CAIRAN TUBUH , KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH ELEKTROLIT, ASAM

Komposisi Cairan Tubuh ... Pengaturan peningkatan dan penurunan/hilangnya cairan tubuh ... Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Kompartemen Intraselular...

22 downloads 840 Views 7MB Size
CAIRAN TUBUH , KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH ELEKTROLIT, ASAM-BASA TERAPI CAIRAN Dondin Sajuthi

PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, PDHI CAB. JABAR V June, 2015

PENDAHULUAN • Cairan tubuh sangat penting untuk semua proses kehidupan diantaranya untuk kelangsungan proses metabolisme dan media transportasi ion, gizi dan sisa metabolisme, juga untuk sekresi ensim dan hormon dalam mempertahankan suhu tubuh, volume dan tekanan darah

I. CAIRAN TUBUH • Cairan Intraselular (ICF atau CIS) – Berada dalam sel-sel tubuh – Terdapat 2/3 dari total cairan tubuh (adults) – Kation utama potassium (kalium, K)

• Cairan Ekstraselular (ECF atau CES) – Berada diluar sel – Merupakan 1/3 dari total cairan tubuh – Kation utama  sodium (natrium, Na)

CAIRAN EKSTRASELULAR a. Darah : Dehidrasi  Hipovolemia ; (plasma) b. Cairan interselular c. Cairan transeluler “Third space” d. Cairan dalam GI Tract.

Komposisi Tubuh 60 50 40 30

East

20 10 0

Liquid

Protein

Lemak

Mineral

Komposisi Cairan Tubuh Anjing atau Kucing Bahan Padat (40%)

Total Cairan Tubuh (60%)

Cairan Intraselular (40%) Cairan Extraselular (20%)

Cairan Interstisial (15%)

Plasma (5%)

Komposisi Cairan Tubuh Anjing atau Kucing Anjing (BB: 10 kg) Jumlah cairan intraseluluar 40% Jumlah cairan interstisial 15% Jumlah cairan Intravaskular 5% Jumlah cairan tubuh 60%

= 4000cc = 1500cc = 500cc = 6000cc

Kucing (BB: 5 kg) Jumlah cairan intraseluluar 40% Jumlah cairan interstisial 15% Jumlah cairan Intravaskular 5% Jumlah cairan tubuh 60%

= 2000cc = 750cc = 250cc = 3000cc

Volume Total Cairan Tubuh dipengaruhi : 1. Cairan masuk (haus – intake air) 2. Cairan keluar (ginjal)

Kontrol mekanisme “ volume efektif bersirkulasi”  CES  perfusi jaringan dan stimulasi reseptor Volume efektif bersirkulasi  volume dan tekanan darah, sirkulasi darah kepusat reseptor

Note : WATER INTAKE

 Intake = Output  Intake berlebih pada hewan kecil dan pasien muda  80% ingestion dan 20% metabolisme INTAKE RATAAN : 40-60 ml/kg

HOMEOSTASIS • Keseimbangan lingkungan interna tubuh antara cairan tubuh, elektrolit, asam dan basa dalam tubuh yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tubuh

NILAI NORMAL SERUM Anjing

Kucing

Hematokrit

37.0 – 55.0 (%)

24.0 – 45.0 (%)

Natrium (Na+)

140 – 153 mmol/L

145 – 155 mmol/L

Kalium (K+)

3.8 – 5.6 mmol/L

3.7 – 5.2 mmol/L

Klorida (Cl-)

106 – 118 mmol/L

117 – 124 mmol/L

Magnesium (Mg2+)

1.5 – 2.7 mg/dL

1.7 – 2.6 mg/dL

Kalsium (Ca2+)

8.7 – 11.8 mg/dL

7.2 – 11.4 mg/dL

Fosfor (PO4)

2.6 – 6.8 mg/dL

2.7 – 7.6 mg/dL

Ureum (BUN)

10 – 20 mg/dL

20 – 30 mg/dL

Kreatinin

1 – 2 mg/dL

1 – 2 mg/dL

pH

5.0 – 7.0

5.0 – 7.0

Berat Jenis

1.015 – 1.045

1.015 – 1.060

Total Protein

5.4 – 7.5 g/dL

5.7 – 8.0 g/dL

Keseimbangan Cairan Bersifat konstan dan dipengaruhi oleh: • Permeabilitas membran • Tekanan osmotik hidrostatik  antara intrasel dan interstisial • Tekanan osmotik koloid (protein plasma)  antara plasma dan interstisial

Pengaturan peningkatan dan penurunan/hilangnya cairan tubuh • Regulasi peningkatan cairan tubuh tergantung pada volume pasokan pemasukan air (water intake) – Pusat haus: hypothalamus  memaksa minum • Distimulasi oleh : – Impuls syaraf dari osmoreceptors pada hypothalamus •  di PV atau  osmolalitas plasma – Hypothalamic osmoreceptors lose water to plasma » Increased transmission of nerve impulses to thirst centre – Mulut dan pharink kering kurang saliva  dari plasma darah –  in PV = BP • Peningkatan angiotensin II (via JGC) – stimulates thirst centre • Regulasi hilangnya cairan tubuh tergantung (and solute) pada eksresi urin.

Fungsi Umum Cairan Tubuh • Dasar  - Sifat polar air (ikatan kovalen) - Ionisasi • Fisik  Turgor sel dan air radiator • Transport  larut (ikatan kovalen dengan air)  protein, obat • Mediator  reaksi biokimia tubuh (metabolisme dan reaksi radikal bebas) • Homeostasis  (keseimbangan asam basa dan elektrolit)

Fungsi Khusus Cairan Tubuh (1) Cairan Intraselular  Pemeliharaan kesejahteraan sel  Perpindahan cairan dan kandungannya ke semua bagian sel

Fungsi Khusus Cairan Tubuh (2) • Cairan Interstisial Memindahkan cairan dan kandungannya - Dari satu sel ke sel yang lain - Dari sel ke pembuluh darah

Fungsi Khusus Cairan Tubuh (3) Cairan Intravaskular (serum dan plasma) memindahkan sel darah dan cairan beserta kandungannya dari satu bagian ke bagian tubuh yang lain

Pergerakan Cairan Tubuh • Ions terbentuk ketika eletrolit terlarut dan terpisah Certain ions largely confined to particular fluid

compartments • control osmosis of water between fluid compartments – water moves between body compartments according to osmotic gradient » Moves from areas of low osmolality to high

osmolality

Permeabilitas Membran • Transport substans melalui membran sel • Transport pasif  tidak butuh energi, tergantung tekanan hidrostatik • Transport aktif  butuh energi dari metabolisme sel (pompa Na/K/ATP-ase)

Pengukuran Tekanan Osmosis Tekanan

A

B

Tekanan osmosis adalah besarnya tekanan yang diberikan sehingga tidak terjadi pergerakan air A ke B

Pengaturan Keseimbangan Cairan via Tekanan Osmotik High solute concentration

Low solute concentration

High solute concentration

Low solute concentration

ELEKTROLIT • • • •

Sodium Potassium Chloride Phosphate

• Magnesium • Calcium • Bicarbonate

Kepentingan Elektrolit . Pemeliharaan Keseimbangan Cairan

. Kontribusi Regulasi Asam- Basa . Fasilitasi Reaksi Enzim

. Transmisi Reaksi Neurotransmiter

Komposisi Total Elektrolit Elektrolit

Plasma Water (mEq/L)

Interstisial Fluid (mEq/L)

Intraselular Fluid (mEq/L)

Kation

165

156

198

Anion

165

156

198

Elektrolit Kation

Anion

•Natrium

•Klorida

•Kalium

•Bikarbonat

•Kalsium

•Fosfat

•Magnesium

•Sulfat •Asam Organik

•Protein

Komposisi Anion Interstisial Fluid (mEq/L)

Intraselular Fluid (mEq/L)

108.5

114

3

Bikarbonat

29

31

10

Phospat

2.2

2

100

1

1

20

Asam Organik

6.5

7

Protein

17

1

65

Total Anion

165

156

198

Elektrolit Klorida

Sulfat

Plasma Water (mEq/L)

Komposisi Kation Elektrolit

Plasma Water Interstisial Fluid Intraselular (mEq/L) (mEq/L) Fluid (mEq/L)

Natrium

153

145

10

Kalium

4.3

4

160

Calcium

5.4

5

2

Magnesium

2.2

2

26

Total Kation

165

156

198

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Kompartemen Intraselular

Kompartemen Interstisial Kompartemen Intravaskular

Pengaturan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

• Sentral  Hormon Anti Diuretik • Perifer  Ginjal • Sel  Tekanan Osmotik • Vaskular  Tekanan Perfusi

Osmolality Control of Renal Water Excretion Water deprivation

Hypothalamus (osmo receptors & thirst (angiotensin II) receptor)

Water intake

High plasma-osmolality

Low plasma-osmolality

Hypothalamic osmoreceptor stimulation

Hypothalamic osmoreceptor block

Neuro-secretion

Increased ADH release

ADH

Adenohypophysis

Increased plasma ADH

Thirst & water intake

Renal water retention Antidiuresis

Neurohypophysis

ADH block

Decreased plasma ADH

Renal water excreation Large water diuresis

Pemasukan dan Pengeluaran Cairan & Elektrolit Makanan

Minum

Air Metabolisme

Saluran Cerna

Saliva Faecal Keringat Respirasi (11-20ml/kg/hari) Urin (20-40ml/kg/hari)

Cairan Extraselular

Cairan Intraselular

Kebutuhan Cairan dan Elektrolit per hari/kgBB Air

20 – 40 ml

Natrium

1 – 2 mmol

Kalium

1 – 2 mmol

Magnesium

4 – 10 mmol/hari

Kalsium

5 – 7.5 mmol/hari

Phospat

20 – 40 mmol/hari

Kebutuhan Cairan/Elektrolit Bergantung pada: • Lingkungan  suhu dan kelembaban • Tingkat aktivitas • Kondisi patologis

FAKTA • Keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal esensial untuk mempertahankan homeostasis tubuh • Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat disebabkan banyak faktor • Pemahaman patofisiologi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit sangat menentukan keberhasilan penatalaksanaan

II. Gangguan Keseimbangan Elektrolit • • • •

Hipo/hipernatremi Hipo/hiperkalemi Hipo/hiperkalsemi Hipo/hipermagnesi

Hiponatremi (Na < 135mEq/L) • Pseudohiponatremi - Osmolalitas plasma normal (hiperlipidemi, hiperproteinemi) - Osmolalitas plasma meningkat (hiperglikemi)

• True Hiponatremi - Volume CES menurun  defisit of TBW + garam, tetapi lebih banyak Na yang keluar dibandingkan TBW - Volume CES meningkat  kelebihan TBW + garam, tetapi lebih banyak TBW yang keluar dibandingkan Na - Volume CES normal  TBW meningkat tanpa perubahan konsentrasi Na

Hyponatremi (Na < 135 mEq/L) Hyponatremia Measure plasma osmolality Normal or increased Pseudohyponatremia

Hypovolaemia Non renal losses - Diarrhea - Vomit Renal losses - Diuretics - Renal failure

Hypotonic hyponatremia Assess ECF volume

Euvolaemia SIADH Hypothyroidism Adrenal insufficiency Psychogenic polydipsia

Hypervolaemia Oedema states CCF Renal failure Nephrosis Cirrhosis

Treatment of Hyponatremia • Low ECF Asymptomatic  replace with isotonic saline Symptomatic  replace with hypertonic saline • Normal ECF Asymptomatic  furosemide + isotonic saline Symptomatic  furosemide + hypertonic saline • High ECF Asymptomatic  furosemide diuresis Symptomatic  furosemide diuresis + hypertonic saline

Hypernatremia • Na > 145 mEq/L • Serum osmolality > 300 mosm/kg (always associated with hypertonicity) • Signs and symptoms: not specific, altered mental status, impaired thinking, coma, convulsion.

Hypernatremia Assess ECF volume

Hypervolaemia

Euvolaemia

Hypovolemia

Renal losses

Renal losses

Iatrogenic

Diuretics

Diabetes insipidus

Osmotic diuresis

Extrarenal losses

Hypertonic saline or Na bikarbonat

Diabetes insipidus Extrarenal losses

Vomiting, diarrhea, sweating, respiratory

Vomiting, diarrhea, sweating, respiratory

Cushing syndrome Hyperaldosteronism

Treatment of Hypernatremia • Low ECF  isotonic saline, then hypotonic fluids IV or PO free water • High ECF  loop diuretics and replace with hypotonic fluids if nessecary correction Na level should < 0.5 mEq/L/h or < 1.0 mEq/L/h for acute hypernatremia • When hypovolemia has been corrected : current TBW x current [Na] = normal TBW x normal [Na]

Pengaturan Keseimbangan Kalium • Input  diet atau infus intravena • Output  ginjal

Etiologi Hiperkalemi • Peseudohiperkalemi  hemolisis, lekositosis (>50.000), trombositosis (>1.000.000/ml) • Gangguan fungsi ginjal  gagal ginjal, obat (NSAIDs) • Pemasukan berlebih  suplemen K, transfusi masif • Pergeseran transelular  asidosis, defisiensi insulin

Efek Klinis Hiperkalemi • Sistem kardiovaskular  tall peak T waves, prolonged PR interval, loss of P waves, widened QRS, VT, VF, and cardiac arrest. • Neuromuskular  weakness, areflexia, paralysis, paraesthesia

Treatment of Hyperkalemia 1. Direct membrane antagonism (cardiac toxicity) : - IV Ca-gluconas, CaCl2 10% 10ml, over 2 – 5 minutes 2. Transcellular shift of K: - IV dextrose 50% 50ml + IV 5 – 10 unit regular insulin - IV Na bikarbonat 50 – 100 mEq infused over 5 – 10 minutes 3. Enhanced clearance from body: - Diuretics: IV furosemide 10 – 20 mg

Hypokalemia • Transcellular shifts: Insulin, glucose, beta-agonist, alkalosis • Renal K saving (urine K < 30mEq/L) GI losses : diarrhea, nasogastric • Renal K wasting (urine K > 30mEq/L) Diuretics, Mg depletion, dehydration, Mineralocorticoid excess, alkalosis, amphotericin B

Clinical approach of Hypokalemia Hypokalemia Measure urine K+ Transcellular shifts Insulin administr

Renal K saving

Renal K wasting

Glucose administr

(Urine K < 30mEq/L/d)

(Urine K > 30mEq/L/d)

Alkalosis

Renal losses

Beta - agonist GI Losses

diarrhea nasogastric

Diuretics, Mg depletion, dehydration, mineralocorticoid excess, alkalosis, ampothericin B

Clinical Effects of Hypokalemia • CVS : fattened or inverted T waves, U waves, arrhytmia • Neuromuscular: muscle weakness, ileus, and paralysis • Renal: Nephrogenic diabetes insipidus • Treatment: Replacement rate 10 – 30 mEq/h diluted in 100 – 200 NS/D5% (central vein)

Hypocalcemia • • -

Total Ca < 8.5/dL or ionized Ca < 1.0mmol/L) Etiology Mg depletion Alkalosis Blood transfusions Renal failure Vitamin D deficiency Malabsorption syndromes/ diarrhea Hypo – parathyroidism

Tanda Klinik • • • • • • • •

Hypotension Heart failure / arrhythmia Weakness / muscle spam Laryngospasm Hyperreflexia Tetany Paresthesia Seizure

Management • Only with symptoms or ionized Ca < 0.65mmol/L • CaCl2 10% or Ca-gluconate 20ml mixed with NS IV over 10 minutes (2ml/min), followed by 3040 ml/ 500 ml NS over 4 hours

Hypercalcemia • (Total Ca > 11 mg/dl or ionized Ca > 1.3 mmol/L) • Etiology - Hyperparathyroidism - Ca release from bone (osteo tumor) - Malignancy - Alkalosis - Vitamin D excess - Prolonged immobility - CRF - Thiazide diuretics

Clinical Symptoms • • • • • • • • • •

Hypotension Conduction abnormalities Dehydration/polyuria/polydipsia Weakness Leg pain/path fractures Decreased LOC Seizures/coma Pancreatitis Anorexia Renal stones

Management Hypercalcemia • Hydration and diuretics (ie 4 – 6 liters of NS with furosemid 1 – 2 hours + K + 60 mEq/day + Mg 60 mmol/day)

Perpindahan Cairan • Perpindahan air antar kompartemen dipengaruhi oleh: - Tekanan Hidrostatik (apabila tekanan hidrostatik pada salah satu kompartemen meningkat, maka air akan meninggalkan kompartemen tersebut)

- Tekanan Osmosis (apabila tekanan osmosis berubah, maka air akan berpindah dari kompartemen yang bertekanan rendah menuju kompartemen yang bertekanan lebih tinggi)

Perpindahan Natrium • Tinggi atau rendahnya kandungan natrium pada suatu kompartemen berhubungan dengan tekanan osmotik dan menyebabkan masuk atau keluarnya cairan dalam suatu kompartemen • Natrium bertanggung jawab dalam pergerakan perpindahan cairan interstisial dan intraselular menuju ke pembuluh darah

Protein • Pada kondisi normal, protein tidak dapat berpindah antar kompartemen • Penurunan konsentrasi molekul plasma menyebabkan hipoalbuminemia, sedangkan peningkatan konsentrasi molekul plasma menyebabkan terjadinya oedema.

Note : Kation Na berperan penting pada ECF sdgkan K berperan penting pada ICF

-

KESETIMBANGAN HCO3

• H2O + CO2 H2CO3 HCO3 + H • Berkurangnya [HCO3-] akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan dan menyebabkan naiknya [H ], ASIDOSIS • Berkurangnya [CO2] akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kiri dan turunnya [H ], ALKALOSIS + + • Anion GAP  [Na + K ] - [HCO3 + Cl ] -

+

+

+

NILAI NORMAL Anjing

Kucing

Hematokrit

37.0 – 55.0 (%)

24.0 – 45.0 (%)

Natrium (Na+)

140 – 153 mmol/L

145 – 155 mmol/L

Kalium (K+)

3.8 – 5.6 mmol/L

3.7 – 5.2 mmol/L

Klorida (Cl-)

106 – 118 mmol/L

117 – 124 mmol/L

Magnesium (Mg2+)

1.5 – 2.7 mg/dL

1.7 – 2.6 mg/dL

Kalsium (Ca2+)

8.7 – 11.8 mg/dL

7.2 – 11.4 mg/dL

Fosfor (PO4)

2.6 – 6.8 mg/dL

2.7 – 7.6 mg/dL

Ureum (BUN)

10 – 20 mg/dL

20 – 30 mg/dL

Kreatinin

1 – 2 mg/dL

1 – 2 mg/dL

pH

5.0 – 7.0

5.0 – 7.0

Berat Jenis

1.015 – 1.045

1.015 – 1.060

Total Protein

5.4 – 7.5 g/dL

5.7 – 8.0 g/dL

cooperatively I N T E S T

BONE demineralization ON OFF CT

Ca2+

“C” cells

high SERUM CALCIUM low

PTG

N E PTH

1,25-(OH)2-D3

Ca excretion ↑ Ca absorption ↑

KIDNEY

25-(OH)-D3

LIVER

Vitamin D

Gambar 3. Mekanisme Pengaturan kalsium di dalam tubuh

Renin dan angiotensin • Turunnya [Na+], naiknya [K+] atau turunnya volume ECF akan menyebabkan sel juxtaglomerul menghasilkan renin • Renin akan menggertak terbentuknya angiotensin di dalam darah • Angiotensin akan menggertak pembentukkan aldosterone yang akan mempengaruhi tubulus ginjal untuk mereabsorbsi [Na+] dan mengeluarkan [K+] dan [H+]

HIPER-OSMOLALITAS: 1. Hypernatremia 2. Akumulasi larutan Endogenous

3. Pergerakan CIS ke CES => akumulasi osmolalitas. Nilai osmolality ± 300 mOsm

HIPO-OSMOLALITAS: 1.

Hiponatremia => berkaitan dengan hiperglikemia

2. Menyebabkan perubahan air CES  air CIS dan sel bengkak 3. Bila hipo-osmolalitas cepat  hemolisis intravaskular & kekacauan sistem syaraf

4. Dehidrasi : Volume CES hilang => cairan ke CIS  Kolaps  SHOCK

BJ URIN • Normal BJ (anjing) = 1.015 – 1.045 • Apabila ada azotemia (BUN dan kreatinin ↑ ) perlu dilihat nilai BJ urin • Azotemia : prerenal, postrenal dan renal • BJ < 1.030 → renal / intrarenal • BJ > 1.030 → dapat pre (gangguan diet protein) atau postrenal (descending infection)

ABNORMALITAS ASAM-BASA • Respiratory acidosis (hypoventilasi) • Respiratory alkalosis (hyperventilasi) • Metabolic acidosis (naiknya produksi asam [asam asetoasetat dan asam beta hidroksibutirat] atau penurunan [HCO3] • Metabolic alkalosis (naiknya [HCO3], muntah, hilangnya Cl karena sebab lain)

MUNTAH • • • •

Kehilangan cairan tubuh Kehilangan ion H+ dan ClSel parietal menghasilkan H+ dari ionisasi H2CO3 Untuk setiap H+ yang dikeluarkan ke lumen lambung, akan dihasilkan HCO3- yang dihasilkan di ECF • Hewan normal, sekresi cairan pankreas yg kaya HCO3- akan menyeimbangkan sekresi H+ ke lambung • Hewan muntah, akan terlalu banyak H+ yang dikeluarkan sehingga HCO3- berlebih (naiknya kandungan HCO3- dalam ECF) dan menyebabkan terjadinya ALKALOSIS

DIARE • [HCO3-] dalam cairan usus > plasma

• Hilangnya [HCO3 ] akan menyebabkan ASIDOSIS • Anion gap normal karena tidak ada unmeasured anion yang diproduksi • [Cl-] naik utk menggantikan [HCO3-] • Severe diarrhea menyebabkan buruknya perfusi jaringan, sehingga menjadi asidosis laktat yang akan memperburuk akibat kehilangan [HCO3-] dan dapat menyebabkan kenaikkan anion gap (AG) -

Keseimbangan Cairan Normal

• Perfusi perifer • Warna mukosa • CRT • Denyut nadi • Tekanan darah • Produksi urin

: hangat, kering : merah muda / pink : 1-3 detik : normal : normal : normal

Tanda Klinis : 1.  TCT Dehidrasi   BB (sulit diperkirakan)

Hipovolemia  turgor kulit , mukosa kering, mata cekung dan tanda shock ( ↓ suhu, lemah, selaput lendir pucat) Lab :  ([protein], Hct, BUN dan BJ urin) !!! Penyakit ginjal, anemia Pemeriksaan Fisik sangat berarti

2.  TCT :  Jika terakumulasi pada CES atau third space  lokasi identifikasi  edema, dan ascites. Secara klinis ↑ BB  ↑ cairan tubuh  praktek tdk selalu  sulit

↑ BB tdk selalu ↑ TCT. Hipovol bersamaan TCT  cairan terakumulasi pada third space dan GI Tract (khususnya ruminan)

Gejala Kekurangan Cairan

• Haus  banyak minum • Urin berkurang  pekat • Gelisah • Mengantuk  lemas • Kejang • Tidak sadar

gejala Kekurangan Cairan.....

• CRT (Capillary Refill Time) memanjang • Nafas cepat • Nadi cepat • Tekanan darah turun • Produksi urin berkurang

Evaluasi Status Volume TCT Perhatikan pasien : – Pulse – Capillary refill – Memebran mukosa – Sirkulasi perifer – Tk haus/tk dehidrasi – Tekanan darah

Evaluasi Status Volume TCT How about blood tests? • U&Es • Haematocrit • Plasma/urine osmolality • Arterial blood gases • Lactate

TERAPI CAIRAN • Sistem terapi yang dibutuhkan dalam kondisi kritis maupun kondisi yang memerlukan perhatian khusus (intensive care) • Tujuan utama : rehidrasi pasien dan restore volume aliran darah yang bersirkulasi

TERAPI CAIRAN

TERAPI SYMPTOMATIS

PENYEBAB UTAMA ? !!! PRE TERAPI CAIRAN KOLEKSI URIN DAN DARAH UNTUK LAKUKAN PEMERIKSAAN / TEST DIAGNOSTIK

Pengetahuan dasar fisiologi normal keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperlukan untuk penentuan diagnosa dan terapi terhadap berbagai penyakit terutama yang berkaitan dengan gangguan keseimbangan cairan

TUJUAN UTAMA TERAPI CAIRAN 1.Perbaikan kekurangan cairan plasma, dikenal dengan kondisi hipovolemi 2.Perbaikan kekurangan cairan akibat gangguan keseimbangan asam-basa, elektrolit 3.Pemberian jumlah yang cukup dari cairan dan elektrolit untuk mengatasi kehilangan cairan perhari yang terjadi atau sedang berlangsung 4.Pemberian cairan dan gizi untuk mengatasi kebutuhan normal harian.

INDIKASI TERAPI CAIRAN SHOCK DEFISIT CAIRAN ABNORMALITAS ELEKTROLIT IMBALANCE ASAM-BASA BLOOD COMPONENT CALORIES dan NUTRIENT PENYAKIT GINJAL

Gangguan Keseimbangan Cairan

• Dehidrasi • Syok • Overhidrasi

KASUS

Evaluasi Status Dehidrasi 1. Anamnese atau history 2. Gejala Klinis 3. Pemeriksaan Klinis : Capillary Refill Time (CRT) ( std 2 menit) Turgor kulit Berat badan, Pulsus, suhu tubuh, respirasi Urine (BJ)

DEHIDRASI volume darah menurun hemokonsentrasi !!! bagian intraseluler dan ekstraseluler samasama kekurangan air.  elektrolit hilang bersamaan dengan air dan keseimbangan asam-basa sering membahayakan. ekstraseluler (ECF) menjadi hipertonis yang berakibat penarikan dari intraseluler (ICF), kemudian kehilangan menyebar merata seluruh tubuh.

Derajat dehidrasi berdasarkan presentase cairan tubuh/berat badan 12 10 8 6 4 2 0 Mild

Moderate

Marked

Shock

Tipe Dehidrasi • Dehidrasi Isotonis : diare, vomit

• Dehidrasi Hipotonis : • Dehidrasi Hipertonik

Klasifikasi Dehidrasi

• Isotonik  dehidrasi ringan – sedang • Hipotonik  dehidrasi berat, perdarahan • Hipertonik  diabetes insipidus, diabetes melitus

• Etiologi kekurangan cairan (dehidrasi) • Pemasukan kurang (kurang •

makan/minum) Pengeluaran berlebih  Aktifitas berlebih  Urin berlebih  Keringat berlebih  Muntah  Diare

Peran Terapi Cairan

• Primer  penggantian volume • Preload  pengisian intra vaskular • Balance pengisian CIS dan CES

Alur Pengeluaran Cairan Tubuh

• Urine • Insensible fluid loss (saliva) • Feces

500 mL cairan menggantikan cairan tubuh yang berkurang sebanyak 1 lb 1000 mL cairan menggantikan cairan yang berkurang sebesar 1 kg Contoh 1 : Hewan dengan BB 50 lb, kondisi dehidrasi 10%  setiap penurunan 5 lb membutuhkan cairan 2500 mL untuk rehidrasi

Contoh 2 :

• Jantan, 50 lb, neutered, ras campuran • 6 tahun • Muntah selama 4 hari • Pemeriksaan klinis dehidrasi 5%

Rehidrasi

• 50 lb x 0.05 = 2.5 lb (defisit) • 2.5 lb x 500 mL /lb = 1250 mL • Hilangnya cairan gastrointestinal :isotonik” •

(kehilangan H2O dan elektrolit dengan perbandingan yang mirip dengan ECF) Pilihan cairan : seperti ECF = LRS

Direkomendasikan untuk mengganti kekurangan 80% pada 24 jam pertama.

Pemeliharaan

• Ginjal ~ 15 mL / lb / hari • •

50 lb x 15 mL / lb = 750 mL / 24 jam (hilangnya larutan isotonik, LRS) Insensible ~ 10 mL / lb / 24 jam = 500 mL / 24 jam (hilangnya cairan hipotonik, D5W) Hilangnya potassium terjadi baik melalui jalur fekal maupun urin.

Ringkasan

• 24 jam pertama : 80% (1.250) + 750 + 500 =

• •

2.250 mL Kemampuan untuk mendistribusikan cairan terbagi dalam beberapa jam (contohnya 12 jam) 2.250 mL ÷ 12 jam = 188 mL / jam

Cairan yang hilang

• Pasien muntah 2 kali selama 6 jam pertama •

• •

terapi cairan ~ volume 300 mL (Gastrointestinal kehilangan cairan isotonik, diganti dengan LRS) Hitung ulang jumlah cairan untuk mengganti cairan yang hilang Pemberian ½ cairan (1.125 mL) + 300 mL = 1.425 mL : 6 jam = 238 mL/ jam

Summary • 24 jam pertama : 80% (1.250)+750+500= 2.250 • Dibagi dengan jumlah waktu yang tersedia untuk pemberian cairan (misalnya 12 jam) • 2.250:12 jam = 188 ml/jam

Cara Pemberian • Oral/po : Faringostomi, Gastrotomi, Nasogastrik. Jejunostomi Endoskopi perkutan gastrik (PEG). • Subkutan • Intravena • Intraperitoneal • Intramedulallary

Kecepatan Cairan yang Harus Diberikan • Cairan yang diberikan akan aman pada kecepatan 1 volume darah per jam ( mis. 80 – 90 mL/Kg/jam pada anjing atau 50 – 55 ml/Kg/jam pada kucing).  tidak menyebabkan oedema pulmonum pada anjing dan kucing normal

Pre Terapi harus Perhatikan !!! 1. Jenis cairan yang harus diberikan

2. Cara pemberiannya 3. Kecepatan cairan yang harus diberikan 4. Jumlah cairan yang harus diberikan 5. Waktu pemberian terapi cairan harus dihentikan

• Cairan Nutrisi: – Untuk tambahan nutrisi – Harga mahal, terbatas – Larutan tinggi kalori, cara pemakaian khusus – Larutan osmolaritas > 300mmol/L  vena sentral – Isi : karbohidrat, asam amino, lipid – Jenis sesuai penyakit  khusus ginjal/hepar ⏏ Contoh cairan nutrisi perifer : tutofusin, panamin, vaminglukos

Jenis cairan yang harus diberikan • Pemilihan cairan untuk diberikan tergantung pada sifat dari proses penyakit dan komposisi cairan yang hilang. • Carian dikatakan seimbang jika komposisi menyerupai cairan ekstraseluler. Terdapat dua jenis cairan utama yang dipakai untuk terapi : – Cairan crystalloid yang berdasarkan pada cairan ekstraseluler – Cairan colloid (plasma expander)

Klasifikasi Cairan

• Kristaloid - Isotonik - Hipotonik - Hipertonik

• Koloid

Cairan Isotonik

• Osmolaritas seperti serum • Bertahan dalam ruang intravaskular • Pilihan awal terapi dehidrasi

Cairan Hipertonik

• Konsentrasi bahan terlarut > serum

• Menarik cairan dari ruang interstisial ke dalam ruang intravaskular melalui proses osmosis

Larutan Hipotonik

• Konsentrasi bahan terlarut < serum • Mendorong cairan dari ruang intravaskular ke ruang interstisial  masuk ke dalam sel

• -

Cairan Kristaloid Garam fisiologis (NaCl 0.9%) Ringer Laktat Ringer asetat

• -

Cairan Koloid Gelatin Dextran HES

Kapan Cairan Crystalloid sebagai larutan pemelihara maupun larutan pengganti digunakan? • muntah dan dehidrasi • muntah atau diare, poliuri • hipernatremia dan hipokalemia.

1. Crystalloid sebagai larutan pengganti 2. Crystalloid sebagai larutan pemelihara Komposisi larutan pengganti (mis. Ringer laktat)  serupa dgn CES, sedangkan larutan pemelihara kurang mengandung sodium (40 – 60 mEq/L), dan lebih pottasium (15 – 30 mEq/L) daripada pengganti. Larutan pemelihara yang sederhana dapat diformulasikan melalui percampuran 1 bagian NaCl 0.9% dengan 2 bagian dextrosa 5%) dan ditambah 20 mEq KCl/L larutan akhir.

Jenis Cairan Crystalloid • • • • •

Larutan Ringers Laktat Larutan Ringer Dextrose Saline Campuran

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA