FEMINISME SOSIALIS DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh
Oleh SRI ANDRIANI NIM 100388201359
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017
ABSTRAK Sri Andriani, 2016, Feminisme Sosialis dalam Novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Maritim Raja Ali Haji, Dosen Pembimbing 1, Riau Wati, M.Hum, Dosen Pembimbing 2, Tessa Dwi Leoni, M.Pd. Kata kunci: Feminisme, Feminisme Sosialis, Kelas, Patriarki Karya sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat, dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia memuat cerita mengenai perempuan, dalam kehidupann masyarakat, lingkungan kerja, serta rumah tangga, menggunakakan penelitian mengenai feminisme sosialis ditemukanlah masalah perempuan yang terdapat di dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia tersebut, terdapat berbagai permasalahan yang dialami perempuan, mulai dari pelecehan seksual, ia di perkosa kemudian dilecehkan sebagai perempuan murahan dan direndahkan serta dihina, kemudian ada juga permasalahan dalam keluarga perempuan yang mengalami penindasan fisik dan non fisuk, seperti pemukulan kemudian tidak diikut sertakan dirinya dalam mengambil keputusan serta poligami dan perselingjkuhan, bergbagai masalah yang dialami oleh tokoh tersebut dan berbagai usaha yang mereka lakukan agar tidak lagi mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan, menuntut hak mereka sebagai perempuan yang disamakan dengan laki-laki, mereka tidak menyerah dan kalah oleh lelaki yang memanfaatkan mereka, perempuan-perempuan yang tegar yang memperjuangkan hak dan harga dirinya. Unsur patriarki dan kelaslah yang menjadi penindasan utama yang menyebabkan perempuan harus mengalami nasib serta kehidupan yang berbeda dari laki-laki, adanya anggapan bahwa perempuan adalah mahluk lemah menjadikannya sebagai objek seksual oleh kekuasaan lakilaki, dan mereka direndahkan dalam kelas-kelas sebagai perempuan yang harus menerima nasib dan takdirnya. Pada beberapa tokoh di dalam novel tersebut terlihat bagaimana gigihnya perempuan memperjuangkan hak mereka, tidak mengalah dengan keadaan dan pasrah begitu saja menerima nasib, ada yang memilih langkah cerai, ada yang tidak menunjukkan kalu duirinya terluka, dan menyibukkan diri dengan kehidupan kerja, ada juga yang langsung menghadapi masalah dan mencari jalan keluar yang harus mereka tempuh agar menemukan solusi dari masalah yang mereka hadapi.
ABSTRACT Sri Andriani, 2016, Socialist Feminism in the Novel Surga yang tak Dirindukan Karya Asma Nadia. Departmen of Language and Literature Education Indonesia, Faculty of Teacher Training and Education Scienses University Maritim Raja Ali Haji, Proffesor Supervising 1, Riau Wati, M.Hum, a Supervising Proffesors 2, Tessa Dwi Leoni, M.Pd. Keyword: Feminism, Socialist Feminism, Class, Patriarchy Literatery work area a reflaction of the life of the community, in the novel Surga yang tak Dirindukan of Asma Nadia, women in the life community the workingenvironmen, as well as household, make researc on socialist feminism virtue problemsin the novel Surga yang tak Dirindukan, there are various problems experienced by women, ranging from sexual abuse, he has leter abused rape as male bimbo and demeaned and humiliated, then there are also problems in families of women how experience physical oppression and non fisical, such and beatings and then not the include it self in the decision as well as polygamy and ifedelity, many the problem experinced by the caracters, and various bussines so that thay do no longer get treatment that is no demeanding their right, when sour as woment are equated with men, they did not give up and lose by a man who utilize them, the woment are tough and figh fot that price himself. Elements of patriarchy andthe class which became the major couse of women’s opression should experiencea different life and destiny of men, there is presumtion thats women are weak beings making it a sexual object bythe male power, and they deaned in the classes as the women who have to accep fate and destiny, one same the caracters in the novel look how hard women figh for their righ, do not succumb the situation andthe resigned to sumply accep fate, no vote step divorced, there is no is demonstrated our her selves wounded and consern themselves with work life, there are also directly face the problem and seek a way out should they travel in order to find the solution of the problem they face.
1. Pendahuluan Sastra memang representasi dari cerminan masyarakat, meskipun karya sastra bersifat imaginer, namun tetap masuk akal dan mengandung kebenaran. Hal ini karena pengarang mengemukakan realitas dalam karyanya berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia, kebenaran dalam dunia fiksi adalah kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang telah diyakini “keabsahannya” sesuai dengan pandangan terhadap masalah hidup dan kehidupan. Sastra adalah cipta seni, Sebagai sebuah cipta seni, sastra memiliki nilai keindahan tinggi Esten (Suhardi, 2011:01). Sejalan dengan itu Sapardi Djoko Damono (Priyatni, 2010:12) memaparkan bahwa sastra adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium, bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antar masyarakat, hubungan masyarakat dengan orang-seorang, antar manusia, dan antar peristriwa, dan peristiwa yang terjadi dalam batin seseorang, sastra adalah pengungkapan realitas kehidupan masyarakat secara imaginer atau secara fiksi.
2.
Metode dan Teknik Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kulitatif disebut juga sebagai metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni. Disebut metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisisnya bersifat kualitatif (Sugiyono, 2014:08). Data dalam penelitian ini adalah kalimat maupun wacana dalam novel Surga yang tak dirindukan Karya Asma Nadia. 3. Hasil penelitian dan pembahasan Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat unsur feminisme sosialis dalam novel, yaitu bagaimana sikap tokoh perempuan dalam novel memperjuangkan haknya dan melawan penindasan yang terjadi pada mereka, menuntut keadilan serta kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki. Mereka tidak membiarkan dirinya hanya menjadi objek penindasan oleh laki-laki, perempuan juga mampu untuk memilih jalan dan menentukan hidup yang akan mereka jalani, tanpa melupakan kodratnya sebagai peremp
4. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: Di dalam novel Surga yang tak Dirindukan Karya Asma Nadia terdapat 22 judul teks dan peneliti hanya menemukan 37 kutipan teks yang yang mengandung unsur penindasan baik fisik dan psikis yang dialami wanita. Dan 20 kutipan teks yang memperlihatkan karakter dan perjuangan tokoh perempuan , feminisme sosialis memfokuskan pada penindasan kelas dan patriarki yang dialami perempuan. Dari semua kutipan teks tersebut menunjukkan patriarki bahwa perempuan mengalami penindasan akibat perempuan dianggap sebagai mahluk lemah dan kelas perempuan berbeda dengan kelas laki-laki, serta patriarki yang menjadikan perempuan sebagai objek penindasan oleh kekuasaan laki-laki. Penindasan yang mereka alami karena sistem kelas dan patriarki bukan hanya berupa penindasan fisik yang berupa, kekerasan seksual, pemukulan, tapi juga dari segi non fisik, perempuan yang mereasa tertekan dalam keluarga akibat tindakan suami yang tidak bertangggung jawab. Serta meremehkan peran perempuan dalam keluarga, sedangkan perempuan yang hanya bisa sabar dan tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan untuk mengurusi rumah tangga, dan anak, mereka juga harus Di dalam novel Surga yang tak Dirindukan karya Asma Nadia peneliti menemukan adanya unsur penindasan akibat patriarki dan kelas, yang menyebabkan perempuan harus mengalami penindasan baik dari segi fisik maupun psikis. Berdasarkan analisis mengenai feminisme sosialis yang peneliti lakukan diharapkan penelitian ini dapat membantu. Untuk Pendidikan, Kiranya dapat diterapkan dalam pendidikan karakter peserta didik, bahwa perempuan dan laki-laki berhak untuk mendapatkan hak yang sama dalam segi pendidikan dll. Untuk mahasiswa lainnya yang akan melakukan penelitian kiranya dapat juga menganalisis novel ini dengan kajian feminisme yang lain sehingga menambah pengetahuan. Bagi masyarakat guna menambah pengetahuan bahwa adanya penindasan akibat patriarki dimasyarakat masih terjadi, agar mengenali tandatanda yang mungkin terjadi disekitar mereka. Melalui pengendalian diharapkan dapat dicegahnya penindasan tersebut dan kemudian membuka pola pikir masyarakat dan pandangan terhadap perempuan, yang bukan hanya sebagai orang yang mengurusi wilayah domestik dalam rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA Amanda, Levina. 2015. Analisisis Citra Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Peyempuan karya @Peyem. Tanjungpinang : FKIP UMRAH Endraswara, Suwardi.2011. Metodelogi Penelitian Sastra. Jakatra: CPAS Moleong, Lexi J.2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nadia, Asma,2014 .Surga yang tak Dirindukan. Depok : Asma Nadia Publishing Hause Ollanburger C Jane dan A Moree Hellen. 2002. Sosiologi Wanita, Jakarta: PT Rineka Cipta Sugihastuti, dan Itsna Hadi Septiawan. 2007. Gender dan Inferioritas Perempuan, Praktik Kritik Sastra Feminis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugihastuti dan Suharto, 2015. Kritik Sastra Feminis: Teori dan Aplikasinya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sarwono, Jonathan. 2006 .Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta : Graha Ilmu. Suhardi. 2011. Sastra Kita, Kritik dan Lokalitas. Depok: Komodo Book. Santoso, Anang. 2009. Bahasa Perempuan. Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono, 2014. Metode penelitian kuantitatif kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta Tri Priyatni, Endah. 2010. Membaca Sastra dengan Literasi Kritis, Jakarta: Bumi Aksara Tarigan, Henri Guntur.2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Wati, Riau. 2009. Teknik Penulisan dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Tanjungpinang : UMRAH Press Wati, Riau. 2009. Feminisme dalam Kumpulan Puisi Suryatati A. Manan Walikota Tanjungpinang (Studi: Perkembangan dan Perubahannya). Tanjungpinang : Umrah Press