Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2007 - Nanggroe Aceh Darussalam
BOX 1 : Sektor Pertanian di Aceh, Potensi dan Proyeksinya Sektor pertanian merupakan sektor utama bagi perekonomian Aceh. Kontribusi terhadap PDRB tanpa migas Aceh tahun 2001-2006 merupakan yang tertinggi yaitu berkisar 37,24 – 42,88%. Sektor pertanian Aceh juga menyerap tenaga kerja terbesar, yakni sekitar 35% dari jumlah angkatan kerja yang berjumlah 2.487.426 orang. Selain itu sekitar 70% rumah tangga pedesaan umumnya bergantung kepada sektor pertanian khususnya sub-sektor tanaman bahan makanan. Menurut luas lahan secara umum, sektor pertanian didominasi oleh sub sektor perkebunan ketimbang subsektor tabama. Total luas lahan perkebunan mencapai sekitar 1.103.803 ha sedangkan luas lahan persawahan hanya sebesar 390.366 (Aceh dalam Angka 2005). Sedangkan menurut sumbangan terhadap PDRB sektor pertanian, sektor pertanian didominasi oleh sub-sektor tabama (34,36%) sedangkan sub-sektor perkebunan menempati peringkat kedua dengan sumbangan sebesar 20,29%. Artinya perhatian pada sektor pertanian dapat difokuskan pada kedua sub-sektor ini. Berdasarkan tabel pertumbuhan dibawah, terlihat sektor pertanian NAD mengalami pertumbuhan pada kisaran 2-3% pertahunnya dan sempat meningkat sampai 6,04% ditahun 2004 yang didorong oleh pertumbuhan sub-sektor perkebunan sebesar 22,36%. Namun untuk tahun 2005 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,89% akibat kerusakan yang ditimbulkan bencana gempa dan tsunami dipenghujung tahun 2004. Meski, pada tahun 2006, sektor ini kembali tumbuh, namun pertumbuhan yang sebesar 1,52% masih dibawah pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya atau dengan kata lain terjadi perlambatan. Pertumbuhan Sektor Pertanian (dalam persen) LAPANGAN USAHA PERTANIAN
2001
2002
2003
2004
2005
2006
3.31
2.13
3.27
6.04
(3.89)
1.52
9.32
4.61
0.53
7.66
-3.34
1.09
-1.17
-1.19
14.17
22.36
5.23
0.26
1.50
1.43
3.19
-1.01
-8.32
2.28
d. K e h u t a n a n
-5.68
-3.03
-0.99
-24.52
-14.49
3.00
e. P e r i k a n a n
2.93
3.79
3.75
15.60
-5.55
2.72
a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasilnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan sektor pertanian Aceh seperti yang telah disebutkan sebelumnya antara lain adalah sebagai berikut : a. Kerusakan lahan sawah akibat bencana tsunami, yaitu seluas 20.000 ha. Sedangkan kerusakan lahan pertanian secara keseluruhan yang meliputi lahan sawah, ladang dan kebun diperkirakan mencapai lebih 88.000 ha. Hal ini mempengaruhi produksi pertanian pangan dan perkebunan. b. Fasilitas sarana dan prasarana yang masih kurang seperti akses/jalan transportasi yang belum baik, dan alat-alat-alat pertanian yang sebagian besar masih sederhana. c. Keterbatasan modal dan SDM petani/pengusaha pertanian/perkebunan untuk mengelola pertanian secara modern. d. Kelangkaan pupuk dan benih, sehingga petani sulit mendapatkan hasil yang optimal. Potensi Sektor pertanian di Aceh sebenarnya mempunyai potensi yang tinggi untuk tumbuh pesat mengingat luasnya lahan pertanian dan program pemerintah serta NGO untuk mendorong sektor pertanian seiring program rehabilitasi dan rekonstruksi dalam iklim yang jauh lebih kondusif pasca MoU Helsinki dan kesuksesan Pilkada NAD tahun 2006 lalu. a. Lahan potensial untuk pertanian dan perkebunan yang belum diberdayakan masih sangat luas. Ketersediaan lahan kering, marginal dan sawah terlantar mencapai 1.564.438 ha, luas lahan tegalan sebesar 983.389 ha, lahan pekarangan 240.594 ha, lahan tidur 340.455 ha, dan lahan sawah terlantar seluas 53.603 ha. Sedangkan untuk perkebunan diperkirakan seluas 761.572 ha yang
INBOX
Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2007 - Nanggroe Aceh Darussalam
b. c.
d.
berasal dari lahan tidur dan lahan eks HGU yang dapat dialihfungsikan menjadi kawasan perkebunan. Perbaikan fasilitas sarana dan prasarana seperti jalan, irigasi dan lainnya serta bantuan dari pemerintah maupun NGO dalam rangka program rehab-rekon Aceh. Permintaan pasar hasil pertanian dan perkebunan yang cukup tinggi dan menarik misalnya kebutuhan beras nasional yang belum terpenuhi, kenaikan harga kelapa sawit, kopi dan kakao, tentunya akan mendorong peningkatan produksi pertanian dan perkebunan. Ketersediaan tenaga kerja dalam jumlah banyak dan kultur masyarakat Aceh yang turun temurun terkenal sebagai masyarakat agraris (petani rempah-rempah).
Proyeksi Berdasarkan perhitungan Angka Ramalan II (ARAM II) yang dilakukan BPS bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, pada tahun 2007 diperkirakan terjadi peningkatan produksi sektor petanian khususnya produksi beras, dan komoditi palawija (jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu) kecuali komoditi ubi jalar. Peningkatan produksi didorong oleh peningkatan luas panen dan produktivitas seiring kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi selain program pemerintah seperti perbaikan irigasi, penyediaan pupuk dan lainnya. Sebagai ilustrasi, pada periode Januari – April 2007 realisasi luas panen mencapai 149,37 ribu hektar, sedangkan periode Mei-Agustus 2007 luas panen diperkirakan mencapai 97,62 ribu hektar, dan pada periode September-Desember 2007 diperkirakan mencapai 107,04 ribu hektar, sehingga diperkirakan total luas panen tahun 2007 mencapai 354,03 ribu hektar dengan produktivitas 42,12 kuintal/hektar. Bila dibandingkan dengan luas panen tahun 2006 yang sebesar 320,79 ribu hektar diperkirakan terjadi peningkatan sebesar 10,36%. Sedangkan produksi padi sendiri terjadi peningkatan sebesar 10,40% dari 1,35 juta ton menjadi 1,49 juta ton. Meskipun potensi-potensi yang telah dijelaskan sebelumnya seperti luas lahan yang menganggur, kultur masyarakat dan faktor eksternal lainnya tersebut dapat diwujudkan, namun untuk mencapai peningkatan pertumbuhan sektor pertanian secara signifikan membutuhkan waktu yang tidak singkat. a. Program-program pemerintah daerah NAD seperti untuk membangun/rehabilitasi sarana dan prasarana pertanian dan perkebunan, peningkatan kualitas SDM dan meningkatkan akses permodalan, direncanakan efektif berjalan pada tahun 2008 - 2012. b. Rehabilitasi dan rekonstruksi khususnya terkait pertanian yang dijalankan oleh BRR (Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi) NAD-Nias baru akan selesai akhir tahun 2009 sejalan berakhirnya masa tugas BRR. Berdasarkan hal tersebut, diperkirakan sektor pertanian akan mengalami peningkatan pertumbuhan secara optimal (seperti sebelum tsunami) paling cepat tahun 2009. Meskipun demikian, dimungkinkan sektor pertanian dapat segera meningkat pertumbuhannya tanpa harus menunggu lama bila rencana investor yang berhasil dijajagi pemerintah daerah NAD yang ingin berinventasi di Aceh terealisasi, program pengentasan kemiskinan pemda dengan membagi lahan perkebunan kepada masyarakat yang bekerjasama dengan investor dari luar negeri.
Sumber : Aceh dalam Angka 2005, BPS NAD. Aceh Triple-A Project, Pengembangan Ekonomi Daerah-NAD, Bappeda NAD. Berita Resmi Statistik BPS NAD No.16/07/11/Th.I. 2 Juli 2007.
INBOX