DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN

A. Anamnesa : berapa lama sakit, berapa kali dan banyaknya muntah, berapa banyak dia masih bisa makan dan minum, apakah pernah pingsan dll...

98 downloads 784 Views 144KB Size
DEHIDRASI CAIRAN PADA GANGGUAN GASTROINTESTINAL Dr. Fransisca S. K (Fak. Kedokteran Univ. Wijaya Kusuma Surabaya @2000) 3 kegawatan pada GIT : 1. Perdarahan. 2. Infeksi atau keradangan. 3. Gangguan pasase isi usus atau ileus. 

Ketiga keadaan ini akan mengalami hipovolemia baik karena kehilangan darah,elektrolit dan cairan.



Perlu tindakan rehidrasi segera



Patofisiologi : o Normal : sal.cerna mensekresi 8000 ml cairan dan 200 – 400 ml cairan akan dikeluarkan melalui feces sedangkan sisa akan diserap kembali o Pada ileus obstruksi/paralitik akan terjadi ggn pasase usus maka akan terjadi : 1. Cairan yg diekskresi tidak dapat diserap kembali dan dianggap hilang karena tidak ikut pada keseimbangan sirkulasi ( third space fluid loss ). Kehilangan cairan ini (ECF) hanya bisa diganti tubuh dengan mengambil dari ICF 2. Diperberat dengan : muntah, febris dan ggn intake 3. Ggn pasase usus  penumpukan gas dlm usus yg berasal dari aerofagia dan produksi bakteri usus  bersama penumpukan cairan akan meningkatkan tek lumen usus (intraluminer)  tek kapiler meningkat  cairan extrasel keluar kedalam dinding dan lumen usus  lumen usus oedema dan menebal  tek intraluminer akan lebih tinggi melebihi tek kapiler  kapiler dan venulae akan kolaps  aliran darah arterial terganggu  ggn oksigenasi jaringan  nekrosis  PERFORASI USUS 4. Distensi abdomen  ggn volume dan expansi paru  ventilasi alveolar menurun  ggn oksigenasi darah

5. KU yang jelek, lemah dan ggn expansi paru  bahaya aspirasi isi usus bila muntah 

EVALUASI DEFISIT CAIRAN : A. Anamnesa : berapa lama sakit, berapa kali dan banyaknya muntah, berapa banyak dia masih bisa makan dan minum, apakah pernah pingsan dll B. Tanda tanda defisit cairan : RINGAN

Card. Takikardi

SEDANG

BERAT

takikardi,hipo.ortostatik

sianosis,hipotensi

Nadi lemah, V. Kolaps

akral dingin, N.perifer ttb Detak jant. Jauh

CNS

(-)

ngantuk,apatis,resp.lambat

refl.tendon turun, stupor Anest.akral distal , coma Bisa kejang

Jar.

Mucosa lidah kering lidah keriput,lunak

atonia,mata cowong

Turgor turun +

turgor ++

turgor +++

pekat

pekat turun

oliguria

Defisit 3 – 5 % BB

6 – 8 % BB

10 % BB

Urin

C. Lab. Yg membantu : berat jenis urin, kenaikan hematokrit dan BUN Elektrolit tdk banyak membantu karena cairan yg hilang menyerupai ECF Pada obst. Atas mis pylorus maka chlorida lebih banyak hilang dibanding K dan Na BGA untuk menentukan ggn perfusi jaringan atau ggn ventilasi D. PEMILIHAN JENIS CAIRAN UNTUK RESUSITASI ADALAH YANG PALING MENDEKATI ECF YG HILANG YAITU RL Larutan

Na

K

Cl

PH

Ca

Mg

Kalori perliter

ECF

138

5

108

7,5

5

3

12

D5W

4,5

NaCl 0,9 %

154

154

6,0

RL

130

4

109

6,5

RL D5

130

4

109

RL maltose

130

4

109

3,5- 6,5

200

3 3

200

3

200

DALAM PRAKTEK KECUALI D 5 W MAKA SEMUA CAIRAN DIATAS DAPAT DIGUNAKAN E. CARA REHIDRASI (terutama utk persiapan operasi): 1. tentukan berapa persen defisit 2. dehidrasi berat dan sedang bolus 20 – 40 cc/kg/ 30-60 mnt dan dapat diulang 20 cc/kg/30-60 mnt. Sisanya dibagi 50 % 8 jam pertama dan 50 % 16 jam kedua ditambah kebutuhan basal, cairan yang masih hilang dan adanya febris + 10 % tiap kenaikan 1 derajat celcius 3. monitoring perfusi,tensi, nadi dan urine 4. hati hati urine bila tetap tdk keluar ok ADH- aldosteron Contoh kasus : BB 50 kg dan defisit 10 % BB Defisit cairan 10 % x 50

= 5000 ml

Keb.cairan perhari 50 x 50

= 2500 ml

sekitar 100 cc/ jam

Mis. Cairan yg masih hilang / hari

= 1000 ml

sekitar 40 cc/ jam

Maka cara menghitung : Tahap I : RL 20 – 40 cc/kg/jam

= 1000 – 2000 cc

Tahap II RL sisa 5000 cc – 2000 cc = 3000 cc kemudian dibagi 2 tahap : 1500 cc pada 8 jam I = 180 cc/ jam + 100 cc + 40 cc = 320 cc/ jam 1500 cc pada 16 jam II= 95 cc/ jam + 100 cc + 40 cc = 235 cc/jam

INVAGINASI Gangguan passage usus

Distensi abd. Ggn.intake muntah space loss 3 nd infeksi kuman bleeding

Restriksi napas

aspirasi

dehidrasi

febris

anemia

ADH aldosteron Gangguan perfusi organ sekunder

Ggn. Elektrolit terutama K

ginjal

Oliguri dan H + asidosis

Masalah anestesi yang akan didapat : 1. gangguan napas : restriksi dan O2 demand 2. dehidrasi 3. sepsis : gangguan keseimbangan asam- basa 4. gangguan elektrolit : hipokalemia 5. potensial aspirasi 6. potensial ARF --- hiperkalemia 7. potensial anemia Masalah bedah : usus nekrosis ------- perforasi

Penanganan Anamnesa : KU, mulai kapan, intake, output Fisik:

B1 : RR, Flare, retraksi, amplitude B2 : interstitial sign dan intravascular sign B3 : kesadaran B4 : urin kwalitas dan kuantitas B5 : distended ---- magslang

Assesment : dehidrasi Post operasi ; terutama bila reseksi usus : 1. cairan maintenance + deficit + on going loss

4. Optimalisasi Hb

2. Kalori 25 kkal / kg/ hari

5. Bahaya sepsis

3. elektrolit K 1-2 meq dan Na 3-5 meq thorak

cek:

gula,SE,Hb,BGA,Foto