Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
BAB5 Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup 5.1. Dasar Peraturan Perundang - Undangan Daya dukung lingkungan hidup dan daya tampung beban pencemaran merupakan bagian dari bahan kajian Evaluasi KLHS RTRW Provinsi Jawa Barat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu pengertian daya dukung lingkungan dan daya tampung beban pencemaran mengacu pada Pasal 1 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan dan Pasal 1 Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Daya dukung lahan erat kaitannya dengan pemanfaatan lahan untuk tanaman pengan, oleh karena itu
pemanfaatan lahan dan alih fungsi lahan mengacu pada
peraturan Undang-Undang No.41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Pengembangan kawasan budidaya juga harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya.
5.1.1. Pasal 1 UU No. 32 tahun 2009 a) Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya (Pasal 1 Undang - Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup). b) Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya (Pasal 1 Undang-Undang No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-1
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.1.2. Pasal 15 UU No. 32 tahun 2009 (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan atau program. (2) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam penyusunan atau evaluasi: a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup. (3) KLHS dilaksanakan dengan mekanisme : a. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/atau program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah; b. perumusan alternative penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program; c. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan, rencana, dan/atau program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan.
5.1.3. Pasal 17 UU No. 32 tahun 2009 (1) Hasil KLHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan dalam suatu wilayah. (2) Apabila hasil KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyatakan bahwa daya dukung dan daya tampung sudah terlampaui, a. kebijakan, rencana, dan/atau program pembangunan tersebut wajib diperbaiki sesuai dengan rekomendasi KLHS; dan b. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
5.1.4. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan air pada suatu sumber air,untuk menerima masukan beban pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-2
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
menjadi cemar (Pasal 1 PP. No. 82 tahun 2001). Oleh karena limbah penduduk, industri, pertambangan, pertanian dan peternakan selain harus memenuhi baku mutu air limbah (BMAL) juga harus memenuhi
daya tampung beban pencemaran air (DTBPA) sungai
penampung limbah atau beban pencemaran. Zonasikawasanindustri perlu memperhatikan DTBPA sungai pada kawasan tersebut.
5.1.5. Pasal 1 Undang - Undang No. 41 tahun 2009 tentang Pangan a. Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan
untuk
dilindungi
dan
dikembangkan
secara
konsisten
guna
menghasilkan pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional. b. Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah lahan potensial yang dilindungi pemanfaatannya agar kesesuaian dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan sebagai Lahan Pertanian PanganBerkelanjutan pada masa yang akan datang. c. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah sistem dan proses dalam merencanakan dan menetapkan, mengembangkan, memanfaatkan dan membina, mengendalikan, dan mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasannya secara berkelanjutan
5.1.6. Pasal 5, Pasal 6, Pasal 19 dan Pasal 20 UU. No. 41 tahun 2009 tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Lahan Pertanian Pangan yang ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dapat berupa: a. lahan beririgasi; b. lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut (lebak); c. lahan tidak beririgasi. Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilakukan terhadap Lahan Pertanian Pangan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang berada di dalam atau di luar kawasan pertanian pangan, dijadikan dasar penyusunan RTRW: a. Penetapan Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan rencana tata ruang Kawasan Perdesaan di wilayah kabupaten dalam
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-3
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
rencana tata ruang kabupaten sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan menjadi dasar peraturan zonasi. b. Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan merupakan bagian dari penetapan dalam bentuk rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
5.1.7.Pasal 44 dan Pasal 46 UU No. 41 tahun 2009 tentang Alih Fungsi Lahan Pangan Lahan yang sudah ditetapkan sebagai Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dilindungi dan dilarang dialihfungsikan. Dalam hal untuk kepentingan umum, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dapat dialihfungsikan, dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan syarat sebagai berikut: a. dilakukan kajian kelayakan strategis; b. disusun rencana alih fungsi lahan; c. dibebaskan kepemilikan haknya dari pemilik; dan d. disediakan lahan pengganti terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dialihfungsikan. Dalam hal terjadi bencana sehingga pengalihan fungsi lahan untuk infrastruktur tidak dapat ditunda, persyaratan tidak diberlakukan. Penyediaan lahan pengganti terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dialihfungsikan untuk infrastruktur akibat bencana dilakukan paling lama 24 bulan setelah alih fungsi dilakukan. Penyediaan lahan pengganti terhadap Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dialihfungsikan dilakukan atas dasar kesesuaian lahan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. paling sedikit tiga kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan lahan beririgasi; b. paling sedikit dua kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan lahan reklamasi rawa pasang surut dan nonpasang surut (lebak); c. paling sedikit satu kali luas lahan dalam hal yang dialihfungsikan lahan tidak beririgasi.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-4
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.1.8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya a) Karakteristik lokasi dan kesesuaian lahan untuk Kawasan Permukiman: 1) Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%); 2) Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air antara 60 liter/org/hari 100 liter/org/hari; 3) Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi); 4) Drainase baik sampai sedang; 5) Tidak
berada
pada
wilayah
sempadan
sungai/pantai/waduk/danau/mata
air/saluran pengairan/rel kereta api dan daerah aman penerbangan; 6) Tidak berada pada kawasan lindung; 7) Tidak terletak pada kawasan budi daya pertanian/penyangga; 8) Menghindari sawah irigasi teknis. b) Kriteria dan batasan teknis: 1) Penggunaan lahan untuk pengembangan perumahan baru 40% - 60% dari luas lahan yang ada, dan untuk kawasan-kawasan tertentu disesuaikan dengan karakteristik serta daya dukung lingkungan; 2) Kepadatan bangunan dalam satu pengembangan kawasan baru perumahan tidak bersusun maksimum 50 bangunan rumah/ha dan dilengkapi dengan utilitas umum yang memadai; 3) Memanfaatkan ruang yang sesuai untuk tempat bermukim di kawasan peruntukan permukiman di perdesaan dengan menyediakan lingkungan yang sehat dan aman dari bencana alam serta dapat memberikan lingkungan hidup yang sesuai bagi pen\gembangan masyarakat, dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5.1.9. Lingkup Daya Dukung Lingkungan Hidup Lingkup Daya Dukung Lingkungan Hidup pada kajian KLHS RTRW Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut: 1) Daya Dukung Lahan Konservasi
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-5
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
2) Daya Dukung Lahan Pangan 3) Daya Dukung Lahan Permukiman 4) Daya Dukung Lahan Industri 5) Daya Dukung Sumber Daya Air 6) Daya Tampung Beban Pencemaran Lingkungan 7) Daya Dukung Transportasi
5.2. Daya Dukung Lahan Pangan 5.2.1. Luas dan Produksi Lahan Sawah Jumlah produksi padi sawah per hektar tergantung sistem irigasinya, yaitu sebagai berikut: a) Lahan sawah irigasi teknis diperkirakan minimal dua kali panen dalam setahun dengan produksi rata-rata gabah kering giling 6 ton/hektar, maka dalam satu tahun dapat mencapai 12 ton/hektar/tahun b) Lahan padi sawah non teknis diperkirakan satu kali panen dalam satu tahun dengan rata-rata produksi gabah kering giling sekitar 6 ton/ hektar/tahun c) Lahan sawah tadah hujan diperkirakan produksi gabah kering giling mencapai 4 ton/ hektar/tahun. Produksi padi sawah dalam bentuk gabah kering giling tersebut apabila dikonversi menjadi beras, pada umumnya dihitung berdasarkan rendeman sebesar 0,68, yaitu dalam 1 ton gabah kering giling menghasilkan 0,68 ton beras. Daya dukung lahan sawah menunjukkan kemampuan produksi padi sawah yang dapat memenuhi kebutuhan bahan makanan bagi penduduk di wilayahnya. Oleh karena itu perhitungan daya dukung lahan pangan memerlukan data luas sawah dan data produksi sawah.
5.2.2. Daya Dukung Lahan Persawahan Konsumsi beras rata-rata sebesar 109,5 kg/orang/tahun (sumber: Badan
Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan), maka dapat dihitung jumlah konsumsi beras pada saat ini dan akan meningkat sesuai dengan proyeksi atau peningkatan jumlah penduduk. (Tabel 5,1- 5.3, Gambar 5.2 dan 5.3.)
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-6
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Daya dukung pangan dihitung
berdasarkan rasio perbandingan kebutuhan beras
terhadap produksi beras di Kabupaten Bandung, yaitu Indeks Daya Dukung Lahan untuk pangan (DDL) : Jumlah produksi beras per tahun Jumlah konsumsi beras per tahun Daya dukung lahan pangan untuk memenuhi kebutuhan beras di Jawa Barat dihitung berdarkan kondisi tahun 2011 dan proyeksi kebutuhan beras tahun 2020, dengan anggapan luas lahan sawah tidak berkurang pada tahun 2020 tersebut. a) Konsumsi beras tahun 2011 adalah 4.799.032 ton/tahun dan indeks daya dukung pangan 164% dari kebutuhan. b) Konsumsi beras tahun 2012 meningkat menjadi4.878.053 ton/tahun dan indeks daya dukung pangan 231% dari kebutuhan. c) Konsumsi beras tahun 2020adalah 5.383.960 dan indeks daya dukung pangan 209 % dari kebutuhan. Kebutuhan tersebut masih mencukup untuk Jawa Barat, namun untuk kebutuhan nasional masih perlu ditingkatkan.
A. Daya Dukung Lahan Pertanian Tahun 2011 dan Tahun 2012 Secara umum daya dukung lahan pertanian di Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2012 masih mencukupi untuk kebutuhannya,
dengan
Rasio 231 %, rasio tersebut
mencakup 26 kota dan kabupaten yang ada. Rasio tersebut lebih besar dibandingkan tahun 2011 yaitu dengan rasio sebesar 164,85 %. Namun untuk daya dukung lahan pertanian setiap kabupaten dan kota menunjukkan bahwa kota kota di Jawa Barat daya dukung lahan pertanian masih sangat kurang karena prioritas pembangunan wilayahnya lebih diarahkan pada sektor non pertanian, yakni perdagangan dan jasa. Kota kota di Provinsi Jawa Barat
yang memiliki daya dukung pertanian rendah
dengan rasio P/K dibawah 100% adalah sebagai berikut: 1. Kota Bekasi memiliki daya dukung lahan pertanian sangat rendah yaitu tahun 2011 sebesar 1,2 %, maka pada tahun 2012 menurun menjadi 1 % 2. Kota Bandung memiliki daya dukung lahan pertanian sangat rendah yaitu Pada Tahun 2011 sebesar 1,44%, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 5 %. 3. Kota Depok memiliki daya dukung lahan pertanian sangat rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 1,75%, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 2 %
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-7
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
4. Kota Cimahi memiliki daya dukung lahan pertanian sangat rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 3,69%, maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 5 % 5. Kota Bogor memiliki daya dukung lahan pertanian sangat rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 5,88 %, pada tahun 2012 menjadi sebesar 6 %. 6. Kota Cirebon memiliki daya dukung lahan pertanian sangat rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 7,91%. Pada tahun 2012 menurun menjadi 6%. 7. Kota Sukabumi memiliki daya dukung lahan pertanian rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 49,80 %. Maka pada tahun 2012 meningkat menjadi 62% 8. Kota Tasikmalaya memiliki daya dukung lahan pertanian rendah yaitu pada tahun 2011 sebesar 74,59 %, pada tahun 2012 meningkat menjadi 98% Berdasarkan data tersebut maka 8 kota di Jawa Barat memiliki permasalahan ketahanan pangan karena daya dukung lahan pertanian sangat rendah. Kabupaten di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki daya dukung pertanian yang
rendah adalah sebagai berikut: 1. Kabupaten Bogor memiliki daya dukung pertanian rendah,
pada tahun 2011
dengan rasio sebesar 63,63%, maka pada tahun 2012 terjadi peningkatan menjadi 91%. 2. Kabupaten Bandung pada tahun 2011 memiliki daya dukung pertanian rendah, yaitu sebesar 89,14 %, maka pada tahun 2012 meningkat dengan rasio sebesar 132 %. 3. Kabupaten Bandung Barat pada tahun 2011memiliki daya dukung pertanian rendah, yaitu dengan rasio sebesar 90,04%. Tahun 2012 daya dukung pertanian meningkat menjadi 135 %, sehingga memiliki kecenderungan positif. Dengan demikian
total kabupaten
dan kota
di Provinsi Jawa Barat yang daya
dukung pertanian rendah sejumlah 10 (sepuluh) kota dan kabupaten yang terdiri dari 2 Kabupaten dan 8 kota. Sehingga 16 kabupaten dan kota memiliki daya dukung pertanian di atas 100%. Secara umum kondisi ketahanan pangan di Jawa Barat mencukupi, namun untuk menunjang ketahanan pangan nasional tentunya masih sangat dibutuhkan produksi pangan yang lebih besar, karena daerah potensial pertanian yang memiliki produktifitas yang baik
yang ditunjang dengan kesesuaian lahannya adalah Provinsi
Jawa Barat, sehingga berbagai upaya yang mempengaruhi
turunnya produksi
pertanian serta konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun perlu dikendalikan.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V-8
PT. ECOTERRA MULTIPLAN Daya Dukung Pertanian KOTA TASIKMALAYA = 74,59%
Daya Dukung Pertanian KOTA BANDUNG= 5 %
Daya Dukung Pertanian KOTA CIREBON = 6 %
Gambar5.1. Peta Daya Dukung Pertanian Sawah Kurang dari 100% di Provinsi Jawa Barat
Daya Dukung Pertanian KOTA SUKABUMI = 62%
Daya Dukung Pertanian KOTA CIMAHI = 5 %
Daya Dukung Pertanian KAB.BOGOR = 6 3,63%
Daya Dukung Pertanian KOTA BOGOR = 6 %
Daya Dukung Pertanian KOTA DEPOK = 2 %
Daya Dukung Pertanian KOTA BEKASI = 1 %
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
V-9
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
No.
Tabel5.1. Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Konsumsi Beras di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 Jumlah Produksi Kebutuhan Rasio Jumlah Kabupaten/ Luas Produksi beras beras (K) P/K Padi Tahun 2011 penduduk 2011 Kota ( Ha) (ton/tahun) (ton/tahun) ton/tahun %
1
Bogor
2
Sukabumi
3
750
338.443 492.337
4.857.612
7.309
497.711 724.025
Cianjur
5.395
790.824
4
Bandung
9.892
5 6 7 8
Garut Tasikmalaya Ciamis Kuningan
9
Cirebon
10 11 12
Majalengka Sumedang Indramayu
13
2.383.450
531.909 260.988
63,63 188,64
537.760
2.210.267
242.024
222,19
464.425 907.011 808.908 684.837
315.809 616.767 550.057 465.689
3.235.615
354.300 267.978 186.781 170.822
89,14 230,16 294,49 272,62
383.968
261.098
2.447.287 1.705.763 1.560.021 1.054.183
115.433
226,19
54
522.965
355.616
2.104.313
230.422
154,33
16.062 13.118 45
586.691 460.212 1.415.050
398.950 312.944 962.234
1.187.417 1.113.238 1.693.610
130.022 121.900 185.450
306,83 256,72 518,86
Subang
1.462
Purwakarta
3.498
720.735 148.107
1.491.464
14
1.059.905 217.805
867.828
163.315 95.027
441,32 155,86
15
Karawang
570
1.135.863
772.387
2.165.996
237.177
325,66
16
Bekasi
0
574.787
390.855
2.677.631
293.201
133,31
222.899 9.159
151.571 6.228
168.346 105.930
90,04 5,88
24.382 5.668 3.842 4.583 4.985 3.276
16.580 3.854 2.613 3.116 3.390 2.228
33.293 266.947 33.037 260.259 193.792 60.323
49,80 1,44 7,91 1,20 1,75 3,69
646
77.699 42.411
52.835 28.839
178.302
70.833 19.524
74,59 147,71
147.152
11.633.891
7.911.046
43.826.775
4.799.032
164,85
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Bandung Barat Kota Bogor Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasimalaya Kota Banjar Jumlah
60.568 9.095 8.062 3.020
7.061 0 66 66 5 46 122 0 240
1.537.402 967.398 304.044 2.437.874 301.711 2.376.794 1.769.787 550.894 646.874
Sumber: Data statistik tahun 2011, Provinsi Jawa Barat Dalam Angka, BPS tahun 2012, BAPPEDA Provinsi Jawa Barat 2012, berdasarkan citra satelit GIS dan perhitungan Tim Konsultan Tahun 2013
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 10
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel5.2. Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Konsumsi Beras di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 No.
Kabupaten/ Kota
Jumlah Produksi Padi 2012 (ton/tahun)
Jumlah Luas Panen 2012
Jumlah Penduduk
Kebutuhan beras (K)
Rasio P/K
(Ha)
2012
ton/tahun
%
1
Bogor
494.815
85.652
4.989.939
546.398
91
2
Sukabumi
825.788
148.159
2.408.338
263.713
313
3
Cianjur
868.538
155.210
2.231.107
244.306
356
4
Bandung
479.425
78.003
3.307.396
362.160
132
5
Garut
925.239
154.662
2.481.152
271.686
341
6
Tasikmalaya
711.541
117.438
1.722.514
188.615
377
7
Ciamis
604.882
101.282
1.562.886
171.136
353
8
Kuningan
335.867
57.170
1.056.275
115.662
290
9
Cirebon
449.301
72.417
2.110.147
231.061
194
10
Majalengka
600.975
101.279
1.189.191
130.216
462
11
Sumedang
447.546
76.871
1.124.902
123.177
363
12
Indramayu
1.376.604
220.373
1.696.598
185.777
741
13
Subang
993.661
168.196
1.497.501
163.976
606
14
Purwakarta
194.645
36.432
882.799
96.666
201
15
Karawang
1.076.066
185.158
2.198.978
240.788
447
16
Bekasi
492.408
93.238
2.786.638
305.137
161
17
Bandung Barat
230.692
39.338
1.563.389
171.191
135
18
Kota Bogor
6.389
1.293
987.448
108.126
6
19
Kota Sukabumi
20.821
3.414
308.508
33.782
62
20
Kota Bandung
13.524
2.155
2.461.931
269.581
5
21
Kota Cirebon
2.027
441
302.772
33.154
6
22
Kota Bekasi
3.750
718
2.448.291
268.088
1
23
Kota Depok
3.962
592
1.835.957
201.037
2
24
Kota Cimahi
3.154
543
560.659
61.392
5
25
Kota Tasimalaya
70.413
12.460
653.085
71.513
98
26
Kota Banjar
39.918
6.305
180.030
19.713
202
11.271.951,00
1.918.799,00
44.548.431
4.878.053
231
JUMLAH
Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2014, Provinsi Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2013
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 11
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel5.3. Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Konsumsi Beras di Provinsi Jawa Barat Proyeksi Tahun 2020 terhadap Rasio Dasar Tahun 2011 dan Tahun 2012
No.
Kabupaten/
Penduduk 2020
Kota
Kebutuhan Beras (K) 2020
Rasio P/K (Prod 2011)
Rasio P/K (Prod 2012)
(ton/tahun)
%
%
1
Bogor
5.244.058
574.224
58,94
86,17
2
Sukabumi
2.483.942
271.992
181,01
303,61
3
Cianjur
2.599.426
284.637
188,93
305,14
4
Bandung
3.609.267
395.215
79,91
121,31
5
Garut
6 7
Tasikmalaya Ciamis
2.840.731 2.039.803 1.780.730
311.060 223.358 194.990
198,28 246,27 238,83
297,45 318,56 310,21
8
Kuningan
1.316.128
144.116
181,17
233,05
9
Cirebon
2.578.908
282.390
125,93
159,11
10
Majalengka
1.378.556
150.952
264,29
398,12
11
Sumedang
1.236.284
135.373
231,17
330,60
12
Indramayu
2.094.987
229.401
419,45
600,09
13
Subang
1.615.802
176.930
407,36
561,61
14
Purwakarta
954.047
104.468
141,77
186,32
15
Karawang
2.449.668
268.239
287,95
401,16
16
Bekasi
17 18
Bandung Barat Kota Bogor
2.485.627 1.752.472 1.129.540
272.176 191.896 123.685
143,60 78,99 5,04
180,92 120,22 5,17
19
Kota Sukabumi
359.990
39.419
42,06
52,82
20
Kota Bandung
21
Kota Cirebon
2.811.965 388.412
307.910 42.531
1,25 6,14
4,39 4,77
22
Kota Bekasi
23 24
Kota Depok Kota Cimahi
2.490.061 1.912.539 673.671
272.662 209.423 73.767
1,14 1,62 3,02
1,38 1,89 4,28
25 26
Kota Tasimalaya Kota Banjar
731.164 210.804
80.062 23.083
65,99 124,94
87,95 172,93
49.168.582
5.383.960
146,94
209,36
Jumlah
Sumber: Data statistik tahun 2011, Provinsi Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012 dan Tahun 2013, BPS, BAPPEDA Provinsi Jawa Barat 2012, berdasarkan citra satelit GIS dan perhitungan Tim Konsultan Tahun 2014
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 12
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel5.4. Daya Dukung Lahan Pertanian terhadap Konsumsi Beras Proyeksi Tahun 2020 600.00 500.00
P/K Tahun 2011
400.00
P/K Tahun 2020
300.00 200.00 100.00
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah
Kota Banjar
Kota Tasimalaya
Kota Cimahi
Kota Depok
Kota Bekasi
Kota Cirebon
Kota Bandung
Kota Sukabumi
Kota Bogor
Bandung Barat
8
Bekasi
Kuningan
7
Karawang
Ciamis
6
Purwakarta
Tasikmalaya
5
Subang
Garut
4
Indramayu
Bandung
3
Sumedang
Cianjur
2
Majalengka
Sukabumi
1
%
Cirebon
Bogor
0.00
26
Gambar 5.2. Rasio Daya Dukung Lahan Pertanian di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 dan Tahun 2020
700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00
Kota Banjar
Kota Tasimalaya
Kota Cimahi
Kota Depok
Kota Bekasi
Kota Cirebon
Kota Bandung
Kota Sukabumi
Kota Bogor
Bandung Barat
8
Bekasi
Kuningan
7
Karawang
Ciamis
6
Purwakarta
Tasikmalaya
5
Subang
Garut
4
Indramayu
Bandung
3
Sumedang
Cianjur
2
Majalengka
Sukabumi
1
%
Cirebon
Bogor
P/K Tahun 2012 P/K Tahun 2020
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Gambar 5.3. Rasio Daya Dukung Lahan Pertanian di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 dan Tahun 2020
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 13
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Gambar 5.4. Daerah Lahan Basah Budidaya Pendederan Ikan di Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 14
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Gambar 5.5. Peta Daerah Lahan Basah Kecamatan Bojongsoang
Gambar 5.6.Daerah Lahan Basah Budidaya Pendederan ikan Lokasi: Desa Tegalluar Kecamatan Bojongsoang
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 15
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3. Daya Tampung Beban Pencemaran Lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Daerah Aliran Sungai
yang sudah memiliki perhitungan daya tampung beban
pencemaran adalah DAS Cimanuk, DAS Cilamaya, Hulu yang ada di Kabupaten Bandung.
dan DAS Bekasi, serta DAS Citarum
Sungai sungai
yang memiliki aktifitas tinggi
adalah DAS Citarum, DAS Bekasi, DAS Cilamaya yang semuanya aliran air berhilir ke Laut Jawa.
5.3.1. Daya Tampung Beban Pencemaran Air DAS Citarum Hulu di Kabupaten Bandung Daya tampung beban pencemaran air (DTBPA) sangat tergantung karakteristik sungai, antara lain debit air sungai dan baku mutu airnya. Perhitungan DTBPA anak-anak sungai dan induk sungai Citarum mengacu kepada KEPMEN LH No. 110 tahun 2003 dan pendekatan keseimbangan massa zat pencemar. Perhitungan DTBPA menggunakan parameter debit air dan kualitas air. Besaran debit air berfluktuasi sesuai dengan kondisi musim. Demikian juga kadar kualitas air
berfluktuasi tergantung kepada fluktuasi
besaran beban pencemaran yang masuk. Debit airnya ditentukan pada saat kondisi musim kemarau atau debit minimal, umumnya Q90% berdasarkan hasil perhitungan statistik catatan debit selama 5 tahun. Apabila tidak ada data maka menggunakan data debit minimal di musim kemarau. Analisa data hidrologi dari tiga pos pantau di Citarum Hulu adalah sebagai berikut: a) Debit air Citarum di Majalaya adalah Q90% = 0.69 m3/detik. b) Debit air Citarum di Dayeuhkolot adalah Q90% = 0.60 m3/detik. c) Debit air Citarum di Nanjung Q90% = 8.77 m3/detik Hasil analisa hidrologi tersebut digunakan untuk perhitungan DTBPA beberapa lokasi di Sungai Citarum. Jumlah DTBPA anak-anak sungai DAS Citarum hulu adalah BOD 1.031,34ton/tahun dan COD
8.593,52
ton/tahun,
Anak sungai yang memiliki
DTBPA relatif tinggi adalah Cisanguy,Ciwidey, Cirasea, Cikapundung dan Ciwidey. DTBPA Sungai Cisangkuy adalah yang tertinggi yaitu BOD 289,50 ton/tahun dan COD 2.412,50 ton/tahun. Sedangkan
DTBPA induk Sungai Cutarum di Nanjung adalah BOD 1.238,25
ton/tahun dan COD 10.318,75 ton/tahun. (Tabel 5.6)
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 16
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.5. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Anak Sungai Citarum di Kabupaten Bandung No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 15 16 17 18 19 20 21
Sungai Cieuri Sal.Majalaya Cirasea Citarik Cikeruh Cikopo Cipamokolan Cidurian Ciwatra Cimuncang Ciganitri Cikapundung Cisangkuy Cipalasari Citepus Cijambe Cijalupang Cimariuk Cikambuy Cilampeni Cicukang Ciwidey Cigondewah Cibeureum Cibogo Cibodas Jumlah
BOD Ton/tahun 17,03 17,03 94,61 6,62 5,68 19,87 52,98 5,68 7,57 7,57 11,35 91,77 289,50 64,33 15,14 39,74 35,95 7,57 21,76 19,87 0,1 122,99 15,14 20,81 30,27 10,41 1.031,34
COD Ton/tahun 141,91 141,91 788,40 55,19 47,30 165,56 441,50 47,30 63,07 63,07 94,61 764,75 2.412,50 536,11 126,14 331,13 299,59 63,07 181,33 165,56 0,00 1.024,92 126,14 173,45 252,29 86,72 8.593,52
(Sumber: BPLH Kabupaten Bandung, Tahun 2009)
DTBPA Anak Sungai Citarum BOD > 10 ton/tahun 350 300 250 200 150 100 50 0
Gambar5.7. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Anak Sungai di Kabupaten Bandung (Sumber: BPLH Kabupaten Bandung, 2009)
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 17
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.6. Beban Limbah Penduduk No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Kecamatan
Jumlah Penduduk 2013 107.198 114.054 92.036 74.260 81.297 48.449 117.016 71.276 92.888 67.507 74.502 141.285 233.336 114.577 108.884 154.161 154.072 78.978 102.970 66.659 122.206 77.321 173.114 170.325 111.374 48.980 84.455 122.335 138.871 48.247 107.355
Soreang Katapang Kutawaringin Ciwidey Pasirjambu Rancabali Banjaran Pameungpeuk Arjasari Cangkuang Cimaung Pengalengan Baleendah Dayeuhkolot Bojongsoang Majalaya Ciparay Solokanjeruk Pacet Kertasari Paseh Ibun Cileunyi Rancaekek Cicalengka Nagreg Cikancung Margahayu Margaasih Cilengkrang Cimenyan Jumlah potensi beban 3.299.988 DTBPA anak sungai Rasio BP/DTBPA PPA Penduduk %
Jumlah Penduduk 2027 191.684 189.831 271.651 116.461 121.966 92.359 129.874 120.287 133.424 99.800 164.219 235.654 437.115 196.994 202.666 183.582 163.697 131.350 83.354 103.926 236.775 62.548 251.901 293.454 222.750 90.352 128.482 206.224 177.755 94.103 162.159
Beban BOD Tahun2013 ton/tahun 2.073,75 2.206,37 1.780,44 1.436,56 1.572,69 937,25 2.263,67 1.378,83 1.796,92 1.305,92 1.441,24 2.733,16 4.513,88 2.216,49 2.106,36 2.982,24 2.980,52 1.527,83 1.991,95 1.289,52 2.364,08 1.495,77 3.348,89 3.294,94 2.154,53 947,52 1.633,78 2.366,57 2.686,46 933,34 2.076,78
Beban BOD Tahun2027 ton/tahun 3.708,13 3.672,28 5.255,09 2.252,94 2.359,43 1.786,68 2.512,41 2.326,95 2.581,09 1.930,63 3.176,82 4.558,73 8.455,99 3.810,85 3.920,57 3.551,39 3.166,72 2.540,97 1.612,48 2.010,45 4.580,41 1.209,99 4.873,02 5.676,87 4.309,10 1.747,86 2.485,48 3.989,40 3.438,67 1.820,42 3.136,97
5.296.397
63.838,00 1.031,34
102.45,009 1.031,34
61,90 98,38
99,35 98,99
(Sumber: BPLH Kabupaten Bandung, 2009)
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 18
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.1.2. Pengendalian Pencemaran Air Potensi timbulan beban pencemaran limbah penduduk sangat tinggi apabila dibandingkan dengan DTBPA sungai, yaitu pada tahun 2013 adalah 63.838,00 ton BOD/tahun dan proyeksinya ;pada tahun 2027 adalah 102.450,0 ton BOD/tahun. Ratio potensi beban pencemaran terhadap DTBPA sangat tinggi, yaitu pada tahun 2013 adalah 61,9 dan proyeksi tahun 2027 adalah 99,35. Sebagian timbulan beban pencemaran dari industri dan pertambangan, penduduk, peternakan dan pertanian telah diolah di tempat (on site traetment) dan sebagian telah diolah di instalasi pengolah air limbah (off site traetment) , dan sebagian lagi terolah secara alamiah di sepanjang saluran limbah dan anak sungai (self
purification). Oleh karena itu beban pencemaran air pada sungai lebih rendah dari potensi timbulannya. Akan tetapi hasil pemantauan beban pencemaran air sungai menunjukkan masih tinggi dan lebih tinggi dari DTBPA sungai. Sebagai indikator DTBPA BOD dan COD Sungai Citarum hulu di lokasi Nanjung adalah sebagai berikut (Tabel 5.7 dan Gambar 5.8): a) DTBPA-BOD adalah 1.238,25 ton/tahun, sedangkan beban BOD jauh lebih tinggi yaitu 9.704,45 ton/tahun sehingga memerlukan pengendalian pencemaran air (PPA) sebesar 87,24% b) DTBPA-COD adalah 10.318,75 ton/tahun, sedangkan beban COD adalah 29.859,84 ton/tahun sehingga memerlukan pengendalian pencemaran air (PPA) sebesar 65,44%.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 19
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.7. DTBPA dan Pengendalian Beban Pencemaran Air di S.Citarum BOD DTBPA Beban BOD BOD (ton/thn) (ton/thn) 1 Majalaya 52,25 96,43 2 Sapan 236,08 3.816,34 3 Cijeruk 435,7 5.038,85 4 Dayeuhkolot 526,28 6.469,63 5 Margahayu 1.041,36 8.286,11 6 Nanjung 1.238,25 9.704,45 Sumber: BPLH Kabupaten Bandung, 2010 No
Lokasi S.Citarum
PPA % 45,82 93,81 91,35 91,87 87,43 87,24
COD DTBPA Beban COD COD (ton/thn) (ton/thn) 435,46 2.780,82 1.967,33 12.072,08 3.631,39 14.929,92 4.385,66 16.982,78 8.678,02 25.754,11 10.318,75 29.859,84
PPA % 84,34 83,70 75,68 74,18 66,30 65,44
Gambar 5.8. Beban Pencemaran Air dan DTBPA S.Citarum (Sumber: BPLH Kabupaten Bandung, Tahun 2009)
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 20
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.1.2.Status Mutu Air Dampak pencemaran air dapat dipantau dan dinilai tingkat pencemarannya, antara lain dengan metoda Storet. Pemantauan kualitas air dilakukan oleh BPLH Kabupaten Bandung secara rutin. Pemantauan pada tahun 2012 meliputi 75 lokasi pada anak-anak sungai Citarum hulu, dengan hasil penilaian status kualitas air cemar sedang 4 lokasi dan camar berat 71 lokasi dengan frekwensi 3 kali yaitu bulan Mei, Juli dan Oktober. Parameter yang dipantau adalah 22 yaitu sebagai berikut: a) Kelompok kulaitas air pH, TDS, TSS, Temp, DO, BOD, COD Nitrat, Nitrit, Detergen, Total P, Fenol, Sulfida, Cl₂ ,CN, dan F b) Kelompok parameter logam yaitu Cd, Cr, Cu , Zn, Pb, c) Parameter bakteri yaitu Bakteri Coli Nilai Storet negatif menunjukkan status cemar, dimana peranan parameter terhadap status mutu cemar tersebut adalah sebagi berikut (Tabel 5.8, Gambar 5.9)): a) Logam berat berperan terbesar yaitu 47,48% yang diduga berasal dari limbah industri dan pertambangan. b) Bakteri berperan 15,63% meskipun hanya oleh 1 parameter yang menunjukkan peran besar. c) Parameter lainnya sebanyak 16 berperan 36,89%. Kondisi tersebut menunjukkan apabila pengendalian pencemaran air dilakukan berbasis parameter maka hasilnya sebagai berikut: a) Kandungan
logam
berat
dalam
memperketat baku
mutu
air
air
limbah
dapat
limbah (BMAL) maka
dikendalikan
dengan
dapat mengendalian
pencemaran air sebesar 47,48%. b) Kandungan bakteri dari limbah penduduk dan ternak dikendalikan dengan pengolahan terpusat IPAL maupun IPLT dan menurunkan pencemaran 15,63%. c) Apabila kedua upaya tersebut diterapkan maka dapat mengolah pencemaran air 63,11%.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 21
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.8. Peranan Parameter Kualitas Air Sebagai Pencemar
Parameter Semua Parameter Bakteri Coli tinja Logam Berat Paramter lain
Jumlah Nilai Status Pencemaran -5451 -852 -2588 -2011
Persentase Status Pencemaran (%) 100 15,63 47,48 36,89
16% 37%
Bakteri Logam Berat Paramter lain
47%
Gambar 5.9.Peranan Parameter Kualitas Air Sebagai Pencemar
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 22
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DAS CITARUM HULU KABUPATEN BANDUNG
Gambar 5.10.
Nanjung DTBPA (kg/hari) BOD 3440 COD 28663
Dayeuhkolot DTBPA (kg/hari) BOD 1462 COD 12182
Daraulin DTBPA (kg/hari) BOD 3328 COD 27734 Margahayu DTBPA (kg/hari) BOD 2893 COD 24106
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
Rancamanyar DTBPA (kg/hari) BOD 2605 COD 21708
DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR DAS CITARUM HULU KABUPATEN BANDUNG
Sapan DTBPA (kg/hari) BOD 656 COD 5465
Majalaya DTBPA (kg/hari) BOD 52 COD 432
Cijeruk DTBPA (kg/hari) BOD 1210 COD 10087
Wangisagara DTBPA (kg/hari) BOD 52 COD 432
V - 23
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.2. Daya Tampung Beban Pencemaran Daerah Aliran Sungai Cimanuk Perhitungan DTBPA Sungai berdasarkan data pemantauan kualitas air di waktu musim kemarau dan MAS pada DAS Cimanuk. DTBPA-BOD pada
DAS Cimanuk
berdasarkan hasil pemantauan pada beberapa pos pantau dari hulu sampai ke hilir adalah 8,493.12 kg/hari, yang merupakan jumlah DTBPA tiap ruas sungai yang dipantau (Tabel5.9) DTBPA-COD pada
DAS Cimanuk adalah 14.342,40 kg/hari, juga merupakan jumlah
DTBPA tiap ruas sungai yang dipantau (Tabel 5.10).
Tabel 5.9. Daya Tampung Beban Pencemaran Air BOD Pada DAS Cimanuk
No
1 2 3 4
Lokasi
Kadar mg/l
Bayongbong Sukaregang Tomo Jatibarang Jumlah
Beban
Debit m3/det
MAS
0,9 14,6 9,15 14,5
6 6 6 6
5 3,9 1,4 4,3
(kg/hari) 388,80 4.919,62 1.106,78 5.387,04 11.802.24
Beban MAS DTBPA Kg (Hari) 466,56 7,568,64 4.743,36 7.516,80 12.726,72
Sisa DTBPA (kg/hari) 77,76 2.649,02 3.636,58 2.129,76 8.493,12
Tabel 5.10. Daya Tampung Beban Pencemaran Air COD Pada DAS Cimanuk No
Lokasi
1 2 3 4
Bayongbong Sukaregang Tomo Jatibarang Jumlah Sisa DTBPA
Kadar mg/l 27,8 12,8 27 24,4
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
Debit m3/det 0,9 14,6 9,15 14,5
MAS 25 25 25 25
Beban (kg/hari) 2.161,73 16.146,43 21.345,12 30.568,32
Beban MAS 1.944,00 31.536,00 19.764,00 31.320,00
Sisa DTBPA (kg/hari) -217,73 15.389,57 -1.581,12 751,68 14.342,40
V - 24
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
Kg/Hari
Gambar 5.11. Peta Daya Tampung Beban Pencemaran Air DAS di Provinsi Jawa Barat
PENCEMARAN
V - 25
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.3. Daya Tampung Beban Pencemaran DAS Cilamaya 5.3.3.1. Beban Pencemaran Regional DAS Cilamaya Wilayah kabupaten yang berada pada DAS Cilamaya adalah Kab.Subang, Kab.Purwakarta, dan Kab.Karawang. Jumlah luas wilayah Kabupaten pada DAS Cilamaya tersebut adalah 111.594,84Ha. Yang terluas adalah Kab.Karawang yaitu 35,0 % dari luas DAS, kemudian Kab.Purwakarta 29,1 %, dan Kab.Subang 7,0 % (Tabel 5.11). Perkiraan proyeksi penduduk pada tahun 2008 pada DAS Cilamaya adalah 1.072.482jiwa dengan perkiraan jumlah emisi beban pencemaran air 53.624,09kg BOD /hari, dengan rincian emisi tiap kabupaten tercantum pada Tabel 5.12. DTBPA regional pada DAS dihitung berdasarkan debit musim kemarau sebagai debit aliran mantap, yaitu hanya 6,02 m3/detik dengan rincian debit regional pada tiap kabupaten tercantum pada Tabel 5.13. Perhitungan beban pencemaran agar memenuhi MAS didasarkan transmisi sumber pencemaran yang diolah terlebih dulu dan terurai pada sungai karena memiliki sifat self
purification. Agar beban pencemaran regionalmemenuhi MAS pada DAS Cilamaya maka tingkat transmisi yang memasuki sungai pada tiap wilayah kabupaten berkisar 5,15 – 8,5 %, atau 91,5 – 94,85 % jumlah tingkat pengolahan dan self purification yang diperlukan agar memenuhi MAS (Tabel 5.14) Tabel 5.11. Luas Wilayah Kabupaten pada DAS Cilamaya No 1 2 3
Nama Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Jumlah Luas DAS
Luas Kabupaten/Kota (Ha) 217.646,00 100.037,00 192.191,00
Luas Kabupaten/Kota Dl DAS (Ha) 15.237,07 29.077,01 67.280,76 111.594,84
% 7,0 29,1 35,0
Tabel 5.12. Jumlah Penduduk Tahun 2008 Pada Tiap Kabupaten Dalam DASCilamaya
No 1 2 3
Kabupaten/Kota Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Jumlah Penduduk DAS
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
Penduduk Kab/Kota 1.431.130 831.380 2.087.110
% Luas Kab/Kota dl.DAS 7,00 29,07 35,01
Penduduk DAS 100.191 241.651 730.640 1.072.482
Emisi BOD kg/hari 5.009,56 12.082,55 36.531,98 53.624,09
V - 26
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.13. Debit Aliran Mantap Pada Wilayah Kabupaten Dalam DAS Cilamaya No
Kab/Kota 1 2 3
Luas dl DAS (%)
Luas dl DAS (Ha)
Kab. Subang Kab. Purwakarta Kab. Karawang Jumlah
15.237,07 29.077,01 67.280,76 111.594,84
13,65 26,06 60,29 100,00
Aliran Mantap m3/detk 0,82 1,57 3,63 6,02
Tabel 5.14 . Potensi Emisi Beban Limbah dan Tingkat Transmisinya Memenuhi Mutu Air Sasaran Dalam DAS Cilamaya (Ekivalen Beban Pencemaran Limbah Penduduk) No Kabupaten/Kota
Penduduk DAS
1 Kab. Subang 2 Kab. Purwakarta 3 Kab. Karawang Jumlah
Emisi BOD kg/hari
100.191 241.651 730.640 1.072.482
5.009,56 12.082,55 36.531,98 53.624,09
(Alokasi) Transmisi Debit Kadar BOD Beban BOD % Air mg/l kg/hari 8,5 425,81 0,82 6,00 6,75 815,57 1,57 6,02 5,15 1.881,40 3,63 6,00 3.122,78 6,02 6,00
5.3.3.2. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Cilamaya Perhitungan DTBPA Sungai Cilamaya berdasarkan data pemantauan kualitas air di waktu musim kemarau dan MAS pada DAS Cilamaya. DTBPA-BOD berdasarkan hasil pemantauan pada beberapa pos pantau dari hulu sampai ke hilir S.Cilamaya dan MAS BOD 6,0 mg/l (Kelas 3) adalah negatif, yang menunjukkan sungai sudah tidak memiliki DTBPA (Tabel 5.15). DTBPA-COD yang dihitung berdasarkan data pemantauan dan MAS COD 25 mg/l (Kelas 2) di hulu sungai dan MAS COD 50 mg/l (Kelas 3) di hilir sungai adalah 2.146,18 kg/hari. Tabel 5.15. Daya Tampung Beban Pencemaran Air BOD Pada DAS Cilamaya No
Lokasi 1 2 3
Wanayasa Barugbug Cilamaya
Jumlah
Kadar mg/l
Debit m3/det
2,54 15,59 24,3
0,3 8,64 6
Tingkat pengolahan
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
MAS (mg/l) 6 6 6
Beban (kg/hari) 65,84 11.637,87 12.597,12 24.300,83
Beban MAS DTBPA (kg/hari) 155,52 4.478,98 3.110,40 7744,9
Sisa DTBPA (kg/hari) 89,68 -7.158,90 -9.486,72 -16.555,93
V - 27
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.16. Daya Tampung Beban Pencemaran Air COD Pada DAS Cilamaya No
Lokasi Wanayasa Barugbug Cilamaya
1 2 3
Kadar mg/l 21 44 54,7
Debit m3/det 0,3 8,64 6
MAS (mg/l) 25 50 50
Beban (kg/hari) 544,32 32.845,82 28.356,48
Beban MAS (kg/hari) 648,00 37.324,80 25.920,00
Jumlah Sisa DTBPA Tingkat pengolahan
Sisa DTBPA (kg/hari) 103,68 4.478,98 -2.436,48 2.146,18
5.3.4. Daya Tampung Beban Pencemaran DAS Bekasi 5.3.4.1. Beban Pencemaran Regional DAS Bekasi Wilayah kabupaten/ kota yang berada pada DAS Bekasi adalah Kab.Bogor, Kab.Bekasi, dan Kota Bekasi. Jumlah luas wilayah kabupaten/ kota pada DAS Bekasi adalah 133.691,87Ha, yang terluas adalah Kab.Bogor yaitu 47,87 % dari luas DAS, kemudian Kab.Bekasi 43,29 %, dan Kota Bekasi 8,84 % (Tabel 5.17). Perkiraan proyeksi penduduk pada tahun 2008 pada DAS Bekasi adalah 3.321.225jiwa dengan perkiraan jumlah emisi beban pencemaran air
166.061,23kg
BOD/hari, dengan rincian emisi tiap kabupaten tercantum pada Tabel 5.18. DTBPA regional pada DAS dihitung berdasarkan debit musim kemarau sebagai debit aliran mantap, yaitu 21,44 m3/detik dengan rincian debit regional pada tiap kabupaten tercantum pada Tabel 5.19. Hasil perhitungan beban pencemaran air agar memenuhi MAS pada DAS Bekasi maka tingkat transmisi yang memasuki sungai pada tiap wilayah kabupaten berkisar 1,57– 8,8 %, atau jumlah tingkat pengolahan dan self purification yang diperlukan agar memenuhi MAS sebesar 91,2 – 98,43 % (Tabel 6.20)
Tabel 5.17. Luas Wilayah Kabupaten dan Kota Dalam DAS Bekasi No 1 2 3
Nama Kabupaten Bogor Kota Bekasi Kabupaten Bekasi Jumlah Luas DAS
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
Luas Kab/Kota (Ha) 314.378,00 21.861,00 127.130,00
Luas Kab/Kota dl.DAS (Ha) 63.997,94 11.820,40 57.873,53
% 47,87 8,84 43,29
133.691,87
V - 28
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.18. Jumlah Penduduk Tahun 2008 Pada Tiap Kabupaten dan Kota Dalam DAS Bekasi
Penduduk Kab/Kota 4.750.670 2.324.330 2.405.770
No
Luas DAS dlm.Kab/Kota % 20,4 54,1 45,5
Kabupaten/Kota 1 Kabupaten Bogor 2 Kota Bekasi 3 Kabupaten Bekasi Jumlah Penduduk dlm.DAS Keterangan : Emisi limbah penduduk = 50 gr/orang/hari
Penduduk DAS 969.137 1.257.463 1.094.625
Emisi BOD kg/hari 48.456,83 62.873,13 54.731,27
3.321.225
166.061,23
Tabel 5.19. Debit Aliran Mantap Pada Wilayah Kabupaten dan Kota Dalam DAS Bekasi
No 1 2 3
Kab/Kota Kabupaten Bogor Kota Bekasi Kabupaten Bekasi Jumlah Luas DAS
Luas dl DAS (Ha) 63.997,94 11.820,40 57.873,53 133.691,87
Luas Kab/Kota dl DAS (%) 47,87 8,84 43,29 100,00
Aliran Mantap m3/det 10,26 1,90 9,28 21,44
Tabel 5.20. Potensi Emisi Beban Limbah dan Tingkat Transmisinya Memenuhi Mutu Air Sasaran Dalam DAS Bekasi (Ekivalen Beban Pencemaran Limbah Penduduk) No
Kabupaten/Kota
1 Kabupaten Bogor 2 Kota Bekasi 3 Kabupaten Bekasi Jumlah
Penduduk DAS
Emisi BOD Transmisi Beban BOD kg/hari % kg/hari
969.136,68 1,257.462,53 1.094.625,35 3.321.224,56
48.456,83 62.873,13 54.731,27 166.061,23
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
11 1,57 8,8
5.330,25 987,11 4.816,35 11.133,71
Debit Kadar Air BOD mg/l M3/det 10,26 6,01 1,90 6,03 9,28 6,01 21,44 6,01
V - 29
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.4.2. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Sungai Bekasi Perhitungan DTBPA Sungai Bekasi dihitung berdasarkan data pemantauan kualitas air di waktu musim kemarau dan MAS pada DAS Bekasi, yaitu MAS BOD 6,0 mg/l (Kelas 3) dan MAS COD 50,0 mg/l (Kelas 3) pada seluruh ruas sungai dari hulu ke hilir. DTBPA-BOD DAS Bekasi adalah negatif, yang menunjukkan sungai sudah tidak memiliki DTBPA (Tabel 5.21).Namun DTBPA-COD adalah 47,167.40 kg/hari, meskipun pada beberapa ruas menunjukkan nilai negatif (Tabel 5.22).
Tabel 5.21. Daya Tampung Beban Pencemaran Air BOD Pada DAS Bekasi
No
Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8
Pekapuran Wanaherang Cileungsi Cikeas, Bojongkulur Cikarang, Jonggol Cikarang,Cikarang Bekasi Margajaya Bekasi Babelan
Kadar mg/l 3,3 16,4 5,4 5,34 7,1 8,3 13,9 27,3
Debit m3/det 3,11 8,46 11,68 3,6 1,11 10,66 25,1 3,7
MAS 6 6 6 6 6 6 6 6
Jumlah Sisa DTBPA
Beban (kg/hari)
Beban MAS DTBPA (Kg/HariI
Sisa DTBPA (kg/hari)
886,72 11.987,48 5.449,42 1.660,95 680,92 7.644,50 30.144,10 8.727,26 67181,35
1.612,22 4.385,66 6.054,91 1.866,24 575,42 5.526,14 13.011,84 1.918,08 45.950,51
725,,50 -7,601,82 605,49 205,29 -105,49 -2.118,36 -17.132,26 -6.809,18 -32.230,83
Tabel 5.22. Daya Tampung Beban Pencemaran Air COD Pada DAS Bekasi
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Lokasi Pekapuran Wanaherang Cileungsi Cikeas, Bojongkulur Cikarang, Jonggol Cikarang,Cikarang Bekasi Margajaya Bekasi Babelan
Kadar mg/l 14 66,8 20,1 23 29,9 25,1 50,8 87,3
Jumlah Sisa DTBPA
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
Debit m3/det 3,11 8,46 11,68 3,6 1,11 10,66 25,1 3,7
MAS 50 50 50 50 50 50 50 50
Beban (kg/hari) 3.761,86 48.827,06 20.283,96 7.153,92 2.867,53 23.117,70 110.166,91 27.908,06
Beban MAS 13.435,20 36.547,20 50.457,60 15.552,00 4.795,20 46.051,20 108.432,00 15.984,00
Sisa DTBPA (kg/hari) 9.673,34 -12.279,86 30.173,64 8.398,08 1.927,67 22.933,50 -1.734,91 -11.924,06 47.167,40
V - 30
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.5. Daya Tampung Beban Pencemaran DAS Bekasi di Kota Bekasi 5.3.5.1.DayaTampungBebanPencemaran Air Sungai Bekasi Perhitungan DTBPA ruas sungai di Kota Bekasi dihitung dengan model berdasarkan Q minimal dankadar BOD dan COD Kelas 3.Penguraian zat pencemar organik yaitu parameter BOD rata-rata hanyalah 10 % saja, karena ruas sungai relatif pendek dan itu proses self purification relatif rendah. Hasil pemodelan tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 5.23); a) Jumlah DTBPA ruassungai di Kota Bekasiadalah BOD 7,96 ton/haridan COD 53,0 ton/hari, sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 4,0 ton/haridan COD 26,5 ton/hari b) DTBPA ruashulusungai (Segmen 3A) adalah BOD 6,35 ton/haridan COD 42,3 ton/hari, sedangkanalokasibebanpencemaran air adalahBOD 3,17 ton /haridan COD 21,16 ton/hari. c) DTBPA ruashilirsungai (Segmen 3B)
sangatrendahyaitu
BOD 1,6 ton/haridan
COD 10,7 ton/hari, sedangkanalokasibebanpencemaran BOD 0,8 ton/haridan COD 5,36 ton/hari. Tabel 5.23.DayaTampungBebanPencemaran Air danAlokasi Kota Bekasi Segmen Sungai
BMA Kelas 3 BOD Mg/l 6
COD Mg/l 40
DO Mg/l 3
Q min
DTBPA Sungai
M3/det.
AlokasiBebanPencemaran Kota Bekasi BOD COD kg/hari kg/hari
BOD kg/hari
COD kg/hari
6.348
42.319
3.174
21.159
1.607
10.714
804
5.357
7.955
53.033
3.978
26.516
Segmen 3 A 12,245 (hulu) Segmen 3 B 6 40 3 3,100 (hilir) JumlahSegmen 3 Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2014
Kualitas air sungaipadabulanJuli 2014 menunjukkankadar BOD sesuaiKelas 3, namundidugapadabulanAgustuskualitas di hilir (Segmen 3B) tidakmemenuhiKelas 3 karenadebitnyasangatrendah.Bebanpencemaran air yang masuk Sungai Bekasidarisumber point
source
dannon
point
source
ada
masukkesaluranpengairandansalurandrainase.
yang
langsungmasuksungaiada
Salurandrainase
D2
dan
D3
yang yang
melintasiKecamatanRawalumbu, Bekasi Selatan, BekasiTimurdanKecamatanBekasi Utara menunjukkanbebanpencemaran yang tinggi. Bebannyaberkisar 1,0sampai 2,0 ton
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 31
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
BOD/haridanmengalirmenuju Sungai Bekasihilir (Segmen 3B). Bebandrainasemelebihi DTBPA Sungai Bekasi (Tabel 5.24).
Tabel 5.24.BebanPencemaranSalurandanSaluranDrainase No
Lokasi
Kecamatan
Debit m3/det 0,05
BebanBOD kg/hari 43,20
1
D1- Tengah A
Bekasi Selatan
2
D1- Tengah B
0,11
85,54
3
D1- Hilir
Bekasi Selatan Jatiasih Bekasi Barat
0,16
304,13
4
D2- Hulu
Rawalumbu
0,12
103,68
5
D2 Tengah
2,39
2.064,96
6
D2- Hilir
Rawalumbu BekasiTimur BekasiTimur
0,53
686,88
7
D3-Hulu
BekasiTimur
3,33
863,14
8
D3-Hilir A
Bekasi Utara
0,71
613,44
9
D3-Hilir B
Bekasi Utara
0,86
1.114,56
10
Kali BaruHulu
Jatisampurna
0,03
51,84
11
Kali Baru Tengah
Jatiasih
0,05
95,04
Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2014
Kondisitersebutsesuaidenganperhitunganpotensibebanpencemaran terbesarberasaldarikecamatan-kecamatanRawa
Lumbu,
Bekasi
yang Selatan
danBekasiTimur.Sedangkanjenissumberdanpotensiterbesarberasaldarilimbahpenduduk (berdasarkanperhitunganpotensitimbulan).
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 32
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.25.PotensiBebanPencemaran Point Source danNon Point Source di DAS Bekasi – Kota Bekasi Nama
BOD (kg/hari) Penduduk
Peternakan
630
264,15
Pertanian
Industri
Perdagangan
RumahSakit
Jumlah
0,19
894
Segmen 3A hulu Jatisampurna Jatiasih
2.530
293,9
4,98
Bantargebang
1.070
225,88
93,45
4,17
Rawalumbu
7.440
168,2
5,21
43,18
Bekasi Selatan
7.189
814,86
Bekasi Barat
0,08
1.394 76,52
0,99
7.658
2,78
8.083
589 19.448
Jumlah 3A
2.829
589 1.766,99
116,89
47,43
76,52
3,77
Segmen 3B hilir
21.460 0
Bekasi Barat
1.441
75,38
13,25
Bekasi Selatan
1.831
BekasiTimur
6.800
282,13
2,68
Bekasi Utara
1.200
69,24
10,19
Jumlah 3B
11.272
426,75
26,13
JumlahSegmen
30.720
2.193,74
143,02
1.530 1.831 88,44
6,99
1.279 88,44 47,43
164,96
11.813 10,76
Sumber: Hasil Perhitungan Tim Konsultan Tahun 2014
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
7.180
V - 33
33.280
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Gambar 5.12. Peta Potensi Beban Pencemar BOD pada Kecamatan di DAS Bekasi
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 34
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Gambar 5.13. Peta Potensi Beban Pencemar BOD pada Segmen di DAS Bekasi
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 35
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.6. Daya Tampung Beban Pencemaran Air DAS Cisadane di Kabupaten Bogor Perhitungan DTBPA ruassungai di Cisadane dihitung dengan model berdasarkan Q minimal dankadar BOD dan COD Kelas 2.Penguraian zat pencemar organik yaitu parameter BOD rata-rata hanyalah 20 % saja, karena ruas sungai relatif panjang dan itu proses self purification relatif rendah. Hasil pemodelan tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 5.26); a)
Jumlah DTBPA Cisadane
ruas Muara Jaya – Cijeruk adalah BOD 1730,16 Kg/hari
dan COD 14418,0 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 2306,88 Kg/hari dan COD 6055,56 Kg/hari b)
Jumlah DTBPA Cisadane ruas Rancabungur - Karihkil adalah BOD 3170,79 Kg/hari dan COD 26423,23 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 4650,49 Kg/hari dan COD 19447,53 Kg/hari Tabel 5.26.DayaTampungBebanPencemaran Air danAlokasi Sungai Cisadane BMA Kelas 2
Segmen Sungai
Q min
BOD Mg/l
COD Mg/l
DO Mg/l
M3/det.
3
25
3
6.675
3
25
3
12.233
Cisadane Ruas Muara Jaya-Cijeruk Rancabungur Karihkil
BebanPencemaran Sungai BOD COD kg/hari kg/hari
DTBPA Sungai BOD kg/hari
COD kg/hari
1730.16
14418,00
2306.88
6055.56
3170.79
26423.23
4650.49
19447.53
Ruas Muara Jaya-Cijeruk 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0
14418
6056 2307
1730
DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.14. DTBPA Ruas Muara Jaya - Cijeruk
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 36
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.7. DayaTampungBebanPencemaran Air Sungai Ciliwung Perhitungan DTBPA ruassungai di Cileungsi dihitung dengan modell berdasarkan Q minimal dankadar BOD dan COD Kelas 2.Penguraian zat pencemar organik yaitu parameter BOD rata-rata hanyalah 20 % saja, karena ruas sungai relatif panjang dan itu proses self purification relatif rendah. Hasil pemodelan tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 5.27);
Tabel 5.27.DayaTampungBebanPencemaran Air danAlokasi Sungai
BMA Kelas 2 Segmen Sungai Ciliwung Ruas Naringgul-Tugu Tugu-Leuwimalang Leuwimalang-Gadog Permata DepokParakan Kembang Jumlah
Q min
BOD Mg/l
COD Mg/l
DO Mg/l
M3/det.
3 3 3 3
25 25 25 25
3 3 3 3
0,191 1,031 2,215 3,074
a) Jumlah DTBPA Ciliwung
DTBPA Sungai BOD kg/hari
BebanPencemaran Sungai
COD kg/hari
BOD kg/hari
COD kg/hari
49,51 267,24 574,13
412,56 2226,96 4784,40
46,21 365,31 497,58
112,21 1824,34 1952,04
796,78 1687,66
6639,84 14063,76
1327,97 2237,07
2655,94 6544,53
ruas Naringgul-Tugu adalah BOD 49,51 Kg/hari dan
COD 412,56 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 46,21 Kg/hari dan COD 112,21 Kg/hari. b) Jumlah DTBPA Ciliwung ruas Tugu- Leuwimalang adalah BOD 267,24 Kg/hari dan COD 2226,96 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 365,31 Kg/hari dan COD 1824,34 Kg/hari. c) Jumlah DTBPA Ciliwung ruas Leuwimalang - Gadog adalah BOD 574,13 Kg/hari dan COD 4784,40 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 497,58 Kg/hari dan COD 1952,04 Kg/hari. d) Jumlah DTBPA Ciliwung 796,78
Kg/hari
ruas Permata Depok-Parakan Kembang adalah BOD dan
COD
6639,84
Kg/hari
sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 1327,97 Kg/hari dan COD 2655,94 Kg/hari.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 37
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Ruas Naringgul-Tugu 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.15. DTBPA Ruas Naringgul - Tugu
Tugu-Leuwimalang 2500 2000 1500 1000 500 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.16. DTBPA Ruas Tugu – Leuwimalang
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 38
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Leuwimalang-Gadog 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.17. DTBPA Ruas Leuwimalang-Gadog
Permata Depok-Parakan Kembang 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.18. DTBPA Ruas Permata Depok –Parakan Kembang
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 39
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.3.8. DayaTampungBebanPencemaran Air Sungai Cileungsi Perhitungan DTBPA ruassungai di Cileungsi dihitung dengan modell berdasarkan Q minimal dankadar BOD dan COD Kelas 2.Penguraian zat pencemar organik yaitu parameter BOD rata-rata hanyalah 20 % saja, karena ruas sungai relatif panjang dan itu proses self purification relatif rendah. Hasil pemodelan tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 5.28); d) Jumlah DTBPA Cileungsi ruas Pekapuran-Cikuda adalah BOD 515,81 Kg/hari dan COD 4.303,38 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 1.684,97 Kg/hari dan COD 4.384,37 Kg/hari. e) Jumlah DTBPA Cileungsi ruas Cikuda-Bojong Kulur adalah BOD 618,19 Kg/hari dan COD 5.151,60 Kg/harisedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 1.071,53 Kg/hari dan COD 2.946,72 Kg/hari. f) Jumlah DTBPA Cileungsi ruas Bojong Kulur-Sementigaroda adalah BOD 386,73 Kg/hari dan COD 3.222,72
Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah
BOD 657,43 Kg/hari dan COD 1.740,27 Kg/hari. g) Jumlah DTBPA Cileungsi ruas Sementigaroda-Wika adalah BOD 546,65 Kg/hari dan COD 4.555,44 Kg/hari sedangkanalokasibebanpencemaranadalah BOD 818,81 Kg/hari dan COD 2,095,50 Kg/hari. Tabel 5.28.DayaTampungBebanPencemaran Air danAlokasi Sungai Cileungsi BMA Kelas 2 Segmen Sungai Cileungsi Ruas PekapuranCikuda Ruas CikudaBojongkulur Ruas Bojong KulurSementigaroda Ruas SementigarodaWika Jumlah
Q min
BOD Mg/l
COD Mg/l
DO Mg/l
M3/det.
3
25
3
1,99
3
25
3
2,385
3
25
3
1,492
3
25
3
2,109
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
COD kg/hari
BebanPencemaran Sungai BOD COD kg/hari kg/hari
515,81
4.303,38
1.684,97
4.384,37
618,19
5.151,60
1.071,53
2,946,72
386,73
3.222,72
657,43
1.740,27
546,65 2067,38
4.555,44 17233,14
818,81 4232,74
2.095,50 8220,14
DTBPA Sungai BOD kg/hari
V - 40
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Ruas Pekapuran-Cikuda 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.19. DTBPA Ruas Pekapuran-Cikuda
Ruas Cikuda-Bojongkulur 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.20. DTBPA Ruas Cikuda-Bojongkulur
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 41
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Ruas Bojong Kulur-Semen Tiga roda 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.21. DTBPA Ruas Bojongkulur – Semen Tiga roda
Ruas Semen Tiga roda-Wika 5000 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 DTBPA, BOD Kg/Hari
DTBPA, COD Kg/Hari
BEBAN , BOD Kg/Hari
BEBAN, COD Kg/Hari
Gambar 5.22. DTBPA Ruas Semen Tiga Roda- Wika
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 42
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.4.Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Daya tampung Beban Pencemaran Air (DTBPA) waduk, khususnya untuk daya dukung budidaya perikanan KJA, dihitung berdasarkan beberapa aspek yaitu: a) BMA waduk dengan menggunakan parameter P-total sebagai indikator status trofik waduk b) Alokasi P-total dari DAS yang masuk waduk atau Pdas. c) Kadar P-total hasil pemantauan kualitas air waduk atau Pi d) Khususnya untuk perhitungan daya dukung budidaya perikanan KJA maka digunakan data beban P-total dari limbah pakan ikan. Pada saat awal KJA dikembangkan pada perairan waduk di masa lalu, dasar perhitungan jumlah petak KJA adalah 2,0 % dari luas waduk sehingga tidak memperhitungkan DTBPA. Padahal DTBPA waduk dipengaruhi oleh karakteristik waduk, antara lain hidro-morfologinya, serta BMA dan alokasi beban pencemaran khususnya Ptotal. Alokasi Pdas sangat tergantung pada beban pencemaran limbah penduduk, pertanian, peternakan dan industri. Khususnya beban pencemaran limbah penduduk perlu ada alokasi untuk proyeksi pengembangan jumlah penduduk di masa depan. Alokasi beban P-total tiap waduk kaskade di DAS Citarum perlu ditinjau juga, karena sisa beban pencemaran yang keluar dari Waduk Saguling akan memasuki Waduk Cirata dan yang keluar dari Waduk Cirata akan memasuki Waduk Jatiluhur.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 43
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.4.1.Daya Tampung Beban PencemaranAir Waduk Saguling a). Perhitungan Alternatif DTBPA Berdasarkan Kondisi Waduk DTBPA Waduk Saguling
dihitung berdasarkan kadar P-total rata-rata hasil
pemantauan pada air waduk yaitu 203,0 mg/l, sedangkan BMA parameter P-total adalah 100 atau 200 mg/m3. Data hasil pemantauan tersebut menunjukkan kualitas air waduk sudah tercemar berat sehingga tidak mampu menampung beban P-total. Hasil perhitungan DTBPA untuk budidaya perikanan KJA berdasarkan beberapa skenario dan alternatifnya, adalah sebagai berikut (Tabel 5.29): a. Perkiraan Kondisi Awal: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3 dan data hasil pemantauan P-total pada saat itu = 100 mg/m3 , maka DTBPA berdasarkan dP = 50
dihitung
3
mg/m dan daya dukung budi daya KJA = 3,621petak
dengan jumlah luas 0,50 % dari luas waduk. b. Alternatif 1: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 0,0 mg/m3, maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = -3,0 mg/m3 (negatif ), sehingga tidak memiliki DTBA tambahan. c. Alternatif 2: Apabila standar P-total 100 mg/m3 (menyisakan alokasi untuk Waduk Cirata dan waduk Jatiluhur) dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 0,0 mg/m3, maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = -103 mg/m3 (negatif ), oleh karena itu juga tidak memiliki DTBA tambahan. d. Alternatif 3: Seperti Alternatif 2, akan tetapi dialokasikan Pdas = 50,0 mg/m3 maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = -153 mg/m3 (negatif ), oleh karena itu juga tidak memiliki DTBA tambahan. Sebagai perbandingan, jumlah KJA di Wduk Saguling pada tahun 2008 adalah
6980
petak dan yang beroperasi adalah 6650. .
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 44
PT. ECOTERRA MULTIPLAN DTBPA WADUK DARMA Pengurangan Jumlah KJA Kondisi 2008 Dari 200 unit Pengurangan jumlah KJA -6 Unit
Gambar 5.23. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Saguling, Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Darma
DTBPA WADUK SAGULING Pengurangan Jumlah KJA Kondisi 2008 Dari 6980 unit Pengurangan jumlah KJA 3.359,08 Unit
DTBPA WADUK CIRATA Pengurangan Jumlah KJA Kondisi 2008 dari 49.985 unit Pengurangan jumlah KJA -44.505,42 Unit
DTBPA WADUK JATILUHUR Pengurangan Jumlah KJA Kondisi 2008 dari 15.810 unit Pengurangan jumlah KJA -9.118,53 Unit
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
V - 45
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.29. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Saguling Karakteristik Waduk &
Kondisi
Budidaya
Awal
Alt. 1
Alt. 2
Alt. 3
4869
4869
4869
4869
875
875
875
875
Kedalaman rata-rata (Ž) , (m)
17.97
17.97
17.97
17.97
Outflow (Qo), m3/sec
77.59
77.59
77.59
77.59
2,413.48
2,413.48
2,413.48
2,413.48
Flushing rate (ρ) = Qo/V (tahun-1)
2.758
2.758
2.758
2.758
Tw (tahun)
0.363
0.363
0.363
0.363
Pi , (mg/m3)
100
203
203
203
Pf atau Pstd (mg/m3)
200
200
100
100
Pdas
50
0
0
50
dP, (mg/m3)
50
-3
-103
-153
R
0.445
0.445
0.445
0.445
X
0.5
0.5
0.5
0.5
Rfish
0.722
0.722
0.722
0.722
Lfish, (gP/m2/thn)
8.924
-0.535
-18.383
-27.307
434,510.20
26,070.61
895,091.01
1,329,601.22
40
40
40
40
DD-IKAN (ton ikan/tahun)
10,862.76
-651.77
-22,377.28
-33,240.03
DD-PAKAN (ton pakan/tahun),
16,294.13
-977.65
-33,565.91
-49,860.05
3,621
-217
-7,459
-11,080
Luas KJA 150 petak/Ha, (Ha)
24.14
-1.45
-49.73
-73.87
Persen Luas KJA, %
0.50
-0.03
-1.02
-1.52
-3,359.08
-7,197.26
-14,439.09
-18,060.01
Area (A) , (Ha) 3
Volume(V), (juta m )
Total outflow (Qo), (juta,m3 /tahun)
KJA
La-fish (kgr P/tahun) P (Kg P/ton ikan)
KJA (petak), prod.3 ton/petak/th
Jumlah KJA saat ini a).Terpasang = 6980 b).Beroperasi = 6650 Pengurangan jumlah KJA
Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2008
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 46
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
b). Rekomendasi Pengendalian DTBPA Waduk Pemilihan kadar P-total dan beban P-total dan DTBPA P-total (dihitung dengan rumus model) adalah sebagai berikut: •
Kadar BMA untuk P-total adalah 200 mg/l, mengingat Waduk Saguling langsung menampung beban pencemaran air DAS Citarum hulu: DTBPA-BMA = 200 mg/l = 1738 ton P/tahun.
•
Kadar P-total DAS Citarum hulu adalah 150 mg/l, agar memberikan alokasi limbah penduduk dan industri, peternakan dan pertanian: DTBPA-DAS = 150 mg/l = 1303,5 ton P/tahun.
•
Kadar P-total alokasi KJA adalah: DTBPA-KJA = 50 mg/l = 434,5 ton P/tahun, berasal dari KJA = 3621 unit.
Kondisi di Waduk Saguling pada saat ini adalah sebagai berikut: •
Jumlah KJA terpasang = 6980 petak, sehingga perlu dikurangi 3359 petak
•
Kadar P-total hasil pemantauan rata-rata Waduk Saguling = 203 mg/l, sehingga melebihi batas DTBPA-BMA yaitu 200 mg/l, yang disebabkan kelebihan jumlah KJA dan kelebihan beban dari DAS. Sebagai alternatif pengurangan jumlah KJA, diperlukan pengurangan beban DAS, yaitu DTBPA-DAS = 3 mg/l = 26,1 ton P/tahun.
5.4.2. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Cirata a). Perhitungan Alternatif DTBPA Berdasarkan Kondisi Waduk DTBPA Waduk Jatiluhur dihitung berdasarkan kadar P-total rata-rata hasil pemantauan pada air waduk yaitu 147,0 mg/l, sedangkan BMA parameter P-total adalah 200 mg/m3 atau 100 mg/m3 (agar Waduk Jatiluhur yang ada dihilirnya mempunyai DTBPA). Data hasil pemantauan tersebut menunjukkan kualitas air waduk kurang mampu menampung beban P-total yang tinggi. Hasil perhitungan DTBPA untuk budidaya perikanan KJA berdasarkan beberapa sekenario dan alternatifnya, adalah sebagai berikut (Tabel 5.30): a. Perkiraan Kondisi Awal (perkiraan rona awal waduk): Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3 dan data hasil pemantauan P-total pada saat itu = 100 mg/m3 ,
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 47
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = 50 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 5,480petak dengan jumlah luas 0,59 % dari luas waduk. b. Alternatif 1: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah Pdas = 0,0 mg/m3, maka DTBPA dihitung b erdasarkan dP = 53,0 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 5.808petak dengan jumlah luas 0,62 % dari luas waduk. c. Alternatif 2: Apabila standar P-total 100 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 0,0 mg/m3, maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = 77 mg/m3 adalah negatif atau tidak memiliki DTBPA. d. Alternatif 3: Apabila standar P-total 100 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3, maka DTBPA sangat kecil yaitu dP = 3 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA hanya 329 petak. e. Alternatif 4: Apabila standar P-total tetap = 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3, maka DTBPA Sebagai perbandingan, jumlah KJA di Wduk Cirata pada tahun 2008 adalah 49.985 petak dan yang beroperasi 44.982 petak. Sedangkan
SK Gubernur Jawa Barat
menetapkan hanya 11,890 petak.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 48
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.30. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Cirata Karakteristik Waduk & Budidaya
Kondisi Awal
Alternatif 1
Alternatif 2
Alternatif 3
Alternatif 4
Area (A) , (Ha)
6200
6200
6200
6200
6200
Volume(V), (juta m3)
2165
2165
2165
2165
2165
34.92
34.92
34.92
34.92
34.92
100
100
100
100
100
3,110.40
3,110.40
3,110.40
3,110.40
3,110.40
Flushing rate (ρ) = Qo/V (tahun-1)
1.437
1.437
1.437
1.437
1.437
Tw (tahun)
0.696
0.696
0.696
0.696
0.696
Pi , (mg/m3)
100
147
147
147
147
Pf , (mg/m3)
200
200
100
100
200
Pdas
50
0
0
50
50
dP, (mg/m3)
50
53
-47
-97
3
R
0.527
0.527
0.527
0.527
0.527
X
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.763
0.763
0.763
0.763
0.763
10.606
11.242
-9.969
-20.575
0.636
657,549.35
697,002.31
-618,096.39
1,275,645.75
39,452.96
40
40
40
40
40
DD-IKAN (ton ikan/tahun)
16,438.73
17,425.06
-15,452.41
-31,891.14
986.32
DD-PAKAN (ton pakan/tahun),
30,904.82
32,759.11
-29,050.53
-59,955.35
1,854.29
5,480
5,808
-5,151
-10,630
329
36.53
38.72
-34.34
-70.87
2.19
0.59
0.62
-0.55
-1.14
0.04
44,505.42
-44,176.65
-55,135.80
-60,615.38
-49,656.23
Kedalaman rata-rata (Ž) , (m) Outflow (Qo), m3/sec Total outflow (Qo), (juta,m3 /tahun)
KJA (Beverage)
Rfish Lfish, (gP/m2/thn) La-fish (kgr P/tahun) P (Kg P/ton ikan)
KJA (petak), prod.3 ton/petak/th Luas KJA 150 petak/Ha, (Ha) Persen Luas KJA, % a). Jumlah KJA = 49.985 b). KJA beroperasi =44.982
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 49
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
b). Rekomendasi Pengendalian DTBPA Waduk Pemilihan kadar P-total dan beban P-total dan DTBPA P-total (dihitung dengan rumus model) adalah sebagai berikut: •
Kadar BMA untuk P-total adalah 150 mg/l, mengingat Waduk Cirata membuang sisa bebannya ke Waduk Jatiluhur, yang juga memerlukan alokasi beban pencemaran. DTBPA-BMA = 150 mg/l = 1973 ton P/tahun
•
Kadar P-total sisa DAS Citarum hulu dan anak-anak sungai yang langsung masuk waduk adalah 100 mg/l, agar memberikan alokasi limbah penduduk dan industri, peternakan dan pertanian: DTBPA-DAS = 100 mg/l = 1315 ton P/tahun
•
Kadar P-total alokasi KJA adalah: DTBPA-KJA = 50 mg/l = 657 ton P/tahun, berasal dari KJA = 5480 petak
Kondisi di Waduk Cirata pada saat ini adalah sebagai berikut: •
Jumlah KJA terpasang = 49985 petak, sehingga perlu dikurangi 44505 petak
•
Kadar P-total hasil pemantauan rata-rata Waduk Cirata = 147 mg/l, sehingga hampir mencapai batas DTBPA-BMA yaitu 150 mg/l, yang disebabkan kelebihan jumlah KJA dan kelebihan beban dari DAS. Sebagai alternatif pengurangan jumlah KJA, diperlukan pengurangan beban DAS, yaitu DTBPA-DAS = 3 mg/l = 39,42 ton P/tahun
5.4.3. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Jatiluhur a). Perhitungan Alternatif DTBPA Berdasarkan Kondisi Waduk DTBPA Waduk Jatiluhur dihitung berdasarkan kadar P-total rata-rata hasil pemantauan pada air waduk yaitu 123,0 mg/l, sedangkan BMA parameter P-total adalah 200 mg/m3. Data hasil pemantauan tersebut menunjukkan kualitas air waduk kurang mampu menampung beban P-total yang tinggi. Hasil perhitungan DTBPA untuk budidaya perikanan KJA berdasarkan beberapa sekenario dan alternatifnya, adalah sebagai berikut (Tabel 5.31): a. Perkiraan Kondisi Awal (perkiraan rona awal waduk): Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3 dan data hasil pemantauan P-total pada saat itu = 100 mg/m3 ,
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 50
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = 50 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 6,691 petak dengan jumlah luas 0,57 % dari luas waduk. b. Alternatif 1: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah Pdas = 50 mg/m3, maka DTBPA dihitung b erdasarkan dP = 27,0 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 3,613 petak dengan jumlah luas 0,31 % dari luas waduk. c. Alternatif 2: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 0,0 mg/m3, maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = 77 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 10,301 petak dengan jumlah luas 0,88 % dari luas waduk. d. Alternatif 3: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3, sedangkan P-total air waduk meningkat menjadi 200 mg/m3, maka DTBPA menjadi negatif yaitu sama sekali tidak memiliki DTBPA. Sebagai perbandingan, jumlah KJA di Wduk Jatiluhur pada tahun 2008 adalah 15.810 petak .
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 51
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.31. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Jatiluhur Karakteristik Waduk & Budidaya
Kondisi Awal
Alt 1
Alt 2
Alt 3
Area (A) , (Ha)
7780
7780
7780
7780
Volume(V), (juta m3)
2556
2556
2556
2556
32.85
32.85
32.85
32.85
123.62
123.62
123.62
123.62
3845.03
3845.03
3845.03
3845.03
Flushing rate (ρ) = Qo/V (tahun-1)
1.504
1.504
1.504
1.504
Tw (tahun)
0.665
0.665
0.665
0.665
Pi , (mg/m3)
100
123
123
200
Pf , (mg/m3)
200
200
200
200
Pdas
50
50
0
50
dP, (mg/m3)
50
27
77
-50
R
0.521
0.521
0.521
0.521
X
0.5
0.5
0.5
0.5
0.761
0.761
0.761
0.761
10.321
5.573
15.894
-10.321
1,236,583.51
-802,976.30
Kedalaman rata-rata (Ž) , (m) Outflow (Qo), m3/sec Total outflow (Qo), (juta,m3 /tahun)
KJA
Rfish Lfish, (gP/m2/thn) La-fish (kgr P/tahun)
802,976.30
433,607.20 40
40
40
40
DD-IKAN (ton ikan/tahun)
20,074.41
10,840.18
30,914.59
-20,074.41
DD-PAKAN (ton pakan/tahun),
37,739.89
20,379.54
58,119.42
-37,739.89
6,691
3,613
10,301
-6,691
44.61
24.09
68.70
-44.61
0.57
0.31
0.88
-0.57
-9,118.53
-12,196.61
-5,505.14
-22,501.47
P (Kg P/ton ikan)
KJA (petak), prod.3 ton/petak/th Luas KJA 150 petak/Ha, (Ha) Persen Luas KJA, % Jumlah KJA 2008 = 15.810 petak Pengurangan Jumlah KJA
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 52
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
b). Rekomendasi Pengendalian DTBPA Waduk Pemilihan kadar P-total dan beban P-total dan DTBPA P-total (dihitung dengan rumus model) adalah sebagai berikut: •
Kadar BMA untuk P-total adalah 200 mg/l, sehingga alokasi beban pencemaran DTBPA-BMA = 200 mg/l = 3212 ton P/tahun.
•
Kadar P-total sisa DAS Citarum dan anak-anak sungai yang langsung masuk waduk adalah 150 mg/l, agar memberikan alokasi limbah penduduk dan industri, peternakan dan pertanian: DTBPA-DAS = 150 mg/l = 2409 ton P/tahun.
•
Kadar P-total alokasi KJA adalah: DTBPA-KJA = 50 mg/l = 803 ton P/tahun, berasal dari KJA = 6691 petak.
Kondisi di Waduk Jatiluhur pada saat ini adalah sebagai berikut: •
Jumlah KJA terpasang = 15810 petak, sehingga perlu dikurangi 9119 petak
•
Kadar P-total hasil pemantauan rata-rata Waduk Jatiluhur = 123 mg/l, sehingga masih dibawah batas DTBPA-BMA yaitu 200 mg/l. Oleh karena itu masih ada sisa alokasi beban DAS sebagai cadangan perkembangan jumlah penduduk dan industri, yaitu DTBPA-DAS = 77 mg/l = 1237 ton P/tahun. Alokasi ini dapat juga digunakan untuk Waduk Cirata di hulunya, selama masa transisi sebelum jumlah KJA di Cirata dikurangi.
5.4.4. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Darma a). Perhitungan Alternatif DTBPA Berdasarkan Kondisi Waduk DTBPA Waduk Darma dihitung berdasarkan kadar P-total rata-rata hasil pemantauan pada air waduk yaitu 31,5 mg/l, sedangkan BMA parameter P-total adalah 200 mg/m3 . Data hasil pemantauan tersebut menunjukkan kualitas air waduk masih baik dan beban P-total masih rendah. Hasil perhitungan DTBPA untuk budidaya perikanan KJA berdasarkan beberapa sekenario dan alternatifnya, adalah sebagai berikut (Tabel 5.32):
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 53
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
a. Alternatif 1: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 0, maka DTBPA dihitung b erdasarkan dP = 118.5 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 194 petak dengan jumlah luas 0,33 % dari luas waduk. b. Alternatif 2: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 50 mg/m3, maka DTBPA dihitung b erdasarkan dP = 168.5 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 137 petak dengan jumlah luas 0,23 % dari luas waduk. c. Alternatif 3: Apabila standar P-total 200 mg/m3 dan beban P-total dari DAS di masa yang akan datang tidak bertambah yaitu Pdas = 68,5 mg/m3, maka DTBPA dihitung berdasarkan dP = 100 mg/m3 dan daya dukung budi daya KJA = 115 petak dengan jumlah luas 0,19 % dari luas waduk. Jumlah KJA di Waduk Darma pada Tahun 2008 adalah 200 petak dan yang beroperasi 180 petak, sehingga kondisinya relatif masih terkendali tidak separah waduk-waduk di DAS Citarum.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 54
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.32. Daya Tampung Beban Pencemaran Air Waduk Darma Karakteristik Waduk & Budidaya
Area (A) , (Ha)
Alt.1
Alt.2
Alt.3
397
397
397
37.9
37.9
37.9
9.55
9.55
9.55
Outflow (Qo), m3/sec
0.854
0.854
0.854
Total outflow (Qo), (juta,m3 /tahun)
26.56
26.56
26.56
Flushing rate (ρ) = Qo/V (tahun-1)
0.701
0.701
0.701
Tw (tahun)
1.427
1.427
1.427
Pi , (mg/m3)
31.5
31.5
31.5
Pf , (mg/m3)
200
200
200
0
50
68.5
dP, (mg/m3)
168.5
118.5
100
R
0.616
0.616
0.616
X
0.5
0.5
0.5
Rfish
0.808
0.808
0.808
Lfish, (gP/m2/thn)
5.868
4.127
3.483
23,297.37
16,384.20
13,826.33
40
40
40
582.43
409.61
345.66
1,094.98
770.06
649.84
ton/petak/th
194
137
115
Luas KJA 150 petak/Ha, (Ha)
1.29
0.91
0.77
Persen Luas KJA, %
0.33
0.23
0.19
3
Volume(V), (juta m ) Kedalaman rata-rata (Ž) , (m)
KJA (Beverage)
Pdas
La-fish (kgr P/tahun) P (Kg P/ton ikan) DD-IKAN (ton ikan/tahun) DD-PAKAN (ton pakan/tahun), KJA (petak), prod.3
Jumlah KJA saat ini: a). Jumlah yang ada = 200 b). Jumlah yang beroperasi =180
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 55
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
b). Rekomendasi Pengendalian DTBPA Waduk Pemilihan kadar P-total dan beban P-total dan DTBPA P-total (dihitung dengan rumus model) adalah sebagai berikut: •
Kadar BMA untuk P-total adalah 200 mg/l, sehingga alokasi beban pencemaran DTBPA-BMA = 200 mg/l = 27,7 ton P/tahun
•
Kadar P-total daerah tangkapan air waduk (hulu S.Cisanggarung) adalah 80 mg/l, agar memberikan alokasi limbah penduduk , peternakan dan pertanian: DTBPA-DAS = 80 mg/l = 11,2 ton P/tahun
•
Kadar P-total alokasi KJA adalah: DTBPA-KJA = 120 mg/l = 16,5 ton P/tahun, berasal dari KJA = 136 petak
Kondisi di Waduk Darma pada saat ini adalah sebagai berikut: •
Jumlah KJA terpasang = 200 petak, sehingga perlu dikurangi 64 petak
•
Kadar P-total hasil pemantauan rata-rata Waduk Darma = 31,5 mg/l, sehingga masih dibawah batas DTBPA-BMA yaitu 200 mg/l. Oleh karena itu masih ada sisa/cadangan alokasi beban DAS sebagai cadangan perkembangan jumlah penduduk, pertanian dan peternakan, yaitu DTBPA-DAS = 50 mg/l = 2,56 ton P/tahun. Alokasi ini dapat juga digunakan untuk Waduk Cirata di hulunya, selama masa transisi sebelum jumlah KJA di Cirata dikurangi.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 56
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.5. Daya Dukung Lingkungan Kawasan Persisir Selatan Terhadap Wilayah Usaha Pertambangan 5.5.1. Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pesisir Selatan Kabupaten Sukabumi Penilaian Kerusakan Lingkungan Kawasan Pesisir sedang dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: a) Zonasi/RTRW b) Sempadan Pantai c) Fungsi Lahan d) Fungsi Lindung Sand Dunes e) Kerusakan Lahan Daya dukung lingkungan terhadap WIUP Kabupaten Sukabumi sangat rendah bahkan tidak ada, disebabkan beberapa faktor berikut: a) WIUP di darat 2833 Ha dan WIUP di laut 5623 Ha b) WIUP meliputi kawasan budidaya lahan permukiman,sawah dan perkebunan di kawasan pesisir yang berpotensi alih fungsi, total seluas 2720 Ha, yaitu 96 % dari luas WIUP c) Luas belukar di pantai yang melindungi sand dune dan kawasan pantai didalam kawasan WIUP dan berpotensi rusak atau hilang oleh penambangan adalah 78,14 ha atau 2,76 % d) Luas lahan potensi tergenang tsunami > 50 % dari luas WIUP e) WIUP meliputi kawasan sempadan pantai 100 % dari panjang ruasnya WIUP di daratan tidak layak lingkungan karena tidak ada daya dukungnya yaitu DDL 1 didarat hanya 4 %, WIUP dilaut perlu dikendalikan agar tidak merusak lingkungan laut dan usaha perikanan.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 57
Gambar5.24. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2010, Izin Usaha Pertambangan dan Potensi Tsunami
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 58
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel5.33.Tutupan Lahan di Wilayah Ijin Usaha Penambangan Pasir Besi Kabupaten Sukabumi NO
JENIS
LUAS (HA)
%
1
Ladang
204.07
7
2
Perkebunan
954.24
34
3
Permukiman
167.89
6
4
Sawah
1394.27
49
Semak/ 5
Belukar
78.14
3
6
Sungai/Waduk/Situ
31.58
1
2830.2
100
JUMLAH Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia Tahun 2010
Semak/Belukar 3%
Sungai/Waduk Situ 1%
Ladang 7% Perkebunan 34%
Sawah 49%
Permukiman 6%
Gambar 5.25.Tutupan Lahan di WIUP Pasir Besi Kabupaten Sukabumi
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 59
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.34. Penilaian Daya Dukung Lingkungan Pertambangan Pasir Besi Kawasan Pesisir Kabupaten Sukabumi No
Parameter
1
WIUP Pasir besi di darat
2
Tutupan lahan
Luas Wilayah HA
Luas Wilayah % dari WIUP Darat
2833
100
Pemukiman
167,9
5,93
Sawah
1394,3
49,26
Ladang & tegalan (lahan kering)
204,1
7,21
Perkebunan
954,2
33,7
Rawa Jumlah kawasan budidaya
2720,5
96
-
-
Belukar
78,14
2,76
Tambak
-
-
Lain-lain
31,6
1,12
Hutan
3
Perairan laut
4
Potensi rawan tsunami
5
Zone sempadan
Melanggar
6
Sand dunes
Masuk WIUP
7
Kerusakan lahan
Rusak berat
2 WIUP Laut 5623
WIUP Laut 66,49
1103
50
DDL Kawasan Pesisir Darat
100 -
DDL1 WIUP di darat = 4% DDL2= 46%
Rekomendasi
WIUP di darat sebaiknya dicabut WIUP di laut perlu pengendalian dan pengawasan antisipasi kerusakan ekosistem laut
Sumber: KLHS Jabar Selatan Tahun 2012, BPLHD Jawa Barat
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 60
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.5.2. Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pesisir Kabupaten Cianjur Terhadap Wilayah Usaha Pertambangan Penilaian kerusakan lingkungan kawasan pesisir sedang dilakukan berdasarkan beberapa aspek, yaitu: a) Zonasi/RTRW b) Sempadan Pantai c) Fungsi Lahan d) Fungsi Lindung Sand Dunes e) Kerusakan Lahan Daya dukung lingkungan terhadap WIUP di Kabupaten Cianjur sangat rendah, disebabkan beberapa faktor berikut: a) WIUP di darat 5049 Ha b) WIUP meliputi kawasan budidaya lahan permukiman,sawah dan perkebunan di kawasan pesisir yang berpotensi alih fungsi, total seluas 4760,4 Ha, yaitu 94,28 % dari luas WIUP c) Luas belukar di pantai yang melindungi sand dune dan kawasan pantai didalam kawasan WIUP dan berpotensi rusak atau hilang oleh penambangan adalah 135,6 ha atau 2,68 % d) Luas lahan potensi tergenang tsunami > 50 % dari luas WIUP e) WIUP meliputi kawasan sempadan pantai 11 % dari panjang ruasnya f) WIUP meliputi kawasan pesisir yang ada sand dunes yang berpotensi ditambang sehingga berdampak mempertinggi rawan tsunami WIUP tidak layak lingkungan karena tidak ada daya dukungnya, DDL 1 hanya 5,2%, Selain itu juga berpotensi merusak dunes, melanggar zone sempadan dan mempertinggi rawan dampak tsunami
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 61
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel5.35Tutupan Lahan di Wilayah Ijin Usaha Penambangan Pasir Besi Kabupaten Cianjur LUAS NO
JENIS
1
Hutan
2
(HA)
% 49
1
Ladang/Tegalan
1858
37
3
Perkebunan
1124
22
4
Permukiman
286
6
5
Rawa
25
0
6
Sawah
1468
29
7
Semak/Belukar
136
3
8
Sungai/Waduk/Situ
104
2
JUMLAH
5049
100
Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia
Semak/ Belukar 3%
Sungai/Waduk/ Situ 2%
Sawah 29%
Rawa 0% Permukiman 6%
Hutan 1%
Ladang/ Tegalan 37%
Perkebunan 22%
Gambar 5.26.Tutupan Lahan di WIUP Pasir BesiKabupaten Cianjur
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 62
Gambar5.27. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2010, Izin Usaha Pertambangan dan Potensi Tsunami di Kabupaten Cianjur
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 63
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.36. Penilaian Daya Dukung Lingkungan Pertambangan Pasir Besi Kawasan Pesisir Kabupaten Cianjur No
Parameter
Luas Wilayah
Luas Wilayah
HA
% dari WIUP Darat
1
WIUP Pasir besi di darat
6 WIUP 5049 Ha
2
Tutupan lahan Pemukiman
286,1
5,66 %
Sawah
24,5
29,07 %
Ladang & tegalan (lahan
1858
36,79 %
1123,6
22,25 %
24,5
0,48 %
4760,4
94,28%
Hutan
49,2
0,97 %
Belukar
135,6
2,68 %
Lain-lain
104,1
2,0 %
2074
41 %
Sebagian melanggar
11 %
kering) Perkebunan Rawa/tambak Jumlah kawasan budidaya
3
Perairan laut
4
Potensi rawan tsunami
5
Zone sempadan
6
Sand dunes
Masuk WIUP
7
Kerusakan lahan
Rusak berat
DDL Kawasan Pesisir Darat
DDL 1 = 5,2 % DDL 2 = 65,27
Rekomendasi
WIUP di darat sebaiknya dicabut karena tidak memiliki daya dukung
Sumber: KLHS Jabar Selatan Tahun 2012 , BPLHD Jawa Barat
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 64
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.5.3. Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pesisir Selatan Kabupaten Garut Penilaian Kerusakan Lingkungan Kawasan Pantai
sedang dilakukan berdasarkan
beberapa aspek, yaitu: a) Zonasi/RTRW b) Sempadan Pantai c) Fungsi Lahan d) Fungsi Lindung Sand Dunes e) Kerusakan Lahan Daya dukung lingkungan terhadap WIUP di Kabupaten Garut sangat rendah, disebabkan beberapa faktor berikut: a) WIUP di darat 4381 Ha atau 60 % dari luas WIUP b) WIUP meliputi kawasan budidaya lahan permukiman,sawah dan perkebunan di kawasan pesisir yang berpotensi alih fungsi, total seluas 3243,5 Ha, yaitu 74 % dari luas WIUP c) Luas belukar di pantai yang melindungi sand dune dan kawasan pantai didalam kawasan WIUP dan berpotensi rusak atau hilang oleh penambangan adalah 1011,2 ha atau 23,1 % d) Luas lahan potensi tergenang tsunami 50 > % dari luas WIUP e) WIUP meliputi kawasan sempadan pantai 80 % dari panjang ruasnya f) WIUP meliputi kawasan pesisir yang ada sand dunes yang berpotensi ditambang sehingga berdampak mempertinggi rawan tsunami WIUP
tidak layak lingkungan karena tidak ada daya dukungnya, DDL hanya
26%, Selain itu juga berpotensi merusak dunes, melanggar zone sempadan dan mempertinggi rawan dampak tsunami
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 65
Gambar5.28. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2010, Izin Usaha Pertambangan dan Potensi Tsunami di Kabupaten Garut
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 66
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.37.Tutupan Lahan di Wilayah Ijin Usaha Penambangan Pasir Besi Kabupaten Garut No
Jenis
Luas
%
1
Hutan
15
0
2
Ladang/Tegalan
421
10
3
Perkebunan
842
19
4
Permukiman
136
3
5
Sawah
1828
42
6
Semak/Belukar
1011
23
7
Sungai/Waduk/Situ
111
3
8
Tambak
15
0
4381
100
JUMLAH
Gambar 5.29. Tutupan Lahan di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Pasir Besi di Kabupaten Garut
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 67
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.38. Penilaian Daya Dukung Lingkungan Pertambangan Kawasan Pantai Kabupaten Garut No
Parameter
Luas Wilayah HA
Luas Wilayah % dari WIUP Darat
1
WIUP Pasir besi di darat
4381
60
2
Tutupan lahan Pemukiman
136,4
3,1
Sawah
1828,5
41,7
Ladang & tegalan (lahan kering)
421,1
9,6
Perkebunan
842,2
19,2
Tambak
15,4
0,4
-
-
3243,5
74
14,9
0,3
Belukar
1011,2
23,1
Lain-lain
111,4
2,5
3
Perairan laut
2961,9
40,3
4
Potensi rawan tsunami
5
Zone sempadan
6
Sand dunes
Masuk WIUP
7
Kerusakan lahan
Rusak berat
Rawa/tambak Jumlah Kawasan Budidaya Hutan
1541 Melanggar
DDL Kawasan Pesisir Darat
21 % 82 %
DDL1 =26 % (rendah) DDL2 = 55,2 %
Rekomendasi
WIUP di darat sebaiknya dicabut WIUP di laut perlu pengendalian dan pengawasan
Sumber: KLHS Jabar Selatan Tahun 2012 , BPLHD Jawa Barat
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 68
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.5.4. Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pesisir Selatan Kabupaten Tasikmalaya Daya dukung lingkungan terhadap WIUP di Kabupaten Tasikmalaya sangat rendah, disebabkan beberapa faktor berikut: a) WIUP di darat 855,6 Ha atau 22,6 % dari luas WIUP b) WIUP meliputi kawasan budidaya lahan permukiman,sawah dan perkebunan di kawasan pesisir yang berpotensi alih fungsi, total seluas 658,6 Ha, yaitu 76 % dari luas WIUP darat c) Luas belukar di pantai yang melindungi sand dune dan kawasan pantai didalam kawasan WIUP dan berpotensi rusak atau hilang oleh penambangan adalah 101,2 ha atau 11,8 % d) Luas lahan potensi tergenang tsunami 20 % dari luas WIUP e) WIUP meliputi kawasan sempadan pantai 95 % dari panjang ruasnya f) WIUP meliputi kawasan pesisir yang ada sand dunes yang berpotensi ditambang sehingga berdampak mempertinggi rawan tsunami WIUP tidak layak lingkungan karena tidak ada daya dukungnya, DDL 1 hanya 24,1 %, Selain itu juga berpotensi merusak dunes, melanggar zone sempadan dan mempertinggi rawan dampak tsunami.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 69
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.39. Tutupan Lahan di WIUP Pasir Besi Kabupaten Tasikmalaya LUAS No
JENIS
HA
%
1
Hutan
10.90
1
2
Ladang/Tegalan
42.59
5
3
Perkebunan
289.15
34
4
Permukiman
95.77
11
5
Sawah
231.14
27
6
Semak/Belukar
101.05
12
7
Sungai/Situ
85.01
10
JUMLAH
855.58
100
Sungai/ Waduk/Situ 10% Semak/ Belukar 12%
Hutan 1%
Ladang/ Tegalan 5% Perkebunan 34%
Sawah 27%
Permukiman 11%
Gambar 5.30.Tutupan Lahan di WIUP Pasir BesiKabupaten Tasikmalaya
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 70
Gambar 5.31.Penggunaan Lahan Tahun 2010, Izin Usaha Pertambangan dan Potensi Tsunami di WIUP Pasir BesiKabupaten Tasikmalaya
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 71
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.40.Luas Tsunami di WIUP Kabupaten Tasikmalaya No.
Jenis
1
Tsunami di WIUP
2
Tidak Terkena Tsunami
Ha
Jumlah
%
179.1
21
675.9
79
855
100
Tsunami di WIUP 21%
Tidak Terkena Tsunami 79%
Gambar 5.32 Persentasi Lahan Tsunami di WIUP Tabel 5.41. Sempadan di WIUP Kabupaten Tasikmalaya No
Jenis
1
Melanggar Sempadan
2
Tidak melanggar Sempadan
Panjang M
Jumlah
%
62,242
95
3,432
5
65,674
100
Tidak melanggar Sempadan 5%
Melanggar Sempadan 95%
Gambar 5.33 Persentasi Pelanggaran WIUP di Sempadan Pantai
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 72
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
5.5.5. Daya Dukung Lingkungan Kawasan Pesisir Selatan Kabupaten Ciamis Daya dukung lingkungan terhadap WP di Kabupaten Ciamis sangat rendah, disebabkan beberapa faktor berikut: g) WP di darat 30.926 Ha h) WP meliputi kawasan budidaya lahan permukiman,sawah dan perkebunan di kawasan pesisir yang berpotensi alih fungsi, total seluas 27.290,60 Ha, yaitu 88 % dari luas WP darat i)
Luas belukar di pantai yang melindungi sand dune dan kawasan pantai didalam kawasan WP dan berpotensi rusak atau hilang oleh penambangan adalah 2500,79 ha atau 8 %
j) Luas lahan potensi tergenang tsunami 2 % dari luas WP k) WP meliputi kawasan sempadan pantai 2 % dari panjang ruasnya l)
WP meliputi kawasan pesisir yang ada sand dunes yang berpotensi ditambang sehingga berdampak mempertinggi rawan tsunami WP didarat sebaiknya dicabut karena tidak memiliki daya dukung lingkungan,
DDL 1 WP didarat hanya 12 %, sedangkan untuk DDL 2 = 69,3 %.
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 73
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.42. Penilaian Daya Dukung Lingkungan Pertambangan Kawasan Pantai Kabupaten Tasikmalaya No
Parameter
Luas Wilayah
Luas Wilayah
HA
% dari WIUP Darat
855,6
22,6
Pemukiman
95,8
11
Sawah
231,1
27
Ladang & tegalan (lahan
42,6
5
289,1
34
Rawa
-
-
Tambak
-
-
658,6
76,9
Hutan
10,9
1
Belukar
101,2
11,8
Lain-lain
85
10
2923
77.4
1
WIUP Pasir besi di darat
2
Tutupan lahan
kering) Perkebunan
Jumlah Kawasan Budidaya
3
Perairan laut
4
Potensi rawan tsunami
5
Zone sempadan
6
Sand dunes
Masuk WIUP
7
Kerusakan lahan
Rusak berat
DDL Kawasan Pesisir Darat
Ada 21 % Melanggar
197
95 %
DDL1= 24,1 % DDL2= 62 %
Rekomendasi
WIUP di darat sebaiknya dicabut WIUP di laut perlu pengendalian dan pengawasan
Sumber: KLHS Jabar Selatan Tahun 2012 , BPLHD Jawa Barat
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 74
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.43. Tutupan Lahan di Wilayah Penambangan Kabupaten Ciamis NO
JENIS
LUAS HA
%
1
Hutan
931
2
Ladang
3
Perkebunan
20,177
4
Permukiman
1,156
5
Sawah
3,478
11
6
Semak/Belukar
2,501
8
7
Sungai/Situ/Waduk
204
1
2,479
JUMLAH
Sawah 11%
8 65 4
30,927
Semak/ Sungai/Situ/ Belukar Waduk 8% 1%
Permukiman 4%
3
100
Hutan 3% Ladang 8%
Perkebunan 65%
Gambar 5.34. Tutupan Lahan di Wilayah Penambangan Kabupaten Ciamis
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 75
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel5.44. Sempadan Pantai WP Kabupaten Ciamis No
Jenis
Luas HA
%
728
2
1
Tsunami di WP
2
WP Tidak Terkena Tsunami
30198
510
Jumlah
30926
522
Tsunami di WP 2%
WP Tidak Terkena Tsunami 98%
Gambar 5.35. Tsunami di WPKabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis Tabel 5.45.Sempadan Pantai WP Kabupaten Ciamis No
Jenis
Panjang (M)
%
1
Tidak Melanggar
46303
98
2
Melanggar
1086
2
47389
100
Jumlah
Melanggar 2%
Tidak Melanggar 98%
Gambar 5.36. Pelanggaran Sempadan Pantai oleh WPKabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 76
Gambar 6.37. Penggunaan Lahan Tahun 2010, Izin Usaha Pertambangan dan Potensi Tsunami di WIUP Pasir BesiKabupaten Ciamis
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 77
Penyusunan KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP Strategis Untuk evaluasi RTRW P R O V I N S I J A W A B A R A T
Tabel 5.46. Penilaian Daya Dukung Lingkungan Wilayah Pertambangan Kawasan Pantai Kabupaten Ciamis No
Parameter
Luas Wilayah HA
Luas Wilayah % dari WP Darat
1
WP di darat
30.926
100
2
Tutupan lahan 1156,46
3,7
33.478,01
27
2479,14
8
20177
65
Rawa
-
-
Tambak
-
-
27290.60
88
Hutan
931,32
3
Belukar
2500,79
8
Lain-lain
204,2
1
Pemukiman Sawah Ladang & tegalan (lahan kering) Perkebunan
Jumlah Kawasan Budidaya
3
Perairan laut
4
Potensi rawan tsunami
5
Zone sempadan
Melanggar
6
Sand dunes
Masuk WP
7
Kerusakan lahan DDL Kawasan Pesisir Darat
Ada 2 % 2%
Rusak berat 3636,31
DDL1 WP di darat = 12 % DDL2= 69,3%
Rekomendasi
WP di Darat sebaiknya dicabut karena tidak memiliki daya dukung
Sumber: KLHS Jabar Selatan Tahun 2012, BPLHD Jawa Barat
PT. ECOTERRA MULTIPLAN
V - 78