I PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM

Download Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tentang deskripsi persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dan mengidentifikasi butir...

1 downloads 593 Views 6MB Size
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK (Studi Deskriptif Tentang Tingkat Optimalisasi Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak menurut Persepsi Siswa Kelas X SMK N 1 Nanggulan Tahun Ajaran 2017/2018)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Fajar Ahmad Dwi Prasetyo NIM. 141114056

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Berangkat dengan penuh Keyakinan Berjalan dengan penuh Keikhlasan Istiqomah dalam menghadapi Cobaan

Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan oranglain, karena hidup hanya sekali. Hanya kepada Allah dimanapun dan kepanpun kita berada, kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon.

Menjadi orang baik itu Harus namun menjadi orang jahat adalah Pilihan.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Allah SWT yang selalu menopang dan memberi kekuatan hidup

Kedua Orangtua Tercinta Alm. Sumardjono dan Tumirah

Kakak yang tercinta Mai Puji Lestari

Kekasih Tercinta Sri Wijarini

Dosen pembimbing yang selalu sabar dan telaten membantu selama proses ini hingga berakhir

Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK PENDAMPINGAN ORANG TUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK

Fajar Ahmad Dwi Prasetyo NIM. 141114056 2018

Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tentang deskripsi persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dan mengidentifikasi butir-butir pengukuran persepsi anak terhadap pendampingan orangtua sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik program parentis. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Validitas instrumen penelitian ini diperoleh dengan validitas isi dengan cara mengkonsultasikan konstruk dan isi butir-butir kuesioner pada expert judgement. Perhitungan reliabilitas menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbrach yang kemudian dikonfirmasi menggunakan kriteria Guilford dan diperoleh nilai koefisien 0,975. Pengolahan data penelitian ini menggunakan kuesioner dengan subyek 61 orang responden siswa-siswi X ATPH 1 dan X ATPH 2 di SMKN 1 Nanggulan. Teknik analisis data hasil penelitian menunjukkan bahwa (36,07%) subyek berpersepsi pendampingan orangtua mereka sangat optimal, (40,98%) subyek berpersepsi pendampingan orangtua mereka optimal, (19,67%) subyek berpersepsi pendampingan orangtua mereka cukup optimal dan (3,28%) subyek berpersepsi pendampingan orangtua mereka kurang optimal. Terdapat 5 butir kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak yang teridikasi tingkat pencapaiannya rendah. Kata kunci : persepsi, optimalisasi, pendampingan orangtua

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT PARENT’S MENTORING IN CHILDREN’S LEARNING PROCESS The research aims to get an overview description of children’s perception about parent’s mentoring and indentify items of measurements children’s perception against the parent’s mentoring as a suggestion parentis program. The kind of the research is using descriptive approach the applicability. The validity of the research is using content validity how consult of construct and the questionnaire items on the expert judgement. Reliability’s counting is using Alpha Cronbrach’s approach then the value confirmed in Guilford’s criteria and 0,975 is the coefficient’s value. The subjects of this research is 61 students of X ATPH 1 and X ATPH 2 in SMKN 1 Nanggulan. Results of this research indicates that (36,07%) subject perception means is very optimal category, (40,98%) subject perception means is optimal category, (19,67%) subject perception means is quite optimal category, and (3,28%) subject perception means is less than optimal category. There are five items of parent’s mentoring that indicated level is low. Key words : perception, optimalization, parent’s mentoring

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena rahmatNya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pendampingan Orang Tua dalam Proses Belajar Anak“ dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini disampaikan ucapan terimakasih sebesarbesarnya kepada yang terhormat: 1. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph. D., Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Sanata Dharma. 2. Rohandi, Ph. D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Dr. Gendon Barus, M. Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dan selaku Pembimbing Skripsi yang telah membantu memberikan ilmu, tenaga, dan waktunya untuk selalu memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Juster Donal Sinaga, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan masukan positif untuk penulis dan memberikan dukungan positif selama studi sampai terseleseikannya skripsi ini. 5. Seluruh dosen dan staf jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan informasi yang bermanfaat.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................... HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... HALAMAN MOTTO ................................................................................ HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .. ABSTRAK .................................................................................................. ABSTRACT ................................................................................................. KATA PENGANTAR ................................................................................ DAFTAR ISI............................................................................................... DAFTAR TABEL ...................................................................................... DAFTAR GRAFIK .................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. BAB I.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................... B. Identifikasi Masalah ............................................................. C. Pembatasan Masalah ............................................................ D. Rumusan Masalah ................................................................ E. Tujuan Penelitian .................................................................. F. Manfaat Penelitian ................................................................ G. Definisi Istilah ......................................................................

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Persepsi Anak terhadap Pendampingan Orangtua ............................................................................... 1. Pengertian Persepsi .......................................................... 2. Proses Persepsi ................................................................ 3. Objek Persepsi ................................................................. 4. Aspek-Aspek Persepsi ..................................................... 5. Peran Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak ...... 6. Aspek-Aspek Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak .................................................................... 7. Belajar dan Faktor-Faktor ................................................ B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................... C. Kerangka Berfikir ................................................................. BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ..................................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................

xii

i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xiv xv xvi

1 6 6 7 7 7 8

10 10 10 11 12 13 23 24 33 35

37 37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Subjek Penelitian .................................................................. D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ........................... E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 1. Validitas ........................................................................... 2. Reliabilitas ....................................................................... F. Teknik Analisis Data ............................................................ BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian..................................................................... 1. Deskripsi Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak .................................................................... B. Pembahasan ..........................................................................

38 38 40 40 43 44 48 48 51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................... B. Saran .....................................................................................

54 54

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

56

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Subyek Penelitian .......................................................................... Tabel 3.2. Norma Skoring Inventori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak.................................................................................. Tabel 3.3. Kisi – Kisi Kuisioner mengenai Persepsi Anak terhadap Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajarnya....................... Tabel 3.4. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak ........................................... Tabel 3.5. Kriteria Guilford............................................................................ Tabel 3.6. Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen .......................................... Tabel 3.7. Kategori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak .... Tabel 4.1. Distribusi Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak.................................................................................. Tabel 4.2. Distribusi Skor Butir Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak ........................................................... Tabel 4.3. Capaian Butir Kuesioner Kategori Sangat Rendah .......................

xiv

38 39 40 42 44 44 44 48 50 53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1

Profil Hasil Capaian Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak .......................................................

Grafik 4.2

49

Profil Hasil Capaian Skor Tiap Butir Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak ..............

xv

51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabulasi Data Validitas...........................................................

58

Lampiran 2. Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak ...........................................................................

60

Lampiran 3. Tabulasi Data Penelitian .........................................................

63

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin ............................................................

66

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana dari sistematis berupa pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan pembiasaan pada sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pada prinsipnya, pendidikan akan berlangsung seumur hidup, karena setiap kali ada sesuatu yang baru maka kita akan mempelajarinya. Pendidikan merupakan hal mendasar dari kebiasaan sekelompok orang yang dapat berlangsung sepanjang hayat melalui pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan yang dapat diperoleh dari proses bimbingan, latihan, dan atau pengajaran dalam kelangsungan hidup. Bimbingan menjadi salah satu proses yang dapat dijadikan sebagai cara pencapaian suatu pendidikan. Bimbingan merupakan cara yang dilakukan untuk membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam mencapai kesejahteraan hidup. Salah satu contoh bimbingan adalah dari orangtua untuk anaknya. Orangtua memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar untuk pendidikan anak dalam proses belajar. Orangtua mempercayakan sekolah untuk mendidik anak mereka agar mendapatkan pendidikan yang baik. Orangtua yang terlalu sibuk dengan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2

pekerjaannya terkadang tidak memperhatikan kebutuhan anaknya. Bahkan di rumah, anak tidak diajarkan pemahaman oleh orangtuanya sehingga anak malas belajar. Akibatnya dia tidak lulus sekolah, berbuat semaunya sendiri, yang menurutnya itu benar. Orangtua yang terlalu sibuk bekerja seharian menjadikan anak kurang perhatian dari orangtuanya, kurang tau keinginan anaknya sehingga anak berperilaku semaunya sendiri tanpa ada arahan dari orang tua. Dalam proses belajar terdapat beberapa faktor pengaruh didalamnya, meliputi pendidik, alat bantu pendidikan, dan gaya belajar. Pendidik menjadi salah satu unsur lingkungan belajar, yang dimaksudkan sebagai pendidik adalah individu yang memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan guna mempengaruhi individu lainnya. Keberhasilan proses pembelajaran, sangat tergantung pada kesiapan pendidik dan terdidik dalam mengunakan alat bantu pendidikan, misalkan buku, alat tulis dan sebagainya. Cara yang bersifat pribadi dari dalam diri seseorang disebut gaya belajar. Hal yang mempengaruhi gaya belajar yaitu tempo belajar dan pemilihan strategi belajar. Tercapainya ketiga faktor diatas menjadi kunci keberhasilan proses belajar. Ada beberapa orang tua siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan yang kurang memperhatikan mengenai prestasi belajar anaknya, seperti tidak mengerti jadwal pelajaran anaknya, tidak melengkapi alat belajarnya, tidak mau tau kemajuan belajarnya, tidak peduli terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam belajar dan tidak berusaha tahu hal yang menyebabkan anak kurang berhasil dalam proses belajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3

Anak sebenarnya mempunyai kemampuan dalam hal belajar, tetapi karena cara belajarnya salah, dan orangtuanya tidak memberikan pengarahan, akhirnya anak merasa sulit untuk belajar. Mereka mengalami ketinggalan dalam belajar. Hal ini dapat terjadi dalam keluarga yang orangtuanya terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Bahkan orangtua tidak mau tahu atas prestasi belajar anak. Anak juga akan merasakan kegelisahan apabila dia jarang diperhatikan oleh orangtuanya, dia akan merasa terasingkan dari keluarga. Jika orangtua sudah mengetahui permasalahan anak, sebaiknya orangtua langsung memberikan pengarahan yang benar serta memberikan jalan keluar atas permasalahan anak. Anak akan lebih senang diperhatikan oleh orangtua, dari pada mereka diasingkan atau ditinggal sibuk dengan pekerjaan orangtuanya. Selain itu, perhatian dan kasih sayang orangtua bisa menjadikan penyemangat dalam belajar anak. Jika anak sudah bisa merasakan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya, maka anak akan merasa lebih nyaman dan akan patuh terhdap orangtuanya serta akan memberikan timbal balik yang baik dalam proses belajar. Keluarga memiliki kewajiban dan tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan mengarahkan anak dalam proses belajar. Selain itu, orangtua harus memberikan ilmu dan pengalaman yang nantinya akan bermanfaat untuk bekal masa depan anak. Proses belajar anak di sekolah membutuhkan dorongan dari orang tua. Tanpa dorongan orangtua anak sulit mengikuti proses belajar dengan baik di sekolah. Pada tahap remaja, anak masih mempunyai sifat yang labil, maka dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4

membutuhkan bimbingan dari orang dewasa, khususnya orangtua agar dia bisa tepat dalam memilih keinginannya. Kesulitan yang dialami anak dalam proses belajarnya akan menyebabkan anak menjadi kurang berhasil mencapai prestasi belajar. Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan pembelajaran, apabila anak ingin dapat prestasi belajar yang baik maka orangtua harus memberikan semangat dan pengarahan anak tersebut, tidak adanya semangat dan bimbingan dari orangtua, anak tidak akan berhasil seperti apa yang diharapkan oleh orangtua. Orangtua yang sibuk bekerja, cenderung kurang memperhatikan proses belajar anak. Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya akan bertindak semaunya sendiri dan sulit berkonsentrasi saat belajar, hal itu mengakibatkan prestasi belajar anak akan menurun. Pembelajaran yang didapatkan anak disekolah hanya untuk formalitas dalam menyelesaikan kurikulum yang sudah ditentukan oleh sekolahnya saja sehingga sekolah kurang memperhatikan materi yang diterima oleh anak. Peran penting orangtua dalam memberikan bimbingan proses belajar tidak dapat terpenuhi karena kesibukan orangtua yang bekerja dan hanya fokus agar anak menempuh pendidikan di sekolah. Dukungan dari orangtua untuk anak perlu dilakukan guna menunjang kesuksesan belajarnya dan nantinya akan menjadi orang yang sukses seperti apa yang dicita-citakannya sesuai harapan dari orangtuanya. Fenomena yang terdapat di SMKN 1 Nanggulan, sebagian besar orangtua siswa berpencaharian sebagai petani. Mereka berangkat pagi dan pulang petang. Setelah pulang dari sawah, mereka lelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5

dan istirahat. Pola ini berulang terus menerus seperti itu sehingga mereka kurang memperhatikan perkembangan belajar anaknya. Selain di sekolah, di rumah orangtua perlu memberikan perhatian dan kasih sayang, karena keluarga adalah kunci utama kesuksesan anak. Apabila anak tidak mendapatkan perhatian orangtua, anak akan malas belajar, bertingkah semaunya sendiri dan sulit berkonsentrasi, akibatnya prestasi belajar anak akan menurun. Prestasi belajar dapat diperoleh dari sekolah maupun orangtua, baik dalam menyediakan waktu ataupun materi yang akan diterima anak. Prestasi yang memuaskan akan diperoleh dari motivasi belajar yang tinggi, demikian pula sebaliknya. Secara umum, sekolah kurang memberi perhatian untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di rumah karena tugas guru hanya membimbing dan memberikan pembelajaran saat di sekolah. Waktu di sekolah seakan-akan hanya untuk mengejar dan menyelesaikan kurikulum saja sehingga kurang menyediakan waktu dan materi yang khusus guna memupuk motivasi belajar dan mengembangkan proses belajar yang efisien. Upaya motivasi belajar berkaitan dengan prestasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi memungkinkan siswa untuk memperoleh prestasi yang memuaskan, namun sebaliknya motivasi belajar yang rendah memungkinkan siswa mendapatkan prestasi yang rendah. Motivasi yang tidak timbul dalam diri akan menyebabkan terjadinya tindakan atau perasaan dan emosi sehingga anak tersebut akan bertindak untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat dilakukan pada saat anak merasa tertekan sehingga beban yang ada di dalam pikiran anak menjadi berkurang. Motivasi yang dibutuhkan oleh anak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6

diperoleh dari orangtuanya di rumah, baik pada saat belajar maupun berkumpul keluarga. Jadi motivasi berperan penting dalam pencapaian prestasi yang tinggi. Penelitian ini, hendak mengkaji persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dalam memotivasi proses belajarnya dan memperoleh gambaran tentang kategori tersebut. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan gambaran masalah yang melatarbelakangi penelitian ini, diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Beberapa orangtua kurang memperhatikan proses belajar anaknya. 2. Ada orangtua yang kurang membimbing anaknya dalam belajar. 3. Kurangnya perhatian orangtua tersebut, membuat anak tidak semangat dalam belajar. 4. Rendahnya tingkat pendampingan orangtua terhadap anak dalam memotivasi proses belajarnya. 5. Beberapa orangtua lebih mendahulukan kepentingan sendiri dari pada kepentingan anak. 6. Beberapa orangtua kurang mengerti kebutuhan anak. 7. Rendahnya prestasi belajar anak karena kurangnya motivasi dari orangtua. C. Pembatasan Masalah Tidak seluruh permasalahan yang teridentifikasi di atas terjangkau dalam penelitian ini. Penelitian ini berfokus pada mengkaji masalah butir 2 dan 4 untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7

mendeskripsikan tingkat optimalisasi pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMK N 1 Nanggulan. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam skripsi ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 1. Seberapa optimal pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan? 2. Item–item mana saja dari kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar yang capaian skornya teridentifikasi rendah yang berdampak implikatif pada bahan konsultasi program bimbingan layanan konsultasi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan tahun ajaran 2017/2018? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memeroleh gambaran tentang kategori tingkat optimalisasi pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan. 2. Mengidentifikasi butit-butir pengukuran kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak yang capaian skornya rendah sebagai bahan layanan bimbingan konsultasi bagi orangtua siswa. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran empiris dan wawasan pengetahuan mengenai persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dalam belajar siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8

Lebih lanjut hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.

Manfaat Teoritis Dapat memberikan informasi tentang persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajar siswa sebagai sumbangan terhadap ilmu pendidikan.

2.

Manfaat Praktis a. Dapat membantu pihak sekolah SMKN 1 Nanggulan dalam memperoleh bahan penyusunan program layanan bimbingan konsultas dengan orangtua untuk meningkatkan proses belajar siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan. b. Dapat membantu peneliti untuk memperoleh pengalaman dan gambaran tentang pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan. c. Dapat membantu peneliti lain untuk mengembangkan penelitian selanjutnya tentang pendampingan orang tua dalam proses belajar anak.

G. Definisi Istilah 1. Persepsi Persepsi adalah pandangan/penilaian yang muncul dalam diri sendiri kepada orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9

2. Pendampingan Orangtua Pendampingan orangtua dalam proses belajar anak adalah upaya orangtua untuk menemani, memberikan bantuan dalam mengatasi masalah anak dalam belajar, memberikan dorongan, motivasi, dukungan, pengawasan dan memberikan fasilitas pada anak agar semangat dalam belajar. 3. Proses Belajar Proses belajar adalah tahapan perubahan kognitif,afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa yang bersifat positif, berorientasi ke arah perubahan yang lebih maju dari keadaan sebelumnya yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dipaparkan mengenai persepsi, pendampingan orang tua, motivasi belajar, kajian penelitian relevan dan kerangka berpikir. A. Hakikat Persepsi Anak terhadap Pendampingan Orangtua 1. Pengertian Persepsi Menurut Matlin dan Solso (Suharnan, 2005: 2), persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan dalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga dan hidung. Secara singkat dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses menginterpretasikan atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia. Hasil persepsi seseorang mengenai sesuatu obyek disamping dipengaruhi oleh penampilan obyek itu sendiri, juga pengetahuan seseorang mengenai obyek itu. Dengan demikian, suatu obyek dapat dipersepsikan berbeda oleh dua orang (Suharnan, 2005). Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu yang selanjutnya akan diinterpretasikan (Sarwono, 2009: 86). 2. Proses Persepsi Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11

melalui alat indera atau disebut juga proses sensoris. Namun, proses itu tidak terhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Proses penginderaan akan berlangsung setiap saat pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata, sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembauan, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan yang semuanya merupakan alat indera yang digunakan untuk menerima stimulus dari luar individu (Walgito, 2010: 99). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan pengorganisasian, penginterprestasikan terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang sangat penting dalam diri individu. 3. Objek Persepsi Adanya objek atau peristiwa sosial yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera (reseptor) disebut objek persepsi. Dalam hal ini, objek yang diamati adalah perilaku pendampingan orangtua dalam memotivasi belajar anak, di sini siswa diminta memberikan suatu persepsi terhadapnya. Alat indera merupakan alat utama dalam individu mengadakan persepsi dan merupakan alat untuk menerima stimulus, tetapi harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12

ke pusat syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Adanya perhatian dari individu merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi. Tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Individu harus mempunyai perhatian pada objek yang bersangkutan. Bila telah memperhatikannya, selanjutnya individu mempersepsikan apa yang diterimanya dengan alat indra. 4. Aspek-Aspek Persepsi Dalam sebuah persepsi terdapat beberapa aspek yang dijelaskan sebagai tujuan penelitian. Menurut Mulyana (2012), beberapa aspek tersebut antara lain: a. Aspek Pengetahuan (Knowledge) Yaitu kemampuan yang berkaitan dalam bidang kognitif, contohnya seorang peneliti ingin mengidentifikasi tentang strategi pembelajaran yang diberikan oleh orangtua siswa. b. Aspek Minat (Interest) Merupakan kecenderungan individu untu melakukan suatu perbuatan. Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang untuk melakukan aktivitas tertentu, contohnya orangtua memberikan laptop untuk mendukung proses belajar anaknya. c. Aspek Nilai (Value) Yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh seorang individu dalam melaksanakan tugas-tugasnya, contohnya nilai kejujuran, kesederhanaan, keterbukaan, kebersamaan, dll.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13

d. Aspek Sikap (Attitude) Adalah pandangan individu terhadap sesuatu,berkaitan dengan hal yang disuka atau tidak disuka. Contohnya sikap saling mendukung, saling menghormati, saling membantu dan saling menghargai. e. Aspek Pemahaman (Understanding) Yaitu cara dalam memahami suatu pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu, contohnya mengatur jam belajar dan membuat jadwal belajar. 5. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak a. Pengertian Pendampingan Orang Tua Menurut Emmy (2008:37), peran orangtua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya memang tidak perlu diragukan lagi. Banyak peran orangtua dalam mendukung pendidikan anak-anaknya, salah satunya adalah melakukan pendampingan terhadap anak dalam belajar dirumah. Pendampingan yang dapat dilakukan orangtua terhadap anak, misalnya dengan cara menyiapkan hari pertama sekolah, mendampingi anak belajar, menjaga kesehatan anak, memberi perhatian, membantu anak ketika mengalami kesulitan belajar dan lain-lain. Menurut Akbar (2011), dalam kegiatan belajar diperlukan adanya pendampingan dari orangtua dan orang lain, agar siswa menjadi semangat dalam belajarnya. Peranan keluarga terutama kedua orangtua sangat mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangan

anak.

Orangtua

merupakan orang pertama dan utama yang mampu, serta berhak menolong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14

keturunannya dan mendidik anaknya. Peranan orangtua

sangat

berpengaruh dalam keluarga untuk menciptakan ikatan emosional dengan anak, menciptakan suasana aman di rumah sehingga rumah merupakan tempat anak untuk kembali, menjadi contoh bagi anaknya, memberikan kedisiplinan dan memperbaiki tingkah laku anak, menciptakan komunikasi yang baik diantara anggota keluarga. Pengawasan dan bimbingan orangtua di rumah mutlak diperlukan karena adanya bimbingan dari orangtua, mereka dapat mengawasi, dan mengetahui segala kekurangan dan kesulitan anak dalam proses belajarnya. Orangtua berperan besar dalam mengajar, mendidik, memberikan bimbingan dan menyediakan sarana belajar serta memberi teladan pada anak sesuai dengan nilai moral yang berlaku atau tingkah laku yang perlu dihindari. Pendampingan dari orangtua dapat juga berperan sebagai cara untuk meningkatkan disiplin dalam belajar. Anak belajar memerlukan bimbingan dari orangtua agar sikap dewasa dan tanggung jawab belajar tumbuh dalam diri anak. Pendampingan yang diberikan oleh orangtua di rumah dapat meningkatkan motivasi belajar anak disamping bimbingan dari seorang guru. Dengan motivasi yang kuat, seseorang sanggup bekerja keras dalam pencapaian sesuatu. Motivasi belajar yang baik diharapkan timbul dalam diri seorang anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15

Akbar (2011) menegaskan bahwa “proses belajar anak perlu melibatkan peran pendampingan orangtua karena anak masih dalam area tanggung jawab dan pemeliharaan orangtua”. Dalam proses ini kedudukan orangtua sangat vital, karena tugas orangtua salah satunya adalah sebagai alat kontrol terhadap putra putrinya. Jika suatu masalah muncul pada anak, maka terutama kesalahan bukan pada si anak saja, akan tetapi orangtua ikut terlibat di dalamnya. Anak bukanlah orang dewasa yang memiliki kebebasan penuh untuk menentukan pilihan. Menurut Akbar (2011), kesalahan yang sering ditemui pada orangtua adalah menyerahkan tanggung jawab penuh pendidikan anak pada guru di sekolah sehingga jika anak mengalami hambatan, sering kali yang dipersalahkan adalah guru sekolahnya. Guru hanya memiliki waktu 25% waktu bersama dengan anak, sedangkan 75% sisanya adalah peran orang tua (keluarga). Selain itu, jika melihat sistem pendidikan pada saat ini seperti yang telah disebutkan di atas, maka orang tua tidak bisa bergantung penuh pada pendidikan formal. Oleh karena itu perlu proses pendidikan pendampingan terhadap proses belajar anak. Fungsi

pendampingan

tersebut

bukan

bermaksud

untuk

meniadakan hal-hal yang telah diperoleh anak dalam pendidikan formal, namun mendukung dan memberikan nilai kepuasan psikologis pada anak sehingga anak lebih senang belajar, tidak mengalami kejenuhan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

meminimalkan gangguan-gangguan belajar yang bisa muncul di kemudian hari. Peranan orangtua sangat penting dalam mendampingi anakanaknya, karena pendampingan yang baik menjadi salah satu faktor dalam proses tumbuh dan berkembangnya seorang anak. Adanya pendampingan yang dilakukan oleh orangtua kepada putra-putrinya dalam melakukan kegiatan belajar di rumah akan berpengaruh terhadap tingkah laku yang mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang diberikan kepada anak hendaknya mengarah pada peningkatan motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta apabila terjadi ikatan emosional antara orangtua dengan anaknya. Suasana rumah yang aman dan nyaman akan membantu anak untuk mengembangkan dan mempersiapkan dirinya menuju masa depan. b. Hal-Hal yang Dilakukan dan Dihindari dalam Pendampingan Belajar Ibrahim (2012), mencatat ada beberapa hal yang harus dihindari dan dilakukan para orangtua dalam membimbing anaknya belajar. 1) Hal-hal yang sebaiknya dihindari orangtua dalam mendampingi anaknya belajar: a) Menghindari Cinta Bersyarat pada Anak Cinta bersyarat ini biasanya digunakan para orangtua untuk mengendalikan anak-anak mereka. Ketika anak mereka berhasil, mereka akan mengganjar keberhasilan tersebut dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17

memberikan

cinta

mereka

secara

bebas,

bahkan

bisa

diekspresikan dalam bentuk ciuman dan pelukan. Tapi ketika anak mereka gagal, mereka akan menghukum anak sebagai luapan rasa kekecewaan. Pada tahap ini, anak-anak hanya akan beranggapan bahwa mereka akan dicintai oleh orangtua atau orang lain hanya jika dia sudah berhasil. b) Menghindari Cinta Iming – iming Cinta iming-iming merupakan cinta bersyarat yang lebih menyakitkan, di mana cinta yang diberikan oleh orangtua ini, bukan cinta yang menghargai seorang anak dalam mencapai kesuksesan dalam prestasi belajar. c) Pengharapan Orangtua yang Tidak Sehat Dalam hal ini haruslah mengerti benar apa itu target dan pengharapan. Target merupakan tujuan yang bisa atau tidak bisa dicapai oleh anak-anak. Ketika target tercapai anak-anak mereka sangat senang, karena keberhasilan mereka bukan sesuatu yang pasti. Ketika target tidak tercapai anak-anak akan merasa kecewa tapi mereka puas dengan kemajuan yang berhasil mereka lakukan. Pengharapan adalah asumsi bahwa sesuatu akan tercapai. Sebuah kesalahan yang patut disayangkan yang banyak dilakukan orang tua adalah membuat penghargaan yang berbeda di luar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18

kemampuan seorang anak. Tentunya pengharapan yang seperti ini akan merusak anak-anak jika pengharapan tidak tercapai. d) Pujian dan Hukuman yang Tidak Sehat Sebagai orangtua, hendaknya mampu memilih antara pujian dan hukuman terhadap prestasi belajar anak. Seorang anak yang dipuji kepandaiannya dan bukan karena usahanya, akan menjadi terpusat pada hasil. Memuji anak-anak atas kepandaian mereka membuat mereka merasa takut pada kesulitan, karena mereka akan beranggapan kegagalan dengan kebodohan adalah hal yang sama. Begitupun cara orangtua menghukum anak. Orangtua lebih baik tidak memberikan kritik pribadi, yaitu menyalahkan kemampuan anak sebagai penyebab kegagalan mereka, karena hal itu akan menurunkan harapan mereka, memperlihatkan sisi negatif anak bahkan mungkin akan berprestasi lebih buruk di masa depan. e) Menjadi Orangtua Target Orangtua target disini yang dimaksud adalah orangtua yang memperlakukan anak-anak mereka seperti “pegawaipegawai” kecil. Biasanya, orangtua yang seperti ini akan mengharapkan anak-anak mereka untuk berproduksi dalam bentuk prestasi dan keberhasilan. Apabila hasil yang diinginkan tidak terjadi, maka “bos-bos” ini memperlihatkan rasa tidak suka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19

mereka dan anak-anak mereka menganggap bahwa orangtua akan “memecat” mereka. Secara otomatis orangtua yang seperti ini adalah orangtua yang menepatkan penekanan yang terlalu besar pada hasil usaha berprestasi anak. 2) Hal-hal

yang

Sebaiknya

Dilakukan

Orang

Tua

dalam

Mendampingi Anak Belajar a) Menghargai Cinta Cinta adalah alat yang paling efektif untuk mempengaruhi seorang anak. Sebagai orangtua, sebaiknya menggunakan cinta nilai, yaitu cinta yang tergantung pada kesediaan anak untuk berpegang teguh pada nilai-nilai dasar dan untuk bertindak dengan cara-cara yang pantas serta etis sesuai norma sosial. Cinta nilai mendukung perkembangan nilai-nilai

positif,

perilaku

bermoral,

mendukung

pertumbuhan yang sehat dan mendorong prestasi serta kebahagiaan. Cara mendidik seorang anak yang efektif berpusat disekitar cinta, misalnya cinta

yang tidak

membolehkan segala hal, cinta yang tidak menoleransi, sikap tidak hormat, tetapi juga cinta yang cukup besar untuk membiarkan

anak-anak

melakukan

kesalahan

dan

mengijinkan mereka untuk hidup sebagai konsekuensi kesalahan itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20

b) Pengharapan Orangtua yang Sehat Pengharapan akan hal yang positif dan cara memotivasinya adalah sesuatu yang menunjukkan suatu kondisi

dalam

diri

individu

untuk

mendorong dan

menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan. Namun ketika anak semakin tumbuh dewasa, peran orangtua dalam menentukan pengharapan semakin berkurang dan keterlibatan anak harus meningkat. Ketika seorang anak tumbuh dewasa, mereka akan memperoleh pengalaman, pada saat itu orangtua perlu memberikan

anak

kebebasan

untuk

membuat

pengharapannya sendiri. c) Pujian dan Hukuman yang Sehat Pujian juga mejadi salah satu faktor penentu agar anak mampu berprestasi. Seorang anak wajib dipuji karena usaha mereka dan apabila tidak berusaha secara maksimal mereka akan menganggap hasil pujian sebagai penyebab kegagalan mereka. Anak akan memiliki minat belajar yang lebih besar dan mencapai hasil yang tinggi dalam kegiatan berprestasi selanjutnya. Orangtua juga harus memberikan hukuman kepada anak, dengan penuh kasih sayang dan nada bicara yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21

tenang, anak bisa berbuat lebih baik di masa depan dan tidak mengulang kesalahan yang telah dilakukannya. Cara inilah yang akan membuat seorang anak merasa diperhatikan kemudian mendengar pesan dari orangtuanya. Anak akan menyadari maksud hukuman yang diberikan orangtuanya meskipun mungkin dia tidak menyukainya tetapi untuk kebaikannya sendiri di masa depan. d) Berjuang Mencapai Keunggulan Keunggulan adalah sebuah tujuan yang bisa dicapai oleh siapapun. Seorang anak bisa mencapai suatu tingkat keunggulan dengan bekerja keras. Kegagalan yang dialami seorang anak akan memberikan pelajaran berharga guna membantu perjuangannya mencapai keunggulan. Orangtua perlu mendorong seorang anak untuk menerima dirinya apa adanya dan membebaskan dirinya untuk hidup dengan caranya sendiri. e) Menciptakan Seorang Manusia Semua orangtua bertujuan membesarkan anaknya menjadi seorang manusia yang sukses. Orangtua dapat membantu anak menjadi orang yang bertanggung jawab dengan cara menasehati mereka bahwa melakukan kesalahan adalah sesuatu yang wajar dan tidak memperlihatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22

kebencian meskipun mereka mendapatkan nilai yang buruk. Pada hakekatnya anak adalah manusia, orangtua harus memotivasi agar anak tidak takut gagal dan kehilangan kasih sayang dari orangtuanya. c. Peranan Orangtua dalam Pendampingan Belajar Anak Orangtua yang dimaksud dalam hal ini adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang umumnya dalam kehidupan sehari-hari disebut dengan bapak-ibu (Akbar, 2011). Orang tua memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai dari dalam lingkungan keluarga. Ketika anak telah masuk sekolah, peranan dan partisipasi orangtua masih tetap dibutuhkan, termasuk dalam memberikan motivasi, membimbing dan membantu anak dalam belajar. Tanggung jawab orangtua dalam memberikan bantuan dan bimbingan belajar bagi anak sangat penting dalam mendukung proses belajar anak. Orangtua harus mendorong anak untuk belajar dan membiasakan anak-anak untuk belajar di rumah merupakan salah satu faktor penting. Ada dua faktor yang harus diperhatikan dalam membantu dan membimbing anak yaitu sikap yang sabar dan bijaksana dari orangtua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23

6. Aspek-Aspek Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak Menurut Liem Hwie (Kartono, 1985: 91), ada beberapa aspek pendampingan yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu belajar anak yaitu: 1) Menyediakan fasilitas belajar Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, bukubuku pelajaran, dan lain-lain. Fasilitas belajar ini dapat membantu memudahkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa tidak mendapatkan hambatan dalam belajar. 2) Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah Orangtua perlu mengawasi kegiatan belajar di rumah karena dengan mengawasi kegiatan belajar anak, orangtua dapat mengetahui apakah anak mereka sudah belajar dengan baik ataupun belum. Melalui pengawasan orangtua anak dapat belajar dengan teratur, apabila mendapatkan pekerjaan rumah (PR) dapat langsung mengerjakannya tanpa menunda. 3) Mengawasi penggunaan waktu belajar anak dirumah Orangtua perlu mengawasi kegiatan belajar anak di rumah, apakah anak sudah menggunakan waktu belajarnya dengan baik atau belum. Orangtua dapat membantu anak menyusun jadwal belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24

4) Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar Orangtua perlu mengenal atau mengetahui kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan tersebut, orangtua mampu membantu menyelesaikannya. Apabila orangtua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, maka proses belajar anak akan terhambat. 5) Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar Untuk membantu dalam proses pendidikan, orangtua ikut serta dalam proses belajar, termasuk mengetahui cara yang digunakan untuk membantu anak dalam belajar. Semakin banyak pengetahuan orangtua, maka akan semakin banyak materi yang diberikan kepada anakanaknya. Bertambahnya pengetahuan orangtua juga akan memudahkan anak dalam mencari tempat jawaban dari setiap pertanyaannya. 7. Belajar dan Faktor-Faktor Winkel (1996) menguraikan bahwa sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan yang terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan belajar ini bertujuan menghasilkan perubahan positif di dalam diri anak yang beranjak dewasa, sejauh perubahan tersebut dapat dicapai melalui proses belajar. Untuk menilai siswa telah berhasil dalam penguasaan bahan pelajaran dengan batas waktu yang ditentukan perlu diadakan evaluasi. Evaluasi ini sangat penting untuk menentukan prestasi belajar yang telah dicapai siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25

Untuk memeroleh prestasi yang baik di sekolah diperlukan motivasi untuk belajar karena motivasi memegang peranan yang penting dalam memberikan semangat dalam belajar sehingga siswa bermotivasi kuat untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 1996). a. Motivasi Belajar Untuk memahami arti motivasi belajar maka akan diuraikan arti masing-masing kata yaitu motivasi dan belajar. Motivasi berasal dari kata Latin yaitu motivum yang menunjukkan bahwa ada alasan tertentu mengapa sesuatu itu dilakukan. Motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan aktivitas-aktivitas demi mencapai suatu tujuan tertentu. Good dan Brophy (Prayitno, 1989), mendefinisikan motivasi sebagai energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Sertain (Purwanto, 1984) memandang dorongan untuk pengertian yang sama. Beliau mengatakan, pada umumnya suatu motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap tujuan. Menurut Handoko (1992), motivasi adalah suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah laku manusia. Mc. Donald (Soemanto, 1984) mengartikan motivasi sebagai suatu perubahan tenaga di dalam diri yang ditandai oleh dorongan dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26

Menurut Sardiman (2005), motivasi adalah motif yang sudah aktif, sedangkan motif adalah daya penggerak yang masih bersifat potensial. Dari definisi di atas dapat disimpulkan motivasi adalah daya penggerak yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah laku manusia untuk mencapai suatu tujuan. Belajar menurut Mahmud (1990), adalah perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Menurut Kingsley (Soemanto, 1984), belajar adalah suatu proses di mana tingkah laku diubah melalui praktek dan latihan. Sejalan dengan

pendapat

Kingsley,

James

Wittaker

(Soemanto,

1984),

mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana tingkah laku diubah melalui latihan dan pengalaman. Hilgard dan Brower (Purwanto, 1984), memandang belajar adalah sebagai suatu perubahan tingkah laku individu terhadap satu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, keadaan sesaat individu. Witherington (Purwanto, 1984), memandang belajar adalah sebagai suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Winkel (1996) mengartikan belajar sebagai proses perubahan dari yang belum mampu ke arah sudah mampu dan proses perubahan itu terjadi selama jangka waktu tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku dari yang belum mampu ke arah yang sudah mampu yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian yang diperoleh melalui praktek dan latihan secara berulang-ulang. Motivasi belajar menurut Sardiman (2005) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek dapat dicapai. Sifat keseluruhan tersebut karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi belajar menurut Winkel (1996) adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Winkel juga memandang motivasi belajar sebagai daya penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri dalam

kegiatan

belajar.

Anderson

dan

Faust,

(Prayitno,

1989)

mengemukakan bahwa motivasi dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Dari definisi motivasi belajar di atas penulis sependapat dengan pendapat Winkel (1996), yaitu seluruh daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28

kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan belajar. Jenis-jenis motivasi antara lain: 1) Motivasi belajar intrinsik Menurut Sardiman (2005), motivasi intrinsik adalah motifmotif yang menjadi aktif atau berfungsi karena dalam diri individu adasuatu dorongan untuk melakukan sesuatu. Thornburgh (Prayitno, 1989), berpendapat bahwa motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri individu. Winkel (1996) mengemukakan bahwa motivasi intrinsik sebagai kegiatan belajar yang dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar. Tingkah laku yang muncul tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Grage dan Berline (Prayitno, 1989) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. 2)

Motivasi ekstrinsik Rumusan lama mengatakan bahwa motivasi ektrinsik adalah motivasi yang keberadaannya karena pengaruh rangsangan dari luar (Pintner, dkk. dalam Prayitno, 1989). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang ada di dalam diri siswa untuk belajar. Rumusan yang lebih baru menegaskan bahwa motivasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29

ekstrinsik memiliki tujuan itu tidak terlibat dalam aktivitas belaja (Thomburgh, dalam Prayitno, 1989). Menurut Sardiman (2005), motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya stimulus dari luar individu. Winkel (1996) memandang motivasi ekstrinsik sebagai aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. b. Proses Belajar Proses berasal dari kata Latin yaitu processus yang artinya berjalan ke depan. Kata ini mempunyai konotasi urutan, langkah-langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan yang menyangkut perubahan tingkah laku. Syah (2003) mengatakan bahwa “proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari keadaan sebelumnya.” Menurut Winkel (1996), proses belajar dalam arti luas adalah suatu aktifitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan dalam proses belajar relatif konstan. Dari definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan proses belajar sebagai rangkaian perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30

dalam diri siswa sebagai akibat dari interaksi guru dengan siswa. Tahaptahap dalam proses belajar menurut Bandura (Syah, 2003), ada 4 yaitu: a) Tahap perhatian Menurut Soemanto (1984), perhatian adalah modus dari suatu fungsi. Fungsi adalah suatu bentuk umum cara berinteraksi. Hal-hal yang termasuk fungsi adalah pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan dan pikiran. Modus adalah cara berpindah posisi atau bergerak. Menurut Suryabrata (1984), perhatian memiliki dua pengertian yaitu perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan kepada obyek. Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk melakukan aktivitas. Apabila suatu kegiatan dilakukan dengan penuh perhatian akan memperoleh hasil yang lebih baik. Pada tahap perhatian ini umumnya siswa memfokuskan perhatian pada obyek, materi atau perilaku guru. Karakteristik dari guru akan mempengaruhi perhatian siswa, artinya guru yang menarik dan dikagumi akan mengundang perhatian besar, lebih berpengaruh untuk dicontoh oleh siswa. b) Tahap penyimpanan dalam ingatan Mengingat

berarti

menyerap

pengetahuan

dengan

cara

menangkap secara aktif (Soemanto, 1984). Penyimpanan informasi mengenai tingkah laku model menurut (Bandura, dalam Koeswara, 1986), melibatkan kode verbal dan kode imajinasi. Kode verbal yang dimaksudkan adalah kemampuan individu menyimpan isi ingatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31

mengenai tingkah laku model dalam bentuk kata atau bahasa. Apabila tingkah laku yang pernah dilakukan dan diminta diulangkembali, maka individu akan mencoba merumuskan kembali susunan tingkah laku tersebut dalam kalimat. Kode imajiner yang dimaksudkan adalah kemampuan individu menyimpan isi ingatan mengenai tingkah laku hendak diungkap model dalam bentuk bayangan fisik. Apabila tingkah laku yang pernah dilakukan diminta diulang kembali, maka individu akan mencoba gerakan fisik atau tingkah laku tersebut dilakukan oleh model. Penggunaan kode verbal dan kode imajiner berlangsung secara bersamaan dan tidak terpisahkan dalam proses penyimpanan informasi. c) Tahap reproduksi Menurut

(Koeswara,

1986),

tahap

reproduksi

artinya

pemindahan tingkah laku yang telah diamati dan disimpan di dalam ingatan ke dalam tingkah laku aktual yang melibatkan gerak. Pemindahan tingkah laku ini pada awalnya bersifat kaku dan kurang spontan mengikuti tingkah laku model. Hal ini terlihat pada tingkah laku yang membutuhkan kecakapan seperti memperbaiki mesin, main tenis, dan sebagainya. Winkel (1996), menyebutkan tahap reproduksi dengan retrieval to working memory artinya mengingat kembali informasi yang telah disimpan. Suryabrata (1984) mengatakan tahap reproduksi sebagai tahap pengaktifan kembali informasi-informasi yang telah diterima. Witting (Syah, 2003) menyebut tahap reproduksi sebagai tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32

retrieval, artinya mengaktifkan kembali sistem-sistem memori. Pada tahap reproduksi ini segala bayangan mental atau suatu kode-kode simbolis yang berisi informasi pengetahuan dan perilaku yang telah tersimpan dalam memori siswa akan dimunculkan tingkat penguasaan siswa tentang materi pelajaran melalui ujian. d) Tahap motivasi Tahap terakhir dalam proses belajar adalah tahap penghargaan yang dapat berfungsi sebagai penguat. Menurut Bandura (Koeswara, 1986), penguatan eksternal memiliki peran yang penting dalam belajar, penguat motivasi belajar siswa dapat dilakukan oleh guru, orang tua, dan anggota masyarakat lainnya. Reinforcement dapat pujian dan hadiah. Reinforcement biasanya diberikan kepada anak yang memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. Bagi anak yang belum memperoleh prestasi yang memuaskan, perlu dimotivasi bahwa penguasaan materi atau perilaku yang diberikan oleh guru penting bagi kehidupan mereka. Tahap perhatian, penyimpanan, dan reproduksi menjadi efisien dan membuahkan hasil yang menyenangkan atau menguntungkan yaitu mendapat penghargaan. Menurut Bandura (Koeswara, 1986), individu akan lebih termotivasi untuk mengungkapkan tingkah laku yang mengarah pada penghargaan dibandingkan dengan tingkah laku yang tidak menghasilkan penghargaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

B. Kajian Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini diperlukan untuk mendukung kajian teori yang telah dikemukakan sehingga dapat digunakan sebagai landasan pada kerangka berfikir. Adapun hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: 1. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Setianingsih yang berjudul “Deskripsi Persepsi Siswa terhadap Pendampingan Orangtua dalam Belajar di Rumah pada kelas VII SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”, hasil penelitian tersebut adalah a. Tingkat pendampingan orangtua dalam belajar di rumah menurut persepsi siswa masuk pada kategori optimal, hal ini dikarenakan sebagaian besar (52,55%) siswa masuk dalam kategori optimal, (17,52%) masuk dalam kategori sangat optimal, (27,74%) masuk dalam kategori cukup optimal dan sisanya (2,19%) masuk dalam kategori tidak optimal. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa kebanyakan siswa telah mendapatkan pendampingan orangtua dalam belajar di rumah dengan optimal, bahkan ada sebagian siswa yang mendapatkan pendampingan orangtua dalam belajar dirumah sangat optimal. b. Terdapat 1 butir pendampingan orangtua dalam belajar di rumah yang masuk dalam kategori rendah mengenai tidak adanya bantuan orangtua dalam membantu mengatur belajar siswa. Peranan orangtua yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34

diharapkan meliputi mengatur jadwal belajar anak, menyediakan fasilitas belajar dan mengawasi kegiatan belajar di rumah. c. Melihat hasil tersebut, diharapkan orangtua semakin sadar dan mengoptimalkan pendampingan dalam belajar di rumah seperti yang diharapkan para siswa untuk mampu membantu mengatur jadwal belajar siswa agar waktu belajar siswa optimal. 2. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Paskawati Br. Ginting yang berjudul “Peran Orangtua dalam Memotivasi Proses Pencapaian Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Menurut Siswa kelas II SMP Bopkri 2 Tahun 2004/2005”, hasil penelitian tersebut adalah peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian hasil belajar siswa di sekolah menurut siswa kelas II SMP Bopkri 2 Yogyakarta Tahun 2004/2005 yang mendapatkan kualifikasi sangat tinggi 3 orang (5,9%) dan yang mendapatkan kualifikasi tinggi 9 orang (17,6%). Peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian hasil belajar siswa yang mendapatkan kualifikasi cukup tinggi 26 orang (51%). Peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah yang mendapatkan kualifikasi rendah 10 orang (19,6%) dan sangat rendah 3 orang (5,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam hal-hal tertentu orangtua berperan untuk menumbuhkan motivasi proses pencapaian prestasi belajar siswa dan dalam beberapa hal tertentu orangtua masih kurang berperan dalam memotivasi proses pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah. Hal – hal yang mempengaruhi peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian prestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35

belajar siswa rendah antara lain orangtua yang terlalu sibuk bekerja, tingkat pendidikan orangtua yang rendah dan broken home. Dengan adanya peran orangtua dalam memotivasi proses pencapaian hasil belajar siswa di sekolah diharapkan siswa dapat melaksanakan tugasnya sebagai pelajar yang baik. Setiap siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar di sekolah sesuai dengan potensi yang dimiliki. C. Kerangka Berfikir Setiap anak yang mengenyam pendidikan di sekolah menginginkan adanya kesesuaian kurikulum dengan apa yang disampaikan oleh tenaga pendidik. Untuk mengulang materi yang telah disampaikan oleh tenaga pendidik di sekolah, seorang anak akan diberikan tugas yang dapat dikerjakan di rumah atau biasa disebut dengan pekerjaan rumah. Pada saat orangtua pulang dari rutinitas pekerjaan hariannya, anak akan menyambut baik kedatangan orangtuanya dengan harapan akan mendapatkan motivasi dalam proses belajarnya. Di sisi lain, orangtua yang telah lelah bekerja enggan menemani anak dalam belajar karena takut terpancing emosi dan membuat anak menjadi tertekan. Anak yang merasa tertekan akan beranggapan orangtua tidak memperdulikan proses belajarnya dan cenderung bertindak sesuka hatinya. Menurut Prayitno (dalam Zulkifli, 2008), bentuk-bentuk bimbingan antara lain: layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, dan layanan konseling kelompok. Sedangkan menurut Tohirin (dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36

Ariastuti, 2009), bentuk-bentuk bimbingan ada dua, antara lain: layanan konsultasi dan layanan mediasi. Menurut Prayitno (dalam Sudrajat, 2008) ada enam kegiatan pendukung dari bentuk-bentuk layanan bimbingan, antara lain: aplikasi intrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan kepustakaan, dan alih tangan kasus. Pada penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dalam memotivasi proses belajarnya dan diharapkan mampu mengurangi anggapan anak bahwa orangtua tidak mempedulikan proses belajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yaitu jenis dan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, reliabilitas dan validitas instrumen, serta teknik analisis data. A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa metode penelitian dilakukan berlandaskan pada filsafat positifisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif menghasilkan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian, kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian deskritif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan tingkat optimalisasi pendampingan orang tua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X SMKN 1 Nanggulan. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 1 Nanggulan, sekolah ini berada di Jalan Gajah Mada, Wijimulyo, Nanggulan, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan sampai peneliti mendapatkan data yang valid.

37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38

C. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa SMKN 1 Nanggulan. Data sampel disajikan dalam tabel 1. Tabel 3.1. Subyek Penelitian No 1. 2.

Kelas X ATPH 1 X ATPH 2 Total

Jumlah Siswa 31 30 61

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2013). Pertanyaan atau pernyataan dalam instrumendisusun atau dibuat oleh peneliti untuk mengetahui peran orang tua dalam pendampingan belajar sebagaimana dipersepsikan anak. Pernyataan yang terdapat dalam kuesioner mengandung pernyataan positif (favourable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Skala pengukuran kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk model skala Likert dengan menggunakan 4 pilihan yaitu: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39

karenanya

dipandang

cocok

untuk

mengukur

persepsi

siswa

tentang

pendampingan orangtua dalam proses belajar anak. Tabel 3.2. Norma Skoring Inventori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak Alternatif Jawaban Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)

Skor Favourable 4 3 2 1

Skor Unfavourable 1 2 3 4

Responden diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang terdapat pada kuesioner dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan dengan cara memberi tanda (x). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden untuk total item, dengan demikian dapat diketahui peran orangtua dalam pendampingan proses belajar anak pada subjek penelitian ini. Semakin tinggi jumlah skor yang diperoleh, maka semakin positf pula persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajar anak, begitu juga sebaliknya, semakin rendah jumlah skor yang diperoleh, maka semakin kurang positif pula persepsi anak terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajar anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40

Tabel 3.3. Kisi – Kisi Kuisioner mengenai Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak No 1

2

3

4

Aspek

Indikator

Menyediakan fasilitas belajar

1. Membelikan keperluan untuk belajar 2. Menyiapkan kebutuhan sekolah anak sebelum berangkat Pengawasan 1. Mengawasi anak belajar kegiatan dan 2. Orangtua membantu anak penggunaan dalam menyusun jadwal waktu belajar 3. Mengingatkan untuk belajar Bantuan proses 1. Mendampingi belajar mengerjakan PR 2. Menanyakan hambatan saat belajar Menolong 1. Membantu mengatasi kesulitan belajar hambatan saat belajar 2. Memberikan pengetahuan untuk anak 3. Memberikan motivasi Jumlah Item

Item Favorable

Item Unfavorable

1, 2, 5

14

4,8

6

24, 25 11

3 19

10

15, 22

18, 20

9, 13, 17

21, 26

7

28

30

12, 16

29

23 17

27 13

E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Validitas Menurut Sugiyono (2013) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang didapat oleh peneliti. Bila peneliti membuat laporan tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada objek, maka data tersebut dinyatakan tidak valid. Dalam penyusunan suatu instrumen, ada tiga jenis validitas yang sering digunakan, di antaranya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41

a. Validitas isi, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu instrumen dapat mengukur isi yang harus diukur. Sintesanya, alat ukur tersebut mampu menjabarkan makna suatu konsep atau variabel yang akan dilakukan pengukuran. b. Validitas bangun, yaitu validitas yang berkenaan dengan kesiapan alat ukur dalam mengukur suatu pengertian yang terdapat dalam materi yang akan diukur. Beberapa konsep masih dianggap abstrak, memerlukan penjabaran yang spesifik, dan dapat diukur. c. Validitas ramalan, yaitu diutamakan bukan isi tes tapi terkait dengan kriteria, seperti apakah alat ukur tersebut dapat digunakan untuk meramal karakter atau perilaku tertentu. Validitas ini mempunyai makna adanya relevansi dan ketetapan. Validitas instrumen penelitian ini diperoleh dengan validitas isi. Cara yang ditempuh adalah mengkonsultasikan konstruk dan isi butir-butir kuesioner pada expert judgement. Dalam hal ini diminta pertimbangan rasional (rational validity) dari dosen pembimbing. Selanjutnya, dilakukan uji coba instrumen secara empiris untuk menguji keterpenuhan validitas empiris. Perhitungan validitas empiris instrumen ini menggunakan korelasi product moment atau dikenal juga dengan korelasi Pearson. Rumus korelasi produk moment adalah sebagai berikut:

𝑟=

𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌) √𝑁∑(𝑋)2 − (∑𝑋)²(𝑁∑(𝑌 2 ) − (∑𝑌)2 )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

Keterangan : r

= Korelasi produk moment

N = jumlah responden X = nilai setiap butir Y = nilai dari total skor butir Hasil perhitungan validitas dengan 30 item, diperoleh 25 item yang valid dan 5 item yang gugur. Berikut rekapitulasi validitas butir-butir yang valid dan gugur kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak. Tabel 3.4. Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Skala Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak No 1

2

3

4

Aspek

Indikator

Item Item Item Unfavor Favorable Gugur able keperluan 1,2,5 14 5, 14

Menyediakan 1. Membelikan fasilitas untuk belajar belajar 2. Menyiapkan kebutuhan sebelum ke sekolah Pengawasan 1. Mengawasi anak belajar kegiatan dan 2. Menyusun jadwal penggunaan 3. Mengingatkan untuk belajar waktu belajar Bantuan 1. Mendampingi mengerjakan proses PR belajar 2. Menanyakan hambatan saat belajar Menolong 1. Membantu mengatasi kesulitan hambatan saat belajar belajar 2. Memberikan pengetahuan untuk anak 3. Memberikan motivasi TOTAL



4,8

6

8

4

24,25 11 10

3 19 15,22

19, 22

6

18,20

9,13,17

21,26

7

-

8

28 12,16

30 29 -

7

5

25

23 17

27 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43

2. Reliabilitas Reliabilitas lebih mudah dimengerti, dengan memperhatikan tiga aspek dari suatu alat ukur, yaitu: Kemantapan, Ketetapan dan Homogenitas. Suatu instrumen dikatakan mantap apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali dengan syarat bahwa kondisi saat pengukuran tidak berubah, instrumen tersebut memberikan hasil yang sama Kerlinger (1973). Reliabilitas lebih kepada kemantapan, ketetapan, dan homogenitas, sedangkan validitas ditujukan pada isi dan kegunaan instrumen. Menurut Sugiono (2013), reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Perhitungan reliabilitas kuesioner penelitian ini menggunakan pendekatan koefisien Alpha Cronbrach yaitu (α)

𝑘

α = [ 𝑘−1][1 −

∑ 𝑆𝑖² 𝑆𝑥²

]

Keterangan: k

= jumlah instrumen pertanyaan

∑ 𝑆𝑖² = jumlah varians dari tiap instrumen

𝑆𝑥² = varians dari keseluruhan instrumen Hasil perhitungan reliabilitas dikonfirmasi dengan menggunakan kriteria Guilford. Kriteria Guilford dapat dilihat pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44

Tabel 3.5. Kriteria Guilford No 1 2 3 4 5

Koefisien Korelasi 0,91 – 1,00 0,71 – 0,90 0,41 – 0,70 0,21 – 0,40 < 0,20

Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 20, diperoleh perhitungan reliabilitas kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak, dalam tabel berikut: Tabel 3.6. Nilai Koefisien Reliabilitas Instrumen Cronbach’s Alpha .975

N of items 25

Hasil perhitungan di atas, peneliti konsultasikan dengan kriteria Guilford. Reliabilitas kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak termasuk kategori tinggi karena α yang diperoleh 0,975.

F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data penelitian ini menggunakan perhitungan deskriptif kategorisasi sebagai berikut: Tabel 3.7. Kategori Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak No 1 2 3 4 5

Formula Kriteria X < [x-1,5(sd)] [x-1,5(sd)] < X ≤ [x-0,5(sd)] [x-0,5(sd)] < X ≤ [x+0,5(sd)] [x+0,5(sd)] < X ≤ [x+1,5(sd)] [x+1,5(sd)] < X

Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45

Kategori skor pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa SMKN 1 Nanggulan antara lain: Diketahui: Skor maksimal

= 4 x 61 = 244

Skor minimal

= 1 x 61 = 61

Standar deviasi (sd)

=

X mean teoritik (x)

=

244 − 61 6 244+ 61 2

= 30,5 = 152,5

Formula kriteria: a. [x – 1,5(sd)]

= [152,5 – 1,5(30,5)] = [152,5 – 45,75] = 106,75

b. [x + 1,5(sd)]

= [152,5 + 1,5(30,5)] = [152,5 + 45,75] = 198,25

c. [x – 0,5(sd)]

= [152,5 – 0,5(30,5)] = [152,5 – 15,25] = 137,25

d. [x + 0,5(sd)]

= [152,5 + 0,5(30,5)] = [152,5 + 15,25] = 167,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46

Jadi, kategori sangat rendah adalah rentang skor < 106,75. Kategori rendah adalah rentang skor 106,76 – 137,25. Kategori sedang adalah rentang skor 137,26 – 167,75. Kategori tinggi adalah rentang skor 167,76 – 198,25. Kategori sangat tinggi adalah rentang skor > 198,25. Kategori skor butir kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa SMKN 1 Nanggulan antara lain: Diketahui: Skor maksimal

= 4 x 25 = 100

Skor minimal

= 1 x 25 = 25

Standar deviasi (sd)

=

X mean teoritik (x)

=

100 − 25 6 100 + 25 2

= 12,5 = 62,5

Formula kriteria: a. [x – 1,5(sd)]

= [62,5 – 1,5(12,5)] = [62,5 – 18,75] = 43,75

b. [x + 1,5(sd)]

= [62,5 + 1,5(12,5)] = [62,5 + 18,75] = 81,25

c. [x – 0,5(sd)]

= [62,5 – 0,5(12,5)] = [62,5 – 6,25] = 56,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47

d. [x + 0,5(sd)]

= [62,5 + 0,5(12,5)] = [62,5 + 6,25] = 68,75

Jadi, kategori sangat rendah adalah rentang skor < 43,75. Kategori rendah adalah rentang skor 43,76 – 56,25. Kategori sedang adalah rentang skor 56,26 – 68,75. Kategori tinggi adalah rentang skor 68,76 – 81,25. Kategori sangat tinggi adalah rentang skor > 81,25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian tersebut menurut sistematika penelitian. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran tingkat optimalisasi pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa kelas X ATPH 1 dan 2 SMKN 1 Nanggulan dan mengidentifikasi capaian butir skor kuesioner yang menunjukkan kategori kurang optimal. Hasil penelitian ini dikategorikan menjadi lima bagian berdasarkan nilai rata-rata skor total, yaitu kategori sangat optimal, kategori optimal, kategori cukup optimal, kategori kurang optimal, dan kategori tidak optimal. Nilai capaian skor persepsi siswa terhadap pendampingan orangtua dalam memotivasi proses belajar anak dapat dilihat dalam tabel 4. Tabel 4.1. Distribusi Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak KATEGORI Sangat Optimal Optimal Cukup optimal Kurang optimal Tidak optimal

RENTANG SKOR > 81 70 – 81 57 – 69 44 – 56 < 44 Total

48

JUMLAH SISWA 22 25 12 2 61

PERSENTASE 36,07% 40,98% 19,67% 3,28% 0 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49

Berdasarkan dari hasil perhitungan skor pada tabel tersebut, sebanyak 36,07% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses

belajar

sangat

optimal.

40,98%

siswa

berpersepsi

bahwa

pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal. 19,67% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar cukup optimal dan 3,28% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar kurang optimal. Berdasarkan hasil analisis profil hasil capaian skor persepsi siswa terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajar disajikan dalam bentuk grafik berikut. 45.00% 40.00%

40.98% 36.07%

35.00% 30.00% 25.00% 19.67%

20.00% 15.00% 10.00%

3.28%

5.00%

0 0.00% SANGAT OPTIMAL SANGAT OPTIMAL

OPTIMAL OPTIMAL

CUKUP OPTIMAL KURANG OPTIMAL TIDAK OPTIMAL

CUKUP OPTIMAL

KURANG OPTIMAL

TIDAK OPTIMAL

Grafik 4.1. Profil Hasil Capaian Skor Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50

Tabel 4.2. Distribusi Skor Butir Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak No 1 2 3 4 5

Kategori Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Total

Rentang Skor <107 108-137 138-168 169-198 >198

Jumlah Item Persentase 0 5 20% 2 8% 17 68% 1 4% 25 100%

Berdasarkan perhitungan skor tiap butir pada kuesioner diperoleh hasil bahwa 20% termasuk kategori rendah, 8% termasuk kategori sedang, 68% termasuk kategori tinggi dan 4% termasuk kategori sangat tinggi. Terdapat 5 butir kuesioner yang menunjukkan hasil capaian kategori rendah berdasarkan jumlah skor item. Hal tersebut menandakan masih terdapat 5 butir proses pendampingan belajar orangtua terhadap anak yang belum tercapai. Berdasarkan hasil analisis profil hasil capaian skor tiap butir kuesioner pendampingan orangtua dalam proses belajar anak, diperoleh gambaran jelas persentase hasil capaian yang disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51

0.8 68%

0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 20% 0.2 8%

0.1

4%

0 0 SANGAT RENDAH

RENDAH

SANGAT RENDAH

RENDAH

SEDANG SEDANG

TINGGI TINGGI

SANGAT TINGGI

SANGAT TINGGI

Grafik 4.2. Profil Hasil Capaian Skor Tiap Butir Kuesioner Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak B. Pembahasan Berdasarkan hasil pendampingan orangtua dalam proses belajar anak pada siswa kelas X ATPH 1 dan X ATPH 2 SMKN 1 Nanggulan tahun ajaran 2017/2018 menunjukkan bahwa tingkat pendampingan orangtua dalam proses belajar anak masuk pada kategori optimal. Hal ini artinya sebagian siswa berpersepsi bahwa orangtua mereka telah optimal dalam mendampingi proses belajar di rumah. Adanya pendampingan orangtua di rumah dapat membantu anak ketika mengalami kesulitan saat belajar, anak menjadi tidak kebingungan mencari bantuan kepada orang lain apabila anak mendapatkan kesulitan dalam belajar. 36,07% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar sangat optimal. Sebanyak 22 siswa memiliki total skor > 81, antara lain siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52

nomor 4, 5, 7, 8, 10, 12, 15, 16, 17, 20, 22, 24, 26, 27, 30, 31, 32, 37, 50, 53, dan 54. 40,98% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal. Sebanyak 25 siswa memiliki total skor 70-81, antara lain siswa nomor 1, 2, 3, 6, 9, 11, 13, 14, 18, 21, 25, 29, 34, 35, 38, 41, 46, 47, 48, 49, 51, 55, 56, 59, dan 61. 19,67% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar cukup optimal. Sebanyak 12 siswa memiliki total skor 57-69, antara lain siswa nomor 23, 28, 36, 39, 42, 43, 44, 45, 52, 57, 58, dan 60. 3,28% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar kurang optimal. Sebanyak 2 siswa memiliki total skor 44-56, antara lain siswa nomor 33 dan 40. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar anak telah mendapatkan pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal. Terdapat lima butir pendampingan orangtua dalam proses belajar anak yang masuk dalam kategori rendah. Hal ini nampak pada siswa yang masih berpersepsi bahwa pendampingan dalam proses belajar kurang optimal. Dari hasil tersebut, menunjukkan bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar anak menurut persepsi siswa SMKN 1 Nanggulan dianggap sebagai persepsi negatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53

Tabel 4.3. Capaian Butir Kuesioner Kategori Sangat Rendah Butir Pernyataan 5 Orangtua enggan membantu mengatasi kesulitan saat saya belajar di rumah. 8 Orangtua membantu menyiapkan seragam yang akan saya pakai ke sekolah. Orangtua enggan untuk menyediakan fasilitas belajar, seperti buku tulis, 14 bolpoin, dan sebagainya. 19 Orangtua mengabaikan saya menyusun jadwal belajar sesuka hati saya. 22 Orangtua enggan dalam mengingatkan saya untuk belajar. Menurut Akbar (2011), dalam kegiatan

belajar diperlukan adanya

pendampingan dari orangtua dan orang lain, agar siswa menjadi semangat dalam belajarnya. Peranan keluarga terutama kedua orangtua sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Menurut Liem Hwie (Kartono, 1985: 91), ada beberapa aspek pendampingan yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam membantu belajar anak yaitu: 1. Menyediakan fasilitas belajar 2. Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah 3. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah 4. Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar 5. Menolong anak dalam mengatasi kesulitan dalam belajar Tidak tercapainya salah satu aspek dari teori tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kurangnya fasilitas belajar dari orangtua untuk proses belajar anak dan orangtua yang enggan mengingatkan anak untuk belajar, mempengaruhi persepsi negatif anak terhadap pendampingan orangtua dalam proses belajarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran terhadap kegiatan bimbingan dan konseling belajar di sekolah. A. Kesimpulan Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian adalah: 1. Terdapat 36,07% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar sangat optimal. 40,98% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal. 19,67% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar cukup optimal dan 3,28% siswa berpersepsi bahwa pendampingan orangtua dalam proses belajar kurang optimal. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar anak telah mendapatkan pendampingan orangtua dalam proses belajar optimal. 2. Terdapat 5 butir pendampingan orangtua dalam proses belajar anak yang terindikasi tingkat pencapaiannya rendah. B. Saran Berikut ini dikemukakan beberapa saran yang sesuai dengan hasil penelitian untuk berbagai pihak: 1. Orangtua Orangtua diharapkan lebih mengoptimalkan pendampingan dalam proses belajar anak di rumah. Orangtua sebaiknya dapat mengatur waktu untuk

54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55

membagi semua kegiatan dalam hal pekerjaan, tanpa mengesampingkan tugas sebagai orangtua untuk mendampingi proses belajar anak di rumah. 2. Guru pembimbing Guru pembimbing diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam pembuatan atau penyusunan program bimbingan bagi para siswa yang kurang mendapatkan pendampingan orangtua dalam belajar di rumah. Guru pembimbing dapat mengadakan layanan konsultasi dengan orangtua mengenai adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan pendampingan dalam proses belajar di rumah secara optimal. 3. Peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk memperoleh pengalaman dan gambaran tentang persepsi anak terhadap orangtua dalam memotivasi proses belajar siswa. Selain itu dapat membantu untuk mengembangkan penelitian selanjutnya tentang orangtua dalam memotivasi proses belajar siswa.

persepsi anak terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA Akbar, Almas. (2011). Peran Orang Tua dalam Pendampingan http://almasakbar45.blogspot.com/2011/05/peran-orang-tua-dalampendampingan-anak.html.

Anak.

Ariastuti, Fitri. (2007). Jenis Layanan Bimbingan Konseling. http://fitriariastuti.weebly.com/layanan-layanan-bimbingan-konseling.html. Emmy, Rosalia. (2008). Menjadi Ortu Cerdas Tips Mendampingi Anak Belajar. Penerbit Kanisius. Handoko, M. (1992). Motivasi daya penggerak tingkah laku. Yogyakarta: Kanisius. Ibrahim. Makalah Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap Belajar Anak. Makalahmajannaii.blogspot.com/.../pengaruh-bimbingan-orang-tua-terhadapprestasi-belajar-anak. Kartini, Kartono. (1985). Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. Jakarta: Rajawali. Koeswara, E. (1986). Motivasi Teori Dan Penelitiannya. Bandung: Angkasa. Mahmud, D. (1990). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta: BPFE. Mulyana, Aina. (2016). Pengertian Persepsi, Syarat Proses dan Faktor yang Mempengaruhi Persepsi. http://ainamulyana.blogspot.com/2016/01/pengertianpersepsi-syarat-proses-dan.html. Prayitno, E. (1989). Motivasi dalam belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Purwanto, (1984). Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung: Bina Aksara. Sardiman. (2005). Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali. Soemanto, W. (1984). Psikologi Pendidikan. Malang: Dina Aksara Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57

Suharman. (2005). Psikologi Kognitif (edisi revisi).Surabaya: Srikandi. Suryabrata, S. (1984). Psikologi Pendidikan. Universitas Gadjah Mada. Syah, M. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit Andi. Winkel, WS. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo. Zulkifli, Amsyah. (2008). Kegiatan Layanan Bimbingan Konseling. http://djayenis.blogspot.co.id/2008/11/kegiatan-layanan-bimbingan-dan.html.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58

Lampiran 1. Tabulasi Data Penelitian No

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 3 4 3 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 4 4 4 3

3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

2 2 2 1 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 3 1 2 3 2 2 1 1

3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 1 1 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4

1 2 1 4 3 1 2 3 1 4 1 4 1 2 4 4 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 1 2 3 3 1 2 2 2 2 2 4 1 2 2 2 2 2 1 1 1 3 3 1 1

1 1 1 1 3 1 1 3 4 4 1 2 2 1 2 1 3 4 2 4 2 2 3 1 2 3 3 3 2 4 1 3 3 1 1 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 1

3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

1 0 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 2 4 3 1 1 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4

1 1 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4

1 2 3 2 2 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4

1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 4 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 3 2 2 3 2 1 3 3 1 1 2 1 1 4 2

1 5 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

1 6 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 1 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3

1 7 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3

1 8 3 4 2 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 2 4 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 2 2 3 3 2 4 3 3 1 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 1 4

1 9 3 3 3 2 1 3 1 1 2 1 3 1 2 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 4 2 1 1 2 4 2 3 1 1 1 1 1 3 2 3 1 2 2 2 4 4 3 2 2 2 3 1 1

2 0 2 2 1 3 3 1 2 3 1 4 2 2 1 2 3 4 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 1 1

2 1 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 1 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 1 2

2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 3 3 2 3 1 1 1 2 2 1 1 2 3 1 1 1 3 1 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 1

2 3 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 1 2

2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 1 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 1 2

2 5 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 1 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 2 2 4 2 2

2 6 1 2 2 3 2 1 2 3 2 4 1 4 1 3 4 4 3 4 2 4 1 2 2 2 3 4 2 2 1 2 3 3 1 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2

2 7 2 1 1 3 2 1 4 3 1 3 2 2 1 3 1 1 2 3 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 4 1 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1

2 8 1 1 1 3 3 1 2 2 1 3 2 3 2 2 4 4 2 2 3 3 2 4 1 1 2 3 2 1 1 2 3 3 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1

2 9 1 2 1 3 3 1 2 3 1 3 1 2 1 2 4 4 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1

3 0 2 1 1 4 2 1 4 3 1 3 2 2 1 3 1 1 2 3 2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 4 1 2 2 2 1 1 3 1 1 2 2 1 1

∑ 74 76 79 99 82 72 85 97 81 96 76 98 73 72 99 83 88 81 90 99 72 94 59 90 73 99 85 67 79 84 97 87 55 73 72 69 89 74 68 51 72 67 64 66 69 79 70 74 75 86 71 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59

53 54 55 56 57 58 59 60 61 

4 4 2 3 4 3 3 3 3 1 9 6

4 4 2 2 2 3 3 3 3 1 8 7

4 4 2 2 2 3 3 2 3 1 8 6

4 4 3 3 2 3 3 2 3 1 8 8

2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 6

4 3 4 4 3 4 4 2 4 1 9 5

2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 3 1

1 1 1 1 3 1 2 2 2 1 2 3

4 4 2 3 4 3 3 3 3 1 9 0

4 3 4 4 3 4 4 2 4 1 9 5

4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 9 8

4 3 4 4 3 3 4 3 2 1 9 6

4 4 2 2 2 3 3 3 3 1 8 7

1 1 2 2 1 2 1 1 3

4 4 2 2 2 3 3 3 3 1 9 8 4 9

4 4 3 4 3 3 4 3 4 1 9 9

4 4 2 2 2 3 3 2 3 1 8 8

4 4 4 4 4 3 3 2 3 1 9 2

2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 7

3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1

4 4 3 4 2 2 2 2 2 1 7 8

1 1 1 1 1 1 2 1 2

4 4 3 4 2 2 3 3 3 1 9 8 9 0

4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 8 1

4 4 3 4 3 3 3 3 3 1 8 5

3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 8

2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 0 8

2 2 3 2 1 1 1 2 1 1 1 4

2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2

2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 0 9

95 90 74 79 69 68 80 69 79 4802

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENDAMPINGAN ORANGTUA DALAM PROSES BELAJAR ANAK Teman-teman yang tercinta dan terkasih, saya mohon kesediaannya untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya mengharapkan teman-teman untuk menjawab dengan jujur sesuai dengan perasaan, keadaan, atau situasi nyata yang teman-teman alami. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Berilah tanda checklist (√) pada kolom setiap pernyataan. Keterangan:  (SS)

: Bila perasaan atau keadaan sangat setuju seperti yang Anda alami.

 (S)

: Bila perasaan atau keadaan setuju seperti yang Anda alami.

 (TS)

: Bila perasaan atau keadaan tidak pernah Anda alami.

 (STS) : Bila perasaan atau keadaan sangat tidak setuju seperti yang Anda alami. Isilah terlebih dahulu identitas anda berikut ini: Nama : Tinggal bersama : No 1 2 3 4 5 6

Pernyataan Orangtua menyediakan fasilitas yang mendukung belajar, seperti buku tulis, bolpoin, dan sebagainya. Orangtua membelikan buku pelajaran untuk mendukung saya saat belajar. Orangtua tidak memperhatikan ketika saya tidak belajar. Orangtua membantu menyiapkan sarapan sebelum saya berangkat sekolah. Orangtua enggan membantu mengatasi kesulitan saat saya belajar di rumah. Saya sarapan di kantin karena orangtua kurang memiliki waktu untuk menyiapkan sarapan.

SS

S

TS

STS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61

7 8 9 10 11 12

13

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Orangtua tidak mau tahu tentang hambatan belajar yang saya alami. Orangtua membantu menyiapkan seragam yang akan saya pakai ke sekolah. Orangtua kurang memiliki waktu untuk membantu mendampingi saya mengerjakan PR. Orangtua mengingatkan saya apabila saya malas belajar. Orangtua membantu saya dalam mengatur jadwal belajar. Orantua memberikan saya dukungan ketika melihat kesulitan yang saya alami saat belajar. Orangtua pulang kerja larut malam sehingga tidak bisa menemani saya mengerjakan tugas sekolah. Orangtua enggan untuk menyediakan fasilitas belajar, seperti buku tulis, bolpoin dan sebagainya. Orangtua membantu menjelaskan pelajaran yang saya anggap sulit. Orangtua memberikan saya semnagat dalam belajar. Orangtua mengabaikan saya ketika saya mengerjakan PR seorang diri. Apabila saya lalai belajar, orangtua mengingatkan saya untuk belajar. Orangtua mengabaikan saya menyusun jadwal belajar sesuka hati. Orangtua mendampingi saya dalam mengerjakan PR. Orangtua menanyakan mata pelajaran apa yang sulit saya pahami. Orangtua enggan dalam mengingatkan saya untuk belajar. Orangtua memotivasi saya untuk terus belajar agar prestasi saya sesuai dengan kemampuan saya dan harapan mereka. Orangtua menemani saya belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62

25 26 27 28 29 30

Orangtua membantu saya mempelajari kembali mata pelajaran yang belum saya mengerti di sekolah. Orangtua menanyakan hambatan yang saya alami dalam belajar. Orangtua kurang peduli dengan prestasi yang saya dapat di sekolah. Orangtua jarang membantu saya ketika saya mengalami kesulitan dalam belajar. Orangtua tidak memperdulikan ketika saya mendapatkan nilai ulangan buruk. Orangtua membantu memberikan penjelasan tentang pelajaran yang sulit saya pahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63

Lampiran 3. Tabulasi Data Validitas Butir 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Korelasi Pearson Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Hasil Keterangan ,585** ,000 Valid 61 ,725** ,000 Valid 61 ,732** ,000 Valid 61 ,748** ,000 Valid 61 -,099 ,449 Tidak Valid 61 ,538** ,000 Valid 61 ,580** ,000 Valid 61 ,133 ,306 Tidak Valid 61 ,704** ,000 Valid 61 ,538** ,000 Valid 61 ,490** ,000 Valid 61 ,482** ,000 Valid 61 ,725** ,000 Valid 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

-,191 ,141 Tidak Valid 61 ,716** ,000 Valid 61 ,595** ,000 Valid 61 ,722** ,000 Valid 61 ,539** ,000 Valid 61 -,049 ,705 Tidak Valid 61 ,535** ,000 Valid 61 ,629** ,000 Valid 61 ,029 ,827 Tidak Valid 61 ,607** ,000 Valid 61 ,556** ,000 Valid 61 ,653** ,000 Valid 61 ,601** ,000 Valid 61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

27

28

29

30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

,370** ,003 61 ,611** ,000 61 ,447** ,000 61 ,390** ,002 61

Valid

Valid

Valid

Valid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66