FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTOBANGON KECAMATAN KOTAMOBAGU TIMUR KOTA KOTAMOBAGU Tesy Mamonto* * Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi
Abstrak Cakupan pemberian ASI secara eksklusif di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya dan masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Adapun permasalahan yang utama yaitu umur ibu yang terlalu muda, kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI, kurangnya dukungan petugas kesehatan, gencarnya promosi susu formula, faktor sosial budaya, ibu bekerja sertra sikap ibu yang kurang mendukung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Kotobangon Kecamatan Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan cross sectional study. Sampel dalam penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki anak umur 6-24 bulan sebanyak 96. Analisis data menggunakan uji Chi-SquareTests dan Uji regresi logistic Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara tempat persalinan ibu p=0,016 (p<0,05), penolong persalinan ibu p=0,037 (p<0,05), peran petugas kesehatan p=0,014 (p<0,05), sikap ibu p=0,001 (p<0,05) dengan pemberian ASI eksklusif adalah dan tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu p=0,059 (p>0,05), pengetahuan ibu p=0,052 (p<0,05) dengan pemberian ASI Eksklusif.Hasil Uji regresi logistic menunjukkan varriabel sikap yang paaling erat berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif dengan nilai OR (Odds Ratio) paling tinggi yaitu 7,47 (95% CI : 1,592-35.095). Hal ini berarti bahwa variabel yang dominan berpengaruh terhadap ASI Eksklusif adalah variabel Sikap. Jadi Sikap yang baik akan membuat responden memberikan ASI Eksklusif sebesar 7,47s kali di bandingkan dengan Sikap yang kurang baik.Kesimpulan penelitian ini yaitu faktor tempat persalinan ibu, penolong persalinan ibu, peran tenaga kesehatan dan sikap ibu berhubungan dengan pemberian ASI. Faktor pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu tidak mempunyai hubungan dengan pemberian ASI Ekslusif. Keyword : Asi Ekslusif, bayi
Abstract Coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia have not been fully implemented and is still far from the target set by the government. The main problems are too young maternal age, lack of knowledge about the benefits of breastfeeding, lack of support from health workers, the promotion of infant formula, social and cultural factors, as well as the attitude of mothers working mothers are less supportive. The purpose of this study was to determine the factors associated with exclusive breastfeeding in infants in Puskesmas Kotobangon District of East Kotamobagu This research is research with cross sectional study. Samples are mothers who have children aged 6-24 months were 96 respondents who were in Puskesmas Kotobangon District of East Kotamobagu Kotamobagu. Data analysis using Chi-SquareTests and logistic regression test was used to determine the most dominant variables closely associated with exclusive breastfeeding.The results showed that there was a significant relationship between the birth mother p = 0.016 (p <0.05), maternal birth attendants p = 0.037 (p <0.05), the role of health workers p = 0.014 (p <0.05), maternal attitude p = 0.001 (p <0.05) with exclusive breastfeeding is and there is no significant relationship between maternal employment p = 0.059 (p> 0.05), p = 0.052 maternal knowledge (p <0.05) with breastfeeding Eksklusif.Hasil logistic regression test showed varriabel paaling attitude is closely associated with exclusive breastfeeding with OR (Odds Ratio) is the highest of 7.47 (95% CI: 1.592 to 35,095). This means that the dominant variable effect on exclusive breastfeeding is the attitude variables. So good attitude will make the respondents gave exclusive breastfeeding for 7,47s times in comparison with the attitude is not good.Conclusion This study is a factor of maternal labor, maternal birth attendants, the role of health workers and attitudes related to breastfeeding mothers. Factors mother and knowledge work mothers do not have a relationship with exclusive breastfeeding.. Keyword : exclusive breastfeeding, infant
56
PENDAHULUAN
2014, sebagai penjabaran operasional
Undang-undang Nomor 36 tahun
Rencana
2009
Kesehatan
Kesehatan 2010-2014. Rencana Aksi Pembangunan Gizi Masyarakat 2010-
tentang
mengamanatkan
bahwa
Upaya
Perbaikan
bertujuan
untuk
Gizi
meningkatkan
mutu
2014
Strategis
berisikan
Kementerian
tujuan,
sasaran
gizi
operasional, kebijakan teknis dan
perseorangan dan masyarakat, antara
strategi operasional, serta kegiatan
lain melalui perbaikan pola konsumsi
pokok, dan pentahapan indikator
makanan, perbaikan perilaku sadar
setiap tahun. Salah satu kegiatan
gizi, dan peningkatan akses dan mutu
tersebut
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai
eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan
adalah
pemberian
ASI
dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Pemberian ASI eksklusif di n
Upaya pembinaan gizi dilaksanakan
egara berkembang berhasil menyela
secara
matkan
bertahap
berkesinambungan pentahapan
dan
sesuai
dan
dengan
sekitar 1,5 juta bayi/tahun. Atas d
prioritas
asar
pembangunan nasional.
tersebut,
World
Health
Organization
Salah satu prioritas pembangunan
(WHO)
merekomendasikan
nasional sebagaimana tertuang pada
untuk hanya memberi ASI eksklusi
dokumen
f sampai bayi
Jangka
Rencana Menegah
Rencana Strategis Kesehatan
Pembangunan Nasional
dan
berusia 6 bulan. (Anonimous, 2012).
Kementerian
Meskipun pemerintah telah
2010-2014
adalah
menghimbau
pemberian
ASI
perbaikan status gizi masyarakat.
Eksklusif, angka pemberian ASI
Sasaran jangka menengah perbaikan
Eksklusif masih rendah. Cakupan
gizi yang telah ditetapkan adalah
pemberian ASI eksklusif di provinsi
menurunnya prevalensi balita gizi
Sulawesi Utara masih sangat jauh dari
kurang menjadi 15% serta prevalensi
target yang telah ditentukan. Capaian
balita pendek menjadi 32% pada
ASI eksklusif di Provinsi Sulawesi
tahun 2014. Dalam upaya mencapai
utara pada tahun 2010 sebesar 22,6%
tujuan tersebut telah disusun Kegiatan
, tahun 2011 mencapai 26.30%, dan
Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-
pada tahun 2012 meningkat menjadi
57
42,56%. Hasil Riskesdas Sulawesi
meningkatkan
utara tahun 2013 untuk pemberian
Eksklusif
ASI Eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan
pencapaian SPM kabupaten/Kota di
adalah 38 % . ( Profil Dinkes Provinsi
masa
Sulut 2012).
menjamin pemeliharaan kesehatan
Capaian ASI eksklusif untuk
berdasarkan
akan
ASI target
datang
serta
masyarakat dan peningkatan sumber
Kota Kotamobagu pada tahun 2011 hanya 4,3%,
yang
pencapain
daya manusia di kota Kotamobagu.
pada Tahun 2013
meningkat menjadi 48%, capaian
METODE PENELITIAN
untuk bulan Agustus tahun 2014
Penelitian ini merupakan penelitian
sebesar 12, 77%. Cakupan di wilayah
deskriptif analitik dengan metode
kerja Puskesmas Kotobangon tahun
pendekatan
2012 sangat rendah yakni 2,4% saja
study.Penelitian
bayi yang diberi ASI eksklusif dan
dilaksanakan
pada Tahun 2013 masih rendah juga
Puskesmas Kotobangon Kecamatan
yaitu 7,5% yang memberikan ASI
Kotamobagu
secara
eksklusif, berdasarkan data
Kotamobagu dan dimulai pada bulan
laporan untuk bulan Desember tahun
Desember 2014 – Januari 2015.
2014 Puskesmas Kotobangon hanya
Populasi dalam penelitian ini adalah
mencapai 10,08 %. Hasil tersebut
seluruh ibu yang mempunyai anak
masih sangat jauh dari target yang
umur 6- 24 bulan di wilayah kerja
diharapkan oleh pemerintah yakni
Puskesmas Kotobangon dengan 10
80% bayi harus mendapat ASI
desa/kelurahan yang berjumlah 1020
Eksklusif.
ibu.
(Profil
Dinkes
Kota
Kotamobagu 2012).
Sampel
cross
sectional ini
di
akan
wilayah
Timur
adalah
kerja
Kota
ibu
yang
mempunyai anak umur 6 - 24 bulan di
Berdasarkan paparan di atas
wilayah
kerja
Puskesmas
maka perlu dilakukan penelitian
Kotobangon yang memenuhi kriteria
tentang
inkulsi dan eksklusi
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja puskesmas
Hasil dan Pembahasan
kotobangon, sehingga diharapakan
1. Pemberian ASI eksklusif
dapat menyusun perencanaan guna
58
Pemberian ASI secara eksklusif
cukup karena bayi selalu menangis
adalah bayi hanya diberi ASI saja
dan susah tidur, ibu harus bekerja
sampai usia enam bulan, tanpa
dan produksi ASI sudah tidak ada
tambahan cairan lain seperti susu
atau
formula, jeruk, madu, air the dan
berumur 6 bulan.
tanpa tambahan makanan padat
kering
sebelum
bayinya
2. Hubungan pekerjaan ibu dengan
seperti pisang, papaya, bubur susu,
pemberian ASI Eksklusif
biscuit,bubur,
dan
tim
Berhubungan dengan pemberian
(Roesli,2008).
Hasil
penelitian
ASI eksklusif salah satu faktor
menunnjukkan proporsi
nasi
bahwa
diketahui
ibu
secara
yang yang menjadi kendala adalah
yang
masuknya perempuan ke sector
mempunyai bayi diwilayah kerja
public.
Puskesmas
masuknya
Kotobangon,
Diharapakan
dengan
perempuan
ke
mayoritas tidak memberikan ASI
lingkungan kerja tetapi harus tetap
Eksklusif
memberikan ASI secara eksklusif
(73%)
dibandingkan
dengan ibu yang memeberikan
kepada bayinya di tempat kerja.
ASI eksklusif (27%). Keadaan ini
Status
pekerjaan
dalam
mencerminkan bahwa perilaku ibu
penelitian ini adalah sebagian
terhadap pemberian ASI Eksklusif
besar Ibu tidak bekerja atau
kepada
bayiinya
cenderung
sebagai Ibu rumah tangga yang
relative
rendah
dibandingkan
waktu terbanyaknya berada di
dengan target pemerintah yakni
rumah untuk mengurus anak dan
80%
harus
kuluarganya tetapi sebgian besar
diberikan ASI secara Eksklusif.
ibu rumah tangga (88 responden)
Dari hasil wawancara dengan
ini tidak memberikan ASI secara
responden diperoleh keterangan
eksklusif kepada anaknya. Dari
bahwa
hasil wawancra dengan responden
bayi
0-6
mereka
bulan
tidak
bisa
memebrikan ASI secara eksklusif
diperoleh
karena banyak faktor penyebab
walaupun mereka tidak bekerja
antara lain ; ASI ibu baru keluar
diluar rumah atau hanya mengurus
setelah
setelah
rumah tangga, mereka tidak dapat
melahirkan, ASI dianggap tidak
memberikan ASI secara eksklusif
2-3
hari
59
keterangan
bahwa
dikarenakan banyak penyebabnya
hubungan yang signifikan antara
seperti : ASI keluar setelah dua
pekerjaan ibu dengan pemberian
sampai tiga hari pasca melahirkan,
ASI eksklusif p≤0,05
ibu
menganggap
mencukupi
ASI
tidak
kebutuhan
bayi
3. Hubungan
tempat
persalinan
dengan pemberian ASI Eksklusif
dikarenankan bayi selalu menaggis
Berdasarkan penelitian ini maka
dan susah untuk tidur, serta
diperoleh
produksi ASI yang kurang . Hasil
terdapat hubungan antara tempat
penelitian ini menunjukan bahwa
persalinan dengan pemberian ASI
tidak
antara
eksklusif, dari 75 responden yang
pekerjaan ibu dengan pemberian
memilih tempat persalinan di
ASI ekslusif. Hasil penelitian ini
fasilitas kesehatan terdapat 18
sesuai dengan
responden
ada
hubungan
penelitian yang
hasil
bahwa
yamg
tidak
memeberikan
dilakukan oleh Mamahit (2011),
ASI secara eksklusif dan 57
Rahmawati
responden tidak memberikan ASI
Bahar,
A,
Abdul
Burhanuddin Salam
(2012),
secara eksklusif pada bayinya.
Siallagan ,dkk (2013) dimana
Tempat
Pekerjaan merupakan faktor yang
pilihan
tidak
anaknya. Sebanyak 7 dari 10 ibu
berhubungan
pemberian
ASI
Kelurahan
Bantan
dengan
eksklusif
ibu
untuk
merupakan melahirkan
di
hamil di Indonesia, termasuk 7%
Kecamatan
di rumah bidan. Menurut Raharjo,
Medan Tembung Tahun 2013. Penelitian
persalinan
berbeda
berpengaruh terhadap pemberian
dengan penelitian yang dilakukan
makanan prelakteal dikarenakan
oleh Pawenrusi (2011)
dalam
masih terdapat kebijakan atau tata
jurnal media gizi pangan, Vol. XI,
laksana rumah sakit atau tempat
edisi 1. Yang mana pekerjaan ibu
bersalin yang kurang mendukung
berhubungan dengan pemberian
keberhasilan
ASI
bayi baru lahir tidak segera
eksklusif
ini
2006 tempat persalinan dapat
dan
Penelitian
menyusui
Astuti I (2013) dalam determinan
disusui,
pemberian ASI eksklusif pada ibu
prelaktal dan tidak dilakukannya
menyusui
rawat gabung. Orgulensi (2009)
dimana
terdapat
60
memberikan
seperti
makanan
menyebutkan
bahwa
terdapat
tidak memberikan ASI eksklusif
hubungan yang signifikan anattara
sebanyak
tempat
sedangkan
persalinan
kesehatan
di
dengan
fasilitas
pemberian
ditolong
72
responden,
persalianan oleh
bukan
tenaga
makanan prelaktael pada bayi baru
kesehatan
lahir dengan nilai p < 0,001.
responden yang memberikan ASI
Penelitian yang dilakukan Tarigan, Nk. Aryastami
(dukun)
yang
dari
4
secara eksklusif sebessar 75% (3
(2012)
respoden). Dari penelitian ini
dimana faktor pemungkin dalam
didapatkan bahwa ada hubungan
pemberian ASI eksklusif adalah
antara penolong persalinan dengan
tempat
pemberian ASI eksklusif.
melahirkan
dan
ruangan
untuk
Hasil penelitian ini berbeda
menyusui. Keeratan si ibu terjadi
dengan penelitian yang dilakukan
jika proses persalinan. Demikian
oleh Siallagan ,dkk (2013) dimana
juga tempat melahirkan (fasilitas
penolong persalinan tidak ada
kesehatan)
hubungan yang bermakna dengan
ketersediaan
program
yang ASI
mendukung akan
pemberian
ASI
mendukung dan menganjurkan si
Kelurahan
Bantan
ibu
Medan Tembung Tahun 2013.
untuk
eksklusif
memberikan
ASI
eksklusif kepada bayinya, namun
eksklusif
di
Kecamatan
Penolong
persalinan
harus didukung oleh keinginan ibu
merupakan
untuk memberukan yang terbaik
keberhasilan pemberian menyusu
kepada bayi
dini dan pencegahan terhadap
4. Hubungan Penolong persalinan
pemberian
kunci
prelakteal
utama
ataupun
dengan pemberian ASI Eksklusif
sebaliknya. Hal ini dikarenakan
Hasil penelitian ini mununjukkan
pada waktu bayi baru lahir, peran
bahwa hampir semua responden
penolong
ditolong oleh tenaga kesehatan
dominan.
dalam
sepuluh langkah menyusui adalah
persalinannya
responden),
tetapi
(
96 yang
dengan
persalinan Kunci
sangat
pelaksanakan
adanya
memberikan ASI eksklusif hanya
penolong
24 responden
melaksanakan inisiasi menyusui
(25%) dan yang
61
persalinan
komitmen untuk
dini dan tidak meberikan makanan
peran petugas dengan pemberian
apapun selain ASI kepada bayi
ASI eksklusif p≤0,05.
baru lahir termasuk pemberian susu
formula
ataupun
dan
makanan
minuman
sebgai
6. Hubungan
pengetahuan
ibu
dengan pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan
prelakteal ( Raharjo, 2006).
ibu
adalah
merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh ibu terkait dengan
5. Hubungan peran tenaga kesehatan
ASI eksklusif yang meliputi hal
dengan pemberian ASI Eksklusif
anatara lin : pengertian ASI
Hasil
penelitian
ini
eksklusif, manfaat ASI eksklusif
menunjukan bahwa ada hubungan
untuk anaknya, kolostrum serta
antara peran tenaga kesehatan
manajemen
dengan pemberian ASI eksklusif,
menunjang
dimana sebagaian besar responden
pemberian ASI eksklusif pada bayi
yang tidak memberikan ASI secara
sampai umur 6 bulan sesuai yang
eksklusif
ditetapkan oleh pemerintah.
dikarenakan
peran/dukungan
dari
tenaga
laktasi
yang
keberhasilan
Berdasarkan
Hasil
kesehatan yang kurang baik yaitu
penelitian ini menunjukkan bahwa
sebesar 80,9% (55 responden).
sebagian besar responden sudah
Hasil penelitian ini sesuai
berpengetahuan baik terkait ASI
dengan penelitian Rahmawati A,
eksklusif
Burhanuddin Bahar, Abdul Salam
responden tetapi yang memberikan
yang dilakukan di wilayah kerja
ASI secara eksklusif hanya sebesar
puskesmas Bonto Cani Kabupaten
26,2 % (22 responden dan sebesar
Bone dimana hasil penelitiannya
73%
bahwa ada hubungan antara peran
berpengetahuan
petugas
(p=0,000)
memberikan ASI ekslusif. Hal ini
dengan pemberian ASI Eksklusif
menunjukkan bahwa meskipun ibu
di wilayah kerja Puskesmas Bonto
sudah berpengetahuan baik atau
Cani
kurang tidak mempengaruhi ibu
kesehatan
Kabupaten
Bone.
Pada
penelitian Astuti I (2013) Terdapat
untuk
hubungan yang signifikan antara
62
yaitu
sebesar
responden
tetap
baik
memberikan
84
yang tidak
ASI
eksklusif kepada bayinya atau
berbeda dengan penelitian yang
tidak.
dilakukukan
oleh
Sriningsih
Berdasarkan penelitian ini
(2012) , dimana ada hubungan
didapat bahwa faktor kebudayaan
antara pengetahuan ibu tentang
dan
sangat
ASI (p=0,015) dengan pemberian
untuk
ASI eksklusif, dan penelitian ini
keluarga
mempengaruhi
ibu
menyusui bayinya secara eksklusif
juga
atau tidak.
penelitian Siallagan ,dkk (2013)
Ibu yang pasca
berbeda
dengan
melahirkan pada hari pertama
dimana
lebih percaya kepada kebiasaan
merupakan
atau
tradisi
berhubungan dengan pemberian
yang
ASI eksklusif di Kelurahan Bantan
orangtuanya/keluarganya
tingkat
hasil
sudah dilakukan turun temurun
Kecamatan
seperti
Tahun 2013.
memberikan
memebri berupa
makanan pisang
madu
,
tambahan
faktor
Medan
yang
Tembung
Disarankan
untuk
bayi
meningkatkan pengetahuan ibu
berumur 6 bulan dengan alasan
dengan memberikan penyuluhan
agar bayi tidak rewel dan kenyang.
atau melakukan manajemen laktasi
Keterangan sebagian responden
selama antenatal, intranatal dan
bahwa sebelum usia 6 bulan bayi
postnatal
sudah diberi susu formula dan
menyusui secara eksklusif.
makanan produksi berkurang
sebelum
pengetahuan
tambahan ASI
yang
sehingga
penelitian
keberhasilan
karena sudah
7. Hubungan
tidak
sikap
ibu
dengan
pemberian ASI Eksklusif
mencukupi kebutuhan bayinya. Hasil
untuk
Hasil ini
penelitian
menunjukkan
bahwa
ini
sebagian
menunjukkan bahwa tidak ada
besar responden sudah bersikap
hubungan antara pengetahuan ibu
baik terkait ASI eksklusif yaitu
dengan pemberian ASI eksklusif.
sebesar 84 responden tetapi yang
Sesuai dengan penelitian yang
memberikan ASI secara eksklusif
dilakukan
hanya
Kemalasari
(2008),
Mamahit (2011). Penelitian ini
sebesar
responden
63
dan
26,2
%
sebesar
(22 73%
responden tidak memberikan ASI
membuat Ibu memberikan ASI
ekslusif.
ini
Eksklusif sebesar 9,250 kali di
ada
bandingkan dengan Sikap ibu yang
ibu
kurang baik.
Hasil
menunjukkan hubungan
penelitian bahwa
anatara
sikap
dengan pemberian ASI eksklusif dengan p≤0,05.
KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah:
8. Variabel Yang Paling Dominan
Tidak ada hubungan antara pekerjaan
Terhadap Kepuasan Pasien Hasil
uji
ibu, tempat persalinan, pengetahuan
multivariat
ibu, sikap ibu dengan pemberian ASI
didapatkan hasil bahwa terdapat
eksklusif
empat faktor yang mempengaruhi
wilayah
kerja
Puskesmas
Kotobangon.
Dari
Tabel
peranan
tenaga
kesehatan dan penolong saja yang
pemberian ASI eksklusif pada bayi di
hanya
berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif. Kotamobagu Timur Kota
16
Kotamobagu.
menunjukkan bahwa Sikap ibu merupakan variabel yang paling berperan terhadap pemberian ASI
SARAN
Eksklusif dengan nilai OR = 9,25 (CI
95%
dibandingkan
=
0,901-23,871) peran
1. Dinas
petugas
Kota
Kotamobagu
kesehatan (OR = 4,13; CI 95% = 10,445-6,997),
Kesehatan
a) Membuat
penolong
progam
pelatihan dan penyegaran
persalinan (OR = 7,27; CI 95% =
serta
0,253-23,764), temapat persalinan
memberlakukan
kebijakan tentang sepuluh
(OR = 5,67; CI 95% = 00,832-
langkah
21,957) dan pekerjaan ibu (OR =
menyusui
di
rumah sakit, puskesmas,
3,59; CI 95% = 0,491-9,034). Hal
klinik bersalin dan bidan
ini berarti bahwa variabel yang
praktek
dominan berpengaruh terhadap
swasta,
serta
membuat tindakan tegas
ASI Eksklusif adalah Variabel
bagi petugas yang tidak
Sikap, jadi sikap yang baik akan
mengindahkannya
64
b) Meningkatkan
memberikan
penyuluhan
pengetahuan
dengan
kepada ibu-ibu saat hamil
mengikutkan
sertakan
tentang perawatan payudara
petugas
kesehatan
baik
agar setelah melahirkan ASI
petugas gizi,bidan serta
segera keluar dan pada ibu
kader
menyusui serta keluarganya
kesehatan
pada
pelatihan serta sosialisasi
tentang
yang menyangkut dengan
eksklusif, manfaat ASI dan
ASI eksklusif agar dapat
cara pemberian ASI eksklusif
dapat memahami setiap
yang baik dan benar .
perubahan yang ada dalam setiap
pentingnya
ASI
3. Masyarakat
pelaksanaan
a. Diharapkan kepada ibu
program.
yang menyusui agar dapat
c) Melakukan
rangsangan
memberikan ASI secara
dengan mengadakan lomba
eksklusif kepada bayinya.
antar wilayah kerja dengan
b. Perlu adanya dukungan
memberian
hadiah
atau
dari suami dan keluarga
penghargaan bagi Ibu-ibu
kepada
yang
dalam memberikan ASI
memberikan
ASI
eksklusif kepada bayinya
ibu
menyusui
eksklusif.
selama 6 bulan sehingga dapat termotivasi dalam peningkatan cakupan ASI
DAFTAR PUSTAKA
Eksklusif diwilayah kerja
Aninomous,
2012,
Peraturan
yang ada di lingkup dinas
Pemerintah Republik Indonesia
kesehatan
Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Kota
Kotamobagu.
Pemberian
2. Puskesmas Kotobangon Khusus
petugas
Air
Susu
Ibu
Eksklusif . Kemenkes RI
kesehatan
Astuti Isroni. 2013.
Determinan
baik dokter, bidan dan petugas
Pemberian Asi Eksklusif Pada
gizi puskesmas agar lebih
Ibu Menyusui Jurnal Health
aktif
dan
giat
untuk
65
Quality Vol. 4 No. 1, Nopember
pemberian ASI eksklusif di
2013, Hal 1-76
kecamatan Girian kota bitung.
Dinkes Provinsi Sulut , 2012 Profil Dinkes Provinsi Sulut 2012. Dinkes Kota Kotamobagu,2013. Profil
Dinkes
Tesis Unsrat 2011 Pawenrusi E,P. 2011. Faktor Yang Berhubungan
Kota
Pemberian ASI Eksklusif Di
Kotamobagu 2013.
Kelurahan Tamamaung Kota
Esse P uji Pawenrusi . 2010 .
Makassar. Media Gizi Pangan,
Faktor Yang Berhubungan
Vol. XI, Edisi 1, Januari – Juni
Dengan Pemberian ASI
2011
Eksklusif Di Kelurahan
Rahmawati A, Burhanuddin Bahar,
Tamamwung Kota Makasar .
Abdul Salam. 2011. Hubungan
Jurnal Media Gizi Pangan Vol.
Antara Karakteristik Ibu, Peran
XI , edisi 1 , Januari – Juni
Petugas
2011. Kemalasari,
S.2008.
Partisipasi
Suami
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Bonto Cani Kabupaten Bone.
Pemberian Asi Eksklusif Di
Tarigan U, NK. Aryastami. 2012.
Kota
Pengetahuan,
Pemantangsiantar Tahun 2008.
Sikap
Dan
Perilaku Ibu Bayi Terhadap
Tesis USU Repository 2008.
Pemberian
Diakses : 20 Januari 2015
Buletin
Mamahit , 2011. Faktor-faktor yang berhubungan
Dan
Pemberian Asi Eksklusif Di
Dan
Sitalasari
Kesehatan
Dukungan Keluarga Dengan
Pengaruh
Karakteristik Istri Terhadap
Kecamatan
dengan
Asi
Eksklusif.
Penelitian
Sistem
Kesehatan – Vol. 15 No. 4
dengan
Oktober 2012: 390-397
66