HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN

Download Program Studi Psikologi FakultasKedokteran ... kecemasan adalah cabang olahraga karate. Berdasarkan hasil interviuw ..... Buku Kedokteran E...

0 downloads 463 Views 94KB Size
Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

Hubungan antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Karate Unit Kegiatan Mahasiswa Institut Karate-do Indonesia Universitas Sebelas Maret (UKM INKAI UNS) Correlation between Self Confidence and Anxiety Before Match On Karate Atheletes At Students Activity Unit Institute Karate-Do Indonesia Sebelas Maret University (UKM INKAI UNS) Lina Putri Rachmawati, Suci Murti Karini, Aditya Nanda Priyatama Program Studi Psikologi FakultasKedokteran UniversitasSebalasMaret Kecemasan bertanding merupakan reaksi emosi negatif atlet terhadap keadaan tegang dalam menilai situasi pertandingan, yang ditandai dengan perasaan khawatir, was-was, dan disertai peningkatan system kerja faal tubuh, sehingga menyebabkan atlet merasa tidak berdaya dan mengalami kelelahan karena senantiasa berada dalam keadaan yang dipersepsi mengancam. Kepercayaan diri merupakan salah satu faktor yang mampu mengurangi kecemasan atlet pada saat menghadapi pertandingan. Kepercayaan diri yang dimiliki seorang atlet akan memberikan suatu keyakinan terhadap kemampuan dirinya untuk mencapai berbagai tujuan khususnya peningkatan prestasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate UKM INKAI UNS . Populasi penelitian adalah seluruh atlet karate UKM INKAI UNS dengan responden penelitian sebanyak 40 atlet. Pengumpulan data penelitian menggunakan skala kepercayaan diri (r = 0,322 - 0,637; α = 0,875), dan skala kecemasan menghadapi pertandingan (r = 0,329 - 0,534; α = 0,805). Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson. Hasil analisis teknik korelasi product moment Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar -0,528; p = 0,00 (p<0,01). Terdapat hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate UKM INKAI UNS. Dengan hasil tersebut, maka hipotesis penelitian diterima dan menunjukkan bahwa kepercayaan diri dapat menjadi penentu timbulnya kecemasan menghadapi pertandingan. Kontribusi kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi pertandingan adalah sebesar 27,9% yang ditunjukkan oleh nilai R square sebesar 0,279. Kata kunci: kepercayaan diri, kecemasan menghadapi pertandingan, atlet karate.

PENDAHULUAN Olahraga merupakan aktivitas yang sangat

penting

untuk

mengenal pertandingan untuk meraih prestasi (Nova, 2009).

mempertahankan

Pertandingan olahraga dapat dibagi

kebugaran tubuh seseorang. Unsur permainan

menjadi dua macam, yaitu pertandingan

melekat, juga ketika olahraga tumbuh sebagai

olahraga kelompok dan olahraga individu.

permainan yang berdimensi pertandingan dan

Olahraga kelompok biasanya dimainkan oleh

persaingan. Unsur bermain tampil dan tampak

dua orang atau lebih, sedangkan olahraga

nyata oleh fakta bahwa setiap olahraga 245

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

individu

adalah

hanya

Masalah kecemasan yang dialami atlet

dimainkan oleh satu orang saja (Priyatna,

ini, hampir dialami oleh sebagian besar atlet

2009). Hasil penelitian Simon dan Marten

dalam setiap cabang olahraga. Salah satu

(dalam Hardy, dkk., 1999) ditemukan bahwa

cabang yang atletnya sering mengalami

kecemasan bertanding adalah lebih tinggi pada

kecemasan adalah cabang olahraga karate.

atlet

Berdasarkan hasil interviuw dengan 25 atlet

muda

olahraga

dalam

yang

olahraga

individual

dibanding dengan olahraga tim. Kecemasan

karate UKM INKAI UNS (unit kegiatan

merupakan

perasaan

mahasiswa

Institut

Karate-do

Indonesia

campuran berisikan ketakutan dan berisi

Universitas Sebelas Maret), pada hari Jum’at

keprihatinan mengenai masa-masa yang akan

tanggal 22 Maret 2013, diperoleh data bahwa

datang tanpa sebab khusus untuk ketakutan

beberapa atlet tersebut mengalami gejala-

tersebut (Chaplin, 2001). Keringat bercucuran,

gejala kecemasan yang tampak secara fisik

denyut jantung yang bertambah dan berdegup

maupun secara emosional.

kencang, tangan yang dingin dan berkeringat,

INKAI UNS memberikan informasi, bahwa

mulut kering, terasa pusing, kesemutan pada

atlet tersebut merasakan perasaan was-was,

tangan dan kaki, makin sering buang air kecil,

khawatir seandainya kalah dari lawan-lawan

sakit perut seakan diare, dan nafas akan terasa

yang dihadapi, jantung menjadi berdebar-

ketika individu mengalami gangguan psikis

debar

seperti kecemasan, stres, bahkan depresi

Telapak tangan sering berkeringat, badan

(Ramaiah, 2003).

sedikit lemas dan terasa mual-mual akan tetapi

menjelang

Ketua UKM

pertandingan

dimulai.

Berkaitan dengan kondisi fisik orang

tidak sampai muntah. Kecemasan tersebut

cemas, Tallis (1995) menerangkan bahwa

didasari karena persaingan dengan atlet yang

secara umum respons kecemasan dapat dilihat

memiliki

melalui respon psikologis maupun respons

Kecemasan yang muncul berupa ketakutan

fisiologis. Respons psikologis kecemasan

dalam menghadapi lawan dan mencemaskan

dapat

bahwa

ditunjukkan

melalui

rasa

tegang,

prestasi

atlet

yang

yang

kalah

lebih

unggul.

pastinya

akan

gelisah, mudah tersinggung, merasa tidak

merasakan malu di depan teman-temannya

nyaman, sedangkan respon fisiologis antara

karena sudah menjalani latihan yang serius.

lain ditandai dengan keringat dingin, tekanan darah meningkat, jantung berdebar-debar.

Proses pencapaian prestasi para atlet tidak diperoleh secara instan. Berbagai usaha dilakukan untuk mewujudkan keberhasilan 246

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

pada para atlet untuk mengurangi hambatan-

ketegangan tersebut akan berakhir pada

hambatan yang disebabkan oleh kecemasan.

kegagalan. Brown (dalam Hartanti, dkk.,

Keberhasilan atlet dalam berprestasi tidak

2004) menyatakan bahwa konsentrasi dan

terlepas dari faktor-faktor psikologis yang

percaya diri memungkinkan seorang atlet

menjadi

mengeliminasi hal-hal yang tidak relevan dan

kunci

Kepercayaan

diri

keberhasilan atau

berprestasi.

keyakinan

akan

dapat menguasai situasi permainan termasuk

kemampuan diri merupakan salah satu faktor

lawan mainnya dengan baik. Prestasi adalah

yang menunjang seorang atlet karate dalam

bukti dari keberhasilan seorang atlet dan

berprestasi (Adisasmito, 2007).

kepercayaan diri adalah salah satu faktor yang

Kepercayaan diri akan menjadi modal

menunjangnya.

besar bagi para atlet karate, karena keyakinan

Berdasarkan uraian di atas, bahwa

untuk memampukan segala kelebihan dan

kecemasan dalam menghadapi pertandingan

kemampuan yang dimiliki akan mendorong

merupakan faktor yang penting untuk menjadi

seorang atlet untuk mencapai tujuan yang

perhatian

diinginkan,

pembinaan atlet, terutama pada atlet karate.

yaitu

meraih

prestasi

yang

yang

lebih

Kepercayaan

kepercayaan diri secara umum merupakan

mempengaruhi kecemasan atlet tersebut pada

bagian penting dari karakteristik kepribadian

saat menghadapi pertandingan. Pentingnya

seseorang yang dapat memfasilitasi kehidupan

memperhatikan tingkat kecemasan bertanding

seseorang. Lebih lanjut, dikatakan bahwa

atlet adalah, karena apabila atlet dihinggapi

kepercayaan diri yang rendah akan memiliki

kecemasan yang tinggi, menyebabkan atlet

pengaruh negatif terhadap penampilan atlet.

mengalami

Kurangnya rasa percaya diri pada atlet tidak

geraknya

Akhirnya,

akan menunjang tercapainya prestasi yang

terhadap

penampilannya

tinggi. Kurang percaya diri berarti juga

Untuk itu, peneliti tertarik untuk mengadakan

meragukan kemampuan diri sendiri dan

penelitian mengenai kepercayaan diri dengan

cenderung

segala

kecemasan dalam menghadapi pertandingan

sesuatu dari sisi negatif, sehingga menjadi

pada atlet karate UKM INKAI UNS dengan

bibit ketegangan, khususnya pada waktu

judul: “Hubungan antara Kepercayaan Diri

menghadapi pertandingan melawan pemain

dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan

yang

pada Atlet Karate UKM INKAI UNS”.

seimbang

mempersepsikan

kekuatannya,

sehingga

seorang

melakukan

gemilang. Cox (2002) menegaskan, bahwa

untuk

diri

dalam

kesulitan

atlet

dapat

dalam

mengontrol

akan

berpengaruh (performance).

247

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

DASAR TEORI

kecemasan menimbulkan suatu persiapan

1. Kecemasan

untuk

menghadapi

segala

kemungkinan

Dalam perbuatan manusia sehari-hari

melawan atau melarikan diri. Dalam keadaan

disertai oleh perasaan tertentu yaitu perasaan

siap sebelum bertindak inilah reaksi cemas

senang atau tidak senang. Perasaan tidak

paling berasa. Biasanya setelah peristiwa

senang bisa terjadi karena tidak terpenuhinya

terjadi maka keadaan cemas ini tidak tampak

kebutuhan sehingga akan muncul perasaan

lagi, tetapi usaha perlawanan dan melarikan

negatif seperti takut, kecewa, sedih, putus asa,

diri yang dikerjakan oleh yang bersangkutan

cemas dan lain sebagainya. Atkinson (1993),

(Roan, 1979).

mengatakan bahwa kecemasan adalah emosi

Kecemasan

keadaan

aprehensi

dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran,

mengeluhkan bahwa suatu yang buruk akan

keprihatinan dan rasa takut yang kadang-

segera terjadi, keadaan seperti itu adalah

kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-

normal, bahkan adaptif, untuk sedikit cemas

beda. Kartono (1985), mengatakan bahwa

mengenai

perasaan senang dan bahagia berhubungan

Kecemasan akan bermanfaat bila hal tersebut

dengan

mendorong

kita

pemeriksaan

medis

sedih,

kecewa,

putus

sedangkan asa,

perasaan

dan

cemas

berhubungan dengan kegagalan.

keadaan

suatu

yang tidak menyenangkan, yang ditandai

keberhasilan

atau

adalah

aspek-aspek

khawatir

dalam

untuk secara

yang

kehidupan.

melakukan reguler

atau

memotivasi kita untuk belajar menjelang

Kecemasan adalah keadaan suasana

ujian.

Kecemasan

adalah

respon

tepat

hati yang ditandai oleh efek negatif dan

terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa

gejala-gejala ketegangan jasmaniah dimana

menjadi abnormal bila tingkatannya tidak

seseorang

sesuai

mengantisipasi

kemungkinan

dengan

proporsi

ancaman,

atau

datangnya bahaya atau kemalangan dimasa

sepertinya datang tanpa adanya penyebab,

yang akan datang dengan perasaan, perilaku,

yaitu bila bukan merupakan respon terhadap

dan

(Durand,

perubahan lingkungan (Nevid, 2003). Kaplan

2006). Cemas merupakan suatu reaksi normal

dan Saddock (1997) menambahkan bahwa

terhadap

yang

kecemasan adalah suatu keadaan patologis

membawa ciri alam perasaan tidak nyaman

yang ditandai oleh perasaan ketakutan disertai

dan menggugah seakan ada bahaya terhadap

tanda somatik pertanda sistem saraf otonom

nyawa yang perlu dielakkan. Oleh karena itu

yang hiperaktif.

respons-respons

perubahan

fisiologis

lingkungan

248

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

Berdasarkan uraian di atas dapat

pertandingan, yang ditandai dengan perasaan

disimpulkan, bahwa kecemasan merupakan

khawatir, was-was, dan disertai peningkatan

emosi yang tidak menyenangkan yaitu bisa

gugahan

berwujud sebagai rasa takut, sedih, kecewa

menyebabkan atlet merasa tidak berdaya dan

dan putus asa yang semua itu mengarah

mengalami

kepada hal-hal negatif, tetapi kecemasan yang

berada

normal dapat bermanfaat sehingga menjadi

mengancam.

giat dan bergerak cepat. Namun dalam

3. Kepercayaan Diri

konteks

selanjutnya

kecemasan

selalu

sistem

faal

kelelahan,

dalam

tubuh;

sehingga

karena

senantiasa

yang

dipersepsi

keadaan

Kepercayaan diri merupakan aspek

dipandang sebagai hal yang merugikan.

kepribadian manusia yang berfungsi penting

2. Kecemasan Menghadapi Pertandingan

untuk

Cox (2002) mengungkapkan, bahwa kecemasan

menghadapi

mengaktualisasikan

dimilikinya.

Menurut

potensi Hakim

yang (2002),

pertandingan

kepercayaan diri adalah suatu keyakinan

merupakan keadaan distress yang dialami oleh

seseorang terhadap segala aspek kelebihan

seorang atlet, yaitu sebagai suatu kondisi

yang dimilikinya dan keyakinan tersebut

emosi negatif yang meningkat sejalan dengan

membuat merasa mampu untuk bisa mencapai

bagaimana seorang atlet menginterpretasikan

berbagai tujuan didalam hidupnya. Bandura

dan menilai situasi pertandingan. Persepsi atau

(1977) juga menjelaskan, bahwa kepercayaan

tanggapan atlet dalam menilai situasi dan

diri merupakan suatu keyakinan seseorang

kondisi pada waktu menghadapi pertandingan,

untuk mampu berperilaku sesuai dengan yang

baik

atau

diharapkan dan diinginkannya. Kepercayaan

mendekati pertandingan akan menimbulkan

diri yang dimiliki seseorang akan digunakan

reaksi

atlet

dalam usaha menampilkan tindakan dan

menganggap situasi dan kondisi pertandingan

perilaku yang diarahkan pada tujuan yang

tersebut sebagai sesuatu yang mengancam,

hendak dicapainya, termasuk waktu dan cara

maka atlet tersebut akan merasa tegang (stres)

melakukannya.

jauh

sebelum

yang

pertandingan

berbeda.

Apabila

dan mengalami kecemasan.

Menurut Lauster (1997), kepercayaan

Berdasarkan uraian di atas dapat

diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin

disimpulkan, bahwa kecemasan bertanding

akan kemampuan diri sendiri sehingga orang

merupakan reaksi emosi negatif atlet terhadap

yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam

keadaan

tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas

tegang

dalam

menilai

situasi

249

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

melakukan

hal

yang

disukainya

dan

membandingkan dirinya dengan orang lain

bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat

dalam menentukan standar karena selalu dapat

dan sopan dalam berinteraksi dengan orang

menentukan sendiri. Adler (dalam Suryabrata,

dan memiliki dorongan untuk berprestasi.

1982) menambahkan, bahwa kepercayaan diri

Adapun menurut Setyobroto (dalam Yulianto

seseorang muncul dengan adanya perasaan

dan Nashori, 2006), percaya diri adalah rasa

kompeten atau merasa dirinya mampu. Adler

percaya bahwa ia sanggup dan mampu untuk

juga mengatakan bahwa kebutuhan manusia

mencapai prestasi tertentu; apabila prestasinya

yang paling penting adalah kepercayaan diri

sudah tinggi maka individu yang bersangkutan

dan rasa superioritas.

akan lebih percaya diri. Weinberg

2005)

disimpulkan, bahwa kepercayaan diri adalah

mendefinisikan rasa percaya diri sebagai

keyakinan akan kemampuan diri sendiri dalam

keyakinan bahwa diri seseorang mampu

menghadapi suatu situasi atau permasalahan,

melakukan suatu kegiatan dengan berhasil,

memiliki perasaan aman dan tahu apa yang

karena rasa percaya diri ini mempunyai

dibutuhkan,

pengaruh besar terhadap keadaan mental serta

permasalahan dengan sikap yang tepat, merasa

kesuksesan dari seorang individu. Angelis

sanggup dan mampu untuk mencapai prestasi

(1997) menyatakan jika kepercayaan diri

tertentu, sehingga orang yang bersangkutan

berawal dari tekad pada diri sendiri untuk

tidak cemas, bebas melakukan hal yang

melakukan

disukai,

segala

(dalam

Dari beberapa pengertian di atas dapat

yang

Santoso,

diinginkan

dan

sehingga

serta

dibutuhkan dalam hidup serta terbina dari

perbuatannya.

keyakinan diri sendiri. Gerungan (2000)

4. Atlet Karate

dapat

bertanggung

mengatasi

jawab

atas

menambahkan bahwa orang yang mempunyai

Seorang atlet adalah individu yang

kepercayaan akan kemampuan diri sendiri

memiliki keunikan tersendiri, memiliki bakat

merupakan suatu ciri khas bahwa dia dapat

tersendiri, pola perilaku dan kepribadian

melaksanakan tugasnya dengan berhasil baik.

tersendiri serta latar belakang kehidupan yang

Breneche dan Amich (dalam Martani dan

mempengaruhi secara spesifik pada dirinya

Adiyanti,

bahwa

(Saleh, 2000). Di dalam seni tinju Cina kata

kepercayaan diri merupakan suatu perasaan

kara berarti Cina dan te berarti tangan atau

cukup aman dan tahu apa yang dibutuhkan

tinju. Dalam perkembangannya kemudian di

dalam kehidupannya sehingga tidak perlu

Jepang perkataan kara berarti kosong dan te

1991)

menjelaskan,

250

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

berarti tangan. Secara bahasa karate adalah

Skala kepercayaan diri ini berdasarkan

seni bela diri tangan kosong dalam bahasa

aspek-aspek kepercayaan diri menurut Lauster

Jepang (Saleh, 2000).

(1997) yang terdiri atas; Keyakinan akan

Jadi, atlet karate adalah seorang olahragawan

yang menekuni olahraga di

kemampuan

diri,

Optimistis,

Obyektif,

Bertanggung jawab, Rasional dan realistis.

bidang karate. Atlet juga merupakan individu

HASIL-HASIL

yang memiliki keunikan tersendiri, yaitu bakat

Perhitungan analisis dalam penelitian ini

yang dimilikinya. Bakat inilah yang akan

dilakukan dengan menggunakan bantuan

membantu

komputasi Statistical Product and Service

atlet

untuk

meraih

prestasi,

tentunya dengan adanya latihan-latihan yang

Solution (SPSS) versi 16.0.

memadai.

1. Uji Asumsi Dasar

METODE PENELITIAN

a. Uji Normalitas

Populasi dalam penelitian ini adalah

Hasil

uji

normalitas

dengan

atlet UKM INKAI UNS dengan jumlah

menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov,

populasi sebanyak 40 orang, karena jumlah

dapat diketahui bahwa nilai signifikansi

populasi yang terbatas maka semua anggota

kepercayaan diri sebesar 0,200 (p>0,05), dan

populasi dijadikan sampel.

nilai

Metode pengumpulan data dengan

signifikansi

kecemasan

menghadapi

pertandingan sebesar 0,200 (p>0,05). Nilai

menggunakan alat ukur berupa skala psikologi

signifikansi untuk

dengan jenis skala Likert. Ada dua skala

kecemasan lebih besar dari 0,05, maka dapat

psikologi yang digunakan, yaitu:

disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut

1. Skala Kecemasan

telah terdistribusi secara normal.

Skala

kecemasan

ini

disusun

kepercayaan diri dan

b. Uji Linearitas

berdasarkan uraian aspek kecemasan yang

Dua variabel dikatakan mempunyai

dikemukakan oleh Carpenito (2000) yang

hubungan yang linear bila nilai signifikansi

terdiri atas 3 aspek meliputi:

(linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2010).

Aspek emosional, Aspek kognitif, Aspek

Karena nilai signifikansi yang dihasilkan

fisiologis.

adalah

2. Skala Kepercayaan Diri

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

kurang

dari

0,05,

maka

dapat

linear antara variabel kepercayaan diri dan kecemasan menghadapi pertandingan. 251

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

disimpulkan bahwa subjek penelitian rata-rata 2. Uji Hipotesis Setelah

uji

memiliki

asumsi

terpenuhi,

langkah

selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis

yang

diajukan.

tingkat

kecemasan

menghadapi

pertandingan sedang. 4. Peran

Kepercayaan

Diri

terhadap

Kecemasan Menghadapi Pertandingan

Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik

Koefisien

determinasi

untuk

mengetahui

korelasi product moment Pearson untuk

seberapa

besar

mengetahui hubungan antara dua variabel.

tergantung yaitu kepercayaan diri mampu

Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya

menjelaskan

koefisien korelasi antara variabel kepercayaan

menghadapi pertandingan ditunjukkan oleh

diri dan kecemasan menghadapi pertandingan

nilai

menghasilkan nilai signifikansi pada linearity

27,9%.

kemampuan

variable

variable

bebas

kecemasan

(R Square) sebesar 0,279 atau

sebesar -0,528 dengan nilai signifikansi pada kepercayaan

diri

dengan

kecemasan

PEMBAHASAN

menghadapi pertandingan adalah 0,000. Oleh

Korelasi

antara

kepercayan

diri

karena signifikansi yang dihasilkan adalah

terhadap

kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan

pertandingan di peroleh dari koefisien korelasi

yang signifikan antara kepercayaan diri dan

sebesar -0,528, dengan signifikansi 0,000 (p <

kecemasan menghadapi pertandingan. Nilai r

0,05).

yang negatif menunjukkan arah hubungan

hubungan negatif yang artinya kenaikan skor

yang bersifat negatif.

variabel bebas (kepercayaan diri) secara

3. Analisis Deskriptif

bersama-sama akan diikuti dengan penurunan

Hasil

kategorisasi

pada

kecemasan

Ini

menunjukkan

menghadapi

bahwa

terdapat

skala

skor variabel tergantung (kecemasan) dan

kepercayaan diri dapat diketahui bahwa subjek

sebaliknya, penurunan skor variabel bebas

secara umum memiliki tingkat yang tinggi

(kepercayaan diri) secara bersama-sama akan

dengan rerata empiric 55%, Berdasarkan data

diikuti

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

tergantung (kecemasan).

dengan

kenaikan

skor

variable

subjek penelitian rata-rata memiliki tingkat

Korelasi yang negatif dan signifikan

kepercayaan diri tinggi. Sedangkan pada

antara kepercayaan diri dengan kecemasan

kecemasan menghadapi pertandingan sebesar

menghadapi pertandingan pada atlet karate

85%,Berdasarkan data tersebut, maka dapat

UKM INKAI UNS menunjukkan bahwa 252

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

kepercayaan diri mempunyai peranan penting

keberhasilannya.

dalam

menjelaskan

menentukan

sebuah

prestasi.

Bandura

bahwa

(1977)

juga

kepercayaan

diri

Pembuktian hipotesis dalam penelitian ini

merupakan suatu keyakinan seseorang untuk

sejalan dengan hasil penelitian Nuraeni (2010)

mampu berperilaku sesuai dengan yang

yang menemukan hubungan negatif dan

diharapkan dan diinginkannya.

signifikan antara kepercayaan diri dengan

Pada umumnya, pembinaan atlet masih

kecemasan. Dikemukakan pula oleh Afiatin

bersifat

dan Martaniah (1998) bahwa kepercayaan diri

terjadwal

merupakan aspek kepribadian manusia yang

organisasi.

berfungsi penting untuk mengaktualisasikan

pencapaian prestasi, maka akan lebih baik jika

potensi

pada diri atlet perlu diberikan pembinaan

yang

dimilikinya,

sehingga

formal

dan

sesuai

kegiatan-kegiatannya

dengan

Berkaitan

dari

dengan

secara

berperan dalam pencapaian prestasi pada

kepercayaan diri yang utuh serta diberikan

dirinya.

kesempatan untuk berlatih sesuai dengan diri

dijelaskan

oleh

Lauster (1997) sebagai suatu sikap atau

agar

usaha

kepercayaan diri seorang atlet akan sangat

Kepercayaan

psikologis

arahan

mempunyai

cabang olahraga yang diminati baik secara terjadwal maupun mandiri.

perasaan yakin akan kemampuan diri sendiri

Berdasarkan hasil analisis determinasi,

sehingga dirinya tidak terlalu cemas dalam

diperoleh nilai (R Square) sebesar 0,279 atau

tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas

27,9%.

melakukan

presentase

hal

yang

disukainya

dan

Hal

ini

menunjukkan

sumbangan

bahwa

kepercayaan

diri

bertanggung jawab atas perbuatannya dan

terhadap kecemasan menghadapi pertandingan

memiliki dorongan untuk berprestasi. Atlet

adalah sebesar 27,9% dan masih terdapat

karate yang memiliki kepercayaan diri dapat

72,1%

terlihat

yang

kecemasan menghadapi pertandingan selain

menunjukkan yakin terhadap kemampuan

variabel kepercayaan diri. Menurut Susilowati

yang dimilikinya pada saat menghadapi

(2008) variabel lain yang mempengaruhi

pertandingan, dengan adanya rasa tanggung

psikologis pada atlet pada saat bertanding

jawab maka atlet akan mampu mencapai

selain kepercayaan diri adalah berpikir positif,

tujuan

penetapan

sasaran,

komunikasi

dengan

prestasi

dari

sikap

atau

yang diinginkan, dari

diikutinya,

setiap sebagai

perasaan

yaitu diraihnya

pertandingan wujud

yang dari

faktor

lain

yang

menentukan

motivasi, pelatih,

emosi,

konsentrasi,

evaluasi diri. Sumbangan efektif kepercayaan 253

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

diri

sangat

berperan

mengurangi

menghadapi pertandingan tinggi, dengan mean

kecemasan menghadapi pertandingan pada

empirik sebesar 7,664. Berdasarkan data

atlet

tersebut, maka dapat diketahui bahwa atlet

karate

UKM

untuk

INKAI

UNS.

Pada

penelitian yang dilakukan oleh Hartanti, dkk.

UKM

(2004) juga menyatakan bahwa kepercayaan

kecemasan menghadapi pertandingan sedang.

diri menempati urutan aspek psikologis atlet

Hal ini dimungkinkan karena pada saat akan

yang

mengikuti suatu pertandingan, UKM INKAI

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

kemandirian dalam pencapaian prestasi atlet. Kepercayaan diri

INKAI

UNS

memiliki

tingkat

UNS mempersiapkan atletnya dengan berlatih

pada atlet karate

secara rutin. Pertandingan uji coba secara rutin

UKM INKAI UNS secara umum tergolong

juga diadakan oleh UKM INKAI UNS agar

tinggi.

atlet selalu siap dalam mengikuti pertandingan

Hal

tersebut

berdasarkan

hasil

kategorisasi yang memperlihatkan bahwa 55%

yang akan dihadapinya.

responden memiliki skor kepercayaan diri

Penelitian ini dapat digunakan pada

tinggi dan 45% lainnya memiliki skor

penelitian lainnya yang berkaitan tentang atlet

kepercayaan

karate

diri

sedang,

dengan

mean

dengan

memperhatikan

dukungan

empirik sebesar 9,088. Berdasarkan data

terhadap kepercayaan diri dan kecemasan

tersebut, maka dapat diketahui bahwa atlet

menghadapi pertandingan serta faktor-faktor

karate

memiliki

lain yang dapat digunakan untuk mengurangi

Adanya

kecemasan menghadapi pertadingan sehingga

UKM

kepercayaan

INKAI diri

UNS

yang

tinggi.

kepercayaan diri yang tinggi akan mampu mengurangi

kecemasan

dapat diperoleh hasil yang optimal.

menghadapi

PENUTUP

pertandingan pada atlet karate. Kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate UKM INKAI UNS secara umum

tergolong

berdasarkan

hasil

memperlihatkan memiliki

sedang.

skor

Hal

tersebut

kategorisasi

bahwa

85%

kecemasan

yang

responden menghadapi

pertandingan sedang, 12,5% lainnya memiliki skor kecemasan menghadapi pertandingan rendah, dan 2,5% memiliki skor kecemasan

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dihasilkan dalam bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Pada penelitian ini terdapat hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan

kecemasan

menghadapi

pertandingan pada atlet karate UKM INKAI UNS. Nilai hubungan antara 254

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

kepercayaan

diri

kecemasan

orang. Atlet UKM INKAI UNS juga lebih

menghadapi pertandingan pada atlet karate

sering mengikuti kejuaraan baik di tingkat

UKM INKAI UNS yang dihitung dengan

regional maupun nasional dan internasional,

koefisien korelasi adalah -0,528, dengan

sehingga lebih sering berinteraksi dengan

nilai

Dengan

lawan secara jujur dan sportif (persaingan

demikian semakin tinggi kepercayaan diri

yang sehat) sehingga hal tersebut akan

atlet karate UKM INKAI UNS dalam

meningkatkan percaya dirinya, terlebih bila

menghadapi

pertandingan

sering

menurunkan

kecemasan

Sig.

0,000

dengan

(p<0,05).

maka

akan

menghadapi

pertandingan pada atlet karate UKM

2. Besarnya sumbangan efektif kepercayaan terhadap

kecemasan

menghadapi

pertandingan adalah sebesar 27,9%.. Hal ini berarti masih terdapat 72,1% faktor lain

yang

menentukan

kecemasan

menghadapi pertandingan selain variabel kepercayaan diri.

rata-rata

memiliki

responden

kepercayaan

penelitian

diri

tinggi

sebanyak 55% dengan rerata empirik 9,088;

dan

pertandingan

Ketika

kepercayaan diri telah berfungsi secara penuh maka akan mengurangi kecemasan

2. Kepada pelatih dan pembina atlet karate. Faktor

psikologis

atau

faktor

mental

berperan dalam pencapaian prestasi atlet sehingga perlu adanya kerjasama antara pembina dengan lembaga psikologi untuk meningkatkan kemampuan psikologis atau mental

pada

atlet

karate

yang

akan

menimbulkan keseimbangan pada diri atlet.

3. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa

pertandingan.

dalam menghadapi suatu pertandingan.

INKAI UNS.

diri

menjuarai

kecemasan sedang

menghadapi

sebanyak

85%

dengan rerata empirik 7,664. B. Saran 1. Kepada Atlet UKM INKAI UNS, dapat meningkatkan kepercayaan diri dengan lebih rajin mengikuti latihan baik secara terjadwal maupun mandiri sehingga akan lebih sering bertemu dan berinteraksi dengan banyak

Pelatih memberikan pemahaman yang mendalam tentang cabang olahraga yang dilatihkan, dari keterampilan dasar hingga taktik dan strategi lanjutan. Teknik dan peraturan permainan selalu berkembang, dan pelatih diharapkan mengikuti dan menguasai perkembangan tersebut agar atlet dapat mempunyai gambaran tentang pencapaian

prestasi

yang

harus

didapatkannya. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengangkat tema yang sama

255

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

a. Agar

mengembangkan

variabel-

variabel lain di luar variabel yang telah digunakan dalam penelitian ini yang juga turut mempengaruhi kecemasan menghadapi pertandingan, misalnya berpikir positif, penetapan sasaran, motivasi, emosi, komunikasi dengan pelatih,

konsentrasi,

evaluasi

diri,

sehingga dapat dilihat sumbangan masing-masing variabel tersebut. b. Mampu

melakukan

penelitian

di

tempat berbeda, memperluas populasi dan memperbanyak responden, agar ruang

lingkup

dan

generalisasi

penelitian menjadi lebih luas serta meningkatkan kualitas penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, L.S. 2007. Mental Juara: Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Afiatin T., dan Martaniah, S.M. 1998. Peningkatan Kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Psikologika, 6 (3), 66-79. Angelis, B. D. 1997. Percaya Diri: Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Atkinson, R.L. 1993. Pengantar Psikologi I (Terjemahan: Nurdjannah). Jakarta: Erlangga. Bandura, A. 1977. Self-Efficacy: Toward a Unifying Theory of Behavioral Change. Psychological Review, 84 (2), 191-215.

Carpenito, L. J. 2000. Diagnosa Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Chaplin, J. P. 1999. Kamus Lengkap Psikologi. (Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta: Rajawali Press. Cox, R. H. 2002. Sport Psychology: Concept and Applications. New York: Me Graw – Hill Companies, Inc. Durand, V. M., Barlow, D. H. 2005. Abnormal Psychology an Integrative Approach. Australia: Thomson Wadworth. Gerungan, W. A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung : Eresco. Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara. Hardy, L., Jones, G., Gould, D. 1999. Understanding Psychological Preparation of Sport: Theory and Practice of Elite Performers. New York: John Wiley & Sons, Inc. Hartanti, Y. L., Pambudi, L.R., dan Lasmono, H.K. 2004. Aspek Psikologis dan Pencapaian Prestasi Atlet Nasional Indonesia. Anima, Indonesia Psychological Journal, 20 (1), 40-54. Kaplan, H. I., Sadock, B. J., dan Grebb, J. A. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis (terjemahan) jilid 2. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Kartono, Kartini. 1985. Peran Keluarga Memandu Anak. Jakarta : Rajawali. Lauster, Peter. 1997. Tes Kepribadian. (Alih Bahasa: D.H. Gulo). Jakarta: Gaya Media Pratama. Martani, W. dan Adiyanti, M. G. 1991. Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi. No.1 Hal 1720. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

256

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

Nevid, Jeffrey S. 2003. Psikologi Abnormal (jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Istimewa Yogyakarta. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, 3, 1, 55-62.

Nova, F. 2009. Panggil Aku King. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Nuraeni, Diah. 2010. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswa Kelas VII & VIII di SLTP 1 Lumbang Pasuruan. Skripsi Malang: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Priyatna, Andri. 2009. Be A Smart Teenager. Jakarta: PT elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Ramaiah, S. 2003. Kecemasan. Bagaimana Mengatasi Penyebabnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor. Roan, W. M. Jiwa/Psikiatri.

1979.

Ilmu

Kedokteran

Saleh, A. 2000. Federasi Olahraga Karate Indonesia. Jakarta : PT. Nuansa Lestari Citratama. Santoso, M. dan Satiadarma, M. P. 2005. Hubungan antara Rasa Percaya Diri dan Agresivitas pada Atlet Bola Basket. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 7, No 1. Hal 51-64. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Suryabrata, S. 1982. Psikologi Kepribadian. Jakarta : CV. Rajawali. Susilowati, P. 2008. Membangun Kesiapan Mental Bagi Atlet. Jakarta : PB. KONI. Tallis, F. 1995. Mengatasi Rasa Cemas. Jakarta: Arcan. Yulianto, F., Nashori, F. 2006. Kepercayaan Diri dan Prestasi Atlet Tae Kwon Do Daerah

257

Rachmawati et, al / HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN

258