Majalah Bisnis dan IptekHardiyana, Vol.8, No. 1, April 2015, 18-25 Strategi Pengembangan Karir 2015
STRATEGI PENGEMBANGAN KARIR DAN BUDAYA ORGANISASI
Aan Hardiyana STIE Pasundan Bandung Email:
[email protected]
Abstract Psychological success is the highest goal of a person's career, namely feeling proud of one's accomplishments were obtained when the most important goal in life is achieved. Initial promotion is important in shaping the organization. Based on a survey of some of the CEOs, the company is based on the promotion of social presentability, visibility, domain or organizational skills policial. Such evidence indicates that management skills can bind individual career success. Organizational career management covers a range of policy and organizational measures to improve the effectiveness of their work career. Definition of organizational career refers to the employee structure and practices that provide guidance on how to hires, develop and give tasks to employees. Keywords: career development; organizational culture
Abstract Kesuksesan psikologis merupakan tujuan tertinggi dari karir seseorang, yaitu perasaan bangga atas prestasi seseorang yang didapatkan ketika tujuan terpenting dalam kehidupannya tercapai. Promosi awal adalah penting dalam membentuk organisasi. Berdasarkan survey pada beberapa CEO, promosi dalam perusahaan didasarkan pada social presentability, visibility, organizational domean atau policial skill. Bukti-bukti tersebut mengindikasikan bahwa kecakapan manajemen dapat mengikatkan kesuksesan karir individu. Manajemen karir organisasional mencakup berbagai kebijakan dan tindakan organisasi untuk meningkatkan efektivitas karir dari pekerjaannya. Definisi karir organisasi mengacu pada struktur karyawan dan praktek-praktek yang memberi panduan bagaimana merekrut, mengembangkan dan memberi tugas kepada karyawan.
Kata kunci: pengembangan karir; budaya organisasi
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 18
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
PENDAHULUAN Karir merupakan rangkaian dan kumpulan dari pengalaman yang berhubungan dengan kerja dan aktivitas yang dipengaruhi oleh sikap-sikap serta perilaku individu dalam organisasi (Gibson, 1996), dari definisi itu dapat disimpulkan bahwa dua komponen dalam karir yaitu sikap perilaku, dan rangkaian kerja yang berkelanjutan. Sehingga karir seseorang sangat dipengaruhi keinginan meraih karir yang tinggi berusaha untuk selalu melakukan kerja dengan serius untuk mencapai prestasi tinggi dan kesempatan pengembangan karir yang ada dalam organisasi. Program pengembangan karir dilakukan melalui tiga pase (Career development process): a. Assessment Phase Kegiatan
program
pengembangan
karir
pada
pase
ini
dilakukan
untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pekerja. Klarifikasi yang dilakukan antara lain: -
Memilih karir yang mungkin dicapai dan sesuai.
-
Menentukan usaha untuk mengatasi kelemahan guna mencapai tujuan karir.
b. Direction Phase Penentuan jenis karir yang diinginkan dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk tujuan karir yang real berdasarkan posisi sekarang. Direction phase ini memiliki pendekatan seperti berikut: Individual career counselling (bimbingan karir secara individu). Information services : -
Job posting,
-
Skill inventory,
-
Career path,
-
Career resources center,
c. Development Phase Pada pase pengembangan ini kegiatan dilakukan untuk menciptakan dan meningkatkan skill dalam memanfaatkan kesempatan dan menghadapi tuntutan kerja di masa akan datang.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 19
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
Program-program yang sering ditawarkan seperti mentoring, coaching dan job rotation.
Pergeseran Paradigma dalam Pengembangan Karir Perubahan paradigma pengembangan karir individu dari yang hanya satu jalur karir menuju karir yang lebih variatif memacu kreatifitas individu untuk menguasai berbagai keahlian dalam paradigma baru, dengan semakin meningkatnya pilihan atas pekerjaan dan tuntutan perkembangan teknologi, kesuksesan karir individu akan tergantung pada kemampuan untuk melakukan berbagai hal di masa yang akan datang. Mereka yang hanya bekerja dengan satu keahlian saja akan berisiko terhadap pekerjaannya (Knowdell, 1998). Perubahan paradigma ini menurut Knowdell dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: Pertama, shrinking globe. Diversitas ini mengarahkan perhatian manajemen pada organisasi sehingga organisasi mampu mengelola diversitas yang dikelola dengan baik akan menciptakan competitive advantage bagi perusahaan, sebaliknya jika tidak dimanajemeni dengan baik akan menjadikan disadvantage. Ini dicapai dengan memaksimalkan benefits dan meminimalkan kerugian dengan diversitas melalui penciptaan organisasi yang multiculture ( Cox and Blake, 1991). Kedua, computer everywhere penggunaan teknologi komputer sebagai teknologi informasi sudah merupakan hal yang biasa. Ketiga, inedequate education system karena tidak memadainya sistem pendidikan yang tradisional dalam memenuhi tuntutan untuk selalu meningkatkan dan memperbaharui skill. Keempat, newfound loyalties. Trend organisasi masa depan yang semakin flat, berarti kesuksesan karir tidak hanya dianggap promosi. Agar sukses persaingan bisnis dalam lingkungan yang selalu berobah perusahaan harus terus mengembangkan skill pekerjaan yang ada sekarang sehingga tidak mudah tertinggal (career obselence) jika terjadi perubahan.
Menurut Knowdell, ada sepuluh aturan baru untuk membangun kemampuan karir untuk sukses di masa yang akan datang, antara lain:
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 20
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
1.
Take change of your career. Aturan pertama ini adalah mempertanggungjawabkan dan mengembangkan karir yang bertujuan agar individu mengerti dan memahami keputusan karir yang berdasarkan pada rencana.
2.
Develop your people skill. Terus mengembangkan skill pekerja agar lebih fleksibel dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi.
3.
Sharpen your communication skill. Keahlian komunikasi seseorang menyampaikan ide atau gagasan, kemampuan mempengaruhi orang lain.
4.
Discover and adapt to changes. Individu harus sanggup mengenal lingkungan baru dan perkembangan yang akan datang.
5.
Be flexible. Pekerjaan perlu untuk menjadi cukup fleksibel untuk bekerja dengan baik, baik secara independen, dalam suatu tim maupun di bawah pengawasan.
6.
Embrance new technologies. Merespon, meraih dan mengimplementasikan berbagai perkembangan dari teknologi.
7.
Keep leaning. Melakukan proses pembelajaran untuk peningkatan kemampuan skill.
8.
Clear up misconception. Menjelaskan kesalahpahaman dan menemukan sesuatu yang benar.
9.
Research your option. Menentukan pilihan pekerjaan dan pekerja perlu memahami misi atau nilai-nilai perusahaan melalui inteligence work.
10. Develop new capacities. Tidak hanya spesialisasi pada satu skill tetapi harus mampu mengembangkan skill yang fleksibel.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 21
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
Career Mobility dan Career Resilience. Pergerakan karir individu antar organisasi ini dapat disebabkan oleh perubahan dari kebijaksanaan, prosedur dan perkembangan baru (restructuring, reengineering, & downsizing) yang menimbulkan lingkungan baru, yang berpengaruh terhadap kenyamanan yang dapat menyebabkan perasaan masa depan karirnya. Perubahan sikap yang menimbulkan kesadaran dan sense yang tinggi dari pekerjaan sehingga organisasi membuat program pengembangan karir agar tetap menarik bagi pekerjaan, yang diharapkan dapat meningkatkan loyalitas karyawan melalui program self improvement, continous studying workshop, training offering suggestion dan partisipasi dalam tim. Career resilience berarti organisasi tidak hanya memanfaatkan pekerja untuk mengeksploitasi ide tetapi individu bertanggung jawab untuk pengembangan karir dengan memahami skill, minat, watak, kekuatan dan kelemahan sehingga mereka bisa hasil yang lebih baik (self assessment) dan organisasi bertanggung jawab memberikan kesempatan, fasilitas dan tools.
Tabel 1. Pergeseran Paradigma “Career Development”
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 22
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
Paradigma Lama (Career Dependent) Fokus pada pekerjaan (employement). Berorientasi pada satu tugas (single job) satu jalur karir atau satu organisasi. Skill yang dibutuhkan untuk pengembangan karir untuk jangka waktu tertentu. Tanggung jawab pada departemen SDM. Karyawan berusaha untuk mencari peluang dipromosikan oleh organisasi Win-loss relationship Pengembangan yang berorientasi internal Spesialisasi pada satu skill Rigidity? Dependence?
Paradigma Baru (Career Resilience) Fokus pada kemampuan untuk dipekerjakan (employability) Berorientasi lebih dari satu tugas atau jalur karir Bisa dimanfaatkan/diterapkan kapan saja diperlukan atau pergantian tugas. Tanggung jawab pada semua level. Organisasi menyediakan kesempatan fasilitas dan tools untuk pengembangan karir. Win-win relationship Pengembangan yang berorientasi pada eksternal dan internal Multi skill dan fleksibel Stress? Anarchy
Orientasi Strategi Karir Masa Depan Didasarkan pada berbagai karakteristik karir di masa datang yang meliputi kemampuan yang didasarkan pada spesialisasi, pengalaman internasional, keunggulan dalam kerja sama, keahlian mengatur diri sendiri dan adanya sifat fleksibel, integritas dan kepercayaan, memberikan dampak terhadap perkembangan struktur organisasi. Untuk merespon bebagai karakteristik karir masa depan, organisasi celluler merupakan bentuk organisasi yang mampu mengantisipasi tantangan masa depan. Dengan mendasarkan prinsip entrepreneurship, self organization dan member ownership, organisasi selluler dapat diterapkan pada situasi yang memerlukan continuous learning dan innovation.
Jenjang karir seseorang akan sangat tergantung pada faktor kemampuan dan kecakapan individu dan dukungan organisasi sebagai tempat bernaung para karyawan. Bentuk organisasi juga akan sangat berpengaruh terhadap karir seseorang. Di samping itu perubahan paradigma, juga sangat berpengaruh terhadap kesiapan individu dalam meniti karir.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 23
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
Tabel 2. Organisasi tradisional dan karir Organizational Strukture Functional Divisional Matrix
Career path
Single firm, within Function Single firm, across division Single firm, across project
Key competencies
Technical Technical commercial Technical, commercial
Responsibility for career planning Functional department Division, firm Department, project, firm.
Tabel 3 Organisasi Modern dan Karir Organization Structure Net work Celluler
Career path
Within and across firms Independent, Proffesional
Key competencies
Technical, commercial & collaborative Technical, commercial, collaborative & self governance
Responsibility for career planning Firm & individual Individual
Nilai Tambah dalam Organisasi Abad-21 diindikasikan sebagai era inovasi, dimana pada masa lalu konsumen masih akan disuplai dengan produk dan jasa standar, walaupun beberapa perusahaan yang sudah memperhatikan selera konsumen. Abad-21 ini diindikasikan juga sebagai perubahan paradigma dan information era ke knowledge era telah memberikan kesempatan baru pada industri tertentu, seperti: jasa design dan engineering, elektronika dan biotehnologi, design softare computer, alat-alat kesehatan dan jasa konsultasi yang pada dasarnya bukan hanya selalu menciptakan proses inovasi, namun juga selalu menciptakan sebuah continuous cycle terhadap kreativitas, kompleksitas pasar dan lingkungan. Di masa mendatang, perusahaan-perusahaan yang menganut sistem cellular akan mencapai keunggulan dibandingkan dengan organisasi-organisasi sebelumnya melalui keunggulannya, yakni enterpreneurship, Self organization dan member ownership. Setiap sel (team, strategic business unit dan perusahaan) akan mempunyai tanggung jawab kewirausahaan kepada organisasi yang lebih besar. Setiap sel akan selalu mempunyai kemampuan untuk selalu tumbuh dan memperbaiki di samping itu setiap sel harus memiliki kemampuan enterpreneurship yang dibutuhkan dalam bisnis secara kontinyu untuk melakukan reorganisasi untuk dapat memberikan kontribusi kepada organisasi.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 24
Hardiyana, Strategi Pengembangan Karir 2015
KESIMPULAN Kesuksesan psikologis merupakan tujuan tertinggi dari karir seseorang, yaitu perasaan bangga atas prestasi seseorang yang didapatkan ketika tujuan terpenting dalam kehidupannya tercapai. Promosi awal adalah penting dalam membentuk organisasi. Berdasarkan survey pada beberapa CEO, promosi dalam perusahaan didasarkan pada social presentability, visibility, organizational domean atau policial skill. Bukti-bukti tersebut mengindikasikan bahwa kecakapan manajemen dapat mengikatkan kesuksesan karir individu. Manajemen karir organisasional mencakup berbagai kebijakan dan tindakan organisasi untuk meningkatkan efektivitas karir dari pekerjaannya. Definisi karir organisasi mengacu pada struktur karyawan dan praktek-praktek yang memberi panduan bagaimana merekrut, mengembangkan dan memberi tugas kepada karyawan.
REFERENSI Bernardin, H. John, Joyce E. A. Russell; 1993; Human Resource Management An Experiential Approach, International Editions; McGraw-Hill, Inc., Singapore. Byars, Lloyd, L and Rue, Leslie, W. (2004). Human Resource Management. Mc Graw hill, inc-United States. Cascio, Wayne F., Managing Human Resources: Productivity, Quality of Life,Profits, Mc-Graw Hill, International edition, 1998.
Work
Decenzo, David, A. and Robbins, Stephen P (2002). Human Resource Management (7th edition). John Willey and Son’s, inc-United States. Dessler, Gary (2000). Human Resource Management (8th edition). Prentice Hall Inter, Inc-Upper Saddle New Jersey. Flippo, B. Edwin. (1992). Personal Management (6th edition). McGraw-Hill Book Company-New York. Hadian, D., & Limbong, L. M. (2012). Pengaruh Pemberian Motivasi, Kebutuhan Pegawai Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Cirebon. Jurnal Ekonomi, Bisnis & Entrepreneurship, 6(1), 1-14. Kaplan, Robert S. dan David P. Norton. (2001). The Balance Scorecard: Translating Strategy into Action. Klatt. et.al. (1985). Human Resource Management. Bell and Howell Company-United States of America. Mathis, Robert. L dan Jackson, John. H. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia (Jilid 1). Penerbit : Salemba Empat-Jakarta.
Majalah Bisnis Dan Iptek | Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung 25