BAB II KONSEP DASAR A. KONSEP KELUARGA 1. DEFINISI KELUARGA

Download Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga. Setiadi ( 2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarg...

0 downloads 643 Views 346KB Size
BAB II KONSEP DASAR A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010) Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998) Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dari mastarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dengan ikatan perkawinan, kelahiran atau adopsi yang tinggal di satu tempat/ rumah, saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai peran masing-masing dan mempertahankan suatu kebudayaan.

7

2. Ciri-ciri Keluarga a. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008) 1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan 2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara. 3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk perhitungan garis keturunan. 4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya

berkaitan

dengan

kemampuan

untuk

mempunyai keturunan dan membesarkan anak. 5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah tangga. b. Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) 1) Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong. 2) Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran. 3) Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan dilakukan secara musyawarah. 3. Struktur Keluarga Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas : 8

a. Pola dan proses komunikasi 1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi : a) bersifat terbuka dan jujur. b) selalu menyelesaikan konflik keluarga. c) berfikiran positif. d) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri. 2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk : a) Karakteristik pengirim Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. b) Karakteristik penerima Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan melakukan validasi. b. Struktur Peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini 9

tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah. c. struktur kekuatan kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif ada beberapa macam tipe struktur kekuatan : 1) Legimati power Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota keluarga yang lain. 2) Referent power Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak dengan orang tua (role mode). 10

3) Reward power Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua. 4) Coercive power Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat. 5) Affectif power kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya hubungan seksual pasangan suami istri. d. Nilai-nilai keluarga Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara

11

sadar atau tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai

keluarga

juga

merupakan

suatu

pedoman

bagi

perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. 4. Tipe Keluarga Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu : a. Tipe Keluarga Tradisional 1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak-anak.

2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya. 3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak. 12

4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian. 5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah) b. Tipe Keluarga Non Tradisional 1) The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah 2) The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri. 3) Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.

13

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan. 5) Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami – istri (marital partners). 6) Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alas an tertentu. 7) Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan membesarkan anaknya. 8) Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

14

9) Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. 10) Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. 11) Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya. 5. Fungsi Keluarga Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut: a. Fungsi Afektif Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif 15

berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan

fungsi

afektif

tampak

pada

kebahagiaan

dan

kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah : 1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang

dan

dukungan

dari

anggota

yang

lain.

Maka

kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain diluar keluarga/ masyarakat. 2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu

16

mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai. 3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anakanak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang tuanya. Fungsi afektif merupakan “sumber energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi 17

dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. c. Fungsi Reproduksi Keluarga

berfungsi

untuk

meneruskan

keturunan

dan

menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan. d. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian. e. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status 18

kesehatan

keluarga.

Kesanggupan

keluarga

melaksanakan

pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. 6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan, yaitu : a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya,

perubahan

apa

yang

terjadi

dan

beberapa

besar

perubahannya. b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau

19

bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga. c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) 7. Tahap Perkembangan Keluarga Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu: a. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah : 1) Membina hubungan intim yang memuaskan. 2) Menetapkan tujuan bersama.

20

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social. 4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB. 5) Persiapan menjadi orang tua. 6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua). b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal : 1) Suami merasa diabaikan. 2) Peningkatan perselisihan dan argument. 3) Interupsi dalam jadwal kontinu. 4) Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah : 1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan). 2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. 3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan). 4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. 21

5) Konseling KB post partum 6 minggu. 6) Menata ruang untuk anak. 7) Biaya / dana Child Bearing. 8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga. 9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin. c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga. 2) Membantu anak bersosialisasi. 3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi. 4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga. 5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak. 6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak. d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas. 2) Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual. 22

3) Menyediakan aktivitas untuk anak. 4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak. 5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga. e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun). Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi). 2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan. 3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga. 4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah). Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalh :

23

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. 2) Mempertahankan keintiman. 3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat. 4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya. 5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga. 6) Berperan suami – istri kakek dan nenek. 7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya. g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family). Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan waktu santai. 2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua. 3) Keakrapan dengan pasangan. 4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga. 5) Persiapan masa tua/ pension. h. Keluarga Lanjut Usia. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah : 1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup. 2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian. 24

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat. 4) Melakukan life review masa lalu. 8. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah a. Pengenal kesehatan (health monitor) Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga. b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit c. Koordinator

pelayanan

kesehatan

dan

keperawatan

kesehatan

keluarga, yaitu berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik secara berkelompok maupun individu. d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya. e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat. 25

f. Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar dalam keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan baik. 9. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu : a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan. b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai tujuan utama. c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga. d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

26

f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga. g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan. h. Pendekatan

yang

dipergunakan

dalam

memberikan

Asuhan

Keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan. i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau perawatan dirumah. j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi. Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara lain adalah : 1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah : a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah. b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri. c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan penyakit keturunan. 27

2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu : a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun). b) Menderita kekurangan gizi (anemia). c) Menderita hipertensi. d) Primipara dan Multipara. e) Riwayat persalinan atau komplikasi 3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena : a) Lahir prematur (BBLR). b) Berat badan sukar naik. c) Lahir dengan cacat bawaan. d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi. e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan anaknya. 4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan. b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul cekcok dan ketegangan. c) Ada anggota keluarga yang sering sakit d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan rumah. 28

B. Konsep Tuberkulosis 1. Pengertian Tuberculosis adalah penyakit infeksius,yang terutama menyerang parenkin paru. Tuberculosis dapat juga di tularkan kebagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Smeltzer, 2001) Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. (Price, 2005) Tuberculosis adalah suatau penyakit granulomatosa kronis menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya menyerang paru, tetapi mungkin menyerang semua organ atau jaringan ditubuh. (Vinay Kumar, 2007) 2. Klasifikasi Penentuan

klasifikasi

penyakit

dan

tipe

pasien

tuberculosis

memerlukan suatu definisi kasus yang meliputi empat hal , yaitu: a. Lokasi atau organ tubuh yang sakit, paru atau ekstra paru 1) Tuberkulosis paru yaitu tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru. tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus 2) Tuberkulosis ekstra paru yaitu tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput

29

jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. b. Bakteriologi (hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopis) BTA positif atau BTA negative 1) Tuberkulosis paru BTA positif 2) Tuberkulosis paru BTA negatif c. Tingkat keparahan penyakit: ringan atau berat 1) TB paru BTA negatif foto toraks positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto toraks memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas dan atau keadaan umum pasien buruk. 2) TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu: a) TB ekstra paru ringan, misalnya: TB kelenjar limfe , pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal. b) TB ekstra-paru berat, misalnya: meningitis, milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa bilateral, TB tulang belakang, , TB usus, TB saluran kemih dan alat kelamin. d. Riwayat pengobatan TB sebelumnya, baru atau sudah pernah diobati 1) Kasus baru 30

2) Kasus kambuh (Relaps) 3) Kasus setelah putus berobat (Default ) 4) Kasus setelah gagal (Failure) ( Depkes RI, 2007) 3. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 1.1 Sumber : http1.bp.blogspot.comEHsQprlEHS0Ttb7_FvrkDIAAAAAAAAAjEEOxNkkGC0nYs1600respirasi1.jpg

Saluran pernafasan sebelum mencapai paru-paru dimulai dari hidung, faring, laring, trakea, bronkusdan brnkeolus. Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang (kavum nasi), di pisahkan oleh sekat hidung (sptum nasi). Didalam hidung

31

terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu, dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung. Faring atau tekak merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan, terdapat dibawah tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan tekak, dibelakang tekak terdapat epiglottis (empang tenggorok) yang berfungsi menutup faring pada waktu menelan makanan. Rongga tekak di bagi dalam 3 bagian , bagian sebelah atas disebut nasofaring, bagian tengah disebut orofaring, bagian bawah sekali dinamakan laringofaring. Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara, terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk kedalm trakea dibawahnya. Laring dilapisi oleh selaput lender, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yang dilapisi oleh sel epithelium berlapis. Paru-paru terletak di rongga dada (toraks), dibagian tengah terdapat tampuk paru atau hilus. Paru-paru dibungkus olehselaput yang bernama pleura, pleura dibagi menjadi dua, yang pertama pleura viseral yaitu selaputa paru yang langsung membungkus paru-paru, yang kedua pleura parietal yaitu selaput paru yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga yang disebut kavum pleura, pada keadaan 32

normal kavum pleura ini hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna

untukmeminyaki

permukaannya

(pleura),

menghindarkan

gesekan antara paru-paru dan dada sewaktu ada gerakan bernafas. Didalam paru juga terdapat gelembung alveoli, gelembung ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Pada lapisan ini terjadi pertukaran udara, O2 masuk kedalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya alveoli paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah (paru kiri dan kanan). proses terjadinya pernafasan terbagi dalam 2 bagian yaitu inspirasi dan ekspirasi, hal ini dilakukan secara bergantian, teratur,berirama dan terusmenerus. Reflek bernafas ini diatur oleh pusat pernfasan yang terletak didalam sumsum penyambung (medulla oblongata). Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat nafasnya berarti bahwa reflek nafas juga dibawah pengaruh korteks selebri. Pusat pernafasan sangat peka terhadap kelebihan kadar CO2 dalam darah dan kekurangan dalam darah. Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapat oksigen selam 4 menit akan mengakibakan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan bisa menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoreksia selebralis, misalnya orang bekerja pada ruangan yang 33

sempit, tertutup, ruangan kapal, ketel uap, dan lain-lain. Bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya akan menjadi kebiru-biruan misalnya terjadi pada bibir, telinga, dan kaki atau disebut sianosis. (Syaifuddin, 2006) 4. Etiologi Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis , suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara. Pada semua kasus infeksi tuberkulosis didapat melalui inhalasi parikel kuman yang cukup kecil sekitar 1-5 µm. (Niluh Gede Yasmin Asih, 2004) 5. Patofisiologi Individu rentan yang menghirup basil tuberculosis dan terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui system limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya. Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit menelan banyak bakteri, limfosit specific tuberculosis melisis basil dan jaringan normal, sehingga mengakibatkan penumpukkan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia. Massa jaringan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif. Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa, yang bagian sentralnya 34

disebut tuberkel Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi, memebentuk

skar

kolagenosa.

Bakteri

menjadi

dorman,

tanpa

perkembangan penyakit aktif. Individu dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat system imun, maupun karena infeksi ulang dan aktivasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel Ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian menyebar di udara, mengakibatkan mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut. Turberkel yang memecah menyembuh membentuk jarungan parut dan paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak sehingga mengakibatkan bronco pneumonia lebih lanjut. (Smeltzer, 2001).

35

6. Pathways Mycobacterium tuberculosis Airbone/ inhalasi droplet Saluran pernafasan Saluran pernafasan atas

paru-paru

Bakteri yang bertahan di bronkus Peradangan bronkus

Alveolus mengalami konsolidasi

Penumpukan secret Batuk efektif

Batuk tidak efektif

Sekret keluar saat batuk

sekret sulit dikeluarka

Airbone/ inhalasi droplet Terhisap orang sehat Resiko penyebaran infeksi

saluran pernafasan bawah

obstruksi Gangguan pola Nafas tidak efektif

Gangguan pertukaran gas

Alveolus Terjadi perdarahan penyebaran bakteri secara limfatogen

Anoreksia malaese mual muntah

keletihan intoleransi aktivitas

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Sumber : Sylvia A. Price and Lourraine & Doengoes

36

7. Tata laksana TB pada anak Diagnosis TB pada anak sulit sehingga sering terjadi misdiagnosis baik overdiagnosis maupun underdiagnosis. Pada anak-anak batuk bukan merupakan gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis TB anak perlu kriteria lain dengan menggunakan sistem skor . Setelah dokter melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor. Pasien dengan jumlah skor yang lebih atau sama dengan 6 (>6), harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan mendapat OAT (obat anti tuberkulosis). Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis kecurigaan kearah TB kuat maka perlu dilakukan pemeriksaan diagnostik lainnya sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan, dan lainlainnya. Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB: Parameter Kontak TB

0 Tidak jelas

1

2 Laporan keluarga, BTA negatif atau

3

jumlah

BTA positif

37

tidak tahu, BTA tidak jelas Uji tuberkulin

Berat badan/ Keadaan gizi

Bawah garis merah (KMS) atau BB/U <80% > 2 minggu

Demam tanpa sebab jelas Batuk Pembesaran kelenjar limfe koli, aksila, inguinal Foto toraks toraks

Positif (≥ 10 mm, atau ≥ 5 mm pada keadaan imunosupresi)

Negatif

≥3 minggu >1 cm, jumlah >1, tidak nyeri Normal/ tidak jelas

Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang Jumlah

Kesan TB

Ada pembengkakan

Catatan : a) Diagnosis dengan sistem skoring ditegakkan oleh dokter. b) Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik lainnya seperti Asma, Sinusitis, dan lain-lain. c)

Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien dapat langsung didiagnosa TB

d)

Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).--> lampirkan table badan badan. 38

e)

Foto toraks toraks bukan alat diagnostik utama pada TB anak

f)

Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul < 7 hari setelah penyuntikan) harus dievaluasi dengan sistem skoring TB anak.

g) Anak didiagnosis TB jika jumlah skor > 6, (skor maksimal 14) h) Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut. ( Depkes Ri, 2007 ) 8. Manifestasi Klinis Tuberculosis paru termasuk insidious, sebagian besar pasien menunjukan demam tingkat rendah, keletihan, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam hari, nyeri dada, dan batuk menetap. Pada awalnya batuk mungkin non produktif akan tetapi akan berkembang kearah pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis. Penyakit ini dapat mempunyai manifestasi atipikal pada lansia, seperti perilaku tidak biasa dan perubahan status mental, demam, anoreksia, dan penurunan berat badan. Basil TB dapat bertahan lebih dari 50 tahun dalam keadaan dorman. (Smeltzer, 2001) 9. Penatalaksanaan a. Pengobatan Tujuan terpenting dari tata laksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi cepat Mycobacterium tuberculosis, mencegah resistensi, dan mencegah terjadinya komplikasi. 39

Jenis OAT : 1) Isoniazid (INH) Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatalgatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis. 2) Rifampisin (RIF) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warna merah atau jingga pada air seni dan keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolisme obat dan tidak berbahaya.

40

3) Streptomisin (SM) Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. 4) Pirazinamid (PZA) Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Efek

samping pirazinamid

adalah

hiperurikemia, hepatitis, atralgia. 5) Ethambutol (EMB) Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis. (Smeltzer, 2001) Preparat baris kedua (Yasmin, 2004) 1) Capreomisin Amati terjhadap nefrotoksisitas

ototoksisitas, dosis 15-30

mg/kg/hari dosis maksimum 1g/ hari, harus diberikan IM. 2) Kenamisin Pantau fungsi pendengaran selam penggunaan obat ini, amati terhadap tanda toksisitas ginjal, dosis 15-30 mg/kg/hari dosis maksimum 1g/kg/hari, diberikan IM. 41

3) Asam paraamino salisiklat Kelembapan akan menyebabkab tablet menjadi rusak. Jangan gunakan tablet yang warnanya sudah menjadi kecoklatan atau ungu. Gunakan hati-hati pada pasien deangan ulkus peptikum, penyakit ginjal, atau penyakuit hepar. Dosis 15mg/kg/hari dosis. 4) Sikloserin Amati terhadap kejang ingatkan klien bahwa penggunaan alkohol dapat meningkatkan potensi kejang, pantau hasil uji hepar dan ginjal. Dosis 15-30 mg/kg/hari dosis maksimum 1mg/hari. b. Pembedahan Dilakukan jika pengobatan tidak berhasil, yaitu dengan mengangat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberculosis atau untuk reaksi bagian paru yang rusak. Pasien-pasien yang perlu mendapat tindakan operasi (reseksi paru), adalah: 1) Untuk TB paru: Pasien batuk darah berat yang tidak dapat diatasi dengan cara konservatif. 42

a) Pasien dengan fistula bronkopleura dan empiema yang tidak dapat diatasi secara konservatif. b) Pasien MDR TB dengan kelainan paru yang terlokalisir. 2) Untuk TB ekstra paru: Pasien TB ekstra paru dengan komplikasi, misalnya pasien TB tulang yang disertai kelainan neurologik. c. Pencegahan Pencegahan bisa dilakukan dengan imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberculosis virulen, menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi tuberculosis, mempertahan status kesehatan dengan asupan nutrisi yang adekuat, jika memeungkinkan isolasi penderita, sendirika alat makan bagi penderita penyakit tuberculosis. d. Pengawasan Menelan Obat (PMO) Salah satu komponen DOST adalah pengobatan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung. Untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang PMO. 1) Persyaratan PMO Seseorang yang dikenal, dipercaya, dan disetujui, baik oleh petugas kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan 43

dihormati oleh pasien, seseorang yang tinggal dekat dengan pasien, bersedia membantu pasien dengan sukarela, bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien. 2) Siapa yang bisa menjadi PMO Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya Bidan di Desa, Perawat, Pekarya, Sanitarian, Juru Immunisasian, dan lainlain. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga. 3) Tugas seorang PMO Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai pengobatan, menberi dorngn kepada pasien agar mau berobat teratur, mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang telah ditentukan, memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasein TB yang mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan. 4) Informasi penting yang harus dipahami PMO untuk disampaikan kepada pasien dan keluarga adalah:

44

TB disebabkan kuman bukan penyakit keturunan atau kutukan, TB dapat disembuhkan dengan berobat teratur, cara penularan TB, gejalagejala yang mencurigakan dan cara pencegahannya, cara penberian pengobatan pasien (tahap intensif dan lanjutan), pentingnya pengawasan supaya pasien berobat secara teratur, kemungkinan terjadinya efek samping obat dan perlunya segera meminta pertolongan ke UPK ( Unit Pelayanan Kesehatan ). ( Depkes Ri, 2007 ) 10. Prioritas keperawatan Tb paru Mempertahankan oksigenasi adekuat, mempertahankan intake nutrisi yang adekuat mencegah penyebaran infeksi, mendukung perilaku mempertahankan kesehatan, meningkatkan strategi koping efektif, member informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan. 11. Komplikasi Komplikasi yang dapat terjadi adalah : a. Terjadi perdarahan pada saluran pernafasan bagian bawah, hal ini dapat menyebabkan syock hipovolemi yang dapat menyebabkan kematian atau perdarahan juga mampu menyebabkan obstruksi jalan nafas. 45

b. Penyebaran infeksi ke organ tubuh lain karena infasi aliran darah oleh basilus turberkel ( tuberkel ghon ) misalnya ke meninges, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Smeltzer, 2001) 12. Fokus Pengkajian Keperawatan Berdasarkan klasifikasi Doenges dkk. (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah: a. Aktivitas/ istirahat Gejalanya adalah Kelelahan umum dan kelemahan, Dispnea saat kerja maupun istirahat, Kesulitan tidur pada malam hari atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat, Mimpi buruk sedangkan Tandanya biasanya seperti Takikardia, takipnea/dispnea pada saat kerja, Kelelahan otot, nyeri, sesak (tahap lanjut) b. Integritas ego Gejalanya adalah gejala-gejala stres yang berhubungan lamanya perjalanan penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa,

menurunnya

produktivitas.

Sedangkan

Tandanya

adalah

menyangkal (khususnya pada tahap dini), Ansietas, ketakutan.

46

c. Makanan dan cairan Gejalanya adalah kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan. Sedangkan Tandanya adalah turgor kulit buruk, kering, bersisik, Kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan d. Nyeri dan Kenyamanan Nyeri dada meningkat karena batuk berulang, hati-hati pada area yang sakit, bisa ditandai dengan perilaku distraksi atau gelisah. e. Pernafasan Gejalanya adalah batuk (produktif atau tidak produktif), napas pendek, riwayat terpajan tuberkulosis dengan individu terinfeksi. Sedangkan tandanya adalah peningkatan frekuensi pernapasan, peningkatan kerja napas, penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax perkusi hiperresonan di atas area yang telibat, bunyi napas menurun/tidak ada secara bilateral atau unilateral, bunyi napas tubuler atau pektoral di atas lesi, crackles di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (crackels posttussive), karakteristik sputum hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah, deviasi trakeal.

47

f. Keamanan Gejalanya

adalah

kondisi

penurunan

imunitas

secara

umum

memudahkan infeksi sekunder. Sedangkan Tandanya adalah demam ringan atau demam akut. g. Interaksi Sosial Gejalanya adalah perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular, perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran. h. Penyuluhan/pembelajaran Gejalanya adalah riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk, gagal untuk membaik/kambuhnya TB, tidak berpartisipasi dalam terapi. 13. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan dan, mengatasi kebutuhan spesifik[asien serta respons terhadap masalah actual dan resiko tinggi. Diagnosa yang mungkin timbul pada individu yang terkena TB antara lain (Doenges, 2000) a. Berikan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret, kelemahan upaya batuk

48

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan kekurangan upaya batuk c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efek paru. Kerusakan membran di alveolar, kapiler, sekret kevtal dan tebal d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia. e. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigen untuk aktivitas. f. Kurang

pengetahuan

pencegahan

mengenai

berhubungan

kondisi

dengan

jalan

aturan

tindakan

interpretasi

dan

inibrasi,

keterbatasan kognitif g. Risiko tinggi infeksi terhadap penyebaran berhubungan dengan pertahan primer adekuat, kerusakan jaringan penakanan proses inflamasi,malnutrisi

49

14. Rencana keperawatan

Diagnosa keperawatan

Tujuan

Rencana keperawatan Kriteria

Bersihan jalan nafas tidak efektif pada keluarga berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan

Intervensi

Standart

Umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keluarga mampu merawat memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan Khusus : setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu : 1. Mengenal masalah TB paru dengan a. Menyebutkan pengertian Tb paru

b. Menyebutkan tanda dan gejala TB paru

Respon verbal

Respon verbal

Tuberculosis adalah penyakit infeksius,yang terutama menyerang parenkin paru. Tuberculosis dapat juga di tularkan kebagian tubuh lainnya termasuk meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. (Smeltzer, 2001)

1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.1.4. 1.1.5.

1.2.1 Tanda dan gejala TB paru : a.

b.

Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih Sesak nafas dan nyeri dada

1.2.2

1.2.3

Kaji pengetahuan keluarga tentang TB paru, Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian TB paru dengan menggunakan lembar balik, Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

Kaji pengetahuan keluarga tentang tanda dan gejala TB paru Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala TB Paru dengan menggunakan lembar balik 50 tentang Beri kesempatan keluarga untuk bertanya

c. d. e. f.

c. Menyebutkan penyebab TB paru

Respon verbal

Berkeringat dingin waktu malam Demam lebih dari 1 bulan Nafsu makan menurun Batuk darah

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium Tuberkulosis , suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara. Pada semua kasus infeksi tuberkulosis didapat melalui inhalasi parikel kuman yang cukup kecil sekitar 1-5 µm.

1.2.4 1.2.5

1.3.1. 1.3.2. 1.3.3. 1.3.4. 1.3.5.

2.

Mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat dengan : a. menyebutkan akibat lanjut dari TB paru

Respon verbal

Akibat lanjut dari Tb paru adalah dapat menyebar ke anggota tubuh lain dan menyebabkan batuk darah

1.1.1. 1.1.2. 1.1.3. 1.1.4. 1.1.5.

b.

Keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga yang menderita TB paru

Respon afektif

Pencegahan dan penularan TB paru :

1.2.1.

a.

1.2.2.

b.

c.

Anjurkan penderita untuk menutup mulut saat batuk atau bersin Membuang ludah atau dahak pada wadah tertutup yang telah di beri larutan disinfektan Memeriksakan anggota keluarga yang lain apakah juga terkena

1.2.3. 1.2.4. 1.2.5.

hal-hal yang belum jelas Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar Kaji pengetahuan keluarga penyebab TB paru Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab TB Paru dengan menggunakan lembar balik Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

Kaji pengetahuan keluarga tentang akibat lanjut dari TB paru Diskusikan dengan keluarga tentang akibat lanjut TB Paru dengan menggunakan lembar balik Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

Kaji pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan penularan TB paru Diskusikan dengan keluarga tentang pencegahan dan penularan TB Paru dengan menggunakan lembar balik Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan Beri reinforcement positif atas jawaban yang

51

d. e.

3.

Merawat anggota keluarga dengan TB paru

Respon psikomotor

Perawatan TB paru a.

b.

c. d. e.

4.

Memodifikasi lingkungan untuk penderita TB paru:

Respon verbal

c.

Keluaarga memanfaatkan kesehatan puskesmas a. Menyebutkan manfaat kesehatan

mampu fasilitas seperti

fasiitas

Respon verbal

Mengawasi anggota keluarga yang sakit TB paru untuk minum obat secara teratur Mengetahui adanya efek samping obat dan merujuk bila diperlukan Memberi makanan bergizi Memberikan waktu istirahat yang cukup, minimal 8 jam Mengingatkan anggota keluarga yang sakit untuk memeriksakan ulang dahak

Lingkungan untuk penderita TB paru : a. b.

5.

TB paru Makan makanan yang bergizi Memisahkan alatmakan dan minum,pakaian, dan handukpenderita

Ventilasi cukup Pencahayaan sinar cukup Tidak lembab

matahari

Menjelaskan manfaat fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan pengobatan TB paru.

benar

3.1. Kajipengetahuan keluarga tentang cara perawatan TB paru 3.2. Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan TB Paru dengan menggunakan lembar balik 3.3. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang halhal yang belum jelas 3.4. Motivasi keluarga untuk mengulangi apa yang telah disampaikan 3.5. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

1.1. Anjurkan keluarga untuk sering membuka jendela pada pagi hari agar sirkulasi udara dapat diganti dan sinar matahari dapat masuk kedalam rumah 1.2. Anjurakn keluarga untuk menjemur tempat tidur 2 minggu sekali

1.1.1. 1.1.2. 1.1.3.

Kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan Anjurkan keluarga untuk peroksa kepelayanan kesehatan

52

b. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Respon psikomotor

Kunjungan keluarga kefasilitas 1.2.1. kesehatan untuk mendapatkan pengobatan TB paru 1.2.2.

Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjngi fasilitas kesehatan. Motivasi keluarga memenfaatkan pelayanan kesehatan untuk kunjungan selanjutnya

53