BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari analisis data yang didasarkan pada pengamatan variabel independen dan variabel dependen yang digunakan dalam model dengan analisis regresi untuk mengetahui apakah Pengaruh Manajemen Laba terhadap CSR Disclosure, apakah pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, apakah Pengaruh CSR Disclosure terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan serta apakah CSR Disclosure sebagai mediasi dari pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan. 4.1 Deskripsi Data Penelitian Data sekunder yang diperoleh dari website resmi dari Indonesia Stock Exchange (BEI) yaitu www.idx.co.id dan website perusahaan yang berkaitan langsung menjadi obyek dalam penelitian ini. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI pada periode tahun 2012-2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu mengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesia Market Directory (ICMD) 2015 terdapat 157 perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur. Adapun ringkasan jumlah sampel yang digunakan adalah sebagai berikut:
38
39
Tabel 4.1 Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Jumlah Sampel Total (Jumlah perusahaan (157) x tahun pengamatan (3)) 471 Data perusahaan tidak lengkap (termasuk tidak menggunakan kurs rupiah 327 dan tidak mengungkapkan kegiatan CSR berturut-turut) Data perusahaan lengkap 144 Dari tabel diatas diketahui jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di listing BEI selama periode tahun 2012-2014 sejumlah 157 perusahan dikali dengan tiga tahun pengamatan total sampel keseluruhan 471 perusahaan tetapi dikurangi data tidak lengkap dan data yang tidak mengungkapkan CSR secara berturut-turut sehinngga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 144 perusahaan. 4.2 Analisis Data 4.2.1 Hasil Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengolahan data dengan tujuan menggambarkan obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Penggambaran mengenai obyek dapat diketahui dari tabel, grafik, dan diagram. Dalam penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan data dilihat dari nilai minimum, maksimum, dan rata-rata (mean). Hasil statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DACC
144
-,420
,343
,04139
,120341
CSR
144
,067
,533
,13032
,074579
ROA
144
-,395
,542
,08811
,112121
Valid N (listwise)
144
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah.
40
Dari hasil statistik deskriptif dapat dijelaskan bahwa manajemen laba mempunyai rata-rata sebesar 0,04139 atau 4,139% dan memiliki standar devisiasi sebesar 0,120. Dalam hal ini rata-rata manajemen laba lebih kecil dari standar devisianya maka dapat disimpulkan bahwa data tidak stabil atau terjadi penyimpangan. Nilai minimum manajemen laba sebesar -0,420 dimiliki oleh perusahaan Suprema Cable Manufacturing and Commerce, Tbk. Sedangkan nilai maksimumnya sebesar 0,343 dimiliki oleh perusahaan Liomesh Prima, Tbk. Untuk variabel CSR Disclosure mempunyai nilai rata-rata 0,1303 atau 13,2% dan standar deviasi sebesar 0,0746. Nilai ini dapat diartikan bahwa rata-rata CSR Disclosure lebih besar dari standar devisiasinya maka data stabil atau tidak ada penyimpangan. Nilai minimum sebesar 0,067 dimiliki oleh perusahaan salah satunya adalah perusahaan Alkindo Naratama, Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,533 dimiliki oleh perusahaan Kalbe Farma, Tbk. Kemudian untuk variabel kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan dengan ROA selama periode pengamatan 2012-2014 mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,0881 atau 8,81% dan standar devisiasi sebesar 0,1121. Nilai minimum sebesar -0,395 yang dimiliki oleh perusahaan Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk dan nilai maksimum sebesar 0,542 dimiliki oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk. 4.2.2 Uji Asumsi Klasik Model 1 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian (Sujarweni,2015). Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
41
Pengujian dilakukan dengan uji statistik menggunakan uji one sample kolmogorov smirnov test. Dengan demikian hasil pengujian yang telah dilakukan, hasil ini ditampilkan pada tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
144
Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation
0E-7 1,05583917
Absolute
,411
Positive
,401
Negative
-,411 4,928 ,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Berdasarkan dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 dari hasil tersebut dapat diartikan kurang dari nilai signifikan yaitu 0,05. Dengan demikian data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, untuk mengatasi ketidaknormalan data pada penelitian ini dilakukan outlier yaitu dengan menghapus sebagian data. Setelah dilakukan outlier terdeteksi ada 71 data yang menyebabkan data tidak terdistribusi dengan normal. Untuk itu data tersebut harus dihapuskan, ketidaknormalan data dapat disebabkan karena populasi yang diambil sebagai sampel memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2013). Data penyebab outlier dapat dilihat pada lampiran penelitian ini. Uji normalitas setelah dilakukan outlier dapat dilihat pada tabel berikut ini:
42
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas (outlier) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual 73 .0000000 .05869060 .120 .120 -.084 1.025 .244
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Dengan mengamati hasil uji yang kedua pada tabel 4.4 dihasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,025 dan signifikan pada 0,244 dengan begitu dapat diartikan bahwa nilai tersebut lebih besar dari signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05. Dari hasil tersebut disimpulkan data terdistribusi dengan normal.
4.2.2.2 Uji Multikolonieritas Uji multikoloniaritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Dalam sebuah penelitian model regresi yang baik seharusnya tidak terkena multikolonieritas. Cara untuk mendeteksi model regresi terkena multikolonieritas atau tidak dapat melihat nilai Variance Infation Factor (VIF) atau juga bisa melihat nilai Tolerancenya di tabel Coefficients. Berikut hasil uji multikoonieritas ditampilkan pada tabel 4.5:
43
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas Model 1 Coeffi ci entsa
Model 1
DACC
Collinearity Statistics Tolerance VI F 1.000 1.000
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari variabelnya < 10 dan nilai tolerancenya semua variabel > 0,1, maka dapat disimpukan bahwa model regresi dalam penelitian ini bebas dari multikolonieritas. 4.2.2.3 Uji Autokorelasi Tujuan dilakukannya uji autokorelasi yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat mengamati nilai Durbin Watson dibandingkan dengan tabel Durbin Watson. Demikian hasil uji autokorelasi sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson Model 1 Model Summaryb Model 1
DurbinWat son 1.892a
a. Predictors: (Constant), DACC b. Dependent Variable: CSR
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil regresi dengan tingkat signifikan 0,05 dengan sejumlah variabel independen (k=1) dan banyaknya data (n=73). Hasil untuk regresi variabel CSR Disclosure sebagai variabel dependen diperoleh nilai DW
44
sebesar 1,892. Hasil tersebut dapat dianalisis dengan membandingkan pada tabel DW. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpukan bahwa nilai DW sebesar 1,892 berada diantara du = 1,652 dan 4-du = 2,348 karena du < DW <(4 – dU) atau 1,652 <1,892 < 2,348 sehingga tidak terjadi autokorelasi. Tabel 4.7 Hasil Analisis Uji Autokorelasi Model 1 Dependen
N
K
Du
4-du
Durbin
variabel Kinerja
keterangan
Watson 73
1
1,652
2,348
1,892
Tidak
keuangan
terjadi
perusahaan
autokorelasi
4.2.2.4 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas merupakan pengujian untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan yang lain. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas yaitu menggunakan uji glejser. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa tingkat probabilitas signifikan dari semua variabel di atas 0,05 maka menunjukkan model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian dapat diilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji GlejserModel 1 Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .042 .005 .074 .041
a. Dependent Variable: AbsUn1
St andardized Coef f icients Beta .208
t 8.959 1.795
Sig. .000 .077
45
Dari tampilan output SPSS yang terdapat pada tabel diatas menunjukkan bahwa probabilitas signifikannya lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengandung adanya heterokedatisitas. 4.2.3 Hasil Uji Asumsi Klasik Model 2 4.2.3.1 Uji Normalitas Model 2 Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Model 2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parameters a,b Most Extreme Dif f erences
Mean Std. Dev iat ion Absolute Positiv e Negativ e
Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)
Unstandardiz ed Residual 73 .0000000 .05391060 .106 .106 -.068 .903 .389
a. Test distribution is Normal. b. Calculated f rom data.
Dengan mengamati hasil uji yang kedua pada tabel 4.9 dihasilkan nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,903 dan signifikan pada 0,389 dengan begitu dapat diartikan bahwa nilai tersebut lebih besar dari signifikan yang telah ditentukan yaitu 0,05. Dari hasil tersebut disimpulkan data terdistribusi dengan normal.
46
4.2.3.2 Uji Multikolonieritas Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas Model 2 Coeffi ci entsa
Model 1
Collinearity Statistics Tolerance VI F .924 1.082 .924 1.082
DACC CSR
a. Dependent Variable: ROA
Dari tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa nilai VIF dari semua variabel < 10 dan nilai tolerancenya semua variabel > 0,1, maka dapat disimpukan bahwa model regresi yang kedua dalam penelitian ini bebas dari multikolonieritas. 4.2.3.3 Uji Autokorelasi Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson Model 2 Model Summaryb Model 1
DurbinWat son 2.256a
a. Predictors: (Constant), CSR, DACC b. Dependent Variable: ROA
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Dari hasil regresi yang dilakukan dengan menggunakan SPSS dengan jumlah variabel independen (k=2) dan banyaknya data (n=73) diperoleh hasil nilai DW sebesar 2,256. Hasil tersebut dapat dianalisis dengan membandingkan pada tabel DW. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpukan bahwa nilai DW sebesar 2,256 berada diantara du = 1,680dan 4-du = 2,320 karena du < DW <(4 – dU) atau 1,680 < 2,256 < 2,320 sehingga tidak terjadi autokorelasi.
47
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji Autokorelasi Model 2 Dependen
N
K
Du
4-du
Durbin
variabel Kinerja
keterangan
Watson 73
2
1,680
2,320
2,256
Tidak
keuangan
terjadi
perusahaan
autokorelasi
4.2.3.4 Uji Heterokedastisitas Tabel 4.13 Hasil Uji Glejser Model 2 Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC CSR
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .047 .009 -.042 .042 -.023 .068
St andardized Coef f icients Beta -.123 -.041
t 5.224 -1.003 -.334
Sig. .000 .319 .739
a. Dependent Variable: AbsUn2
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah Dari tabel 4.13 untuk uji model yang kedua ditunjukkan hasil bahwa tingkat probabilitas signifikan untuk kedua variabel diatas tingkat kepercayaan 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terkena heterokedastisitas. 4.2.4 Analisis Regresi Berganda Penelitian ini telah memenuhi persyaratan asumsi klasik, sehingga model persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap baik dan model persamaan regresi ini akan mampu mengestimasi pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ketergantungan variabel independen terhadap variabel dependen yaitu pengaruh Manajemen Laba dengan Kinerja Keuangan Perusahaan, Manajemen Laba dengan CSR Disclosure dan CSR
48
Disclosure dengan Kinerja Keuangan Perusahaan serta CSR Disclosure sebagai mediasi dari pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil perhitungan regresi dapat dilihat pada tabel 4.14 dan tabel 4.15. Tabel 4.14 Hipotesis Model 1 Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .115 .008 .172 .071
St andardized Coef f icients Beta .276
t 14.027 2.416
Sig. .000 .018
a. Dependent Variable: CSR
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: CSR = 0,115 + 0,172 DACC + ε Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna: 1.
Konstanta 0, 115 dapat diartikan jika bahwa manajemen laba tidak mengalami perubahan maka CSR Disclosure bernilai 0,049.
2.
Koefisien regresi Manajemen Laba sebesar 0,172 artinya setiap pertambahan 1 Manajemen Laba akan menambah CSR Disclosure sebesar 0,172. Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Regresi Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC CSR
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .049 .015 -.111 .069 .263 .110
St andardized Coef f icients Beta -.192 .284
t 3.347 -1.621 2.394
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah, 2017.
Sig. .001 .110 .019
49
Dari tabel diatas dapat disusun persamaan regresi sebagai berikut: CFP = 0,049 – 0,111 DACC + 0,263 CSRD + ε Model persamaan regresi berganda tersebut bermakna: 1.
Konstanta 0,049 dapat diartikan jika bahwa
manajemen laba dan CSR
Disclosure tidak mengalami perubahan maka Kinerja Keuangan Perusahaan bernilai 0,049. 2.
Koefisien regresi Manajemen Laba sebesar -0,111 artinya setiap pertambahan 1 Manajemen Laba akan mengurangi Kinerja Keuangan Perusahaan sebesar 0,111.
3.
Koefisien regresi CSR Disclosure sebesar 0,263 artinya setiap pertambahan 1 CSR Disclosure akan menambah Kinerja Keuangan Perusahaan sebesar 0,0263
4.2.5 Uji Hipotesis Penelitian ini menguji hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi
dan
regresi
berganda
(multiple
regression).
Metode
regresi
ini
menghubungkan satu variabel bebas (independend) dengan variabel terikat (dependend) dalam suatu model prediktif tunggal. Pengujian tersebut meliputi pengujian uji F, pengujian uji t, dan pengujian koefisien determinasi. Pengujianpengujian tersebut dapat dilakukan sebagai berikut : 1.)
Uji F (Pengujian secara Simultan) Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen
berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu dengan
50
melihat hasil uji statistik di tabel ANOVA dengan ketentuan jika probabilities values (p) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima dan jika probabilities values (p) > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel 4.16 sebagai berikut: Tabel 4.16 Hasil Pengaruh Simultan F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .020 .248 .268
df 1 71 72
Mean Square .020 .003
F 5.838
Sig. .018a
a. Predictors: (Const ant), DACC b. Dependent Variable: CSR
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Pada pengujian model 1 manajemen laba sebagai variabel independen dan CSR Disclosure sebagai variabel dependen. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikan sebesar 0,018. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai 0,018 kurang dari tingkat signifikan sebesar 0,05 maka dapat diartikan bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure Tabel 4.17 Hasil Pengaruh Simultan F ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .020 .209 .229
df 2 70 72
Mean Square .010 .003
F 3.366
a. Predictors: (Const ant), CSR, DACC b. Dependent Variable: ROA
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah.
Sig. .040a
51
Dalam pengujian ini manajemen laba dan CSR Disclosure sebagai variabel independen dan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel dependen. Dilihat dari tabel diatas diketahui bahwa nilai f hitung sebesar 3,366 dan tingkat signifikan sebesar 0,040. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai 0,040 kurang dari tingkat signifikan sebesar 0,05 maka dapat diartikan bahwa manajemen laba dan CSR Disclosure berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. 2.)
Uji t (Pengujian secara Parsial) Uji t atau pengujian secara parsial merupakan suatu uji hipotesis yang
digunakan untuk mengukur seberapajauh pengaruh satu variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu manajemen laba dengan kinerja keuangan perusahaan, manajemen laba dengan CSR Disclosure, dan CSR Disclosure dengan kinerja keuangan perusahaan. Uji t ini digunakan untuk menguji hipotesis pertama sampai dengan hipotesis ketiga. Apabila probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 (Sig.≤0,05) maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, tetapi jika probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 (Sig.≥0,05) maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.18 dan tabel 4.19 berikut ini : Tabel 4.18 Hasil Uji t Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .115 .008 .172 .071
a. Dependent Variable: CSR
St andardized Coef f icients Beta .276
t 14.027 2.416
Sig. .000 .018
52
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Hipotesis yang pertama dalam penelitian ini adalah pengaruh manajemen laba terhadap CSR Disclosure. Dari tabel 4.18 diatas diketahui bahwa hasil pengujian menunjukkan tingkat signifikannya sebesar 0,018 nilai tersebut kurang dari nilai probabilitas signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap CSR Disclosure. Tabel 4.19 Hasil Uji t Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC CSR
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .049 .015 -.111 .069 .263 .110
St andardized Coef f icients Beta -.192 .284
t 3.347 -1.621 2.394
Sig. .001 .110 .019
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini adalah pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari tabel 4.19 diatas dapat diketahui tingkat signifikannya sebesar 0,110 nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak sehingga diartikan manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dan hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini adalah pengaruh CSR Disclosure terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan diproksikan dengan menggunakan Return On Assets (ROA). Hasil pengujian hipotesis tersebut telah tertampil di tabel 4.19 yang menujukkan bahwa nilai probabilitas signifikannya sebesar 0,019. Hal ini dapat diartikan bahwa nilai 0,019
53
kurang dari taraf signifikan yaitu 0,05 maka CSR Disclosure berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. 3.)
Uji Pengaruh Mediasi (Intervening) Dalam menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur
(path analysis). Analisi jalur ialah koefisien jalur yang diperoleh dapat digunakan untuk memperkirakan kuat tidaknya pengaruh dari variabel atau terhadap yang lain. Berdasarkan kriteria dalam uji intervening, maka secara otomatis pengujian pengaruh langsung dan tidak langsung harus dilakukan.Tiap-tiap jalur yang diuji menunjukkan pengaruh langsung dan tidak langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan melaluiCSR Disclosure. Nilai koefisien jalur dapat dilihat pada tabelberikut ini: Persamaan I CSRit = DACCit + ε Tabel 4.20 Hasil Uji Pengaruh Mediasi (Intervening) Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .115 .008 .172 .071
St andardized Coef f icients Beta .276
t 14.027 2.416
Sig. .000 .018
a. Dependent Variable: CSR
Berdasarkan tabel 4.20 diperoleh nilai unstandardized beta manajemen laba (DACC) sebesar 0,172 merupakan nilai path atau jalur (p2) dan signifikan pada 0,018 yang berarti manajemen laba berpengaruh terhadap CSR Disclosure.
54
Persamaan II ROAit = DACCit + CSRit + ε Tabel 4.21 Hasil Uji Pengaruh Mediasi (Intervenong)
Coeffi ci entsa
Model 1
(Constant) DACC CSR
Unstandardized Coef f icients B St d. Error .049 .015 -.111 .069 .263 .110
St andardized Coef f icients Beta -.192 .284
t 3.347 -1.621 2.394
Sig. .001 .110 .019
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Berdasarkan tabel 4.21 diperoleh nilai standardized beta manajemen laba (DACC) sebesar -0,111 merupakan nilai path atau jalur (p1) dan signifikansi pada 0,110 yang berarti manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA). Selain itu, juga diperoleh nilai standardized beta CSR Disclosure sebesar 0,263 merupakan nilai path atau jalur (p3) dan signifikan pada 0,019 yang berarti CSR Disclosureberpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut ini adalah analisis jalur untuk menguji hubungan antara manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) dan apakah hubungan manajemen laba ke kinerja keuangan perusahaan (ROA) dimediasi oleh CSR Disclosure dengan gambar dibawah ini:
55
CSR Disclosure Dividend Payout Ratio (DPR) 0,172
p2
Manajemen Laba Return on Asset (ROA)
0,263
p3
p1
Kinerja Keuangan Perusahaan
-0,111
(
Gambar 4.1 Path Analysis Manajemen laba ke kinerja keuangan perusahaan melalui CSR Disclosure Berdasarkan gambar 4.3 dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut : (1). Pengaruh langsung(Direct Effect) Manajemen laba terdadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) p1 = X → Y = -0,111 (2). Pengaruh tidak langsung(Indirect Effect) Manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui CSR Disclosure X ← Z → Y = p2 x p3 = 0,172 x 0,263 = 0,045 (3). Pengaruh Total (Total Effect) Manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui CSR Disclosure Tp123 = Tp1 + (Tp2xTp3) = -0,111 + (0,172 x 0,263) =- 0,066 Berdasarkan perhitungan pengaruh antar jalur dari gambar 4.1 diketahui bahwa besarnya pengaruh langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) sebesar -0,111 sedangkan besarnya pengaruh tidak langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui CSR Disclosure
56
sebesar 0,045. Jadi, dapat diartikan jika pengaruh langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) p1 lebih besar dari pengaruh tidak langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) p2xp3 (0,111 >0,045) (p1>p2xp3). Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa CSR Disclosure bukan merupakan mediasi atau variabel intervening dari pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA). 4.)
Koefisiensi Determinasi Koefisiensi determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Semakin besar niai koefisien determinasi maka semakin besar pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variable dependennya. Nilai determinasi dalam penelitian ini ditentukan dengan nilai Adjusted R Square yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 4.22 Hasill Koefisiensi Determinasi
Model Summary Model 1
R .276a
R Square .076
Adjusted R Square .063
St d. Error of the Estimate .05910247
a. Predictors: (Constant), DACC
Dari hasil pengujian yang terdapat pada tabel 4.22 diatas diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,063 ini menunjukkan bahwa variabel manajemen laba mampu merenangkan kinerja keuangan perusahaan sebesar 6,3% sedangkan sisanya sebesar 93,7% dijelaskan oleh variabel lain diluar model
57
Tabel 4.23 Hasill Koefisiensi Determinasi
Model Summary Model 1
R .296a
R Square .088
Adjusted R Square .062
St d. Error of the Estimate .05467533
a. Predictors: (Constant), CSR, DACC
Sumber: output SPSS, data sekunder yang diolah. Berdasarkan tabel 4.23 diatas diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,062 ini menunjukkan bahwa variabel manajemen laba mampu merenangkan kinerja keuangan perusahaan sebesar 6,2% sedangkan sisanya sebesar 93,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 4.3.1 Pengaruh Manajemen laba terhadap CSR Disclosure Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba berpengaruh secara signifikan terhadap CSR Disclosure. Besar kecilnya manajemen laba berpengaruh terhadap CSR Disclosure. Dapat diartikan semakin tinggi kegiatan manajemen laba maka semakin tinggi juga CSR Disclosure yang diungkapkan, sebaliknya semakin rendah kegiatan manajemen laba semakin rendah juga CSR Disclosure yang diungkapkan.Berpengaruhnya manajemen laba terhadap CSR Disclosure dalam penelitian ini membuktikan kebenaran dari teori yang sudah ada. CSR Disclosure digunakan sebagaimana bentuk perlindungan dari aktivitas manajemen laba yang dilakukakn oleh pihak manajer. Sehingga perusahaan yang melakukan manajemen laba mempunyai intensif untuk menutupi kegiatan tersebut dengan membentuk citra positif di mata stakeholder (Mustika dkk, 2015).
58
Berpengaruhnya manajemen laba terhadap CSR Disclosure dapat dilihat dari perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Beberapa perusahaan itu diantaranya perusahaan Argha Karya Prima Industry, Tbk., Indofood CBP Sukses Makmusr, Tbk dan Surya Toto Indonesia, Tbk. Perusahaan tersebut terbukti ketika melakukan manajemen laba yang tinggi juga semakin tinggi melakukan pengungkapan CSR. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sinyal yang mengindikasi bahwa dengan penyajian CSR Disclosure yang tinggi, perusahaan berusaha menunjukkan kinerja keuangan yang bagus kepada stakeholder sehingga mampu melakukan kegiatan CSR yang tinggi. Dengan sinyal tersebut diharapkan stakeholder tidak dapat mendeteksi bahwa dalam pelaporan keuangan perusahaan melakukan manajemen laba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemn laba yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu motif untuk melakukan CSR Disclosure. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mustika dkk, (2015), Handajani dkk (2010), dan Prior et al. (2008) yang membuktikan bahwa manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap CSR Disclosure, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dan Dianita (2010) yang membuktikan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadp CSR Disclosure. 4.3.2 Pengaruh Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa manajemen laba berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Tidak signifikannya manajemen laba terhadap kinerja
59
keuangan perusahaan mengindikasikan ada atau tidaknya tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan tidak mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Tidak berpengaruhnya manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sebanyak 37 perusahaan dari total sampel 73 perusahaan yang memiliki nilai manajemen laba diatas rata-rata sebesar 0,061 dan 32 perusahaan dari total sampel 73 perusahaan yang memiliki nilai Return On Assets (ROA) diatas rata-rata sebesar 0,075. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori agensi yang mengindikasi bahwa ketika agen (manajer) melakukan manajemen laba dengan tujuan memaksimalkan kepentingan mereka sendiri. Hal tersebut akan menimbulkan konflik antara manajer dengan pemegang saham (prinsipal). Untuk mengurangi konflik tersebut dilakukan pengungkapan sukarela seperti CSR Disclosure. Kegiatan tersebut diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return sesuai yang mereka investasikan. Sehingga investor akan tetap tertarik untuk menanamkan modalnya. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Machmuddah (2015) dan Sriwedari (2012) yang membuktikan bahwa manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, tetapi penelitian yang dilakukan oleh Waseemullah et. al. (2015) yang menemukan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproksikan menggunkan ROA.
60
4.3.3 Pengaruh CSR Disclosure terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR Disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Besar kecilnya pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan mempengaruhi kineja keuangn dalam perusahaan tersebut. Dengan begitu semakin tinggi pengungkapan CSR maka akan semakin tinggi pendapatan atau laba yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Berpengaruhnya CSR Disclosure terhadap kinerja keuangan dalam penelitian ini dapat membuktikan teori yang sudah ada. Bahwa ketika perusahaan melakukan CSR Disclosure, maka konsumen akan memberikan reaksi positif terhadap produk dan akan meningkatkan loyalitas konsumen sehingga penjualan perusahaan akan meningkatkan. Dengan demikian, laba perusahaan akan meningkat dan kinerja keuangannya juga akan meningkat (Sari dan Suaryana, 2013). Hal ini juga bisa dilihat dari perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Dari beberapa perusahaan diantaranya Astra Graphia, Tbk, Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk dan Surya Toto Indonesia, Tbk. Ketika perusahaan tersebut melakukan CSR Disclosureyang tinggi maka akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan Return On Assets yang diperoleh dari perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sinyal yang mengindikasi ketika perusahaan melakukan CSR Disclosure yang tinggi akan menjadi sinyal bagi pemangku kepentingan untuk terus mendukung keberlangsungan hidup perusahaan dan harapannya akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
61
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rosilliana dkk (2014) dan Sari dan Suaryana (2013) mereka juga membuktikan bahwa CSR Disclosure berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan, berbeda dengan penelitian yang dilakukan Yaparto dkk (2013) yang membuktikan bahwa CSR Disclosure tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. 4.3.4 Pengaruh CSR Disclosure sebagai mediasi hubungan Manajemen Laba terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSR Disclosure bukan merupakan mediasi dari pengaruh manajemn laba terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dari analisis jalur yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan lebih besar dari pengaruh tidak langsung manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan melalui CSR Disclosure. Sehingga tinggi rendahnya manajemen laba tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan meskipun perusahaan melakukan pengungkapan CSR. Tidak berperngaruhnya CSR Disclosure sebagai mediasi dari pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari sampel perusahaan dalam penelitian ini. Beberapa perusahaan diantaranya Argha Karya Prima Industry, Tbk, Fajar Surya Wisesa, Tbk, dan KMI Wire and Cable, Tbk. Dari beberapa sampel perusahaan tersebut terbukti ketika perusahaan melakukan manajemen laba yang tinggi dan melakukan CSR Disclosure yang tinggi tidak memepengaruhi kinerja keuangan pada perusahaan tersebut.