EKSTRAK CAIR MAKANAN TRADISIONAL DANGKE

Download 1 Nov 2016 ... Judul Skripsi : Ekstrak Cair Makanan Tradisional Dangke Berpengaruh Pada. Remineralisasi Email Gigi. Menyatakan bahwa Judul ...

0 downloads 470 Views 6MB Size
EKSTRAK CAIR MAKANAN TRADISIONAL DANGKE BERPENGARUH PADA REMINERALISASI EMAIL GIGI

SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat Mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Grace Aprilia Cahyadi J111 13 302

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

EKSTRAK CAIR MAKANAN TRADISIONAL DANGKE BERPENGARUH PADA REMINERALISASI EMAIL GIGI

SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat Mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Grace Aprilia Cahyadi J111 13 302

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul

: Ekstrak Cair Makanan Tradisional Dangke Berpengaruh Pada Remineralisasi Email Gigi

Oleh

: Grace Aprilia Cahyadi / J111 13 302

Telah Diperiksa dan Disahkan Pada Tanggal 11 November 2016 Oleh : Pembimbing :

Prof. Dr. drg. Rasmidar Samad, M.S NIP. 19570422 198603 2 001

Mengetahui, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin

Dr.drg. Baharuddin Thalib, M.Kes, S.Pros NIP. 19640814 199103 1 002

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan mahasiswa yang tercantum di bawah ini Nama

: Grace Aprilia Cahyadi

NIM

: J111 13 302

Judul Skripsi : Ekstrak Cair Makanan Tradisional Dangke Berpengaruh Pada Remineralisasi Email Gigi

Menyatakan bahwa Judul Skripsi yang diajukan adalah judul yang baru dan tidak terdapat di perpustakaan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin .

Makassar, 11 November 2016 Staf Perpustakaan FKG Unhas

Amiruddin, S.Sos NIP. 19661121 199201 1 003

iv

ABSTRAK

Latar Belakang : Remineralisasi gigi merupakan proses kembalinya mineral gigi yang terlepas dan kembali membentuk kristal hidroksiapatit email. Susu dan produk susu mengandung mineral kalsium dan fosfor yang berperan penting dalam proses remineralisasi email gigi. Salah satu produk susu olahan tradisional adalah Dangke. Dangke merupakan makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Dangke berbahan baku susu kerbau atau susu sapi yang digumpalkan dengan menggunakan bahan koagulan alami yaitu getah papaya (enzim papain). Sehingga sebagai produk susu yang memiliki kandungan kalsium dan fosfat, dangke dinilai berpotensi meremineralisasi email gigi. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh ekstrak cair makanan tradisional dangke terhadap remineralisasi email gigi. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan desain penelitian pre and post test with control group design. Sampel yang digunakan adalah permukaan email bagian bukal atau palatal gigi premolar permanen rahang atas yang bebas dari karies. 10 Gigi premolar permanen rahang atas di potong menjadi 3 bagian dan dilakukan demineralisasi sampel dengan cara pengetsaan dengan etsa asam fosfor 37% selama 60 detik. Potongan pertama dimasukkan pada kelompok pre test, potongan kedua merupakan kelompok perlakuan dengan perendaman dalam ekstrak cair dangke, dan potongan ketiga sebagai kelompok kontrol positif yang direndam dalam saliva buatan, sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampel. Sampel sebelum dan setelah perlakuan diukur menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk melihat perubahan kedalaman mikroporositas email gigi. Perubahan kedalaman mikroporositas email gigi menandakan terjadinya remineralisasi pada email gigi. Hasil : Rerata kedalaman mikroporositas email sebelum diberi perlakuan 17.62 µm dan terjadi penurunan kedalaman mikroporositas yang bermakna (p<0.005) setelah direndam dalam ekstrak dangke menjadi 7.72 µm, demikian juga setelah direndam dalam saliva buatan menjadi 10.81 µm. Namun ada perbedaan yang bermakna antara selisih sebelum dan setelah diberi perlakuan pada dangke dan saliva. Selisih kedalaman mikroporositas sebelum dan setelah diberi perlakuan dangke yaitu 9.98 µm dan perlakuan saliva 6.80 µm dengan nilai p = 0.000 (p<0.005). Kata Kunci : Dangke, Saliva, Remineralisasi, Mikroporositas email

v

ABSTRACT

Background : Remineralization of teeth is the return process of mineral teeth that has detached and re-form the hydroxyapatite crystals of email. Milk and dairy products contain calcium and phosphor minerals, they play an important role in the process of tooth email remineralization. One of traditional dairy products are dangke. Dangke is a traditional food that comes from Kabupaten Enrekang, South Sulawesi. Dangke made from buffalo’s milk or cow’s milk and coagulated with natural coagulant that sap papaya (papain enzyme). So as dairy products that contain calcium and phosphate, dangke considered potentially remineralize tooth email. Purpose : to determine the effect of aquaeous extracts of traditional food dangke towards tooth email remineralization. Methods : The study is laboratory experimental research design with pre and post test with control group design. The samples are part of the buccal or palatal enamel surface of permanent maxillary premolar teeth which free of caries. 10 permanent maxillary premolar is cut into three parts and performed demineralization by etching with 37% phosphoric acid for 60 seconds. The first piece is inserted in the group pre-test, the second piece is the group treated with immersion in liquid extracts dangke, and the third piece as the positive control group were immersed in artificial saliva, so that each group consisted of 10 samples. Samples pre and post treatment were measured using a Scanning Electron Microscope (SEM) to see the depth changes of tooth enamel microporosity. Changes microporosity depth indicates the occurrence of tooth enamel remineralization. Results : The average depth of microporosity email before treated 17.62 μm and it decrease significant (p <0.005) after being immersed in the extract dangke becomes 7.72 μm, as well as after immersion in artificial saliva becomes 10.81 μm. But there is a significant difference between the difference before and after being treated at dangke and saliva. Microporosity depth difference before and after being treated dangke is 9.98 μm and saliva is 6.80 μm with p = 0.000 (p <0.005). Keywords: Dangke, Saliva, Remineralization, Enamel microporosity

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME, karena atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Ekstrak

Cair

Makanan

Tradisional

Dangke

Berpengaruh

Pada

Remineralisasi Email Gigi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan strata sati di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dalam bidang ilmu kedokteran gigi. Dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi, namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga akhirnya, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sang Maha Pencipta dan Maha Pemurah atas limpahan anugerah, kasih, dan rahmat-Nyalah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Prof.Dr.drg.Rasmidar Samad, M.S selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi, memberikan arahan, masukan, dan nasehat dengan sabar dan penuh kasih hingga skripsi ini selesai.

vii

2. Dr.drg. Baharuddin Thalib, M.Kes, Sp.Pros sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin atas bantuan morilnya selama penulis mengikuti pendidikan. 3. Kedua orangtua terkasih Ronny Cahyadi dan Nita Suriyani Etta, S.Pd, M.Si yang senantiasa memberikan doa, motivasi, semangat, dukungan selama penyusunan skripsi ini. 4. Saudara laki-laki penulis Christopher Yosua Cahyadi dan Christopher Jonathan Cahyadi serta Keluarga lainnya, yang selalu memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini. 5. Teman-teman sepembimbing Nisrina Ekayani N. dan Mukhlas Ardiansyah atas kerjasama dan bantuan hingga skripsi ini boleh selesai. 6. Sahabat-sahabat penulis Ochtavya P. Devin Pradana, Chrysela Olivia Darwin, dan dr.Felix yang selalu memotivasi dan memberi semangat. 7. Seluruh Dosen FKG Unhas yang telah memberikan ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi. 8. Teman-teman perkulihan Restorasi 2013 atas segala bantuan, semangat dan dukungan selama ini. 9. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kesalahan yang tidak disadari oleh penulis. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, demi perbaikan penulisan

viii

selanjutnya. Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu Kedokteran Gigi kedapannya. Makassar, 11 November 2016

Grace Aprilia Cahyadi

ix

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………… i HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. ii LEMBAR PENGESAHAN.……………………………………………………. iii SURAT PERNYATAN………………………………………………………… iv ABSTRAK……………………………………………………………………… v ABSTRACT……………………………………………………………………. vi KATA PENGANTAR…………………………………………………………. vii DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... x DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xiii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang …………………………………………………..…... 1 1.2.Rumusan Masalah …………………………………………………… 3 1.3.Tujuan Penelitian ……………………………………………............. 3 1.4.Hipotesa …………………………………………………................... 3 1.5.Manfaat penelitian ………………………………….…...................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Produk Olahan Susu …………………………………………............. 5 2.1.1. Keju ……………………………………………........................ 5 2.1.2. Dangke ………………………..………………........................ 6 2.2.Email gigi ……..…………………….…………………..…………… 7

x

2.3.Demineralisasi dan Remineralisasi email gigi………………….……. 9 2.3.1. Demineralisasi email gigi….…………………..………………. 9 2.3.1. Remineralisasi email gigi….…………………..………….….. 10 2.4.Karies ……………………………………………………………..... 11 2.5.Scanning electron microscopy (SEM) ……………………............... 14 BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSNEP 3.1 Kerangka Teori …………………………………………………...... 15 3.2 Kerangka Konsep ………………….………………………….......... 16 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ……………………………………………............... 18 4.2 Desain Penelitian ……………………………………………............ 18 4.3 Lokasi Penelitian …………………………………………...……..... 18 4.4 Waktu Penelitian ……………………..…………………………...... 18 4.5 Sampel …………………………...........................………………..... 18 4.6 Kriteria Sampel …………………………………………………...... 19 4.6.1 Kriteria Inklusi ……………………………………………….. 19 4.6.2 Kriteria Eksklusi ……………………………………………… 19 4.7 Variabel Penelitian …………………………………………………. 19 4.7.1 Variabel Independen ………………………………………..... 19 4.7.2 Variabel Dependen …………………………………………… 19 4.7.3 Variabel Kendali ……………………………………………... 19 4.8 Definisi Operasional Variabel ……………………………………… 20

xi

4.9 Kriteria Penilaian …………………………………………………... 20 4.10 Alat dan Bahan ………………………………………………….... 21 4.10.1 Alat ……………………………………………….................. 21 4.10.2 Bahan ……………………………………………….............. 21 4.11 Prosedur Kerja …………………………………………………..... 21 4.12 Data …………………………………………………..................... 23 4.12.1 Jenis Data ………………………………………………........ 23 4.12.2 Pengolahan dan Analisis Data………………………………. 23 4.12.4 Penyajian Data …………………………………………….... 23 4.13 Alur Penelitian ………………………………………………….......... 24 BAB V HASIL PENELITIAN………………………………………………….. 25 BAB VI PEMBAHASAN ……………………………………………………… 29 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan ………………………………………………………..…… 34 7.2 Saran………………………………………………………..…….……... 34 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 35 LAMPIRAN ……………………………………………………………………. 37

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1. Rerata kedalaman mikroporositas email sebelum dan setelah direndam dalam Dangke dan saliva …………………………………………... 26 Tabel 5.2. Perbedaan kedalaman mikroporositas email setelah direndam dalam dangke dan saliva ………………………………………………….. 27 Tabel 5.3. Selisih kedalaman mikroporositas sebelum dan setelah direndam dalam dangke dan saliva…………………………………………………… 28

xiii

DAFTAR GAMBAR

Tabel 5.1. Perbedaan kedalaman mikroporositas email sebelum dan setelah diberi perlakuan Dangke dan saliva ……………………..……………..…. 26 Tabel 5.2. Perbedaan kedalaman mikroporositas pada 10 sampel setelah diberi perlakuan dangke dan saliva …………………………………..….... 27 Tabel 5.3. Perbedaan selisih kedalaman mikroporositas pada 10 sampel sebelum dan setelah diberi perlakuan dangke dan saliva…………………….. 28

xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Angka kejadian karies gigi di Indonesia mencapai 80% dari jumlah penduduk di Indonesia. Karies gigi adalah suatu proses yang terjadi pada setiap permukaan gigi di rongga mulut di mana plak gigi yang dibiarkan berkembang selama periode waktu. Pembentukan plak merupakan proses alami dan fisiologis dimana kumpulan mikroorganisme melekat pada permukaan gigi yang selalu aktif secara metabolik. Beberapa bakteri yang melekat tersebut mampu memfermentasi karbohidrat seperti sukrosa dan glukosa sehingga menghasillkan asam. Menurunnya PH secara berulang dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi. Demineralisasi gigi adalah larutnya email gigi akibat konsentrasi asam yang tinggi Karies merupakan penyakit multifaktorial yang diawali dengan proses demineralisasi jaringan keras gigi dalam periode waktu.1 Remineralisasi gigi merupakan proses kembalinya mineral gigi yang terlepas dan kembali membentuk kristal hidroksiapatit email. Susu mengandung mineral kalsium dan fosfor yang berperan penting dalam proses remineralisasi email gigi2.

Susu dan produk susu seperti keju dapat meningkatkan kesehatan karena mengandung bioktif peptida, bakteri probiotik, antioxidant, viramin, protein, oligosacarida, organic acid, dan calcium. Kandungan phosphopeptide dalam keju dapat mengikat dengan kalsium sehingga menghambat pembentukan lesi karies melalui dekalsifikasi email gigi. Sedangkan glycomacropeptida berasal dari casein dalam keju berkontribusi pada efek antikaries dengan menghambat adhesi dan pertumbuhan bakteri membentuk plak pada mukosa mulut. Sehingga mengkonsumsi susu dan produk susu sangat baik dalam menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut manusia.3 Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Produk ini dikenal sebagai “Keju Kabupaten Enrekang” karena rasanya yang mirip dengan keju dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Jumlah kandungan air pada dangke 45,75%, sehingga dangke digolongkan dalam golongan keju lunak (soft cheese). Dangke merupakan produk industri rumah tangga yang dibuat dalam jumlah terbatas dengan bahan baku susu kerbau atau susu sapi yang digumpalkan menggunakan bahan koagulan alami yaitu getah papaya (enzim papain). Makanan tradisional ini berbentuk kubah karena dicetak menggunakan tempurung kelapa. 4 Makanan tradisional dangke memiliki nilai gizi yang tinggi. Kamposisi kandungan gizi pada makanan ini yaitu 45,75% air, 32,81% lemak, 17,20% protein, dan 2,32% mineral. Mengkonsumsi dangke baik bagi kesehatan dan sosialisasi bahan makanan ini pada masyarakat di Kabupaten Enrekang diharapkan dapat menambah perbendaharaan makanan sehat bergizi. 5

2

Berdasarkan data yang ada, produk olahan susu mengandung mineral kalsium dan fosfat yang dapat menghambat lesi karies dengan dekalsifikasi email. Dangke merupakan produk susu hasil olahan tradisional Indonesia. Salah satu cara untuk mencegah peningkatan prevalensi karies di Indonesia yaitu meningkatkan produksi bahan atau makanan yang dapat meremineralisasi gigi. Dikalangan masyarakat Kabupaten Enrekang dangke merupakan makanan favorit, namun diluar Kabupaten Enrekang belum banyak dikenal. Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian mengenai Pengaruh ekstrak cair maknaan tradisional dangke (keju khas Kabupaten Enrekang) terhadap remineralisasi email gigi untuk menurunkan angka kejadian karies dan meningkatkan produksi produk olahan tradisional. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana

pengaruh

ekstrak

cair

makanan

tradisional

dangke

terhadap

remineralisasi email gigi?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh ekstrak cair makanan tradisional dangke terhadap remineralisasi email gigi. 1.4. Hipotesa Ada pengaruh ekstrak cair makanan tradisional dangke terhadap remineralisasi email gigi.

3

1.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberi

informasi

ilmiah

mengenai

pengaruh

dangke

terhadap

remineralisasi email gigi sehingga angka kejadian karies gigi dapat berkurang. 2. Mensosialisasikan kepada masyarakat diluar Kabupaten Enrekang manfaat produk tradisional Dangke terhadap gigi, sehingga produksi makanan Indonesia semakin meningkat. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan sebagai produsen produk olahan Dangke.

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Produk Olahan Susu 2.1.1. Keju Susu dan produk susu berpengaruh baik terhadap kesehatan karena memiliki bioactive peptide, bakteri probiotik, antioksidan, vitamin, protein spesifik, oligosakarida, asam organic dan kalsium tinggi. Produk susu mengandung banyak bahan fungsional yang menurunkan absorpsi kolestrol, mengurangi tekanan darah, dan memiliki efek antimikroba. Susu yang difermentasi kaya akan protein, salah satunya adalah phosphopeptide. Kandungan phosphopeptide dalam keju dapat mengikat dengan kalsium sehingga menghambat pembentukan lesi karies melalui dekalsifikasi email gigi. Sedangkan glycomacropeptida berasal dari casein dalam keju berkontribusi pada efek antikaries dengan menghambat adhesi dan pertumbuhan bakteri membentuk plak pada mukosa mulut.3 WHO melaporkan terdapat bukti penurunan resiko karies akibat mengonsumsi keju. Studi eksperimental membuktikan keju dapat mencegah pengembangan karies, mencegah demineralisasi, meningkatkan pH dan laju aliran saliva, dan meningkatkan konsentrasi kalsium pada plak gigi sehingga mendukung remineralisasi. Kadar kalsium dan fosfor yang tinggi merupakan factor dalam mekanisme kariostatik keju. Keju mengandung sejumlah besar tyramine, yang dapat digunakan mikroorganisme untuk meningkatkan pH plak. Keju juga mengandung beragam asam lemak yang sebagian berpotensial sebagai agen

antimikroba. 6 Makanan yang kaya akan keju dapat meningkatkan konsentrasi kalsium pada dental plak. Keju memiliki kalsium dan fosfat inorganik yang tinggi sehingga dapat mengurangi

demineralisasi

phosphopeptides.

Keju

email

dengan

menyebabkan

protein

stimulasi

terserap

aliran

melalui

saliva

yang

casein dapat

meningkatkan pembersihan makanan sehingga tidak terjadi fermentasi karbohidrat dan juga menghasilkan aksi buffer yang menaturalkan asam plak. 6 Casein phosphopeptide–amorphous calcium phosphate complexes (CPP–ACP) merupakan produk susu yang dapat membantu remineralisasi dan mencegah karies gigi. Kandungan kalsium dan fosfat dihasilkan oleh CPP yang kemudian berikatan dengan email gigi. Selain itu CPP dapat mencegah karies dengan menurunkan jumlah streptococcus mutans.CPP-ACP dapat menstabilkan kalsium dan fosfat dalam larutan, selain itu dapat membantu menstabilkan pH plak dan juga terjadi peningkatan kalsium dan fosfat pada plak. Sehingga konsentrasi kalsium dan fosfat pada subpermukaan lesi tetap tinggi hingga terjadi remineralisasi.7 2.1.2. Dangke Dangke adalah makanan tradisional yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan dan telah dikenal masyarakat secara nasional. Produk ini dikenal sebagai “Keju Kabupaten Enrekang” karena rasanya yang mirip dengan keju dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Pemerintahan Kabupaten Enrekang menjadikan dangke produk lokal unggulan yang sangat digemari. Dangke merupakan produksi industry rumah tangga yang terbuat dari susu segar berbentuk kubah karena dicetak menggunakan tempurung kelapa dan dibungkus dengan daun pisang.4

6

Jumlah kandungan air dangke 45,75%, sehingga digolongkan dalam golongan keju lunak (soft cheese) yang berwarna putih dan bersifat elastis.

Dangke

dikategorikan menjadi dua berdasarkan bahan baku pembuatannya, yaitu susu kerbau atau susu sapi. Satu buah dangke dibuat dari 1,25-1,5 liter susu segar.4 Pengolahan dangke sangat sederhana dengan memasukkan susu segar ke dalam panci hingga mendidih. Selanjutnya getah papaya (enzim papain) digunakan sebagai bahan koagulan alami untuk menggumpalkan makanan ini. Enzim secara alamiah akan mengubah susu itu menjadi padat akibat terjadinya pemisahan protein dan air. Setelah itu dangke dicetak menggunakan tempurung kelapa sambil ditekan hingga cairannya terpisah dan berbentuk kubah.5 Nilai gizi yang dimiliki oleh dangke tergolong cukup tinggi. Kamposisi kandungan gizi pada makanan ini yaitu 45,75% air, 32,81% lemak, 17,20% protein, dan 2,32% mineral. Mengkonsumsi dangke baik bagi kesehatan dan dapat meningkatkan derajat makanan tradisional Kabupaten Enrekang. 5 3.2. Email Gigi Email terbentuk dari sel ameloblast, yang kemudian menutupi mahkota anatomis gigi dengan ketebalan yang berbeda pada tiap area. Secara histologi email terdiri dari kristal hidroksiapatit, yang tersusun panjang pada columnar rods(prisma). email rod ini terbentuk oleh aktivitas dari ameloblast.8 Setiap rod memiliki kepala dan ekor. Kepala mengarah ke oklusal dan ekor mengarah ke servikal.9 Email merupakan struktur terkuat dan tinggi substansi mineral yang menutupi mahkota gigi. Kemposisi email yaitu komponen anorganik berupa hydroxyapatite 90-92% dan elemen dan mineral lain 3-5%. Sedangkan konten organik yaitu protein

7

dan lipid 1-2% dan air 4%. Warna dari email biasanya abu-abu dan natural translusen. Warna email bergantung pada warna dentin dibawahnya, ketebalan email, jumlah stain pada email, dan kemunculan anomali selama perkembangan dan tahap mineralisasi. Fungsi dari email yaitu mendukung tekanan mastikasi karena memiliki struktur yang paling keras pada gigi, berfungsi sebagai estetik dan warna, dan mendukung dentin dan pulpa dibwahnya.9 Email lebih tebal pada area oklusal dan insisal dan menjadi semakin tipis hingga cementoemail junction. Mineral terbesar pada email adalah hidroksiapatit, dan mineral lain dalam jumlah kecil. Substansi tubuh manusia yang paling keras adalah email gigi. Kekerasan dapat bervariasi pada permukaan luar gigi bergantung pada lokasi. email memiliki sifat getas dengan modulus elastisitas tinggi dan kekuatan tarik rendah, yang menunjukkan struktur kaku. Walaupun email memiliki struktur yang padat dank eras, ion dan molekul tertentu dapat berpenetrasi dalam email sehingga akan tampak unit struktur yang hipomineralisasi dan banyaknya konten organik.8 Email akan larut apabila terkena asam. Kelarutan email meningkat dari permukaan email ke dentinoename junction (DEJ). Kelarutan permukaan email dapat menurun dengan pengaplikasian fluoride. Pemberian fluoride dapat mempengaruhi sifat kimia dan fisik dari mineral apatit dan mempengaruhi kekerasan, reaktivitas kimia, dan stabilitas email. Sehingga fluoride dapat menstabilkan email dengan menurunkan kelarutan asam, menurunkan laju demineralisasi, dan meningkatkan laju remineralisasi.8

8

3.3. Demineralisasi dan Remineralisasi email 2.3.1. Demineralisasi email Gigi Email gigi terdiri atas ikatan kristal hidroksiapatit yang disusun teratur (prisma email). Kristal-kristal tersebut berikatan dengan erat sehingga email memiliki penampilan seperti kaca dan translusen. Ditengah ikatan kristal-kristal hidroksiapatit terdapat ruang atau pori interkristalin yang diisi oleh air dan bahan organik. Ketika email terkena asam yang diproduksi oleh biofilm mikroba, mineral dikeluarkan dari permukaan kristal sehingga ukurannya mengecil. Akibatnya ruang interkristalin membesar dan jaringan menjadi lebih berpori (mikroporositas). Peningkatan mikroporositas ini dapat dilihat secara klinis sebagai white spot.1 Demineralisasi terjadi melalui proses difusi yaitu proses perpindahan molekul atau ion yang larut dari dalam email ke saliva sehingga email akan kehilangan mineral-mineral anorganik penyusun hidroksiapatit. Kecepatan melarutnya email gigi dipengaruhi oleh pH, lamanya paparan dengan bahan asam, serta adanya ion mineral kalsium dan fosfat. Semakin lama waktu kontak antara minuman asam dengan permukaan email gigi, meningkatkan kemungkinan terjadi demineralisasi.10 Mineralisasi email gigi dipengaruhi oleh pH saliva. pH saliva yang rendah, akan menyebabkan ion Hidrogen semakin meningkat sehingga dapat merusak ikatan hidroksiapatit pada gigi dan akan melarutkan kristal email. Hilangnya sebagian atau seluruh mineral email inilah yang disebut dengan demineralisasi. Ketika demineralisasi terjadi, akan terbentuk mikroporositas pada permukaan email gigi. Demineralisasi yang parah akan menyebabkan terbentuknya spot putih hingga dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi. Apabila demineralisasi terjadi secara terus

9

menerus dalam waktu yang lama dan distimulasi oleh bakteri maka karies akan terjadi.2 Metode untuk mengurangi faktor demineralisasi yaitu dengan perubahan diet atau pola makan, meningkatkan kebersihan dan kesehatan mulut, dan memberi tindakan kimia. Metode untuk meningkatkan faktor pelindung dari gigi yaitu dengan meningkatkan aliran, kuantitas dan kualitas saliva, aplikasi kimia seperti fluoride pada permukaan gigi, aplikasi agen remineralisasi, dan penggunaan pit atau fissure sealent. Salah satu diet untuk mengurangi faktor demineralisasi adalah keju. Keju memiliki kemampuan untuk meningkatkan aliran saliva, meningkatkan pH, dan promosi pembersihan dari gula.9 2.3.1. Remineralisasi Email Gigi Remineralisasi email gigi terjadi ketika pH lokal yang asam akibat metabolism bakteri plak kembali naik. Saliva mengandung kensentrasi tinggi ion kalsium dan fosfat yang berfungsi sebagai bahan baku untuk proses remineralisasi.11 Asam yang diproduksi oleh bakteri plak dinetralkan oleh saliva, sehingga pH meningkat dan mineral dapat kembali dan terjadi remineralisasi.1 Remineralisasi hanya terjadi karena permeabilitas email pada fluoride, kalsium, dan fosfat yang didapatkan dari saliva maupun sumber lainnya.9 Saliva dan cairan plak memiliki banyak ion kalsiom dan fosfat. Saliva mengandung statherin, sebuhan proline yang kaya peptide yang menstabilisasi ion kalsium dan fosfat dan mencegah deposisi berlebih ion ini pada gigi. Status dari saliva tersebut menyediakan kesempatan konstan email meremineralisasi dan membantu memproteksi gigi saat ada bahan kariogenik.8

10

Ketika pH cukup tinggi (>5,5), dan ioan kalsium dan fosfat hadir, proses demineralisasi menjadi karies dapat dibalik dengan remineralisasi dari struktur email gigi yang rusak. Apabila remineralisasi terjadi sebelum kavitasi permukaan gigi dapat menunjukan bukti karies dengan munculnya diskolorisasi yang dihasilkan dari penggabungan bahan eksogen berpigmen. Jika remineralisasi terjadi setelah kavitasi, sisa permukaan yang terkena menjadi lebih keras dan sering menjadi coklat gelap atau warna hitam. Permukaan ini dapat disebut arrested caries dan dan lebih tahan terhadap tantangan kariogennik masa depan.8 Beberapa penelitian telah menunjukkan pentingnya ion kalsium dan fosfat dalam proses remineralisasi. Bahan pencegah karies yang ideal harus melepaskan kalsium dan fosfat dalam rongga mulut. Produsen bahan pencegah karies gigi sekarang menggabungkan Casein phosphopeptide–amorphous calcium phosphate complexes (CPP–ACP) dalam komposisi produk mereka untuk membantu remenineralisasi dan mencegah karies. Casein phosphopeptide dapat memberikan armphous calcium phosphate dan ACP mengikat dengan email gigi. CPP juga dapat menurunkan jumlah streptococcus mutans karena memiliki kemampuan untuk berintegrasi dalam pelikel.7 3.4. Karies Karies atau kerusakan gigi merupakan penyakit kronis yang paling umum di dunia. Prevalensi karies telah sangat meningkat di zaman modern di seluruh dunia, peningkatan ini terkait dengan perubahan pola makan. Karies gigi adalah penyakit infeksi mikrobiologi pada gigi yang menyebabkan larutnya email dan destruksi

11

jaringan kalsifikasi. Kavitas atau rongga pada permukaan gigi adalah tanda-tanda dari infeksi bakteri.11 Karies muncul apabila proses remineralisasi lebih pelan daripada proses demineralisasi, dan adanya mineral yang hilang ke lingkungan sekitarnya. Faktor etiologi dari karies yaitu host (gigi), substrat (lingkungan), mikroorganisme, dan periode waktu. Saliva merupakan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi aktifitas karies. Saliva memiliki protein yang berdeposit ke permukaan gigi yang membantu email melawan kelarutan asam. Selain itu saliva kaya akan kalsium, fosfat dan fluoride yang membantu remineralisasi email. 9 Aktivitas karies sangat bervariasi dan dibuktikan dengan adanya demineralisasi dan hilangnya struktur gigi. Demineralisasi struktur gigi hanya terjadi apabila terdapat sejumlah bakteri yang mampu menghasilkan lingkungan asam yang cukup. Bakteri melekat pada permukaan gigi dan membentuk massa gelatin yang disebut plak gigi. Bakteri plak memetabolisme karbohidrat sederhana untuk energi dan menghasilkan asam organik yang dapat menyebabkan lesi karies dengan melarutkan struktur kristalin gigi. 11 Karies gigi tidak akan muncul apabila rongga mulut bebas dari bakteri. Bakteri yang paling sering menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans, Lactobacillus spp., Veillonella spp. dan Actinomyces spp. Streptococcus mutan dipertimbangkan sebagai factor penyebab utama karena kemampuannya untuk melekat pada permukaan gigi, menghasilkan jumlah asam yang banyak, dan bermetabolime pada pH rendah.9

12

Plak gigi yang dibiarkan berkembang selama periode waktu pada permukaan gigi akan menyebabkan karies gigi. Plak membentuk biofilm yang merupakan kumpulan komunitas mikroorganisme yang melekat pada permukaan gigi dan selalu aktif secara metabolik. Beberapa bakteri mampu memfermentasi diet substrat karbohidrat yang cocok seperti sukrosa dan glukosa dan memproduksi asam sehingga pH turun dibawah 5 dalamwaktu 1-3 menit. Demineralisasi terjadi ketika kondisi asam terjadi berulang-ulang.1 Lesi white spot merupakan tanda karies paling awal yang dapat terlihat. Untuk melihat lesi ini plak atasnya harus dihilangkan terlebih dahulu dengan cara menyikat gigi dan dikeringkan. Studi scanning electron microscope (SEM) yang dilakukan pada gigi premolar yang telah dicabut karena alasan ortodontik, memperlihatkan setelah 4 minggu akumulasi plak terjadi pelarutan pada permukaan email.1 Remineralisasi struktur gigi yang rusak terjadi ketika pH lokal naik. Saliva mengandung kensentrasi tinggi ion kalsium dan fosfat yang berfungsi sebagai bahan baku untuk proses remineralisasi. Hampir semua permukaan interproksimal gigi sering mengalami demineralisasi akibat asam yang diproduksi oleh plak. Manajemen karies dapat dilakukan dengan pemahaman mengenai keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi.11 Pencegahan karies terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier. Pencegahan primer berupa modifikasi diet, penggantian gula seperti xylitol, pemakaian fluor, pit dan fissur sealant, dan kontrol plak. Diet yang dianjurkan yaitu memakan makanan kariostatik seperti lemak, protein dan fluor. Pencegahan sekunder

13

dilakukan dengan pengobatan dan perawatan gigi berlubang, dan pencegahan tersier berupa perawatan pulpa atau pencabutan gigi.12 3.5. Scanning electron microscopy (SEM) Mikroskop elektron adalah alat yang menggunakan sinar elektron untuk membentuk sebuah gambar dari sebuah specimen. Scanning electron microscopy (SEM) merupakan mikroskop untuk memeriksa struktur permukaan suatu objek. Dalam suatu penelitian, peneliti cenderung lebih tertarik menggunakan SEM karena menghasilkan gambar tiga dimensi sehingga peneliti lebih mudah menafsirkan hasil dari gambar tersebut. Selain itu langkah untuk mempersiapkan specimen lebih mudah sehingga waktu untuk persiapan sampel penelitian lebih sedikit.13 Langkah-langkah untuk mempersiapkan sampel SEM yaitu pembersihan permukaan, menstabilkan sampel dengan fiksatif, membilas, dehidrasi, pengeringan, pemasangan specimen pada dudukan logam, dan melapisi sampel dengan bahan konduktif elektrik.

13

Scanning Electron Microscope (SEM) memiliki kelebihan

perbesaran obyektif yang mencapai dua juta kali sehingga mikroporositas email gigi dapat terlihat. Menganalisa terjadinya remineralisasi pada email dapat menggunakan SEM dengan indikator remineralisasi yaitu kedalaman mikroporositas email.2

14

BAB III KERANGKA TEORI DAN KONSEP

3.1. Kerangka Teori

Enamel Gigi

Konsumsi produk asam

Konsumsi produk olahan susu

Dangke

Keju

 pH naik  Ion kalsium dan fosfat meningkat  Jumlah bakteri menurun

Gigi Permukaan Gigi Bentuk Gigi

Berkurangnya kedalaman mikroporositas enamel gigi Remineralisasi

 pH turun  Ion Hidrogen meningkat  Jumlah bakteri meningkat

Bertambahnya kedalaman mikroporositas enamel gigi Demineralisasi

Karies Gigi

Keterangan: Variabel yang diteliti Variabel yang tidak diteliti

15

3.2. Kerangka Konsep Dangke

- Waktu/lama - Konsentrasi

Perendaman

 Jenis /Bentuk Gigi  Permukaan gigi

 Temperatur udara  PH larutan

Ion kalsium dan fosfat meningkat

Ikatan hidroksiapatit email gigi

Kedalaman mikroporositas email berkurang

Remineralisasi Keterangan: Variabel independen

Variabel antara

Variabel dependen

Variabel yang diteliti

Variabel Kendali

Variabel tidak diteliti

16

Keterbatasan penelitian 1. Tidak dilakukan pengukuran pH larutan ekstrak dangke dan PH larutan saliva 2. Tidak dilakukan pengendalian temperatur udara lingkungan selama penelitian 3. Tidak dilakukan pencatatan daerah permukaan gigi palatal atau bukal yang dilakukan perlakuan.

17

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris. 4.2. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah pre and post test with control group design. 4.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin, Laboratorium Mikrostruktur Fisika Universitas Negeri Makassar, Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, dan Laboratorium Biokimia Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin. 4.4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2016. 4.5. Sampel Sampel yang digunakan adalah permukaan email bagian bukal atau palatal gigi premolar permanen rahang atas yang bebas dari karies. 10 Gigi premolar permanen rahang atas di potong menjadi 3 bagian dan dilakukan pengetsaan dengan etsa asam fosfor 37%. Potongan pertama dimasukkan pada kelompok pre test, potongan kedua merupakan kelompok perlakuan dengan perendaman dalam ekstrak

cair dangke, dan potongan ketiga sebagai kelompok kontrol positif

18

yang direndam dalam saliva buatan, sehingga masing-masing kelompok terdiri dari 10 sampel. 4.6. Kriteria Sampel 4.6.1 Kriteria Inklusi 1. Gigi premolar permanen rahang atas yang dicabut karena alasan perawatan ortodontik. 2. Gigi tidak mengalami karies. 3. Gigi tidak retak atau fraktur. 4.6.2 Kriteria Eksklusi 1. Gigi mengalami fraktur selama proses penelitian berlangsung. 4.7.Variabel Penelitian 4.7.1 Variabel Independen Variabel independen adalah dangke (keju khas Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan). 4.7.2 Variabel Dependen Variabel dependen adalah kedalaman mikroporositas email gigi. 4.7.3 Variabel Kendali Variabel kendali yaitu konsentrasi ekstrak dangke, lama perendaman, dan jenis gigi.

19

4.8.Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ekstrak cair dangke : larutan dengan sifat cair terbuat dari dangke, produk olahan tradisional Kabupaten Enrekang yang berbahan baku susu sapi yang digumpalkan. 2. Saliva buatan : larutan hasil laboratorium yang mirip dengan saliva dalam rongga mulut manusia dengan kandungan kalsium dan fosfat. 3. Remineralisasi email gigi : berkurangnya kedalaman mikroporositas email gigi. 4.9. Kriteria Penilaian 4. Perendaman dalam ekstrak dangke Selama penelitian, sampel direndam dalam larutan cair ekstrak dangke 100% dengan kriteria : -

Sampel direndam selama tujuh hari menggunakan wadah plastik

-

Dilakukan penggantian ekstrak dangke tiap 8 jam

5. Perendaman dalam saliva buatan Selama penelitian, sampel direndam dalam saliva buatan dengan kriteria : -

Sampel direndam selama tujuh hari menggunakan wadah plastik

-

Dilakukan penggantian saliva buatan tiap 24 jam

6. Mengukur kedalaman mikroporositas email gigi menggunakan Scanning Microscope Elctron (SEM) yang diperoleh dari permukaan bagian bukal atau palatal enamel gigi yang telah dipotong. Sebelum dilakukan pengambilan

20

gambar, dilakukan coating pada permukaan sampel, setelah itu dilakukan pembesaran gambar hingga terlihat kedalaman mikroporositas dengan satuan µm. 4.10. Alat dan Bahan 4.10.1 Alat 1. Scanning electron microscope (SEM) 2. pH meter digital 3. Pinset 4. Wadah plastik 5. Separating disc 4.10.2 Bahan 1. Ekstrak cair dangke konsentrasi 100% 2. Saliva buatan 3. Gigi premolar rahang atas 4. Etsa asam fosfor 37% 5. Akuades 6. Nail varnish (Cat kuku) 4.11. Prosedur Kerja 1. Persiapan Bahan -

Sampel Gigi : untuk mendapatkan sampel, gigi premolar dipilih sesuai kriteria inklusi. Gigi yang ada dipotong menggunakan separating disk pada bagian cementenamel junction sehingga mahkota gigi terpisah dari akarnya.

21

Kemudian mahkota gigi dipotong arah mesio-distal sehiangga menjadi dua bagian. Bagian gigi yang pertama digunakan sebagai pretest. Bagian kedua dipotong kembali menjadi dua bagian, dan salah satunya sebagai sampel perlakuan, dan yang lainnya sebagai kontrol. Gigi premolar yang digunakan yaitu 10, sehingga masing-masing kelompok pre test dan post test memiliki 10 sampel. -

Ekstrak cair dangke : ditimbang sampel dangke sebanyak 2 kg, kemudian dimasukkan dalam wadah maserasi. Ditambahkan pelarut etanol 96% sebanyak 5 liter. Didiamkan 3-5 hari kemudian disaring. Ekstrak cair yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh ditimbang.

2. Pemberian Perlakuan -

Dilakukan pengetsaan menggunakan etsa asam 37% selama 60 detik pada permukaan email bukal atau palatal seluruh sampel, kemudian dicuci menggunakan akuades.

-

Permukaan yang tidak diukur diolesi dengan cat kuku

-

Washout selama tujuh hari agar tidak ada efek pengetsaan yang tersisa.

-

10 sampel diberi perlakuan berupa perendaman dalam ekstrak cair dangke selama tujuh hari dengan penggantian ekstrak tiap 8 jam.

-

10 sampel diberi perlakuan berupa perendaman dalam saliva buatan (kontrol positif) selama tujuh hari, dengan penggantian saliva buatan tiap 24 jam.

3. Pengukuran Mikroporositas

22

-

Sebelum dilakukan pengurukuran, seluruh sampel dipotong menjadi 2 bagian sehingga kedalaman porositas dapat terlihat.

-

Sampel yang akan diukur di coating di dalam lab, sebagai salah satu proses penggunaan alat SEM.

-

Dilakukan perbesaran hingga kedalaman porositas terlihat, dan dilakukan pengambilan gambar menggunakan SEM

-

10 Sampel pre test yang telah dietsa terlebih dahulu diukur kedalaman porositasnya dengan satuan µm

-

Kemudian dilakukan pengukuran kedalaman porositas pada 10 sampel yang telah direndam dalam ekstrak cair dangke, dan 10 sampel yang telah direndam dalam saliva buatan menggunakan SEM dengan satuan µm.

-

Data yang ada ditabulasi dan dianalisis.

4.12. Data 4.12.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data primer. 4.12.2. Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SPSS version 23 for windows, dengan menggunakan uji normalitas Shapiro Wild an uji homogenitas data Levene. Uji Perbedaan data menggunakan uji t-paired dan uji t-independent. 4.12.3. Penyajian Data Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik

23

4.13. Alur Penelitian Pemotongan 10 mahkota gigi menjadi 2 bagian Pengetsaan menggunakan etsa 37% daerah bukal atau palatal selama 60 detik

Wash Out selama 7 hari

10 Sampel diukur kedalaman mikroporositas menggunakan SEM (Pre Test)

10 bagian dipotong kembali menjadi 2 potongan gigi Mengolesi permukaan yang tidak diteliti menggunakan cat kuku Sampel direndam dalam bahan uji

Kelompok Perlakuan 10 sampel (Dangke)

Kelompok Kontrol 10 sampel (Saliva)

Rendam selama 7 hari

Pengukuran kedalaman mikroporositas menggunakan SEM (post test)

Tabulasi dan analisis data

24

BAB V HASIL PENELITIAN

Penelitian pengaruh dangke terhadap remineralisasi email gigi (in vitro) ini dilakukan pada bulan Juni-Oktober 2016. Sebanyak 10 gigi dipotong di lab preparasi Fakultas Kedokteran Gigi Unhas untuk mendapatkan sampel potongan mahkota gigi sehingga terdapat 30 potongan gigi. Masing-masing potongan gigi dilakukan pengetsaan dengan etsa asam fosfor 37% selama 60 detik pada bagian bukal dan palatal sehingga terjadi demineralisasi dan mikroporositas email semakin dalam. 10 sampel hasil pengetsaan ini akan diambil datanya sebagai pretest. Setelah itu 10 sampel potongan gigi lainnya direndam dalam ekstrak dangke dan 10 direndam dalam saliva buatan selama 7 hari. Penggantian ekstrak dangke dilakukan setiap delapan jam dan penggantian saliva setiap 24 jam. Dalam penelitian ini sampel yang direndam dalam saliva buatan digunakan sebagai kontrol positif dari perlakuan perendaman dalam ekstrak dangke. Sampel yang telah di beri perlakuan diukur menggunakan SEM untuk melihat perubahan kedalaman mikroporositas email. Remineralisasi email terjadi saat kedalaman mikroporositas email berkurang. Setelah dilakukan penelitian maka didapatkan data sebagai berikut : Terdapat perbedaan rerata kedalaman mikroporositas yang signifikan (<0.005) antara sampel sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sebelumnya sampel telah di demineralisasi

menggunakan

etsa

asam

fosfor

37%

sehingga

rerata

25

kedalaman mikroporositas menjadi 17.62. Setelah diberi perlakuan selama tujuh hari, terjadi penurununan nilai rerata kedalaman mikroporositas pada perlakuan dangke dari 17.62 µm menjadi 7.72 µm sedangkan pada sampel yang direndam didalam saliva terjadi penurunan dari 17.62 µm menjadi 10.81 µm. Table 5.1. Rerata kedalaman mikroporositas email sebelum dan setelah direndam dalam Dangke dan Saliva Sebelum (µm) Perlakuan

Setelah (µm)

N

Nilai p* Rerata ± SB

Rerata ± SB

Dangke

10

17.62 ± 1.11a

7.72 ± 0.79 a

0,000

Saliva

10

17.62 ± 1.11a

10.81 ± 0.9 a

0,000

*Uji t-paired : <0.005; significant a Uji normal data : Shapiro-Wilk test; p > 0.05; distribusi data normal

17.62

saliva

10.82 sebelum diberi perlakuan 17.62

dangke

setelah diberi perlakuan

7.73

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Kedalaman Mikroporositas (µm)

Gambar 5.1. Perbedaan kedalaman mikroporositas sebelum dan setelah diberi perlakuan dangke dan saliva. Terdapat perbedaan nilai rerata kedalaman mikroporositas email setelah diberi perlakuan dangke dan saliva (Tabel 5.2). Kesepuluh sampel direndam selama tujuh hari dengan penggantian ekstrak dangke tiap delapan jam dan penggantian

26

saliva tiap 24 jam. Setelah diukur menggunakan SEM, rerata kedalaman mikroporositas Dangke yaitu 7.72 µm dan saliva 10.81 µm dimana kedalaman mikroporositas setelah direndam dalam saliva (kontrol) lebih besar dibandingkan kedalaman setelah diriendam ekstrak dangke. Perbedaan data tersebut signifikan setelah diuji menggunakan uji t-independent. Tabel 5.2. Perbedaan kedalaman mikroporositas email setelah direndam dalam dangke dan saliva.

Kedalaman mikroporositas Perlakuan

N

Nilai p*

setelah perlakuan (µm) Rerata ± SB

10

Dangke

7.72 ± 0.79

0.000

kedalaman mikroporositas (µm)

10 Saliva 10.81 ± 0.91 *Uji t-independent : <0.005; significant 14.00 12.00 10.00

11.09 10.07

8.00

11.14 10.26

9.66 8.45

12.51

11.43

9.05 7.52

7.29

11.42

10.98 9.60

8.70 7.21

7.82 7.07

7.67 6.51

6.00

Dangke

4.00

Saliva

2.00 0.00 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jumlah Sampel

Gambar 5.2. Perbedaan kedalaman mikroporositas pada 10 sampel setelah diberi perlakuan dangke dan saliva.

27

Pada

Tabel

5.3

memperlihatkan

bahwa

perbedaan

selisih

kedalaman

mikroporositas sebelum dan setelah direndam dalam ekstrak dangke dan saliva signifikan dengan p < 0.005. Selisih kedalaman mikroporositas didapatkan dari pengurangan kedalaman mikroporositas sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan. Terlihat pada tabel bahwa selisih kedalaman mikroporositas sebelum dan sesudah perlakuan dangke lebih besar dibandingkan perlakuan saliva. Tabel 5.3. Selisih kedalaman mikroporositas sebelum dan setelah direndam dalam dangke dan saliva Pengurangan kedalaman mikroporositas Perlakuan

N

Nilai p*

sebelum dan setelah perlakuan (µm) Rerata ± SB

10

Dangke

9.89 ± 1.19

0.000

Selisih kedalaman mikroporositas (µm)

10 Saliva 6.80 ± 1.53 *Uji t-independent : <0.005; significant 12.00

11.31

10.00 8.00 6.00

8.50

9.18

11.19

10.74

10.07

9.71

9.67

8.70

10.28 10.07 8.35

7.39

6.87

5.57 5.83

4.00

7.11

6.51

5.16

4.77

Dangke Saliva

2.00 0.00 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jumlah Sampel

Gambar 5.3. Perbedaan selisih kedalaman mikroporositas pada 10 sampel sebelum dan setelah diberi perlakuan dangke dan saliva.

28

BAB VI PEMBAHASAN

Email gigi merupakan lapisan terluar dari mahkota gigi yang terdiri dari prisma-prisma kecil dan tersusun rapih. Kemposisi email yaitu komponen anorganik berupa hydroxyapatite 90-92% dan elemen dan mineral lain 3-5%. Sedangkan konten organik yaitu protein dan lipid 1-2% dan air 4%. Kristal hidroksiapatit tersebut tersusun rapih dalam prisma email.9 Pemberian etsa asam fosfor 37% pada email gigi dapat menyebabkan kristal hidroksiapatit email larut sehingga terbentuk pori-pori kecil atau rongga seperti sarang lebah pada permukaan email. Proses demineralisasi email dapat terhenti ketika pH cukup tinggi (>5,5), dan adanya ion kalsium dan fosfat.14 Kalsium dan Fosfat merupakan unsur yang penting sebagai materi untuk proses remineralisasi. Produk susu seperti keju dapat mencegah pengembangan karies, mencegah demineralisasi, meningkatkan pH dan laju aliran saliva, dan meningkatkan konsentrasi kalsium pada plak gigi sehingga mendukung remineralisasi. Di dalam saliva juga terdapat ion kalsium dan fosfat sehingga memungkinkan terjadinya proses remineralisasi.8 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Dangke (keju lunak khas Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan) terhadap remineralisasi email gigi. Pengaruhnya terhadap remineralisasi email dapat dilihat dari berkurangnya kedalaman mikroporositas pada permukaan email gigi dengan menggunakan 29

Scanning electron microscopy (SEM).5 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah potongan mahkota gigi premolar rahang atas yang telah sesuai dengan kriteria yaitu bebas dari karies. Sebelum perlakuan diberikan, dilakukan pengetsaan pada sampel dengan etsa asam fosfor

37%

sehingga

terjadi

demineralisasi

dimana

terbentuk

kedalaman

mikroporositas email yang lebih besar. Untuk menghindari masih adanya efek etsa, maka sampel didiamkan sebagai periode washout selama 7 hari.14 Perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah perendaman sampel dalam dangke yang telah diekstrak selama 7 hari dengan penggantian setiap 8 jam. Sedangkan kontrol dalam penelitian ini adalah perendaman sampel dalam saliva buatan dengan penggantian setiapp 24 jam. Saliva buatan memiliki komponen anorganik yang sama dengan saliva normal. Kemponen anorganik tersebut yaitu Na+, K+, Ca2+, Mg2+, Cl-, HCO3- dan fosfat.3 Dari hasil penelitian yang dilakukan, perendaman dalam dangke dan saliva buatan menunjukkan terjadinya penurunan kedalaman mikroporositas email gigi dengan signifikan. Pada tabel 5.1 terjadi penurununan nilai rerata kedalaman mikroporositas pada perlakuan dangke dari 17.62 µm menjadi 7.72 µm sedangkan pada sampel yang direndam didalam saliva terjadi penurunan dari 17.62 µm menjadi 10.81 µm. Dari data tersebut terlihat adanya perubahan kedalaman porositas yang menandakan terjadinya remineralisasi email gigi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningtyas (2014) mengenai Analisis peningkatan remineralisasi email gigi setelah direndam dalam susu kedelai murni menggunakan

30

SEM. Penelitian ini menggunakan susu kedelai murni dan saliva sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan kedalaman mikroporositas enamel sampel yang direndam dalam saliva lebih besar dibandingkan kedalaman mikroporositas enamel yang direndam dalam susu kedelai murni. Namun, dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa kedua perlakuan tersebut yaitu susu kedelai murni dan saliva dapat meningkatkan remineralisai email gigi, dengan pengaruh susu kedelai murni lebih besar.2 Remineralisasi email pada perendaman dangke karena dangke merupakan produk susu, dimana produk susu memiliki kalsium dan fosfat inorganik yang tinggi sehingga dapat mengurangi demineralisasi email. Sedangkan saliva mengandung ion kalsium fosfat yang dapat mengendap pada email, dan melekat pada permukaan gigi sehingga lama-kelamaan material ini mengeras.6,8 Perbedaan yang bermakna terlihat pada rerata kedalaman mikroporositas email setelah diberi perlakuan. (Tabel 5.2) Kedalaman mikroporositas kelompok perlakuan yaitu 7.72 µm dan pada kelompok kontrol 10.81 µm. Gambar 5.2 menunjukan adanya perbedaan kedalaman mikroporositas pada 10 sampel yang telah diberi perlakuan. Kandungan gizi pada dangke yaitu 45,75% air, 32,81% lemak, 17,20% protein, dan 2,32% mineral. Kandungan lemak dan protein dalam makanan akan melindungi gigi, serta produk susu ini dapat meningkatkan kalsium dan fosfat, dan mengonsumsi keju dapat mencegah turunnya pH saliva. Mengkonsumsi makanan ini dapat

31

meningkatkan remineralisasi, menghentikan proses demineralisasi dan mencegah terjadinya karies pada gigi.12 Selisih kedalaman mikroporisitas pada perlakuan perendaman dalam dangke lebih besar dibandingkan pada perendaman dalam saliva (Tabel 3). Hal ini dapat diakibatkan kurangnya jumlah kalsium dan fosfat pada saliva. Masuknya mineral ke dalam mikroporositas email yang mengakibatkan terjadinya remineralisasi.2 Berdasarkan penelitan Hedge, dkk (2014) Saliva harus jenuh terhadap kalsium dan fosfat untuk memberi efek remineralisasi. Aplikasi Susu, keju dan GC tooth mousse dapat menjenuhkan air liur dengan jumlah kalsium dan fosfat yang cukup.15 Dalam penelitian Hasanah (2014) terdapat peningkatan kadar ion fosfat dalam saliva buatan pada gigi yang di aplikasikan CPP-ACP (Casein Phosphopeptides Amorphous Calcium Phosphate). Fosfat merupakan penyusun enamel gigi dengan presentasi dalam enamel sekitar 55,5%. Kristal hidroksiapatit penyusun email, yang mempunyai rumus kimia [Ca10(PO4)6(OH)2] tersusun dari kalsium dan fosfat. Ion kalsium dan ion fosfat dalam rongga mulut dapat berdifusi kedalam enamel membentuk kristal hidroksiapatit dan menutupi daerah yang terdemineralisasi. CPP yang dikandung susu dan keju memiliki kemampuan untuk mengikat dan menstabilkan ion kalsium dan ion fosfat dalam larutan, serta mengikatnya dalam enamel gigi. Dalam pH netral, ion kalsium dan fosfat bebas berbentuk struktur kristal. Namun, CPP menjaga ion kalsium dan ion fosfat dalam keadaan amorf (tidak berbentuk), sehingga ion kalsium dan fosfat dapat memasuki enamel gigi dengan cara berdifusi. Ion kalsium dan fosfat dari ACP tersebut kemudian akan berdifusi ke dalam gigi dan lingkungan sekitarnya, dan proses remineralisasi akan terjadi.16

32

Penelitian yang dilakukan oleh Vashist dkk (2010) dengan ex-vivo studi, menunjukan bahwa pasta CCP-ACP lebih efektif dalam mencegah demineralisasi email. Subjek penelitian ini yaitu 10 orang yang menggunakan perawatan ortodontik dan akan dilakukanan pencabutan pada gigi premolar. Etsa asam fosfor 37% di aplikasikan pada gigi selama 20 menit untuk menghasilkan white lesion. CCP-ACP diaplikasikan tiga kali selama tiga menit. Permukaan enamel diobservasi dengan scanning electron microscope (SEM) untuk menentukan variasi morfologi antara permukaan yang di beri perlakuan dan tidak diberi perlakuan. Hasilnya, pemberian 10% pasta CCP ACP meremineralisasi lesi awal enamel, dan perubahan signifikan terlihat pada morfologi permukaan enamel selama 14 hari penelitian. Proses remineralisasi melibatkan difusi ion kalsium dan fosfat melalui aliran air kedalam pori permukaan lesi karies. Setelah berdifusi dalam lesi enamel, aktivitas ion kalsium dan fosfat meningkat, sehingga meningkatkan derajat kejenuhan pada kristal hidroksiapatit.17

33

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Perendaman gigi dalam ekstrak cair dangke berpengaruh terhadap pengurangan kedalaman mikroporositas email gigi, sehingga terjadi remineralisasi. 7.2 Saran Berdasarkan penelitian mengenai ekstrak cair makanan tradisional dangke yang dilakukan, maka saran peneliti sebagai berikut : 1. Melakukan penelitian mengenai komposisi kalsium dan fosfat yang dikandung dalam Dangke. 2. Melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh ekstrak dangke terhadap mikroporositas enamel gigi berdasarkan permukaan email yang diukur.

34

DAFTAR PUSTAKA 1. Kidd EA. Essential of dental caries. Ed.3rd. New york : Oxford. 2005. p.23,22-3 2. Widyaningtyas V, Rahayu YC, Barid I. Analisis peningkatan remineralisasi email gigi setelah direndam dalam susu kedelai murni (glycine max (l.) merill) menggunakan Scanning electron microscope (SEM). Artikel ilmiah hasil penelitian mahasiswa; 2014.p. 1-4 3. Bhat ZF, Bhat H. Milk and dairy products as functional foods : A rivew. Int J Dairy Sci; 2011; p.1-5. 4. Rahman S. Studi pengembangan dangke sebagai pangan lokal unggulan dari susu di Kabupaten Enrekang. Jurnal aplikasi teknologi pangan; 2014; 3(2). P. 41-5 5. Kesuma FM, Sayuthi SM, Al-Baarri AN, Legowo A. Karakteristik dangke dari susu dengan waktu inkubasi berbeda pasca perendaman dalam larutan laktoferin. Jurnal aplikasi teknologi pangan; 2013; 2(3). P. 155 6. Sandhu KS, Gupta N, Gupta P, Arora V, Metha N. Caries protective foods : a futurist perspective. International journal of advanced health sciences; 2014; 1(6): p.22 7. Farooq I, Mohet IA, Imran Z, Farooq U. A riview of novel dental caries preventive material : casein phosphopeptide-amorphous calcium phosphate (CPP-ACP) complex. King saud university journal of dental sciences; 2013; 4; p.48-50 8. Heymann HO, Swift EJ. Studervant’s art and science of operative dentistry. Ed 5th. St.Louis : Mosby Elsevier. 2006. p.18-24,92. 9. Garg N, Garg A. Textbook of preclinical conservative dentistry. New Delhi : Jaypee brothers medical publishers. 2011.p.51-4,70,81. 10. H VA, Probosari N, Setyorini D. Lama Perendaman gigi di dalam air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia swingle) mempengaruhi kedalaman mikroporositas mikro email. Dentofasial; 2015; 14(1):p.45-9 11. Roberson TM, Heymann H, Swift EJ. Sturdevant’s art and science of operative dentistry. Ed. 4th. St Louis: Mosby. p.65-66

35

12. Ramayanti S, Purnakarya I. Peran makanan terhadap kejadian karies gigi. Jurnal kesehatan masyarakat; 2013; 7(2) : p.89-93. 13. Stadtlander H. Scanning electron microscopy and transmission electron microscopy of mollicutes. A Mendez-VilA ns J.Diaz; 2007 : p.125-7 14. Sintawati J, Soemartono SH, Suharsini M. Pengaruh aplikasi asam fosfat 37% terhadap kekuatan geser restorasi resin komposit pada email gigi tetap. Indonesian Journal of Dentistry; 2008; 15(2):p.97-103. 15. Hedge AM, Kumari S. Comparison of salivary calcium, phosphate and alkaline phosphatase levels in children with early childhood caries after administration of milk, cheese and GC tooth mousse : An in vivo study. Journal of clinical dentistry; July 2014; 38(4):p.318-25. 16. Hasanah I, Setyorini D, Sulistiyani. Kadar ion fosfat dalam saliva buatan setelah aplikasi CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium Phosphate). Artikel ilmiah hasil penelitian mahasiswa; 2014: p.1-6 17. Vashisht R, dkk. Remineralization of early enamel lesion using casein phosphopeptide amorphous calcium phosphate : an ax-vivo study. Contemporary clinical dentistry; 2010; 1(4) : p. 210-3.

36

LAMPIRAN

37

[SEM] 1

HASIL PENGUKURAN KEDALAMAN MIKROPOROSITAS ENAMEL GIGI LABORATORIUM MIKROSTRUKTUR UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR

No. Sampel 1

Rata2

Dangke

Saliva 8.54 7.82 8.99 8.45

10.32 10.50 9.40 10.07

2

17.91 21.40 17.20 18.84

7.21 7.10 8.26 7.52

9.42 9.76 9.80 9.66

3

18.35 19.00 22.04 19.80

8.76 8.94 9.46 9.05

12.55 10.53 10.20 11.09

4

17.45 16.60 16.95 17.00

7.22 7.04 7.60 7.29

10.50 12.15 11.64 11.43

5

16.39 15.21 16.67 16.09

7.40 9.12 9.57 8.70

10.48 9.80 10.50 10.26

6

17.08 16.77 17.98 17.28

7.02 7.14 7.46 7.21

11.77 13.53 12.23 12.51

7

18.59 17.96 18.21 18.25

6.36 6.96 7.88 7.07

10.19 13.26 9.98 11.14

Rata2

Rata2

Rata2

Rata2

Rata2

Rata2

Etsa 37% 18.69 16.20 15.95 16.95

[SEM] 2

8

15.95 19.92 16.59 17.49

8.20 7.63 7.63 7.82

11.38 10.37 11.18 10.98

9

18.36 16.80 18.69 17.95

7.05 9.57 6.40 7.67

9.00 10.04 9.76 9.60

10

16.92 16.36 16.44 16.57

6.80 6.00 6.72 6.51

12.56 10.80 10.89 11.42

Rata2

Rata2

Rata2

Pre Test No. Sampel

Rata2

Etsa 37%

Post Test Dangke

Selisih pre post Saliva

Dangke

Saliva

1

16.95

8.45

10.07

8.50

6.87

2

18.84

7.52

9.66

11.31

9.18

3

19.80

9.05

11.09

10.74

8.70

4

17.00

7.29

11.43

9.71

5.57

5

16.09

8.70

10.26

7.39

5.83

6

17.28

7.21

12.51

10.07

4.77

7

18.25

7.07

11.14

11.19

7.11

8

17.49

7.82

10.98

9.67

6.51

9

17.95

7.67

9.60

10.28

8.35

10

16.57

6.51

11.42

10.07

5.16

17.62

7.73

10.82

9.89

6.80

[SEM] 3

ETSA ASAM FOSFOR 37% 1

2

3

4

5

6

[SEM] 4

7

8

9

10

[SEM] 5

DANGKE 1

2

3

4

[SEM] 6

5

6

7

8

9

10

[SEM] 7

SALIVA 1

2

3

4

5

6

[SEM] 8

7

8

9

10

EXAMINE VARIABLES=selisih BY perlakuan /PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.

Explore Notes Output Created Input

01-NOV-2016 20:36:06 Active Dataset

DataSet1

Filter



Weight



Split File



N of Rows in Working Data File Missing Value Handling

Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources

20 User-defined missing values for dependent variables are treated as missing. Statistics are based on cases with no missing values for any dependent variable or factor used. EXAMINE VARIABLES=selisih BY perlakuan /PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.

Processor Time

00:00:04.95

Elapsed Time

00:00:04.49

perlakuan

Page 1

Case Processing Summary Cases Valid selisih

N

perlakuan dangke saliva

Missing

Percent

N

Total

Percent

N

Percent

10

100.0%

0

0.0%

10

100.0%

10

100.0%

0

0.0%

10

100.0%

Descriptives Statistic

Std. Error

Mean

9.8930

.37872

95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound

9.0363

perlakuan selisih

dangke

5% Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation

9.9533 10.0700 1.434 1.19762

Minimum

7.39

Maximum

11.31

Range

3.92

Interquartile Range

1.47

Skewness Kurtosis saliva

10.7497

-1.027

.687

1.010

1.334

Mean

6.8050

.48449

95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound

5.7090

5% Trimmed Mean

6.7861

Median

6.6900

Variance Std. Deviation

7.9010

2.347 1.53210

Minimum

4.77

Maximum

9.18

Range

4.41

Interquartile Range

2.97

Skewness Kurtosis

.317

.687

-1.245

1.334

Page 2

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova selisih

perlakuan dangke

Statistic

df

.226

saliva

.143

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

Sig.

10

.158

.913

10

.303

10

*

.942

10

.581

.200

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

selisih Histograms Histogram for perlakuan= dangke 4

Mean = 9.89 Std. Dev. = 1.198 N = 10

Frequency

3

2

1

0 7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

12.00

selisih

Page 3

Histogram for perlakuan= saliva 3

Mean = 6.81 Std. Dev. = 1.532 N = 10

Frequency

2

1

0 4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

selisih

Normal Q-Q Plots

Page 4

Normal Q-Q Plot of selisih for perlakuan= dangke 2

Expected Normal

1

0

-1

-2

-3 7

8

9

10

11

12

Observed Value

Page 5

Normal Q-Q Plot of selisih for perlakuan= saliva 2

Expected Normal

1

0

-1

-2 4

5

6

7

8

9

10

Observed Value

Detrended Normal Q-Q Plots

Page 6

Detrended Normal Q-Q Plot of selisih for perlakuan= dangke

0.50

Dev from Normal

0.25

0.00

-0.25

-0.50

-0.75

7

8

9

10

11

12

Observed Value

Page 7

Detrended Normal Q-Q Plot of selisih for perlakuan= saliva

Dev from Normal

0.4

0.2

0.0

-0.2

4

5

6

7

8

9

10

Observed Value

Page 8

12.00

selisih

10.00

8.00 5

6.00

4.00 dangke

saliva

perlakuan

EXAMINE VARIABLES=pretest_dangke posttest_dangke posttest_saliva /PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.

Explore

Page 9

Notes Output Created

01-NOV-2016 20:39:46

Input

Active Dataset

DataSet1

Filter



Weight



Split File



N of Rows in Working Data File Missing Value Handling

User-defined missing values for dependent variables are treated as missing. Statistics are based on cases with no missing values for any dependent variable or factor used. EXAMINE VARIABLES=pretest_dangke posttest_dangke posttest_saliva /PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL.

Definition of Missing

Cases Used

Syntax

Resources

20

Processor Time

00:00:05.41

Elapsed Time

00:00:06.67

Case Processing Summary Cases Valid N

Missing

Percent

N

Percent

Total N

Percent

etsa 37%

10

50.0%

10

50.0%

20

100.0%

dangke

10

50.0%

10

50.0%

20

100.0%

saliva

10

50.0%

10

50.0%

20

100.0%

Page 10

Descriptives

etsa 37%

Statistic

Std. Error

Mean

17.6220

.35207

95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound

16.8256

5% Trimmed Mean

17.5861

Median

17.3850

Variance Std. Deviation

dangke

1.240 1.11334

Minimum

16.09

Maximum

19.80

Range

3.71

Interquartile Range

1.54

Skewness

.712

.687

Kurtosis

.202

1.334

Mean

7.7290

.25045

95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound

7.1624

5% Trimmed Mean

7.7233

Median

7.5950

Variance Std. Deviation

8.2956

.627 .79201

Minimum

6.51

Maximum

9.05

Range

2.54

Interquartile Range

1.34

Skewness

.354

Kurtosis saliva

18.4184

.687

-.616

1.334

Mean

10.8160

.28866

95% Confidence Interval for Lower Bound Mean Upper Bound

10.1630

5% Trimmed Mean

10.7894

Median

11.0350

Variance Std. Deviation

11.4690

.833 .91281

Minimum

9.60

Maximum

12.51

Range

2.91

Interquartile Range

1.45

Skewness Kurtosis

.263

.687

-.282

1.334

Page 11

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic etsa 37% dangke

df

.147

10

.154

saliva

10

.171

Shapiro-Wilk

Sig.

10

Statistic

df

Sig.

*

.964

10

.828

*

.962

10

.807

*

.939

10

.542

.200 .200 .200

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

etsa 37% Histogram 4

Mean = 17.62 Std. Dev. = 1.113 N = 10

Frequency

3

2

1

0 16.00

17.00

18.00

19.00

20.00

etsa 37%

Page 12

Normal Q-Q Plot of etsa 37% 3

Expected Normal

2

1

0

-1

-2 15

16

17

18

19

20

21

Observed Value

Page 13

Detrended Normal Q-Q Plot of etsa 37% 0.75

Dev from Normal

0.50

0.25

0.00

-0.25

16

17

18

19

20

Observed Value

Page 14

20

19

18

17

16 etsa 37%

dangke

Page 15

Histogram 3

Mean = 7.73 Std. Dev. = .792 N = 10

Frequency

2

1

0 6.50

7.00

7.50

8.00

8.50

9.00

9.50

dangke

Page 16

Normal Q-Q Plot of dangke 2

Expected Normal

1

0

-1

-2 6

7

8

9

10

Observed Value

Page 17

Detrended Normal Q-Q Plot of dangke 0.4

Dev from Normal

0.2

0.0

-0.2

6.5

7.0

7.5

8.0

8.5

9.0

9.5

Observed Value

Page 18

9.5

9.0

8.5

8.0

7.5

7.0

6.5 dangke

saliva

Page 19

Histogram 4

Mean = 10.82 Std. Dev. = .913 N = 10

Frequency

3

2

1

0 10.00

11.00

12.00

13.00

saliva

Page 20

Normal Q-Q Plot of saliva 3

Expected Normal

2

1

0

-1

-2 9

10

11

12

13

Observed Value

Page 21

Detrended Normal Q-Q Plot of saliva 0.6

Dev from Normal

0.4

0.2

0.0000

-0.2

-0.4 9

10

11

12

13

Observed Value

Page 22

13

12

11

10

9 saliva

T-TEST PAIRS=pretest_dangke pretest_saliva WITH posttest_dangke posttest_saliv a (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.

T-Test

Page 23

Notes Output Created

01-NOV-2016 20:41:37

Input

Active Dataset

DataSet1

Filter



Weight



Split File



N of Rows in Working Data File Missing Value Handling

20 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis. T-TEST PAIRS=pretest_dangke pretest_saliva WITH posttest_dangke posttest_saliva (PAIRED) /CRITERIA=CI(.9500) /MISSING=ANALYSIS.

Definition of Missing Cases Used

Syntax

Resources

Processor Time

00:00:00.02

Elapsed Time

00:00:00.05

Paired Samples Statistics Mean Pair 1

etsa 37%

Std. Deviation

Std. Error Mean

17.6220

10

1.11334

.35207

7.7290

10

.79201

.25045

etsa 37%

17.6220

10

1.11334

.35207

saliva

10.8160

10

.91281

.28866

dangke Pair 2

N

Paired Samples Correlations N

Correlation

Sig.

Pair 1

etsa 37% & dangke

10

.244

.496

Pair 2

etsa 37% & saliva

10

-.139

.702

Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence ... Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

Lower

Pair 1

etsa 37% - dangke

9.89300

1.19837

.37896

9.03574

10.75026

Pair 2

etsa 37% - saliva

6.80600

1.53473

.48532

5.70812

7.90388

Page 24

Paired Samples Test Paired ... 95% Confidence Interval of the ... Upper Pair 1

etsa 37% - dangke

Pair 2

etsa 37% - saliva

t

df

Sig. (2-tailed)

10.75026

26.106

9

.000

7.90388

14.024

9

.000

T-TEST GROUPS=perlakuan(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=selisih /CRITERIA=CI(.95).

T-Test Notes Output Created Input

01-NOV-2016 20:51:18 Active Dataset

DataSet1

Filter



Weight



Split File



N of Rows in Working Data File Missing Value Handling

Definition of Missing Cases Used

Syntax

Resources

20 User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis. T-TEST GROUPS=perlakuan(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=selisih /CRITERIA=CI(.95).

Processor Time

00:00:00.05

Elapsed Time

00:00:00.08

Group Statistics perlakuan selisih

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

dangke

10

9.8930

1.19762

.37872

saliva

10

6.8050

1.53210

.48449

Page 25

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

F selisih

Equal variances assumed

Sig.

1.127

t-test for Equality of Means

t .303

Equal variances not assumed

df

5.022

18

.000

5.022

17.008

.000

Independent Samples Test t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed) selisih

Equal variances assumed Equal variances not assumed

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence ... Lower

.000

3.08800

.61495

1.79604

4.37996

.000

3.08800

.61495

1.79062

4.38538

Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the ... Upper selisih

Equal variances assumed Equal variances not assumed

4.37996 4.38538

T-TEST GROUPS=perlakuan(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=post_test /CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Page 26

Notes Output Created Input

01-NOV-2016 21:41:24 Active Dataset

DataSet1

Filter



Weight



Split File



N of Rows in Working Data File Missing Value Handling

User defined missing values are treated as missing. Statistics for each analysis are based on the cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis. T-TEST GROUPS=perlakuan(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=post_test /CRITERIA=CI(.95).

Definition of Missing Cases Used

Syntax

Resources

20

Processor Time

00:00:00.02

Elapsed Time

00:00:00.23

Group Statistics perlakuan post_test

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

dangke

10

7.7290

.79201

.25045

saliva

10

10.8160

.91281

.28866

Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances

F post_test

Equal variances assumed Equal variances not assumed

Sig. .301

t-test for Equality of Means

t .590

df

-8.078

18

.000

-8.078

17.649

.000

Page 27

Independent Samples Test t-test for Equality of Means

Sig. (2-tailed) post_test

Equal variances assumed Equal variances not assumed

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence ... Lower

.000

-3.08700

.38217

-3.88990

-2.28410

.000

-3.08700

.38217

-3.89105

-2.28295

Independent Samples Test t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the ... Upper post_test

Equal variances assumed Equal variances not assumed

-2.28410 -2.28295

Page 28

LAMPIRAN – FOTO PENELITIAN

Alat dan Bahan

GIGI

SALIVA

ETSA ASAM 37%

EKSTRAK DANGKE

WADAH PLASTIK

ALAT POTONG

Proses

PEMOTONGAN GIGI

PEMBERIAN ETSA 37%

SAMPEL DANGKE

PERENDAMAN SAMPEL

PENGOLESAN CAT KUKU

SAMPEL SALIVA

PEMOTONGAN SAMPEL