BULETIN PENELITIAN RSUD DT SOETOMO ISSN: l4ll-9498 Volume 15, Nomor 2, Juni 2013, hlm 49 -98
Terbit empattali dalam setahun pada bulan Maret, Juni, September dan Desember. Berisi tulisan yarig diangkat dari hasil penelitian dibidang kesehatan. ISSN : l4ll - 9498 Penasihat Dodo Anondo
Pengarah Bangun Trapsila Purwaka I
I I I
I I I
i
Penanggung Jawab lGM. Reza Gunadi Ranuh
Koordinator Suwanto
Ketua Dewan Penyunting Eddy Bagus Wasito
Anggota Anang Endaryanto Joni Wahyu H.adi Vicky Sumarki Budi Pramana Linda Astai Budi Sutikno
Sahudi Moch Thaha
Agustina lswinamo Doso Saputro
Winaiani Gondo Mastutik
Redaktur Dyah Erawati Ferdiansyah Relly Yanuari Pimariawan
Aryati Prananda Surya Airlangga Christinari Ratih Dewi Poerwandai
Kesekretariatan Christina M.A. Simatupang Siti Aminah Fajar Hariono Eys Dedeh Herawati Syailendra Balindo
Diterbitkan Oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya Jl. Mayjend Prof. Dr. Moestopo 6 - I Surabaya 60286 - lndonesia Telp:62 31 550 1073, Fax:62 31 550 1164 Email :
[email protected]
BULETIN PENELITIAN RSUD
DT SOETOMO
ISSN: l4ll-9498 Volume 15, Nomor2, Juni 2013, hlm 49-98
DAFTAR ISI
49-57
Studi Terapi Kortikosteroid Pada Pasien Sindroma Nefrotik
Jainuri Erik Pratama, Budi Suprapti, Widodo, Agustina Studi Penggunaan Statin Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di IRNA Jantung Shella Phan, Bambang Subakti Z, Muh. Aminuddin
58-64
Pola PenggunaanARV Pada Pasien HIV/AIDS DiUPlPl RSUD Dr.Soetomo Surabaya Retno Juwita Sari , lndah Srihartini , Erwin Astha Triyono
65-68
Pengaruh Pemberian Topikal Gel Konsentrat Platelet Mempercepat Penyembuhan Luka Akut Kulit Kelinci Chairani Fitri Saphira, David S. Perdanakusuma
69 -73
Studi Komparatif Antara lnfeksi Luka Bakar Beta Subakti
Tr I sw i n a
rn o Do sos a p
u
nik Levine Dalam Diagnosa
74-79
ltrasonog rafi Pada Varises Esofagus
80-85
tro.
-eriksaan
U
Penderita Sirosis Hati I Gde Budi Darmawan, Gusti Ayu lndirawati Validitas MSCTl 6 Slice Tanpa Kontras Dalam ldentifikaslAppendix N a n i k Yul i a n a, H a rton o Yu d i S arasti ka
86-89
HubunganAntara Ukuran Normal HeparAnak Dengan Jenis Kelamin, BB, TB Dan BSA Pada
90-94
Pemeriksaan USG B ib i t S
utarijati,
P riya m
bod o
Crude Chlorella Sebagai Antibakteri Salmonella Pullorum Secara ln Vitro Sri Chusniati
95-98
STUDI KOMPARATIF ANTARA TEHNIK KULTUR SWAB Z-STROKE DAN TEHNIK LEVINE DALAM DIAGNOSA IN FEKSI LUKA BAKAR Beta Subakti Nata'atmadja,
Dept/SMF llmuBedahPlastikDanRekonstruksi FKUnair/RSUD.Dr.SoetomoSurabaya
ABSTRACT: Background:50-75% bum moftalities were caused by uncontrolled bacterial infection, in 2 years period (June 2009 - June 2011) there were 10,38% mortality rate in Dr. Soetomo General District Hospital's burn unit and 60% of it due lo sepsrs. Sepsis in burn patients mostly originated from suiace burn bacterial contamination or colonizations developed into deeper invasion. ln 2007 a study in our bum unit found that only 21 .2% surface swab culture that matched blood culture result in 20% TBSA burn patient with sepsis. Levine (1976) introduced an expected more accurate technique that applies pressure at wound suiace for collection of deeper tissue exudate. A study found it 78%o accurate in chronic wound infection diagnosis. lt is impoftant to find a better microbiology analysis for bum patients morbidity reduction.. Objective: The aim of this study was to compare simple, Z-strokes and Levine swab techniques in burn wound infection diagnosis using tlssue biopsy culture as golden standard. Material and methods: Allcases are categorized as bum patients that already hospitalized minimaly 7 days in Dr. Soetomo general distict hospital's burn unit and suitable to inclusion citerias. The specimens are collections of 3 swab culture techniques (simple, Z-strokes dan Levine) and 1 tissue biopsy from pafienls that suspected had burn wound infection. Specimens lhe n delivered in 4 separated steril tubes to microbiology laboratory for fufther processes. Then qualitative result from each swabs culture willbe compared statistically. Result' There were 20 patients in 3 months peiod (January 2012 - March 2012) involved in this study, theywere 14 men and 6women. Mostof burnswere caused byfire (9 patients), thenfollowed by electric injury (6 patients), scald (4 patients) and hot cooking oil (1 patients). Spesimens m ostly collected from trunk region @5%). The majority of patients have 1 0-20% TBSA bums (35/o). The four techniques have similar result of negative gram baqteria domination (86,25%). Pseudomonas aeruginosa (30%), Acinetobacter spp (10%o) dan negative coagulaseStaphylococcus (10%) are attopthree tissue biopsy result. We encounter 3 multiorganism cultures in simple swab and 1 in Levine's. Also there are 3 sterile trssue biopsy culture. We found 6 simple, 7 Z-strokes and 9 Levine swab results identical to tissue biopsy. The sensitivity of Levine swab technique is at 52, 9%o compare to 35,3% Simple swab and 41 ,2% Z-strokes, with p = 0,001 McNemar (p>0,05) dan p = 0,219 Kappa (p<0,05). Conclusion: Qualitatively Levine swab technique yet hasn't been able to achive the minimal expected value of 75% compared fo fis.sue biopsy culture, but the sensitivity was better than the other two swab techniques peiormed in this study.
Keywords:
Burns, burn wound infections, wound swab culture, Levine swabtechnique, fissue blopsycultureAbstrak Penelitian
ABSTRAK: Latar belakang:50-75% mortalitas luka bakar disebabkan infeksi bakteri yang tidak terkontrol, dalam periode 2 tahun (Juni 2009 - Juni 2011) moftalitas penderita luka bakar di unit luka bakar RSUD Dr. Soetomo Surabaya sebesar 10,38% dan sekitar 60%-nya diduga diakibatkan oteh sepsis. Sepsis pada pendeita luka bakar paling sering terjadi akibat kontaminasi bakteri permukaan luka yang berkembang invasif. Tahun 2007 penelitian di unit luka bakar kami mendapatkan hanya 21,2% hasil kultur swab yang sama dengan kultur darah penderita sepsis /uka bakar 20% luas permukaan tubuh. Levine pada 1976 memperkenalkan teknik pengambilan spesimen kultur swab yang diprediksi lebih akurat, dimana dilakukan penekanan berulang pada permukaan luka untuk mendapatkan eksudat dai lapisan luka yang lebih dalam. Akurasiteknik ini dikatakan sampai dengan 7B% pada infeksi luka kronis. Diperlukan analisis mikrobiologi yang tepat untuk mengurangi mortalitas luka bakar akibat infeksi lukanya. Tujuan Penelitian : membandingkan teknik swab sederhana, Z-strokes dan Levine dalam diagnosa infeksi luka bakar. Bahan dan metode: penderita luka bakar yang sudah yang sudah dirawat >7 hai di ruang perawatan luka bakar RSIJD dr. Soetomo dan sesuai kriteria inklusi-eksklusi penelitian. Dilakukan pengambilan spesimen 3 macam teknik kultur swab: sederhana, Z-strokes dan Levine,dan 1 biopsi jaringan pada luka yang dicurigai mengalami infeksi. Kemudian keempat spesrmen dalam 4 tabung terpisah dikirim dan dibiakkan di laboratoium mikrobiologi, kemudian secara kualitatif hasil kultur swab dibandingkan dengan hasil kultur biopsi jaringan sebagai standar emas diagnosa. Hasil: periode Januai 201 2 - Maret 201 2 didapatkan 20 pendeita luka bakaryang dapatdilibatkan kedalam penelitian ini, terdiridai 14 pria dan 6wanita. Penyebab luka bakaradalah api (9 pasien), listrik (6 pasien), air panas (4 pasien) dan minyak panas (1 pasien). Pengambilan spesimen paling banyak didilakukan pada trunkus (45%). Mayoritas pasien memiliki luas bakar diantara 10 s/d 20% luas permukaan tubuh (35%Q. Hasil peilumbuhan baktei pada keempat teknik didominasi oleh bakteri gram negatif 86,25%. 3 jenis terbanyak: Pseudomonas aeruginosa (30%), Acinetobacter spp (10%)dan Staphylococcus coagulase negatif (1 0%). Didapatkan hasil multi organisme pada 3 sampel swab sederhana dan 1 swabLevine, sefta 3 hasil kultur biopsijaingan yang steil. Terdapat 6 kultur swab sederhana, 7 swabZ-strokes dan 9 swab Levine yang sama dengan biopsiiaringan. Dari hasit anatisa statistik didapatkan nilai sensitifitas teknik swab sederhana 35,3%, swab Z-strokes 41,2% dan Levine 52,996, nilai p = 0,001 McNemar (p>0,05) dan p = 0,219 Kappa (p<0,05). Kesimpulan: Teknik kultur swab Levine secara kualitatif belum dapat mencapai akurasi yangdiharapkan(75%),tetapisensitifitasteknikswabLevinepalingbaikdiantaraketigateknikswabyangdilakukanpadapenelitian tnl.
Kala kunci: Luka bakar, infeksi lukabakar, kultur swab luka, teknik swab levine, kullurbiopsijaringan
Korespondensi: Beta Subakti Nata'atmadja, Dept / SMF llmu Bedah Plastik Dan Rekonstruksi F K Unair / RSUD. Dr. Soetomo
Moestopo6-SSurabaya
74
,
Jl. Prof Dr.
Bela
Pada masa lalu, mortalitas penderita luka bakar berat sering terjadi pada fase akut (Lowbury EJL, 1974) Saat ini, karena berkembangnya protokol resusitasi'
S
bakti Nata'atmadia, Tehnik Kullur Swab Z-stroke Dan
Levne 15
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa tehnik kultur swab Levine lebih akurat dibandingkan tehnik kultur swab Z-strokes pada diagnosa infeksiluka bakar METODE
karena infeksi bakteri yang tidak terkontrol (Clinton M' 2OO8). Kejadian fatal ini paling sering disebabkan oleh
infeksi lu(a bakar dan infeksi saluran nafas (Sittig K'
Deitch EA, 1988). Dalam jangka waktu 2 tahun, periode Juni 2OOg - Juni 2011 tercatat angka mortalitas sebesar 10,38% dari 289 penderita luka bakar yang dirawat di unit luka bakar RSU dr, Sutomo, Surabaya, dan sekitar 70%-
Penelitian ini bersifat prospektif dan deskriptifobservasional dan dilakukan di Unit Perawatan Luka Bakar SMF llmu Bedah Plastik dan Rekonstruksi, RSU Dr' Sutomo, SurabaYa
Sampei penelitian adalah penderita luka bakar yang dirawat di Unit Perawatan Luka Bakar SMF llmu
Bedah Plastik dan Rekonstruksi, RSU Dr. Sutomo,
Surabaya yang dicurigai mengalami infeksi luka bakar dan memenuhi kriteria inklusi penelitian ini Pada sampel dilakukan penilaian luka secara klinis oleh peneliti . Apabila luka dicurigai mengalami
infeksi, maka segera dilakukan
untuk surveillance mikrobiologi luka bakar adalah kultur swab dan biopsi jaringan. Kultur swab
yang non-invasif, tetaPi dianggaP informasi yang cukuP untuk
3
macam tehnik
pengambilan spesimen kultur, yaitu 2 macam tehnik kultur swab ltehnik Z-strokes dan Levine) dan kultur biopsi jaringan. Ketiga spesimen kultur inidilambil pada area dan waktu yang - sama.
S-eluruh spesimen yang diambil dibiakan di laboralorium mikrobiologi klinik, kemudian hasilnya dinilai secara kualitatif dan kuantitatif. Kultur biopsi jaringan sebagai standar emas diagnosa infeksi jaringan lunak digunakan sebagai tolak ukur perbandingan tehnik kultur
kontaminasi bakteri pada lapisan luk
swab Z-strokes dan Levine.
Data hasil biakan kultur swab dan kultur biopsi jaringan yang diperoleh akan dianalisa secara statistik menggunakan rumus ujidiagnostik Kappa dan McNemar'
HASIL
Telah dilakukan penelitian prospektif bersifat
1g7gxlawrence JC, 1985X Vindenes H, Bjerknes
R,
1995).
Pada tahun 1976 Levine memperkenalkan suatu pengambilan spesimen kultur swab yang lebih tehnik
akurat, dimana dilakukan penekanan berulang pada
Santamaria N,2011).
Pada luka bakar biasanya dilakukan kultur
analitik-observasional pada penderita luka bakar di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dari bulan Januari 2012 sid Maret 2012. Selama periode inididapatkan 20 subyek penelitian vano sesuai kriteria inklusi dan eksklusi Variasi ienis kelamin didaPatkan pria sebanyak '14 orang (70%) dan wanita 6 orang (30%) denganrentang
usia antara 3 bulan s/d 56 tahun, rerata 34,64 tahun'
Penyebab terjadinya luka bakar bervariasi: air panas, api, minyak panas dan listrik, dimana api paling banyak (9 penderita). ' Luas luka bakarterbanyak diantara 10-20% Iuas permukaan tubuh (7 penderita), dengan rentangan diantaru 2,5ok sampai dengan 60% luas permukaan tubuh, dengan mayoritas kedalaman luka derajat ll. Pengambilan spesimen penelitian dilakukan di
tempat perawatan penderita saat itu, dldapatkan 10 penderita di ruang bedah G (kombus G), 4 penderita di burn Unit dan 6 [enderita di oK G6PT (Gedung Bedah PusatTerpadu)
karakteristik area pengambilan spesimen' pemilihan berdasarkan penilaian subyektif peneliti pada
kondisi luka penderita. didapatkan paling banyak di trunkus (9 penderita).
76 Buletin Penelitian RSUD Dr. Soetomo, Volume
15,
Nomor 2, April - Juni 2013, hlm 74
Jumlah hari perawatan penderita saat dilakukan pengambilan spesimen. Didapatkan paling banyak diantara 1-2 minggu (10 penderita). Spesimen paling cepat diambil hari ke-7 dan paling lama hari ke-64. Gambar 1 menunjukkan karakteristik jenis gram
bakteri pada setiap teknik kultur, teknik sederhana: 18
g p d d
strokes: 17 gram I 17 gram negatif 17 gram negatif asi gram negatif sebagai koloni maupun penyebab infeksi luka (86,25%) pada keseluruhan spesimen.
-
79
Dari hasil biopsijaringan didapatkan infeksi pada 17 spesimen dan steril pada 3 spesimen. Ada 10 jenis bakteri dari kelompok ini dan Pseudomonas aeroginosa merupakan yang terbanyak (30%) (Gambar2). Tabel .1 menunjukkan gambaran karakteristik
jenis bakteri hasil kultur biopsi jaringan berdasarkan
kedalaman luka bakar. Didapatkan kesamaan jenis bakteri pada lapisan; Pseudomonas aeruginosa pada derajat llA dan llB, Acinetobacter spp pada derajat llB dan lll, dan Proteus mirabilis pada dearajat llAdan lll.
swab sederhana gram swab sederhana gram swab sederhana steril Z-strokes gram negatif Z-strokes gram positif Z-strokes steril Levine gram negatif Levine gram positif E swab Levine steril
ljaringan
gram negatif
gjaringan gram positif Ejaringan gram steril
Gambar 1. Distribusi jenis gram bakteri yang ditemukan pada keempat teknik kultur.
tracinetobacter
baumaunnii Bacinetobacter
stuartii Wstaphylococcus aureus trprovidencia
trpseudomonas
spp
trproteus mirabilis
aeruginosa Epseudomonas
spp
trstaphylococcus coagulase C) Istaphylococcus sciuri
Gambar 2. Distribusijenis bakteri pada hasil kultur biopsijaringan. Tabel 1. Karakteristik jenis bakteri kultur biopsi jaringan berdasarkan kedalaman luka bakar. Kedalaman luka bakar
Jenis bakteri
ilA
ilB
Staphylococcus scluri
Acinetobacter baumaunnii
Acinetobacter spp
Pseudomonas aerugtnosa
Pseudomonas aerugtnosa
' Staphylococcus coagulase (-)
Proteus mirabilis
Acinetobacter spp
Staphylococcus aureus
Steril
Providencia stuartii Steril
Proteus mirabilis
Bela Subakli Nata'atmadja, Tehnik Kultur Swab Z-stroke Dan Levine 77
Pertumbuhan bakteri pada keempat teknik mendapatkan pertumbuhan >1 jenis bakteri (multiorganisme) pada 3 teknik swab sederhana dan 1 swab Levine. Dari hasil perbandingan ketiga teknik kultur swab dengan biopsi jaringan, didapatkan 6 kultur swab sederhana, 7 swab Z-strokes dan 9 swab Levine sesuai
dengan biopsi jaringan (Gambar
3). Didapatkan 2 penderita dengan keempat teknik dengan hasil yang seragam.
Dilakukan uji diagnostik McNemar dan Kappa
[abel 2) pada data kualitatif penelitian dan
didapatkan bahwa teknik swab Levine belum dapat mencapai tingkat akurasi yang diinginkan (75%) berdasar standar emas kultur biopsi jaringan (p = O,OO] McNemar dan p = 6,219 Kappa ), tetapi nilai sensitifitas tekni k swab Levine (52,9%) masih lebih baik diantara kedua teknik lainnya (35,3% dan 41,2%). I
Pembahasan
Jalan masuk (port de' entre) bakteri untuk
menyebabkan bakterimia pada penderita luka bakar
beragam caranya, dapat melalui: luka akibat jarum infus/
kateter vena sentral, translokasi bakteri saluran pencernaan, infeksi saluran pernafasan dan infeksi
saluran kemih, dan akibat infeksi lukanya sendiri, cara
yang terakhir ini merupakan yang tersering (Sittig
K,
Deitch EA, 1988). Kondisi luka terbuka yang luas, adanya
jaringan nekrotik yang signifikan dan status imunitas yang tidak seimbang (imunosupresi) menyebabkan mudahnya terjadi kondisi ini. Permukaan luka bakar relatif selalu beresiko terkontaminasi (kolonisasi) dan mudah berkembang menjadi invasi jaringan lebih dalam sampai dengan menjadi infeksi dan bakterimia (Loebl EC, Marvin JA, Heck EL, 1974), oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan berkala melalui kultur surveillance luka bakar sebagai tindakan preventif maupun kuratif. Pilihan metode paling sering adalah teknik swab atau biopsi jaringan, dimana swab mudah dan relatif lebih murah, sedangkan biopsi jaringan walaupun dianggap sebagai standar emas diagnostik infeksi jaringan, memiliki kendala seperti: lebih sulit, Iebih mahal dan merupakan suatu tindakan invasif.
Untuk mengurangi kebutuhan penggunaan prosedur biopsi jaringan yang tidak perlu, banyak yang berusaha mengembangkan teknik baru maupun modifikasi. Levine mencoba suatu modifikasi teknik swab
yang bertujuan memperoleh eksudat dari jaringan yang lebih dalam, dengan penekanan pada area dan waktu tertentu. Ada studi yang mendapatkan tingkat sensitifltas teknik inisampaidengan 78% (Angel DE, Lloyd P, Carville K, Santamaria N, 2011). Pada penelitian ini dilakukan perbandingan teknik Levine dengan beberapa teknik swab lainnya (salah satunya prosedur rutin) dengan mengacu kepada blopsi jaringan sebagai standar emas.
Dari hasil keseluruhan tehnik ditemukan
dominasi bakteri gram negatif sebagai penyebab infeksi dan kontaminasi/kolonisasi luka bakar (86,25%).
Pseudomonas aeruginosa (30%), Acinetobacter spp (10%) dan Staphylococcus coagulase negatif (10%) menempati tiga tempat urutan teratas dari kelompok ini. Pada penelitian sebelumnya di unit luka bakar yang sama,
didapatkan Pseudomonas aeruginosa (21,6 %) dan Acinetobacter spp (50%) sebagai penyebab utama
bakterimia pada penderita luka bakar >20o/o luas permukaan tubuh (Agus R, 2008). Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri yang sering menyebabkan infeksi p.ada binatang dan manusia, dapat ditemukan di
permukaan kulit, tanah, air dan lingkungan buatan manusia seperti rumah sakit. Dikenal sebagai bakteri
penyebab infeksi nosokomial rumah sakit karena kemampuannya bertahan hidup di berbagai macam
permukaan. Memiliki kemampuan untuk menginfeksi
jaringan yang rusak atau manusia dengan sistem imun yang menurun, hal tersebut membuat luka bakar merupakan kondisi ideal untuk bakteri ini. Acinetobacter spp juga memiliki kemampuan hidup di berbagai macam permukaan (basah dan kering) di lingkungan rumah sakit seperti halnya Pseudomonas aeruginosa. Sering menjadi sumber infeksi pada penderita yang non-ambulatoir atau dalam kondisi sakit berat, terutama spesies Acinetobacter baumannii. Staphylococcus coagulase negatif merupakan bakteri gram positif yang sering mengkolonisasi kulit manusia (flora normal) (Roth RR, JamesWD, 1988).
ElSwab sederhana
ISwab Z-Strokes trSwab Levine trTidak ada yang
Gambar 3. Distribusi kesesuaian hasil antara ketiga teknik swab dengan kultur biopsi jaringan. Tabel 2. Hasil analisis uji diagnostik data penelitian.
Teknik Swab
Sensitifitas
Sederhana
35,30/o
1000/o
0,219
41,20h
100%
1000/0 78,6% 1000/o 76,9%
0,001
Z-Strokes
0,002
0,168
Levine
52,gVo
1O0o/o
100%
0,008
0,089
Spesifisitas
NPP
NPN
72,7%
(p) McNemar
(p) Kappa
78 Buletin Penelitiin RSUD Dr Soetonn, yolu'ne j5, No,nor
2,
Ap.it - J ni 2A13, htm
Walaupun dianggap relatif avirulen, saat inimulai
sering ditemukan sebagai penyebab llakterimia yang signifikan. Penderita beresiko bila menggunikan prostesis, kateter intravaskuler atau dalant kondisi supresi sistem imun. Kettga bakteri di atas dikenal sebagai penyebab infeksi nosokomial yang sering dj lingkungan
Z4
- 79
spp ('107o) dan Staphylococcus coagulase negatif (10%). Dapat disimpulkan masih tingginya angka kejadian infek;i nosokomial yang tcrjadi di ruang perawatan luka bakar, 2) Pada penelitian ini teknik kultur swab Levine memiliki nilai
rumah sakit, terutama pada penderita dengan penyakt berat.
Dari anahsa data penelitian didapatkan bahwa secara statistik teknik kultur swab Levine masih belum dapat mencapai akurasi yang diharapkan (75%) berdasarkan kultur biopsi jaringan, begitu pula dengan kedua teknik lainnya (swab sederhana dan Z-stokes). Tetapi walaupun begitu sensitifitas teknik swab Levine
ditemukan paling baik diantara ketiga teknik swab tersebut. Levine mempromosikan teknik inj dengan harapan terjadi peningkatkan akurasi teknik kultur swab
swab Levine belum dapat mencapai nilai minimal
diagnostik yang diharapkan (75%) berdasarkan standar emas teknik kultur biopsi jaringan, 4) Teknik kultur swab
memiliki kelemahan mendapatkan bakteri koloni
permukaan luka bakaryang cukup berarti(16,25%). Halini
ditunjukkan oleh penelitian ini dengan didapatkannya 4 spesimen multi organisme dan 3 spesimen kultur biopsi jaringan yang sterll dan 5) penilaian infeksi berdasarkan karakteristik luka bersifat objektif dan kurang akurat, dibuktikan dengan didapatkannya 3 hasjl kultur biopsi
jaringan yang steril (akurasi 85%).
Saran Disarankan agar prosedur kultur surveillance
DAFTAR PUSTAKA Agus R, 2008. Peran hasil kuttur swab luka yang disertai panas badan pada penderita luka bakar lebih 20% luas permukaan
tubuh terhadap terjadinya bakterimia. pendidikan dokter
sensitif dibandingkan teknik sederhana karena memiliki
spesialis bedah plastik. UniverstasAirlangga. Angel D.E, Lloyd P, Carville K, Santamaria N,2O11The clinicat
efficacy
of two semi-q
bbing
identifying infected cutaneous wounds. Bornside G.H, Bornside B.B, 19 techniques
in
(s)
tn
moist
swab and tissue biopsy methods for quantitation of bacteria inexperimental incisionalwounds JournalofTrauma 19(2): '103-105. Brentano L, Gravens D.L, 1967. A method for the quantitation of bacteia in burn wounds Apptied N4icrobiology. 15(3): 670-671 . infections. Medscape References
acteriology
ruang perawatan yang tidak steril. penilaian hasil biakan s
of burns. Journal of
Hospital lnfection. (6 S'rppt B):3-,1 7. Levine N.S, Lindberg R B, Mason A.D Jr , pruitt B.A Jr., 1976. The quantilative swab culture and smear:Aquick, simple method for determining the number of viable aerobic bacteria on
v d
gram laflngan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
rnfection Burns.2:26 32. Perry C.R, Pearson R.L, materialFrom swabbing
Mille o and needle biopsy in
osteomyelitis. Journalof Bone Jojnt Surgery.
ures of
wound
ent of
49. Rhenu B, Joshi B.N, Phadke S A, 2005. Assessment of burn , full thickness biopsy culture and
Rolh
7
3Ai
7 45-?
tive study. Burns.t 0(2): .t 24_126.
Microbiat ecotogy oi ihe skin. Annu
Kultur Swab Z-stroke Dan Levine 79 Bela Subakti Nata'atmadja' Tehnik
of K. Deitch E.A, 1988' Efiect of bacteremia.onmortality Sittiq """ii;r;;ffiiury. Arcnive of Surgery' 1 23: 1 367 -137 0'
colonization of large Vindenes H, Bjerknes R, 1995' Microbial (8): 575-579' 21 Burns. wounds.