HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN HARGA DIRI DENGAN

Download JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA. VOLUME 9, NO.2, OKTOBER 2014: 151 - 160_____________________________________________. 151. Hubungan Motivasi...

1 downloads 476 Views 187KB Size
JURNAL PSIKOLOGI TABULARASA VOLUME 9, NO.2, OKTOBER 2014: 151 - 160_____________________________________________

Hubungan Motivasi Berprestasi dan Harga Diri dengan Kinerja Guru SD di Malang Fabiola Hendrati Fakultas Psikologi, Universitas Merdeka Malang Abstract This study examines the relationship of achievement motivation and self-esteem with the performance of primary school teachers in Malang. The results of this study indicate that between self-esteem and performance of teachers is a significant positive correlation with the yield at 6.416, p = 0.022 (p <0.05). It shows the higher the self-esteem of a teacher, the higher the performance of elementary school teachers in Malang, and conversely the lower the self-esteem, the lower the performance of primary school teachers in Malang. The results of research that achievement motivation have a relationship with the teacher's performance, it is in accordance with the theories that have been proposed which states that the presence of high motivation from both inside and outside, then the teacher will be able to improve its performance optimally. While effective contribution shows that self-esteem and achievement motivation with the same effective contribution of 40.7% of the teachers' performance, the remaining 59.3% is influenced by other factors not examined in this study. Keywords: teacher performance, achievement motivation, self-esteem Abstrak Penelitian ini bertujuan melihat hubungan motivasi berprestasi dan harga diri dengan kinerja guru SD di Malang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara harga diri dan kinerja guru terdapat korelasi positif yang signifikan dengan hasil sebesar 6,416 dengan p = 0,022(dengan p < 0,05). Hal ini menunjukkan semakin tinggi harga diri seorang guru maka semakin tinggi pula kinerja guru SD di Malang, dan sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin rendah pula kinerja guru SD di Malang. Adapun hasil penelitian yang mengatakan bahwa motivasi berprestasi mempunyai hubungan dengan kinerja guru, hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan yang menyatakan bahwa dengan adanya motivasi yang tinggi baik dari dalam maupun luar, maka seorang guru akan dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal. Sedangkan Sumbangan efektif menunjukkan bahwa harga diri dan motivasi berprestasi secara bersama sama memberikan sumbangan efektif sebesar 40,7 % terhadap Kinerja guru, sisanya 59,3 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: kinerja guru, motivasi berprestasi, harga diri

Pengantar1 Dunia diguncang

oleh

menjawab berbagai permasalahan lokal

pendidikan

sedang

berbagai

perubahan

dan perubahan global yang terjadi begitu pesat.

Perubahan

dan

permasalahan

sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan

tersebut menurut Prof. Sanusi (2013)

masyarakat,

mencakup

serta

ditantang

untuk

social change, turbulence,

complexity, and chaos,

seperti pasar

bebas (free trade ), tenaga kerja bebas

Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan dengan menghubungi: Fabiola Hendrati, Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang, Jl. Terusan Raya Dieng, No. 62-64 Malang, Tlp./Faks. 0341-578820. Email: [email protected]

(free labour), perkembangan informasi, serta pekermbangan ilmu pengetahuan,

151

KINERJA GURU, MOTIVASI DAN HARGA DIRI

teknologi, seni, dan budaya yang sangat

sumbangan

dahsyat. Bersamaan dengan itu bangsa

didukung oleh guru yang professional

Indonesia

dan

sedang

dihadapkan

pada

yang

berkualitas.

signifikan

tanpa

Perbaikan

kualitas

fenomena yang sangat dramatis, yakni

pendidikan harus berpangkal dari guru

rendahnya daya saing sebagai indikator

dan berujung pada guru pula (Mulyasa,

bahwa

2011).

pendidikan

belum

mampu

menghasilkan sumber daya manusia (SDM)

yang

berkualitas

(Mulyasa,

2011).

Peraturan

Pemerintah (PP) RI

Nomor 74 tahun 2008 menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional

Guru merupakan komponen paling

dengan tugas utama mendidik, mengajar,

menentukan dalam sistem pendidikan

membimbing,

secara

harus

menilai, dan mengevaluasi peserta didik

mendapat perhatian sentral, pertama, dan

pada pendidikan anak usia dini jalur

utama.

pendidikan formal, pendidkan dasar dan

keseluruhan, Figur

yang

yang satu

ini

akan

senantiasa menjadi sorotan strategis guru

komponen pendidikan.

selalu

terkait

dengan

manapun

dalam

sistem

Guru

memegang

peran

melatih,

pendidikan menengah.

ketika berbicara masalah pendidikan, karena

mengarahkan,

Masyarakat Indonesia mempunyai harapan

yang

guru.Keberhasilan

berlebih atau

terhadap kegagalan

sekolah sering dialamatkan pada guru.

utama dalam pembangunan pendidikan,

Sebaik-baiknya

khususnya yang diselenggarakan secara

sarana dan prasaran pembelajaran tetapi

formal

sangat

jika kualitas gurunya rendah maka sulit

menentukan keberhasilan peserta didik,

untuk mendapatkan hasil pendidikan

terutama dalam kaitannya dengan proses

yang bermutu tinggi.( Ismail, 2010).

belajar

disekolah.

mengajar.

Guru

Guru

merupakan

kurikulum,

fasilitas,

Guru dituntut memiliki kinerja

komponen yang paling berpengaruh

yang

terhadap terciptanya proses dan hasil

merealisasikan harapan dan keinginan

pendidikan

Oleh

semua pihak terutama masyarakat umum

karena itu, upaya perbaikan apapun yang

yang telah mempercayai sekolah dan

dilakukan untuk meningkatkan kualitas

guru dalam membina anak didik. Dalam

pendidikan

meraih mutu pendidikan yang baik

152

yang

tidak

berkualitas.

akan

memberikan

mampu

memberikan

dan

JURNAL PSIKOLOGI

HENDRATI

sangat dipengaruhi oleh kinerja guru

tidak menunjukkan kemajuan, baik dari

dalam melaksanakan tugasnya sehingga

sisi pedagogis, kepribadian, profesional,

kinerja guru menjadi tuntutan penting

maupun

untuk

menjelang

mencapai

pendidikan. pendidikan

keberhasilan

Secara

umum

mutu

yang baik menjadi tolak Mardjuki

hanya

sertifikasi,

tetapi

aktif setelah

semakin menurun. Hasil

observasi

dan

interview

(2007)

peneliti terhadap beberapa guru SD dan

menyatakan kinerja guru harus selalu

Kepala Sekolah SD menunjukkan ada

ditingkatkan mengingat tantangan dunia

beberapa

pendidikan untuk menghasilkan kualitas

mengajar lebih 5 tahun semakin malas

sumber daya manusia yang mampu

artinya sering datang terlambat, kurang

bersaing di era global semakin ketat.

inovatif dan kreatif dalam mengajar,

Fakta

guru.

Guru

dinyatakan lolos, kualitas mereka justru

ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan

sosial.

dilapangan

menunjukkan

kurang

guru

dengan

update

masa

dalam

kerja

metode

banyak guru yang belum memiliki

pembelajaran bahkan terkesan monoton,

kinerja yang baik, meskipun mereka

juga kurang berminat dalam mengajar.

telah

mendapat

pendidik

tunjangan karena

profesi telah

Peneliti kinerja

berasumsi

guru

rendahnya

dikarenakan

motivasi

rendah,

mereka

tersertifikasi.Peningkatan kinerja guru

berprestasinya

yang sudah lolos sertifikasi masih belum

menganggap berkualitas atau tidaknya

memuaskan.Hasil

temuan sementara

mengajar juga gajinya tetap sama.

dari survei yang dilakukan Persatuan

Artinya, yang kualitas mengajarnya jelek

Guru

(PGRI)

pun tetap mendapat gaji yang sama

mengenai dampak sertifikasi profesi

dengan yang kualitas mengajarnya baik.

guru terhadap kinerja guru.

Peneliti melihat bahwa jarangnya para

Republik

Indonesia

Survei

terhadap 16 dari 28 provinsi yang

guru

diteliti. Hasilnya sudah menunjukkan

karena

jika kinerja guru yang sudah disertifikasi

pengalaman,

belum

signifikan

pengawasan dari pihak pihak yang

(Kompas, 6 Oktober 2009). Guru-guru

terkait dengan guru misalnya Kepala

yang sudah lolos sertifikasi umumnya

Sekolah maupun Pengawas sekolah , dan

meningkat

JURNAL PSIKOLOGI

secara

mengikuti merasa

pelatihan

pelatihan

sudah

banyak

juga

kurangnya

153

KINERJA GURU, MOTIVASI DAN HARGA DIRI

rendahnya kreativitas para guru karena

Namun

tidak

semua

individu

kurang aktif membaca dan kurang giat

memilki rasa percaya diri yang cukup.

berapresiasif

faktor

Perasaan minder, malu, sungkan dan

pendukung rendahnya kinerja para guru

sebagainya bisa menjadi kendala bagi

tersebut dalam mengajar di kelas.

guru dalam bekerja disekolah maupun

juga

menjadi

Setiap guru memiliki lingkungan

di lingkungannya karena dengan rasa

dan latarbelakang yang berbeda-beda,

minder tersebut individu akan sering

sehingga

merasa tidak yakin dengan kemampuan

hal

kepribadian

itu

mempengaruhi

dan pembentukan

rasa

dan

ketrampilan

yang

dimilikinya,

percaya diri manusia dalam berinteraksi

sehingga jadi lebih menutup diri,dan

dengan lingkungannya. Rasa percaya

kurang mendapatkan banyak informasi

diri yang tinggi akan memudahkan para

langsung yang dibutuhkan.

guru

dalam

lingkungan

berinteraksi kerjanya.

Rasa

dengan percaya

Seseorang beranggapan

yang

bahwa

selalu

dirinya

tidak

diri adalah sikap percaya dan yakin

mempunyai

akan kemampun yang dimiliki, yang

dirinya

dapat

untuk

gambaran diri orang yang mempunyai

memandang dirinya dengan positif dan

rasa percaya diri rendah. Hal ini

realitis sehingga ia mampu bersosialisasi

dapat dimanifestasikan dalam bentuk

secara baik dengan orang lain. Rasa

tingkah laku yang kurang wajar atau

percaya diri seseorang juga banyak di

menyimpang,

pengaruhi oleh tingkat kemampuan dan

terisolir,

ketrampilan

Orang

Timbulnya masalah tersebut bersumber

yang percaya diri selalu yakin pada

dari konsep diri yang negatif sehingga

setiap tindakan yang di lakukannya,

seseorang memiliki rasa percaya diri

merasa bebas untuk melakukan hal-

yang rendah. Bahkan

hal yang sesuai dengan keinginannya

percaya diri yang rendah guru akan

dan

atas

lebih sering melakukan pelecehan sosial

perbuatannya. Tentu hal tersebut dapat

berupa ejekan atau hal lain yang

menjadi pendorong dan mempermudah

membuat ia makin sensitif untuk tidak

dalam kinerjanya

berinteraksi dengan lingkungannya.

154

membantu

yang

bertanggung

seseorang

dimiliki.

jawab

kemampuan,

tidak

berharga,

misal:

prestasi

merasa merupakan

rendah kerja

diri, rendah.

dengan

rasa

JURNAL PSIKOLOGI

HENDRATI

Kinerja

guru sangat dipengaruhi

menghargai. Hal ini akan menunbuhkan

oleh bermacam-macam faktor antara lain

kekuatan, kemampuan, motivasi dan

kondisi

perasaan

fisik

dan

mental,

tingkat

berguna. Sehingga

jika

pendidikan, motivasi kerja, kreativitas,

kebutuhan ini tidak terpenuhi akan

keamanan dan keselamatan di dalam

memunculkan perasaan minder, rendah

bekerja,

diri, tidak berdaya, malas, putus asa dan

jaminan

sosial

dan

kesejahteraan, kemajuan teknologi dan

melakukan perbuatan asusila.

yang tak kalah pentingnya adalah peran dan

kebijakan-kebijakan

pimpinan

(Rahardja, 2004).

Kepercayaan diri merupakan hal utama

yang

harus

dimiliki

oleh

seorang guru dalam mengajar juga dalam

Harga diri merupakan salah satu

kehidupan sehari-hari karena dengan

aspek yang menentukan keberhasilan

sikap percaya diri

seseorang dalam berinteraksi dengan

keyakinan

lingkungan

sosialnya.

terhadap segala aspek kelebihan dan

individu

berinteraksi

Bagaimana dengan

kemampuan

akan

dalam

diri

yang

dengan

melakukan

membuatnya mampu

akan

suatu

individu

dimilikinya

lingkungannya dan bagaimana individu penyesuaian sosial

ada

keyakinannya

dan

tersebut

untuk

bisa

dipengaruhi oleh bagaimana individu

mencapai

berbagai

tujuan

tersebut menilai keberhargaan dirinya.

hidupnya.

Mereka

yang memiliki

Individu

tinggi

perasaan tidak percaya diri akan selalu

keberhargaan dirinya merasa puas atas

takut dan ragu untuk melangkah dan

kemampuan diri dan merasa menerima

bertindak,

penghargaan positif dari lingkungan. Hal

berinteraksi

ini akan menumbuhkan perasaan aman

sosial maupun dalam sekolahnya.

yang

menilai

dalam diri individu sehingga dia mudah

berpendapat baik

dalam

dalam

maupun lingkungan

Guru yang memilliki motivasi

menyesuaikan diri dengan lingkungan

berprestasi

sosialnya (Knapp,1984)

semangat

untuk

menjalani

semua

aktivitas

atau

kegiatan

yang

Selaras

dengan

pendapatnya

tinggi

akan

memiliki

Maslow yang menyatakan bahwa rasa

dilaksanakan. Semangat dan dorongan

percaya diri bisa timbul apabila ada

ini

pemenuhan

merasakan bahagia dan pencapaian hal

kebutuhan

JURNAL PSIKOLOGI

dihargai

dan

akan

membuat

seseorang

bisa

155

KINERJA GURU, MOTIVASI DAN HARGA DIRI

Skala

hal yang baik bisa diwujudkan.(Ariyathi,

dikembangkan

2013). Motivasi berprestasi dan harga diri

motivasi

menjadi

faktor

mempengaruhi

penting

kinerja

yang

guru SD.

David C.

berprestasi

berdasarkan

konsep

McClelland dan Edward

Murray (dalam Mangkunegara, yaitu

McClelland’s

2006)

Achievement

Dengan meningkatkan kedua faktor ini

Motivation

Theory

(teori

motivasi

maka akan meningkatkan kinerja guru

prestasi McClelland’s) ada tiga aspek

SD.

dari motivasi, yaitu motif, harapan, dan Berdasarkan uraian di atas, maka

insentif. Skala Motivasi berprestasi ini

peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

berjumlah 33 item yang terdiri atas 20

penelitian dengan judul “ Hubungan

item

Motivasi berprestasi dan harga diri

unfavourable. Skala

dengan kinerja guru SD di Malang”. Adapun hipotesis dalam penelitian

favourable

dan

harga

diri

untuk mengungkap

item

digunakan

harga diri yang

ini adalah 1) terdapat hubungan positif

dimiliki

antara harga diri guru dengan kinerja

Penyusunan skala berdasarkan pada

guru

SD

hubungan

di

yang

subjek

penelitian

2)

terdapat

teori

antara

motivasi

Coopersmith (1967) yaitu self values,

Malang;

positif

oleh

13

berprestasi guru dengan kinerja guru

leadership

SD di Malang; dan 3)

dan

terdapat

dikemukakan

oleh

popularity, family parents,

achievement.

Skala

harga diri

hubungan positif antara harga diri dan

berjumlah 47 item terdiri atas 21 item

motivasi berprestasi guru dengan kinerja

favourable dan 26 item unfavourable. Analisis data yang digunakan

guru SD di Malang. dalam

Metode Pengumpulan

data

dalam

penelitian ini dilakukan dengan skala kinerja guru, skala motivasi berprestasi dan skala harga diri. Skala kinerja guru ini berjumlah 43 item yang terdiri atas 25 item favorable dan19 unfavourable.

156

penelitian

analisis

ini

regresi

Penggunaan prediktor

dua

analisis dengan

menggunakan prediktor. regresi

dua

pertimbangan

penelitian ini memiliki dua variabel bebas yaitu

motivasi berprestasi dan

harga diri serta satu variabel tergantung yaitu Kinerja Guru setelah dilakukan uji JURNAL PSIKOLOGI

HENDRATI

asumsi

terlebih

dahulu,

yaitu

uji

Normalitas dan uji Linieritas terhadap data

penelitian.

Selanjutnya

guna

mempermudah perhitungan digunakan program Statistical Product and Service

Tabel 1 Uji Normalitas Variabel

K-S Z

Kinerja Guru

0,817

Asym. Sig (2-tailed) 0,516

Ket. normal

Solution (SPSS). untuk

Dari hasil uji linearitas hubungan

menguji hubungan motivasi berprestasi,

antara variable harga diri dengan kinerja

harga diri dengan kinerja guru SD di

guru diperoleh Linearity = 6,416, dengan

Malang. Pada penelitian ini statistik

p = 0,022 (p <0,05) berarti hubungannya

yang

linear. Hasil tersebut memenuhi uji

Tujuan

penelitian

digunakan

parametric data

ini

adalah

sintetik

sehingga sebelum analisis

dilakukan

uji asumsi

terlebih

linearitas.

Dari

hubungan

antara

hasil

uji

linearitas

variable

motivasi

dahulu. Uji asumsi terdiri dari uji

berprestasi

normalitas menggunakan one sample

diperoleh Linearity= 29,921, dengan p=

Kolmogorov smirnov dan juga uji

0,00 (p < 0,01) berarti hubungannya

linearitas.

linear.

penggunaan

statistic

parametris mensyaratkan bahwa data setiap variable yang akan dianalisis akan normal,

maka

sebelum

pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data. Pada data Kinerja guru diperoleh data Z Kolmogorov Smirnov = 0.817 dengan taraf Sig (2-tailed) = 0,516 (p >0,05)

dari hasil tersebut maka data

menunjukkan skala sebarannya normal. JURNAL PSIKOLOGI

guru

sebaran data dan linearitas hubungan,

Hasil Uji Asumsi

terdistribusi

kinerja

Selain dilakukan uji normalias

Hasil Karena

dengan

karena

terjadinya

sempurna

akan

multikolinearitas berakibat

bahwa

koefisien regresi tidak dapat ditentukan serta standar deviasi akan menjadi tak terhingga. Tabel 2 Uji Linearitas Variabel Kinerja Guru dan Harga Diri

F

P

Keteranga n

6,416

0,02 2

Linear

157

KINERJA GURU, MOTIVASI DAN HARGA DIRI

Kinerja Guru dan Motivasi Berpresta si

antara variabel Harga Diri (X1) dengan 29,92 1

0,00

Linear

Asertivitas (X2). Hasil Uji Hipotesis Hipotesis mayor diuji dengan

Jika sempurna,

multikolinearitas

kurang

tehnik analisis regresi 2 prediktor dengan

maka

regresi

variable bebas pertama harga diri dan

koefisien

meskipun berhingga akan mempunyai

variable

standar deviasi yang besar yang berarti

berprestasi.Variable tergantung dalam

pula koefisien-koefisiennya tidak dapat

penelitian ini adalah kinerja guru. Hasil

ditaksirkan

dengan

mendeteksi

ada

bebas

kedua

motivasi

mudah.

Untuk

yang diperoleh menunjukkan bahwa

tidaknya

gejala

korelasi antara harga diri, motivasi

multikolinearitas, dalam penelitian ini

berprestasi terhadap Kinerja guru adalah

dilakukan

nilai

F =13,704 dengan p = 0,000 (p < 0,01)

tolerance, apabila nilai tolerance yang

hal ini berarti ada hubungan sangat

dihasilkan < 1,0 dan nilai Variance

signifikan antara harga diri dan Motivasi

Inflation Factor (VIF) > 10, maka dapat

berprestasi dengan kinerja guru, berarti

dikatakan regresi telah terbebas dari

Harga diri dan Motivasi berprestasi

multikolinearitas (Ghozali, 2001).

secara bersama sama dapat dijadikan

pengujian

pada

predictor terbentuknya Kinerja Guru.

Tabel 3 Uji Multikolinearitas

Berdasarkan R kuadrat sebesar

Variabel

Tol.

VIF

Harga Diri

6,416

0,022

Motivasi Berprestasi

29,92 1

0,000

Interpretasi Tdk terjadi multikolinieritas Tdk terjadi multikolinieritas

Dalam penelitian ini ditemukan tolearance variabel Harga Diri dengan Motivasi Berprestasi sebesar 0,690 dan Variance Inflation Factor (VIF) sebesar 1,450,

dengan

demikian

tidak

diketemukan adanya multikolinearitas

0,407

berarti

kedua

variabel

ini

memberikan sumbangan efektif sebesar 40,7

%, sedangkan 59,3 % sisanya

dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu ditemukan nilai t Regresi = 4,126, dan korelasi parsial r = 0,546, p = 0,000 (p < 0,01) antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Guru, hal ini berarti ada hubungan positif dan sangat signifikan antara

158

JURNAL PSIKOLOGI

HENDRATI

Motivasi Berprestasi dengan Kinerja

motivasi yang tinggi baik dari dalam

Guru.

maupun

Motivasi

Berprestasi

dapat

luar, maka seorang guru akan

dijadikan prediktor terbentuknya Kinerja

dapat meningkatkan kinerjanya secara

Guru.

optimal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi

Diskusi Berdasarkan hasil analisis data yang telah diketahui terdapat hubungan yang

signifikan

berprestasi

antara

motivasi

dan harga diri dengan

Kinerja Guru SD di Malang. Hal ini berarti variabel motivasi berprestasi dan harga diri dapat dijadikan prediktor untuk

memprediksi

atau

mengukur

kinerja guru SD di Malang . Pada penelitian ini menunjukkan bahwa antara harga diri dan kinerja guru terdapat korelasi positif yang signifikan dengan hasil sebesar 6,416 dengan p = 0,022(dengan

p

<

0,05).

Hal

ini

menunjukkan semakin tinggi harga diri seorang guru maka semakin tinggi pula kinerja

guru

SD

di

Malang,

dan

sebaliknya semakin rendah harga diri maka semakin rendah pula kinerja guru SD di Malang. Menurut hasil penelitian dapat dikatakan bahwa motivasi

berprestasi

mempunyai hubungan dengan kinerja guru. . Hal tersebut sesuai dengan teori yang

telah

menyatakan

dikemukakan bahwa

JURNAL PSIKOLOGI

dengan

yang adanya

berprestasi

seseorang maka semakin tinggi pula kinerjanya,

begitu

pula

sebaliknya,

semakin rendah motivasi

berprestasi

seseorang maka semakin rendah pula kinerja nya. Dengan demikian, semakin tinggi motivasi berprestasiyang dimiliki oleh seorang guru maka semakin tinggi pula kinerja

yang

dihasilkan,

sehingga

tindakan yang dapat diambil oleh pihak sekolah adalah dengan memotivasi guru agar dapat bekerja sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Salah satu faktor yang dapat memotivasi

guru

meningkatkan

potensinya adalah dengan pendidikan dan pelatihan ataupun juga gaji serta upah yang sesuai dengan pekerjaan yang mereka

lakukan.

Dengan

adanya

motivasi yang baik terhadap guru maka kinerja

guru akan terdorong dan

menghasilkan produktivitas yang tinggi. Kesimpulan Hipotesis mayor diterima hal ini menunjukkan bahwa harga diri dan 159

KINERJA GURU, MOTIVASI DAN HARGA DIRI

motivasi berprestasi guru mempunyai hubungan

yang

signifikan

dengan

kinerja guru SD di Malang. Hipotesis minor pertama diterima. Hal ini menunjukkan bahwa harga diri mempunyai hubungan dengan Kinerja guru SD di Malang. Hipotesis minor kedua diterima hal ini

menunjukkan

bahwa

motivasi

berprestasi mempunyai hubungan yang positif dengan Kinerja Guru SD di Malang. Sumbangan efektif menunjukkan bahwa

harga

berprestasi

diri secara

dan

motivasi

bersama

sama

memberikan sumbangan efektif sebesar 40,7 % terhadap Kinerja guru, sisanya 59,3 % dipengaruhi oleh factor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kepustakaan Ali, M dan Asrori, M. 2004. Psikologi Remaja,Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudaniah & Dayakisni, T. 2003.Psikologi Sosial. Malang : UMM Press Ilyas Ismail, M . 2010. Kinerja dan kompetensi guru dalam pembelajaran. Universitas Negeri Jakarta. Hurlock, E. B. 2003. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (penerjemah : Wasana, J ). Jakarta : Erlangga. ____________. 2004. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (penerjemah Wasana, J ). Jakarta : Erlangga.

:

Koentjoro, 1989. Perbedaan Harga Diri Remaja di Daerah Miskin Penghasil Pelacur & Bukan Penghasil Pelacur: Laporan Penelitian. (tidak \diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi (penerjemah : Kartini, K). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Branden, N. 2001. Kiat Jitu Meningkatkan Harga Diri. Jakarta : Delaprasata. Meida Devi Wardhani. 2009 Hubungan antara konformitas dan harga diri dengan Perilaku konsumtif pada remaja putri. Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

160

JURNAL PSIKOLOGI