15
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Buah jambu air (Syszygium samarangense) termasuk dalam famili Myrtaceae yang merupakan tanaman asli Indonesia dan sejak masa penjajahan Belanda dikenal sebagai buah segar dimusim kemarau. Buah jambu air banyak mengandung air sekitar 90% dari 100 gram bagian buah yang dapat dimakan dan berfungsi sebagai penghilang rasa haus (Hardiantono, 1992). Tanaman jambu air dapat tumbuh di hampir semua tempat di Indonesia. Tanaman ini mudah menyesuaikan diri dengan segala jenis tanah selama tanah itu subur, gembur dan berair banyak. Keistimewaan lain dari tanaman jambu air adalah mudah didapat dan tidak memerlukan perawatan yang terlalu mahal (Hariyanto, 1992). Di dalam tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida Dismutase), gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran seperti buah jambu air, tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya ( Prakash, 2001).
Seiring dengan perkembangan industri minuman ataupun makanan instant di Indonesia yang mengusung tren pemanfaatan antioksidan pada buah-buahan
16
maka makanan ataupun minuman yang mengandung antioksidan mengalami peningkatan kepopulerannya dikarenakan senyawa antioksidan yang ada di dalamnya mampu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Pada saat ini banyak penyakit kronis seperti jantung, paru-paru dan organ tubuh lainnya disebabkan oleh adanya radikal bebas. Metode-metode untuk memperoleh antioksidan dari berbagai buah-buahan pun mulai berkembang dengan tujuan untuk memperoleh produk dengan kandungan antioksidan yang tinggi. Jambu air memiliki keunggulan yaitu terletak pada sosok buahnya yang besar menyerupai lonceng dan bisa mencapai bobot 150 gr per buah, dengan warna kulit buah merah mengkilap. Daging buah tebal, empuk, rasa manis (12 – 15 o Brix) dan tanpa biji serta memiliki kemampuan 2-3 kali panen per tahun dan jumlah panenan 15 – 25 kg per pohon, maka bertanam jambu air citra skala kecilpun cukup menjanjikan hasil, tanpa perlu menanam berpuluh-puluh pohon di lahan yang luas. Buah banyak dikonsumsi antara lain karena alasan kandungan vitamin C, antioksidan, dan serat yang tinggi. Sejauh ini informasi mengenai antioksidan dan vitamin C pada buah jambu air sangat terbatas. Informasi kandungan kedua bahan tersebut sangat bermanfaat bagi promosi buah tersebut ke masyarakat, terlebih apabila kandungannya sangat tinggi. Masyarakat akan semakin menggemari Jambu Dalhari selain karena kesegaran, rasa, dan juga karena manfaat yang tinggi bagi kesehatan. Mengingat jambu air tidak langsung habis setelah dipanen, penundaan konsumsi sangat mungkin terjadi. Perubahan kedua komponen tersebut selama ini juga belum diketahui. Oleh karena itu, kerusakan/perubahan
17
komponen kimiawi pada buah perlu diketahui agar jambu air dapat dikonsumsi selama kandungannya masih optimum.
1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh pengemasan pada penyimpanan suhu 5oC terhadap sifat kimia buah jambu air (Syzygium samarangense) ? 2. Mnimnya informasi mengenai pemanfaatan jambu air (Syzygium samarangense) sebagai sumber antioksidan.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui perubahan total antioksidan pada buah jambu air pascapanen pada penyimpanan suhu 5oC 2. Mengetahui pengaruh pengemasan dengan sterofoam dan‘cling wrap’ terhadap kandungan total antioksidan pada buah jambu air pada penyimpanan suhu 5oC