HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN KONSEP DIRI DENGAN SIKAP

Download kepercayaan terhadap gagasan-gagasan sendiri dan kemandirian dalam memberikan pertimbangan. Pengertian Motivasi Berprestasi. Motivasi adala...

0 downloads 479 Views 131KB Size
HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN KONSEP DIRI DENGAN SIKAP KREATIF (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Islam di Kecamatan Pondok Melati Kota Bekasi, Tahun 2012)

MARETA BAYANIE Universitas Negeri Jakarta Jl. Laskar Pekayon Jaya, Jawa Barat, E-mail: [email protected]

Abstract: The purpose oft his study was to obtainan overview of achievement motivation and selfconcept and attitude of the students' creative class III SD, SD Islam in sub Pondok Melati, Bekasi, 2012. This study uses quantitative methods to th ecorrelation alapproach. The study population was primary school students in grade III. Study sample were 38 students chosen at random sampling. The data was collected using a question naireform insrumen. The results showed that achievement motivation (X1) and the concept of self (X2), either individuallyor jointly have a positive relationshi pwith acreative attitude (Y). The conclusion ofthis study was achievement motivation and self-conceptc on tributed significantly to th ecreative attitude. This study provided input to early childhood education environment, in this case education in elementary grade III to give high attention to th easpects of achievement motivation and self-conceptof students in the learning process so that the creative attitude of students class III SD can continue to grow. Education and learning processis expected to stimulate thinking, attitudes and behavior of the creative-productive, as well as logical thinking and reasoning, that could lead to the formation of potential students who are intelligent, creative and innovative. Key words: a chievement motivation, self-concept, creative attitudes, student

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran motivasi berprestasi dan konsep diri dan sikap siswa kreatif SD kelas III, SD Islam di Pondok Melati, Bekasi 2012. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Populasi penelitian adalah siswa sekolah dasar di gradell. Sampel penelitian adalah 38 siswa yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen pertanyaan naireform. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi ( X1 ) dan konsep diri ( X2 ), baik individual menunjuk bersama-sama memiliki hubungan positif dengan sikap acreative ( Y )., kontribusi signifikan terhadap sikap kreatif. Penelitian ini meberikan masukan kepada anak usia dini pendidikan lingkungan, dalam hal ini pendidikan kasus di gradell dasar untuk memberikan perhatian yang tinggi terhadap aspek motivasi berprestasi dan konsep diri siswa dalam proses belajar bahwa sikap kreatif siswa kelas III SD dapat terus tumbuh. Pendidikan dan pembelajaran proses diharapkan dapat merangsang pemikiran, sikap dan perilaku dari berpikir kreatif- produktif, serta logis dan penalaran, yang bisa mengarah pada pembentukan potensi siswa yang cerdas, kreatif dan Inovatif. Kata Kunci: Motivasi berprestasi, konsep diri, sikap kreatif

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie Kreativitas merupakan suatu potensi

Penelitian ini memfokuskan pada

yang sangat bermakna bagi hidup anak.

aspek sikap kreatif siswa kelas III SD,

Melalui kreativitas, anak akan mampu

sebagai bagian dari hasil proses belajar,

menemukan cara memecahkan persoalan

dihubungkan dengan faktor

yang dihadapinya secara efektif dan efisien

yang mempengaruhi kemampuan diri anak

sehingga memiliki kemungkinan lebih

pada

besar untuk sukses di masa depannya.

belajar,

Anak kreatif akan menemukan cara baru,

berprestasi dan konsep diri.

keberhasilannya khususnya

psikologis

dalam

proses

faktor

motivasi

karya baru ataupun solusi baru dari

Berdasarkan latar belakang di atas,

kesulitan-kesulitan yang dihadapi sehingga

maka peneliti membuat rumusan masalah

kehidupan menjadi lebih maju, lebih

yang akan dijawab dalam penelitian:

mudah, lebih indah, lebih nyaman, lebih

1. Apakah

ada

hubungan

antara

motivasi berprestasi dengan sikap

cepat dan sebagainya. Proses pembelajaran untuk anak usia dini di Sekolah Dasar pada umumnya

kreatif siswa kelas III SD? 2. Apakah

ada

hubungan

antara

masih kurang memberi peluang bagi

konsep diri dengan sikap kreatif

pengembangan potensi kreatif anak.Proses

siswa kelas III SD?

belajar lebih diarahkan pada kemampuan

3. Apakah

ada

hubungan

antara

anak untuk menghafal dan menimbun

motivasi berprestasi dan konsep diri

informasi

secara bersama-sama dengan sikap

tanpa

upaya

pemahaman

informasi tersebut dihubungkan dengan

kreatif siswa kelas III SD?

kehidupan sehari-hari. Anak didik menjadi pintar secara teoritis tetapi miskin aplikasi. Proses belajar seharusnya mampu mendorong

anak

untuk

berhasil

mengembangkan seluruh

Pengertian Sikap Kreatif/ Kreativitas Kreativitas, menurut Guilford dalam Reeta Sonawat (2007:2), bersifat komplek yang melibatkan banyak kemampuan dan

potensinya agar menjadi anak yang

kualitas personal yang bersifat unik.

cerdas sekaligus kreatif. Oleh karena itu

Rhodes dalam Utami Munandar (2002:25)

proses

menyimpulkan bahwa kreativitas pada

belajar

mengakomodasi

harus faktor-faktor

mampu yang

umumnya

didefinisikan

dari

sudut

mempengaruhi keberhasilan anak dalam

pandang

mengembangkan seluruh potensinya agar

pendorong (press), proses (process), dan

menjadi

produk (product), yang kemudian dikenal

kreatif.

anak

yang cerdas sekaligus

sebagai

sebagai

“Four

pribadi

P’s

(person),

of

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie Creativity”.Kreativitas

sebagai

kreativitas sebagai suatu pengalaman

Pribadi

menyenangkan dan dihargai.

(Person), didefinisikan sebagai ekspresi keunikan individu yang berkaitan dengan

3.

Kesempatan

untuk

mendapatkan

aktualisasi diri. Roger dalam Martini

cukup waktu bebas

Jamaris (2010:93) menjelaskan bahwa

dengan

sumber

mencobanya dalam bentuk baru dan

kreativitas

itu

adalah

berkembang

menjadi

kecenderungan

untuk

matang,

serta

mengekspresikan

dan mengaktifkan semua kemampuan. Kreativitas

sebagai

gagasan-gagasan

dan

orisinal.

kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk

untuk bermain

4.

Tersedianya sarana untuk merangsang dorongan

eksperimentasi

dan

eksplorasi yang merupakan dua unsur penting dari semua kreativitas.

Pendorong suatu

Kreativitas sebagai Proses (Process)

kreativitas terwujud lebih karena adanya

didefinisikan sebagai kemampuan berpikir

press atau dorongan, baik itu berasal dari

untuk membuat kombinasi baru yang

dalam diri (dorongan internal) maupun

berkaitan dengan pemecahan masalah.

dari lingkungan (dorongan

eksternal).

Semiawan (2009:134) mendeskripsikan

meningkatkan

bahwa kreativitas merupakan suatu untaian

(Press)

Kondisi

menyatakan

yang

kreativitas

bahwa

dapat

anak,

menurut

Hurlock

pada

(1997:11) antara lain :

berbagai

individu.

Kreativitas

memperoleh

terwujud melalui sebuah proses berpikir

pengetahuan dimana semakin banyak

kreatif yang meliputi tahap persiapan,

pengetahuan yang diperoleh anak

inkubasi,

iluminasi

dan

verifikasi.

semakin baik dasar untuk untuk

Kreativitas

sebagai

Produk

(Product)

mencapai hasil yang kreatif karena

diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

kreativitas

menghasilkan atau menciptakan sesuatu

1. Kesempatan

2.

proses kognitif yang bisa dikembangkan

untuk

tidak

muncul

dalam

kehampaan.

yang baru dan berguna. Seseorang dinilai

Lingkungan keluarga dan sekolah

kreatif jika telah menghasilkan inovasi

yang mendidik secara demokratis dan

baru, Safaria (2005:15).

mendorong

“Four P’s of Creativity” secara

kemandirian dan kepercayaan diri(dua

keseluruhan saling berhubungan antara

kualitas

mendukung

satu dengan lainnya. Pribadi kreatif yang

menjadikan

melibatkan diri dalam proses kreatif dan

permisif,

yang

yang

kreativitas),

sangat serta

didukung oleh faktor pendorong internal

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie dan eksternal akan menghasilkan produk

Sikap bukan merupakan sesuatu yang

kreatif.Kreativitas,

Hurlock

melekat sejak lahir tetapi diperoleh melalui

(1997:5), merupakan proses, bukan hasil,

proses pembelajaran yang selaras dengan

merupakan

perkembangan hidup.

menurut

bentuk

imajinasi

yang

dikendalikan, mempunyai tujuan, timbul

Sikap

kreatif

(afektif

kreatif),

dari pemikiran divergen yang mencakup

berdasarkan uraian sebelumnya, dapat

kemampuan mental dan tidak sinonim

diartikan sebagai suatu kecenderungan

dengan

ke

untuk bertindak kreatif dan merupakan

penciptaan sesuatu yang baru, berbeda dan

komponen afektif dari kreativitas. Menurut

karenanya unik bagi orang itu, baik itu

Guilford

dalam

Mariyana

berbentuk lisan atau tulisan, maupun

berpikir

kreatif

dan

kongkret atau abstrak dimana kemampuan

merupakan

mencipta ini bergantung pada perolehan

kreativitas.Keterampilan

berpikir

pengetahuan yang diterima.

kreatifmemiliki

berpikir

kecerdasan,

mengarah

(2008:7),

sikap

kreatif

ciri

utama

karakteristik

lancar (fluency), fleksibel (flexibility), orisinal

Sikap Kreatif Sikap berasal dari kata Latin “optus” yang

berarti

dalam

keadaan

siap

(originality),

dalammemperinci

terampil

(elaboration),

dan

menilai (evaluation). Sedangkan sikap

melakukan aksi. Menurut Atkinson, dkk.

kreatif

menurut,

Utami

(1982:392), sikap merupakan komponen

(2002:50),

afektif dalam suatu sistem yang terbagi

keterbukaan terhadap pengalaman baru,

atas tiga bagian, yang meliputi komponen

kelenturan

afektif, komponen keyakinan (kognitif)

dalam berekspresi, menghargai fantasi,

dan komponen tindakan (perilaku). Sikap

minat

menentukan bagaimana seseorang bereaksi

kepercayaan

terhadap situasi serta menentukan apa

sendiri

yang dicari seseorang dalam kehidupan,

memberikan pertimbangan.

memiliki

dalam

terhadap

karakteristik

berpikir,

kebebasan

kegiatan

terhadap

dan

Munandar

kreatif,

gagasan-gagasan

kemandirian

dalam

(Slameto, 188). Sikap belum merupakan suatu

tindakan.

Sikap

adalah

Pengertian Motivasi Berprestasi

kecenderungan untuk bertindak berkenaan

Motivasi adalah kondisi fisiologis

dengan objek tertentu, baik secara positif

dan psikologis yang terdapat dalam diri

maupun negatif. Objek sikap tersebut

seseorang

dapat

melakukan

berupa

suatu

benda,

orang,

kelompok, tempat, situasi atau gagasan.

yang

mendorongnya aktifitas

untuk tertentu

gunamencapai suatu tujuan atau kebutuhan

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie tertentu.

Menurut

Atkinson,

dkk.

menggunakan

standar

keungguluan.

(1982:49), motivasi itu mengacu pada

Motivasi berprestasi memberi daya dalam

faktor

dan

mental manusia untuk melakukan suatu

mengarahkan perilaku. McClelland dalam

kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih

Desmita

teori

efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan

bahwa energi motivasi bisa berbeda sesuai

yang dilaksanakan sebelumnya.Motivasi

dengan kekuatan kebutuhan seseorang,

berprestasi mengandung tiga komponen,

yaitu kebutuhan untuk berprestasi (need

yaitu

for

untuk

kompetensi dan keinginan menyelesaikan

berkuasa (need for power) dan kebutuhan

tugas dengan hasil yang sebaik-baiknya

untuk

for

(dorongan kognitif), keinginan siswa untuk

(achievement)

meningkatkan status dan harga diri (An

berkaitan erat dengan suatu harapan

ego-enhancing one), dan keinginan siswa

(expectation), dimana harapan terbentuk

untuk selalu diterima oleh siswa lain

melalui belajar dalam lingkungannya dan

sebagai

selalu mengandung standar keunggulan

Ausubel dalam Djaali (2008:104).

yang

menggerakkan

(2009:60)

mangajukan

achievement),

kebutuhan

berafiliasi

affiliation).Prestasi

(need

acuan

bagi

seseorang

saat

afiliasi

siswa

(dorongan

memiliki

afiliasi),

Individu dengan motivasi berprestasi

(standard of exellence) yang merupakan kerangka

keinginan

tinggi,

McClelland

dalam

Desmita

mengerjakan tugas, memecahkan masalah

(2009:61), memiliki karakteristik sebagai

dan mempelajari keterampilan lainnya.

berikut:

Prestasi merupakan indikator motivasi

1. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi

dimana individu yang terikat pada tugas

dan

akan berusaha lebih keras dan tekun

berhubungan dengan perbaikan kerja.

sehingga akan lebih berhasil. Prestasi,

2.

memperhatikan

hal-hal

yang

Berespon pada tantangan atau tingkat

Pintrich & Schunk(1996:37)

kesulitan sedang (moderat) dimana

berkorelasi positif dengan minat (choice of

kemungkinan untuk sukses adalah

task),

antara 30% sampai 50%.

menurut

usaha

(effort)

dan

ketekunan 3.

(persintence).

dalam melakukan tugas.

Motivasi berprestasi, Heckhausen dalan Djaali (2008:103), adalah dorongan

Memiliki ketekunan yang lebih lama

4.

Lebih menyukai situasi dimana ia

yang terdapat pada diri seseorang yang

memikul tanggung jawab pribadi atas

selalu

segala perbuatannya terhadap kinerja.

berusaha

memelihara

meningkatkan

kemampuannya

atau

setinggi

mungkin dalam semua aktifitasnya dengan

5.

Penerimaan terhadap umpan balik atas kinerja. Menyukai adanya umpan

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie

6.

balik yang cepat, nyata dan efisien

kesehatan

dan

penampilan

seseorang

atas segala perbuatannya.

(Physcal self), diri yang dihubungkan Berusaha

dengan moral dan etika (Moral ethical

melakukan atau menemukan sesuatu

self), diri yang dihubungkan dengan

yang baru, berbeda dan yang lebih

penilaian apakah sudah memadai sebagai

efisien.

pribadi tertentu (Personal self), diri yang

Inovatif

dan

efisien.

dihubungkan dengan keluarga dan temanteman dekatnya (Family self), serta diri

Pengertian Konsep Diri Konsep diri keseluruhan gambaran

yang dihubungkan dengan interaksinya

diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai

dengan

yang berhubungan dengan dirinya. Konsep

lingkungan sosial (Social self).Konsep diri

diri seseorang, menurut Fitts (1971:14)

bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir

dapat dipahami dari dimensi internal dan

tetapi

eksternal. Dimensi internal konsep diri

berbagai hal mengenai dirinya semenjak

meliputi penjelasan dari “siapa saya” yang

kecil dan bersifat berubah-ubah mengikuti

akan memberi gambaran diri, seperti “saya

perubahan

pintar”, “saya anak baik”, dan seterusnya

hampir setiap saat terjadi. Konsep diri

(Identity

tentang

sebagian besar ditentukan oleh peran dan

kemungkinan “menjadi apa” di masa

hubungan dengan orang lain dan apa

mendatang yang mendorong dan memandu

kiranya reaksi orang lain terhadap dirinya.

aktivitas seseorang (Behavioral Self), dan

Selain itu juga bisa terbentuk dari hasil

penilaian

yang

tindakan seseorang tersebut dimana hasil

hasilnya membentuk harga diri. Seseorang

tindakan seseorang akan mendorongnya

akan merasa harga dirinya tinggi jika

untuk melakukan introspeksi dan persepsi

seseorang itu menyukai siapa dirinya, apa

diri.

Self),

pandangan

terhadap

diri

sendiri

bermacam

berkembang

dari

perkembangan

Konsep

yang dikerjakannya dan akan kemana

orang

diri

di

dalam

pengalaman

hidup

didasarkan

yang

atas

dirinya (Judging Self). Ketiga komponen

keyakinan anak mengenai pendapat orang

ini

saling

yang dianggap penting dalam hidupnya

perbedaan

(orang tua, guru, teman sebaya) tentang

antara harapan seseorang dan gambaran

dirinya. Jika anak yakin bahwa orang-

dirinya akan semakin menjadi rendah diri.

orang penting baginya ini menyenanginya

saling

tergantung.

berhubungan Semakin

Sedangkan konsep

diri

dihubungkan

lebar

dimensi

eksternal

maka anak akan dapat mengembangkan

diri

yang

konsep

keadaan

fisik,

(1997:56).

meliputi dengan

dan

diri

yang

Konsep

positif, diri

Hurlock

menentukan

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie tingkah

laku

anak

seseorang

akan

seseorang

itu

karena

selaras

perilaku

dengan

memandang

kerangka

dasar

tumbuh

dan

cara

berkembangnya dasar-dasar pengetahuan,

dirinya

sikap dan keterampilan serta kreativitas

sendiri.Konsep diri mempengaruhi bentuk

yang

berbagai sifat. Jika konsep diri positif

menyesuaikan diri dengan lingkungannya

maka anak akan mengembangkan sifat-

dan untuk pertumbuhan dan perkembangan

sifat seperti kepercayaan diri, harga diri

selanjutnya. Proses pendidikan usia dini

dan kemampuan untuk melihat dirinya

terjadi sejak anak dalam kandungan, masa

secara realistis, sehingga menumbuhkan

bayi hingga anak berumur kurang lebih

penyesuaian sosial yang baik.Individu

delapan tahun atau yang disebut usia

yang memiliki konsep diri yang positif

sekolah dasar awal yaitu kelas 1, 2 dan 3,

akan mengembangkan sifat-sifat seperti

Santoso (2004:11).

mampu meyakini prinsip-prinsip tertentu dan

bersedia

diperlukan

untuk

mampu

Siswa kelas III Sekolah Dasar

mempertahankannya

dalam

teori

walaupun menghadapi pendapat kelompok

masuk

dalam

yang kuat, sanggup menerima dirinya

sekolah dasar. Karakteristik fisik anak usia

sebagai orang yang penting dan bernilai

sekolah

bagi orang lain, memiliki keyakinan pada

(2002:299)

adalah

kemampuannya mengatasi persoalan, tidak

kemampuan

mengon-trol tubuh dan

mencemaskan apa yang akan terjadi besok,

keseimbangannya.

mampu menikmati dirinya secara utuh

mencapai 90 % dari berat otak dewasa dan

dalam berbagai kegiatan dan peka pada

intelektual anak berkembang sebanyak

kebutuhan

sehingga

80%. Karakteristik kognitifnya, menurut

menumbuhkan penyesuaian sosial yang

Papalia, dkk. (2009:1) adalah telah mampu

baik.

mempertimbangkan

orang

lain

psikologi

periodesasi

dasar

pandang,

perkembangan anak

menurut

usia

Santrock

meningkatnya

Otak

anak

banyak

telah

sudut

mengenali banyak-nya cara

Karakteristik Siswa Kelas III Sekolah

dalam

Dasar dan Pendidikan Anak Usia Dini

mampu memproses lebih dari satu tugas

Anak

usia

dini

secara

alamiah

menyelesaikan

permasalahan,

pada saat yang sama, menemukan makna

merupakan sosok yang kreatif. Kreativitas

pada

alamiah yang bersifat potensial tersebut

menceritakan banyak hal, dan mampu

harus diberikan peluang untuk dapat terus

mengungkap kan rasa suka dan rasa tidak

berkembang. Pendidikan anak usia dini

suka.

sangat fundamental dalam memberikan

bentuk-bentuk

naratif,

mampu

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie usia

suatu masa dimana anak membentuk

sekolah dasar menurut Sujiono (2009:77)

kebiasaan untuk mencapai sukses yang

adalah mulai menunjukkan ketekunan

sekali kebiasaan tersebut terbentuk akan

dalam upaya mencapai tujuan, mampu

cenderung menetap sampai dewasa.Usia

mengembangkan

sekolah

Karakteristik

emosi

sikap

anak

empati

dan

dasar,

menurut

Hurlock

mencoba menum-buhkan rasa nyaman

(1996:146) dinamakan juga periode usia

terhadap keluarga dan teman tanpa diminta

kreatif.

untuk

kreatif ditetapkan di awal masa kanak-

melakukannya.

Sedangkan

Meskipun

karakteristik sosialnya menurut Hurlock

kanak,

(1996:147)

menggunakan

diidentifikasi

sebagai

usia

namun

dasar

kemampuan

kemampuan

dasar-dasar

untuk

ini

dalam

berkelompok dimana perhatian utama anak

kegiatan orisinal pada umumnya belum

tertuju pada keinginan kuat untuk diterima

berkembang

oleh teman-teman sebaya sebagai anggota

mencapai usia sekolah dasar. Penelitian-

kelompok,

terutama

penelitian

bergengsi

dalam

kelompok

yang

sempurna

sebelum

mengenai

anak

kreatifitas

teman-

menunjukkan bahwa anak pada periode

temannya. Selain itu mulai muncul juga

usia ini akan mengarahkan tenaga ke

keinginan

dalam kegiatan-kegiatan kreatif jika tidak

pandangan

kuat

untuk

menjalin

persahabatan. Persahabatan meru-pakan

dihalangi

salah

lingkungan.Lingkungan

satu

fenomena

interaksi

sosial

dengan

perkembangan

fisik, kognitif, emosi dan sosialnya, anak usia

sekolah

rintangan-rintangan dalam

hal

ini

termasuk lingkungan pendidikan anak usia

penting bagi anak ini. Seiring

oleh

dasar

juga

mengalami

dini pada anak usia sekolah dasar. Lingkungan pengembangan

pendidikan

potensi

kreatif

untuk anak,

perubahan dalam pandangan terhadap

diharapkan mampu menyelengga- rakan

dirinya sendiri (konsep diri).

Sekolah

proses pembelajaran yang berorientasi

dasar banyak memberikan kesempatan

pada pendekatan berpusat pada anak

kepada

membandingkan

(student centered), yaitu pendekatan yang

dirinya dengan teman-temannya sehingga,

diarahkan agar anak mampu mewujudkan

menurut

1),

perubahan, mampu berpikir kritis, mampu

penilaiannya atau konsep dirinya secara

membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya,

gradual menjadi lebih seimbang dan

mampu mengatasi permasalahan, mampu

realistik.

dasar

menjadi kreatif, imajinatif dan kaya akan

merupakan periode kritis dalam dorongan

gagasan serta memiliki perhatian terhadap

berprestasi(motivasi

masyarakat atau lingkungannya.

anak

untuk

Papalia,

Anak

dkk.

usia

(2009:

sekolah

berprestasi),

yaitu

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie mewakili

15,83%

populasi.Teknik

METODE PENELTIAN

dari

pengumpulan

jumlah datanya

untuk

menggunakan instrumen penelitian berupa

memperoleh data empiris tentang: (1)

kuesioner (angket) dengan skala Likert.

sikap kreatif, motivasi berprestasi dan

Indikator sikap kreatif

konsep diri siswa, dan (2) hubungan antara

meliputi keterbukaan terhadap pengalaman

motivasi berprestasi (X1) dan konsep diri

baru, kelenturan dalam berpikir, kebebasan

(X2) baik secara sendiri-sendiri maupun

dalam berekspresi, menghargai fantasi,

secara bersama-sama dengan sikap kreatif

minat

(Y).Metode

kepercayaan

Penelitian

ini

yang

bertujuan

digunakan

dalam

peneltian ini adalah metode survey dengan

terhadap

yang diukur

kegiatan

terhadap

kreatif

dan

gagasan-gagasan

sendiri.

teknik korelasional untuk menyelidiki

Indikator motivasi berprestasi yang

hubungan antara variabel. sikap kreatif (Y)

diukur meliputi memiliki rasa ingin tahu

sebagai

dua

yang tinggi dan memperhatikan hal-hal

variabel bebas yaitu motivasi berprestasi

yang berhubungan dengan perbaikan kerja,

(X1) dan konsep diri (X2). Penelitian

berespon pada tantangan atau tingkat

dilaksanakan di SD Islam di kecamatan

kesulitan

sedang

Pondok

ketekunan

yang

variabel

Melati,

terikat

Bekasi

dengan

tahun

ajaran

(moderat), lebih

memiliki

lama

dalam

2011/2012, Desember 2011 sampai Maret

melakukan tugas, lebih menyukai situasi

2012.

dimana ia

memikul

tanggung jawab

Populasi target dalam penelitian ini

pribadi terhadap kinerja, menyukai adanya

adalah seluruh siswa kelas III Sekolah

umpan balik yang cepat, dan berusaha

Dasar

melakukan

Islam.

Sedangkan

populasi

sesuatu

yang

lebih

terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas

efisien.Sedangkan indikator konsep diri

III Sekolah Dasar Islam di Kecamatan

yang diukur adalah mencakup dimensi

Pondok Melati Kota Bekasi tahun 2012

internal

yang berjumlah 240 siswa tersebar di 9

Dimensi internal konsep diri meliputi

sekolah.Kemudian

cara

identity self, behavioral self dan judging

melakukan undian terhadap 9 Sekolah

self. Sedangkan dimensi eksternal konsep

Dasar Islam yang berada di kecamatan

diri meliputi physical self, moral ethical

Pondok Melati, Bekasi (simple random

self, personal self, family self dan social

sampling) diperolehhasil random sebanyak

self.

dengan

dan

eksternal

konsep

diri.

38 siswa (SD Islam Al Ikhlas, 20 siswa

Analisis data dalam penelitian ini

dan SD Islam Insantama, 18 siswa) yang

dilakukan dengan statistik deskriptif dan

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie statistik inferensial. Sebelum pengujian

kelas

hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji

Panjang

persyaratan analisis,yaitu uji normalitas

kelas

dengan menggunakan uji Liliefors dan uji

Standar

homogenitas varians dengan menggunakan

deviasi

5

6

5

6,59

8,44

6

uji Bartlett. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tahapan pengujian yang meliputi

uji

Regresi

dan

Sederhana, uji Regresi Ganda,

Korelasi

dan Korelasi

perhitungan

Koefisien

Determinasi, dan uji Korelasi Parsial.

Hasil

uji

menggunakan

normalitas uji

Liliefors

dengan dan

uji

homogenitas dengan menggunakan uji Bartlett

menunjukkan

bahwa

data

motivasi berprestasi dan konsep diri adalah terdistribusi normal dan homogen.

HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari angket sikap kreatif, motivasi berprestasi dan konsep dirimenunjukkan

nilai

dengan Sikap Kreatif (Y)

mean,

Analisis regresi linier sederhana antara

median dan modus memiliki angka absolut

variabelmotivasi berprestasi (X1) dan sikap

hampir

kreatif (Y)menghasilkan bentuk hubungan

sama

bahwa

Hubungan Motivasi Berprestasi (X1)

sehingga

menyebabkan

kurvanya mendekati kurva normal.

yang dinyatakan oleh persamaan regresi

Tabel 1. Data Penelitian

^

Y = 70,40 + 0,419X1.Analisis varians untuk

Data

Sikap

Motivasi

Penelitia

Kreati

Berpresta

n

f

si

135

135

Skor Teringgi Skor

signifikansi

regresi

Konse

menghasilkan Fhitung > Ftabel (14,53 > 4,04)

p Diri

pada taraf signifikan α = 0,05 dan hasil analisis

189

varians

uji

linieritas

regresi

menghasilkan Fhitung < Ftabel (0,77 < 2,20) pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga

106

100

161

Range

29

35

28

Mean

119,18

116,55

175,18

Modus

117

112

176

Median

119,5

116,5

176

Interval

6

6

6

Terendah

menguji

dapat

disimpulkan

hubungan (X1)

dan

antara sikap

bahwa

bentuk

motivasi berprestasi kreatif

(Y)

adalah

signifikan dan linear. Analisis korelasi sederhana dengan menggunakan

teknik

korelasi

product

moment menghasilkan koefisien korelasi

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie yang menunjukkan terdapat hubungan

dapat disimpulkan

positif antara motivasi berprestasi (X1) dan

hubungan antara

sikap kreatif (Y) sebesar ry1 = 0,536 pada

sikap kreatif (Y) adalah signifikan dan

taraf

signifikansi α = 0,05.

hasil

analisis

ini

Kemudian

diuji

dengan

linear.

bahwa

konsep diri (X2) dan

Analisis

menghasilkan

bentuk

korelasi

koefisien

sederhana

korelasi

yang

menggunakan uji-t. Hasilnya diperoleh

menunjukkan terdapat hubungan positif

thitung> ttabel

antara konsep diri (X2) dan sikap kreatif

(3,81 > 1,70) pada taraf

signifikan α = 0,05 sehingga dapat

(Y)

disimpulkan bahwa koefisien korelasi ry1 =

signifikansi α = 0,05. Kemudian hasil uji-t

0,536 adalah signifikan. Dengan demikian

diperoleh thitung> ttabel (4,96 > 1,70) pada

Ho

taraf signifikan α = 0,05 sehingga Ho

ditolak,

dan

sehinggahipotesis

H1

diterima

penelitian,

yaitu

sebesar

ditolak,

dan

ry2

=

0,637pada

diterima.

H1

taraf

Hipotesis

“Terdapat

Hubungan

Positif

antara

penelitian, “Terdapat Hubungan Positif

Motivasi

Berprestasi

dengan

Sikap

antara Konsep Diri dengan Sikap Kreatif”,

Kreatif”,

diterima.Hasil

perhitungan

diterima. Hasil

koefisien determinasi (ry1)² adalah sebesar

perhitungan

koefisien

0,2876 sehingga dapat diinterpretasikan

determinasi (ry2)2adalah sebesar 0,4058

bahwa variasi yang terjadi pada sikap

sehingga dapat diinterpretasikan bahwa

kreatif ditentukan oleh motivasi berprestasi

variasi yang terjadi pada sikap kreatif

sebesar 28,76%.

ditentukan

oleh

konsep

diri

sebesar

40,58%.Hubungan Motivasi Berprestasi Hubungan

Konsep

Diri

(X2)

(X1) dan Konsep Diri (X2) secara bersama sama dengan Sikap Kreatif (Y).Analisis

denganSikap Kreatif (Y). Analisis regresi linier sederhana

regresi ganda antara motivasi berprestasi

antara variabelkonsep diri (X2) dan sikap

(X1) dan konsep diri (X2) secara bersama-

kreatif

(Y)

sama

regresi

Y = 7,24 + 0,639X2.Analisis

menghasilkan

persamaan

^

varians untuk menguji signifikansi regresi menghasilkan Fhitung > Ftabel (24,59 > 4,04) pada taraf signifikan α = 0,05 dan hasil analisis varians untuk uji linieritas regresi menghasilkan Fhitung < Ftabel (0,83 < 2,38) pada taraf signifikan α = 0,05 sehingga

dengan

sikap

kreatif

menghasilkan persamaan regresi

(Y) Ŷ = -

2.541 + 0,275X1 + 0,512X2.. Kemudian hasil uji statistik F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel (18,51 > 3,28) pada taraf signifikansi α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi ganda tersebut di atas adalah signifikan

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie Hasil analisis korelasi ganda antara

atau tetap. Dan apabilamotivasi berprestasi

motivasi berprestasi dan konsep diri

dikontrol

dengan

parsial antara variabel konsep diri dengan

sikap

kreatif

menghasilkan

diperoleh

koefisien

korelasi

koefisien korelasi ganda (Ry12) sebesar

sikap kreatif sebesar

0,717sehingga dapat disimpulkan bahwa

hitung>

Ho ditolak, dan H1 diterima. Hipotesis

signifikan α = 0,05. Hasil ini menunjukkan

penelitian “Terdapat Hubungan Positif

bahwa hubungan kedua variabel tersebut

antara Motivasi Berprestasi dan Konsep

adalah

Diri secara bersama-sama dengan Sikap

disimpulkan

Kreatif”, diterima.Koefisien determinasi

mempunyai hubungan yang positif dan

hasil perhitungan regresi ganda (Ry.12)2

signifikan dengan sikap kreatif pada saat

adalah sebesar 0,514 sehingga dapat

pengaruh variabel motivasi berprestasi

diinterpretasikan

dikontrol atau tetap.

bahwa

variasi

yang

t

tabel

ry.21 = 0,564 dan t

(4,04 >1,70) pada taraf

signifikan bahwa

sehingga konsep

dapat diri

terjadi pada sikap kreatif ditentukan oleh motivasi berprestasi dan konsep diri secara

Hubungan Motivasi Berprestasi dengan

bersama-sama sebesar 51,4%.

Sikap Kreatif Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan

Korelasi Parsial Analisis korelasi parsial digunakan

yang

positif

antara

variabelmotivasi berprestasi dengan sikap

untuk melihat hubungan antara variabel

kreatif.Sumber

bebas

dengan

kecenderungan untuk mengaktualisasikan

mengontrol salah satu variabel bebas

diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk

lainnya.Apabilakonsep

berkembang

dan

variabel

terikat

diri

dikontrol

kreativitas

menjadi

serta

diperoleh koefisien korelasi parsial antara

kecenderungan

variable motivasi berprestasi dengan sikap

dan mengaktifkan semua kemampuan.Hal

kreatif sebesar ry.12 = 0,427dan

thitung>

ini berarti siswa yang memiliki motivasi

ttabel (2,79 > 1,70) pada taraf signifikan α =

berprestasi tinggi akan juga memiliki sikap

0,05.

menunjukkan

kreatif yang tinggi. Bentuk hubungan

bahwahubungan kedua variabel tersebut

antara kedua variabel tersebut di atas dapat

adalah

Hasil

signifikan

ini

sehingga

dapat

disimpulkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan sikap kreatif pada saat pengaruh variabel konsep diri dikontrol

untuk

matang,

adalah

mengekspresikan

^

dinyatakan oleh persamaan regresi Y = 70,40 + 0,419x1 .Model persamaan regresi ini

terbukti

dapat

digunakan

untuk

memprediksi bahwa ada hubungan yang

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie positif antara variable motivasi berprestasi

kreatif siswa kelas III SD dapat dijelaskan

dengan sikap kreatif sebesar 0,536 dan

oleh faktor konsep diri.

nilai koefisien determinasi sebesar 0,2878 yang menggambarkan bahwa 28,76% dari

Hubungan motivasi berprestasi dan

faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

konsep diri

kreatif siswa kelas III SD dapat dijelaskan

dengan sikap kreatif

secara bersama-sama

Hasil penelitian menunjukkan adanya

oleh faktor motivasi berprestasi.

hubungan

yang

positif

antara

Hubungan konsep diri dengan sikap

variabelmotivasi berprestasi dan konsep

kreatif

dirisecara bersama-sama dengan sikap

Hasil penelitian menunjukkan adanya

kreatif sebesar

0,717. Semakin tinggi

antara

motivasi berprestasi dan semakin positif

variabelkonsep diri dengan sikap kreatif.

konsep diri siswa kelas III SD maka akan

Konsep

akan

semakin tinggi sikap kreatifnya. Siswa

menumbuhkan sikap percaya diri, optimis,

yang mampu mengembangkan konsep diri

antusias,

berani

yang positif dalam arti tahu apa yang perlu

menetapkan tujuan, serta bersikap dan

dikerjakan dan berhasil mengatasi masalah

berpikir positif. Oleh karena itu, konsep

dalam hubungannya dengan teman dan

diri yang positif akan mendorong siswa

prestasi di sekolah maka pada diri anak

mengembangkan sikap kreatifnya. Jadi

akan timbul motivasi yang tinggi terhadap

semakin tinggi atau semakin positif konsep

karya atau prestasi yang berarti akan

diri siswa kelas III SD maka akan semakin

mendorong siswa mengembangkan sikap

tinggi sikap kreatifnya. Bentuk hubungan

kreatifnya.Bentuk hubungan antara ketiga

antara kedua variabel ini dapat dinyatakan

variabel tersebut dapat dinyatakan oleh

hubungan

yang

diri

berani

positif

yang

positif

mencoba,

^

oleh model persamaan regresi Y = 7,24 + 0,639X2. yang terbukti dapat digunakan untuk memprediksi bahwa ada hubungan yang positif antara variable konsep diri dengan sikap kreatif sebesar 0,637 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,4058 yang menggambarkan bahwa 40,58% dari faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

persamaan regresi Ŷ = -2,541 + 0,275X1 + 0,512X2. yang dapat menunjukkan bahwa motivasi berprestasi dan konsep diri secara bersama-sama

memberikan

kontribusi

sebesar 51,4% terhadap sikap kreatif. Hasil ini menunjukkan bahwa dua variabel secara secara bersama-sama, yaitu variabel motivasi berprestasi dan konsep diri, akan memberikan kontribusi yang lebih besar pada peningkatan sikap kreatif siswa kelas

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie III

SD

jika

dibandingkan

dengan

kontribusi dari satu variabel secara sendiri

SARAN Penelitian ini membuktikan adanya

sendiri.

pengaruhmotivasi berprestasi dan konsep diri terhadap sikap kreatif siswa kelas III

SIMPULAN Hipotesis

yang

menyatakan

SD.

Oleh

karena

itu

lingkungan

terdapat hubungan positif antara motivasi

pendidikan anak usia dini, dalam hal ini

berprestasi dengan sikap kreatif dapat

pendidikan di kelas III SD disarankan

diterima. Motivasi berprestasi memberikan

memberikan perhatian yang tinggi pada

kontribusi terhadap sikap kreatif sebesar

aspek motivasi berprestasi dan konsep diri

28,78%. Hal ini berarti semakin tinggi

siswa dalam proses belajarnya agar sikap

motivasi berprestasi maka semakin tinggi

kreatif siswa kelas III SD dapat terus

sikap kreatif siswa kelas III SD

di

berkembang. Proses pendidikan dan proses

Melati,

Bekasi.

belajar harus bisa merangsang pemikiran,

menyatakan

terdapat

sikap

Kecamatan Hipotesis

Pondok yang

dan

perilaku

kreatif-produktif,

hubungan positif antara konsep diri dengan

disamping pemikiran logis dan penalaran,

sikap kreatif dapat diterima. Konsep diri

agar bisa mengarah pada pembentukan

memberikan kontribusi terhadap sikap

potensi siswa yang cerdas, kreatif dan

kreatif sebesar 40,58%. Hal ini berarti

inovatif.

semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi sikap kreatif siswa kelas III SD di Kecamatan Bekasi.Hipotesis

Pondok yang

Melati, menyatakan

terdapat hubungan positif antara motivasi berprestasi dan konsep diri dengan sikap kreatif dapat diterima. Motivasi berprestasi dan konsep diri secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 51,4%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi dan konsep diri secara bersama-sama

dapat

menentukan

dan

memberikan sumbangan berarti terhadap sikap kreatif siswa kelas III SD di Kecamatan Pondok Melati, Bekasi.

DAFTAR PUSTAKA Djaali, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008. Jamaris, Martini, Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta: Yayasan Penamas Murni, 2010. Mariyana, Rita, Pembelajaran Kreatifitas untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Program Guru PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, 2008. Papalia, Diane E., Sally W. Olds & R.D.Feldman, Human Development edisi 10. Jakarta: Salemba Humanika, 2009. Rahmawati, Yeni & Euis Kurrniati. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak. Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2010. Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Hubungan Motivati... Mareta Bayanie Pendidikan. Jakarta: KencanaPrenada Media Group, 2009. Santrock, John W., Psikologi Pendidikan (edisi ketiga) jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika, 2009. Jakarta Santoso, Soegeng, Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan, 2004. . Jakarta: Indeks, 2010

Semiawan, Conny R., Kreativitas Keberbakatan; Mengapa, Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT.Indeks, Jakarta, 2009. Sujiono, Yuliani Nurani dan Bambang Sujiono, Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak