000 87,000,000 100,000,000 53,000,000 51,000,000 54,000,000 79,000,000 13,000,000 7,000,000 3,000,000 2,000,000 3,000,000 87,000,000 11,000,000 16,000,000 20,299,000,000 21,000,000,000

9,159,346,845 6,395,796,740 504,777,325 384,717,899 226,062,100 219,502,200 205,663,800 198,603,705 190,519,656 178,708,012 160,342,437 167,153,204 156,335,765 154,636,000 151,013,149 138,109,389 123,435,500 116,822,437 105,465,452 103,980,000 60,003,971 61,079,495 55,113,200 57,750,954 39,037,250 27,812,500 19,527,725 7,277,000 6,024,060 5,060,557 4,834,500 3,925,000 2,577,500 11,697,334 19,402,712,661 19,986,452,972

1,059,346,845 (704,203,260) (245,222,675) (65,282,101) (423,937,900) (180,497,800) (114,336,200) 18,603,705 (79,480,344) 28,708,012 (80,657,563) 5,153,204 2,335,765 32,636,000 8,013,149 (9,890,611) (21,564,500) (39,177,563) 13,465,452 16,980,000 (39,996,029) 8,079,495 4,113,200 3,750,954 39,037,250 27,812,500 (59,472,275) (5,723,000) (975,940) 5,060,557 1,834,500 1,925,000 (422,500) (87,000,000) (11,000,000) (4,302,666) (896,287,339) (1,013,547,028)

13.08 -9.92 -32.70 -14.51 -65.22 -45.12 -35.73 10.34 -29.44 19.14 -33.47 3.18 1.52 26.75 5.60 -6.68 -14.87 -25.11 14.64 19.52 -40.00 15.24 8.07 6.95

Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable

-75.28 Favorable -44.02 Favorable -13.94 Favorable 61.15 96.25 -14.08 -100.00 -100.00 -26.89 -4.42 -4.83

Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Lampiran 8. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur

Keterangan Biaya Tetap : Penyusutan Aktiva Asuransi Kebakaran dan Kendaraan Bermotor Konsultan Iuran Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel : Gaji Bulanan Bunga Bank Administrasi Bank Pengobatan Grativikasi Uang Lembur Uang Pesangon Pemeliharaan Aktiva Perjalanan Dinas Uang Jasa Karyawan Royalti Astek THT Pajak Lain-Lain Perijinan Listrik dan Air Percetakan dan Alat Kantor Upah Harian Telepon dan Telex Kesejahteraan Karyawan Notaris Sumbangan Biaya Astek Parkir dan Retribusi Bahan Bakar Kendaraan Upah Borongan Produksi External Audit Kirim Surat/Paket Minyak Pelumas dan Oli Bunga Leasing Sample Majalah dan Surat Kabar Training Alat Listrik dan Perlengkapan Perjamuan Software Sewa Bahan Bakar Solar Lain-Lain Jumlah Biaya Variabel Total

Keterangan Biaya Tetap : Penyusutan Asuransi Iuran Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel : Pengiriman Barang Gaji Bulanan Promosi Perjalanan Dinas Telepon dan Telex Sewa Makan Dinas dan Transport Grativikasi Pemeliharaan Aktiva Bahan Bakar Kendaraan Pengobatan Listrik dan Air Administrasi Ekspor Kirim Surat/Paket Astek (Tunjangan Hari Tua) Upah Harian Alat-Alat Kantor dan Cetakan Uang Pesangon Beban Parkir Uang Lembur Pajak Lain-Lain Sumbangan Kesejahteraan Karyawan Asuransi Tenaga Kerja Biaya R&D Perjamuan Beban Administrasi Bank Uang Perangsang Sample Alat Listrik dan Perlengkapan Majalah dan Surat Kabar Perijinan Minyak Pelumas dan Oli Komisi Notaris Klaim Ekspor Lain-Lain Jumlah Biaya Variabel Total

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Administrasi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

371,000,000 116,000,000 60,000,000 59,000,000 606,000,000

122,968,194 131,937,891 23,822,405 278,728,490

(248,031,806) 15,937,891 (60,000,000) (35,177,595) (327,271,510)

-66.85 13.74 -100.00 -59.62 -54.01

Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable

7,700,000,000 6,896,000,000 619,000,000 395,000,000 226,100,000 320,000,000 250,000,000 199,000,000 241,000,000 175,000,000 361,000,000 268,000,000 257,000,000 255,000,000 151,900,000 239,000,000 224,000,000 217,000,000 206,000,000 204,000,000 70,100,000 71,100,000 65,100,000 68,000,000 50,000,000 38,000,000 20,000,000 8,300,000 7,100,000 6,100,000 6,000,000 5,000,000 3,500,000 60,000,000 11,700,000 19,894,000,000 20,500,000,000

4,075,705,300 5,721,064,358 185,201,034 228,286,846 316,396,500 192,771,000 35,380,300 89,352,857 25,303,000 214,449,614 74,514,756 29,191,635 1,228,000 38,535,000 166,610,471 75,993,272 114,222,800 40,907,689 100,000,000 11,350,000 36,901,350 12,518,411 38,143,500 18,034,900 23,017,318 4,291,285 1,270,910 1,430,000 140,000 1,107,140 1,958,438 13,093,968 11,888,371,652 12,167,100,142

(3,624,294,700) (1,174,935,642) (433,798,966) (166,713,154) 90,296,500 (127,229,000) (214,619,700) (109,647,143) (215,697,000) 39,449,614 (286,485,244) (238,808,365) (255,772,000) (216,465,000) 14,710,471 (163,006,728) (109,777,200) (176,092,311) (106,000,000) (192,650,000) (33,198,650) (58,581,589) (26,956,500) (49,965,100) (50,000,000) (38,000,000) 3,017,318 (4,008,715) (5,829,090) (6,100,000) (4,570,000) (5,000,000) (3,500,000) (60,000,000) 140,000 1,107,140 1,958,438 1,393,968 (8,005,628,348) (8,332,899,858)

-47.07 -17.04 -70.08 -42.21 39.94 -39.76 -85.85 -55.10 -89.50 22.54 -79.36 -89.11 -99.52 -84.89 9.68 -68.20 -49.01 -81.15 -51.46 -94.44 -47.36 -82.39 -41.41 -73.48 -100.00 -100.00 15.09 -48.30 -82.10 -100.00 -76.17 -100.00 -100.00 -100.00

Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Beban Penjualan Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Selisih (Rp)

11.91 Unfavorable -40.24 Favorable -40.65 Favorable

Selisih (%)

F/U

237,000,000 204,000,000 10,500,000 451,500,000

232,729,633 42,400,221 11,112,120 286,241,974

(4,270,367) (161,599,779) 612,120 (165,258,026)

-1.80 -79.22 5.83 -36.60

Favorable Favorable Unfavorable Favorable

1,900,000,000 2,740,000,000 1,900,000,000 655,000,000 305,000,000 265,000,000 245,000,000 207,100,000 136,200,000 115,000,000 109,200,000 112,200,000 20,900,000 166,000,000 55,000,000 57,300,000 75,000,000 90,000,000 45,000,000 53,800,000 9,000,000 16,300,000 19,400,000 22,600,000 73,000,000 58,800,000 17,450,000 6,350,000 5,000,000 5,400,000 3,040,000 1,000,000 900,000 10,000,000 360,000 15,000,000 32,200,000 9,548,500,000 10,000,000,000

2,897,204,928 2,500,336,000 1,178,461,990 264,537,733 197,557,198 246,759,469 217,633,875 177,200,811 113,565,060 91,663,680 102,061,818 93,146,546 30,005,900 254,822,319 66,027,692 53,816,550 50,966,231 133,455,393 35,669,900 36,703,801 16,872,298 15,288,000 13,286,350 16,071,889 46,347,516 41,729,571 14,586,915 6,335,000 1,065,000 1,893,672 2,309,000 550,000 1,000,454 10,048,500 350,000 29,446,479 62,571,540 9,021,349,078 9,307,591,052

997,204,928 (239,664,000) (721,538,010) (390,462,267) (107,442,802) (18,240,531) (27,366,125) (29,899,189) (22,634,940) (23,336,320) (7,138,182) (19,053,454) 9,105,900 88,822,319 11,027,692 (3,483,450) (24,033,769) 43,455,393 (9,330,100) (17,096,199) 7,872,298 (1,012,000) (6,113,650) (6,528,111) (26,652,484) (17,070,429) (2,863,085) (15,000) (3,935,000) (3,506,328) (731,000) (450,000) 100,454 48,500 (10,000) 14,446,479 30,371,540 (527,150,922) (692,408,948)

52.48 -8.75 -37.98 -59.61 -35.23 -6.88 -11.17 -14.44 -16.62 -20.29 -6.54 -16.98 43.57 53.51 20.05 -6.08 -32.05 48.28 -20.73 -31.78 87.47 -6.21 -31.51 -28.89 -36.51 -29.03 -16.41 -0.24 -78.70 -64.93 -24.05 -45.00 11.16 0.49 -2.78 96.31 94.32 -5.52 -6.92

Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable

Lampiran 8. Hasil Analisis Varians Anggaran Biaya Nonmanufaktur

Keterangan Biaya Tetap : Penyusutan Asuransi Iuran Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel : Pengiriman Barang Gaji Bulanan Promosi Perjalanan Dinas Telepon dan Telex Sewa Makan Dinas dan Transport Grativikasi Pemeliharaan Aktiva Bahan Bakar Kendaraan Pengobatan Listrik dan Air Administrasi Ekspor Kirim Surat/Paket Astek (Tunjangan Hari Tua) Upah Harian Alat-Alat Kantor dan Cetakan Uang Pesangon Beban Parkir Uang Lembur Pajak Lain-Lain Sumbangan Kesejahteraan Karyawan Asuransi Tenaga Kerja Biaya R&D Perjamuan Beban Administrasi Bank Uang Perangsang Upah Borongan Produksi Sample Alat Listrik dan Perlengkapan Majalah dan Surat Kabar Perijinan Consultan Fee Discount Campaign Minyak Pelumas dan Oli Komisi Klaim Ekspor Lain-Lain Jumlah Biaya Variabel Total

Keterangan Biaya Tetap : Penyusutan Asuransi Iuran Jumlah Biaya Tetap Biaya Variabel : Pengiriman Barang Gaji Bulanan Promosi Perjalanan Dinas Telepon dan Telex Sewa Makan Dinas dan Transport Grativikasi Pemeliharaan Aktiva Bahan Bakar Kendaraan Pengobatan Listrik dan Air Administrasi Ekspor Kirim Surat/Paket Astek (Tunjangan Hari Tua) Upah Harian Alat-Alat Kantor dan Cetakan Uang Pesangon Beban Parkir Uang Lembur Pajak Lain-Lain Sumbangan Kesejahteraan Karyawan Asuransi Tenaga Kerja Biaya R&D Perjamuan Beban Administrasi Bank Uang Perangsang Upah Borongan Produksi Sample Alat Listrik dan Perlengkapan Majalah dan Surat Kabar Perijinan Consultan Fee Discount Campaign Minyak Pelumas dan Oli Komisi Klaim Ekspor Lain-Lain Jumlah Biaya Variabel Total

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Beban Penjualan Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp)

Selisih (%)

F/U

233,000,000 43,000,000 12,000,000 288,000,000

164,651,620 70,922,716 17,008,265 252,582,601

(68,348,380) 27,922,716 5,008,265 (35,417,399)

-29.33 64.94 41.74 -12.30

Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable

2,915,000,000 2,554,706,000 1,250,000,000 300,000,000 200,000,000 250,000,000 230,000,000 200,000,000 114,000,000 92,000,000 103,000,000 94,000,000 50,000,000 254,830,000 67,000,000 54,000,000 52,000,000 80,000,000 37,000,000 36,704,000 18,000,000 16,000,000 14,000,000 16,100,000 47,000,000 43,000,000 16,000,000 6,400,000 6,000,000 1,900,000 2,360,000 1,500,000 1,000,000 10,000,000 15,500,000 63,000,000 9,212,000,000 9,500,000,000

2,303,162,040 2,398,627,746 1,318,366,081 315,459,273 267,575,967 256,694,132 211,901,050 122,966,366 121,626,572 119,026,046 114,561,291 98,807,967 85,230,400 76,276,108 66,531,848 62,381,700 49,130,155 45,476,600 33,379,500 28,514,958 22,186,688 21,076,300 17,625,141 16,396,734 15,350,483 15,146,309 12,801,978 8,637,500 6,066,534 3,136,278 2,801,688 2,668,760 1,970,000 631,738 147,200 47,500 27,495,227 8,269,881,858 8,522,464,459

(611,837,960) (156,078,254) 68,366,081 15,459,273 67,575,967 6,694,132 (18,098,950) (77,033,634) 7,626,572 27,026,046 11,561,291 4,807,967 35,230,400 (178,553,892) (468,152) 8,381,700 (2,869,845) (34,523,400) (3,620,500) (8,189,042) 4,186,688 5,076,300 3,625,141 296,734 (31,649,517) (27,853,691) (3,198,022) 2,237,500 6,066,534 (2,863,722) 901,688 308,760 470,000 631,738 147,200 (952,500) (10,000,000) (15,500,000) (35,504,773) (942,118,142) (977,535,541)

-20.99 -6.11 5.47 5.15 33.79 2.68 -7.87 -38.52 6.69 29.38 11.22 5.11 70.46 -70.07 -0.70 15.52 -5.52 -43.15 -9.79 -22.31 23.26 31.73 25.89 1.84 -67.34 -64.78 -19.99 34.96

Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable

-47.73 47.46 13.08 31.33

Favorable Unfavorable Unfavorable Unfavorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Beban Penjualan Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp)

-95.25 -100.00 -100.00 -56.36 -10.23 -10.29

Selisih (%)

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

F/U

166,500,000 72,500,000 18,000,000 257,000,000

220,873,392 14,338,477 10,386,866 245,598,735

54,373,392 (58,161,523) (7,613,134) (11,401,265)

32.66 -80.22 -42.30 -4.44

Unfavorable Favorable Favorable Favorable

2,310,000,000 2,400,000,000 1,427,000,000 325,000,000 375,000,000 265,000,000 213,000,000 124,500,000 123,500,000 133,000,000 116,500,000 105,000,000 130,000,000 77,000,000 67,000,000 63,000,000 50,000,000 47,500,000 35,500,000 30,500,000 23,100,000 22,000,000 19,500,000 17,300,000 16,000,000 16,100,000 14,500,000 10,500,000 7,000,000 10,000,000 4,500,000 3,900,000 3,500,000 3,200,000 100,000,000 500,000 10,000,000 15,000,000 28,400,000 8,743,000,000 9,000,000,000

972,644,053 2,194,439,776 101,725,290 143,130,148 93,681,295 221,124,220 215,966,740 138,000,122 106,609,291 89,588,171 81,114,373 74,263,321 252,417,432 30,758,764 24,389,618 65,416,900 32,170,519 22,917,585 28,794,900 17,318,705 3,373,920 10,554,200 7,555,292 4,846,541 31,669,870 10,548,467 9,628,623 14,422,907 741,800 1,920,920 696,500 7,449,000 107,628,204 186,000 2,425,000 16,887,322 5,137,005,789 5,382,604,524

(1,337,355,947) (205,560,224) (1,325,274,710) (181,869,852) (281,318,705) (43,875,780) 2,966,740 13,500,122 (16,890,709) (43,411,829) (35,385,627) (30,736,679) 122,417,432 (46,241,236) (42,610,382) 2,416,900 (17,829,481) (24,582,415) (6,705,100) (13,181,295) (19,726,080) (11,445,800) (11,944,708) (12,453,459) (16,000,000) 15,569,870 (3,951,533) (871,377) (7,000,000) 4,422,907 (3,758,200) (1,979,080) (2,803,500) 4,249,000 7,628,204 (314,000) (10,000,000) (12,575,000) (11,512,678) (3,605,994,211) (3,617,395,476)

-57.89 -8.57 -92.87 -55.96 -75.02 -16.56 1.39 10.84 -13.68 -32.64 -30.37 -29.27 94.17 -60.05 -63.60 3.84 -35.66 -51.75 -18.89 -43.22 -85.39 -52.03 -61.25 -71.99 -100.00 96.71 -27.25 -8.30 -100.00 44.23 -83.52 -50.75 -80.10 132.78 7.63 -62.80 -100.00 -83.83 -40.54 -41.24 -40.19

Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Unfavorable Unfavorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Lampiran 9. Hasil Analisis Varians Anggaran Laba Rugi

Keterangan Penjualan : Penjualan Lokal Potongan Penjualan Retur Penjualan Penjualan Lokal Bersih Ekspor Jumlah Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha : Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (Beban) Lain-Lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan

Keterangan Penjualan : Penjualan Lokal Potongan Penjualan Retur Penjualan Penjualan Lokal Bersih Ekspor Jumlah Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha : Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (Beban) Lain-Lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan

Keterangan Penjualan : Penjualan Lokal Potongan Penjualan Retur Penjualan Penjualan Lokal Bersih Ekspor Jumlah Penjualan Harga Pokok Penjualan Laba Kotor Beban Usaha : Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan (Beban) Lain-Lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Laba/Rugi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2008 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) 60,000,000,000 (15,000,000,000) 45,000,000,000 65,000,000,000 110,000,000,000 (70,000,000,000) 40,000,000,000

47,721,877,786 (12,558,527,017) (960,850,224) 34,202,500,545 53,602,920,583 87,805,421,128 (57,561,123,609) 30,244,297,519

(12,278,122,214) 2,441,472,983 (960,850,224) (10,797,499,455) (11,397,079,417) (22,194,578,872) 12,438,876,391 (9,755,702,481)

(10,000,000,000) (22,500,000,000) (32,500,000,000) 7,500,000,000 7,500,000,000

(9,307,591,052) (20,502,854,467) (29,810,445,519) 433,852,000 721,427,893 1,155,279,893

692,408,948 1,997,145,533 2,689,554,481 (7,066,148,000) 721,427,893 (6,344,720,107)

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Laba/Rugi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2009 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) 53,000,000,000 (13,000,000,000) 40,000,000,000 60,000,000,000 100,000,000,000 (66,000,000,000) 34,000,000,000

53,871,716,353 (13,535,644,026) (1,485,671,025) 38,850,401,302 40,998,643,272 79,849,044,574 (52,934,823,844) 26,914,220,730

871,716,353 (535,644,026) (1,485,671,025) (1,149,598,698) (19,001,356,728) (20,150,955,426) 13,065,176,156 (7,085,779,270)

(9,500,000,000) (21,000,000,000) (30,500,000,000) 3,500,000,000 3,500,000,000

(8,522,464,459) (19,986,452,972) (28,508,917,431) (1,594,696,701) 1,717,632,985 122,936,284

977,535,541 1,013,547,028 1,991,082,569 (5,094,696,701) 1,717,632,985 (3,377,063,716)

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture) Laba/Rugi Anggaran Berbanding Realisasi Tahun 2010 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) 50,000,000,000 (13,000,000,000) 37,000,000,000 50,000,000,000 87,000,000,000 (56,000,000,000) 31,000,000,000

27,033,501,231 (6,529,303,021) (479,498,532) 20,024,699,678 33,440,853,452 53,465,553,130 (37,795,513,637) 15,670,039,493

(22,966,498,769) 6,470,696,979 (479,498,532) (16,975,300,322) (16,559,146,548) (33,534,446,870) 18,204,486,363 (15,329,960,507)

(9,000,000,000) (20,500,000,000) (29,500,000,000) 1,500,000,000 1,500,000,000

(5,382,604,524) (12,167,100,142) (17,549,704,666) (1,879,665,173) 1,908,023,509 28,358,336

3,617,395,476 8,332,899,858 11,950,295,334 (3,379,665,173) 1,908,023,509 (1,471,641,664)

Selisih (%)

F/U

-20.46 Unfavorable -16.28 Favorable -23.99 -17.53 -20.18 -17.77 -24.39

Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable

-6.92 -8.88 -8.28 -94.22

Favorable Favorable Favorable Unfavorable

-84.60 Unfavorable

Selisih (%)

F/U

1.64 Favorable 4.12 Unfavorable -2.87 -31.67 -20.15 -19.80 -20.84

Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable

-10.29 -4.83 -6.53 -145.56

Favorable Favorable Favorable Unfavorable

-96.49 Unfavorable

Selisih (%)

F/U

-45.93 Unfavorable -49.77 Favorable -45.88 -33.12 -38.55 -32.51 -49.45

Unfavorable Unfavorable Unfavorable Favorable Unfavorable

-40.19 -40.65 -40.51 -225.31

Favorable Favorable Favorable Unfavorable

-98.11 Unfavorable

Lampiran 10. Perhitungan HPP PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Keterangan Pemakaian Bahan Tenaga Kerja Langsung Penyusutan Beban Pabrikasi Jumlah Beban Produksi Barang Dalam Proses : Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Produksi Barang Jadi : Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan

Anggaran (Rp) 40,600,000,000 25,035,000,000 2,365,000,000 7,000,000,000 75,000,000,000

Tahun 2008 Realisasi (Rp) 33,382,793,954 20,585,763,896 938,255,327 5,706,514,017 60,613,327,194

Selisih (Rp) (7,217,206,046) (4,449,236,104) (1,426,744,673) (1,293,485,983) (14,386,672,806)

12,000,000,000 (15,000,000,000) 72,000,000,000

10,776,863,462 (12,765,489,785) 58,624,700,871

(1,223,136,538) 2,234,510,215 (13,375,299,129)

-10.19 Favorable -14.90 Favorable -18.58 Favorable

19,000,000,000 (21,000,000,000) 70,000,000,000

16,230,806,863 (17,294,384,125) 57,561,123,609

(2,769,193,137) 3,705,615,875 (12,438,876,391)

-14.57 Favorable -17.65 Favorable -17.77 Favorable

Selisih (%) -17.78 -17.77 -60.33 -18.48 -19.18

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Keterangan Pemakaian Bahan Tenaga Kerja Langsung Penyusutan Beban Pabrikasi Jumlah Beban Produksi Barang Dalam Proses : Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Produksi Barang Jadi : Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan

Anggaran (Rp) 41,100,000,000 20,560,000,000 1,140,000,000 5,500,000,000 68,300,000,000

Tahun 2009 Realisasi (Rp) 32,959,691,005 16,487,371,024 741,068,262 4,383,425,753 54,571,556,044

Selisih (Rp) (8,140,308,995) (4,072,628,976) (398,931,738) (1,116,574,247) (13,728,443,956)

15,000,000,000 (16,000,000,000) 67,300,000,000

12,765,489,785 (13,720,061,131) 53,616,984,698

(2,234,510,215) 2,279,938,869 (13,683,015,302)

-14.90 Favorable -14.25 Favorable -20.33 Favorable

21,000,000,000 (22,300,000,000) 66,000,000,000

17,294,384,125 (17,976,544,979) 52,934,823,844

(3,705,615,875) 4,323,455,021 (13,065,176,156)

-17.65 Favorable -19.39 Favorable -19.80 Favorable

Selisih (%) -19.81 -19.81 -34.99 -20.30 -20.10

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

PT. Hadinata Brothers (Ligna Furniture)

Perhitungan Harga Pokok Penjualan Keterangan Pemakaian Bahan Tenaga Kerja Langsung Penyusutan Beban Pabrikasi Jumlah Beban Produksi Barang Dalam Proses : Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Produksi Barang Jadi : Persediaan Awal Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan

Anggaran (Rp) 36,500,000,000 15,800,000,000 1,120,000,000 4,580,000,000 58,000,000,000

Tahun 2010 Realisasi (Rp) 24,604,202,230 10,679,088,244 586,340,890 3,028,701,984 38,898,333,348

Selisih (Rp) (11,895,797,770) (5,120,911,756) (533,659,110) (1,551,298,016) (19,101,666,652)

16,000,000,000 (17,300,000,000) 56,700,000,000

13,720,061,131 (13,787,563,881) 38,830,830,598

(2,279,938,869) 3,512,436,119 (17,869,169,402)

-14.25 Favorable -20.30 Favorable -31.52 Favorable

22,300,000,000 (23,000,000,000) 56,000,000,000

17,976,544,979 (19,011,861,940) 37,795,513,637

(4,323,455,021) 3,988,138,060 (18,204,486,363)

-19.39 Favorable -17.34 Favorable -32.51 Favorable

Selisih (%) -32.59 -32.41 -47.65 -33.87 -32.93

F/U Favorable Favorable Favorable Favorable Favorable

Lampiran 11. Hasil Uji T Berpasangan (Paired T Test) T-TEST PAIRS = RealisasiPenjualan2008 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

WITH AnggaranPenjualan2008 (PAIRED)

Mean Pair 1

RealisasiPenjualan2008 AnggaranPenjualan2008

317065412 4,571

T-TEST PAIRS = RealisasiPenjualan2009 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

RealisasiPenjualan2009 AnggaranPenjualan2009

287870791 8,000

T-TEST PAIRS = RealisasiPenjualan2010 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

RealisasiPenjualan2010 AnggaranPenjualan2010

df

-3,400

Sig. (2-tailed) 6

,015

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 3725026303 140792760 566366821,5 63237826 ,892 3,896 28 57,528

t

df

-2,045

Sig. (2-tailed) 6

,087

WITH AnggaranPenjualan2010 (PAIRED)

Mean Pair 1

t

WITH AnggaranPenjualan2009 (PAIRED)

Mean Pair 1

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the lDifference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 2467458109,3 932611503, 545267226 88863598 10 958 6,120 3,023

479063526 7,143

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 4947260615 186988875 9366088213, 21518232 ,450 1,358 163 1,123

t -2,562

df

Sig. (2-tailed) 6

,043

T-TEST PAIRS = RealisasiProduksiUnit2008 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiProduksiUnit2008 AnggaranProduksiUnit2008

-4041,429

T-TEST PAIRS = RealisasiProduksiUnit2009 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiProduksiUnit2009 AnggaranProduksiUnit2009

-3469,286

T-TEST PAIRS = RealisasiProduksiUnit2010 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiProduksiUnit2010 AnggaranProduksiUnit2010

-4657,714

WITH AnggaranProduksiUnit2008 (PAIRED) Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation 3093,918

Std. Error Mean 1169,391

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -6902,826

-1180,032

t

df

-3,456

Sig. (2-tailed) 6

,014

WITH AnggaranProduksiUnit2009 (PAIRED) Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation 3457,668

Std. Error Mean 1306,876

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -6667,096

-271,476

t

df

-2,655

Sig. (2-tailed) 6

,038

WITH AnggaranProduksiUnit2010 (PAIRED) Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation 5226,102

Std. Error Mean 1975,281

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper -9491,053

175,624

t -2,358

df

Sig. (2-tailed) 6

,056

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaProduksi2008 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaProduksi2008 AnggaranBiayaProduksi200 8

205523897 2,286

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaProduksi2009 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaProduksi2009 AnggaranBiayaProduksi200 9

196120627 9,429

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaProduksi2010 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaProduksi2010 AnggaranBiayaProduksi201 0

272880952 1,714

WITH AnggaranBiayaProduksi2008 (PAIRED) Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation

Std. Error Mean

531825762, 764

201011244, 156

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2547095767, 824

15633821 76,748

t

df

-10,224

Sig. (2-tailed) 6

,000

WITH AnggaranBiayaProduksi2009 (PAIRED) Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation

Std. Error Mean

995643370, 710

376317821, 915

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2882022817, 670

10403897 41,187

t

df

-5,212

Sig. (2-tailed) 6

,002

WITH AnggaranBiayaProduksi2010 (PAIRED) Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation

Std. Error Mean

1328058925 ,266

501959091, 813

95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 3957059172, 262

15005598 71,166

t -5,436

df

Sig. (2-tailed) 6

,002

T-TEST PAIRS = RealisasiBahanBakuLangsung2008 AnggaranBahanBakuLangsung2008 (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBahanBakuLan gsung2008 AnggaranBahanBakuLa ngsung2008

656109640 ,545

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper

417300044,0 51

T-TEST PAIRS = RealisasiBahanBakuLangsung2009 AnggaranBahanBakuLangsung2009 (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBahanBakuLan gsung2009 AnggaranBahanBakuLa ngsung2009

740028090 ,455

Mean RealisasiBahanBakuLan gsung2010 AnggaranBahanBakuLa ngsung2010

108143616 0,909

125820697, 374

936455624, 749

37576365 6,342

t

df

-5,215

Sig. (2-tailed) 10

,000

WITH

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 239035172,37 1

T-TEST PAIRS = RealisasiBahanBakuLangsung2010 AnggaranBahanBakuLangsung2010 (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Pair 1

WITH

72071816,2 23

90061410 4,314

579442076, 595

t

df

-10,268

Sig. (2-tailed) 10

,000

WITH

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 540589483,47 5

162993862, 027

14446091 17,527

718263204, 291

t -6,635

df

Sig. (2-tailed) 10

,000

T-TEST PAIRS = RealisasiTenagaKerjaLangsung2008 AnggaranTenagaKerjaLangsung2008 (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiTenagaKerjaLa ngsung2008 AnggaranTenagaKerjaL angsung2008

741539350 ,667

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 362769917,86 7

T-TEST PAIRS = RealisasiTenagaKerjaLangsung2009 AnggaranTenagaKerjaLangsung2009 (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiTenagaKerjaLa ngsung2009 AnggaranTenagaKerjaL angsung2009

678771496 ,000

Mean RealisasiTenagaKerjaLa ngsung2010 AnggaranTenagaKerjaL angsung2010

853485292 ,667

14810019 8,801

1122243031 ,555

36083566 9,778

t

df

-5,007

Sig. (2-tailed) 5

,004

WITH

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 330630167,01 2

T-TEST PAIRS = RealisasiTenagaKerjaLangsung2010 AnggaranTenagaKerjaLangsung2010 (PAIRED) /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Pair 1

WITH

13497920 0,458

1025746576 ,884

33179641 5,116

t

df

-5,029

Sig. (2-tailed) 5

,004

WITH

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 511519334,06 0

20882689 3,669

1390291 912,321

316678673,01 3

t -4,087

df

Sig. (2-tailed) 5

,009

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaOverhead2008 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaOverh ead2008 AnggaranBiayaOver head2008

208503402, 235

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 744935654,60 6

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaOverhead2009 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaOverh ead2009 AnggaranBiayaOver head2009

54125213,7 50

Mean RealisasiBiayaOverh ead2010 AnggaranBiayaOverh ead2010

69498570,8 67

12775541 0,787

468423739, 814

5141693 5,343

t

df

Sig. (2-tailed)

-1,632

33

,112

WITH AnggaranBiayaOverhead2009 (PAIRED)

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper

72143772,6 04

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaOverhead2010 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Pair 1

WITH AnggaranBiayaOverhead2008 (PAIRED)

13633891,4 97

8209964 8,381

26150779,1 19

t

df

-3,970

Sig. (2-tailed) 27

,000

WITH AnggaranBiayaOverhead2010 (PAIRED)

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Error Std. Deviation Mean Lower Upper 96003518,864

17527764, 294

105346873 ,961

33650267, 772

t -3,965

df

Sig. (2-tailed) 29

,000

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaNonmanufaktur2008 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaNonmanuf aktur2008 AnggaranBiayaNonmanu faktur2008

34929278,9 74

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper

205955785,7 07

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaNonmanufaktur2009 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Mean Pair 1

RealisasiBiayaNonmanuf aktur2009 AnggaranBiayaNonmanuf aktur2009

24281494,7 44

Mean RealisasiBiayaNonmanuf aktur2010 AnggaranBiayaNonmanu faktur2010

143256570, 289

23470840,0 64

8167550 8,256

11816950, 307

t

df

Sig. (2-tailed)

-1,488

76

,141

WITH AnggaranBiayaNonmanufaktur2009 (PAIRED)

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper

170751421,2 88

T-TEST PAIRS = RealisasiBiayaNonmanufaktur2010 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

Pair 1

WITH AnggaranBiayaNonmanufaktur2008 (PAIRED)

18856340,0 32

61799696,6 17

t

13236707, 129

df

-1,288

Sig. (2-tailed) 81

,202

WITH AnggaranBiayaNonmanufaktur2010 (PAIRED)

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper

459869565,6 63

50477242,5 67

2436718 85,640

42841254, 938

t -2,838

df

Sig. (2-tailed) 82

,006

T-TEST PAIRS = RealisasiLabaRugi2008 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

WITH AnggaranLabaRugi2008 (PAIRED)

Mean Pair 1

RealisasiLabaRugi2008 AnggaranLabaRugi2008

772219019 6,000

T-TEST PAIRS = RealisasiLabaRugi2009 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

RealisasiLabaRugi2009 AnggaranLabaRugi2009

518584656 2,333

T-TEST PAIRS = RealisasiLabaRugi2010 /CRITERIA = CI(.95) /MISSING = ANALYSIS.

RealisasiLabaRugi2010 AnggaranLabaRugi2010

df

Sig. (2-tailed)

-7,440

2

,018

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 1856037173 107158356 979649 57519462 ,129 1,532 8498,51 6,153 3

t

df

-4,839

Sig. (2-tailed) 2

,040

WITH AnggaranLabaRugi2010 (PAIRED)

Mean Pair 1

t

WITH AnggaranLabaRugi2009 (PAIRED)

Mean Pair 1

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 1797635589, 1037865391 1218776 32566158 082 ,261 4554,82 37,177 3

672708911 4,667

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Std. Std. Error Deviation Mean Lower Upper 7511137435 433655722 119316106 25385788 ,335 0,211 46,589 875,923

t -1,551

df

Sig. (2-tailed) 2

,261