BAB II LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terlebih dahulu dilakukan oleh Endriyana Yunia Safitry (2014), mengemukakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di kabupaten Banyuwangi sebesar 6,32% mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,04% pada tahun 2006 sampai 2010 perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Angka Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK)
Kabupaten
Banyuwangi
mengalami
peningkatan.
Kondisi
perekonomian kabupaten Banyuwangi lebih banyak ditopang pada sector perdagangan, hotel dan restaurant dan sector yang paling besar adalah sector pertanian yang memiliki konsttribusi yang paling besar dalam pertumbuhan ekonomi
Kabupaten
Banyuwangi.
Metode
yang
digunakan
untuk
mengabalisis data dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Dari hasil regresi, dapat diketahui bahwa persamaan regresi linier berganda antara investasi dan tenaga kerja terdapat pertumbuhan ekonomi. Adapun pembentukan model, pengujian hipotesa, dan pengujian asumsi klasik adalah sebagai berikut : 1.
Investasi memiliki nilai koefesien sebesar 0.166156 yang dapat diartikan bahwa variable ini berpengaruh signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini jumlah investasi terdiri dari jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
6
7
2.
Tenaga kerja memiliki nilai koefisien sebesar 0.569942 yang dapat diartikan bahwa variable ini tidak berpengaruh signifikan dengan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini jumlah tenaga kerja tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi kabupaten banyuwangi, hal ini dikarenakan pertumbuhan jumlah Tenaga Kerja yang mengalami sedikit peningkatan setiap tahunnya dan hal tersebuit tidak dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Banyuwangi. Penelitian terlebih dahulu juga dilakukan oleh Deddy Rustiono (2008),
mengemukakan bahwa PDRB Provinsi Jawa Tengah sangat fluktuatif dan nilainya jauh tertinggal dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa dalam periode pengamatan yang sama. Deddy Rustiono menjelaskan dari hasil persamaan regresi dengan memasukkan variabel dummy krisis (𝐷𝑡 ) dapat digambarkan bahwa Angkatan kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah dengan elastisitas sebesar 0,631 sebelum krisis dan 0,123 sesudah krisis. PMA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah dengan elastisitas sebesar 0,371 sebelum krisis dan 0,058 sesudah krisis. PMDN memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah dengan elastisitas sebesar 0,214 sebelum krisis dan 0,098 sesudah krisis. Pengeluaran Pemerintah memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Tengah dengan elastisitas sebesar 0,140 sebelum krisis dan 0,577 sesudah krisis.
8
B. Teori dan Kajian Pustaka 1.
Pengertian Investasi Menurut Sukirno (2000) kegiatan investasi yang dilakukan oleh
masyarakat secara terus menerus akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni (1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja; (2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas produksi; (3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi. Beliau juga menjelaskan faktor-faktor yang memperngaruhi tingkat Investasi sebagai berikut:
Tingkat keruntungan yang akan diperoleh;
Ramalan keadaan perkonomian dimasa akan dating;
Suku bunga;
Keuntungan perusahaan yang akan diperoleh dan;
Kemajuan teknologi. Dornbusch & Fischer berpendapat bahwa investasi adalah permintaan
barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah kapasitas produksi atau pendapatan dimasa mendatang. Persyaratan umum pembangunan ekonomi suatu Negara menurut Todaro (1981) adalah :
9
Akumulasi modal, termasuk akumulasi baru dalam bentuk tanah, peralatan fisik dan sumber daya manusia; Perkembangan penduduk yang dibarengi dengan pertumbuhan tenaga kerja dan keahlian; Kemajuan teknologi. Akumulasi modal akan berhasil apabila beberapa bagian atau proporsi pendapatan yang ada ditabung dan diinventasikan untuk memperbesar produk dan pendapatan dikemudian hari. a.
Investasi PMDN Dalam Undang-Undang no 6 tahun 1968 dan Undang-Undang nomor
12 Tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), disebutkan terlebih dulu definisi modal dalam negeri pada pasal 1, yaitu sebagai berikut : 1) Undang-undang ini dengan “modal dalam negeri” adalah bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak-hak dan benda-benda baik yang dimiliki Negara maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu usaha sepanjang modal tersebut tidak diatur oleh ketentuan-ketentuan pasall 2 UndangUndang No.12 Tahun 1970 Tentang Penanaman Modal Asing (PMA). 2) Pihak swasta yang dimiliki modal dalam negeri tersebut dalam ayat 1 pasal ini dapat terdiri atas perorangan atau badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia. Kemudian pasal 2
10
disebutkan bahwa yang dimaksudkan undang-undang ini “Penanaman Modal Dalam Negeri” adalah penggunaan dari pada kekayaan seperti tersebut dalam pasal 1 baik secara langsung atau tidak langsung untuk menjalankan usaha berdasarkan ketentuan undang-undang. b. Hubungan antara Investasi dengan PDRB Menurut
Lincolin
Arsyad
(dalam
Kartini
Sihombing,
2008)
pembentukan modal merupakan kunci bagi pertumbuhan ekonomi, satusatunya hambatan pokok yang dapat menghambat terjadinya pembangunan ekonomi yaitu terbatasnya akumulasi modal sehingga diperlukan adanya kucuran modal awal untuk merangsang timbulnya arus domestik yang baru sehingga ketergantungan akan bantuan luar negeri dalam jangka panjang dapat diminimalisir. Adanya akumulasi modal dapat memungkinkan meningkat output dan pendapatan dimasa yang akan datang sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2004), hal-hal yang memungkinkan terjadinya peningkatan output di masa depan yaitu pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku yang meningkat stok modal (capital stock) fisik suatu Negara )yakni total riil “netto” atas seluruh barang modal produktif secara fisik). Investasi produktif yang bersifat langsung harus dilengkapi dengan berbagai investasi panjang yang disebut “infrastruktur” ekonomi dan sosila seperti pembangunan jalan-jalan raya, penyediaan listrik, persediaan air bersih dan perbaikan sanitasi, pembangunan fasilitas komunikasi, dan sebagainya, yang kesemuanya itu mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang aktivitas ekonomi produktif.
11
2.
Pengertian Tenaga Kerja Menurut Sukirno (2000), menyatakan penduduk merupakan faktor
penting dalam peningkatan produksi dan kegiatan ekonomi karena dalam penyediaan lapangan kerja, tenaga ahli dan usahawan diperoleh penduduk itu sendiri. Jumlah angkatan kerja yang bekerja secara tradisional merupakan faktor positif dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak angkatan kerja yang bekerja maka semakin besar juga tingkat produksi yang dihasilkan dan berimbas kepada naiknya pertumbuhan ekonomi. Angkatan kerja yang bekerja adalah peduduk yang berusia 10 tahun atau lebih yang sudah atau sedang bekerja dan yang sedang mencari kerja atau kegiatan lain (Simanjuntak, 1998). Indonesia dalam angka menyebutkan angkatan kerja yang bekerja bagian dari angkatan kerja yang bekerja yang sesungguhnya terlibat dalam kegiatan produktif untuk menghasilkan barang dan jasa. Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan penduduk yaitu : a)
Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja. Menurut undang-undang Tenaga Kerja mereka yang dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.
b)
Bukan Tenaga Kerja Yang dianggap bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja.
12
Menurut Undang-undang Tenaga Kerja Nomor 13 Pasal 3 Tahun 2003, mereka adalah penduduk yang berusia dibawah 15 tahun dan berusia diatas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan dan anakanak. Tenaga kerja juga bisa diartikan terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan merumuskan pengertian istilah Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. a.
Hubungan Antara Tenaga Kerja dengan PDRB Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang dianggap positif dalam
merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi. Menurut Suparmoko, M (2000), bahwa faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) suatu daerah atau wilayah. 3.
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (2000) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan output
perkapita dalam jangka panjang. Tekanannya adalah pada tiga aspek, yaitu: proses, output dan jangka panjang. Proses bukan bukan gambaran ekonomi sesaat, pembangunan daerah dan sektoral perlu dilakukan dengan selaras sehingga pembangunan sektoral yang berlangsung didaerah-daerah benar dengan potensi daerah.
13
a.
Teori Schumpeter Teori ini menjelaskan bahwa pengusaha mempunyai peran penting
dalam pertumbuhan ekonomi dimana pengusahsa adalah golongan yang akan terus menerus melakukan berbagai inivasi dalam kegiatan ekonominnya. Karena golongan tersebut menyadari bahwa ada kemungkinan untuk mengadakan inovasi yang menguntungkan. Didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari melakukan pembaharuan tersebut maka akan meminjam modal dan melakukan penanaman modal. Investasi yang baru ini akan meningkatkan tingkat kegiatan ekonomi Negara. Menurut Arsyad (1999) pertumbuhan ekonomi ddiartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Bruto (pendapatan nasional bruto) tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. b. Teori Keynes 1.
Pendekatan Konsumsi Dalam teori ini menjelaskan bahwa kecenderungan mengkonsumsi
tinggi. Keynes mengatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan yang disebut kecenderungan mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan sehingga ia menduga bahwa orang kaya memiliki proporsi tebungan lebih tinggi dibandingkan orang miskin.
14
2.
Pendekatan Pengeluaran Keynes dalam teorinya ini berpendapat bahwa dalam suatu jangka
pendek, pendapatan total perekonomian sangat ditentukan oleh keinginan rumah
tangga,
perusahaan
dan
pemerintah
untuk
membelanjakan
pendapatannya (Mankiw, 2007). c.
Teori Neo Klasik Menurut teori pertumbuhan neo klasik pertumbuhan ekonomi salah
satunya bersumber dari kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja melalui pertumbuhan jumlah penduduk dan perbaikan pendidikan. Kuantitas tenaga kerja tercermin oleh besarnya jumlah penduduk dimana dalam penelitian ini dicerminkan oleh banyaknya jumlah tenaga kerja, sedangkan kualitas tenaga kerja dicerminkannoleh tingginya pendidikan formal yang diperoleh. Pertumbuhan ekonomi digunakan sebagai dasar analisis untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi yang dominan dalam perekonomian suatu daerah serta untuk mengerakan pergeseran struktur ekonomi suatu daerah. Para ekonom penganut teori neo klasik berpendapat bahwa semakin besar campur tangan pemerintah dalam perekonomian maka semakin lambat laju pertumbuhan ekonomi yang dialami oleh suatu Negara. Karena peran pemerintah di dalam pembangunan lebih dititik beratkan kepada penertiban APBN dan pemanfaatan penggunaan kekuatan pasar.
15
Menurut Todaro (2003), pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Pertumbuhan Penduduk dan Angkatan Kerja Pertumbuhan penduduk sangat berkaitan dengan jumlah angkatan kerja yang bekerja yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. 2. Akumulasi Modal Akumulasi modal merupakan gabungan dari investasi baru yang di dalamnya mencakup lahan, peralatan fiscal dan sumber daya manusia yang digabung dengan pendapatan sekarang untuk digunakan memperbesar output dimasa akan datang. 3. Teknologi Kemajuan Teknologi menurut para ahli ekonomi merupakan faktor penting dalam terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena akan memberikan dampak besar yang dapat memberikan cara-cara ntuk menyempurnakan cara lama dalam melakukan pekerjaan. 4.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di
suatu daerah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu daerah tertentu, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh
16
seluruh unit ekonomi di suatu daerah. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas harga konstan menunjukan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu waktu tertentu sebagai harga dasar (Widodo, 2006). PDRB merupakan penjumlahan dari semua barang dan jasa akhir atau semua nilai tambah yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam periode waktu tertentu (1 tahun). C. Kerangka Pikir Penilitian ini mendasarkan pada model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik (Solow Neo Classical Growth) dalam penelitian ini PDRB Indonesia sebagai (Y), Tenaga Kerja (L), dan realisasi nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (K) sehingga diperoleh persamaan: fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut: Y=A Kα Lβ Dimana: Y= PDRB (dependent) A= koefisien K= penanaman modal dalam negeri L= tenaga kerja α= elastisitas penanaman modal dalam negeri β= elastisitas tenaga kerja
17
Untuk
memudahkan pendugaan terhadap persamaan di atas, maka
persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut: Model pertumbuhan ekonomi Neo Klasik dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas. Y= β0 a + β1_I + β2 _TK Dimana : Y
= PDRB
_I
= penanaman modal dalam negeri
_TK
= jumlah Tenaga Kerja
β0,….β2
= Konstanta
Investasi
PDRB
Tenaga Kerja
Sumber: Endriyana Yunia Safitry, 2014 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
18
1.
Hubungan Investasi dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto Dalam hubungan investasi dan tenaga kerja terhadap Produk Domestik
Regional Bruto menggunakan model solow yang dimana model ini mengkonsumsi hubungan yang tidak berubah antara input modal dan tenaga kerja serta output barang dan jasa. Maka model yang digunakan adalah sebagai berikut: Y= f(I,TK) Dimana: Y : PDRB I : Investasi PMDN Tk : Tenaga Kerja D. Perumusan Hipotesis Hipotesis berkaitan dengan penelitian pengaruh investasi dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu : 1. Di duga Investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) berpengaruh terhadap PDRB di Indonesia. 2. Di duga Tenaga Kerja berpengaruh terhadap PDRB di Indonesia.