Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|1
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016
Evaluasi Pengelolaan Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Alwan Wijaya1*, Iman Permana2 1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram JL. Lingkar Selatan, Labuapi, Mataram, Nusa Tenggara Barat 2 Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta *Penulis Korespondensi:
[email protected] Riwayat artikel: Diterima 12 Nop 2015; Direvisi; 22 Des 2016; Dipublikasikan 2 Januari 2016 ABSTRACT Background: New Paradigm hospital services directs all activities must meet the quality standards as well as a sense of security and protection from infection. Installation of central sterilization is very strategic in preventing infection with the help of other units in the hospital which require sterile conditions. Metoth: A qualitative study with case study approach design was used to dig up information in center sterilization intsallation. Informants in this study as four people. Data collectio was done by indepth interviews, cecklist, observation, and search documents. Result: Result of this study found hospital of PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2nd unit did not yet have the organization, management of staff, facility, and management that accordance with the guidelines in the management of central sterilization installation. The most keenly barriers felt in the development installation of central sterilization are lack of support of management, a lack of human resources, and lack of facilities in the installation of central sterilization. Conclution and recommendation: Management of hospital PKU Muhammadiyah Yogyakarta 2nd Unit need to pay more attention to the process in installation of central sterilization, such as increasing the number human resources, and the installation of central sterilization facility. Keyword: Evaluation, Installation Sterilization Center, Hospital
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|2
PENDAHULUAN Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian system yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan . Pada hakikatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan, pemulihan kesehatan dan pencegahan infeksi . Infeksi silang pada pasien atau yang lebih dikenal dengan Health-care Associated Infection (HAIs) merupakan fenomena yang sering ditemui di rumah sakit . Laporan National Healthcare Safety Network (NHSN) mendapatkan 16.147 kasus Surgical Site Infection (SSI) atau Infeksi Luka Operasi (ILO) di antara 849.659 prosedur operatif, penelitian ini dilakukan di 48 negara bagian di Kolumbia yang melibatkan 1545 rumah sakit selama tahun 2006 – 2008 . Sedangkan di Indonesia data HAIs dari 10 RS pendidikan berkisar antara 6-16% dengan rata-rata 9,8% . Risiko infeksi dapat diturunkan dengan prosesproses pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi yang benar . Tujuan dari Instalasi Pusat Sterilisasi yaitu membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk mencegah terjadinya infeksi, menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi7. Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II merupakan rumah sakit tipe C dan masih bergabung pengelola instalasi pusat sterilisasi dengan RS PKU Muhammadiyah Kota, RS ini juga belum terkareditasi KARS sehingga memungkinkan adanya pelayanan yang belum sesuai standar. Evaluasi terhadap instalasi pusat sterilisasi akan membantu instalasi tersebut dan rumah sakit menilai kondisi dan penerapan budaya keselamatan pasien yang telah dilakukan. 1
2
3
4
5
6
METODE Jenis Penelitian kualitatif ini dirancang dengan desain studi kasus (case study) untuk mengidentifikasi karakteristik dan fenomena yang ada di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II. Penelitian ini menggunakan observasi, daftar tilik, interview mendalam, dan studi dokumentasi untuk menggali pengelolaan instalasi pusat strilisasi. Informan pada penelitian ini berjumlah 4 orang terdiri dari staf, penanggung jawab, supervisor, dan manajer pelayanan medik. Hasil dari pengumpulan data kemudian diolah menggunakan analisa menurut Mills & Hubberman . 8
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|3
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik responden Tabel 1. Karakteristik responden penelitian di RS PKU muhammadiyah Yogyakarta Unit II NO Jabatan Umur Pendidikan Masa kerja 1 Supervisor 39 tahun S1 Kesehatan Masyarakat 10 tahun (SKM) 2 Penanggungjawab 43 tahun S1 Kesehatan Lingkungan 1 tahun (Kesling) 3 Staff 27 tahun SMA 7 tahun 4 M. Pelayanan dan P. Dokter spesialis Medik 2.
Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Bagan 1. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Direktur Wakil direktur pelayanan dan penunjang medik Manajer pelayanan medik dan penunjang medik Supervisor CSSD Penanggung jawab
Staff 3.
Pedoman, Kebijakan, Dan Standar Prosedur Operasional (SPO) di Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Tabel 2. Pedoman dan panduan di Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II No Pedoman Panduan 1 Pedoman Pelayanan CSSD 2015 Panduan Alat Re-use 2
Pedoman Pengorganisasian CSSD
Panduan instrumen Panduan Instrumen Non-logam Panduan Peralatan Perawatan Pasien
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|4
Tabel 3. Standar Prosedur Operasional (SPO) di Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II No Stndar Operasional Prosedur (SPO) 1
Pembuatan larutan enzymatic
22
Penggunaan mesin sealing
2
Pembuatan larutan desinfektan
23
Desinfeksi tingkat tinggi (dtt)
3
24
Labelling penggunaan humidifier
25
Penggunaan ozoniser
26
Pemeliharaan dan persiapan autoclave Sterilisasi dengan autoclave hirayama tipe hve-50 Sterilisasi dengan autoclave silteks
8
Pengiriman instrumen kotor dari ruangan ke cssd Pembersihan peralatan medis dari bahan logam Dekontaminasi instrumen infeksius dengan penyakit menular Dekontaminasi instrumen pembersihan peralatan medis dari bahan non logam Pemakaian ulang (reuse) peralatan dan material Serah terima instrument
9
Setting instrument
30
Sterilisasi dengan hirayama tipe hl 42 Penggunaan steri-vac
10
Pemberian indikator kimia intern
31
Pelipatan linen jas operasi
11
Pengujian fisik dan fungsi instrumen
32
Pelipatan linen duk lubang
12
packing alkes
33
Pelipatan linen duk kaki
13
34
Tata cara packing linen
14
Pelipatan linen duk besar, duk sedang, dan duk alas Pembuatan deppres
35
15
Pembuatan kassa kotak besar
36
Penempelan instrumen pada rekam medis Sterilisasi ruang penyimpanan
16
Pembuatan kassa kotak kecil
37
17
Sterilisasi troli distribusi
38
18
Pengelolaan pembekalan/instrumen kadaluarsa Persiapan pemeriksaan mikrobiologi
39
Penyimpanan dan distribusi alkes menggunakan sistem first in first out (fifo) Pelipatan jas operasi
41
4 5 6 7
19 20
21
27 28 29
40
42
autoclave
Pemantauan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan Pengujian biologi Pembuatan roll dan gaas dan tampon Pengelolaan pembekalan/instrumen kadaluarsa Sterilisasi dengan autoclave tutnauer tipe 2540 Prosedur bekerja di CSSD
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|5
4.
Sarana fisik instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II No Fasilitas instalasi pusat sterilisasi Ada Tidak Fasilitas non medik 1 Komputer √ 2 Telepon √ 3 Filling cabinet √ 4 Meja √ 5 Kursi √ 6 Lemari √ 7 Alat pelindung diri √ Apron √ Masker √ Sarung tangan √ Topi √ Alat kaki khusus 8 Slink 9 Ember √ 10 Baskom √ 11 Tromol √ 12 Keranjang √ 13 Sealer √ 14 Penguji ketajaman alat √ 15 Bahan pengemas √ 16 Alat pengering √ 17 Alat pencuci (manual) √ 18 Alat pemadam kebakaran √ 19 Jam dinding √ 20 Thermometer dan hygrometer √ 21 Meja yang dilengkapi dengan kaca pembesar untuk √ kontrol linen 22 Tissue untuk lap tangan √ Pelatan medik 23 Mesin cuci √ 24 Troli autoclave √ 25 Mesin sterilisasi suhu rendah √ 26 Mesin sterilisasi suhu tinggi √ 27 Mesin decontaminator √ 28 Troli pengangkut √ 29 Lemari penyimpanan barang steril √ Bahan kimia 30 Detergen √ 31 Desinfektan √ 32 Larutan enzim √ 33 Air deionisasi √ 34 Kapas, kasa √ 35 Bahan monitor √ 36 Pembersih lantai. Sink, dinding ruang √
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|6
Alur pelayanan instalasi pusast sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Bagan 2. Alur pelayanan instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
penerimaan, penitipan, peminjaman
Unit/ruangan
penerimaan, penitipan, peminjaman
Cek label & indikator
Pengecekan instrumen
Sterilisasi
Cek kondisi barang packing, indikator, Id sterilisasi
Pengelolaan instrumen, alat kadaluwarsa, single use/reuse
Cek indikator : kemasan dan Id sterilisasi
Instrumen, kasa dan linen
Produksi pengelolaan
Perbekalan (kasa dan linen)
Keterangan Merah : Ruang kotor, Kuning : Ruang bersih, Biru : Ruang steril
PEMBAHASAN A. Kondisi Instalasi Pusat Sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II Instalasi pusat sterilisasi atau Central Steril Suplay Departement (CSSD) merupakan salah satu unit dibawah tangung jawab manajer layanan medik dan penunjang medik. Berdasarkan pedoman instalasi pusat sterilisasi menurut KepMenkes No.40 tahun 2009 yang dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan instalasi pusat sterilisasi oleh KARS tahun 2012, instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh kepala instalasi (dalam jabatan fungsional) dan bertanggung jawab langsung kepada wakil direktur penunjang medik. Untuk RS swasta, struktur organisasi mengacu pada struktur organisasi pemerintah untuk dapat memberikan layanan yang baik dan memenuhi kebutuhan barang steril RS. Hal ini sudah sesuai dengan pedoman instalasi pusat sterilisasi di rumah sakit dimana instalasi pusat sterilisasi berada dibawah Wakil Direktur Penunjang Medik. Namun, RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II masih satu manajemen dengan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kota dalam beberapa pengelolaan seperti Instalasi Pusat Sterilisasi, Fisioterapi, dan elektromedis. Hal ini berdampak terhadap beberapa permasalahan di level manajemen dan teknis instalasi pusat sterilisasi. Jumlah SDM instalasi pusat sterulisasi saat ini berjumlah dua orang seperti yang ada di tabel 4.1. Jumlah SDM yang terbatas mengakibatkan pelayanan instalasi pusat sterilisasi tidak maksimal. Berdasrkan observasi peneliti, beban kerja staff instalasi melebihi kapasitas yang seharusnya, dengan dua orang staff pekerjaan seperti dekontaminasi, setting, sterilisasi, semua dilakukan bersama-sama. Padahal dalam buku pedoman instalasi pusat sterilisasi disebutkan kepala instalasi pusat sterilisasi sekurang-kurangnya dibantu oleh beberapa sub bagaian dalam struktur organisasi seperti 1) Penaggungjawab administrasi, 2) Sub dekontaminasi, sterilisasi dan produksi, 3) Sub pengawasan mutu, pemeliharaan sarana prasarana & peralatan, K3 dan Diklat, dan 4) Dan sub Distribusi. Berdasrkan hasil telusur dokumen uraian tugas di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II telah diuraikan tugas persyaratan jabatan, tugas pokok, supervisi atas, wewenang, target kerja, dan kompetensi, namun dalam pelaksanaannya belum seluruhnya sesuai dengan apa yang tercantum dalam uraian tugas tersebut. Dalam pelaksanaan pelayanan seharihari di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur
(SPO) dan pedoman pelaksanaan instalasi pusat sterilisasi yang dikeluarkan oleh rumah sakit. Dokumen-dokumen yang ada merupakan program-program yang ada di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kota dan sudah menjadi standar pelayanan instalasi pusat sterilisasi, dokumen ini merupakan tolak ukur standar pelayanan yang ada di instalasi pusat sterilisasi, dengan adanya pedoman, panduan dan SPO proses layanan menjadi lebih terukur dan dapat dikendalikan dan ditingkatkan mutu serta kualitasnya. Instalasi pusat sterilisasi berada didekat instalasi bedah sentral (IBS) dan berada diluar lalu lintas utama RS, jarak antara instalasi pusat sterilisasi dengan unit-unit lain yang membutuhkan bahan steril cukup jauh seperti IGD, ruang rawat inap, instalasi rawat jalan, dan loundry. Luas ruangan sekitar 12 meter2 yang terbagi menjadi beberapa bilik ruangan dan masih menjadi satu bangunan dengan instalasi bedah sentral (IBS). Luas ruangan belum sesuai pedoman yang ada, tidak ada ruang khusus untuk dekontaminasi, ruang sterilisasi, ruang produksi, ruang administrasi. Hal ini menyebabkan semua aktifitas di instalasi pusat sterilisasi dilakukan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip pada steiap ruangan. Fasilitas yang dimiliki instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II masih belum sesuai dengan standar fasilitas RS kelas C, ada beberapa alat yang seharusnya ada seperti penguji ketajaman alat, meja dengan kaca pembesar, mesin cuci otomatis, mesin dekontaminator, mesin sterilisasi suhu rendah atau Etylene Okside (EO) dan alat pengukur tekanan udara. RS PKU Muhammadiyah yogyakarta unit II saat ini dalam proses pengemabangan, instalasi pusat sterilisasi telah disiapkan di bangunan baru dengan kapasitas yang cukup besar dengan ruang yang memadai. Instalasi pusast sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II memberikan layanan sterilisasi pada semua unit yang membutuhkan bahan steril. instalasi-intsalasi yang membutuhkan perkakas steril meliputi: bangsal (Na’im, Firdaus, Zaitun, Wardah, ICU, Arroyan, dan Alkautsar), IGD, Home Care, Instalasi Bedah Central, dan Poli (Poli bedah, kebidanan, gigi, kulit, mata, THT, dan VK). Adapun proses sterilisasi di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II terdiri dari: a) Proses pencucian, intrumen dibersikhkan dengan cairan enzimatik melalui beberapa tahapan, barang yang sudah dicuci kemudian dikeringkan. b) Pengemasan : bahan yang akan disterilkan dikemas menggunaan bahan-bahan tertentu seperti kertas, kain, dan film plastik, .
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|1
c) Sterilisasi : Proses sterilisasi dilakukan dengan mesin autoclave pada suhu dan waktu yang sudah ditetapkan. d) Penyimpanan : Proses penyimpanan dilakukan di ruang penyimpanan utama instalasi pusat sterilisasi dan ruang penyimpanan instalasi bedah sentral (IBS). Instrumen dan linen yang sudah di steril langsug di letakkan di ruang penyimpanan. B. Kendala pengembangan instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II 1. Proses manajemen Pengembangan di instalasi pusat sterilisasi tidak lepas dari proses manajemen yang ada didalamnya. Proses manajemen di isntalasi pusat sterilisasi (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi) berjalan belum efekteif. Hal ini dikarenakan oleh faktor internal : jumlah SDM, kuantitas alat/mesin, dan fasilitas ruangan, dan faktor external : kebijakan dari top manajer, birokrasi rumah sakit, dan manajemen yang masih satu bagian dengan RS PKU Yohyakarta Kota. 2.
3.
4.
Kuantitas SDM Jumlah SDM yang ada di instalasi pusat sterilisasi saat ini hanya dua orang yang terdiri dari satu staff dan penanggung jawab instalasi pusat sterilisasi, sedangkan supervisor instalasi secara fungsional ada di RS PKU Muhammadiyah Kota. Berdasarkan assasement kebutuhan jumlah SDM di instalasi pusat sterilisasi berdasrkan beban kerja, kebutuhan staff di instalasi tersebut sekitar 10 orang. Manajemen rumah sakit RS KPU Muhammadiyah Yogyakarta unit II masih tergolong rumah sakit baru dan dalam proses standarisasi melalu akreditasi rumah sakit. Proses manajemen rumah sakit masih satu dengan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kota dalam beberapa aspek seperti pengambilan keputusan, keuangan, dan beberapa unit yang masih satu supervisor. Salah satu unit/instalasi yang masih satu supervisor dengan PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kota adalah instalasi pusat sterilisasi. Ketersediaan alat dan mesin-mesin otomatis Secara teori instalasi pusat sterilisasi harus memiliki beberapa perlatan standar yang tertuang dalam pedoman instalasi pusat sterilisasi yang dikeluarkan oleh Depkes RI tahun 2009 dan Kepmenkes RI
tahun 2007 tentang saran dan prasarana rumah sakit kelas C. Berdasarkan pedoman tersebut instalasi pusat sterilisasi sekurangkurangnya memiliki alat mesin sebagai berikut : mesin steam (autoclave) 2 buah, mesin dryheat, mesin desinfektan washer, set washer manual, mesin cuci handschoen, mesin pengering selang, mesin etilen oksida, dan ultrasonic washer. Sedangkan yang tersedia di instalasi pusat sterilisasi hanya mesin steam, dan mesin pengering saja. Kekurangan mesin-mesin diatas berpengaruh langsung terhadap proses layanan instalasi pusat sterilisasi, yang paling nampak adalah tidak dilakukannya sterilisasi suhu rendah pada beberapa instrumen berbahan pelastik. KESIMPULAN 1. Struktur organisasi instalasi pusat sterilisasi belum memiliki pengelolaan yang sesuai dengan pedoaman. Jumlah SDM belum sesuai dengan beban kerja sedangkan sercara kompetensi semua staff pernah mendapat pelatihan instalasi pusat sterilisasi. 2. Pelaksanaan pelayanan sehari-hari di instalasi pusat sterilisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II dilakukan berdasarkan standar operasional prosedur dan pedoman pelaksanaan instalasi pusat sterilisasi yang dikeluarkan oleh rumah sakit. 3. Sarana fisik yang dimiliki instalasi puast sterilisasi saat ini masih belum sesuai dengan pedoman instalasi pusat sterilisasi, namun RS sedang membangun fasilitas instalasi pusat sterilisasi berdasrkan pedoman dan akan beroperasi pada pertengahan tahun. 4. Pelayanan instlasi pusat sterilisasi meliputi: penerimaan barang, dekontaminasi (pencucian, pengeringan, pengesetan/setting) sterilisasi (linen dan instrumen), penyimpanan, dan penyerahan kembali. 5. Proses manajemen di instalasi pusat sterilisasi terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Hambatan dalam proses manajemen di instalasi pusat sterilisasi disebabkan oleh: a) Kurangnya SDM instalasi pusat sterilisasi, b) Kurangnya fasilitas terutama alat sterilisasi suhu rendah dan ruangan yang tidak sesuai, c) Manajemen RS masih bergantung pada RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Kota. SARAN 1. Manajemen RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II harus lebih memperhatikan proses yang ada di instalasi pusat sterilisasi, kurangnya dukungan RS berdampak terhadap
Jurnal Asosiasi Dosen Muhammadiyah Magister Administrasi Rumah Sakit Vol.2 No. 2 Juli 2016|2
2.
pengelolaan instalasi pusat sterilisasi yang belum sesuai dengan standar. Rumah Sakit perlu mempertimbangkan penambahan jumlah staff di instalasi pusat sterilisasi, penambahan jumlah staff sebaiknya dipilih berdasrkan kompetensi yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Menteri Kesehatan. (2004). Persayaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit . Jakarta : Menteri Kesehatan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009, Tentang Rumah Sakit, 8 Juli 2009, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4301, Jakarta 3. Adisasmito. (2008). Kesiapan rumah Sakit Dalam Menghadapi Globallisasi. Jakarta: Universitas Indonesia. 4. Edwards, J.R.B. (2009). NATIONAL Healthcare Safety Network (NHSN) Report: Data Summary For 2006 Through 2008, Issued December 2009. American Journal Of Infection Control, 785-805. 5. Wijayanti, D. (2013). Survailans Hais : Kejadian infeksi Saluran Kemih (ISK) di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Skripsi Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 67-70. 6. Abdullah, K. Sidin, A.I, & Andi, Pasinringi. (2014). Hubungan Pengetahuan Dan Supervisi Dengan Kinerja Pencegahan Infeksi Nasokomial Di Rsud Haji Makasar. 11-15. 7. Jabbari, H. A. (2012). Developing The Use Of Quality Indicators In Sterilization Practices. Iranian Journal of Public Health, 120-145. 8. Hardiansyah, H. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu ilmu sosial. Jakarta Selatan : Salemba Humanika. 9. Aditama, T. Y. (2003). Manajemen Administrasi Rumah Sakit . Jakarta : Universitas Indonesia. 10. Rutala, W. A. (2007). How to Assess Risk of Disease Transmission to Patients When There Is a Failure to Follow Recommended Disinfection and Sterilization Guidelines. Chicagi Journals, 146-155