BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Es teh merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang
diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh konsumen karena harganya yang cukup murah, enak, mudah didapat di setiap warung makan dan hampir semua pedagang kaki lima. Minuman es teh cocok dikonsumsi pada kondisi udara yang panas seperti di Indonesia, terutama di kota Yogyakarta. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya konsumsi minuman es teh oleh masyarakat, termasuk mahasiswa. Pedagang kaki lima umumnya berjualan disepanjang trotoar yang ada di tepi jalan di kota Yogyakarta. Trotoar digunakan sebagai tempat berjalan kaki, dengan perilaku pejalan kaki yang pada umumnya meludah dan membuang sampah sembarangan. Waktu berjualan yang biasanya mereka lakukan adalah pada sore hari sekitar pukul 17.00 sampai malam hari sekitar pukul 23.00, meskipun demikian banyak juga pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya pada siang hari. Hasil survey yang dilakukan dilapangan, pada umumnya pedagang kaki lima kurang menjaga kebersihan. Hal ini terlihat dari sanitasi lingkungan dan perilaku kebersihan pedagang kaki lima dalam menyajikan minuman es teh kepada konsumen. Pedagang kaki lima memperoleh es balok dari truk atau mobil pengangkut pendistribusi es balok. Es balok diturunkan dari truk kemudian diletakkan di trotoar
tempat pedagang kaki lima berjualan yang tentu saja memungkinkan terjadi kontak dengan mikrobia sehingga dapat menjadi penyebab masuknya mikrobia ke dalam minuman yang disajikan kepada konsumen. Es balok kemudian dipecah menjadi bagian kecil–kecil, potongan es balok tersebut kemudian dimasukkan dalam kotak es atau kotak es tanpa dibilas terlebih dahulu, lalu dicampurkan kedalam minuman. Pedagang kaki lima juga terkadang tidak menggunakan sendok atau sekop dalam mengambil es dari kotak es untuk dicampurkan kedalam minuman, tetapi dengan menggunakan tangan. Berdasarkan informasi yang diperoleh, es balok kadang dibuat dari bahan baku air mentah yang belum di masak terlebih dahulu. Penyajian minuman es teh dari mulai es balok diperoleh sampai menjadi minuman es teh yang siap dikonsumsi tersebut sangat memungkinkan terkontaminasi mikrobia terutama coliform. Di Philadelphia pada tahun 1988 terjadi kejadian luar biasa gastroenteritis. Federal Centers for Disease Control membeberkan secara detail bahwa penyebab terjadinya kejadian luar biasa ini karena mengkonsumsi es batu yang tidak diketahui secara jelas kebersihan air yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan es batu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jasmine Roberts tahun 2004 membuktikan bahwa es batu yang disajikan di restoran cepat saji terkenal di Florida Selatan positif terkontaminasi E.coli dan bakteri lain yang berasal dari feses manusia. Anggapan selama ini bahwa bakteri tidak dapat hidup pada es karena sangat dingin adalah keliru, karena ternyata bakteri dapat berada pada es dan menyebabkan infeksi atau penyakit. Hal ini diperkuat pula oleh pernyataan British Food Standards Agency pada
2
15 september 2004 bahwa 413 bar dan restoran menunjukkan 44% sampel es batu terkontaminasi fecal coliform dan 5% diantaranya ditemukan pula bakteri E.coli. Menurut hasil penelitian Taniawati Supali tahun 2001, yang melakukan penelitiannya di kodya Semarang, didapat informasi bahwa air yang digunakan untuk memproduksi es positif terkontaminasi E. coli. Para neurologist dari New York juga mempelajari tentang konsumsi es batu yang dilakukan oleh orang di Indonesia, para neurologist tersebut mengatakan masyarakat perlu berhati–hati untuk mengkonsumsi es batu karena tidak diketahui secara pasti kebersihan air yang digunakan sebagai bahan baku. Berdasarkan data yang dilaporkan dari kejadian luar biasa yang terjadi di Philadelphia dan hasil penelitian Taniawati supali, penyebab terjadinya kasus yang terjadi karena mengkonsumsi es batu. Es batu tersebut dibuat dari bahan baku air yang tidak diketahui secara jelas bagaimana kebersihan dan keamanan air yang digunakan. Seperti halnya dengan kondisi yang terjadi di Indonesia, konsumsi es batu yang digunakan sebagai pendingin minuman yang dijual pedagang kaki lima memiliki kemungkinan terkontaminasi mikrobia terutama coliform. Selain dari kebersihan es balok yang digunakan, kebersihan minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima juga dilihat dari air yang digunakan untuk mencuci gelas. Air untuk mencuci gelas seringkali digunakan beberapa kali tanpa diganti, hal ini dapat menimbulkan adanya kontaminasi silang. Tidak digantinya air cucian gelas karena memang rata–rata pedagang kaki lima tidak mempunyai akses air bersih yang memadai. Air yang digunakan untuk menyeduh teh, mungkin juga belum sepenuhnya masak. Pada saat menyeduh teh, terkadang pedagang menambahkan air putih yang
3
tidak diketahui secara pasti apakah air matang atau air setengah matang. Peralatan yang digunakan dapat juga menjadi faktor penyebab resiko kemungkinan kontaminasi pada minuman es teh. Mulai dari gelas yang dipakai, terkadang gelas yang digunakan tidak bersih, karena hanya dicuci sekedarnya saja. Peralatan yang digunakan untuk mengeringkan dan membersihkan gelas, misalnya serbet atau lap dapat menimbulkan kontaminasi silang karena serbet yang telah kotor dipakai berkali–kali. Alat yang dipakai untuk memecah es balok, biasanya menggunakan palu yang kadang dibersihkan terlebih dahulu dan kadang tidak. Ember yang dipakai untuk mencuci gelas terkadang kotor. Beberapa faktor itulah yang memungkinkan minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima tercemar mikrobia, diantaranya bakteri coliform. Kondisi penyiapan minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima mulai dari air sebagai bahan baku es balok yang tidak diketahui secara jelas kebersihannya, air cucian gelas yang kotor, gelas yang digunakan tidak bersih, alat yang dipakai untuk membersihkan gelas, peralatan lain yang digunakan, tingkat higienitas pekerja yang kurang baik terhadap kualitas minuman es teh yang disajikan, serta kebersihan tempat mereka berjualan memungkinkan minuman es teh terkontaminasi coliform.
B.
Rumusan Masalah Seberapa besar tingkat cemaran coliform pada sampel minuman es teh yang
dijual pedagang kaki lima di kota Yogyakarta dilihat dari faktor kebersihan es balok, air cucian gelas, kebersihan peralatan, dan higienitas pedagang.
4
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat cemaran bakteri coliform
dan mengetahui jenis bakteri coliform yang diduga mendominasi minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima di kota Yogyakarta. Beberapa manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, dapat memperoleh informasi tentang tingkat cemaran coliform pada minuman es teh sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen sebelum mengkonsumsi minuman es teh. Memberikan evaluasi bagi para produsen untuk lebih meningkatkan kebersihan. Selain itu juga sebagai sumbangan ilmu untuk penelitian lebih lanjut di kemudian hari.
D.
Batasan Masalah Dalam penelitian ini dilakukan pengujian mikrobiologis pada sampel
minuman es teh yang dijual pedagang kaki lima di kota Yogyakarta. Yang dimaksud deteksi coliform adalah mengetahui ada/ tidaknya coliform pada sampel minuman es teh yang diteliti. Yang dimaksud tingkat cemaran adalah mengetahui besarnya populasi / jumlah dan jenis bakteri coliform sampai aras genus yang mencemari produk minuman es teh.
5