HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN

Download Artinya terdapat hubungan positif dan cukup kuat antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Maka ...... komitmen afektif memili...

1 downloads 574 Views 2MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF

Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Disusun Oleh: Novia Christine Feoh 12911474

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. -Matius 6: 33-

“she knew the power of her mind. So she programmed it for success.” -Carrie Green-

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. -Mazmur 14: 139-

Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya. -1 Timotius 4:10-

Nona, orang pintar memang banyak. Orang setia susah dicari -BAPAK-

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hasil usaha dan karya ini kupersembahkan untuk:

Allah Tritunggal Bapa, Yesus, dan Roh Kudus

Bapak & Mama, serta Adik tercinta, Sephia

Setiap orang yang menyebutkan nama saya dalam doa

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DAN KOMITMEN AFEKTIF Novia Christine Feoh ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif pada karyawan. Hipotesis dalam penelian ini adalah adanya hubungan positif antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang telah bekerja disebuah perusahaan minimal satu tahun dan berstatus sebagai karyawan tetap. Subjek dalam penelitian ini sebanyak 100 orang yang terdiri atas 55 subjek laki-laki dan 45 subjek perempuan. Religiusitas intrinsik diukur menggunakan Intrinsic Religiosity Revised Scale yang telah diadaptasi dengan reliabilitas α = 0,821, dan komitmen afektif diukur menggunakan Affective Commitment Scale Revised Version yang telah diadaptasi dengan reliabilitas α = 0,807. Analisis data dilakukan dengan menggunakan korelasi Spearman’s rho karena sebaran data tidak normal. Hasil analisis religiusitas intrinsik dan komitmen afektif menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,381 dengan taraf signifikansi 0,000. Artinya terdapat hubungan positif dan cukup kuat antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Maka, semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin tinggi pula komitmen afektif. Kata kunci: religiusitas intrinsik, komitmen afektif, karyawan

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN INTRINSIC RELIGIOSITY AND AFFECTIVE COMMITMENT Novia Christine Feoh ABSTACT This research aimed to know the correlation between intrinsic religiosity and affective commitment on employee. The hypothesis in this research was a positive correlation between intrinsic religiosity and affective commitment. Subject in this research were the employees who had worked in a company for at least one year and got status as permanent employees. This research was involved 100 subjects consisting of 55 men and 45 women. Intrinsic religiosity was measured by the adaptation scale of Intrinsic Religiosity Revised Scale with the reliability α = 0,821, and affective commitment was measured by the adaptation scale of Affective Commitment Scale Revised Version with the reliability α = 0,807. The data was analyzed by Spearman’s rho because of the abnormal on data distribution. The result showed that intrinsic religiosity and affective commitment obtained the correlation coefficient of 0,381 with a significance level of 0,000. It means that there was a positive and adequate correlation between intrinsic religiosity and affective commitment. Then, higher intrinsic religiosity will also have higher affective commitment. Keyword: intrinsic religiosity, affective commitment, employee

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih, pertolongan, dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2.

Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3.

Ibu Ratri Sunar A., M. Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik selama penulis menempuh studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4.

Bapak TM. Raditya Hernawa, M. Psi. selaku Dosen Pembimbing Skrispi atas kesediaan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, kritik dan saran dalam proses penulisan skripsi.

5.

Segenap Dosen Psikologi yang telah mendidik, memberikan pengetahuan, dan inspirasi selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6.

Vicky Genia yang mengembangkan skala Intrinsic Religiosity Revised Scale dan Dr. John P. Meyer sebagai pembuat skala Affective Commitment Scale Revised Version yang telah memberikan ijin untuk melakukan proses adaptasi

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

skala ke dalam Bahasa Indonesia. Terima kasih Dr. John P. Meyer dalam kesibukan tetap bersedia menjawab pertanyaan dari penulis yang memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada penulis. 7.

Kelly Florensia yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi native speaker dalam proses adaptasi skala. Terima kasih karena membantu melancarkan proses adaptasi skala yang dilakukan oleh penulis.

8.

Bapak, Mamak, Sephia, bapak Ompong (alm.), oma Pin, oma Ice, dan Usi Melsy yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan doa yang tidak pernah berhenti.

9.

Bapak ani dan mamak ani, serta Kak Pris, Alfa, dan David di Magelang yang selalu menerima kehadiran penulis di rumah. Terima kasih karena selalu memberikan doa, perhatian, dukungan, dan semangat. Kehadiran kalian selalu membuat penulis mengobati kerinduan akan rumah.

10. Harry Lany, sepupu kesayangan yang selalu membantu menerjemahkan ketika penulis kesulitan untuk menerjemahkan Bahasa Inggris dalam proses pengerjaan skripsi ini. 11. Seluruh keluarga besar Feoh dan Fanggi yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam doa untuk kesuksesan penulis. 12. Erwin Siallagan. You know I’ve never been good at words. Thankyou for everything!

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13. Cicik Dian dan Elga, sahabat bertukar pikiran dan mengerjakan skripsi. Terima kasih kalian selalu mendengarkan keluh kesah penulis, serta saling mendukung untuk memberikan yang terbaik dalam pengerjaan skripsi. 14. Elga, Kak Gue, Ajeng, Rina, Risca, Moka, GM, Igan, para anggota Geng MITOS yang lebih sering mengatakan hal mitos daripada kebenaran. Terima kasih kalian selalu mengukir senyum ditengah kegalauan penulis selama mengerjakan skripsi. 15. Kak Vinna dan Cicik Dian yang selalu mau direpotkan untuk membantu mengurus segala sesuatu dalam setiap proses pengerjaan skripsi. 16. GM, Rikjan, Imel, Friska, Gung Is, dan teman-teman lainnya yang telah membantu dalam proses penyebaran skala. 17. Nia, Ajeng, Mauren, Itha, Ochi, Fani, Ardy, Monic, dan semua teman-teman anak bimbingan Pak Tius. Terima kasih atas lelucon dan gosip di depan ruang dosen yang membantu mengurangi rasa gugup sebelum bimbingan. Terima kasih karena mau bertukar pikiran dan saling mendukung untuk kemajuan pengerjaan skripsi. 18. Seluruh teman-teman Fakultas Psikologi angkatan 2012 yang telah berdinamika bersama selama perkuliahan. Terima kasih atas canda tawa, semangat, dan pengalamannya, teman-teman!

Penulis, Novia Christine Feoh xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi ABSTRAK ............................................................................................................ vii ABSTRACT ........................................................................................................... viii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vix BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 8 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Manfaat Teoritis ................................................................................. 8 2. Manfaat Praktis .................................................................................. 8 BAB II LANDASAN TEORI9 A. Religiusitas ............................................................................................. 9 1. Pengertian Religiusitas ...................................................................... 9 2. Jenis Religiusitas.............................................................................. 10 a. Religiusitas Ekstrinsik .............................................................. 10 b. Religiusitas Intrinsik ................................................................. 10 3. Karakteristik Religiusitas Intrinsik .................................................. 12 4. Dampak Religiusitas Intrinsik ......................................................... 13 B. Komitmen Afektif ................................................................................. 15 1. Pengertian Komitmen Organisasi .................................................... 15 2. Komponen Komitmen Organisasi.................................................... 16 3. Pengertian Komitmen Afektif .......................................................... 18 4. Aspek Komitmen Afektif ................................................................. 19 5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif ............................... 19 C. Hubungan Antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif .... 20 D. Skema Hubungan Antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif 22 E.

Hipotesis ............................................................................................... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 24 A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 24 xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Variabel Penelitian ................................................................................ 24 C. Defenisi Operasional ............................................................................ 25 1. Religiusitas Intrinsik ........................................................................ 25 2. Komitmen Afektif ............................................................................ 25 D. Subjek Penelitian .................................................................................. 26 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data .................................................... 26 F. Validitas dan Religiusitas ..................................................................... 28 1. Validitas .......................................................................................... 28 2. Reliabilitas...................................................................................... 30 a. Reliabilitas Intrinsic Religiosity Revised Scale ...................... 30 b. Reliabilitas Affective Commitment Scale Revised Version ..... 31 G. Analisis Data ......................................................................................... 32 1. Uji Asumsi ...................................................................................... 32 a. Uji Normalitas ........................................................................ 32 b. Uji Linearitas .......................................................................... 33 2. Uji Hipotesis................................................................................... 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 35 A. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 35 B. Deskripsi Subjek Penelitian .................................................................. 36 C. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 37 D. Hasil Penelitian ..................................................................................... 39 1. Uji Asumsi ........................................................................................ 39 xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Uji Normalitas .......................................................................... 39 b. Uji Linearitas ........................................................................... 42 2. Uji Hipotesis ..................................................................................... 43 E.

Pembahasan .......................................................................................... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 47 A. Kesimpulan ........................................................................................... 47 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 47 B. Saran ..................................................................................................... 48 1. Bagi Peneliti ..................................................................................... 48 2. Bagi Subjek ...................................................................................... 49 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50 LAMPIRAN .......................................................................................................... 55

DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemberian Skor pada Skala Komitmen Afektif ......................................28 Tabel 2 Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006)..........................................34 Tabel 3 Subjek Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin ..........................................36 Tabel 4 Subjek Berdasarkan Agama ....................................................................36 Tabel 5 Subjek Berdasarkan Lama Bekerja .........................................................37 Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................37 Tabel 7 Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas Intrinsik ....................................................................................................38 Tabel 8 Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen Afektif ......................................................................................................38 Tabel 9 Hasil Uji Normalitas .................................................................................39 Tabel 10 Hasil Uji Linearitas .................................................................................42 Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................43

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kurva Normal Religiusitas Intrinsik......................................................40 Gambar 2 Kurva Normal Komitmen Afektif .........................................................41 Gambar 3 Scatter Plot Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif ....................42

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Hasil Direct-Translation dan Back-Translation ...........................56 LAMPIRAN 2 Pemeriksaan Skala oleh Native Speaker ........................................58 LAMPIRAN 3 Skala Final Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif .............60 LAMPIRAN 4 Hasil Reliabilitas Skala ..................................................................67 LAMPIRAN 5 Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas ........................................69 LAMPIRAN 6 Hasil Uji Hipotesis.........................................................................70 LAMPIRAN 7 Hasil Analisis Tambahan ...............................................................70

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang “An Organization, no matter how well designed, is only as good as the people who live and work in it” (Dee Hock). Di dalam organisasi terdapat unsur yang penting, yaitu individu didalamnya. Organisasi tidak dapat bergerak jika tidak ada yang menggerakannya dan penggeraknya adalah individu dalam organisasi tersebut untuk mencapai kesuksesan organisasi (Waluyo, 2013). Banyak peneliti menemukan bahwa salah satu hal yang menentukan kesuksesan perusahaan adalah tingginya tingkat komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawannya (Keskes, 2014). Pertama kali ketika Meyer & Allen (1991) melakukan konseptualisasi komitmen organisasi, mereka menemukan bahwa komitmen terhadap organisasi sangat sering muncul dalam literatur yang membahas mengenai turnover. Aadmodt (2010) menyatakan bahwa Turnover berdampak negatif karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk penerimaan karyawan baru dan proses pelatihan. Selain itu, turnover karyawan juga mengakibatkan berkurangnya produktivitas yang disebakan oleh berkurangnya karyawan. Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk menyusun strategi yang bertujuan untuk mempertahankan karyawan, khususnya karyawan yang memiliki keterampilan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

dan berkompeten. Tingkat turnover dapat dikurangi dengan meningkatkan komitmen organisasi karyawan. Perryer, Jordan, Firns, & Travoglione (2010) dan Zhang (2015) menyatakan bahwa komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap intensi turnover. Karyawan dengan komitmen organisasi yang tinggi cenderung tidak akan meninggalkan perusahaan tempat ia bekerja. Mowday, Steers, & Porter (dalam Spector, 2008) mendefenisikan komitmen organisasi dalam tiga aspek, yaitu (1) penerimaan terhadap tujuan organisasi, (2) memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan (3) memiliki keinginan yang kuat untuk bertahan atau tinggal di organisasi. Meyer & Allen (1990, dalam Meyer, 2002) mengembangkan tiga komponen komitmen organisasi, yaitu komitmen kontinum, komitmen normatif, dan komitmen afektif. Komitmen kontinum adalah komponen komitmen organisasi yang menunjukkan persepsi individu terhadap kerugian yang akan diperoleh jika individu keluar dari organisasi. Komitmen normatif muncul ketika individu merasa memiliki hutang terhadap organisasi sehingga ia bertanggungjawab untuk tetap bertahan di organisasi dengan tujuan untuk balas budi kepada perusahaan. Meyer dan Allen (1991) menyatakan komitmen afektif merupakan komitmen organisasi yang ditandai dengan keinginan individu untuk tetap bertahan dalam organisasi karena ia merasa terikat secara emosional dengan organisasi, serta mengenal organisasi dan terlibat dalam organisasi. Meyer, Stanley, Herscovitch & Tapolnytsky (2002) juga menyatakan bahwa komitmen afektif memiliki korelasi paling kuat dengan intensi turnover

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

dibandingkan dengan komponen komitmen organisasi lainnya. Selain itu, terdapat penelitian mengenai komitmen afektif yang dilakukan di Indonesia dengan menggunakan subjek perawat di Makasar dan menemukan bahwa komitmen afektif yang tinggi pada perawat menyebabkan perawat cenderung untuk tetap bertahan di rumah sakit tempat ia bekerja dibandingkan dengan perawat dengan komitmen normatif dan komitmen kontinum yang tinggi (Guntur, 2012). Wang, Bishop, Chen & Scott (2002) juga melakukan penelitian tentang komitmen afektif yang dikaitkan dengan budaya kolektivis pada 510 karyawan di Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya kolektivis menjadi faktor yang signifikan terhadap munculnya komitmen afektif. Individu dengan nilai kolektivis yang tinggi cenderung untuk menerima dan mengadopsi nilai dan tujuan kelompok yang akan mengarahkan pada tingkat komitmen afektif yang tinggi. Berdasarkan survei oleh itim International dan Clearly Cultural, Indonesia tergolong dalam budaya kolektivis. Oleh karena itu, karyawan di Indonesia seharusnya akan lebih mudah dalam membangun komitmen afektif terhadap organisasi dimana ia berada, karena masyarakat Indonesia cenderung akan menerima dan menginternalisasi nilai dan tujuan organisasi. Kesimpulan terhadap beberapa penjelasan diatas adalah komitmen afektif yang tinggi pada karyawan dapat mengurangi turnover, khususnya karyawan di Indonesia. Namun, hasil survei oleh Deloitte Millennial Survey pada tahun 2015 menunjukkan bahwa 62% responden di Indonesia cenderung akan keluar dari perusahaan sebelum tahun 2020. Selain itu, survei yang dilakukan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

oleh Michael Page Indonesia Employee Intentions Report 2015 menunjukkan bahwa 72% responden mungkin dan sangat mungkin melakukan turnover atau keluar dari perusahaan dalam jangka waktu satu tahun kedepan. Komitmen afektif tidak hanya berkaitan dengan turnover, beberapa peneliti menemukan bahwa komitmen afektif memiliki dampak positif lainnya terhadap organisasi. Yan-Kai Fu (2013) menemukan bahwa komitmen afektif karyawan mengarahkan pada OCB (Organizational Citizenship Behavior) atau perilaku karyawan untuk membantu meningkatkan performansi organisasi. Sedangkan, komitmen normative pada karyawan tidak meningkatkan OCB. Selain itu, Sharma & Dhar (2016) melakukan penelitian yang berfokus pada dampak komitmen afektif. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawat akan tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pasien sesuai dengan etika bekerja, meskipun perawat sedang berada dalam kondisi kerja yang kurang mendukung. O’Reilly & Chatman (dalam Meyer & Allen, 1991) menjelaskan proses pembentukan komitmen afektif yang terkandung dalam dua kategori, yaitu identifikasi dan internalisasi. Proses identifikasi melibatkan penerimaan individu terhadap pengaruh nilai-nilai organisasi. Sedangkan, proses internalisasi adalah adanya hubungan timbal balik dalam berbagi nilai antara individu dan organisasi. Hal ini menyebabkan karyawan ingin memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi karena mereka dapat bekerja sesuai dengan nilai personal yang sesuai dengan nilai organisasi dimana ia berada. Huffman (dalam Vitell Bing,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

Davison, Ammeter, Garner, & Novicevic, 2009) menyatakan bahwa nilai religius menjadi faktor paling kuat dalam membentuk nilai personal individu. Osman-Gani (2013) melakukan penelitian tentang religiusitas berkaitan dengan dampaknya terhadap perusahaan di Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan menunjukkan performansi kerja yang lebih baik dibandingkan dengan karyawan dengan tingkat religiusitas yang rendah. Religiusitas mempengaruhi sikap dan perilaku manusia sehari-hari, bahkan dalam pekerjaan yang mereka lakukan. Hal ini disebabkan karena tujuan religiusitas adalah mencapai potensi terbaik dari individu dan memberikan jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna dan tujuan hidup individu, termasuk dalam kehidupan pekerjaannya. Oleh karena itu, religiusitas akan mengarahkan individu pada kreativitas dan motivasi untuk mengusahakan yang terbaik dalam setiap aktivitas dan pekerjaannya. McDaniel & Burnett (1990) mendefenisikan religiusitas sebagai keyakinan kepada Tuhan disertai dengan komitmen untuk melakukan sesuatu sesuai dengan prinsip kepercayaan yang ditetapkan dalam ajaran-Nya. Weaver & Agle (2002) menyatakan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku manusia. Sikap dan perilaku tersebut dipengaruhi oleh identitas religius yang dibentuk dari proses internalisasi nilai yang diharapkan dalam agama (dalam Vitell, Paolillo & Singh, 2005). Vitell et al. (2009) mendefenisikan religiusitas sebagai tingkat keyakinan religius individu dan caranya untuk memanifestasikan keyakinan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

Allport & Ross (dalam Brown, 1973; Vitell et al., 2005; Kutcher, 2010) membagi religiusitas menjadi dua dimensi, yaitu religiusitas ekstrinsik dan religiusitas intrinsik. Religiusitas ekstrinsik merupakan keadaan dimana individu melibatkan agama untuk mencapai tujuan yang lain. Individu melakukan aktivitas yang berkaitan dengan nilai religius bukan didasarkan pada keinginan diri, tetapi ia mengharapkan tujuan lain, seperti status sosial dan kenyamanan diri. Sedangkan, individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi menganggap iman atau keyakinan sebagai nilai tertinggi. Individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi menganggap keyakinan dan kebiasaan religius sebagai nilai yang paling penting. Misalnya, ajaran untuk setia dan mengasihi sesama merupakan sesuatu yang patut untuk dilakukan dalam kehidupannya. Vitell et al. (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan melakukan penyesuaian yang baik dengan lingkungannya. Sebaliknya, individu dengan religiusitas ekstrinsik yang tinggi tidak mampu untuk melakukan adaptasi dan penyesuaian dengan lingkungan. Dengan kata lain, nilai religiusitas menyediakan standar kepada individu untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Donahue (dalam Vitell, 2005) menyatakan bahwa religiusitas ekstrinsik cenderung tidak dapat mengukur religiusitas individu tetapi hanya mengukur sikap individu terhadap agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial. Selain itu, religiusitas ekstrinsik lebih berkaitan dengan karakteristik kepribadian yang tidak baik, seperti prasangka, kecemasan, dan takut akan kematian. Dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

disimpulkan bahwa individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi dianggap memiliki komitmen terhadap religiusitas. Oleh karena itu, peneliti hanya menggunakan variabel religiusitas intrinsik untuk mengukur aspek religiusitas. Kutcher, Bragger, Rodriguez-Srednicki, Ofelia & Masco (2010) dalam penelitian yang berjudul The Role of Religiosity in Stress, Job Attitudes, and Organizational Citizenship Behavior, Kutcher et al. (2010) melakukan penelitian tentang religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif di Amerika dengan menggunakan sampel yang sebagaian besar terdiri dari responden beragama Kristen. Oleh karena itu, Kutcher et al. mengharapkan penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel dengan denominasi agama yang digunakan lebih beragam. Di Indonesia terdapat lima jenis agama sehingga hal ini memberikan kemudahan kepada peneliti untuk memperoleh sampel dengan denominasi agama yang lebih bervariasi. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti ingin melihat hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif pada karyawan.

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan?”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif organisasi pada karyawan.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian adalah menambah informasi dan pengetahuan di bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya mengenai hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif organisasi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Organisasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada organisasi tentang peranan religiusitas intrinsik terhadap komitmen afektif pada karyawan dan manfaatnya bagi organisasi. b. Bagi Subjek Penelitian Dapat memberikan informasi kepada subjek tentang peranan nilai religiusitas dalam dirinya yang berdampak pada komitmen afektif dirinya terhadap organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI

A. RELIGIUSITAS 1. Pengertian Religiusitas Glock dan Stark (1971) mengartikan religiusitas sebagai internalisasi ajaran agama dalam diri individu. Menurut Taminnen (dalam Paloutzian, 1996), religiusitas adalah ketergantungan kepada Tuhan. Individu yang percaya kepada Tuhan memiliki motivasi untuk melakukan ritual agama dan perilaku moral, serta aktivitas lainnya yang menunjukkan komitmennya kepada Tuhan. McDaniel & Burnett (dalam Vitell et al., 2005) mendefenisikan religiusitas sebagai keyakinan kepada Tuhan dan prinsip yang ditetapkan dalam ajaran agama, disertai dengan komitmen untuk mewujudkan keyakinan dan prinsip tersebut dalam kehidupannya.Vitell et al. (2009) menyatakan bahwa religiusitas adalah sejauh mana individu yang religius memiliki keyakinan terhadap ajaran agama dan caranya untuk mewujudkan keyakinan tersebut dalam hidupnya. Dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah keyakinan kepada Tuhan dan prinsip yang ditetapkan oleh Tuhan dalam agama, menginternalisasi keyakinan dan prinsip tersebut, serta memiliki motivasi dan komitmen untuk mewujudkan prinsip tersebut dalam kehidupannya.

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10

2. Jenis Religiusitas Allport (1967; dalam Vitell et al., 2009, Day& Hudson, 2011) mengembangkan konsep mengenai religiusitas yang dewasa dan tidak dewasa. Allport membedakan dua jenis religiusitas, yaitu religiusitas intrinsik sebagai religiusitas yang dewasa, dan religiusitas ekstrinsik sebagai religiusitas yang tidak dewasa. a. Religiusitas Ekstrinsik Religiusitas ektrinsik adalah motivasi individu untuk bersikap religius karena manfaat sosial yang akan diperoleh. Misalnya, individu rajin mengikuti kegiatan dalam komunitas religius karena ingin bersosialisasi dengan anggota lain dalam komunitas dan ingin memperoleh pandangan positif dari orang lain. Individu yang memiliki religiusitas ekstrinsik menganggap aktivitas religius hanya sebagai jembatan untuk memperoleh tujuan lain dalam hidupnya. Hal ini disebabkan karena individu tidak menginternalisasi dan tidak mengintegrasi nilai dan ajaran religius dalam kehidupannya. b. Religiusitas Intrinsik Religius intrinsik biasanya dideskripsikan sebagai individu yang menganggap keyakinan religius sebagai aspek dan tujuan utama dalam kehidupan mereka. Individu

yang memiliki religiusitas intrinsik

menginternalisasi keyakinan, nilai, dan ajaran religius dalam hidupnya. Individu juga mewujudkan nilai dan ajaran religius dalam kehidupannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

baik dalam kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan agama, maupun dalam aktivitas sehari-hari. Genia (1993) melalui hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik. Oleh karena itu, religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik dapat berdiri sebagai dua dimensi yang berbeda. Hal ini juga ditemukan oleh Maltby (1999) yang menemukan korelasi sangat kecil dan tidak signifikan antara subskala religiusitas intrinsik dan religiusitas ekstrinsik. Maltby menyimpulkan bahwa setiap skala dapat berdiri sebagai konstruk yang independen. Donahue (dalam Vitell et al., 2009) juga menyatakan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik cenderung memiliki karakteristik positif. Sedangkan, individu dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki karakteristik negatif, seperti prasangka terhadap orang lain, kecemasan, dan takut akan kematian. Religiusitas intrinsik tidak dapat mengukur religiusitas individu, tetapi hanya mengukur sikap individu terhadap agama sebagai sumber kenyamanan dan dukungan sosial. Donahue menyimpulkan bahwa religiusitas ektrinsik tidak berkaitan dengan keyakinan dan komitmen religius. Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, peneliti hanya mengukur religiusitas intrinsik untuk melihat komitmen religius individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

3. Karaktersitik Religiusitas Intrinsik Allport (1965) menyatakan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik memiliki sikap religiusitas yang dewasa. Karakteristik individu yang memiliki religiusitas yang dewasa adalah sebagai berikut: a. Diferensiasi Pengalaman yang banyak dan berbeda-beda dapat menjadi pelajaran dan pedoman bagi individu untuk menghadapi banyak situasi kehidupan yang didasarkan pada nilai dan ajaran religius. Individu yang memiliki religiusitas intrinsik memiliki kemampuan untuk berpikir dan bersikap kritis dalam memecahkan masalah yang dihadapi sesuai dengan nilai dan prinsip religius karena memiliki banyak pengalaman yang berbeda-beda. b. Dinamis Individu dengan religiusitas ekstrinsik berfokus pada kenyamanan, keinginan, ketakutan, dan tujuan diri sendiri. Sedangkan, individu dengan religiusitas intrinsik melaksanakan kebiasaan dan aktivitas religius untuk mencapai tujuan dari religiusitas itu sendiri, yaitu mendekatkan diri dengan Tuhan. c. Pelaksanaan nilai religius yang produktif dan konsisten Individu yang menginternalisasi nilai, ajaran, dan keyakinan religius akan mengarahkannya pada sikap yang sesuai dengan standar tingkah laku, norma, dan nilai dalam lingkungan sosial. Sikap tersebut dilakukan secara terus-menerus dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

d. Komprehensif Individu dengan religiusitas intrinsik memiliki pemahaman terhadap nilai dan ajaran religius secara keseluruhan, utuh, dan luas. Individu yang memiliki wawasan luas terhadap nilai dan ajaran religius akan bersikap sesuai dengan nilai dan ajaran tersebut dalam menjalani kehidupan. e. Integral Individu yang dewasa secara religius tidak hanya memperoleh pengetahuan yang luas mengenai nilai dan ajaran religius, tetapi ia harus terbuka dan mencari nilai yang relevan dengan keyakinannya. Hal ini diterapkan dalam kehidupan individu sehingga ia mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam kehidupan. f. Mencari dasar Individu dengan religiusitas intrinsik memiliki semangat untuk terus mencari makna dan nilai religius, serta hubungan yang dengan dekat Tuhan. 4. Dampak Religiusitas Intrinsik Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik pada individu dapat mengurangi masalah kesehatan mental. Power & McKinney (2014) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi cenderung kurang memiliki masalah depresi dibandingkan dengan individu yang memiliki religiusitas intrinsik yang rendah. Hasil penelitian Laufer & Solomon (2011) juga menunjukkan bahwa religiusitas intrinsik memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

hubungan negatif dengan Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD). Individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi dianggap memiliki coping stress yang baik sehingga individu mampu mengurangi masalah kesehatan mental. Carpenter & Marshall (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik akan mengutamakan agama dalam hidupnya sehingga ia memiliki perilaku moral bukan karena keinginan untuk dipandang bermoral oleh orang lain. Individu dengan religiusitas intrinsik menunjukkan perilaku moral karena sesuai dengan nilai dan keyakinan religius yang telah diinternalisasi. Misalnya, perilaku menolong, serta kurangnya perilaku agresi dan prasangka terhadap orang lain. Vitell et al. (2009) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik memiliki kontrol diri yang tinggi. Nilai dan ajaran agama menyediakan standar bagi individu dalam bersikap. Oleh karena itu, individu yang menginternalisasi nilai dan ajaran agama akan berusaha untuk mengontrol diri sehingga ia mampu bersikap sesuai dengan standar yang terkandung dalam nilai dan ajaran agama tersebut. Liu (2010) juga menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik cenderung memiliki kecerdasan emosi yang tinggi. Sedangkan, individu dengan religiusitas ekstrinsik cenderung memiliki kecerdasan emosi yang rendah. Liu menjelaskan bahwa nilai dan ajaran religius dilihat sebagai salah satu aspek yang membentuk dan mengontrol perilaku individu. Kecerdasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

emosi juga merupakan salah satu aspek dari kontrol diri. Oleh karena itu, religiusitas intrinsik berkaitan dengan kecerdasan emosi pada individu. Vitell et al. (2005) menemukan bahwa individu dengan religiusitas intrinsik akan bersikap sesuai dengan etika konsumen ketika hendak membeli suatu barang. Individu dengan religiusitas intrinsik tidak memanfaatkan fasilitas tanpa membayar, tidak memanfaatkan kesalahan penjual, dan terlibat dalam negosiasi yang baik dan tidak bermaksud untuk merugikan penjual.

B. KOMITMEN AFEKTIF 1. Pengertian Komitmen Organisasi Coopey & Harley (dalam Sopiah, 2008) menyebutkan komitmen organisasi sebagai suatu ikatan psikologis individu dengan organisasi. Moorhead & Griffin (2013) juga mendefenisikan komitmen organisasi sebagai pengenalan dan ikatan individu terhadap organisasi. Mowday et al. (1979; dalam Meyer & Allen, 1990; Ohana, 2014; Gatling et al., 2016) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah kekuatan individu untuk mengenal organisasi dan terlibat dalam organisasi. Colquit, LePine, Wesson (2013) menyatakan bahwa komitmen organisasi merupakan keinginan untuk menjadi bagian dari organisasi dan tetap tinggal dalam organisasi. Blau dan Boal (dalam Sopiah, 2008) menyebutkan komitmen organisasi sebagai keberpihakan dan kesetiaan individu terhadap organisasi dan tujuan organisasi. Menurut Robbins & Judge (2008), komitmen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

organisasi merupakan sejauh mana individu memihak pada sebuah organisasi dan tujuannya, serta memiliki keinginan untuk bertahan sebagai anggota dalam organisasi tersebut. Selain itu, Mathis & Jackson (dalam Sopiah, 2008) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah sejauh mana individu percaya dan menerima tujuan organisasi, serta memiliki keinginan untuk bertahan dalam organisasi. Menurut Kreitner & Kinicki (2008), komitmen organisasi tidak hanya menunjukkan sejauh mana individu mengenal organisasi dan tujuannya, tetapi ia juga harus menunjukkan kesediaan untuk bekerja keras mencapai tujuan tersebut, serta memiliki keinginan yang besar untuk tetap menjadi anggota di organisasi tersebut. Selaras dengan Kreitner & Kinicki, Luthans (2011) juga mendefenisikan komitmen organisasi sebagai penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi adalah penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan keinginan untuk bertahan dalam organisasi 2. Komponen Komitmen Organisasi Komitmen organisasi memiliki tiga komponen yang dikembangkan oleh Meyer & Allen (1991; dalam Spector, 2008; Riggio, 2008), yaitu : -

Affective

commitment,

melibatkan

kelekatan

emosional

terhadap

organisasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organiasasi. Karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

yang memiliki komitmen afektif bertahan dalam organisasi karena keinginan mereka. -

Continuance commitment merupakan komitmen yang didasarkan pada kerugian yang akan diperoleh karyawan apabila meninggalkan organisasi. Karyawan menyadari kerugian yang akan diperoleh jika ia meninggalkan organisasi, misalnya kehilangan senioritas dan promosi. Karyawan yang memiliki komitmen kontinum bertahan dalam organisasi karena kebutuhannya.

-

Normative commitment merupakan perasaan individu akan kewajiban untuk tetap tinggal di organisasi. Karyawan bertahan dalam organsiasi karena ia merasa memiliki tanggungjawab atau keharusan untuk bertahan dalam organisasi tersebut. Meyer & Allen (1990) menyatakan bahwa ketiga komponen komitmen

organisasi menunjukkan bagian psikologis yang berbeda. Oleh karena itu, pengukuran terhadap tiap bagian komponen tersebut dapat dilakukan secara independen. McShane & Glinor (2005) menyamakan antara komitmen organisasi dengan komitmen afektif. McShane & Glinor menyatakan bahwa komitmen organisasi maupun komitmen afektif mengarah pada perasaan keterikatan individu terhadap organisasi. Meyer & Allen (1991) menyatakan bahwa keterikatan afektif karyawan dengan organisasi pada umumnya diukur menggunakan Organizational Commitmen Questionnaire (OCQ: Mowday et.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

al. 1982). Oleh karena itu, konsep komitmen organisasi dari Mowday kemudian disebut sebagai komitmen afektif oleh Meyer & Allen. Hacker, Bycio, dan Hausdorf (dalam Spector, 2008) juga menemukan bahwa skala untuk mengukur komitmen organisasi yang dikembangkan oleh Mowday et al. (1979) memiliki korelasi yang paling kuat dengan subskala komitmen afektif dibandingkan dengan subskala komitmen kontinum dan komitmen normative yang dikembangkan oleh Meyer & Allen. 3. Pengertian Komitmen Afektif Aadmodt (2010) mengemukakan komitmen afektif sebagai sejauh mana karyawan ingin bertahan dalam organisasi, peduli tentang organisasi, dan memiliki kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi. Mowday et al. (dalam Riggio, 2008; Spector, 2007; Triatna, 2015) menyatakan bahwa komitmen afektif adalah penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi, kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi, dan memiliki keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi. Meyer &Allen (1991, dalam Spector, 2008; Riggio, 2008) mendefenisikan komitmen afektif sebagai kelekatan emosional dengan organsasi, mengenal organisasi, dan terlibat dalam organisasi. Individu dengan komitmen afektif yang tinggi akan bekerja dan bertahan dalam organisasi karena keinginan mereka. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komitmen afektif adalah keterikatan individu dengan organisasi, pengenalan individu terhadap organisasi, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

keterlibatan individu dalam organisasi dan keinginannya untuk tetap bertahan dalam organisasi. 4. Aspek Komitmen Afektif Mowday et al. (1979; dalam Haslam, 2004; Riggio, 2008; Spector, 2008; Landy & Conte, 2010) menyebutkan komitmen afektif mencakup tiga aspek, yaitu: 1) keyakinan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai organisasi; 2) kesediaan untuk berusaha atas nama organisasi; 3) memiliki keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi. 5. Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Afektif Meyer & Allen (1991; dalam Sharma & Dhar, 2016) mengelompokkan faktor komitmen afektif dalam tiga kategori, yaitu : a. Karakteristik personal. Misalnya, religiusitas (Kutcher et al., 2010), usia, lama bekerja, pendidikan, watak atau sifat personal, otonomi, kebutuhan, dan etika. b. Struktur Organisasi. Misalnya, pengambilan keputusan, prosedur formal, dan hubungan atasan-bawahan dalam organsiasi. c. Pengalaman kerja. Komitmen afektif dapat tumbuh karena kepuasan karyawan terhadap kontribusi organisasi untuk kepentingan karyawan, misalnya dukungan organisasi, keadilan dalam organisasi, kesempatan untuk melakukan kemajuan, kesempatan promosi, dan perasaan karyawan terhadap perannya dalam organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

Berdasarkan

penjelasan

diatas,

faktor

komitmen

afektif

adalah

karakteristik personal, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, dan pengalaman kerja.

C. HUBUNGAN

ANTARA

RELIGIUSITAS

INTRINSIK

DENGAN

KOMITMEN AFEKTIF Individu

yang

menginternalisasi

nilai

dan

ajaran

agamanya,

serta

mewujudkannya dalam kehidupannya memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi (Allport, 1967; dalam Vitell, 2009, Day & Hudson, 2011). Weaver & Agle (2002) menyatakan bahwa religiusitas memiliki pengaruh terhadap sikap dan perilaku manusia, misalnya mengontrol diri (Vitell et al., 2009), perilaku moral (Carpenter & Marshall, 2009), dan etika (Vitell et al. 2007). Allport (dalam Vitell, 2005) juga menyatakan bahwa individu yang memiliki komitmen terhadap agama akan menempatkan nilai dan ajaran agama sebagai hal terpenting sehingga membuat individu lebih memperhatikan moral dan etika. Komitmen afektif menjadi salah satu bentuk dari etika karena karyawan yang berkomitmen terhadap organisasi akan merasa memiliki hubungan dengan nilai organisasi (Schwepker, dalam Valentine, Godkin, & Lucero, 2002). Individu yang memiliki komitmen afektif terhadap organisasi akan merasa terikat dengan nilai dan tujuan organisasi dan bersikap sesuai dengan nilai dan tujuan tersebut. Ketika individu mampu bersikap sesuai dengan nilai dan tujuan dalam organisasi, maka individu tersebut menerapkan etika dalam bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

Meyer & Allen (1991; dalam Sharma & Dhar, 2016) menyatakan bahwa etika individu menjadi salah satu faktor komitmen afektif. Meyer & Allen mengelompokkan faktor komitmen afektif dalam tiga kelompok, yaitu karakteristik personal, struktur organisasi, dan pengalaman kerja. Etika individu termasuk dalam karakteristik personal yang mempengaruhi komitmen afektif. Apabila individu memiliki etika dalam berorganisasi, maka individu akan memperhatikan nilai dan tujuan organisasi dimana ia berada, berusaha atas nama organisasi, bertanggungjawab, disiplin dan memiliki kesetiaan terhadap organisasi. Hal ini mengarahkan individu kepada komitmen afektif yang tinggi terhadap organisasi. Individu dengan religiusitas intrinsik yang rendah tidak menginternalisasi nilai religius sehingga ia juga tidak dapat mewujudukan nilai dan keyakinan religius dalam kehidupannya (Allport, 1967; dalam Vitell, 2009, Day & Hudson, 2011). Oleh karena itu, individu tidak memiliki kepekaan terhadap moral dan etika karena kurangnya internalisasi terhadap nilai dan ajaran religius. Hal ini membuat individu kurang mampu untuk bersikap sesuai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam berorganisasi. Hal ini mengakibatkan individu kurang mengenal dan kurang memiliki keyakinan terhadap nilai dan tujuan organisasi, kurang memiliki loyalitas terhadap organisasi, kurang berusaha untuk organisasi, kurang disiplin dan bertanggungjawab. Hal ini mengarahkan individu kepada komitmen afektif yang rendah terhadap organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

D. SKEMA HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS INTRINSIK DENGAN KOMITMEN AFEKTIF

RELIGIUSITAS

Religiusitas Intrinsik tinggi

Religiusitas Intrinsik rendah

menginternalisasi nilai dan ajaran religius

kurang menginternalisasi nilai dan ajaran religius

memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam bekerja

kurang memperhatikan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, termasuk etika dalam bekerja

menerima dan memiliki keyakinan terhadap tujuan dan nilai organisasi, berusaha untuk kemajuan organisasi, memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi

kurang menerima dan kurang memiliki keyakinan terhadap tujuan dan nilai organisasi, kurang berusaha untuk kemajuan organisasi, kurang memiliki keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi

komitmen afektif tinggi

komitmen afektif rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

E. HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan positif antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin tinggi komitmen afektif terhadap organisasi. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas intrinsik, semakin rendah pula komitmen afektif terhadap organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2013). Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan satu atau lebih variabel lain berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009; Purwanto, 2007). Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu religiusitas intrinsik dan komitmen afektif. Peneliti ingin mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif.

B. Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah religiusitas intrinsik. 2. Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah komitmen afektif.

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

C. Defenisi Operasional 1. Religiusitas Intrisik Religiusitas intrinsik adalah karyawan yang menganggap keyakinan religius sebagai aspek dan tujuan utama, serta menginternalisasi dan mengintegrasi keyakinan, nilai, dan ajaran religius dalam hidupnya. Variabel religiusitas intrinsik akan diukur menggunakan skala Religious Orientation Revised Scale yang dikembangkan oleh Genia (1993). Semakin tinggi skor total pada skala religiusitas intrinsik yang diperoleh subjek menandakan bahwa semakin tinggi juga religiusitas intrinsik yang dimiliki subjek. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala religiusitas intrinsik, maka semakin rendah religiusitas intrinsik yang dimiliki subjek. 2. Komitmen Afektif Komitmen afektif adalah keterikatan karyawan dengan organisasi, pengenalan karyawan terhadap organisasi, serta keterlibatan karyawan dalam organisasi, dan keinginannya untuk tetap bertahan dalam organisasi. Komitmen afektif diukur menggunakan skala hasil adaptasi dari Affective Organizational Commitment Scale Revised Version yang dikembangkan oleh Meyer, Allen, & Smith (1993). Semakin tinggi skor total pada skala komitmen afektif yang diperoleh subjek menandakan bahwa semakin tinggi komitmen afektif yang dimiliki subjek terhadap organisasi. Sebaliknya, semakin rendah skor total pada skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

komitmen afektif, maka semakin rendah komitmen afektif yang dimiliki subjek terhadap organisasi.

D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja disebuah perusahaan dan berstatus sebagai karyawan tetap selama satu tahun. Hal ini dikarenakan karyawan dengan karakteristik tersebut diharapkan telah memiliki komitmen afektif terhadap organisasi dimana ia berada. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengatasi kelemahan pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu kurangnya jenis denomasi agama dan proporsi subjek pada tiap agama yang tidak seimbang pada sampel yang digunakan. Oleh karena itu, peneliti ingin memperoleh sampel yang terdiri atas subjek dari lima agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu dengan masing-masing agama memiliki proporsi jumlah subjek yang sama. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan keperluan penelitian sehingga setiap subjek yang diambil dari populasi dipilih dengan sengaja berdasarkan pertimbangkan tertentu (Purwanto & Sulistyastuti, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode penyebaran skala. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu Religious Orientation Revised Scale dan Affective Organizational Commitment Scale Revised Version. Kedua skala tersebut merupakan skala Likert, yaitu subjek diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya dalam kontinum terhadap pernyataan yang disusun peneliti (Supratiknya, 2014). Variabel religiusitas intrinsik dalam penelitian ini akan diukur menggunakan skala yang diadaptasi dari Religious Orientation Revised Scale yang dikembangkan oleh Genia (1993). Skala tersebut terdiri atas enam item dan masing-masing item dilengkapi dengan lima pilihan jawaban. Cara pemberian skor terhadap pilihan jawaban tersebut berkisar 1 sampai 5. Pilihan jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1, Tidak Setujut (TS) diberi nilai 2, Raguragu (R) diberi nilai 3, Setuju (S) diberi nilai 4, Sangat Setuju (SS) diberi nilai 5. Variabel komitmen afektif dalam penelitian ini akan diukur menggunakan Affective Organizational Commitment Scale Revised Version yang dikembangkan oleh Meyer, Allen, & Smith (1993). Skala komitmen afektif terdiri dari enam item, yakni tiga item favorable dan tiga item unfavorable. Pernyataan favorable menunjukkan sikap positif terhadap objek terkait. Sedangkan, pernyataan unfavorable menunjukkan sikap negatif terhadap objek (Anderson, dalam Supratiknya, 2014). Variasi pilihan jawaban pada skala komitmen afektif dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

Tabel 1 Pemberian skor pada skala komitmen afektif Item Favorable

Item Unfavorable

Sangat Tidak Setuju (STS)

1

Sangat Tidak Setuju (STS)

6

Tidak Setuju (TS)

2

Tidak Setuju (TS)

5

Agak Tidak Setuju (AGS)

3

Agak Tidak Setuju (AGS)

4

Agak Setuju (AS)

4

Agak Setuju (AS)

3

Setuju (S)

5

Setuju (S)

2

Sangat Setuju (SS)

6

Sangat Setuju (SS)

1

Dalam penelitian ini, pengujian skala menggunakan teknik uji coba atau try out terpakai. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh langsung digunakan untuk pengujian hipotesis penelitian dan dapat mempersingkat waktu penelitian. Selain itu, item yang dianalisis hanya item yang sah saja (Hardi, 2000). F. Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Validitas adalah kualitas yang menunjukkan sejauh mana sebuah tes mengukur atribut psikologis yang hendak diukur (Supratiknya, 2014). Uji validitas dilakukan pada Affective Commitment Revised Scale dan Intrinsic Religiosity Revised Scale yang telah diadaptasi kedalam Bahasa Indoensia. Proses adaptasi skala menggunakan metode back-translation. Backtranslation adalah metode penerjemahan protokol – item pada kuesioner, instruksi, dll – dalam penelitian yang dikembangkan dari suatu penelitian dalam suatu bahasa, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

meminta orang lain menerjemahkan kembali ke bahasa asli (Matsumoto & Juang, 2008). Oleh karena itu, proses adaptasi skala dari Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia pada skala Komitmen Afektif dan skala Religiusitas Intrinsik dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama, skala asli Komitmen Afektif dan Religiusitas Intrinsik dalam Bahasa Inggris diterjemahkan ke dalam versi Bahasa Indonesia menggunakan jasa penerjemah dari Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma. Tahap kedua, skala Komitmen Afektif dan skala Religiusitas Intrinsik versi Bahasa Indonesia diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Inggris. Proses penerjemahan ini juga dilakukan dengan menggunakan jasa Lembaga Bahasa Universitas Sanata Dharma yang dilakukan oleh penerjemah yang berbeda dari penerjemah pada tahap pertama. Tahap ketiga, peneliti meminta bantuan kepada native speaker untuk melakukan proses decenter. Decenter adalah sebuah konsep yang didasarkan pada prosedur dalam back translation untuk memperoleh kesesuaian arti dan makna dengan bahasa asli. Native speaker diminta untuk membandingkan skala asli yang menggunakan Bahasa Inggris dengan skala hasil back translation dalam Bahasa Inggris. Apabila ada kata yang memiliki arti dan makna yang berbeda pada kedua versi tersebut, maka peneliti harus memerika kembali hasil terjemahan dalam Bahasa Indonesia untuk diperbaiki. Tahap terakhir, uji validitas pada Skala Komitmen Afektif dan skala Religiusitas Intrinsik dengan menggunakan validitas isi. Validitas isi merujuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

pada kesesuaian antara isi tes dan konstruk yang diukur. Hal ini diperoleh melalui analisis logis atau empiris terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi, serta seberapa relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksudkan (Supratiknya, 2014). Validitas isi diperoleh melalui penilaian pakar dan ahli terhadap kesesuaian antara bagian tes dan kontruk yang diukur (Supratiknya, 2014).

Peneliti melakukan

validasi skala penelitian melalui konsultasi bersama Dosen Pembimbing Skripsi sebagai pakar atau ahli yang memberikan penilaian. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah konsistensi hasil pengukuran terhadap suatu populasi individu atau kelompok (AERA, APA, NMCE dalam Supratiknya, 2014). Koefisien reliabilitas bergerak dari rentang 0 sampai dengan 1,00. Semakin mendekati 1,00 berarti reliabilitas semakin memuaskan (Azwar, 2007). Peneliti menggunakan koefisien Alpha Cronbach untuk menentukan reliabilitas alat ukur yang digunakan. a. Reliabilitas Intrinsic Religiosity Revised Scale Skala Intrinsic Religiosity Revised Scale merupakan skala yang telah direvisi oleh Genia (1993) terhadap Religious Orientation Scale (ROS) yang dikembangkan oleh Allport & Ross (1967). Genia (1993) menghapus tiga item dari sembilan item religiusitas intrinsik menjadi enam item pada skala religiusitas intrinsik yang direvisi. Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach yang diperoleh Genia (1993) pada skala

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

religiusitas intrinsik yang telah direvisi adalah 0,86. Hasil revisi yang ditemukan Genia (1993) juga sesuai dengan revisi yang sebelumnya telah dilakukan oleh Gorsuch & McPherson (1989) dengan menghapus tiga item yang sama. Reliabilitas internal yang diperoleh Gorsuch (1989) adalah 0,83. Hasil tersebut menunjukkan Intrinsic Religiosity Revised Scale memiliki reliabilitas yang baik. Alpha cronbach yang diperoleh pada skala Religiusitas Intrinsik dalam penelitian ini adalah 0,821. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala Religiusitas Intrinsik yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik. b. Reliabilitas Affective Commitment Scale Revised Version Skala Affective Commitmen Scale Revised Version merupakan revisi yang dilakukan oleh Meyer, Allen, & Smith (1993) terhadap Affective Commitment Scale oleh Allen & Meyer (1990). Meyer et al. (1993) mengeliminasi dua item dari delapan item menjadi enam item pada skala yang telah direvisi. Skala komitmen afektif yang telah direvisi juga telah digunakan dalam banyak penelitian. Beberapa hasil analisis reliabilitas skala komitmen afektif menghasilkan Alpha Cronbach sebesar 0,87 (Liu, 2009; Lee, Tan, & Javalgi, 2010; Islam, Ahmed, & Ahmad, 2015; Chenevert, Vandenberghe, &Tremblay, 2015). Hasil analisis lainnya memperoleh Alpha Cronbach pada skala komitmen afektif sebesar 0,82 (Herrbach, 2006; Simosi, 2010). Selain itu, skala komitmen afektif yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

diterjemahkan kedalam bahasa Korea dan digunakan pada penelitian di Korea menunjukkan koefisien Alpha Cronbach sebesar 0,86 (Lee, Allen, Meyer, & Rhee, 2001). Bahkan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach yang baik diperoleh pada beberapa penelitian lainnya sebesar 0,92 (Lee & Peccel, 2007; Choi, Tran, & Park, 2015). Hasil tersebut membuktikan bahwa Affective Commitment Scale Revised Version memiliki reliabilitas yang baik. Alpha cronbach yang diperoleh pada skala Komitmen Afektif dalam penelitian ini adalah 0,807. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala Komitmen Afektif yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas yang baik.

G. Analisis Data 1. Uji Asumsi Uji asumsi perlu dilakukan sebelum peneliti melakukan uji hipotesis karena beberapa metode analisis data untuk pengujian hipotesis memiliki prasyarat yang harus terpenuhi. Dua macam uji asumsi, yaitu uji normalitas dan uji linearitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Data dengan nilai p < 0,05 menunjukan bahwa data tersebut memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

perbedaan yang signifikan dengan data normal. Sebaliknya, apabila data memiliki nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa data tersebut tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan data normal (Santoso, 2010). Uji asumsi normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji KolmogorovSmirnov. b. Uji Linearitas Uji linearitas merupakan asumsi terhadap hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis menggunakan teknik statistik korelasi. Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah peningkatan atau penurunan kuantitas di suatu variabel akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Jika p < 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antar variabel. Sebaliknya, jika p > 0,05 maka terdapat hubungan yang tidak linier atau hubungan antar variabel tergolong lemah (Santoso, 2010). 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis akan dilakukan dengan statistik parametrik, yakni Pearson Product Moment untuk menguji hipotesis terkait hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif apabila data yang dihasilkan normal. Jika data yang dihasilkan tidak normal, maka uji hipotesis akan dilakukan

dengan

Spearman

rho

karena

teknik

tersebut

tidak

mensyaratkan normalitas data (Santoso, 2010). Sarwono (2006) membagi kriteria koefisien korelasi sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

Tabel 2 Kriteria Koefisien Korelasi (Sarwono, 2006) Koefisien Korelasi

Kategori

0

Tidak ada korelasi antara dua variabel

0 – 0,25

Korelasi sangat lemah

0,25 – 0,5

Korelasi cukup kuat

0,5 – 0,75

Korelasi kuat

0,75 – 0,99

Korelasi sangat kuat

1

Korelasi sempurna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai tanggal 5 Agustus sampai 31 Agustus 2016. Awalnya peneliti menyebarkan skala pada perusahaan di Kupang,

Jakarta,

dan

Yogyakarta

melalui

perantara.

Peneliti

menginformasikan kepada perantara agar mengawasi proses pengisian skala. Skala dari perusahaan di Kupang dikirim menggunakan jasa pengiriman barang. Peneliti juga meminta bantuan beberapa teman yang beragama Hindu dan Budha untuk menyebarkan skala penelitian. Peneliti juga mengingatkan agar memperhatikan proses pengisian skala dan karakeristik subjek dalam penelitian ini. Peneliti memperoleh skala yang diisi sebanyak 124 subjek yang terdiri atas 26 subjek beragam Islam, 24 subjek beragam Kristen, serta agama Hindu, Budha, dan Katolik masing-masing terdiri atas 20 subjek. 14 skala lainnya tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi karakteristik subjek penelitian. Peneliti mengeliminasi 3 subjek pada kelompok subjek agama Kristen, dan 8 subjek pada kelompok subjek agama Islam secara acak dengan tujuan untuk menyamakan proporsi jumlah subjek tiap agama. Skala penelitian yang akan diolah datanya sebanyak 100 skala penelitian.

35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

B. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 karyawan tetap di perusahaan tempat ia bekerja saat ini dan telah bekerja minimal selama satu tahun. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari lima agama di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan Katolik dengan jumlah subjek sebanyak 20 orang karyawan dari tiap agama. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang memiliki rentang usia 21-55 tahun. Subjek penelitian juga memiliki lama bekerja yang bervariasi. Detail subjek penelitian dapat dilihat pada tabel deskripsi dibawah ini : Tabel 3 Subjek berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Usia Dewasa Awal (21-35 tahun)

Jumlah subjek Laki-laki Perempuan

40 44 84

Laki-laki Perempuan

15 1

Total Dewasa Madya (36-60 tahun)

Total

16

Tabel 4 Subjek berdasarkan Agama Agama Islam Hindu Budha Kristen Katolik

Jumlah Subjek 20 20 20 20 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37

Tabel 5 Subjek berdasarkan Lama Bekerja Lama Bekerja

Jumlah Subjek 59 28 5 8

1 – 3 tahun 4 – 6 tahun 7 – 9 tahun >9 tahun

C. Deskripis Data Penelitian Peneliti melakukan analisis deskripsi terhadap hasil penelitian untuk mengetahui tinggi rendahnya religiusitas intrinsik dan komitmen afektif yang dimiliki subjek. Analisis data dilakukan dengan membandingkan mean data empirik dan mean teoritik dari data yang diperoleh. Berikut hasil deskripsi data penelitian dalam bentuk tabel : Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian Skala Religiusitas Intrinsik Komitmen Afektif

Skor Empirik Skor Teoritik Xmin Xmax Mean Xmin Xmax Mean 14

30

24,85

6

30

18

6

36

25,76

6

36

21

Hasil pengukuran deskriptif, mean empirik kedua variabel lebih besar dari mean teoritiknya. Hasil ini menunjukkan bahwa subjek memiliki tingkat religiusitas intrinsik dan komitmen afektif yang tinggi.

Hasil tersebut

didukung dengan hasil uji one-sample t-test seperti pada tabel di bawah ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

Tabel 7 Analisis One-Sample T-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas Intrinsik Test Value = 18 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2Mean T Df tailed) Difference Lower Upper Religiusitas 20.506 99 .000 6.850 6.19 7.51 Intrinsik Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan signifikan antara mean empiris dengan mean teoritis pada variabel religiusitas intrinsik. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 (p = 0,000). Hasil ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara signifikan memiliki tingkat religiusitas intrinsik yang tinggi. Tabel 8 Analisis One-Sample T-test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen Afektif Test Value = 21 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2Mean T Df tailed) Difference Lower Upper Komitmen 8.921 99 .000 4.760 3.70 5.82 Afektif Hasil pengujian yang ditunjukkan pada tabel 7 membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara mean empiris komitmen afektif yang lebih tinggi dari mean teoritisnya dengan nilai signifikansi sebesar 0,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

(p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian ini secara signifikan memiliki komitmen afektif yang tinggi.

D. Hasil Penelitian 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran dapat penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan sebagai syarat untuk menentukan uji hipotesis yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Teknik yang digunakan untuk uji normalitas dalam

penelitian

ini

menggunakan

Kolmogorov-Smirnov

menggunakan program SPSS. Data tergolong normal apabila memenuhi syarat p > 0,005 (Santoso, 2010). Berikut hasil perhitungan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov : Tabel 9 Hasil Uji Normalitas

Komitmen Afektif Religiusitas Intrinsik

Kolmogorov-Smirnova Statistic df Sig. .064 100 .200* .150 100 .000

Dari hasil uji normalitas yang telah dilakukan, variabel religiusitas intrinsik menunjukkan p = 0,000 atau p < 0,05. Hal ini dapat diartikan bahwa data variabel religiusitas intrinsik tidak terdisitribusi secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

normal. Uji normalitas pada variabel komitmen afektif menunjukkan p = 0,200 atau p > 0,05. Hal ini berarti bahwa sebaran data komitmen afektif terdistribusi secara normal. Data yang tidak normal ini menggambarkan bahwa data berasal dari populasi yang tidak normal. Hasil yang tidak normal kemungkinan dipengaruhi oleh keberadaan nilai ekstrim atau outlier. Terdapat dua macam nilai ekstrim, yaitu ekstrim atas dan ekstrim bawah. Hasil ini dapat dilihat berdasarkan sebaran data yang ada pada kurva sebagai berikut : Gambar 1 Kurva Normal Religiusitas Intrinsik

Kurva normal reliusitas intrinsik menggambarkan sebaran data pada variabel religiusitas intrinsik. Pada kurva tersebut dapat terlihat bahwa data tidak normal karena banyaknya data yang berada pada skor 24.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

Gambar 2 Kurva Normal Komitmen Afektif

Kurva normal komitmen afektif menggambarkan sebaran data pada variabel komitmen afektif yang menunjukkan bahwa data tidak normal karena banyak data pada skor 29. b. Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah peningkatan atau penurunan kuantitas di satu variabel akan diikuti secara linear oleh pengingkatan atau penurunan kuantitas di variabel lainnya (Santoso, 2010). Data yang dikatakan linear apabila data memenuhi syarat p < 0,05. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan pengujian test of linearity pada program SPSS. Berikut hasil perhitungan uji linearitas :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

Tabel 10 Hasil Uji Linearitas F 1.847 9.904

Komitmen Between (Combined) Afektif * Groups Linearity Religiusitas Deviation from Linearity 1.272 Intrinsik

Sig. 0,041 0,002 0,242

Berdasarkan Tabel 10, hasil uji linearitas antara variabel religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,002 (p < 0,05). Hal ini berarti bahwa variabel religiusitas intrinsik memiliki hubungan yang linear dengan variabel komitmen afektif. Gambar 3 Scatter Plot Religiusitas intrinsik dan Komitmen Afektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

Dari gambar 3, dapat dilihat bahwa hubungan linier antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif tidak signifikan karena data yang menyebar dan tidak mengumpul.

2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi untuk mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal sehingga uji hipotesis penelitian ini harus menggunakan tes non parametrik Spearman Rho yang dilakukan dengan bantuan program SPSS. Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif Religiusitas Komitmen Intrinsik Afektif Spearman's rho Religiusitas Correlation Intrinsik Coefficient Sig. (1-tailed) Komitmen Correlation Afektif Coefficient Sig. (1-tailed)

1.,000

0.381**

.

0,000

0.381**

1,000

0,000

.

**. Korelasi signifikan pada 0.01 (1-tailed).

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi r = 0,381 dengan signifikansi p = 0,01. Hal ini berarti bahwa terdapat korelasi positif, cukup kuat, dan signifikan antara religiusitas intrinsik dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

komitmen afektif. Artinya, semakin tinggi religiusitas intrinsik, semakin tinggi komitmen afektif karyawan. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin rendah komitmen afektif karyawan tersebut. Hasil analisis membuktikan bahwa hipotesis penelitian diterima.

E. Pembahasan Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif karyawan. Hasil uji hipotesis antara religiusitas intrinsik dan komitmen afektif karyawan memperoleh koefisien korelasi sebesar 0,381 dengan signifikansi 0,000. Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang cukup kuat antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif. Artinya, semakin tinggi religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin tinggi komitmen afektif karyawan tersebut terhadap perusahaan tempat ia bekerja. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas intrinsik karyawan, maka semakin rendah komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan. Dengan demikian, hipotesis penelitian diterima. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kutcher at al. (2010) menunjukkan bahwa semakin tinggi religiusitas karyawan, maka semakin tinggi pula komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan. Selain itu, Kuthcer et al. (2010) juga menemukan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

subjek yang menilai dirinya religius dan melaksanakan ajaran agama cenderung menunjukkan komitmen afektif yang tinggi dibandingkan dengan subjek yang menilai dirinya tidak religius dan tidak melaksanakan ajaran agamanya. Keyakinan dan ajaran agama sering dianggap menumbuhkan perasaan tanggungjawab terhadap diri dan orang lain. Oleh karena itu, komitmen terhadap agama dan ketaatan pada nilai dan keyakinan agama juga diwujudkan dalam keanggotaan organisasi. Individu dengan religiusitas intrinsik yang tinggi merupakan individu yang menginternalisasi nilai dan ajaran agama serta mewujudkanya dalam kehidupan (Allport, 1967; dalam Vitell et al., 2009). Nilai dan ajaran agama yang telah diinternalisasi kemudian menjadi kesatuan yang melekat dengan nilai personal individu. Bardi & Schwartz (2003) menyatakan bahwa nilai personal menjadi prinsip dalam menuntun kehidupan individu yang diterapkan dalam berbagai waktu dan konteks. Oleh karena itu, nilai agama yang melekat dengan nilai personal individu juga memiliki peran sebagai penuntun individu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil meta-analisis Kristof-Brown, Zimmerman, & Johnson (2005) menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kesesuaian nilai dengan komitmen karyawan terhadap organisasi. Van Dick, Becker, & Meyer (2006) juga menyatakan bahwa keinginan karyawan untuk bertahan dalam perusahaan disebabkan karena karyawan merasa adanya kesesuaian antara nilai personal karyawan dengan misi atau nilai organisasi. Nilai perusahaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

yang sesuai dengan nilai personal, khususnya nilai-nilai agama yang telah diinternalisasi

oleh

karyawan

merupakan

salah

satu

faktor

yang

menumbuhkan keinginan karyawan untuk bertahan dalam perusahaan tersebut. Hal ini mendorong munculnya komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan. Hasil perhitungan mean empirik pada data religiusitas intrinsik (M = 24,85) lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritiknya (M = 18). Hasil perhitungan mean empirik dan mean teoritik pada variabel komitmen afektif juga menunjukkan bahwa mean empirik komitmen afektif (M = 25,76) lebih tinggi dibandingkan dengan mean teoritik variabel tersebut (M = 21). Allport (1967; dalam Vitell et al, 2009) menyatakan bahwa Individu yang memiliki tingkat religiusitas intrinsik yang tinggi cenderung untuk menginternalisasi nilai dan ajaran agama serta mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan religiusitas intrinsik, Mowday et al. (1979; dalam Spector, 2008; Haslam 2004) menyatakan bahwa salah satu aspek komitmen afektif adalah individu menerima dan yakin terhadap tujuan dan nilai organisasi. Wang (2002) menemukan bahwa budaya kolektivis menjadi salah satu faktor yang signifikan memunculkan komitmen afektif. Hal ini disebabkan karena individu pada budaya kolektivis cenderung mampu menerima nilai dan tujuan dalam kelompok. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia yang cenderung menganut budaya kolektivis cenderung untuk membangun komitmen afektif terhadap organisasi atau perusahaan tempat bekerja. Selain itu, individu dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

budaya kolektivis juga lebih mampu untuk menginternalisasi nilai dan ajaran agama sehingga mengarahkan pada religiusitas intrinsik yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik korelasi Spearman rho, hasil uji hipotesis menunjukkan terdapat hubungan positif, cukup kuat, dan signifikan antara religiusitas intrinsik dengan komitmen afektif (N = 100; r=0,381; p=0,000). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi religiusitas intrinsik karyawan, semakin tinggi pula komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan. Sebaliknya, semakin rendah religiusitas intrinsik, maka semakin rendah pula komitmen afektif karyawan terhadap perusahaan.

B. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan penelitian. Pertama, Keterbatasan literatur dan penelitian mengenai variabel religiusitas intrinsik. Kedua, proses pengambilan data dilakukan dengan melalui perantara dan tidak dilakukan secara langsung oleh peneliti sehingga beberapa skala tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi karakteristik subjek dalam penelitian ini. Ketiga, jumlah subjek pada setiap agama hanya 20 orang sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan secara luas. Selanjutnya, lama bekerja subjek dalam penelitian ini sangat bervariasi padahal dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa lama

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

bekerja memiliki korelasi dengan komitmen afektif (Meyer et al., 2002; Haunter & Thatcher, 2007; Wasti, 2003). Selain itu, rentang usia subjek dalam penelitian ini terlampau jauh padahal usia dianggap memiliki hubungan dengan komitmen afektif (Meyer et al., 2002; Zhang & Bloemer, 2011; Stinglhamber, Marique, Caesens, Hanin, & Zanet, 2015). Usia juga berkaitan dengan religiusitas intrinsik. Individu yang lebih tua cenderung untuk memiliki religiusitas intrinsik yang tinggi dibandingkan dengan individu yang masih muda (Colbert et al., 2009).

C. Saran 1. Bagi Peneliti Berdasarkan keterbatasan penelitian, peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperkaya data dengan menggunakan sampel yang lebih banyak sehingga bisa digeneralisasikan untuk menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Selain itu, pelaksanaan pengambilan data dapat dilakukan secara langsung untuk meminimalisir kesalahan dalam pengambilan data. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti mengenai korelasi yang berkaitan dengan variabel komitmen organisasi diharapkan untuk mengontrol aspek lama bekerja dan usia subjek dengan menentukan lama bekerja dan rentang usia subjek yang tidak terlampau jauh. Penelitian mengenai religiusitas intrinsik juga membuka peluang bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian tersebut agar dapat memperkaya pengetahuan mengenai variabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

tersebut. Peneliti juga sebaiknya melakukan penelitian mengenai religiusitas dengan melibatkan pengukuran terhadap religiusitas ekstrinsik individu. 2. Bagi Subjek Berdasarkan hasil penelitian, subjek memiliki komitmen afektif yang tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu, subjek diharapkan dapat meningkatkan komitmen terhadap perusahaan dengan menanamkan nilai dan tujuan perusahaan, berusaha untuk kemajuan perusahaan, dan tetap bekerja pada perusahaan tersebut. Selain itu, subjek dapat menyadari peran religiusitas dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Aamodt, Michael G. (2010). Industrial or Organizational Psychology 6th Edition. USA: WADSWORTH Cengage Learning Allport, Gordon W.(1965). The Individual and His Religion. New York: Macmillan Azwar, S. (2009). Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Penerbit Pustaka Pelajar Bardi, Anat., & Schwartz, Shalom H. (2003). Values and Behavior: Strength and Structure of Relations. Personality and Social Psychology Bulletion, 29, 12071220 Brown, L.B. (1973). Psychology and Religion. Australia: Penguin Education Carpenter, Thomas P. & Marshall, Margaret A. (2009). An Examination of Religious Priming and Intrinsic Religious Motivation in the Moral Hypocrisy Paradigm.Journal for the Scientific Study of Religion, Vol.48 No.2, hal.386-393 Chenever, Denis., Vandenberghe, Christian., & Tremblay, Michel. (2015). Multiple Sources of Support, Affective Commitment, and Citizenship Behaviors: The Moderating Role of Passive Leadership. Personnel Review, Vol. 44 No. 1, pp. 69-99 Choi, Suk Bong., Tran, Thi Bich., & Park, Bying Il.(2015). Inclusive Leadership and Work Engagement: Mediating Roles of Affective Organizational Commitment and Creativity. Social Behavior and Personality, 43(6), hal. 931-944 Colquitt, Jason A., LePine, Jeffrey A., &Wesson, Michael J. (2013).Organizational Behavior. New York: McGraw-Hill Education Day, Nancy E. & Hudson, Doranne.(2011). US Small Company Leaders’ Religious Motivation and Other-Directed Organizational Values.International Journal of Enterpreneurial Behaviour & Reasearch, Vol. 17 No. 4, hal. 361-379 Genia, Vicky. (1993). A Psychometric Evaluation of the Allport-Ross I/E Scales in a Religiosity Heteregenous Sample. Journal for the Scientific of Religion, Vol. 32 No. 3, hal. 284-290 Glock, Charles Y.,& Stark, Rodney.(1965). Religion& Society in Tension. US: Rand McNally & Company

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

Gorsuch, Richard L. & McPherson, Susan E. (1989). Intrinsic/Extrinsic Measurement: I/I-Revised and Single-Item Scales. Journal for the Scientific Study of Religion, Vol. 28 No. 3, pp. 248-354 Guntur, Ria M.Y., Haerani, Siti.,& Hasan, Muhlis. (2012). The Influence of Affective, Continuance, and Normative Commitments on The Turnover Intetions of Nurses at Makassar’s Private Hospitals In Indonesia. African Journal of Business Management, Vol.6 No.38, hal. 10303-10311 Haslam, Alexander. 2004. Psychology in Organizations: The Social Identity Approach. Sage Publication Herrbach, Olivier. (2006). A Matter of Feeling? The Affective Tone of Organizational Commitment and Identification. Journal of Organizational Behavior, Vol. 27, No. 5, pp. 629-643 Hunter, Larry W. & Thatcher, Sherry M. (2007). Feeling The Heat: Effects of Stress, Commitment, and Job Experience on Job Performance. The Academy of Management Journal, Vol. 5 No. 4, pp 953-968 Islam, Talat., Ahmed, Ishfaq., Ahmad, Ungku. (2015). The Influence of Organizational LEarning Culture and Perceived Organizational Support on Employees’ Affective Commitment and Turnover Intention. Nankai Business Review International, Vol. 6 No. 4, pp. 417-431 Keskes, Imen. (2014). Tranformational Leadership and Organizational Commitment: Mediating Role of Leader-Member Exchange. Thesis yang diterbitkan, Universitat Politecnica de Catulnya. Kutcher, Eugene. J., Bragger, Jennifer D., Rodriguez-Srednicki, Ofelia.,& Masco, J.L. (2010). The Role of Religiosity in Stress, Job Attitudes, and Organizational Citizenship Behavior.Journal of Business Ethics, Vol. 95 No.2, hal. 319-337 Kreitner, Robert. &Kinicki, Angelo.(2008). Perilaku Organisasi(Edisi ke-9). Jakarta: Penerbit Salemba Empat Kristof-Brown, Amy L., Zimmerman, Ryan D., & Johnson, Erin C. (2005). Consequences of Individuals’ Fit At Work: A Meta-Analysis of Person-Job, Person-Organization, Person-Group, and Person-Supervisor Fit. Personnel Psychology, 58, 281-342 Landy, Frank J. & Conte, Jeffrey M. (2010). Work in The 21st Century: An Introduction to Industrial and Organizational Psychology Third Edition. USA John Wiley & Sons, Inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

Laufer, Avital.& Solomon, Zahava. (2011). The Role of Religious Orientations in Youth’s Posttraumatic Symptom After Exposure to Terror. Journal of Religion and Health, Vol.50, hal. 687-699 Lee, Kibeom., Allen, Natalie J., Meyer, John P. Rhee, Kyung-Yong. (2001) the Three-Component Model of Organizational Commitment: An Appication to South Korea. Applied Psychology: An International Review, 50 (4), pp. 596-614 Lee, Jaewon & Peccel, Riccardo. (2007). Perceived Organizational Support and Affective Commitment: The Mediating Role of Organization-Based Self-Esteem in the Context of Job Insecurity. Journal of Organizational Behavior, Vol. 28, No. 6, pp. 661-685 Lee, Olivia F., Tan, James A., & Javalgi, Rajeshekhar. (2010). Goal Orientation and Organizational Commitment: Individual Difference Predictors of Job Performance. International Journal of Organizational Analysis, Vol. 18 No. 1, pp. 129-150 Liu, Chung-chu. (2010).The Relationship Between Personal Religious Orientation and Emtoisonal Intelligence. Social Behavior and Personality, Vol.38 No.4, hal. 461-468 Luthans, Fred. (2011). Organizational Behavior: An Evidence-Based Approach 12thEdition. New York: McGraw-Hill Company Matsumoto, David. & Juang, Linda. (2008). Culture and Psychology 4th Edition. USA: WADSWORTH CENGAGE Learning Meyer, John P. & Allen, Natalie J. (1990). The Measurement and Antecedents of Affective, Continuance and Normative Commitment to The Organization. Journal of Occupational Psychology, Vol. 63, hal. 1-18 Meyer, John P., & Allen, Natalie. J. (1991). A Three-Component Conceptualization of Organizational Commitment. Human Resource Management Review, Vol. 1 No. 1, hal. 61-89 Meyer, John. P., Allen, Natalie L., Smith, Carl A. (1993). Commitment to Organization and Occupations: Extension and Test of A Three-Component Model. Journal of Applied Psychology, 78, pp. 583-551 Meyer, John. P., Stanley, David .J., Herscovitch L., & Tapolnytsky Laryssa. (2002). Affective, Continuance, and Normative Commitment to the Organization: A Meta-analysis of Antecedents, Correlates, and Consequences. Journal of Vocational BehaviorVol.61 No. , hal 20-52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54

Meyer, John P., Becker, Thomas E., & Van Dick, Rolf. (2006). Social Identities and Commitments at Work: Toward An Integrative Model. Journal of Organizational Behavior, Vol. 27 No. 5, pp. 665-683 Moorhead, Gregory.& Griffin, Ricky W. (2013). Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia & Organisasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Osman-Gani Aahmad. M., Hashim,Junaidah., dan Ismail, Yusof. (2013). Establishing Linkages Between Religiosity dan Spirituality on Employee Performance. Employee Relations, Vol. 35 No. 4, hal. 360-376 Paloutzian, Raymond F. (1996). Invitation to The Psychology of Religion.Boston: Allyn & Bacon Perryer C., Jordan C., Firns I., & Travoglione A. (2010). Predict Turnover Intentions: The Interactive Effects of Organizational Commitment and Perceived Organizational Support. Management Research Review Vol. 33 No.9, hal. 911923 Power, Leah. & McKinney, Cliff. (2014). The Effects of Religiosity on Psychopathology in Emerging Adults: Intrinsic Versus Extrinsic Religiosity. Journal of Religion and Health, Vol. 53, hal. 1529-1538 Purwanto, Erwan A., & Sulistyastuti, Dyah R. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif: untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Yogyakarta: Penerbit Gava Media Riggio, Ronald E. (2008). Introduction to Industrial or Organizational Psychology 5th edition.New Jersey: Pearson Education, Inc. Robbins, Stephen P. & Judge, Timothy A. (2008). Perilaku Organisasi(edisi ke-12). Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi: Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Sharma, Jyoti. & Dhar, Rajib L. (2016). Factors Influencing Job Performance of Nursing Staff: Mediating Role of Affective Commitment. Personnel Review, Vol. 45 No. 1 Simosi, Maria. (2010). The Role of Social Socialization Tactics in The Relationship Between Socialization Content and Newcomers’ Affective Commitment. Journal of Managerial Psychology, Vol. 25 No. 3, pp. 301-327

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

Sopiah. (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi Spector, Paul E. (2008). Industrial and Organizational Psychology: Research and Practice 5th edition. USA: John Wiley & Sons, Inc. Stinglhamber, Florence., Marique, Geraldine., Caesens, Gaetane., Hanin, Dorothee., & De Zanet., Fabrice. (2015). The Influence of Trasformational Leadership on Followers’ Affective Commitment: The Role of Perceiver Organizational Support and Supervisor’s Organizational Embodiment. Career Development International, Vol. 20, No. 6, pp. 583-603 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta Supratiknya, Agustinus. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma Triatna, Cepi. (2015). Perilaku Organisasi dalam Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset Valentine, Sean., Godkyn, Lynn., & Lucero, Margaret. (2002). Ethical Context, Organizational Commitment, and Person-Organization Fit. Journal of Business Ethics, Vol. 41 No. 3, hal. 349-360 Van Dick, Rolf., Becker, Thomas E., & Meyer, John P. (2006). Commitment and Identification: Forms, Foci, and Future. Journal of Organizational Behavior, Vol. 27, No. 25, 545-548 Vitell, Scott J., Paolillo, Joseph. & Singh, Jatinder J. (2005).Religiosity and Consumer Ethics. Journal of Business Ethics, Vol. 57 No. 2, hal. 175-181 Vitell, Scott J., Bing, Mark N., Davison, H.K., Ammeter, Anthony P., Garner, Bart.L. & Novicevic, Milorad M. (2009). Religiosity and Moral Identity: The Mediating Role of Self-Control. Journal of Business Ethics, Vol. 88 No. 44, hal. 601-613 Waluyo, Minto. (2013). Psikologi Industri. Jakarta: Akademia Permata Wang, Lei., Bishop, James W., Chen Xiangming, & Scott, Dow. (2002).Collectivist Orientation as A Predictor of Affective Organizational Commitment: A Study Conducted in China. The International Journal of Organizational Analysis, Vol. 10 No. 3, hal. 226-239 Wasti., Arzu. (2003). The Influence of Cultural Values on Antecedents of Organizational Commitment: An Individual-Level Analysis. Applied Psychology: An International Review, 52 (4), 533-554

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56

Yan-Kai Fu. (2013). High-Performance Human Resouces Practices Moderate Flight Attendants’ Organizational Commitment and Organizational Citizenship Behavior. Social Behavior and Personality, 41(7), pp. 1195-1208 Zhang C., Ling W., Zhang Z., & Xie J. (2015). Organizational Commitment, Work Engagement, Person-Supervisor Fit, and Turnover Intention: A Total Effect Moderator Model. Social Behavior and Personality, Vol. 43 No.10, hal. 16571666 Zhang, Jing., & Bloemer, Josee. (2011). Impact of Value Congruence of Affective Commitment: An Examining The Moderating Effect. Journal of Service Management, Vol. 22, 160-182 https://geert-hofstede.com/indonesia.html,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

LAMPIRAN 1 Skala Direct-Translation dan Back-Translation

1.

Religiusitas Intrinsik Direct-translation

Back-transaltion

Saya berusaha keras untuk

I tried hard to light up my religion in

menghidupkan agama saya ke tengah-

the middle of my other earthly

tengah perkara-perkara duniawi saya

activities

.

yang lain. Cukup sering saya menyadari kehadiran

Quite often I realize the presence of

Tuhan atau Roh Ilahi.

God or the Divine Spirit.

Kepercayaan agamaku mendasari

My belief in religion underlies my

keseluruhan pendekatan saya terhadap

whole approach to life.

hidup. Agama benar-benar menjadi istimewa

Religion is really special for me

bagi saya karena agama menjawab

because it answers many questions

banyak pertanyaan tentang makna

about the meaning of life.

kehidupan. Saya membaca buku referensi tentang

I read reference books about my

iman saya.

faith.

Penting bagi saya untuk menghabiskan

It is important for me to spend time

waktu untuk merenung dan meditasi

to

relijius.

meditation.

reflect

and

have

religious

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

2.

Komitmen Afektif Direct-translation

Back-translation

Saya akan sangat senang untuk

I would be very happy to spend the

menghabiskan sisa karir saya di

rest of my career at this company.

perusahaan ini. Saya benar-benar merasa bahwa

I really feel that the company's

masalah perusahaan adalah juga

problem is also my problem.

masalah saya. Saya tidak mempunyai rasa memiliki

I do not have a strong sense of

yang kuat terhadap perusahaan saya.

ownership towards my company.

Saya tidak merasa “terikat secara

I do not feel "emotionally involved"

emosional” dengan perusahaan ini.

with this company.

Saya tidak merasa “bagian dari

I do not feel like a "part of the

keluarga” di perusahaan saya.

family" at my company.

Perusahaan ini memiliki makna

The

personal bagi saya

meaning for me

company

has

a

personal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

LAMPIRAN 2 Pemeriksaan Skala oleh Native Speaker 1. Skala Religiusitas Intrinsik Skala Asli

Komentar

Skala Back-translation

I try hard to carry my

I tried hard to light up my

religion over into all my

religion in the middle of my

other dealings in life

other earthly activities

Quite often i have been

Quite often I realize the

Arti sama tapi change tried ke try krna tried itu past tense Ok

keenly aware of the presence presence of God or the of God or the Devine Being

Divine Spirit.

My religous beliefs what

My belief in religion

really lie behind my whole

underlies my whole

approach to life

approach to life.

Religion is especially

Religion is really special for

important to me because it

me because it answers many

answers many questions

questions about the meaning

about the meaning of life

of life.

I read literature about my

I read reference books about

faith

my faith.

It is important to me to

It is important for me to

spend periods of time in

spend time to reflect and

private religious thought and

have religious meditation.

meditation

Ok

Ok

Ok

Ok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

2. Skala Komitmen Afektif Skala Asli

Komentar

Skala Back-Translation

I would be very happy to

I would be very happy to

spend the rest of my career

spend the rest of my career

with this organization

at this company.

I really feel as if this

I really feel that the

organization‟s problems are

company's problem is also

my own

my problem.

I do not feel a string sense of I do not have a strong sense „belonging‟ to my

of ownership towards my

organization

company.

I do not feel „emotionally

I do not feel "emotionally

Ok

OK

OK

Ok

attached‟ to this organization involved" with this company. I do not feel like „part of the

I do not feel like a "part of

family‟ at my organization

the family" at my company.

This organization has a great The company has a personal deal of personal meaning for me

meaning for me

Ok

Ok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

LAMPIRAN 3 Skala Final Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif

SKALA PENELITIAN

Disusun oleh : Novia Christine Feoh

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i Yang turut berpartisipasi dalam penelitian ini

Dengan hormat, Saya Novia Christine Feoh selaku mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, meminta bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk meluangkan waktu sejenak mengisi kuesioner penelitian ini. Saya berharap Saudara/i mengisi kuesioner ini secara lengkap dan sesuai dengan keadaan, perasaan , serta pikiran Bapak/Ibu/Saudara/i saat ini. Tidak ada penilaian benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini dan semua tanggapan yang diberikan Bapak/Ibu/Saudara/i akan sangat terjaga kerahasiaannya. Kuesioner ini terbagi dalam dua bagian, saya harap jangan sampai ada pernyataan yang terlewati atau tidak terajawab. Saya juga memohon agar Bapak/Ibu/Saudara/i untuk selalu memperhatikan petunjuk pengisian dan instruksi yang diberikan sebelum mengisi kuesioner ini. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Novia Ch. Feoh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

IDENTITAS Mohon diisi dengan lengkap

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Inisial

:

Usia

:

Jenis kelamin : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu) Agama

:

Lama bekerja di perusahaan saat ini : Status karyawan

: Tetap/Kontrak/Lain-lain (coret yang tidak perlu)

Menyatakan kesediaan saya untuk mengisi skala ini secara sukarela tanpa adanya unsur paksaan ataupun tekanan dari pihak manapun. Semua respon yang saya berikan mewakili apa yang saya alami dalam kehidupan saya sehari-hari dan bukan atas pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga memberikan ijin agar jawaban saya dapat digunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Menyetujui

__________________

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

BAGIAN I PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan dan anda alami selama bekerja di perusahaan tempat anda bekerja sekarang. Anda diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili pikiran, perasaan, dan kondisi yang anda alami saat ini. Pada setiap pernyataan, ada enam pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut: STS

: Sangat Tidak Setuju

TS

: Tidak Setuju

ATS

: Agak Tidak Setuju

AS

: Agak Setuju

S

: Setuju

SS

: Sangat Setuju

Contoh : No

Pernyataan

1

Saya merasa nyaman bekerja di

STS

TS

ATS

AS

S

SS

X

perusahaan ini

Apabila anda ingin mengganti jawaban, anda bisa memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kondisi anda. Contoh : No

Pernyataan

1

Saya berusaha keras untuk memajukan perusahaan

STS

TS

ATS

AS

S

SS

X

Ӿ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada jawaban yang salah.

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!

No

Pernyataan

1

Saya akan sangat senang untuk menghabiskan sisa karir saya di perusahaan ini.

2

Saya benar-benar merasa bahwa masalah perusahaan adalah juga masalah saya.

3

Saya tidak mempunyai rasa memiliki yang kuat terhadap perusahaan saya.

4

Saya tidak merasa “terikat secara emosional” dengan perusahaan ini.

5

Saya tidak merasa “bagian dari keluarga” di perusahaan saya.

6

Perusahaan ini memiliki makna personal bagi saya.

STS

TS

ATS

AS

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67

BAGIAN II PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan yang terkait dengan apa yang anda rasakan dan anda alami dalam kehidupan anda sehari-hari. Anda diminta untuk memberikan persetujuan anda terhadap pernyataanpernyataan yang disajikan dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang paling mewakili pikiran, perasaan, dan kondisi yang anda alami saat ini. Pada setiap pernyataan, ada lima pilihan jawaban yang tersedia sebagai berikut: STS

: Sangat Tidak Setuju

TS

: Tidak Setuju

R

: Ragu-ragu

S

: Setuju

SS

: Sangat Setuju

Contoh : No 1

Pernyataan

STS

TS

R

Saya selalu meluangkan waktu untuk berdoa

S

SS

X

Apabila anda ingin mengganti jawaban, anda bisa memberi tanda sama dengan (=) pada jawaban yang ingin anda ganti. Lalu, berilah tanda silang (X) pada jawaban yang lebih sesuai dengan pikiran, perasaan, dan kondisi anda. Contoh : No 1

Pernyataan

STS

TS

R

Saya berusaha mempraktekan ajaran agama saya dalam kehidupan sehari-hari

Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda untuk setiap pernyataan. Oleh sebab itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai untuk mewakili persetujuan anda terhadap pernyataan yang disajikan. Sekali lagi, tidak ada jawaban yang salah.

S

SS

Ӿ

X

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68

Selamat mengerjakan, jangan sampai ada yang terlewatkan!

No

Pernyataan

1

Saya berusaha keras untuk menghidupkan agama saya ke dalam aktivitas saya sehari-hari.

2

Cukup sering saya menyadari kehadiran Tuhan atau Roh Ilahi.

3

Kepercayaan agama saya mendasari keseluruhan pendekatan saya terhadap hidup.

4

Agama benar-benar menjadi istimewa bagi saya karena agama menjawab banyak pertanyaan tentang makna kehidupan.

5

Saya membaca buku referensi tentang iman saya.

6

Penting bagi saya untuk menghabiskan waktu untuk merenung dan meditasi relijius

STS

TS

R

S

SS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69

LAMPIRAN 4 Reliabilitas Skala 1.

Religiusitas Intrinsik Case Processing Summary

N Cases

Valid Excludeda Total

% 100

100.0

0

.0

100

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items .821

6

Item-Total Statistics

Corrected

Cronbach's

Scale Mean if Scale Variance

Item-Total

Alpha if Item

Item Deleted

Correlation

Deleted

if Item Deleted

RI1

20.69

8.378

.527

.804

RI2

20.59

7.881

.575

.795

RI3

20.57

8.308

.689

.777

RI4

20.50

7.808

.709

.767

RI5

21.06

8.178

.516

.808

RI6

20.84

7.611

.558

.802

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70

2.

Komitmen Afektif Case Processing Summary N

Cases

Valid Excludeda Total

%

100

100.0

0

.0

100

100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items .807

6

Item-Total Statistics

Corrected

Cronbach's

Scale Mean if Scale Variance

Item-Total

Alpha if Item

Item Deleted

Correlation

Deleted

if Item Deleted

KA1

21.70

20.414

.467

.804

KA2

21.47

20.898

.589

.773

KA3

21.44

19.481

.715

.744

KA4

21.53

20.272

.586

.772

KA5

21.29

20.329

.594

.771

KA6

21.37

21.791

.474

.797

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71

LAMPIRAN 5 Hasil Uji Normalitas dan Uji Linearitas

1.

Hasil Uji Normalitas Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Statistic

2.

df

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

Df

Sig.

KA

.064

100

.200*

.974

100

.047

RI

.150

100

.000

.946

100

.000

Uji Linearitas Religiusitas Intrinsik dan Komitmen Afektif ANOVA Table

Sum of Squares Komitmen

Between Groups (Combined)

Mean df

Square

F

Sig.

699.066

15

46.604

1.847

.041

249.871

1

249.871

9.904

.002

449.195

14

32.085

1.272

.242

Within Groups

2119.174

84

25.228

Total

2818.240

99

Afektif *

Linearity

Religiusitas Deviation from

Intrinsik

Linearity

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72

LAMPIRAN 6 Hasil Uji Hipotesis Korelasi antara Religiusitas Intrinsik dengan Komitmen Afektif Correlations

KA Spearman's rho KA

1.000

.381**

.

.000

100

100

.381**

1.000

Sig. (2-tailed)

.000

.

N

100

100

Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N

RI

RI

Correlation Coefficient

LAMPIRAN 7 Hasil Analisis Tambahan

1.

Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Religiusitas Intrinsik One-Sample Test

Test Value = 18 95% Confidence Interval of the Difference

Mean t RI

20,506

df

Sig. (2-tailed) 99

,000

Difference 6,850

Lower

Upper 6,19

7,51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73

2.

Analisis One-Sample T-Test Mean Empirik dan Mean Teoritik Komitmen Afektif One-Sample Test Test Value = 21 95% Confidence Interval of the Difference t

KA

8,921

df

Sig. (2-tailed) 99

,000

Mean Difference 4,760

Lower

Upper 3,70

5,82