Analisis pH dan Kesadahan Total pada Air Umpan Boiler (Zul Alfian)
ANALISIS pH DAN KESADAHAN TOTAL PADA AIR UMPAN BOILER DI PABRIK KELAPA SAWIT PTP NUSANTARA II PADANG BRAHRANG
Zul Alfian Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155
Abstrak Boiler adalah suatu bejana yang berisi air di mana secara kontinyu air itu diuapkan dan membentuk steam dari pemanasan yang berasal dari dapur api. Dalam pabrik kelapa sawit uap dipakai untuk menjalankan mesin, dan untuk pemanasan. Oleh sebab itu boiler memerlukan perawatan agar terhindar dari kerak dan korosi, untuk menghindarinya perlu dilakukan analisis pH dan kesadahan total tiap harinya. Metode yang digunakan untuk analisis pH adalah dengan menggunakan pH meter, karena hasilnya lebih akurat dibanding dengan metode yang lain, sedangkan untuk analisis kesadahan digunakan penambahan tablet hardnes untuk menganalisis tingkat kesadahannya. Berdasarkan analisis yang di lakukan di PTPN II Padang Brahrang untuk kesadahan total pada air umpan boiler selama empat hari di peroleh kesadahan totalnya 2 mg/l, sedangkan untuk kadar pH air umpan boiler selama empat hari yaitu: 7, maka air umpan boiler pada PTPN II Padang Brahrang telah memenuhi standar PTPN II Padang Brahrang. Kata Kunci: Analisis, Spektrofotometer Serapan Atom.
PENDAHULUAN Pabrik kelapa sawit membutuhkan air bersih untuk pengolahan, untuk kebutuhan rumah tangga dan air umpan boiler membutuhkan kemurnian yang memenuhi persyaratan air minum. Sumber air untuk kualitas tersebut sudah jarang dijumpai di perkebunan kelapa sawit. Oleh sebab itu perlu pemurnian dan perlakuan yang menghasilkan air sesuai dengan kebutuhan. Air alam yang bersih dan murni hanya memerlukan sedikit pengawasan berdasarkan sumber air alam, yang selalu mengandung senyawasenyawa kimia, maka diperlukan beberapa perlakuan sebelum digunakan di pabrik. Air sangat dibutuhkan dalam proses pengolahan minyak sawit baik sebagai air pengencer maupun sebagai air pencuci.
Penggunaan air pengolahan minyak sawit memiliki persyaratan khusus yaitu harus menggunakan perlakuan kimia yang aman (food grade). Kebutuhan air cukup banyak untuk mengelolah yaitu mencapai 0,5-0,6M3/ton TBS, sedangkan untuk uap dibutuhkan 0,6M3/ton. Pemanfaatan sumber energi yang terdapat dipabrik kelapa sawit upaya untuk menekan ongkos pengolahan. Oleh sebab itu pembangkit tenaga dilakukan dengan menggunakan tenaga uap dengan bantuan boiler. Air umpan boiler di treatment untuk meyakinkan bahwa air itu nyata sebagai sumber uap yang ekonomis dan reliable. Pengertian reliable ialah mudah melakukan operasi secara kontinu selama dibutuhkan. Dan ini merupakan usahausaha menghindarkan kegagalan53
Jurnal Sains Kimia Vol 8, No.2, 2004: 53-55
kegagalan terutama pada korosi dan pipa hangus dan sebagainya. BAHAN DAN METODA Bahan Tablet Hardnes, Aquadest Alat Alat–alat yang biasa di gunakan di laboratorium kimia, pH meter (Hanna), washing bottle. Cara Kerja Pengukuran kesadahan total. Contoh air sebanyak 50 ml dimasukan kedalam botol Erlenmeyer Tambahkan satu tablet Hardnes dan kemudian di bruss sampai hancur sambil dikocok. Perlakuan diulangi dengan menambahkan satu persatu tablet hardnes hingga warna air merah yang timbul kuning menjadi biru Hitung tablet hardnes dinyatakan sebagai ppm CaCO3. Pengukuran pH. Dikalibrasi/distandarisasi pH meter dengan memasukan elektroda pH meter Kedalam larutan buffer pH 7,00 sehingga pembacaan menunjukan pH 7,00. Dikeluarkan elektroda pH meter dari larutan buffer, kemudian dibersihkan dengan aquadest yang berada dalam washing bottle. Setelah bersih dimasukan elektroda kedalam contoh air yang akan dianalisis. Pembacaan pada pH meter menyatakan pH.
54
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Data hasil pengukuran pH air umpan boiler No 1 2 3 4
Tanggal Analisis 28 – 1 – 2005 29 – 1 – 2005 31 – 1 – 2005 7 – 2 – 2005
pH 7 7 7 7
Tabel 2. Data hasil analisis kesadahan total No
Tanggal Analisis
1 2 3 4
28 – 1 – 2005 29 – 1 – 2005 31 – 1 – 2005 7 – 2 – 2005
Kesadahan Total 2 2 2 2
Dari Tabel 1 diperoleh data pH pada air umpan boiler di PTPN II sebesar 7, sedangkan standar pH-nya adalah 7 – 9 dari data ini menunjukan bahwa pH pada air umpan boiler di PTPN II masih berada dalam standar. Tingkat kadar pH air umpan boiler yang benar harus di terapkan untuk mencegah terjadinya korosi. Umumnya kadar pH berkisar antara 7 – 9. Bila pH diluar batas rekomendasi maka untuk mengontrol nya perlu di lakukan beberapa tahap yaitu: Bila pH rendah tambah dosis alkali booster Bila tinggi hentikan pemakaian alkali booster dan lakukan blowdown. Untuk Kesadahan total dari Tabel 2. diperoleh data kesadahan total pada air umpan boiler sebesar 2 mg/l Hal ini menunjukan bahwa kesadahan total pada PTPN II masih berada dalam standar, Karena Standar dari kesadahan total adalah Max 5 mg/l. Bila kesadahan total pada air umpan boiler lebih dari 5 mg/l maka akan menyebabkan terbentuk nya kerak pada Boiler yang di sebabkan garam–garam sadah yang mengendap pada permukaan pipa. Apabila di ketahui boiler telah mengandung lapisan kerak yang tebal akan mendapat masalah dalam
Analisis pH dan Kesadahan Total pada Air Umpan Boiler (Zul Alfian)
pembersihannya. Pembersihan yang memuaskan adalah dengan memakai bahan kimia: proses ini dengan menggunakan asam dengan hati–hati sehingga tidak menimbulkan masalah pada boiler. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data analisis pH dan kesadahan total dari air umpan boiler yang digunakan PTPN II Padang Brahrang masih sesuai dengan standar PTPN II Padang Brahrang. Saran pH dan kesadahan pada air umpan boiler harus dianalisis dari waktu ke waktu agar senantiasa sesuai dengan standar PTPN II Padang Brahrang. Begitu juga dengan parameter yang lain seperti alkalinitas, silica, TDS, kekeruhan. DAFTAR PUSTAKA Ir. Mj. Djoko Setyardjo,” Pembahasan lanjut tentang ketel uap,” PT Pradnya Pramita, Jakarta Cetakan I, 1990. Hal: 45 –53. Dr. Ir. Ponten M.Naibaho,” Teknologi Pengolahan Kelapa sawit,” Pusat penelitian kelapa Sawit. Medan 1990, Hal : 154 – 195. Tim Penulis, “Boiler Feed Water Treatment,” PT mekar agung tirta lestari Medan. Hal: 1 – 50. Ir.Djoko Sasongko,” Teknik Sumber Daya Air,” Edisi III, penerbit Erlangga, Jakarta, 1996.Hal: 99 – 100. Soepadiyo mangoen Soekarjo, Haryono, semangun ,” Agro Bisnis Kelapa sawit,” UGM –Press, Yogyakarta 2003. Hal: 369 – 371. Ir.Sri sumestri Santika , MSc ,” Metode Penelitian Air ,” Penerbit Usaha Nasional, Surabaya, Indonesia, 1984. Hal 48–50; 72 – 85.
55