EVALUASI KINERJA TERMINAL standar Peraturan Direktur

SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out) ? 3. Bagaimana jumlah security check-in kondisi eksisting jika dibandingkan dengan...

26 downloads 527 Views 729KB Size
1 EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG INTERNASIONAL BANDAR UDARA JUANDA Nama : Karina Shaska NRP : 3108100150 Jurusan : Teknik Sipil FTSP – ITS Dosen Pembimbing : Ir. Hera Widiyastuti, MT ABSTRAK Terminal penumpang merupakan salah satu komponen utama dalam sistem bandar udara karena terminal penumpang merupakan tempat berlangsungnya seluruh kegiatan penumpang. Kinerja terminal penumpang ini perlu dievaluasi secara berkala seiring dengan pertambahan jumlah masyarakat yang menggunakan pesawat terbang sebagai salah satu moda transportasi. Oleh karena itu, check-in area, ruang tunggu keberangkatan, serta baggage claim area yang merupakan bagian dari terminal internasional Bandar Udara Internasional Juanda perlu dievaluasi kinerjanya berdasarkan kondisi eksisting yang dibandingkan dengan peraturan-peraturan bandara saat ini. Tugas Akhir ini menganalisa kebutuhan jumlah check-in counter dan security check-in berdasarkan survey langsung yang dilakukan di check-in 1.1 area dengan menggunakan peraturan SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO, luas masing-masing ruang tunggu keberangkatan, serta luas baggage claim area berdasarkan SKEP/77/VI/2005. Hasil perhitungan dari Tugas Akhir ini menunjukkan bahwa service time hasil survey melebihi service time

standar Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:SKEP/77/VI/2005 sehingga dihitung kembali jumlah loket check-in sesuai dengan service time hasil survey. Didapatkan bahwa dibutuhkan jumlah loket check-in lebih banyak jika dilakukan perhitungan berdasarkan service time hasil survey. Dua buah security check-in eksisting juga masih kurang dibandingkan dengan kebutuhanny, yaitu 4-6 buah security check-in. Di ruang tunggu keberangkatan, level of service ruang tunggu gate 9-10 dan 11-12 masingmasing adalah F dan E yang menunjukkan bahwa kapasitas ruang tunggu sudah tidak mampu menampung penumpang saat peak hour. Sedangkan untuk baggage claim area, luas kondisi eksisting sudah memenuhi standar perhitungan dari SNI 03-7046 2004. Kata kunci : Terminal penumpang, check-in area, security check-in, ruang tunggu keberangkatan, baggage claim area, forecasting, Bandar Udara Juanda.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Bandar udara merupakan prasarana penting dalam kegiatan transportasi udara, khususnya Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana transportasi udara sangat beperan penting bagi kelancaran aktivitas penduduknya. Bandar udara juga berperan dalam menunjang, menggerakkan dan mendorong

2 pertumbuhan ekonomi daerah karena berfungsi sebagai pintu gerbang suatu daerah. Bandara Juanda merupakan bandar udara internasional yang memegang peranan penting dalam pergerakan dan pertumbuhan ekonomi serta merupakan salah satu pintu gerbang menuju propinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu propinsi terbesar di Indonesia. Bandara Juanda yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I ini berada Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, 20 km sebelah selatan kota Surabaya. Tiap tahunnya, jumlah penumpang di Bandara Juanda, baik internasional maupun domestik mengalami peningkatan. jumlah penumpang di Bandara Juanda tiap tahunnya mencapai 10 juta penumpang. Padahal, kapasitas ruang tunggu Bandara Juanda saat ini hanya 6,5 juta penumpang per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa bandara udara kurang bisa menampung peningkatan jumlah penumpang di Bandara Juanda. Terminal penumpang merupakan salah satu bagian dari Bandara Juanda yang memiliki peran fungsi yang sangat penting karena merupakan tempat berlangsungnya seluruh kegiatan penumpang sebelum akhirnya penumpang memasuki pesawat udara. Jika kapasitas terminal penumpang Bandara Juanda saat ini sudah overload, tentu kenyaman penumpang akan terganggu. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu evaluasi mengenai kinerja terminal penumpang yang ada di Bandara Juanda saat ini, khususnya di check-in area, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area

yang menjadi lokasi-lokasi penting dalam kegiatan pemrosesan penumpang. Selain itu, berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:SKEP/91/V/2007 tentang Penilaian Kinerja Bandar Udara, pasal 2 ayat 3, disebutkan bahwa terminal penumpang adalah salah satu obyek dari bandara yang kinerja aspek pelayanannya perlu dievaluasi. Oleh karena itu, penulis merasa perlu adanya suatu evaluasi mengenai kinerja di terminal penumpang. Pada Tugas Akhir ini, penulis hanya mengkhususkan evaluasi kinerja pada terminal penumpang internasional. Untuk evaluasi kinerja di check-in area, penulis akan mengolah data service time kondisi eksisting di loket check-in dan security check-in yang didapat dengan cara survey langsung dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil survey di loket check-in akan dibandingkan dengan service time standar berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara. Apabila tidak memenuhi service time standar, maka akan dilakukan perhitungan jumlah loket check-in berdasarkan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out). Sedangkan hasil survey service time di security check-in akan langsung diolah untuk diperhitungkan kebutuhan security check-in berdasarkan perhitungan FIFO. Untuk evaluasi kinerja di ruang tunggu keberangkatan, penulis akan menghitung kapasitas eksisting masingmasing ruang tunggu di terminal

3

1.2

1.

2.

3.

4.

5.

internasional. Apabila jumlah penumpang berangkat lebih besar daripada kapasitas yang tersedia, akan dilakukan perhitungan level of service6. kondisi eksisting dan kebutuhan luasan masing-masing ruang tunggu keberangkatan berdasarkan standar dari berdasarkan SNI 03-7046-2004. Setelah itu. akan dilakukan pula7. perhitungan forecasting untuk perkiraan jumlah penumpang selama 5 tahun ke depan. Forecasting dilakukan dengan memperhatikan tren pertumbuhan penumpang selama 5 tahun sebelumnya yang diaplikasikan pada perkiraan penumpang selama 5 tahun ke depan. 8. Rumusan Masalah Berapa kebutuhan jumlah loket check-in menggunakan standar dari SNI 037046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out) dengan service time standar minimum dan maksimum berdasarkan SKEP/77/VI/2005? 1.3 Bagaimana jumlah loket check-in1. kondisi eksisting jika dibandingkan dengan jumlah loket check-in eksisting menggunakan perhitungan standar dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan FIFO (First in first out) ? Bagaimana jumlah security check-in2. kondisi eksisting jika dibandingkan dengan jumlah security check-in eksisting menggunakan perhitungan FIFO (First in first out) ? Dengan jumlah penumpang berangkat kondisi eksisting saat peak hour, berapa3. kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh masing-masing ruang tunggu keberangkatan? Dengan jumlah penumpang berangkat kondisi eksisting saat peak hour, bagaimana level of service (LOS)

masing-masing ruang tunggu keberangkatan dan berapa kebutuhan luasan masing-masing ruang tunggu? Dengan jumlah penumpang datang kondisi eksisting saat peak hour, berapa kebutuhan luas baggage claim area dan kebutuhan jumlah baggage claim devices? Dengan karakteristik pertumbuhan penumpang di terminal internasional selama 5 tahun terakhir, berapa perkiraan jumlah penumpang bila dilakukan forecasting untuk 5 tahun ke depan dan bagaimana jika dibandingkan dengan kapasitas terminal internasional Bandar Juanda saat ini? Dengan menggunakan standar THPH (Typical Peak Hour Passanger) dari FAA, berapa jumlah penumpang rencana pada saat peak hour dan bagaimana jika dibandingkan dengan kapasitas check-in area saat ini? Tujuan Mengetahui kebutuhan jumlah loket check-in berdasarkan service time minimum dan maksimum berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/77/VI/2005. Mengetahui perbandingan antara jumlah loket check-in kondisi eksisting dengan jumlah loket check-in berdasarkan perhitungan standar dari SNI 03-70462004 dan perhitungan FIFO (First in first out). Mengetahui perbandingan antara security check-in kondisi eksisting dengan jumlah loket security check-in berdasarkan perhitungan FIFO (First in first out).

4 4. 5. 6.

7.

Mengetahui kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh masing-masing ruang tunggu keberangkatan. Mengetahui level of service (LOS) dan kebutuhan luas masing-masing ruang2. tunggu keberangkatan. Mengetahui kebutuhan luas baggage claim area dan perbandingannya3. dengan luas baggage claim area kondisi eksisting serta mengetahui kebutuhan jumlah baggage claim devices dan perbandingannya dengan luas baggage claim devices kondisi eksisting. Mengetahui perkiraan jumlah penumpang internasional selama 5 tahun ke depan dan perbandingannya dengan kapasitas terminal internasional Juanda saat ini. Mengetahui jumlah penumpang saat peak hour rencana

counter, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area yang ada di terminal internasional Bandar Udara Juanda. Pada evaluasi ini tidak akan dibahas tentang perhitungan konstruksi dan metode konstruksinya. Evaluasi ini tidak memperhitungkan faktor biaya / ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Terminal Penumpang Bandara Pengertian Bandar udara menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk 8. bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, 1.4 Manfaat keberangkatan dan pergerakan pesawat. 1. Mengetahui tingkat pelayanan dari Sedangkan definisi bandar udara check-in area, ruang tunggu menurut PT (persero) Angkasa Pura keberangkatan, dan baggage claim area terminal internasional kondisi eksisting. adalah lapangan udara, termasuk segala 2. Mengetahui tingkat pelayanan standar bangunan dan peralatan yang dari terminal penumpang internasional merupakan kelengkapan minimal untuk Bandara Juanda berdasarkan hasil menjamin tersedianya fasilitas bagi survey lapangan untuk nantinya angkutan udara untuk masyarakat. dijadikan bahan evaluasi mengenai Beberapa fungsi dari terminal rencana pengembangan terminal penumpang di wilayah Bandar Udara Juanda. (Horonjeff & Mc Kelvey, 1993) adalah 3. Mendapatkan perkiraan jumlah sebagai berikut : penumpang dalam kurun waktu 5 tahun 1. Perubahan Moda, sebagai fungsi ke depan, sehingga dapat dilakukan interface. evaluasi mendatang untuk kelayakan Sebagai perubahan dari moda terminal internasional Juanda. transportasi darat menuju moda transportasi udara sesuai dengan pola yang telah ditetapkan. 1.5 Batasan masalah 1. Evaluasi kinerja terminal penumpang 2. Pemrosesan penumpang. internasional pada Tugas Akhir ini Merupakan tempat untuk memproses hanya dibatasi pada area check-in keperluan perjalanan udara, yaitu

5 pembelian tiket, check-in, memisahkan dan mempertemukan kembali dengan barang bawaan (bagasi), pelaksanna pemeriksaan keamanan, dan pengawasan pemerintah dalam hal legalitas barang atau penumpang yang 1. keluar dan masuk kota atau negara. 3. Pengaturan Pergerakan Penumpang. Pesawat memindahkan penumpang dari satu tempat ke tempat lain, dan penumpang datang dan meninggalkan bandara secara kontinyu dalam kelompok kecil atau individu menggunakan moda transportasi darat, misalnya bus bandara, mobil, taksi, dan sebagainya. Untuk melakukan dana) memperlancar proses pergerakan penumpang agar dapat berpindah moda secepat mungkin, terminal memberi ruang untuk menghimpun dan mengatur b) penumpang. 4. Pelindung dari cuaca. Terminal berfungsi untuk melindungi penumpang atau orang yang berkepentingan di bandara dari terik matahari dan hujan, sehingga terminal c) mampu memberikan kenyamanan bagi para penumpang. d) 2.2 Sistem Terminal Penumpang Bandara Diperlukan suatu pengaturan pergerakan untuk mendapatkan fungsi yang maksimal e) dari terminal bandara. Pengaturan ini nantinya adalah suatu alur proses yang terangkai dalam satu system yang mengatur daerah tempat pemrosesan penumpang yang akan memulai ataupun mengakhiri perjalanan udara dan untuk mengangkut bagasi serta penumpang 2. dari dan ke pesawat.

Menurut Horonjeff & McKelvey, sistem terminal penumpang terdiri dari tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut dan kegiatan-kegiatan yang terjadi didalamnya adalah sebagai berikut : Jalur masuk / Landing Interface. Landing Interface adalah area dimana penumpang berpindah menuju jalan masuk ke bagian pemrosesan penumpang. Sirkulasi, parkir, dan naik turunnya penumpang merupakan kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam bagian ini. Fasilitas-fasilitas yang ada diantaranya adalah : Peralatan depan bagi penumpang untuk naik dan turun dari kendaraan, yang menyediakan posisi bongkar muat bagi kendaraan untuk menuju atau meninggalkan gedung terminal. Fasilitas parkir mobil yang menyediakan parkir jangka pendek atau jangka panjang bagi penumpang dan pengunjung, serta fasilitas mobil sewaan, angkutan umum, dan taksi. Jalan menuju peralatan terminal, peralatan parkir, dan jaringan jalan umum, dan jalan bebas hambatan. Fasilitas penyebrangan jalan bagi pejalan kaki, termasuk terowongan, jembatan, dan peralatan otomatis yang memberikan jalan masuk antara fasilitas parkir dan gedung terminal. Jalan lingkungan dan lajur bagi kendaraan pemadam kebakaran yang menuju ke berbagai fasilitas dalam terminal dan ke tempat-tempat fasilitas bandar udara lainnya, seperti tempat penyimpanan barang, tempat truk bahan bakar, kantor pos, dan sebagainya. Bagian Pemrosesan. Area dimana penumpang diproses, baik yang akan berangkat maupun yang tiba.

6 Kegiatan utama dalam bagian ini adalah penjualan tiket, lapor-masuk bagasi, pemesanan tempat duduk, pengambilan bagasi, serta pelayanan pengawasan federal dan keamanan. Bagian pemrosesan ini masih terbagi lagi dengan beberapa area menurut fungsinya masing-masing, yaitu : a) Check-in penumpang dan bagasi. Merupakan fasilitas yang dijumpai penumpang setelah melewati curb di 3. terminal keberangkatan. Fungsi area ini adalah untuk menampung aktrifitas pemeriksaan tiket, pendaftaran/pencatatan calon penumpang dan bagasinya. Aktifitas ini dilakukan pada check-in counters yang telah dibagi menurut maskapai penerbangannya masing-masing.a) Sedangkan administrasinya dilakukan di Airline Ticket Office (ATO). b) b) Out Bond dan In Bond Baggage Area. Merupakan tempat pengumpul bagasic) dari check-in counters sebelum dibawa ke pesawat yang bersangkutan. c) Baggage Claim Area. Bagian dari terminal kedatangand) penumpang dimana penumpang dapat mengambil kembali bagasinya. Digunakan suatu perangkat berupa ban berjalan yang disebut claim service yang berfungsi untuk mempermudahe) penumpang dalam mengambil bagasinya. d) Security Control. Pemeriksaan keamanan dilakukan untuk menjaga keselamatan penumpang danf) bagasinya. Alat yang digunakan adalah magnetometer dan sinar-X yang dpat mendeteksi keberadaan barang-barang yang tidak diijinkan untuk dibawa

didalam bandara. Alat akan mengeluarkan alarm apabila barangbarang terlarang dibawa oleh penumpang saat penumpang melewati magnetometer. Sedangkan sinar-X digunakan untuk mendeteksi bagasi penumpang. Bagasi penumpang dilewatkan pada suatu ban berjalan dan isinya dapat dilihat oleh petugas melalui monitor. Daerah pertemuan dengan pesawat. Area dimana penumpang berpindah dari bagian pemrosesan ke pesawat. Kegiatan-kegiatannya meliputi pemindahan muatan dari dan ke pesawat serta naik dan turunnya penumpang dan barang dari dan ke pesawat. Fasilitas-fasilitasnya adalah : Ruangan terbuka (concourse), untuk sirkulasi menuju ruang tunggu keberangkatan. Ruang keberangkatan yang digunakan penumpang untuk menunggu keberangkatan. Peralatan keberangkatan penumpang yang digunakan untuk naik dan turun dari pesawat serta dari dan ke ruang tunggu keberangkatan. Ruang operasi perusahaan penerbangan yang digunakan untuk pegawai, peralatan, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kedatangan dan keberangkatan pesawat. Fasilitas-fasilitas keamanan yang digunakan untuk memeriksa penumpang dan bagasi serta memeriksa jalan-jalan untuk umum yang menuju ke daerah keberangkatan penumpang. Daerah pelayanan penumpang yang memberikan fasilitas kepada umum dan daerah-daerah bukan umum yang digunakan untuk operasi, seperti gedung dan utilitas.

7

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Jumlah Penumpang

1.

Tabel 2.1 : Prosentase kedatangan penumpang per 10 menit di ruang 2.3 Pemrosesan Penumpang tunggu keberangkatan Pemrosesan penumpang dalam terminal dilakukan dengan Percentage of passenger per flight by 10 minu Period of menggunakan beberapa fasilitas sebagai Day 120-110 110-100 100-90 90-80 80-70 70-60 60 berikut (Horonjeff & McKelvey): Tempat pelayanan tiket serta kantornya, 6.00-10.000 0 1 2 6 10 20 lapor-masuk bagasi, informasi 10.00penerbangan, dan fasilitas pegawai 18.00 0 1 3 8 11 15 17 administrasi. 18.00Ruang pelayanan terminal, termasuk di 24.00 3 4 6 9 11 14 15 dalamnya lokasi pelaporan (check-in (Sumber : IATA,1989) area). Lobi untuk sirkulasi penumpang dan ruang tunggu. Daerah sirkulasi umum, seperti tangga, elevator, lift, dan sebagainya. Ruangan bagasi untuk menyortir dan memasukkan bagasi ke dalam pesawat. Ruangan bagasi untuk memindahkan bagasi antar pesawat. Ruangan bagasi untuk menerima bagasi dari pesawat yang landing untuk lalu diserahkan kepada penumpang. Daerah pelayanan dan adminstrasi bandar udara. 06.00 10 20 06.30 40 50 07.00 10 Fasilitas pelayanan pengawasan federal,Waktu khususnya untuk pelayanan dan pemrosesan penerbangan internasional. AB 111 2.4 Perhitungan Peak Hour 3 6 17 28 56 73 56 3 Penumpang Perhitungan peak hour penumpang di ruang tunggu EF 333 keberangkatan dilakukan dengan 2 4 11 18 36 4 menggunakan pola distribusi kedatangan penumpang berdasarkan standar dari IATA dengan mengambil sample salah satu hari penerbangan. Standar prosentase kedatangan penumpang adalah seperti yang tertera pada Tabel 2.1. Contoh perhitungannyaTotal 3 9 28 60 127 218 310 3 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Penumpang

8 Gambar 2.1 : Contoh perhitungan jumlah penumpang per 10 menit menggunakan pola distribusi kedatangan penumpang (Sumber : IATA,1989) 2.5 Standart Ruang Terminal Penumpang 1) Check-in counter Kinerja check-in counter dan security check-in akan dievaluasi menurut teori antrian, yaitu berdasarkan lama waktu pemrosesan per penumpang tiap loketnya yang diperoleh melalui hasil survey lapangan. Data hasil survey akan diolah dengan tingkat kepercayaaan 95 % sehingga didapatkan batas bawah dan batas atas dari waktu pemrosessan per penumpang tiap loketnya. Perhitungan batas bawah dan batas atas dari hasil survey adalah sebagai berikut :  Untuk jumlah data < 30 : batas bawah < µ < batas atas ∝ 𝜎 x-(t 2 𝑥 𝑛 ) < ∝

µ < x+(t 2 𝑥

𝜎

𝑛

)

 Untuk jumlah data > 30 : < µ < batas atas



z 2 = koefisien distribusi (dari tabel statistik:Tabel standar normal) Batas bawah dan batas atas hasil survey lapangan di masing-masing loket check-in akan dibandingkan dengan service time standar berdasarkan SKEP/77/VI/2005, yaitu 0,91 < µ < 1,54 menit per penumpang. Apabila service time eksisting melebihi service time standar, maka perlu dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah loket check-in. Untuk perbandingan, maka perhitungan jumlah loket check-in dilakukan berdasarkan standar (SNI 037046-2004) dan FIFO (first in first out). Digunakan perhitungan dengan cara FIFO karena penumpang yang pertama tiba di loket check-in akan dilayani pertama pula. Evaluasi di security check-in dilakukan berdasarkan waktu pemrosesan hasil dari survey lapangan. Hasil survey juga akan diolah dengan tingkat kepercayaan 95 % dan dihitung dengan perhitungan FIFO.

batas bawah ∝

𝜎

) < a) SNI 03-7046-2004 :  Jumlah meja standar: µ < x+(z 2 𝑥 𝑛 ) a+b t1 N = 60 𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡𝑒𝑟 (+10%) Keterangan : x = rata-rata waktu pemrosesan per  Luas area standar: A = 0,25 (a + b) m2 (+ 10 %) penumpang Keterangan : (menit) a = jumlah penumpang berangkat α = 1 – tingkat kepercayaan pada saat peak 𝜎 = standar deviasi hour n =jumlah data ∝ b = jumlah penumpang transit t 2 =koefisien distribusi (dari tabel t1 = waktu pemrosesan check-in statistik:Tabel per penumpang (menit) t) b) FIFO (first in first out) ∝

𝜎

x-(z 2 𝑥

𝑛

9 Kapasitas ruang tunggu / gate = jumlah 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖 kursi + loket. 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖 Dimensi berdiri per orang = 2 ρ2 λ2 m2 (IATA) q  b) Level of Service (LOS) ruang tunggu μ μ  λ 1- ρ keberangkatan kondisi eksisting. Keterangan : Indeks kepadatan penumpang di λ = Tingkat kedatangan masing-masing ruang tunggu (jumlah penumpang keberangkatan di terminal internasional datang saat peak hour). diperhitungkan berdasarkan jumlah WP = waktu pelayanan per penumpang penumpang berdiri. Perhitungannya (menit) dirumuskan oleh IATA sebagai berikut: 60 𝐀 µ = Tingkat pelayanan = 𝑊𝑃 . PIa= 𝐏 Dimana : A = Luas q = jumlah orang dalam berdiri (m2) antrian P = Jumlah penumpang 2) Ruang tunggu keberangkatan berdiri a) Evaluasi ruang tunggu keberangkatan Tingkat pelayanan (Level of Service) akan dievaluasi secara terpisah untuk yang berhubungan dengan penumpang masing-masing ruang tunggu. Dengan didefinisikan pada Tabel 2.2 dan luas dan kapasitas ruang tunggu yang diilustrasikan seperti pada Gambar 2.2. ada saat ini, akan dihitung berapa orang duduk duduk dan berapa orang berdiri yang mampu ditampung. Sedangkan dengan mengetahui jumlah penumpang berangkat saat peak hour, akan dihitung kapasitas tempat duduk standar dan luasan standar masing-masing ruang tunggu berdasarkan (SNI 03-7046Tabel 2.2 : Level of Service 2004). Menghitung kapasitas ruang Level of Space per person tunggu keberangkatan untuk kondisi Service (m2 / orang) eksisting (Novitasari, 2005) :  Luas tempat duduk (m2)= Jumlah kursi A 1,8 - 2 (buah) x dimensi kursi (m2) B 1,6  Luas jarak antar kursi (m2)= jarak antar C 1,4 kursi (m) x panjang kursi (m) x jumlah D 1,2 kursi (buah) λ 𝜌 = µ ; bila >1, maka harus tambah 









Luas berdiri (m2) = Luas ruang tunggu (m2) – Luas tempat duduk (m2) 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖 Kapasitas berdiri = 𝐷𝑖𝑚𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑑𝑖𝑟𝑖

E 1,0 F ≤ 0,8 (Sumber : IATA)

Keterang

Excellent High leve Related s Condition time

Limiting System br

10

di ruang tunggu keberangkatan

terlama

(0,6)  k = proporsi penumpang yang. menunggu di ruang tunggu keberangkatan

(0,4) Baggage Claim Area a) Perhitungan standar baggage claim area di masing-masing conveyor belt berdasarkan jumlah penumpang dan jumlah bagasi seperti pada perumusan Gambar 2.2 : Ilustrasi level of berikut : service (Sumber:TRB.1994) A = 0,9 c +(10%) Mengitung luas standar ruang tunggu (SKEP/77/VI/2005) keberangkatan masing-masing gate Keterangan : berdasarkan jumlah penumpang peak A = Luas standar baggage claim hour berdasarkan Peraturan Dirjen area (m2) Perhubungan Udara SKEP/77/VI/2005: c = jumlah penumpang datang 𝑢𝑖 + 𝑣𝑘 A=𝐶 + ( 10%) waktu sibuk 30 Berdasarkan jumlah penumpang yang Keterangan : ada, akan dihitung perkiraan jumlah  A = luas standar baggage claim devices yang standar ruang tunggu keberangkatan dibutuhkan. (m2).  C = - Untuk wide body aircraft : N = c x q / 425 (SNI 03-7046jumlah penumpang datang pada saat 2004) peak - Untuk narrow body aircraft : hour. N = c x r / 300 (SNI 03-7046-2004)  u = rataKeterangan : rata waktu menunggu terlama N = jumlah baggage claim devices rencana penumpa c = jumlah penumpang datang saat ng di ruang tunggu (60 menit). peak hour  v = rataq = proporsi penumpang datang dengan rata waktu menunggu tercepat menggunakan wide bodyaircraft r = proporsi penumpang datang dengan penumpa menggunakan narrow bodyaircraft ng di ruang tunggu (20 menit). Perbedaan kapasitas maksimal jumlah  i = penumpang: proporsi penumpang yang menunggu 3)

c)

tercepat

11  

Wide body aircraft = 200 – 600 penumpang Narrow body aircraft = 200 penumpang 2.6 Teori Sampling Pada perhitungan kebutuhan area standar di check-in area, diperlukan beberapa survey untuk mendapatkan variabel yang dibutuhkan. Untuk mempermudah dan mengefisienkan pelaksanaan survey, maka survey tidak dilakukan secara terus-menerus, namun hanya mengambil sample jadwal penerbangan dan sample penumpang. 2.7 Perhitungan Forecasting Dengan adanya data mengenai pergerakan penumpang dan luasan teminal penumpang yang ada, akan dilakukan forecasting jumlah penumpang dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Lalu akan dibandingkan apakah dengan kapasitas terminal penumpang per tahun yang ada saat ini masih mampu menampung penumpang dalam jangka waktu 5 tahun mendatang. Forecasting dilakukan dengan3.2 menggunakan metode pertumbuhan prosentase. Langkah pertama untuk membuat forecast dengan cara metode pertambahan prosentase adalah mengumpulkan data di masa lalu. Setelah itu, seluruh pertambahan prosentase di rata-rata untuk menentukan prosentase pertumbuhan di masa mendatang. Setelah menghitung pertumbuhan jumlah penumpang, maka akan didapat perkiraan jumlah penumpang per tahun. Jumlah penumpang rencana tersebut diperlukan untuk menghitung perkiran

jumlah penumpang saat peak hour dengan menggunakan THPH (typical peak hour passanger) dari FAA seperti Tabel 2.3. Tabel 2.3 : Prosentase THPH Total Annual Passenger 20 million and over 10.000.000-19.999.999 1.000.000-9.999.999 500.000-999.999 100.000-499.999 Under 100.00 Jumlah penumpang tiap tahun rencana akan dikalikan dengan % THPH untuk mengetahui perkiraan peak hour penumpang pada tahun rencana tersebut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penjelasan Diagram Alir Pengerjaan Tugas Akhir Berikut ini adalah penjelasan urutan pengerjaan Tugas Akhir. 3.2.1 Studi Literatur Dalam penyusunan tugas akhir ini, diperlukan beberapa referensi untuk membantu dalam mencapai tujuan penulisan, diantaranya adalah :  Planning and Design of Airport (Horonjeff)  SNI 03-7046-2004  IATA 7th edition (1989)  SKEP/77/VI/2005 

12 3.2.2

3.2.3.1 1)

a) b) c) d) 2)

Survey Pendahuluan Survey pendahuluan ini dilakukan untuk melihat kondisi secara langsung a) terminal penumpang internasional Bandara Juanda, mulai dari check-in b) counter, ruang tunggu keberangkatan, dan baggage claim area. Selain itu, survey ini diperlukan juga untuk c) melihat secara langsung kondisi kegiatan operasional harian terminal d) penumpang internasional. 3.2.3 Pengumpulan e) Data Data yang dibutuhkan untuk pengerjaan Tugas Akhir ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan Data Primer Data primer terdiri dari : Pengamatan langsung. Untuk mendapatkan data primer,1) dilakukan survey secara langsung di area terminal penumpang internasional. Data yang perlu untuk disurvey adalah: Waktu pemrosesan check-in per penumpang (menit) yang dilakukan tiap2) penggunaan loket check-in. Waktu pemrosesan per orang di security check-in Pembagian area per maskapai di checkin area dan ruang tunggu keberangkatan. Jumlah dan dimensi kursi di ruang tunggu keberangkatan. Wawancara ke pihak maskapai penerbangan dan PT Angkasa Pura 1 untuk mengetahui situasi dan kondisi kegiatan harian di terminal internasional Juanda. 3.2.3.2 Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder didapatkan dari PT Angkasa Pura 1 dan pihak maskapai

penerbangan yang beroperasi. Data yang diperlukan adalah : Maskapai penerbangan yang beroperasi di terminal internasional. Lay-out terminal penumpang internasional serta luasan masingmasing areanya. Spesifikasi terminal internasional bandara Juanda kondisi eksisting. Jadwal penerbangan harian dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Jumlah penumpang per tahun dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 3.3 Analisa Data Data primer dan data sekunder yang telah didapatkan akan diolah dengan berdasarkan standar pada SNI 03-70462004. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: Menghitung peak hour penumpang berdasarkan data penumpang yang didapat dari PT Angkasa Pura 1. Peak hour penumpang didapatkan berdasarkan pola distribusi penumpang. Menganalisa kinerja check-in counter masing-masing maskapai pada saat peak hour dinilai dari :  Jumlah loket check-in masing-masing maskapai.  Waktu pemrosesan check-in per penumpang (menit).  Waktu pemrosesan security check-in per Penumpang (menit).  Jumlah penumpang berangkat pada saat peak hour.  Jumlah penumpang transit. Data-data diatas akan digunakan untuk menghitung kebutuhan jumlah loket check-in per maskapai dan luasan standarnya berdasarkan SNI 03-70462004.

13 3)

 

4)

6)

akan dibandingkan dengan kapasitas Menganalisa kinerja ruang tunggu terminal penumpang internasional keberangkatan kondisi eksisting. Juanda per tahunnya saat ini. Dengan luas dan kapasitas tempat duduk yang ada saat ini, akan dihitung : 3.4 Kesimpulan dan Saran Kapasitas duduk maksimum. Setelah dilakukan Kapasitas berdiri maksimum. pengolahan dan analisa data, maka akan Sedangkan dengan ditarik suatu kesimpulan yang jumlah penumpang berangkat saat ini, menjawab tujuan dari penulisan Tugas akan dihitung luas standar ruang tunggu Akhir ini. Selain itu, diperlukan juga keberangkatan masing-masing gate saran dari para ahli untuk perbaikan berdasarkan SNI 03-7046-2004, yang penulisan Tugas Akhir ini demi melihat dari jumlah penumpang di kepentingan bersama. ruang tunggu saat peak hour yang menggunakan pola distribusi penumpang dari IATA. Perhitungan BAB VI juga didasarkan pada rata-rata waktu KESIMPULAN menunggu penumpang terlama dan tercepat, serta proporsi penumpang 6.1 Kesimpulan yang menunggu terlama dan tercepat Dari hasil analisa perhitungan berdasarkan standar dari Peraturan Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan Dirjen Perhubungan Udara beberapa hal sebagai berikut : SKEP/77/VI/2005. Menganalisa kinerja baggage claim 1) Berdasarkan service time dari Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara area, dinilai dari data jumlah Nomor: SKEP/77/VI/2005 tentang penumpang datang pada saat peak hour. Persyaratan Teknis Pengoperasian Data tersebut digunakan untuk Fasilitas Teknik Bandar Udara, jumlah menghitung luasan standar baggage loket check-in masih kurang dalam claim area berdasarkan melayani penumpang saat peak hour SKEP/77/VI/2005. Setelah itu, dibandingkan dengan kebutuhan jumlah dilakukan perhitungan untuk kebutuhan loket check-in menggunakan standar jumlah baggage claim devices dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan berdasarkan SNI 03-704 6-2004. FIFO (First in first out). Perhitungan Forecasting Tabel 6.1 : Hasil perhitungan jumlah Forecasting jumlah penumpang check-in counters menggunakan batas dilakukan menggunakan metode waktu pelayanan minimum dan pertumbuhan prosentase. Rata-rata dari maksimum dengan standar SNI 03-7046 prosentase peningkatan jumlah 2004. Jumlah loket check-in kondisi penumpang 5 tahun sebelumnya eksisting masih kurang layak melayani diaplikasikan pada rencana jumlah jumlah penumpang saat peak hour penumpang 5 tahun ke depan sehingga dibandingkan dengan kebutuhan jumlah didapatkan perkiraan jumlah loket check-in menggunakan standar penumpang per tahun dalam kurun dari SNI 03-7046-2004 dan perhitungan waktu 5 tahun ke depan yang nantinya

14 0,96 m2 per orang yang menyatakan FIFO (First in first out). Jumlah bahwa space tersebut tergolong dalam security check-in kondisi eksisting LOS E. adalah 2 buah, yang berarti masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan - Dengan LOS E dan F yang dimiliki ruang tunggu gate 9-10 serta LOS ruang jumlah loket check-in menggunakan tunggu gate 11-12, dapat disimpulkan perhitungan FIFO (First in first out) bahwa penumpang tidak merasa yang didasarkan pada hasil survey nyaman apabila penumpang berada lapangan, yang berkisar antara 4 – 6 buah security check. dalam ruang tunggu saat terjadi peak 2) - Kapasitas maksimum ruang tunggu hour karena dimensi berdirinya tidak gate 9-10 adalah sesuai dengan standar. 291 penumpang duduk dan 145 - Kebutuhan standar luas ruang tunggu penumpang berdiri keberangkatan gate 9-10 berdasarkan dengan dimensi berdiri per SKEP/77/VI/2005 adalah 1063,2 m2 2 penumpang = 2 m . dan standar luas ruang tunggu keberangkatan gate 11-12 yang juga - Kapasitas maksimum ruang tunggu gate 11-12 adalah 311 penumpang duduk berdasarkan SKEP/77/VI/2005 adalah 964,7 m2. Dapat disimpulkan bahwa dan 137 penumpang berdiri dengan 2 dimensi berdiri per penumpang = 2 m . berarti luas ruang tunggu yang masingmasing adalah 514,7 m2 masih tidak 3) - LOS ruang tunggu gate 9-10 adalah F yang berarti bahwa kinerja ruang memenuhi standar perhitungan berdasarkan SKEP/77/VI/2005. tunggu gagal dalam melayani jumlah penumpang pada saat peak hour. LOS F4) - Luas area bagasi saat ini, yaitu 913 m2, sudah memenuhi standar karena terjadi karena jumlah penumpang yang dari perhitungan, didapatkan bahwa luas berdiri saat terjadi peak hour adalah 368 standar area bagasi dengan jumlah penumpang, mebihi kapasitas penumpang saat peak hour di Juanda berdurunya yaitu 145 penumpang. Dengan jumlah penumpang tersebut, adalah 404,91 m2. maka masing-masing penumpang - Dua buah jumlah baggage claim mendapatkan space 0,79 m2 per orang devuces saat ini sudah memenuhi standar karena berdasarkan perhitungan yang menyatakan bahwa space tersebut tergolong dalam LOS F. standar dari SNI 03-7046-2004, jumlah - LOS ruang tunggu gate 11-12 adalah E baggage claim devuces adalah dua yang berarti bahwa ruang tunggu gate buah. 11-12 telah mencapai batas maksimal5) Dari perkiraan jumlah penumpang pelayanannya saat terjadi peak hour. dengan menggunakan forecasting LOS E terjadi karena jumlah metode pertumbuhan prosentase, penumpang yang berdiri saat terjadi didapatkan bahwa kapasitas Bandara peak hour adalah 287 penumpang, Juanda tidak lagi cukup menampung mebihi kapasitas berdirunya yaitu 137 lonjakan penumpang selama 5 tahun ke penumpang. Dengan jumlah depan. penumpang tersebut, maka masing-6) Dengan menggunakan standar THPH masing penumpang mendapatkan space (Typical Peak Hour Passanger) dari

15

1)

2)

3)

4)

5)

FAA, didapatkan bahwa area terminal internasional juga sudah tidak layak dalam melayani jumlah penumpang saat 6) peak hour. 6.2 Saran Setelah melakukan perhitungan analisa Tugas Akhir, ada beberapa hal yang disarankan, antara lain: Dengan waktu pemrosesan per penumpang sesuai dengan hasil survey lapangan, jumlah loket check-in yang dibutuhkan terlalu besar sehingga yang dapat dilakukan jika terjadi peak hour adalah meminimalisir waktu pemrosesan per penumpang hingga waktu minimum, karena dengan waktu pelayanan minimum, jumlah loket eksisting sudah sesuai standar. Masing-masing maskapai hendaknya mulai memberlakukan online check-in, sehingga penumpang dapat melakukan check-in tanpa harus mengantri di loket check-in. Cara ini tentu dapat mengurangi tingkat antrian di loket check-in. Maskapai yang sudah menerapkan system online check-in adalah Air Asia. Membedakan loket antara penumpang membawa bagasi dengan penumpang tidak membawa bagasi untuk mempercepat waktu antrian dan meminimalisir antrian yang terjadi. Menambah jumlah magnetometer dan x-ray untuk security check-in atau memperpanjang antrian masuk check-in area. Menambah jumlah kursi di luar dan sekeliling area ruang tunggu keberangkatan apabila menambah jumlah kursi di dalam ruang tunggu tudak memungkinkan. Hal ini dapat dilakukan agar penumpang bisa menunggu di luar ruang tunggu dengan

jarak yang dekat dan tidak berdesakan mencari tempat duduk di dalam ruang tunggu keberangkatan. Mempertahankan dan memperbaiki kinerja baggage claim area.