BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kanker paru, emfisema, penyakit jantung iskemik, ulkus peptikum, penyakit pembuluh darah otak, gangguan janin dan penyakit obstruktif vaskuler...

4 downloads 507 Views 29KB Size
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Tuntutan dasar kebutuhan hidup manusia meliputi pangan, sandang, dan papan yang kemudian tumbuh dan berkembang dengan berbagai tuntutan hidup lainnya. Salah satu tuntutan hidup manusia yang bersifat kesenangan adalah memanfaatkan tembakau atau kini dikenal luas sebagai merokok (Sitepoe, 2000). Conrad and Miller (1986), menyatakan bahwa seseorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis: merokok rasanya seperti rangsangan seksual, sebagai suatu ritual, menunjukkan kejantanan (bangga diri), mengalihkan kecemasan, dan menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis: adanya nikotin yang dapat mengakibatkan ketagihan (adiksi) sehingga seseorang ingin terus merokok (Sitepoe, 2000). Jenis perokok ini ada dua macam, yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Perokok pasif merupakan seseorang yang menghirup atau menghisap rokok dari perokok aktif. Perokok pasif ini memiliki resiko lebih tinggi hingga tiga kali lipat daripada perokok aktif. Sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekelilingnya. Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap (Noorastuti, 2009) Kebiasasan merokok ini tidak hanya ditemui pada orang dewasa. Kebiasaan merokok juga dapat ditemui pada remaja, bahkan akhir-akhir ini kebiasaan merokok pada remaja semakin meningkat. Kebiasaan ini juga cenderung dimulai pada usia yang semakin muda, yaitu pada masa akhir sekolah, atau masa pra remaja. Ditambah pula, saat ini semakin banyak anak

2

memiliki orang tua dan saudara kandung yang merokok. Padahal sesekali anak mulai merokok, kebiasaan buruk tersebut sulit dihentikan. Keinginan anakanak pra remaja untuk mencoba merokok juga didorong oleh anggapan, bahwa dengan merokok ia akan diterima oleh kelompok tertentu atau dipandang lebih hebat atau sebagai simbol pemberontakan terhadap orang tua (Bangun, 2003). Pernah dilaporkan ada anak-anak berusia 3 tahun telah mulai merokok atas ajaran orang tua, teman, atau kemauan sendiri. Pada taraf permulaan biasanya hanya digunakan rokok dari daun buah jagung atau daun nipah, kemudian baru digunakan tembakau. Berdasarkan laporan di Medan banyak dijumpai perokok anak-anak usia sekolah dasar, sedangkan pada salah satu SLTA sekitar 40% dan murid laki-laki adalah perokok. Jakarta Selatan konon diantara anak-anak berumur 12-18 tahun 80% nya telah menjadi perokok dan 18% dari murid perempuan menjadi perokok (Sitepoe, 2000). Anak-anak di Indonesia mulai merokok karena beberapa faktor antara lain kemauan sendiri, melihat teman-temannya, dan diajari atau dipaksa merokok oleh teman-temannya. Merokok pada anak-anak karena kemauan sendiri disebabkan ingin menunjukkan bahwa dirinya telah dewasa. Umumnya mereka bermula dari perokok pasif (menghisap asap rokok orang lain yang merokok) lantas menjadi perokok aktif. Semula hanya mencoba-coba kemudian menjadi ketagihan akibat adanya nikotin di dalam rokok (Sitepoe, 2000). Perokok paling banyak terdapat pada usia 50-59 tahun yaitu (74,2%). Sedangkan survei yang diadakan oleh Yayasan Jantung Indonesia tahun 1990 pada anak-anak berusia 10-16 tahun menunjukkan angka perokok usia kurang dari 10 tahun (9%), 12 tahun (18%), 13 tahun (23%), 14 tahun (22%), dan 1516 tahun (28%). Mereka yang menjadi perokok karena dipengaruhi oleh teman-temannya 70%, 20% diantaranya hanya coba-coba. Frekuensi merokok rata-rata 2,5 batang setiap hari, 95% menghisap rokok kretek (Sitepoe, 2000). Menurut kajian lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3), berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1980, 1986, 1992, dan 1995 pada penduduk usia diatas 10 tahun, ada peningkatan

3

prevalensi merokok baik pada laki-laki dan perempuan. Prevalensi merokok di daerah perkotaan lebih rendah dibanding di pedesaan, dan kebiasaan merokok umumnya dimulai pada usia remaja atau sekolah. Kebiasaan merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pendidikan orang tua, pengawasan keluarga, dan lingkungan sekitar, seperti saudara kandung dan teman akrab yang merokok. (Bangun, 2003). "Seseorang itu berada pada agama teman karibnya. Maka hendaklah setiap orang diantara kalian melihat siapa yang menjadi temannya. " (Diriwayatkan Abu Daud, At-Tirmidzy, dan Ahmad dengan Sanad Hasan). Ketahuilah bahwa tidak semua orang layak dijadikan teman. Oleh karena itu, orang yang dijadikan teman harus memiliki sifat-sifat yang menunjang persahabatan (Anuz, 2004). Siregar dkk (dalam Bangun, 2003) menyatakan merokok menjadi persoalan kesehatan masyarakat yang memprihatinkan mengingat akibat buruk yang ditimbulkan terhadap kesehatan. Penelitian di banyak negara memperlihatkan bahwa tembakau merupakan faktor penyebab penting dari kanker paru, emfisema, penyakit jantung iskemik, ulkus peptikum, penyakit pembuluh darah otak, gangguan janin dan penyakit obstruktif vaskuler. Bahkan dewasa ini diperkirakan 2,5 juta orang meninggal setahunnya di seluruh dunia akibat penyakit yang berkaitan dengan merokok (Aditama, 1993). Firman Allah: "Nabi tersebut menghalalkan untuk mereka semua hal yang baik dan mengharamkan untuk mereka semua hal yang jelek. "(QS. Al A'raf: 157). Sedangkan rokok termasuk barang yang jelek, berbahaya dan berbau tidak enak (Zainu, 2003). Berbagai jenis rokok yang dirokok (dihisap) ataupun tembakau yang digunakan tanpa dibakar atau smokeless tobacco, dapat mengganggu kesehatan apabila digunakan diatas ambang tertentu serta digunakan secara berulang-ulang. Gangguan kesehatan akibat merokok disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat di dalam rokok atau di dalam tembakau yang digunakan (Sitepoe, 2000). Ditemukan di Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya, tembakau membunuh lebih banyak orang setiap tahun daripada semua obat lain yang digunakan. Rokok adalah racun yang

4

bekerja lambat tapi pasti. Tingkat kematian di Amerika Serikat yang disebabkan oleh tembakau atau rokok adalah 450.000 kematian per tahun dan 1.200 kematian per hari, setiap menit terjadi 8 kematian (Bangun, 2003). Akibat yang ditimbulkan rokok penyakit-penyakit ganas seperti: kanker paru-paru, kanker mulut, kanker pankreas, penyakit saluran pernafasan, penyakit jantung dan pembuluh darah, batuk menahun, kelahiran prematur, dan bayi yang kurang sehat. Rokok juga mengganggu dan membahayakan kesehatan orang lain yang berada di sekitarnya (Bangun, 2003). Berdasarkan laporan WHO (1991) rokok merupakan penyebab kematian 3 juta orang penduduk dunia setiap tahunnya, 8.219 kematian per hari, dan 57 kematian per menit. Disadari atau tidak rokok telah menggiring manusia kepada kematian yang tidak hanya melalui kanker, tetapi juga berbagai kerusakan atau penyakit pernafasan seperti bronchitis kronik, emfisema, penyakit paru-paru, penyakit kardiovaskuler, penyakit pembuluh darah otak, serta berbagai penyakit lainnya (Bangun, 2003). Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh rokok ini masih kurang disadari oleh para pengguna rokok terutama pada remaja. Pengetahuan remaja tentang bahaya masih terbilang rendah. Berbagai slogan tentang bahaya merokok seolah-olah hanya menjadi slogan belaka dan kurang mendapat perhatian bagi para remaja pengguna rokok. Selain itu sikap para remaja yang kurang mendukung

terhadap

berbagai

peringatan

bahaya

merokok

juga

mempengaruhi perilaku remaja untuk tetap melakukan kebiasaan merokok. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RW 01 Pojoksari Weleri Jawa Tengah pada tanggal 9 Februari 2009 melalui tanya jawab terhadap 10 responden didapatkan 8 orang remaja merokok 12-18 batang per hari. Para responden ini menyatakan bahwa peringatan tentang bahaya merokok hanya sekedar peringatan, dan mereka menyatakan tidak memperoleh bukti nyata dari peringatan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dari para responden menyebutkan bahwa mereka sering menemukan kakek-kakek yang sudah tua tetapi tetap saja sehat walaupun

5

kakek-kakek tersebut adalah perokok. Sikap seperti inilah yang menjadi dasar mengapa para remaja tersebut tetap melakukan kebiasaan merokok. Selain itu para remaja ini beranggapan rokok dapat digunakan sebagai symbol pergaulan, sehingga terlihat sangat akrab dengan teman-temannya. Berdasarkan keterangan di atas peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang "Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Merokok Dengan Frekuensi Merokok Pada Remaja Di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah “apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal b. Mendeskripsikan Sikap remaja tentang bahaya merokok di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal c. Mendeskripsikan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal d. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.

6

e. Menganalisis hubungan antara sikap remaja dengan frekuensi merokok pada remaja di Desa Pojoksari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.

D. Manfaat Penelitian 1. Masyarakat Memberikan masukan pada remaja yang memiliki pengetahuan tentang bahaya merokok dan juga memberikan masukan kepada semua orang tua yang memiliki anak khususnya remaja agar lebih memperhatikan perilaku anaknya. 2. Puskesmas Memberikan masukan khususnya petugas yang terkait menangani perkesmas yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menuju Indonesia sehat 2010. Dan Memberikan masukan dalam upaya mencegah dan menurunkan angka kesakitan yang disebabkan oleh rokok. 3. Ilmu Keperawatan. a. Memberikan informasi dalam pengembangan keperawatan terutama Ilmu Keperawatan Keluarga dan Ilmu Keperawatan Komunitas dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terutama bagi remaja yang merokok. b. Memberi informasi bagi penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dengan frekuensi sehingga dapat diketahui adanya faktor lain yang berpengaruh untuk pengembangan ilmu keperawatan.

E. Ruang Lingkup Penelitian Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu keperawatan komunitas