BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS 1

Download Kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak ... bakteri ini berbentuk batang, tidak membentuk spora dan termasuk bakt...

0 downloads 364 Views 107KB Size
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Mycobacterium tuberculosis 1. Taksonomi mycobacterium tuberculosis Kingdom : Plant Phylum

: Scizophyta

Klas

: Scizomycetes

Ordo

: Actinomycetales

Family

: Mycobacteriaceae

Genus

: Mycobacterium

Spesies

: Mycobacterium tuberculosis

2. Morfologi a. Bentuk Kuman Mycobacterium tuberculosis berbentuk batang lurus atau agak bengkok, berukuran panjang 5 μ dan lebar 3 μ. Dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen akan tampak berwarna merah dengan latar belakang biru, seperti berikut :

Gambar : Mycobacterium tuberculosis, dengan metode Ziehl Neelsen perbesaran objektif 100X b. Penanaman/kultur Kuman ini tumbuh lambat,4 koloni tampak kurang dari 2 minggu bahkan kadang-kadang setelah 6-8 minggu. Suhu optimum 37˚C, tidak tumbuh pada suhu 25˚C atau lebih dari 40˚C. Media padat yang biasa dipergunakan adalah Lowenstein-jensen. (Depkes, 2008). c. Sifat dan Daya tahan Mycobacterium tuberculosis dapat mati jika terkena cahaya matahari langsung selama 2 jam. Karena kuman ini tidak tahan terhadap sinar ultra violet. Mycobacterium tuberculosis mudah menular, mempunyai daya tahan tinggi dan mampu bertahan hidup beberapa jam ditempat gelap dan lembab. Oleh karena itu, dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun. Basil yang ada dalam percikan dahak dapat bertahan hidup 8-10 hari. (Depkes, 2008).

B. Tuberculosis Paru Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular langsung yang biasanya menyerang paru-paru disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, bakteri ini berbentuk batang, tidak membentuk spora dan termasuk bakteri aerob. Pada pewarnaan Ziehl Neelsen maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam, karena Mycobacterium tuberculosis mempunyai lapisan dinding lipid yang tahan terhadap asam dan asam mycolat yang

mengikat warna carbol fuchsin saat pewarnaan Ziehl Neelsen. Oleh karena itu, disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA).

1. Cara Penularan Penyakit Mycobacterium tuberculosis merupakan penyakit menular, artinya orang yang tinggal serumah dengan penderita atau kontak erat dengan penderita yang mempunyai risiko tinggi untuk tertular. Sumber penularannya adalah pasien TB paru dengan BTA positif, terutama pada waktu batuk atau bersin dan berbicara, dimana pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan umumnya penularan terjadi dalam ruangan, dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Adanya ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara keberadaan sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan gelap dan lembab. Daya penularan seorang pasien ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat kepositifan hasil pemeriksaan dahak, makin menular pasien tersebut. Faktor yang memungkinkan seorang terjangkit kuman TB paru ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. (Depkes, 2008). 2. Perjalanan Penyakit

Menurut Depkes RI (2008) riwayat terjadinya TB paru ada dua yaitu infeksi primer dan pasca primer. Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC kekelenjar limfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya perubahan infeksi sampai pembentukan komplek primer adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif (Depkes, 2008). Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman dormant (tidur). Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman, akibat dalam beberapa bulan, yang bersangkutan akan menjadi penderita TBC. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan. Kedua Tuberculosis pasca primer, biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. (Depkes, 2008) 3. Gejala Klinis Tuberkulosis

Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam lebih dari satu bulan. Setiap orang yang datang ke UPK (unit pelayanan kesehatan ) dengan gejala tersebut, dianggap sebagai tersangka (suspek) pasien TB paru dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. (Depkes, 2008). Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosa, menilai keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan. Pemeriksaan dahak untuk menegakkan diagnosa dilakukan dengan mengumpulkan 3 spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berutan berupa sewaktu pertama, pagi hari, sewaktu kedua (SPS). 4. Klasifikasi Diagnosis Penyakit a. Berdasarkan Tingkat Keparahan Penyakit Pada TB Paru BTA negatif foto rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgen memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas atau keadaan umum penderita buruk. b. Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis 1) Tuberculosis Paru BTA Negatif Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif meliputi : a) Pemeriksaan 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif.

b) Foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis aktif. 2) Tubeculosis Paru BTA Positif a) Sekurang-kurangnya dua dari tiga spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. b) Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukan gambaran tuberculosis. c) Satu spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB paru-paru positif. d) Satu atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah tiga spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non-OAT. c. Berdasarkan Organ Tubuh Yang Terkena 1) Tuberculosis paru Tuberculosis paru adalah tuberculosis yang menyerang jaringan (parenkim) paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar getah bening pada hilus. 2) Tuberculosis ekstra paru Tuberculosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain.

d. Riwayat pengobatan TB paru-paru sebelumnya : baru atau sudah pernah di obati. Ada beberapa tipe interpretasi pemeriksaan mikroskopis. WHO merekomendasikan pembacaan dengan skala International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) : 1)

Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif.

2)

Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan.

3)

Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang, disebut +(1+).

4)

Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++(2+).

5)

Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++(3+).

C. Sputum Sputum atau dahak yaitu bahan yang dikeluarkan dari saluran pernafasan bagian bawah (trakea, bronkus, saluran dalam paru) bersama dengan batuk, yang berasal dari tenggorokan berupa cairan lendir yang kental dan keluar melalui mulut. Gambaran sputum seperti warna dan konsistensinya dapat membantu diagnosis. Sputum digambarkan apabila sputum berwarna hijau menunjukan adanya penimbunan nanah, tetapi makin siang sputum ini akan berwarna kuning, kemungkinan disebabkan karena penimbunan sputum yang purulen di malam hari. Sputum yang banyak sekali, purulen dan berwarna kecoklatan biasanya disebabkan oleh abses paru. Sputum yang berwarna kekuning-kuningan menunjukan adanya infeksi. Sedangkan sputum yang berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda dari edema paru-

paru akut. Sputum yang berlendir, lekat dan berwarna abu-abu atau putih merupakan tanda bronkitis kronik. Sputum yang berbau busuk merupakan tanda abses paru-paru dan bau ini dapat tercium pada udara nafas pasien. D. Merokok Merokok adalah suatu perbuatan dimana seseorang menghisap rokok (tembakau ) yang mengandung nikotin. Bahaya merokok bagi kesehatan telah dibicarakan dan di akui secara luas. Penelitian yang dilakukan para ahli memberikan bukti nyata adanya bahaya merokok bagi kesehatan siperokok dan bahkan pada orang di sekitarnya. (Aditama,2009). Perokok adalah suatu perbuatan dimana melakukan merokok dengan menghisap rokok (tembakau) terus menerus sampai satu batang rokok habis terbakar. Sedangkan bukan perokok adalah suatu tindakan yang tidak melakukan merokok. 1. Komposisi Rokok Kita harus menyadari akan bahaya merokok, karena satu batang rokok yang kita bakar mengeluarkan sekira empat ribu bahan kimia, di antaranya nikotin yang merupakan suatu bahan adiktif, bahan yang dapat membuat orang menjadi ketagihan dan menimbulkan ketergantungan. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar. Tar yang juga merupakan kumpulan dari ratusan atau bahkan ribuan bahan kimia dalam komponen padat asap rokok setelah dikurangi nikotin dan air. Tar mengandung bahan karsinogen ( dapat menyebabkan kanker).

Acrolein adalah zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar alkohol, artinya acrolein ini adalah alkohol yang cairannya telah di ambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan. Karbon monoxide adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. Jika zat ini terbawa dalam hemoglobin, akan mengganggu kondisi oksigen dalam darah. Hydrogen cyanide adalah sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Ammonia adalah gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Formic acid sejenis cairan cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh, zat ini menimbulkan rasa seperti digigit semut. Cyanide merupakan salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja Cyanide dimasukkan langsung kedalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Formaldehyde adalah sejenis gas yang tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan

rasa sakit. Zat ini pada mulanya dapt digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh para dokter. Phenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari destilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim. Methyl chloride merupakan campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan karbon merupakan unsurnya yang terutama. Zat ini beracun. Methanol sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian. Acetol merupakan hasil pemanasan aldehyde ( sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol. Hydrogen sulfide, sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzym

(zat besi

yang berisi pigmen). Dan Pyridine, sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. Bilamana zat tersebut diisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru ( Aditama,1997 ). 2. Pengaruh Merokok Terhadap Tuberculosis Paru. Kebiasaan merokok akan merusak paru-paru dan tidak mudah membuang infeksi yang sudah masuk akibat asap rokok. Asap rokok juga

diketahui dapat menurunkan respon imun terhadap antigen sehingga, kalau ada benda asing masuk ke paru tidak langsung dikenali dan dilawan oleh pertahanan paru-paru. Bila rokok dibakar, maka asapnya juga akan beterbangan disekitar perokok. Jika asap itu di isap oleh orang yang ada disekitar perokok maka orang itu juga akan menghisap bahan kimia berbahaya kedalam dirinya, walaupun ia tidak merokok. Karena asap rokok mengandung radikal bebas yang merupakan atom/gugus/suatu senyawa kimia yang mempunyai satu atau lebih elektron, bersifat tidak stabil, sangat reaktif dan punya kemampuan untuk menarik atau memindahkan elektron-elektron dari berbagai molekul sehingga mengakibatkan oksidasi molekul-molekul tersebut, karenanya radikal bebas dianggap perusak sel-sel tubuh dengan akibat

yang

menyertainya.

(Cochnane,1991,Tjokroprawiro,1993,

Wasyanto, Soemantri,1994). Bahan-bahan kimia itulah yang kemudian menimbulkan berbagai penyakit. Makin tinggi kadar bahan berbahaya dalam satu batang rokok, maka semakin besar kemungkinan seseorang menjadi sakit kalau menghisap rokok tersebut. Pada penelitian, dr Nawi Ng MPH, 2009 mengatakan merokok dapat memperlemah paru-paru. Kalau seseorang merokok terus paruparunya akan semakin lemah. Pada saat paru-paru lemah akan lebih mudah terinfeksi kuman Tuberculosis. Karena itu rokok meningkatkan risiko keparahan TB, kekambuhan, dan kegagalan TB. Sangat penting bagi

penderita TB yang sudah sembuh untuk menjaga kekuatan paru-parunya dengan menjauhi rokok. Seseorang yang penyakit TB-nya dinyatakan sembuh, tetapi kemudian merokok lagi, dia akan lebih mudah terinfeksi oleh kuman TB lagi. Karena berapa pun jumlah rokok yang dihisap dan apa pun jenis rokoknya tetap akan berbahaya bagi paru-paru penderita TB. Karena asap rokok berdampak buruk pada daya tahan paru terhadap bakteri. Oleh karena itu, apabila penderita TB selalu mengkonsumsi rokok, asapnya akan mengendap diparu-paru yang bisa memperburuk keadaan. Dengan racun yang dibawanya, rokok merusak pertahanan paru-paru, yang berfungsi menahan infeksi rusak akibat asap rokok. Asap rokok meningkatkan tahanan pelan nafas, akibatnya pembuluh darah di paru mudah bocor. Juga merusak sel pemakan bakteri pengganggu dan menurunkan respon terhadap antigen, sehingga bila benda asing masuk kedalam paru-paru tidak ada pendeteksinya. Sebaiknya harus diimbangi dengan makanan-makanan yang bergizi mengandung antioksidan seperti mengkonsumsi

sayuran,

buah-buahan,

serta

makanan

menetralisir racun yang ada dalam tubuh maupun luar tubuh. ( Widodo, 1997)

yang

bisa